IV. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Alhamdulillah, penelitian ini telah dilaksanakan di empat Kecamatan yaitu Kecamatan Kei Kecil, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kecamatan Dullah Utara, dan Kecamatan Kei Besar Selatan. Setiap kecamatan diambil dua desa sebagai lokasi penelitian. Yakni desa nelayan yang memiliki mesin kapal/motor dalam sektor perikanan tangkap dan desa nelayan yang tanpa mesin kapal/motor dalam sektor perikanan tangkap. Nelayan yang menjadi responden adalah nelayan yang menggunakan mesin dan nelayan tanpa mesin. Dari responden tersebut dapat dibandingkan tingkat pendapatan antara nelayan mesin dan nelayan tanpa mesin. Kecamatan Kei Kecil adalah Desa Sathean dan Desa Selayar. Kecamatan Kei Kecil Timur adalah Desa Danwet dan Desa Master Baru. Kecamatan Dullah Utara adalah Desa Dullah Laut dan Desa Labetawi. Kecamatan Kei Besar Selatan adalah Desa Hoat dan Desa Ngafan. Penilitian ini berlansung selama enam bulan yaitu sejak persiapan proposal hingga penulisan.

2 Gambar Peta Wilayah Propinsi Maluku Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian di Kabupaten Maluku Tenggara 4.. Metode Pengumpulan dan Jenis Data Dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk penentuan lokasi pengambilan sampel. Sedangkan penentuan sampel berdasarkan metode Simple Random Sampling dengan menggunakan analisis SPSS versi 10. Lokasi sampel dapat dibagi atas dua bagian yaitu : pertama, desa yang mempunyai potensi perikanan tangkap dan nelayannya memiliki mesin sebagai sarana penangkapan ikan. Kedua, desa yang mempunyai potensi perikanan tangkap tetapi nelayannya belum memiliki mesin sebagai alat bantu dalam menangkap ikan. Setiap lokasi penelitian dapat diambil 7 orang nelayan dan dua orang tokoh masyarakat sebagai responden. Sehingga total responden nelayan sebanyak 56 orang dan tokoh masyarakat sebanyak 16 orang. Responden dari instansi pemerintah masing-masing orang. Data dapat diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer (primary data sources) diperoleh dengan cara wawancara, pengamatan dan menggunakan kuesioner lansung ke responden di lapangan. Responden adalah kelompok sample nelayan dan stakeholder yang terkait dengan masalah penelitian.

3 Data sekunder (secondary data sources) yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, yang sudah dikumpulkan dan dipublikasikan untuk tujuan yang lain dalam bentuk buku atau file digital dll. Data sekunder ini diperoleh dari instansi terkait seperti BPS, Dinas Perikanan dan Kelautan, Bappeda, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindag, Dinas Nakertrans, Kantor Bupati, Kantor Kecamatan, Kantor Desa, dan Instansi terkait pada wilayah pemerintah kabupaten dan propinsi serta para pihak lainnya. Tabel 3 Hubungan antara tujuan, jenis data, sumber data dan metode analisis. No Tujuan Kajian Jenis Data Sumber Data 1 Mengetahui cara pemanfaatan Primer : Nelayan, dan pengelolaan sumber daya Hasil tangkapan stakeholder perikanan tangkap di Maluku nelayan, trip. Tenggara Sekunder: potensi, produksi, sarana Mengetahui tingkat pendapatan per kapita masyarakat nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara 3 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara. 4 Menganalisis tingkat kemiskinan masyarakat nelayan dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap. 5 Menganalisis strategi kebijakan dan bentuk program bidang perikanan untuk pengentasan kemiskinan masyarakat nelayan yang telah dijalankan di Kabupaten Maluku Tenggara. penangkapan, Primer: Pendapatan nelayan. Sekunder: Potensi SD Ikan, Trip, Primer: Trip, Jenis & ukuran alat tangkap ikan, cost, harga ikan, BBM, pendapatan, Primer: Pendapatan, Konsumsi. Sekunder: Data Kemiskinan Primer: Persepsi nelayan, masalah & kebutuhan nelayan, Sekunder: Regulasi, kebijakan, program kegiatan, bantuan, bentuk Nelayan, Stacholder. Nelayan, Stacholder Nelayan, Stacholder Stacholder, Nelayan Metode Analisis Analisis Bioekonomi, Optimasi, Analisis Pendapatan, Regresi Analisis Pendapatan, Regresi, Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan, Regresi Statistik deskriptif kuantitatif Analisis deskriptif kualitatif, PRA, FGD Analisis Data Analisis Bioekonomi

