BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) seluas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) seluas"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Balai Latihan Kerja (BLK) Yogyakarta terletak di Jl. Kyai Mojo No.5 Yogyakarta. Gedung BLK Yogyakarta terletak di atas tanah pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) seluas m 2. Gedung BLK Yogyakarta terdiri dari beberapa bangunan antara lain : kantor administrasi, ruang pelatihan, bengkel, laboratorioum, aula, asrama, musholla, dan rumah dinas. BLK Yogyakarta didirikan pada tahun 1948 sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk melatih para pencari kerja, mantan pejuang (veteran), dan pegawai dari instansi lain agar memiliki ketrampilan yang memadai. Program pelatihan yang dilaksanakan BLK sampai dengan dekade 1960-an dititik beratkan pada bidang industri terutama untuk jenis ketrampilan bangunan, radio, dan listrik. Perkembangan BLK Yogyakarta pada periode 1970-an ditandai dengan penambahan jenis ketrampilan seperti otomotif, teknologi mekanik, tata niaga, dan aneka kerajinan tangan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Kep/181/Men/1984 tanggal 26 Juli 1984 tentang organisasi, tata kerja Balai Latihan Kerja (BLK) dan Kursus Latihan Kerja (KLK), BLK Yogyakarta termasuk dalam kategori BLK Tipe A, yaitu BLK yang berkedudukan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 69

2 70 Pada tahun 1997 BLK Yogyakarta berubah menjadi Balai Latihan Kerja Khusus Pariwisata (BLKKP) Yogyakarta. Hal ini terkait dengan dijadikannya Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata. Sehingga program pelatihan yang diselenggarakanpun diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada sektor pariwisata. Dalam rangka itulah maka kejuruan pariwisata dan perhotelan dijadikan sebagai program latihan unggulan. Seiring dengan digulirkannya era otonomi daerah maka berdasarkan Perda Nomor 7 tahun 2002 BLKKP Yogyakarta berubah kembali namanya menjadi BLK Yogyakarta. Selain itu BLK Yogyakarta juga secara resmi menjadi lembaga yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BLK Yogyakarta sebagai institusi penyelenggara latihan kerja mempunyai visi: terciptanya tenaga kerja yang terampil, ahli produktif dan kompetitif yang mampu memasuki pasar kerja nasional dan internasional. Serta mempunyai misi yaitu: 1) Meningkatkan kualitas aparatur melalui pendidikan dan latihan, 2) Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja melelui pelatihan diberbagai jenis keterampilan dan keahlian dengan memenfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia, ) Meningkatkan relevansi dan efisiensi program pelatihan sesuai kebutuhan yang dinamis. BLK Yogyakarta mempunyai fungsi sebagai pelaksana teknis operasional dibidang pelatihan tenaga kerja, dengan tugas: 1) Menyelenggarakan pelatihan tenaga kerja tingkat ahli, 2) Menyelenggarakan pelatihan dibidang tertentu sesuai job order dari pengguna tenaga kerja, )

3 71 Menyelenggarakan pelatihan institusional dan perekayasaan perkembangan teknologi, 4) Menyelenggarakan kerjasama peletihan, 5) Mendayagunakan fasilitas pelatihan, 6) Menyelenggarakan ketatausahaan. Program pelatihan yang diselenggarakan oleh BLK Yogyakarta meliputi : 1) Program pelatihan institusional, 2) Program pemagangan, ) Program pelatihan pesanan ( Tailor Made Training). Program pelatihan institusional bertujuan untuk melatih para pencari kerja untuk mendapatkan ketrampilan tunggal (single skill). Kandungan materi yang disajikan mencakup 70% praktik dan 0% teori dengan lama pelatihan antara jam pelatihan, tergantung dari jenis ketrampilannya. Peserta pelatihan diwajibkan melakukan on the job training (OJT) di dunia usaha/industri selama sekurangkurangnya 25% dari jumlah jam latihan. Program pemagangan bertujuan untuk melatih para pencari kerja dalam beberapa bidang ketrampilan ( multy skill) di lingkungan kerja nyata pada perusahaan. Lama program magang maksimum tahun. Pada tahun pertama peserta memperoleh materi dasar dan teori di BLK selama 4 bulan. Setelah itu selama 7 bulan peserta bekerja di perusahaan, dan kembali ke BLK selama 1 bulan untuk mengikuti uji ketrampilan lokal. Pada tahun kedua peserta mendapatkan materi lanjutan di BLK selama bulan, dilanjutkan dengan 8 bulan bekerja di perusahaan, dan kembali ke BLK selama 1 bulan untuk mengikuti uji ketrampilan nasional tingkat II. Pada tahun ketiga peserta mendapatkan materi lanjutan atas di BLK selama 2 bulan, dilanjutkan dengan

