BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian secara mendalam mengenai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian secara mendalam mengenai"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian secara mendalam mengenai proses produksi tayangan program berita Warta Malam di TVRI. Key informant yang sangat berpengaruh dalam suatu pembuatan keputusan bersama. Key informant dari data-data diperoleh dari narasumber melalui wawancara mendalam (indept interview) dengan narasumber yang menjadi key informant pada bagiannya masing-masing, antara lain : 1. Endan Syafardan selaku Eksekutif Produser Berita Warta Malam Seseorang yang bertanggung jawab pada secara keseluruhan acara baik dari segi format acara, editorial, dan manajemen personil berita Warta Malam. 2. Rini Padmirehatta selaku Produser Berita Warta Malam Seseorang yang bertanggung jawab atas seluruh proses produksi mulai dari pra produksi, produksi hingga proses pasca produksi. 3. Anggia Situmorang selaku Reporter Berita Warta Malam Seseorang yang bertugas untuk mencari data-data dan melakukan wawancara kepada narasumber dilapangan untuk dibuktikan kebenarannya. 4. Bonnie Rachkmat Widibuana selaku Editor Berita Warta Malam Seseorang yang bertanggung jawab dalam penyuntingan gambar dan mengedit serta merangkai gambar-gambar hasil liputan sehingga menjadi satu kesatuan cerita.

2 Dalam memproduksi suatu program berita dibutuhkan tahap-tahap dalam prosesnya, seperti pra produksi, produksi hingga pasca produksi untuk menghasilkan program yang layak tayang bagi stasiun penyiaran. Tahap inilah yang akan menjadi langkah kesuksesan dari suatu program berita agar tayangan yang diproduksinya mampu dinikmati oleh pemirsanya. 4.2 Pengolahan Terhadap Data Yang Terkumpul Perencanaan dalam redaksional TVRI mencakup rapat redaksi, pembawa acara, tampilan gambar, atau mengenai materi materi berita serta jadwal peliputan yang ada di Jakarta maupun di luar Jakarta yang mencakup isu isu atau peristiwa peristiwa yang sedang berlangsung dan berkembang pada saat itu. Menurut Rini Padmirehatta selaku produser Warta Malam mengenai perencanaan dari rapat redaksi yang di adakan setiap hari dua kali oleh tim Warta Malam. Rapat redaksi diadakan dua kali dalam sehari, dari jam 10 pagi dan jam 2 siang, tapi tidak menutup kemungkinan terjadinya rapat pada malam hari dikarenakan ada hal hal khusus. Intinya dalam rapat ini membahas mengenai berita yang layak itu bagaimana. Dalam rapat redaksi, seorang produser berita harus bisa memperkirakan rundown berita yang akan dibuatnya, berdasarkan berita berita yang telah diperoleh ataupun yang masih dikejar beritanya. Rapat redaksi ini membahas juga berita apa yang bisa dijadikan headline untuk menjadi aktualnya besok, kemudian harus mengejar siapa narasumbernya untuk dimintai informasi maupun keterangan keterangan terkait dengan materi berita yang dicari dan juga membahas soal budgeting. Fungsi dari rapat redaksi selain membahas soal berita apa yang bisa dijadikan headline, siapa narasumber yang harus dikejar dan soal budgeting. Hal ini disampaikan oleh Endan Syafardan selaku Eksekutif Produser Warta Malam :

3 Kita kan ada ada rapat redaksi itu dua kali, dari jam 10 pagi dan jam 2 siang, yang terlibat didalamnya ada produser eksekutif, produser, dan kepala departemen. Di dalam rapat jam 10 pagi itu selain membahas evaluasi, berita yang telah disiarkan sebelumnya, berita pagi, dan berita malam sebelumnya. Pada jam 10 pagi itu juga menentukan apa saja, berita apa yang mau diangkat dan dicari, siapa reporternya, dan mau ditugaskan kemana reporter nantinya. Dalam rapat ini sebaiknya satu sama lain harus mempertahankan ide atau gagassannya. Seorang produser yang baik adalah seorang pendengar yang baik karena ide peliputan tidak selalu datang dari dirinya dan korlip, namun bisa juga dari orang lain. Pada rapat redaksi yang dilakukan setiap harinya sebanyak dua kali sehari ini, dihadiri oleh eksekutif produser, produser dan staf pemberitaan lainnya membicarakan mengenai sebuah ide liputan dan menimbangnya dari segala sisi sebelum direalisasikan. Pembicaraan termasuk informasi yang harus diperoleh, gambar yang harus direkam, dan narasumber yang harus diwawancarai, ide peliputan pasti muncul dalam rapat redaksi. Berbagai perencanaan dalam pra produksi mulai dari mentukan tema atau angle berita yang akan diliput, menentukan narasumber, membagi tim liputan, hingga pada proses penyusunan rundown. Endan Syafardan mengungkapkan mengenai tugas sebagai Eksekutif Produser Berita Warta Malam. Saya bertugas bertanggung jawab pengawasan jadi saya sering datang keruangan editing untuk melihat gambar yang dihasilkan, dan memberikan masukan masukan agar hasil editingnya bisa disesuaikan dengan kemauan penonton. Dalam pembuatan materi berita untuk Warta Malam sangat banyak memakai paket atau package yang artinya format berita yang komprehensif dengan intro dibacakan presenter sedangkan naskah paket dibacakan atau dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara. Paket adalah laporan berita lengkap dengan narasi yang direkam ke dalam pita kaset. Dalam sebuah paket biasanya mengandung gambar, narasi,