4 Analisis bioekonomi yang digunakan adalah bioekonomi model Copes dengan pendekatan statik, dimana perhitungan keluaran model bioekonomi dengan menggunkan software SPSS versi 10 dan Maple versi 9.5. Fungsi Produksi Lestari Perikanan Tangkap Menurut Fauzi (006), bahwa untuk mengeksploitasi (menangkap) ikan di suatu perairan dibutuhkan berbagai sarana. Sarana tersebut merupakan faktor input, yang dalam literatur perikanan biasa disebut sebagai upaya atau effort. Upaya adalah indeks dari berbagai input seperti tenaga kerja, kapal, alat tangkap, dan sebagainya, yang dibutuhkan untuk suatu aktivitas penangkapan. Secara matematis, hubungan fungsional tersebut ditulis sebagai berikut : ( x E) h = f,... (1.1) Fungsi produksi yang sering digunakan dalam pengelolaan sumber daya ikan adalah : h = qxe... (1.) h = produksi x = stok ikan q = koefisien kemampuan tangkap E = upaya Secara teoritis fungsi tersebut diatas mungkin tidak realistis karena menunjukan tidak adanya sifat diminishing return (kenaikan hasil yang semakin berkurang) dari upaya yang merupakan sifat dari fungsi produksi. Ini berimplikasi bahwa jika upaya mengalami penggandaan, produksi juga akan berganda. Demikian pula jika upaya ditingkatkan seribu kali lipat, produksi juga akan meningkat seribu kali lipat. Hal ini tentu saja tidak realistis karena dalam jangka pendek stok ikan lebih kurang terbatas, sehingga adanya batasan maksimum dari produksi. Salah satu bentuk fungsi produksi yang lebih realistis adalah fungsi produksi dimana jika upaya dinaikan, produksi juga akan naik dengan kecepatan yang menurun. Kondisi seperti ini bisa digambarkan oleh fungsi sebagai berikut : α h = qxe... (1.3)

5 Dimana α menunjukan elastisitas upaya terhadap produksi. Nilai α yang berkisar antara 0 dan 1 menunjukan adanya diminishing return. Dalam kasus ini nilai ά diasumsikan sama dengan 1 ( ά = 1). Dengan adanya aktifitas penangkapan atau produksi maka persamaan : x = t rx akan menjadi x = t ( x ) 1... (1.4) k x rx 1 h... (1.5) K x = rx 1 qxe... (1.6) K r = pertumbuhan intrisik K = carrying capacity Dalam kondisi keseimbangan jangka panjang (long run equilibrium) atau x = 0 sehingga persamaan diatas berubah menjadi : t x qxe = rx 1... (1.7) K Sehingga kalau dipecahkan persamaan diatas untuk x, akan diperoleh : x = qe K 1... (1.8) r Bila persamaan (5) di subtitusikan ke dalam persamaan (1) maka akan diperoleh tangkapan atau produksi lestari yang ditulis dalam persamaan berikut : qe h = qke 1 r... (1.9) Disederhanakan menjadi h = αe βe... (1.10)

6 α dan β merupakan parameter fungsi produksi lestari dari regresi linier sederhana (simple linier regresion) antara hasil tangkapan per unit tingkat upaya penangkapan (effort) dengan model sebagai berikut : h E = α βe... (1.11) Tingkat upaya penangkapan pada saat produksi maksimum lestari (E MSY ) : h E = α βe = 0 α E MSY =... (1.1) β Standarisasi Alat Tangkap Mengingat banyaknya alat tangkap yang beroperasi di daerah penelitian, maka dilakukan standarisasi effort antar alat dengan teknik standarisasi mengikuti yang dikembangkan oleh King (1995) dalam Anna (003), yaitu : E it dengan = ϕ D... (.1) it U it it ϕ it =... (.) U std Keterangan : E it = effort dari alat tangkap yang distandarisasi D it = jumlah hari laut (fishing days) dari alat tangkap i pada waktu t ϕ it = nilai kekuatan menangkap (fishing power) dari alat tangkap i pada periode t U it = catch per unit offort (CPUE) dari alat tangkap i pada periode t U std = catch per unit offort (CPUE) dari alat tangkap yang distandarisasi Analisis Tingkat Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Dalam penelitian ini untuk mengetahui nilai estimasi tangkapan lestari akan digunakan model surplus produksi. Ada dua bentuk model fungsional yaitu bentuk Logistik dan Gompertz yaitu :

7 Bentuk Logistik : H t q K r = q K E t E (3.1) qe r Bentuk Gompertz : Ht = qket e (3.) H = produksi lestari pada tahun ke t q = koefisien daya tangkap K = carryng capacity r = pertumbuhan alami E = effort Untuk mengestimasi parameter r, q, dan K dari persamaan yield-effort kedua model di atas dengan menggunakan teknik non linier. Dalam penelitian ini teknik estimasi parameter yang dikembangkan oleh Clark, Yoshimoto, dan Pooley atau sering dikenal sebagai teknik CYP digunakan untuk menduga parameter r, q, dan K melalui persamaan : r ( r) q ln( U t+ 1 ) = ln( qk) + lnu t ( Et + Et+ 1) (3.3) ( + r) ( + r) ( + r) Selanjutnya nilai parameter r, q, K disubstitusikan kedalam persamaan fungsi Gompertz untuk memperoleh tingkat pemanfaatan lestari. Adapun persamaannya sebagai berikut : r = (1 C ) /(1 + C ) q = C 3 ( + r) K C1 (+ r) /(r) = e / q (3.4) Dalam kondisi open acces, tingkat biomas, effort dan tangkap melalui persamaan-persamaan berikut: diturunkan Untuk tingkat biomassa (x OA ), diperoleh dengan persamaan berikut : c x OA = (3.5) pq

