BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Metode
|
|
- Yanti Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Jakarta selama delapan bulan sejak bulan Agustus 2007 sampai dengan Maret Data awal diperoleh dari Direktorat Penilaian Keamanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pelaksanaan survei dilakukan di sarana pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit dan puskesmas yang berada di 5 (lima) wilayah Jakarta meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Bahan Bahan yang digunakan berupa data yang meliputi (1) label produk Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang terdaftar di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, (2) peraturan perundangundangan terkait dengan ASI dan informasi nilai gizi yang berlaku di Indonesia, angka kecukupan gizi dan pelabelan, (3) Standar Nasional Indonesia tentang MP-ASI yaitu (a) SNI Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bagian 1 : Bubuk Instan, (b) SNI Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bagian 2 : Biskuit, dan (c) SNI Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bagian 3 : Siap Masak (4) ketentuan perundang-undangan terkait dengan takaran saji baku (reference amount) yang ditetapkan di negara lain (Amerika Serikat), dan (5) kuesioner sebagai instrumen untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap produk MP-ASI dan untuk mendapatkan gambaran tentang pola konsumsi bayi/anak. Metode Penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan sesuai dengan tujuan penelitian dan hasil yang diharapkan yaitu : (1) Kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label ASI terhadap SNI MP-ASI, (2) Kajian persentase AKG zat gizi yang tercantum pada label ASI dibandingkan dengan kecukupan gizi bayi/ anak, (3) Kajian terhadap pemahaman konsumen terhadap ASI serta pola konsumsi bayi dan anak dan (4) Kajian terhadap kontribusi ASI terhadap kecukupan harian bayi dan anak sesuai dengan pola konsumsi sebagai hasil survei. Kerangka pikir penelitian ditunjukkan pada Tabel 8. 17
2 No Tahap Penelitian 1 Kajian Membandingkesesuaian kan kandungan gizi yang kandungan gizi yang tercantum tercantum pada label pada label produk MPproduk MP- ASI dengan ASI terhadap SNI SNI MP-ASI MP-ASI 2 Kajian persentase kan persenta- Membanding- AKG zat se AKG zat gizi yang gizi produk tercantum MP-ASI yang pada label tercantum pada label ASI dibandingkan de- Kecukupan dengan Angka ngan kecukupan gizi bayi/anak Gizi harian bayi/anak Tabel 8 Kerangka pikir penelitian Tujuan Aktivitas Target Output Keterangan a Inventarisasi data produsen/importir ASI yang terdaftar di BPOM b Inventarisasi label ASI yang mendapat persetujuan tahun c Mengelompokkan label menjadi MP-ASI bubuk instan lokal, MP-ASI bubuk instan impor, MP-ASI biskuit dan MP-ASI siap masak d Kompilasi informasi pada label terkait dengan kandungan gizi (peruntukan, takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jumlah dan jenis zat gizi) e Konversi data menjadi per100 g Data tentang produsen/importir ASI Label ASI yang terdaftar sejak tahun 2002 s/d 2007 Pengelompokkan label menjadi MP- ASI bubuk instan lokal, MP-ASI bubuk instan impor, MP- ASI biskuit dan MP- ASI siap masak Matriks data terkait dengan kandungan gizi ASI (peruntukan, takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jumlah dan jenis zat gizi) Matriks kandungan gizi ASI f Konversi data Data kandungan menjadi dalam natrium (per 100 produk siap konsumsi kkal) dan kepadatan energi (kkal/g) g Pengolahan data Matriks kesesuaian kandungan gizi produk dengan SNI Persentase produk yang sesuai standar dan tidak sesuai standar Jumlah parameter yang tidak sesuai standar masingmasing produk Sumber data