Rasional Di tengah tuntutan masyarakat yang sedang kuat menuntut anak-anak bangsa ini memiliki kualitas, baik untuk kepentingan dirinya maupun untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rasional Di tengah tuntutan masyarakat yang sedang kuat menuntut anak-anak bangsa ini memiliki kualitas, baik untuk kepentingan dirinya maupun untuk"

Transkripsi

1 Rasional Di tengah tuntutan masyarakat yang sedang kuat menuntut anak-anak bangsa ini memiliki kualitas, baik untuk kepentingan dirinya maupun untuk kepentingan masyarakat pada umumnya, terlebih pada era otonomi daerah yang berjalan menginjak tahun ke delapan, namun arah kebijakan pendidikan seringkali menjadi tidak sinergis antara Pusat (Depdiknas RI) dengan SKPD di Tingkat Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. Gambaran tidak sinergis akan nampak terlihat pada tataran rumusan kebijakan maupun pada tataran operasinal. Hal ini akan sangat dimaklumi karena pergeseran sistem pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik akan memberikan sumbangan yang tidak kecil untuk mempersiapkan pemindahan kewenangan dan tanggung jawab yang biasanya atas dasar kebijakan pusat, sekarang harus diatur sendiri oleh daerah. Pendidikan adalah salah satu sektor yang dilimpahkan urusannya dari pusat ke daerah dan menjadi urusan wajib daerah (obligatory function) untuk menyelenggarakan dan memberikan layanan pendidikan terhdap masyarakat. Pendidikan adalah hak dan sekaligus kewajiban bagi masyarakat, jika dilihat dari fungsi sosialnya pendidikan adalah kebutuhan dasar dan bagi pemerintah daerah adalah menjadi program layanan dasar bagi masyarakat. Pendidikan di Batam saat ini secara umum berjalan sangat baik, kontribusi terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) telah menjadikan Kota Batam yang terbaik di Provinsi Kepulauan Riua. Namun demikian tentunya tidak ada gading yang tak 14

2 retak, Kota Batam dengan 12 kecamatan yang letak geografis berbentuk pulau atau juga orang mengenal dengan daerah hiterland, tentunya akan membawa kendala yang tidak sederhana, minat untuk mengakses pendidikan, minat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, putus sekolah, pola perilaku yang akan mengikuti orangtuanya, daya jangkau dan intensitas layanan dan pembinaan oleh para pengelola dan pembina pendidikan semkain tidak terprogram karena berbagai alasan termasuk alasan administratif dan sistem penghargaan. Semua ini akan sangat memungkinkan tingkat aksesibilitas yang sebenarnya menjadi rendah, angka buta aksara semakin tinggi (kalaupun tidak ada data yang jelas untuk membedakan anak tidak/belum pernah sekolah dengan anak buta aksara yang terditeksi secara kasat mata menurut para penyusun data, serta anak yang putus sekolah yang tidak sedikit terlebih jika dari kelas rendah, ini akan menjadikan mereka buta aksara kembali). Layanan anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak terungkap datanya, pada hal secara teoritis diperkirakan terdapat sekitar 5 % atau menurut prediksi BPS sekitar 2, % dan UNICEP sekitar 2,5 % dari jumlah penduduk adalah mereka yang tergolong sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK); data tentang PLB/SLB tidak terungkap. Selanjutnya data tentang layanan pendidikan melalui jalur pendidikan nonformal itupun tidak jelas; berapa SKB, PKBM, KB, KBU dan sebagainya terlebih data tentang Mitra Pendidikan Nonformal/PLS) sama sekali tidak terungkap. Selain itu Kota Batam adalah daerah urban yang selalu akan diminati untuk didatangi berbagai ragam orang dengan kualifikasi dalan status sosial yang beragam pula. Implikasinya dan konsekuensinya adalah bagaimana melakukan pemetaan kebutuhan layanan bagi penduduk yang terkadang tidak jelas asal muasalnya akan tetapi mereka adalah menjadi bagian dari masyarakat yang harus terlayani dan dapat mengakses pendidikan. Namun demikian, sebagai sebuah Kota, Batam adalah daerah yang akan 15

3 terus dikembangkan dan berkembang sesuai dengan tuntutan yang dihadapi, karena Kota Batam yang berbatasan langsung dengan dua negara maju (Malaysia dan Singapura) akan mendorong masyarakatnya terus maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Semangat ini dijawantahkan dalan visi keempat (d) Kota Batam yang sangat berkaitan erat dengan layanan pendidikan dan peningkatan mutu sumber daya manusianya baik dari segi pendidikan maupun kesehatan; yaitu : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, menguasai IPTEK dan bermuatan IMTAQ melalui peningkatan dan pemerataan pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat serta pembinaan kepemudaan dan olah raga. Sangat tepat, dan ini harus menjadi pijakan arah kebijakan bidang pendidikan di Kota Batam, khususnya oleh SKPD Dinas Pendidikan Kota Batam; karena ini adalah energi dan pemacu semangat dan secara mendasar menjadi dasar pengembangan rencana strategis (RENSTRA) dan/atau rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Dinas Pendidikan. Pendidikan di Kota Batam jauh melebihi kualitas pendidikan di kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau (berdasarkan data yang ada), artinya ini akan menjadi modal dasar untuk lebih mengembangkan program pembangunan bidang pendidikan secara komprehensif, integratif (PF/PNF/PI), sistematis yang didasarkan pada data yang diharapkan lebih akurat, sehingga tidak menimbulkan tafsir yang berbeda dan menjadi salah tafsir. Sajian data dari mulai jumlah penduduk usia sekolah, jumlah guru, atau data yang missing yang terkadang timbul tenggelam pada setiap tahunnya akan menyesatkan analisis dan perencanaan program. Oleh karena itu Program Pendidikan Untuk Semua (PUS) dan Rencana Aksi Daerah (RAD) yang dikembangkan ini akan menjadi bahan mengkaji ulang data dan mengembangkan program yang lebih mikro khususnya pada 16