8 Untuk tingkat upaya tangkapan maksimum (E OA ), diperoleh dengan persamaan berikut : r c E = OA 1 q pqk (3.6) Untuk tingkat produksi maksimum (h OA ), diperoleh dengan persamaan berikut : rc c h = OA 1 pq pqk (3.7) Untuk kondisi Maximum Economic Yield (MEY), diperoleh berdasarkan persamaan berikut : Untuk tingkat biomassa diperoleh dengan persamaan berikut : K c x MEY = 1 pqk (3.8) Untuk tingkat effort maksimum diperoleh dengan persamaan berikut : r c E = MEY 1 q pqk (3.9) Untuk tingkat produksi maksimum diperoleh dengan persamaan berikut : rk c c h = MEY pqk pqk (3.10) Estimasi dengan pendekatan dinamik terhadap sumber daya perikanan dapat dilakukan dengan persamaan-persamaan berikut : Untuk tingkat biomassa diperoleh dengan persamaan berikut : x * 1 δ δ 8Kx = xoa + K 1 + xoa + K r r r OA δ -(3.11) Untuk tingkat effort maksimum diperoleh dengan persamaan berikut : h qx * * E = (3.1) * Untuk tingkat tangkapan maksimum diperoleh dengan persamaan berikut :

9 h * x ( pqx c) r 1 1 = x δ (3.13) c K Standarisasi Biaya Pada model bioekonomi Gordon-Schaefer dalam perikanan tangkap dipengaruhi oleh biaya penangkapan (c) dan harga hasil tangkapan (p). Parameter biaya penangkapan (c) dihitung dari biaya rata-rata penangkapan nelayan responden. Biaya penangkapan rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ci c =...(4.1) n C = biaya penangkapan rata-rata (Rp/tahun) ci = biaya penangkapan responden ke-i (Rp/tahun) n = jumlah responden (orang) Mengingat beragamnya biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam sekali melaut, maka dilakukan standarisasi biaya didasarkan pada ukuran riil (disesuaikan dengan indeks harga konsumen). Sehingga harga nominal pada periode t (p nt ), dikonversi dengan harga riil (p rt ) berdasarkan formula berikut : P rt Pnt = x (4.) IHK P rt P nt IHK = harga riil pada periode t = harga nominal pada periode t = indeks harga konsumen Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan Untuk melakukan analisis pendapatan maka terlebih dahulu melakukan perhitungan pendapatan nelayan dengan menggunakan persamaan berikut : Pendapatan Kotor. TR = Q.P

10 TR Q P = Total penerimaan nelayan atau pendapatan kotor (Rp) = Produksi/hasil nelayan (Kg) = Harga jual hasil produksi (Rp) Pendapatan Bersih. Keuntungan nelayan dari usaha perikanan tangkap dapat diketahui dengan melakukan analisis melalui pendekatan Gordon-Schaefer (Clark, 1990) dalam Fauzi (005). Alat analisisnya adalah sebagai berikut : π = TR TC = p. h c. E... (5.1) Π = pendapatan bersih atau keuntungan (Rp) TR = total penerimaan (Rp) TC = total biaya produksi / penangkapan (Rp) p = harga rata-rata ikan (Rp/ton) c = total biaya per satuan upaya (Rp/trip) E = jumlah upaya (trip/thn) h = produksi Untuk melihat perbedaan tingkat pendapatan antara nelayan yang menggunakan perahu bermesin dan nelayan yang menggunakan perahu tidak bermesin dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji statistik pada komputer. Analisis yang digunakan dengan cara uji sampel t pada cara uji 5 persen. Hipotesis yang diuji dalam analisis ini adalah : Ho : μ 1 μ H1 : μ 1 > μ : Rata-rata pendapatan nelayan berperahu mesin lebih kecil atau sama dengan rata-rata pendapatan nelayan berperahu tanpa mesin, artinya alat mesin motor tidak mempunyai pengaruh berarti terhadap peningkatan pendapatan nelayan. : Rata-rata pendapatan nelayan berperahu mesin lebih besar dari rata-rata pendapatan nelayan berperahu tanpa mesin, artinya alat

11 mesin mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peningkatan pendapatan nelayan. Menggunakan Statistik Uji di bawah ini : t = ( x x ) 1 S g n n 1 d ( n 1) s + ( n 1) (5.) 1 1 s S g = n1 + n... (5.3) X 1 : Rata-rata pendapatan nelayan perahu bermesin X : Rata-rata pendapatan nelayan perahu tanpa mesin S 1 : Standar deviasi rata-rata pendapatan nelayan perahu bermesin. S : Standar deviasi rata-rata nelayan perahu tanpa mesin. n 1 : Jumlah responden nelayan perahu bermesin n : jumlah responden nelayan perahu tanpa mesin d 0 : M 1 - μ. Kaidah Keputusan : Bila t > tά, maka tolak Ho (terima H1) Bila t tά, maka terima Ho (tolak H1) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Analisis terhadap kondisi perekonomian meliputi pendapatan masyarakat nelayan dengan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan yang menggunakan mesin dan nelayan yang tidak menggunakan mesin dengan menggunakan SPSS versi 10. Hubungan tersebut dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda dimana nilai dari fungsi tersebut ditaksir dengan metode kuadrat terkecil atau ordinary leas squares/ols (Thomas, 1997), yang bersifat tidak bias dan paling efisien (mempunyai varian yang minimum) atau biasa disebut BLUE (best linier unbiased estimator). Dalam fungsi tersebut, tingkat pendapatan masyarakat nelayan merupakan

