B A B III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "B A B III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 30 B A B III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penerapan analisis faktor eksploratori yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak. 3.2.Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2009 s/d Februari Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pekerja anak wanita yang berusia < 18 tahun yang berada di wilayah Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan, yang berjumlah 85 orang (BPS, 2008) dan terdapat jumlah sampel adalah 45 orang dengan cara sampling Accidential. Sampling Accidential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2008) Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan. 30

2 Defenisi Operasional 1. Umur anak adalah usia anak pada saat survey dilakukan dan dihitung dalam tahun menurut ulang tahunnya yang terakhir. a b c Pendidikan anak adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditamatkan dan memiliki surat tanda tamat belajar ( Ijazah). a. Tidak pernah sekolah/tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA 3. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak secara rutin dan terusmenerus di luar rumah dan menghasilkan uang yang berada di Kabupaten Asahan. 4. Hubungan sosial dengan lingkungan adalah suatu hubungan pekerja dengan atasan dan teman. 5. Waktu bekerja adalah waktu kegiatan yang akan dilakukan di perusahaan/ tempat kita bekerja dalam sehari. Adapun waktunya yaitu : pagi, siang, sore malam. 6. Fasilitas Pekerja adalah suatu mendapatkan apa yang didapatkan oleh pekerja pada tingkatan yang sama. Jika merasakan sakit di tempat kerja, mereka akan dibawa berobat dan pekerja anak juga memdapatkan

3 32 tunjungan, baik secara terbuka dan tutup, salah satu contoh tunjuangan hari raya. 7. Pengetahuan anak adalah semua pemahaman anak yang menyangkut tentang pelecehan seksual dalam berkerja. 8. Pendapatan adalah suatu upah hasil selama bekerja dalam satu bulan penuh. Adapun dikatagorikan antara lain : a. < Rp b. > Rp Pakaian adalah suatu alat penutup tubuh manusia atau seorang pekerja. Pakaian juga merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya pelecehan seksual. Adapun pakaian yang dipakai oleh pekerja seperti baju ketat, celana/rok pendek bahkan cuma memakai tank top. 10. Teknologi Teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyampaikan masalahnya. Teknologi juga dapat merusak manusia, contohnya, penyalagunaan teknologi dengan mengakses informasi yang dapat membuat masyarakat menjadi jahat. Contohnya mengakses adegan pornografi dan pornoaksi. 11. Keluarga Keluarga merupakan suatu motivasi atau arahan kepada si pekerja anak dalam menjalani kehidupan.

4 Kejiwaan Kejiwaan adalah sebuah gejala normal dimana seseorang yang mendapatkan preasure atau tekanan yang memungkinkan orang tersebut tidak mampu menahannya. Salah satu kejiwaan yang dialami korban, sering terjadi tekanan yang tidak diinginkannya yang hingga timbulnya amarah. 13. Sikap Sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. 14. Postur Tubuh Postur tubuh adalah bentuk lekukan tubuh mulai dari atas kepala sampai ujung kaki. Postur tubuh merupakan salah satu faktornya, sebab postur tubuh yang ideal akan lebih mudah terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. Contohnya postur tubuh yang seksi. 15. Imbalan Imbalan merupakan upah yang wajib terima atau berhak memperoleh bayaran karena telah melakukan pekerjaan yang sesuai. Adapun imbalan yang diperoleh pekerja anak tersebut tidak sesuai. Adapun cara untuk memperoleh imbalan tinggi dengan melakukan permintan, baik permintaan dengan cara paksaan atau kemauan sendiri.

5 Ancaman Ancaman merupakan suatu faktor terjadinya pelecehan seksual. Apabila si pekerja anak tidak melakukan permintaan, akan diancam dengan dikeluarkan dari pekerjaan. 17. Perlindungan Keluarga Perlinungan keluarga sangat dibutuhkan, dimana si pekerja anak tidak merasa takut atau bimbangan, apabila si pekrja melakukan hal yang tidak wajar. 18. Kebudayaan Kebudayaan merupakn awal bentuk yang berkaitan dengan budi dan akal penelitian. 19. Agama Agama adalah pedoman hidup atau penuntun hidup. Berdasarkan hasil wawancara, pekerja anak wanita yang banyak terkena pada agama muslim. 20. Kebiasaan Pimpinan Kebiasaan pimpinan merupakan salah satu faktor terjadiya pelecehan seksual. Dimana kebiasaan pimpinan harus dilakukan, apabila tidak si pekerja anak wanita tersebut akan mendapat saksi. Salah satu kebiasaan pimpinan adalah egois atau mau menang sendiri.

6 Aspek Pengukuran Pada penelitian yang menggunakan analisis faktor, skala pengukuran dari masing-masing variabel haruslah berupa skala interval atau rasio. Untuk itu, setiap variabel (atribut) yang ditanya diberi nilai 0 (sangat tidak setuju) sampai 10 (sangat setuju) agar variabelnya dapat diukur dan diuji. Skala yang digunakan adalah skala penilaian grafik (graphic rating scale) Sangat tidak setuju sangat setuju

7 36 No Variabel Skala Pengukuran 1 Umur anak Rasio 2 Pendidikan anak Rasio 3 Pekerjaan Interval 4 Pakaian Interval 5 Pendapatan Interval 6 Hubungan sosial dengan lingkungannya Interval 7 Pengetahuan Interval 8 Waktu kerja Interval 9 Fasilitas pekerjaan Interval 10 Teknologi Interval 11 Keluarga Interval 12 Kejiwaan Interval 13 Sikap Interval 14 Postur tubuh Interval 15 Imbalan Interval 16 Ancaman Interval 17 Perlindungan keluarga Interval 18 Kebudayaan Interval 19 Agama Interval 20 Kebiasaan pimpinan Interval 3.7. Teknik Analisa Data Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer dengan program SPSS. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor. Adapun langkah dalam analisis faktor yaitu : 1. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. Analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka ada korelasi yang cukup kuat diantara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Alat seperti MSA atau Barlett s Test dapat digunakan untuk keperluan ini.

8 37 2. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstraksi variabel tersebut hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Metode pencarian faktor yang digunakan adalah principal component analysis. 3. Faktor yang terbentuk, dapat menggambarkan perbedaan diantara faktorfaktor yanga ada. 4. Lakukan interpretasi terhadap faktor yang terbentuk.

