PENENTUAN AZIMUT PADA PENGAMATAN BINTANG DENGAN METODE DIURNAL CIRCLE
|
|
- Sonny Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal PENENTUAN AZIMUT PADA PENGAMATAN BINTANG DENGAN METODE DIURNAL CIRCLE Yoel Prawiro,M. Taufik, Mansur Muhamadi. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaprogram Studi Teknik Geomatika, FTSP - ITS Abstrak Sudut azimuth merupakan sudut yang banyak digunakan dalam pekerjaan geodesi. Untuk mendapatkan sudut azimuth dapat diperoleh dengan berbagai cara salah satunya melalui pengamatan bintang. Pada pengamatan bintang sendiri terdapat beberapa metode yang dapat dipakai. Metode yang paling sering dipakai ialah metode Tinggi Bintang. Salah satu metode yang baru adalah metode Diurnal Circle. Dalam penelitian ini data yang didapat, dihitung dengan metode Diurnal Circle menggunakan bahasa program Fortran, lalu dibandingkan dengan hasil penghitungan metode Tinggi Bintang. Dari penghitungan metode Diurnal Circle pengamatan 1 bintang memberikan perbedaan hasil azimuth terhadap metode Tinggi Bintang sebesar 15,5 detik dan dengan pengamatan 2 bintang memberi perbedaan sebesar 4 menit 26,5 detik. Presisi dan akurasi meningkat seiring dengan semakin lamanya interval waktu pengamatan. Selain itu, semakin dekat jarak kutub bintang dengan kutub, maka presisi menurun dan akurasinya meningkat. Kata Kunci : Azimut, Diurnal Circle, Tinggi Bintang 1. Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Sejak ratusan tahun yang lalu peradaban manusia sudah menggunakan benda-benda langit seperti matahari dan bintang untuk menentukan posisi suatu titik. Para pelaut mula-mula,menggunakan gugusan bintang-bintang dilangit sebagai papan penunjuk jalan. Jauh sesudah itu seorang astronomer dan matematikawan berkebangsaan Arab, Al-Khwarizmi dengan teori aljabarnya, pada tahun 800-an membuat model matematik untuk menentukan posisi dengan rumus yang sekarang dikenal dengan ilmu ukur sudut atau trigonometri. Semenjak itulah orang melakukan pengamatan bintang yang lebih akurat untuk menentukan posisi kapal di malam hari dan sekaligus juga pembuatan peta. Dalam melakukan penentuan posisi, tidak dapat mengabaikan yang namanya azimut. Padahal, pekerjaan-pekerjaan yang menyangkut kemampuan disiplin ilmu geodesi membutuhkan suatu penentuan azimut. Salah satu cara dalam menentukan azimut adalah dengan melakukan pengamatan benda-benda langit, yang umum dilakukan ialah terhadap matahari dan bintang. Dalam beberapa hal pengamatan bintang lebih sering dipakai. Dalam pengamatan bintang terdapat banyak metode antara lain metode sudut waktu, metode tinggi bintang dan salah satu metode yang relatif baru yaitu metode Diurnal Circle. Metode ini akan diperkenalkan lebih lanjut, namun sebelumnya dibandingkan terlebih dahulu dengan metode-metode lain yang sudah umum dipakai. Proses penghitungan dengan metode Diurnal Circle membutuhkan langkah-langkah yang cukup panjang dan rumit, apabila dilakukan secara manual membutuhkan banyak waktu. Oleh karena itu dibuat suatu program aplikasi untuk membantu mempercepat proses penghitungannya Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul adalah : Apakah metode Diurnal Circle dapat digunakan untuk menentukan azimut dan seberapa besar keakuratannya bila dibandingkan dengan metode lain Batasan Masalah Batasan permasalahan dari penelitian ini adalah :
2 1. Mengolah data pengamatan posisi bintang dengan metode Tinggi Bintang, Sudut Waktu, dan Diurnal Circle. 2. Membuat program untuk mempermudah proses penghitungan azimuth dari pengamatan posisi bintang dengan metode Diurnal Circle menggunakan bahasa program Fortran. 3. Pengambilan data dilakukan digedung Teknik Geomatika-ITS, (belahan bumi bagian selatan) dengan titik acuannya antena menara BRI Tower (jarak ± 10 km dari titik berdiri alatpengolahan data tidak dilakukan terhadap bintang terdekat dengan kutub, tetapi masing masing bintang dihitung datanya. 4. Menyelidiki hubungan keakuratan penghitungan dengan deklinasi maupun jarak kutub bintang Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa nilai azimuth yang diperoleh dari penghitungan dengan metode Diurnal Circle Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah mempelajari secara langsung mengenai proses penghitungan azimuth dari pengamatan bintang dengan menggunakan metode Diurnal Circle 2. Peralatan dan Bahan 2.1. