Solusi dan Penyelesaian. Kombinatorik. (b)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Solusi dan Penyelesaian. Kombinatorik. (b)"

Transkripsi

1 Solusi dan Penyelesaian Kombinatorik # Ralat Soal Soal 17. (b) (a 2b + c) 2 Soal 30. Peluang Jevon bisa mengerjakan Bagian A Solusi Solusi 1. (a) 4500 (b) 5832 Solusi 16* Solusi 2. (a) 2240 (b*) 2296 (c) 96 Solusi 17. (a) x 4 8x x 2 32x + 16 (b) a 2 + 4b 2 + c 2 4ab 4bc + 2ac Solusi 3. (a) 3885 (b*) 3967 Solusi 18. (a) 2160 (b) 20 (c*) 15 (d*) 0 Solusi 4. (a) (b) 5040 (c*) Solusi 19. (a) 1326 (b) 1 (c) Solusi 5. (a) 16 (b) 84 Solusi 20. (a) 2 28 (b) Solusi 6. (a) 12 (b*) 192 Solusi Solusi 7. (a) (b) Solusi 8. (a) 720 (b) 400 (c*) 420 Solusi 9. (a) 12 (b) 60 Solusi 22. (a) 1 36 (b) 1 6 (c*) 1 6 Solusi Solusi 24* Solusi 10. (a) (b*) (c) Solusi 25. (a) 4 (b) 7 15 Solusi 11. (a) 120 (b) 25 (c*) 60 Solusi 26. (a) 343 (b*) Solusi Solusi 27. (a) 1 8 (b) 3 8 Solusi Solusi 28. (a) 3 15 (b*) 8 16 Solusi 14. (a) 9! (b) 8! 2 (c) 7! 2 Solusi 29. 0,72 (d*) 9! 7! 3! Solusi 30. 0,06 Solusi 15. (a) 720 (b) 144 (c*) 480 Mathematics is not just solving for x, it s also figuring out (wh)y. 1

2 Bagian B Penyelesaian Penyelesaian 2b. Perhatikan bahwa ketika digit terakhir (satuan) dari bilangan tersebut adalah 0, maka digit pertamanya (ribuan) bisa 9 kemungkinan (1 sampai 9). Namun, ketika digit terakhirnya bukan 0 (2, 4, 6, 8), maka digit pertamanya hanya bisa 8 kemungkinan (1 sampai 9, dikurangi angka yang menjadi digit terakhir). Jadi akan dibagi menjadi 2 kasus. Kasus I : Digit terakhirnya 0 Banyak bilangan yang memenuhi adalah = 504 Kasus II : Digit terakhirnya 2, 4, 6, 8 Banyak bilangan yang memenuhi adalah = 1792 Jadi, total ada = 2296 bilangan. Penyelesaian 3b. Perhitungan akan dibagi menjadi 4 kasus. Kasus I : Banyaknya bilangan yang memenuhi adalah = 5 Kasus II : Banyaknya bilangan yang memenuhi adalah = 42 Kasus III : Banyaknya bilangan yang memenuhi adalah = 392 Kasus IV : Banyaknya bilangan yang memenuhi adalah = 3528 Jadi, total ada = 3967 bilangan. (Catatan : Proses pengerjaannya mirip dengan Soal 3a, tapi dibalik.) Penyelesaian 4c. Menghitung banyaknya susunan kata dari TUTORIAL dimana kedua huruf T tidak berdekatan sama dengan menghitung banyaknya susunan kata yang bisa dibentuk jika tidak ada aturan khusus, lalu dikurangi dengan banyak susunan kata dimana huruf T berdekatan. Banyaknya susunan kata jika tidak ada aturan khusus = 8! : 2! = Banyaknya susunan kata dimana huruf T berdekatan = 7! = 5040 Jadi, total ada = susunan kata. Penyelesaian 6b. Perhatikan gambar di bawah ini Perhatikan juga bahwa huruf vokal dari kata HIRAGANA adalah I, A, A, A, dan huruf konsonannya adalah H, R, G, N. Karena semua huruf vokal tidak boleh berdekatan, maka susunan kata yang bisa dibentuk adalah ketika huruf vokalnya berada di posisi 2, 4, 6, 8 (huruf konsonan mengisi posisi 1, 3, 5, 7) atau huruf vokalnya berada di posisi 1, 3, 5, 7 (huruf konsonan mengisi posisi 2, 4, 6, 8). Kasus I : Huruf vokal berada di posisi 2, 4, 6, 8 Banyak kemungkinan letak masing-masing huruf konsonan = 4! = 24 Banyak kemungkinan letak masing-masing huruf vokal = 4! 3! = 4 Total ada 24 4 = 96 susunan kata. Mathematics is not just solving for x, it s also figuring out (wh)y. 2

3 Kasus II : Huruf vokal berada di posisi 1, 3, 5, 7 Banyak kemungkinan letak masing-masing huruf konsonan = 4! = 24 Banyak kemungkinan letak masing-masing huruf vokal = 4! 3! = 4 Total ada 24 4 = 96 susunan kata. Jadi, total ada = 192 susunan kata. (Catatan : Gunakan prinsip permutasi dimana terdapat unsur yang sama dalam menghitung letak masingmasing huruf.) Penyelesaian 8c. Perhatikan bahwa ketika digit terakhir (satuan) dari bilangan tersebut adalah 0, maka digit pertamanya (ribuan) bisa 6 kemungkinan (2, 3, 5, 6, 7, 8). Namun, ketika digit terakhirnya bukan 0 (2, 6, 8), maka digit pertamanya hanya bisa 5 kemungkinan (2, 3, 5, 6, 7, 8, dikurangi angka yang menjadi digit terakhir). Jadi akan dibagi menjadi 2 kasus. Kasus I : Digit terakhirnya 0 Banyak bilangan yang memenuhi adalah = 120 Kasus II : Digit terakhirnya 2, 6, 8 Banyak bilangan yang memenuhi adalah = 300 Jadi, total ada = 420 bilangan. Penyelesaian 10b. Perhatikan bahwa juru bicara satu dengan yang lainnya jabatannya sama, sehingga kedua posisi juru bicara dianggap sama. 100 Banyaknya cara memilih ketua = C 1 = 100 Banyaknya cara memilih juru bicara = C 2 99 = Jadi, total ada 100 = cara memilih ketua dan 2 juru bicara. 2 2 Penyelesaian 11c. Perhatikan bahwa harus ada minimal 2 anak laki-laki yang terpilih, jadi ada 2 kasus. Kasus I : Terpilih 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan Banyaknya cara memilih ketiga anak tersebut adalah C 5 2 C 5 1 = 50 Kasus II : Terpilih 3 anak laki-laki Banyaknya cara memilih ketiga anak tersebut adalah C 5 3 = 10 Jadi, total ada = 60 cara memilih ketiga anak dimana terdapat minimal 2 anak laki-laki. Penyelesaian 14d. Menghitung banyaknya susunan duduk dimana E, F, G tidak duduk berdekatan sama dengan menghitung banyaknya susunan duduk jika tidak ada aturan khusus, lalu dikurangi dengan banyak susunan duduk dimana E, F, G duduk berdekatan. Banyaknya susunan duduk jika tidak ada aturan khusus = 9! Banyaknya susunan duduk dimana E, F, G duduk berdekatan = 7!3! Jadi, total ada 9! 7!3! susunan duduk. Penyelesaian 15c. Menghitung banyaknya susunan duduk dimana P dan S tidak duduk berdekatan sama dengan menghitung banyaknya susunan duduk jika tidak ada aturan khusus, lalu dikurangi dengan banyak susunan duduk dimana P dan S duduk berdekatan. Perhatikan juga bahwa N, O, P, Q, R, S, dan U duduk mengelilingi sebuah meja bundar. Banyaknya susunan duduk jika tidak ada aturan khusus = 6! = 720 Banyaknya susunan duduk dimana P dan S duduk berdekatan = 5! 2! = 240 Jadi, total ada = 480 susunan duduk. Mathematics is not just solving for x, it s also figuring out (wh)y. 3

