PERANCANGAN SIMULASI MAN IN THE MIDDLE ATTACK PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA DAN PENCEGAHANNYA DENGAN INTERLOCK PROTOCOL NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SIMULASI MAN IN THE MIDDLE ATTACK PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA DAN PENCEGAHANNYA DENGAN INTERLOCK PROTOCOL NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SIMULASI MAN IN THE MIDDLE ATTACK PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA DAN PENCEGAHANNYA DENGAN INTERLOCK PROTOCOL NASKAH PUBLIKASI disusun oleh Moh. Yose Rizal Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

2

3 DESIGN OF SIMULATION MAN IN THE MIDDLE ATTACK ON RSA CRYPTOGRAPHY ALGORITHM AND ITS PREVENTION BY INTERLOCK PROTOCOL PERANCANGAN SIMULASI MAN IN THE MIDDLE ATTACK PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA DAN PENCEGAHANNYA DENGAN INTERLOCK PROTOCOL Moh. Yose Rizal Ema Utami Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Cryptography is the basis for computer security because the subject of the functions of a computer is a data and information. Computer establish computer networks as a means for the distribution of data and information, therefore the need for security so that only people who are entitled to access to know and use the data. RSA key generation algorithm with the one through the roses multiplication, which, if the process is reversed then there are two variables that must be factored. Man in the middle attack is an attack technique that can happen when eavesdropping the sender and receiver share a public key distribution where the person is in the middle of the communication between them without the knowledge of the key exchange for the benefit of message interception and modification. Problems can be prevented by interlock protocol. Messages are sent encrypted in two parts, the first form of the results of the one way hash function and the other is the message itself. Program applications are made in the form of the RSA cryptosystem with simulations that describe how the interlock protocol to prevent man in the middle attack as well as the theory of algorithms. With animatif interface to facilitate understanding in tackling the interception of communications messages. Keywords: RSA, man in the middle attack, interlock protocol

4 1.1 PENDAHULUAN RSA (Rivest Shamir Adleman) telah banyak dipilih dalam berbagai aplikasi internet dan browser semenjak dipublikasikan sebagai aplikasi paten. Algoritma yang dinamai berdasarkan tiga orang penemunya ini juga terpasang dalam perangkat lunak yang dijual secara komersial dan direncanakan akan digunakan pada banyak perangkat lunak lainnya. Selain itu dikabarkan lembagalembaga pemerintahan, perusahaan bidang bisnis dan ekonomi serta institusi pendidikan juga telah memanfaatkan secara internal seperti untuk keamanan komunikasi maupun perlindungan data. Dalam proses komunikasi data, walaupun data telah dienkripsi, terdapat kemungkinan data tersebut dapat diketahui oleh orang lain. Salah satu kemungkinannya adalah orang tersebut menyadap media komunikasi yang digunakan oleh kedua orang yang sedang berkomunikasi tersebut. Hal inilah yang disebut dengan man in the middle attack. Problema man in the middle attack ini dapat diilustrasikan sebagai berikut, misalkan Alice dan Bob sedang berkomunikasi dan Mallory ingin menyadapnya. Ketika Alice mengirimkan kunci publiknya kepada Bob, Mallory dapat menangkap kunci ini dan mengirimkan kunci publiknya sendiri kepada Bob. Kemudian, ketika Bob mengirimkan kunci publiknya kepada Alice, Mallory juga dapat menangkap kunci tersebut dan mengirimkan kunci publiknya sendiri kepada Alice. Ketika Alice mengirimkan pesan kepada Bob yang dienkripsi dengan menggunakan kunci publik Bob, Mallory dapat menangkapnya. Karena pesan tersebut dienkripsi dengan menggunakan kunci publik Mallory, maka Mallory dapat mendekripsikan pesan tersebut dengan menggunakan kunci

5 privatnya dan kemudian dienkripsi kembali dengan menggunakan kunci publik dari Bob dan mengirimkannya kepada Bob. Hal yang sama juga terjadi ketika Bob mengirimkan pesan kepada Alice. Mallory dapat mengetahui semua pesan yang dikirimkan oleh Bob dan Alice tersebut. Problema man in the middle attack ini dapat dicegah dengan menggunakan interlock protocol. Diciptakan oleh Ron Rivest dan Adi Shamir. Dua ilmuwan dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang juga terlibat dalam pembuatan RSA. Algoritma inti dari interlock protocol yaitu protokol ini mengirimkan 2 bagian pesan terenkripsi. Bagian pertama dapat berupa hasil dari fungsi hash satu arah (one way hash function) dari pesan tersebut dan bagian kedua berupa pesan terenkripsi itu sendiri. Hal ini menyebabkan orang yang menyadap tersebut tidak dapat mendekripsi pesan pertama dengan menggunakan kunci privatnya. Ia hanya dapat membuat sebuah pesan baru dan mengirimkannya kepada orang yang akan menerima pesan tersebut. 2.1 LANDASAN TEORI Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa yunani dan terdiri dari dua kata, yaitu cryptos yang berarti tersembunyi atau rahasia dan graphein artinya tulisan atau menulis tulisan. Kriptografi pada awalnya dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan pesan dengan cara menyandikannya ke dalam bentuk yang tidak dapat dimengerti lagi maknanya (Munir, 2006). Dan pelaku

6 atau praktisi kriptografi dinamakan cryptographer. Aspek aspek tujuan kriptografi, yaitu: 1. Confidentiality (kerahasiaan), adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas untuk membuka informasi yang telah disandi. Umumnya hal ini dilakukan dengan cara membuat suatu algoritma matematis yang mampu mengubah data hingga menjadi sulit untuk dibaca. Istilah lain yang senada dengan confidentiality adalah privacy. 2. Data Integrity (keutuhan data), adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya. Didalam kriptografi, layanan ini direalisasikan dengan menggunakan tanda tangan digital (digital signature). Pesan yang telah ditandatangani menyiratkan bahwa pesan yang dikirim adalah asli. 3. Authentication (keotentikan) yaitu layanan yang berhubungan dengan pengidentifikasian. Baik otentikasi pihak pihak yang terlibat dalam pengiriman data maupun keaslian pesan. Dalam hal ini juga tanda tangan digital dapat menyatakan sumber data atau informasi. 4. Non repudiation (anti penyangkalan) yaitu usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap terciptanya aksi oleh yang mengirim atau membuat (menyangkal bahwa pesan tersebut berasal dari dirinya).