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.Perangkat Keras (Hardware) a.personal Computer AMD Turion X2 b.memory DDR 1 GB. c.harddisk 160 GB. d.printer Canon IP e.theodolite Wild T0 no seri f.theodolite Wild T2 no seri g.barometer. h.termometer. i. Kompas merk Suunto. 2.Perangkat Lunak (Software) a.sistem Operasi Windows Vista b.microsoft Office 2007 c.program Watfor Bahan 1.Data pengukuran sudut horisontal dan vertikal bintang. 2.Data suhu, tekanan, dan waktu pengamatan. 3.Informasi data mengenai bintang yang tampak aa(didapat dari peta bintang- Software CyberSky) Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), lebih tepatnya di gedung Teknik Geomatika. Secara geografis, kampus ITS terletak di LS dan BT Metodologi Penelitian Tahapan Metodologi Penelitian Tahapan metodologi penelitian yang akan dilaksanakan dalam kegiatan penelitian ini adalah seperti pada diagram alir gambar 1. Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap Analisa Kesimpulan dan Saran Gambar.1. Diagram Alir Metodologi Penelitian Berikut adalah penjelasan diagram alir: 1. Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah Tahap ini merupakan tahapan awal dari penelitian yang dilakukan. Tahap ini terdiri dari perumusan masalah yaitu menentukan masalah apa yang timbul dan harus dipecahkan melalui penelitian ini. Penetapan tujuan dari diadakannya. penelitian, batasan dari penelitian dan manfaat yang diperoleh dari penelitian. Selain itu, pada tahapan ini juga mempelajari segala bentuk literatur yang berhubungan dengan software maupun teori pengamatan astronomi.
3 2. Tahap Pengumpulan Data Tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang berkaitan, antara lain : - Data bacaan sudut horisotal dan vertikal dari posisi bintang. - Data suhu udara (dalam C), tekanan udara (dalam mmhg), dan waktu pengamatan. 3. Tahap Pengolahan Data Pada tahapan ini dilakukan pengolahan data yang telah didapat dengan metode Tinggi Bintang, metode Sudut Waktu, keduanya dihitung secara manual dengan menggunakan program Microsoft Excel. Sementara metode Diurnal Circle diolah pakai program aplikasi. 4. Tahap Analisa Pada tahap ini dilakukan analisa penghitungan dengan metode tinggi bintang terhadap metode Diurnal Circle yang dibuat dalam program aplikasi. 5. Hasil dan Kesimpulan Dalam tahap akhir ini merupakan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dan kekurangan maupun kendala yang dihadapi Tahapan Pengolahan Data Tahapan yang akan dilakukan pada gambar 2. MULAI INPUT Peta Bintang Gambar 2. Diagram alir Tahapan Pengolahan AAAAAAIData. Penjelasan diagram alir gambar Mulai Pada tahap ini dilakukan persiapan data yang akan diolah,persiapan meliputi penyiapan alat, pembacaan tekanan udara dan suhu,pengamatan pada peta bintang. 2. Input Data Data yang akan dimasukkan meliputi bacaan sudut horisontal nvdan vertikal, bacaan suhu dan tekanan saat pengamatan,bacaan horisontal titik yang akan dicari azimutnya, waktu pengamatan, deklinasi bintang, kedudukan lintang pengamat dan bacaan xchorisontal titik tercari dengan bintang. b. Input Data meliputi juga pembacaan peta bintang. Cara aamembaca peta bintang dapat dilihat dilampiran. 3. Penggunaan Metode. Memulai pengolahan data, kesemua data jxiyang telah diddapat dimasukkan kerumus dalam metode Tinggi bintang, sudut waktu, maupun metode Diurnal Circle. Dalam Metode Diurnal Circle sendiri ada dua cara penghitungan, masing-masing dianalisa dan masingmasing cara dibuat zxperbandingan interval waktu pengamatan. Untuk hal ini dipakai interval waktu 30,45,60,dan 90 menit (perkiraan kasar). 4. Kesimpulan Dari masing-masing pengolahan data tersebut diambil csikesimpulan semua hasil yang telah didapat. Metode Tinggi Bintang Program Aplikasi Metode Diurnal Circle Tahapan Penghitungan dengan Program Tahapan penghitungan dengan program aplikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang dijelaskan pada gambar 3. Cara 1 Cara Bintang KESIMPULAN
