MANAJEMEN DUA LINE ISP MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK PADA WARNET DAN GAMENET (Studi Kasus: Warnet dan Gamenet SPEED.NET Muntilan) Naskah Publikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN DUA LINE ISP MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK PADA WARNET DAN GAMENET (Studi Kasus: Warnet dan Gamenet SPEED.NET Muntilan) Naskah Publikasi"

Transkripsi

1 MANAJEMEN DUA LINE ISP MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK PADA WARNET DAN GAMENET (Studi Kasus: Warnet dan Gamenet SPEED.NET Muntilan) Naskah Publikasi diajukan oleh Fikky Armadia Putra Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 i

2 NASKAH PUBLIKASI Manajemen Dua Line ISP Menggunakan Router Mikrotik pada Warnet dan Gamenet (Studi Kasus: Warnet dan Gamenet SPEED.NET Muntilan) disusun oleh Fikky Armadia Putra Dosen Pembimbing Kusnawi, S.Kom., M.Eng NIK Tanggal, 5 Desember 2011 Ketua Jurusan Teknik Informatika Sudarmawan, S.T., M.T NIK ii

3 MANAGEMENT TWO LINE ISP USING A MIKROTIK ROUTER ON THE WARNET AND GAMENET (CASE STUDY : SPEED.NET MUNTILAN) MANAJEMEN DUA LINE ISP MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK PADA WARNET DAN GAMENET (STUDI KASUS : SPEED.NET MUNTILAN) Fikky Armadia Putra Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Bandwidth limitations offered by the ISP in Indonesia, especially in areas Muntilan Magelang is a constraint felt by employers and Gamenet Warnet by the number of PC clients over 24 units. This occurs because most internet applications and online games require the availability of the proper bandwidth for smooth and comfortable use of the program. By using two ISP's line is expected to meet the bandwidth needs of all existing client PCs. Optimization is done using RouterBoard Mikrotik so that all ISP's line can run up and stable internet connection in meeting the needs of each client. Additionally Bandwidth Management is also important to Bandwidth availability can be divided fairly and equitably to all existing PC client. Results are expected by the application of Bandwidth Management in the use of multiple ISPs line at the same time is comfort, stability and availability of sufficient bandwidth to meet the needs of consumers. So that the performance of all existing PCs can be maximized to generate profits for business owners. Do not forget the ease of care and maintenance of computer networks is a benefit of the application MikroTik RouterBoard as a Router. Keywords: Internet, Bandwidth, Router, Optimalization, ISP, Mikrotik. iii

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Speed.net adalah salah satu unit usaha warnet dan gamenet yang berada di muntilan magelang, dengan jumlah pc client mencapai 32 unit menjadikannya warnet dan gamenet dengan kebutuhan bandwidth yang cukup besar. Besarnya minat dan antusias konsumen yang rata-rata berusia pelajar menjadikan kebutuhan akan kenyamaan saat bermain game online merupakan tolak ukur daya saing dalam kegiatan usaha speed.net. Sehingga penggunaan dua line ISP dari Telkom Speedy menjadi kebutuhan wajib, mengingat ketersediaan ISP di Muntilan Magelang masih terbatas dan mahal. Saat ini paket Telkom speedy paling besar adalah 3 Mbps, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan minimal dalam hal kenyamanan koneksi internet, dibutuhkan Bandwidth sebesar 128 kbps per client Komputer, sehingga total langganan Bandwidth yang diperlukan adalah 4 Mbps. 1.2 Rumusan Masalah Dalam prakteknya topologi jaringan dan konfigurasi billing system serta pembagian jenis client menuntut adanya satu blok IP sehingga kinerja operasional harian operator billing dapat terlaksana dengan lancar dan mudah. Sehingga dibutuhkan penggunaan RouterBoard Mikrotik sebagai router yang mengatur routing jaringan, pembagian bandwidth dan load balancing terhadap kedua line ISP yang digunakan. Dari hal ini dirumuskan permasalahannya yaitu. 1. Bagaimanakah solusi yang digunakan untuk menggabungkan dua line ISP yang digunakan?. 2. Bagaimana pembagian bandwidth yang adil dan merata kepada setiap client Komputer yang ada di Speed.net Muntilan?. 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini dibatasi hanya Manajemen dua line isp pada warnet dan gamenet dengan elemen-elemennya sebagai berikut: 1