9 38 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Gambaran Kota Kisaran Timur Kota Kisaran merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari Kecamatan Kisaran dan merupakan bagian dari kabupaten Asahan propinsi Sumatera Utara. Batas-batas administrasi Kota Kisaran Timur adalah : 1. Sebelah Utara : Kecamatan Airjoman 2. Sebelah Selatan : Kecamatan Airbatu 3. Sebelah Timur : Kecamatan Simpang empat 4. Sebelah Barat : Kabupaten Simalungun Jumlah penduduk Kota Kisaran pada tahun 2008 tercatat sebesar jiwa Gambaran Responden Gambaran responden diperoleh berdasarkan karakteristik responden yaitu umur, pendidikan. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun Umur Anak Frekuensi Persen (%) 8-10 tahun tahun tahun Jumlah Dari tabel 4.1. umur responden terbanyak adalah tahun yaitu 21 orang (46.7%) dan yang paling sedikit berumur tahun yaitu 9 orang (20.0%). 38

10 39 Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Anak di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun 2009 Pendidikan Anak Frekuensi Persen (%) Tidak tamat SD SD SMP SMA Jumlah Dari tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa pendidikan responden terbanyak adalah tamat SD yaitu 28 orang (62.2%), dan yang paling sedikit adalah tamat SMA ada 1 orang (2.2%) Uji Kelayakan Faktor Dalam penelitian ini, faktor pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita di kecamatan kota kisaran timur dipengaruhi oleh 18 variabel yaitu pekerjaan, pendapatan, pakian, hubungan sosial dengan lingkungannya, pengetahuan, waktu kerja, fasilitas, teknologi, keluarga, kejiwaan, sikap postur tubuh, imbalan, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. Untuk itu perlu dilakukan uji kelayakan faktor dengan melihat nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) and Barlett s Test. KMO adalah mengukur kecukupan sampling dan membandingkan besarnya koefisien korelasi terobservasi dengan besarnya koefisien korelasi antar pasangan variabel. Sedangkan Barlett s Test digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tak berkorelasi di dalam populasi. Nilai yang besar untuk uji statistic, berarti hipotesis nol harus ditolak. Dengan melihat

11 40 nilai KMO and Barlett s Test di bawah 0.5, maka dapat diperoleh variable mana yang dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak. Pada penelitian ini, uji kelayakan faktor dilakukan sebanyak 6 (enam kali) karena pada uji kelayakan yang kedelapan sudah tidak ada nilai KMO yang di bawah Uji kelayakan I, variabel imbalan meiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.254, maka variabel imbalan dikeluarkan dari 18 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 17 variabel. 2. Uji kelayakan II, variabel kejiwaan memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.371, maka variabel kejiwaan dikeluarkan dari 17 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 16 variabel. 3. Uji kelayakan III, variabel keluarga memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.414, maka variabel keluarga dikeluarkan dari 16 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 15 variabel. 4. Uji kelayakan IV, variabel waktu memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.464, maka variabel waktu dikeluarkan dari 15 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 14 variabel. 5. Uji kelayakan V, variabel fasilitas memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.460, maka variabel fasilitas dikeluarkan dari 14 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 13 variabel 6. Uji kelayakan IV, ternyata tidak ada variabel yang memiliki nilai KMO di bawah 0.5, maka 13 variabel tersebut dapat dilakukan proses analisis faktor lebih lanjut yaitu factoring, ekstraksi dan rotasi.

12 Uji Kelayakan I Pada uji kelayakan I angaka KMO and Barlett s Test adalah dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Tabel 4.3. Nilai Anti Image Matrices I variabel Peke rjaan pend apat an paka ian Pekerjaan.597 Pendapatan.719 Pakaian.539 h.sosial dgn lgkngan h.so sling.529 peng etah uan wak tu Pengetahuan.529 Waktu.458 Fasilitas.423 Teknologi.617 Keluarga.355 Kejiwaan.378 Sikap.684 Postur tubuh.672 Imbalan.254 Ancaman.427 Perlindungan keluarga Fasil itas tekn olog i Kebudayaan.488 Agama.465 Kebiasaan pimpinan kelu arga keji waan sika p P.tu buh imba lan Anc ama n P.ke luar ga.363 kebu daya an aga ma K.pi mpin an.547 Pada tabel 4.3 terlihat sejumlah angka yang menbentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Ada 9 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah imbalan (0.254). Maka variabel imbalan dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 17 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, waktu, fasilitas, teknologi,

13 42 keluarga, kejiwaan, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan Uji Kelayakan II Pada uji kelayakan II angaka KMO and Barlett s Test adalah dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.4. Nilai Anti Image Matrices II Variabel peke rjaan pend apat an paka ian Pekerjaan.590 Pendapatan.690 Pakaian.548 h.sosial dgn lgkngan h.so sling.605 peng etah uan wakt u Pengetahuan.701 Waktu.473 Fasilitas.400 Teknologi.654 Keluarga.391 Kejiwaan.371 Sikap.656 Postur tubuh.714 Ancaman.578 Perlindungan keluarga fasil itas Kebudayaan.504 Agama.475 Kebiasaan pimpinan Tek nolo gi kelu arga keji waa n Sika p P.tu buh anca man P.ke luar ga.426 kebu daya an aga ma K.pi mpin an.540 Pada tabel 4.4 terlihat sejumlah angka yang menbentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan II ada 6 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah kejiwaan (0.371). Maka variabel kejiwaan dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 16 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan,

14 43 pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, waktu, fasilitas, teknologi, keluarga, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan Uji Kelayakan III Pada uji kelayakan III angaka KMO and Barlett s Test adalah dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.5. Nilai Anti Image Matrices III Variabel peke rjaan pend apat an paka ian Pekerjaan.574 Pendapatan.755 Pakaian.644 h.sosial dgn lgkngan h.so sling.622 peng etah uan Pengetahuan.755 Waktu.428 Fasilitas.441 Teknologi.738 Keluarga.414 Sikap.652 Postur tubuh.760 Ancaman.608 Perlindungan keluarga wak tu Fasil itas Kebudayaan.522 Agama.595 Kebiasaan pimpinan tekn olog i kelu arga sika p P.tu buh Anc ama n P.ke luar ga.528 kebu daya an Aga ma K.pi mpin an.570 Pada tabel 4.5 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan III ada 2 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah keluarga (0.371). Maka variabel keluarga dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 15 variabel dan dilakukan proses

