ANALISA DAN PERANCANGAN WIRELESS LAN SECURITY MENGGUNAKAN WPA2-RADIUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA DAN PERANCANGAN WIRELESS LAN SECURITY MENGGUNAKAN WPA2-RADIUS"

Transkripsi

1 ANALISA DAN PERANCANGAN WIRELESS LAN SECURITY MENGGUNAKAN WPA2-RADIUS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh Muis Rajab NIM: PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.

2 ABSTRAK MUIS RAJAB, Analisa dan Perancangan Wireless LAN Security Menggunakan WPA2-RADIUS. Dibawah bimbingan M. IWAN WAHYUDDIN dan HARI SATRIA. Mobilitas. Kata ini adalah kata kunci pada zaman yang serba cepat ini. Hal ini pula yang menjadi kelebihan dari teknologi wireless, karena gerak seseorang tidak lagi dibatasi oleh kabel. Sehingga kebutuhan akan informasi dan komunikasi bisa dipenuhi kapan pun dan di mana pun seseorang itu berada selama masih berada dalam jangkauan sinyal pada jaringan wireless LAN tersebut. Selain itu, teknologi wireless juga menawarkan beragam kemudahan, kebebasan, dan fleksibilitas yang tinggi. Akan tetapi, pada jaringan wireless masalah keamanan memerlukan perhatian yang lebih serius, mengingat media transmisi data adalah udara yang bersifat broadcast. Sehingga diperlukan mekanisme keamanan yang tangguh untuk mendapatkan tingkat keamanan setara dengan jaringan kabel. Sistem keamanan yang paling umum diterapkan pada wireless LAN pada saat ini adalah dengan metode WEP (Wired Equivalent Privacy), WPA/WPA2 (Wi-Fi Protected Access), MAC Filtering, dan bahkan ada yang hanya menggunakan Hidden SSID untuk keamanannya. Namun sayangnya sistem keamanan tersebut memiliki kelemahan masing-masing yang bisa dijebol oleh hacker. Untuk mendapatkan sistem dengan tingkat keamanan yang tinggi, maka diperlukan mekanisme keamanan dengan level enterprise atau yang dikenal juga dengan sebutan WPA2-RADIUS. Dalam perancangan sistem keamanan ini menggunakan metode SPDLC (Security Policy Development Life Cycle). Perangkat lunak yang digunakan adalah Windows Server 2003 sebagai server RADIUS. Sedangkan untuk pengujian keamanannya menggunakan tools Backtrack 3, TSGrinder, TSCrack, dan Nessus. Dari hasil pengujian yang dilakukan, penggunaan WPA2- RADIUS mampu memberikan solusi keamanan wireless yang sangat sulit untuk dijebol oleh hacker. Kata Kunci: Wireless LAN, RADIUS, keamanan jaringan, WPA/WPA2. v

3 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Persetujuan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Ujian... iii Lembar Pernyataan... iv Abstrak... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Gambar... xv Daftar Tabel... xvi Daftar Lampiran... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat Metodologi Penelitian Metode Pengumpulan Data Studi Pustaka Studi Literatur Sejenis Riset Lapangan... 5 viii

4 1.5.2 Metode Pengembangan Sistem Sistematika Penulisan... 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Wireless Local Area Network (WLAN) Sejarah WLAN Mode Jaringan Wireless LAN Mode Ad-Hoc Mode Infrastruktur Komponen-Komponen Wireless LAN Medium Udara Radio Frequency (RF) Memahamai Sinyal RF Sifat-sifat Sinyal RF Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF Pelemahan Sinyal RF Wi-Fi (Wireless Fidelity) Spesifikasi Wi-Fi IEEE IEEE a IEEE b IEEE g IEEE n ix

5 2.8 Topologi Jaringan WLAN Independent Basic Service Set ( IBSS ) Network Basic Service Set ( BSS) Network Extended Service Set ( ESS ) Network Keamanan Jaringan Wireless Service Set Identifier (SSID) Pemfilteran MAC Address (MAC Filtering) Wired Equivalent Privacy (WEP) Wi-Fi Protected Access (WPA dan WPA2) WPA Enterprise / RADIUS ( 802.1X / EAP ) Remote Authentication Dial-In User Service (RADIUS) Server Prinsip Kerja RADIUS Server Authentication, Authorization, dan Accounting (AAA) Authentication Authorization Accounting Backtrack Kismet Aircrack-ng K-MAC TSGrinder TSCrack Nessus x

6 2.16 SPDLC (Security Policy Development Life Cycle) Studi Literatur Sejenis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Objek dan Peralatan Penelitian Objek Penelitian Peralatan Penelitian Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data Studi Pustaka Studi Literatur Riset Lapangan Metode Pengembangan Sistem Identifikasi Analisa Desain Implementasi Audit Evaluasi xi

7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Identifikasi Permasalahan Wireless LAN Memonitor Lalu Lintas Jaringan Akses Ilegal Man-in-the-Middle Attacks Analisa Jenis Keamanan Wireless LAN Hidden SSID MAC Filtering WEP WPA/WPA Desain Jaringan WPA2-RADIUS Implementasi WPA2-RADIUS pada Windows Audit RADIUS Server Evaluasi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pemanfaatan WLAN pada Smal Office Home Office Mode Jaringan Ad-Hoc Mode Jaringan Infrastruktur Access Point Wireless LAN Card Antena Kaleng Amplitudo, Frekuensi, dan Interval merupakan elemen dasar pada sinyal RF Logo WiFi Topologi IBSS Topologi BSS Topologi ESS Struktur paket data RADIUS Model AAA Proses Autentikasi Proses di mulainya pencatatan Proses di akhirinya pencatatan The Security Policy Development Life Cycle Perangkat Intermediate Memungkinkan Man-in-the-Middle Attacks xiii

9 Gambar 4.2 Konfigurasi pada client Windows XP untuk melakukan koneksi ke jaringan yang disembunyikan Kismet mampu melihat jaringan yang menyembunyikan SSID-nya Melihat MAC address client dengan Kismet Mengganti MAC address dengan K-MAC Informasi adapter yang digunakan Informasi bahwa adapter dalam modus monitor Informasi jaringan wireless yang terdeteksi Mengumpulkan paket dari WPA2-RADIUS Menciptakan paket ARP replay Berhasilnya proses WEP cracking Informasi jaringan yang ditampilkan Airodump-ng Informasi jaringan oleh Airodump-ng Proses WPA2 cracking berhasil Skema jaringan WPA2-RADIUS Tampilan Login Nessus Konfigurasi pembuatan sebuah policy Konfigurasi untuk melakukan scanning Tampilan reports sebelum dilakukan update Informasi detail dari suatu vulnerability Tampilan reports setelah dilakukan update Informasi detail dari suatu vulnerability xiv

10 Gambar 4.23 Aircrack gagal mendapatkan paket handshake Aircrack gagal menemukan password yang digunakan Tampilan awal dari TSGrinder Tampilan awal dari TSCrack TSCrack gagal melakukan cracking pada server TSgrinder gagal melakukan cracking pada server xv

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jenis-jenis Material yang Mempengaruhi Sinyal Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF Spesifikasi dari xvi

12 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A: KONFIGURASI WINDOWS 2003 SEBAGAI RADIUS SERVER LAMPIRAN B: KONFIGURASI ACCESS POINT LINKSYS WRT54G SEBAGAI RADIUS CLIENT LAMPIRAN C: KONFIGURASI KONEKSI CLIENT WINDOWS XP LAMPIRAN D: MENAMBAHKAN WIRELESS ACCESS POINT UNTUK RADIUS SERVER LAMPIRAN E: MENAMBAHKAN USER BARU UNTUK MENGAKSES WIRELESS LAN xvii

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi dan komunikasi pada saat ini mutlak menjadi suatu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Bahkan untuk sebagian orang, mereka memerlukan informasi kapan pun dan di mana pun mereka berada. Dan teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut adalah teknologi wireless. Teknologi wireless menawarkan beragam kemudahan, kebebasan, mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi. Teknologi wireless memiliki cukup banyak kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudah ada. Teknologi wireless sangat nyaman untuk digunakan. Seorang user bisa mengakses Internet di posisi mana pun selama masih berada dalam jangkauan sinyal wireless. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan teknologi wireless menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna komputer menggunakan teknologi ini untuk mengakses suatu jaringan komputer atau Internet. Beberapa tahun terakhir ini pengguna wireless mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan pengguna ini juga dibarengi dengan peningkatan jumlah hotspot yang dipasang oleh ISP (Internet Service Provider) di tempat-tempat umum, seperti kafe, mal, atau bandara. Bahkan sekarang ini kantor maupun kampus telah menyediakan fasilitas hotspot gratis. Akan tetapi pada jaringan wireless masalah keamanan memerlukan perhatian yang lebih serius, mengingat media transmisi data adalah udara yang bersifat broadcast. Sehingga diperlukan mekanisme keamanan yang tangguh 1