7 2.1.2 Komponen Kriptografi Menurut Kessler (2006, h. 8) adapun komponen komponen kriptografi: 1. Enkripsi Merupakan hal sangat penting dalam kriptografi, sebagai cara pengamanan data yang dikirimkan sehingga terjaga kerahasiaannya. Pesan asli disebut plaintext (teks biasa), yang diubah menjadi kode kode yang tak dimengerti. 2. Dekripsi Kebalikan dari enkripsi. Pesan yang telah dienkripsi dikembalikan ke bentuk aslinya. Algoritma yang digunakan untuk dekripsi bisa sama atau dapat juga berbeda dengan algoritma enkripsinya. 3. Kunci Kunci yang dipakai untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Dalam kriptografi model asimetri, kunci terbagi menjadi kunci rahasia (private key) dan kunci umum (public key). 4. Cipher Algoritma kriptografi disebut juga cipher, yaitu aturan untuk enciphering dan deciphering, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. 5. Ciphertext Suatu pesan yang telah melalui proses enkripsi. Pesan yang ada pada teks kode ini tidak bisa dibaca karena berupa karakter karakter yang tidak mempunyai makna (arti).

8 6. Plaintext Bisa juga disebut cleartext. Teks asli atau teks biasa ini merupakan pesan yang ditulis atau diketik dan memiliki makna. Lalu inilah yang kemudian diproses menggunakan algoritma kriptografi untuk menjadi ciphertext (teks kode). 7. Pesan Pesan dapat berupa data atau informasi yang dikirim (melalui kurir, saluran komunikasi data, dsb) atau yang disimpan dalam media perekaman (kertas, storage, dsb). 8. Pengirim dan Penerima Komunikasi data yang menggunakan kriptografi selalu melibatkan dua pihak atau entitas. Pengirim (sender) dapat dikatakan entitas pertama, lalu penerima (receiver) adalah entitas yang menerima pesan dari pihak pertama, yang dalam hal ini bisa berupa orang atau komputer (machine). 9. Cryptanalysis dan Cryptology Kriptanalisis dapat diartikan sebagai analisis kode atau suatu ilmu untuk mendapatkan teks asli tanpa harus mengetahui kunci yang sah secara wajar. Jika suatu teks kode berhasil diubah menjadi teks asli tanpa menggunakan kunci yang sebenarnya, proses tersebut dinamakan breaking code. Hal ini dilakukan oleh para kriptanalis. Analis kode juga dapat menemukan kelemahan dari suatu algoritma kriptografi dan akhirnya dapat menemukan pula kunci dan atau plaintext dari ciphertext yang dienkripsi dengan algoritma tertentu.

9 Sedangkan kriptologi bisa didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk membuat dan memecahkan kode rahasia. (Oppliger, 2005) Algoritma Kriptografi 1. Algoritma Kriptografi Simetris Disebut sebagai algoritma simetris, karena dalam proses enkripsi dan dekripsinya menggunakan kunci yang sama. Algoritma enkripsi dan deskripsi bisa merupakan algoritma yang sudah umum diketahui, namun kunci yang dipakai harus terjaga kerahasiaanya, dan hanya diketahui oleh pihak pengirim dan penerima saja. Kunci ini disebut sebagai private key. Sebelum berkomunikasi kedua pihak harus bersepakat lebih dahulu tentang kunci yang dipergunakan. Pendistribusian kunci dari satu pihak ke pihak lainnya memerlukan suatu kanal tersendiri yang terjaga kerahasiaannya. Contoh algoritma kriptografi simetrik antara lain: DES, AES, Rijndael, Blowfish. 2. Algoritma Kriptografi Asimetris Algoritma asimetrik disebut juga algoritma kunci publik. Disebut kunci publik karena kunci yang digunakan pada proses enkripsi dapat diketahui oleh orang banyak tanpa membahayakan kerahasiaan kunci dekripsi, sedangkan kunci yang digunakan untuk proses dekripsi hanya diketahui oleh pihak tertentu (penerima). Mengetahui kunci publik semata tidak cukup untuk menentukan kunci rahasia. Pasangan kunci publik dan kunci rahasia menentukan sepasang transformasi yang merupakan invers satu sama lain, namun tidak dapat diturunkan satu dari yang lain.

10 Dalam sistem kriptografi kunci publik ini, proses enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang berbeda, namun kedua kunci tersebut memiliki hubungan matematis (karena itu disebut juga sistem asimetris). Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh suatu algoritma publik key yaitu (Stalling, 1995): 1. Mudah secara komputasi bagi suatu pihak B untuk mengkonstruksi sepasang kunci asimetris (kunci publik KU, kunci pribadi KR). 2. Mudah secara komputasi bagi pengirim A, dengan memiliki kunci publik B dan pesan yang ingin dienkripsi, M, untuk menghasilkan ciphertext (C). 3. Mudah secara komputasi bagi penerima B untuk mendekripsi ciphertext yang dihasilkan dengan menggunakan kunci pribadinya untuk mengembalikan pesan aslinya. 4. Tidak bisa secara komputasi bagi pihak ketiga untuk memperoleh kunci pribadi KRb hanya dengan mengetahui kunci publik KUb. 5. Tidak bisa secara komputasi bagi pihak ketiga untuk mengembalikan data asli M hanya dengan mengetahui kunci publik KUb dan ciphertext C. Walaupun bukanlah suatu keharusan bagi semua aplikasi publik key, namun persyaratan keenam bisa ditambahkan : 6. Fungsi enkripsi dan dekripsi bisa diterapkan dengan urutan yang dibalik.