15 44 pengujian ulang. Dimana yang variabel tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, waktu, fasilitas, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan Uji Kelayakan IV Pada uji kelayakan IV angaka KMO and Barlett s Test adalah dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.6. Nilai Anti Image Matrices IV Variabel peke rjaan Pend apat an paka ian Pekerjaan.558 Pendapatan.742 Pakaian.651 h.sosial dgn lgkngan h.so sling.643 peng etah uan wak tu Fasil itas Tek nolo gi sika p P.tu buh Anc ama n Pengetahuan.780 Waktu.465 Fasilitas.474 Teknologi.730 Sikap.634 Postur tubuh.782 Ancaman.595 Perlindungan keluarga Kebudayaan.524 Agama.579 Kebiasaan pimpinan P.ke luar ga.572 kebu daya an Aga ma K.pi mpin an.752 Pada tabel 4.6 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan IV ada 2 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah waktu (0.465). Maka variabel keluarga

16 45 dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 14 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, fasilitas, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan Uji Kelayakan V Pada uji kelayakan V angaka KMO and Barlett s Test adalah dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.7. Nilai Anti Image Matrices V Variabel peke rjaan pend apat an paka ian Pekerjaan.711 Pendapatan.728 Pakaian.662 h.sosial dgn lgkngan h.so sling.757 peng etah uan Fasil itas tekn olog i sika p P.tu buh Anc ama n Pengetahuan.779 Fasilitas.460 Teknologi.727 Sikap.736 Postur tubuh.776 Ancaman.577 Perlindungan keluarga Kebudayaan.511 Agama.588 Kebiasaan pimpinan P.ke luar ga.598 kebu daya an Aga ma K.pi mpin an.741 Pada tabel 4.7 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan V ada 2 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah fasilitas (0.460). Maka variabel keluarga

17 46 dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 15 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan Uji Kelayakan VI Pada uji kelayakan IV angka KMO and Barlett s Test adalah dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.8. Nilai Anti Image Matrices VI Variabel Peke rjaan pend apat an paka ian Pekerjaan.709 Pendapatan.750 Pakaian.656 h.sosial dgn lgkngan h.so sling.798 peng etah uan Tek nolo gi Sika p P.tu buh Anc ama n Pengetahuan.768 Teknologi.723 Sikap.739 Postur tubuh.764 Ancaman.580 Perlindungan keluarga P.ke luar ga.596 kebu daya an Kebudayaan.521 Agama.551 Kebiasaan pimpinan Aga ma K.pi mpin an.748 Pada tabel 4.8 terlihat sejumlah angka yang menbentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan VI, tidak ada variable yang mempunyai nilai KMO di bawah 0.5, sehingga semua variable (13 variabel) dapat dilakukan analisis faktor selanjutnya yaitu adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan,

18 47 teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan Analisis Faktor ( Faktoring, Ekstraksi dan rotasi) Sebelumnya telah dilakukan tahapan awal analisis faktor, yaitu penyaringan terhadap sejumlah variable, sehingga variabel-variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Selanjutnya dilakukan proses analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variable yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Communalities Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dari persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi pada penelitian ini adalah metode Principal Component Analysis dengan ketentuan bahwa semakin besar communilities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk dan sebaliknya. Tabel 4.9. Tabel Communalities Variable Ekstraksi Pekerjaan Pendapatan Pakaian Sos.linkungan Pengetahuan Teknologi Sikap Postur tubuh Ancaman Perlindungan Keluarga Kebudayaan Agama Kebiasaan pimpinan 0.673

19 Total Variance Explained Menunjukkan bahwa dari 13 variabel yang dimasukkan dalam analisis fakor, maka hanya 6 faktor yang terbentuk yang dapat dilihat karena berdasarkan kumulatif di faktor ke 6 sudah cukup yaitu sebesar % dari semua variabelnya. Jumlah angka eigenvalues adalah sama dengan jumlah varians ketigabelas variabel, dengan masing-masing variabel mempunyai varians 1, maka total varians adalah 13 x 1 = 13. Tabel Tabel Total Variance Explained Komponen Angka eigenvalues Total % Varians Kumulatif

20 Scree Plot Jika tabel 4.9 menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka Scree Plot menunjukkan dengan grafik bahwa pada sumbu x (component number) faktor 6 sudah cukup sekitar % yang menjadi faktor. Hal ini menunjukkan bahwa enam faktor adalah paling bagus untuk meringkas kesepuluh variabel. Dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini : 4,0 Scree Plot 3,5 3,0 2,5 2,0 Eigenvalue 1,5 1,0,5 0, Component Number Component Matrix Tabel 4.15 menunjukkan distribusi kesepuluh variabel pada 6 faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, factor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 5 tau faktor 6. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke factor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris. Teorinya terletak pada bentuk matriks korelasi di halaman 21.

21 50 Tabel Component Matrix VARIABLE Factor postur tubuh,779,114 -,188 -,030 -,004 -,156 pendapatan,732,200,027 -,318,258,114 kebudayaan -,228,728,201 -,205,220,103 pekerjaan,209,670 -,258,072,130,097 pakaian,559 -,032 -,472,221,147,359 teknologi,558,153 -,180,553 -,177 -,080 kebiasaan pimpinan,541 -,040,573,158 -,148,064 perlindungan keluarga -,570 -,187,226,276,509,405 agama,155,565,390 -,057 -,435,421 sosial dan lingkungan -,528,352,150,341 -,159 -,303 sikap -,394,491 -,185,448,109 -,045 pengetahuan,488,225,394,037,448 -,443 ancaman,439 -,408,371,413,072, Rotated Component Matrix Berdasarkan Rotated Component Matrix yang memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata dari keenam komponen. Terlihat bahwa nilai faktor (faktor loading) semakin tinggi sebelum di rotasi dan semakin rendah setelah di rotasi.