5 2 1. Routerboard Mikrotik yang digunakan adalah seri RB RouterOS Mikrotik versi 5 3. ISP menggunakan 2 Telkom Speedy masing-masing 2 Mbps 4. Masalah Security tidak termasuk dalam penelitian ini. 1.4 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan dua line ISP sesuai kebutuhan dengan menggunakan router Mikrotik. 1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah bisa menjadi salah satu referensi bagi administrator maupun teknisi jaringan yang menggunakan router Mikrotik untuk mengoptimalkan manajemen penggunaan dua line ISP pada unit usaha warnet dan gamenet sejenis. Serta bagi perusahaan jasa layanan warnet dan gamenet dalam meningkatkan pendapatan dan layanan kepada konsumen. 1.6 Metodologi Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang akurat, digunakan beberapa metode, yaitu. 1. Studi literature Pada tahap ini dilakukan dengan mempelajari buku dan tutorial mengenai router Mikrotik, Loadbalancing, dan Queue serta artikel-artikel yang terkait. 2. Observasi Adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung, cermat dan sistematis terhadap jaringan yang dikerjakan yaitu di Warnet dan gamenet SPEED.NET Muntilan Magelang. 3. Implementasi sistem dan pengujian Pada tahap ini dilakukan percobaan, pengujian dan implementasi langsung pada jaringan serta penganalisaan terhadap hasil yang diperoleh.

6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 1 Pada laporan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Pujiarto dengan judul Implementasi Mikrotik pada sebuah router internet dengan dua jalur ISP yang menggunakan PC router dengan software Mikrotik RouterOS versi dimana pada versi tersebut nilai NTH pada firewall mangle masih menggunakan 3 nilai atau variabel yaitu every, counter dan packet. Penulis menggunakan RouterBoard Mikrotik seri RB450 dengan routeros Mikrotik versi 5.1, dimana sejak routeros versi 3 nilai pada NTH hanya menggunakan 2 variabel saja, every dan packet. Selain itu, pada penelitian tersebut belum disediakan fitur Fail over otomatis. Penulis juga akan menggunakan fitur simple queue sebagai solusi untuk memberikan bandwidth yang adil kepada setiap PC client. 2.2 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer, software dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. 2.3 TCP/IP 2 IP address adalah sederetan bilangan biner sepanjang 32 bit, yang dipakai untuk mengidentifikasi host pada jaringan TCP/IP. 2.4 Mikrotik 3 Mikrotik berasal dari kata mikrotikls yang berarti network kecil dalam bahasa Latvia. MikroTik mengembangkan Router dan sistem ISP dengan wireless Linto Herlambang. Moch & Catur L.Aziz Panduan lengkap menguasai router masa depan menggunakan Mikrotik routeros. Yogyakarta : Penerbit ANDI 3 3

7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan yang digunakan Pada penelitian ini, alat dan bahan yang digunakan telah dipersiapkan dan sesuai dengan persetujuan dari owner Speed.net Muntilan. Adapun alat dan bahan tersebut adalah Hardware Perangkat keras yang digunakan meliputi RouterBoard Mikrotik seri RB450 dengan lisensi RouterOS level 5, Modem ADSL untuk setiap line speedy, Switch Hub dengan jumlah port yang mencukupi, dan Personal Computer sebagai client Software Perangkat lunak yang digunakan meliputi Operating System Windows XP Professional Service pack 3 pada setiap PC client, Web Browser Mozilla Firefox, Google Chrome, Software Download Manager, dan Software Winbox untuk melakukan konfigurasi pada RouterBoard Mikrotik yang digunakan. 3.2 Langkah - langkah Penelitian Setelah semua kebutuhan alat dan bahan terpenuhi, maka dilanjutkan dengan melakukan penelitian, adapun langkah - langkahnya adalah sebagai berikut Analisa Awal Sebelum adanya penambahan komputer pada speed.net muntilan, konfigurasi atau skema jaringan LAN yang digunakan awalnya adalah 1 line ISP saja, yaitu Telkom Speedy dengan kapasitas bandwidth 3 Mbps. Adapun jumlah client komputer yang berada pada LAN tersebut baru sejumlah 24 unit saja. Konfigurasi IP Address pada LAN menggunakan range sampai dengan , dimana untuk 6 unit client internet café atau warnet menggunakan IP Address hingga Sedangkan untuk 16 unit client game online dengan IP Address hingga 4

8 dan hingga Kemudian untuk IP address billing server menggunakan , dan pada komputer Operator. Gambar 3.3 Skema Jaringan Awal Setelah adanya penambahan jumlah komputer yang digunakan, yaitu mencapai 32 unit, maka diputuskan untuk menggunakan line ISP tambahan, mengingat kapasitas maksimal bandwidth yang disediakan dari 1 line hanya sebatas 3 Mbps, sedangkan kebutuhan ideal yang harus dipenuhi untuk kenyamanan koneksi internet dari 32 unit komputer adalah 4 Mbps Perancangan Topologi Jaringan Dari gambaran diatas, maka diputuskan desain topologi jaringan yang akan digunakan adalah topologi Tree, dengan menambahkan 1 unit modem ADSL kedua sebagai line ISP kedua, dan juga menambahkan 1 unit switch hub untuk mengakomodasi jaringan komputer tambahan yang baru. Berikut ini adalah skema jaringan final yang diterapkan pada penelitian ini

