KONDISIONING LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TAK TERKOMPAKSI MENGGUNAKAN MATRIKS SEMEN
|
|
- Fanny Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KONDISIONING LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TAK TERKOMPAKSI MENGGUNAKAN MATRIKS SEMEN Bung Tomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN, Serpong untuk korespondensi : bungtomo@batan.go.id ABSTRAK KONDISIONING LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TAK TERKOMPAKSI MENGGUNAKAN MATRIKS SEMEN. Telah dilakukan kondisioning limbah radioaktif padat takterkompaksi dengan cara imobilisasi menggunakan matriks semen. Jenis limbah berupa tanah, blok semen, sludge, padatan dan resin. Kandungan limbah adalah material padatan yang terkontaminasi zat radioaktif antara lain Co 60, Cs 137, Eu 152, Cs 134, Ba 133, Yb 169, Ir 92, U, Th, dan SR. Limbah padat tak terkompaksi dipreparasi dalam drum 100 liter, kemudian dimasukkan dalam drum. Pada sela-sela drum diisi batu koral berdiameter 2,5 cm kemudian diimobilisasi dengan matriks semen. limbah sebelum antara 1, µsv/jam setelah antara 0, µsv/jam. Limbah setelah diimobilisasi diharapkan paparan radiasinya menjadi lebih rendah. Hasil perhitungan kuat tekan semen rata rata 24,95 N/mm 2, hasil ini sudah baik karena memenuhi standar yang ditetapkan oleh IAEA (20 50) N/mm 2. Densitas drum hasil olah antara 2,30 g/cm 3 sampai dengan 3,49 g/cm 3. Hasil olah limbah sebanyak 64 drum 100 liter dikondisioning dalam 64 drum. Setelah limbah disementasi maka akan terjadi pengurangan kuantitas radiasi pada saat radiasi menembus materi semen, sehingga paparan radiasi yang ditimbulkan limbah menjadi lebih kecil. Kata Kunci : kondisioning, matriks semen, imobilisasi ABSTRACT INCOMPACTABLE SOLID RADIOACTIVE WASTE CONDITIONING BY USING MATRIX CEMENT. Have been made of solid radioactive waste conditioning incompactable immobilization by using cement matrix. Types of waste such as soil, cement block, sludge, solids and resin. The content of the solid waste is material contaminated with radioactive substances, among others Co 60, Cs 137, Eu 152, Cs 134, Ba 133, Yb 169, Ir 92, U, Th, and SR. Solid waste incompactable prepared in 100 liter drums, then put in a drum. On the sidelines of the drum filled with pebbles 2.5 cm in diameter and then immobilized with cement matrix. Exposure to sewage before it is processed between 1.01 to 550 µsv / h after being processed between 0.42 to 480 µsv / h. Immobilized waste after radiation exposure is expected to be lower. The results of the calculation of average compressive strength of cement - average N/mm 2, this result is good because met withn standards set by the IAEA (20-50) N/mm 2. Density is the result of a drum between 2,30 g/cm3 to 3,49 g/cm 3. The result of a waste as much as 64 drums of 100 liters conditioning in 64 drum. After cementation waste there will be a reduction in the quantity of radiation at the time of radiation penetrates the material of cement, so that exposure to radiation caused the waste to be smaller. Keywords: conditioning, cement matrix, immobilization PENDAHULUAN Dalam undang-undang No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, pasal 23 ayat (1) menyebutkan bahwa pengelolaan limbah radioaktif dilaksanakan oleh Badan Pelaksana, dalam hal ini Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sedangkan dalam pasal 24 ayat (1) menyebutkan bahwa penghasil limbah radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang wajib mengumpulkan, mengelompokkan atau menyimpan sementara limbah tersebut sebelum diserahkan kepada BATAN. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) merupakan salah satu institusi di BATAN yang memiliki tugas pokok mengelola limbah radioaktif yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Dari kedua pasal ini jelas bahwa pihak penimbul limbah (dalam hal ini industri/pabrik) wajib Bung Tomo 277 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN
2 menyimpan sementara limbah yang dihasilkannya dengan memenuhi standar keselamatan sebelum dikirim ke PTLR-BATAN [1]. Penyimpanan sementara limbah radioaktif ini dilakukan dengan seijin dan selalu dalam pengawasan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Sesuai dengan amanat Undang-Undang, PTLR telah melakukan kondisioning limbah yang berasal dari pusat pusat lain dilingkungan BATAN. Limbah yang akan berupa tanah, blok semen, sludge, padatan dan resin, kandungan limbah adalah material padatan yang terkontaminasi zat radioaktif antara lain Co 60, Cs 137, Eu 152, Cs 134, Ba 133, Yb 169, Ir 92, U, Th, dan SR. Kondisioning limbah padat aktivitas rendah takterkompaksi (limbah yang tidak bisa direduksi volumenya) dilakukan dengan imobilisasi menggunakan matrik semen. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif merupakan instansi yang bertugas untuk mengolah limbah radioaktif yang berasal dari seluruh instansi pengguna zat radioaktif di Indonesia. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengungkung limbah tak terkompaksi dengan cara sementasi dan mengurangi laju dosis paparan yang ditimbulkan. Setelah limbah disementasi akan terjadi pengurangan kuantitas radiasi pada saat radiasi menembus materi semen akibat interaksi antara radiasi dengan materi tersebut. Proses pengolahan dilakukan dengan menggunakan wadah drum 100 liter kemudian dimasukkan ke dalam drum. Drum yang sudah berisi limbah, kemudian pada sela sela antara pada drum diisi batu koral yang mempunyai diameter 2,5 cm kemudian di getar pada meja getar dan diimobilisasi dengan adonan semen. Pada bagian atas dari drum diberi palang anti dispersal dan kemudian diberi pengunci agar limbah yang ada didalam drum tidak naik pada saat diisi dengan adonan semen [2]. TEORI Solidifikasi limbah radioaktif merupakan proses imobilisasi yang bertujuan agar radionuklida terfiksasi, terkungkung, dan tertahan dalam rongga diantara kristal matriks bahan pemadat sehingga radionuklida tersebut tidak mudah lepas oleh rembesan air yang menembus ke dalam hasil solidifikasi sehingga radiasinya dapat tertahan. Limbah radioaktif aktivitas rendah atau sedang mengandung unsur radioaktif waktu paroh 30,17 tahun dan aktivitas maksimum 1 Ci/m 3 biasanya diimobilisasi dengan matriks semen. Matriks semen yang merupakan campuran dari material semen, pasir, aditif, dan air bereaksi secara kimia dan mengeras, memberikan solidifikasi berupa beton yang merupakan material komposit [3]. Kualitas blok beton yang baik harus memenuhi standar IAEA (International Atomic Energy Agency) sebagai berikut [4] : kerapatan 1,70-2,50 g/cm 3, kuat tekan beton yang telah berumur 28 hari : N/mm 2. Penggunaan bahan matriks untuk solidifikasi limbah radioaktif sesuai dengan jenis limbah, serta sistem penyimpanan akhir (sistem disposal) ditunjukkan pada Tabel 1. Kondisioning limbah padat dilakukan dengan cara imobilisasi dengan matriks semen, limbah padat dikemas dalam drum 100 liter, drum 100 liter kemudian dimasukkan dalam drum 200 liter dan disementasi. Setelah disementasi akan terjadi pengurangan kuantitas radiasi pada saat radiasi menembus materi semen, akibat interaksi antara radiasi dengan menggunakan materi tersebut atau disebut dengan atenuasi. Koefisien atenuasi materi adalah fraksi berkas radiasi yang diserap pada saat radiasi menembus materi setebal Δx cm. Koefisien atenuasi dihitung dengan rumus : A 1 = A 0. e -µx (1) Keterangan : A 1 = setelah (µsv/h) A 0 = sebelum (µsv/h) x = Tebal panahan (cm) µ = Koefisien atenuasi linier (cm -1 ) Hasil immobilisasi limbah dalam drum 200 liter dapat dihitung densitas bulknya, Densitas bulk adalah berat persatuan volume produk secara keseluruhan dan dihitung dengan menggunakan rumus : ρ = m v... kg / m3 (2) keterangan : ρ = Densitas bulk... kg/m 3 m = Massa... kg v = Volume... m 3 STTN-BATAN & PTAPB BATAN 278 Bung Tomo
3 Tabel 1. Klasifikasi Limbah Berdasar Umur Paroh Radionuklidanya dan Solidifikasi (Bahan Matriks) Serta Tipe Penyimpanan Akhirnya [4]. No Karakteristik yang ditinjau 1 Aktivitas awal radionuklida yang berwaktu paroh 30,17 tahun Aktivitas awal radionuklida yang berwaktu paroh ratusan atau ribuan Radiasi utama yang dipancarkan 2 Radionuklida yang utama. 3 Bahan Matriks untuk solidifikasi. 4 Sistem penyimpanan akhir. Limbah berumur pendek Rendah atau sedang, aktivitas-nya dapat diabaikan setelah 500 Nol atau sangat rendah, lebih kecil dari batas ambang yang ditetapkan. Beta-gamma (β-γ) Sr-90(28,8 tahun), Cs- 137(33 th), Co-60 (5 th), Fe-55(2,5 th). Semen, plastik (polimer) Penyimpanan tanah dangkal selama 300 Klasifikasi Limbah Berumur Panjang Limbah alfa aktivitas Tinggi Rendah atau sedang, Sangat tinggi, aktivitasnya dapat aktivitas dapat diabaikan setelah 300 diabaikan setelah beberapa ratus Rendah atau sedang, Rendah atau sedang. Alfa (α) Np-237 (2x106th), Pu- 239 ( 2,4x104th), Am- 241(4x102th), dan Am 243 (8x103th) Plastik (polimer), aspal (bitumen) Penyimpanan tanah dalam selama jutaan Beta-gamma selama beberapa ratus tahun, kemudian setelah itu yang utama alfa. Co-60, Sr,90, Np- 137, Pu-239, Am- 241, dan Am-243. Gelas (vitrifikasi). Penyimpanan tanah dalam selama jutaan TATA KERJA Alat yang digunakan meliputi Crane kapasitas 2 ton, handlift kapasitas 1 ton, unit meja getar, unit pembuatan semen slurry, tool set, sendok semen, kawat pengikat, tang, palu, linggis, sendok semen, sendok pasir, pengunci drum, grip pengangkat drum. Bahan yang digunakan meliputi Drum 200 liter dan 100 liter yang terbuat dari carbonsteel masing masing berjumlah 64 buah, palang antidispersal terbuat dari plat besi berjumlah 64 buah, semen portland : 4800 kg, pasir : 1200 kg, batu koral diameter 5 cm : 0,28 m 3, batu koral 2,5 cm : 6,4 m 3 aditif, air. Metode Kondisioning limbah padat aktivitas rendah tak terkompaksi dilakukan dengan cara imobilisasi dengan matriks semen. Limbah dikemas dalam drum 100 liter kemudian dilakukan identifikasi meliputi ; asal limbah, paparan, berat dan jenis limbah. Drum pada bagian dasarnya terlebih dahulu diberi batu koral diameter 5 cm, drum 100 liter