22 51 Tabel Rotated Component Matrix VARIABEL Component perlindungan keluarga -,102,157,049 -,081 -,927 -,082 Agama,015,032,156,904,127 -,078 Pengetahuan,020 -,009,232 -,010,117,880 Pakaian,799 -,283,091 -,073,029 -,056 Ancaman,148 -,150,777 -,127 -,118,100 sosial dan lingkungan -,255,758 -,086,104 -,029 -,008 kebiasaan pimpinan -,011 -,162,691,293,155,245 Sikap,229,689 -,255,104 -,204,019 Teknologi,603,227,389 -,004,372,078 Kebudayaan -,073,202 -,416,582 -,208,350 Pendapatan,348 -,553,027,235,193,486 postur tubuh,460 -,282,140 -,009,507,334 Pekerjaan,504,171 -,312,369,094,256

23 52 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis faktor diketahui bahwa dari 20 faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita di Kecamatan Kota Kisaran Timur menjadi 6 faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita Analisis Uji Kelayakan Analisis Uji Kelayakan I a. Pada uji kelayakan I angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.504, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. b. Pada tabel 4.3 Anti Image Matrices I terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 9 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.458), fasilitas (0.423), keluarga (0.355), kejiwaan (0.378), imbalan (0.254), ancaman (0.427), perlindungan keluarga (0.363), kebudayaan (0.488) dan agama (0.465).Dari ke 9 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel imbalan (0.254). maka variabel imbalan dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 17 variabel. 52

24 Analisis Uji Kelayakan II a. Pada uji kelayakan II angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.554, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. b. Pada tabel 4.4 Anti Image Matrices II terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 6 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.473), fasilitas (0.400), keluarga (0.391), kejiwaan (0.371), perlindungan keluarga (0.427) dan agama (0.475).Dari ke 6 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel kejiwaan (0.371). Maka variabel kejiwaan dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 16 variabel Analisis Uji Kelayakan III a. Pada uji kelayakan III angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.618, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. a. Pada tabel 4.5 Anti Image Matrices III terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 3 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.428), fasilitas (0.441) dan keluarga (0.414). Dari ke 3 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil

25 54 adalah variabel keluarga (0.414). Maka variabel keluarga dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 15 variabel Analisis Uji Kelayakan IV b. Pada uji kelayakan IV angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.644, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. b. Pada tabel 4.6 Anti Image Matrices IV terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 2 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.465) dan fasilitas (0.474). Dari ke 2 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel waktu (0.465). Maka variabel waktu dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 14 variabel Analisis Uji Kelayakan V c. Pada uji kelayakan V angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.679, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. c. Pada tabel 4.7 Anti Image Matrices V terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 1 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu fasilitas (0.460). Dari variabel tersebut yang

26 55 mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel fasilitas (0.460). Maka variabel fasilitas dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 13 variabel Analisis Uji Kelayakan VI a. Pada uji kelayakan VI angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling Adequacy (MSA) adalah 0.689, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. b. Pada tabel 4.8 Anti Image Matrices VI terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel, dan tidak ada variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5. Maka ketigabelas variabel dapat dilakukan analisis faktor Analisis Faktor (Faktoring, Ekstraksi dan Rotasi) Analisis : 1. Communalities Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bias dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bias dijelaskan oleh faktor yang ada, lihat pada tabel 4.9 adalah sebagai berikut: a. Variabel pekerjaan, angkanya Hal ini berarti sekitar 59.1% varians dari variabel pekerjaan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. b. Variabel pendapatan, angkanya Hal ini berarti sekitar 75.6% varians dari variabel pendapatan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

27 56 c. Variabel pakaian, angkanya Hal ini berarti sekitar 73.6% varians dari variabel pakaian dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. d. Variabel hubungan sosial dengan lingkungannya, angkanya Hal ini berarti sekitar 65.4% varians dari variabel hubungan sosial dengan lingkungannya dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. e. Variabel pengetahuan, angkanya Hal ini berarti sekitar 84.2% varians dari variabel pengetahuan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. f. Variabel teknologi, angkanya Hal ini berarti sekitar 71.1% varians dari variabel teknologi dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. g. Variabel sikap, angkanya Hal ini berarti sekitar 64.5% varians dari variabel sikap dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. h. Variabel postur tubuh, angkanya Hal ini berarti sekitar 68.0% varians dari variabel postur tubuh dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. i. Variabel ancaman, angkanya Hal ini berarti sekitar 68.8% varians dari variabel ancaman dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. j. Variabel perlindungan keluarga, angkanya Hal ini berarti sekitar 91.0% varians dari variabel perlindungan keluarga dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. k. Variabel kebudayaan, angkanya Hal ini berarti sekitar 72.3% varians dari variabel kebudayaan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. l. Variabel agama, angkanya Hal ini berarti sekitar 86.5% varians dari variabel pakaian dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

28 57 m. Variabel kebiasaan pimpinan, angkanya Hal ini berarti sekitar 67.3% varians dari variabel kebiasaan pimpinan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. 2. Total Varians Explained Ada 13 variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu pekerjaan, pendapatan, pakaian, sosial dengan lingkungannya, pengetahuan, waktu, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. Enam faktor ini menggambarkan data dengan tujuan adalah untuk mengurangi jumlah faktor yang diperlukan untuk menjelaskan variasi dalam data. Memeriksa hasil jendela sesi baris dari % Varians atau eigenvalues plot. Proporsi variabilitas dijelaskan oleh tujuh faktor akhir adalah (0.719, 0.644, 0.607, 0.501, 0.435, dan masing-masing) dan mereka dapat dihilangkan sebagai penting. Enam faktor yang pertama bersama-sama mewakili %. 3. Scree Plot Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka Scree Plot (gambar 4.1) menunjukkan dengan grafik. Terlihat bahwa dari satu kedua faktor (garis dari sumbu Component Number =1 ke 2), arah garis menurun dengan cukup tajam. Kemudian dari angka 2 ke 3, garis masih menurun. Demikian pula dari angka 3 ke 4, 4 ke 5 dan 5 ke 6 garis juga masih menurun namun kini dengan slope yang lebih kecil. Juga perhatikan faktor 7 sudah di bawah angka 1 dari sumbu Y (eigenvalues). Hal ini menunjukkan bahwa lima faktor adalah paling bagus untuk meringkas kelima belas variabel tersebut.