4 72 9 bulan bekerja di perusahaan, dan kembali ke BLK selama 1 bulan untuk mengikuti uji ketrampilan nasional tingkat III. Program pelatihan pesanan merupakan program pelatihan yang diselenggarakan oleh BLK Yogyakarta berdasarkan permintaan perusahaan atau instansi lain di luar BLK untuk meningkatkan ketrampilan pekerjanya. Jenis kejuruan serta kualifikasi ketrampilan yang dihasilkan disesuaikan dengan permintaan dari pihak pemesan. Sehingga materi pelatihan yang disampaikan juga disesuaikan dengan kualifikasi ketrampilan yang hendak dihasilkan tersebut. Jenis-jenis kejuruan yang dapat diselenggarakan oleh BLK Yogyakarta sesuai dengan tersedianya sarana prasarana pelatihan maupun tenaga instruktur, antara lain : 1) Tata niaga, yang meliputi ; mengetik, administrasi perkantoran, akuntansi, sekretaris eksekutif, dan operator komputer. 2) Teknologi mekanik, yang meliputi ; mesin logam, las karbit, las listrik, las TIG/MIG, dan pemipaan. ) Listrik, meliputi ; instalasi penerangan, instalasi tenaga, pendingin, dan peralatan listrik rumah tangga. 4) Elektronika meliputi ; radio, tape & amplifier, televisi hitam putih, televisi warna, dan perakitan perangkat komputer. 5) Bangunan meliputi ; konstruksi batu, konstruksi kayu, operator mesin kayu, mebel dan juru gambar bangunan. 6) Otomotif meliputi ; sepeda motor, mobil bensin, mobil diesel, dan body repair. 7) Perhotelan meliputi ; tata graha dan jasa boga. 8) Bahasa meliputi ; bahasa Inggris untuk pemandu wisata, bahasa Inggris untuk staff hotel, dan bahasa Jepang.

5 7 B. Kurikulum Perhotelan 1. Kurikulum Pelatihan Pemagangan Perhotelan BLK Yogyakarta Kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK dibuat untuk membekali calon tenaga kerja lulusan SLTA atau sederajat yang belum memperoleh pekerjaan. Kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan pada pelaksanaannya terdiri dari tiga tahun. Pada tahun pertama, peserta pelatihan pemagangan memperoleh materi tentang dasar-dasar materi perhotelan secara umum. Pada tahun kedua, peserta pelatihan pemagangan memperoleh materi yang lebih spesifik yaitu dengan penjurusan pada bidang keahlian perhotelan tertentu. Bidang keahlian perhotelan yang ada yaitu food & beverages, room division. Pada tahun ketiga, peserta pelatihan pemagangan perhotelan mengambil spesialisasi produk. Yang berlangsung selama ini yaitu food & beverages. Peseta pelatihan pemagangan perhotelan BLK konsentrasi food & beverages product dibekali ketrampilan-ketrampilan untuk menjadi cook helper. Tujuan dan sasaran pemagangan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terampil, kompeten dan produktif dengan meningkatkan peran serta dunia usaha dalam pelaksanaan dan pengembangan pelatihan sehingga dicapai peningkatan kualitas angkatan kerja untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja baik di dalam maupun di luar negeri serta memanfaatkan dunia usaha dalam menyiapkan tenaga kerja terampil dan kompeten.

6 74 Kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK disusun oleh Direktorat Bina Pemagangan Departemen Tenaga Kerja R.I tahun 2001 yang bekerja sama dengan Republik Federal Jerman dan telah disesuaikan dengan standar kompetensi untuk hotel dan restoran versi september 2000 serta disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan yang dilakukan oleh tim TAS ( Training Advisory Service) di beberapa perusahaan di Yogyakarta. Pelaksanaan program magang kejuruan perhotelan mengajarkan 70% praktik dan 0% teori. Pelatihan dilaksanakan secara berjenjang dari tahun pertama sampai tahun ketiga. Pelatihan pemagangan perhotelan pada tahun pertama, peserta magang melaksanakan pelatihan di BLK selama 4 bulan, dilanjutkan dengan magang di industri selama 7 bulan, dan 1 bulan pelaksanaan evaluasi pemagangan tahun ke-i di BLK. Setelah lulus pelatihan pemagangan tahun pertama peserta mendapatkan sertifikat pemagangan tahun pertama dan dapat langsung bekerja di hotel atau meneruskan pelatihan pemagangan perhotelan tahun kedua di BLK. Pelatihan tahun kedua, peserta magang melaksanakan pelatihan di BLK selama bulan, dilanjutkan dengan magang di industri selama 8 bulan, dan 1 bulan pelaksanaan evaluasi pemagangan tahun ke-ii di BLK. Setelah lulus pelatihan pemagangan tahun kedua peserta mendapatkan sertifikat pemagangan tahun kedua dan dapat langsung bekerja di hotel atau meneruskan pelatihan pemagangan perhotelan tahun ketiga di BLK.

7 75 Pelatihan tahun ketiga, peserta magang melaksanakan pelatihan di BLK selama 2 bulan, dilanjutkan dengan magang di industri selama 9 bulan, dan 1 bulan pelaksanaan evaluasi pemagangan tahun ke-iii di BLK. Setelah lulus pelatihan pemagangan tahun ketiga peserta mendapatkan sertifikat pemagangan tahun ketiga dan dapat langsung bekerja di hotel, atau dapat melanjutkan ke jenjang strata 1 karena lulusan BLK setara dengan diploma. Bentuk evaluasi pelatihan pada ujian pemagangan perhotelan berupa eveluai akademis dan kedisiplinan. Evaluasi akademis terdiri dari teori dan praktik. Sedangkan evaluasi kedisiplinan berupa daftar hadir siswa. Materi yang diujikan pada ujian pemagangan perhotelan untuk ujian teori Bahasa Inggris dengan penguji instruktur. Ujian praktik food & beverages product membuat satu rangkaian masakan dan pengujinya dari pihak industri PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia). Dari 10 orang instruktur perhotelan BLK, 8 orang telah bersertifikat asesor oleh LSP (Lembaga Standarisasi Profesi) yang dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Standarisasi Profesi) Berikut ini adalah uraian materi food & beverages product yang terdapat dalam kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK dan sebagai pembandingnya adalah kurikulum D Perhotelan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, terdiri dari:

8 76 Tabel 8. Kurikulum Food & Beverages Product Kurikulum food & beverages product di BLK - Teknik dasar memasak - Hygiene Sanitasi - Terminologi hotel - Menyiapkan dan Membuat Bumbu - Menyusun dan Mempersiapkan Makanan - Menerima dan Menyimpan Persediaan - Bahasa Inggris Pehotelan - Sikap Profesi Hotel - Pengetahuan perhotelan - Kesehatan dan Keselamatan Kerja - Melaksanakan Prosedur Keselamatan Makanan - Menerima dan Menyimpan Persediaan - Memonitor Pendapatan dan Biaya Jas Boga - Menyiapkan Sandwiches - Menyiapkan Kaldu dan Saus - Menyiapkan Sup - Menyiapkan Dessert yang Panas dan Dingin - Oriental Food - Menyiapkan dan Membuat Salad - Menyiapkan dan membuat makanan pelengkap - Menyiapkan dan membuat hidangan daging, ayam, sea food, dan kare - Menyiapkan dan memasak hidangan hasil laut - Menyiapkan dan membuat hidangan nasi dan mie - Menyiapkan dan memasak unggas - Menyiapkan dan membuat pastry - Menyiapkan sayuran, telur, dan makanan dari tepung Kurikulum food & beverages product di D Perhotelan Fisip UI - Customer service - Bahasa Inggris - Aspek-aspek kesehatan pariwisata - Pengetahuan mengenai purcahasing, cost control. Pelaporan general inventory, daily report - Fungsi peralatan dapur (kitchen Utensils, kitchen equipment), - Dasar-dasar teknik memasak - Membuat saus - Membuat salad - Komposisi menu makan pagi, siang dan malam. - Persiapan alat dan bahan, jenis-jenis potongan makanan - Membuat makanan appetizer - Membuat soup - Membuat main course - Membuat dessert dingin dan panas - Teknik-teknik menyusun menu

9 77 2. Kurikulum D Perhotelan Fisip UI Tujuan Program D Pariwisata konsentrasi perhotelan antara lain: a) Mendidik mahasiswa menjadi terampil di bidang kepariwisataan yang mempunyai kemampuan dalam kegiatan penyelenggaraan hotel. b) Menghasilkan lulusan yang mampu merencanakan dan melaksanakan prinsipprinsip pengelolaan hotel yang mencakup sistem akuntansi dan pengendalian biaya untuk kepentingan sistem informasi hotel, pengelolaan makanan, tata hidangan, kantor depan, dan tata graha. Dalam rangka mencapai tujuan Program D Pariwisata dalam penyusunan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri Pariwisata, sehingga menghasilkan 60% praktik dan 40% teori, yang terdiri dari: Tabel 9. Kurikulum D Perhotelan Fisip UI No Mata Kuliah SKS Jumlah SKS A. Mata Kuluah Umum (MKU) 6 6 B Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) Pengantar Ekonomi Pengantar Pariwiasata Pengantar Antropologi dan Sosiologi Pengantar Manajemen Bahasa Inggris II Bahasa Inggris III Metode Penelitian Customer Service Pengantar Hubungan Masyarakat Pengantar Perhotelan Pengantar MICE(Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions) Pengantar Usaha Jasa Perjalanan Wisata Folklor Indonesia Manifestasi dan Ragam Budaya Indonesia Barat Manifestasi dan Ragam Budaya Indonesia Timur Pemasaran Usaha Pariwisata 2

10 78 Lanjutan Tabel 9. No Mata Kuliah SKS Jumlah SKS C Hukum Pariwisata Kapita Selekta Keanekaragaman Seni Indonesia Antropologi dan Sosiologi Pariwisata Pengantar Akuntansi Aspek-aspek Kesehatan Pariwisata Wisata Cagar Budaya Mata Kuliah Keahlian (MKK) Front Office I Front Office II Hotel Accounting I Hotel Accounting II Food Production I Food Production II Food Service I Food Service II Beverage Service Beverage Service II Housekeeping (Tata Graha) I House Keeping II Banquet Service atau Convention Service Praktik Kerja 2 Jumlah B Jumlah C 9 Jumlah A+B+C 112 C. Pendapat Industri tentang Relevansi Kurikulum Kompetensi Food & Beverages Product Program Pelatihan Pemagangan Perhotelan BLK Dalam penelitian ini responden berasal dari hotel berbintang 5 dan 4 di Yogyakarta berjumlah 8 orang chef. responden berasal dari Hotel Melia Purosani, responden berasal dari Hotel Novotel Yogyakarta dan 2 responden berasal dari Hotel Santika Yogyakarta. Berikut ini uraian deskripsi data hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dalam penelitian.