11 Kegunaan dari persyaratan keenam adalah untuk penerapan tanda tangan digital (digital signature) yang digunakan memecahkan isu otentikasi (authentication) dalam masalah keamanan data. Menurut Stalling (Stalling, 1995), proses enkripsi publik key sederhana melibatkan empat tahap berikut : 1. Setiap user di dalam jaringan membuat sepasang kunci untuk digunakan sebagai kunci enkripsi dan dekripsi dari pesan yang akan diterima. 2. User kemudian mempublikasikan kunci enkripsinya dengan menempatkan kunci publiknya ke tempat umum. Pasangan kunci yang lain tetap dijaga kerahasiaannya. 3. Jika user A ingin mengirimkan sebuah pesan ke user B, ia akan mengenkripsi pesan tersebut dengan menggunakan kunci publik user B. 4. Pada saat user B ingin mendeskripsikan pesan dari user A, ia akan menggunakan kunci pribadinya sendiri. Tidak ada pihak lain yang bisa mendekripsi pesan itu karena hanya B sendiri yang mengetahui kunci pribadi B. Contoh algoritma kriptografi asimetrik antara lain: RSA, Elgamal, Diffie Hellman RSA RSA adalah salah satu contoh kriptografi yang menerapkan konsep public key. Algoritma ini pertama kali dipublikasikan di tahun 1977 oleh Ron Rivest, Adi

12 Shamir, dan Leonard Adleman dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Nama RSA sendiri adalah singkatan dari nama belakang mereka bertiga. Clifford Cocks, seorang matematikawan Inggris sebenarnya juga telah mengembangkan algoritma yang hampir sama dengan RSA ini pada tahun Namun algoritma buatannya tidak begitu dikenal oleh publik, dan baru dipublikasi pada tahun 1997 karena merupakan proyek rahasia. Walau begitu algoritma yang dikembangkan Rivest, Shamir, dan Adleman tidak berhubungan dengan pekerjaan Cocks. Pada algoritma RSA terdapat 3 langkah utama yaitu key generation (pembangkitan kunci), enkripsi, dan dekripsi. Kunci pada RSA mencakup dua buah kunci, yaitu public key dan private key. Public key digunakan untuk melakukan enkripsi, dan dapat diketahui oleh orang lain. Sedangkan private key tetap dirahasiakan dan digunakan untuk melakukan dekripsi. Pembangkitan kunci atau key generation dari RSA adalah sebagai berikut: 1. Pilih dua buah bilangan prima sembarang a dan b. Jaga kerahasiaan a dan b ini. 2. Hitung n = a * b. Besaran n ini tidak perlu dirahasiakan. 3. Hitung m = (a 1) * (b 1). Sekali m telah dihitung, a dan b dapat dihapus untuk mencegah diketahuinya oleh pihak lain. 4. Pilih sebuah bilangan bulat untuk kunci publik, sebut namanya e, yang relatif prima terhadap m (relatif prima berarti PBB(e, m) = 1) dengan syarat e (p 1), e (q 1), dan e < n 5. Hitung kunci dekripsi, d, dengan kekongruenan ed 1 (mod m). Proses enkripsi dapat dilakukan dengan :

13 Sedangkan proses dekripsi dilakukan dengan : Blok blok plainteks dinyatakan dengan p1, p2, p3,... (harus dipenuhi persyaratan bahwa nilai pi harus terletak dalam himpunan nilai 0, 1, 2,..., n 1 untuk menjamin hasil perhitungan tidak berada di luar himpunan). Pada langkah kelima pembangkitan kunci atau key generation, kekongruenan ed 1 (mod m) sama dengan ed mod m = 1. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa ed 1 (mod m) ekivalen dengan ed = 1 + km. Maka d dapat dihitung dengan cara yang sederhana dengan persamaan Dengan mencoba nilai k = 1, 2, 3,..., diperoleh nilai d yang bulat. Nilai itu yang akan dipakai sebagai kunci pribadi untuk dekripsi pesan. Dalam implementasi sebenarnya, nilai a dan b diharapkan sangat besar sekali (misalnya 100 digit) agar pekerjaan memfaktorkan n menjadi faktor primanya menjadi sangat sukar, sehingga lebih susah untuk ditembus. Contoh penerapan algoritma RSA. 1. Menentukan bilangan acak a dan b a = 13 b = 5 2. Hitung n dan m n = 13 * 5 = 65 m = 12 * 4 = Cari nilai e PBB(e, 48) = 1

14 Misalnya, e = 2 maka PBB(2, 48) = 2 e = 3 maka PBB(3, 48) = 3 e = 4 maka PBB(4, 48) = 4 e = 5 maka PBB(5, 48) = 1, jadi digunakan e = 5 4. Lalu cari nilai d Misalnya k = 1 maka d = 9,8 k = 2 maka d = 19,4 k = 3 maka d = 29, jadi digunakan d = 29 Kita coba mengenkripsi pesan menggunakan angka angka yang telah didapatkan. Misalkan pesan yang dikirim adalah angka 48. E = 48 5 mod 65 = mod 65 = 3 Setelah dilakukan enkripsi, didapat nilai sekarang adalah 3. Kemudian akan kita coba lakukan dekripsi pada nilai tersebut. D = 3 29 mod 65 = mod 65 = 48 Perhatikan bahwa nilai yang didapat sama dengan nilai awal, yaitu 48. Kekuatan algoritma RSA terletak pada tingkat kesulitan dalam memfaktorkan bilangan menjadi faktor primanya, dalam hal ini memfaktorkan n menjadi a dan b. Karena sekali n berhasil difaktorkan, maka menghitung nilai m adalah perkara mudah. Selanjutnya, walau nilai e diumumkan, perhitungan kunci d tidaklah mudah pula karena nilai m yang tidak diketahui.

