ACCESS TO JUSTICE FOR THE POOR: THE BADILAG EXPERIENCE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ACCESS TO JUSTICE FOR THE POOR: THE BADILAG EXPERIENCE"

Transkripsi

1 ACCESS TO JUSTICE FOR THE POOR: THE BADILAG EXPERIENCE Oleh: WAHYU WIDIANA Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia IACA ASIA-PACIFIC CONFERENCE IN BOGOR MARET 2011

2 ACCESS TO JUSTICE FOR THE POOR: THE BADILAG EXPERIENCE PENDAHULUAN Wacana akses kepada keadilan (access to justice) kini tidak hanya menjadi sekedar wacana nasional tetapi telah menjadi isu yang begitu massive digaungkan untuk dapat diimplementasikan di Indonesia yang berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa. Indonesia memberikan perhatian serius terhadap pemenuhan akses terhadap keadilan terutama bagi masyarakat miskin, termarjinalkan dan kaum perempuan. Hal ini bisa dilacak dari langkah konkrit yang diambil oleh pemerintah dan lembaga negara. Ditandai dengan peluncuran Strategi Nasional Akses terhadap Keadilan pada bulan Mei 2009 oleh pemerintah, sebagian besar kebijakan, anggaran dan agenda legislative Indonesia telah diselaraskan untuk kepentingan kelompok-kelompok yang kurang beruntung dalam memperoleh akses kepada keadilan. Kemudian juga bisa dilihat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Indonesia yang termaktub dalam Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) RPJM tersebut memasukkan target yang diberlakukan bagi tiap-tiap yurisdiksi peradilan perihal jumlah masyarakat miskin dan terpinggirkan yang harus diberi akses yang lebih baik terhadap pengadilan Indonesia melalui pembebasan biaya perkara, sidang keliling, penyediaan informasi hukum pada pos bantuan hukum yang berada di gedung pengadilan, dan melalui hibah bantuan untuk memperoleh kuasa hukum. Selanjutnya, pada tanggal 21 April 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan Berkeadilan, yang memberikan penekanan pada pentingnya keadilan bagi semua dalam mencapai tujuan-tujuan penanggulangan kemiskinan di Indonesia yang lebih luas, termasuk Tujuan Pembangunan Milenium. Salah satu program yang tercantum dalam Inpres tersebut bertujuan meningkatkan akses hukum untuk perkara-perkara hukum keluarga bagi perempuan miskin dan kelompok-kelompok terpinggirkan lainnya. Dalam Inpres No. 3/2010 tersebut Presiden memerintahkan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM untuk berkoordinasi dengan Mahkamah Agung dalam menjalankan program Justice for All, terutama dalam pelaksanaan sidang keliling dan fasilitas perkara prodeo. Dan pada bulan Oktober 2010, Ketua Mahkamah Agung meluncurkan Cetak Biru (Blue Print) Pembaruan Mahkamah Agung RI dan salah satu komponen utama pada peta jalan reformasi pengadilan Indonesia untuk sepuluh tahun mendatang ini ialah akses terhadap keadilan. Sebelumnya, pada bulan Agustus 2010, Ketua Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran (SEMA No. 10/2010) tentang Pedoman Pemberian Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 1

3 Bantuan Hukum, yang salah satu isinya mengatur tentang fasilitas perkara prodeo, pelayanan sidang keliling dan pos bantuan hukum di pengadilan. Upanya untuk mewujudkan access to justice ini dalam implementasinya meliputi tiga hal. Pertama, hak untuk memperoleh manfaat dan mengunakan institusi peradilan. Kedua, adanya jaminan ketersediaan sarana pemenuhan hak bagi masyarakat miskin untuk mencapai keadilan. Dan ketiga, adanya metode dan prosedur yang efektif untuk memperluas akses masyarakat terhadap keadilan. Dalam konteks Indonesia, ada beberapa sarana/fasilitas yang disediakan oleh lembaga peradilan, dengan dana dari negara, untuk menjamin akses masyarakat miskin untuk memperoleh keadilan. Dua sarana yang paling populer yang sudah sejak lama diperkenalkan dan dijalankan oleh peradilan agama di Indonesia adalah fasilitas prodeo (pembebasan biaya perkara) dan pelaksanaan sidang keliling di tempat yang mudah dijangkau masyarakat yang tinggal di pelosok. Di samping itu, mulai tahun 2011 pos bantuan hukum mulai diberlakukan di pengadilan agama untuk membantu masyarakat yang tidak mampu. Makalah berikut ini akan membahas lebih jauh mengenai peran Pengadilan Agama dalam meningkatkan access to justice bagi golongan tidak mampu dan yang tinggal di daerah terpencil, melalui upaya pembebasan biaya perkara (prodeo), pelaksanaan sidang keliling dan pos bantuan hukum. PENGADILAN AGAMA DAN ACCESS TO JUSTICE Potret nyata dari upaya Pengadilan Agama dalam meningkatkan akses terhadap keadilan dapat dilacak sejak tahun 2007 setelah dilakukannya survey skala nasional mengenai akses dan kesetaraan di Pengadilan Agama. Survey yang diadakan atas kerjasama Mahkamah Agung dengan Family Court of Australia dan Indonesia Australia Legal Development Facilities (IALDF) ini bertujuan melihat tingkat kepuasan warga masyarakat yang benar-benar menggunakan Pengadilan Agama untuk menangani urusan hukum keluarga mereka. Studi ini juga berupaya mengetahui apakah ada kelompok-kelompok masyarakat, khususnya yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang tidak dapat atau tidak bersedia mengakses layanan Pengadilan Agama untuk mengurus perceraian mereka, dan bila memang ada, untuk kemudian mencari tahu penyebabnya. Dari hasil penelitian itu terungkap beberapa temuan penting. Setidaknya ada 5 (lima) temuan utama dari penelitian yang kemudian dipublikasikan oleh Cate Sumner dalam buku Providing Justice to the Justice Seekers: A Report on the Indonesian Religious Courts Access and Equity Study, sebagai berikut: 1. Terdapat tingkat kepuasan yang tinggi diantara para pengguna Pengadilan Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 2