29 58 4. Component Matrix Tabel Component Matrix (Tabel 4.11) menunjukkan distribusi ketiga belas variabel pada enam faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel adalah faktor loading, yang menunjukkan korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, faktor 2 faktor 3, faktor 4, faktor 5 dan faktor 6. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris. Pada variabel pengetahuan: - Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 1 adalah (lemah karena di bawah 0.5). - Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 2 adalah (lemah karena di bawah 0.5). - Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 3 adalah (lemah karena di bawah 0.5). - Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 4 adalah (lemah karena di bawah 0.5). - Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 5 adalah (lemah karena di bawah 0.5). - Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 6 adalah (lemah karena di bawah 0.5) Oleh karena angka faktor loading terbesar ada pada Component nomor 2, maka variabel pengetahuan bias dimasukkan sebagai komponen faktor 2.

30 59 5. Rotated Component Matrix Pada tabel 4.12 Component Matrix hasil dari proses rotasi (Rotation Component Matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata dimana faktor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil dan faktor loading yang besar semakin diperbesar. Dimana faktor tertinggi pada perlindungan keluarga dan terendah pekerjanan Interpretasi Interpretasi didasarkan pada skala angka yang sebelumnya diberikan ke responden, yakni dari skala 1 sampai 10. Oleh karena angka bergerak dari negatif (angka 1 untuk sangat tidak setuju) ke positif (angka 10 untuk sangat setuju), secara logika semakin angka output mendekati 10, semakin responden berpresepsi setuju terhadap variabel tertentu. Sebaliknya, semakin kecil angka output, semakin responden berpresepsi tidak setuju. 1. Faktor 1 : terdiri dari variabel pekerjaan, pakaian dan teknologi. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita yang memberikan daya tarik untuk terjadinya pelecehan seksual ditempat kerja yang dikarenakan yaitu pakaian yang seksi pada pekerja anak wanita. Interpretasi Variabel Oleh karena korelasi pekerjaan, pakaian, teknologi adalah positif, semakin rendahnya pekerjaan, semakin seksinya pakaian dan semakin tingginya teknologi maka semakin mudah terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

31 60 - Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja anak wanita harus diperhatikan mulai dari majikannya sampai pekerjaan yang akan dilakukannya. - Pakaian yang dipakai oleh pekerja anak wanita harus diperhatikan karena dapat memicu untuk terjadinya pelecehan seksual. - Teknologi yang didapat oleh pekerja anak wanita di arahkan ke arah positif. Dimana teknologi mempunyai akses untuk terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita dan lainnya. 2. Faktor 2 : terdiri atas pendapatan, sosial dengan lingkungannya dan sikap. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadi pelecehan seksual karena pendapatan yang rendah serta sikap yang tidak disenangi oleh majikan yang mempermudah untuk terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. Interpretasi Variabel Oleh karena variabel kejiwaan dan sikap mempunyai korelasi positif, semakin kurangnya kejiwaan pekerja anak wanita serta sikap semakin tidak sopan terhadap majikan yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual. - Pendapatan terhadap pelecehan seksual cukup fatal, karena kejiwaan terganggu yang didapatkan oleh pekerja anak wanita.. - Sikap yang diberikan harus diperhatikan karena dapat mengundang terjadinya pelecehan seksual dalam bekerja.

32 61 3. Faktor 3 : terdiri atas ancaman dan kebiasaan pimpinan. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena ancaman yang berat diberi oleh atasan ditempat kerja. Interpretasi Variabel Oleh karena variabel ancaman dan kebiasaan pimpinan mempunyai korelasi positif, semakin berat ancaman terhadap pekerja anak wanita terhadap pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual. - Ancaman terhadap pelecehan seksual cukup fatal, karena dalam ancaman yang diberikan kepada pekerja anak wanita tersebut dapat memputuskan untuk tidak bekerja lagi. - Kebiasaan pimpinan harus diperhatikan terhadap pekerja anak wanita, agar tidak mudahnya terjadi pelecehan seksual dalam bekerja. 4. Faktor 4 : terdiri atas kebudayaan dan agama. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena kebudayaan dan agama Interpretasi Variabel Oleh karena variabel kebudayaan dan agama mempunyai korelasi positif, kebudayaan semakin sering untuk pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita dan semakin tidak kuatnya agama bagi pekerja anak wanita yang terkena pelecehan seksual

33 62 - Kebudayaan pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita harus diperhatikan karena kebudayaan bisa menjadi unsur utama terjadi pelecehan seksual didaerah kerja. - Agama yang perlu diperhatikan karena dapat memepermudah terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. 5. Faktor 5 :terdiri dari postur tubuh dan perlindungan keluarga. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena keluarga dan kebiasaan pimpinan diberi oleh atasan ditempat kerja. Interpretasi Variabel Oleh karena variabel keluarga dan kebiasaan pimpinan mempunyai korelasi positif, semakin tidak adanya kelurga dan semakin seringnya kebiasaan pimpinan terhadap pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual. - Postur tubuh pekerja anak wanita sangat mempengaruhi terjadinya pelecehan seksual, sehingga postur tubuh itu tidak perlu dipermanpakan/dipertunjukkan - Perlindungan keluarga harus diperhatikan karena tidak adanya perlindungan kepada pekerja anak wanita dari keluarga maka mempermudah untuk terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh atasan/majikan.

34 63 6. Faktor ini dinamakan faktor pengetahuan Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena pengetahuan pekerja anak wanita ditempat kerja. Interpretasi Variabel Oleh karena variabel pengetahuan mempunyai korelasi positif, semakin rendah pengetahuan maka semakin mudahnya terjadinya pelcehan seksual - Pengetahuan harus ditingkatkan didalam kerja, agar tidak mudah untuk dibodohi oleh atasan atau siapapun.