15 2.1.5 Man in the Middle Attack Dalam keadaan ini, orang yang menyadap berada di antara kedua orang yang sedang berkomunikasi. Data data yang dikirimkan oleh orang yang sedang berkomunikasi satu sama lain selalu melalui orang yang menyadap tersebut, sehingga orang yang menyadap tersebut dapat mengetahui semua informasi yang dikirimkan satu sama lain Interlock Protocol Problema man in the middle attack ini dapat atasi dengan menggunakan interlock protocol. Interlock protocol ini diciptakan oleh Ron Rivest dan Adi Shamir. Algoritma inti dari protokol ini yaitu protokol ini mengirimkan 2 bagian pesan terenkripsi. Bagian pertama dapat berupa hasil dari fungsi hash satu arah (one way hash function) dari pesan tersebut dan bagian kedua berupa pesan terenkripsi itu sendiri. 3.1 ANALISIS DAN PERANCANGAN Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 1. Laptop Acer aspire Prosesor Intel Core 2 Duo 1,83 GHz. 3. VGA Intel Mobile(R) RAM 512 MB DDR2 (upgrade to 2 GB) 5. Hard Disk 160 GB 6. Microsoft Windows XP SP3 7. Microsoft Visual Basic 6.

16 4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan Proses proses yang terjadi di dalam perangkat lunak, yaitu: 1. Pertama, user harus meng input kunci publik dan privat Bob, Alice dan Mallory. Input kunci adalah: a. Nilai p, untuk menghitung nilai n (p adalah bilangan prima). b. Nilai q, untuk menghitung nilai n (q adalah bilangan prima).. c. Nilai n, dihitung dengan rumus n = p x q. (n adalah kunci publik untuk enkripsi). d. Nilai e, sebagai kunci publik untuk proses enkripsi. (GCD(e, (p 1)(q 1)) = 1). e. Nilai d, sebagai kunci privat untuk proses dekripsi, dihitung dengan rumus d = e 1 mod ((p 1)(q 1)). Hitung dengan algoritma Extended Euclidean. Input kunci ini juga dapat dihasilkan secara acak (random). 2. User dapat memulai proses simulasi man in the middle attack. Proses ini mensimulasikan terjadinya penyadapan dan penggantian kunci oleh Mallory, pihak yang berada di tengah saluran komunikasi Alice dan Bob. Proses yang terjadi adalah: a. Alice mengirimkan kunci publiknya (KP A ) kepada Bob. b. Mallory menyadap kunci publik Alice (KP A ) dan menggantinya dengan kunci publiknya sendiri (KP M ). c. Bob menerima kunci publik Alice yang sebenarnya adalah kunci publik Mallory (KP M ). d. Bob mengirimkan kunci publiknya (KP B ) kepada Alice.

17 e. Mallory menyadap kunci publik Bob (KP B ) dan menggantinya dengan kunci publiknya sendiri (KP M ). f. Alice menerima kunci publik Bob yang sebenarnya adalah kunci publik Mallory (KP M ). 3. Selanjutnya, user dapat mensimulasikan pengiriman pesan Alice kepada Bob dan Bob kepada Alice. Misalkan, Alice mengirimkan pesan kepada Bob. a. Alice mengenkripsi pesan yang akan dikirimkan kepada Bob dengan kunci publik Bob (yang sebenarnya adalah kunci publik Mallory). b. Mallory menyadap pesan dari Alice. Karena kunci publik yang digunakan untuk proses enkripsi sebenarnya adalah kunci publik Mallory, maka Mallory dapat mendekripsi pesan Alice dengan kunci privatnya dan melihat pesan yang dikirimkan Alice. Pesan diteruskan kepada Bob. c. Bob menerima pesan. Bob mendekripsi pesan dengan kunci privatnya. Bob tidak akan menyadari bahwa pesan sebenarnya telah dibaca dan bahkan diubah oleh Mallory. 4. User juga dapat mensimulasikan proses solusi dengan menggunakan interlock protocol. Terdapat dua buah variasi interlock protocol, yaitu: a. Variasi pertama adalah: ketika Alice akan mengirimkan pesan kepada Bob, Alice mengenkripsi pesannya dan membagi hasil enkripsi menjadi 2 bagian. Kedua bagian dikirimkan secara terpisah dalam satu jangka waktu. Ketika Mallory menerima bagian pertama dari pesan, Mallory tidak akan dapat membaca pesan. Mallory harus menerima kedua bagian sekaligus untuk dapat membaca pesan, dan ketika Mallory menerima bagian kedua

18 dari pesan, Mallory sudah terlambat untuk mengubah pesan karena bagian pertama telah atau sudah harus diterima Bob. Apabila tidak, maka ini akan menimbulkan kecurigaan karena range waktu yang tidak wajar. b. Variasi kedua adalah: Alice mengenkripsi pesannya dan menggunakan fungsi hash SHA 1 untuk menghasilkan nilai hash dari pesan terenkripsi. Nilai hash dikirimkan sebagai bagian pertama, dan pesan terenkripsi dikirimkan sebagai bagian kedua. Ketika Bob menerima kedua bagian pesan, Bob melakukan verifikasi apakah nilai hash bagian kedua yang diterima sama dengan bagian pertama. Apabila tidak sama, maka dapat dipastikan ada yang mengubah atau memodifikasi pesan. Ketahanan perangkat lunak dalam pengujian mampu berjalan baik saat dilakukan simulasi berulang ulang asalkan idle time tidak lebih dari 3 sampai 5 menit. Kekurangan yang mendasar dari perangkat lunak ini pada terbatasnya isi pesan. Dalam simulasi pesan yang dikirim inputnya harus berjumlah kurang dari 50 karakter. Selain itu kekurangan lainnya, software tidak dapat mensimulasikan jika terjadi gangguan dalam jaringan yang disebabkan oleh faktor teknis atau nonteknis dan membedakannya dengan gangguan yang disebabkan oleh aktifitas penyadapan. Dan hal yang bisa menjadi keunggulan dari perangkat lunak ini dengan adanya fitur interlock protocol. Pencegahan serangan pada kriptografi umumnya tidak termasuk dalam paket penyerangan pada kriptografi.