9 6. Gambar 3.5 Skema Jaringan Final Perancangan Konfigurasi Modem Pada kedua modem ADSL akan dikonfigurasikan kedalam mode bridge sesuai skema atau perancangan jaringan yang telah ditentukan. Sehingga proses dial-up koneksi kedua unit modem yang digunakan nantinya akan dilakukan sepenuhnya oleh router Mikrotik RB Perancangan Konfigurasi Router RouterBoard RB450 ini akan menjadi Alat utama dalam proses manajemen dua line isp dan juga manajemen bandwidth yang akan diterapkan. Masing masing client atau host terhubung kepada switch hub yang terdekat, konfigurasi kabel yang digunakan bebas, karena switch hub mendukung kedua jenis konfigurasi kabel, baik straight ataupun cross mode. Sedangkan untuk kedua modem yang tersambung dengan saluran telepon akan disambungkan ke router. RouterBoard Mikrotik akan mengambil alih proses dial-up dari

10 7 modem, sehingga memudahkan administrator jaringan dalam melakukan aktivitas maintenance dan konfigurasi lanjutan. Metode Manajemen dua line isp akan dilakukan dengan memanfaatkan fitur NTH pada Mikrotik, dengan perbandingan koneksi kedua line ISP yang digunakan pada Speed.Net Muntilan 1:1 yaitu 2 Mbps pada setiap line, maka nilai NTH pada every dan packet yang diterapkan adalah 2.1 dan 2.2 sehingga nantinya setiap 2 connection request yang diminta dari jaringan LAN akan dibagi melalui line 1 dan line 2 masing masing 1 packet Perancangan Management Bandwidth Pada skema jaringan diatas dapat diketahui bahwa ada 2 jenis atau kelompok client yang ada pada Warnet dan Gamenet Speed.net Muntilan. Untuk client dengan jenis warnet yang berjumlah 6 unit perlu diberi batasan bandwidth mengingat banyak aplikasi maupun program yang digunakan akan mampu menggunakan semua bandwidth yang tersedia, sehingga bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada client lain yang tidak kebagian bandwidth. Dengan memanfaatkan fitur simple queue, penulis akan memberikan batasan bandwidth kepada setiap client berjenis warnet dengan batasan 256 kbps, dan burst limit sebesar 512 kbps dengan burst time 5 detik. Sedangkan untuk client dengan jenis gamenet tidak akan diberikan batasan bandwidth karena dari pengamatan rata rata game online hanya membutuhkan koneksi stabil sebesar 64 kbps murni, tidak seperti client berjenis warnet yang dapat melakukan proses download dengan kecepatan tak terbatas sesuai dengan bandwidth yang ada.

11 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Konfigurasi Hardware dan Sistem Untuk konfigurasi akan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu konfigurasi hardware atau perangkat jaringan komputer yang digunakan, dan konfigurasi script atau sistem pada router Mikrotik yang digunakan pada penelitian ini Konfigurasi Modem Berdasarkan perancangan skema jaringan komputer ada, maka kedua modem ADSL yang digunakan akan dikonfigurasikan kedalam mode bridge. Langkah yang harus dilakukan adalah. 1. Memberikan IP address pada masing masing modem sehingga nantinya interface pada router Mikrotik dapat mengenali kedua modem. IP address pada modem 1 dan untuk modem Mengatur konfigurasi WAN interface pada masing masing modem ke dalam mode bridge, dan memberikan nilai VPI dan VCI serta encapsulation mode sesuai dengan spesifikasi dari ISP yang digunakan, dalam hal ini Telkom Speedy untuk area Jawa Tengah menggunakan VPI = 8, VCI = 81 dan LCC untuk encapsulation mode Konfigurasi Router Setelah diaktifkan dan terpasang sesuai dengan rancangan skema jaringan final, maka selanjutnya RouterBoard RB450 perlu dikonfigurasi lebih lanjut menggunakan Winbox Implementasi Konfigurasi Interface Melalui Winbox selanjutnya masuk ke menu Interfaces, pilih tab Ethernet, Penulis memberikan nama LOKAL pada interface ether1 yang nantinya akan berfungsi sebagai interface yang berhubungan dengan jaringan LAN, kemudian SPEEDY1M sebagai nama 8