4 SKPD Dinas Pendidikan Kota Batam; seperti bagaimana layanan perawatan dan pendidikan anak usia dini, pemberantasan buta aksara, akasesibilitas perempuan terhadap pendidikan, keaksaran fungsiaonal, life skills, dan memperoleh pendidikan yang bermutu. 2.1 Tinjauan Geografis dan Potensi Penduduk Pergeseran paradigama pembangunan dari system sentralistik birokratik ke sistem desentralistik demokratik yang lebih dikenal dengan Otonomi Daerah, berimplikasi terhadap sistem pengelolaan pembangunan pendidikan yang bergeser ke arah yang sama; yakni manajemen pembangunan pendidikan yang desentralistik. Artinya Pemerintah Daerah (PEMDA) memiliki konsekuensi mengimplementasikan kewenangan wajib (obligatory function) dalam menyelenggarakan pendidikan, seperti yang diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004 (Bab I, ayat (1), huruf (f) ). Penyelenggaraan pendidikan di manapun di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tentunya harus sejalan dengan hakekat pendidikan itu sendiri serta visi, misi, tujuan dan fungsi pembangunan Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyuratkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,dan negara ( Bab I, pasal 1, butir 1). Selanjutnya (pada butir 2) yang dimaksud dengan Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang Dasar 17

5 Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Uraian di atas memberi gambaran tentang sejumlah esensi yang menjadi tanggung jawab baik pemerintah maupun pemerintah daerah dalam memberikan layanan dasar terhadap masyarakat; yakni penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan seperti diurai di atas, begitu syarat esensi; artinya pendidikan tidak sekadar diselenggarakan untuk menggugurkan kewajiban, akan tetapi pendidikan harus diselenggarakan melalui perencanaan yang baik dan dimplementasikan dengan baik sehingga akan memberikan atmosfir belajar dan proses pembelajaran yang normatif, fungsional, sehingga dapat menumbuhkembangkan potensi diri sasaran didik yang memiliki ke-kaffah-an kecerdasan; baik kecerdasan spiritual keagamaan (yang akan mendorong kepemilikan akhlak mulia, pribadi yang baik), kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan intelektual/akademik, kecerdasan ekonomik, maupun kecerdasan cultural. Esensi lain yang teramat penting adalah bagaimana pendidikan dan atau pembelajaran dapat menjawab tuntutan perubahan zaman. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama teknologi komunikasi dan informasi, menyebabkan batas Negara dan bangsa menjadi imajiner ; budaya dan peradaban bangsa-bangsa akan melintas dan dapat diakses tanpa batas sehingga akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Artinya ada hal yang penting untuk disikapi, karena madani-nya dunia salah satunya dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (khususnya teknologi informasi) yang tidak hanya berpengaruh terhadap proses pendidikan; tetapi berpengaruh terhadap pemaknaan pendidikan itu sendiri bagi masa depan anak-anak bangsa. Inilah Dunia Madani dengan segala aspek kemajuan dan tuntutannya. Persoalannya adalah bagaimana upaya-upaya 18

6 pendidikan, para pelaku pendidikan, para pengambil kebijakan menyikapi dan melakukan upaya strategis dan signifikan, sehingga anak-anak bangsa ini menjadi asset pembangunan yang mampu bergaul, merespons (kreatif dan inovatif), melakukan komparasi, dan memiliki daya saing dalam tatanan dunia madani, namun tetap memiliki ketahanan moral dan budaya. Kota Batam, secara geografis letaknya sangat strategis, yakni terletak pada jalur pelayaran Internasional, memiliki luas total (wilayah darat dan laut) 3.990,00 Km2, yang berbatasan dengan : Singapura dan Malaysia di sebelah Utara, Kabupaten Lingga di sebelah Selatan, Kabupaten Karimun dan Laut Internasional di sebelah Barat, serta Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang di sebelah Timur, memiliki penduduk berjumlah jiwa, terdiri atas jiwa laki-laki dan jiwa perempuan yang berdomisili di 12 Kecamatan dan 64 Kelurahan; dengan kepadatan penduduk 314, 87 per kilo meter persegi (Sumber: Profil Batam dan Profil Pendidikan Batam 2006). Batam sebagai wilayah yang berbatatasan langsung dengan dua Negara ( Singapura dan Malaysia ) yang dikenal sebagai negara berpotensi sumber daya manusia dan ekonomi maju; sejak awal (OB) dikembangkan sebagai daerah Industri, Perdagangan, dan Pariwisata dalam skala nasional dan internasional. Oleh karena itu, sangat tepat ketika Pemerintah Kota Batam menetapkan Visi : TERWUJUDNYA BATAM MENUJU BANDAR DUNIA YANG MADANI DAN MENJADI LOKOMOTIF PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL. Guna mencapai visi tersebut di atas, Pemerintah Kota Batam merumuskan Misi yang diusung sebagai berikut : a. Mengembangkan Kota Batam sebagai Kota pusat kegiatan Industri, Per dagangan, Pariwisata, Kelautan dan Alih Kapal yang mempunyai akses ke pasar global dalam suatu sistem tata ruang terpadu yang didukung oleh infrastruktur, sistem transportasi, 19