14 2 untuk mendapatkan tingkat keamanan setara dengan jaringan yang menggunakan kabel. Sistem keamanan yang paling umum diterapkan pada wireless LAN adalah dengan metode enkripsi, yaitu WEP (Wired Equivalent Privacy). WEP ini menggunakan satu kunci enkripsi yang digunakan bersama-sama oleh para pengguna wireless LAN. Namun sangat disayangkan, enkripsi yang digunakan WEP ini memiliki banyak kelemahan, sehingga memberi celah keamanan yang sangat rentan. Bahkan seorang hacker mampu menjebol enkripsi ini hanya dalam hitungan menit. Sistem keamanan lainnya adalah WPA (Wi-Fi Protected Access), menggunakan enkripsi TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) yang memperbaiki kelemahan dari WEP dan menghasilkan keamanan yang lebih baik dari WEP. Selanjutnya diperbaiki kembali menjadi WPA2 dengan menggunakan metode enkripsi AES (Advanced Encryption Standard) yang merupakan enkripsi cukup kuat pada saat ini. Akan tetapi, banyak admin jaringan yang kurang waspada yang menggunakan WPA/WPA2 key dengan passphrase yang lemah. Sehingga masih dimungkinkan untuk dijebol dengan melakukan serangan brute force dengan dictionary file, yang dikenal dengan sebutan dictionary attack. Dari hasil studi pustaka yang dilakukan, sistem keamanan wireless yang benar-benar mampu memberikan keamanan dengan kuat adalah dengan menggunakan keamanan dengan level enterprise. Yaitu dengan mengaplikasikan WPA/WPA2 dengan teknologi IEEE 802.1x. Pada sistem keamanan ini, proses autentikasi dilakukan oleh sebuah server khusus, yaitu RADIUS (Remote

15 3 Authentication Dial In User Service), dengan menggunakan username dan password. Sistem keamanan ini sering juga disebut dengan WPA2-RADIUS. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul Analisa dan Perancangan Wireless LAN Security menggunakan WPA2-RADIUS. 1.2 Rumusan Masalah Isu keamanan memang memerlukan perhatian yang cukup serius, dan merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu sistem jaringan. Terlebih pada jaringan wireless LAN yang menggunakan media udara, keamanan menjadi sangat rentan jika dibandingkan dengan jaringan kabel (wired LAN). Dari hal di atas dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Menemukan masalah keamanan yang dihadapi jaringan wireless LAN? 2. Bagaimana kekurangan dari sistem keamanan yang biasa diterapkan pada jaringan wireless saat ini, seperti Hidden SSID, MAC Filtering, WEP, dan WPA/WPA2? 3. Bagaimana membuat sistem keamanan WPA2-RADIUS untuk jaringan wireless LAN yang mampu memberikan solusi terhadap masalah keamanan wireless? 4. Bagaimana implementasi dari perancangan sistem keamanan WPA2- RADIUS pada jaringan wireless LAN tersebut?

16 4 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih fokus, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut: 1. Server RADIUS dibangun dengan menggunakan sistem operasi Windows Server 2003 Enterprise Edition. 2. Perancangan ini diimplementasikan menggunakan 3 (tiga) buah komputer. (Tidak diimplementasikan pada jaringan wireless LAN yang sebenarnya). 3. Pengujian koneksi WPA2-RADIUS menggunakan komputer client dengan sistem operasi Windows XP. 4. Pengujian sistem keamanan (hacking) menggunakan Backtrack 3, K-Mac, TSGrinder, dan TSCrack. 5. Pengujian scanning vulnerabilities pada server RADIUS menggunakan tools Nessus Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Memberikan gambaran seberapa aman atau tidak amankah sistem keamanan wireless LAN yang biasa diterapkan pada saat ini, sehingga dapat memberikan petunjuk untuk menghindari sistem keamanan yang rentan dan lemah.

17 5 2. Membuat suatu perancangan sistem keamanan pada jaringan wireless LAN yang lebih aman dan dapat diandalkan. Yaitu dengan menggunakan enkripsi WPA2 dan autentikasi server RADIUS yang dibangun pada sistem operasi Windows Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi yang bermanfaat mengenai keamanan jaringan pada wireless LAN, bagi masyarakat umum. 1.5 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini meliputi: Metode Pengumpulan Data Studi Pustaka Melakukan studi pustaka yang berkenaan dengan wireless LAN dan juga keamanannya, baik melalui buku, majalah, maupun sumber-sumber lain di Internet Studi Literatur Sejenis Metode pengumpulan data dengan mempelajari penelitianpenelitian sebelumnya yang memiliki karakteristik sama, baik dari segi teknologi maupun objek penelitian Riset Lapangan Untuk menunjang penelitian ini juga dilakukan riset di Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

18 Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan model SPDLC (Security Policy Development Life Cycle). Adapun tahapannya terdiri dari 6 (enam) tahapan, yaitu: 1. Tahap Identifikasi 2. Tahap Analisa 3. Tahap Desain 4. Tahap Implementasi 5. Tahap Audit 6. Tahap Evaluasi. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan beberapa sub pokok bahasan. Adapun sistematika penulisan dari skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan tugas akhir ini secara umum, yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

19 7 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung untuk penelitian tugas akhir ini. Berisi materi mengenai jaringan wireless, aspekaspek kelemahan dan ancaman serta metode keamanan yang digunakan dalam teknologi wireless. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini memaparkan secara rinci mengenai metode yang digunakan dalam pengumpulan data maupun metode untuk pengembangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisa dan hasil penelitian dari perancangan dan implementasi sistem keamanan jaringan wireless yang menggunakan WPA2-RADIUS, termasuk kelebihan maupun kekurangan dari sistem tersebut. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, serta saran-saran dari masalah yang terkait untuk pengembangan sistem yang lebih baik lagi.

20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Wireless Local Area Network (WLAN) Wireless Local Area Network (disingkat Wireless LAN atau WLAN) adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi data. Wireless LAN sering di sebut sebagai jaringan nirkabel atau jaringan wireless. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control, cordless phone, telepon selular, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer [1]. Gambar 2.1: Pemanfaatan WLAN pada Smal Office Home Office [17] 8

21 9 2.2 Sejarah WLAN Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR (infrared), perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF (radio frequency). Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commision (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu MHz, MHz dan MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum pada pita ISM, frekuensi terlisensi GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps. Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode Peralatan yang sesuai standar dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya

22 10 interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama. Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan b. Secara teknis, b tidak kompatibel dengan a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut. Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan b dan a. Spesifikasi yang diberi kode g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan g kompatibel dengan b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan g dapat memanfaatkan access point b, dan sebaliknya. Pada tahun 2006, n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi b, dan g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre n. Kata Pre- menyatakan Prestandard versions of n. MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas

23 11 sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai peralatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas mundur dengan a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps [2]. 2.3 Mode Jaringan Wireless LAN Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan jaringan, node pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari wireless device. Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan : infrastruktur dan ad-hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN. Komunikasi ad-hoc adalah komunikasi secara langsung antara masingmasing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel. (Sukaridhoto, 2007)

24 Mode Ad-Hoc Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan receiver wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada gambar 2.2. Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut. (Sukaridhoto, 2007) Gambar 2.2: Mode Jaringan Ad-Hoc [18]

25 Mode Infrastruktur Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur (gambar 2.3). Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN. (Sukaridhoto, 2007) Gambar 2.3: Mode Jaringan Infrastruktur [sumber: Sukaridhoto, 2007]

26 Komponen-Komponen Wireless LAN Ada empat komponen utama dalam WLAN, yaitu: a. Access Point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio. Gambar 2.4: Access Point [18] b. Wireless LAN Interface, merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus).