4 Penyelesaian 16. Perhatikan gambar di bawah ini Perhatikan juga bahwa masing-masing orang (baik perempuan maupun laki-laki) berbeda. Karena orang perempuan dan laki-laki duduk selang-seling, maka susunan duduk yang bisa dibentuk adalah ketika perempuannya berada di posisi 2, 4, 6, 8 (laki-laki mengisi posisi 1, 3, 5, 7) atau perempuannya berada di posisi 1, 3, 5, 7 (laki-laki mengisi posisi 2, 4, 6, 8). Kasus I : Orang perempuan berada di posisi 2, 4, 6, 8 Banyak kemungkinan letak masing-masing perempuan = 4! = 24 Banyak kemungkinan letak masing-masing laki-laki = 4! = 24 Total ada = 576 susunan kata. Kasus II : Orang perempuan berada di posisi 1, 3, 5, 7 Banyak kemungkinan letak masing-masing perempuan = 4! = 24 Banyak kemungkinan letak masing-masing laki-laki = 4! = 24 Total ada = 576 susunan kata. Jadi, total ada = 1152 susunan kata. Penyelesaian 18c. Perhatikan bahwa binomial yang akan dijabarkan adalah (a b 2 ) 6 dan diminta untuk mencari koefisien dari a 2 b 8. Pertama, tentukan pangkat dari masing-masing suku. Diperoleh suku a pangkatnya 2 dan suku ( b 2 ) pangkatnya 4. Kedua, tentukan koefisiennya berdasarkan aturan Binomial Newton. Pilih salah satu : Jika dilihat dari pangkat suku a maka diperoleh koefisiennya C 2 6. Jika dilihat dari pangkat suku ( b 2 ) maka diperoleh koefisiennya C 4 6. Ketiga, hitung hasil kalinya. C 2 6 a 2 ( b 2 ) 4 = 15a 2 b 8 Jadi, koefisien dari a 2 b 8 adalah 15. (Catatan : C 2 6 dan C 4 6 memiliki hasil yang sama.) Penyelesaian 18d. Perhatikan bahwa binomial yang akan dijabarkan adalah (j + i 2 ) 13 dan diminta untuk mencari koefisien dari i 16 j 6. Pertama, tentukan pangkat dari masing-masing suku. Kalau suku j pangkatnya 6 maka suku i 2 pangkatnya 13 6 = 7. Akan tetapi, (i 2 ) 7 = i 14 i 16. Kalau suku i 2 pangkatnya 8 maka suku j pangkatnya 13 8 = 5. Akan tetapi, j 5 j 6. Bisa disimpulkan bahwa tidak ada suku i 16 j 6 dalam penjabaran (j + i 2 ) 13. Jadi, koefisien i 16 j 6 pada penjabaran (j + i 2 ) 13 adalah 0. Penyelesaian 22c. Perhatikan bahwa agar hasil bagi mata dadunya 1, kedua dadu yang dilempar harus memunculkan mata dadu yang sama (contoh : 1 dan 1). Banyaknya kemungkinan hal ini terjadi adalah 6. Sementara itu banyaknya kemungkinan mata dadu yang muncul adalah 6 6 = 36. Jadi, peluang mendapatkan mata dadu dimana hasil bagi kedua mata dadunya 1 adalah 6 36 = 1 6 Mathematics is not just solving for x, it s also figuring out (wh)y. 4

5 Penyelesaian 24. Perhatikan bahwa untuk mendapatkan jumlah 14, maka mata-mata dadu yang dilempar harus menunjukkan angka 6, 6, 2; 6, 5, 3; 6, 4, 4; atau 5, 5, 4. Agar memudahkan perhitungan, akan dibagi menjadi 4 kasus. Perhatikan juga bahwa ketiga dadu yang dilempar adalah dadu-dadu berbeda. Kasus I : 6, 6, 2 Banyaknya kemungkinan keluarnya mata dadu 6, 6, 2 pada pelemparan tersebut adalah 3! Kasus II : 6, 5, 3 Banyaknya kemungkinan keluarnya mata dadu 6, 5, 3 pada pelemparan tersebut adalah 3! = 6 Kasus III : 6, 4, 4 Banyaknya kemungkinan keluarnya mata dadu 6, 4, 4 pada pelemparan tersebut adalah 3! Kasus IV : 5, 5, 4 Banyaknya kemungkinan keluarnya mata dadu 5, 5, 4 pada pelemparan tersebut adalah 3! Sementara banyak kemungkinan mata dadu yang muncul dalam pelemparan 3 dadu (ruang sampel) adalah = 216. Jadi, peluang jumlah ketiga mata dadunya 14 adalah = = (Catatan : Gunakan prinsip permutasi dimana terdapat unsur yang sama dalam menghitung banyak kemungkinan keluarnya mata dadu tertentu pada masing-masing dadu.) Penyelesaian 26b. Perhatikan bahwa akan diambil 1 permen sebanyak 3 kali dengan pengembalian. Perhatikan juga bahwa harus terambil minimal 2 permen kopi. Jadi ada 2 kasus. Kasus I : Terambil 2 permen kopi dan 1 permen coklat Banyaknya cara memilih ketiga anak tersebut adalah = 448 Kasus II : Terpilih 3 permen kopi Banyaknya cara memilih ketiga anak tersebut adalah = 512 Jadi, total ada = 960 kemungkinan cara mengambil. Penyelesaian 28b. Pertama akan dihitung banyak kemungkinan muncul minimal 1 gambar ketika 4 koin dilempar bersamasama sekali, lalu akan dicari nilai peluangnya. Menghitung banyaknya kemungkinan hasil pelemparan dimana muncil minimal 1 gambar sama dengan menghitung banyaknya kemungkinan hasil pelemparan jika tidak ada aturan khusus, lalu dikurangi dengan banyak kemungkinan hasil pelemparan dimana tidak muncul gambar (semuanya angka). Banyaknya kemungkinan hasil pelemparan jika tidak ada aturan khusus = 16 Banyaknya kemungkinan hasil pelemparan dimana tidak muncul gambar (semuanya angka) = 1 Sementara itu, banyak kemungkinan hasil pelemparan 4 koin (ruang sampel) adalah 16. Jadi, peluang muncul minimal 1 gambar dalam pelemparan 4 koin adalah 16 1 = Mathematics is not just solving for x, it s also figuring out (wh)y. 5