7 sistem Teknologi Informasi (TI) dan penataan lingkungan kota yang bersih sehat, hijau dan nyaman b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitas pengembangan dan pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Koperasi dan investasi yang didukung oleh iklim/situasi usaha yang kondusif berlandaskan supermasi hukum. c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat hinterland dan masyarakat miskin melalui penyediaan fasilitas infrastruktur dasar, penataan dan pembinaan usaha sektor informal serta penanggulangan masalah sosial. d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, menguasai IPTEK dan bermuatan IMTAQ melalui peningkatkan dan pemerataan pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat serta pembinaan kepemudaan dan olah raga. e. Menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai seni budaya Melayu dan Budaya daerah lainnya serta mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis, bertoleransi dan berbudi pekerti. f. Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik. (Sumber : Batam Dalam Angka : 2006) Kearifan yang dirumuskan dalam Visi dan Misi Pemerintah Kota Batam, adalah potensi energi yang mendorong setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) mengejawantahkan ke dalam visi, misi, arah kebijakan, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), sehingga Visi dan Misi Kota Batam dapat tercapai. Adalah Dinas Pendidikan Kota Batam, sebagai salah satu SKPD teknis, berupaya 20

8 mengejawantahkan ke dalam Rencana Pembangunan Bidang Pendidikan (RPJMBP) dan berupaya mengimplementasikanya secara efektif dan efisien; Besarnya jumlah penduduk dan keragaman etnis (heterogenitas) ditunjang dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang tersedia, bisa dijadikan potensi berharga untuk menunjang pembangunan, namun disisi lain bisa pula menjadi beban apabila kuantitas penduduk tidak diimbangi dengan kualitas yang memadai ini penting diperhatikan karena essensi pembangunan manusia memandang bahwa keberdayaan manusia menjadi tujuan akhir (ends) dan seluruh proses pembangunan dengan penekanan prinsip perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, daya kreativitas dan energi (termasuk hidup sehat). 2.2 Tuntutan Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia Gambar 2.1 Jumlah Penduduk Kota Batam Tahun 2007 Batu Ampar Nongsa Galang S. Beduk Bulang B. Padang Sekupang Lubuk baja Bengkong Batam Kota Sagulung Batuaji 21

9 Arah kebijakan Pembangunan nasional ke depan menuntut sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, baik kualitas intelektual, spiritual, emosional, sosial; bahkan kualitas keterampilan dan kecakapan hidup bagi setiap individu anak-anak bangsa ini; sehingga mereka bukan hanya dapat berkomparasi akan tetapi harus dapat berkompetisi baik pada tataran lokal, regional, nasional bahkan internasional. Tindak berlebihan manakala isu globalisasi, era pasar bebas dan era otonomi daerah menuntut kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas makin mendesak dan tidak dapat ditundatunda lagi. Pada saat ini mutu sumber daya manusia Kota Batam (baca: data IPM Provinsi Kepulauan Riau) sacara umum menjadi yang terunggul di Provinsi Kepulauan Riau. Namun karena posisinya yang sangat strategis dan penuh tantangan; baik secara regional, nasional, maupun internasional, kiranya Pemerintah daerah Kota Batam sangat berkepentingan untuk terus mendorong sejumlah SKPD yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia untuk terus memberdayakan dan meningkatkan upaya pengembangan program strategis dan operasional dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terlebih untuk memprioritaskan pembangunan bidang pendidikan. Terdapat berbagai indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan kecederungan dinamika pembangunan manusia. Salah satunya adalah Indeks Pembangunan Manusia atau Development Index (HDI) yang didalamnya memasukan 2 (dua) indikator dalam bidang pendidikan, yakni Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia dewasa (15 tahun ke atas). Indeks Pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan disuatu negara atau wilayah. Walaupun tidak mampu mengukur semua dimensi dan pembangunan manusia, namun diperkirakan 22