berasal dari data base Direktorat Penilaian Keamanan Pangan (Dit. PKP) Data sekunder berupa label produk pangan yang disetujui saat pendaftaran Secara manual dengan mengelompokkan label sesuai dengan jenis produknya Pengambilan informasi dengan membaca label dan pendataan menggunakan program excel Menggunakan informasi takaran saji pada label Menggunakan data takaran saji dan petunjuk penyiapan pada label Sesuai standar apabila sesuai dengan persyaratan SNI Tidak sesuai standar jika salah satu atau lebih parameter yang tercantum dalam SNI tidak terpenuhi a Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan sama dengan kegiatan untuk kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label ASI terha-dap SNI MP-ASI dengan keluaran matriks data persentase AKG kandungan gizi b Pengolahan data Matriks persentase AKG kandungan gizi produk per sajian Rata-rata persentase AKG kandungan gizi setiap komponen gizi Kebutuhan sajian/ hari untuk memenuhi kecukupan gizi harian bayi/ anak Acuan menggunakan AKG tahun 2003 untuk usia 4-24 bulan dengan energi 950 kkal. Kecukupan gizi seusai AKG dibagi dengan rata-rata % AKG per saji 18
3 No Tahap Penelitian 3 Kajian terhadap pemahaman konsumen terhadap ASI serta pola konsumsi bayi dan anak 4 Kajian terhadap kontribusi ASI terhadap kecukupan harian bayi dan anak Tabel 8 Kerangka pikir penelitian (lanjutan) Tujuan Aktivitas Target Output Keterangan a Mengukur tingkat pemahaman konsumen terhadap ASI b Mendapat kan pola konsumsi bayi/anak Mengevaluasi kontribusi ASI terhadap asupan gizi bayi/anak dalam rangka memenuhi kecukupan gizi harian bayi/anak a Penyusunan kuesioner b Penetapan kriteria dan jumlah responden c Penetapan lokasi d Pelaksanaan survei e Pengolahan data Menggabungkan pola konsumsi (hasil survei) dengan persentase AKG per saji ASI bubuk instan dan MP- ASI biskuit Instrumen pengamatan Kelompok Ibu rumah tangga responden sebagai dengan anak 6 target pengamatan 36 bulan Lokasi pengambilan 5 wilayah DKI data (rumah sakit dan Data tentang profil responden, pemahaman responden terhadap produk MP-ASI dan pola konsumsi bayi/anak Profil responden berdasarkan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah anak dan pertimbangan dalam memilih ASI Gambaran tentang pemahaman konsumen dalam membaca label (membaca label, ING, cara penyiapan produk) Data tentang pola konsumsi bayi/anak Gambaran tentang persentase AKG kandungan gizi yang diberikan dari produk MP-ASI bubuk instan dan biskuit pada responden yang mengonsumsi MP-ASI bubuk instan Gambaran tentang persentase AKG kandungan gizi yang diberikan dari produk MP-ASI bubuk instan dan biskuit pada responden yang mengonsumsi MP-ASI biskuit Komponen gizi yang nilai AKG belum terpenuhi dari konsumsi ASI Komponen gizi yang melebihi nilai AKG per hari dari konsumsi ASI puskesmas) Wawancara dan pengisian kuesioner Pengolahan data dengan penyusunan gambar/diagram Pola konsumsi secara keseluruhan untuk semua jenis pangan Deskriptif untuk menyampaikan kontribusi produk MP-ASI dalam pemenuhan kecukupan gizi harian bayi/anak Deskriptif untuk menyampaikan kontribusi produk MP-ASI dalam pemenuhan kecukupan gizi harian bayi/anak Acuan adalah AKG 2003 untuk bayi/anak usia 4-24 bulan dengan nilai energi 950 kkal 19