12 peubah terikat (dependent variable) dan variable kuantitatf berupa umur responden (umur), pengalaman kerja (peng), jumlah tanggungan (tang), dan hasil tangkapan (hsltangk) serta peubah dummy yang bersifat kualitatif, seperti tingkat pendidikan (D1), musim (D), status sarana pemilikan (D3), tehnologi (D4), sarana penangkapan ikan (D5), jarak wilayah penangkapan (D6) dan interaksi tanggungan keluarga dan tingkat pendidikan (Tanggpend) sebagai peubah penjelas (explanatory variables). Analisis pendapatan ini dilakukan dalam dua tipe nelayan yaitu nelayan yang memiiki mesin motor dan nelayan tanpa mesin motor. Berdasarkan hal tersebut, model regresi tingkat pendapatan masyarakat nelayan yang memiliki mesin motor dan nelayan yang tidak memiliki mesin dapat diformulasikan sebagai berikut : Model persamaan nelayan mesin Y = β 0 1umur 1i peng i 3Tng 3i 4 D1i 5 D i 6 D 3i 7 D 4i + D5i 9 D6 i β 8 + ε 6.1 i Model persamaan nelayan tanpa mesin Y = β 0 1umur1i peng i 3tng 3i 4 D1 i 5 D i 6 D3i 7 D 4i + D5i 9 D6 i β 8 + ε. 6. i Y 1 Β Umur Peng = pendapatan masyarakat nelayan (Rp) = intercept = umur nelayan jumlah tanggungan keluarga (org) = pengalaman kerja (tahun)

13 Tng D 1 D D 3 D 4 D 5 D 6 D 7 = tanggungan keluarga (orang) = pendidikan (nilai 1 = tidak sekolah SD, 0 = selain SD) = musim (nilai 1= timur, 0 = barat) = akses ke pasar (1 = dekat, 0 = jauh) = memiliki mesin motor/kapal (1 = pakai mesin, 0 = tanpa mesin) = sarana penangkapan ikan (1 = kapal motor, 0 = perahu) = jarak wilayah penangkapan = tenaga kerja Pada pendugaan model regresi dengan OLS tersebut, maka terdapat asumsiasumsi sebagai berikut : Peubah X bersifat tetap (fixed), maka : E (Xε) = 0 Tidak ada hubungan linier antara dua atau lebih peubah-peubah bebas (nonscollinearity) Matriks (X X) non singular : X X # 0. Rataan galat (error) saling menghapuskan : E (ε) = 0 Bagian Galat (errors) bersifat tersebar bebas (tidak berkorelasi) dan ragam (variance) yang konstan (homokedastis) : E (εε ) = σ Analisis Tingkat Kemiskinan Sejak ahli ekonomi menemukan GNP sebagai indikator dalam mengukur tingkat kemakmuran negara pada tahun 1950-an, hingga kini hampir semua ilmu sosial selalu merujuk pada pendekatan tersebut manakala berbicara masalah kemajuan suatu negara. Demikian halnya pengukuran kemiskinan yang berpijak pada perspektif pendapatan (income poverty) yang menggunakan pendapatan sebagai satu-satunya indikator garis kemiskinan. Selanjutnya pada tahun 1990-an, salah satu lembaga dunia, yakni UNDP, memperkenalkan pendekatan pembangunan manusia (human development) dalam mengukur kemajuan dan kemiskinan, seperti human development index (HDI) dan human poverty index (HPI). Pendekatan yang digunakan oleh UNDP relatif lebih komprehensif dan mencakup faktor ekonomi, sosial dan budaya si miskin. Pendekatan yang digunakan

14 UNDP memadukan model kebutuhan dasar (basic needs model) yang dikembangkan oleh Paul Streen dan konsep kapabilitas (capability) yang dikembangkan oleh Pemenang Nobel Ekonomi 1998, Amartya Sen, (Chamsyah, 006). Indikator kemiskinan berdasarkan UNDP yaitu pendapatan perkapita per hari dibawah US $1 maka dikatagorikan sebagai sangat miskin. Apabila pendapatan masyarakat dibawah US $ maka dikatagorikan miskin. Indikator nasional dalam menentukan jumlah penduduk yang dikatagorikan miskin ditentukan oleh standar garis kemiskinan dari Badan Pusat Statisti (BPS), dengan cara menetapkan nilai standar kebutuhan minimum. Baik berupa kebutuhan makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi seseorang untuk hidup layak. Penetapan nilai standar inilah yang digunakan untuk membedakan antara penduduk miskin dan tidak miskin. Apabilah penduduk dalam pengeluaran tidak mampu memenuhi kecukupan makanan setara.100 kalori per hari ditambah pemenuhan kebutuhan pokok minimum non makanan berupa perumahan, pakaian, kesehatan dasar, pendidikan dasar, transportasi dan aneka barang/jasa lainnya maka ia dapat dikatagorikan miskin (BPS, 1999). Sementara penduduk yang tidak mampu memenuhi kecukupan konsumsi makanan setara kalori per hari dikatagorikan fakir miskin. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1981 mendefinisikan fakir-miskin adalah orang yang sama sekali tidak memiliki sumber daya hidup berupa mata pencaharian dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. Atau seseorang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya yang layak bagi kemanusian. Untuk mengetahui pengaruh program penanggulangan kemiskinan yang telah dijalankan oleh instansi terkait terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara, maka digunakan analisis : (1) the poverty headcount index, () the poverty gap index, (3) the saverity of poverty. Beberapa parameter yang digunakan dalam pengukuran tingkat kemiskinan, secara rinci dapat dilihat pada tabel 1. Menurut Ditjen P3K (004) dalam Basri (007), Peta kemiskinan diukur dengan alat analisis sebagai berikut :