27 15 Gambar 2.5: Wireless LAN Card [18] c. Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan wireless adapter melalui PCI (Peripheral Component Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus). d. Antena external (optional) digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit sendiri oleh user. Contoh : antena kaleng. Gambar 2.6: Antena Kaleng [18] Secara relatif perangkat access-point ini mampu menampung beberapa sampai ratusan pengguna secara bersamaan. Beberapa vendor hanya

28 16 merekomendasikan belasan sampai sekitar 40-an pengguna untuk satu Access Point. Meskipun secara teorinya perangkat ini bisa menampung banyak client, namun akan terjadi kinerja yang menurun karena faktor sinyal RF itu sendiri dan kekuatan sistem operasi Access Point. Komponen logic dari access point adalah ESSID (Extended Service Set Identification) yang merupakan standar dari IEEE Pengguna harus mengkoneksikan wireless adapter ke Access Point dengan ESSID tertentu supaya transfer data bisa terjadi. ESSID menjadi autentikasi standar dalam komunikasi wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu membuat kunci autentikasi tertentu untuk proses autentikasi dari client ke access point. Rawannya segi keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi Wireless Encryption Protocol (WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam setiap PCMCIA card. WEP ini berfungsi meng-encrypt data sebelum ditransfer ke sinyal Radio Frequency (RF), dan men-decrypt kembali data dari sinyal RF. (Sukaridhoto, 2007) 2.5 Medium Udara Udara memiliki beberapa fungsi, seperti mengirim suara, memampukan perjalanan udara, dan mempertahankan hidup. Udara juga dapat berfungsi sebagai medium perambatan sinyal komunikasi wireless yang merupakan inti dari jaringan wireless. Udara merupakan saluran yang memungkinkan terjadinya aliran komunikasi antara perangkat komputer dan infrastruktur wireless. Komunikasi melalui jaringan wireless serupa dengan berbicara dengan seseorang. Semakin

29 17 Anda bergerak menjauh, semakin sulit Anda mendengar suara satu sama lain, apalagi jika ada suara bising. Sinyal informasi wireless juga merambat melalui udara, tetapi sinyal tersebut memiliki keistimewaan tertentu yang memampukan perambatan dengan jarak yang relatif jauh. Sinyal informasi wireless tidak dapat didengar oleh manusia sehingga sinyal tersebut harus diperkuat ke level yang lebih tinggi tanpa merusak pendengaran manusia. Bagaimanapun, kualitas transmisi tergantung pada kuat atau lemahnya sinyal di udara maupun jarak sinyal sendiri. Hujan, salju, kabut, dan asap merupakan contoh-contoh unsur yang mengganggu perambatan sinyal komunikasi wireless. Buktinya, hujan yang terlalu lebat dapat mengurangi jangkauan sinyal sampai 50 persen. Hambatan lainnya, seperti pohon dan gedung dapat memengaruhi perambatan dan performa jaringan wireless. Masalah tersebut sangat penting jika kita hendak merencanakan pemasangan wireless MAN atau WAN. (Geier, 2005) Tabel 2.1: Jenis-jenis Material yang Mempengaruhi Sinyal Nama Bahan Hambatan Contoh Kayu Kecil Ruangan dengan partisi kayu atau triplek Bahan-bahan sintetis Kecil Partisi dengan bahan plastik Asbes Kecil Langit-langit Air Sedang Akuarium Tembok bata Sedang Dinding Keramik Tinggi Lantai keramik, tembok yang dilapisi keramik Bahan-bahan yang memantul Sangat tinggi Cermin Plat besi Sangat tinggi Filling cabinet, meja, lift

30 18 Pada jaringan wireless, medium udara dibutuhkan untuk mendukung perambatan gelombang radio dan cahaya dari satu titik ke titik yang lain. Jenisjenis sinyal tersebut telah digunakan lebih dari 100 tahun, tetapi tetap saja menjadi hal yang masih misterius dan sulit dipahami bagi sebagian besar ahli komputer. 2.6 Radio Frequency (RF) Memahamai Sinyal RF Sinyal RF merupakan gelombang elektromagnetik yang digunakan oleh sistem komunikasi untuk mengirim informasi melalui udara dari satu titik ke titik lain. Sinyal RF telah digunakan selama beberapa tahun. Sinyal tersebut memberikan cara untuk mengirimkan musik pada radio FM dan video pada televisi. Pada kenyataannya, sinyal RF juga merupakan sarana umum untuk mengirim data melalui jaringan wireless. (Geier, 2005) Sifat-sifat Sinyal RF Sinyal RF merambat di antara antena pemancar pengirim dan penerima. Seperti yang diilustrasikan Gambar 2.7, sinyal yang dipasok pada antena memiliki amplitudo, frekuensi, dan interval. Sifat-sifat tersebut berubah-ubah setiap saat untuk merepresentasikan informasi. Amplitudo mengindikasikan kekuatan sinyal. Ukuran untuk amplitudo biasanya berupa energi yang dianalogikan dengan jumlah usaha yang digunakan seseorang pada waktu mengendarai sepeda untuk mencapai jarak tertentu. Energi, dalam konteks sinyal elektromagnetik,

31 19 menggambarkan jumlah energi yang diperlukan untuk mendorong sinyal pada jarak tertentu. Saat energi meningkat, jaraknya pun juga bertambah. Gambar 2.7: Amplitudo, Frekuensi, dan Interval merupakan elemen dasar pada sinyal RF [sumber: Geier, 2005] Saat sinyal radio merambat melalui udara, sinyal tersebut kehilangan amplitudo. Jika jarak antara pengirim dan penerima bertambah, amplitudo sinyal menurun secara eksponensial. Pada lingkungan yang terbuka, di mana tidak ada rintangan, sinyal RF mengalamai apa yang disebut para engineer sebagai free-space loss yang merupakan bentuk dari pelemahan. Kondisi tersebut menyebabkan sinyal yang telah dimodulasi melemah secara eksponensial saat sinyal merambat semakin jauh dari antena. Oleh karena itu, sinyal harus memiliki cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima sesuai yang dibutuhkan receiver. Kemampuan receiver dalam menerima sinyal tergantung pada kehadiran sinyal-sinyal RF lain yang berada di dekatnya. Frekuensi menyatakan beberapa kali sinyal berulang setiap detiknya. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz) yang merupakan jumlah siklus yang muncul setiap detik. Sebagai contoh, LAN nirkabel

32 20 beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz yang berarti mencakup siklus per detik. Interval berkaitan dengan seberapa jauh suatu sinyal tetap konstan pada titik acuan. (Geier, 2005) Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF Jika dibandingkan dengan sinyal cahaya, sinyal RF memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF Kelebihan Sinyal RF Menjangkau jarak yang relatif jauh. Garis pandangnya dapat mencapai 20 mil. Dapat dioperasikan dalam kondisi kabur dan berkabut, kecuali hujan deras yang dapat menyebabkan kinerjanya menjadi lemah Operasi bebas lisensi (hanya untuk sistem berbasi ) Kelemahan Sinyal RF Dengan jangkauan Mbps, throughput-nya lebih rendah. Sinyal RF mudah terganggu oleh sistem berbasis RF eksternal lain. Perambatan radio melalui sebuah fasilitas lebih rentan. Kelebihan tersebut mengefektifkan penggunaan sinyal RF pada aplikasi jaringan nirkabel. Sebagian besar standar jaringan nirkabel, seperti dan Bluetooth, menentukan penggunaan sinyal RF. (Geier, 2005)

33 Pelemahan Sinyal RF Sinyal RF akan menghadapi pelemahan, seperti interferensi dan perambatan multipath. Hal tersebut berpengaruh kuat pada komunikasi antara pengirim dan penerima, bahkan sering menyebabkan performa menjadi menurun dan pengguna menjadi tidak puas. Interferensi muncul saat dua sinyal berada pada stasiun penerima dalam waktu yang sama, dengan asumsi bahwa mereka memiliki frekuensi dan interval yang sama. Hal tersebut serupa dengan seseorang yang berusaha mendengarkan dua orang yang sedang berbicara pada waktu yang sama. Dalam kondisi tersebut, NIC wireless penerima mengalami error saat menguraikan arti kode informasi yang sedang dikirim. Perambatan multipath dapat terjadi jika bagian sinyal RF mengambil jalur yang berbeda saat merambat dari sebuah sumber seperti radio NIC- ke node destinasi, seperti access point. Bagian dari sinyal dapat mengarah langsung ke destinasi dan bagian lain terpental dari meja ke tembok untuk kemudian menuju destinasi. Hasilnya, beberapa sinyal mengalami penundaan dan menempuh jalur yang lebih panjang sebelum sampai ke penerima. (Geier, 2005) 2.7 Wi-Fi (Wireless Fidelity) Wi-Fi (sering ditulis dengan Wi-fi, WiFi, Wifi, atau wifi) adalah singkatan dari Wireless Fidelity. WiFi adalah standar IEEE x, yaitu teknologi

34 22 wireless/nirkabel yang mampu menyediakan akses Internet dengan bandwidth besar, mencapai 11 Mbps (untuk standar b). Hotspot adalah lokasi yang dilengkapi dengan perangkat WiFi sehingga dapat digunakan oleh orang-orang yang berada di lokasi tersebut untuk mengakses internet dengan menggunakan notebook/pda yang sudah memiliki card WiFi. Gambar 2.8: Logo WiFi [18] Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan Kebebasan karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan kafe-kafe yang bertanda Wi-Fi Hot Spot. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kecepatannya yang beberapa kali lebih cepat dari modem kabel yang tercepat. Jadi pemakai Wi-Fi tidak lagi harus berada di dalam ruang kantor untuk bekerja.

