SKRIPSI. Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh DWI ADI SUSILO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh DWI ADI SUSILO"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD N 3 BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh DWI ADI SUSILO PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2 SARI Dwi Adi Susilo Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Tahun Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1) Dra. Endang Sri Harnani, M.Kes dan Pembimbing (2) Drs. Hermawan, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan dari Borg dan Gall yang telah divariasi, yaitu : (1) melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka, (2) Mengembangkan bentuk produk awal yaitu model pembelajaran keseimbangan gerak melalui kajian lingkungan persawahan, (3) Evaluasi para ahli dengan menggunakan dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran, serta uji coba skala kecil dengan menggunakan lembar kuesioner dan konsultasi serta evaluasi yang selanjutnya hasil dianalisis, (4) Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan dari hasil evaluasi ahli dan uji coba skala kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti, (5) Uji coba skala besar di lingkungan persawahan, (6) Hasil produk akhir yang dilakukan berdasarkan uji coba skala besar, (7) Hasil akhir pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak siswa kelas III SD Negari 3 Bandungharjo yang dihasilkan melalui revisi uji coba skala besar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diperoleh dari evaluasi ahli (dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran), uji coba skala kecil (12 siswa) dan uji coba skala besar (41 siswa). Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk, saran untuk perbaikan produk, dan hasil pengisian kuesioner oleh siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase untuk mengungkap aspek psikomotorik, kognitif dan afektif siswa setelah menggunakan produk. Dari hasil uji coba skala kecil diperoleh data evaluasi ahli yaitu, ahli Penjasorkes I didapat 70% (baik), ahli Penjasorkes II didapat 72% (baik), dan ahli pembelajaran didapat 75% (baik) dan untuk uji coba skala kecil dari kuesioner siswa didapat 93,33% (sangat baik). Sedangkan dari hasil uji coba skala besar diperoleh data evaluasi ahli yaitu, ahli Penjasorkes I didapat 81% (baik), ahli Penjasorkes II didapat 80% (baik), dan ahli pembelajaran didapat 76% (baik) dan untuk uji coba skala kecil dari kuesioner siswa didapat 91,95% (sangat baik). Dari data yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan ini dapat digunakan bagi siswa SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, diharapkan bagi guru Penjasorkes di Sekolah Dasar untuk menggunakan produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan. ii

3 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa isi dari skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan dari karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari orang ataupun pihak lain yang ada di dalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan dirujuk berdasarkan pedoman kode etik etika penyusunan karya tulis ilmiah. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semarang, Agustus 2011 Peneliti Dwi Adi Susilo NIM iii

4 PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pada hari : Tanggal : Panitia Ujian Ketua Sekretaris Drs. Said Junaidi, M. Kes NIP Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M. Pd NIP Dewan Penguji 1. Dra. Heny Setyawati, M. Si (Ketua) NIP Dra. Endang Sri Hanani, M. Kes (Anggota) NIP Drs. Hermawan, M. Pd (Anggota) NIP iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad (Q.S. Al Mujadilah, 58:11) Kerja keras adalah gerbang kesuksesan. Kita tidak akan berarti apa-apa jika tidak bermanfaat bagi orang lain PERSEMBAHAN Dengan segenap rasa syukur saya persembahkan skripsi ini untuk : 1. Yang tercinta kedua orang tua saya (Bapak Suwarno dan Ibu Sri Rahayu), yang tiada henti selalu memberikan segala dukungan, doa restu, cinta dan kasih sayang, nasehat, bimbingan serta motivasi. 2. Yang tercinta istri (Tina Ariwirawati) dan anak saya (Herlintang Habib Khairan) yang selalu menemani dalam suka dan duka. 3. Kakak (Nur Hayati dan Sudarto) dan adik-adikku (Allip Damai Kiswara, Susi Purwandari, Khafiq Andri Prasetyo, dan Dyan Ari Wibowo) yang selalu mendorong sehingga terwujud karya tulis ilmiah ini. v

6 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat serta hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Tahun Dengan demikian penulis juga dapat menyelesaikan studi program Sarjana, di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis menyampaikan ucapkan terima kasih yang tiada terhingga, diantaranya kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES, 2. Drs. H. Harry Pramono, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, 3. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M. Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dorongan dan semangat serta ijin untuk menyelesaikan skripsi ini, 4. Dra. Endang Sri Hanani, M. Kes selaku Pembimbing Utama yang telah sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini, vi

7 5. Drs. Hermawan, M. Pd, selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan petunjuk, dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, 6. Budi Santosa, S. Pd selaku ahli pembelajaran memberikan petunjuk, dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, 7. Siswowati Eko Rahayu, S. Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 3 Bandungharjo yang telah memberi ijin penelitian dan membimbing terselenggaranya kegiatan penelitian di SD Negeri 3 Bandungharjo. 8. Seluruh Guru dan siswa III SD Negeri 3 Bandungharjo yang telah membantu dan mendukung dalam melaksanakan kegiatan penelitian dengan lancar. 9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PJKR, FIk, UNNES yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada peneliti hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, 10. Ayah ibuku tercinta dan seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan materiil dan spiritual kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini, 11. Teman-teman S1 PGPJSD angkatan 2009 transfer dari D2 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya Galih Setiyawan dan Yuni Lestari serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 12. Istri dan anakku yang tercinta terima kasih selalu memberi suport dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. vii

8 13. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas kerjasama serta dukungannya selama penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa laporan yang tersusun dan tersaji ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan sumbang saran yang membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat berguna dan memberikan manfaat sebagai mana yang diharapkan. Semarang, Agustus 2011 Peneliti viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SARI.... ii PERNYATAAN... iii PENGESAHAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Permasalahan Tujuan Penelitian Spesifikasi Produk Pentingnya Pengembangan... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR Kajian Pustaka Pengertian Model Pengembangan Pengertian Pembelajaran Pengertian Pembelajaran Inovatif ix

10 Pengertian Pembelajaran PAKEM Pengertian Pendidikan Jasmani Pengertian Model Pembelajaran Pengertian Keseimbangan Pengertian Lingkungan Pengertian Pemanfaatan Lingkungan Persawahan SK dan KD Penjasorkes SD Kerangka Berpikir BAB III METODE PENGEMBANGAN Model Pengembangan Prosedur Pengembangan Analisis Kebutuhan Pembuatan Produk Awal Uji Coba Produk Revisi Produk Pertama Uji Coba Skala Besar Revisi Produk Akhir Hasil Akhir Uji Coba Produk Desain Uji Coba Subyek Uji Coba Jenis Data x

11 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data BAB IV HASIL PENGEMBANGAN Hasil Data Uji Coba Data Analisis Kebutuhan Deskripsi Draf Produk awal Validasi Ahli Data Uji Coba Skala Kecil Data Uji Coba Skala Besar Analisis Data Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel I Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli Tabel II Skor Jawaban Kuesioner Ya dan Tidak Tabel III Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli Tabel IV Klasifikasi Persentase Tabel V Data Hasil Keseluruhan dari Evaluasi Ahli, Uji Coba Skala Kecil, dan Uji Coba Skala Besar xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Macam-macam Gerakan Pembelajaran Latihan Keseimbangan Gerak Prosedur Pengembangan Model Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Pola Pengembangan Model Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Kegiatan Pos I Berjalan di Atas Pematang Sawah Kegiatan Pos II Berjalan di Atas Pematang Sawah yang Diberi Bambu Sepanjang 7 m Kegiatan Pos III Berjalan Satu Kaki Diangkat Secara Bergantian Kegiatan Pos IV Berpasangan Dengan Kaki Ditekuk Ssila dan Tangan Bertepuk Silang Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Sila Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Samping Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Lurus ke Depan Kegiatan Pos V dengan Sikap Kapal Terbang xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Usulan Penetapan Pembimbing SK Dosen Pembimbing Surat Ijin Penelitian Surat Keterangan Penelitian (Uji Coba Skala Kecil) Surat Keterangan Penelitian (Uji Coba Skala Besar) Lembar Evaluasi dan Kuesioner untuk Ahli Lembar Evaluasi dan Kuesioner untuk Siswa Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjasorkes dan Ahli Pembelajaran Skala Kecil Saran Perbaikan, Komentar serta Saran Umum Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjasorkes dan Ahli Pembelajaran Skala Besar Saran Perbaikan, Komentar serta Saran Umum Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Daftar Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo (Uji Coba Skala Kecil) Jawaban Kuesioner Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas III Uji Coba Skala Kecil Hasil Kuesioner Angket Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas III Uji Coba Skala Kecil xiv

15 15. Data Hasil Uji Coba Skala Kecil (N = 12) Analisis Data Hasil Uji Coba Skala Kecil (N = 12) Daftar Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo (Uji Coba Skala Besar) Jawaban Kuesioner Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas III Uji Coba Skala Besar Hasil Kuesioner Angket Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas III Uji Coba Skala Besar Data Hasil Uji Coba Skala Besar (N = 41) Analisis Data Hasil Uji Coba Skala Besar (N = 41) Dokumentasi xv

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekarang kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. Tujuannya memberikan peluang dan kesempatan kepada pihak sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan kebijakan mengenai pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan sehingga diharapkan mampu memberdayakan semua potensi yang dimiliki. Dengan kebijakan ini, sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini memuat beberapa mata pelajaran yang diajarkan dalam pendidikan. Satu diantaranya adalah mata pelajaran Penjasorkes. Pengertian Penjasorkes adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik berupa permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Mata pelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan 1

17 2 sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olah raga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Ini berarti, mata pelajaran tersebut juga mempunyai peran unik dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Karena selain dapat digunakan untuk pengembangan aspek fisik dan psikomotor, juga ikut berperan dalam pengembangan aspek kognitif dan afektif secara serasi dan seimbang. Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran Penjasorkes di sekolah adalah terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah, baik terbatas secara kuantitas maupun kualitasnya. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan terhadap proses pembelajaran Penjasorkes, karena kurang didukung oleh tingkat kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru Penjasorkes selaku pelaksana khususnya dalam pengembanagan model pembelajaran. Ditengarai bahwa guru Penjasorkes dalam melaksanakan proses pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik, dan membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangat dan motivasi dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes. Dampak dari itu secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang optimal pula

18 3 dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit-bibit atlet potensi yang dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga kedepan. Pengembangan model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu upaya membantu menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini, pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru Penjasorkes dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih berpeluang untuk mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki. Biarpun pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang ada masih terbatas dalam lingkup lingkungan fisik di dalam sekolah, dan belum dikembangkan pada pemanfaatan lingkungan fisik luar sekolah, yang sebenarnya memiliki potensi sebagai sumber belajar yang efektif dan efisien. Lingkungan fisik luar sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru Penjasorkes dalam pembelajarannya. Guru Penjasorkes masih berkutat dalam lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai persoalan dan keterbatasannya. Para guru lupa bahwa lingkungan fisik di luar sekolah ada situasi dan kondisi yang menarik di alam bebas berupa lahan kosong, persawahan, perkebunan, hutan, perbukitan, sungai, pantai, perumahan, dan lain-lain, yang jika dimanfaatkan secara optimal melalui pengembangan model pembelajaran akan

19 4 dapat membantu para guru dalam meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif. Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka dipandang penting adanya pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang perlu dilakukan di Sekolah Dasar. Sebut saja sebuah SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan terletak kurang lebih 15 km dari pusat kabupaten Grobogan, letaknyapun berada di dalam pedesaan masyarakat. Lingkungan disekitar SD Negeri 3 Bandungharjo terdapat area persawahan. Adanya lingkungan fisik di luar sekolah yaitu area persawahan dengan memanfaatkan pematang sawah tersebut sangat memungkinkan untuk dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Di dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan persawahan, penulis akan mengembangkan model pembelajaran ketrampilan keseimbangan gerak, yang semua aktivitas geraknya sangat erat kaitannya dengan semua komponen-komponen ranah yang terkandung dalam Penjasorkes yaitu fisik, afektif, psikomotorik, dan kognitif. Ranah fisik, dimana dalam keseimbangan gerak siswa mampu melakukan aktifitas fisik yang mendukung kegiatan secara keseluruhan. Ranah afektif, selama pelaksanaan keseimbangan gerak berlangsung setiap siswa mempunyai emosional yang berbeda-beda yang harus seorang guru pahami, apakah dalam melakukan keseimbangan gerak seorang siswa mampu mengendalikan emosinya ataukah tidak. Ranah psikomotorik, seorang guru juga harus memahami psikologi seorang siswa saat mengikuti pelaksanaan kegiatan keseimbangan gerak. Ranah kognitif, siswa mampu berpikir untuk mengatur strategi selama pelaksanaan kegiatan

20 5 keseimbangan gerak berlangsung. Selain itu, siswa diajarkan untuk mampu bekerja sama dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Keseimbangan yang dilakukan di persawahan ini dimaksudkan agar siswa tidak jenuh dengan keadaan didalam sekolah. Berdasarkan uraian di atas diharapkan adanya peran guru dalam pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak agar dapat menciptakan suatu model pembelajaran dalam bentuk pembelajaran baru yang bertujuan agar dapat menarik minat siswa sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, akan lebih termotivasi dan bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar. Dari latar belakang di atas, peneliti dapat memberikan alasan mengapa permasalahan tersebut perlu untuk diteliti yaitu : 1. Penjasorkes di Sekolah Dasar (SD) pada hakekatnya mempunyai arti, peran, dan fungsi yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan ketrampilan gerak siswa. 2. Paradigma pembelajaran Penjasorkes dahulu lebih menekankan anak harus bisa menguasai teknik yang diberikan dengan baik, namun paradigma pembelajaran Penjasorkes yang berkembang sekarang yang terpenting adalah anak sudah mau bergerak dan bergembira merupakan tujuan utama dari Penjasorkes yang baik.

21 6 3. Agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya serta Penjasorkes pada khususnya sehingga tujuan dari Penjasorkes dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian penulis selaku guru Penjasorkes secara langsung mengangkat judul Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan, sebagai wahana penciptaan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif, untuk menjadikan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, yang sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. 1.2 Permasalahan Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah : Bagaimana penerapan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun 2011?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui hasil pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun 2011.