Solusi dan Penyelesaian. Persamaan Lingkaran. Solusi 6. (a) m = 8 (b) m = ±2 (c*) m = 1 (d*) m > 10. (b) di luar lingkaran (c) di dalam lingkaran

Solusi dan Penyelesaian. Persamaan Lingkaran. Solusi 6. (a) m = 8 (b) m = ±2 (c*) m = 1 (d*) m > 10. (b) di luar lingkaran (c) di dalam lingkaran Solusi dan Penyelesaian Persamaan Lingkaran # Ralat Soal --- tidak ada --- Bagian A Solusi Solusi 1. (a) x 2 + y 2 = 13 (b) x 2 + y 2 = 1 5 Solusi 2. (a) (x + 1) 2 + (y 2) 2 = 9 (b*) tidak ada persamaan

Lebih terperinci

L/O/G/O KOMBINATORIK. By : ILHAM SAIFUDIN

L/O/G/O KOMBINATORIK. By : ILHAM SAIFUDIN L/O/G/O KOMBINATORIK By : ILHAM SAIFUDIN Senin, 09 Mei 2016 1.2 Kaidah Dasar menghitung BAB 4. KOMBINATORIK 1.1 Pendahuluan 1.2 Kaidah Dasar Menghitung 1.3 Permutasi 1.4 Kombinasi 1.5 Permutasi dan Kombinasi

Lebih terperinci

KOMBINATORIKA SEDERHANA

KOMBINATORIKA SEDERHANA KOMBINATORIKA SEDERHANA Kaidah Penjumlahan Misal suatu peristiwa dapat terjadi dalam cara yang berlainan (saling asing ). Dalam cara pertama terdapat kemungkinan hasil yang berbeda. Cara kedua memberikan

Lebih terperinci

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran :

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran : 1.Tentukan solusi dari : 1 7 1 Rubrik Penskoran : Skor Kriteria Langkah langkah untuk membentuk persamaan kuadrat telah benar. 4 Langkah pemfaktoran telah benar. (jika digunakan) Terdapat dua solusi yang

Lebih terperinci

Aturan Pencacahan MATERI MATEMATIKA SMA KELAS XI MIA PERMUTASI SAPTANA SURAHMAT. Penyusun : Sub-pokok Bahasan:

Aturan Pencacahan MATERI MATEMATIKA SMA KELAS XI MIA PERMUTASI SAPTANA SURAHMAT. Penyusun : Sub-pokok Bahasan: Aturan Pencacahan MATERI MATEMATIKA SMA KELAS XI MIA Sub-pokok Bahasan: PERMUTASI 1 Penyusun : SAPTANA SURAHMAT Target Kompetensi *) Dikutif dari Lampiran Peraturan Mentri Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum

Lebih terperinci

U n KOMBINATORIAL. A 1 atau A 2 atau... atau A n adalah (n 1 + n n n ). Dengan kata lain

U n KOMBINATORIAL. A 1 atau A 2 atau... atau A n adalah (n 1 + n n n ). Dengan kata lain KOMBINATORIAL Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek objek Solusi yang ingin kita peroleh dari kombinatorial ini adalah jumlah cara pengaturan objek objek didalam kumpulanya

Lebih terperinci

BAB 2 PELUANG RINGKASAN MATERI

BAB 2 PELUANG RINGKASAN MATERI BAB PELUANG A RINGKASAN MATERI. Kaidah Pencacahan Bila terdapat n tempat yang tersedia dengan k cara untuk mengisi tempat pertama, k cara untuk mengisi tempat kedua, dan seterusnya, maka cara untuk mengisi

Lebih terperinci

PELUANG. n cara yang berbeda. Contoh 1: Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali?

PELUANG. n cara yang berbeda. Contoh 1: Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali? -1- PELUANG 1. KAIDAH PENCACAHAN 1.1 Aturan Pengisian Tempat Jika beberapa peristiwa dapat terjadi dengan n1, n2, n3,... cara yang berbeda, maka keseluruhan peristiwa itu dapat terjadi dengan n n......

Lebih terperinci

Peluang Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi dalam Pemecahan Masalah Ruang Sampel Suatu Percobaan Peluang Suatu Kejadian dan Penafsirannya

Peluang Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi dalam Pemecahan Masalah Ruang Sampel Suatu Percobaan Peluang Suatu Kejadian dan Penafsirannya 2 Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi dalam ; Pemecahan Masalah Ruang Sampel Suatu Percobaan ; Suatu Kejadian dan Penafsirannya ; Pada era demokrasi saat ini untuk menduduki suatu jabatan tertentu

Lebih terperinci

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH (PROBLEM SOLVING STRATEGIES) EDDY HERMANTO

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH (PROBLEM SOLVING STRATEGIES) EDDY HERMANTO STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH (PROBLEM SOLVING STRATEGIES) EDDY HERMANTO Strategi Penyelesaian Masalah Beberapa Strategi Penyelesaian Masalah : 1. Membuat daftar Yang Teratur 2. Memisalkan Dengan Suatu

Lebih terperinci

Pendahuluan. abcdef aaaade a123fr. erhtgahn yutresik ????