10 mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang melihat kecenderungan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga komponen dasar itu adalah umur panjang (Usia Harapan Hidup) dan hidup sehat yang diukur melalui angka harapan hidup, berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur melalui melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta akses terhadap sumber daya dan sumber-sumber layanan terutama pendidikan dan kesehatan maupun ekonomi yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak (berdaya beli) yang diukur dengan pendapatan perkapita yang disesuaikan dengan standar. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah memperlihatkan upaya pencapaian nilai ideal (100 atau 1) dan angka ini dapat diperbandingkan antar daerah. Dengan demikian, tantangan bagi semua daerah adalah bagaimana menemukan cara yang tepat dalam mengembangkan program pembangunan untuk ngurangi jarak terhadap nilai ideal. Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukkan posisi kualitas manusia Kota Batam dari tahun 2003 (73,2), 2004 (75,8), 2005 (76,5), dan 2006 (76,7); artinya Kota Batam selalu berada dalam kategori di atas IPM kabupaten/kota lainnya bahkan terunggul dengan posisi ke 1 dari 6 kabupaten/kota dan di atas rerata IPM Provinsi Kepulauan Riau (lihat Tabel 2.1). Artinya perkembangan kualitas sumber daya manusia di Kota Batam jika dilihat dari angka IPM menunjukan kualitas yang baik, tanpa harus terus memperbandingkan dengan daerah yang telah lebih dahulu maju, Kota Batam terus memacu diri untuk kepentingan kesejahteraan masyarakatnya; karena Pemerintah Daerah Kota Batam menyadari bahwa wilayahnya sangat strategis untuk terus dipacu perkembangannya sehingga visi yang dicanangkan tentang : TERWUJUDNYA BATAM MENUJU BANDAR DUNIA YANG MADANI DAN MENJADI 23

11 LOKOMOTIF PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL dapat dicapai dengan baik, sehingga masyarakat Kota Batam menjadi sejahtera. 24

12 Tabel 2.1 Perkembangan IPM Propinsi Kepulauan Riau Menurut Kecamatan Tahun 2003, 2004, 2005 dan 2006 Kab/Kota IPM Karimun Bintan 67.3** Natuna Lingga Kota Batam Kota Tanjung Pinang Propinsi Kepulauan Riau Sumber : BPS Kota Batam Ket ** : Termasuk Kab. Lingga dan Kota Tanjung Pinang Jika menganalisis data yang dapat diperoleh, terdapat hal yang sangat rentan untuk menjadi pertanyaan masyarakat; apakah di Kota Batam memang telah bebas buta aksara atau hanya dalam jumlah yang sangat kecil seperti yang tersaji pada tabel 2.2 kolom ke 4, atau memang terjadi kekeliruan penafsiran sehingga terkesan bahwa Kota Batam (baca: sebagai contoh pada tahun 2005) tidak ada yang buta aksara; pada hal pada kolom 3-nya tersaji data orang penduduk yang tidak/belum pernah sekolah, apakah ini tidak buta aksara?. Ironis memang, sajian data yang diperoleh dari profil pendidikan Kota Batam, nampaknya memerlukan pencermatan lebih lanjut sehingga tidak menyesatkan bagi para pelaku pendidikan di Kota Batam manakala akan menyusun rencana kerja pembangunan pendidikan. Tahun 2006 data buta aksara di Kota Batam sebesar 721 orang, namun penduduk yang tidak/belum pernah sekolah trendnya ditemukan menjadi menurun yaitu menjadi sebesar orang penduduk; artinya dalam kurun waktu satu tahun data ini missing (hilang) sebesar orang. Pertanyaannya adalah apakah orang 25

13 penduduk itu bersekolah atau mengikuti program pendidikan kesetaraan atau keaksaraan melalui jalur pendidikan nonformal atau bagaimana, namun itulah data yang ditemukan. Tahun 2007 trendnya menjadi naik, jumlah penduduk buta aksara seperti tersaji pada kolom 4 tabel 2.2 jumlah menjadi 757, artinya naik sejumlah 36 orang. Namun yang sangat mengejutkan adalah kenaikan data penduduk yang tidak/belum pernah sekolah angkanya menjadi naik secara spektakuler yaitu menjadi sebesar orang penduduk, artinya trendnya naik tajam baik dari tahun 2005 maupun tahun Selain itu ditemukan data (Data Keadaan Penduduk Kota Batam Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2006), terdapat angka yang cukup besar yaitu orang anak usia 7-12 tahun (usia SD) yang tidak menamatkan SD/MI-nya; manakala mereka drop out pada kelas rendah, artinya sangat dimungkinkan mereka buta aksara kembali. Pluktuasi, konsistensi, dan tingkat akurasi data yang disajikan sangat dikhawatirkan akan menjadi kendala dalam pengambilan kebijakan untuk kepentingan penyusunan dan pengembangan rencana strategis dan operasional SKPD (Dinas Pendidikan Kota Batam) maupun pengambilan kebijakan pada tingkat Pemerintah Daerah Kota Batam. Tahun Tabel 2.2 Keadaan Umum Pendidikan Kota Batam Jumlah Penduduk Tidak/Belum Pernah Sekolah Buta Huruf Sumber Profil Pendidikan Batam. 2005, 2006 dan