4 Agama (70 %) atas pelayanan yang diberikan. Mereka mengatakan akan kembali ke Pengadilan Agama jika nanti mempunyai masalah hukum yang sama. 2. Kelompok termiskin dari masyarakat Indonesia menghadapi kendala yang siginikan dalam membawa perkara hukum keluarga mereka ke pengadilan. 3. Akibatnya, terdapat siklus perkawinan dan perceraian illegal bagi Perempuan Kepala Keluarga (kelompok yang disurvey) yang hidup di bawah garis kemiskinan. 4. Bagi masyarakat miskin, kendala utama dalam mengakses Pengadilan Agama adalah masalah keuangan yang berkaitan dengan biaya perkara dan ongkos transportasi dari dan ke pengadilan. 5. kendala lainnya bagi masyarakat miskin dalam mengakses Pengadilan Agama adalah kurangnya kejelasan informasi bagi mereka yang belum melek aksara. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, penelitian ini juga selanjutnya mengusung sejumlah rekomendasi untuk reformasi Peradilan Agama kaitannya dengan peningkatan akses terhadap keadilan dan pelayanan publik. Rekomendasi tersebut adalah: 1. Peningkatan anggran prodeo 2. Penyediaan informasi yang jelas dan seragam mengenai prosedur berperkara secara prodeo. 3. Peningkatan pelaksanaan sidang keliling dan penaikan anggaran sidang keliling. 4. Penyediaan informasi yang lebih baik tentang proses berperkara. 5. Peningkatan pelayanan publik (client service). Mahkamah Agung kemudian memberikan respon cepat atas temuan dan rekomendasi penelitian diatas. Beberapa langkah strtaegis yang telah diambil adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan anggaran untuk fasilitas prodeo dan sidang keliling. Pada tahun 2007, anggaran untuk prodeo dan sidang keliling adalah sebesar Rp. 1 Milyar. Pada tahun 2008, negara secara signifikan meningkatkan anggaran untuk sektor ini menjadi sebesar Rp. 30 Milyar. Namun demikina, pada tahun 2009 dan 2010, anggaran tersebut menurun karena tingkat serapan yang rendah. Penurunan ini disebabkan karena belum adanya aturan yang jelas dalam sistem pertanggung jawaban keuangan negara berkaitan dengan fasilitas prodeo. Akan tetapi, sejak Agustus 2010 dengan terbitnya Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum, aturan mengenai sistem pertanggung jawaban keuangan negara tersebut sudah ada. Ketentuan mengenai prodeo, sidang keliling dan pos bantuan hukum diatur secara jelas dalam SEMA tersebut. Petunjuk Tenis/Pelaksanaan mengenai pencairan dan sistem pertanggung jawaban keuangan negara kemudian diatur oleh aturan yang mengikutinya, yang disusun oleh Direktorat masing-masing pengadilan. Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 3

5 2. Dengan meningkatnya anggaran untuk sidang keliling, secara otomatis pelaksanaan sidang kelilingpun meningkat. Jika pada fasilitas prodeo masyarakat miskin terbantu dalam membayar biaya perkara, maka dalam sidang keliling ini, masyarakat yang tinggal jauh dari kantor pengadilan atau di daerah pelosok sangat terbantu dalam menanggulangi kendala biaya dalam hal ongkos transportasi dari dan ke pengadilan. Penelitian lanjutan dilakukan pada tahun 2009 yang melibatkan Peradilan Negeri sebagai lembaga peradilan yang disurvey. Masih mengambil tema yang sama, Studi tentang Akses dan Kesetaraan pada Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama, penelitian ini juga disponsori oleh Indonesia Australia Legal Development Facility (IALDF) yang berada di bawah AusAID. Temuan-temuan pada penelitian kali ini menyuarakan hal yang sama dengan temuan sebelumnya yang dilakukan khusus di lingkungan Pengadilan Agama. Beberapa dari temuan itu misalnya, akses masyarakat miskin ke pengadilan di Indonesia dalam perkara hukum keluarga sangat rendah. 9 dari 10 perempuan kepala keluarga yang disurvey tidak mampu mengakses pengadilan untuk perkara cerai mereka. Hambatan yang dihadapi adalah masalah finansial yang berkaitan dengan biaya perkara dan ongkos transportasi ke dan dari pengadilan. Temuan lainnya menyatakan bahwa masyarakat miskin yang tinggal di pelosok yang jauh dari pengadilan menghadapi kendala tingginya ongkos transportasi untuk mengakses pengadilan. Tidak jauh berbeda dengan peneitian terdahulu, respon strategis untuk membantu membuka lebar akses masyarakat miskin ke pengadilan adalah dengan semakin meningkatkan pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo dan pelaksanaan sidang keliling bagi masyarakat miskin yang tinggal di daerah terpencil. Hanya saja, karena keterbatasan anggaran, pelaksanaan sidang keliling tidak bisa dilaksanakan setiap saat tetapi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia di setiap pengadilan. Yang terakhir adalah penelitian tentang Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia. Dalam publikasi penelitian yang dilakukan oleh PEKKA, sebuah NGO nasional yang concern terhadap pemberdayaan perempuan kepala keluarga, dan didanai oleh AusAID ini terungkap pula temuan yang sama, diantaranya: 1. Kelompok masyarakat Indonesia yang paling miskin menghadapi kendala yang signifikan dalam membawa perkara hukum keluarga mereka ke pengadilan % perempuan kepala keluarga anggota PEKKA (yang disurvey) akan berupaya dapat bercerai secara sah apabila mereka dibebaskan dari biaya perkara. 3. Tingginya biaya transportasi menjadi penghalang dalam mengakses pengadilan, khususnya bagi masyarakat miskin pedesaan yang tinggal jauh dari lokasi pengadilan. Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 4

6 4. 89 % perempuan PEKKA akan lebih termotivasi bercerai secara sah bila sidang keliling diselenggarakan di kota dekat tempat tinggal mereka. Bagi kaum miskin yang tinggal di pedesaan, besarnya biaya transportasi merupakan bagian signifikan dari keseluruhan biaya untuk membawa perkara ke pengadilan. Biaya transportasi dapat mencapai 70% atau lebih dari total biaya membawa perkara ke pengadilan. Menghadirkan pengadilan lebih dekat kepada para pihak dapat secara signifikan mengurangi biaya membawa perkara ke pengadilan dan meningkatkan akses terhadap keadilan bagi masyarakat miskin yang hidup di pedesaan dan daerah terpencil. Berdasarkan hasil-hasil temuan tersebut, jelaslah bahwa pembebasan biaya perkara dan sidang keliling memainkan peranan vital dalam membuka dan meningkatkan akses kepada keadilan bagi masyarakat miskin dan yang tinggal di daerah terpencil. Semakin tinggi anggaran prodeo untuk masyarakat miskin, maka akan semakin banyak masyarakat miskin yang terbantu dalam menyelesaikan perkaranya. Begitu juga dalam sidang keliling, semakin banyak frekuensi sidang keliling yang dilaksanakan seiring dengan meningkatnya anggaran, maka akan semakin banyak orang miskin (terutama yang tinggal di pelosok) yang mendapatkan akses terhadap keadilan. ACCESS TO JUSTICE: FASILITAS PRODEO, SIDANG KELILING DAN POS BANTUAN HUKUM Akses kepada keadilan bagi masyarakat yang tidak mampu dan yang tinggal di pelosok telah secara eksplisit diatur dalam undang-undang. Undang-Undang No. 48/2009 tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 56 (2) jo. pasal 60B (2) UU No. 50/2009 tentang Peradilan Agama menyatakan: Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu. Kemudian pasal 60C (1) UU No. 50/2009 jo. pasal 57 (1) UU No. 48/2009 menyebutkan: Pada setiap pengadilan agama dibentuk pos bantuan hukum untuk pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum. Dalam rangka merespon tuntuntan undang-undang dan upaya meningkatkan akses keadilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan serta yang tinggal di tempat terpencil, Ketua Mahkamah Agung pada bulan Agustus 2010 menerbitkan Surat Edaran Mahkama Agung (SEMA) No. 10/2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum. SEMA ini mengatur 3 (tiga) hal pokok dalam pemberian bantuan hukum, yakni (1) pelaksanaan sidang keliling, (2) pembebasan biaya perkara (prodeo), dan (3) pos bantuan hukum di pengadilan. Kenyataannya, sebelum lahirnya undang-undang dan SEMA seperti tersebut diatas, Mahkamah Agung dan Ditjen Badilag (Badan Peradilan Agama) sudah melakukan respon cepat atas temuan-temuan beberapa hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya. Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 5