11 79 1. Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik a. Kemampuan Kognitif Pada kemampuan kognitif butir soal dalam angket berjumlah 10 butir, dari 8 responden diperoleh skor tertinggi (ST) = 40 dan skor terendah (SR) = 4. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi data pendapat industri tentang kesesuaian kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK kompetensi keahlian food & beverages product pada kemampuan kognitif, sebagai berikut: Tabel 10. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Interval Frekuensi Jumlah nilai 0,0 2, ,5 4, ,0 7, ,5 40, Total Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 10, diperoleh hasil analisis rerata mean ( M) = 7,25, mean ideal (Mi) = 25, standar deviasi ideal (SDi) = 5, skor tertinggi ideal (STi) = 40 dan skor terendah ideal (SRi) = 10 selanjutnya dikelompokkan berdasarkan acuan kurva normal yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 11. Kategori Berdasarkan Acuan Kurva Normal Kemampuan Kognitif Kategori Nilai Kategori > Mi + 1,5 SDi Mi s/d Mi+1,5SDi Mi 1,5 SDi s/d Mi < Mi 1,5 SDi > 2,5 25 s/d 2,5 17,5 s/d 25 <17,5 Sangat Relevan Relevan Kurang relevan Tidak relevan

12 80 Dari tabel 11 dapat diketahui frekuensi tertinggi terdapat pada kategori sangat relevan sebanyak 8 responden yang mempunyai rentang skor >2,5, bila digambarkan dalam bentuk histogram adalah sebagai berikut: Frekuensi Kategori Kemampuan Kognitif Sangat Relevan Relevan Kurang Relevan Tidak Relevan Gambar 2. Histogram Kemampuan Kognitif Berdasarkan kategori acuan kurva normal pada tabel 11 dapat diketahui frekuensi 8 responden atau semua responden berada pada rentang skor Harga rerata Mean 7,25 dan Mean ideal 25 maka M>Mi. dilihat dari distribusi frekuensi dan perolehan nilai rerata kemampuan kognitif berada pada rentang 80% - 100% atau 9% relevan dengan bidang pekerjaan di hotel. Pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK kompetensi food & beverages product pada kemampuan kognitif masuk kategori sangat relevan. Rincian hasil analisis data dapat dilihat pada lampiran. b. Kemampuan Afektif Pada kemampuan afektif butir soal dalam angket berjumlah 24 butir, dari 8 responden diperoleh skor tertinggi (ST) = 9 dan skor terendah

13 81 (SR) = 8. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi data pendapat industri tentang kesesuaian kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK kompetensi keahlian food & beverages product pada kemampuan afektif, sebagai berikut: Tabel 12. Distribusi Frekuensi pada Kemampuan Afektif Interval Frekuensi Jumlah nilai Total 8 71 Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 12, diperoleh hasil analisis rerata mean (M) = 89,125, mean ideal (Mi) = 60, standar deviasi ideal (SDi) = 12, skor tertinggi ideal (STi) = 96 dan skor terendah ideal (SRi) = 24 selanjutnya dikelompokkan berdasarkan acuan kurva normal yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 1. Kategori Berdasarkan Acuan Kurva Normal Kemampuan Afektif Kategori Nilai Kategori > Mi + 1,5 SDi Mi s/d Mi+1,5SDi Mi 1,5 SDi s/d Mi < Mi 1,5 SDi > s/d s/d 60 <42 Sangat Relevan Relevan Kurang relevan Tidak relevan Dari tabel 1 dapat diketahui frekuensi tertinggi terdapat pada kategori sangat relevan sebanyak 8 responden yang mempunyai rentang skor >78, bila digambarkan dalam bentuk histogram adalah sebagai berikut:

14 82 Frekuensi Kategori Kemampuan Afektif Sangat Relevan Relevan Kurang Relevan Tidak Relevan Gambar. Histogram Kemampuan Afektif Berdasarkan kategori acuan kurva normal pada tabel 1 dapat diketahui frekuensi 8 responden atau semua responden berada pada rentang skor 8 9. Harga rerata Mean 89,125 maka M>Mi. dilihat dari distribusi frekuensi dan perolehan nilai rerata kemampuan afektif berada pada rentang 80% % atau 92% relevan dengan bidang pekerjaan di hotel. Pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK kompetensi food & beverages product pada kemampuan afektif masuk kategori sangat relevan. Rincian hasil analisis data dapat dilihat pada lampiran.. c. Kemampuan Psikomotorik Pada kemampuan psikomotorik butir soal dalam angket berjumlah 2 butir, dari 8 responden diperoleh skor tertinggi (ST) = 128 dan skor terendah (SR) = 101. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi data pendapat industri tentang kesesuaian kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK kompetensi keahlian food & beverages product pada kemampuan psikomotorik, sebagai berikut:

15 8 Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kemampuan Psikomotorik Interval Frekuensi Jumlah nilai Total Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 14, diperoleh hasil analisis rerata mean (M) = 121,875, mean ideal (Mi) = 80, standar deviasi ideal (SDi) = 16, skor tertinggi ideal (STi) = 128 dan skor terendah ideal (SRi) = 2 selanjutnya dikelompokkan berdasarkan acuan kurva normal yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 15. Kategori Berdasarkan Acuan Kurva Normal Kemampuan Psikomotorik Kategori Nilai Kategori > Mi + 1,5 SDi Mi s/d Mi+1,5SDi Mi 1,5 SDi s/d Mi < Mi 1,5 SDi > s/d s/d 80 <56 Sangat Relevan Relevan Kurang relevan Tidak relevan Dari tabel 15 dapat diperoleh hasil frekuensi tertinggi terdapat pada kategori sangat relevan sebanyak 7 responden yang mempunyai rentang skor >104, bila digambarkan dalam bentuk histogram adalah sebagai berikut:

16 Frekuensi Kategori Kemampuan Psikomotorik Sangat Relevan Relevan Kurang Relevan Tidak Relevan Gambar 4. Histogram Kemampuan Psikomotorik Berdasarkan kategori acuan kurva normal pada tabel 15 dapat diketahui frekuensi tertinggi terdapat pada rentang skor >104 sebanyak 7 responden berada pada rentang skor dan 1 responden berada pada rentang skor 80 s/d 104 dengan skor 101. Harga rerata Mean 121,875 maka M>Mi. Dilihat dari distribusi frekuensi dan perolehan nilai rerata kemampuan psikomotorik 7 responden berada pada rentang 80%-100% dan 1 responden berada pada rentang skor 60%-80% atau 9% relevan dengan bidang pekerjaan di hotel. Pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK kompetensi food & beverages product pada kemampuan psikomotorik masuk kategori sangat relevan. Rincian hasil analisis data dapat dilihat pada lampiran. 2. Pendapat Industri tentang Kesesuaian Kurikulum BLK Secara keseluruhan butir soal kesesuaian kurikulum dalam angket berjumlah 66 butir, dari 8 responden diperoleh skor tertinggi (ST) = 258 dan skor terendah (SR) = 229. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi data pendapat industri tentang kesesuaian kurikulum pelatihan

17 85 pemagangan perhotelan BLK kompetensi keahlian food & beverages product, sebagai berikut: Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kesesuaian kurikulum Interval Frekuensi Jumlah nilai Total Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 16, diperoleh hasil analisis rerata mean (M) = 248,25, mean ideal (Mi) = 165, standar deviasi ideal (SDi) =, skor tertinggi ideal (STi) = 264 dan skor terendah ideal (SRi) = 66 selanjutnya dikelompokkan berdasarkan acuan kurva normal yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 17. Kategori Berdasarkan Acuan Kurva Normal Kesesuaian kurikulum Kategori Nilai Kategori > Mi + 1,5 SDi Mi s/d Mi+1,5SDi Mi 1,5 SDi s/d Mi < Mi 1,5 SDi > 214,5 165 s/d 214,5 115,5 s/d 165 <115,5 Sangat Relevan Relevan Kurang relevan Tidak relevan Dari tabel 17 dapat diketahui frekuensi tertinggi terdapat pada kategori sangat relevan sebanyak 8 responden yang mempunyai rentang skor >214,5, bila digambarkan dalam bentuk histogram adalah sebagai berikut:

18 86 Frekuensi Kategori Kesesuaian Kurikulum Sangat Relevan Relevan Kurang Relevan Tidak Relevan Gambar 5. Histogram Kesesuaian Kurikulum Berdasarkan kategori acuan kurva normal pada tabel 17 dapat diketahui frekuensi tertinggi terdapat pada rentang skor >214,5 sebanyak 8. Harga rerata Mean 248,25 maka M>Mi. dilihat dari distribusi frekuensi dan perolehan nilai rerata kesesuaian kurikulum berada pada rentang 80% - 100% atau 9% relevan dengan bidang pekerjaan di hotel. Secara keseluruhan pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK kompetensi food & beverages product masuk kategori sangat relevan. Rincian hasil analisis data dapat dilihat pada lampiran.. D. Data Hasil Wawancara. 1. Visi dan Misi yang Melatarbelakangi Penyelenggaraan Pelatihan Pemagangan di BLK Yogyakarta Visi dan misi yang melatarbelakangi penyelenggaraan pelatihan pemagangan khususnya kejuruan perhotelan di BLK Yogyakarta. Visi: terciptanya tenaga kerja yang terampil, ahli produktif dan kompetitif yang mampu memasuki pasar kerja nasional dan internasional. Serta mempunyai

19 87 misi yaitu: 1) Meningkatkan kualitas aparatur melalui pendidikan dan latihan, 2) Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja melelui pelatihan diberbagai jenis keterampilan dan keahlian dengan memenfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia, ) Meningkatkan relevansi dan efisiensi program pelatihan sesuai kebutuhan yang dinamis 2. Kurikulum yang Digunakan pada Program Pelatihan Pemagangan Kejuruan Perhotelan di BLK Yogyakarta Kurikulum program pelatihan pemagangan kejuruan perhotelan di BLK Yogyakarta merupakan kurikulum yang disusun oleh Direktorat Bina Pemagangan Departemen Tenaga Kerja R.I tahun 2001 bekerja sama dengan Republik Federal Jerman yang telah disesuaikan dengan standar kompetensi untuk hotel dan restoran versi september 2000 serta disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan yang dilakukan oleh tim TAS ( Training Advisory Service) di beberapa perusahaan di Yogyakarta.. Proses Pembelajaran Pelatihan Pemagangan Perhotelan di BLK Proses pembelajaran untuk pemagangan tahun pertama 4 bulan pelatihan di BLK diajarkan 0% teori dan 70% praktik, kemudian 7 bulan magang di industri dan 1 bulan untuk ujian pemagangan di BLK. Tahun ke dua bulan pelatihan di BLK 8 bulan magang di industri, 1 bulan ujian pemagangan di BLK. Untuk tahun ke tiga, 2 bulan pelatihan di BLK, 9 bulan pemagangan di hotel, 1 bulan ujian pemagangan di BLK. Untuk proses pelatihan di BLK diadakan setiap hari dari Senin sampai Sabtu di mulai dari

20 88 jam 07.0 WIB sampai 1.15 WIB kecuali hari Jum at hanya sampai jam 11.0 WIB. 4. Dasar pertimbangan Penentuan Materi Pelatihan Food & Beverages Product di BLK Dasar pertimbangan penentukan materi pelatihan food & beverages product berdasarkan identifikasi tim TAS (Training Advisory Service) ke perusahaan-perusahaan, dalam pemagangan perhotelan yang digunakan untuk identifikasi minimal hotel bintang dan restoran yang ada di Yogyakarta. Tim TAS yang melakukan identifikasi terdiri dari orang, 1 orang instruktur perhotelan, 1 orang dari bagian administrasi, dan Bapak Parjito, S. Pd. Beliau adalah koordinator tim TAS. 5. Alokasi waktu untuk setiap materi pelatihan yang diajarkan di BLK Alokasi waktu untuk setiap mata latihan dalam kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan pada tahun pertama terdiri dari; kelompok umum 7 jam latihan, kelompok inti 855 jam latihan, kelompok penunjang 8 jam latihan, rotasi kerja 896 jam latihan, uji ketrampilan 88 jam latihan, jumlah keseluruhan jam latihan pada mata latihan tahun pertama 1920 jam latihan. Mata latihan tahun kedua terdiri dari; kelompok inti 808 jam latihan, rotasi kerja 1088 jam latihan, uji ketrampilan 24 jam latihan, jumlah keseluruhan jam latihan pada mata latihan tahun kedua 1920 jam latihan. Mata latihan tahun ketiga terdiri dari; kelompok inti 584 jam latihan, rotasi kerja 1240 jam latihan, uji ketrampilan 96, jumlah keseluruhan jam latihan pada mata latihan tahun ketiga 1920 jam latihan.

21 89 6. Kerjasama BLK dengan Instansi Lain yang Terlibat Secara Langsung Terhadap Penyelenggaraan Program Pelatihan Pemagangan Perhotelan Pihak-pihak yang terlibat secara langsung terhadap penyelenggaraan program pelatihan pemagangan perhotelan adalah PHRI sebagai penguji dalam ujian pemagangan, kemudian pihak hotel sebagai sarana praktik. Kadin sebagai penaung hotel dan untuk legalisasi sertifikat kemudian tim TAS sebagai jembatan antara BLK dengan Hotel serta mencarikan tempat untuk magang di hotel. 7. Kriteria Calon Instruktur Pelatihan Pelatihan Pemagangan Perhotelan di BLK Kriteria yang harus dimiliki oleh calon instruktur pelatihan food & beverages product, minimal berpendidikan Diploma Perhotelan, menempuh diklat khusus, menempuh diklat teknis di BLK Bali tentang keahlian bidang perhotelan dan bahasa asing selama 6 bulan. Jumlah instruktur pemagangan perhotelan ada 10 orang, 8 orang telah bersertifikat asesor oleh LSP (Lembaga Standarisasi Profesi) yang dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Standarisasi Profesi) 8. Proses Seleksi Peserta Program Pelatihan Pemagangan Perhotelan di BLK Proses seleksi peserta program pelatihan pemagangan perhotelan di BLK. Di mulai dari bagian pemasaran dan pelatihan mengumumkan kepada masyarakat melalui media, kemudian melalui pemerintah desa, kelurahan dan

22 90 kecamatan. Kemudian diadakan pendaftaran, setelah ditentukan waktu tertentu calon peserta dipanggil untuk diadakan seleksi. Seleksi terdiri dari seleksi tertulis dan wawancara. Untuk seleksi tulis berupa pengetahuan umum dan bahasa Inggris sedangkan seleksi wawancara dengan bahasa Inggris, yang kemudian dibuat berita acara hasil seleksi. Calon peserta yang diterima adalah dari mereka calon peserta rangking 1 sampai 16 dengan cadangan nomor 17 sampai 20. Persyaratan peserta minimal lulusan SLTA usia maksimal 27 tahun, tinggi badan laki-laki 160 cm dan wanita 155 cm serta berat badan ideal 9. Kondisi Peralatan dan Ruang Kelas serta Ruang Praktikum Tempat Pelaksanaan Pelatihan Pemagangan Perhotelan di BLK Kondisi ruang praktik yang ada di BLK sudah sesuai dan representatif untuk kegiatan pembelajaran. Ruang praktik yang dimiliki BLK terdiri dari: dapur 1, ruang laundry 1, restoran 1, bar 1, Front Office 1, Kamar untuk praktik House Keeping, dan ruang teori 2. Peralatan diklat perhotelan khususnya food & beverages product sejauh ini cukup dan sudah mendukung untuk pelatihan pemagangan perhotelan. 10. Bentuk Evaluasi Pelatihan pada Ujian Pemagangan Perhotelan di BLK Bentuk evaluasi pelatihan khususnya pada ujian pemagangan perhotelan berupa evaluasi akademis dan kedisiplinan. Evaluasi akademis terdiri dari teori dan praktik. Sedangkan evaluasi kedisiplinan berupa daftar hadir siswa. Materi yang diujikan pada ujian pemagangan perhotelan untuk ujian teori Bahasa Inggris instruktur yang menguji. Untuk praktik food &

23 91 beverages product membuat satu rangkaian masakan dan pengujinya dari pihak industri yaitu PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia). E. Pembahasan 1. Kurilulum Program Pelatihan Pemagangan Perhotelan BLK Kurikulum program pelatihan pemagangan kejuruan perhotelan bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja dengan posisi jabatan cook helper. Seperti pendapat Flippo (1976) bahwa salah satu tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan produktivitas. Artinya setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan memiliki ketrampilan dan keahlian dalam suatu jenis pekerjaan tertentu. Tujuan-tujuan tersebut telah tercantum dalam kurikulum pelatihan, yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk materi-materi pelatihan. Materi-materi pelatihan yang disusun merupakan materi dasar yang menunjang kompetensi cook helper. Konsep penentuan materi-materi pelatihan yang akan digunakan dalam pelatihan hendaknya berorientasi pada kebutuhan pasar kerja sebagai calon pemakai jasa tenaga dari para peserta pasca pelatihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Manulang (1981) bahwa salah satu tujuan pelatihan adalah agar pengikut latihan dapat melakukan pekerjaannya kelak lebih efesien. Sehingga materi-materi pelatihan yang dipilih benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kurikulum pemagangan perhotelan BLK disusun berdasarkan identifikasi di industri yang dilakukan oleh tim TAS. Dalam proses pembelajaran di BLK muatan praktik lebih banyak, yaitu 70% praktik dan 0% teori. Proses pembelajaran seperti ini membuat siswa BLK memiliki

24 92 kemampuan psikomotorik yang lebih tinggi daripada kemampuan kognitif dan afektif. Program D Perhotelan Fisip UI mengajarkan muatan praktik 60% dan teori 40%. Muatan pembelajaran praktik di BLK lebih banyak jika dibandingkan dengan D Perhotelan UI, namun disisi lain penguasaan teori di D Perhotelan UI lebih banyak jika dibandingkan dengan muatan teori yang diajarkan oleh BLK. Hal ini karena BLK bertujuan mencetak tenaga kerja dengan membekali siswanya untuk langsung bekerja, jadi muatan praktik lebih diutamakan oleh BLK daripada muatan teori. Walaupun penguasaan teori di BLK sedikit, lulusan BLK diakui setara dengan lulusan diploma dan lulusan BLK dapat melanjutkan ke jenjang strata 1 2. Pendapat Industri tentang Relevansi Kurikulum Kompetensi Food & Beverages Product Program Pelatihan Pemagangan Perhotelan BLK Materi pelatihan pada kurikulum program pelatihan pemagangan kejuruan perhotelan di BLK Yogyakarta kompetensi food & beverages product pada kemampuan kognitif memiliki tingkat relevansi sebesar 9% dengan bidang pekerjaan di hotel. Materi pelatihan kemampuan afektif tingkat relevansi sebesar 92% dengan bidang pekerjaan di hotel. Materi pelatihan kemampuan psikomotorik tingkat relevansi sebesar 9%. Secara keseluruhan kesesuaian kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan BLK kompetensi keahlian food & beverages Product dengan bidang pekerjaan di hotel memiliki tingkat relevansi 9%. Angka tersebut menunjukkan bahwa materi yang disusun dalam kurikulum program pelatihan pemagangan kejuruan perhotelan di BLK Yogyakarta sangat relevan dengan bidang pekerjaan cook

25 9 helper di hotel. Hal ini dikarenakan pada saat penyusunan kurikulum telah disesuaikan dengan standar kompetensi untuk hotel dan restoran versi september 2000 serta disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan yang dilakukan oleh tim TAS (Training Advisory Service) ke perusahaan-perusahaan, dalam pemagangan perhotelan yang digunakan untuk identifikasi minimal hotel bintang dan restoran yang ada di Yogyakarta. Tim TAS yang melakukan identifikasi terdiri dari orang dengan rincian: 1 orang instruktur perhotelan, 1 orang dari bagian administrasi, dan Bapak Parjito, S. Pd. selaku koordinator tim TAS. Dengan kriteri sangat relevan kurikulum BLK perlu diimbangi dengan kualitas instruktur, peralatan dan sarana supaya kurikulum tersebut tidak hanya seperti apa yang tertulis dalam buku kurikulum tetapi bisa diimplementasikan dengan baik. Keberhasilan pelatihan pemagangan perhotelan juga tidak lepas dari peranan instruktur yang mengajarkan ketrampilan-ketrampilan bidang perhotelan. Kriteria yang dimiliki oleh instruktur pelatihan perhotelan di BLK antara lain: berpendidikan minimal Diploma Perhotelan, menempuh diklat khusus, menempuh diklat teknis di BLK Bali tentang keahlian bidang perhotelan dan bahasa asing selama 6 bulan. instruktur pelatihan pemagangan perhotelan berjumlah 10 orang, 8 orang telah bersertifikat asesor oleh LSP (Lembaga Standarisasi Profesi) yang dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Standarisasi Profesi) Kondisi peralatan dan ruang praktik yang ada di BLK sudah sesuai dan representatif untuk kegiatan pembelajaran. Ruang praktik yang dimiliki BLK

26 94 terdiri dari: dapur 1, ruang laundry 1, restoran 1, bar 1, Front Office 1, Kamar untuk praktik House Keeping, ruang teori 2. Peralatan diklat perhotelan khususnya food & beverages product. Sejauh ini fasilitas cukup dan sudah mendukung untuk pelatihan pemagangan perhotelan. Kriteria sangat relevan untuk jangka panjang materi yang diajarkan harus tetap disesuaikan dengan kebutuhan hotel. Hal ini terkait dengan perkembangan kurikulum yang belum bisa mengimbangi perkembangan teknologi di perusahaan yang berubah sangat cepat. Karena perkembangan teknologi di perusahaan merupakan tuntutan permintaan konsumen yang perkembangannya dari hari ke hari selalu menginginkan yang lebih baik. Tentu saja hal ini sangat sulit diikuti oleh lembaga pendidikan termasuk BLK Yogyakarta, karena kurikulum di BLK Yogyakarta dirancang untuk masa pelatihan yaitu tahun. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan mengadakan kerjasama yang baik dengan pihak hotel. Artinya materi yang disampaikan di BLK Yogyakarta saat pelatihan dengan materi kerja saat peserta magang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga apa yang belum bisa didapatkan peserta pelatihan di BLK Yogyakarta dapat mereka dapatkan pada saat magang di hotel. Pihak-pihak yang terlibat secara langsung terhadap penyelenggaraan program pelatihan pemagangan perhotelan adalah PHRI sebagai penguji dalam ujian pemagangan, kemudian pihak hotel sebagai sarana praktik. Kadin sebagai penaung hotel dan untuk legalisasi sertifikat kemudian tim TAS