4 suara alami, kutipan langsung narasumber, grafis, dan laporan reporter di depan kamera. Akan tetapi kadang juga ada pembuatan berita secara laporan langsung atau live. Dalam format ini presenter dapat berbicara langsung dengan reporter yang berada pada lokasi kejadian atau secara visual. Jika tim Warta Malam tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan laporan langsung secara visual, maka dapat dilakukan melalui telepon yang dikenal dengan live by phone. Durasi bagi laporan langsung tidak terbatas tergantung peristiwa itu sendiri Tahap Pra Produksi (Perencanaan) Pada tahap ini merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Tahapannya dalam bagian ini adalah: 1. Perencanaan Sebelum ditentukan berita mana yang akan menjadi headline, divisi news TVRI selalu mengadakan rapat redaksi sebanyak dua kali setiap harinya pada jam 9 pagi dan jam 2 pagi yang berdurasi satu jam. Menurut Rini Padmirehatta selaku Produser Berita Warta Malam menjelaskan secara rinci mengenai rapat redaksi. Dalam rapat redaksi ini biasanya membahas mengenai berita apa yang akan menjadi headline, narasumbernya siapa dan liputannya apa. Fungsi dari rapat redaksi ini sendiri adalah membahas materi berita apa saja yang akan diliput dan narasumbernya siapa saja. Jadi rapat redaksi menetukan reporter yang akan ditugaskan untuk meliput berita dan siapa narasumber yang akan dimintai keterangan terkait dengan materi berita yang akan dicari. Rapat redaksi dilakukan setiap harinya sebanyak dua kali dalam satu hari, yaitu pada jam 10 pagi dan jam 2 siang. Selain memilih berita yang akan dijadikan headline nanti, sebelumnya harus mempertimbangkan terlebih dahulu apakah berita tersebut mempunyai kepentingan publik atau tidak dan layak untuk disajikan untuk publik atau tidak. Adapun kriteria berita yang layak untuk ditayangkan adalah:

5 a. Berita tersebut harus layak untuk diberikan kepada publik yang tujuannya memberikan informasi yang berguna dan isi berita tersebut harus jelas maksud dan tujuannya tanpa memprovokasi perusahaan maupun instansi tertentu. b. Berita yang ditayangkan harus aktual, maksudnya adalah berita tersebut berdasarkan kenyataan yang benar - benar terjadi dan sedang hangat untuk bahan menjadi pembicaraan. c. Sifat beritanya harus dapat diangkat secara nasional, karena siaran berita Warta Malam mengudara secara nasional, jadi segala sesuatu yang mendukung berita itu harus dapat dipertimbangkan untuk siaran nasioanal dan berita itu harus mempunyai nilai berita yang tinggi. adalah: Sedangkan faktor faktor yang membuat suatu berita layak untuk diliput a. Adanya aktualitas pada berita itu b. Kejadiannya harus bermanfaat luas bagi masyarakat Indonesia c. Tidak membuat rugi publik dan lebih banyak membuat keuntungan dan manfaat untuk publik. Ibu Rini Padmirehatta selaku Produser Warta Malam menambahkan mengenai berita yang layak diliput. Jadi berita itu sebelum kita liput, kita harus mempertimbangkannya terlebih dahulu, apakah layak atau tidak untuk diliput dan mempunyai nilai berita yang tinggi atau tidak dan apalah layak untuk ditayangkan scara nasional.

6 Pengorganisasian tim yang berlaku di bagian pemberitaan TVRI adalah melakukan rotasi tim setiap minggunya untuk bergantian memimpin dan bertanggung jawab atas program Warta Malam. Total jumlah tim Warta Malam berjumlah tiga tim, dan setiap minggunya bertugas bergantian selama satu minggu. Pengorganisasian ini melakukan meliputi beberapa aspek yaitu: a. Membentuk tim liputan b. Membentuk tim redaksi c. Membentuk tim editor 2. Persiapan a. Eksekutif produser dan produser mengadakan rapat tim kerja Warta Malam dengan reporter dan cameraman untuk membahas mengenai headline yang telah dipilih untuk didiskusikan. b. Produser menunjuk siapa saja crew yang akan bertugas, biasanya dalam satu liputan membutuhkan satu orang reporter, dua orang cameraman dan satu orang asisten yang bertugas sebagai supir atau driver yang mengantarkan ketempat liputan itu berada. c. Reporter dan cameraman harus menyiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu, baik secara fisik maupun mental dan sampai ke peralatan pendukung yang akan diperlukan untuk keperluan liputan.

7 d. Menentukan narasumber, misalnya ada pejabat atau tokoh masyarakat yang berkompeten dalam suatu peristiwa tertentu. e. Mempersiapkan sarana yang diperlukan terutama peralatan. f. Untuk masalah keuangan untuk keperluan liputan harus sudah disiapkan dengan cara berkoordinir dengan bagian keuangan. g. Membuat daftar wawancara dan pertanyaan yang akan dilakukan pada saat peliputan dilapangan. Pembagian Tugas Peliputan Pencarian Data / Sumber Informasi Persiapan Tim Peliputan Menentukan News Angle Berita Produser Berkoordinasi Dengan Reporter 1. Reporter 2. Undangan / Fax 3. Telepon 4. Internet 5. Surat Kabar 6. Radio 1. Reporter 2. Cameraman 3. Driver 1. Daftar Pertanyaan 2. Narasumber 3. Angle Pengambilan Gambar Gambar 4.1 Perencanaan Reportase Berita Produksi (Pengorganisasian dan Pengarahan) Dalam tahap ini, semua rencana yang telah disusun dan disepakati bersama pada tahap pra produksi akan direalisasikan. Crew atau tim liputan yang telah ditunjuk akan berangkat menuju lokasi peliputan yang telah ditentukan sebelumnya.

8 Sebelum memulai liputan, produser membekali reporter hal hal apa saja yang perlu dicari untuk keperluan liputan dan digali dilokasi peliputan. Reporter dan cameraman harus saling bekerjasama dan memiliki misi yang sama. Saat peliputan dilapangan, reporter dan cameraman harus selalu berkoordinasi dengan eksekutif produser untuk mendapatkan pengarahan yang baik dalam melakukan peliputan. Eksekutif produser juga memantau kinerja tim dilapangan untuk mendapatkan hasil yang baik, namun sudah menjadi tugas dari reporter dan cameraman untuk berimprovisasi dan berkreasi untuk mendapatkan berita yang baik. Hal hal yang perlu dilakukan dalam suatu peliputan dilapangan: 1. Menjaga nama baik lembaga, baik ketika meliput maupun tidak. 2. Menjaga sikap kritis. 3. Setiap crew harus bekerja secara optimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing masing. 4. Membina hubungan yang baik dengan narasumber. 5. Selalu mengikuti perkembangan berita. 6. Tidak menyalahgunakan kedudukan. 7. Selalu melakukan evaluasi liputan. 8. Hubungan komunikasi antara cameraman dan reporter harus terbina dengan baik. 9. Semua crew dilarang keras untuk menerima sogokan atau imbalan dari narasumber yang bertujuan untuk memalsukan keaslian berita.