4 Kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label ASI terhadap SNI MP-ASI Kegiatan diawali dengan inventarisasi data produsen/importir ASI yang terdaftar di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan (Dit. PKP). Data yang dikumpulkan meliputi : (1) nomor file, (2) nomor pendaftaran, (3) nama dan alamat produsen/importir, (4) tahun persetujuan, (5) jenis MP-ASI dan (6) jenis kemasan. Data tersebut diambil dari data base Direktorat Penilaian Keamanan Pangan dan digunakan untuk penelusuran lebih lanjut dalam menentukan produk yang akan dikaji. Inventarisasi selanjutnya dilakukan terhadap label ASI yang mendapat persetujuan sejak tahun 2002 sampai dengan tahun Hal tersebut terkait mempertimbangkan bahwa sesuai ketentuan, surat persetujuan pendaftaran yang berlaku 5 tahun sehingga diasumsikan produk tersebut masih beredar di pasaran. Inventarisasi label dilakukan dengan menelusur berkas pendaftaran sesuai dengan nomor file produk. Penelusuran juga dilakukan dengan melihat riwayat perusahaan untuk mendapatkan data yang terakhir apabila produk tersebut telah mendapatkan persetujuan perubahan produk. Produk MP-ASI yang dikaji hanya mencakup 3 jenis dengan rincian jenis dan jumlah terdiri dari MP-ASI bubuk instan lokal (100 produk), MP-ASI bubuk instan impor (23 produk), MP-ASI biskuit (33 produk) dan MP-ASI siap masak (8 produk). MP-ASI bubuk instan lokal merupakan ASI yang diproduksi dan diedarkan di wilayah Indonesia dan terdaftar di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan. MP-ASI bubuk instan impor merupakan produk yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia untuk diedarkan dan terdaftar di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Produk MP-ASI Siap Santap tidak dikaji mengingat keterbatasan data tentang produk pangan yang termasuk ke dalam kriteria MP-ASI Siap Santap. Data yang terkumpul dikompilasi terkait informasi yang meliputi peruntukan, takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jumlah kandungan gizi, persentase AKG. Selanjutnya dilakukan konversi data dari jumlah kandungan gizi per sajian menjadi per 100 g. Hal tersebut dilakukan karena pada umumnya persyaratan kandungan gizi pada SNI MP-ASI dinyatakan dalam per 100 g produk. Konversi tersebut dilakukan dengan memperhitungkan jumlah takaran saji untuk masing-masing ASI. Konversi data juga dilakukan terhadap jumlah natrium dan kepadatan energi menjadi per 100 kkal dan kkal/g produk 20
5 siap konsumsi dengan menggunakan data tentang takaran saji dan petunjuk penyajian. Konversi dilakukan mengingat persyaratan dalam SNI MP-ASI untuk energi dan natrium dinyatakan dalam kkal per g produk siap konsumsi untuk kepadatan energi dan mg per 100 kkal produk siap konsumsi untuk natrium. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data akhir berupa matriks kesesuaian antara kandungan gizi dalam masing-masing ASI dengan persyaratan yang tercantum dalam SNI MP-ASI terkait. Hasil pengolahan juga memperlihatkan jumlah parameter yang tidak sesuai standar untuk masingmasing produk, serta rata-rata kandungan masing-masing komponen gizi dalam semua ASI. Keluaran lain juga memperlihatkan tentang persentase ASI yang tidak sesuai standar terkait kandungan gizi baik untuk zat gizi yang harus terdapat dalam ASI maupun terhadap zat gizi secara keseluruhan (meliputi zat gizi yang harus ada dan zat gizi yang dapat ditambahkan). Produk MP-ASI dinyatakan tidak sesuai standar apabila terdapat satu atau lebih parameter kandungan gizi yang tidak sesuai standar sesuai dengan SNI. Komponen gizi yang wajib ada dalam produk MP ASI tetapi tidak tercantum pada label dianggap terdapat dalam produk tersebut, sedangkan untuk komponen yang bersifat sukarela jika tidak tercantum pada label maka tidak diperhitungkan dalam pengolahan data. Mengingat persyaratan yang ditetapkan dalam SNI untuk kandungan karbohidrat tidak dinyatakan sebagai kandungan karbohidrat total dalam produk akhir maupun dalam produk siap konsumsi, maka pengkajian terhadap pemenuhan persyaratan tersebut tidak dapat dilakukan. Kajian persentase AKG zat gizi yang tercantum pada label ASI dibandingkan dengan kecukupan gizi bayi/ anak Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan sama dengan kegiatan untuk tahap penelitian untuk kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label ASI terhadap SNI MP-ASI dengan keluaran matriks data terkait dengan persentase AKG kandungan gizi ASI. Konversi dari jumlah per saji menjadi persentase AKG per saji dilakukan untuk zat gizi yang hanya tercantum pada label dalam bentuk jumlah per sajian. Pengolahan data untuk kajian ini menggunakan acuan AKG tahun 2003 untuk usia 4-24 bulan dengan nilai energi 950 kkal. Keluaran dari tahapan ini adalah rata-rata persentase AKG untuk masing-masing komponen gizi dan 21
6 perkiraan jumlah sajian per hari untuk memenuhi kecukupan gizi harian bayi dan anak berdasarkan rata-rata persentase AKG kandungan gizi produk MP ASI. Kajian terhadap pemahaman konsumen terhadap ASI serta pola konsumsi bayi dan anak Penyusunan kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu instrumen untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh data tentang pemahaman responden terhadap label ASI dan pola pemberian makan bayi dan anak. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 3 bagian meliputi panduan kuesioner, identitas responden dan pertanyaan. Panduan kuesioner mencakup tujuan kuesioner dan pengantar yang memuat keterangan umum yang perlu diketahui oleh responden seperti istilah takaran saji dan cakupan ASI yang menjadi topik utama. Identitas responden yang harus diisi meliputi nama, alamat, jumlah anak, pendidikan dan pekerjaan. Lembar pertanyaan terbagi menjadi 2 bagian mencakup pertanyaan yang bersifat umum untuk mengetahui pemahaman responden terhadap ASI secara umum dan tabel yang harus diisi untuk memberikan gambaran tentang pola pemberian makan bayi dan anak. Tabel tersebut meliputi (1) jenis makanan, (2) frekuensi pemberian per hari, (3) jumlah dalam satu kali makan, dan (4) cara penyiapan. Kuesioner pemahaman masyarakat terhadap ASI dan pola pemberian makan bayi dan anak ditunjukkan pada Lampiran 2. Penetapan kriteria dan jumlah responden. Responden dipilih dari kelompok ibu rumah tangga yang mempunyai anak usia dari 6 bulan sampai dengan 36 bulan. Penetapan kelompok responden tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa kelompok tersebut pernah membeli ASI serta tingkat kepedulian terhadap informasi yang tercantum pada label. Penentuan jumlah responden menggunakan variabel estimasi proporsi populasi dengan tingkat kepercayaan 95 % dihitung dengan menggunakan rumus (Natzir 2003) sebagai berikut : dengan : n = z α/2 2 E 2 pq E = galat estimasi = error of estimation p = proporsi populasi, 0.5 apabila tidak diketahui q = 1 p 22
7 α = taraf keterandalan 100 (1-α) % = tingkat keyakinan Pada penelitian ini, diharapkan galat estimasi (tingkat kesalahan) tidak lebih dari 14 % dengan tingkat keyakinan 95 %. Dengan demikian, maka nilai α = 0.05, dan α/2 = 0.025, sehingga z = 1.96 (diperoleh dari tabel distribusi normal standar). Dengan nilai E = 0.14; p = 0.5; q = 0.5, maka jumlah responden untuk penelitian ini adalah : n = x 0.5 x 0.5 = 49 responden Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka ditetapkan jumlah responden sebanyak 50 (lima puluh) orang. Penetapan lokasi pengamatan. Pengambilan data melalui kuesioner mengambil lokasi di Jakarta dan untuk mendapatkan data sebaran yang seimbang, ditetapkan 10 responden untuk setiap wilayah kotamadya. Lebih jauh, untuk mendapatkan responden yang dituju yaitu ibu yang mempunyai bayi/anak usia 6 sampai dengan 36 bulan, pengamatan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas) dimana responden biasa mengunjungi tempat tersebut untuk melakukan konsultasi kesehatan baik pengobatan ataupun imunisasi. Pelaksanaan survei. Survei dilaksanakan melalui pengisian kuesioner dan wawancara. Responden merupakan ibu rumah tangga yang datang ke rumah sakit atau puskesmas sesuai peta lokasi yang telah ditetapkan. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sesuai dengan pengalaman mereka dalam membaca label produk pangan secara umum khususnya dalam memilih produk MP-ASI. Responden juga diminta untuk mengisi jenis, jumlah dan frekuensi pemberian masing-masing jenis makanan kepada bayi dan anak sebagai pola konsumsi harian bayi dan anak. Pengolahan data. Keluaran dari kajian ini berupa (a) profil responden berdasarkan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah anak dan pertimbangan dalam memiih ASI, (b) gambaran tentang pemahaman konsumen dalam membaca label (membaca label, ING, cara penyiapan produk), dan (c) data tentang pola konsumsi bayi/anak dengan jenis pangan ASI, susu bayi, 23
8 makanan bayi rumahan, MP-ASI bubuk instan, MP-ASI biskuit, buah-buahan dan lain-lain. Kajian terhadap kontribusi ASI terhadap kecukupan harian bayi dan anak Kegiatan dalam kajian ini meliputi menggabungkan data tentang pola konsumsi per hari sebagai hasil survei dengan persentase AKG per saji produk MP-ASI bubuk instan dan MP-ASI biskuit. Hasil kajian yang diharapkan berupa identifikasi komponen gizi yang telah terpenuhi dari konsumsi ASI dan komponen gizi yang memerlukan asupan dari sumber makanan lain. Acuan yang digunakan adalah AKG 2003 untuk bayi/anak usia 4-24 bulan dengan nilai energi 950 kkal. Selanjutnya dilakukan identifikasi komponen gizi yang kurang dari kecukupan gizi harian bayi/anak dan komponen gizi yang telah memenuhi bahkan melebihi kecukupan gizi harian bayi dan anak sebagai kontribusi produk MP-ASI sesuai pola konsumsi. 24
III. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan sejak bulan Pebruari Nopember 01. Pengambilan data label produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui
Lebih terperinciKAJIAN KESESUAIAN PRODUK MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN KONTRIBUSI TERHADAP KECUKUPAN GIZI BAYI/ANAK
KAJIAN KESESUAIAN PRODUK MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN KONTRIBUSI TERHADAP KECUKUPAN GIZI BAYI/ANAK ELIN HERLINA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinci8.9 VITAMIN, MINERAL DAN ZAT GIZI LAIN
8.9 VITAMIN, MINERAL DAN ZAT GIZI LAIN 8.9.1 Ketentuan tentang pencantuman vitamin, mineral dan zat gizi lain mengikuti ketentuan tentang pencantuman zat gizi yang berada dalam kelompok tersebut. 8.9.2
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI )
TINJAUAN PUSTAKA Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI ) Sebagai acuan bagi produsen pangan dalam memproduksi MP-ASI, Indonesia telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang MP-ASI yang terdiri
Lebih terperinciKAJIAN KESESUAIAN PRODUK MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN KONTRIBUSI TERHADAP KECUKUPAN GIZI BAYI/ANAK
KAJIAN KESESUAIAN PRODUK MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN KONTRIBUSI TERHADAP KECUKUPAN GIZI BAYI/ANAK ELIN HERLINA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinci2016, No Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg
No.792, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Label Gizi. Acuan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN
Lebih terperinci- Beri tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat. - Pertanyaan berupa isian, harap dijawab dengan singkat dan jelas
Lampiran 1 Kuesioner penelitian Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi dan pola konsumsi konsumen di Jakarta Pusat terhadap produk uman ibu hamil dan/atau ibu menyusui. Hasil
Lebih terperinciBerikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini.
Berikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini. 2.1 Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain
Lebih terperinciPedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2005 Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne
No. 887, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Klaim. Pangan Olahan. Label dan Iklan. pengawasan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label
PENDAHULUAN Latar Belakang Label merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label yang disusun secara baik akan memudahkan konsumen
Lebih terperinciKeterangan mengenai takaran saji merupakan informasi pertama yang tercantum dalam format Informasi Nilai Gizi.
5.1 TAKARAN SAJI Keterangan mengenai takaran saji merupakan informasi pertama yang tercantum dalam format Informasi Nilai Gizi. 5.1.1 Pengertian a. Takaran saji adalah jumlah produk pangan yang biasa dikonsumsi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciSOSIALISASI PERATURAN KEPALA BADAN POM BIDANG PANGAN 2011
SOSIALISASI PERATURAN KEPALA BADAN POM BIDANG PANGAN 2011 DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN BADAN POM RI 1 Maret 2012 1 LIST PERATURAN 1. Peraturan Kepala Badan POM No.HK.03.1.23.11.11.09605 Tahun 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi usia 6-12 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1055, 2015 BPOM. Takaran Saji. Pangan Olahan. Pengawasan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini beragam produk pangan kemasan banyak beredar di pasaran. Terkait dengan hal tersebut, konsumen di hadapkan dengan berbagai pilihan yang tersedia. Peran label
Lebih terperinciLampiran 1. Checklist Survei Pencantuman Label pada Produk Susu Formula dan Makanan Bayi
41 Lampiran 1. Checklist Survei Pencantuman Label pada Produk Susu Formula dan Makanan Bayi I II NO Nama Produk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 a b c d a b c a b c d e f a b
Lebih terperinciGrup I- Label Pangan
Grup I- Label Pangan Label produk pangan adalah setiap keterangan mengenai produk pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.18,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Label dan Iklan. Pangan Olahan. Pengawasan Klaim. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN
No. BAK/TBB/BOG311 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2010 Hal 1 dari 9 BAB III ACUAN LABEL GIZI Jika kita membeli produk makanan atau minuman di supermarket, seringkali Informasi Nilai Gizi yang tercetak pada kemasan
Lebih terperinciNo. 1071, 2014 BPOM. Pangan. Olahan yang Baik. Cara Produksi. Sertifikasi. Tata Cara.
No. 1071, 2014 BPOM. Pangan. Olahan yang Baik. Cara Produksi. Sertifikasi. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAM SEBAGAI RESPONDEN (INFORM CONSENT)
83 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN GIZI SEBAGAI FAKTOR DOMINAN KEBIASAAN MEMBACA LABEL INFORMASI GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.228, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Produksi. Pangan. Olahan. Formula. Bayi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Inventarisasi data mutu produk formula bayi yang terdaftar di BPOM selama tahun 2004 2008 Inventarisasi data dilakukan melalui pengamatan terhadap berkas pendaftaran suatu
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG
NOMOR:HK.00.05.5.1142 TENTANG ACUAN PENCANTUMAN PERSENTASE ANGKA KECUKUPAN GIZI PADA LABEL PRODUK PANGAN RI, Menimbang : a. bahwa pangan yang disertai pernyataan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksplanatif yang ingin menganalisis hubungan antara variabel-variabel penelitian. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dipilih
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: 1. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur pembangunan. Peningkatan kemajuan teknologi menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PENGESAHAN.. ii. KATA PENGANTAR. iii. HALAMAN PERSYATAAN PUBLIKASI.. iv. ABSTRAK v. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN.. ii KATA PENGANTAR. iii HALAMAN PERSYATAAN PUBLIKASI.. iv ABSTRAK v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL.... xii DAFTAR GRAFIK... xvi DAFTAR LAMPIRAN...... xvii
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.11.11.09605 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.06.51.0475 TAHUN 2005 TENTANG
Lebih terperinciTENTANG KATEGORI PANGAN
LAMPIRAN XIII PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KATEGORI PANGAN 13.0 Produk Pangan Untuk Keperluan Gizi Khusus 4 Pangan untuk keperluan gizi khusus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian mengenai Pemanfaatan Hasil Belajar Ilmu Gizi
116 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian mengenai Pemanfaatan Hasil Belajar Ilmu Gizi dalam Daur Kehidupan pada praktek Penyuluhan Gizi (Penelitian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.710, 2013 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Minuman. Khusus. Ibu Hamil. Menyusui. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU GAYA HIDUP DAN KONSUMSI ZAT GIZI TERHADAP STATUS IMT LANSIA DI 3 POSBINDU KELURAHAN RANGKAPAN JAYA LAMA KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK TAHUN 2008