yang telah diisi limbah kemudian dimasukkan kedalam drum menggunakan crane. Pada sela-sela antara drum 100 liter dan drum diberi batu koral dengan diameter 2,5 cm. Pada sisi atas drum 100 liter dipasang palang anti dispersal kemudian dipasang pengunci khusus drum, hal ini dimaksudkan untuk menahan tekanan drum pada saat proses imobilisasi dengan adonan semen [5]. Drum diletakkan diatas meja getar dan dipasang sungkup yang dilengkapi dengan sistim off gas. Sungkup bermanfaat untuk menghisap hamburan debu yang terjadi pada saat meja getar dioperasikan. Matrik semen yang digunakan sebagai material untuk imobilisasi dibuat dengan standard IAEA (International Atomic Energy Agency). Pembuatan cement slurry (adonan semen) dilakukan di ruang mixer melalui Meja Kontrol I Standar pembuatan untuk satu liter adonan semen terdiri dari : 1,313 kg semen; 0,328 kg pasir; 0,437 liter air; 0,029 liter aditif. Pembuatan adonan semen untuk setiap drum membutuhkan kurang lebih 57 liter adonan semen. Tangki pembuat adonan di isi air, mixer dihidupkan, secara perlahan campuran semen kering dan pasir di masukkan, kemudian terakhir aditif dimasukkan. Adonan semen diaduk sampai rata kemudian setelah 5 menit adonan siap digunakan [7]. Operasi unit imobilisasi dilakukan melalui Meja Kontrol I Drum yang telah berisi limbah ditempatkan diatas meja getar, sungkup R yang dilengkapi dengan sistim ventilasi Off-Gas diletakkan diatas drum. Meja getar dioperasikan bersamaan dengan pengisian adonan slurry semen kedalam drum 200 liter. Slurry semen dialirkan dengan pompa peristaltik P ke dalam drum dengan Bung Tomo 279 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN
4 debit 0,8 m 3 /h. Pompa terus bekerja memindahkan slurry semen kedalam drum dan digetarkan sehingga adonan semen masuk ke dalam dasar drum. Setelah drum hampir penuh debit aliran pompa dipindahkan ke 0,4 m 3 /h untuk mencegah pengisian yang berlebihan. Setelah drum penuh, operasi meja getar dan pompa slurry dihentikan. Kemudian drum diangkat dengan menggunakan crane dan pindahkan ke atas palet. Operasi dilanjutkan untuk immobilisasi drum yang lain. Drum yang telah di immobilisasi dibiarkan selama 16 jam, pengunci dibuka dan kemudian dilakukan pengecoran lagi untuk penutupan sampai pada permukaan drum dan dibiarkan lagi selama 8 jam. Setelah adonan semen kering kemudian dilakukan penutupan dan penguncian drum serta dilanjutkan dengan pengukuran dosis paparan [8]. Drum yang telah diukur paparannya ditimbang dan ditulis pada label yang ditempel permukaan drum kemudian drum ditempatkan pada palet dan siap untuk disimpan di interim storage HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisioning limbah radioaktif padat takterkompaksi dilakukan dengan cara imobilisasi menggunakan matriks semen. Limbah yang berasal dari pusat pusat dilingkungan BATAN. Jenis limbahnya berupa tanah, blok semen, sludge, padatan dan resin, kandungan limbah adalah material padatan yang terkontaminasi zat radioaktif antara lain Co 60, Cs 137, Eu 152, Cs 134, Ba 133, Yb 169, Ir 92, U, Th, dan SR. limbah sebelum antara 1, µsv/jam, limbah dikemas/ dimasukkan dalam drum 100 liter kemudian ditutup rapat dan dikunci. Drum 100 liter yang telah berisi limbah kemudian diimobilisasi dengan matriks semen dalam drum 200liter. Satu drum 100 liter ditampung dalam 1 drum, sehingga dalam hal ini pengolahan tidak tidak bersifat mereduksi. Pengolahan limbah seperti ini akan menambah volume ruang dalam penyimpannya akan tetapi limbah lebih selamat dan aman dalam ruang penyimpanan. Hasil olah limbah sebanyak 64 drum 100 liter dikondisioning dalam 64 drum. Adonan semen yang digunakan untuk imobilisasi berdasarkan standar IAEA. Komposisi adonan satu liter semen slurry terdiri dari 1,313 kg semen; 0,328 kg pasir; 0,437 liter air; 0,029 liter aditif. Volume semen slurry yang dibutuhkan pada tiap tiap drum kurang lebih 57 liter. Kebutuhan semen slurry untuk tiap tiap drum hampir sama, karena volume ruang drum yang diisi masing - masing adalah sama. Perbedaan volume diperoleh jika butiran butiran batu koral mempunyai ukuran yang berbeda, lebih besar atau lebih kecil. Jenis batu yang digunakan bukan jenis batu cor pada umumnya, tetapi jenis batu bulat dengan diameter kurang lebih 2,5 cm. Untuk mendapatkan ukuran butiran batu yang sama tidaklah mudah, sehingga kebutuhan semen slurry untuk setiap drumnya tidak sama. Semakin besar ukuran batu koral maka akan diperoleh rongga yang lebih besar sehingga akan dibutuhkan semen slurry semakin banyak. Jumlah volume slurry semen yang digunakan untuk imobilisasi 64 drum adalah liter. Hasil perhitungan kuat tekan semen rata rata 24,95 N/mm 2, hasil ini sudah baik karena telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh IAEA (20 50) N/mm 2. Komposisi adonan tiap drumnya adalah sama, sehingga tidak mengalami perbedaan antara drum yang satu dengan yang lainnya. Kemungkinan ada perbedaan sedikit karena pada saat akhir proses imobilisasi perlu penambahan air, akibat dari proses pengadukan semakin