12 9 pada ether2 yang nantinya terhubung dengan modem ADSL 1, dan untuk ether3 dengan nama SPEEDY3M yang nantinya terhubung dengan modem ADSL 2. Langkah selanjutnya adalah konfigurasi PPPoE client agar router dapat melakukan dial-up connection pada kedua modem. Pada Winbox masuk ke menu PPP, berikan interface SPEEDY1M sebagai pppoe-out1, dan interface SPEEDY3M sebagai pppoe-out2. Dilanjutkan pada tab Dial Out yang harus diisi dengan user dan password sesuai dengan data yang didapat dari Telkom Speedy untuk kedua line yang digunakan, jangan lupa untuk memberi centang pada Add Default Route, pap, chap, mschap1 dan mschap2. Konfigurasi IP Address adalah langkah selanjutnya, sesuai dengan topologi dan rancangan jaringan, maka digunakan IP Address pada interface LOKAL, pada interface SPEEDY3M dan pada interface SPEEDY1M. Langkah selanjutnya adalah konfigurasi NAT agar semua komputer yang berada pada jaringan LAN nantinya dapat menikmati koneksi internet yang ada. Pada Winbox masuk pada menu IP, Firewall, pilih tab NAT, tambahkan dan isi chain dengan srcnat, src-address = /24, dan action masquerade. 4 Tidak lupa pengaturan DNS agar semua host atau client dapat menemukan alamat IP dari domain name yang dituju, dan untuk menjaga budaya internet sehat, maka digunakan DNS Nawala sebagai pengaman dari situs yang mengandung pornografi, spam, malware, fraud, maupun virus. Masuk pada menu IP, DNS, dan klik pada tombol settings, masukkan dan sebagai Servers Implementasi Manajemen Dua Line ISP Untuk melakukan manajemen kepada kedua line ISP yang digunakan agar nantinya pembagian beban koneksi dapat merata, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menandai paket data dari LAN untuk dibagi menjadi 2 route atau jalur. Pada 4

13 10 menu IP, Firewall, pilih tab Mangle kemudian tambahkan rule dengan Chain = prerouting, In Interface = LOKAL dan Connection State = new. Lanjutkan pada tab Extra untuk mengisi nilai NTH dengan every = 2 dan packet = 1, kemudian pada tab Action dengan Action = mark connection dan New Connection Mark = ADSL-1, beri centang pada Passthrough. Lakukan Mark Connection ini sekali lagi Setelah memberi tanda pada koneksi dari LAN, maka selanjutnya adalah mengelola route atau jalur akses kedua koneksi tadi. Masih pada IP, Firewall, Mangle, tambahkan rule dengan Chain = Prerouting, In Interface = LOKAL, dan Connection Mark = ADSL-1, kemudian pada tab Action dengan Action = mark routing, New Routing Mark = ADSL-1 dan centang pada Passthrough. Ulangi sekali lagi proses Mark Routing dengan Connection Mark = ADSL-2 dan New Routing Mark = ADSL-2. Setelah semua koneksi dari LAN telah diberi penanda maka selanjutnya adalah memberikan gateway kepada masing masing koneksi yang berasal dari LAN. Pada menu IP, Route, tambahkan route baru dengan Dst. Address = /24, Gateway = pppoe-out1, Distance = 1, Scope = 30, Target Scope = 10 dan Routing Mark = ADSL-1. Lakukan satu kali lagi dengan Dst. Address = /24, Gateway = pppoeout2, Distance = 1, Scope = 30, Target Scope = 10 dan Routing Mark = ADSL-2. Untuk menjaga kestabilan koneksi jika terjadi masalah dari salah satu line ISP yang digunakan maka perlu ditambahkan rule untuk route satu lagi agar koneksi pada line yang bermasalah dapat langsung dialihkan melalui gateway yang ada. Tambahkan route berikut. Dst. Address = /24, Gateway = pppoe-out1, dan Gateway = pppoeout2, Distance = 1, Scope = 30, Target Scope = Implementasi Manajemen Bandwidth LAN Sesuai dengan perancangan manajemen bandwidth yang telah ditentukan, maka selanjutnya akan dilakukan pembatasan bandwidth pada 6 unit client internet café. Pada menu Queues, tab Simple Queues tambahkan rule dengan Name = warnet1, Target Address = , centang Target Upload, Max Limit = 64k, Burst Limit = 128k,