15 (1). The poverty headcount index, yaitu menggambarkan persentase dari populasi yang hidup di dalam keluarga dengan pengeluaran konsumsi per kapita di bawah garis kemiskinan. Alat analisisnya sebagai berikut : q H = (7.1) n H : headcount index ( indikator insiden kemiskinan ). q n : jumlah penduduk miskin : total jumlah penduduk. (). The poverty gap index yaitu : kedalaman kemiskinan di suatu wilayah merupakan perbedaan rata-rata pendapatan orang miskin dari garis kemiskinan sebagai suatu proporsi dari garis kemiskinan tersebut. Alat analisisnya sebagi berikut : 1 PG= n q i= 1 z z yi.. (7.) PG Yi Z q n : Poverty Gap Index (tingkat kedalaman kemiskinan). : pendapatan individu orang miskin : garis kemiskinan : jumlah penduduk miskin : total jumlah penduduk (3). The saverity of poverty yaitu : menunjukan kepelikan kemiskinan di suatu wilayah. Indikator ini memperhitungkan jarak yang memisahkan orang miskin dari garis kemiskinan dan ketimpangan diantara orang miskin. Alat analisisnya sebegai berikut :

16 P = 1 q z yi n i= 1 z (7.3) P : the severity of poverty ( tingkat keparahan kemiskinan ). Yi z q n : pendapatan individu orang miskin : garis kemiskinan : jumlah penduduk miskin : total jumlah penduduk Analisis Strategi Kebijakan dan Perancangan Program Dalam kajian ini, metode yang digunakan untuk menganalisis masalah adalah melalui tahap analisis masalah, analisis pilihan tindakan strategis. Analisis masalah berangkat dari identifikasi dan dilanjutkan dengan analisis masalah strategis. Untuk itu perlu mengenal perilaku masalah yang dihadapi. Langka selanjutnya adalah memilih tindakan strategis yaitu suatu tindakan terhadap satu jenis masalah yang telah diklasifikasikan sekaligus dapat mengatasi rangkaian masalah lain. Setelah diperoleh masalah strategis dari analisis masalah, maka dilakukan penyusunan program dengan menggunakan metode participatory rural appraisal (PRA) dan focus group discussion (FGD) untuk mengatasi masalah strategis yang dihadapi dalam penanggulangan kemiskinan nelayan. Penyusunan program dengan metode PRA dilakukan untuk menjaring program-program penanggulangan kemiskinan di tingkat penduduk atau rumah tangga miskin, yang dilakukan melalui tiga tahapan penting yaitu : a. Identifikasi Potensi, Permasalahan dan Kebutuhan Masyarakat. Identifikasi potensi, permasalahan dan kebutuhan pembangunan masyarakat meliputi identifikasi potensi pengembangan kelembagaan ekonomi masyarakat pedesaan, permasalahan dan kebutuhan masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

17 b. Penyusunan Program Kerja Penyusunan program dilakukan dengan menerapkan participatory rural appraisal (PRA) yang berbasis pada potensi, permasalahan dan kebutuhan masyarakat yang memuat hal-hal seperti masalah, kegiatan, pelaksanaan, sasaran, metoda, waktu, tanggung jawab, dukungan program/proyek lain, dinas/instansi pendukung, perkiraan biaya. c. Evaluasi Penerapan Program Evaluasi dapat mencakup dua aspek yaitu evaluasi penerapan rencana kegiatan bersama masyarakat dan evaluasi penerapan kegiatan antara fasilitator dengan menggunakan indikator-indikator yang telah disepakati bersama. Setelah diperoleh hasil dari penyusunan program melalui metode PRA, dilanjutkan penyusunan program di tingkat kabupaten dengan menggunakan metode FGD untuk memperoleh masukan (informasi) mengenai suatu permasalahan. Penyelesaian terhadap masalah ini ditentukan oleh pihak yang berbeda setelah semua masukan diperiksa dan dianalisis. FGD dilaksanakan di ibukota kabupaten. Tujuan dari FGD adalah menyelaraskan dan mensinkronkan antara keinginan masyarakat dengan program yang telah dirancang oleh dinas teknis kabupaten. Penyelarasan ini diperlukan agar terjadi kesinambungan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan sehingga tepat sasaran. Metode yang digunakan untuk FGD kabupaten adalah partisipatif dari peserta. FGD dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Persiapan Pelaksanaan FGD Untuk menunjang pelaksanan FGD maka dibutuhkan perencanaan ATK yang baik, persiapan ruangan tempat FGD dilaksanakan dan persiapan materi yang didiskusikan. Materi yang dibahas mencakup permasalahan yang dihadapi dalam penaggulangan kemiskinan, dan penyusunan program penanggulangan kemiskinan di tingkat kecamatan dan kabupaten.. Pelaksanaan FGD