lama sehingga kandungan air akan menguap dan mengakibatkan adonan semakin pekat. Penambahan air pada adonan semen dan waktu pengadukan yang berambah akan berpengaruh pada kuat tekan [8]. Gambar 1. Radiasi Limbah Sebelum dan Setelah Diolah Tujuan utama pengolahan limbah adalah mengungkung limbah sehingga nilai paparan radiasi yang diterima pekerja memenuhi batas aman bagi pekerja. Pada Gambar 1. Ditunjukkan bahwa pada drum No. 895 paparannya paling tinggi yaitu 500 µsv/jam dan setelah di sementasi menjadi 480 µsv/jam nilai penurunan paparan radiasinya hanya 12%, densitas semen 3,49 g/cm 3 (standar 1,7 2,5 g/cm 3 ) dan kuat tekannya 26,4 N/mm 2 (standarnya N/mm 2 ). Densitas dan kuat tekan hasil imobilisasi telah memenuhi standar tetapi paparan radiasinya belum memenuhi standar yang diterima pekerja hal ini disebabkan limbah yang berupa material hasil fisi, sehingga dengan shielding sementasi masih belum bisa menurunkan paparan radiasinya sampai batas aman. Pada prsoses imobilisasi limbah radioaktif, material limbah tidak kontak langsung dengan adonan semen (material limbah tidak dicampur dengan adonan semen). Adonan semen hanya menyelimuti bagian STTN-BATAN & PTAPB BATAN 280 Bung Tomo
5 luar dari drum 100 liter, setelah semen mengeras akan berfungsi sebagai shielding dengan tujuan untuk mengurangi kuantitas radiasi pada saat radiasi menembus materi semen. Akibat interaksi antara radiasi dengan materi tersebut, akan menyebabkan paparan radiasi yang keluar menjadi lebih rendah dan tentunya akan lebih aman dalam penyimpanannya di interim storage. Hasil imobilisasi berjumlah 64 drum, 57 buah drum hasilnya sangat baik karena nilai paparan radiasi telah memenuhi batas aman bagi pekerja radiasi ( 10 µsv/jam). Hal ini menunjukkan bahwa imobilisasi limbah radioaktif padat dengan matrik semen dengan tujuan untuk mengurangi dosis paparan telah tercapai. Drum yang hasilnya belum memenuhi batas aman berjumlah 7 buah drum, yaitu drum No. 893 = 90,2 µsv/jam, 895 = 480 µsv/jam, Drum No. 888, 893, 895, 912, 922, 925, 939, paparan radiasinya antara 10,7 37,3 µsv/jam ditunjukkan pada Tabel 2. Drum hasil olah yang paparan radiasinya belum memenuhi batas aman pada saat penyimpanan di interim storage, penempatannya diatur sedemikian sehingga posisinya ditengah dan menjadi lebih aman bagi pekerja. Secara Keseluruhan paparan limbah sebelum antara 1, µsv/jam setelah antara 0, µsv/jam. Limbah setelah diimobilisasi paparannya menjadi lebih rendah, ini menunjukkan bahwa Selain mengurangi laju dosis juga untuk mengungkung limbah sehingga dalam penyimpanannya lebih aman untuk jangka waktu yang lama di tempat penyimpanan sementara. Limbah radioaktif padat yang berjumlah 64 drum 100 liter dan diimobilisasi dengan matriks semen. Material limbah yang dikemas/ dimasukkan dalam drum 100 liter berupa bongkahan semen, tanah, resin dan sludge, sehingga dengan perbedaan densitas limbah tersebut akan sangat berpengaruh terhadap densitas drum hasil olah secara keseluruhan. Densitas drum 200 liter hasil olah antara 2,30 g/cm 3 3,49 g/cm 3 telah memenuhi standar yang ditentukan dan hasilnya sangat baik, dari 64 drum hasil olah, 57 drum atau 89 % kuantitas radiasinya berkurang dan memenuhi batas aman bagi pekerja yaitu 10 µsv/jam [9]. KESIMPULAN Kondisioning limbah radioaktif padat takterkompaksi dilakukan dengan cara imobilisasi menggunakan matriks semen. Hasil olah limbah sebanyak 64 drum 100 liter dikondisioning dalam 64 drum. limbah sebelum antara 1, µsv/jam setelah antara 0, µsv/jam. Limbah setelah diimobilisasi paparannya menjadi lebih rendah, ini menunjukkan bahwa tujuan dari pengolahan untuk mengurangi dosis paparan telah memenuhi. Selain mengurangi laju dosis juga untuk mengungkung limbah sehingga dalam penyimpanannya lebih aman dan selamat dalam penyimpanannya di Interim Storage. Hasil perhitungan kuat tekan semen rata rata 24,95 N/mm2, hasil ini sudah baik karena diatas standar yang ditetapkan oleh IAEA (20 50) N/mm2. Densitas drum hasil olah antara 2,30 g/cm3 3,49 g/cm3. Dengan densitas yang tinggi maka akan diperoleh kuat tekan yang baik dan mampu menahan paparan radiasi yang ditimbulkan dari limbah DAFTAR PUSTAKA 1. REPUBLIK INDONESIA, Undang- Undang No.10/1997 Tentang Ketenaganukliran, RI, Jakarta, Anonim Prosedur imobilisasi limbah radioaktif padat No. PT-003/PPLR/SMM /II-00/ TAILLARD, D., Traitment et Conditionement des Dechets Solid de Faible et Moyenne Activity, Communaute Europeennes, ANDRA, Classification Des Dechets Radioactifs, Commissariat A L Energie Atomique, Agence Nationale Pour La Gestion Des Dechets Radioactifs, France, Anonim Instruksi Kerja preparasi drum setelah proses kompaksi,no.ik- 008/PTLRSMM-06.03/II-00/ Anonim Instruksi Kerja Proses Pembuatan Adonan Semen, No. IK-003/PTLRSMM /II-00/ Anonim Instruksi Kerja Proses immobilisasi, No. IK-002/PTLRSMM /II-00/ ELDSEN, A.D. at all, A process for the Immobilization of a Radioactive Waste in Cement matrix, Proceding A Symposium Conditioning of Radioactive Waste for Storage and Disposal IAEA, Vienna (1983). 9. Anonim Perka BAPETEN No. 1 tahun TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Bagaimana me-manage (mengalokasikan) tempat mengingat kondisioning ini memakan tempat. (tempat tetap tetapi limbah bertambah terus). (Sahat Simbolon) 2. Bagaimana cara anda menangani aktivitas 1 Curie? (Sahat Simbolon) 3. Bagaimana penanganan lebih lanjut mengenai penyimpanan limbah padat dengan aktivitas Bung Tomo 281 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN
6 tinggi? (jika setelah kondisioning paparan limbah masih besar) (Indra S.) 4. Pengujian apa yang dilakukan terhadap matriks semen yang sudah jadi? (Bagiyono) Jawaban 1. a. Teknik pemampatan limbah di Interim Storage dilakukan dengan teknik menumpuk drum 200 L dengan posisi tidur. b. Sudah dibangun gedung baru untuk Interim Storage dengan luasan ± 1800 m 2. c. Limbah yang sudah meluruh dipisahkan untuk di tempatkan di luar gudang. 2. Untuk limbah aktivitas tinggi yang berupa jarum paparan sampai dengan 1 curie dilakukan dengan kapsulasi dengan menggunakan material kapsul terbuat dari stainless steel dan kemudian tempatkan pada wadah yang terbuat dari Pb. 3. Hasil kondisioning yang paling besar paparannya adalah 480µSv/jam, batas maksimum paparan drum 200 L adalah 200 mrem/jam = 2000µSv/jam. Sehingga dengan paparan 480µSv masih dibawah nilai aman untuk disimpan di Interim Storage. 4. Pengujian yang dilakukan adalah uji tekan. Perhitungan densitas semen hasil immobilisasi No. Tabel 2. Hasil Kondisioning Limbah Dalam Drum 200 Liter Menggunakan Matrik Semen No. drum sebelum setelah Atenuasi (cm-1) Densitas drum (g/cm3) Kuat Tekan (N/mm2) STTN-BATAN & PTAPB BATAN 282 Bung Tomo
7 No. No. drum sebelum setelah Atenuasi (cm-1) Densitas drum (g/cm3) Kuat Tekan (N/mm2) Bung Tomo 283 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE REDUKSI VOLUME
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE REDUKSI VOLUME Bung Tomo *) ABSTRAK PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF HEPA FILTER MENGGUNAKAN METODE REDUKSI VOLUME DAN IMOBILISASI DENGAN MATRIK SEMEN
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF HEPA FILTER MENGGUNAKAN METODE REDUKSI VOLUME DAN IMOBILISASI DENGAN MATRIK SEMEN Bung Tomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan,
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF HEPA FILTER MENGGUNAKAN METODE REDUKSI VOLUME DAN IMOBILISASI DENGAN MATRIK SEMEN
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF HEPA FILTER MENGGUNAKAN METODE REDUKSI VOLUME DAN IMOBILISASI DENGAN MATRIK SEMEN Bung Tomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN, Serpong Abstrak PENGOLAHAN LIMBAH
Lebih terperinciTEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT SECARA INSENERASI DAN KOMPAKSI TAHUN 2012
ABSTRAK TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT SECARA INSENERASI DAN KOMPAKSI TAHUN 2012 Sayogo Supriantoro, Bung Tomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT HASIL DEKOMISIONING FASILITAS INSTALASI PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK
ABSTRAK PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT HASIL DEKOMISIONING FASILITAS INSTALASI PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK Bung Tomo, Irwan Santoso Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN, Serpong
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH
PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH Winduwati S., Suparno, Kuat, Sugeng Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF SEMI CAIR DENGAN CARA SEMENTASI
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF SEMI CAIR DENGAN CARA SEMENTASI ABSTRAK Bambang Sugito, Irwan Santoso Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF SEMI CAIR DENGAN CARA SEMENTASI :
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN LIMBAH RESIN DAN BAHAN ADITIF (BETONMIX) TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL SEMENTASI
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 13 Nomor 1 Juni 2010 (Volume 13, Number 1, June, 2010) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciWaste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)
Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016) No Jenis Karakteristik Pewadahan Keterangan 1. cair aktivitas total radionuklida pemancar gamma: 10-6 Ci/m 3 2.10-2 Ci/m 3 (3,7.10 4 Bq/m 3 7,14.10 8 Bq/m 3
Lebih terperinciOPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI
ABSTRAK OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI Kuat Heriyanto, Sucipta, Untara. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA
Lebih terperinciAneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar
Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar (ditunjukkan dalam skema di Gambar A.1) proses pengelolaan
Lebih terperinciKARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 KUALITAS KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN ABSTRAK KARAKTERISASI
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA EVAPORASI DAN SEMENTASI