19 5.1. Kesimpulan 1. Pembangkitan kunci algoritma RSA supaya mendapatkan bilangan prima besar untuk meningkatkan kekuatan kunci maka dilakukan dengan pembangkitan bilangan acak secara random oleh perangkat lunak. 2. Dengan menggunakan interlock protocol, walaupun kunci publik pihak penerima dan pengirim didapatkan dan diganti oleh penyadap, tetapi penyadap tidak dapat menjalankan prosedur man in the middle attack untuk melihat dan mengubah pesan. Hal ini dikarenakan pesan terenkripsi terbagi menjadi dua bagian pada variasi pertama dan terdapat fungsi hash untuk memverifikasi keaslian pesan pada variasi kedua. 3. Perangkat lunak mensimulasikan proses kerja man in the middle attack sebagai salah satu bentuk penyerangan terhadap metode kriptografi publik dan proses kerja interlock protocol untuk mengatasinya, sehingga perangkat lunak dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar, terutama dalam mata kuliah Kriptografi. 4. Pendeteksian keberadaan penyadap tidak diketahui jika tidak terjadi modifikasi dalam isi pesan yang dikirim. 5. Noise yang timbul disebabkan faktor teknis pada jaringan atau non teknis selama pengiriman data, tidak dikategorikan sebagai adanya penyadapan walaupun terdapat jeda antara pengiriman pesan bagian 1 dan 2 saat dilakukan simulasi interlock protocol.

20 DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, J., 2004, Kriptografi, Keamanan Internet dan Jaringan Komunikasi, Informatika, Bandung. Menezes, Alfred J., van Orschot, Paul C., & Vanstone. Scott Handbook of Applied Cryptography. New York : CRC Press LLC. Rinaldi Munir, 2004, Kriptografi, Bandung, Schneier, B, 1996, Applied Crytography, Second Edition, John Willey and Sons Inc. Canada. Stallings, W., Cryptography and Network Security Third Edition, Prentice Hall maret diakses pada tanggal 1 november tanggal 22 september diakses diakses tanggal 5 februari 2012

ANALISA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK RSA DAN SIMULASI PENCEGAHAN MAN-IN-THE-MIDDLE ATTACK DENGAN MENGGUNAKAN INTERLOCK PROTOCOL

ANALISA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK RSA DAN SIMULASI PENCEGAHAN MAN-IN-THE-MIDDLE ATTACK DENGAN MENGGUNAKAN INTERLOCK PROTOCOL ANALISA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK RSA DAN SIMULASI PENCEGAHAN MAN-IN-THE-MIDDLE ATTACK DENGAN MENGGUNAKAN INTERLOCK PROTOCOL MUKMIN RITONGA Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Data Keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Masalah keamanan sering kurang mendapat perhatian dari para perancang dan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Syaukani, (2003) yang berjudul Implementasi Sistem Kriptografi

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password

Analisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password Analisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password Inayatullah STMIK MDP Palembang inayatullah@stmik-mdp.net Abstrak: Data password yang dimiliki oleh pengguna harus dapat dijaga keamanannya. Salah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani criptos yang artinya adalah rahasia, sedangkan graphein artinya tulisan. Jadi kriptografi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian kriptografi Kriptografi (Cryptography) berasal dari Bahasa Yunani. Menurut bahasanya, istilah tersebut terdiri dari kata kripto dan graphia. Kripto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi. 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa yunani yaitu

Lebih terperinci

Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara

Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara Konsep Enkripsi dan Dekripsi Berdasarkan Kunci Tidak Simetris Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara Dalam tulisan saya pada bulan Agustus lalu telah dijelaskan

Lebih terperinci

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi JURNAL DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI Vol. 1, No. 1, (2012) 20-27 20 Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek penting dari suatu sistem informasi. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya informasi

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN Mohamad Ray Rizaldy - 13505073 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, Jawa Barat e-mail: if15073@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Pasar v Medan Estate, Medan 20221 mohamadihwani@unimed.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK

KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK Chandra Program Studi Magister S2 Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas No. 9A Medan, Sumatera Utara e-mail : chandra.wiejaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi atau Cryptography berasal dari kata kryptos yang artinya tersembunyi dan grafia yang artinya sesuatu yang tertulis (bahasa Yunani) sehingga kriptografi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dibahas landasan teori mengenai teori-teori yang digunakan dan konsep yang mendukung pembahasan, serta penjelasan mengenai metode yang digunakan. 2.1. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Secara umum data dikategorikan menjadi dua, yaitu data yang bersifat rahasia dan data yang bersifat tidak rahasia. Data yang bersifat tidak rahasia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya secret (rahasia), sedangkan gráphein artinya writing (tulisan), jadi kriptografi berarti secret

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Protokol

TINJAUAN PUSTAKA. Protokol TINJAUAN PUSTAKA Protokol Protokol adalah aturan yang berisi rangkaian langkah-langkah, yang melibatkan dua atau lebih orang, yang dibuat untuk menyelesaikan suatu kegiatan (Schneier 1996). Menurut Aprilia

Lebih terperinci

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA ABSTRAK ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA Makalah ini membahas tentang pengamanan pesan rahasia dengan menggunakan salah satu algoritma Kryptografi, yaitu algoritma ElGamal. Tingkat keamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Didalam pertukaran atau pengiriman informasi permasalahan yang sangat penting adalah keamanan dan kerahasiaan pesan, data atau informasi seperti dalam informasi perbankan,

Lebih terperinci

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP Rini Amelia Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Jalan A.H Nasution No.