22 7 1.4 Spesifikasi Produk Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan yang sesuai dengan karakteristik siswa SD serta dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor) secara efektif dan efisien, juga dapat meningkatkan intensitas fisik sehingga derajat kebugaran jasmani siswa dapat terwujud serta dapat mengatasi kesulitan dalam pengajaran keseimbangan gerak. Produk yang dihasilkan diharapkan akan bermanfaat sebagai referensi tambahan dalam dunia pendidikan. Adapun Manfaat dari produk antara lain : 1. Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Penjasorkes, 2. Sebagai khasanah dan informasi ilmiah yang berkaitan dengan masalah pengembangan model pembelajaran bagi guru Penjasorkes, 3. Mengatasi semua keterbatasan sarana dan prasarana dalam pembelajaran keseimbangan gerak. 1.5 Pentingnya Pengembangan Pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan bagi siswa SD ini sangat penting untuk dilakukan, mengingat pembelajaran keseimbangan gerak yang dilakukan oleh guru Penjasorkes selama ini masih jauh dari yang diharapkan.

23 8 Pemecahan masalah pembelajaran dapat melalui penerapan model pembelajaran. Dalam bentuk variasi dalam pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan serta dapat membantu guru Penjasorkes, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

24 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1. Kajian Pustaka Sebagai acuan berpikir secara ilmiah dalam rangka untuk pemecahan permasalahan, pada kajian pustaka ini dimuat beberapa pendapat para pakar. Selanjutnya secara garis besar akan diuraikan tentang : Pengertian Model Pengembangan, Pengertian Pembelajaran, Pengertian Pembelajaran Inovatif, Pengertian Pembelajaran PAKEM, Pengertian Pendidikan Jasmani, Pengertian Model Pembelajaran, Pengertian Keseimbangan, Pengertian Lingkungan, Pemanfaatan Lingkungan Persawahan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes SD Pengertian Model Pengembangan Penelitian pengembangan biasanya disebut pengertian berbasis pengembangan (research-based development) merupakan jenis penelitian yang tujuan penggunaannya untuk pemecahan masalah praktis. Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada produk, dan diharapkan dapat menjembatani kesenjangan penelitian yang lebih banyak menguji teori ke arah menghasilkan produk-produk yang langsung dapat digunakan oleh pengguna. Menurut Borg & Gall (1983) penelitian pengembangan adalah salah satu proses yang banyak digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran, yang pada 9

25 10 dasarnya prosedur penelitian pengembangan terdiri dari dua tujuan utama, yaitu ; (1) mengembangkan produk dan (2) menguji produk untuk mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan, sedangkan tujuan ke dua disebut sebagai fungsi validasi Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian (Anna Poedjiadi, 2007:75). Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. (Trianto, 2009:17), Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah proses interaksi secara sadar yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan Pengertian Pembelajaran Inovatif Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang artinya belajar atau pembelajaran. Jadi, pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh pembelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.

26 11 Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru, agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar Pengertian Pembelajaran PAKEM Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah salah satu pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Aktif yaitu pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Kreatif yaitu dimana pengembanganya juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Efektif yaitu menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karakteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Menyenangkan yaitu pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan.

27 Pengertian Pendidikan Jasmani Beley dan Field (dalam Suranto, dkk., 1994) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh. Willian, Brownell dan Vernier mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani, kegiatan-kegiatan jasmani tertentu yang terpilih akan dapat membentuk sikap yang berguna bagi pelaku (dalam Aip Syarifuddin dan Muladi, 1993) J.B. Nash mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan dengan menggunakan/menekankan pada aktivitas fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi. (dalam Suranto, dkk., 1994). Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara anak didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Aktivitas tersebut dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak SD. Melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan bugar, serta perkembangan pribadi secara harmonis (Cholik dan Lutan, 1997). Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa Pendidikan Jasmani adalah sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan

28 13 dengan menggunakan/menekankan pada aktivitas fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosiproses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktifitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh, melibatkan interaksi antara anak didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran yang diintrodusir oleh Joyce dan Weil (1986) adalah istilah lain yang memiliki kaitan makna/pengertian dengan strategi pembelajaran. Secara umum, istilah model diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi, replica pesawat terbang yang biasa dipajang di travel/biro-biro perjalanan adalah model dari pesawat terbang, dsb. Secara khusus istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Dengan mengacu kepada pengertian khusus tersebut, model pembelajaran, menurut Joyce dan Weil

29 14 (1986) adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa model pembelajaran adalah sebagai penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dibuat dengan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Pengertian Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, 1997:7). Keseimbangan ditinjau dari segi fisiologi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot dalam mempertahankan posisi yang dikehendaki. Latihan keseimbangan bertujuan untuk mempertinggi perasaan kerja otot dan mempunyai arti dan kegunaan yang besar dalam pembentukan sikap dan gerak. Di samping itu latihan keseimbangan juga mempunyai nilai yang besar terhadap pertumbuhan, ketangkasan, dan prestasi (Tamat dan Mirman, 2001:3.30).

30 15 Menurut Tim Abdi Guru (2006:26) dalam pembelajaran latihan keseimbangan gerak di kelas III Sekolah Dasar, ada 4 macam gerakan yaitu : 1. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila, Mengangkat satu kaki menggunakan dua tangan. Kaki diangkat hingga ke pangkal paha. Pertahankan selama 10 detik secara bergantian. 2. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping, Mengangkat satu kaki kanan ke samping dengan lutut lurus. Tangan kanan memegang kaki kanan. Tangan kiri lurus menjaga keseimbangan. Dapat dilakukan dengan cara kaki bergantian. 3. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, Berdiri tegak, dan perlahan-lahan luruskan kaki ke depan dengan ujung kaki lancip. Peganglah pita dengan kedua tangan dan bentangkan di bawah tungkai kakimu yang terangkat. 4. Sikap kapal terbang. Lakukan dengan meniru sikap kapal terbang, berdiri dengan satu kaki dan kaki yang lain luruskan ke belakang. Ambilah pita dan bentangkan dengan kedua tanganmu. Gerak-gerakan ujung pita dengan tangan. Gambar 1. Macam-macam Gerakan Pembelajaran Latihan Keseimbangan Gerak

31 Pengertian Lingkungan Lingkungan yaitu situasi yang tersedia di mana pesan itu diterima oleh siswa. Lingkungan terdiri atas lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, taman dan lain-lain. Lingkungan non fisik seperti penerangan sirkulasi udara dan lainlain. Selanjutnya lingkungan yang disebut sebagai media belajar adalah tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi siswa. Tempat dan ruangan tersebut ada yang dirancang (by Design) khusus untuk tujuan pengajaran, misalnya gedung sekolah ruang perpustakaan dan laboratorium, studio dan sebagainya. selain itu ada juga tempat atau ruangan yang bukan dirancang secara khusus atau hanya dimanfaatkan sebagai media belajar untuk tujuan pengajaran, seperti gedung dan peninggalan sejarah, bangunan industri lingkungan pertanian, museum, pasar, tempat rekreasi dan lain-lain. Menurut Semiawan (1990:96) ada empat media belajar yang berkenaan langsung dengan lingkungan sebagai berikut: a. Masyarakat kota atau desa sekeliling sekolah, b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah, c. Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pemahaman lingkungan, d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dimanfaatkan cukup menarik perhatian siswa.

32 17 Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar mempunyai berbagai arti penting diantaranya lingkungan mudah dijangkau, biayanya relatif murah, objek permasalaha dalam lingkungan beraneka ragam dan menarik serta tidak pernah habis. Dalam pemanfaatan media belajar termasuk lingkungan oleh siswa sangat tergantung pada bimbingan dan arahan dari guru. Berarti di sini guru berfungsi sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan manager. Fungsi guru seperti inilah yang sangat diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Di sekitar sekolah terdapat berbagai macam media belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian siswa akan lebih mengenal lingkungannya, pengetahuan siswa akan lebih autentif, sifat verbalisme pada siswa dapat dikurangi serta siswa akan lebih aktif dan lebih banyak berlatih Pemanfaatan Lingkungan Persawahan Pada dasarnya proses pembelajaran Penjasorkes tidak hanya dapat dilakukan di lapangan saja, melainkan ada beberapa cara yang sesuai khusus agar siswa mampu menerima materi dengan baik. Untuk itu perlu adanya sebuah terobosan baru untuk memudahkan siswa dalam menerima materi dan juga memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Penjasorkes, yakni melalui pengembangan model pembelajaran dengan kajian lingkungan persawahan.

33 18 Persawahan adalah lahan atau area untuk pertanian. Dalam aktivitas pemanfaatan persawahan itu adalah pematang sawahnya. Pematang sawah akan digunakan sebagaimana sesuai dengan latihan keseimbangan pada siswa kelas III. Siswa akan berbaris di pematang sawah dan melakukan latihan keseimbangan secara serentak dengan aba-aba dari guru Standar Kompetensi dan Kompetensi Penjasorkes SD Cakupan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat (BSNP,2006). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina

34 19 pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih,

35 20 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, 4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, 6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, 7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya, 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya, 3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya, 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya,

36 21 5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya, 6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung, 7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan seharihari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Standar Kompetensi yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Standar kompetensi mempratikan gerak senam lantai, senam ketangkasan dasar dan nilainilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi dasarnya adalah mempratikan keseimbangan dalam bentuk senam lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin, dan keberanian. Terdapat empat indikator yaitu melakukan sikap berdiri satu kaki ditekuk sila, sikap berdiri satu kaki tekuk samping, sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, dan sikap kapal terbang Kerangka Berpikir Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari

37 22 pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, Pendidikan Jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, Pendidikan Jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti Pendidikan Jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia. Materi mata pelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar yang meliputi : Permainan dan olahraga, Aktivitas pengembangan, Aktivitas senam, Aktivitas ritmik, Aktivitas air, Pendidikan luar kelas, dan Kesehatan disajikan untuk membantu siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Sesuai dengan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Penjasorkes di SD, siswa dihaparkan dapat melakukan gerakan keseimbangan dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran keseimbangan gerak di SD masih dikemas secara klasikal di halaman sekolah. Konsekuensi yang terjadi dari pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah dijumpainya siswa yang tidak senang, bosan, dan kurang aktif bergerak dalam pembelajaran Penjasorkes. Pembelajaran keseimbangan gerak dengan kajian lingkungan di pematang persawahan merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. Pengembangan

38 23 model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang sangat menyenangkan dalam pembelajaran.

39 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk berupa model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2009:9), penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tujuh langkah utama, yaitu : 1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka, 2. Mengembangkan bentuk produk awal yaitu model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan, 3. Evaluasi para ahli dengan menggunakan dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran, serta uji coba skala kecil dengan menggunakan lembar kuesioner dan konsultasi serta evaluasi yang selanjutnya hasil dianalisis secara mendalam, 24

40 25 4. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan dari hasil evaluasi ahli dan uji coba skala kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti, 5. Uji coba skala besar di lingkungan persawahan dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran yang sudah direvisi atas hasil uji coba skala kecil yang dilakukan sebelumnya, 6. Hasil produk akhir yang dilakukan berdasarkan uji coba skala besar, 7. Hasil akhir pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan pada siswa kelas III SD Negari 3 Bandungharjo yang dihasilkan melalui revisi uji coba skala besar.

41 Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan pada model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan ini, dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut, antara lain : Analisis Kebutuhan Kajian Pastaka Observasi dan Wawancara Pembuatan Produk Awal Tinjauan Ahli Penjasorkes Dan Ahli Pembelajaran Uji Coba Skala Kecil 12 Siswa Kelas III SD N 3 Bandungharjo Revisi Produk Awal Uji Coba Skala Besar Siswa Kelas III SD N 3 Bandungharjo Revisi Produk Akhir Produk Akhir Pengembangan model keseimbangan gerak dalam penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan Gambar 2. Prosedur Pengembangan Model Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan

42 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian ini. Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan ini dibutuhkan atau tidak. Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi terhadap siswa kelas III di SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tentang pelaksanaan olahraga keseimbangan gerak dengan cara melakukan pengamatan lapangan tentang proses pembelajaran dan aktivitas fisik siswa Pembuatan Produk Awal Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan. Dalam pembuatan produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori yang kemudian dievaluasi oleh dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Uji Coba Produk Pelaksanaan uji coba produk dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: (1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subyek uji coba, (3) menyusun instrumen pengumpulan data, dan (4) menetapkan analisis data.

43 Revisi Produk Pertama Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari evaluasi ahli dan uji coba skala kecil sebagai perbaikan dari produk yang telah diuji cobakan Uji Coba Skala Besar Pada tahap ini dilakukan uji coba skala besar terhadap produk yang dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang berjumlah 41 siswa Revisi Produk Akhir Revisi produk dari hasil uji coba skala besar yang telah di uji cobakan siswa pada kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang berjumlah 41 siswa Hasil Akhir Hasil akhir produk pengembangan dari uji coba skala besar yang berupa pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan.