35 23 Tapi Wi-Fi hanya dapat di akses dengan komputer, laptop, PDA atau Cellphone yang telah dikonfigurasi dengan Wi-Fi certified Radio. Untuk Laptop, pemakai dapat menginstall Wi-Fi PC Cards yang berbentuk kartu di PCMCIA Slot yang telah tersedia. Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash format Wi-Fi radio di slot yang telah tersedia. Bagi pengguna yang komputer atau PDA - nya menggunakan Window XP, hanya dengan memasangkan kartu ke slot yang tersedia, Window XP akan dengan sendirinya mendeteksi area disekitar Anda dan mencari jaringan Wi-Fi yang terdekat dengan Anda. Amatlah mudah menemukan tanda apakah peranti tersebut memiliki fasilitas Wi-Fi, yaitu dengan mencermati logo Wi-Fi CERTIFIED pada kemasannya. Meskipun Wi-Fi hanya dapat diakses ditempat yang bertandakan Wi-Fi Hotspot, jumlah tempat-tempat umum yang menawarkan Wi Fi Hotspot meningkat secara drastis. Hal ini disebabkan karena dengan dijadikannya tempat mereka sebagai Wi-Fi Hotspot berarti pelanggan mereka dapat mengakses internet yang artinya memberikan nilai tambah bagi para pelanggan. Layanan Wi- Fi yang ditawarkan oleh masing-masing Hotspot pun beragam, ada yang menawarkan akses secara gratis seperti halnya di executive lounge Bandara, ada yang mengharuskan pemakainya untuk menjadi pelanggan salah satu ISP yang menawarkan fasilitas Wi-Fi dan ada juga yang menawarkan kartu pra-bayar. Apapun pilihan Anda untuk cara mengakses Wi-Fi, yang terpenting adalah dengan adanya Wi-Fi, Anda dapat bekerja dimana saja dan kapan saja hingga Anda tidak perlu harus selalu terkurung di ruang kerja Anda untuk menyelesaikan setiap pekerjaan [19].

36 Spesifikasi Wi-Fi Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE Sekarang ini ada empat variasi dari , yaitu: a, b, g, and n. Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada tahun Tabel 2.3: Spesifikasi dari Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band Sesuai Spesifikasi b 11 Mb/s 2.4 GHz b a 54 Mb/s 5 GHz a g 54 Mb/s 2.4 GHz b, g n 100 Mb/s 2.4 GHz b, g, n IEEE Standar adalah standar pertama yang menjelaskan tentang pengoperasian wireless LAN. Standar ini mengandung semua teknologi tranmisi yang tersedia termasuk Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), Frequency Hoping Spread Spectrum (FHSS), dan infra merah. Standar IEEE mendeskripsikan sistem DSSS yang beroperasi hanya pada 1 Mbps dan 2 Mbps. Jika suatu sistem DSSS beroperasi pada rate data lain sebaik seperti pada 1 Mbps, 2

37 25 Mbps dan 11 Mbps maka itu masih termasuk standar Tapi bilamana suatu sistem bekerja pada suatu rate data di luar atau selain 1 atau 2 Mbps, dan walaupun sistemnya kompatibel untuk bekerja pada 1 & 2 Mbps, sistem ini tidak bekerja pada mode dan tidak bisa berkomunikasi dengan perangkat sistem yang lain. (Gunawan, 2004) IEEE a Standar IEEE a adalah standar dimana wireless LAN bekerja pada frekuensi 5 GHz UNII (The Unlicensed National Information Infrastructure). Karena berada pada UNII bands, standar ini tidak kompatibel dengan standar yang lain. Alasannya adalah karena sistem yang bekerja pada 5 GHz tidak akan dapat berkomunikasi dengan sistem yang bekerja di frekuensi 2.4 GHz. Dengan menggunakan UNII band, laju data bisa mencapai 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 54 Mbps. Beberapa bisa mencapai 108 Mbps dengan menggunakan teknologi proprietary, seperti penggandaan laju. Laju tertinggi yang bisa dicapai dengan menerapkan teknologi terbaru tidak dideskripsikan oleh standar ini. Standar a menetapkan agar wireless LAN dapat kompatibel dengan laju data 6, 12, dan 24 Mbps. Sedangkan maksimum laju data adalah 54 Mbps. (Gunawan, 2004)

38 IEEE b IEEE b, menetapkan DSSS yang bekerja pada frekuensi 1, 2, 5.5 dan 11 Mbps b samasekali tidak mendeskripsikan FHSS, sedangkan perangkatnya sama dengan Sehingga akan kompatibel dan dibutuhkan biaya yang rendah untuk meng-upgrade. Karena biaya yang rendah, dan laju data yang tinggi, membuat b sangat populer. Laju data yang tinggi dikarenakan penggunaan teknik pengkodean yang berbeda. Walaupun masih merupakan direct sequence, pengkodean chips (CCK dibanding Barker Code) dan teknik modulasi yang digunakan (QPSK pada frekuensi 2, 5.5, & 11 Mbps dan BPSK pada frekuensi 1 Mbps) menghasilkan jumlah data yang ditransfer lebih banyak dalam satu time frame b hanya bekerja pada 2,4 GHz ISM band, antara dan GHz. (Gunawan, 2004) IEEE g Standar g menghasilkan kecepatan maksimum yang sama dengan a, dan kompatibel dengan b. Kekompatibelan ini akan membuat proses upgrading wireless LAN lebih mudah dan lebih murah. IEEE g bekerja pada frekuensi 2.4 GHz ISM. Untuk mencapai laju data yang sama dengan pada standar a, teknik

39 27 modulasi yang digunakan pada standar g adalah Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Dan bisa secara otomatis di-switch ke modulasi QPSK untuk berkomunikasi dengan standar b yang lebih lambat dan standar yang kompatibel. (Gunawan, 2004) IEEE n Secara spesifikasi, memang terlihat perbedaan yang cukup mencolok untuk kinerjanya. Terutama untuk transfer rate yang dimungkinkan oleh masing-masing standar tersebut n juga memasukan standardisasi e untuk QoS dan power saving, ini memungkinkannya bekerja lebih baik, efisien dengan data rate yang lebih baik. Dan memang salah satu fitur utama pengembangan n adalah high throughput (HT), dengan raw bit-rate hingga maksimal 600 Mbps. Dibandingkan dengan g yang hanya memiliki raw bit rate 54 Mbps. Subcarrier yang digunakan pada g hanya terdiri dari 48 OFD data subcarrier. Sedangkan, n menggunakan 52 subcarrier. Forward Error Correction (FEC) yang digunakan pada g mencapai rasio 3:4. Pada n FEC ini ditingkatkan dengan rasio 5:6. Guard interval pada transmisi g sama seperti a pada kisaran 800ns. Sedangkan, pada n dipersingkat menjadi 400ns [3].

40 Topologi Jaringan WLAN Ada tiga bentuk konfigurasi wireless LAN dan masing-masing bentuk tersebut memiliki set peralatan yang berbeda-beda. Tiga bentuk konfigurasi tersebut adalah: 1. Independent Basic Service Set (IBSS) 2. Basic Service Set (BSS) 3. Extended Service Set (ESS) Independent Basic Service Set ( IBSS ) Network Sebuah Independent Basic Service Set disebut pula jaringan wireless yang menggunakan metode ad-hoc. Sebuah IBSS tidak memerlukan access point atau device lain untuk mengakses ke sistem distribusi, tetapi hanya melingkupi satu cell dan memiliki sebuah SSID. Client pada IBSS secara bergantian bertanggung jawab mengirimkan beacon yang biasa dilakukan oleh access point. Agar dapat mengirimkan data ke luar IBSS, sebuah client harus bertindak sebagai gateway atau router dengan menggunakan software khusus untuk mengimplementasikan tujuan. Pada IBSS, client membuat koneksi secara langsung ke client lainnya, sehingga jaringan jenis demikian disebut jaringan peer-to-peer. (Arifin, 2006)

41 29 Gambar 2.9 Topologi IBSS [4] Basic Service Set ( BSS) Network Ketika sebuah access point dihubungkan ke jaringan kabel dan serangkaian station wireless, konfigurasi jaringan dikatakan sebuah Basic Service Set. Basic Service Set hanya terdiri atas satu access point dan satu atau beberapa client wireless. Sebuah basic service set menggunakan mode infrastruktur, yaitu sebuah mode yang membutuhkan sebuah access point dan semua trafik wireless melewati access point. Tidak ada transmisi langsung dient-to-client yang diizinkan.