9 10. Utamakan keselamatan jika situasi peliputan menjadi berbahaya dan cari alternatif lain untuk melakukan liputan tanpa membahayakan diri sendiri maupun tim. Saat dilapangan reporter harus menghubungi kontak pribadi dari narasumber untuk melakukan pertemuan yang sudah dijanjikan sebelumnya. Dalam pertemuan itu reporter akan bertanya tanya dan meminta keterangan kepada narasumber seputar peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi. Dalam pertanyaan itu sudah berpedoman dengan 5W + 1H, yaitu: a. What atau apa, maksudnya apa yang akan kita tulis dan tema apa yang ingin kita ungkapkan. What ini bisa apa saja. What yang kita tentukan ini akan menjadi dasar untuk 4W lainnya. b. Who adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama di what. c. When adalah waktu kejadian what. d. Where adalah tempat kejadian what. e. Why adalah mengapa terjadi what. f. How adalah bagaimana what terjadi, bagaimana prosesnya, lika-likunya, dan sejenisnya. Bapak Anggia Situmorang selaku reporter Warta Malam menambahkan mengenai pedoman mewawancarai narasumber dilapangan. Kelengkapan suatu berita harus benar benar berpedoman dengan 5W + 1H karena kalau tidak, maka berita tersebut tidak dapat disiarkan karena tidak memiliki kelengkapan data. Dalam melakukan peliputan reporter harus pintar mengambil data data dengan selengkapnya sesuai dengan pengarahan dari eksekutif produser dan cameraman harus mampu untuk mengambil angle yang baik agar penonton nantinya tertarik untuk menyaksikan tayangan mengenai liputan tersebut.

10 Reporter juga tidak bisa hanya mengandalkan keterangan atau informasi dari satu pihak saja. Informasi atau keterangan itu dapat juga dicari dari para saksi kunci maupun saksi tambahan untuk mendukung kebenaran atau fakta dari data data yang diperoleh. Saksi saksi tersebut bisa: a. Masyarakat yang dekat dengan TKP (tempat kejadian perkara). b. Polisi dan pihak pihak terkait lainnya, seperti pejabat, ahli dan sebagainya. c. Pihak pihak yang dekat dengan lokasi kejadian. Dari keterangan beberapa saksi dan opini dari narasumber yang berkompeten dikejadian tersebut, reporter harus menarik kesimpulan atau membuat benang merah terhadap permasalahan yang ada. Jika dirasa data data yang dikumpulkan masih dinilai kurang, reporter dapat mengontak eksekutif produser untuk diberikan pengarahan secara lebih lanjut mengenai peliputan atau bahkan bisa mencari data data yang kurang tersebut lewat media massa lain untuk melengkapi data data yang diperlukan. Bapak Anggia Situmorang selaku reporter berita Warta Malam menjelaskan mengenai bagaimana memperoleh informasi yang baik. Sebagai reporter saya harus bisa memiliki sifat yang ramah, karena dalam dengan hal tersebut saya bisa mendapatkan informasi yang baik dari narasumber dan sebagai reporter saya juga harus dapat bersosialisasi dengan baik agar dia dapat menjawab pertanyaan yang kita berikan secara baik dan jangan sekali sekali menyepelekan orang lain. Selain mengumpulkan informasi informasi, reporter juga harus melakukan penyelidikan atau pendalaman materi terhadap berita yang sedang diliput seperti

11 contohnya peristiwa perompak Somalia yang menawan kapal dan ABK asal Indonesia baru baru ini. Reporter harus bertindak cepat untuk pengembangan berita dengan cara mewanwancarai keluarga korban, dan pihak kepolisan yang memberikan informasi seputar kasus tersebut. Berikut kiat untuk menghadapi narasumber: a. Bersikap dan bertutur kata yang sopan. b. Hindari jurnalisme ramai - ramai dalam melakukan wawancara, karena hal itu akan membuat narasumber merasa tidak nyaman dan mengakibatkan tidak terjadinya proses wawancara. c. Sadar akan waktu, maksudnya dalam proses wawancara mengharuskan reporter untuk mengejar dan mencari narasumber, namun dalam mencari narasumber harus tahu waktu yang ada. Dalam proses peliputan, tidak akan ada artinya jika tidak ada gambar atau video. Dalam televisi, gambar video sangat merupakan materi terpenting yang harus ada, karena gambar video merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dikarenakan materi ini akan disiarkan untuk ditayangkan keseluruh Indonesia supaya masyarakat tahu akan bentuk visual berita tersebut. Cameraman harus bisa menempatkan angle yang baik dan tidak mononton agar penonton dapat tertarik untuk mlihat dan menikmati materi berita tersebut. Semua cameraman yang baik harus paham sekali dengan nilai gambar seperti, warna gambar, angle, dan hal hal lainnya yang mendukung proses pengambilan gambar. Peralatan yang sering digunakan pada saat peliputan meliputi:

12 1. HDV Camera 2. Mic 3. Recorder atau perekam Dalam penyajian berita pada program berita Warta Malam terdapat empat macam, yaitu: 1. Berita Keras atau Hard News Berita yang bersifat Hard News adalah berita yang harus segera disajikan kepada audiens, dan tidak dapat ditunda tunda penayangannya. Contoh berita tersebut adalah kasus Nazaruddin mengenai korupsi dan berita daerah dari Kalimantan Barat mengenai delapan rumah yang dihantam putting beliung. 2. Straight News Berita yang termasuk dalam straight news dalam Warta Malam adalah berita berita yang isinya informasi penting dan ada 5W + 1H didalamnya, contohnya seperti berita kiriman dari daerah Sulawesi Barat mengenai potensi rumput laut Sulawesi Barat dan FIFA (Federation International Football Asosication) memutuskan tindakan atas PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). 3. Feature Berita yang bersifat feature adalah berita yang ringan namun menarik, contohnya dalam penayangan di Warta Malam adalah pembangunan Fly Over di Casablanca. 4. Prakiraan Cuaca