14 Hal lain yang juga menjadi kendala untuk melakukan analisis ini adalah tidak ditemukan dengan pasti data angka rata-rata lama sekolah (RLS), sehingga pada analisis ini belum dapat menyajikan data tersebut. Namun demikian untuk kepentingan studi ini terutama untuk penyusunan Rencana Aksi Daerah Pendidikan Untuk Semua (RADPUS), data pendukung lainnya akan memberikan dukungan yang cukup signifikan dan diprediksi dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada. Sebagai bahan dasar data tentang Indeks Pembangunan Manusia Kota Batam telah memberikan gambaran bahwa pengembangan sumber daya mansuianya baik, dan sebagai gambaran bagaimana persentase penduduk kelompok usia sekolah terhadap total seluruh penduduk dapat dicermati data pada tabel 2.3 di bawah ini. 27

15 Tabel 2.3 Persentase Penduduk Kelompok Usia Sekolah Terhadap Total Seluruh Penduduk Penduduk Usia 7-Penduduk Usia 13-Penduduk Usia 16- Kecamatan 12 Tahun 15 Tahun 18 Tahun L P L+P L P L+P L P L+P Belakang padang Batuampar Sekupang Nongsa Bulang Lubuk Baja Sei Beduk Galang Bengkong Batam Kota Sagulung Batu Aji Rata-rata Sumber Profil Pendidikan 2007 Hal lain yang penting untuk dianalisis dalam rangka melihat kondisi umum pendidikan Kota Batam adalah terkait Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Mencermati APK ataupun APM artinya mencermati tingkat aksesibilitas anak usia sekolah terhadap jenjang atau tingkat pendidikan tertentu. Gambaran APK untuk tingkat pendidikan SD/MI dari sajian data 2005 samapai dengan 2007 trendnya sangat baik; yaitu pada tahun 2005 APM SD/MI sebesar 92,77%, tahun 2006 sebesar 98,54%, dan tahun 2007 naik menjadi 102,31%. Sedangkan APM SD/MI tentunya tidak berbeda bahwa trendnyapun menjadi naik; yaitu pada tahun 2005 sebesar 83,23%, tahun 2006 sebesar 91,01%, dan pada tahun 2007 menjadi sebesar 96,97%. 28

16 Artinya dari data yang tersaji Pemerintah Daerah Kota Batam memiliki tugas untuk mendorong sekitar 3,3% anak usia sekolah SD/MI untuk kembali kesekolah atau ditangani oleh jalur pendidikan nonformal baik melalui Program Paket A ataupun Keaksaraan fungsional. Gambaran APK untuk tingkat pendidikan SMP/MTs dari sajian data 2005 sampai dengan 2007 trendnya sangat baik; yaitu pada tahun 2005 APM SMP/MTs sebesar 79,70%, tahun 2006 sebesar 79,95%, dan tahun 2007 naik menjadi 89,02%. Sedangkan APM SMP/MTs terjadi pluktuasi kalaupun pada angka yang relatif kecil; yaitu pada tahun 2005 sebesar 69,21%, tahun 2006 sebesar 74,71%, dan pada tahun 2007 terjadi penurunan yaitu menjadi sebesar 74,14%. Artinya dari data yang tersaji Pemerintah Daerah Kota Batam memiliki tugas untuk mendorong sekitar 25,86% anak usia sekolah SMP/MTs (lulusan SD/MI yang tidak melanjutkan atau yang drop out dari SMP/MTs) untuk kembali kesekolah atau didorong untuk melanjutkan studinya atau ditangani oleh jalur pendidikan nonformal baik melalui Program Paket B. Mengapa ini menjadi penting untuk Kota Batam, karena hal ini terkait dengan Program Nasional tentang Wajib Belajar Sembilan Tahun dan Program Pemberantasan Buta Aksara. Gambaran APK untuk tingkat pendidikan SMA/MA/SMK (Jenjang Sekolah Menengah) dari sajian data 2005 samapai dengan 2007 trendnya naik secara perlahan; yaitu pada tahun 2005 APK SMA/MA/SMK sebesar 58,61%, tahun 2006 sebesar 59,10%, dan pada tahun 2007 naik menjadi 60,81%. Sedangkan APM SMA/MA/SMK terjadi pluktuasi kalaupun pada angka yang relatif kecil; yaitu pada tahun 2005 sebesar 52,75%, pada tahun 2006 tuju menjadi sebesar 52,11%, sedangkan pada tahun 2007 terjadi kenaikan lagi yaitu menjadi sebesar 58,84%. Artinya dari data yang tersaji Pemerintah 29