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Lembaga Pemberi Kode Halal Asing yang Disahkan Oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
62 LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Lembaga Pemberi Kode Halal Asing yang Disahkan Oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampiran 2. Checklist Kesesuaian Pencantuman Label I II N O JENIS PRODUK 1 2 3 4 5 6 7 8
Lebih terperinciEDUKASI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT Apakah bermanfaat? Apa peran kita masing-masing?
EDUKASI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT Apakah bermanfaat? Apa peran kita masing-masing? Dr. dr. Herqutanto, MPH MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI BERAPA BANYAK DARI KITA YANG MENGECEK KOMPOSISI
Lebih terperinciDAFTAR ISI. i ii iii vi vii viii ix x xii xiii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PERSETUJUAN..... DAFTAR ISI.... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR. INTISARI....... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN
PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN UMUM Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab merupakan salah satu tujuan penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah
Lebih terperinciKompilasi Data Statistik Indikator Kesejahteraan Rakyat, 2016
BADAN PUSAT STATISTIK Kompilasi Data Statistik Indikator Kesejahteraan Rakyat, 2016 ABSTRAKSI Kegiatan penyusunan publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat merupakan kegiatan tahunan Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Pada Data Primer Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat dengan melakukan penelitian / survei yang berjudul Gambaran Umum Status Gizi dan Kesehatan Baduta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi yang nilainya tidak bisa digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam menghasilkan manusia
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et
49 BAB V PEMBAHASAN Pemilihan jenis makanan bayi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah pendidikan ibu, pendapatan orangtua, dan jumlah anak. Pendidikan ibu dapat menggambarkan pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan dengan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian, Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang Bekasi. Penelitian dilakukan pada bulan Agustusi 2012. Desain penelitian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.709, 2013 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Formula Pertumbuhan. Pengawasan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat. bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud adalah
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Analisa Proksimat Kadar Air
4. PEMBAHASAN Produk snack bar dikategorikan sebagai produk food bar, dan tidak dapat dikategorikan sama seperti produk lain. Standart mutu snack bar di Indonesia masih belum beredar sehingga pada pembahasan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan
112 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN PANGAN DI INDUSTRI FORMULA BAYI, FORMULA LANJUTAN, DAN FORMULA PERTUMBUHAN DENGAN
Lebih terperinci2011, No BAB 9 FORMAT
5 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.11.11. TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.06.51.0475
Lebih terperinciAdvertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
Advertisement of Nutrition Message in Food Product Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tren penggunaan pesan terkait kesehatan oleh produsen semakin meningkat, sehingga memberikan konsekuensi penting
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Depok Jawa Barat. Depok sebagai penyangga DKI Jakarta dihuni oleh masyarakat yang sangat heterogen dengan tingkat
Lebih terperinci2016, No Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Neg
No. 738, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Periklanan Pangan Olahan. Pengawasan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi dan anak mencerminkan tingkat
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN
7 2013, No.709 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI FORMULA PERTUMBUHAN
Lebih terperinciINFORMASI NILAI GIZI
Format Informasi Nilai Gizi untuk pangan yang biasa dikombinasikan dengan pangan lain sebelum dikonsumsi INFORMASI NILAI GIZI Takaran saji. (URT) ( g) Jumlah Sajian per Kemasan :. JUMLAH PER SAJIAN Sereal