13 Dalam Warta Malam, berita mengenai prakiraan cuaca dihadirkan pada akhir acara setelah Warta Internasional. Prakiraan cuaca yang dihadirkan adalah prakiraan cuaca dari dalam negeri atau nasional dan luar negeri atau internasional Pasca Produksi Setelah melakukan tahap proses pra produksi dan pra produksi, hal yang terakhir dilakukan adalah proses pasca produksi. Dalam tahap ini merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari bahan materi yang telah direkam menggunakan Beta Cam maupun Mini DV. Tahap ini meliputi : 1. Melakukan editing gambar dan suara serta pengisian visualisasi berita Pada tahap ini editor akan melakukan editing gambar yang sebelumnya maeteri tersebut telah disiapkan dari reporter dan cameraman. Bapak Bonnie Rachkmat Widibuana selaku editor Warta Malam menjelaskan mengenai tugas dari seorang editor berita Warta Malam. Tugas sebagai editor adalah membuat gambar secara keseluruhan berurut dari pertama hinggal akhir dan disesuaikan dengan adanya naskah. Misalnya, berita itu ada naskah dan visual, dan tugas saya sebagai editor adalah mengsingkronisasikan naskah dengan gambar supaya gambar itu mempunyai satu kesatuan atau cerita yang dapat dimengerti masyarakat. Selain itu Boonie Rachkmat Widibuana juga menjelaskan mengenai hal hal apa yang perlu diperhatikan dalam proses pengeditan gambar dan gambar apa yang layak untuk ditayangkan. Hal yang harus diperhatikan dalam proses mengedit itu ada banyak, salah satunya melihat visualnya terlebih dahulu, jika visualnya kurang layak seperti contohnya gambarnya goyang dan agak pecah, gambar tersebut tidak dapat dipakai. Kemudian dari suara, kita perhatikan dahulu suara tersebut channel satu atau dua, dan kalau

14 perlu kita mixing. Biasanya soundbite itu channel satu, dan atmosfir channel dua sedangkan untuk gambar yang layak ditayangkan biasanya mencari gambar yang baik dan tidak goyang karena tidak akan bisa dipakai dalam proses editing, dan untuk suara usahakan suara tersebut cukup jelas suaranya. Editing yang dipergunakan dalam proses pengeditan berita biasanya terbagi atas tiga macam, yaitu : a. Editing Offline Proses editing ini merupakan proses memadukan antara gambar satu dengan gambar yang lain serta pemotongan dan memperpadukan gambar agar menjadi satu kesatuan gambar yang bercerita, sehingga hasilnya nanti akan dapat dimengerti dan dinikmati oleh pemirsanya. b. Editing Online Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungansambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing. c. Mixing (pencampuran gambar dengan suara) Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan

15 terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam pasca produksi sudah selesai. Bonnie Rachkmat Widibuana selaku editor Warta Malam menjelaskan mengenai kendala pengeditan berita dan peran editor dalam proses pasca produksi dalam Warta Malam. Pertama waktunya yang agak mendesak, jadi harus berpacu dengan waktu. Maksudnya, kadang kadang waktu syuting jam 7 malam, berita baru hadir jam 7 kurangnya, jadi agak dipaksakan dalam mengedit berita dikarenakan keterlambatan materi yang datang. Kedua jika waktu proses dubbing suara kurang sempurna dan maka harus mengulang lagi proses tersebut dan peran editor sangat besar dalam proses produksi Warta Malam, karena tanpa editor proses produksi berita tidak akan berjalan. Sedangkan teknik pengeditan yang sering dilakukan untuk mengedit suatu berita terdapat dua macam teknik editing yaitu: a. Editing Linear (Analog). Proses pengeditan gambar satu persatu secara berurutan dari awal hingga akhir. Sehingga seandainya terjadi kesalahan dalam menyusun gambar maka kita harus mengulang kembali dari awal. Contoh: menggunakan dua buah VTR satu sebagai master shot dan satu lagi sebagai perekam.

16 Gambar 4.2 Proses Editing Linier b. Editing Non Linear (Digital). Adalah proses peneditan gambar secara acak (tidak berurutan). Pada proses ini kita tidak harus memulai dari awal berurutan hingga akhir. Kita bisa memulainya dari mana saja tergantung materinya mana yang sudah siap. Contoh: Pinnacle, Adobe Premiere,Avid, Final Cut dan lain lain. Gambar 4.3 Proses Editing Non Linier

17 Bapak Bonnie Rachkmat Widibuana selaku editor Warta Malam menjelaskan mengenai pentingnya pengalaman didunia editing dan contoh jenis software apa yang sering dipakai dalam proses pengeditan berita. Berdasarkan pengalaman sangat berpengaruh sekali dalam proses pengeditan, dan harus mempunya sense of editing dan harus tahu mengenai gambar gambar yang harus diedit atau tidak. Kalau editing linier menggunakan manual yaitu dari tape ke tape, merknya yang digunakan adalah Sony Betacam VTR. Sedangkan untuk non linier biasanya menggunakan Final Cut Express buatan dari Apple. Dalam melakukan pengisian visualisasi terhadap berita yang akan ditayangkan dalam program berita Warta Malam Bonnie Rachkmat Widibuana selaku editor Warta Malam memberikan pedoman atau catatan penting untuk penyuntingan gambar. Pedoman tersebut adalah : a. Selalu bertanya kepada jurnalis mengenai berita apa yang akan ditampilkan b. Cobalah untuk melihat dahulu (preview) seluruh gambar yang ada dikaset dan catatlah gambar gambar yang dianggap penting. c. Gunakan banyak suara natural dan suara atmosfir untuk semua gambar yang tampil di layar. d. Tahanlah shot shot statis sekurang kurangnya tiga detik. e. Selalu gunakan gambar terbaik untuk digunakan sebagai gambar utama dalam paket berita. f. Lakukan fade in (yaitu secara perlahan menambahkan volume suara) pada gambar pertama paket berita dan fade out yaitu secara perlahan mengurangi voume suara pada gambar akhir suatu paket berita.

18 g. Berikan jeda (pause) sejenak sebelum suara narasi terdengar guna memberikan kesempatan untuk memperdengarkan suara atmosfir atau suara alami. Hal ini dilakukan untuk memperkuat berita berita yang ditampilkan. h. Jangan meletakkan (mengedit) narasi dan wawancara terlalu rapat, biarkan terdapat jeda antara narasi dan wawancara, hal ini akan membantu pemirsa untuk memahami bahwa ada pergantian pembicara. i. Ingatkan reporter untuk tidak membaca terlalu cepat atau terlalu lambat ketika mengisi suara untuk narasi. 2. Pengisian Narasi atau Dubbing Tahap ini adalah tahap dimana pengisian narasi berita yang artinya adalah memberikan suara pada hasil editing yang telah selesai supaya video tersebut mempunyai suara yang berfungsi supaya masyarakat menjadi lebih paham akan isi liputan tersebut. Biasanya yang mengisi narasi atau dubbing itu adalah crew crew dari Warta Malam dan bisa juga dengan produser itu sendiri. Rini Padmirehatta selaku produser berita Warta Malam mengungkapkan akan proses dubbing dan menceritakan jika terjadi kesalahan dalam proses dubbing. Biasanya setelah hasil liputan telah selesai diedit, saya biasanya membantu untuk melakukan proses dubbing ke hasil liputan yang telah diedit sebelumnya. Crew crew dari Warta Malam juga membantu untuk proses dubbing ini, jadi bukan saya saja. Kadang proses dubbing tidak selalu berhasil pada take pertama kita ambil, bahkan bisa berkali kali untuk mendubbing suara supaya menemukan suara yang baik dan sesuai dengan intonasi yang benar. Sebenarnya proses dubbing ini merupakan proses yang bisa dibilang mudah, karena dalam proses ini hanya melakukan pengisian suara saja untuk di sambungkan ke