4 Input: titik acuan, horisontal, vertikal, suhu,tekanan Process: Koreksi dan Least Square Output: azimut dan lintang Masuk Pilih: 1. 1 Bintang 2. 2 Bintang selesai Input: titik acuan, horisontal, vertikal, Process: Koreksi dan Least Square Output: azimut dan lintang horisontalnya. Dicocokkan dengan peta bintang, dibaca juga titik sasaran dan dibaca tekanan udara saat pengukuran, suhu saat pengukuran. Lalu ke alat Wild T2, diarahkan ke titik sasaran, kunci bacaan horisontal pada Dicatat bacaan horisontalnya dan vertikalnya utnuk tiap posisi bintang, dicatat jam pada saat pembidikan pertama. 4. Setelah lewat dengan durasi beberapa menit (ditentukan sendiri oleh pengamat),lalu dibidik lagi bintang yang sama namun sebagai posisi kedua, dicatat jam pengamatan kedua, bacaan horisontal dan vertikalnya. Apabila dikehendaki dapat dibidik juga untuk bintang yang lain dengan prosedur yang sama persis. 3.Hasil dan Analisa 3.1. Hasil Dari metode Tinggi Bintang Tabel 1.Hasil Penghitungan Azimut dengan Metode Tinggi Bintang. Gambar 3. Diagram Alir Tahapan Penghhitungan dengan Program Aplikasi Langkah Pengambilan Data di Lapangan Tahap-tahap pengambilan data dengan metode Diurnal Circle adalah sebagai berikut : 1. Pertama kali ditentukan sebuah titik utama, untuk titik dapat digunakan Benchmark atau menggunakan titik buatan. Titik ini merupakan titik tempat berdirinya alat theodolit. Dalam praktikum titik dibuat pada lantai 4 teras gedung Geomatika ITS. 2. Ditentukan lagi titik kedua, dapat menggunakan Benchmark atau titik buatan, arah titik kedua ini terserah.dalam Praktikum yang dijadikan titik acuan adalah antenna menara BRI Tower (Jl. Basuki Rachmat),jarak sekitar 10 km dari ITS. 3. Dari titik poin 1, Teodolit Wild T2 didirikan, pada sampingnya didirikan juga Wild T0. Pada Wild T0 dilakukan penguncian azimut.lalu diarahkan ke bintang yang diamati misalnya bintang Canopus,baca BINTANG AZIMUTH TINGGI BINTANG PUKUL DER MEN DET Canopus , , , , , , , , , ,2 Capella , , , , , , , , ,7 Azimut yang benar dari penghitungan dengan metode tinggi bintang, didapatkan hasil: Rata-rata azimut = ,5 Standar Deviasi = ,42
5 3.2. Penghitungan Diurnal Circle Penghitungan dengan cara 1 Tabel 2. Hasil perhitungan azimut dengan metode Diurnal Circle cara 1 Bintang Canopus Capella Interval KOMBINASI HASIL AZIMUT waktu (') DER MEN DET ,2, ,34 3,4, ,26 3,5, ,34 2,4, ,09 1,6, ,57 1,3, ,00 2,5, ,92 4,7, , ,5, , ,4, ,97 4,5, ,13 5,7, ,95 6,8, ,55 2,4, ,69 3,5, ,54 4,6, ,76 5,8, ,17 2,5, ,27 4,7, ,59 3,6, , ,6, ,67 Dari perhitungan azimuth dengan metode Diurnal Circle cara 1 pada tabel 2, didapatkan hasil rata rata azimuth yang benar sebesar , dengan standar deviasi sebesar = ± ,08. Dari hasil pengamatan ini diambil beberapa kombinasi terbaik, lalu dihitung tingkat presisinya. Hasil penghitungan presisi dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Tingkat presisi hasil azimut dengan aaaaaaaaicara 1 iterhadap Interval Waktu Interval (') Azimut der men Det SD ,6 13' 34,36" ,5 6' 49,82" ,6 3' 59,63" ' 4" Penghitungan Dengan Cara 2 Tabel 4. Hasil perhitungan azimut dengan aaaaaaaaametode Diurnal Circle cara 2. Interval Pengamatan HASIL AZIMUT waktu (') BINTANG DER MEN DET , , , ,4 Dari perhitungan dengan metode Diurnal Circle cara 2, didapatkan hasil rata rata azimuth yang benar sebesar = , dengan standar deviasi sebesar = ± ,9 Tabel 5. Tingkat presisi hasil azimut dengan aaaaaaaaicara 2 terhadap interval waktu. Interval (') Azimut der men det SD (") '3,3" ,2 2' 17,2" 3.3. Penghitungan Tingkat Akurasi Penghitungan Akurasi Cara 1 Penghitungan Akurasi ini digunakan untuk mengetahui penyimpangan hasil yang didapat antara metode Diurnal Circle dengan metode tinggi Bintang, baik yang didapat dengan cara 1 maupun cara 2. Hasil akurasi untuk cara 1 dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil Penghitungan Akurasi untuk aaaaaaaacara 1 Azimut Waktu der men det 30' 45' 60' 90' , , , , , , RMS error 40'43,52" 12'25,91" 6'23,64" 3'41,34"
6 Standar Deviasi (derajat) Standar Deviasi (derajat) Akurasi (derajat) Penghitungan Akurasi Cara 2 Hasil dari penghitungan akurasi untuk cara 2dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Hasil Penghitungan Akurasi untuk aaaaaaaaicara 2 Interval Azimut RMS Waktu der men det error 60' 90' , ,2 20'11,88" 6' 53,05" 3.4. Evaluasi Presisi, Perbedaan dan Keakuratan dari Diurnal Circle Hasil yang telah dibahas pada bagian 3.2. dan 3.3, dibuat grafik yang menggambarkan keadaan tersebut. 