14 11 Burst Time = 30, centang Target Download, Max Limit = 256k, Burst Limit = 512k, Burst Time = 30. Konfigurasi diulang sesuai dengan jumlah client internet café, dengan penyesuaian name dan ip address. 4.2 Pengujian Hasil Setelah semua Implementasi dilakukan, maka selanjutnya adalah langkah pengujian hasil dari kinerja sistem yang telah diterapkan Hasil Pengujian Menggunakan Winbox Melalui Winbox pada menu interface dapat kita lihat traffic yang sedang berlangsung dan selanjutnya bisa dilihat apakah pembebanan koneksi pada LAN dapat diteruskan secara maksimal dan merata kepada kedua line ISP yang digunakan. Gambar 4.1 Analisa Traffic melalui Winbox Dari gambar diatas dapat dilihat, bahwa beban koneksi dari jaringan LAN dapat secara maksimal dibagi merata menuju kedua line ISP yang sedang aktif digunakan Hasil Pengujian Menggunakan Website 5 Selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan website Speedtest.Net untuk mengetahui apakah Manajemen 2 line ISP yang diterapkan dapat menghasilkan bandwidth total yang sesuai April 2010.

15 12 Gambar 4.2 Hasil Speedtest.net Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa implementasi manajemen 2 line ISP yang digunakan dapat menghasilkan bandwidth total yang maksimal, sesuai dengan layanan internet yang digunakan, dalam hal ini Speed.net Muntilan menggunakan 2 line Telkom Speedy dengan bandwidth masing masing 2 Mbps. 6 Selain untuk mengetahui bandwidth total, perlu juga dilakukan test melalui website pendeteksi IP address sumber untuk melihat, seberapa baik pembagian jalur gateway dengan penerapan nilai NTH pada konfigurasi diatas. Setelah melakukan 10 kali akses ke 2 website dan 7 maka data yang dihasilkan adalah sesuai tabel dibawah ini. Gambar 4.3 Website whatismyipaddress.com 6 diakses 20 April diakses 20 April 2010

16 13 Gambar 4.4 Website ORINDION.com Tabel 4.1 hasil test ip address sumber TEST Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa manajemen dua line ISP melalui penerapan nilai NTH pada router telah bekerja dengan baik, sehingga beban koneksi benar benar terbagi rata kepada masing - masing line.

17 Hasil Pengujian Menggunakan Download Manager Selanjutnya adalah melihat hasil pengujian melalui software download manager, dalam hal ini digunakan internet download manager sebagai alat bantu, apakah kecepatan download yang didapat sesuai dengan total bandwidth dari kedua line yang digunakan. Gambar 4.5 Hasil test download manager Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan download yang didapat dengan menerapkan manajemen dua line ISP seperti pada penelitian ini adalah jumlah dari bandwidth masing masing line yang digunakan yaitu total 4 Mbps, atau dapat diartikan bandwidth kedua line terpakai secara maksimal Hasil Pengujian Manajemen Bandwidth Penerapan bandwidth manajemen pada 6 unit client warnet diuji atau dilihat dari website speedtest.net, download melalui software download manager, maupun dilihat dari traffic data dalam winbox.

18 15 Gambar 4.6 Test download manager pada client warnet Gambar 4.7 traffic data client warnet pada winbox Gambar 4.8 Hasil Speedtest.net client warnet

19 16 Dari ketiga gambar diatas menunjukkan bahwa kecepatan atau bandwidth yang didapatkan oleh client warnet sesuai dengan manajemen bandwidth yang diterapkan melalui simple queue pada router. Kecepatan dibatasi sebesar 256 Kbps untuk download dan 64 Kbps untuk upload, terlihat pada winbox warna icon queues untuk warnet1 berwarna merah, pertanda kecepatan sedang dibatasi sesuai nilai pada simple queues, demikian juga jika melihat pada hasil test pada speedtest.net ternyata juga sesuai dengan simple queues yang diterapkan. 4.3 Pembahasan Manajemen dua line ISP menggunakan router Mikrotik pada penelitian ini memiliki tujuan utama untuk menyiasati keterbatasan bandwidth yang ditawarkan oleh ISP yang ada di Muntilan dan juga demi efisiensi dari segi biaya berlangganan dan perawatan jaringan baik pada operasional bulanan maupun saat maintenance. Owner mendapat keuntungan dari sisi efisiensi biaya yang dikeluarkan dengan margin atau profit yang didapatkan, dengan metode diatas cukup dengan menggunakan RouterBoard yang terjangkau dan layanan internet broadband yang ada di daerah tersebut, owner atau pemilik usaha sudah dapat memberikan pelayanan yang cukup memuaskan untuk para konsumen. Bagi para calon pengusaha atau teknisi yang akan mengerjakan project sejenis dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi. Jika pada penelitian ini digunakan dua line ISP dengan bandwidth yang sama besar, yaitu 1 : 1 sehingga nilai NTH pada mangle yang diterapkan adalah 2.1 dan 2.2, maka jika yang digunakan nantinya dari ISP dengan bandwidth tidak sama besar, misalnya 3 Mbps dan 1 Mbps, maka hanya dibutuhkan penyesuaian pada jumlah mangle yang digunakan yaitu 4.1, 4.2, 4.3 untuk line 3 Mbps berikut penyesuaian connection mark dan routing mark nya, 4.4 untuk line 1 Mbps dan juga penyesuaian pada connection mark dan routing mark nya.