19 video hasil liputan nantinya. Setelah proses dubbing ini selesai, editor akan menyambung suara suara hasil dubbing yang sebelumnya telah dilakukan. Menurut Bonnie Rachkmat Widibuana selaku editor Warta Malam. Kalau proses dubbing ini telah selesai, maka tugas saya sebagai editor adalah menyambungkan hasil dubbing tersebut ke video liputan yang telah selesai sebelumnya, dan mencocokan antara durasi liputan dengan durasi dubbing tersebut. 3. Proses Pembuatan Rundown Beberapa jam menjelang siaran syuting, sekali lagi tim Warta Malam akan mengadakan rapat yang dihadiri oleh eksekutif produser, produser, dan crew crew lainnya yang bertanggung jawab dalam produksi Warta Malam untuk membuat rundown yang akan dipakai dalam bentuk daftar segment segment. 4. Proses Syuting Program Jika semua materi telah selesai dan disiapkan, maka akhirnya akan memasuki proses syuting program berita Warta Malam. Banyak hal hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan syuting program berita Warta Malam. Rini Padmirehatta selaku Produser Berita Warta Malam menjelaskan proses tersebut. Sebelum kita syuting Warta Malam, biasanya satu jam sebelum para crew crew yang bertugas termasuk pengarah acara akan bersiap siap terlebih dahulu untuk menyiapkan peralatan dan settingnya dulu. Lalu dicek terlebih dahulu peralatan tersebut, ada kendala atau tidak, termasuk dengan tata lightningnya. Crew crew yang bertugas menjaga dan bertanggung jawab agar proses berlangsungnya syuting dengan baik dalam studio adalah :

20 1. Produser Seseorang yang bertanggung jawab atas seluruh proses produksi mulai dari pra produksi, produksi hingga proses pasca produksi. Dan di studio dia bertugas mengawasi jalannya proses syuting. 2. Pengarah Acara atau Program Director (PD) Seseorang yang bertanggung jawab terhadap teknis pelaksanaan dan melakukan pemilihan gambar dan suara sesuai rundown. 3. Cameraman Seseorang yang bertanggung jawab merekam video pada saat proses syuting berlangsung. 4. News Anchor Seseorang yang bertanggung jawab membawakan acara dan membacakan berita dari awal hingga akhir. 5. Soundman Seseorang yang bertanggung jawab dalam mengoperasikan tata suara dalam studio, termasuk mic yang dipakai news anchor. 6. Crew Crew Maksudnya adalah, orang orang yang berperan dan bertanggung jawab dalam proses syuting, seperti tata lighting, dan tata rias news anchor.

21 Saat proses syuting sedang berjalan, crew crew dari Master Control Room (MCR) mempunyai tugas untuk menyiarkan program berita yang akan ditransmisikan melalui satelit dan stasiun relay diseluruh Indonesia. Hal ini dilakukan supaya saat siaran berlangsung, seluruh masyarakat Indonesia dapat menonton dan menikmati acara program berita Warta Malam. Master Control Room (MCR) Televisi atau disebut juga ruang kendali siaran televisi merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. Crew crew Master Control Room (MCR) yang bertugas saat proses syuting berlangsung adalah : 1. Eksekutif Produser Seseorang yang bertanggung jawab pada secara keseluruhan acara baik dari segi format acara, editorial, dan manajemen personil berita Warta Malam. Di dalam MCR tugasnya adalah mengawasi jalannya proses syuting. 2. Switcherman Bertugas untuk mengoperasikan mesin switcher yang berfungsi untuk memindah mindahkan gambar pada saat proses syuting berlangsung. 3. Audioman Bertugas untuk mengatur tata suara yang akan dimunculkan dalam proses syuting, dan mengatur besar kecilnya volume suara dari mic yang dipakai oleh news anchor.

22 4. VTRman Bertugas untuk merekam dalam kaset video saat proses syuting berlangsung dari awal hingga akhir. Kerjasama para crew crew yang bertanggung jawab dalam proses syuting program berita Warta Malam sangat diharapkan terjadi dengan baik, karena akan sangat menentukan keberhasilan suatu program tersebut. 5. Evaluasi Terhadap Hasil Produksi Melalui perencanaan program, ditentukan perencanaan sebuah program, konsep dan format program tersebut, serta tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi disini berarti adalah proses mengamati perkembangan tayangan sebuah program. Dalam divisi pemberitaan TVRI, biasanya dalam melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya biasanya melalui rapat evaluasi yang diadakan setelah proses syuting selesai. Rapat evaluasi ini membahas mengenai performa program, kendala saat syuting atau saat proses peliputan, dan kekurangan program, serta membahas berita apa yang akan ditayangkan besok. Rapat evaluasi ini sangat dibutuhkan karena dengan adanya rapat ini, produser dan eksekutif produser dapat mengetahui apa yang kurang dan apa yang perlu ditambahkan dan dibenahi demi perkembangan program berita Warta Malam. Dalam mengevaluasi hasil produksi juga dapat dilakukan pada rapat redaksi yang diadakan pada hari selanjutnya pada jam pagi. Dalam rapat ini selain membahas