44 Uji Coba Produk Uji coba produk penelitian ini bertujuan untuk memperoleh efektivitas, efisiensi dan kebermanfaatan dari produk. Langkah-langkah yang di tempuh dalam pelaksanaan uji coba produk adalah sebagai berikut : Desain Uji Coba Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangkan. Desain uji coba yang dilaksanakan terdiri dari : Evaluasi Ahli Sebelum produk pembelajaran yang dikembangkan diuji cobakan kepada subjek, produk yang dibuat dievaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh dua ahli Penjasorkes (Dra. Endang Sri Harnani, M, Kes dan Drs. Hermawan, M. Pd) dan satu ahli pembelajaran (Budi Santosa, S.Pd) Uji Coba Skala Kecil Pada tahapan ini produk yang telah direvisi dari hasil evaluasi ahli kemudian diuji cobakan kepada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Pada uji coba skala kecil ini menggunakan 12 siswa sebagai subjeknya. Pertama siswa diberikan penjelasan tentang variasi pembelajaran pengembangan ketrampilan gerakan keseimbangan yang kemudian melakukan uji coba pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang pembelajaran yang telah

45 30 dilakukan. Tujuan uji coba skala kecil ini adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan Revisi Produk Pertama Hasil data dari evaluasi dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran, serta uji coba skala kecil tersebut dianalisis. Selanjutnya dijadikan acuan untuk merevisi produk yang telah dibuat Uji Coba Skala Besar Hasil analisis uji coba skala kecil serta revisi produk pertama, selanjutnya dilakukan uji coba skala besar. Uji coba skala besar ini dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang berjumlah 41 siswa. Pertama siswa diberikan penjelasan tentang variasi pembelajaran pengembangan ketrampilan gerakan keseimbangan yang kemudian melakukan uji coba pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang pembelajaran yang telah dilakukan Subjek Uji Coba Subjek uji coba pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi ahli yang terdiri dari ahli dua Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran. 2. Uji coba skala kecil yang terdiri 12 siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

46 31 3. Uji coba skala besar yang terdiri dari 41 siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Jenis Data Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang berupa alasan dalam memilih jawaban dan saran-saran Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk lembar evaluasi dan kuesioner. Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun data dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuesioner adalah jumlah subjek yang relatif banyak sehingga data dapat diambil secara serentak dan waktu yang singkat. Kepada ahli dan siswa diberikan kuesioner yang berbeda. Kuesioner ahli dititik beratkan pada produk pertama yang dibuat, sedangkan kuesioner siswa dititik beratkan pada kenyamanan produk. Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas model pembelajaran ketrampilan keseimbangan gerak. Serta komentar dan saran umum jika ada. Rentangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara dengan memberi tanda pada kolom yang tersedia.

47 32 Keterangan : 1 : tidak baik 2 : kurang baik 3 : cukup baik 4 : baik 5 : sangat baik Berikut ini adalah faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan digunakan pada kuesioner ahli : Tabel I Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli No. Faktor Indikator Jumlah 1 Kualitas Model Kualitas produk terhadap standar kompetensi, 15 keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan pada siswa SD Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan, yang harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak. Faktor yang digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotor, kognitif, afektif. Cara pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut : Tabel II Skor Jawaban Kuesioner Ya dan Tidak Alternatif Jawaban Positif Negatif Ya 1 0 Tidak 0 1

48 33 Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan digunakan pada siswa : Tabel III Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli No. Faktor Indikator Jumlah 1 Psikomotorik Kemampuan siswa mempraktekkan keseimbangan 10 gerak di lingkungan pematang persawahan. 2 Kognitif Kemampuan siswa memahami variasi 10 pembelajaran dan pengetahuan tentang model pengembangan keseimbangan gerak di lingkungan pematang persawahan 3 Afektif Menampilkan sikap dalam melaksanakan model 10 pengembangan keseimbangan gerak di lingkungan pematang persawahan, serta nilai kerjasama, sportifitas, dan kejujuran Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk persentase. Sedangkan data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif.

49 34 Dalam pengolahan data, persentase diperoleh dengan rumus dari Sukirman, dkk. (2003 : 879), yaitu : Keterangan : f f N = frekuensi relatif / angka persentase = frekuensi yang sedang dicari persentasenya = jumlah seluruh data 100% = konstanta Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh kesimpulan data. Pada tabel di bawah ini akan disajikan klasifikasi persentase. Tabel IV Klasifikasi Persentase Persentase Klasifikasi Makna 0-20 % Tidak baik Dibuang 20,1-40 % Kurang baik Diperbaiki 40,1 % - 70 % Cukup baik Digunakan (bersyarat) 70, 1-90 % Baik Digunakan 90,1-100 % Sangat baik digunakan Sumber Guilford (dalam Faqih, 1996 : 57)

50 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Hasil Data Uji Coba Data Analisis Kebutuhan Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi di lapangan terutama berkaitan dengan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta bentuk pemecahan dari permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis proses pembelajaran yang terjadi sesungguhnya di lapangan, melakukan observasi pembelajaran dan melakukan studi pustaka/kajian literatur. Sesuai dengan kompetensi dasar mempratikan keseimbangan gerak dalam bentuk senam lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin, dan keberanian. Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran keseimbangan gerak di SD masih jauh dari yang diharapkan. Pada proses pembelajaran keseimbangan gerak ditemui beberapa hal, salah satunya adalah lokasi untuk melaksanakan kegiatan olahraga yang hanya di halaman sekolah. Sehingga dijumpai siswa yang merasa tidak senang, bosan, dan malas untuk bergerak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keseimbangan gerak yang diberikan oleh guru masih kurang efektif dan kurang menumbuhkan minat agar aktif bergerak. 35

51 36 Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian memutuskan untuk mengembangkan model pembelajaran keseimbangan gerak dengan kajian lingkungan persawahan yang sesuai bagi siswa SD. Peneliti mengharapkan produk yang dihasilkan nanti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran keseimbangan gerak, sehingga diharapkan dapat membantu guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran keseimbangan gerak lebih bervariasi dengan menggunakan produk yang dihasilkan ini Deskripsi Draf Produk Awal Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan berupa model pembelajaran keseimbangan gerak dengan kajian lingkungan persawahan yang sesuai bagi siswa SD. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah produk dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisis tujuan dan karakteristik pembelajaran keseimbangan gerak, 2. Analisis karakteristik siswa, 3. Mengkaji literatur tentang prinsip-prinsip atau cara membuat atau mengembangkan model pembelajaran keseimbangan gerak, 4. Menetapkan prinsip-prinsip untuk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, 5. Menetapkan tujuan, isi dan strategi pengelolaan pembelajaran, 6. Pengembangan produser pengukuran hasil pembelajaran, 7. Menyusun produk awal model pembelajaran keseimbangan gerak.

52 37 Setelah melalui proses desain dan produksi maka dihasilkan produk awal pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak yang sesuai bagi siswa SD. Berikut ini adalah draf produk awal pembelajaran keseimbangan gerak yang sesuai bagi siswa SD sebelum divalidasi oleh ahli dan guru Penjasorkes Sekolah Dasar : DRAF PRODUK AWAL PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK SISWA KELAS III SDN 3 BANDUNGHARJO I. Pengertian Pembelajaran Keseimbangan Gerak Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, 1997:7). Keseimbangan ditinjau dari segi fisiologi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot dalam mempertahankan posisi yang dikehendaki. II. Tujuan Pembelajaran Keseimbangan Gerak Tujuan pembelajaran keseimbangan gerak adalah kelompok siswa akan melewati setiap pos dengan berjalan dan sesampainya di pos mereka akan melaksanakan gerakan keseimbangan sesuai dengan petunjuk yang tertuliskan pada masing-masing pos.

53 38 Adapun tujuan dari pembelajaran pengembangan model keseimbangan gerak di pematang persawahan adalah : 1. Dapat melatih tubuh agar tidak jatuh, 2. Untuk mempertinggi perasaan kerja otot, 3. Memiliki arti dan kegunaan yang sangat besar dalam pembentukan sikap gerak, 4. Mempengaruhi pertumbuhan, ketangkasan dan prestasi, 5. Dapat mengetahui variasi dalam pembelajaran keseimbangan gerak, 6. Siswa dapat mengenal berbagai macam rintangan yang ada ( pematang sawah, bambu, bendera dan lain-lain) pada saat melasanakan pembelajaran di pematang sawah. Dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah akan dibagi menjadi 5 pos, yaitu : 1. Pos 1 (Berjalan di atas pematang sawah), 2. Pos 2 (Berjalan di atas pematang sawah yang diberi bambu sepanjang 7 m), 3. Pos 3 (Berjalan satu kaki di angkat secara bergantian), 4. Pos 4 (Berpasangan kaki ditekuk sila dan tangan bertepuk silang), 5. Pos 5 (Melaksanakan 4 sikap keseimbangan). Dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah tersebut dari pos 1 sampai pos 5 setiap kelompok akan melakukan tugas sesuai dengan petunjuk yang ada di setiap posnya.

54 39 III. Pola atau Gambar Pembelajaran Keseimbangan Gerak L a p a n g a n S t a r t POS I ( BERJALAN DI ATAS PEMATANG SAWAH ) Pematang Sawah POS II ( BERJALAN DI ATAS BAMBU YANG BERADA DI PEMATANG SAWAH ) Bambu Pematang Sawah POS III ( BERJALAN SATU KAKI DIANGKAT SECARA BERGANTIAN) Pematang Sawah

55 40 POS IV ( BERPASANGAN KAKI DITEKUK SILA TANGAN BERTEPUK SILANG ) Pematang Sawah 1 POS V ( MELAKUKAN 4 SIKAP KESEIMBANGAN ) Gambar 3. Pola Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan IV. Cara atau Urutan Pembelajaran Keseimbangan Gerak Terdapat 3 kelompok yaitu kelompok jagung, padi, dan kedelai. Kelompok jagung baris di lapangan dekat dengan persawahan. Setelah mendapat panggilan dari guru atas nama kelompokkya, maka kelompok jagung segera berjalan di atas pematang sawah menuju pos I, jika aba-aba peluit dibunyikan maka dari saatnya kelompok jagung mulai melaksanakan gerakan sesuai dengan petunjuk pada pos tersebut. Setelah selesai kelompok jagung harus keluar area pos I dan melanjutkan

56 41 ke pos berikutnya sesuai peraturan yang ada. Dilanjutkan kelompok padi dan kelompok kedelai berurutan melaksanakan tugas sesuai eturan yang ada. Macam-macam pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang ada di pos-pos antara lain : 1. Pos I (Berjalan di atas pematang sawah) Berjalan di atas pematang sawah sambil benyanyi lagu Gundul-Gundul Pacul dengan gerakan kedua tangan tepuk di depan dada kemudian tarik ke atas, tepuk di depan dada kemudian kedua tangan dibentangkan ke samping kanan dan kiri, dan tepuk di depan dada kemudian tangan di dorong ke bawah secara berkelanjutan. 2. Pos II (Berjalan di atas pematang sawah yang diberi bambu sepanjang 7 m) Berjalan di atas pematang sawah, yang mana di atas pematang tersebut diberi bambu untuk dilewati setiap kelompok. Setiap kelompok berjalan di atas bambu sambil benyanyi lagu Bebek Adus Kali dengan gerakan kedua tangan dibentangkan ke samping kanan dan ke samping kiri dengan melambai-lambai. 3. Pos III (Berjalan satu kaki di angkat secara bergantian) Berjalan di atas pematang sawah dengan satu kaki diangkat secara bergantian sambil benyanyi lagu Bintang Kecil dengan gerakan kedua tangan diangkat lurus ke samping kanan dan ke samping kiri.

57 42 4. Pos IV (Berpasangan kaki ditekuk sila dan tangan bertepuk silang) Berhadapan dengan teman atau berpasangan dengan satu kaki di tekuk sila sambil benyanyi lagu Di Sini Senang Di Sana Senang dengan gerakan bertepuk silang dengan pasangan. 5. Pos V (Melaksanakan 4 sikap keseimbangan) Melakukan gerakan inti dari kegiatan keseimbangan. Setiap kelompok akan melakukan 4 bentuk sikap keseimbangan yaitu sebagai berikut : a. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila, b. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping, c. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, d. Sikap kapal terbang Validasi Ahli Validasi Draf Produk Awal Produk awal pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak bagi siswa SD sebelum diuji cobakan dalam uji skala kecil, produk yang dihasilkan perlu dilakukan validasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang peneliti ini. Peneliti melibatkan dua ahli Penjasorkes yang berasal dari Dosen Unnes yaitu Dra. Endang Sri Harnani, M, Kes dan Drs. Hermawan, M. Pd dan satu ahli pembelajaran Penjasorkes yaitu Budi Santosa, S.Pd. Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf produk awal pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, dengan disertai lembar evaluasi untuk ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar. Lembar

58 43 evaluasi berupa kuesioner yang berisi aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, saran serta komentar dari ahli Penjasorkes dan guru Penjasorkes Sekolah Dasar terhadap pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak. Hasil evaluasi berupa nilai dan aspek kualitas pemgembangan model pembelajaran dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 caranya dengan mencontreng salah satu angka yang tersedia pada lembar evaluasi Deskripsi data validasi ahli Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para ahli, merupakan pedoman untuk menyatakan apakah produk pemgembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dapat digunakan untuk uji coba skala kecil dan uji coba skala besar. Hasil pengisian kuesioner dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran SD didapat rata-rata lebih dari 4 (empat) atau masuk dalam kategori penilaian baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengembanagn model pembelajaran keseimbangan gerak bagi siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Bandungharjo dapat digunakan untuk di uji coba skala kecil. Masukan berupa saran dan komentar pada produk pemgembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, sangat diperlukan pemgembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada lampiran 6.

59 Revisi Draf produk awal sebelum uji coba skala kecil Berdasarkan saran dari ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar pada produk atau model seperti yang telah diuraian di atas, maka dapat segera dilaksanakan revisi produk. Proses revisi produk berdasarkan saran dari ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah sebagai berikut : 1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah 4 variasi pos dilakukan oleh semua siswa, 2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos agar diberi petunjuk dengan cetakan tulisan yang berwarna, tidak hanya tulisan tangan dengan tujuan agar lebih menarik, 3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos seharusnya jarak antar pos diatur sesuai kebutuhan Data Uji Coba Skala Kecil Setelah produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak divalidasi oleh ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar serta dilakukan revisi, maka pada tanggal 02 Juni 2011 produk diuji cobakan kepada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan, kekurangan ataupun keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba skala besar.

60 45 Uji coba skala kecil ini juga bertujuan untuk mengetahui peningkatan perasaan kerja otot siswa sebelum dan sesudah melakukan keseimbangan gerak dan tanggapan awal dari produk yang dikembangkan. Uji coba skala kecil ini juga bertujuan untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan. Data uji coba skala kecil dihimpun dengan menggunakan kuesioner. Data uji coba skala kecil pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada lampiran 13. Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang diisi para siswa diperoleh persentase jawaban yang sesuai dengan aspek yang dinilai sebesar 93,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pembelajaran keseimbangan gerak ini telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo. Keseluruhan data yang didapat dan evaluasi ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran dan uji coba skala kecil digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas produk sebelum memasuki tahap uji coba skala besar Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak diuji cobakan dalam skala kecil pada siswa kelas III SD SD Negeri 3 Bandungharjo, perlu untuk dicari solusi dan pemecahannya.