35 64 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis faktor terhadap faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan 2009 maka dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Dari 18 variabel yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita, setelah dilakukan uji kelayakan faktor hanya 13 variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. 2. Dari 13 variabel yang terpilih, terbentuk 6 faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita yaitu faktor 1 dinamakan faktor daya tarik, faktor 2 dinamakan faktor tingkah laku, faktor 3 dinamakan faktor tantangan, faktor 4 dinamakan faktor adat-istiadat, faktor 5 dinamakan faktor pendorong dan faktor 6 dinamakan faktor pengetahuan. 3. Faktor 1 terdiri atas pekerjaan, pakaian, teknologi. 4. Faktor 2 terdiri atas pendapatan, sosial dengan lingkungannya dan sikap. 5. Faktor 3 terdiri atas ancaman, dan kebiasaan pimpinan. 6. Faktor 4 terdiri atas kebudayaan dan agama 7. Faktor 5 terdiri atas postur tubuh dan perlindungan keluarga. 8. Faktor 6 yaitu faktor pengetahuan terdiri atas pengetahuan. 64

36 Saran 1. Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita, diharapkan kepada Dinas Tenaga Kerja dapat memberikan tindakan prioritas terhadap pekerja anak wanita dibawa umur < 18 tahun di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan. 2. Faktor daya tarik merupakan salah satu faktor yang mempengerahui pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita, maka pakaian dan postur tubuh oleh pekerja anak wanita di Kecamatan Kota Kisaran Timur dapat disesuaikan khususnya masalah pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. 3. Pekerjaan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. Maka diharapkan Dinas Tenaga Kerja sering memantau kelapangan baik pekerja formal maupun pekerja informal dalam terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun profile responden yang dibagi kedalam beberapa macam, yakni berdasarkan: 1. Nama pusat kebugaran langganan responden

Lebih terperinci

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS Ai Nurhayat, S.Si.,MT. Jurusan Teknik Industri Sekolah tinggi Teknologi Bandung ABSTRAK Pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada PT. Rezeki Supermarketing sebuah perusahaan retail tradisional yang terletak di Jakarta, dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada 47 orang guru BK SLTA (5, SMA, 1 MA, dan 9 SMK) di Salatiga, seperti yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah

Lebih terperinci

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari praktikum modul 3 ini adalah : 1. Mahasiswa memahami apa yang dilakukan dalam proses Analisis Faktor; 2. Mahasiswa dapat menjalankan prosedur Analisis Faktor dalam SPSS; 3.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Data responden yang telah diperoleh dari kuesioner akan dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin responden, status pekerjaan, jasa perawatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. DAYA MUDA AGUNG MEDAN

PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. DAYA MUDA AGUNG MEDAN PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. DAYA MUDA AGUNG MEDAN Ahmad Saputra, S.E, M.M Dosen Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI Abstrak PT. Daya Muda Agung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Data 65 responden yang didapat dari kuesioner akan dibagi berdasarkan usia responden, jenis kelamin responden, produk kuliner yang pernah dipromosikan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR Analisis factor digunakan untuk menemukan hubungan sejumlah variable yang bersifat independent dengan yang lain Analisis Faktor merupakan teknik untuk mengkombinasikan pertanyaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR 1. Latar Belakang Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set

Lebih terperinci

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 61 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Analisis Pada sub bab ini akan diuraikan hasil analisis data yang diperoleh dari pendapat responden melalui penyebaran kuesioner dan wawancara yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Langkah pertama yang dilakukan terhadap data hasil survei adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur yaitu kuesioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas Pendahuluan 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas Tujuan 0 Tujuan utama: 0 Menjelaskan struktur hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk faktor/variabel

Lebih terperinci

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 289 298. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASYARAKAT KOTA MEDAN KE PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu,

Lebih terperinci

PEGANGAN ASSLAB MODUL 8

PEGANGAN ASSLAB MODUL 8 PEGANGAN ASSLAB MODUL 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (1 Halaman min. 4 paragraf) 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana menentukan, mengelompokan, dan mereduksi data berdasarkan karakteristik diantara objek-objek

Lebih terperinci

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Didalam pengumpulan data yang disebarkan melalui kuesioner terdapat dua bagian pertanyaan yang berbeda. Bagian pertama yaitu pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 1 11. IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Aswin Bahar, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN. responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun

BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN. responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Responden Bagian ini menjelaskan mengenai data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR MEMENGARUHI KEHAMILAN USIA MUDA DI KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN seluruh pertanyaan yang ada.

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR MEMENGARUHI KEHAMILAN USIA MUDA DI KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN seluruh pertanyaan yang ada. KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR MEMENGARUHI KEHAMILAN USIA MUDA DI KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2012 I. Petunjuk Pengisian : a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan ibu untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Dalam gambaran umum responden penelitian ini dijelaskan mengenai profil umum responden yaitu, pekerjaan responden, usia responden, jenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL

BAB IV ANALISIS HASIL BAB IV ANALISIS HASIL A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil yang telah diperoleh

Lebih terperinci

3.1. Hal-Hal Tentang Analisis Faktor

3.1. Hal-Hal Tentang Analisis Faktor Analisis Faktor Setelah sebuah data diuji dan layak untuk diolah dengan metode statistik multivariat tertentu, mulai bab ini akan dijelaskan metode-metode statistik multivariat, yang dimulai dengan pembahasan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN 1) Nurul Afida 2) Edy Sulistiyawan 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2) Program

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah dalam penelitian ini maka desain penelitian menggunakan pengujian beda rata-rata. Di mana pengujian beda ratarata merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pada penelitian ini kuesioner yang terkumpul jumlahnya sudah sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada penelitian

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain,

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain, 6 B A B II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelecehan Seksual 2.1.1 Pengertian a. Pelecehan/Kekerasan Pelecehan atau kekerasan dalam arti Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu perihal yang bersifat, berciri keras, perbuatan

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Neril Harnanik Yuniati, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Negeri Pasirian Perkembangan zaman era global yang sangat pesat dewasa ini sangat berpengaruh pada pola pikir

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang BAB III PEMBAHASAN Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Asumsi-asumsi dalam analisis cluster yaitu sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji BAB IV ANALISIS DATA A. Penjelasan Penelitian Pada bab empat ini akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY LEMBAR KERJA Topik: Uji Validitas dengan Analisis Faktor Tujuan: Untuk menguji tingkat validitas konstruk seperangkat instrumen, kuesioner atau angket Contoh Masalah: Apakah butir-butir yang dikembangkan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN APLIKASI ANALISIS FAKTOR DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN MAXIMUM LIKELIHOOD DALAM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Table Frekuensi Responden. pendidikan. gender. Valid Percent. Cumulative. Cumulative. Percent. Frequency Percent.