Pendahuluan. abcdef aaaade a123fr. erhtgahn yutresik ???? Kombinatorial 1 Percobaan! Melampar dadu! Berapa saja angka yang muncul? Memilih 4 wakil dari kelas ini! Berapa kemungkinan perwakilan yang dapat dibentuk? Menyusun 5 huruf dari a,b,c,d,e, tidak boleh

Lebih terperinci

BAHAN AJAR HARRY DWI PUTRA MATEMATIKA SMA KELAS XI SEMESTER 2

BAHAN AJAR HARRY DWI PUTRA MATEMATIKA SMA KELAS XI SEMESTER 2 BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI STRATEGI WHAT IF NOT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATHEMATICAL PROBLEM POSING DAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS SISWA Mata Pelajaran Wajib MATEMATIKA SMA

Lebih terperinci

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. KOMBINATORIAL DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. ENUMERASI Sebuah sandi-lewat (password)

Lebih terperinci

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. KOMBINATORIAL DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. ENUMERASI Sebuah sandi-lewat (password)

Lebih terperinci

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014 Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 2 8/29/2014 1 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 3 8/29/2014 3 KOMBINATORIAL Tujuan 1.Mahasiswa

Lebih terperinci

KOMBINATORIKA DAN PELUANG. Jika n adalah bilangan asli, maka n factorial, ditulis n! diartikan sebagai

KOMBINATORIKA DAN PELUANG. Jika n adalah bilangan asli, maka n factorial, ditulis n! diartikan sebagai KOMBINATORIKA DAN PELUANG Faktorial Jika n adalah bilangan asli, maka n factorial, ditulis n! diartikan sebagai n(n-1)(n-2).3.2.1 dan didefinisikan 0!=1 Permutasi Permutasi dari n unsur adalah banyaknya

Lebih terperinci

BAB III KOMBINATORIK

BAB III KOMBINATORIK 37 BAB III KOMBINATORIK Persoalan kombinatorik bukan merupakan persoalan yang baru dalam kehidupan nyata. Banyak persoalan kombinatorik yang sederhana telah diselesaiakan dalam masyarakat. Misalkan, saat

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN PELUANG

SOAL-SOAL LATIHAN PELUANG SOAL-SOAL LATIHAN PELUANG. Berapa banyak bilangan bulat positif lebih kecil dari 700, yang dapat disusun dari angka-angka,, 5, 7 dan 9. kalau tiap bilangan tidak boleh mengandung angka yang sama. 2. Pertanyaan

Lebih terperinci

SOAL BRILLIANT COMPETITION 2013

SOAL BRILLIANT COMPETITION 2013 PILIHAN GANDA. Pada suatu segitiga ABC, titik D berada di AC sehingga AD : DC = 4 :. Titik E berada di BC sehingga BE : EC = : 3. Titik F adalah titik perpotongan antara garis BD dan garis AE. Jika luas

Lebih terperinci

6. PELUANG A. Kaidah Pencacahan 1. Aturan perkalian

6. PELUANG A. Kaidah Pencacahan 1. Aturan perkalian 6. PELUANG A. Kaidah Pencacahan. Aturan perkalian Apabila suatu peristiwa dapat terjadi dengan n tahap yang berurutan, dimana tahap pertama terdapat a cara yang berbeda dan seterusnya sampai dengan tahap

Lebih terperinci

UKD-4 PELUANG 11 IPA 3 Jumat, 22 Sept 2017

UKD-4 PELUANG 11 IPA 3 Jumat, 22 Sept 2017 UKD-4 PELUANG 11 IPA 3 Jumat, 22 Sept 2017 1. Sebuah dadu dilempar sekali. Peluang munculnya mata dadu bukan kelipatan 3 B. 2/6 C. 3/6 D. 4/6 2. Dari 60 kali pelemparan sebuah dadu, maka frekuensi harapan

Lebih terperinci

a. Ruang Sampel dan Titik Sampel Dalam himpunan ruang sampel disebut Semesta S = 1, 2, 3, 4,5, 6

a. Ruang Sampel dan Titik Sampel Dalam himpunan ruang sampel disebut Semesta S = 1, 2, 3, 4,5, 6 1. Kejadian a. Ruang Sampel dan Titik Sampel Ruang Sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu kegiatan Contoh : Kegiatan melempar sebuah dadu hasil atau angka yang mungkin muncul adalah

Lebih terperinci

Kombinatorial. Matematika Diskrit Pertemuan ke - 4

Kombinatorial. Matematika Diskrit Pertemuan ke - 4 Kombinatorial Matematika Diskrit Pertemuan ke - 4 Pengertian Cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek Solusi yang diperoleh : jumlah cara pengaturan objek-objek tertentu dalam himpunan

Lebih terperinci

Pembahasan Contoh Soal PELUANG

Pembahasan Contoh Soal PELUANG Pembahasan Contoh Soal PELUANG 1. Nomor rumah yang dimaksud terdiri atas dua angka. Ini berarti ada dua tempat yang harus diisi, yaitu PULUHAN dan SATUAN. Karena nomor rumah harus ganjil, maka tempat Satuan

Lebih terperinci

Permutasi & Kombinasi. Dr.Oerip S Santoso MSc

Permutasi & Kombinasi. Dr.Oerip S Santoso MSc Permutasi & Kombinasi Dr.Oerip S Santoso MSc Aturan Pejumlahan dan Perkalian Aturan Penjumlahan Himpunan S dipartisi menjadi subset S1,S2, Sm Jumlah objek di S = jumlah objek dari semua subset Contoh 1:

Lebih terperinci

Kombinatorika Muhammad Saiful Jumat, 27 Januari 2017 ComLabs C, SMA Negeri 2 Bandung

Kombinatorika Muhammad Saiful Jumat, 27 Januari 2017 ComLabs C, SMA Negeri 2 Bandung Kombinatorika Muhammad Saiful Islam muhammad@saiful.web.id @saifulwebid Jumat, 27 Januari 2017 ComLabs C, SMA Negeri 2 Bandung Referensi Lecture slide by Julio Adisantoso, http://julio.staff.ipb.ac.id/files/2014/02/slide-02-

Lebih terperinci

PERMUTASI & KOMBINASI

PERMUTASI & KOMBINASI MODUL MATEMATIKA 11.1.4 PERMUTASI & KOMBINASI KELAS : XI BAHASA SEMESTER : I (SATU) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 http://vidyagata.word press.com/ PEMERINTAH KOTA MALANG

Lebih terperinci

Permutations, Combinations, and Probability Jadug Norach Agna Parusa. Copyright 2014 Bimbingan Belajar Merlion BBMerlion.com