23 mengenai berita apa yang akan diliput selanjutnya, juga membahas mengenai hasil produksi program berita sebelumnya. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan oberservasi, dokumentasi, penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam dengan Endan Syafardan selaku Eksekutif Produser, Rini Padmirehatta selaku Produser, Anggia Situmorang selaku Reporter dan Bonnie Rachkmat Widibuana selaku Editor. Data yang dihasilkan melalui analisa produksi program berita Warta Malam di TVRI menyajikan tayangan berita yang bersifat hard news. Data data pada penelitian ini akan dibahas berdasarkan ruang lingkup penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada yaitu bagaimana proses produksi program berita Warta Malam di TVRI dan bagaimanakah proses berita itu diolah agar menjadi isi atau content dari program berita Warta Malam. Dalam memproduksi sebuah program, hampir sama semua stasiun televisi lainnya untuk melakukan proses produksi seperti, pra produksi, produksi hingga pasca produksi untuk mendukung keberhasilan program tersebut. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah bagaimana program berita ini dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Program berita Warta Malam merupakan program berita unggulan TVRI dengan content hard news. Program ini memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan program ini adalah dapat menyiarkan program beritanya hampir keseluruh pelosok Indonesia karena memiliki adanya 27 stasiun daerah dan 1 stasiun pusat dengan dukungan 376 satuan transmisi yang tersebar diseluruh Indonesia. Sedangkan kelemahan dari program

24 berita Warta Malam adalah terletak pada keterbatasan peralatan SNG (satellite news gathering), karena pada stasiun daerah belum semuanya memiliki SNG. SNG (satellite news gathering) sangat dibutuhkan di daerah daerah untuk mengoptimalkan penyiaran program berita. Dan yang kedua adalah sumber daya manusia (SDM), dibutuhkan sekali tenaga tenaga kerja muda yang mampu untuk berkoordinasi dengan crew crew pemberitaan dikarenakan sudah berusia lebih, hal ini sangat perlu dilakukan agar membuat efisien waktu dan mendapatkan berita jadi lebih cepat. Tahapan proses produksi sangatlah penting, dengan pra produksi (perencanaan), produksi, hingga pasca produksi dapat mencapai sebuah tujuan, yaitu keberhasilan suatu produksi program berita. Program berita Warta Malam merupakan program berita yang menyajikan berita berita seputar ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan dengan sajian yang menarik berbagai rangkuman rangkuman berita tersebut kepada pemirsanya dengan memberikan informasi. Rapat redaksi yang diadakan setiap harinya dua kali sehari dari jam pagi dan jam siang merupakan inti dari proses produksi dari program berita Warta Malam. Rapat redaksi ini meneliti terlebih dahulu peristiwa yang sedang terjadi di Indonesia, patut atau tidak dijadikan tema berita. Dalam rapat ini juga membahas ide peliputan, budgeting dan tema atau angle liputan yang akan ditimbang pada berbagai sisi serta siapa narasumber yang akan dimintai keterangan. Disini Eksekutif Produser dan Produser Warta Malam mempunyai kebijakan untuk menentukan berita apa yang layak untuk diliput. Untuk penentuan tema peliputan, tidak semua peristiwa apapun yang terjadi dapat dijadikan bahan untuk produksi berita. Peristiwa peristiwa yang dapat merugikan masyarakat luas tidak dapat ditampilkan dan ditayangkan dalam Warta Malam. Tim

25 Warta Malam melakukan tugas bersama sama dan saling bertanggung jawab atas kewajibannya masing masing. Peran produser sangat penting dari proses pra produksi (perencanaan), produksi hingga pasca produksi. Tindakan dan keputusan Produser merupakan suatu kepentingan untuk perkembangan program berita Warta Malam. Produser Warta Malam tidak hanya menyaring berita berita dari reporter yang ada di Jakarta saja, tetapi juga menyaring kiriman berita berita dari daerah. Apabila berita kiriman dari daerah masi aktual dan gambar yang direkam bagus dan layak ditampilkan, maka berita tersebut dapat ditampilkan dalam beberapa segment Warta Malam. Dalam proses produksi, produser terlibat dengan reporter, anggota redaksi, presenter, dan pengarah acara. Disini peran reporter dan cameraman sangat berpengaruh terhadap proses produksi, karena hal hal yang sudah disepakati dalam proses perencanaan akan direalisasikan dalam proses ini. Setelah berita itu sudah dapat materinya dan sudah terpenuhi wishlist yang disepakati dalam rapat redaksi, maka dibuatlah naskah berita yang akan diolah untuk proses selanjutnya. Begitu proses naskah berita selesai, dimulailah proses pembuatan rundown sesuai dengan urutan berita yang disepakati dalam rapat redaksi. Proses terakhir selanjutnya adalah pasca produksi, pada tahapan ini membahas mengenai pengisian gambar atau grafis dan narasi atau dubbing pada berita. Disini peran editor sangatlah besar, karena dialah yang mengedit gambar yang akan disajikan untuk masyarakat dan menyambung suara dari hasil dubbing yang nantinya akan disajikan ke penonton. Selanjutnya setelah semua materi dan proses editing selesai, barulah masuk ke tahapan syuting atau on air. Begitu proses syuting ini telah selesai, dilakukanlah rapat evaluasi atau rapat redaksi yang diadkan keesokan harinya untuk membahas ada atau

26 tidaknya kesalahan dan kendala saat syuting berlangsung. Rapat ini juga akan membahas berita apa yang akan ditayangkan pada esok harinya.

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam Tanya : Apa tugas dan tanggung jawab anda sebagai eksekutif produser?

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, sehingga

Lebih terperinci

Harwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Harwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut: 4.2 Hasil Penelitian Berdasarka wawancara yang penulis lakukan dengan editor Redaksi Pagi Trans 7, Fani Fuji pada tanggal 18 Desember 2009, dan produser Redaksi Pagi Ervi Harwanto dan M. Arif, penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Dalam halaman ini, membahas tentang langkah-langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam menyelesaikan karya. 3.1 Metodologi Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 24 BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada bab 3 ini, menjelaskan tentang metode yang digunakan dan proses perancangan karya dalam proses pengolahan editing berita (pasca produksi) di LPP TVRI D.I.

Lebih terperinci

Jurnalistik Televisi. Materi Kuliah. Oleh: I Made Denny Chrisna P., S.Sn., M.Sn. Materi Disampakan pada Perkuliahan hari Kamis 10 Oktober 2013.