20 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian ini bisa disimpulkan beberapa hal, yaitu. 1. Metode manajemen dua line ISP yang digunakan adalah Load Balance, yaitu membagi beban traffic kepada kedua line ISP yang digunakan berdasarkan nilai NTH pada mangle yang diterapkan. 2. Browsing ataupun download yang dilakukan melalui web brower seperti firefox atau chrome tidak akan mendapatkan bandwidth total karena hanya melalui salah satu gateway atau line ISP saja. 3. Program Download Manager dapat memanfaatkan semua bandwidth yang ada dari kedua line ISP yang digunakan karena proses download dilakukan dalam beberapa paket data sekaligus, sehingga kedua gateway yang ada terpakai secara maksimal. 5.2 Saran Beberapa saran yang bisa diberikan dalam penelitian ini: 1. Sebaiknya memilih penggunaan router Mikrotik jenis RouterBoard karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan jenis router Mikrotik dari PC ataupun dengan DOM. 2. Lebih baik menggunakan beberapa line ISP dengan bandwidth yang sama besar untuk mengurangi beban routing pada Mikrotik, dan mempermudah proses manajemen bandwidth. 3. Dengan perkembangan fitur dan teknologi yang ada, maka sudah sepantasnya selalu ada perbaikan dan pengembangan dari metode manajemen yang diterapkan pada penelitian ini. 17

21 DAFTAR PUSTAKA Kustanto& Saputro. Daniel T Membangun server internet dengan MikrotikOS. Yogyakarta : Penerbit Gava Media Linto Herlambang. Moch & Catur L.Aziz Panduan lengkap menguasai router masa depan menggunakan Mikrotik routeros. Yogyakarta : Penerbit ANDI MikroTik RouterOS V2.9 Reference Manual. Diakses tanggal 20 April Speedtest.net - The Global Broadband Speed Test. Diakses tanggal 20 April Syafrizal, Melvin Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta : Penerbit ANDI Tutorial Mikrotik, Forum Mikrotik Indonesia. diakses tanggal 20 April

Jaringan Dasar. J a r i n g a n D a s a r i

Jaringan Dasar. J a r i n g a n D a s a r i J a r i n g a n D a s a r i Penulis : SUPRIYANTO Editor Materi : KADEK Editor Bahasa : Ilustrasi Sampul : Desain & Ilustrasi Buku : PPPPTK BOE MALANG Hak Cipta 2013, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM MONITORING BERBASIS WEB UNTUK OPEN CLUSTER

APLIKASI SISTEM MONITORING BERBASIS WEB UNTUK OPEN CLUSTER 1 APLIKASI SISTEM MONITORING BERBASIS WEB UNTUK OPEN CLUSTER (APPLICATION OF MONITORING SYSTEM WEB BASED FOR OPEN CLUSTER) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Di Jurusan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU BERBASIS WEB DAN WAP

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU BERBASIS WEB DAN WAP SISTEM INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU BERBASIS WEB DAN WAP Sidiq Wahyu Surya Wijaya, Agus Mulyanto dan M. Mustakim Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

APLIKASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG APLIKASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Yohanes Putra Adi (yohanesadi533@yahoo.co.id), Ahmad Zainudin (laskar_cinta24@ymail.com) Welda (welda@stmik-mdp.net), Hermawan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DATA BERBASIS VPN-IP MPLS UNTUK PEMILIHAN UMUM

PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DATA BERBASIS VPN-IP MPLS UNTUK PEMILIHAN UMUM PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DATA BERBASIS VPN-IP MPLS UNTUK PEMILIHAN UMUM Rijal Fadilah 1), Djumhadi 2) 1,2) Jurusan Teknik Informatika, STMIK Balikpapan Jl. K.P Tendean 2A Gunung Pasir Balikpapan