7 Berikut dipaparkan pengalaman Badilag (Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI) dalam upaya meningkatkan akses kepada keadilan bagi masyarakat miskin melalui fasilitas perkara prodeo, sidang keliling dan pos bantuan hukum. Pembebasan Biaya Perkara (Prodeo) Peraturan perundang-undangan menyatakan dengan tegas bahwa pembayaran biaya perkara merupakan syarat imperatif (imperative requirement) atau syarat yang memaksa atas pendaftaran perkara dalam buku registrasi. Konsekuensinya, apabila penggugat belum membayar lunas biaya perkara, maka gugatan penggugat tidak bisa diproses lebih lanjut oleh pengadilan. Namun demikian, undang-undang juga mengatur tentang pemberian izin berperkara tanpa biaya (free of charge) bagi mereka yang tidak mampu. Hal itu seperti diatur pada pasal 237 HIR (Herziene Indonesisch Reglement) yang kemudian dikukuhkan dengan lahirnya UU No. 48/2009 jo. UU No. 50/2009. Alasan dasar memberikan izin berperkara secara prodeo adalah karena alasan kemanusiaan (humanity), keadilan umum (general justice) dan pemberian hak dan kesempatan (opportunity) bagi orang miskin untuk mempertahankan hak dan kepentingannya di pengadilan secara cuma-cuma. Apapun alasannya, karena sekarang undang-undang (No. 48/20 jo. No. 50/2009) secara tegas menyatakan bahwa negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu, maka negara berkewajiban memenuhi amanat undangundang tersebut. Adapun implementasinya salah satunya bisa diwujudkan dengan pemberian anggaran ke pengadilan untuk pembebasan biaya perkara bagi masyarakat miskin. Sebelum diberlakukannya sistem satu atap (one roof system) di bawah Mahkamah Agung RI, juga bahkan sebelum dilakukannya survey tentang akses dan kesetaraan (access and equity survey) di Pengadilan Agama pada tahun 2007, anggaran pengadilan untuk perkara prodeo tidaklah besar. Konsekuensinya, tidak banyak masyarakat miskin yang terbantu dalam menyelesaikan perkaranya di pengadilan agama. Belum ada perhatian khusus baik dari negara maupun dari pihak pengadilan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin melalui fasilitas berperkara secara prodeo ini. Akan tetapi paska dirilisnya hasil penelitian akses dan kesetaraan di pengadilan agama yang dilakukan pada tahun 2007, terjadi peningkatan signifikan dalam pelayanan berperkara secara prodeo. Hal itu terjadi karena adanya respon cepat dari Mahkamah Agung dalam menyikapi hasil penelitian. Pada tahun 2007, pengadilan agama mendapatkan anggaran untuk perkara prodeo dan sidang keliling sebesar Rp. 1 milyar. Dengan dilatar belakangi hasil penelitian diatas, pada tahun 2008 anggaran pada sektor tersebut pada pengadilan agama meningkat drastis menjadi Rp. 30 milyar walaupun kemudian pada tahun-tahun Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 6

8 berikutnya (2009 dan 2010) anggaran untuk prodeo dan sidang keliling ini mengalami penurunan karena tingkat serapan anggaran yang rendah. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya serapan untuk anggaran prodeo dan sidang keliling. Faktor yang paling dominan adalah karena belum adanya aturan hukum yang jelas mengenai prosedur penggunaan dan pertanggung jawaban keuangan negara atas anggaran tersebut. Bersamaan dengan peningkatan anggaran, dibangun juga sebuah sistem pelaporan untuk memudahkan pemantauan dan pertanggung jawaban dari dana tersebut diatas. Sistem tersebut dinamakam SMS Gateway. Sistem ini mengontrol jumlah anggaran yang digunakan untuk perkara prodeo dan sidang keliling termasuk jumlah perkara yang ditangani. Data Perkara Prodeo dan Target 2011 Berdasarkan data pada SMS Database, dari waktu ke waktu, terdapat peningkatan jumlah masyarakat miskin yang mengakses program pembebasan biaya perkara yang ditawarkan Pengadilan Agama. Peningkatan siginifikan ini terjadi paska survey nasional akses dan kesetaraan pada pengadilan agama yang diikuti dengan kebijakan peningkatan anggaran. Pada tahun 2010 perkara prodeo yang diselesaikan oleh Pengadilan Agama berjumlah perkara. Pada tahun 2011, Badilag mendapatkan anggaran untuk perkara prodeo sebesar Rp ,-. dan Badilag telah menetapkan target untuk menyelesaikan perkara prodeo sebanyak perkara. Target ini juga sesuai dengan yang termaktub dalam Inpres No. 3/2010 tanggal 21 April 2010, dimana Dirjen Badilag ikut terlibat aktif dalam penyusunan Inpres tersebut khususnya yang berkaitan dengan perkara prodeo dan sidang keliling. Badilag yakin target tersbut bisa dicapai mengingat aturan hukum yang mengatur tentang tata cara penggunaan dan pertanggung jawaban keuangan negara yang berkaitan dengan anggaran perkara prodeo sudah diatur secara rinci dalam SEMA No. 10/2010 beserta petunjuk teknis yang mengikutinya. Disamping itu, SEMA No. 10/2010 lebih memperlonggar persyaratan bagi masyarakat miskin dalam mengajukan perkara prodeo. Jika dalam undang-undang ditetapkan (hanya) Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan yang dapat dijadikan syarat mengajukan perkara prodeo, maka dalam SEMA tersebut semua keterangan resmi dari pihak yang berwenang tentang ketidakmampuan dapat dijadikan syarat untuk berperkara secara cuma-cuma. Sidang Keliling Sebelum Sistem Satu Atap Secara historis, Peradilan Agama sudah sejak lama mempraktekkan sidang keliling untuk mendekatkan pengadilan kepada para penggunanya yang tinggal di daerah Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 7