Jurnalistik Televisi. Materi Kuliah. Oleh: I Made Denny Chrisna P., S.Sn., M.Sn. Materi Disampakan pada Perkuliahan hari Kamis 10 Oktober 2013. Materi Kuliah Jurnalistik Televisi Oleh: I Made Denny Chrisna P., S.Sn., M.Sn. Materi Disampakan pada Perkuliahan hari Kamis 10 Oktober 2013. Ragam Berita Pada dasarnya penonton televisi yang mengikuti

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar BAB V IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar program acara Morning Tea, seperti yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini proses produksi pengambilan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian ini, meliputi tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang 3.1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

Penulisan Naskah Berita Televisi

Penulisan Naskah Berita Televisi Modul ke: Penulisan Naskah Berita Televisi Live on tape dan Live Report Fakultas KOMUNIKASI Syaefurrahman Al-Banjary, SH. M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Live on tape Live on tape adalah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tahapan Pra Produksi pada program Reportase Sore dimulai dengan rapat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tahapan Pra Produksi pada program Reportase Sore dimulai dengan rapat BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peneliti menyusun kesimpulan ini berdasarkan tujuan penelitian, dan dari penelitian yang sudah dilakukan pada program berita Reportase Sore di Trans TV, maka dapat

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan Dalam sebuah produksi perfilman harus memiliki struktur manajemen yang baik agar sebuah produksi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Tim-tim yang terlibat didalamnya

Lebih terperinci

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Prime Time di Berita Satu News Channel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB V IMPLEMENTASI KARYA 54 BAB V IMPLEMENTASI KARYA Karya yang dihasilkan merupakan hasil dari metodologi penelitian yang telah dilakukan. Penelitian dan hasil yang dilaporkan harus disesuaikan dengan judul. Sehingga terjadi

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV

Dasar- dasar Jurnalistik TV Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV VOX POPULI/FORMAT BERITA TELEVISI Fakultas FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan Pengertian dan tujuan melakukan Vox populi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya. Di tengah derasnya arus teknologi informasi saat ini, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya. Di tengah derasnya arus teknologi informasi saat ini, beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di dunia media saat ini semakin ketat untuk memuaskan para konsumennya. Di tengah derasnya arus teknologi informasi saat ini, beberapa media khusunya

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan proses produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Pasca produksi yang dilakukan meliputi editing dan mixing. Pembuat karya yang bertugas

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pembuatan produksi sebuah film, pada dasarnya memiliki suatu rangkaian tahapan yang harus dilalui. Rangkaian tersebut akan membantu menentukan hasil proses produksi program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. 144 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kajian dari Ilmu Komunikasi Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. Yaitu: (1) komunikator dalam program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Langkah langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam Kerja praktik ini adalah : 3.1 Metode Penelitian. Metodologi penelitian merupakan sekumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan diskriptif hanyalah memaparkan

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV

Dasar- dasar Jurnalistik TV Modul ke: 11Fakultas FIKOM Dasar- dasar Jurnalistik TV TIM LIPUTAN BERITA Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan TIM LIPUTAN BERITA Kegiatan peliputan berita di lapangan,

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV

Dasar- dasar Jurnalistik TV Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV JENIS-JENIS BERITA Fakultas FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan Mengenal berbagai jenis wawancara antara lain : Jenis

Lebih terperinci

Penulisan Naskah Berita Televisi

Penulisan Naskah Berita Televisi Modul ke: Penulisan Naskah Berita Televisi Kaidah Berita Televisi Fakultas KOMUNIKASI Syaefurrahman Al-Banjary, SH, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Kaidah Pokok Televisi adalah media

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang

BAB III PENYAJIAN DATA. wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang berperan penting dalam proses editing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

Materi Perkuliahan I BERITA TV

Materi Perkuliahan I BERITA TV Materi Perkuliahan I Fakultas : FISIP Program Studi : Ilmu Komunikasi Mata Kuliah : Jurnalistik Televisi Pengajar : Panji Dwi A. BERITA TV Sifat Media TV Jenis Media Cetak Audio Audiovisual SIFAT Dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Metodologi dan Perancangan Karya dalam halaman ini, penulis akan membahas tentang eran seorang Program Director (P.D) dalam Program Buletin Jatim Metro TV Jawa Timur. 3.1

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP Kesimpulan

BAB IV PENUTUP Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Penulis melakukan kegiatan kerja praktek di Metro TV Jawa Timur Biro Surabaya selama tiga bulan, yaitu sejak 02 Juni 29 Agustus 2014 sebagai audioman, namun penulis lebih

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi (TV) merupakan salah satu media massa yang sangat penting bagi seluruh masyarakat di dunia. Ketika TV diciptakan, media massa seperti radio dan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Sexophone di TRANS TV. Berdasarkan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

Lampiran. 1. Apa saja yang di lakukan pada saat tahap pra produksi jurnal 19? angkat, artistic pada saat on air.

Lampiran. 1. Apa saja yang di lakukan pada saat tahap pra produksi jurnal 19? angkat, artistic pada saat on air. Hasil wawancara dengan Trina Prandawa Nama : Trisna Prandawa Lampiran Jabatan : Manager news Binus TV Hari/tanggal : Rabu/14 Desember 2011 Tempat: Ruang Master control Binus tv 1. Apa saja yang di lakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio BAB 5 EVALUASI 5.1 Evaluasi Camera Person 5.1.1 Evaluasi Audio Audio yang sudah diambil pada saat syuting hingga akhir, ada sebagian audio yang bocor dan noise. Oleh karena itu camera person melaporkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN. pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. Stasiun televisi ini

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN. pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. Stasiun televisi ini BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum TVRI 3.1.1 Sejarah TVRI TVRI merupakan stasiun TV pertama yang berdiri di Indonesia pada tahun 1962. Stasiun ini mengudara untuk pertama kalinya dengan

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran MODUL PERKULIAHAN Operasional Stasiun Penyiaran Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang Bandung TV 3.1.1 Bandung TV PT. Bandung Media Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal Bandung TV merupakan afiliasi dari PT. Bali TV Narada. Stasiun televisi

Lebih terperinci

Kalau di liat dari singkatannya MCR itu adalah Master Control Room, MCR itu ada salah satu unit

Kalau di liat dari singkatannya MCR itu adalah Master Control Room, MCR itu ada salah satu unit Key Informant Bapak Dr. Hidayat Muchtar, SE, M.si. (Kepala MCR) Tanggal : Rabu, 05 Agustus 2015 Tempat : Tv Edukasi Apasih pak MCR itu? Kalau di liat dari singkatannya MCR itu adalah Master Control Room,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komunikasi (communication) berasal dari kata Latin yaitu communicatio, dan. sebagainya yang timbul dari lubuk hati seseorang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komunikasi (communication) berasal dari kata Latin yaitu communicatio, dan. sebagainya yang timbul dari lubuk hati seseorang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi (communication) berasal dari kata Latin yaitu communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Di sebuah stasiun televisi, Department Production and Facilities adalah pusat segala produksi acara televisi di dalam lingkungan internal televisi,