42 30 Gambar 2.10 Topologi BSS [5] Setiap client wireless harus menggunakan access point untuk berkomunikasi dengan client wireless lainnya atau dengan host yang terdapat pada jaringan kabel. Basic service set membentuk sebuah cell atau area frekuensi radio, yang mengelilingi access point dengan beragam rate zone dan speed diukur dengan Mbps. Jika basic service set menggunakan perangkat b, maka lingkaran akan memiliki kecepatan 11, 5.5, 2, dan 1 Mbps. Rate data akan semakin kecil jika semakin jauh dari access point. Sebuah basic service set akan memiliki 1 SSID. (Arifin, 2006) Extended Service Set ( ESS ) Network Sebuah extended service set didefinisikan sebagai dua atau beberapa basic service set yang dihubungkan dengan sebuah sistem distribusi bersama. Sistem distribusi dapat berupa kabel, wireless, LAN,

43 31 WAN, atau bentuk jaringan lain. Sebuah extended service set harus memiliki paling sedikit 2 access point yang bekerja dalam mode infrastruktur. Semua paket harus melewati salah satu access point yang tersedia. Karakteristik lain ESS (Extended Service Set), penggunaan standard , ESS melingkupi beberapa cell mengizinkan kemampuan roaming dan tidak membutuhkan SSID yang sama diantara kedua BSS (Basic Service Set). (Arifin, 2006) Gambar 2.11 Topologi ESS [6] 2.9 Keamanan Jaringan Wireless Service Set Identifier (SSID) Secara default, access point mem-broadcast SSID setiap beberapa detik dalam beacon frame. Meskipun ini memudahkan bagi authorized user untuk mencari jaringan yang benar, tapi juga memudahkan bagi unauthorized user untuk mendapatkan nama jaringan.

44 32 Setting SSID pada jaringan Anda harus ditetapkan sebagai tingkat keamanan yang pertama. Sesuai standarnya, SSID tidak dapat memberikan semua proteksi terhadap siapa saja yang mengumpulkan akses pada jaringan Anda, tetapi mengonfigurasi SSID Anda kepada sesuatu yang tidak bisa diprediksi dapat mempersulit penyusup untuk mengetahui apa sebenarnya yang mereka lihat. Jadi, mematikan SSID broadcasting sebagai langkah awal Anda merupakan gagasan yang bagus. (Thomas, 2005) Pemfilteran MAC Address (MAC Filtering) Pemfilteran MAC address merupakan pemfilteran di atas standar b untuk mengamankan jaringan. MAC address dari card jaringan adalah bilangan hexadecimal 12 digit yang unik satu sama lain. Karena masing-masing card wireless Ethernet memiliki MAC address-nya sendiri, maka jika Anda hendak membatasi akses ke AP hanya pada MAC address dari peranti yang telah diotorisasikan tersebut, Anda dapat dengan mudah mengeluarkan tiap orang yang tidak berada pada jaringan Anda. Akan tetapi, pemfilteran MAC address tidak seluruhnya aman dan jika Anda semata-mata mengandalkan pemfilteran MAC address, Anda akan mendapatkan kegagalan. (Thomas, 2005)

45 Wired Equivalent Privacy (WEP) WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metoda pengamanan jaringan wireless, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari yang diberikan access point ke client, dengan yang dimasukkan client untuk authentikasi menuju access point. Menurut Gunawan (2004), Komunikasi Data via IEEE , Shared Key Authentication kelihatannya lebih aman dari dari pada Open System Authentication, namun pada kenyataannya tidak. Shared Key malah membuka pintu bagi penyusup atau cracker. Penting untuk dimengerti dua jalan yang digunakan oleh WEP. WEP bisa digunakan untuk memverifikasi identitas client selama proses shared key dari authentikasi, tapi juga bisa digunakan untuk men-dekripsi data yang dikirimkan oleh client melalui access point. WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain : Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan. WEP menggunakan kunci yang bersifat statis Masalah initialization vector (IV) WEP Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)

46 34 WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan initialization vector (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit. Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain : Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan Mendapatkan IV yang unik melalui paket data yang diperoleh untuk diolah untuk proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP. Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan paket yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan paket ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vector lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection, diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi

47 35 tertentu yang mulai jarang ditemui di toko-toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya Wi-Fi Protected Access (WPA dan WPA2) Merupakan rahasia umum jika WEP (Wired Equivalent Privacy) tidak lagi mampu diandalkan untuk menyediakan koneksi nirkabel (wireless) yang aman dari ulah orang usil atau ingin mengambil keuntungan atas apa yang kita miliki dikenal dengan jargon hackers. Tidak lama setelah proses pengembangan WEP, kerapuhan dalam aspek kriptografi muncul. Berbagai macam penelitian mengenai WEP telah dilakukan dan diperoleh kesimpulan bahwa walaupun sebuah jaringan wireless terlindungi oleh WEP, pihak ketiga (hackers) masih dapat membobol masuk. Seorang hacker yang memiliki perlengkapan wireless seadanya dan peralatan software yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis cukup data, dapat mengetahui kunci enkripsi yang digunakan. Menyikapi kelemahan yang dimiliki oleh WEP, telah dikembangkan sebuah teknik pengamanan baru yang disebut sebagai WPA (Wi-Fi Protected Access). Teknik WPA adalah model kompatibel dengan spesifikasi standar draft IEEE i. Teknik ini mempunyai beberapa tujuan dalam desainnya, yaitu kokoh, interoperasi, mampu digunakan

48 36 untuk menggantikan WEP, dapat diimplementasikan pada pengguna rumahan atau corporate, dan tersedia untuk publik secepat mungkin. Adanya WPA yang "menggantikan" WEP, apakah benar perasaan "tenang" tersebut didapatkan? Ada banyak tanggapan pro dan kontra mengenai hal tersebut. Ada yang mengatakan, WPA mempunyai mekanisme enkripsi yang lebih kuat. Namun, ada yang pesimistis karena alur komunikasi yang digunakan tidak aman, di mana teknik man-in-themiddle bisa digunakan untuk mengakali proses pengiriman data. Agar tujuan WPA tercapai, setidaknya dua pengembangan sekuriti utama dilakukan. Teknik WPA dibentuk untuk menyediakan pengembangan enkripsi data yang menjadi titik lemah WEP, serta menyediakan user authentication yang tampaknya hilang pada pengembangan konsep WEP. Teknik WPA didesain menggantikan metode keamanan WEP, yang menggunakan kunci keamanan statik, dengan menggunakan TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) yang mampu secara dinamis berubah setelah paket data ditransmisikan. Protokol TKIP akan mengambil kunci utama sebagai starting point yang kemudian secara reguler berubah sehingga tidak ada kunci enkripsi yang digunakan dua kali. Background process secara otomatis dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna. Dengan melakukan regenerasi kunci enkripsi kurang lebih setiap lima menit, jaringan Wi-Fi yang menggunakan WPA telah memperlambat kerja hackers yang mencoba melakukan cracking kunci terdahulu.

49 37 Walaupun menggunakan standar enkripsi 64 dan 128 bit, seperti yang dimiliki teknologi WEP, TKIP membuat WPA menjadi lebih efektif sebagai sebuah mekanisme enkripsi. Namun, masalah penurunan throughput seperti yang dikeluhkan oleh para pengguna jaringan wireless seperti tidak menemui jawaban dari dokumen standar yang dicari. Sebab, masalah yang berhubungan dengan throughput sangatlah bergantung pada hardware yang dimiliki, secara lebih spesifik adalah chipset yang digunakan. Anggapan saat ini, jika penurunan throughput terjadi pada implementasi WEP, maka tingkat penurunan tersebut akan jauh lebih besar jika WPA dan TKIP diimplementasikan walaupun beberapa produk mengklaim bahwa penurunan throughput telah diatasi, tentunya dengan penggunaan chipset yang lebih besar kemampuan dan kapasitasnya. Keamanan yang ditawarkan oleh IEEE yang dikerjakan oleh group i akhirnya diselesaikan pada tahun 2004 dan oleh aliansi Wi-Fi level keamanan ini dinamakan sebagai WPA2. Karena keamanan paling tinggi yang ditawarkannya, mulai Maret 2006 keamanan WPA2 sudah menjadi sebuah keharusan bagi peralatan yang ingin mendapatkan sertifikasi dari aliansi Wi-Fi. Enkripsi utama yang digunakan oleh WPA2 seperti yang telah anda perkirakan adalah AES (Advanced Encryption Standard). Pada AP Linksys, apabila Anda memilih metode keamanan WPA2, maka secara otomatis enkripsi yang digunakan adalah AES sementara pada Windows XP, Anda masih bisa memilih antara AES dan TKIP. Tentu saja,

50 38 sebaiknya Anda menggunakan AES untuk mendapatkan keamanan yang paling baik saat ini. Untuk menggunakan WPA2, setting yang Anda lakukan pada dasarnya sama persis dengan setting WPA. Anda tinggal memilih metode WPA2 pada AP Anda maupun pada client Anda. Setelah itu, samakan pula enkripsi yang digunakan apabila terdapat pilihan seperti pada wireless client Windows XP yaitu AES. Setelah itu, Anda tinggal menggunakan Passphrase/Network Key yang sama antara AP dan wireless Client Anda. (S to, 2007) WPA Enterprise / RADIUS ( 802.1x / EAP ) Metode keamanan dan algoritma enkripsi pada WPA Radius ini sama saja dengan WPA Pre-Shared Key, tetapi autentikasi yang digunakan berbeda. Pada WPA Enterprise ini menggunakan autentikasi 802.1x atau EAP (Extensible Authentication Protocol ). EAP merupakan protokol layer 2 yang menggantikan PAP dan CHAP. Spesifikasi yang dibuat oleh IEEE 802.1x untuk keamanan terpusat pada jaringan hotspot Wi-Fi. Tujuan standar 802.1x IEEE adalah untuk menghasilkan kontrol akses, autentikasi, dan manajemen kunci untuk wireless LAN. Spesifikasi ini secara umum sebenarnya ditujukan untuk jaringan kabel yang menentukan bahwa setiap kabel yang dihubungkan ke dalam

SEKILAS WIRELESS LAN

SEKILAS WIRELESS LAN WIRELESS NETWORK SEKILAS WIRELESS LAN Sejarah kemunculan WLAN dimulai pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN yang pertama diberi kode 802.11. Peralatan

Lebih terperinci

Ad-Hoc. Dalam segi keamanan, jaringan ad-hoc dapat di konfigurasi tanpa password (open) atau menggunakan 2 metode yaitu WEP dan WPA.