9 pelosok dan terpencil yang juga sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan. Pelaksanaan sidang keliling tersebut bahkan sudah menjadi tradisi di lingkungan Peradilan Agama bahkan sebelum diperkenalkannya sistem satu atap (one roof system) di bawah Mahkamah Agung RI pada tahun 2004, walaupun tidak diketahui pasti mulai kapan sidang keliling dilaksanakan. Pada waktu itu negara kurang memberikan perhatian bagi peningkatan akses keadilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan terutama yang tinggal di pelosok. Tidak ada anggaran khusus yang disediakan untuk pelaksanaan sidang keliling dan prodeo. Akan tetapi tradisi sidang keliling tersebut tetap dilaksanakan secara suka rela oleh pengadilan agama. Paling tidak ada dua alasan utama mengapa sidang keliling di pengadilan agama demikian mentradisi dan sudah menjadi semacam keniscayaan: Pertama; Peraturan perundang-undangan menyatakan bahwa di setiap kabupaten/kota perlu ada sebuah pengadilan agama/mahkamah syar iyah. Saat ini Indonesia terdiri dari 443 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Sementara itu sampai saat ini hanya terdapat 343 pengadilan agama/mahkamah syar iyah seluruh Indonesia, yang berarti masih kekurangan 100 pengadilan agama. Untuk mengatasi kendala akses ke pengadilan bagi masyarakat di suatu kabupaten yang belum ada pengadilan agama-nya maka dilaksanakanlah sidang keliling. Kedua; Adanya semacam keyakinan/komitmen kelembagaan pengadilan agama untuk mewujudkan gagasan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Pengadilan agama adalah pengadilan yang dibentuk salah satunya khusus untuk menyelesaikan sengketa hukum keluarga bagi masyarakat Muslim. Terlebih jumlah masyarakat miskin masih begitu besar di samping juga ketika pembinaan administrasi dan keuangan masih berada di bawah Departemen Agama, pengadilan agama memperoleh anggaran untuk melakukan sosialisasi hukum, meski jumlahnya tidak bisa dikatakan besar. Sidang Keliling Paska Sistem Satu Atap Sistem satu atap (one-roof system) melahirkan hal-hal baru dalam hal peningkatan akses keadilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. Ketua Mahkamah Agung menaruh perhatian yang sangat besar dalam program peningkatan access to justice ini. Terlebih lagi setelah terkuaknya beberapa temuan-temuan penting dalam survey skala nasional terhadap Akses dan Kesetaraan pada pengadilan agama dan pegadilan negeri. Temuan-temuan dalam Studi Akses dan Kesetaraan yang telah dijabarkan diatas memberikan daya dorong bagi reformasi untuk meningkatkan keterbukaan peradilan dan, selanjutnya, akses ke pengadilan bagi masyarakat miskin. Upaya-upaya ini didanai oleh Mahkamah Agung dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Ditjen Badilag MA RI. Seperti yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, Mahkamah Agung memberikan Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 8

10 respon strategis terhadap hasil survey berupa peningkatan anggaran untuk fasilitas prodeo dan sidang keliling. Peningkatan jumlah anggaran ini merupakan prasyarat yang memang diperlukan untuk dapat meningkatkan akses ke Pengadilan Agama bagi perempuan, masyarakat miskin, dan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Biaya perkara pengadilan yang dibayarkan oleh klien di Pengadilan Agama kebanyakan digunakan untuk biaya pemanggilan para pihak dan para saksi untuk hadir di persidangan, serta untuk biaya-biaya proses pengadilan lainnya. Oleh karenanya dibutuhkan adanya anggaran tambahan untuk menutup biaya perkara yang dibebaskan bagi masyarakat miskin, serta untuk menutup biaya transportasi dan biayabiaya lainnya untuk membawa hakim dan pegawai pengadilan ke daerah-daerah terpencil untuk menyidangkan perkara melalui sidang keliling. Data Sidang Keliling dan Target 2011 Pengadilan Agama terus menerus melakukan upaya-upaya signifikan untuk meningkatkan akses terhadap keadilan bagi masyarakat miskin dan kelompok masyarakat terpinggirkan, dan khususnya bagi perempuan serta mereka yang tinggal di pelosok. Terdapat peningkatan empat kali lipat jumlah klien Pengadilan Agama dari daerah pedesaan dan daerah terpencil yang perkaranya disidang melalui sidang keliling. Melalui program sidang keliling di daerah-daerah terpencil serta program pembebasan biaya perkara, Pengadilan Agama juga telah membantu mengatasi masalah pencatatan kelahiran. Di tahun 2010, lebih dari perkara isbat nikah diajukan ke Pengadilan Agama. Dalam perkara seperti ini, pengadilan memberikan dokumen pada pemohon yang dapat dijadikan bukti sahnya perkawinan mereka. Dokumen ini nantinya dapat digunakan di catatan sipil untuk memperoleh dokumen identitas penting lainnya, termasuk, misalnya, akta kelahiran yang mencantumkan nama kedua orang tua anak. Satu hal yang menarik adalah bahwa umumnya dari perkara yang disidangkan melalui sidang keliling adalah juga perkara prodeo dimana para pihak dibebaskan dari biaya perkara. Berikut ini perbandingan jumlah perkara yang ditangani pada sidang keliling dalam rentang waktu : Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 9

11 TAHUN JUMLAH PERKARA PADA SIDANG KELILING Sidang keliling tersebut dilaksanakan oleh pengadilan agama/mahkamah syar iyah seluruh Indonesia dengan lokasi sidang keliling yang berjumlah 179 lokasi. Pada tahun 2011, mendapatkan anggaran untuk sidang keliling sebesar Rp ,- dan Ditjen Badilag memiliki target untuk membantu masyarakat miskin dan terpinggirkan sesuai dengan budget yang diberikan adalah sebesar perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling. Kegiatan lapangan yang baru-baru ini dilakukan bersama LSM PEKKA menemukan bahwa pada 20 kabupaten/kota dari keseluruhan 440 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, dari perempuan kepala keluarga yang disurvei terdapat rata-rata perkara isbat nikah yang perlu mereka ajukan ke Pengadilan Agama agar mereka dapat memperoleh akta kelahiran bagi anak-anaknya. Akan tetapi, untuk dapat melakukannya, mereka perlu mendapatkan dukungan dari Pengadilan Agama dalam bentuk pembebasan biaya perkara pengadilan. Perkara-perkara tersebut juga perlu disidangkan di sidang keliling yang diselenggarakan dekat dengan lokasi desa tempat tinggal mereka yang umumnya terpencil. Pos Bantuan Hukum di Pengadilan Agama Pos Bantuan Hukum (Posbakum) merupakan pranata baru di Peradilan Agama. Keberadaannya merupakan implementasi dari amanat pasal 60C (1) UU No. 50/2009 yang mewajibkan pembentukan pos bantuan hukum pada setiap pengadilan agama untuk pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum. Pos Bantuan Hukum merupakan salah satu dari tiga serangkai bantuan hukum seperti yang telah diatur dalam SEMA No. 10/2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum. Jika fasilitas prodeo diperuntukkan bagi masyarakat miskin dalam pembebasan biaya perkara dan sidang keliling dikhususkan bagi masyarakat miskin yang tinggal di daerah terpencil, maka Posbakum dibentuk untuk membantu masyarakat miskin (terutama perempuan dan anak-anak serta penyandang cacat) yang tidak mampu membayar jasa advokat. Adapun jenis jasa hukum yang diberikan pada Posbakum di pengadilan agama adalah pemberian informasi, konsultasi, advis dan pembuatan surat gugatan/permohonan. Sedangkan pemberi jasa bantuan hukum yang bertugas di Posbakum adalah pihak luar pengadilan (advokat, sarjana hukum dan sarjana syari ah) yang berasal dari organisasi Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 10