Permutations, Combinations, and Probability Jadug Norach Agna Parusa. Copyright 2014 Bimbingan Belajar Merlion BBMerlion.com Permutations, Combinations, and Probability Jadug Norach Agna Parusa Copyright 2014 Bimbingan Belajar Merlion BBMerlion.com 1 PERMUTATIONS & COMBINATIONS Objektif Mengenal konsep ( n P r ) dan ( n C r

Lebih terperinci

KOMBINATORIAL. /Nurain Suryadinata, M.Pd

KOMBINATORIAL. /Nurain Suryadinata, M.Pd Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata, M.Pd Referensi

Lebih terperinci

Kombinatorial dan Peluang Diskret Matematika Diskret (TKE072107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Kombinatorial dan Peluang Diskret Matematika Diskret (TKE072107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Kombinatorial dan Peluang Diskret Matematika Diskret (TKE072107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2012/2013 Kombinatorial: cabang matematika yang mempelajari

Lebih terperinci

PROBABILITAS (KEMUNGKINAN/PELUANG) PENDAHULUAN PENGERTIAN PROBABILITAS HUKUM PROBABILITAS

PROBABILITAS (KEMUNGKINAN/PELUANG) PENDAHULUAN PENGERTIAN PROBABILITAS HUKUM PROBABILITAS PROBABILITAS (KEMUNGKINAN/PELUANG) PENDAHULUAN PENGERTIAN PROBABILITAS HUKUM PROBABILITAS PENDAHULUAN Semua kejadian di alam selalu dikatakan ada ketidakpastian Adanya statistik karena adanya ketidakpastian

Lebih terperinci

II. KONSEP DASAR PELUANG

II. KONSEP DASAR PELUANG II. KONSEP DASAR PELUANG Teori Peluang memberikan cara pengukuran kuantitatif tentang kemungkinan munculnya suatu kejadian tertentu dalam suatu percobaan/peristiwa. Untuk dapat menghitung peluang lebih

Lebih terperinci

B. Aturan Permutasi ATURAN PENCACAHAN 11/20/2015. B. Aturan Permutasi

B. Aturan Permutasi ATURAN PENCACAHAN 11/20/2015. B. Aturan Permutasi Jurnal Materi Umum B. Aturan Permutasi Daftar Hadir Materi B SoalLatihan ATURAN PENCACAHAN Kelas XI, Semester 4 B. Aturan Permutasi Notasi faktorial : n! = n (n - 1) (n - 2) (n - 3) 3. 2. 1 dimana n bilangan

Lebih terperinci

HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O.

HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O. HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O. BOX BLS 2 YOGYAKARTA5528 lmnas@ugm.ac.id http://lmnas.fmipa.ugm.ac.id

Lebih terperinci

Bab 4. Koefisien Binomial

Bab 4. Koefisien Binomial Bab 4. Koefisien Binomial Koefisien binomial merupakan bilangan-bilangan yang muncul dari hasil penjabaran penjumlahan dua peubah yang dipangkatkan, misalnya (a + b) n. Sepintas terlihat bahwa ekspresi

Lebih terperinci

KOMBINATORIKA. Berapa banyak cara menyusun sebuah bilangan yang terdiri dari empat buah angka yang tidak mengandung angka yang berulang?

KOMBINATORIKA. Berapa banyak cara menyusun sebuah bilangan yang terdiri dari empat buah angka yang tidak mengandung angka yang berulang? P a g e 1 KOMBINATORIKA Beberapa prinsip penting dalam menyelesaikan masalah kombinatorika yaitu permutasi dan kombinasi, prinsip inklusi-eksklusi, koefisien binomial, prinsip sarang merpati (pigeon hole

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG SMP NEGERI SATU ATAP AMBARAWA LATIHAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG SMP NEGERI SATU ATAP AMBARAWA LATIHAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA PAKET A KODE SOAL : DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG SMP NEGERI SATU ATAP AMBARAWA LATIHAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 0/0 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : Matematika Hari,

Lebih terperinci

Soal Babak Penyisihan OMITS 2008

Soal Babak Penyisihan OMITS 2008 Soal Babak Penyisihan OMITS 008. Banyak pembagi positif dari.50.000 adalah..... a. 05 b. 0 c. 75 d. 0 e.5. Jari-jari masing-masing lingkaran adalah 5 cm. Tentukan panjang busur ketiga lingkaran tersebut.....

Lebih terperinci

PAKET TRY OUT UN MATEMATIKA IPA

PAKET TRY OUT UN MATEMATIKA IPA PAKET TRY OUT UN MATEMATIKA IPA Berilah tanda silang (x) pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!. Kesimpulan dari pernyataan: "Jika bencana alam tsunami terjadi, maka setiap orang ketakutan"

Lebih terperinci

PELUANG. Permutasi dengan beberapa elemen yang sama: Dari n obyek terdapat n

PELUANG. Permutasi dengan beberapa elemen yang sama: Dari n obyek terdapat n PELUANG Bab 11 1. Faktorial Faktorial adalah perkalian bilangan asli berurutan Hasil perkalian dari n bilangan asli pertama yang terurut dikatakan sebagai n faktorial (n!) n! n( n 1)( n 2)...3.2.1 5! =

Lebih terperinci

Kombinatorial. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Definisi dan tujuan. Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek

Kombinatorial. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Definisi dan tujuan. Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek Kombinatorial Oleh: Panca Mudjirahardjo Definisi dan tujuan Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek Menentukan jumlah cara pengaturan objek tersebut 1 Ilustrasi 1

Lebih terperinci

Bab 11 PELUANG. Contoh : 5! = = 120

Bab 11 PELUANG. Contoh : 5! = = 120 PELUANG Bab 11 1. Faktorial Faktorial adalah perkalian bilangan asli berurutan Hasil perkalian dari n bilangan asli pertama yang terurut dikatakan sebagai n faktorial (n!) n! n( n 1)( n 2)...3.2.1 5! =

Lebih terperinci

MODUL PELUANG MATEMATIKA SMA KELAS XI

MODUL PELUANG MATEMATIKA SMA KELAS XI KATA PENGANTAR Segala puji syukur bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-nya. Sebaik-baiknya shalawat serta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta

Lebih terperinci

Bab IV. Pengantar Peluang. Pengantar Peluang. Eksperimen. Aturan Menghitung Kombinasi Permutasi. Keluaran Eksperimen

Bab IV. Pengantar Peluang. Pengantar Peluang. Eksperimen. Aturan Menghitung Kombinasi Permutasi. Keluaran Eksperimen Pengantar Peluang Eksperimen Pengantar Peluang Bab IV Aturan Menghitung Kombinasi Permutasi Peluang Eksperimen Peluang adalah pengukuran numerik kemungkinan suatu kejadian terjadi Eksperimen Keluaran Eksperimen