ABSTRAK PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA EVAPORASI DAN SEMENTASI Irwan Santoso, Bambang Sugito, Tri Salyo, Suparno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciIMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 26 ISSN 852-2979 IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN
Lebih terperinciPENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun ISSN 0852-2979 PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. ABSTRAK Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Lebih terperinciPRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir
ABSTRAK PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir Suhartono, Suparno, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PRARANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH KARBON AKTIF Cs-137 TERHADAP KERAPATAN DAN KUAT TEKAN BETON LIMBAH
PENGARUH LIMBAH KARBON AKTIF Cs-137 TERHADAP KERAPATAN DAN KUAT TEKAN BETON LIMBAH Heru Sriwahyuni *), Suryantoro *), Giyatmi **) * Pusat Tenologi Limbah Radioaktif-BATAN ** Sekolah Tinggi Teknik Nuklir-BATAN
Lebih terperinciEVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF
EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, 15310 E-mail : kwin@batan.go.id
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT TINGGI Dyah Sulistyani R, Purwantara, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PENGANGKUTAN
Lebih terperinciKAJIAN KESELAMATAN PENYIMPANAN LlMBAH THORIUM DARI PABRIK KAOS LAMPU
Hasi/ Penelilian dan Kegiatan PTLR Ta/llm 2006 ISSN 0852-2979 KAJIAN KESELAMATAN PENYIMPANAN LlMBAH THORIUM DARI PABRIK KAOS LAMPU Untara Pusat Teknologi Limbah Radiokatif, BAT AN ABSTRAK KAJIAN KESELAMATAN
Lebih terperinciIMOBILISASI LIMBAH RADIOAKTIF MENGANDUNG THORIUM MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS SYNROC
IMOBILISASI LIMBAH RADIOAKTIF MENGANDUNG THORIUM MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS SYNROC Hasmaniar Septiani **), Gunandjar *), Mochtar Hadiwidodo **) *) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN, Serpong,
Lebih terperinciPENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DIINTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT
Hasi/ Penelilian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DIINTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT Sagino Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN ABSTRAK PENYIMPANAN
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMAH RADIOAKTIF SUMER TERUNGKUS DARI RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI ASTRAK Suhartono, Ayi Muziyawati, Imam Sasmito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-ATAN PENGELOLAAN LIMAH RADIOAKTIF SUMER TERUNGKUS
Lebih terperinciPENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT. Sagino Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT Sagino Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN
Lebih terperinciPEMBUATAN CAMPURAN MATRIKS UNTUK SEMENTASI. Tri Salyo, Sarjono, Syarip Unus Pusat Teknologi Limbah Radioaf,tif, SATAN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006 ISSN 0852-2979 PEMBUATAN CAMPURAN MATRIKS UNTUK SEMENTASI Tri Salyo, Sarjono, Syarip Unus Pusat Teknologi Limbah Radioaf,tif, SATAN ABSTRAK PEMBUATAN CAMPURAN
Lebih terperinciIMOBILISASI KONSENTRAT LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SHELL NOMOR 17 A
IMOBILISASI KONSENTRAT LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SHELL NOMOR 17 A Bahdir Johan, Tri Salyo, Kuat Heriyanto, Tarmusid, Suparno, Sarjono, Syarip Unus, Bambang Sugito Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH SUMBER BEKAS RADIUM-226 BERASAL DARI RUMAH SAKIT DAN PATIR-BATAN
PENGELOLAAN LIMBAH SUMBER BEKAS RADIUM-226 BERASAL DARI RUMAH SAKIT DAN PATIR-BATAN Bung Tomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH SUMBER BEKAS RADIUM-226 BERASAL DARI RUMAH
Lebih terperinciANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE
ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE 2008-2012 ABSTRAK Moch Romli, L. Kwin Pudjiastuti, Mahmudin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ANALISIS
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciPENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)
PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM) Susanto, Pertiwi Diah Winastri, Hendro wahyono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir
Lebih terperinciINVENTARISASI PAKET LIMBAH OLAHAN UNTUK PENYIMPANAN AKHIR DALAM DISPOSAL DEMO PLANT
INVENTARISASI PAKET LIMBAH OLAHAN UNTUK PENYIMPANAN AKHIR DALAM DISPOSAL DEMO PLANT ABSTRAK Heru Sriwahyuni Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN INVENTARISASI PAKET LIMBAH OLAHAN UNTUK PENYIMPANAN
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciKARAKTERISTIK LIMBAH HASIL IMOBILISASI DALAM KESELAMATAN PENYIMPANAN.
KARAKTERISTIK LIMBAH HASIL IMOBILISASI DALAM KESELAMATAN PENYIMPANAN Aisyah, Herlan Martono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK KARAKTERISTIK LIMBAH HASIL IMOBILISASI DALAM KESELAMATAN PENYIMPANAN.