17 Daerah Kota Batam memiliki tugas untuk mendorong sekitar 41,16% anak usia sekolah SMA/MA/SMK (lulusan SMP/MTs yang tidak melanjutkan menurut data tahun 2006 terdapat sebesar 4.87 anak, dan yang drop out dari SMA/MA/SMK menurut data tahun 2006 sebesar anak) untuk kembali kesekolah atau didorong untuk melanjutkan studinya atau ditangani oleh jalur pendidikan nonformal baik melalui Program Paket C atau dalam bentuk lain seperti Home Schooling, karena sebagai Kota yang dikembangkan sebagai pintu gerbang internasional akan membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu melakukan tugas-tugas dirinya dan mengacu kepada kepentingan masyarakat pada umumnya. Tabel 2.10 Angka partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan kota Batam Tahun APK APM SD/MI SMP/MTS SMA SD/MI SMP/MTs SMA Sumber Profil Pendidikan Kota Batam Menganalisis kondisi umum pendidikan Kota Batam khususnya pendidikan dasar, ada hal yang cukup menggembirakan apabila melihat sajian data tahun 2005 sampai tahun 2007 tentang rata-rata angka mengulang (AU), rata-rata angka putus sekolah (APS), dan rata-rata angka lulusan (AL); baik SD/MI maupun SMP/MTs. Rata-rata angka mengulang (AU) SD/MI tahun 2005 sebesar 3,60%, pada tahun 2006 trendnya menjadi turun yakni hanya sebesar 0,17%; namun pada tahun 2007, naik kembali menjadi 3,0% (baca: lihat Tabel 2.11). Rata-rata angka putus sekolah (APS) SD/MI terjadi pluktuasi yang sangat 30

18 signifikan, pada tahun 2005 rata-rata angka putus sekolah (APS) SD/MI sebesar 0,19%, pada tahun 2006 trendnya menjadi menjadi naik menjadi sebesar 1,56%; namun pada tahun 2007, menurun kembali menjadi 0% (Baca: lihat : Tabel 2.11). Rata-rata angka lulusan (AL) SD/MI terjadi trend yang baik dan naik secara signifikan dari tahun Pada tahun 2005 rata-rata angka lulusan (AL) SD/MI sebesar 76,25%, pada tahun 2006 naik menjadi sebesar 99,83%; dan pada tahun 2007 naik menjadi 100% (baca: lihat tabel 2.11). Selanjutnya dari data yang tersaji pada tabel 2.11 tentang rata-rata angka mengulang (AU), rata-rata angka putus sekolah (APS), dan rata-rata angka lulusan (AL) SMP/MTs dari tahun ; gambaran sebagai berikut. Rata-rata angka mengulang (AU) SMP/MTs tahun 2005 sebesar 0,75%, pada tahun 2006 naik menjadi sebesar 19,30%; namun pada tahun 2007, naik turun drastis menjadi 1,0% (baca: lihat Tabel 2.11). Ratarata angka putus sekolah (APS) SMP/MTs terjadi pluktuasi yang sangat signifikan, pada tahun 2005 rata-rata angka putus sekolah (APS) SMP/MTs sebesar 0,90%, pada tahun 2006 trendnya menjadi menjadi naik menjadi sebesar 1,56%; namun pada tahun 2007, menurun kembali menjadi 0% (Baca: lihat : Tabel 2.11). Rata-rata angka lulusan (AL) SD/MI terjadi trend yang baik dan naik secara signifikan dari tahun Pada tahun 2005 rata-rata angka lulusan (AL) SD/MI sebesar 76,25%, pada tahun 2006 naik menjadi sebesar 2,15%; namun pada tahun 2007 turun lagi menjadi 0,0% (baca: lihat tabel 2.11). Selanjutnya rata-rata angka lulusan (AL) SMP/MTs tahun , terjadi juga pluktuasi. Tahun 2005 rata-rata angka lulusan SMP/MTs sebesar 99,88%, namun pada tahun 2006 terjadi penurunan cukup signifikan, yaitu menjadi sebesar 88,70%, namun pada tahun 2007 trend-nya menjadi naik kembali kalaupun tidak sebesar tahun 2005; yaitu 31

19 menjadi 96%. Artinya SKPD Dinas Pendidikan Kota Batam tetap harus tetap berjuang agar angka-angka tersebut dapat ditekan atau dinaikan. 32

20 Tabel 2.11 Rata-rata Angka Mengulang, Angka Putus Sekolah dan Angka Lulusan Tingkat SD, MI, SLTP, MTs di Kota Batam SD/MI (%) SLTP/MTs (%) Tahun AU APS AL AU APS AL Keterangan : AU : Angka mengulang APS : Angka putus Sekolah AL : Angka Lulusan Sumber Profil Pendidikan Kota Batam Tahun Pembiayaan Pendidikan Keluhan tentang mahalnya biaya pendidikan masih sangat dirasakan oleh masyarakat terutama kelas menengah ke bawah. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat aksesibilitas (angka partisipasi sekolah) dan kerapkali menjadi alasan mengapa anak menjadi putus sekolah atau orang tua tidak mau menyekolahkan anaknya atau pula mereka tidak mampu untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kesulitan ekonomi dan tingginya angka kemiskinan pada situasi seperti sekarang mi tidak sedikit menjadi suatu penghalang bagi harapan dan cita-cita anak terutama bagi masyarakat ekonomi lemah/miskin. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika sekarang ini, tentu lambat laun akan mempengaruhi ketahanan perekonomian negara lain terutama negara berkembang dan tidak memiliki ketahanan yang baik. Sekalipun UU RI N0. 20 tahun 2003 telah 33