Lebih terperinci

KOMBINATORIAL STRUKTUR DISKRIT K-1. Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

KOMBINATORIAL STRUKTUR DISKRIT K-1. Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia. STRUKTUR DISKRIT K-1 KOMBINATORIAL Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Suryadi MT Struktur Diskrit 1 Pendahuluan Sebuah password panjangnya 6 sampai

Lebih terperinci

ARTIKEL. Bagaimana menentukan rumus pasangan Triple Phytagoras. Markaban Januari 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ARTIKEL. Bagaimana menentukan rumus pasangan Triple Phytagoras. Markaban Januari 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ARTIKEL Bagaimana menentukan rumus pasangan Triple Phytagoras Markaban 19611151988031005 Januari 015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

peluang Contoh 6.1 Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali? Matematika Dasar Page 46

peluang Contoh 6.1 Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali? Matematika Dasar Page 46 peluang 6.1 Kaidah Pencacahan A. Aturan Perkalian Misal suatu plat nomor sepeda motor terdiri atas dua huruf berbeda yang diikuti tiga angka dengan angka pertama bukan 0. Berapa banyak plat nomor berbeda

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL SMK/MAK Tahun Pelajaran 2014/2015

UJIAN NASIONAL SMK/MAK Tahun Pelajaran 2014/2015 T RY O U T UJIAN NASIONAL SMK/MAK Tahun Pelajaran 014/01 Bidang Studi: MATEMATIKA Kelompok teknologi, kesehatan, dan pertanian Petunjuk Umum 1. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima sebelum mengerjakan

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL OSP MATEMATIKA SMP PEMBINAAN GURU OLIMPIADE DISUSUN: DODDY FERYANTO

KUMPULAN SOAL OSP MATEMATIKA SMP PEMBINAAN GURU OLIMPIADE DISUSUN: DODDY FERYANTO KUMPULAN SOAL OSP MATEMATIKA SMP PEMBINAAN GURU OLIMPIADE DISUSUN: DODDY FERYANTO DIURUTKAN BERDASARKAN TAHUN DAN DIKUMPULKAN BERDASARKAN TOPIK MATERI BILANGAN 2011 1. Jika x adalah jumlah 99 bilangan

Lebih terperinci

BAB 2 PELUANG. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.

BAB 2 PELUANG. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. Standar Kompetensi 2 PELUNG Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 1. Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi

Lebih terperinci

BAB X Pokok Bahasan PELUANG

BAB X Pokok Bahasan PELUANG BUKU MATEMATIKA SMP KELAS VII KURIKULUM 2013 Soal dan Pembahasan Uji Kompetensi 10.1 BAB X Pokok Bahasan PELUANG 1. Ambil sebuah paku payung sebagai percobaan, lempar hingga jatuh ke lantai. Dapatkah kamu

Lebih terperinci

BAB 2 PELUANG. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.

BAB 2 PELUANG. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. Standar Kompetensi 2 PELUNG Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 1. Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi

Lebih terperinci

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016 TK/SD/SMP/SMA Methodist- Medan Jalan MH Thamrin No. 96 Medan Kota - 0 T: (+66)56 58 METHODIST- EDUCATION EXPO 06 Lomba Sains Plus Antar Pelajar Tingkat SMA se-sumatera Utara NASKAH SOAL MATEMATIKA - Petunjuk

Lebih terperinci

2. Suku-suku sejenis Suku-suku sejenis adalah suku-suku yang mempunyai variabel dan bilangan pangkat dari variabel tersebut sama.

2. Suku-suku sejenis Suku-suku sejenis adalah suku-suku yang mempunyai variabel dan bilangan pangkat dari variabel tersebut sama. A. OPERASI BENTUK ALJABAR 1. Pengertian suku, koefisien, variabel, dan konstanta bentuk aljabar Bentuk 8x + 17 merupakan bentuk aljabar dengan x sebagai variabel, 8 sebagai koefisien, dan 17 adalah konstant

Lebih terperinci

OPERASI HIMPUNAN. (Minggu ke-10 dan 11)

OPERASI HIMPUNAN. (Minggu ke-10 dan 11) OPERASI HIMPUNAN (Minggu ke-10 dan 11) Definisi 1. Irisan dari dua himpunan H dan K dengan notasi HK adalah himpunan yang anggota-anggotanya menjadi anggota H sekaligus menjadi anggota K, Notasi matematisnya

Lebih terperinci

Teori Bilangan. Contoh soal : 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku. Jawaban : a. Petama, kita uji untuk. Ruas kiri sama dengan.

Teori Bilangan. Contoh soal : 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku. Jawaban : a. Petama, kita uji untuk. Ruas kiri sama dengan. Contoh soal : Teori Bilangan 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku a. Petama, kita uji untuk Ruas kiri sama dengan dan ruas kanan Jadi pernyataan benar untuk n=1 b. Langkah kedua, asumsikan bahwa pernyataan

Lebih terperinci

PROBABILITAS MODUL PROBABILITAS

PROBABILITAS MODUL PROBABILITAS MODUL 6 PROBABILITAS. Pendahuluan Masalah probabilitas adalah masalah frekuensi sesuatu kejadian. Dari itu, probabilitas suatu kejadian dapat diatasi sebagai perbandingan frekuensi kejadian itu dengan

Lebih terperinci

1. Jika diketahui pernyataan p benar dan q salah, maka pernyataan di bawah ini yang benar adalah.

1. Jika diketahui pernyataan p benar dan q salah, maka pernyataan di bawah ini yang benar adalah. MAT IPS PAKET B PETUNJUK KHUSUS : Pilihlah satu jawaban yang benar untuk soal nomor sampai dengan 40 dengan menghitamkan huruf A, B, C, D, atau E pada lembar LJK!. Jika diketahui pernyataan p benar dan

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 MATEMATIKA SMA/MA PETUNJUK UNTUK PESERTA: 1. Tes terdiri dari dua bagian. Tes bagian pertama terdiri dari 20 soal isian singkat dan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PELUANG

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PELUANG Nama Siswa : LEMBAR AKTIVITAS SISWA PELUANG 2 2. Kelas : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.16 Memahami dan menerapkan berbagai aturan pencacahan melalui beberapa contoh nyata serta menyajikan alur perumusan

Lebih terperinci

Peluang. Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas LOGO

Peluang. Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas LOGO Peluang Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas LOGO Kompetensi menjelaskan mengenai ruang contoh, titik contoh dan kejadian mencacah titik contoh menghitung peluang