18 Dalam pelaksanaan FGD jumlah peserta merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan. Agar efektif, maka jumlah peserta harus sangat dibatasi. Peserta jelas dipilih dari komunitas yang benar-benar relevan dan menguasai persoalan yang dihadapi. 3. Analisis Dalam melakukan analisis, maka langkah-langkah yang perlu diambil adalah : (a). Memeriksa apakah tujuan FGD tercapai, (b) memeriksa apakah ada perubahan dalam tujuan FGD yang terjadi karena adanya input dari peserta, (c) mengidentifikasi masalah utama yang dikemukakan oleh peserta, (d) memeriksa apakah ada variasi peserta dalam persoalan utama, (e) memeriksa apakah ada persoalan lain selain persolan utama yang muncul, (f) membuat suatu kerangka prioritas dari persoalan-persoalan yang muncul berdasarkan sumber daya yang ada, prioritas persoalan, kemungkinan dipecahkan dalam waktu itu.

IV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto

IV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Lampiran 1). Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan alasan dan kriteria

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat 27 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat (Lampiran 1). Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-April 2011. Penentuan

Lebih terperinci

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu 24 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 yang meliputi: observasi lapang, wawancara, dan pengumpulan data sekuder dari Dinas

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

VI. ANALISIS BIOEKONOMI 111 VI. ANALISIS BIOEKONOMI 6.1 Sumberdaya Perikanan Pelagis 6.1.1 Produksi dan Upaya Penangkapan Data produksi yang digunakan dalam perhitungan analisis bioekonomi adalah seluruh produksi ikan yang ditangkap

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2011 sampai bulan Februari 2012 dengan interval waktu pengambilan sampel 1 bulan. Penelitian dilakukan di Pelabuhan

Lebih terperinci

C E =... 8 FPI =... 9 P

C E =... 8 FPI =... 9 P 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan yang meliputi studi literatur, pembuatan proposal, pengumpulan data dan penyusunan laporan. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer METODE PENELITIAN 108 Kerangka Pemikiran Agar pengelolaan sumber daya udang jerbung bisa dikelola secara berkelanjutan, dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah perhitungan untuk mengetahui: 1.

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai dinamika stok ikan peperek (Leiognathus spp.) dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi

Lebih terperinci

MAXIMUM ECONOMIC YIELD SUMBERDAYA PERIKANAN KERAPU DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA. Yesi Dewita Sari¹, Tridoyo Kusumastanto², Luky Adrianto³

MAXIMUM ECONOMIC YIELD SUMBERDAYA PERIKANAN KERAPU DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA. Yesi Dewita Sari¹, Tridoyo Kusumastanto², Luky Adrianto³ J. Bijak dan Riset Sosek KP. Vol.3 No.1, 2008 69 MAXIMUM ECONOMIC YIELD SUMBERDAYA PERIKANAN KERAPU DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA Yesi Dewita Sari¹, Tridoyo Kusumastanto², Luky Adrianto³ Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Tempat pelaksanaan penelitian tesis. Data yang Dikumpulkan. Data persepsi nelayan. Produktivitas per trip

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Tempat pelaksanaan penelitian tesis. Data yang Dikumpulkan. Data persepsi nelayan. Produktivitas per trip III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Pesisir Karawang dan Pesisir Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pesisir Karawang merupakan lokasi objek utama permasalahan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 3 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dari tanggal 17 April sampai 7 Mei 013. Peta lokasi penelitian

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan Perikanan Kabupaten Agam Aktifitas kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Agam hanya terdapat di satu kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara. Wilayah ini terdiri atas

Lebih terperinci

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang 5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang Pemanfaatan sumberdaya perikanan secara lestari perlu dilakukan, guna sustainability spesies tertentu, stok yang ada harus lestari walaupun rekrutmen

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. 24 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap studi pustaka, pembuatan proposal, pengumpulan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini ditujukan terhadap kegiatan penangkapan unit alat tangkap jaring udang di wilayah pesisir Cirebon. Penelitian ini mencakup aspek aspek yang

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER Oleh : Moh. Erwin Wiguna, S.Pi., MM* Yogi Bachtiar, S.Pi** RINGKASAN Penelitian ini mengkaji

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 14 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April tahun 2012. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan April tahun 2012 sedangkan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian 21 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan dan pengumpulan data di lapangan dilakukan pada Bulan Maret sampai dengan April 2009. Penelitian dilakukan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Teluk Palu wilayah Kota Madya Palu yang ditentukan secara purposive sampling dengan pertimbangan (1) Teluk Palu

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE. Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian (Dinas Hidro-Oseanografi 2004)

3. BAHAN DAN METODE. Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian (Dinas Hidro-Oseanografi 2004) 24 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini mengikuti penelitian bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan (MSPi) dan dilaksanakan selama periode bulan Maret 2011 hingga Oktober

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dibagi dalam 2 tahapan berdasarkan waktu kegiatan, yaitu : (1) Pelaksanaan penelitian lapangan selama 2 bulan (September- Oktober

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 6 0'0"S 6 0'0"S 6 0'0"S 5 55'0"S 5 50'0"S 28 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada Maret 2011. Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