Ad-Hoc. Dalam segi keamanan, jaringan ad-hoc dapat di konfigurasi tanpa password (open) atau menggunakan 2 metode yaitu WEP dan WPA. Ad-Hoc Jaringan Ad-hoc adalah salah satu jenis dari Wireless Local Area Network (WLAN) yang terdiri dari sekumpulan node-node yang berkomunikasi satu sama lain secara langsung tanpa melibatkan node perantara

Lebih terperinci

Jaringan Wireless memiliki lebih banyak kelemahan dibandingkan dengan jaringan kabel.

Jaringan Wireless memiliki lebih banyak kelemahan dibandingkan dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan teknologi wireless sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus maupun

Lebih terperinci

BAB XIII. Wireless LAN dan Hotspot

BAB XIII. Wireless LAN dan Hotspot BAB XIII Wireless LAN dan Hotspot Hotspot (Wi-Fi) adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi Wireless LAN pada lokasi-lokasi publik seperti taman, perpustakaan, restoran ataupun bandara. Pertama kali

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep wireless / Hotspot Menguasai

Lebih terperinci

BAB VIII. Keamanan Wireless

BAB VIII. Keamanan Wireless BAB VIII Keamanan Wireless Pengertian Wi-FI Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu kelompok standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local

Lebih terperinci

KARYA ILMIYAH TENTANG WIRELESS

KARYA ILMIYAH TENTANG WIRELESS KARYA ILMIYAH TENTANG WIRELESS Nama : Febi Andara NIM : 10.12.4806 Stimik Amikom Yogyakarta 2010/2011 1 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tidaklah asing lagi mendengar istilah Wireless, kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini untuk koneksi ke internet sudah bisa menggunakan wireless.

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini untuk koneksi ke internet sudah bisa menggunakan wireless. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Era Globalisasi sekarang, penggunaan internet sudah berkembang pesat, dapat kita lihat bahwa hampir di seluruh belahan bumi ini sudah terkoneksi internet. Dahulu

Lebih terperinci

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network WIRELESS NETWORK Pertemuan VI Ada tiga range frekuensi umum dalam transmisi wireless, yaitu : a. Frekuensi microwave dengan range 2 40 Ghz, cocok untuk transmisi point-to-point. Microwave juga digunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi

BAB III LANDASAN TEORI. komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi 12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Jaringan Komputer Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi

Lebih terperinci

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST. Wireless Network Konsep Dasar Jaringan Nirkabel Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://www.rizahilmi.com Mengapa Perlu WLAN? Instalasi pemasangan lebih mudah Efisiensi biaya dan waktu Kemudahan

Lebih terperinci

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST. Wireless Network Konsep Dasar Jaringan Nirkabel Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://www.rizahilmi.com Mengapa Perlu WLAN? Instalasi pemasangan lebih mudah Efisiensi biaya dan waktu Kemudahan

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel - ilkomadri.com PENDAHULUAN Jaringan wireless/nirkabel adalah teknologi jaringan yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik melalui udara sebagai media untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini telah

BAB 2 TINJAUAN TEORI. tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini telah BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Security Policy Development Life Cycle (SPDLC)

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Security Policy Development Life Cycle (SPDLC) BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Security Policy Development Life Cycle (SPDLC). Berikut penjelasan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini:

Lebih terperinci

BAB. III Sejarah Dan Perkembangan WIFI (Wireless Fidelity)

BAB. III Sejarah Dan Perkembangan WIFI (Wireless Fidelity) BAB. III Sejarah Dan Perkembangan WIFI (Wireless Fidelity) Pengertian Dan Perkembangan Istilah "hotspot" sudah merupakan ungkapan umum di dunia global untuk lokasi layanan akses WLAN bagi publik. Hot Spot

Lebih terperinci

Celluler-based wireless data solutions - Mempergunakan saluran komunikasi celluler yang sudah ada untuk mengirimkan data (CDMA/GPRS)

Celluler-based wireless data solutions - Mempergunakan saluran komunikasi celluler yang sudah ada untuk mengirimkan data (CDMA/GPRS) Keamanan Wireless Networking Pertemuan XIV Wireless technology Celluler-based wireless data solutions - Mempergunakan saluran komunikasi celluler yang sudah ada untuk mengirimkan data (CDMA/GPRS) Wireless

Lebih terperinci

Read more: Create your own website for free:

Read more:  Create your own website for free: Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) untuk menguji WLAN RF. Kedua perusahaan hanya mencapai

Lebih terperinci

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites :

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites : KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST Websites : www.dennycharter.wordpress.com E-mail : dennycharter@gmail.com Future Wireless Personal Communication Sistem layanan komunikasi dari siapa, kapan saja, dimana

Lebih terperinci

* Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.

* Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan. WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPA-PSK yang dianggap menjadi

Lebih terperinci

Pengenalan Teknologi Wireless

Pengenalan Teknologi Wireless Pengenalan Teknologi Wireless Jaringan wireless mulai populer. Hal ini dimulai dengan maraknya cellular phone (handphone) di dunia yang pada mulanya hanya memberikan akses voice. Kemudian handphone dapat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi BAB II DASAR TEORI Sebelum melakukan perancangan sistem pada penelitian, bab II menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan perancangan alat dalam penelitian skripsi. 2.1 Sistem Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wireless Local Area Network (WLAN) Sejarah WLAN diawali pada tahun 1970, IBM mengeluarkan hasil rancangan WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji

Lebih terperinci

BAB III PEDOMAN-PEDOMAN

BAB III PEDOMAN-PEDOMAN BAB III PEDOMAN-PEDOMAN Bab ini berisi tentang rangkuman dari pedoman-pedoman yang sudah dibuat. Pedoman yang dibuat terdapat pada halaman lampiran skripsi. 3.1. Alur Pembelajaran Pedoman yang dibuat ditujukan

Lebih terperinci

Tinjauan Wireless Security

Tinjauan Wireless Security Tinjauan Wireless Security (Hacking Wifi) Kelemahan Wireless kelemahan pada konfigurasi kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan Kelemahan konfigurasi Salah satu contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi

Lebih terperinci

WIRELESS SECURITY. Oleh: M. RUDYANTO ARIEF 1

WIRELESS SECURITY. Oleh: M. RUDYANTO ARIEF 1 WIRELESS SECURITY Oleh: M. RUDYANTO ARIEF 1 Abstract As the number of wireless networks increased, so too did the need for a wireless networking standard. 802.11 belongs to the Institute of Electrical

Lebih terperinci

TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet.

TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet. TAKARIR Access Point Bandwith Browsing Coverage area Chatting Free space loss Hardware Hotspot Interface Infrared Local area network Network Operation Center Open source Personal Computer Radio Frekuensi

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi SIA 1. Henny Medyawati Program Sarmag Universitas Gunadarma

Pengantar Teknologi SIA 1. Henny Medyawati Program Sarmag Universitas Gunadarma Pengantar Teknologi SIA 1 Henny Medyawati Program Sarmag Universitas Gunadarma Tahun 1997, IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama, 802.11 peralatan yang sesuai standar tsb dapat bekerja pada frek

Lebih terperinci

Konfigurasi Dasar Wireless LAN

Konfigurasi Dasar Wireless LAN Modul 11 Percobaan 3 Konfigurasi Dasar Wireless LAN 11.1 Tujuan - Menjelaskan Mode yang ada pada WLAN - Menjelaskan Konfigurasi WLAN - Mengetahui Indikator Kerja WLAN 11.2 Peralatan - Wireless Access Point

Lebih terperinci

TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS)

TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS) TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS) M.Rudyanto Arief STMIK AMIKOM Yogyakarta e-mail : rudyanto@amikom.ac.id ABSTRACT As the number of wireless networks increased, so too did the need for a wireless

Lebih terperinci

Keamanan Wireless LAN (Wifi)

Keamanan Wireless LAN (Wifi) Keamanan Wireless LAN (Wifi) oleh : Josua M. Sinambela < josh at gadjahmada.edu > http://josh.staff.ugm.ac.id Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan

Lebih terperinci

Pengertian Access Point Apa Fungsi Access Point?