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR MUTU GIZI, PELABELAN, DAN PERIKLANAN SUSU FORMULA PERTUMBUHAN DAN FORMULA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Penelitian dibagi menjadi lima tahap, yaitu (1) penyusunan kuesioner, (2) pembuatan kuesioner online, (3) uji coba kuesioner, (4) pengumpulan data, dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah retrospektif. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan yaitu (1) Kabupaten Lampung Barat akan melakukan
Lebih terperinciLEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN
85 LAMPIRAN 1 LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN Penelitian yang berjudul : Penilaian Asupan Kalsium Berdasarakan Jenis Kelamin, Tingkat Pengetahuan, Aktivitas Olahraga, dan Tingkat Pendidikan Orang Tua
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia.kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS. A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen
BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen 1. Pengertian Konsumen Pengertian konsumen menurut Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen sebelum berlakunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang
Lebih terperinciMETODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11
METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan
Lebih terperinciKompilasi Data Statistik Pendapatan, 2014
BADAN PUSAT STATISTIK Kompilasi Data Statistik Pendapatan, 2014 ABSTRAKSI Dalam laporan pertemuan MenteriMenteri Buruh dan Tenaga Kerja negaranegara anggota G20 di Washington DC pada tahun 2010 disampaikan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan
26 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Seluruh tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan di Jakarta serta supermarket di wilayah Jakarta Timur. Pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1221, 2016 BPOM. Pangan Perisa. Bahan Tambahan. Penggunaan. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan SKRT 2003, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan, usia harapan hidup serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani siklus hidupnya membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Kebutuhan zat gizi bagi tubuh meliputi kebutuhan akan zat gizi makro dan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN MINUMAN KHUSUS IBU HAMIL DAN/ATAU IBU MENYUSUI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
Lebih terperinciII. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup
7 II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola makan anak balita Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup khususnya manusia. Pangan merupakan bahan yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan
Lebih terperinciKEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN
KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Kurang Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
Lebih terperinciPERATURAN DAN PELABELAN KEMASAN PANGAN. Disampaikan dalam : Diklat Teknis Desain Kemasan Produk Pangan bagi Penyuluh Perindustrian 2
PERATURAN DAN PELABELAN KEMASAN PANGAN Disampaikan dalam : Diklat Teknis Desain Kemasan Produk Pangan bagi Penyuluh Perindustrian 2 Biodata Evi Septiana Pane Sidoarjo, 27 September 1985 pyrena_eve@yahoo.com
Lebih terperincitersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern kali ini makanan kemasan tidak sulit untuk dijumpai. Namun terkadang label pada makanan kemasan yang akan dibeli sering luput dari perhatian konsumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional memiliki tujuan utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya manusia dimulai
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS KANDUNGAN GIZI BERDASARKAN STUDI LITERATUR Studi literatur ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya mengenai empat jenis produk yang diproduksi PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Apabila
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONEASIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONEASIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan adalah terciptanya
Lebih terperinci1. Pendidikan ibu : 1. Tidak sekolah 2. Tamat SD 3. Tamat SLTP 4. Tamat SLTA 5. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN IBU DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA SIKALONDANG KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2011 I. Identitas Responden Nama Ibu : Jumlah
Lebih terperinci2013, No.710 6
6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN MINUMAN KHUSUS IBU HAMIL DAN/ATAU IBU MENYUSUI PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Puskesmas Ngesrep, Puskesmas Srondol,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian telah dilakukan di Puskesmas
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN PANGAN DI INDUSTRI
Lebih terperinci1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak tahun 1998, pemerintah Indonesia sudah melakukan kampanye pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif yang dipelopori oleh World Health Organization (WHO). Pemberian
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang
Lebih terperinci