Lebih terperinci

ALOKASI OPTIMUM SUMBERDAYA PERIKANAN DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU 1 PENDAHULUAN

ALOKASI OPTIMUM SUMBERDAYA PERIKANAN DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU 1 PENDAHULUAN 1 ALOKASI OPTIMUM SUMBERDAYA PERIKANAN DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU 1 Oleh: Yudi Wahyudin 2, Tridoyo Kusumastanto 3, dan Moch. Prihatna Sobari 4 PENDAHULUAN Aktivitas penangkapan ikan di Perairan Teluk

Lebih terperinci

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI Hazmi Arief*, Novia Dewi**, Jumatri Yusri**

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 27 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dilaksanakan bulan Juli-September 2007 yaitu di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produksi Menurut Rahardja (2006) dalam aktivitas produksinya, produsen mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Ketimpangan Pendapatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Ketimpangan Pendapatan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Ketimpangan Pendapatan Identifikasi pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap ketimpangan dilakukan melalui analisa data panel dengan model

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian 35 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Timur, khususnya di PPP Labuhan. Penelitian ini difokuskan pada PPP Labuhan karena pelabuhan perikanan tersebut

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA KERUGIAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK MONTARA DI PESISIR NUSA TENGGARA TIMUR

PERHITUNGAN BIAYA KERUGIAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK MONTARA DI PESISIR NUSA TENGGARA TIMUR PERHITUNGAN BIAYA KERUGIAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK MONTARA DI PESISIR NUSA TENGGARA TIMUR Oleh Lintin Alfa 4307100113 Dosen pembimbing: 1. Prof. Ir. Mukhtasor, M. Eng, Ph. D. 2. Drs. Mahmud Mustain, M.Sc,

Lebih terperinci

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX-

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX- CpUE Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX- By. Ledhyane Ika Harlyan 0.400 0.350 0.300 0.250 0.200 0.150 0.100 0.050 0.000 Schaefer y = -0.000011x

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat

3.1. Waktu dan Tempat 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni - Oktober 2008, Adapun lingkup wilayah penelitian di Bengkalis dengan mengambil beberapa desa sampel yaitu : Meskom, Pambang,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan mulai dari bulan September 2008 sampai dengan Bulan September 2009. Penelitian dilakukan di wilayah gugus pulau-pulau kecil

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 10 Lokasi penelitian.

3 METODE PENELITIAN. Gambar 10 Lokasi penelitian. 3 METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Lambada Lhok Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Pemerintah Aceh. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI PROVINSI RIAU

ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI PROVINSI RIAU Berkala Perikanan Terubuk, November 2016, hlm 111 122 ISSN 0126-4265 Vol. 44. No.3 ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan tembang (Sardinella fimbriata) Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

3. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan tembang (Sardinella fimbriata) Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi (2004) 3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan dari bulan Maret 2011 hingga Oktober 2011 dengan mengikuti penelitian bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lokasi penelitian wilayah Provinsi Bali yang merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Luas Provinsi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. beroperasi di perairan sekitar Kabupaten Pekalongan dan menjadikan TPI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. beroperasi di perairan sekitar Kabupaten Pekalongan dan menjadikan TPI VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian adalah nelayan yang menangkap ikan atau beroperasi di perairan sekitar Kabupaten Pekalongan dan menjadikan TPI Wonokerto

Lebih terperinci

POTENSI BERKELANJUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS BESAR DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

POTENSI BERKELANJUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS BESAR DI KABUPATEN MALUKU TENGAH Bimafika, 2010, 2, 141-147 1 POTENSI BERKELANJUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS BESAR DI KABUPATEN MALUKU TENGAH Achmad Zaky Masabessy * FPIK Unidar Ambon ABSTRACT Maluku Tengah marine water has fish resources,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 263-274 ISSN : 2088-3137 ANALISIS BIOEKONOMI MODEL GORDON-SCHAEFER STUDI KASUS PEMANFAATAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI PERAIRAN UMUM

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu 6.2 Analisis Faktor Teknis Produksi

6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu 6.2 Analisis Faktor Teknis Produksi 93 6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu Unit penangkapan bagan yang dioperasikan nelayan di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar berukuran panjang lebar tinggi adalah 21 2,10 1,8 m, jika dibandingkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang IV. METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang terletak di kota Palembang Sumatera Selatan. Penentuan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Potensi lestari dan tingkat pemanfaatan sumberdaya udang laut di Indonesia dan Laut Jawa. Pemanfaatan (%) 131,93 49,58

1 PENDAHULUAN. Potensi lestari dan tingkat pemanfaatan sumberdaya udang laut di Indonesia dan Laut Jawa. Pemanfaatan (%) 131,93 49,58 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumberdaya udang laut yang sangat besar, yakni sekitar 78 800 ton per tahun yang terdiri dari 74 000 ton per tahun untuk

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota 41 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota meliputi rumah tangga miskin yang dijadikan sampel Susenas di Provinsi Lampung

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat.