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 Grafik Presisi Terhadap Interval Waktu Untuk Cara Interval Waktu (menit) Standar Deviasi atau Presisi Gambar 1. Grafik presisi dibandingkan Interval Waktu untuk cara 1 Gambar 1 menyatakan nilai presisi yang didapat terhadap interval waktu. Dari gambar dapat diambil hasil presisi pada menit ke-30 adalah 13 34,36, pada menit ke ,82, pada menit ke ,63, dan pada menit ke Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan presisi meningkat seiring dengan makin lamanya interval pengamatan. Sedangkan gambar 2,menyatakan suatu hubungan antara akurasi hasil azimut yang diperoleh terhadap interval waktu untuk cara 1. Dari gambar dapat dinyatakan bahwa akurasi pada menit 30 dicapai dengan hasil 40 43,52, pada menit ke 45 dengan nilai 12 25,91,pada menit ke 60 dengan nilai 6 23,64, dan pada menit ke 90 dengan nilai 3 41,34. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa akurasi meningkat seiring dengan meningkatnya interval waktu pengamatan. 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Grafik Akurasi Terhadap Interval Waktu Untuk Cara Interval Waktu (menit) Akurasi Gambar 2. Grafik akurasi dibandingkan Interval Waktu untuk cara 2 Untuk Cara 2, hasil presisi yang didapat digambarkan dalam gambar 3. Dari gambar didapat hasil presisi pada menit ke 60 senilai 8 3,3. Sedangkan pada menit ke 90 senilai 2 17,2. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa presisi meningkat seiring dengan semakin lamanya interval waktu pengamatan. 0,15 0,1 0,05 Grafik Presisi Terhadap Interval Waktu untuk Cara Interval Waktu (menit) Standar Deviasi atau Presisi Gambar 3.Grafik Presisi dibandingkan dengan Interval Waktu untuk Cara 2. Sedangkan hasil akurasi yang didapat dengan cara 2 digambarkan dalam gambar 4. Dari gambar dapat dinyatakan bahwa akurasi pada menit 60 dicapai dengan hasil 20 11,88 dan pada menit ke 90 dengan nilai 6 53,05. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa akurasi meningkat seiring dengan meningkatnya interval waktu pengamatan.
7 Nilai (derajat) Akurasi (derajat) Grafik Akurasi Terhadap Interval Waktu Untuk Cara 2 0,4 0,3 0,2 0,1 0 Gambar 4. Grafik Akurasi Terhadap Interval Waktu untuk Cara Hubungan Presisi dan Akurasi Terhadap Jarak Kutub Bintang Tabel 8. Presisi dan akurasi terhadap jarak aaaaaaaaikutub Bintang Interval Waktu (menit) Akurasi Canopus Capella der men det der men det Deklinasi(δ) Jarak Kutub (90 - δ) Azimut Dari Diurnal Circle , ,8 Azimut Tinggi Bintang , ,5 Standar Deviasi , ,84 Perbedaan , ,3 Akurasi 0 3 3, ,09 Penghitungan dari presisi dan akurasi jarak kutub bintang dapat dilihat pada tabel 8. Sedangkan untuk lebih merealisasikan, maka dinyatakan dengan grafik yang dapat dilihat pada gambar 5. Grafik Presisi dan Akurasi Terhadap Jarak Kutub Bintang 0,4 Dari gambar 5,dapat disimpulkan bahwa semakin dekat jarak kutub bintang dengan kutub utara atau selatan, maka presisi menurun dan akurasinya meningkat dan sebaliknya semakin jauh jarak kutub bintang dengan dengan kutub utara atau selatan, maka presisi meningkat dan akurasinya menurun. 4. Kesimpulan 1.Pengamatan 1 bintang selama interval waktu 30,45,60,dan 90imenit memberikan hasil presisi dan akurasi yang meningkat seiring dengan bertambahnya interval waktu. 2. Pengamatan 2 bintang selama interval waktu 60 dan 90 menit aaimemberikan hasil presisi dan akurasi yang meningkat seiring dengan bertambahnya interval waktu. 3. Semakin dekat jarak kutub bintang dengan kutub utara atau selatan,presisi akan menurun dan akurasinya meningkat. 5. Daftar Pustaka Abidin,H.Z Geodesi Satelit. Pradnya aaaaaiparamita. Jakarta. Brinker,C, dan Wolf P.R Dasar-Dasar aaaaaipengukuran Tanah. Penerbit Erlangga. aaaaaijakarta. Clendinning, J, dan Olliver,J,G Principles of Surveying. Van Nostrand Reinhold Comp. Berkshire. Jur. Teknik Geodesi ITB Almanak Matahari dan Bintang 1988 : Astronomi untuk Ukur Tanah. ITB.Bandung. Kaufmann,W.J Universe.WH Freeman & Co. New York. Kissam,P Surveying For Civil Engineers. Mc.Graw Hill. New York. 0, Presisi Jarak Kutub (derajat) Akurasi Muhamadi, M Determining Azimuth and Latitude, and Predicting The Position Of A Star by Using Diurnal Circle Method. Tesis Program Master of Science-Univ.of Wisconsin. Wisconsin-Madison. Gambar 5. Grafik Presisi dan Akurasi terhadap aaaaaaaaaijarak Kutub suatu Bintang
8 Sinaga,I Pedoman Posisi dan Azimuth Astronomi Geodesi. ITB. Bandung. Snow, T.P, dan Brownsberger K. R Universe Origins & Evolution. Woodsworth Publ. Co. New York. Susila,N Pemrograman Komputer Fortran IV. Satelit Offset. Bandung. Sutyanto,W Astrofisika: Mengenal Bintang. ITB. Bandung. Villanueva,K.J Pengantar Kedalam Astronomi Geodesi., ITB.Bandung. Wirshing Pengantar Pemetaan (Seri buku Schaum), Penerbit Erlangga. Jakarta.