21 mensyaratkan agar pemerintah termasuk pemerintahan di daerah menganggarkan minimal 20 persen dari total anggaran pembangunan, nampaknya masih cukup sulit untuk terealisasi. Namun dengan dimenangkan gugatan PGRI di Mahkamah Konstitusi Pemerintah mencoba menepati janjinya sesuai dengan amanat undang-undang, dan pada RAPBN 2009, pendidikan dianggarkan sebesar 20%, apakah itu akan berubah lagi (kita tunggu saja). Namun bagi Pemerintah Daerah Kota Batam hal ini tentunya akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pembangunan pendidikan, karena hal ini akan sangat menentukan masa depan anak-anak bangsa dan warga masyarakat. Sebagai landasan hukum dan dasar legalitas pendanaan pendidikan Pemerintah telah menerbitkan PPRI No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Pada pasal 2 ayat (1 dan 2) menyebutkan bahwa: (1) Pendanaan Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, (2) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat; b. Peserta didik orang tua atau wali peserta didik; dan c. Pihak lain selain yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. Pada pasal (3) ayat (1) disebutkan bahwa biaya pendidikan meliputi a. Biaya satuan pendidikan b. Biaya penyelenggaraan dan / atau pengelolaan pendidikan; dan c. Biaya pribadi peserta didik. Gambaran anggaran pendidikan yang disediakan Pemerintah Daerah Kota Batam dapat dilihat pada tabel

22 Tabel 2.12 Anggaran Dinas Pendidikan Kota Batam 2007 No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % A B Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung , ,78 Jumlah Sumber Profil Pendidikan Kota Batam

4.1 Target Dasar Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2033 menyebutkan pada Pasal 17 ayat (1 dan 2) bahwa : (1) Pendidikan Dasar merupakan

4.1 Target Dasar Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2033 menyebutkan pada Pasal 17 ayat (1 dan 2) bahwa : (1) Pendidikan Dasar merupakan 4.1 Target Dasar Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2033 menyebutkan pada Pasal 17 ayat (1 dan 2) bahwa : (1) Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah,

Lebih terperinci

6.1 Target Dakar Target Dakar untuk pendidikan Keaksaraan dan Berkelanjutan adalah Tercapainya peningkatan sebesar 50 persen pada tingkat

6.1 Target Dakar Target Dakar untuk pendidikan Keaksaraan dan Berkelanjutan adalah Tercapainya peningkatan sebesar 50 persen pada tingkat 6.1 Target Dakar Target Dakar untuk pendidikan Keaksaraan dan Berkelanjutan adalah Tercapainya peningkatan sebesar 50 persen pada tingkat keniraksaraan orang dewasa terutama perempuan pada tahun 2015 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN

KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN Dasar Hukum Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 : Setiap warga negara mempuyai hak untuk memperoleh pengajaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Nama SKPD : DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Visi : Terwujudnya Layanan Pendidikan, Pemuda Olahraga Rote Ndao yang berkembang, bermutu, unggul terjangkau Misi : 1 Memperluas

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Produktivitas sekolah merupakan wujud dari produktivitas pendidikan dalam skala persekolahan. Tujuan diselenggarakannya pendidikan secara institusional adalah

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH Strategi pembangun daerah adalah kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujdkan

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan pembangunan daerah Kota Yogyakarta maka dibuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) SEKTOR PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) SEKTOR PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) SEKTOR PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Visi dan Misi Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin di capai selama

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, adapun visi Kabupaten Simeulue yang ditetapkan untuk tahun 2012

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 Visi Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa dan sejalan dengan visi pendidikan nasional, maka visi pembangunan pendidikan di Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia telah ditetapkan melalui Masterplan Pendidikan Riau 2020, di mana sektor pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan sentral dalam pembangunan bangsa dan negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masa akan datang banyak

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR A. Tujuan dan Sasaran Strategis Berdasarkan pada amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta misi dan visi Dinas

Lebih terperinci

VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL. Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran

VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL. Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL 6.1. Faktor Pendukung Kegiatan Keaksaraan Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran bahwa Pemerintah Kabupaten karawang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

8.1 Target Dakar Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing merupakan salah satu dari tiga masalah besar pendidikan yang dihadapi bangsa ini atau

8.1 Target Dakar Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing merupakan salah satu dari tiga masalah besar pendidikan yang dihadapi bangsa ini atau 8.1 Target Dakar Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing merupakan salah satu dari tiga masalah besar pendidikan yang dihadapi bangsa ini atau disebut sebagai tantangan pembangunan pendidikan skala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Indonesia telah menjadikan investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan mengalokasikan persentase yang lebih

Lebih terperinci

Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Konsep pengembangan wilayah mengandung prinsip pelaksanaan kebijakan desentralisasi dalam rangka peningkatan pelaksanaan pembangunan untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah Deklarasi Millennium hasil kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala negara dan perwakilan dari

Lebih terperinci

HASIL PEMETAAN PROGRAM WAJAR DIKDAS 9 TAHUN DI 6 KECAMATAN DI KABUPATEN GARUT

HASIL PEMETAAN PROGRAM WAJAR DIKDAS 9 TAHUN DI 6 KECAMATAN DI KABUPATEN GARUT HASIL PEMETAAN PROGRAM WAJAR DIKDAS 9 TAHUN DI 6 KECAMATAN DI KABUPATEN GARUT MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Hasil Pemetaan dan Pendataan Program Wajar Dikdas di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Garut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang bercorak monolitik sentralistik di pemerintahan pusat kearah