Lebih terperinci

Outline Tugas Akhir Jaringan Komputer Program Studi Teknik Komputer AMIK BSI

Outline Tugas Akhir Jaringan Komputer Program Studi Teknik Komputer AMIK BSI Outline Tugas Akhir Jaringan Komputer Program Studi Teknik Komputer AMIK BSI Lembar Judul Tugas Akhir Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Lembar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROXY SERVER DAN ANALISIS PEMAKAIAN INTERNET DENGAN MENGGUNAKAN SARG (STUDI KASUS DI BMKG JUANDA SURABAYA)

RANCANG BANGUN PROXY SERVER DAN ANALISIS PEMAKAIAN INTERNET DENGAN MENGGUNAKAN SARG (STUDI KASUS DI BMKG JUANDA SURABAYA) RANCANG BANGUN PROXY SERVER DAN ANALISIS PEMAKAIAN INTERNET DENGAN MENGGUNAKAN SARG (STUDI KASUS DI BMKG JUANDA SURABAYA) ABSTRAK Disusun Oleh: Andy Rachman (1) dan M. Aminullah (2) (1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN JARINGAN LAN MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK DALAM RANGKA MENUNJANG KONEKSI INTERNET DI SESKOAU ATEP PUTU ANTA 10109776 DODY 10109775

RANCANG BANGUN JARINGAN LAN MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK DALAM RANGKA MENUNJANG KONEKSI INTERNET DI SESKOAU ATEP PUTU ANTA 10109776 DODY 10109775 RANCANG BANGUN JARINGAN LAN MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK DALAM RANGKA MENUNJANG KONEKSI INTERNET DI SESKOAU KERJA PRAKTEK Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN SERVER LINUX PADA PT DHARMA GUNA SAKTI

PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN SERVER LINUX PADA PT DHARMA GUNA SAKTI PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN SERVER LINUX PADA PT DHARMA GUNA SAKTI Siswa Trihadi 1 ; Frenky Budianto 2 ; Wirriyanto Arifin 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERBAIKAN KOMPUTER (Studi Kasus: CV Computer Plus Palembang)

SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERBAIKAN KOMPUTER (Studi Kasus: CV Computer Plus Palembang) SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERBAIKAN KOMPUTER (Studi Kasus: CV Computer Plus Palembang) Oleh: Syaprina, Leon Andretti Abdillah, & Nyimas Sopiah Mahasiswa & Dosen Universitas Bina Darma, Palembang Abstracts:

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI PEMROGRAMAN DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA.

PEMBUATAN APLIKASI PEMROGRAMAN DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA. PEMBUATAN APLIKASI PEMROGRAMAN DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA Naskah Publikasi diajukan oleh : Ruliati Teja Ningrum 09.12.3814 Kepada SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR EDISI : 2013 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA & JURUSAN MANAJEMEN INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2013 Disusun

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM HOTSPOT MENGGUNAKAN CAPTIVE PORTAL

RANCANG BANGUN SISTEM HOTSPOT MENGGUNAKAN CAPTIVE PORTAL RANCANG BANGUN SISTEM HOTSPOT MENGGUNAKAN CAPTIVE PORTAL 1 Agus Supriyono (07018184), 2 Imam Riadi (0510088001) 1 Program Studi Teknik Informatika 2 Program Studi Sistem Informasi Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (KP)

PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (KP) FAKULTAS INFORMATIKA IT TELKOM PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (KP) PRODI DIPLOMA 3 TEKNIK INFORMATIKA 2013 PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (KP) PROGRAM STUDI DIPLOMA FAKULTAS INFORMATIKA INSTITUT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MOBILE LEARNING SEBAGAI MEDIA BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENDUKUNG UJIAN NASIONAL TINGKAT SMP BERBASIS ANDROID DI SMP N 1 KLATEN

IMPLEMENTASI MOBILE LEARNING SEBAGAI MEDIA BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENDUKUNG UJIAN NASIONAL TINGKAT SMP BERBASIS ANDROID DI SMP N 1 KLATEN IMPLEMENTASI MOBILE LEARNING SEBAGAI MEDIA BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENDUKUNG UJIAN NASIONAL TINGKAT SMP BERBASIS ANDROID DI SMP N 1 KLATEN SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS MULTIMEDIA PADA BIMBEL EXCELLENCE

RANCANG BANGUN APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS MULTIMEDIA PADA BIMBEL EXCELLENCE RANCANG BANGUN APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS MULTIMEDIA PADA BIMBEL EXCELLENCE Ryandi Surya Gautama (ryandi_surya@ymail.com), Insani Kasih (insani.kasih@yahoo.co.id) Iis Pradesan (iis.pradesan@gmail.com)

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DI SD NEGERI TAMANAN BANTUL YOGYAKARTA. Naskah Publikasi