Lebih terperinciPENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM
ISSN 1979-2409 Penanganan Llmbah Radioaktif Padat Aktivitas Rendah Pasca Penggantian Hepa Filter Di IRM (Susanto, Sunardi, Bening Farawan) PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN
Lebih terperinciPEMADATAN SLUDGE HASIL PROSES BIOOKSIDASI LIMBAH ORGANIK DARI PEMURNIAN ASAM FOSFAT MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS RESIN EPOKSI
PEMADATAN SLUDGE HASIL PROSES BIOOKSIDASI LIMBAH ORGANIK DARI PEMURNIAN ASAM FOSFAT MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS RESIN EPOKSI Zainus Salimin, Wati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PEMADATAN
Lebih terperinciMEMPELAJARI KARAKTERISTIK KERAMIK DARI MINERAL LOKAL KAOLIN, DOLOMIT, PASIR ILMENIT
Isman MT., dkk. ISSN 0216-3128 1 MEMPELAJARI KARAKTERISTIK KERAMIK DARI MINERAL LOKAL KAOLIN, DOLOMIT, PASIR ILMENIT Isman MT, Ign Djoko S., Sukosrono, Endro K Puslitbang Teknologi Maju BATAN ABSTRAK MEMPELAJARI
Lebih terperinciIMOBILISASI LIMBAH SLUDGE RADIOAKTIF HASIL DEKOMISIONING FASILITAS PAF-PKG MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS SYNROC DENGAN PROSES SINTERING
IMOBILISASI LIMBAH SLUDGE RADIOAKTIF HASIL DEKOMISIONING FASILITAS PAF-PKG MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS SYNROC DENGAN PROSES SINTERING ABSTRAK Endang NuraenI, Gunandjar Pusat Teknologi Limbah radioaktif-batan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK HASIL KONDISIONING LIMBAH RADIOAKTIF UNTUK KESELAMATAN PENYIMPANAN CHARACTERISTICS OF CONDISIONED RADIOACTIVE WASTE FOR DISPOSAL SAFETY
KARAKTERISTIK HASIL KONDISIONING LIMBAH RADIOAKTIF UNTUK KESELAMATAN PENYIMPANAN CHARACTERISTICS OF CONDISIONED RADIOACTIVE WASTE FOR DISPOSAL SAFETY Aisyah Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, Badan Tenaga
Lebih terperinciKESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI
KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI RINGKASAN Limbah radioaktif aktivitas tinggi yang dihasilkan dari proses olah ulang bahan bakar bekas dipadatkan (solidifikasi) dalam bentuk blok
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI
PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciSISTEM PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT, CAIR DAN GAS. Arifin Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif
SISTEM PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT, CAIR DAN GAS Arifin Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif ABSTRAK SISTEM PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT, CAIR DAN GAS Telah dilakukan pengangkutan
Lebih terperinciKESELAMA TAN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF DI PPTN SERPONG SAMP AI DENGAN TAHUN 2007
Pusat Teknologi Akslerator don Proses Bahan KESELAMA TAN PENYIMP ANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF DI PPTN SERPONG SAMP AI DENGAN TAHUN 2007 Kwin Pudjiastuti, Ayi Muziawati, Sagino Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN PENGEPAKAN KEMBALI LIMBAH RADIOAKTIF PADAT D_ARI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP
PEMANTAUAN DAN PENGEPAKAN KEMBALI LIMBAH RADIOAKTIF PADAT D_ARI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP Suhartono, Hanafi Kamarz, Imam Sasmito Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PEMANTAUAN DP.~
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN LIMBAH RADIOAKTIF DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LIMBAH RADIOAKTIF DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF Ayi Muziyawati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LIMBAH RADIOAKTIF DI PUSAT TEKNOLOGI
Lebih terperinciPRARANCANGAN PEMANTAUAN RADIASI DAN KONTAMINASI UDARA DI RUANG KERJA KOMPAKSI DI IPLR
PRARANCANGAN PEMANTAUAN RADIASI DAN KONTAMINASI UDARA DI RUANG KERJA KOMPAKSI DI IPLR Cerdas Tarigan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PRA RANCANGAN PEMANTAUAN RADIASI DAN KONTAMINASI UDARA
Lebih terperinciUPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA
UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA Sahat M. Panggabean, Yohan, Mard!ni Pusat Pengembangan Pengelolaan Lirl1bah Radioaktif ABSTRAK, UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciPERSYARATAN PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF
PERSYARATAN PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF Oleh: Suryantoro PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2006 Persyaratan Pengangkutan Limbah Radioaktif BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Lebih terperinciPENGELOLAAN SUMBER RADIOAKTIF TERBUNGKUS BEKAS DARI INDUSTRI DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF
PENGELOLAAN SUMBER RADIOAKTIF TERBUNGKUS BEKAS DARI INDUSTRI DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Bung Tomo, Irwan Santoso, Suhartono Pusat Teknologi limbah Radioaktif-BATAN PENGELOLAAN SUMBER
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROSES IMOBILISASI LIMBAH RADIOAKTIF MENGANDUNG URANIUM DENGAN BAHAN MATRIKS BITUMEN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PLTN
PENGEMBANGAN PROSES IMOBILISASI LIMBAH RADIOAKTIF MENGANDUNG URANIUM DENGAN BAHAN MATRIKS BITUMEN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PLTN Gunandjar Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Kawasan Puspiptek Serpong
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciSTUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
ARTIKEL STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR Gangsar Santoso Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK
Lebih terperinciIII.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei
17 III.METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN
EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN - L. Kwin Pudjiastuti, Arie Budianti, M.Cecep Cepi Hikmat Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR...TAHUN... TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG
RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR...TAHUN... TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA
Lebih terperinciGLASS FRIT DAN POLIMER UNTUK SOLIDIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SKALA INDUSTRI.