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat. 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional 1. Konsep Dasar Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN KARANG HIDUP KONSUMSI (LIFE REEF FISH FOR FOOD / LRFF) DI PERAIRAN KEPULAUAN SPERMONDE, SULAWESI SELATAN*

OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN KARANG HIDUP KONSUMSI (LIFE REEF FISH FOR FOOD / LRFF) DI PERAIRAN KEPULAUAN SPERMONDE, SULAWESI SELATAN* 1 OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN KARANG HIDUP KONSUMSI (LIFE REEF FISH FOR FOOD / LRFF) DI PERAIRAN KEPULAUAN SPERMONDE, SULAWESI SELATAN* Oleh: Benny Osta Nababan dan Yesi Dewita Sari** ABSTRAK

Lebih terperinci

Studi Ekonomi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Karang Konsumsi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur

Studi Ekonomi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Karang Konsumsi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur Studi Ekonomi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Karang Konsumsi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur JAM 13, 1 Diterima, Mei 2014 Direvisi, Juni 2014 Desember 2014 Februari 2015 Disetujui, Maret 2015 Barnabas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Catch, Effort, dan CPUE Nelayan Bermesin di Kabupaten Maluku Tenggara dari Tahun

Lampiran 1 Catch, Effort, dan CPUE Nelayan Bermesin di Kabupaten Maluku Tenggara dari Tahun 189 Lampiran 1 Catch, Effort, dan CPUE Nelayan Bermesin di Kabupaten Maluku Tenggara dari Tahun 19972008 Jaring Insang Bagan Ikan Tahun Hanyut Pancing Uur Total C E CPUE C E CPUE C E CPUE C E CPUE 1997

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN PANGANDARAN

ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN PANGANDARAN Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (195-209) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN PANGANDARAN Atikah Nurhayati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru.

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru. 3 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Juli 009 di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar - Perairan Selat Bali, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Perairan Selat Bali terletak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi Umum Perairan Teluk Banten Letak geografis Teluk Banten berada dalam koordinat 05 o 49 45-06 o 02 00 LS dan 106 o 03 20-106 o 16 00 BT. Teluk Banten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 18 3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di muara arah laut dan muara arah sungai Cimaja, Citiis, Citepus dan Sukawayana yang mengalir menuju Teluk Palabuhanratu, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK INTERAKSI PERTAMBANGAN DAN PERIKANAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT ERENDA

ANALISIS DAMPAK INTERAKSI PERTAMBANGAN DAN PERIKANAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT ERENDA ANALISIS DAMPAK INTERAKSI PERTAMBANGAN DAN PERIKANAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT ERENDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 7 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI

BAB III DATA DAN METODOLOGI BAB III DATA DAN METODOLOGI 3.1. Pengumpulan Data Data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian ini adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) KOR Kabupaten Bogor tahun 2005 dan data hasil survey

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup seluruh pengertian yang digunakan untuk keperluan analisis dan menjawab tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dari survey rumah tangga petani dalam penelitian Dampak Bantuan Langsung Pupuk dan Benih

Lebih terperinci

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid Program Studi Ilmu Kelautan STITEK Balik Diwa Makassar Email : hartati.tamti@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling. Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling. Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015. 19 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015. B. Objek dan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada lokasi penelitian ini diambil pada Kabupaten/Kota yang terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota di Provinsi Jawa tengah dengan variabel penelitian pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta IV. METODOLOGI PENELITAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Penelitian lapang dilakukan selama dua bulan, yaitu Maret-April

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Metode Penelitian Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Metode Penelitian Metode Pengambilan Sampel METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara pada bulan September 2005 sampai Desember 2005. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Data Data adalah suatu bahan mentah yang jka diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi. 2.1.1.Menurut sifatnya Menurut sifatnya, data

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian. 31 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data untuk kebutuhan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 hingga Mei 2011 bertempat di Sibolga Propinsi Sumatera Utara (Gambar 3).

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih, dan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS BIOEKONOMI MODEL GORDON SCHAEFER SUMBERDAYA IKAN WADER (Rasbora sp) DI RAWA PENING, KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS BIOEKONOMI MODEL GORDON SCHAEFER SUMBERDAYA IKAN WADER (Rasbora sp) DI RAWA PENING, KABUPATEN SEMARANG ANALISIS BIOEKONOMI MODEL GORDON SCHAEFER SUMBERDAYA IKAN WADER (Rasbora sp) DI RAWA PENING, KABUPATEN SEMARANG Bioeconomic Analysis of Gordon Schaefer Model for Rasbora (Rasbora sp) Resources in Rawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

ANALISA DATA. Mayang Adelia Puspita

ANALISA DATA. Mayang Adelia Puspita ANALISA DATA Mayang Adelia Puspita www.caknun.com PENDEKATAN EKONOMETRIK DALAM ANALISIS DATA Konsep dasar Ekonometrik Ekonometrika merupakan suatu ilmu tersendiri yang merupakan penggabungan dari teori

Lebih terperinci

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN Edy H.P. Melmambessy Staf Pengajar Univ. Musamus-Merauke, e-mail : edymelmambessy@yahoo.co.id ABSTRAK Ikan tongkol termasuk dalam golongan

Lebih terperinci

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

sebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se

sebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/06/33.08/Th.II, 15 Juni 2017 PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN MAGELANG 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN 2016 SEBESAR 12,67 PERSEN Jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Negara ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR 1 PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR (Trichiurus sp.) DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Adnan Sharif, Silfia Syakila, Widya Dharma Lubayasari Departemen Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada peternak plasma ayam broiler di Dramaga Unggas Farm, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan Kota Bogor khususnya

Lebih terperinci