Lampiran 1. Table Frekuensi Responden. pendidikan. gender. Valid Percent. Cumulative. Cumulative. Percent. Frequency Percent. 90 Lampiran 1 Table Frekuensi Responden gender pendidikan Frequency Valid Frequency Valid Valid LAKI-LAKI 14 16.5 16.5 16.5 PEREMPUAN 71 83.5 83.5 100.0 Valid SMP 4 4.7 4.7 4.7 SMA 70 82.4 82.4 87.1 S-1

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah rumusan kompetensi dan materi

HASIL PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah rumusan kompetensi dan materi 123 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Obyek dalam penelitian ini adalah rumusan kompetensi dan materi pendidikan multikultural sebagai suatu analisis kebutuhan akademik dan sosio kultural Siswa

Lebih terperinci

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis Faktor

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis Faktor JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 1 (1) 52-56 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis

Lebih terperinci

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H.

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H. Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 4 (2014), pp. 333 343. KAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H. Adam Malik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka pemikiran teoritis Kebudayaan yang semakin maju membuat gaya hidup manusia semakin berkembang. Kesadaran manusia akan pentingnya kesehatan mulai terlihat disamping

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor tepatnya terletak di Jalan Pemuda No. 7 Bogor. Waktu penelitian adalah bulan April-Juni 2011

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Analisis positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dimulai dengan melakukan uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah konsumen di kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Lebih terperinci

A. PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

A. PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER L 1 LAMPIRAN 1 KUESIONER Saya Riska Arkandini mahasiswi semester 8 (delapan) Jurusan Komunikasi dan Multimedia bidang Broadcasting, mohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner berikut. Dimana kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PENERAPAN 5S DI PT.CONBLOC INDOTAMA SURYA

PENGKAJIAN PENERAPAN 5S DI PT.CONBLOC INDOTAMA SURYA INDUSTRI INOVATIF Vol. 6, No. 1, Maret 2016: 26-30 PENGKAJIAN PENERAPAN 5S DI PT.CONBLOC INDOTAMA SURYA 1) Thomas Priyasmanu, 2) Ida Bagus Suardika, 3) Hanggana Raras Mumpuni 1,2,3) Prodi Teknik Industri,

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 507 516. PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Juliarti Hardika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PELAYANAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR

TINGKAT KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PELAYANAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PELAYANAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR Suluh Mamahit 1), Marline S. Paendong 1), Yohanes A.R. Langi 1) 1) Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 43 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit ancaman bagi masyarakat Indonesia dengan prevalensi hipertensi yang cukup tinggi di Indonesia.Hipertensi menimbulkan angka morbiditas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan oleh

Lebih terperinci

Jenis Peralatan * Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Peralatan * Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation 1 Crosstabs Jenis Peralatan * Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin laki-laki perempuan Jenis Peralatan Jenis Peralatan pakaian bela diri pelindung kepala pelindung gigi pelindung dada pelindung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun sebagai penelitian deduktif yakni metode berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun sebagai penelitian deduktif yakni metode berpikir BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan sifat penelitian Penelitian ini disusun sebagai penelitian deduktif yakni metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA Saintia Matematika Vol. 1, No. 4 (2013), pp. 349 358. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA Henni Mulyani Siregar, Henry Rani Sitepu, Suwarno Ariswoyo

Lebih terperinci

Penelitian menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dengan penilaian 6 tingkat dengan norma sebagai berikut:

Penelitian menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dengan penilaian 6 tingkat dengan norma sebagai berikut: Lampiran 1. Pengolahan data statistik Survei dilakukan kepada para karyawan di kantor pos pasar baru, dengan sampel sebanyak 50 karyawan. Kantor ini dipilih karena tidak hanya merupakan kantor cabang saja,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian Skripsi Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Perawatan Tubuh Kendedes Princess Ritual

Kuesioner Penelitian Skripsi Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Perawatan Tubuh Kendedes Princess Ritual LAMPIRAN Kuesioner Penelitian Skripsi Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Perawatan Tubuh Kendedes Princess Ritual dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 4 (2014), pp. 323 332. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS Ida Yanti Hasibuan, Pengarapen Bangun, Ujian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah 48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah lampung tengah. Penyebaran kuesioner ke berbagai responden berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & development (R & D) dengan menggunakan model pengembangan instrumen yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

OUTPUT ANALISIS FAKTOR SPSS 23

OUTPUT ANALISIS FAKTOR SPSS 23 OUTPUT ANALISIS FAKTOR SPSS 23 DESCRIPTIVE STATISTICS TABEL 8.3 BERISI TENTANG STATISTIKA DESKRIPTIF VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PERFORMANSI SALES. NAMPAK BAHWA RATA-RATA TERTINGGI DARI VARIABEL YANG TELAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObyekPenelitian Obyek dalam penelitian ini adalah para pengusaha yang pernah melakukan promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di instagram. 3.2

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN LAMPIRAN 64 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi dengan judul : Analisis Proses Pengambilan Keputusan Produk Kredit Cepat

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VALIDITAS DAN RELIABILITAS VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI VALIDITAS Validitas dalam bahasa sederhana digunkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Validitas dapat diuji

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DOSEN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Oleh : PUJI ISYANTO ASEP SYARIPUDIN

ANALISIS KINERJA DOSEN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Oleh : PUJI ISYANTO ASEP SYARIPUDIN ANALISIS KINERJA DOSEN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG Oleh : PUJI ISYANTO ASEP SYARIPUDIN ABSTRAK Untuk mengukur perkembangan profesionalisasi dosen salah satunya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat. Dengan Hormat,

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat. Dengan Hormat, 43 LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat Dengan Hormat, Sehubungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, saya ingin meminta bantuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa 4.1.1. Pendapatan Pelabuhan Pendapatan yang diterima Pelabuhan Sunda Kelapa sejak tahun 2004 sampai tahun 2010 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum UMKM di Kota Malang UMKM merupakan suatu usaha yang potensial bagi perkembangan perekenomian di Indonesia sehingga dalam pelaksanaannya perlu dioptimalkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory atau penelitian tingkat penjelasan. Berdasarkan jenis penelitian explanatory

Lebih terperinci

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM.