Pengertian Access Point Apa Fungsi Access Point? Pengertian Access Point Dalam ilmu jaringan komputer, pengertian Wireless Access Point yaitu perangkat keras yang memungkinkan perangkat wireless lain (seperti laptop, ponsel) untuk terhubung ke jaringan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii HALAMAN TANDA LULUS... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... vix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Wi-Fi Wi-Fi adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan

Lebih terperinci

IEEE n. Mariza Azhar, Gotama Edo Priambodo, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

IEEE n. Mariza Azhar, Gotama Edo Priambodo, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta IEEE 802.11n Mariza Azhar, 31522 Gotama Edo Priambodo, 31807 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1. Pengertian IEEE 802.11n IEEE 802.11n-2009 adalah sebuah perubahan standar jaringan nirkabel 802,11-2.007

Lebih terperinci

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Jaringan Nirkabel

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Jaringan Nirkabel Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Jaringan Nirkabel Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2013 A.

Lebih terperinci

Jaringan Wireless. Komponen utama pembangun jaringan wireless. 1. PC Personal Computer)

Jaringan Wireless. Komponen utama pembangun jaringan wireless. 1. PC Personal Computer) Jaringan Wireless Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan menggunakan media udara/gelombang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer, dan

BAB III TEORI PENUNJANG. Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer, dan BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel

Lebih terperinci

STANDARISASI FREKUENSI

STANDARISASI FREKUENSI STANDARISASI FREKUENSI WLAN-WIFI Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Alasan Mengapa Perlu Standarisasi Teknologi yang dibuat secara masal. Pembuat hardware yang berbeda

Lebih terperinci

Hardianto: Keamanan Jaringan wireless 2009

Hardianto: Keamanan Jaringan wireless 2009 KEAMANAN JARINGAN WIRELESS 1. Jaringan Wireless Jaringan Wireless (jaringan tanpa kabel) adalah jaringan yang mengkoneksikan dua komputer atau lebih menggunakan sinyal radio, cocok untuk berbagi pakai

Lebih terperinci

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta IEEE 802.11g Sarah Setya Andini, 31431 TE Teguh Budi Rahardjo 31455-TE Eko Nugraha 31976-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 5.1 PREVIEW Wi-Fi (atau Wi- fi, WiFi, Wifi, wifi) merupakan kependekan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jaringan Komputer 3.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komputer dan perangkat lainnya. Jaringan komputer dirancang

Lebih terperinci

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Materi 9 - Teknologi Jaringan Wireless Bahasan Multipath Hidden Node Near/Far System throughput Co-location throughput Types of interference Range considerations

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL AD HOC MODE WLAN

JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL AD HOC MODE WLAN JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL AD HOC MODE WLAN Nama Kelas : Fauzan Hilmanda : TK-2C No Absen : 6 PROGRAM STUDI T.TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2013 AdHoc Mode WLAN I. Langkah Kerja 1. Masuk ke

Lebih terperinci

Pengelolaan Jaringan Sekolah

Pengelolaan Jaringan Sekolah Pengelolaan Jaringan Sekolah ( Mikrotik dan Access Point) PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD) BIDANG PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

IEEE b 1.1 INTRODUCTION

IEEE b 1.1 INTRODUCTION IEEE 802.11b Erick Kristanto Gunawan, 32131-TE Muhammad Fitrah Sugita, 30376-TE Muhmmad Wicaksono Abdurohim, 31163-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 INTRODUCTION 1.1.1 802.11 802.11 adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi jaringan (network), area

BAB I PENDAHULUAN. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi jaringan (network), area BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia internet sudah tidak asing lagi bagi masyarakat pada umumnya. Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula jenis teknologi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 PERANCANGAN SISTEM 4.1.1 PEMILIHAN STANDARISASI WIRELESS Teknologi wireless yang akan digunakan disini adalah standarisasi internasional dari IEEE, yaitu standar

Lebih terperinci

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Data yang Diampu oleh Bapak Hartono, S.Si. Nama Nim : Mohamad Eko Ari Bowo : M3107105 Jurusan

Lebih terperinci

Keamanan Wireless Networking

Keamanan Wireless Networking Keamanan Wireless Networking Pertemuan XIV Wireless technology Celluler-based wireless data solutions - Mempergunakan saluran komunikasi celluler yang sudah ada untuk mengirimkan data (CDMA/GPRS) Wireless

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV Sistem Jaringan - 3 Wereless LAN (WLAN)

LAPORAN PRAKTIKUM IV Sistem Jaringan - 3 Wereless LAN (WLAN) LAPORAN PRAKTIKUM IV Sistem Jaringan - 3 Wereless LAN (WLAN) Wireless LAN - AP O L E H Nama : Wahyudi Rahmat NIM : 0506021286 Fak/Jur : F S T/Teknik Elektro Fakultas Sains Dan Teknik Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi dan informasi semakin berkembang pesat, sehingga kehadirannya sangat penting untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam mengakses dan memberikan layanan

Lebih terperinci

Analisis Kelemahan Keamanan pada Jaringan Wireless Aji Supriyanto

Analisis Kelemahan Keamanan pada Jaringan Wireless Aji Supriyanto Analisis Kelemahan Keamanan pada Jaringan Wireless Aji Supriyanto Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang e-mail : ajisup@gmail.com PENULIS : NAMA : SANUSI HASAR NPM : 1211050201 FAKULTAS

Lebih terperinci

Perbedaan Bluetooth dengan Wi-Fi (Wireless Fidelity) Titik Nurnawangsih

Perbedaan Bluetooth dengan Wi-Fi (Wireless Fidelity) Titik Nurnawangsih Perbedaan Bluetooth dengan Wi-Fi (Wireless Fidelity) Titik Nurnawangsih Titik@TitikNurnawangsih.com http://titiknurnawangsih.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN mode ad-hoc 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN

Lebih terperinci

INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B

INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE 802.11B Alicia Sinsuw Dosen PSTI Teknik Elektro Unsrat I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi jaringan data saat ini semakin pesat. Adanya teknologi

Lebih terperinci

Gambar 7. Tabel 1. Sub bagian di dalam FC

Gambar 7. Tabel 1. Sub bagian di dalam FC Gambar 7. Bagian Tabel 1. Sub bagian di dalam FC Keterangan Versi Saat ini = 0 Type Type informasi: manajemen (00), control (01), data (10) Subtype Sub-subtipe dari masing-masing tipe (lihat Tabel 2) To

Lebih terperinci

JARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1

JARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1 JARINGAN WIRELESS Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1 Introduction Enable people to communicate and access applications and information

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

Disusun oleh : Nama : Nursalis Fajar Syabani

Disusun oleh : Nama : Nursalis Fajar Syabani KARYA ILMIAH KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER Disusun oleh : Nama : Nursalis Fajar Syabani NIM : 08.11.2431 Kelas : S1-TI-6I JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

STANDARISASI JARINGAN WIRELESS

STANDARISASI JARINGAN WIRELESS STANDARISASI JARINGAN WIRELESS Lely Suryani Lely.suryani01@gmail.com Abstrak Jaringan wireless adalah jaringan dengan menggunakan teknologi nirkabel, dalam hal ini adalah hubungan telekomunikasi suara

Lebih terperinci

Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless

Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless Mega Elinda A. lynda.loverscake@gmail.com http://nunalinda.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era komunikasi, informasi, dan mobilisasi seperti sekarang ini, penggunaan perangkat portable/mobile telah menjadi sarana yang banyak diterapkan dan digunakan. Perilaku

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor

PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor 1. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN 2. DASAR TEORI

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL a. Pilihan Ganda 1. Protokol TCP/IP berhubungan dengan pengguna aplikasi yang berguna untuk terminal maya jarak jauh a. HTTP b. FTP c. SMTP d. TELNET e. UDP 2. Proses pencampuran

Lebih terperinci

Hendril Satrian Purnama ( ) Muhammad Rafiq Ridwan ( ) LAN CARD

Hendril Satrian Purnama ( ) Muhammad Rafiq Ridwan ( ) LAN CARD Hendril Satrian Purnama (1300022054) 2013 Muhammad Rafiq Ridwan (1300022056) LAN CARD Hendril Satrian Purnama (1300022054) Muhammad Rafiq Ridwan (1300022056) Kartu jaringan(network interface carddisingkat

Lebih terperinci

RUSMADI FAMILAB ANALISA JARINGAN WLAN PADA GEDUNG NUSANTARA I DPR RI TAHUN Bung Fai Galeh NW

RUSMADI FAMILAB ANALISA JARINGAN WLAN PADA GEDUNG NUSANTARA I DPR RI TAHUN Bung Fai Galeh NW RUSMADI FAMILAB ANALISA JARINGAN WLAN PADA GEDUNG NUSANTARA I DPR RI TAHUN 2012 Bung Fai Galeh NW 2 ANALISA JARINGAN WLAN PADA GEDUNG Bung Fai & Galeh NW ANALISA JARINGAN WLAN PADA GEDUNG NUSANTARA I DPR