Lebih terperinci

Perhatikan segitiga siku-siku CDE : Lsegitiga CDE = DE. CD. = ½. 2x. 2x = 2x 2 =

Perhatikan segitiga siku-siku CDE : Lsegitiga CDE = DE. CD. = ½. 2x. 2x = 2x 2 = 1. Diketahui setengah lingkaran dengan diameter AB dan O adalah titik tengah AB. Segitiga CDE siku-siku di D. DE pada diameter AB sehingga DO=OE dan CD=DE untuk suatu titik C pada setengah lingkaran. Jika

Lebih terperinci

1. Nilai dari log 3 2 log 6 =. a. 3 b. 1 c. 0 d. 1 e. 3

1. Nilai dari log 3 2 log 6 =. a. 3 b. 1 c. 0 d. 1 e. 3 1. Nilai dari 2 + 2 log 3 2 log 6 =. a. 3 b. 1 c. 0 d. 1 e. 3 2. Nilai x yang memenuhi persamaan 1 = (4) 2 ( 2x 4 ) 4 a. 2 b. 3 c. 4 d. 6 e. 12 3. Persamaan kuadrat 9x 2 3x 1 = 0 memliki akar akar x 1

Lebih terperinci

6.3 PERMUTATIONS AND COMBINATIONS

6.3 PERMUTATIONS AND COMBINATIONS 6.3 PERMUTATIONS AND COMBINATIONS Pengaturan dengan urutan Sering kali kita perlu menghitung banyaknya cara pengaturan obyek tertentu dengan memperhatikan urutan maupun tanpa memperhatikan urutan. Contoh

Lebih terperinci

SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT KABUPATEN 2012

SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT KABUPATEN 2012 SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT KABUPATEN 2012 BAGIAN A : PILIHAN GANDA SOAL 1 Pernyataan yang benar diantara pernyataan-pernyataan berikut adalah : A. {Ø} Ø D. {a,b} {a, b, {{a,b}}} B. {Ø} Ø E. {a,ø}

Lebih terperinci

CHAPTER 7 DISCRETE PROBABILITY

CHAPTER 7 DISCRETE PROBABILITY CHAPTER 7 DISCRETE PROBABILITY 1 7.1 AN INTRODUCTION TO DISCRETE PROBABILITY 2 Sejarah 1526: Cardano menulis Liber de Ludo Aleae (Book on Games of Chance). Abad 17: Pascal menentukan kemungkinan untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 1. Kuesioner Lampiran 1 Kuesioner Petunjuk Pengisian: Data-data yang Saudara isi ini akan digunakan untuk penelitian dalam bidang kebahasaan, untuk itu Saudara dimohon mengisi semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap

Lebih terperinci

Learning Outcomes Pencacahan Permutasi Kombinasi Sebaran Bola dalam Keranjang Kesimpulan. Kombinatorika. Julio Adisantoso.

Learning Outcomes Pencacahan Permutasi Kombinasi Sebaran Bola dalam Keranjang Kesimpulan. Kombinatorika. Julio Adisantoso. 11 Pebruari 2014 Learning Outcome Mahasiswa dapat memahami pentingnya teknik counting problem dalam Ilmu Hitung Peluang Mahasiswa mengetahui dan memahami teknik kombinatorika Mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi: Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.

Standar Kompetensi: Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI/Semester 1 Penulis: Addin Grahaddin Affandi, S.Si. Standar Kompetensi: Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMP Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMP Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018 Tes Simulasi Ujian Nasional SMP Berbasis Komputer Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Nilai dari 16 + ( 21) : 7 {9 + [56 : ( 8)]}adalah.... (a) 5 14 (b) 10 (c) 2 (d) -10 2. Bentuk sederhana

Lebih terperinci

Matematika SMA IPS MATA PELAJARAN. Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMA/MA Program Studi : IPS

Matematika SMA IPS MATA PELAJARAN. Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMA/MA Program Studi : IPS Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMA/MA Program Studi : IPS MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN Hari/Tanggal : Jum at, 6 Januari 8 Jam :. 9. ( menit) PETUNJUK UMUM. Periksalah Naskah Soal yang Anda terima

Lebih terperinci

MINGGU KE VIII & IX DISTRIBUSI DESCRETE

MINGGU KE VIII & IX DISTRIBUSI DESCRETE MINGGU KE VIII & IX DISTRIBUSI DESCRETE Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa mampu memahami dengan apa yang dimaksud dengan distribusi diskrit 2. Mahasiswa memahami manfaat dan kegunaan dari distrubusi

Lebih terperinci

PEMBINAAN MENGHADAPI OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMA

PEMBINAAN MENGHADAPI OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMA PEMBINAAN MENGHADAPI OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMA Disajikan dalam Workshop MGMP Matematika SMA/MA se-kabupaten Bantul di MAN Lab UIN Banguntapan Bantul, 16 Februari 01 Oleh : Nikenasih Binatari, M.Si

Lebih terperinci

KOMBINATORIK. Disampaikan dalam kegiatan: PEMBEKALAN OSN-2010 SMP STELA DUCE I YOGYAKARTA

KOMBINATORIK. Disampaikan dalam kegiatan: PEMBEKALAN OSN-2010 SMP STELA DUCE I YOGYAKARTA KOMBINATORIK Disampaikan dalam kegiatan: PEMBEKALAN OSN-2010 SMP STELA DUCE I YOGYAKARTA Oleh: Murdanu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta SEKOLAH MENENGAH PERTAMA STELA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp.

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.9 Sukoharjo Telp. 0-590 55 TR OUT UJIAN NASIONAL TAHAP TAHUN PELAJARAN 0/0 Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp.

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.97 Sukoharjo Telp. 07-59 575 TR OUT UJIAN NASIONAL TAHAP TAHUN PELAJARAN 0/0 Mata Pelajaran :

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal:

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal: Solusi Pengayaan Matematika Edisi 4 April Pekan Ke-, 006 Nomor Soal: 3-40 3. Manakah yang paling besar di antara bilangan-bilangan 0 9 b, 5 c, 0 d 5, dan 0 e 4 3? A. e B. d C. c D. b E. a Solusi: [E] 5

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 1

Statistika Psikologi 1 Modul ke: 10 Statistika Psikologi 1 Probabilitas Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Probabilitas: Konsep Dasar Tidak ada definisi resmi untuk menjelaskan probabilitas

Lebih terperinci

PERSAMAAN KUADRAT. . rumus 1. Ada beberapa bentuk khusus persamaan kuadrat yaitu : : persamaan kuadrat murni

PERSAMAAN KUADRAT. . rumus 1. Ada beberapa bentuk khusus persamaan kuadrat yaitu : : persamaan kuadrat murni A. Persamaan Kuadrat PERSAMAAN KUARAT Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang variabelnya mempunyai pangkat tertinggi sama dengan. Bentuk baku persamaan kuadrat adalah dalam adalah : a + b + c 0.