61 46 Hal itu sangat perlu dilakukan sebagai perbaikan terhadap model tersebut. Berikut ini adalah berbagai permasalahan dan kendala, setelah produk diuji cobakan pada skala kecil : 1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah 5 variasi pos dilakukan oleh semua siswa, sehingga anak akan melakukan banyak variasi gerak dan lagu, 2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 2 yaitu berjalan di atas rafia diganti bambu agar rintangan untuk keseimbangan jalan lebih menarik, 3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 4 berjalan sambil satu kaki di tekuk diganti berpasangan saling berhadapan dan bertepuk silang dengan pasangannya. 4. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos seharusnya petunjuk pos diletakan pada awal pelaksanaan atau awal pos. DRAF SETELAH UJI COBA SKALA KECIL PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK I. Pengertian Pembelajaran Keseimbangan Gerak Senam mengandalkan gerak seluruh tubuh sebagai olahraga dasar. Senam lantai mengandung unsur kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, dan kelincahan. Senam lantai disebut dengan istilah latihan bebas karena dilakukan tanpa menggunakan alat. Senam lantai dilombakan untuk putra dan putri. Gerakannya meliputi mengguling, keseimbangan dan melenting.

62 47 Latihan pertama senam lantai dasar adalah belajar keseimbangan. Tujuannya melatih agar tubuh tidak mudah jatuh. Senam dasar perlu dilakukan sebelum latihan inti. Latihan keseimbangan terdiri atas keseimbangan berdiri dan duduk. Materi yang dibahas di sini adalah keseimbangan berdiri yang terdiri atas sikap berdiri satu kaki ditekuk sila, sikap berdiri satu kaki tekuk samping, sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, dan sikap kapal terbang. Pengembangan model pembelajaran merupakan salah satu usaha guru agar pembelajaran dapat tercapai, termasuk didalamnya penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus dijadikan prinsip utama dalam mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes, termasuk pembelajaran senam lantai dasar. Esensi pembelajaran adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntukannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi. II Peraturan Pelaksanaan Pembelajaran : Dalam model keseimbangan di pematang sawah dibagi menjadi 5 pos. Pos-pos tersebut sebagai berikut : 1. POS I Semua kelompok dibariskan dari start yang bertempat di lapangan sepak bola. Guru akan memanggil nama kelompok yang akan melaksanakan tugas terlebih

63 48 dahulu. Tugas di Pos I adalah berjalan di atas pematang sawah sambil benyanyi lagu Gundul-Gundul Pacul dengan gerakan kedua tangan tepuk di depan dada kemudian tarik ke atas, tepuk di depan dada kemudian kedua tangan dibentangkan ke samping kanan dan kiri, dan tepuk di depan dada kemudian tangan di dorong ke bawah secara berkelanjutan sampai kelompok tersebut menyelesaikan tugas di Pos I. Gambar 4. Kegiatan Pos I Berjalan di Atas Pematang Sawah 2. POS II Setiap kelompok akan melanjutkan perjalanannya menuju ke Pos II. Tugas di Pos II adalah berjalan di atas pematang sawah, yang mana di atas pematang tersebut diberi bambu untuk dilewati setiap kelompok. Setiap kelompok berjalan di atas bambu sambil benyanyi lagu Bebek Adus Kali dengan gerakan kedua tangan dibentangkan ke samping kanan dan ke samping kiri dengan melambai-lambai sampai kelompok tersebut menyelesaikan tugas di Pos II.

64 49 Gambar 5. Kegiatan Pos II Berjalan di Atas Pematang Sawah Yang Diberi Bambu Sepanjang 7 m 3. POS III Setiap kelompok akan melanjutkan perjalanannya menuju ke Pos III. Tugas di Pos III adalah berjalan di atas pematang sawah dengan satu kaki diangkat secara bergantian sambil benyanyi lagu Bintang Kecil dengan gerakan kedua tangan diangkat lurus ke samping kanan dan ke samping kiri sampai kelompok tersebut menyelesaikan tugas di Pos III. 4. POS IV Gambar 6. Berjalan Satu Kaki Diangkat Secara Bergantian Setiap kelompok akan melanjutkan perjalanannya menuju ke Pos IV. Tugas di Pos IV adalah berhadapan dengan teman atau berpasangan dengan satu kaki di

65 50 tekuk sila sambil benyanyi lagu Di Sini Senang Di Sana Senang dengan gerakan bertepuk silang dengan pasangan sampai kelompok tersebut menyelesaikan tugas di Pos IV. Gambar 7. Berpasangan Dengan Kaki Ditekuk Sila dan Tangan Bertepuk Silang 5. POS V Pos V merupakan inti dari kegiatan keseimbangan. Siswa akan melakukan 4 bentuk sikap keseimbangan yaitu sebagai berikut : A. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila, 1. Alat perlengkapan Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus, tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui pandangan siswa. 2. Pelaksanaan Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah. Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masingmasing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya.

66 51 Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan. Tata cara melakukan dengan mengangkat satu kaki menggunakan dua tangan, kaki diangkat hingga ke pangkal paha, Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila. Semua siswa menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara bergantian. Gambar 8. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Sila 3. Keselamatan Pelaksanaan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila relatif aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya.

67 52 4. Tolak Ukur Keberhasilan Keberhasilan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila adalah posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada. 5. Penegasan Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila. Tekankan bahwa dengan melalui gerakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila akan menumbuhkan adanya rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya B. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping, 1. Alat perlengkapan Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus, tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui pandangan siswa. 2. Pelaksanaan Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah. Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masingmasing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya. Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan.

68 53 Tata cara melakukan dengan mengangkat satu kaki kanan ke samping dengan lutut lurus. Tangan kanan memegang kaki kanan dan tangan kiri lurus menjaga keseimbangan Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping. Semua siswa menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara bergantian. Gambar 9. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Samping 3. Keselamatan Pelaksanaan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping relatif aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya.

69 54 4. Tolak Ukur Keberhasilan Keberhasilan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping adalah posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada. 5. Penegasan Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping. Tekankan bahwa dengan melalui gerakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping akan menumbuhkan adanya rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya C. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, 1. Alat perlengkapan Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus, tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui pandangan siswa dan pita untuk mengetahui ketinggian tangan siswa dalam melakukan keseimbangan 2. Pelaksanaan Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah. Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masingmasing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya. Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki lurus ke depan yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan.

70 55 Tata cara melakukan dengan berdiri tegak, dan perlahan-lahan luruskan kaki ke depan dengan ujung kaki lancip. Peganglah pita dengan kedua tangan dan bentangkan di bawah tungkai kakimu yang terangkat. Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki lurus ke depan. Semua kelompok menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara bergantian. Gambar 10. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Lurus ke Depan 3. Keselamatan Pelaksanaan keseimbangan sikap berdiri satu kaki lurus ke depan relatif aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya.

71 56 4. Tolak Ukur Keberhasilan Keberhasilan keseimbangan sikap berdiri satu kaki lurus ke depan adalah posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada. 5. Penegasan Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki lurus ke depan. Tekankan bahwa dengan melalui gerakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang lurus ke depan akan menumbuhkan adanya rasa keperca D. Sikap kapal terbang. 1. Alat perlengkapan Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus, tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui pandangan siswa dan pita untuk mengetahui ketinggian tangan siswa dalam melakukan keseimbangan 2. Pelaksanaan Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah. Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masingmasing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya. Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap kapal terbang yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan. Tata cara melakukan dengan meniru sikap kapal terbang dengan satu kaki dan kaki yang lain luruskan belakang. Ambilah pita dan bentangkan dengan kedua tanganmu. Gerak-gerakan ujung pita dengan tangan

72 57 Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap sikap kapal terbang. Semua kelompok menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara bergantian. Gambar 10. Kegiatan Pos V dengan Sikap Kapal Terbang 3. Keselamatan Pelaksanaan keseimbangan sikap kapal terbang aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya. 4. Tolak Ukur Keberhasilan Keberhasilan keseimbangan sikap kapal terbang adalah posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada. 5. Penegasan Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan keseimbangan sikap kapal terbang. Tekankan bahwa dengan melalui gerakan

73 58 keseimbangan sikap kapal terbang akan menumbuhkan adanya rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya Data Uji Coba Skala Besar Bardasarkan evaluasi ahli serta uji coba skala kecil langkah berikutnya adalah uji coba skala besar. Uji coba skala besar bertujuan untuk mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada evaluasi ahli serta uji coba skala kecil apakah pengembangan pembelajaran itu dapat digunakan dalam lingkungan sebenarnya. Uji coba skala besar dilakukan oleh siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo yang berjumlah 41 siswa. Data uji coba skala besar dihimpun dengan menggunakan kuesioner. Data uji coba skala besar pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada lampiran 18. Berdasarkan data pada didapat rata-rata persentase pilihan jawaban yang sesuai 91,95%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pembelajaran keseimbangan gerak ini telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Besar Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak diuji cobakan dalam skala besar pada siswa kelas III SD SD Negeri 3 Bandungharjo, perlu untuk dicari solusi dan pemecahannya.

74 59 Hal itu sangat perlu dilakukan sebagai perbaikan terhadap model tersebut. Berikut ini adalah berbagai permasalahan dan kendala, setelah produk diuji cobakan pada skala besar : 1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah meningkatkan alat dan metode yang lebih kreatif lagi, 2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 2 yaitu berjalan di atas bambu tidak harus diletakan di atas pematang sawah saja, tetapi dapat diletakan di atas parit, 3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah memberi kesempatan siswa untuk meluapkan kegembiraannya pada akhir kegiatan Analisis Data Analisis Hasil Uji Coba Skala Kecil Pada lampiran 14 akan disajikan analisis data hasil uji coba skala kecil. Analisis data uji coba skala kecil pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada halaman 113 sampai halaman 116. Berdasarkan tabel analisis data pada lampiran 14 hasil uji coba skala kecil yang diperoleh melalui kuesioner dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

75 60 2. Aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 3. Aspek bisa atau tidak kesulitan melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek bisa melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 4. Aspek merasa mudah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa mudah pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 5. Aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 6. Aspek merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam melaksanakan pengembangan

76 61 model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 7. Aspek merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 8. Aspek mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan didapat persentase 75%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 9. Aspek merasa senang dengan pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa senang dengan pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 10. Aspek konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang didapat persentase

77 62 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 11. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 12. Aspek tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 13. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 14. Aspek tahu alat alat yang digunakan melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu alat alat yang digunakan

78 63 melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 15. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 16. Aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping didapat persentase 83,33%. Berdasarkan criteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 17. Aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila yang telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 18. Aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran

79 64 keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 19. Aspek tugas dari pengawas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tugas dari pengawas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 20. Aspek tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 21. Aspek merasa gembira setelah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa gembira setelah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 22. Aspek sering berlarian di pematang sawah didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek sering berlarian di pematang sawah telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

80 Aspek merasa senang melakukan berbagai jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa senang melakukan berbagai jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 24. Aspek semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 25. Aspek berani melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek berani melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 26. Aspek dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

81 Aspek dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 28. Aspek marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 29. Aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 30. Aspek takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran

82 67 keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan Analisis Hasil Uji Coba Skala Besar Pada lampiran 19 akan disajikan analisis data hasil uji coba skala besar. Analisis data uji coba skala besar pada pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada halaman134 sampai halaman 137. Berdasarkan data pada lampiran 19 didapat rata-rata persentase pilihan jawaban yang sesuai 91,95%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pembelajaran keseimbangan gerak ini telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo. Berdasarkan tabel analisis data pada lampiran hasil uji coba skala besar yang diperoleh melalui kuesioner dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 2. Aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah didapat persentase 95,12%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

83 68 3. Aspek bisa atau tidak kesulitan melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 92,68%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek bisa melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 4. Aspek merasa mudah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 80,49%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa mudah pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 5. Aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 97,56%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 6. Aspek merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 7. Aspek merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 97,56%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek

84 69 merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 8. Aspek mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan didapat persentase 82,90%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 9. Aspek merasa senang dengan pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 97,56%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa senang dengan pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 10. Aspek konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang didapat persentase 82,90%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

85 Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 12. Aspek tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping didapat persentase 92,68%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 13. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 90,24%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 14. Aspek tahu alat alat yang digunakan melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 87,80%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu alat alat yang digunakan melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 15. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 92,68%. Berdasarkan kriteria yang

86 71 telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 16. Aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping didapat persentase 87,80%. Berdasarkan criteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 17. Aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 90,24%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila yang telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 18. Aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan didapat persentase 90,24%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 19. Aspek tugas dari pengawas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 78,05%. Berdasarkan kriteria yang

87 72 telah ditetapkan maka aspek tugas dari pengawas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 20. Aspek tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang g telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 21. Aspek merasa gembira setelah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa gembira setelah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 22. Aspek sering berlarian di pematang sawah didapat persentase 60,98%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek sering berlarian di pematang sawah telah memenuhi kriteria cukup baik sehingga aspek ini dapat digunakan (bersyarat). 23. Aspek merasa senang melakukan berbagai jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa senang melakukan berbagai

88 73 jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 24. Aspek semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 97,56%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 25. Aspek berani melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu didapat persentase 97,56%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek berani melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 26. Aspek dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah didapat persentase 95,12%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 27. Aspek dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian didapat persentase 95,12%. Berdasarkan kriteria yang telah

89 74 ditetapkan maka aspek dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 28. Aspek marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan didapat persentase 95,12%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 29. Aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat didapat persentase 92,68%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 30. Aspek takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah didapat persentase 87,80%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