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA CESS (Journal Of Computer Engineering System And Science) p-issn :2502-7131 MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar

Lebih terperinci

Kriptografi Kunci Rahasia & Kunci Publik

Kriptografi Kunci Rahasia & Kunci Publik Kriptografi Kunci Rahasia & Kunci Publik Transposition Cipher Substitution Cipher For internal use 1 Universitas Diponegoro Presentation/Author/Date Overview Kriptografi : Seni menulis pesan rahasia Teks

Lebih terperinci

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman)

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman) Media Informatika Vol. 9 No. 2 (2010) PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman) Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOKOL KRIPTOGRAFI UNTUK APLIKASI SECURE CHAT PADA MULTIPLATFORM SISTEM OPERASI

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOKOL KRIPTOGRAFI UNTUK APLIKASI SECURE CHAT PADA MULTIPLATFORM SISTEM OPERASI DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOKOL KRIPTOGRAFI UNTUK APLIKASI SECURE CHAT PADA MULTIPLATFORM SISTEM OPERASI Faizal Achmad Lembaga Sandi Negara e-mail : faizal.achmad@lemsaneg.go.id Abstrak Permasalahan yang

Lebih terperinci

TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali:

TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali: TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali: arismsv@ymail.com Abstrak Makalah ini membahas tentang algoritma kriptografi sederhana

Lebih terperinci

BAB Kriptografi

BAB Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata kriptos dan graphia. Kriptos berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan). Kriptografi merupakan

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP KRIPTOGRAFI UNTUK MENGAMANKAN DATA Oleh: Budi Hartono

RUANG LINGKUP KRIPTOGRAFI UNTUK MENGAMANKAN DATA Oleh: Budi Hartono RUANG LINGKUP KRIPTOGRAFI UNTUK MENGAMANKAN DATA Oleh: Budi Hartono 1. PENDAHULUAN Data menjadi sesuatu yang amat berharga di dalam abad teknologi informasi dewasa ini. Bentuk data yang dapat dilibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk bidang komunikasi. Pada saat yang sama keuntungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Ditinjau dari segi terminologinya, kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaitu crypto yang berarti secret (rahasia) dan graphia yang berarti writing (tulisan).

Lebih terperinci

Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi

Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi Wulandari NIM : 13506001 Program Studi Teknik Informatika ITB, Jl Ganesha 10, Bandung, email: if16001@students.if.itb.ac.id Abstract

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang implementasi Kriptografi dengan algoritma one time pad pernah dilakukan dan memuat teori-teori dari penelitian sejenis. Di bawah ini adalah

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Aplikasi Bluetooth Payment untuk Telepon Seluler Menggunakan Protokol Station-to-Station

Perancangan dan Implementasi Aplikasi Bluetooth Payment untuk Telepon Seluler Menggunakan Protokol Station-to-Station Ultima Computing Husni Perancangan dan Implementasi Aplikasi Bluetooth Payment untuk Telepon Seluler Menggunakan Protokol Station-to-Station EMIR M. HUSNI Sekolah Teknik Elektro & Informatika, Institut

Lebih terperinci

Implementasi dan Perbandingan Algoritma Kriptografi Kunci Publik

Implementasi dan Perbandingan Algoritma Kriptografi Kunci Publik Implementasi dan Perbandingan Algoritma Kriptografi Kunci Publik RSA, ElGamal, dan ECC Vincent Theophilus Ciputra (13513005) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Keamanan Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Keamanan Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Keamanan Informasi Kriptografi sangat berkaitan dengan isu keamanan informasi. Sebelum mengenal kriptografi diperlukan pemahaman tentang isu-isu yang terkait dengan keamanan informasi

Lebih terperinci

BAB II. Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi

BAB II. Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi BAB II Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi Pendahuluan Terminologi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. (Cryptography is the art and science of keeping messages

Lebih terperinci

RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption

RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption Dibidang kriptografi, RSA adalah sebuah algoritma pada enkripsi public key. RSA merupakan algoritma pertama yang cocok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Secara Umum Menurut Richard Mollin (2003), Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan graphia. Kripto artinya

Lebih terperinci

Sistem Kriptografi Kunci Publik Multivariat

Sistem Kriptografi Kunci Publik Multivariat Sistem riptografi unci Publik Multivariat Oleh : Pendidikan Matematika, FIP, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta S Matematika (Aljabar, FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta E-mail: zaki@mailugmacid

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Bilangan 2.1.1 Keterbagian Jika a dan b Z (Z = himpunan bilangan bulat) dimana b 0, maka dapat dikatakan b habis dibagi dengan a atau b mod a = 0 dan dinotasikan dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN METODE LSB

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN METODE LSB IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN METODE LSB Rian Arifin 1) dan Lucky Tri Oktoviana 2) e-mail: Arifin1199@gmail.com Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Salah satu cara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. 2.1.1. Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri

Lebih terperinci

KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK

KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK Revi Fajar Marta NIM : 13503005 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail: if13005@students.if.itb.ac.id Abstrak Makalah ini membahas

Lebih terperinci

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014)

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014) KRIPTOGRAFI Reference William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014) Bruce Schneier Applied Cryptography 2 nd Edition (2006) Mengapa Belajar Kriptografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat mengirim informasi kepada pihak lain. Akan tetapi, seiring

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat mengirim informasi kepada pihak lain. Akan tetapi, seiring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi yang pesat saat ini sangat memudahkan manusia dalam berkomunikasi antara dua pihak atau lebih. Bahkan dengan jarak yang sangat

Lebih terperinci

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL Deny Adhar Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Medan Jln. Kol. Yos. Sudarso Km. 6,5 No. 3A Medan adhar_7@yahoo.com Abstrak SQLite database

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasa sandi (ciphertext) disebut sebagai enkripsi (encryption). Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasa sandi (ciphertext) disebut sebagai enkripsi (encryption). Sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia semakin canggih dan teknologi informasi semakin berkembang. Perkembangan tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sistem informasi. Terutama