12 bantuan hukum dari unsur asosiasi profesi advokat, perguruan tinggi dan LSM. Khusus untuk perkara jinayah di mahkamah syar iyah, seperti halnya di pengadilan negeri, dimungkinkan juga penyediaan advokat pendamping secara cuma-cuma untuk membela penerima jasa bantuan hukum di persidangan. Pada tahun 2011, Peradilan Agama memperoleh anggaran untuk Posbakum sebesar Rp ,-. Anggaran tersebut dialokasikan untuk 46 pengadilan agama/mahkamah syar iyah seluruh Indonesia sebagai proyek percontohan (pilot project) Posbakum yang mulai aktif berjalan sejak awal Maret Dengan anggaran tersebut, 46 pengadilan agama/mahkamah syar iyah ditargetkan dapat memberikan jumlah layanan kepada orang-orang yang tidak mampu. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang, tentunya seiring dengan ditingkatkannya anggaran untuk Posbakum, semakin banyak jumlah pengadilan agama/mahkamah syar iyah di Indonesia yang mendirikan Posbakum sehingga semakin banyak jumlah masyarakat miskin yang terbantu dalam mengakses pengadilan. PENUTUP Prodeo, sidang keliling (dan juga Pos Bantuan Hukum) seperti telah dijelaskan di atas, memainkan peran signifikan dalam meningkatkan akses terhadap keadilan bagi masyarakat miskin atau mereka yang tinggal di daerah terpencil. Sejatinya anggaran untuk ketiga jenis bantuan hukum tersebut disesuaikan dengan tingkat kebutuhan (demand) masyarakat. Akan tetapi mengingat keterbatasan anggaran negara, maka paling tidak ada dua hal yang dapat dijalankan agar akses terhadap keadilan bagi masyarkat miskin dapat tetap terlaksana melalui prodeo, sidang keliling dan Posbakum: Pertama, pengadilan harus bekerja sama dengan LSM, pemerintah dan lembaga terkait demi tercapainya optimalisasi fasilitas perkara prodeo, sidang keliling dan Posbakum sehingga akses masyarakat miskin terhadap pengadilan semakin terbuka lebar. Kedua, memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran kepada seluruh warga masyarakat bahwa pengadilan mempunyai keterbatasan anggaran dalam memberikan fasilitas perkara prodeo, penyelenggaraan sidang keliling dan pembentukan Pos Bantuan Hukum. o0o Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 11

13 DAFTAR PUSTAKA Cate Sumner, Access to justice: empowering female heads of household in Indonesia, PEKKA dan AusAID, Providing justice to the justice seeker: a report on the Indonesian Religious Courts Access and Equity Study 2007: summary of research findings, Jakarta: Mahkamah Agung and AusAID (IALDF), Providing justice to the justice seeker: a report on the Indonesian Religious Courts Access and Equity Study : summary of research findings, Jakarta: Mahkamah Agung dan AusAID (IALDF), 2010 Cate Sumner, Tim Lindsey, Courting Reform: Indonesia s Islamic Courts and Justice for the Poor, New South Wales Australia: Lowy Institute for International Policy, 2010 Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan Agama, Direktorate Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI. M. Yahya Harahap, SH., Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, Access to Justice for the Poor; the Badilag Experience - 12

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA LAMPIRAN - B PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA BAB I PENDAHULUAN Kebijakan negara akan arah pembangunan semakin menegaskan pentingnya akses ke pengadilan bagi masyarakat miskin

Lebih terperinci

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010 SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010 PENGADILAN AGAMA KELAS IA BENGKULU Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 11 Bengkulu 38221 LAMPIRAN - B PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

JUSTICE FOR ALL Pengalaman Peradilan Agama Dalam Reformasi Peradilan Dan Penerapan Etika Hakim 1 Oleh : Drs. H. Wildan Suyuthi, SH, MH 2.

JUSTICE FOR ALL Pengalaman Peradilan Agama Dalam Reformasi Peradilan Dan Penerapan Etika Hakim 1 Oleh : Drs. H. Wildan Suyuthi, SH, MH 2. JUSTICE FOR ALL Pengalaman Peradilan Agama Dalam Reformasi Peradilan Dan Penerapan Etika Hakim 1 Oleh : Drs. H. Wildan Suyuthi, SH, MH 2. A. Pendahuluan Bank Dunia dan Direktorat Jenderal Badan Peradilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanah pasal 4 Undang-Undang No 14 Tahun 1970 jo

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanah pasal 4 Undang-Undang No 14 Tahun 1970 jo 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanah pasal 4 Undang-Undang No 14 Tahun 1970 jo Undang-Undang No 4 Tahun 2004, peradilan harus dilakukan dengan asas sederhana, cepat, dan biaya ringan.

Lebih terperinci

Jakarta, 30 Agustus SURAT EDARAN Nomor : 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum

Jakarta, 30 Agustus SURAT EDARAN Nomor : 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum LAMPIRAN 7 KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 10/Bua.6/Hs/SP/VIII/2010 Jakarta, 30 Agustus 2010 Kepada Yth. 1. Ketua Pengadilan Negeri 2. Ketua Pengadilan Agama 3. Ketua Pengadilan Tata Usaha

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL DISKUSI KOMISI II BIDANG URUSAN LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA RAKERNAS MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2011

RUMUSAN HASIL DISKUSI KOMISI II BIDANG URUSAN LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA RAKERNAS MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2011 RUMUSAN HASIL DISKUSI KOMISI II BIDANG URUSAN LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA RAKERNAS MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2011 I. Teknis Judisial A. Hukum Formal 1. Untuk menghindari terjadinya kerugian pihak Penggugat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN IMPLEMENTASI SIADPA PLUS PENGADILAN AGAMA / MAHKAMAH SYAR IYAH TAHUN 2012

PEDOMAN PENILAIAN IMPLEMENTASI SIADPA PLUS PENGADILAN AGAMA / MAHKAMAH SYAR IYAH TAHUN 2012 PEDOMAN PENILAIAN IMPLEMENTASI SIADPA PLUS PENGADILAN AGAMA / MAHKAMAH SYAR IYAH TAHUN 2012 A. Latar Belakang Dalam pemanfaatan Teknologi Informasi pada proses administrasi peradilan di pengadilan agama,

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN A PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Penyelenggaraan dan penggunaan anggaran bantuan hukum di

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KETENTUAN UMUM Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan dan penggunaan anggaran bantuan hukum di lingkungan Peradilan Umum adalah meliputi Pos Bantuan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN A PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Penyelenggaraan dan penggunaan anggaran bantuan hukum di