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DI SD NEGERI TAMANAN BANTUL YOGYAKARTA. Naskah Publikasi SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DI SD NEGERI TAMANAN BANTUL YOGYAKARTA Naskah Publikasi diajukan oleh Tegar Adi Prayogo 09.22.1041 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL Disusun Oleh: AGUNG PANDU DWIPRATAMA NIM: 106093003051 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN DATA PENJUALAN PADA GIAT NET SRAGEN. Naskah Publikasi

SISTEM PENGOLAHAN DATA PENJUALAN PADA GIAT NET SRAGEN. Naskah Publikasi SISTEM PENGOLAHAN DATA PENJUALAN PADA GIAT NET SRAGEN Naskah Publikasi diajukan oleh Abit Rosyadi 11.22.1311 kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENTING BAGI CALON PESERTA PELATIHAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGIKUTI PELATIHAN JARAK JAUH TELKOME- LEARNING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENTING BAGI CALON PESERTA PELATIHAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGIKUTI PELATIHAN JARAK JAUH TELKOME- LEARNING Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2006 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENTING BAGI CALON PESERTA PELATIHAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGIKUTI PELATIHAN JARAK JAUH TELKOME- LEARNING Trisna Agung¹

Lebih terperinci

PANDUAN TUGAS AKHIR. Versi 2.0 Agustus 2006. Program Studi : Teknik Komputer DIII Manajemen Informatika DIII & DI Komputerisari Akuntansi DIII

PANDUAN TUGAS AKHIR. Versi 2.0 Agustus 2006. Program Studi : Teknik Komputer DIII Manajemen Informatika DIII & DI Komputerisari Akuntansi DIII PANDUAN TUGAS AKHIR Versi 2.0 Agustus 2006 Program Studi : Teknik Komputer DIII Manajemen Informatika DIII & DI Komputerisari Akuntansi DIII PROGRAM DIPLOMA KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2006 Halaman

Lebih terperinci

Perjanjian Lisensi Pengguna Akhir (EULA)

Perjanjian Lisensi Pengguna Akhir (EULA) DASAR-DASAR NOTEBOOK Panduan Pengguna HP bertekad untuk mengurangi dampak lingkungan produk kami. Sebagai bagian dari upaya ini, kami menyediakan panduan pengguna dan pusat pembelajaran pada hard drive

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG SISTEM INFORMASI EFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR UNIT RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai

Lebih terperinci

Bakuan Audit Keamanan Informasi Kemenpora

Bakuan Audit Keamanan Informasi Kemenpora Bakuan Audit Keamanan Informasi Kemenpora Agustus 2012 Bakuan Audit Keamanan Informasi Kemenpora ISBN : 978-979- 1278-37-9 Ukuran Buku :15,7 cm x 24 cm Jumlah Halaman: 98 + xii Penanggung Jawab Dr. H.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN PHP DAN MySQL

PENGELOLAAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN PHP DAN MySQL PENGELOLAAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN PHP DAN MySQL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu

Lebih terperinci

SISTEM KONSULTASI DAN LAPORAN PEMBIMBINGAN TUGAS AKHIR

SISTEM KONSULTASI DAN LAPORAN PEMBIMBINGAN TUGAS AKHIR SISTEM KONSULTASI DAN LAPORAN PEMBIMBINGAN TUGAS AKHIR Sri Handayaningsih 1), Wahyu Pujiyono 2) Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo Janturan, Warungboto, Yogyakarta. Telp 0274. 3815223, 379418

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU DI SMPN 4 GIRIMULYO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU DI SMPN 4 GIRIMULYO NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU DI SMPN 4 GIRIMULYO NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Budianto 08.12.3175 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

SISTEM E-CRM PADA KLINIK TUMBUH KEMBANG ANAK INDIGROW

SISTEM E-CRM PADA KLINIK TUMBUH KEMBANG ANAK INDIGROW SISTEM E-CRM PADA KLINIK TUMBUH KEMBANG ANAK INDIGROW Henkie Ongowarsito 1 ; Hesty Gitarani 2 1, 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No.9,

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENYAJIAN DATA ELEKTRONIK UNTUK PELAKU PASAR MODAL. Oleh: Tim Studi Tentang Penyajian Data Elektronik Untuk Pelaku Pasar Modal

STUDI TENTANG PENYAJIAN DATA ELEKTRONIK UNTUK PELAKU PASAR MODAL. Oleh: Tim Studi Tentang Penyajian Data Elektronik Untuk Pelaku Pasar Modal STUDI TENTANG PENYAJIAN DATA ELEKTRONIK UNTUK PELAKU PASAR MODAL Oleh: Tim Studi Tentang Penyajian Data Elektronik Untuk Pelaku Pasar Modal DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

Lebih terperinci