90 Pembahasan Hasil analisis data dari evaluasi ahli Penjasorkes 1 pada skala kecil didapat rata-rata persentase 70%. Berdasarkan kriteria maka pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD N 3 Bandungharjo. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SD adalah dari penilaian kualitas model pembelajaran yang dilakukan oleh ahli Penjasorkes 1 pada aspek 1,5,6,7,12,13, dan 14 yang telah memenuhi kriteria baik yaitu mendapat point 4. Selain ketujuh aspek tersebut, ada 8 aspek penilaian kualitas model pembelajaran yaitu aspek 2,3,4,8,9,10,11,dan 15 yang telah memenuhi kriteria cukup baik karena masing-masing aspek mendapat point 3. Hasil analisis data dari evaluasi ahli Penjasorkes 2 pada skala kecil didapat rata-rata persentase 72%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD N 3 Bandungharjo. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SD adalah dari penilaian kualitas model pembelajaran yang dilakukan oleh ahli Penjasorkes 2 pada aspek 1,5,6,7,9,11,12,13, dan 14 yang telah memenuhi kriteria baik yaitu mendapat point 4. Selain kesembilan aspek tersebut, ada 6 aspek penilaian kualitas model pembelajaran yaitu aspek 2,3,4,8,10 dan 15 yang telah memenuhi kriteria cukup baik karena masing-masing aspek mendapat point 3. Hasil analisis data dari evaluasi ahli Pembelajaran pada skala kecil didapat rata-rata persentase 75%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka

91 76 pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD N 3 Bandungharjo. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SD adalah dari penilaian kualitas model pembelajaran yang dilakukan oleh ahli Penjasorkes 2 pada aspek 2,3,5,7,9,10,11,12,13,14 dan 15 yang telah memenuhi kriteria baik yaitu mendapat point 4. Selain 11 aspek tersebut, ada 4 aspek penilaian kualitas model pembelajaran yaitu aspek 1,4,6 dan 8 yang telah memenuhi kriteria cukup baik karena masing-masing aspek mendapat point 3. Hasil analisis data uji coba skala kecil didapat rata-rata persentase pilihan jawaban yang sesuai 93,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria sangat baik. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SD adalah dari semua aspek uji coba yang ada, lebih dari 90% siswa dapat mempraktikkan dengan baik. Baik dari pemahaman terhadap peraturan pembelajaran, penerapan sikap dalam pembelajaran dan aktivitas gerak siswa yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Secara keseluruhan model pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat diterima siswa dengan baik,sehingga dari uji coba skala kecil model ini dapat digunakan untuk siswa kelas III SD N 3 Bandungharjo. Hasil analisis data dari evaluasi ahli Penjasorkes 1 pada skala besar didapat rata-rata persentase 81%. Berdasarkan kriteria maka pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD N 3

92 77 Bandungharjo. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SD adalah dari penilaian kualitas model pembelajaran yang dilakukan oleh ahli Penjasorkes 1 pada aspek 7,9 dan 12 yang telah memenuhi kriteria sangat baik yaitu mendapat point 5. Selain ketiga aspek tersebut, ada 10 aspek penilaian kualitas model pembelajaran yaitu aspek 1,2,3,5,6,8,11,13,14 dan 15 yang telah memenuhi kriteria baik karena masing-masing aspek mendapat point 4. Selain itu aspek tersebut, ada 2 aspek penilaian kualitas model pembelajaran yaitu aspek 4 dan 10 yang telah memenuhi kriteria cukup baik karena masing-masing aspek mendapat point 3. Hasil analisis data dari evaluasi ahli Penjasorkes 2 pada skala besar didapat rata-rata persentase 80%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD N 3 Bandungharjo. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SD adalah dari penilaian kualitas model pembelajaran yang dilakukan oleh ahli Penjasorkes 2 pada dari aspek 1 sampai aspek 15 telah memenuhi kriteria baik yaitu mendapat point 4. Hasil analisis data dari evaluasi ahli Pembelajaran pada skala besar didapat rata-rata persentase 76%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD N 3 Bandungharjo. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SD adalah dari penilaian kualitas model pembelajaran yang dilakukan oleh ahli

93 78 Penjasorkes 2 pada aspek 3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14 dan 15 yang telah memenuhi kriteria baik yaitu mendapat point 4. Selain 12 aspek tersebut, ada 3 aspek penilaian kualitas model pembelajaran yaitu aspek 1,2 dan 7 yang telah memenuhi kriteria cukup baik karena masing-masing aspek mendapat point 3. Hasil analisis data uji coba skala besar didapat rata-rata persentase pilihan jawaban yang sesuai 91,95%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi lriteria sangat baik. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa SD adalah dari semua aspek uji coba yang ada, lebih dari 90% siswa dapat mempraktikkan dengan baik. Baik dari pemahaman terhadap peraturan pembelajaran, penerapan sikap dalam pembelajaran dan aktivitas gerak siswa yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Secara keseluruhan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat diterima siswa dengan baik, sehingga dari uji coba skala besar model ini dapat digunakan untuk siswa kelas III SD N 3 Bandungharjo.

94 79 Pada table V, berikut ini akan disajikan data hasil keseluruhan dari evaluasi ahli,uji coba skala kecil, dan uji coba skala besar. Tabel V Data Hasil Keseluruhan dari Evaluasi Ahli, Uji Coba Skala Kecil, dan Uji Coba Skala Besar NO KOMPONEN HASIL 1. Evaluasi Ahli Skala Kecil Hasil Evaluasi Ahli Penjasorkes 1 Didapat persentase skala penilaian 70 %, sehingga produk modelpembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat digunakan untuk siswa Sekolah Dasar. Hasil Evaluasi Ahli Penjasorkes 2 Didapat persentase skala penilaian 72%, sehingga produk model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat digunakan untuk siswa Sekolah Dasar. Hasil Evaluasi Ahli Pembelajaran Didapat persentase skala penilaian 75%, sehingga produk model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat digunakan untuk siswa Sekolah Dasar. 2. Uji Coba Skala Kecil Didapat persentase pilihan jawaban yang sesuai 93,33%, sehingga produk model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat digunakan untuk siswa Sekolah Dasar. 1. Evaluasi Ahli Skala Besar

95 80 Hasil Evaluasi Ahli Penjasorkes 1 Didapat persentase skala penilaian 81 %, sehingga produk modelpembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat digunakan untuk siswa Sekolah Dasar. Hasil Evaluasi Ahli Penjasorkes 2 Didapat persentase skala penilaian 80%, sehingga produk model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat digunakan untuk siswa Sekolah Dasar. Hasil Evaluasi Ahli Pembelajaran Didapat persentase skala penilaian 76%, sehingga produk model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat digunakan untuk siswa Sekolah Dasar. 3. Uji Coba Skala Besar Didapat persentase pilihan jawaban yang sesuai 91,95%, sehingga produk model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat digunakan untuk siswa Sekolah Dasar.

96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk model pembelajaran keseimbangan gerak yang berdasarkan data pada saat uji coba skala kecil (N=12) dan uji coba skala besar (N=41). Berdasarkan data hasil uji coba dan pengamatan selama penelitian maka dilakukan beberapa revisi meliputi : 1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah 5 variasi pos dilakukan oleh semua siswa, sehingga anak akan melakukan banyak variasi gerak dan lagu, 2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 2 yaitu berjalan di atas rafia diganti bambu agar rintangan untuk keseimbangan jalan lebih menarik, 3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 4 berjalan sambil satu kaki di tekuk diganti berpasangan saling berhadapan dan bertepuk silang dengan pasangannya. 4. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos seharusnya petunjuk pos diletakan pada awal pelaksanaan atau awal pos. 5. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 2 yaitu berjalan di atas bambu tidak harus diletakan di atas pematang sawah saja, tetapi dapat diletakan di atas parit, 81

97 82 6. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah member kesempatan siswa untuk meluapkan kegembiraannya pada akhir kegiatan. Berdasarkan analisa hasil pembelajaran, penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah sudah dapat dipraktikkan pada subjek uji coba. Hal itu berdasarkan hasil analisis data uji coba skala kecil dari evaluasi ahli Penjasorkes didapat rata-rata persentase 71%, hasil analisis data dari evaluasi ahli Pembelajaran didapat rata-rata persentase 75%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria baik sehingga dapat digunakan untuk siswa SD Negeri 3 Bandungharjo. 2. Berdasarkan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah sudah dapat dipraktikkan pada subyek uji coba. Hal itu berdasarkan hasil analisis data uji coba skala besar dari evaluasi ahli Penjasorkes didapat rata-rata persentase 80%, hasil analisis data dari evaluasi ahli Pembelajaran didapat rata-rata persentase 76%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria baik sehingga dapat digunakan untuk siswa SD Negeri 3 Bandungharjo. 3. Produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah sudah dapat digunakan bagi siswa SD di Bandungharjo. Hal itu berdasarkan hasil analisis data uji coba skala kecil didapat rata-rata persentase

98 83 pilihan jawaban yang sesuai 93,33% dan hasil analisis data uji coba skala besar didapat rata-rata persentase pilihan jawaban yang sesuai 91,95%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka Produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah ini telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga dapat digunakan untuk siswa SD Negeri 3 Bandungharjo. 4. Faktor yang menjadikan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat diterima oleh siswa SD adalah dari semua aspek uji coba yang ada, lebih dari 90% siswa dapat mempraktikkan dengan baik. Baik dari pemahaman terhadap variasi pembelajaran, penerapan sikap dalam pembelajaran dan aktivitas gerak siswa yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Secara keseluruhan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah dapat diterima siswa dengan baik, sehingga baik dari uji coba skala kecil maupun dari uji coba skala besar model ini dapat digunakan bagi siswa SD Negeri 3 Bandungharjo. 5.2 Saran Adapun saran-saran dari pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak adalah : 1. Bagi guru Penjasorkes di SD diharapkan dapat mengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif penyampaian materi pembelajaran keseimbangan gerak untuk siswa SD.

99 84 2. Bagi guru Penjasorkes di SD diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran ini untuk dilaksanakan seperti apa yang direncanakan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. 3. Bagi guru Penjasorkes di SD diharapkan dapat mengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah supaya memudahkan siswa untuk melaksanakan variasi gerakan keseimbangan karena sesuai dengan karekteristik siswa. 4. Bagi guru Penjasorkes di SD diharapkan dapat mengembangkan model model pembelajaran keseimbangan gerak yang lebih menarik lainnya untuk digunakan dalam pembelajaran keseimbangan gerak di sekolah.

100 85 DAFTAR PUSTAKA Dirjen Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga Petunjuk Pola Umum Pembinaan dan Pengembangan Kesegaran Jasmani, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Joyce, Bruce & Marsha Weil (1986). Model of Teaching, New Yersey : Prentice Hall Inc. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB. Jakarta. hal. 703 Ribut Wahyu Eriyanti, Pengembangan Kurikulum SD (Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Soli Abimanyu, Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Hal Tim Abdi Guru, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SD Kelas III. Jakarta : Erlangga. Tisnowati Tamat dan Moekarto Mirman. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan : Jakarta : Universitas Terbuka, 2001, hal Tisnowati Tamat dan Moekarto Mirman. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan : Jakarta : Universitas Terbuka, 2001, hal

101 pembelajaran inovatif perlukah.htm.

102 91 Lampiran 4 PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS PENDIDIKAN UPTD PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN TOROH SD NEGERI 3 BANDUNGHARJO Alamat : Ds. Bandungharjo Kec. Toroh Kab. Grobogan Tlp (0292) SURAT KETERANGAN Nomor : 18/VIII/2011 Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah SD Negeri 3 Bandungharjo menerangkan bahwa : Nama : DWI ADI SUSILO NIM : Progdi : PGPJSD / S1 FIK UNNES Telah melaksanakan penelitian uji coba skala kecil di SD Negeri 3 Bandungharjo dengan baik tanggal 02 Juni 2011 dengan judul : PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2011 Demikian surat keterangan ini kami buat untuk menjadikan periksa dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Bandungharjo, 02 Juni 2011 Kepala SD Negeri 3 Bandungharjo SISWOWATI EKO RAHAYU, S.Pd NIP

103 92 Lampiran 5 PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS PENDIDIKAN UPTD PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN TOROH SD NEGERI 3 BANDUNGHARJO Alamat : Ds. Bandungharjo Kec. Toroh Kab. Grobogan Tlp (0292) SURAT KETERANGAN Nomor : 19/VIII/2011 Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah SD Negeri 3 Bandungharjo menerangkan bahwa : Nama : DWI ADI SUSILO NIM : Progdi : PGPJSD / S1 FIK UNNES Telah melaksanakan penelitian uji coba skala besar di SD Negeri 3 Bandungharjo dengan baik tanggal 29 Juni 2011 dengan judul : PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2011 Demikian surat keterangan ini kami buat untuk menjadikan periksa dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Bandungharjo, 29 Juni 2011 Kepala SD Negeri 3 Bandungharjo SISWOWATI EKO RAHAYU, S.Pd NIP

104 93 Lampiran 6 LEMBAR EVALUASI UNTUK AHLI EVALUASI MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DI PEMATANG SAWAH UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI 3 BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN Materi Pelajaran Materi Pokok Sasaran Program Evaluator Tanggal : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan : Keseimbangan Gerak : Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo : :... Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu sebagai para ahli Pendidikan Jasmani terhadap pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang efektif dan efisien untuk proses pembelajaran Penjasorkes bagi siswa usia dini yang kami beri variasi. Sehubungan dengan hal tersebut kami harapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : Petunjuk Lembar evaluasi ini harus di isi oleh ahli Penjasorkes Evaluasi mencakup aspekbentuk/model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah, komentar dan saran umum, serta kesimpulan Rentangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberikan tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik

105 94 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. A. Kualitas Model Pembelajaran No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Komentar 1 Kesesuaian dengan kompetansi dasar 2 Kejelasan petunjuk dalam permainan 3 Ketetapan memilih bentuk/model keseimbangan gerak di pematang sawah 4 Kesesuaian alat dan kualitas yang digunakan 5 Kesesuaian bentuk / model keseimbangan gerak di pematang sawah 6 Kesesuaian bentuk / model keseimbangan gerak di pematang sawah sesuai dengan karakter siswa 7 Mendorong perkembangan aspek fisik siswa 8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 9 Mendorong aspek psikomotor siswa 10 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa 11 Dapat dilakukan siswa yang terampil maupun tidak terampil 12 Dapat dilakukan siswa putra maupun putri 13 Mendorong siswa untuk melatih keseimbangan gerak 14 Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah 15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah

106 95 B. Saran untuk Perbaikan Model Keseimbangan Gerak di Pematang Sawah Petunjuk Apabila diperlukan revisi pada model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah, mohon dituliskan pada kolom 2 Alasan diperlukan revisi, mohon dituliskan pada kolom 3 Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkat dan jelas pada kolom 4. No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan C. Komentar dan Saran Umum

107 96 D. Kesimpulan Model keseimbangan gerak di pematang sawah ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan / uji coba skala kecil dan uji coba skala besar tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan / uji skala kecil dan uji coba skala besar dengan revisi sesuai dengan saran 3. Tidak layak untuk digunakan / uji coba skala kecil dan uji coba skala besar (Mohon diberikan tanda silang pada nomor sesuai dengan kesimpulan anda) Semarang, Evaluator ( )

108 97 Lampiran 7 KUESIONER PENELITIAN UNTUK SISWA PENGEMBANGAN MODEL KESEIMBANGAN GERAK DI PEMATANG SAWAH UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI 3 BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnnya 2. Jawablah secara runtut dan jelas 3. Jawablah pertanyaan tersebut dengan memberilah tanda silang pada huruf a atau b sesuai dengan pilihanmu 4. Selamat mengisi dan terima kasih I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Sekolah Dasar Nama Siswa Umur Kelas Jenis Kelamin :. :. :. :. :. Nama Orang Tua a. Ayah :. b. Ibu :. Alamat rumah (RT/RW) :.