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN

Lebih terperinci

PEMBINAAN PERADILAN AGAMA DAN UPAYA PENINGKAATAN AKSES TERHADAP KEADILAN UNTUK SEMUA (JUSTICE FOR ALL)*

PEMBINAAN PERADILAN AGAMA DAN UPAYA PENINGKAATAN AKSES TERHADAP KEADILAN UNTUK SEMUA (JUSTICE FOR ALL)* PEMBINAAN PERADILAN AGAMA DAN UPAYA PENINGKAATAN AKSES TERHADAP KEADILAN UNTUK SEMUA (JUSTICE FOR ALL)* Oleh: Wahyu Widiana (Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI) Pendahuluan Penegakan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Bantuan Hukum. Bantuan hukum disini dimaksudkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Program Bantuan Hukum. Bantuan hukum disini dimaksudkan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bantuan hukum merupakan suatu media yang dapat digunakan oleh semua orang dalam rangka menuntut haknya atas adanya perlakuan yang tidak sesuai dengan kaedah

Lebih terperinci

Keikutsertaan Fakultas Syari ah dan Hukum UIN SGD Bandung dalam Program Layanan Hukum di Melbourne, Australia

Keikutsertaan Fakultas Syari ah dan Hukum UIN SGD Bandung dalam Program Layanan Hukum di Melbourne, Australia Keikutsertaan Fakultas Syari ah dan Hukum UIN SGD Bandung dalam Program Layanan Hukum di Melbourne, Australia Dr. Deni Kamaludin Yusup, MA, Direktur Pusat Kajian Ilmu Syari ah, Hukum, HAM, dan Kemasyarakatan

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM NOMOR : 1/DJU/OT.01.03/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SURAT EDARAN MAHKAMAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Perbaikan Tgl. 28-02-2012 MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM NOMOR : 1/DJU/OT.01.03/I/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin hak konstitusional setiap orang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin hak konstitusional setiap orang

Lebih terperinci

PROPOSAL. Pusat Bantuan Hukum PERADI DPC KOTA BANDAR LAMPUNG. Jl. PERINTIS KEMERDEKAAN NO.11. Tanjung Gading, Bandar Lampung. Phone : ( 0721 )

PROPOSAL. Pusat Bantuan Hukum PERADI DPC KOTA BANDAR LAMPUNG. Jl. PERINTIS KEMERDEKAAN NO.11. Tanjung Gading, Bandar Lampung. Phone : ( 0721 ) PROPOSAL Pusat Bantuan Hukum PERADI DPC KOTA BANDAR LAMPUNG Jl. PERINTIS KEMERDEKAAN NO.11 Tanjung Gading, Bandar Lampung Phone : ( 0721 ) 268986 Fax: (0721) 256663, email: pbh_peradidpcbandarlampung@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Justice For All Harus Didukung Oleh Seluruh Jajaran Peradilan

Justice For All Harus Didukung Oleh Seluruh Jajaran Peradilan Justice For All Harus Didukung Oleh Seluruh Jajaran Peradilan Megamendung, Badilag.net 24-2-2011 Mahkamah Agung sangat peduli terhadap pelaksanaan Justice For All (J4A). Keadilan harus dinikmati oleh semua

Lebih terperinci

KEBIJAKAN BADILAG Tahun 2012

KEBIJAKAN BADILAG Tahun 2012 KEBIJAKAN BADILAG Tahun 2012 Disampaikan Pada Acara Rakerda PTA Banten & PA-PA se Provinsi Banten Merak, 30 Januari 2012 KEBIJAKAN BADILAG 2012 Melanjutkan program-program rutin tahun 2011 Meningkatkan

Lebih terperinci

2015, No Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Agama Republik Indonesia; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2015, No Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Agama Republik Indonesia; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1169, 2015 MA. Sidang Keliling. PN.PA. Mahkamah Syariah. Akta Perkawinan. Buku Nikah. Akta Kelahiran. Pelayanan Terpadu PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN PENGADILAN AGAMA LAMONGAN RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi

Lebih terperinci

BOLEHKAN PENGADILAN MEMBANTU MENYUSUN SURAT GUGATAN? Oleh: Taufik Rahayu Syam 1

BOLEHKAN PENGADILAN MEMBANTU MENYUSUN SURAT GUGATAN? Oleh: Taufik Rahayu Syam 1 BOLEHKAN PENGADILAN MEMBANTU MENYUSUN SURAT GUGATAN? Oleh: Taufik Rahayu Syam 1 Pendahuluan Hari itu jam dinding sebuah Pengadilan Agama menunjukan pukul 10.15 wib, seorang ibu muda datang menghampiri

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM NOMOR : 1/DJU/OT 01.3/VIII/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SURAT EDARAN MAHKAMAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAN PEMANFAATAN PORTAL TABAYUN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya : Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo Pasal

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com

Lebih terperinci

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya : Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI KALIANDA JL. Indra Bangsawan No. 37. Kalianda Lampung Selatan Telp / Fax : (0727) 322063 ; 322115 Website : www.pn-kalianda.go.id, Email: pnkalianda.info@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Organisasi Penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam sebuah organisasi pemerintahan merupakan elemen penting dan prinsip utama untuk mendukung lahirnya sebuah tata kelola

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin hak konstitusional

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN Lampiran I STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN 1. Pemohon menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Lamongan. Pengadilan Agama Lamongan mendaftarkan permohonan dalam buku register dan memberi

Lebih terperinci

Unduh dalam bentuk berkas suara (MP3)

Unduh dalam bentuk berkas suara (MP3) Unduh dalam bentuk berkas suara (MP3) TRANSKRIPSI SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN KONFERENSI REGIONAL IACA (INTERNATIONAL ASSOCIATION OF COURT ADMINISTRATOR) TAHUN 2011

Lebih terperinci

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 Website : www.ptasemarang.go.id E-Mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor : W11-A/1714/HK.00/VIII/2011 Semarang, 11 Agustus 2011

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin hak konstitusional setiap orang

Lebih terperinci

PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI. Drs. H. Masrum M Noor, MH.

PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI. Drs. H. Masrum M Noor, MH. PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI Drs. H. Masrum M Noor, MH. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat MUKADIMAH Bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia,

Lebih terperinci

1 Abdu`rrahman, Aspek-Aspek Bantuan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Cendana Press, 1983), h. 1

1 Abdu`rrahman, Aspek-Aspek Bantuan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Cendana Press, 1983), h. 1 Latar Belakang Masalah Program bantuan hukum bagi rakyat kecil yang tidak mampu dan buta hukum adalah merupakan hal yang relatif baru di negara-negara berkembang. Persoalan bantuan hukum di Indonesia adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 104, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5248) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Pada tahun 2015 Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pelayanan Terpadu Sidang Keliling Pengadilan Negeri dan Pengadilan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN. AGAMA MALANG PERKARA NO. 0380/Pdt.G/2012/PA.Mlg

BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN. AGAMA MALANG PERKARA NO. 0380/Pdt.G/2012/PA.Mlg BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG PERKARA NO. 0380/Pdt.G/2012/PA.Mlg A. Analisis Terhadap Pijakan Majelis Hakim Menjatuhkan Putusan Neit Onvantkelijk (NO) Dalam Perkara No.0380/Pdt.G/2012/PA.Mlg.