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Awal mula tim terbentuk, produser memiliki ide untuk membuat sebuah program kreativitas untuk menjalin hubungan erat antara ibu dan anak, dengan judul

Lebih terperinci

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Profile Informan Dalam melakukan penelitian, peneliti mewawancarai empat informan yang berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Pasca Produksi Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya NO Judul Program Isi Program 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis *Dipresenteri oleh satu presenter laki laki yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi Menurut Ahman (2004:116), pengertian produksi mengalami perkembangan yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menurut aliran Fisiokrat, produksi adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Bedasarkan hasil analisis proses produksi dan analisis strategi positioning yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Bedasarkan hasil analisis proses produksi dan analisis strategi positioning yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bedasarkan hasil analisis proses produksi dan analisis strategi positioning yang digunakan dalam proses produksi program Trijaya News Round Up apakah proses produksi

Lebih terperinci

BAB II PROFILE PERUSAHAAN

BAB II PROFILE PERUSAHAAN BAB II PROFILE PERUSAHAAN 2.1 Sejarah BCTV (Bussiness Channel Television) adalah salah satu televisi lokal di Surabaya, Indonesia. Memulai siarannya pada tanggal 7 Juli 2009 mulai pukul 08.00 24.00 WIB

Lebih terperinci

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting. Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER Fakultas Ilmu Komunikasi Bagus Rizki Novagyatna Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Editing berasal dari bahasa Latin editus yang artinya

Lebih terperinci

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting. Modul ke: Divisi Produksi Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Departemen Operasional Produksi Stasiun televisi sekaligus menjadi provider content merupakan

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. Merancang Produksi Program Acara TV : News. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

CREATIVE THINKING. Merancang Produksi Program Acara TV : News. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran CREATIVE THINKING Modul ke: Merancang Produksi Program Acara TV : News Fakultas FIKOM Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Peliputan Atau Reportase Peliputan atau reportase:

Lebih terperinci

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI TEGUH HERI SANDI Universitas Bina Nusantara Jl Rawa Papan Rt04/003 no 17 A (081219701890) Dosen Pembimbing : Drs. Raden Damianus Cosmas

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA WARTA MALAM DI TVRI SKRIPSI. Oleh : Wahyu Pratama

ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA WARTA MALAM DI TVRI SKRIPSI. Oleh : Wahyu Pratama ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA WARTA MALAM DI TVRI SKRIPSI Oleh : Wahyu Pratama 1100011390 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2011 ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA WARTA MALAM DI TVRI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tvri Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara sejak tahun 1962 di Jakarta. Siaran perdananya

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro 64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Peranan Praktikan Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis di percaya untuk menempati posisi sebagai Cameraman di bulan pertama dan kedua yaitu pada Production Support

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. kualitatif, sehingga dapat menjadi dasar dan sumber dalam penyusunan laporan.

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. kualitatif, sehingga dapat menjadi dasar dan sumber dalam penyusunan laporan. BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, sehingga dapat menjadi dasar dan sumber dalam penyusunan laporan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown BAB V IMPLEMENTASI KARYA Dalam bab V ini akan dijelaskan proses produksi, seperti yang telah terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown yang sudah tersedia untuk penayangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan visual memiliki berbagai macam program yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu program

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.

Lebih terperinci

BERITA TELEVISI. Kuliah Jurnalistik Televisi oleh I Made Denny Chrisna P., S.Sn., M.Sn. 26 September 2013

BERITA TELEVISI. Kuliah Jurnalistik Televisi oleh I Made Denny Chrisna P., S.Sn., M.Sn. 26 September 2013 BERITA TELEVISI Kuliah Jurnalistik Televisi oleh I Made Denny Chrisna P., S.Sn., M.Sn. 26 September 2013 Definisi Berita J.B Wahyudi (penulis buku komunikasi jurnalistik) Berita adalah sebuah uraian tentang

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

Penulisan Naskah Berita Televisi

Penulisan Naskah Berita Televisi Modul ke: Penulisan Naskah Berita Televisi Menulis Paket Berita Televisi Fakultas KOMUNIKASI Syaefurrahman Al-Banjary, SH. M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Menulis Paket Berita? Berita

Lebih terperinci

Penulisan Naskah Berita Televisi

Penulisan Naskah Berita Televisi Modul ke: Penulisan Naskah Berita Televisi Membuat Berita Copy (in vision only), dan Membuat Berita out vision only Fakultas KOMUNIKASI Syaefurrahman Al-Banjary, SH. M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam Cangara (2012:158) disebutkan penemuan televisi sebagai kombinasi antara radio dan film merupakan penemuan yang luar biasa dalam abad ke-20. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DERTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal... 2015 Randy Monthonaro Tampubolon DIREKTUR UTAMA 1 PT NUSANTARA

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A24.18407 / Produksi Program TV-1 Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 9 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan 0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini bersifat

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV. 138 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini merupakan bab penting bagi skripsi penulis, Setelah melakukan wawancara dan observasi yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga

Lebih terperinci

BAB II. KERANGKA TEORI dan FOCUS of INTEREST

BAB II. KERANGKA TEORI dan FOCUS of INTEREST BAB II KERANGKA TEORI dan FOCUS of INTEREST A. Definisi Penyiaran Penyiaran atau dalam bahasa inggrisnya broadcasting adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi produksi,

Lebih terperinci

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik Televisi merupakan perkembangan dari berbagai penemuan di dunia sebelumnya, yang mulai di awali dari penemuan teleskop, telegraf, telefon

Lebih terperinci

DASAR-DASAR JURNALISTIK TV

DASAR-DASAR JURNALISTIK TV MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR JURNALISTIK TV WAWANCARA TELEVISI Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Komunikasi Program MK10230 Drs.H.Syafei.Sikumbang,M.IKom Studi Broadcasting 06 Abstract

Lebih terperinci

PENULISAN NASKAH BERITA TELEVISI. Modul ke: 12Ilmu. Fakultas. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Penyiaran

PENULISAN NASKAH BERITA TELEVISI. Modul ke: 12Ilmu. Fakultas. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Penyiaran PENULISAN NASKAH BERITA TELEVISI Modul ke: LIVE REPORT LIVE ON TAPE Fakultas 12Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran INTRODUCTION Format-format berita antara lain: 1. Reader.

Lebih terperinci