Lebih terperinci

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL Deny Adhar Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Medan Jln. Kol. Yos. Sudarso Km. 6,5 No. 3A Medan adhar_7@yahoo.com Abstrak SQLite database

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna

Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna Whilda Chaq - 13511601 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital,  , Steganografi, SHA1, RSA Analisis dan Implementasi Tanda Tangan Digital dengan Memanfaatkan Steganografi pada E-Mail Filman Ferdian - 13507091 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan dari aplikasi enkripsi dan dekripsi RSA pada smartphone android, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah yang ada pada pembuatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, penjelasan, dan teorema yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang diberikan diantaranya adalah definisi

Lebih terperinci

Manajemen Keamanan Informasi

Manajemen Keamanan Informasi Manajemen Keamanan Informasi Kuliah ke-6 Kriptografi (Cryptography) Bag 2 Oleh : EBTA SETIAWAN www.fti.mercubuana-yogya.ac.id Algoritma Kunci Asimetris Skema ini adalah algoritma yang menggunakan kunci

Lebih terperinci

+ Basic Cryptography

+ Basic Cryptography + Basic Cryptography + Terminologi n Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphy berarti writing (tulisan). n Para pelaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa yunani: cryptos yang artinya secret (rahasia) dan graphein yang artinya writing (tulisan). Jadi kriptografi

Lebih terperinci

VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Abstraksi Adriani Putri, Entik Insannudin, MT. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature)

Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature) Bahan Kuliah ke-18 IF5054 Kriptografi Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature) Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Cryptography. Abdul Aziz

Cryptography. Abdul Aziz Cryptography Abdul Aziz Email : abdulazizprakasa@ymail.com Ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan Pengirim dan Penerima pesan Pesan Plaintext atau Cleartext Pesan dapat berupa data atau informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memberi pengaruh besar bagi segala aspek kehidupan. Begitu banyak manfaat teknologi tersebut yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan. Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keamanan terhadap data yang tersimpan dalam komputer sudah menjadi persyaratan mutlak. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya data tersebut

Lebih terperinci

Algoritma RSA dan ElGamal

Algoritma RSA dan ElGamal Bahan Kuliah ke-15 IF5054 Kriptografi Algoritma RSA dan ElGamal Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 15.1 Pendahuluan 15. Algoritma RSA dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kriptografi Kriptografi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kryptos yang artinya tersembunyi dan graphien yang artinya menulis, sehingga kriptografi merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditemukan oleh Rivest, Shamir dan Adleman (RSA) pada tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditemukan oleh Rivest, Shamir dan Adleman (RSA) pada tahun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Algoritma Kriptografi RSA Algoritma kriptografi RSA adalah algoritma untuk keamanan data yang ditemukan oleh Rivest, Shamir dan Adleman (RSA) pada tahun 1977-1978.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanannya. Oleh karena itu, dikembangkan metode - metode kriptografi file

BAB I PENDAHULUAN. keamanannya. Oleh karena itu, dikembangkan metode - metode kriptografi file BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi, tidak lepas dari permasalahan keamanannya. Oleh karena itu, dikembangkan metode - metode kriptografi file yang digunakan sebelum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Kriptografi 2.. Definisi Kriptografi Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi di mana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh

Lebih terperinci

Cryptography. Lisa Anisah. Abstrak. Pendahuluan. ::

Cryptography. Lisa Anisah. Abstrak. Pendahuluan. :: Cryptography Lisa Anisah Lanisah16@gmail.com :: Abstrak Cryptography adalah suatu ilmu seni pengaman pesan yang dilakukan oleh cryptographer. Cryptanalysis adalah suatu ilmu membuka ciphertext dan orang

Lebih terperinci

Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi

Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi Analisis Performansi Algoritma AES dan Blowfish Pada Aplikasi Kriptografi Wiwin Styorini 1), Dwi Harinitha 2) 1) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: wiwin@pcr.ac.id

Lebih terperinci

SISTEM KRIPTOGRAFI. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom

SISTEM KRIPTOGRAFI. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom SISTEM KRIPTOGRAFI Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom Materi : Kriptografi Kriptografi dan Sistem Informasi Mekanisme Kriptografi Keamanan Sistem Kriptografi Kriptografi Keamanan

Lebih terperinci

Perbandingan Sistem Kriptografi Kunci Publik RSA dan ECC

Perbandingan Sistem Kriptografi Kunci Publik RSA dan ECC Perbandingan Sistem Kriptografi Publik RSA dan ECC Abu Bakar Gadi NIM : 13506040 1) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: abu_gadi@students.itb.ac.id Abstrak Makalah ini akan membahas topik

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom KRIPTOGRAFI Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu cryto dan graphia. Crypto berarti rahasia dan graphia berarti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengenalan Kriptografi II.1.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat di temukan di dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMBANGKIT TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE STANDARD (DSS) Sudimanto

PERANCANGAN PEMBANGKIT TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE STANDARD (DSS) Sudimanto Media Informatika Vol. 14 No. 2 (2015) PERANCANGAN PEMBANGKIT TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE STANDARD (DSS) Abstrak Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI DIGITAL SIGNATURE MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES DAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA SEBAGAI KEAMANAN PADA SISTEM DISPOSISI SURAT

2016 IMPLEMENTASI DIGITAL SIGNATURE MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI AES DAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA SEBAGAI KEAMANAN PADA SISTEM DISPOSISI SURAT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan surat-menyurat sangat populer di era modern ini. Bentuk surat dapat berupa surat elektronik atau non-elektronik. Pada umumnya surat nonelektronik

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma RSA dan Three-Pass Protocol pada Sistem Pertukaran Pesan Rahasia

Implementasi Algoritma RSA dan Three-Pass Protocol pada Sistem Pertukaran Pesan Rahasia Implementasi Algoritma RSA dan Three-Pass Protocol pada Sistem Pertukaran Pesan Rahasia Aji Nugraha Santosa Kasmaji 13510092 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Protokol Kriptografi