109 98 II. PERTANYAAN A. Psikomotorik 1. Apakah menurut kamu pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah itu sulit untuk dilakukan? a. Tidak b. Ya 2. Apakah kamu bisa melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 3. Apakah kamu merasa kesulitan dalam melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 4. Apakah kamu merasa mudah dalam melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 5. Apakah selama melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah kamu merasa takut? a. Tidak b. Ya 6. Apakah kamu merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya

110 99 7. Apakah kamu merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 8. Apakah kamu mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 9. Apakah kamu merasa senang dengan pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 10. Apakah perlu konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? a. Tidak b. Ya

111 100 B. Kognitif 1. Apakah menurut kamu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 2. Apakah kamu tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 3. Apakah kamu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 4. Apakah kamu tahu alat alat yang digunakan melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 5. Apakah kamu tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 6. Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? a. Tidak b. Ya

112 Apakah kamu tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah yang benar? a. Tidak b. Ya 8. Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 9. Apakah tugas dari pengawas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 10. Apakah tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? a. Tidak b. Ya

113 102 C. Afektif 1. Apakah kamu merasa gembira setelah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 2. Apakah kamu sering berlarian di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 3. Apakah kamu merasa senang melakukan berbagai jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 4. Apakah kamu semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 5. Apakah kamu berani melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu? a. Tidak b. Ya 6. Apakah kamu dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? a. Tidak b. Ya

114 Apakah kamu dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian? a. Tidak b. Ya 8. Apakah kamu marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? a. Tidak b. Ya 9. Apakah kamu tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat? a. Tidak b. Ya 10. Apakah kamu takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? a. Tidak b. Ya

115 104 Lampiran 8 Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjasorkes dan Ahli Pembelajaran Skala Kecil No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Ahli dan Guru A 1 A 2 G 1 Kesesuaian dengan kompetansi dasar Kejelasan petunjuk dalam permainan Ketetapan memilih bentuk/model keseimbangan gerak di pematang sawah 4 Kesesuaian alat dan kualitas yang digunakan 5 Kesesuaian bentuk / model keseimbangan gerak di pematang sawah 6 Kesesuaian bentuk / model keseimbangan gerak di pematang sawah sesuai dengan karakter siswa 7 Mendorong perkembangan aspek fisik siswa 8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 9 Mendorong aspek psikomotor siswa Mendorong perkembangan aspek afektif siswa 11 Dapat dilakukan siswa yang terampil maupun tidak terampil 12 Dapat dilakukan siswa putra maupun putri 13 Mendorong siswa untuk melatih keseimbangan gerak 14 Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah 15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah Jumlah Skor Rata-rata Keterangan : A 1 : Ahli Penjasorkes A 2 : Ahli Penjasorkes G : Guru Penjasorkes/Ahli Pembelajaran II

116 105 Lampiran 9 A. Saran Perbaikan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak No Responden Ahli Saran 1 Ahli Penjasorkes I Setiap pos tugas siswa harus tahu, jarak antar pos mohon disesuaikan, petunjuk harus jelas, dan variasi pelaksanaan ada unsur lari serta bermain 2 Ahli Penjasorkes II Variasi pada pos tertentu dapat diberi variasi yaitu berpasangan dengan tangan bergandengan sambil bernyanyi atau bentuk lainnya 3 Ahli Pembelajaran Petunjuk pada setiap pos diletakkan pada awal start pos tersebut B. Komentar dan Saran Umum Pembelajaran Keseimbangan Gerak No Responden Ahli Komentar dan Saran Umum 1 Ahli Penjasorkes I Secara umum bisa dilanjutkan dengan saran dan penyesuaian di setiap pos diberi variasi (tepuk tangan, bernyanyi, musik, berhitung, dan lainnya) 2 Ahli Penjasorkes II Pada Pelaksanaan skala besar usahakan lapangan atau lokasi persawahan diperluas 3 Ahli Pembelajaran Pelaksanaan sudah baik, yang perlu dilaksanakan salah satu siswa member aba-aba pelaksanaan

117 106 Lampiran 10 Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjasorkes dan Ahli Pembelajaran Skala Besar No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Ahli dan Guru A 1 A 2 G 1 Kesesuaian dengan kompetansi dasar Kejelasan petunjuk dalam permainan Ketetapan memilih bentuk/model keseimbangan gerak di pematang sawah 4 Kesesuaian alat dan kualitas yang digunakan 5 Kesesuaian bentuk / model keseimbangan gerak di pematang sawah 6 Kesesuaian bentuk / model keseimbangan gerak di pematang sawah sesuai dengan karakter siswa 7 Mendorong perkembangan aspek fisik siswa 8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa 9 Mendorong aspek psikomotor siswa Mendorong perkembangan aspek afektif siswa 11 Dapat dilakukan siswa yang terampil maupun tidak terampil 12 Dapat dilakukan siswa putra maupun putri 13 Mendorong siswa untuk melatih keseimbangan gerak 14 Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah 15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah Jumlah Skor Rata-rata Keterangan : A 1 : Ahli Penjasorkes A 2 : Ahli Penjasorkes G : Guru Penjasorkes/Ahli Pembelajaran II

118 107 Lampiran 11 A. Saran Perbaikan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak No Responden Ahli Saran 1 Ahli Penjasorkes I Tingkatkan alat dan metodenya lebih kreatif lagi, beri kesempatan siswa untuk meluapkan kegembiraan pada akhir kegiatan, dan ending dari percobaan model berikan kesempatan 2 Ahli Penjasorkes II Peningkatan metode dan penggunaan alat agar siswa merasa senang pada saat pelaksanaan pembelajaran 3 Ahli Pembelajaran Tempat meniti diletakkan di atas parit B. Komentar dan Saran Umum No Responden Ahli Komentar dan Saran Umum 1 Ahli Penjasorkes I Pada prinsipnya model ini dapat dilaksanakan untuk mendorong gerak keseimbangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes 2 Ahli Penjasorkes II Pada pengembangan model ini diberikan variasi yang banyak agar dapat mendorong gerak siswa dalam keseimbangan 3 Ahli Pembelajaran Pembelajaran sudah berjalan dengan baik, perlu ditambah kreasi-kreasi yang lain

119 108 Lampiran 12 DAFTAR SISWA KELAS III SD NEGERI 3 BANDUNGHARJO UJI COBA SKALA KECIL No NIS Nama Siswa Jenis Kelamin Usia Mei Joko Prayetno L 11 Tahun Teguh Bayu Saptono L 11 Tahun Fani Miftahul Falah L 10 Tahun Adi Saputra L 9 Tahun David Muhammad Kurniawan L 9 Tahun Miko Prasetyo L 9 Tahun Muhamad Reza Pahlefi L 9 Tahun Mega Muliyana P 9 Tahun Putri P 9 Tahun Saiful Amin L 8 Tahun Tomi Agus Cahyono L 10 Tahun Fanny Rahmawati P 9 Tahun

120 109 Lampiran 13 JAWABAN KUESIONER ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS III UJI COBA SKALA KECIL No Nama Siswa Butir Soal Mei Joko Prayetno A B A B A B A A B A 2 Teguh Bayu Saptono A B A A A B A A B B 3 Fani Miftahul Falah A B A B A B A B B B 4 Adi Saputra A B A A A B A B B B 5 David Muhammad Kurniawan A B A B A B A B B B 6 Miko Prasetyo A B A B A B A B B B 7 Muhamad Reza Pahlefi A B A B A B A B B B 8 Mega Muliyana A B A B A B A B B B 9 Putri A B A B A B A A B B 10 Saiful Amin A B A B A B A B B B 11 Tomi Agus Cahyono A B B B A B B B B B 12 Fanny Rahmawati A B A B A B A B B B

121 110 JAWABAN KUESIONER ASPEK KOGNITIF SISWA KELAS III UJI COBA SKALA KECIL No Nama Siswa Butir Soal Mei Joko Prayetno B A A B B B B B B B 2 Teguh Bayu Saptono B B B B B A B B A B 3 Fani Miftahul Falah B B A B B A B A B B 4 Adi Saputra B B B B A B B B B B 5 David Muhammad Kurniawan B B B B B B B B B B 6 Miko Prasetyo B B B B B B B B A B 7 Muhamad Reza Pahlefi B B B B B B B B B B 8 Mega Muliyana B B B B B B B B B B 9 Putri B B B B B B B B B B 10 Saiful Amin B B B B B B B B B B 11 Tomi Agus Cahyono B B B B B B B B B B 12 Fanny Rahmawati B B B B B B B B B B

122 111 JAWABAN KUESIONER ASPEK AFEKTIF SISWA KELAS III UJI COBA SKALA KECIL No Nama Siswa Butir Soal Mei Joko Prayetno B A B B B B B A B A 2 Teguh Bayu Saptono B A B A B B B A B A 3 Fani Miftahul Falah B A B B B A B A B A 4 Adi Saputra B B B B B B B B B A 5 David Muhammad Kurniawan B A B B B B B A B A 6 Miko Prasetyo B A B B B B B A B B 7 Muhamad Reza Pahlefi B A B B B B B A B A 8 Mega Muliyana B A B B B B B A B A 9 Putri B B B B B B B A B B 10 Saiful Amin B A B B B B B A B A 11 Tomi Agus Cahyono B A B B B B B A B A 12 Fanny Rahmawati B A B B B B B A B A

123 112 Lampiran 14 No HASIL REKAPITULASI ANGKET ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS III UJI COBA SKALA KECIL Nama Siswa Butir Soal Mei Joko Prayetno Teguh Bayu Saptono Fani Miftahul Falah Adi Saputra David Muhammad Kurniawan Miko Prasetyo Muhamad Reza Pahlefi Mega Muliyana Putri Saiful Amin Tomi Agus Cahyono Fanny Rahmawati Jumlah Total

124 113 No HASIL REKAPITULASI ANGKET ASPEK KOGNITIF SISWA KELAS III UJI COBA SKALA KECIL Nama Siswa Butir Soal Mei Joko Prayetno Teguh Bayu Saptono Fani Miftahul Falah Adi Saputra David Muhammad Kurniawan Miko Prasetyo Muhamad Reza Pahlefi Mega Muliyana Putri Saiful Amin Tomi Agus Cahyono Fanny Rahmawati Jumlah Total

125 114 HASIL REKAPITULASI ANGKET ASPEK AFEKTIF SISWA KELAS III UJI COBA SKALA KECIL No Nama Siswa Butir Soal Total 1 Mei Joko Prayetno Teguh Bayu Saptono Fani Miftahul Falah Adi Saputra David Muhammad Kurniawan Miko Prasetyo Muhamad Reza Pahlefi Mega Muliyana Putri Saiful Amin Tomi Agus Cahyono Fanny Rahmawati Jumlah

126 115 Lampiran 15 DATA HASIL UJI COBA SKALA KECIL (N = 12) No Aspek Pengembangan Jawaban Presentase 1 Apakah menurut kamu pengembangan model pembelajaran Tidak 100% keseimbangan gerak di pematang sawah itu sulit untuk dilakukan? 2 Apakah kamu bisa melakukan pengembangan model Ya 100% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 3 Apakah kamu merasa kesulitan dalam melakukan Tidak 91,67% pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 4 Apakah kamu merasa mudah dalam melakukan pengembangan Ya 83,33% model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 5 Apakah selama melakukan pengembangan model pembelajaran Tidak 100% keseimbangan gerak di pematang sawah kamu merasa takut? 6 Apakah kamu merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di Ya 100% pematang sawah? 7 Apakah kamu merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri Tidak 91,67% satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? 8 Apakah kamu mempunyai percaya diri yang tinggi untuk Ya 75% melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan di pematang sawah? 9 Apakah kamu merasa senang dengan pelaksanaan Ya 100% pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 10 Apakah perlu konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan Ya 91,67%

127 116 model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? 11 Apakah menurut kamu cara melakukan pengembangan model Ya 100% pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? 12 Apakah kamu tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu Ya 91,67% kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? 13 Apakah kamu cara melakukan pengembangan model Ya 83,33% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 14 Apakah kamu tahu alat alat yang digunakan melaksanakan Ya 100% pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 15 Apakah kamu tahu cara melakukan pengembangan model Ya 91,67% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 16 Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan pengembangan Ya 83,33% model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? 17 Apakah kamu tahu cara melaksanakan pengembangan model Ya 100% pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah yang benar? 18 Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan pengembangan Ya 91,67% model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? 19 Apakah tugas dari pengawas pengembangan model Ya 83,33% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 20 Apakah tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model Ya 100% pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? 21 Apakah kamu merasa gembira setelah melakukan Ya 100% pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap

128 berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? Apakah kamu sering berlarian di pematang sawah? Apakah kamu merasa senang melakukan berbagai jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah kamu semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Tidak Ya Ya 83,33% 100% 91,67% Apakah kamu berani melakukan pengembangan model Ya 100% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu? Apakah kamu dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? Apakah kamu dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian? Apakah kamu marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? Apakah kamu tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat? Apakah kamu takut untuk melaksanakan pengembangan model Ya Ya Tidak Ya Tidak 91,67% 100% 91,67% 100% 83,33% pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? Jumlah 2.800,01% Rata-rata 93,33 %

129 118 Lampiran 16 ANALISIS DATA HASIL UJI COBA SKALA KECIL ( N = 12 ) No Aspek Pengembangan Apakah menurut kamu pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah itu sulit untuk dilakukan? Apakah kamu bisa melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah kamu merasa kesulitan dalam melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah kamu merasa mudah dalam melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah selama melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah kamu merasa takut? Apakah kamu merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah kamu merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? Apakah kamu mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke Presentase Kriteria Makna 100% Sangat Baik Digunakan 100% Sangat Baik Digunakan 91,67% Sangat Baik Digunakan 83,33% Baik Digunakan 100% Sangat Baik Digunakan 100% Sangat Baik Digunakan 91,67% Sangat Baik Digunakan 75% Baik Digunakan

130 119 depan di pematang sawah? 9 Apakah kamu merasa senang dengan pelaksanaan 100% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 10 Apakah perlu konsentrasi untuk melaksanakan 91,67% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? 11 Apakah menurut kamu cara melakukan 100% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? 12 Apakah kamu tahu tata cara melaksanakan sikap 91,67% Sangat Baik Digunakan berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? 13 Apakah kamu cara melakukan pengembangan 83,33% Baik Digunakan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 14 Apakah kamu tahu alat alat yang digunakan 100% Sangat Baik Digunakan melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 15 Apakah kamu tahu cara melakukan pengembangan 91,67% Sangat Baik Digunakan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 16 Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan 83,33% Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? 17 Apakah kamu tahu cara melaksanakan 100% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan

131 120 dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah yang benar? 18 Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan 91,67% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? 19 Apakah tugas dari pengawas pengembangan 83,33% Baik Digunakan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 20 Apakah tahu tehnik untuk melaksanakan 100% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? 21 Apakah kamu merasa gembira setelah melakukan 100% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? 22 Apakah kamu sering berlarian di pematang sawah? 83,33% Baik Digunakan 23 Apakah kamu merasa senang melakukan berbagai 100% Sangat Baik Digunakan jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 24 Apakah kamu semangat dalam melaksanakan 91,67% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 25 Apakah kamu berani melakukan pengembangan 100% Sangat Baik Digunakan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu? 26 Apakah kamu dapat menerapkan tata cara untuk 91,67% Sangat Baik Digunakan melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki

132 ditekuk ke samping di pematang sawah? Apakah kamu dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian? Apakah kamu marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? 100% 91,67% Sangat Baik Sangat Baik Digunakan Digunakan Apakah kamu tahu cara melaksanakan 100% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat? Apakah kamu takut untuk melaksanakan 83,33% Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? Jumlah 2.800,01% Rata-rata 93,33 % Sangat Baik Digunakan

133 122 Lampiran 17 DAFTAR SISWA KELAS III SD NEGERI 3 BANDUNGHARJO UJI COBA SKALA BESAR No NIS Nama Siswa Jenis Kelamin Usia Mei Joko Prayetno L 11 Tahun Teguh Bayu Saptono L 11 Tahun Dedi Kurniawan L 10 Tahun Elga P 10 Tahun Fani Miftahul Falah L 10 Tahun Kinan Fajar Sumirat L 10 Tahun Lia Santika P 10 Tahun Mita Ayu Arinda P 11 Tahun Sutrisno L 10 Tahun Aji Santoso L 9 Tahun Anik Kurnia P 9 Tahun Angga Kus Dwi Antoro L 10 Tahun Anang Makruf L 10 Tahun Aji Setiyawan L 10 Tahun Adi Saputra L 9 Tahun Annisa Putri Wulandari P 9 Tahun David Muhammad Kurniawan L 9 Tahun Diyah Ayu Wulandari P 9 Tahun Hendrik Susanto L 10 Tahun Imam Nahkroni L 9 Tahun Karisma Yogi Noviana P 9 Tahun Mulyono L 10 Tahun Miko Prasetyo L 9 Tahun Miko Setyo Adi Pratama L 9 Tahun Muhamad Reza Pahlefi L 9 Tahun Maulida Septi Nur Khasanah P 9 Tahun

134 Mega Muliyana P 9 Tahun Mariyanti P 9 Tahun Niken Putri Larasati P 9 Tahun Nefisa Rohmatin P 9 Tahun Niko Andriyanto L 9 Tahun Putri Listiawati P 9 Tahun Putri P 9 Tahun Ririn Riyanti P 9 Tahun Sugeng Mulyono L 9 Tahun Saiful Amin L 8 Tahun Tomi Agus Cahyono L 10 Tahun Tri Wiono L 9 Tahun Titik Susilowati P 9 Tahun Silva Miratia P 9 Tahun Fanny Rahmawati P 9 Tahun

135 124 Lampiran 18 JAWABAN KUESIONER ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS III UJI COBA SKALA BESAR No Nama Siswa Butir Soal Mei Joko Prayetno A B A B A B A A B A 2 Teguh Bayu Saptono A B A A A B A A B B 3 Dedi Kurniawan A B A B A B A B B B 4 Elga A B A B A B A B B B 5 Fani Miftahul Falah A B A B A B A B B B 6 Kinan Fajar Sumirat A B A B A B A B B B 7 Lia Santika A B A B A B A B B B 8 Mita Ayu Arinda A B A B A B A B B B 9 Sutrisno A B A B A B A B B B 10 Aji Santoso A B A B A B A B B A 11 Anik Kurnia A B A B A B A B B B 12 Angga Kus Dwi Antoro A A A B A B A B B B 13 Anang Makruf A B A B A B A B B B 14 Aji Setiyawan A B A B A B A B B B 15 Adi Saputra A B A A A B A B B B 16 Annisa Putri Wulandari A B A B A B A B B B 17 David Muhammad Kurniawan A B A B A B A B B B 18 Diyah Ayu Wulandari A B A B A B A A B B 19 Hendrik Susanto A B A B A B A B B A 20 Imam Nahkroni A B A B A B A A B A 21 Karisma Yogi Noviana A B B B A B A B B A 22 Mulyono A B A B A B A B B B 23 Miko Prasetyo A B A B A B A B B B 24 Miko Setyo Adi Pratama A B B B A B A B B B

136 Muhamad Reza Pahlefi A B A B A B A B B B 26 Maulida Septi Nur Khasanah A B A A A B A B B B 27 Mega Muliyana A B A B A B A B B B 28 Mariyanti A B A B A B A B B B 29 Niken Putri Larasati A B A B A B A B B B 30 Nefisa Rohmatin A B A B A B A B B B 31 Niko Andriyanto A B A B A B A B B B 32 Putri Listiawati A B A B A B A B B B 33 Putri A B A B A B A A B B 34 Ririn Riyanti A B A A A B A B B B 35 Sugeng Mulyono A B A B A B A B B B 36 Saiful Amin A B A B A B A B B B 37 Tomi Agus Cahyono A B B B A B B B B B 38 Tri Wiono A B A B B B A B B B 39 Titik Susilowati A B A B A B A B B B 40 Silva Miratia A B A B A B A B B B 41 Fanny Rahmawati A B A B A B A B B B

137 126 JAWABAN KUESIONER ASPEK KOGNITIF SISWA KELAS III UJI COBA SKALA BESAR No Nama Siswa Butir Soal Mei Joko Prayetno B A A B B B B B B B 2 Teguh Bayu Saptono B B B B B A B B A B 3 Dedi Kurniawan B B B B B B B B B B 4 Elga B B A B B B A B B B 5 Fani Miftahul Falah B B A B B A B A B B 6 Kinan Fajar Sumirat B B B B B B B B B B 7 Lia Santika B B B B B B B B B B 8 Mita Ayu Arinda B B B B B B B B B B 9 Sutrisno B B B B B B B B B B 10 Aji Santoso B A B B B B B B B B 11 Anik Kurnia B B A B B B A B B B 12 Angga Kus Dwi Antoro B B B B B B B B B B 13 Anang Makruf B B B B B B B B B B 14 Aji Setiyawan B B B B B B B B B B 15 Adi Saputra B B B B A B B B B B 16 Annisa Putri Wulandari B B B B B B B B B B 17 David Muhammad Kurniawan B B B B B B B B B B 18 Diyah Ayu Wulandari B B B B B B B B B B 19 Hendrik Susanto B B B B B B A B A B 20 Imam Nahkroni B B B B A A B B B B 21 Karisma Yogi Noviana B B B A B B B B B B 22 Mulyono B A B B B B B B A B 23 Miko Prasetyo B B B B B B B B A B 24 Miko Setyo Adi Pratama B B B B B B B B B B 25 Muhamad Reza Pahlefi B B B B B B B B B B 26 Maulida Septi Nur Khasanah B B B B B A B B A B

138 Mega Muliyana B B B B A B B B A B 28 Mariyanti B B B B B B B B B B 29 Niken Putri Larasati B B B A B B A A B B 30 Nefisa Rohmatin B B B B B B B B B B 31 Niko Andriyanto B B B B B B B B B B 32 Putri Listiawati B B B B B B B B B B 33 Putri B B B B B B B B A B 34 Ririn Riyanti B B B B B B B B B B 35 Sugeng Mulyono B B B B B A B B A B 36 Saiful Amin B B B B B B B B B A 37 Tomi Agus Cahyono B B B B B B B B A B 38 Tri Wiono B B B B B B B B B B 39 Titik Susilowati B B B B B B B B B B 40 Silva Miratia B B B B B B B B B B 41 Fanny Rahmawati B B B B B B B B B B

139 128 JAWABAN KUESIONER ASPEK AFEKTIF SISWA KELAS III UJI COBA SKALA BESAR No Nama Siswa Butir Soal Mei Joko Prayetno B A B B B B B A B A 2 Teguh Bayu Saptono B A B A B B B A B A 3 Dedi Kurniawan B A B B B B B A B A 4 Elga B A B B B B B A B A 5 Fani Miftahul Falah B A B B B A B A B A 6 Kinan Fajar Sumirat B A B B B B B A B A 7 Lia Santika B A B B B B B A B A 8 Mita Ayu Arinda B B B B B B B A B A 9 Sutrisno B A B B B B B A B A 10 Aji Santoso B A B B B B B A B A 11 Anik Kurnia B B B B B A B A B A 12 Angga Kus Dwi Antoro B A B B B B B A B A 13 Anang Makruf B A B B B B B A B A 14 Aji Setiyawan B B B B B B B A B A 15 Adi Saputra B B B B B B B B B A 16 Annisa Putri Wulandari B B B B B B B A B A 17 David Muhammad Kurniawan B B B B B B B A B A 18 Diyah Ayu Wulandari B A B B B B B A B A 19 Hendrik Susanto B B B B B B B A B B 20 Imam Nahkroni B A B B A B B A B B 21 Karisma Yogi Noviana B B B B B B B A B B 22 Mulyono B A B B B B B A B A 23 Miko Prasetyo B A B B B B B A B B 24 Miko Setyo Adi Pratama B A B B B B B A B A 25 Muhamad Reza Pahlefi B B B B B B B A B A 26 Maulida Septi Nur Khasanah B A B B B B B B A A

140 Mega Muliyana B A B B B B B A B A 28 Mariyanti B A B B B B B A B A 29 Niken Putri Larasati B A B B B B A A A A 30 Nefisa Rohmatin B B B B B B B A B A 31 Niko Andriyanto B A B B B B B A B A 32 Putri Listiawati B A B B B B B A B A 33 Putri B B B B B B B A B B 34 Ririn Riyanti B B B B B B B A B A 35 Sugeng Mulyono B B B B B B A B B A 36 Saiful Amin B A B B B B B A B A 37 Tomi Agus Cahyono B B B B B B B A B A 38 Tri Wiono B B B B B B B A A A 39 Titik Susilowati B B B B B B B A B A 40 Silva Miratia B A B B B B B A B A 41 Fanny Rahmawati B A B B B B B A B A

141 130 Lampiran 19 HASIL REKAPITULASI ANGKET ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS III UJI COBA SKALA BESAR No Nama Siswa Butir Soal Total 1 Mei Joko Prayetno Teguh Bayu Saptono Dedi Kurniawan Elga Fani Miftahul Falah Kinan Fajar Sumirat Lia Santika Mita Ayu Arinda Sutrisno Aji Santoso Anik Kurnia Angga Kus Dwi Antoro Anang Makruf Aji Setiyawan Adi Saputra Annisa Putri Wulandari David Muhammad Kurniawan Diyah Ayu Wulandari Hendrik Susanto Imam Nahkroni Karisma Yogi Noviana Mulyono Miko Prasetyo Miko Setyo Adi Pratama

142 Muhamad Reza Pahlefi Maulida Septi Nur Khasanah Mega Muliyana Mariyanti Niken Putri Larasati Nefisa Rohmatin Niko Andriyanto Putri Listiawati Putri Ririn Riyanti Sugeng Mulyono Saiful Amin Tomi Agus Cahyono Tri Wiono Titik Susilowati Silva Miratia Fanny Rahmawati Jumlah

143 132 HASIL REKAPITULASI ANGKET ASPEK KOGNITIF SISWA KELAS III UJI COBA SKALA BESAR No Nama Siswa Butir Soal Total 1 Mei Joko Prayetno Teguh Bayu Saptono Dedi Kurniawan Elga Fani Miftahul Falah Kinan Fajar Sumirat Lia Santika Mita Ayu Arinda Sutrisno Aji Santoso Anik Kurnia Angga Kus Dwi Antoro Anang Makruf Aji Setiyawan Adi Saputra Annisa Putri Wulandari David Muhammad Kurniawan Diyah Ayu Wulandari Hendrik Susanto Imam Nahkroni Karisma Yogi Noviana Mulyono Miko Prasetyo Miko Setyo Adi Pratama Muhamad Reza Pahlefi Maulida Septi Nur Khasanah