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

PARTISIPASI KASAR ( APK ) MENURUT JENJANG PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN

PARTISIPASI KASAR ( APK ) MENURUT JENJANG PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN No III. BIDANG PENDIDIKAN TABEL 3.1.a ANGKA PARTISIPASI KASAR ( APK ) MENURUT JENJANG PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN TAHUN 2015 KECAMATAN SD SLTP SLTA L P L + P L P L+P L P L+P 1.365 1.191 2.556

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 A. Isu Strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2011 merupakan suatu dokumen perencanaan daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG PERIODE TAHUN 2014-2018 Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019 merupakan amanat perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR 5.1. Matriks Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

Sulit menciptakan keadilan dan kesetaraan gender jika negara terus menerus memproduksi kebijakan yang bias gender. Genderisasi kebijakan publik telah

Sulit menciptakan keadilan dan kesetaraan gender jika negara terus menerus memproduksi kebijakan yang bias gender. Genderisasi kebijakan publik telah KATA PENGANTAR Pengarusutamaan Gender telah menjadi garis kebijakan pemerintah sejak keluarnya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000. Instruksi tersebut menggariskan: seluruh departemen maupun lembaga

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI :

PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI : PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI : Amanat undang-undang dasar 1945 1. Pembukaan Alinea IV: memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

Pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

Pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia A. LATAR BELAKANG Tema peringatan hari tahun 2013 adalah Meningkatkan kualitas dan akses berkeadilan. Tema tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan dalam upaya percepatan keseluruh warga Negara untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator Kinerja Dinas Pendidikan Kota Pontianak yang mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi dalam RPJMD Kabupaten Cilacap 2012 2017 dirumuskan dengan mengacu kepada visi Bupati terpilih Kabupaten Cilacap periode 2012 2017 yakni Bekerja dan Berkarya

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi karakteristik dan keunikan

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara politis tekad pemerintah untuk membangun pelayanan pendidikan bagi seluruh masyarakat terlihat cukup besar. Hal ini seperti yang dinyatakan dalam UUD 1945

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional merupakan salah satu faktor yang sangat strategis dalam membentuk dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani

Lebih terperinci

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua TUJUAN 2 Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua 35 Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Target 3: Memastikan pada 2015 semua anak-anak di mana pun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah lebih kurang 101.510.0965 ha atau kurang lebih 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun masyarakat. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan dunia. Manusia Indonesia

Lebih terperinci

Rasional Alvarez (1990) dalam bukunya Engendering Democracy in Brazil :Women s Movement in Transition Politics, mendefinisikan sebuah gerakan

Rasional Alvarez (1990) dalam bukunya Engendering Democracy in Brazil :Women s Movement in Transition Politics, mendefinisikan sebuah gerakan Rasional Alvarez (1990) dalam bukunya Engendering Democracy in Brazil :Women s Movement in Transition Politics, mendefinisikan sebuah gerakan perempuan adalah sebuah gerakan sosial dan politik, yang terdiri

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mengamanatkan kepada Kepala Daerah untuk menyusun pembangunan daerah yang merupakan kesatuan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN BAB I BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan

Lebih terperinci

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan kewajiban

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. 0/Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota 5. KOTA TANJUNG

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan, yang dilakukan setiap negara ataupun wilayah-wilayah administrasi dibawahnya, sejatinya membutuhkan pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan. Keberhasilan

Lebih terperinci

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. 0/Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota 5. KOTA TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa adalah pendidikan. Pada saat

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA DIES NATALIS KE-49 UNTAN PONTIANAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA DIES NATALIS KE-49 UNTAN PONTIANAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA DIES NATALIS KE-49 UNTAN PONTIANAK Hari/Tanggal : Sabtu/17 Mei 2008 Pukul : 07.30 WIB Tempat : Gedung Auditorium UNTAN Pontianak Yth. Bapak Wakil Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Karenanya, pendidikan tidak boleh dianggap sepele karena dengan pendidikan harkat dan martabat

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses multidimensional yang melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga nasional

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN Pembangunan daerah agar dapat berhasil sesuai dengan tujuannya harus tanggap terhadap kondisi yang terjadi di masyarakat. Kondisi tersebut

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berhubung dengan pesatnya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 Oleh : Drs. ABIMANYU, M.Si DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI Selaras 1 VISI MISI KE 2 NGAWI SEJAHTERA, BERAKHLAK, BERBASIS PEDESAAN

Lebih terperinci

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN Pembagian urusan pemerintahan sesuai asas desentralisasi dalam sistem pemerintahan yang mensyaratkan adanya pembagian urusan yang jelas antara Pemerintah dengan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan salah satu kebijakan pengembangan wilayah yang mencoba merubah sistem sentralistik menjadi desentralistik. Melalui kebijakan ini, diharapkan

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci