JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO. dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO. dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM :"

Transkripsi

1 JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM : Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada tanggal : 17 Agustus 2014 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Frice L. Desei, ST, MT Yuliyanti Kadir, ST, MT NIP: NIP : Jurnal ini telah di setujui oleh dosen pembimbing sebagai syarat

2 BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO Fidya Mayestika Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo INTISARI: Mayestika, Fidya Bangkitan Perjalanan pada Perumahan Misfalah Rasaindo Kota Gorontalo. Skripsi, S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Yuliyanti. Kadir, S.T., M.T. dan Pembimbing II Frice L. Desei, S.T., MSc. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model bangkitan perjalanan dari perumahan Misfalah Rasaindo ke tempat beraktifitas menggunakan kendaraan bermotor. Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahapan, yaitu data primer dan data sekunder.data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan melakukan home interview yang dibagikan kepada 100 keluarga yang bermukim di perumahan Misfalah Rasaindo yaitu bangunan tipe 72, bangunan tipe 54 dan bangunan tipe 45.Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak developer.hasil dari kuesioner dikelompokan menjadi variabel bebas dan variabel terikat kemudian dianalisis melalui program SPSS-14 dengan metode stepwise.persamaan regresi linier sederhana dan berganda digunakan untuk memodelkan bangkitan perjalanan dari masing-masing tipe rumah di perumahan Misfalah Rasaindo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model jumlah produksi perjalanan dapat dianalisis dengan regresi sederhana dan berganda.hasil uji analisis korelasi data metode regresi berganda sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga (X1) dan jumlah kepemilikan kendaraan (X3). Diperoleh persamaan model bangunan tipe 54 Log Y = 0, ,393 Log X1 + 0,203 Log X3. Bangunan tipe 45 Log Y = 0, ,708 Log X1 0,139 Log X3 dengan signifikan α = 0,000 < 0,05. Khusus bangunan tipe 72 hanya dapat dianalisis satu variabel dengan metode regresi sederhana. Kata Kunci: Model Bangkitan Perjalanan, Tipe Rumah

3 Gorontalo adalah provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara yang dulunya terdiri dari Kota Madya Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah otonomi daerah kemudian dibentuk menjadi Provinsi Gorontalo yang memiliki luas wilayah ,64 Km 2 dan jumlah penduduk sebanyak jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 2,09% per tahun (BPS, 2012). Menurut aspek demografi wilayah Provinsi Gorontalo terbagi atas lima kabupaten yaitu Kabupaten Boalemo, Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara dan Pohuwato dan satu kota adalah Kota Gorontalo. Kota Gorontalo adalah Ibu Kota dari Provinsi Gorontalo sekaligus sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya urbanisasi penduduk dari desa ke kota yang mengakibatkan tingginya tingkat pertambahan jumlah penduduk dan pemukiman yang berada di wilayah Kota Gorontalo. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan daerah pemukiman maka jumlah perjalanan juga meningkat. Apabila peningkatan tersebut tidak di ikuti dengan penambahan infrastruktur jalan, maka akan mengalami ketimpangan antara penyediaan dan permintaan. Bangkitan pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan atau jumlah pergerakan yang tertarik kesuatu tata guna lahan atau zona (Tamin, 1997).Munculnya kawasan perumahan menyebabkan berubahnya fungsi tata guna lahan yang dikemudian hari menimbulkan permasalahan.kegiatan masyarakat untuk beraktivitas menyebabkan timbulnya bangkitan perjalanan yang dapat membebani jalur jaringan jalan menuju pusat-pusat kegiatan. Keberadaan pemukiman Misfalah Rasaindo di kawasan Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo dengan tipe-tipe rumah yang ada disesuaikan dengan ukuran taraf hidup masyarakat Kota Gorontalo baik dari kalangan bawah, menengah dan atas, memungkinkan permintaan atas jumlah unit akan bertambah. Didukung dengan lokasi yang sangat strategis dekat dengan pusat-pusat kegiatan, perumahan Misfalah Rasaindo menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Hamdi, 2011) dengan judul bangkitan perjalanan pada perumahan bougenville di Palembang,

4 mengemukakan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan adalah ukuran keluarga, kepemilikan sepeda motor dan jumlah penghasilan keluarga. Rauf dan liputo (2009) mengemukakan bahwa hasil penelitian dengan judul pemodelan bangkitan pergerakan pada tata guna lahan SMU negeri di Makassar faktor-faktor yang berpengaruh untuk kendaraan pengantar luassekolah, jumlah kelas dan luas kelas, sedangkan faktoryang berpengaruh untuk kendaraan penjemput siswa adalah luas sekolah dan luas kelas. Secara rinci sebelumnya dikemukakan sebagai landasan dikemukakannya penelitian ini. Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang penelitian iniadalah bertujuan mendapatkan model jumlah produksi perjalanan yang dibangkitkan oleh perumahan Misfalah Rasaindo? METODE PENELITIAN Lokasi penelitian bertempat di perumahan Misfalah Rasaindo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Tahapan penelitian ini didahului dengan studi pustakadan dilanjutkan dengan pengumpulan data primer dan sekunder. a. Data primer Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud adalah data yang sumbernya diperoleh langsung dari responden/penghuni perumahan, yaitu: jumlah anggota keluarga, data pendapatan rumah tangga, kepemilikan kendaraan, struktur rumah tangga, ukuran rumah tangga dan aksesibilitas. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak developer perumahan Misfalah Rasaindo meliputi jumlah KK yang menempati perumahan, luas lahan, tipe bangunana dan jumlah perumahan yang belum terhuni. Metode analisis data menggunakan SPSS-14 untuk uji korelasi hubungan yang erat antara variabel. Kemudian akan diperoleh hasil regresi sederhana dan berganda. Pada tahap akhir akan diperoleh persamaan regresi sederhana dan berganda yang terbentuk secara otomatis yang berupa suatu persamaan sebagai berikut (Algifari, 2000).

5 Bentuk matematis linier sederhana diwakili oleh persamaan 1. Y = a + b 1... (2.1) Bentuk matematis linier berganda diwakili oleh persamaan 2. Y = a + b 1 X 1 +b 2 X b n X n... (2.2) HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Perjalanan 1. Pengaruh Antara Dua Variabel a). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 72 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,788, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,621. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalananan pada bangunan tipe 72 sebesar 62,1 % dan sisanya disebabkan oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 72 dengan berbagai jumlah variabel bebas. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel bebas jumlah kepemilikan kendaraan dengan jumlah perjalanan dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,494. Kepemilikan kendaraan memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,244. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan kendaraan sebesar 24,4% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,006 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 72. Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 1. unstandardized β pada bangunan tipe 72 ditunjukkan dalam Tabel 2.

6 Tabel 1 Persamaan Regresi Hubungan Antara Dua Variabel Produksi Perjalanan dengan Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bangunan Tipe 72 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Y = 3, ,874X 1 0,788 0,621 0,000 2 Jumlah Kepemilikan Kendaraan Y = 5, ,822X 3 0,494 0,244 0,006 3 Jumlah Keluarga yang Sekolah Y = 6, ,054X 5 0,563 0,317 0,001 Tabel 2 Unstandardized Beta Antara Dua Variabel Bangunan Tipe 72 No Variabel Bebas Koefisie Variabel Bebas 1 Jumlah Anggota Keluarga 2 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 3 Jumlah Keluarga yang Sekolah Constant 0,874 0,129 0,000 3,026 0,735 0,000 0,822 0,274 0,006 5,503 0,820 0,000 1,054 0,292 0,001 6,042 0,557 0,000 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan jumlah keluarga yang sekolah dengan jumlah produksi perjalanan bangunan tipe 72 dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,563. Jumlah keluarga yang sekolah memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 72, hal ini ditunjukkan dengan koefisien determinasi R 2 = 0,317. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 72 dipengaruhi oleh jumlah keluarga yang sekolah sebesar 31,17% serta sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini mengartikan model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 72. Berdasarkan hasil uji regresi sederhana maka jumlah produksi perjalanan di perumahan Misfalah Rasaindo akan semakin besar jumlahnya apabila variabel

7 bebas jumlah anggota keluarga, jumlah kepemilikan kendaraan dan jumlah keluarga yang sekolah semakin besar nilainya. b). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan Pada Bangunan Tipe 54 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,841, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,707. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap jumlah perjalanan pada bangunan tipe 54 sebesar 70,7 % dan sisanya disebabkan oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dengan berbagai jumlah variabel bebas. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel bebas jumlah penghasilan keluarga dengan jumlah produksi perjalanan dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,691. Penghasilan keluarga memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,477. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah penghasilan keluarga sebesar 47,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan jumlah kepemilikan kendaraan dengan jumlah produksi perjalanan bangunan tipe 54 dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,725. Jumlah kepemilikan kendaraan memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54, hal ini ditunjukkan dengan koefisien determinasi R 2 = 0,526. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan kendaraan sebesar 52,6% serta sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini

8 mengartikan model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54.Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 3.unstandardized β pada bangunan tipe 54 ditunjukkan dalam Tabel 4. Tabel 3 Persamaan Regresi Hubungan Antara Dua Variabel Produksi Perjalanan dengan Variabel Bebas Bangunan Tipe 54 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Y = 2, ,021X 1 0,841 0,707 0,000 2 Jumlah Penghasilan Keluarga Y = 3, ,641X 2 0,691 0,477 0,000 3 Jumlah Kepemilikan Kendaraan Y = 3, ,378X 3 0,725 0,526 0,000 4 Jumlah Keluarga yang Sekolah Y = 6, ,860X 5 0,507 0,257 0,004 No Tabel 4 Unstandardized Beta Antara Dua Variabel Bangunan Tipe 54 Variabel Bebas Variabel Bebas Constant 1 Jumlah Anggota Keluarga 1,021 0,124 0,000 2,705 0,588 0,000 2 Jumlah Penghasilan Keluarga 0,641 0,127 0,000 3,680 0,759 0,000 3 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 1,378 0,247 0,000 3,935 0,647 0,000 4 Jumlah Keluarga yang Sekolah 0,860 6,072 0,004 6,072 0,489 0,000 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan jumlah keluarga yang sekolah dengan jumlah produksi perjalanan bangunan tipe 54 dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,507. Jumlah keluarga yang sekolah memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54, hal ini ditunjukkan dengan koefisien determinasi R 2 = 0,257. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah keluarga

9 yang sekolah sebesar 25,7% serta sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,004 < 0,05. Hal ini mengartikan model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54. Berdasarkan hasil uji regresi sederhana maka jumlah produksi perjalanan di perumahan Misfalah Rasaindo akan semakin besar jumlahnya apabila variabel bebas jumlah anggota keluarga, penghasilan keluarga, kepemilikan kendaraan, anggota keluarga yang sekolah semakin besar nilainya. c). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 45 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,770, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,593. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap jumlah perjalanan pada bangunan tipe 54 sebesar 59,3% dan sisanya disebabkan oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 45 dengan berbagai jumlah variabel bebas. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah keluarga yang sekolah dengan jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,480. Penghasilan keluarga memberi pengaruh terhadap jumlah perjalanan dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,231. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah keluarga yang sekolah sebesar 23,1% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 45.Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 5. unstandardized β pada bangunan tipe 45 ditunjukkan dalam Tabel 6.

10 Tabel 5 Persamaan Regresi Hubungan Antara Dua Variabel Produksi Perjalanan dengan Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bangunan Tipe 45 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Y = 2, ,047X 1 0,770 0,593 0,000 2 Jumlah Keluarga yang Sekolah Y = 5, ,861X 5 0,480 0,231 0,002 Tabel 6 Unstandardized Beta Antara Dua Variabel Bangunan Tipe 45 Koefisie No Variabel Bebas Variabel Constant Bebas 1 Jumlah Anggota Keluarga 1,047 0,141 0,000 2,817 0,564 0,000 2 Jumlah Keluarga yang Sekolah 0,861 0,255 0,002 5,842 0,365 0,002 Berdasarkan hasil uji regresi sederhana maka jumlah produksi perjalanan di perumahan Misafalah Rasaindo akan semakin besar jumlahnya apabila jumlah anggota keluarga dan jumlah keluarga yang sekolah semakin besar nilainya. 2. Pengaruh Antara Enam Variabel yang Dianalisis Secara Bersama-Sama a). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 72 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,749, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,561 dan signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 72 sebesar 56,1% dan sisanya disebabkan oleh faktor lain. Pada bangunan tipe 72 hanya satu variabel yang berpengaruh.model persamaan regresi sederhana ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan secara bersama-sama pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 72, dikarenakan hasil uji analisis terdiri atas satu variabel bebas.

11 b). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 54 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dan kepemilikan kendaraan dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,837, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,700. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap jumlah perjalanan pada bangunan tipe 54 sebesar 70% dan sisanya sebesar 30% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi berganda dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54. Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 7. unstandardized β pada bangunan tipe 54 ditunjukkan dalam Tabel 8. Tabel 7 Persamaan Regresi Hubungan Antara Pengaruh Enam Variabel Produksi Perjalanan dengan Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bangunan Tipe 54 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Log Y = 0, ,393 LogX 1 + 0,203 LogX 3 0,837 0,700 0,000 Tabel 8 Unstandardized Beta Antara Enam Variabel Bangunan Tipe 54 No Variabel Bebas Variabel Bebas Constant 1 Jumlah Anggota Keluarga 0,393 0,110 0,001 0,531 0,051 0,000 2 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 0,203 0,095 0,042 0,531 0,051 0,000

12 Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kepentingan untuk melakukan perjalanan semakin banyak, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.semakin banyak jumlah kepemilikan kendaraan pribadi untuk setiap masing-masing anggota keluarga maka semakin banyak kemungkinan untuk melakukan perjalanan.hal ini yang menyebabkan jumlah anggota keluarga lebih berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa variabel jumlah anggota keluarga dan jumlah kepemilikan kendaraan berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil uji regresi berganda maka jumlah produksi perjalanan di perumahan Misfalah Rasaindo akan semakin besar jumlahnya apabila jumlah anggota keluarga dan kepemilikan kendaraan semakin besar nilainya. c). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 45 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dan jumlah kepemilikan kendaraan dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,815, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,664. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap jumlah perjalanan pada bangunan tipe 45 sebesar 66,4% dan sisanya sebesar 33,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi berganda dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 45. Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 9. unstandardized β pada bangunan tipe 45 ditunjukkan dalam Tabel 10.

13 Tabel 9 Persamaan Regresi Hubungan Antara Produksi Perjalanan Antara Enam Variabel dengan Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bangunan Tipe 45 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Log Y = 0, ,708 LogX 1 0,139 LogX 3 0,815 0,664 0,000 Tabel 10 Unstandardized Beta Antara Enam Variabel Bangunan Tipe 45 No Variabel Bebas 1 Jumlah Anggota Keluarga Variabel Bebas Constant 0,708 0,084 0,000 0,466 0,045 0,000 2 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 0,139 0,061 0,030 0,466 0,045 0,000 Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kepentingan untuk melakukan perjalanan semakin banyak, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kepentingan untuk melakukan perjalanan semakin banyak, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.semakin banyak jumlah kepemilikan kendaraan pribadi untuk setiap masing-masing anggota keluarga maka semakin banyak kemungkinan untuk melakukan perjalanan.hal ini yang menyebabkan jumlah anggota keluarga lebih berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang bangkitan perjalanan yang berasal dari perumahan Misfalah Rasaindo, maka dapat disimpulkan model

14 bangkitan perjalanan yang terjadi pada setiap tipe bangunan adalah sebagai berikut: 1). Jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 72, berdasarkan hasil uji regresi hanya dipengaruhi oleh satu variabel yakni jumlah anggota keluarga. Hal ini ditunjukkan dengan α = 0,000 < 0,05. 2). Berdasarkan hasil uji regresi berganda maka jumlah produksi perjalanan akan semakin besar jumlahnya apabila jumlah anggota keluarga (X1) dan kepemilikan kendaraan (X3) semakin besar nilainya. Didapatkan model bangkitan perjalanan dari perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54 adalah Log Y = 0, ,393 LogX1 + 0,203 LogX3. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis korelasi jumlah anggota keluarga dan kepemilikan kendaraan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54 sebesar R = 0,837, R 2 = 0,700 dan signifikan 0,000 < 0,05. 3). Berdasarkan hasil uji regresi berganda maka jumlah produksi perjalanan akan semakin besar jumlahnya apabila jumlah anggota keluarga (X1) semakin besar nilainya dan kepemilikan kendaraan (X3) semakin kecil nilainya. Didapatkan model bangkitan perjalanan dari perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 45 adalah Log Y = 0, ,708 LogX1 0,139 LogX3. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis korelasi jumlah anggota keluarga dan kepemilikan kendaraan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 45 sebesar R = 0,815, R 2 = 0,664 dan signifikan 0,000 < 0,05. Saran Hasil pembahasan dan kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlu adanya pembuatan ANDALALIN sebelum pembangunan suatu kawasan untuk mengetahui perilaku lalu lintas di sekitar kawasan yang akan di bangun 2. Perlu adanya perhitungan distribusi perjalanan menuju zona tujuan 3. Perlu adanya perhitungan jarak antara pintu keluar masuk perumahan dengan ruang milik jalan (RUMIJA)

15 DAFTAR PUSTAKA Algifari Analisis Regresi (Teori, Kasus, dan Solusi).BPFE. Yogyakarta Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo Gorontalo Dalam Angka 2012 Hamdi, B Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Bougenville Di Palembang. Jurnal sipil ISSN: Rauf, syafruddin. Dan A. Liputo pemodelan bangkitan pergerakan pada tata guna lahan SMU negeri di Makassar. Jurnal transportasi

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN (Studi Kasus Perumahan di Lingkungan Taman Griya, Jimbaran) TUGAS AKHIR Oleh : LINDA PRANASARI 0704105014 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi yang menghitung jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona, kemudian diikuti oleh distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK Jessi Tri Joeni Mahasiswa Manajemen Transportasi STMT-Amni Semarang Jln. Soekarno Hatta No. 180 Tlp. (024)

Lebih terperinci

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR Syafruddin Rauf Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10 Makassar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 4.1. Tinjauan pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin bertambahnya penduduk dan makin tingginya aktifitas ekonomi. Tingginya intensitas pergerakan

Lebih terperinci

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU Parada Afkiki Eko Saputra 1 dan Yohannes Lulie 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Universitas Atma Jaya Yogyakarta Email: Paradaafkiki@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PEELITIA 3.1. Tahapan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yang mengambil lokasi di beberapa perumahan seperti Perumahan Graha Permai dan Ciputat Baru, secara garis besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari satu tempat ketempat lain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG Etty Apriyanti 1) Abstrak Pembangunan Jembatan Kapuas di Kota Sintang beserta jalan aksesnya memberikan pengaruh yang

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK Proses pemodelan transportasi, ketepatan model sangat

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA ejournal Teknik Sipil, 2016, 1 (1): 1-14 ISSN 0000-0000, ejournal.untag-smd.ac.id Copyright 2016 MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA Nugroho Dwi Puspito Abstrak Nugroho

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Rahayu Widhiastuti 1), Eka Priyadi 2), Akhmadali 2) Abstrak Penelitian ini meneliti kebutuhan parkir kendaraan berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SD NEGERI KOTA MAKASSAR

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SD NEGERI KOTA MAKASSAR ANALISA PERMODELAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SD NEGERI KOTA MAKASSAR Kelompok 2 Hezrine Destika M.Rizky Ramadhan Resti Juwita Ryndi Nur Safitri Bangkitan dan Tarikan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR SOSIO-EKONOMI YANG BERPENGARUH BESAR TERHADAP JUMLAH BANGKITAN PERJALANAN DI SUATU KAWASAN PERUMAHAN EVI AYUNINGTYAS 0800773480 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Permasalahan yang terjadi di semua negara berkembang, termasuk di Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi akibat laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang relatif sangat pesat, peningkatan daya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM Metodologi penelitian ini menguraikan tahapan penelitian yang dilakukan dalam studi ini. Penggunaan metode yang tepat, terutama dalam tahapan pengumpulan dan pengolahan data,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan transportasi merupakan rangkaian kegiatan persiapan pengadaan atau penyediaan sistem transportasi agar sesuai dengan tingkat kebutuhan (demand) pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pola pertumbuhan kota dan tingkat urbanisasi yang terjadi di Indonesia sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana barang/jasa dibutuhkan ke tempat di mana barang/jasa tersedia merupakan jawaban dalam permasalah proses

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 355-3553 ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG Ramadhani* *Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA Email: enny.ramadhani@ymail.com

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pembahasan mengenai Model Bangkitan Pergerakan Perumahan Perumahan di Kota Cimahi ini muncul dilatar belakangi oleh beberapa ayat Al Quran d ibawah ini : 1. Al-Quran Surat Saba ayat 18

Lebih terperinci

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA AALISA BAGKITA PERJALAA PADA KECAMATA DELI TUA Yusandy Aswad 1 dan Daniel Simbolon 1 Departemen Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan o. 1 Medan Email: yusandyaswad@gmail.com Departemen Sipil,

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU Ismadarni* * Abstract The trip generation is a submodel of four steps transportation planning model, used for calculating the mount of trip

Lebih terperinci

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM: JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI 1997 Oleh RAHIMA AHMAD NIM:5114 10 094 Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi Menurut LPM ITB (1997) dalam Tamin (2008), permasalahan transportasi bertambah luas dan bertambah parah baik di negara maju

Lebih terperinci

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR ABSTRAK

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR ABSTRAK ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR Ir. Syafruddin Rau, fmt. Staf Pengajar Faluktas Teknik Unhas Juusan. Teknik Sipil Jl.Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan Rumah Sakit Umum di Klaten) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan Rumah Sakit Umum di Klaten) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS BANGKITAN DAN TAIKAN PEJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan umah Sakit Umum di Klaten) ATIKEL PUBLIKASI ILMIAH Oleh: ANIK AHMAWATI WAHYUNINGSIH Ir AGUS IYANTO S, MT Prof Dr Ir AHMAD MUNAWA,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi.

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi. BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi studi merupakan salah satu pemukiman padat penduduk yang dekat dengan pusat kota dan tingkat pendapatan masyarakat menengah ke bawah. Berdasarkan kriteria

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS MODEL BANGKITAN TARIKAN KENDARAAN PADA SEKOLAH SWASTA DI ZONA PINGGIRAN KOTA DI KOTA MAKASSAR

TUGAS AKHIR ANALISIS MODEL BANGKITAN TARIKAN KENDARAAN PADA SEKOLAH SWASTA DI ZONA PINGGIRAN KOTA DI KOTA MAKASSAR TUGAS AKHIR ANALISIS MODEL BANGKITAN TARIKAN KENDARAAN PADA SEKOLAH SWASTA DI ZONA PINGGIRAN KOTA DI KOTA MAKASSAR DISUSUN OLEH : ANDRI ASTO RUMANGA D111 07 031 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan proses yang pembahasannya menekankan pada pergerakan penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Penelitian Terdahulu Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah satu tata-guna lahan, mempunyai intensitas yang cukup tinggi

Lebih terperinci

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 MODEL BANGKITAN PERGERAKAN KELUARGA DI KAWASAN PEMUKIMAN DI PUSAT KOTA LANGSA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh

Lebih terperinci

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG Yeldy Septomiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Korespondensi Penulis : YeldySeptomiko@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model. Bangkitan dan tarikan pergerakan

BAB II STUDI PUSTAKA. masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model. Bangkitan dan tarikan pergerakan BAB II STUDI PUSTAKA.1 Konsep Perencanaan Transportasi Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang sampai saat ini yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi

Lebih terperinci

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO James A. Timboeleng Staf Pengajar Jurusan Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perkembangan Pemukiman dan Bangkitan Perjalanan Pada awalnya manusia hidup secara nomad, berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk bertahan hidup dan mencari makanan.

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN Hamzani 1), Mukhlis 2) Juli 3) 1), 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh, 3) Alumni Teknik Sipil email: 1) hamzani.hasbi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan : 1. Tarikan perjalanan pada kawasan bandara dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu perjalanan masuk, perjalanan keluar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007 / 2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007 / 2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007 / 2008 PEMODELAN MATEMATIS BANGKITAN PERJALANAN DARI KAWASAN PERUMAHAN CIPUTAT (STUDI KASUS PERUMAHAN CIPUTAT BARU

Lebih terperinci

STUDI BANGKITAN PERJALANAN KENDARAAN PRIBADI DENGAN METODE REGRESI DIPERUMAHAN MARGAHAYU RAYA BANDUNG

STUDI BANGKITAN PERJALANAN KENDARAAN PRIBADI DENGAN METODE REGRESI DIPERUMAHAN MARGAHAYU RAYA BANDUNG STUDI BANGKITAN PERJALANAN KENDARAAN PRIBADI DENGAN METODE REGRESI DIPERUMAHAN MARGAHAYU RAYA BANDUNG Erlangga Rizki Destia NRP : 0121022 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL BANGKITAN PARKIR UNTUK TATA GUNA LAHAN BANK KAWASAN CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SRAGEN KOTA

ANALISIS MODEL BANGKITAN PARKIR UNTUK TATA GUNA LAHAN BANK KAWASAN CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SRAGEN KOTA ANALISIS MODEL BANGKITAN PARKIR UNTUK TATA GUNA LAHAN BANK KAWASAN CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SRAGEN KOTA Sanusi Jurusan Teknik Sipil FT UNS, e-mail: sanusiuns@yahoo.com Abstract This research investigated

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat kabupaten Pohuwato dibentuk berdasarkan undangundang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat kabupaten Pohuwato dibentuk berdasarkan undangundang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah singkat kabupaten Pohuwato dibentuk berdasarkan undangundang No 6 tahun 2003 tentang pembentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN KELURAHAN KECAMATAN RAMBAH, PASIR PENGARAIAN

TINJAUAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN KELURAHAN KECAMATAN RAMBAH, PASIR PENGARAIAN TINJAUAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN KELURAHAN KECAMATAN RAMBAH, PASIR PENGARAIAN Bobi Antomi Yusri\ (1) Pada Lumba, ST, MT (2, Khairul Fahmi, S.Pd. MT (3) Program Studi Strata I Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis data responden pada ketiga tipe perumahan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor yang mempengaruhi bangkitan

Lebih terperinci

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA Ahmad Yani Abas Alumni Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perencanaan Kota Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Ciri pokok dari sebuah

Lebih terperinci

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

PEMILIHAN MODA PERJALANAN Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Pertemuan Ke - 8 PEMILIHAN MODA PERJALANAN Mata Kuliah: Pengantar Perencanaan Transportasi Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. PEMODELAN

Lebih terperinci

Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik

Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik Asih Zhafarina G 3606 100 035 Dosen Pembimbing Siti Nurlaela, ST, M.Com Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik LATAR BELAKANG Kabupaten Gresik sebagai

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR TECHSI ~ Jurnal Penelitian Teknik Informatika Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe Aceh Transport mode used by students to the campus are public transport, private cars, motorcycles and walk. Mukhlis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Perencanaan Transportasi Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi) BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan data jumlah kepala keluarga pada masing-masing perumahan yang didapatkan pada survei pendahuluan, maka dapat dilakukan penentuan jumlah