GLASS FRIT DAN POLIMER UNTUK SOLIDIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SKALA INDUSTRI. ABSTRAK Herlan Martono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN GLASS FRIT DAN POLIMER UNTUK SOLIDIFIKASI LIMBAH
Lebih terperinciSOLIDIFIKASI SLUDGE AKTIF HASIL PROSES BIOOKSIDASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR ORGANIK DARI PEMURNIAN ASAM FOSFAT MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS BITUMEN
SOLIDIFIKASI SLUDGE AKTIF HASIL PROSES BIOOKSIDASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR ORGANIK DARI PEMURNIAN ASAM FOSFAT MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS BITUMEN ABSTRAK Zainus Salimin dan Gunandjar *) SOLIDIFIKASI SLUDGE
Lebih terperinciStudi Pemanfaatan Limbah Karbon Aktif sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan (Studi Kasus di PT PETRONIKA)
Studi Pemanfaatan Limbah Karbon Aktif sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan (Studi Kasus di PT PETRONIKA) Ryan Ardiansyah 1*, Moch. Luqman Ashari 2, Denny Dermawan 3 1 Program
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SALT DALAM PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI PRSG
IMPLEMENTASI SALT DALAM PENGELOLAAN RADIOAKTIF DI PRSG Subiharto 1), Nugraha Luhur 1), Puspitasari Ramadania 1), Purwadi 1) PRSG, Batan, Serpong, Indonesia, subiharto@batan.go.id ABSTRAK IMPLEMENTASI SALT
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO
EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciKAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)
KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO) Mahrus Salam, Supriyatni dan Fajar Panuntun, BATAN jl Babarsari Po box 6101 ykbb
Lebih terperinciPEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005
PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 005 Agus Gindo S., Syahrir, Sudiyati, Sri Susilah, T. Ginting, Budi Hari H., Ritayanti Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciCara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN
EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN - L. Kwin Pudjiastuti, Arie Budianti, M.Cecep Cepi Hikmat Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF
PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF RINGKASAN Jenis dan tingkat radioaktivitas limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian fasilitas nuklir bervariasi, oleh karena itu diperlukan proses penyimpanan
Lebih terperinciPERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF
PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF Leli Yuniarsari, Kristiyanti, Bang Rozali, Beny Syawaludin Pusat Rekayasa Perangkat
Lebih terperincipekerja dan masyarakat serta proteksi lingkungan. Tujuan akhir dekomisioning adalah pelepasan dari kendali badan pengawas atau penggunaan lokasi
DEFINISI Penghalang (barrier). Suatu penghalang fisik yang mencegah atau menunda pergerakan (misalnya migrasi) radionuklida atau bahan lain diantara komponenkomponen dalam sistem. Penghalang, ganda (barrier,
Lebih terperinciPE GARUH KO DISI PE YIMPA A DA AIR TA AH TERHADAP LAJU PELI DIHA RADIO UKLIDA DARI HASIL SOLIDIFIKASI
PE GARUH K DISI PE YIMPA A DA AIR TA AH TERHADAP LAJU PELI DIHA RADI UKLIDA DARI HASIL SLIDIFIKASI Herlan Martono, Wati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PE GARUH K DISI PE YIMPA A DA AIR
Lebih terperinciKAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI PADA PEKERJA D.A.LAM PROSES DISMANTLIN(3 SUMBER BEKAS
KAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI PADA PEKERJA D.A.LAM PROSES DISMANTLIN(3 SUMBER BEKAS Untara, M. Cecep Cepi H, Mahmudin Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK KAJIAN PENERIMAAN DOSIS
Lebih terperinciDEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING
DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING Suliyanto, Muradi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang ABSTRAK DEKONTAMINASI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KETAHANAN KOROSI WADAH LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RENDAH DAN TINGGI
KARAKTERISTIK KETAHANAN KOROSI WADAH LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RENDAH DAN TINGGI Aisyah PTLR-BATAN, Kawsan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15310 Abstrak KARAKTERISTIK KETAHANAN KOROSI WADAH LIMBAH
Lebih terperinciPRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF
PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan
Lebih terperinciCara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciAPLIKASI TINGKAT KLIRENS DALAM PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI BATAN
APLIKASI TINGKAT KLIRENS DALAM PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI BATAN ABSTRAK Syahrir Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PUSPIPTEK Serpong, Tangerang 15310, Indonesia APLIKASI TINGKAT KLIRENS DALAM
Lebih terperinciOPERASI SISTEM LAUNDRY PADA PROSES MESIN CUCI (WASHING MACHINE) Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
OPERASI SISTEM LAUNDRY PADA PROSES MESIN CUCI (WASHING MACHINE) Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK OPERASI SISTEM LAUNDRY PADA PROSES MESIN CUCI (WASHING MACHINE), Untuk mendukung kelancaran
Lebih terperinciOPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS
ABSTRAK OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS Dyah Sulistyani Rahayu Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG- INSTALASI PENYIMPANAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT TINGGI DAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DI PTNBR
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT TINGGI DAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DI PTNBR Rini Heroe Oetami Endang Kurnia, Zainal Arifin, Soleh Sofyan, Widanda Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri ABSTRAK
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciPENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN
PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN Kristiyanti, Budi Santoso, Leli Yuniarsari, Wiranto B.S. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciPEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) 2 HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG
158 ISSN 16-318 Isman MT dan Sukosrono PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG Isman MT dan Sukosrono Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat
III. METODE PENELITIAN A. Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat tekan paving block. Di Indonesia, paving block pada umumnya dibuat dari campuran semen, pasir, dengan
Lebih terperinciNo Penghasil Limbah Radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang mempunyai kewajiban mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah sebelum diser
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5445 LINGKUNGAN HIDUP. Limbah. Radioaktif- Tenaga Nuklir. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 152) PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciBAB II RADIASI PENGION
BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di
26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a.
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA
PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA Suparno -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN
Lebih terperinciPRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI
PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI Widiatmo, Sayogo, Marheni Djoko Puspito Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN
Lebih terperinciMETODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI
METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Lapangan ini mencakup : 1) Cara pembuatan dan perawatan benda uji
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a.
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR
Prayitno, dkk. ISSN 0216 3128 69 PENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR Prayitno, Tri Suyatno, Nurimaniwathy dan Endro Kismolo P3TM BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350
PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350 Aditya Sanjaya Putra aditya.2012ts001@civitas.ukrida.ac.id
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material Jurusan Fisika FMIPA Unila dan Laboratorium Teknik Sipil
Lebih terperinciPELURUHAN RADIOAKTIF
PELURUHAN RADIOAKTIF Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar
Lebih terperinciadukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Karakterisasi sampel
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Limbah Radioaktif
Lebih terperinciPENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN
PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN Kristiyanti, Tri Harjanto, Suripto Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN E-mail
Lebih terperinci