Lebih terperinci

DATA DUKUNG RKAKL DIPA 04 ( TOR DAN RAB ) Pengadilan Agama Lubuk Sikaping Tahun Anggaran 2017

DATA DUKUNG RKAKL DIPA 04 ( TOR DAN RAB ) Pengadilan Agama Lubuk Sikaping Tahun Anggaran 2017 DATA DUKUNG RKAKL DIPA 04 ( TOR DAN RAB ) Pengadilan Agama Lubuk Sikaping Tahun Anggaran 2017 JL. AHMAD YANI NO.40 LUBUK SIKAPING KAB. PASAMAN, PROPINSI SUMATERA BARAT TELP./FAX (0753) 20082 / 20172 MAHKAMAH

Lebih terperinci

IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS

IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS BAB III IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS WAKAF TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT A. Kewenangan Peradilan Agama Tugas dan kewenangan peradilan agama sangat terkait dengan kekuasaan peradilan dalam

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015 2019 MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah tersusun Reviu Rencana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii Bab I Pendahuluan 1 Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued)

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95 \ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar

Lebih terperinci

Makalah Rakernas MA RI

Makalah Rakernas MA RI Makalah Rakernas MA RI 2011 1 BEBERAPA CATATAN DARI TUADA ULDILAG BAHAN RAKERNAS MARI SEPTEMBER 2011 A. Pengantar Berhubung saya dalam kondisi sakit, maka saya hanya memberi catatan-catatan yang saya anggap

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I{OTA KESEPAHAMAN ANTARA THE FEDERAL COURT OF AUSTRALIA THE FAMILY COURT OF AUSTRALIA DAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I{OTA KESEPAHAMAN ANTARA THE FEDERAL COURT OF AUSTRALIA THE FAMILY COURT OF AUSTRALIA DAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN ATAS I{OTA KESEPAHAMAN ANTARA THE FEDERAL COURT OF AUSTRALIA THE FAMILY COURT OF AUSTRALIA DAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTAit{G KERJASAMA YUDISIAL UMUM l. Lampiran ini disusun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTIK BANTUAN HUKUM DI POSBAKUM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. A. Analisis Praktik Posbakum Menurut Undang-Undang No.

BAB IV ANALISIS PRAKTIK BANTUAN HUKUM DI POSBAKUM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. A. Analisis Praktik Posbakum Menurut Undang-Undang No. 46 BAB IV ANALISIS PRAKTIK BANTUAN HUKUM DI POSBAKUM PENGADILAN AGAMA SEMARANG A. Analisis Praktik Posbakum Menurut Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang No. 7 Tahun

Lebih terperinci

Prosedur berperkara pada Pengadilan Agama Sungai Penuh, adalah sebagai berikut:

Prosedur berperkara pada Pengadilan Agama Sungai Penuh, adalah sebagai berikut: Prosedur Berperkara Prosedur berperkara pada Pengadilan Agama Sungai Penuh, adalah sebagai berikut: Tempat Pendaftaran : Kantor Pengadilan Agama Sungai Penuh Jl. Depati Parbo, Kota Sungai Penuh, Jambi

Lebih terperinci

BERACARA DI PENGADILAN AGAMA DAN PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH Oleh: Agus S. Primasta, SH 1

BERACARA DI PENGADILAN AGAMA DAN PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH Oleh: Agus S. Primasta, SH 1 BERACARA DI PENGADILAN AGAMA DAN PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH Oleh: Agus S. Primasta, SH 1 Abstraksi Berdasarkan UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, semua Pengadilan baik secara teknis

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Posbakum Pengadilan Negeri Sidoarjo. 1. Landasan hukum berdirinya Posbakum Pengadilan Negeri Sidoarjo

A. Gambaran Umum Posbakum Pengadilan Negeri Sidoarjo. 1. Landasan hukum berdirinya Posbakum Pengadilan Negeri Sidoarjo BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA MENURUT SEMA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI POSBAKUM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO A. Gambaran Umum Posbakum Pengadilan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN NGULING DESA SUMBERANYAR

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN NGULING DESA SUMBERANYAR PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DESA SUMBERANYAR PERATURAN DESA SUMBERANYAR KABUPATEN PASURUAN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG POS BANTUAN HUKUM DESA SUMBERANYAR KABUPATEN PASURUAN Pusat Data dan Informasi Desa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN KETUA MAHKAMAH AGUNG, Menimbang : a. bahwa proses peradilan yang transparan merupakan salah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA DALAM PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI SALATIGA SKRIPSI

PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA DALAM PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI SALATIGA SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA DALAM PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI SALATIGA SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akses kepada keadilan (access to justice) dan kesamaan di

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akses kepada keadilan (access to justice) dan kesamaan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, yang mana hal itu terdapat dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum 1. Dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

UPAYA PENYELESAIAN PERKARA MELALUI PERDAMAIAN PADA PENGADILAN AGAMA, KAITANNYA DENGAN PERAN BP4 1. Oleh. Wahyu Widiana 2

UPAYA PENYELESAIAN PERKARA MELALUI PERDAMAIAN PADA PENGADILAN AGAMA, KAITANNYA DENGAN PERAN BP4 1. Oleh. Wahyu Widiana 2 1 UPAYA PENYELESAIAN PERKARA MELALUI PERDAMAIAN PADA PENGADILAN AGAMA, KAITANNYA DENGAN PERAN BP4 1 Oleh Wahyu Widiana 2 PENDAHULUAN Penyelesaian perkara di Pengadilan Agama (PA) melalui perdamaian merupakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA A. RENCANA STRATEGIS Mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 201 Mahkamah Agung RI telah mencanangkan Rencana Strategis 5 tahunan yang berarti tahun 2011 merupakan tahun

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

GUBERNUR PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN GUBERNUR PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang

Lebih terperinci

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) A. Pendahuluan : 1. Pengertian Pemeriksaan Setempat Pemeriksaan Setempat atau descente ialah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN JASA ADVOKAT DALAM PERKARA PIDANA BAGI ORANG TIDAK MAMPU

BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN JASA ADVOKAT DALAM PERKARA PIDANA BAGI ORANG TIDAK MAMPU BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN JASA ADVOKAT DALAM PERKARA PIDANA BAGI ORANG TIDAK MAMPU A. Bantuan Jasa Advokat dalam Perkara Pidana Bagi Orang Tidak Mampu Negara yang menganut prinsip negara hukum

Lebih terperinci

Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia

Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia Akses terhadap Keadilan: Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia PEKKA dan AusAID 2010 Informasi dalam terbitan

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2010-2014 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com

Lebih terperinci

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi KATA PENGANTAR Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan

Lebih terperinci

MAKLUMAT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENGADILAN AGAMA LABUHA

MAKLUMAT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENGADILAN AGAMA LABUHA I. DASAR HUKUM MAKLUMAT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENGADILAN AGAMA LABUHA 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Lebih terperinci

BAB III PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB III PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006 BAB III PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006 A. Landasan Hukum Penetapan Harta Bersama Dalam Permohonan Izin Poligami Dalam Buku II Pedoman Teknis Administrasi

Lebih terperinci

HASIL KEPUTUSAN SIDANG KOMISI IV BIDANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

HASIL KEPUTUSAN SIDANG KOMISI IV BIDANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL KEPUTUSAN SIDANG KOMISI IV BIDANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Rapat Kerja Daerah Pengadilan Tingi Agama Bandung dengan Jajaran Pengadilan Agama Se wilayah pengadilan Tinggi Agama Bandung di Bogor,

Lebih terperinci

Sasaran Strategis I Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Indikator Kinerja Target Realisasi

Sasaran Strategis I Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Indikator Kinerja Target Realisasi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 i i RINGKASAN EKSEKUTIF Mahkamah Agung Republik Indonesia mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam melaksanakan prioritas pertama RPJMN

Lebih terperinci

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73 C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. Warga Negara. Administrasi. Kependudukan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR'IYAH... DENGAN LEMBAGA PENYEDIA BANTUAN HUKUM...