PENENTUAN AZIMUTH PADA PENGAMATAN BINTANG DENGAN METODE DIURNAL CIRCLE. Oleh : Yoel Prawiro C Pembimbing :
PENENTUAN AZIMUTH PADA PENGAMATAN BINTANG DENGAN METODE DIURNAL CIRCLE Oleh : Yoel Prawiro C 3504 100 024 Pembimbing : 1. Dr.Ir.M.Taufik 2. Ir. Mansur Muhamadi,M.Sc Abstrak Sudut azimut merupakan sudut
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-202 Studi Perbandingan Ketelitian Nilai Melalui Matahari dan Global Positioning System (GPS) Terhadap Titik BM Referensi (Studi
Lebih terperinciANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) (Studi Kasus: Kampus ITS Sukolilo, Surabaya)
ANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM () Yuwono 1, Mohammad Luay Murtadlo 2 1,2 Teknik Geomatika, FTSLK-ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Email: yuwono@geodesy.its.ac.id
Lebih terperinciPerbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square
1 Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square Miftakhul Ulum dan Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciOPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER
OPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER Yeni Arsih Sriani, Mokhamad Nur Cahyadi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciAnalisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Analisis Perbedaan Perhitungan pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS Andhika Prastyadi Nugroho dan
Lebih terperinciPERBANDINGAN AKURASI PREDIKSI PASANG SURUT ANTARA METODE ADMIRALTY DAN METODE LEAST SQUARE
Sidang Tugas Akhir PERBANDINGAN AKURASI PREDIKSI PASANG SURUT ANTARA METODE ADMIRALTY DAN METODE LEAST SQUARE Miftakhul Ulum 350710021 Pendahuluan 2 Latar Belakang Pasut fenomena periodik dapat diprediksi
Lebih terperinciPerbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (20XX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi
Lebih terperinciSTUDI KEANDALAN ALAT ETS GOWIN TKS 202 DALAM PENGUKURAN SITUASI. Mikho Henri Darmawan,Ir.Chatarina N.MT, Danar Guruh P.ST,MT
STUDI KEANDALAN ALAT ETS GOWIN TKS 0 DALAM PENGUKURAN SITUASI Mikho Henri Darmawan,Ir.Chatarina N.MT, Danar Guruh P.ST,MT Jurusan Teknik Geomatika ITS-Sukolilo, Surabaya 60 Abstrak Pekerjaan pengukuran
Lebih terperinciOleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh. Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo, Surabaya
PENENTUAN HWS (HIGH WATER SPRING) DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN ELEVASI DERMAGA (Studi Kasus: Rencana Pembangunan Pelabuhan Teluk Lamong) Oleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh
Lebih terperinciANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI
ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI 19-6726-2002 Pristantrina Stephanindra, Ir.Yuwono MT Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik
Lebih terperinciCORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE LAPORAN PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID SYUHADA PERUMAHAN BEJI PERMAI, DEPOK PT. Mahakarya Geo Survey DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR GAMBAR... 2 DAFTAR TABEL... 2 1. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciIMPLEMENTASI BAHASA PEMROGRAMAN UNTUK PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN HASIL PENGUKURAN DENGAN TS
IMPLEMENTASI BAHASA PEMROGRAMAN UNTUK PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN HASIL PENGUKURAN DENGAN TS Jasmani, Sugianto HP. Institut Teknologi Nasional Malang e-mail: jhaz@telkom.net
Lebih terperinciDefry Mulia
STUDI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY DALAM PENENTUAN VOLUME SUATU OBJEK Defry Mulia 35 09100011 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1.Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Perubahan vertikal muka air laut secara periodik pada sembarang tempat di pesisir atau di lautan merupakan fenomena alam yang dapat dikuantifikasi. Fenomena tersebut
Lebih terperinciTugas Akhir. Andhika Prastyadi N Teknik Geomatika FTSP ITS
Tugas Akhir ANALISIS PERBEDAAN PERHITUNGAN ARAH KIBLAT PADA BIDANG REFERENSI BOLA DAN ELLIPSOID Andhika Prastyadi N 3509 100 031 Teknik Geomatika FTSP ITS 1 Latar Belakang Umat Muslim (QS 2:144) Kiblat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Sumber Tirta merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam penjualan air minum kemasan merk aqua. Barang yang dijual pada distributor ini
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001
BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001 A. Analisis Software Program Mawāqit Software yang biasa disebut dengan perangkat lunak (sering disingkat dengan s/w)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013
BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Konsep penentuan
Lebih terperinciPembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi
G186 Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi Muhammad Didi Darmawan, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem otomasi diperlukan sebagai sarana pengendali pada proses industri. Suatu proses industri yang modern sudah selayaknya memiliki sistem otomasi yang memiliki fungsi
Lebih terperinci2014 PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan energi dan kekayaan mineral yang sangat melimpah sebagaimana Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral merilis bahwa Indonesia memiliki
Lebih terperinciMENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB
MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB A. Gerak Semu Benda Langit Bumi kita berputar seperti gasing. Ketika Bumi berputar pada sumbu putarnya maka hal ini dinamakan
Lebih terperinciPemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten
Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-issn: 2085-3858 Article History Received February, 2016 Accepted March, 2016 Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan salah satu sumber daya manusia yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah. Karyawan merupakan salah satu sumber daya manusia yang digunakan sebagai alat penggerak dalam memajukan suatu perusahaan. Kinerja karyawan cukup berpengaruh
Lebih terperinciKLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA
PERPETAAN - 2 KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan Extra
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS
STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS Oleh : Dwi Ayu Retnaning Anggreyni 3507.100.017 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Bangun M S, DEA, DESS Lalu Muhammad Jaelani, ST, MSc
Lebih terperinciIDA AYU RACHMAYANTI T.GEOMATIKA FTSP-ITS 2009
IDA AYU RACHMAYANTI 3505 100 018 T.GEOMATIKA FTSP-ITS 2009 TUGAS AKHIR PENENTUAN HIGH WATER SPRING DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN ELEVASI DERMAGA (Studi Kasus: Rencana Pelabuhan Teluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya
Lebih terperinciPemetaan Eksterior Gedung 3 Dimensi (3D) Menggunakan Electronic Total Station (ETS)
Reka Geomatika No.1 Vol. 2016 34-41 ISSN 2338-350X Maret 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Geodesi Pemetaan Eksterior Gedung 3 Dimensi (3D) Menggunakan Electronic Total Station
Lebih terperinciAnalisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661
A369 Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech I Gede Brawiswa Putra, Mokhamad Nur Cahyadi Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciStudi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Jun, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill Firman Amanullah dan Khomsin Jurusan
Lebih terperinciTugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika
Tugas 1 Survei Konstruksi Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB Krisna Andhika - 15109050 TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012 Latar Belakang
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Agustus 2013
PEMBUATAN APLIKASI PENGOLAH KOMPONEN PASUT METODE PERATAAN KUADRAT TERKECIL BERBASIS WEB Agung Setiawan 1), Andri Suprayogi, ST., MT 2), Arief Laila Nugraha, ST., M.Eng 3) 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas
Lebih terperinciPEMETAAN LOKASI OBJEK PAJAK UNTUK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENSOR FUSION PADA PERANGKAT BERGERAK DENGAN SISTEM OPERASI ANDROID
PEMETAAN LOKASI OBJEK PAJAK UNTUK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENSOR FUSION PADA PERANGKAT BERGERAK DENGAN SISTEM OPERASI ANDROID Cipta Andrian 5106100170 Jurusan Teknik Informatika Fakultas
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009
ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009 Prenita Septa Rianelly 1, Teguh Hariyanto 1, Inggit Lolita Sari 2 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciPENGECEKAN KETEGAKAN KOLOM BANGUNAN DENGAN METODE PEMOTONGAN SISI. D.Bambang Sudarsono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata
60 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2006: 60-68 PENGECEKAN KETEGAKAN KOLOM BANGUNAN DENGAN METODE PEMOTONGAN SISI D.Bambang Sudarsono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Dunia Informasi saat ini semakin cepat memasuki berbagai bidang, sehingga banyak lembaga yang berusaha meningkatkan usahanya. Salah satu perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran struktur geologi Dasar Laut
Lebih terperinciPERANGKAT LUNAK UNTUK PERHITUNGAN SUDUT ELEVASI DAN AZIMUTH ANTENA STASIUN BUMI BERGERAK DALAM SISTEM KOMUNIKASI SATELIT GEOSTASIONER
PERANGKAT LUNAK UNTUK PERHITUNGAN SUDUT ELEVASI DAN AZIMUTH ANTENA STASIUN BUMI BERGERAK DALAM SISTEM KOMUNIKASI SATELIT GEOSTASIONER Veni Prasetiati Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran atau dapat dikatakan juga bahwa pengukuran adalah
Lebih terperinciBAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian 16.2 Bagian Theodolit
BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian Theodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut harisontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur
Lebih terperinciAplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No. 2 Vol. 1 ISSN 2338-350X Desember 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat
Lebih terperinci5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA
5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA Tata koordinat yang kita kenal umumnya adalah jenis Kartesian (Cartesius) yang memakai sumbu X dan Y. Namun dalam astronomi, koordinat ini tidak sesuai dengan
Lebih terperinciKata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA (Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon, Gresik) Ali Pebriadi;Ir. Yuwono, MS;Ir. Roedy Rudianto, M.Si Program Studi Teknik Geomatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan berbagai macam teknologi sekarang ini tidak terlepas dari berkembangnya teknologi satelit. Mulai dari teknologi informasi dan komunikasi, teknologi penginderaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu falak merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu falak merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dengan ilmu falak seseorang dapat menentukan arah kiblat di suatu tempat di permukaan bumi. Dengan
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP
Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP Firman Amanullah 3509100027 Email : surveyorfirman@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam
82 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Program Mawaaqit Mawaaqit merupakan salah satu contoh
Lebih terperinciPERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011
PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011 OLEH: AULIA MUSTIKA AKBARI 3507 100 016 DOSEN PEMBIMBING: DR.ING. IR. TEGUH HARIYANTO, MSC. TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciAnalisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)
A411 Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur) Wahyu Teo Parmadi dan Bangun Muljo Sukojo Jurusan Teknik Geomatika,
Lebih terperinciBab III Pelaksanaan Penelitian
Bab III Pelaksanaan Penelitian Tahapan penelitian secara garis besar terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan kesimpulan. Diagram alir pelaksanaan penelitian dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, salah satunya adalah komputer. Saat ini suatu sistem aplikasi komputer
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pengolahan data saat ini terus berkembang pesat. Ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya perangkat perangkat
Lebih terperinciB A B IV HASIL DAN ANALISIS
B A B IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Output Sistem Setelah sistem ini dinyalakan, maka sistem ini akan terus menerus bekerja secara otomatis untuk mendapatkan hasil berupa karakteristik dari lapisan troposfer
Lebih terperinciPertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal
Pertemuan 3 Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal Koordinat 3D Koordinat 3D Koordinat 3D Pernyataan lintang Pernyataan bujur dan Tinggi λ (Bujur) = sudut yang dibentuk antara meridian suatu titik,
Lebih terperinciJurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Mahasiswa : Cherie Bhekti Pribadi (3509100060) Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc Udiana Wahyu D, ST. MT Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciPROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS
PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS Bagian III : Menghitung Deklinasi Matahari dan Equation of Time A. Pendahuluan Yang disebut dengan deklinasi (declination) adalah jarak sudut antara sebuah
Lebih terperinciPROGRAM PERHITUNGAN TULANGAN GESER JOIN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0
PROGRAM PERHITUNGAN TULANGAN GESER JOIN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh :
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT
BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT Dalam tahap uji akurasi ini, analisis yang hendak penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sudah semakin pesat dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi di bidang komputer saat ini, baik dalam perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sudah semakin pesat dan merambah ke
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB 1. Analisis Metode Hisab Irtifa Hilal Menurut Sistem Almanak Nautika Dalam hisab awal bulan Qamariyah, hasil ketinggian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi observasi monitoring, yaitu dengan melakukan pengamatan dalam interval waktu tertentu dengan mengukur
Lebih terperinciMODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS
MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS Briliana Hendra Prasetya (3507100004) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA, DESS Lalu Muhamad Jaelani,
Lebih terperinciPROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus
PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus Sundial Mizwala Qibla Finder Sundial adalah instrumen penunjuk waktu
Lebih terperinciMEMBUAT PROGRAM APLIKASI FALAK DENGAN CASIO POWER GRAPHIC fx-7400g PLUS Bagian II : Aplikasi Perhitungan untuk Penggunaan Teodolit
MEMBUAT PROGRAM APLIKASI FALAK DENGAN CASIO POWER GRAPHIC fx-7400g PLUS Bagian II : Aplikasi Perhitungan untuk Penggunaan Teodolit Kalkulator sangat membantu proses perhitungan, apalagi jika memakai rumusrumus
Lebih terperinciPENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-399 PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga mempunyai dampak dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam melakukan setiap pekerjaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan penerapan ilmu yang selama ini telah dipelajarai mahasiswa Diploma 3 Teknik Geomatika sebagai evaluasi praktikum disemester
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet
BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet Pada dasarnya azimut planet adalah busur yang diukur dari titik Utara
Lebih terperinciAplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam keuntungan yang didapat oleh perusahaan tersebut. Untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Distributor adalah sebuah badan atau perseorangan yang menyalurkan barang dari produsen ke konsumen dalam jumlah besar. Kinerja distributor cukup berpengaruh
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap
Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap BAMBANG RUDIANTO, RINALDY, M ROBBY AFANDI Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan lapangan. Penelitian di
3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan lapangan. Penelitian di laboratorium dilakukan pada 28-29 Februari 2012 yang bertempat di Workshop Akustik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang yang mulai banyak pembangunan membuat ketersediaan peta menjadi suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan. Seiring perkembangan ilmu dan teknologi
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API (Studi Kasus: Stasiun pasar turi Surabaya-Stasiun Lamongan kota) Budy Pribadi 1, Agung Budi Cahyono ST, MSc,
Lebih terperinciANALISA BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DARI DATA ASTER GDEM TERHADAP DATA BPDAS (STUDI KASUS : SUB DAS BUNGBUNTU DAS TAROKAM)
ANALISA BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DARI DATA ASTER GDEM TERHADAP DATA BPDAS (STUDI KASUS : SUB DAS BUNGBUNTU DAS TAROKAM) Yogyrema Setyanto Putra, Muhammad Taufik Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciAbstrak PENDAHULUAN.
PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH ANTARA PROVINSI JAWA TIMUR DAN PROVINSI BALI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM 4.1. Pengujian Sistem Kendali Otomatis Antenna Parabola dengan simulasi penggunaan di berbagai kota Sistem kendali otomatis antenna parabola dapat digunakan diberbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). Salah satu bidang yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi dalam suatu organisasi tidak dapat diragukan lagi. Dukungannya dapat membuat sebuah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kegiatan perjalanan dinas. Kegiatan perjalanan dinas dapat dilaksanakan
Lebih terperinciPengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-212 Pengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut,
Lebih terperinciPemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan
PERPETAAN - 2 Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yang sebagian datanya diperoleh dari photo
Lebih terperinciMODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN
Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Dalam pekerjaan pekerjaan ukur tanah,
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Azimut Bintang dan Planet
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Azimut Bintang dan Planet Penentuan arah kiblat menggunakan azimut bintang dan planet adalah sebuah metode yang menggunakan benda-benda
Lebih terperinciBAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis
63 BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis dan Interpretasi Data Pengamatan kecerlangan langit menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografis adalah sebuah alat bantu manajemen yang berupa informasi berbantuan komputer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampaknya dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini sangat berkembang, sehingga dampaknya dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA. Ali Pebriadi
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon Kabupaten Gresik Ali Pebriadi 3506.100.049 Latar Belakang Pemanfaatan tanah dan penggunaan
Lebih terperinciEdwin Martha P. 1, Chatarina Nurjati S. 1, dan Roedy Rudianto 2. Abstrak
APLIKASI KADASTRAL 3 DIMENSI GUNA MENGOPTIMALKAN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN PROPERTI HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN (HMASRS) STUDI KASUS : PAKUWON TRADE CENTER, SURABAYA BARAT Edwin Martha P. 1, Chatarina
Lebih terperinciStudi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan
A723 Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan Reza Fajar Maulidin, Hepi Hapsari Handayani, Yusup Hendra Perkasa Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal perkembangan Islam, penentuan arah kiblat tidak banyak menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan beliau sendiri yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar, cepat, tepat dan pastinya mudah. dengan transaksi keuangan dengan tepat dan akurat. Sebagai contoh penulis
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, setiap manusia menginginkan cara cepat dalam penuntasan masalah dalam kesehariannya. Tidak berbeda dengan perusahaan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam
BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam Tangan Analog Sebagaimana yang telah dikemukakan pada pembahasan
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION
ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION SIAM ARIFAL EFFENDI, MUHAMMAD TAUFIK, EKO YULI HANDOKO Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Hidrologi dan Tata Air merupakan badan pemerintah yang mengelola data hidrologi di Indonesia. Badan ini memiliki fungsi untuk melakukan penyusunan program, pengumpulan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini penulis akan membuat Sistem Informasi Geografis Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir ini dapat memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bangunan dituntut untuk bisa memiliki struktur yang kuat. Salah satu elemen yang berperan penting pada suatu bangunan adalah kolom. Kolom merupakan elemen
Lebih terperinciPROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS
PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS Bagian III : Menghitung Deklinasi Matahari dan Equation of Time A. Pendahuluan Yang disebut dengan deklinasi (declination) adalah jarak sudut antara sebuah
Lebih terperinciALGORITMA DAN DIAGRAM ALIR
Minggu ke 4 PENDAHULUAN ALGORITMA DAN DIAGRAM ALIR 1. Deskripsi singkat Pada minggu ini dipelajari pengertian program, algoritma sebagai prosedur dalam penyusunan program, pengertian dan simbol-simbol
Lebih terperinci