Lebih terperinci

1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara BANGKITAN PERJALANAN MENUJU SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI DARI ZONA PERUMAHAN (STUDI KASUS : PERUMAHAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS) Hans Fredrick Toga Panjaitan 1) Indra Jaya Pandia 2) 1 Mahasiswa Departemen

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS MAHASISWA PADA ZONA PENDIDIKAN AKADEMI KEPERAWATAN DI KOTA MAKASSAR

TUGAS AKHIR PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS MAHASISWA PADA ZONA PENDIDIKAN AKADEMI KEPERAWATAN DI KOTA MAKASSAR TUGAS AKHIR PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS MAHASISWA PADA ZONA PENDIDIKAN AKADEMI KEPERAWATAN DI KOTA MAKASSAR DISUSUN OLEH : MUHAMMAD RISKI RIZAL ADRI D111 06 129 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU Oleh : Parada Afkiki Eko Saputra 1) 1) Universitas Quality, Jl.Ring Road No.18 Ngumban Surbakti Medan Email : paradaafkiki@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: RADITYA MAHARSYI DANANJAYA L2D 005 389 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN) ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN) Diah Anggraeni Damiyanti Masalle M. J. Paransa, Theo K. Sendow Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA

PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA Fransisco HRHB 1) Alderina 2) ABSTRAKSI Tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh pengembangan

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT ADANYA MAL CIPUTRA WORLD SURABAYA TUGAS AKHIR

ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT ADANYA MAL CIPUTRA WORLD SURABAYA TUGAS AKHIR ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT ADANYA MAL CIPUTRA WORLD SURABAYA TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : MOHAMAD RIKI ANANDA 0653310083 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR

STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian pesyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ( S-1

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR Oleh: HAJAR AHMAD CHUSAINI L2D 001 425 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MENTENG INDAH DI KECAMATAN MEDAN DENAI

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MENTENG INDAH DI KECAMATAN MEDAN DENAI BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MENTENG INDAH DI KECAMATAN MEDAN DENAI Michael Octavianus 1, Indra Jaya Pandia 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA Febri Bernadus Santosa 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari hasil survei didapatkan gambaran umum mengenai karakteristik

Lebih terperinci

BANGKITAN PERGERAKAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM DENGAN METODE KLASIFIKASI SILANG

BANGKITAN PERGERAKAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM DENGAN METODE KLASIFIKASI SILANG BANGKITAN PERGERAKAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM DENGAN METODE KLASIFIKASI SILANG Samuel M Nainggolan1, Medis S Surbakti ST, MT2 1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1

Lebih terperinci

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T)

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T) MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T) M.Hafiz Arsan Haq 1, Syafi i 2, Amirotul MHM 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl.

Lebih terperinci

PEMODELAN BIAYA TRANSPORTASI MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

PEMODELAN BIAYA TRANSPORTASI MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG PEMODELAN BIAYA TRANSPORTASI MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Richard NRP : 9721032 NIRM : 41077011970268 Pembimbing : Santoso Urip Gunawan, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN 2302-4240 KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK Juang Akbardin, Didi Arie Wibowo Teknik Sipil-FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Jl.Setiabudi

Lebih terperinci

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG Iwan Cahyono e-mail : iwan.ts@undar.ac.id Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Darul Ulum e-mail : iwan.suraji@yahoo.co.id Abstrak Berdirinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Bangkitan Pergerakan Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN BERDASARKAN LUAS LANTAI DI GEDUNG PUSAT PERDAGANGAN GROSIR DI KOTA SURABAYA

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN BERDASARKAN LUAS LANTAI DI GEDUNG PUSAT PERDAGANGAN GROSIR DI KOTA SURABAYA PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN BERDASARKAN LUAS LANTAI DI GEDUNG PUSAT PERDAGANGAN GROSIR DI KOTA SURABAYA Miftachul Huda Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember KampusITS

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR. Oleh : EVI JAYANTI D

JURNAL TUGAS AKHIR. Oleh : EVI JAYANTI D JURNAL TUGAS AKHIR STUDI KARAKTERISTIK PERJALANAN PELAJAR SMU DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus : SMAN 1, SMAN 3, SMAN 16, SMKN 4, SMKN 8 ). Oleh : EVI JAYANTI D111 08 893 JURUSAN TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perjalanan yang terjadi pada lokasi penelitian pada hari kerja adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perjalanan yang terjadi pada lokasi penelitian pada hari kerja adalah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Penggunaan Moda Transportasi Persentase penggunaan moda transportasi diperoleh dari jenis kendaraan yang dibedakan menjadi dua jenis yaitu sepeda motor dan mobil. Total tarikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bangkitan Pergerakan Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal

Lebih terperinci

PEMODELAN BANGKITAN TRANSPORTASI BERBASIS RUMAH TANGGA

PEMODELAN BANGKITAN TRANSPORTASI BERBASIS RUMAH TANGGA PEMODELAN BANGKITAN TRANSPORTASI BERBASIS RUMAH TANGGA Sigit Tjahyono Teknik Sipil, Akademi Teknik Wacana Manunggal (ATWM) Semarang Jl. Ketileng Raya No.6 Semarang Semarang telp. (024) 70780053 email:

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN TIPE 50

TUGAS AKHIR MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN TIPE 50 TUGAS AKHIR MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN TIPE 50 (Studi Kasus : Perumahan Pondok Permai Taman Tirto Yogyakarta) Disusun Oleh : PUTRI IMAWANTI HIDAYAH 20130110321 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU Jurair Patunrangi * Abstract District zone is attracting and generator of trip for the needs of the societies.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota sebagai salah satu kenampakan di permukaan bumi, menurut sejarahnya kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga timbullah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Kecamatan Johan Pahlawan terletak antara 04 1 0 lintang utara serta antara 96 04 0 dan 96 09 0 bujur timur dengan luas 44,91 km².

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO F. C. Woran. Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado F. Jansen, E. Lintong. Dosen Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Transportasi adalah suatu pergerakan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat penunjang yang digerakan dengan tenaga manusia, hewan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pergerakan manusia, seperti pergerakan dari rumah (asal) sekolah, tempat kerja, dan lain-lain

Lebih terperinci

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK PENGARUH PENERIMAAN PAJAK PARKIR DAN RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN DINAS PERHUBUNGAN (Studi kasus pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya)

Lebih terperinci

Model Bangkitan Perjalanan Kerja dan Faktor Aksesibilitas pada Zona Perumahan di Yogyakarta

Model Bangkitan Perjalanan Kerja dan Faktor Aksesibilitas pada Zona Perumahan di Yogyakarta 44 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 12, No.1, 44-54, Mei 2009 Model Bangkitan Perjalanan Kerja dan Faktor Aksesibilitas pada Zona Perumahan di Yogyakarta (Work-Trip Generation Model and Accessibility

Lebih terperinci

STUDI BANGKITAN LALU LINTAS DI KAWASAN PEMUKIMAN EKONOMI MENENGAH KE BAWAH

STUDI BANGKITAN LALU LINTAS DI KAWASAN PEMUKIMAN EKONOMI MENENGAH KE BAWAH STUDI BANGKITAN LALU LINTAS DI KAWASAN PEMUKIMAN EKONOMI MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus Kawasan Pemukiman Kelurahan Sekeloa Kota Bandung, Jawa Barat TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP KINERJA JALAN PEMUDA KOTA SEMARANG

PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP KINERJA JALAN PEMUDA KOTA SEMARANG PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP KINERJA JALAN PEMUDA KOTA SEMARANG Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, S.T., M.T. Adam Ardiansyah 3606100043 1 Jumlah penduduk pada tahun 2010 mencapai 1.553.778

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah dalam suatu periode tertentu, Perhitungan PDRB Kota Medan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN Karakteristik Zona

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN Karakteristik Zona 251 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Karakteristik Zona Karakteristik zona semi agregat dari citra Quickbird meliputi zona bangkitan dan zona tarikan perjalanan.

Lebih terperinci

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG Kamidjo Rahardjo Heru Julianto Yuwono Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Berdirinya rumah sakit di Kota Malang ternyata menyebabkan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN TARIKAN PERGERAKAN KE GEDUNG PERKANTORAN ( Studi Kasus Kota Surakarta )

KAJIAN PEMODELAN TARIKAN PERGERAKAN KE GEDUNG PERKANTORAN ( Studi Kasus Kota Surakarta ) KAJIAN PEMODELAN TARIKAN PERGERAKAN KE GEDUNG PERKANTORAN ( Studi Kasus Kota Surakarta ) Modelling Study of Trip Attraction to Office Building ( Case Study Surakarta City ) SKRIPSI Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam) Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah (per jam) Besar Bobot Pejalan Kaki 0,5 189 94,5 Parkir, kendaraan 1,0 271 271 berhenti Keluar-masuk 0,7 374 261,8 kendaraan Kendaraan lambat 0,4 206 82,4 Total 709,7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan Indonesia sebagai negara termiskin ketiga di dunia. Pertambahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Transportasi Transportasi adalah penerapan dari ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengangkut atau memindahkan barang dan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan yaitu Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Tata Guna Lahan Transportasi atau perangkutan dapat didefinisikan sebagai proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain

Lebih terperinci