Lebih terperinci

KETIDAKSAMAAN. A. Pengertian

KETIDAKSAMAAN. A. Pengertian A. Pengertian KETIDAKSAMAAN Ketidaksamaan dinotasikan dengan 1. < (lebih Kecil 2. ( lebih kecil atau sama dengan)) 3. > ( lebih besar) 4. ( lebih besar atau sama dengan) Tanda di atas digunakan untuk membuat

Lebih terperinci

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-26

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-26 LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-26 Babak Penyisihan Tingkat SMP Minggu, 8 November HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2005 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2006

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2005 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2006 SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 200 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2006 Bidang Matematika Waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Juni Penulis. iii

KATA PENGANTAR. Salatiga, Juni Penulis. iii KATA PENGANTAR Teori Probabilitas sangatlah penting dalam memberikan dasar pada Statistika dan Statistika Matematika. Di samping itu, teori probabilitas juga memberikan dasar-dasar dalam pembelajaran tentang

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2009 MATEMATIKA SMA/MA PETUNJUK UNTUK PESERTA: 1. Tes terdiri dari dua bagian. Tes bagian pertama terdiri dari 20 soal isian singkat dan

Lebih terperinci

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 1 Faktorisasi Suku Aljabar Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.1 Melakukan operasi aljabar. 1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPS / KEAGAMAAN TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPS / KEAGAMAAN TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPS / KEAGAMAAN TAHUN PELAJARAN 007/008. Negasi dari pernyataan Matematika tidak mengasyikkan atau membosankan adalah. A. Matematika mengasyikkan atau membosankan

Lebih terperinci

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2014

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2014 1. Perhatikan gambar berikut! Pembahasan Olimpiade Matematika SM Tingkat Kabupaten Tahun 2014 Oleh Tutur Widodo E D P F B Karena D dan E adalah titik tengah B dan maka DE sejajar B. B sebangun dengan DE.

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART 2. Departemen Matematika - Wardaya College MMXVIII-XII

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART 2. Departemen Matematika - Wardaya College MMXVIII-XII SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART - Wardaya College MMXVIII-XII TIPE A. Andi dan Bobby berlari berlawanan arah dalam suatu lintasan melingkar. Keduanya berawal dari titik-titik yang saling berseberangan

Lebih terperinci

PELUANG. Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah, pencacahan, dan sifatsifat peluang dalam pemecahan masalah

PELUANG. Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah, pencacahan, dan sifatsifat peluang dalam pemecahan masalah 1 PELUANG Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah, pencacahan, dan sifatsifat peluang dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan perkalian, permutasi dan kombinasi

Lebih terperinci

1. 10 orang finalis suatu lomba kecantikan akan dipilih secara acak 3 yang terbaik. Banyak cara pemilihan tersebut ada cara.

1. 10 orang finalis suatu lomba kecantikan akan dipilih secara acak 3 yang terbaik. Banyak cara pemilihan tersebut ada cara. 1. 10 orang finalis suatu lomba kecantikan akan dipilih secara acak 3 yang terbaik. Banyak cara pemilihan tersebut ada cara. A. 70 B. 80 C. 120 D. 360 E. 720 Karena tidak ada aturan atau pengurutan, maka

Lebih terperinci

PERMUTASI. Yaitu : penyusunan obyek-obyek yang ada ke dalam suatu urutan tertentu.

PERMUTASI. Yaitu : penyusunan obyek-obyek yang ada ke dalam suatu urutan tertentu. PERMUTASI Merupakan suatu analisis yang mempunyai peranan penting dalam matematika modern, khususnya dalam menentukan banyaknya alternatif yang mungkin terjadi didalam pengambilan keputusan. Yaitu : penyusunan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992 MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 99 EBT-SMP-9-0 Diketahui: A = {m, a, d, i, u, n} dan B = {m, a, n, a, d, o} Diagram Venn dari kedua himpunan di atas A. m a d o a m o i e e I d u a a u n e m i d o m i d a u n

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar seperti teorema dan beberapa definisi yang akan penulis gunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan penelitian ini sehingga mempermudah

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL National Math Olympiad 3 RD PDIM UB 2014

LEMBAR SOAL National Math Olympiad 3 RD PDIM UB 2014 PETUNJUK UNTUK PESERTA 1. Tuliskan nama lengkap, kelas, asal sekolah, alamat sekolah lengkap dengan nomor telepon, faximile, email sekolah dan nama guru Matematika di tempat yang telah disediakan.. Tes

Lebih terperinci

SOAL MATEMATIKA - SMP

SOAL MATEMATIKA - SMP SOAL MATEMATIKA - SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT KABUPATEN/KOTA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 01 BAGIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MGMP MATEMATIKA SMP PROVINSI DKI JAKARTA SMPN... JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MGMP MATEMATIKA SMP PROVINSI DKI JAKARTA SMPN... JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MGMP MATEMATIKA SMP PROVINSI DKI JAKARTA SMPN... JAKARTA UJICOBA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 017/018 RAHASIA LEMBAR SOAL Mata Pelajaran

Lebih terperinci

SOAL: MATEMATIKA Kelas : XII Mipa

SOAL: MATEMATIKA Kelas : XII Mipa SOAL: MATEMATIKA Kelas : XII Mipa Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Diberikan premis-preimis:. Jika Siti sakit maka dia pergi ke dokter.. Jika Siti pergi ke dokter maka dia diberi obat. Negasi dari

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPS / KEAGAMAAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPS / KEAGAMAAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 OAL DAN PEMAHAAN UJIAN NAIONAL MA/MA IP / KEAGAMAAN TAHUN PELAJARAN 9/. Nilai kebenaran yang tepat untuk pernyataan ( p q ) ~ p, pada tabel di bawah adalah... p q ( p q ) ~ p A. C. E.. D. p q Konjungsi

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 MATEMATIKA SMA/MA PETUNJUK UNTUK PESERTA: 1. Tes terdiri dari dua bagian. Tes bagian pertama terdiri dari 20 soal isian singkat dan

Lebih terperinci

FAQ ALJABAR SMP KELAS 7

FAQ ALJABAR SMP KELAS 7 FAQ ALJABAR SMP KELAS 7 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Seputar Aljabar SMP Kelas 7 http://caramudahbelajarmatematika.com/ Cara Mudah Belajar Matematika Assalamualaikum Wr. Wb. Jumpa Lagi dengan Saya,

Lebih terperinci