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM :13212670 PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. 1.1Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Kebutuhan mahasiswa

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Atas perhatian, bantuan dan dukungan Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasih. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Wanita

KUESIONER PENELITIAN. Atas perhatian, bantuan dan dukungan Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasih. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Wanita 88 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran : 1 (Kuesioner Penelitian) KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini hanya untuk kepentingan akademis dan dijamin kerahasiaannya, dimohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Pegawai Negeri Niaga Artha Sari Singaraja

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Pegawai Negeri Niaga Artha Sari Singaraja Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Pegawai Negeri Niaga Artha Sari Singaraja Ade Dharma Putra1, Made Artana1, Luh Indrayani2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE EKSPLORATORI KOMPONEN UTAMA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE EKSPLORATORI KOMPONEN UTAMA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE EKSPLORATORI KOMPONEN UTAMA Rina Fitrianita Rizki 1, Susiswo 2 Universitas Negeri Malang E-mail: rin.bluey.7@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

Bab 4 ANALISIS FAKTOR TEORITIS DAN APLIKATIF

Bab 4 ANALISIS FAKTOR TEORITIS DAN APLIKATIF Bab 4 ANALISIS FAKTOR TEORITIS DAN APLIKATIF Analisis Multivariat untuk analisis identifikasi, prediksi, eksplorasi, deskripsi: 1. Principle Component Analysis (PCA) 2. Factor Analysis 3. Cluster Analysis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF 156 STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Budi Kurniawan 1, Ono Wiharna 2, Tatang Permana 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN NILAI ULET PESERTA DIDIK SMA DI SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN NILAI ULET PESERTA DIDIK SMA DI SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN NILAI ULET PESERTA DIDIK SMA DI SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN Ambar Retno SMA Negeri 1 Buluspesantren Kab. Kebumen e-mail: ambarretnossi@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit, Graha Ilmu, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit, Graha Ilmu, Jakarta. 70 DAFTAR PUSTAKA Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit, Graha Ilmu, Jakarta. Azwita Arifuddin. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Membeli Komputer

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 1

Jurnal Kesehatan Kartika 1 ANALISIS FAKTOR DOMINAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAYU ASIH PURWAKARTA TAHUN 2009 Oleh : Budiman, Juju Juhaeriah, dan E. Eryana Dinata Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK

Lebih terperinci

Reliability. Case Processing Summary

Reliability. Case Processing Summary Reliability Case Processing Summary N % Cases Valid 100 100.0 Excluded a 0.0 Total 100 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.956

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2. Analisis Faktor Analisis faktor merupakan salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah variabel variabel yang saling independen antara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian ini, langkah awalnya adalah mengetahui visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai oleh BReAD Unit. BReAD

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST)

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) ANALASIS FAKTOR PEMILIHAN SEPEDA MOTOR SEBAGAI TRANSPORTASI OLEH MAHASISWA Annisa Mulia Rani 1* 1 Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah No 27 Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Validitas dan Reliabilitas Pretest Pada bab ini akan dijabarkan hasil temuan yang telah dilakukan. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMOTIVASI LULUSAN UNIVERSITAS UNTUK MENJADI SEORANG WIRAUSAHA (Studi Kasus di Kota Semarang)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMOTIVASI LULUSAN UNIVERSITAS UNTUK MENJADI SEORANG WIRAUSAHA (Studi Kasus di Kota Semarang) ANALISIS FAKTOR YANG MEMOTIVASI LULUSAN UNIVERSITAS UNTUK MENJADI SEORANG WIRAUSAHA (Studi Kasus di Kota Semarang) S K R I P S I Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN. dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrument penelitian dapat

BAB IV ANALISIS PENELITIAN. dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrument penelitian dapat BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Hasil Pre-Test Pre-test dilakukan terhadap responden yang menjadi sampel penelitian. Jumlah responden yang diambil untuk pre-test sebanyak 30 orang. Pre-test dilakukan dengan

Lebih terperinci

No : ( diisi peneliti ) Tanggal : ( diisi peneliti )

No : ( diisi peneliti ) Tanggal : ( diisi peneliti ) LAMPIRAN 63 64 Lampiran 1. Kuesioner penelitian No : ( diisi peneliti ) Tanggal : ( diisi peneliti ) Keterangan: STS: Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju CS : Cukup Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian Di dalam sub bab berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 3.1.1 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Qonitatin Nafisah, Novita Eka Chandra Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Gatherinc Café & Bistro telah berdiri sejak tanggal 6 December 2016. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Zaman sekarang internet merupakan kebutuhan bagi banyak orang. Di Indonesia jumlah pemakai internet mengalami peningkatan yang cukup besar setiap

Lebih terperinci

3 METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3 METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 16 pendingin di sektor retail, dari 3.96 juta unit menjadi 4.5 juta unit pada tahun 2012. Kebutuhan akan bahan pendingin juga makin bertambah dari 264 MT pada tahun 2011 menjadi 300 MT pada tahun 2012.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KEHADIRAN DOSEN DI UNIVERSITAS X. Annisa Mulia Rani Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta

ANALISIS FAKTOR KEHADIRAN DOSEN DI UNIVERSITAS X. Annisa Mulia Rani Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta ANALISIS FAKTOR KEHADIRAN DOSEN DI UNIVERSITAS X Annisa Mulia Rani Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta Zc.annisa@gmail.com Abstrak Aspek kualitas pekerjaan berkaitan langsung

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA MENJADI GURU PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA MENJADI GURU PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA MENJADI GURU PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD WILDAN NIM. K7411099 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1 PENDAHULUAN Seperti yang telah dijelaskan pada bab I, II dan III, maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang paling berpengaruh dalam

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK...

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PREFERENSI KELUARGA MUDA DALAM MEMILIH RUMAH TINGGAL DI SURABAYA BERDASARKAN ATRIBUT FISIK DAN INFRASTRUKTUR PERUMAHAN

PREFERENSI KELUARGA MUDA DALAM MEMILIH RUMAH TINGGAL DI SURABAYA BERDASARKAN ATRIBUT FISIK DAN INFRASTRUKTUR PERUMAHAN PREFERENSI KELUARGA MUDA DALAM MEMILIH RUMAH TINGGAL DI SURABAYA BERDASARKAN ATRIBUT FISIK DAN INFRASTRUKTUR PERUMAHAN Dyah Juwita Anindyajati 1), Ispurwono Soemarno 2), dan Bambang Soemardiono 2) 1) Program

Lebih terperinci