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik)

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik) Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik) Sebelumnya Standard Protocol Layer OSI LAYER Application (7) Presentation (6) TCP/IP 5. Application Session (5) Transport (4) Network (3) Data link

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS RADIUS SERVER UNTUK MANAJEMEN PENGGUNAAN INTERNET DI SMK NEGERI 3 PEKALONGAN

PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS RADIUS SERVER UNTUK MANAJEMEN PENGGUNAAN INTERNET DI SMK NEGERI 3 PEKALONGAN PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS RADIUS SERVER UNTUK MANAJEMEN PENGGUNAAN INTERNET DI SMK NEGERI 3 PEKALONGAN Arief Agung Gumelar 1) 1) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara,

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

Pemrograman Nirkabel (pertemuan 7) Dosen Pengampu Abdul Kadir

Pemrograman Nirkabel (pertemuan 7) Dosen Pengampu Abdul Kadir Pemrograman Nirkabel (pertemuan 7) Dosen Pengampu Abdul Kadir Arsitektur Jaringan Menempatkan Sebuah Wireless LAN Saat anda meng install,mengkonfigurasi, dan akhirnya memulai suatu peralatan wireless LAN

Lebih terperinci

Diagram skematik dari dua aplikasi pada wireless LAN dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini :

Diagram skematik dari dua aplikasi pada wireless LAN dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini : MODUL 12 WIRELESS NETWORK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa mampu memahami system enkripsi di jaringan wireless 2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan system sekuriti di jaringan wireless 3. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

Komunikasi dan Jaringan

Komunikasi dan Jaringan Komunikasi dan Jaringan Kartika Firdausy - UAD Komunikasi Proses transfer data / instruksi / informasi antara dua atau lebih komputer atau perangkat lain Komunikasi komputer (computer communications) 1

Lebih terperinci

2.2.1 ARSITEKTUR WIRELESS LAN INTERFERENSI JANGKAUAN DESAIN WIRELESS LAN KEAMANAN WIRELESS LAN...

2.2.1 ARSITEKTUR WIRELESS LAN INTERFERENSI JANGKAUAN DESAIN WIRELESS LAN KEAMANAN WIRELESS LAN... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG PENGUJI... iii LEMBAR PERTANGGUNG JAWABAN MATERI... iv ABSTRAK... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Di era komunikasi, informasi dan mobilisasi seperti sekarang ini, penggunaan perangkat portable/ mobile telah menjadi sarana yang banyak diterapkan dan digunakan. Perilaku pengguna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. objek yang terdeteksi. Pada mulanya radar digunakan sebagai salah satu alat

BAB II LANDASAN TEORI. objek yang terdeteksi. Pada mulanya radar digunakan sebagai salah satu alat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Radio Detecting and Ranging (Radar) Radio Detecting and Ranging (Radar) merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk menentukan posisi objek, arah pergerakannya maupun bentuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISA DAN PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI NIRKABEL BERBASIS WIFI

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi

Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi Pusdewsinta.dewi@gmail.com Abstrak Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan perkembangan pesat, terutama dalam hal kecepatan transfer data yang didukung oleh semakin besarnya

Lebih terperinci

Ika Nur Khana

Ika Nur Khana Easy Capturing Network With inssider Monitoring Ika Nur Khana Ikanur.khana@yahoo.co.id http://mine-ink.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internet wireless yang dapat diakses melalui notebook, PDA maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. internet wireless yang dapat diakses melalui notebook, PDA maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotspot yaitu sebuah area dimana pada area tersebut tersedia koneksi internet wireless yang dapat diakses melalui notebook, PDA maupun perangkat lainnya yang

Lebih terperinci

Faza. Yoga Prihastomo

Faza. Yoga Prihastomo Wireless Security Keamanan Sistem Komputer Faza Ronal Chandra Yoga Prihastomo Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur Agenda Pengertian Wireless LAN Istilah² WLAN Topologi WLAN Mengenal Security

Lebih terperinci

Wireless Access Management

Wireless Access Management Wireless Access Management Certified Mikrotik Training Advance Wireless Class Organized by: Citraweb Nusa Infomedia (Mikrotik Certified Training Partner) Training Outline Access Management : o Access List

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Informasi bagaikan darah yang mengalir dalam tubuh. Begitu pula dalam suatu organisasi, sehingga informasi memegang peranan yang sangat penting dalam organisai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Jaringan internet di lingkungan Universitas Bina Nusantara dibagi menjadi 3 wilayah diantaranya daerah Anggrek, Syahdan, dan Taisir. Hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network 5 BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu teknologi alternatif yang relatif murah dibandingkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal internet mulai diimplementasikan, manusia sudah tertarik untuk berbagi informasi ke seluruh dunia dan memperluas jaringan koneksinya. Berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Jaringan Komputer Wendell Odom (2004, hal: 5) menyatakan bahwa jaringan adalah kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan pengkabelan (cabeling), yang memungkinkan

Lebih terperinci

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti :

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti : Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti : a. Wireline Menggunakan xdsl, Fiber Optik, MSAN b. Wireless Menggunakan Wifi ( Wireless Fidelity), WiMAX, UMB (Ultra Mobile Broadband),

Lebih terperinci

WIRELESS LAN. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom

WIRELESS LAN. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom WIRELESS LAN Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom Materi : IV.1 Perkembangan WLAN IV.2 Arsitektur 802.11 IV.3 Perangkat Wireless 802.11 IV.4 Konfigurasi dan Komponen Pendahuluan WLAN

Lebih terperinci

PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT)

PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT) PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT) A. TUJUAN 1. Mahasiswa mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi sebuah Access Point 3. Mahasiswa dapat mengukur beberapa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. Agar komunikasi data dapat dilakukan, 3 buah elemen harus ada. data. Media transmisi. penerima. sumber

KOMUNIKASI DATA. Agar komunikasi data dapat dilakukan, 3 buah elemen harus ada. data. Media transmisi. penerima. sumber JARINGAN KOMPUTER Pendahuluan Jaringan komputer adalah kumpulan dari dua atau lebih komputer yang terhubung(terkoneksi) satu dengan yang lainnya. Apabila komputer-komputer berada dalam suatu jaringan maka

Lebih terperinci

TEKNOLOGI Wi-Fi DITINJAU DARI TINGKAT KEAMANAN WIRELESS LAN (Wi-Fi) DAN SOLUSINYA Ahmad Feriyanto Alulu 1

TEKNOLOGI Wi-Fi DITINJAU DARI TINGKAT KEAMANAN WIRELESS LAN (Wi-Fi) DAN SOLUSINYA Ahmad Feriyanto Alulu 1 TEKNOLOGI Wi-Fi DITINJAU DARI TINGKAT KEAMANAN WIRELESS LAN (Wi-Fi) DAN SOLUSINYA Ahmad Feriyanto Alulu 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keamanan Wireless Fidelity (Wi-Fi) dalam

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI Komunikasi Data SISTEM KOMUNIKASI BLUETOOTH

PERCOBAAN VI Komunikasi Data SISTEM KOMUNIKASI BLUETOOTH PERCOBAAN VI Komunikasi Data SISTEM KOMUNIKASI BLUETOOTH 1. TUJUAN Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Mengetahui Konfigurasi WPAN dengan Bluetooth Mengetahui Indikator Kerja

Lebih terperinci

MACAM-MACAM TOPOLOGI JARINGAN

MACAM-MACAM TOPOLOGI JARINGAN MACAM-MACAM TOPOLOGI JARINGAN Arsitektur topologi merupakan bentuk koneksi fisik untuk menghubungkan setiap node pada sebuah jaringan. Pada sistem LAN terdapat tiga topologi utama yang paling sering digunakan:

Lebih terperinci

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET BAB 2 SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET Peta Konsep Sistem untuk Mengakses Internet Jaringan Komputer Topologi Bus Topologi Jaringan Protokol Jaringan Media Transmisi Jaringan Berdasarkan Area Kerja Program

Lebih terperinci

Komunikasi dan Jaringan

Komunikasi dan Jaringan Komunikasi dan Jaringan Kartika Firdausy - UAD kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menyebutkan perangkat pengirim dan penerima dalam

Lebih terperinci

Standar NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP NYOMAN SURYADIPTA.ST.CCNP COMPUTER SCIENCE FACULTY - NAROTAMA UNIVERSITY

Standar NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP NYOMAN SURYADIPTA.ST.CCNP COMPUTER SCIENCE FACULTY - NAROTAMA UNIVERSITY Standar 802.11 NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP 1 Topik Pendahuluan Spektrum Frekuensi Standard 2 Pendahuluan Definisi Latar Belakang Karakteristik Working Group Aliansi Wifi 3 Pendahuluan Definisi 802.11 merupakan

Lebih terperinci