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR'IYAH... DENGAN LEMBAGA PENYEDIA BANTUAN HUKUM... PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR'IYAH... DENGAN LEMBAGA PENYEDIA BANTUAN HUKUM... TENTANG PENYEDIAAN PEMBERI BANTUAN HUKUM DIPOS BANTUAN HUKUM DI PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR'IYAH...

Lebih terperinci

BAB III PROFIL LEMBAGA PELAKSANA LAYANAN POS BANTUAN HUKUM. A. Lembaga Pemberi Pos Bantuan Hukum

BAB III PROFIL LEMBAGA PELAKSANA LAYANAN POS BANTUAN HUKUM. A. Lembaga Pemberi Pos Bantuan Hukum 37 BAB III PROFIL LEMBAGA PELAKSANA LAYANAN POS BANTUAN HUKUM A. Lembaga Pemberi Pos Bantuan Hukum 1. Lembaga Penyuluhan Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam (LPKBHI) Sejarah berdirinya Lembaga Penyuluhan

Lebih terperinci

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009 BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009 1 TAKAH RAKERPTA 2012 Pasal 91A UU NO. 50 TAHUN 2009 (1) Dalam menjalankan tugas peradilan, peradilan agama dapat menarik biaya perkara. (2) Penarikan biaya

Lebih terperinci

BAB II PERE CA AA DA PE ETAPA KI ERJA

BAB II PERE CA AA DA PE ETAPA KI ERJA BAB II PERE CA AA DA PE ETAPA KI ERJA A. RE CA A STRATEGIS Mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 Mahkamah Agung RI telah mencanangkan Rencana Strategis 5 tahunan yang berarti tahun 2011 merupakan tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdamaian dengan cara mediasi. Bagi orang yang beragama Islam akan

BAB I PENDAHULUAN. perdamaian dengan cara mediasi. Bagi orang yang beragama Islam akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadilan merupakan upaya terakhir untuk mempersatukan kembali suami dan istri yang berniat bercerai dengan jalan membuka lagi pintu perdamaian dengan cara

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT Nomor: W9-A1/93/OT.01.3/I/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT TAHUN 2015-2019 KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2016 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK DANA PELAYANAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 600/PRT/M/2005 Tanggal : 23 Desember 2005

LAMPIRAN II : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 600/PRT/M/2005 Tanggal : 23 Desember 2005 LAMPIRAN II : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 600/PRT/M/2005 Tanggal : 23 Desember 2005 PEDOMAN PENYELESAIAN PERKARA ATAU SENGKETA HUKUM DI PENGADILAN BAB I U M U M A. Pengertian Dalam Pedoman

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN MEJA INFORMASI DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

RRANCANGA GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

RRANCANGA GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN SALINAN RRANCANGA GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;;

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;; MAKLUMAT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENGADILAN AGAMA KOTA PADANGSIDIMPUAN I. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009

Lebih terperinci

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA 2 2011 DRAFT FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAN ADMINISTRASI PA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MA RI

Lebih terperinci

EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA. Drs. H. Masrum M Noor, M.H EKSEPSI

EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA. Drs. H. Masrum M Noor, M.H EKSEPSI 1 EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA Drs. H. Masrum M Noor, M.H I EKSEPSI Eksepsi (Indonesia) atau exceptie (Belanda) atau exception (Inggris) dalam istilah hukum acara

Lebih terperinci

Prosedur Bantuan Hukum

Prosedur Bantuan Hukum Prosedur Bantuan Hukum PENDAHULUANProgram pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu telah berlangsung sejak tahun 1980 hingga sekarang Dalam kurun waktu tersebut, banyak hal yang menunjukkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA

PERJANJIAN KERJASAMA PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN DENGAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM NAHDLATUL ULAMA CABANG LAMONGAN TENTANG PENYEDIAAN PEMBERI LAYANAN POS BANTUAN HUKUM DI PENGADILAN AGAMA LAMONGAN NOMOR

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS MAHKAMAH SYAR IYAH IDI TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH IDI

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS MAHKAMAH SYAR IYAH IDI TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH IDI DOKUMEN RENCANA STRATEGIS MAHKAMAH SYAR IYAH IDI TAHUN 2015-2019 MAHKAMAH SYAR IYAH IDI Jl. Mayjen T.H Amir Hoesin Al Moejahid telp/fax (0646) 21270 email : msya_idi@yahoo.com website:http://www.idi.ms.aceh.go.id

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Nomor : 52/DJU/SK/HK.006/5/ Tahun 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MAHKAMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG Jl. Prof. M.Yamin, SH, No.65 Muaro Sijunjung 27511 Telp.(0754) 20147, Fax. (0754) 20734, Homepage: www.pa-sijunjung.net Email: pa.sijunjung@pta-padang.go.id SIJUNJUNG SUMATERA

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN

MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN MEMBERI KEADILAN BAGI PARA PENCARI KEADILAN Sebuah Laporan Tentang Pengadilan Agama Indonesia: Penelitian tahun 2007 tentang Akses dan Kesetaraan Rangkuman Temuan Penelitian oleh Cate Sumner Mahkamah Agung

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA

PERJANJIAN KERJASAMA PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN DENGAN LEMBAGA ADVOKASI DAN BANTUAN HUKUM AL-BANNA LAMONGAN TENTANG PENYEDIAAN PEMBERI LAYANAN POS BANTUAN HUKUM DI PENGADILAN AGAMA LAMONGAN NOMOR

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015 MAHKAMAH SYAR IYAH JANTHO INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015 Satuan Kerja : Mahkamah Syar iyah Jantho Jln. T. Bachtiar Panglima Polem, SH, Kota Jantho Telp/Fax : (0651) 92417 KATA PENGANTAR Puji Syukur

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Integrasi Data Kependudukan

Mam MAKALAH ISLAM. Integrasi Data Kependudukan Mam MAKALAH ISLAM Integrasi Data Kependudukan 10 Oktober 2014 Makalah Islam Integrasi Data Kependudukan Syafa at, SH, MHI (Staf KUA Kec. Cluring Kab. Banyuwangi) Pengesahan nikah secara gratis yang dilaksanakan

Lebih terperinci