144 Mega Muliyana Mariyanti Niken Putri Larasati Nefisa Rohmatin Niko Andriyanto Putri Listiawati Putri Ririn Riyanti Sugeng Mulyono Saiful Amin Tomi Agus Cahyono Tri Wiono Titik Susilowati Silva Miratia Fanny Rahmawati Jumlah

145 134 HASIL REKAPITULASI ANGKET ASPEK AFEKTIF SISWA KELAS III UJI COBA SKALA BESAR No Nama Siswa Butir Soal Total 1 Mei Joko Prayetno Teguh Bayu Saptono Dedi Kurniawan Elga Fani Miftahul Falah Kinan Fajar Sumirat Lia Santika Mita Ayu Arinda Sutrisno Aji Santoso Anik Kurnia Angga Kus Dwi Antoro Anang Makruf Aji Setiyawan Adi Saputra Annisa Putri Wulandari David Muhammad Kurniawan Diyah Ayu Wulandari Hendrik Susanto Imam Nahkroni Karisma Yogi Noviana Mulyono Miko Prasetyo Miko Setyo Adi Pratama Muhamad Reza Pahlefi Maulida Septi Nur Khasanah

146 Mega Muliyana Mariyanti Niken Putri Larasati Nefisa Rohmatin Niko Andriyanto Putri Listiawati Putri Ririn Riyanti Sugeng Mulyono Saiful Amin Tomi Agus Cahyono Tri Wiono Titik Susilowati Silva Miratia Fanny Rahmawati Jumlah

147 136 Lampiran 20 DATA HASIL UJI COBA SKALA BESAR (N = 41) No Aspek Pengembangan Jawaban Presentase 1 Apakah menurut kamu pengembangan model pembelajaran Tidak 100% keseimbangan gerak di pematang sawah itu sulit untuk dilakukan? 2 Apakah kamu bisa melakukan pengembangan model Ya 95,12% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 3 Apakah kamu merasa kesulitan dalam melakukan Tidak 92,68% pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 4 Apakah kamu merasa mudah dalam melakukan pengembangan Ya 80,49% model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 5 Apakah selama melakukan pengembangan model pembelajaran Tidak 97,56% keseimbangan gerak di pematang sawah kamu merasa takut? 6 Apakah kamu merasa senang dalam melaksanakan Ya 100% pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 7 Apakah kamu merasa takut melaksanakan pengembangan Tidak 97,56% model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? 8 Apakah kamu mempunyai percaya diri yang tinggi untuk Ya 82,90% melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan di pematang sawah? 9 Apakah kamu merasa senang dengan pelaksanaan Ya 97,56% pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 10 Apakah perlu konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan Ya 82,90%

148 137 model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? 11 Apakah menurut kamu cara melakukan pengembangan model Ya 100% pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? 12 Apakah kamu tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu Ya 92,68% kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? 13 Apakah kamu cara melakukan pengembangan model Ya 90,24% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 14 Apakah kamu tahu alat alat yang digunakan melaksanakan Ya 87,80% pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 15 Apakah kamu tahu cara melakukan pengembangan model Ya 92,68% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 16 Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan pengembangan Ya 87,80% model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? 17 Apakah kamu tahu cara melaksanakan pengembangan model Ya 90,24% pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah yang benar? 18 Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan pengembangan Ya 90,24% model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? 19 Apakah tugas dari pengawas pengembangan model Ya 78,05% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 20 Apakah tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model Ya 100% pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? 21 Apakah kamu merasa gembira setelah melakukan Ya 100% pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap

149 berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? Apakah kamu sering berlarian di pematang sawah? Apakah kamu merasa senang melakukan berbagai jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah kamu semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Tidak Ya Ya 60,98% 100% 97,56% Apakah kamu berani melakukan pengembangan model Ya 97,56% pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu? Apakah kamu dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? Apakah kamu dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian? Apakah kamu marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? Apakah kamu tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat? Apakah kamu takut untuk melaksanakan pengembangan model Ya Ya Tidak Ya Tidak 95,12% 95,12% 95,12% 92,68% 87,80% pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? Jumlah 2.758,44% Rata-rata 91,95%

150 139 Lampiran 21 ANALISIS DATA HASIL UJI COBA SKALA BESAR ( N=41) No Aspek Pengembangan Apakah menurut kamu pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah itu sulit untuk dilakukan? Apakah kamu bisa melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah kamu merasa kesulitan dalam melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah kamu merasa mudah dalam melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah selama melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah kamu merasa takut? Apakah kamu merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? Apakah kamu merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? Apakah kamu mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke Presentase Kriteria Makna 100% Sangat Baik Digunakan 95,12% Sangat Baik Digunakan 92,68% Sangat Baik Digunakan 80,49% Baik Digunakan 97,56% Sangat Baik Digunakan 100% Sangat Baik Digunakan 97,56% Sangat Baik Digunakan 82,90% Baik Digunakan

151 140 depan di pematang sawah? 9 Apakah kamu merasa senang dengan pelaksanaan 97,56% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 10 Apakah perlu konsentrasi untuk melaksanakan 82,90% Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? 11 Apakah menurut kamu cara melakukan 100% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? 12 Apakah kamu tahu tata cara melaksanakan sikap 92,68% Sangat Baik Digunakan berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? 13 Apakah kamu cara melakukan pengembangan 90,24% Sangat Baik Digunakan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 14 Apakah kamu tahu alat alat yang digunakan 87,80% Baik Digunakan melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 15 Apakah kamu tahu cara melakukan pengembangan 92,68% Sangat Baik Digunakan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 16 Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan 87,80% Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah? 17 Apakah kamu tahu cara melaksanakan 90,24% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di

152 141 pematang sawah yang benar? 18 Apakah kamu tahu cara untuk melaksanakan 90,24% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? 19 Apakah tugas dari pengawas pengembangan model 78,05% Baik Digunakan pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 20 Apakah tahu tehnik untuk melaksanakan 100% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? 21 Apakah kamu merasa gembira setelah melakukan 100% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah? 22 Apakah kamu sering berlarian di pematang sawah? 60,98% Cukup Baik Digunakan (Bersyarat) 23 Apakah kamu merasa senang melakukan berbagai 100% Sangat Baik Digunakan jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 24 Apakah kamu semangat dalam melaksanakan 97,56% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah? 25 Apakah kamu berani melakukan pengembangan 97,56% Sangat Baik Digunakan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu? 26 Apakah kamu dapat menerapkan tata cara untuk 95,12% Sangat Baik Digunakan melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki

153 ditekuk ke samping di pematang sawah? Apakah kamu dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian? Apakah kamu marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan di pematang sawah? 95,12% 95,12% Sangat Baik Sangat Baik Digunakan Digunakan Apakah kamu tahu cara melaksanakan 92,68% Sangat Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat? Apakah kamu takut untuk melaksanakan 87,80% Baik Digunakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah? Jumlah 2.758,44% Rata-rata 91,95% Sangat Baik Digunakan

154 143 Lampiran 22 DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar 1. Pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak uji coba skala kecil sebanyak 12 siswa di pematang sawah

155 144 Gambar 2. Pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak uji coba skala besar sebanyak 41 siswa di pematang sawah

156 145 Gambar 3. Peneliti memberikan penjelasan dan petunjuk pada siswa dalam pengisian kuesioner Gambar 4. Siswa mengisi kuesioner setelah melaksanakan uji coba pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak

157 146 Gambar 5. Pematang sawah untuk melaksanakan uji coba pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

Lebih terperinci

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 82. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEBAGAI KURIKULUM PENJAS Tujuan PENJASORKES 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di dalam sekolah memiliki peranan penting terhadap perkembangan perilaku siswa, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dan kualitas individu, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok,

Lebih terperinci

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari berbagai macam mata pelajaran yang ada di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan serta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara. Pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C A. Deskripsi Dalam buku pedoman bentuk latihan ini berisikan tentang variasivariasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Namun selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks penelitian Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan apsek

Lebih terperinci

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan memiliki sasaran pedadogis, oleh karena itu pendidikan kurang

Lebih terperinci

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang pada Pendidikan jasmani merupakan salahsatu program pendidikan yang berpacu aktivitas jasmani dan dirancang secara sistematis untuk meningkatkan kebugaran tubuh,kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diselenggarakan dalam rangka memenuhi amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang sangat kompleks sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah

Lebih terperinci

Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Abstrak

Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Abstrak Pembelajaran Pendidikan Jasmani Melalui Permainan Tradisional Bolgrang Siswa Kelas V SDN Gedong 03 Uptd Pendidikan Kecamatan Banyubiru Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Secara disadari atau tidak sejak lahir hingga dewasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian yang melengkapi dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengutamakan gerak fisik yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

PROGRAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK MATA PELAJARAN PENJASKES SMP NEGERI 1 TAJURHALANG

PROGRAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK MATA PELAJARAN PENJASKES SMP NEGERI 1 TAJURHALANG DI SUSUN OLEH : 1. Syahrudin,S.Pd 2. Galih rudiansyah,s.pd SMP NEGERI 1 TAJURHALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PROGRAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK MATA PELAJARAN PENJASKES SMP NEGERI 1 TAJURHALANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan zaman dan kesejahteraan masyarakat. Dalam era globalisasi ini setiap bangsa dituntut untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Sartilah NIM

SKRIPSI. Oleh Sartilah NIM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GULING BELAKANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM ) SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BALONG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*) PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Munzir*) Abstrak:Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

Lebih terperinci

USUL PROGRAM IPTEKS MASYARAKAT

USUL PROGRAM IPTEKS MASYARAKAT PibM USUL PROGRAM IPTEKS MASYARAKAT IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang Bustanol Arifin, M.Pd (0701068206) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak Disajikan pada: Lokakarya Pembelajaran Penjas Berbasis Masalah Gerak (Movement Problem-Based Learning) Presented by Agus Mahendra Riset Menanyakan: Apakah ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Penjasorkes Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar penjasorkes cenderung

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN GULING BELAKANG DENGAN METODE BERMAIN UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI JATI III SAWANGAN MAGELANG TAHUN 2011/2012

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN GULING BELAKANG DENGAN METODE BERMAIN UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI JATI III SAWANGAN MAGELANG TAHUN 2011/2012 PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN GULING BELAKANG DENGAN METODE BERMAIN UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI JATI III SAWANGAN MAGELANG TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Disajikan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

Oleh: BETHA DIAN PERMANA NIM

Oleh: BETHA DIAN PERMANA NIM PENERAPAN PENDEKATAN DEEP DIALOGUE CRITICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 JEMBER TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010 Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010 Sumber referensi: Graham, G., Holt/Hale, S.A., and Parker, M. (2010). Children moving: a reflective approach for teaching physical education. 8 th ed. Boston:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat zaman semakin maju, sekarang ini banyak sekali bermunculan permaian anak yang semakin beraneka ragam. Seiring dengan kemajuan tersebut membawa dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut biasa dimulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam cabang olahraga atletik yang memiliki unsur kecepatan, kekuatan, kelentukan dan keseimbangan.

Lebih terperinci

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Olahraga Olahraga adalah kegiatan fisik manusia yang berpengaruh terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang menuntut kegiatan fisik tertentu untuk menggunakan tubuh

Lebih terperinci

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS Tujuan Pendidikan Jasmani Pengembangan kebugaran jasmani. Pengembangan keterampilan motorik. Pengembangan kognitif. Pengembangan afektif. Physically Educated Person Memiliki keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan di Negara kita, sehingga pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Kebijakan pemerintah meningkatkan mutu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI PERMAINAN LEMPAR BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TUKSARI KLEDUNG TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : PARJONO X 4712595 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha memasyarakatkan olahraga sekarang ini sudah nampak hasilnya. Hal ini ditandai dengan maraknya orang melakukan olahraga untuk kesehatan dan sebagai sarana

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI SKRIPSI

PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI SKRIPSI PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam hidup manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

Oleh : WISNU SEPTYADI NIM : X

Oleh : WISNU SEPTYADI NIM : X UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MINI MELALUI BOLA DENGAN UKURANNYA SISWA KELAS IV SD NEGERI PECARIKAN KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : WISNU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Olahraga ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup mendapat perhatian, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Olahraga ini berkembang seiring

Lebih terperinci

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan 8 II. TINJAU PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah dan rohaniah

Lebih terperinci

ZANUAR BUDIANTO K

ZANUAR BUDIANTO K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 /

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG PADA SISWA KELAS IV DAN V SEMESTER 1 MI AL AZHAR GEMBONGAN PONGGOK BLITAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes) adalah bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENERAPAN STRATEGI GALLERY OF LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran yang optimal menuju tujuan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran yang optimal menuju tujuan yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri dari sejumlah unsur atau komponen yang tersusun secara teratur dan saling berhubungan menuju tercapainya tujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Sawal NIM

SKRIPSI. Oleh: Sawal NIM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI MEDIA PIRING PLASTIK SISWA KELAS V SD NEGERI NGLENGKING MINGGIR SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum saat ini. Dimana pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara

Lebih terperinci

STRATEGI GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI BELAJAR AKTIF PADA SISWA AKSELERASI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUBUMEN KIDUL NO.

STRATEGI GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI BELAJAR AKTIF PADA SISWA AKSELERASI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUBUMEN KIDUL NO. ii STRATEGI GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI BELAJAR AKTIF PADA SISWA AKSELERASI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUBUMEN KIDUL NO.16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kedudukannya, melalui pendidikan manusia memperoleh pengetahuan (wawasan) dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

baik, dengan aktivitas jasmanai sebagai wahananya.

baik, dengan aktivitas jasmanai sebagai wahananya. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Hakikat Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah termasuk sekolah dasar,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Ini berarti bahwa pendidikan merupakan usaha menuju kepada tujuan yang dicita-citakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang wahana belajarnya melalui aktifitas fisik, tetapi dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI Oleh: Sri Kurniawati NIM 090210102048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III SDN TOMPOKERSAN 03 KECAMATAN LUMAJANG BERDASARKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III SDN TOMPOKERSAN 03 KECAMATAN LUMAJANG BERDASARKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III SDN TOMPOKERSAN 03 KECAMATAN LUMAJANG BERDASARKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) 2006-2007 SKRIPSI Diajukan guna Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi

Lebih terperinci