Protokol Kriptografi Bahan Kuliah ke-22 IF5054 Kriptografi Protokol Kriptografi Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 22. Protokol Kriptografi 22.1 Protokol Protokol:

Lebih terperinci

DESAIN KRIPTOGRAFI CBC MODIFIKASI PADA PROSES PENGAMANAN PESAN MELALUI

DESAIN KRIPTOGRAFI CBC MODIFIKASI PADA PROSES PENGAMANAN PESAN MELALUI DESAIN KRIPTOGRAFI CBC MODIFIKASI PADA PROSES PENGAMANAN PESAN MELALUI EMAIL Nur Rochmah DPA, ST, MKom 1, Ardiansyah ST, MCs 2 (1) Fakultas Teknik Indutri,Pgoram Studi Teknik Informatika, Universitas Ahmad

Lebih terperinci

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA BERBASIS WEB

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA BERBASIS WEB APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA BERBASIS WEB Enung Nurjanah Teknik Informatika UIN Sunan Gunung Djati Bandung email : enungnurjanah@students.uinsgd.ac.id Abstraksi Cryptography

Lebih terperinci

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI E-MAIL Satya Fajar Pratama NIM : 13506021 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16021@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Kriptografi. A. Kriptografi. B. Enkripsi

Kriptografi. A. Kriptografi. B. Enkripsi Kriptografi A. Kriptografi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Proses yang dilakukan untuk mengamankan sebuah pesan (yang disebut plaintext) menjadi pesan

Lebih terperinci

Public Key Cryptography

Public Key Cryptography Public Key Cryptography Tadya Rahanady Hidayat (13509070) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia tadya.rahanady@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Aplikasi Bluetooth Payment untuk Telepon Seluler Menggunakan Protokol Station-to-Station

Perancangan dan Implementasi Aplikasi Bluetooth Payment untuk Telepon Seluler Menggunakan Protokol Station-to-Station Perancangan dan Implementasi Aplikasi Bluetooth Payment untuk Telepon Seluler Menggunakan Protokol Station-to-Station Emir M. Husni Sekolah Teknik Elektro & Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam era informasi sekarang ini. Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan melakukan enkripsi (penyandian)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keamanan informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kerahasiaan informasi terutama yang berisi informasi sensitif yang hanya boleh diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan akan menjabarkan mengenai garis besar skripsi melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal yang akan dijabarkan adalah latar belakang,

Lebih terperinci

Pengamanan Sistem Login Aplikasi Menggunakan Protokol ID Based Diffie-Hellman Key Agreement

Pengamanan Sistem Login Aplikasi Menggunakan Protokol ID Based Diffie-Hellman Key Agreement Pengamanan Sistem Login Aplikasi Menggunakan Protokol ID Based Diffie-Hellman Key Agreement Aprita Danang Permana, S.ST Jl. Harsono RM No. 70, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550 aprita.danang@lemsaneg.go.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Definisi Kriptografi Ditinjau dari terminologinya, kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaitu cryptos yang berarti menyembunyikan, dan graphein yang artinya

Lebih terperinci

PENGAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA STREAM CIPHER SEAL

PENGAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA STREAM CIPHER SEAL PENGAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA STREAM CIPHER SEAL Semuil Tjiharjadi, Marvin Chandra Wijaya Universitas Kristen Maranatha Bandung semuiltj@gmail.com, marvinchw@gmail.com ABSTRACT Data security

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma RSA dan Rabin

Perbandingan Algoritma RSA dan Rabin Perbandingan Algoritma RSA dan Rabin Tadya Rahanady H - 13509070 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kryptos yang berarti tersembunyi dan graphein yang berarti menulis. Kriptografi adalah bidang ilmu yang mempelajari teknik

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal

Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal Muhamad Fajrin Rasyid 1) 1) Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung 40132, email: if14055@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka bagi setiap orang. Informasi tersebut terkadang hanya ditujukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. terbuka bagi setiap orang. Informasi tersebut terkadang hanya ditujukan bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, keamanan merupakan aspek yang sangat penting dalam transaksi informasi. Informasi yang dipertukarkan tidak semuanya terbuka bagi

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital Dengan Menggunakan SHA-256 Dan Algoritma Knapsack Kunci-Publik

Tanda Tangan Digital Dengan Menggunakan SHA-256 Dan Algoritma Knapsack Kunci-Publik Tanda Tangan Digital Dengan Menggunakan SHA-256 Dan Algoritma Knapsack Kunci-Publik Bhimantyo Pamungkas - 13504016 Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung 40132, email: btyo_pamungkas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA IDEA (INTERNATIONAL DATA ENCRYPTION ALGORITHM)

PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA IDEA (INTERNATIONAL DATA ENCRYPTION ALGORITHM) PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA IDEA (INTERNATIONAL DATA ENCRYPTION ALGORITHM) Ihda Innar Ridho, S. Kom., M. Kom (ihdaridho@fti.uniska-bjm.ac.id ) Wagino, S. Kom., M. Kom (wagino@fti.uniska-bjm.ac.id)

Lebih terperinci

Sistem Kriptografi Kunci-Publik

Sistem Kriptografi Kunci-Publik Bahan Kuliah ke-14 IF5054 Kriptografi Sistem Kriptografi Kunci-Publik Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 14. Sistem Kriptografi Kunci-Publik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR ABSTRAK Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam era informasi sekarang ini. Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan melakukan enkripsi (penyandian)

Lebih terperinci

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : KRIPTOGRAFI 1. 1 Latar belakang Berkat perkembangan teknologi yang begitu pesat memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi/data secara jarak jauh. Antar kota antar wilayah antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengelolaan keamanan data/informasi digital yang sifatnya krusial saat ini sudah menjadi hal yang penting yang harus dilakukan oleh perusahaan, organisasi ataupun

Lebih terperinci