27 95 sebagai jembatan antara BLK dengan Hotel serta mencarikan tempat untuk magang di hotel. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Murajiono (1998) tentang kualifikasi profil tenaga pengajar BLK Yogyakarta menyimpulkan bahwa kualitas dan profil tenaga pengajar pada BLK Yogyakarta menunjukkan adanya indikator baik, dengan demikian permasalahan lain yang menyebabkan kurang relevannya adalah faktor kurikulum, fasilitas praktik dan proses pembelajaran. Pada penelitian ini kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan 9% relevan dengan bidang pekerjaan di hotel, jadi pendapat dari Murajiono tentang kurang relevannya kurikulum BLK tidak terbukti. Relevansi kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan 9% relevan dengan bidang pekerjaan di hotel, hasil penelitian pada kejuruan pemagangan perhotelan ini lebih tinggi dari penelitian dari kejuruan lain yang pernah di teliti oleh Ruswid (2000) pada kejuruan otomotif 89.9% relevan dengan bidang pekerjaan di industri. Pada kejuruan teknik listrik di BLK Yogyakarta yang diteliti oleh Tri Cahyono (2004), menunjukkan tingkat relevansi kurikulum 80,80% relevan dengan bidang pekerjaan kelistrikan di perusahaan. Tingginya relevansi pelatihan pemagangan perhotelan karena kejuruan perhotelan pernah dijadikan sedagai kejuruan utama pada tahun 1997 BLK Yogyakarta berubah menjadi Balai Latihan Kerja Khusus Pariwisata (BLKKP) Yogyakarta. Hal ini terkait dengan dijadikannya Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata nomor dua setelah Bali. Sehingga program pelatihan yang diselenggarakanpun diarahkan untuk memenuhi

28 96 kebutuhan tenaga kerja pada sektor pariwisata. Dalam rangka itulah maka kejuruan pariwisata dan perhotelan dijadikan sebagai program latihan unggulan dan kejuruan lain seperti otomotif dan listrik sebagai kejuruan pendukung.

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan pemagangan perhotelan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan bagian yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan pendidikan dan latihan kerja. Dalam GBHN dinyatakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyiapkan tenaga kerja terampil dan kompeten.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyiapkan tenaga kerja terampil dan kompeten. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kurikulum program pelatihan pemagangan perhotelan di BLK Yogyakarta:

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TANGGAL 6 DESEMBER 2011 STRUKTUR DAN BESARNYA RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN JENIS A. Jasa Pelayanan Pelatihan Kesehatan

Lebih terperinci

PROFILE UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI LATIHAN KERJA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PROFILE UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI LATIHAN KERJA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK TENGAH PROFILE UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI LATIHAN KERJA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK TENGAH A. LATAR BELAKANG Setelah digulirkannya otonomi daerah, terjadi perubahan

Lebih terperinci

PENDAPAT INDUSTRI TENTANG RELEVANSI KURIKULUM PELATIHAN PEMAGANGAN PERHOTELAN BALAI LATIHAN KERJA DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN FOOD & BEVERAGES PRODUCT

PENDAPAT INDUSTRI TENTANG RELEVANSI KURIKULUM PELATIHAN PEMAGANGAN PERHOTELAN BALAI LATIHAN KERJA DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN FOOD & BEVERAGES PRODUCT PENDAPAT INDUSTRI TENTANG RELEVANSI KURIKULUM PELATIHAN PEMAGANGAN PERHOTELAN BALAI LATIHAN KERJA DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN FOOD & BEVERAGES PRODUCT DI HOTEL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang berorientasi pada bidang keahlian yang spesifik untuk memiliki pengetahuan, keterampilan,

Lebih terperinci

BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI) CILACAP JL. NUSANTARA NO. 61 TELP. (0282) CILACAP

BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI) CILACAP JL. NUSANTARA NO. 61 TELP. (0282) CILACAP BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI) CILACAP JL. NUSANTARA NO. 61 TELP. (0282) 542221 CILACAP BLKI Cilacap mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/ atau kegiatan teknis

Lebih terperinci

PUSAT PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI PASAR REBO

PUSAT PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI PASAR REBO PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PUSAT PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI PASAR REBO Jl.Raya Bogor Km 23 Telp.(021) 8400724 Fax(021) 8400761 JAKARTA TIMUR 13750 Page 1 PROFIL PUSAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang mengutamakan pada bidang keahlian untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional.

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dan perdagangan, telah memacu perubahan struktur ekonomi dan industri yang tentunya akan mempengaruhi jumlah kebutuhan tenaga kerja sebagai

Lebih terperinci

SEJARAH UPTD BLK BOYOLALI

SEJARAH UPTD BLK BOYOLALI UPTD BLK BOYOLALI I. SEJARAH UPTD BLK BOYOLALI Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja Boyolali atau disingkat UPTD BLK Boyolali adalah sebuah lembaga pelatihan milik pemerintah Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

Jalan Melati, Kelurahan Bastiong Telp/ Faks: (0921) /(0921) Ternate, Maluku Utara

Jalan Melati, Kelurahan Bastiong Telp/ Faks: (0921) /(0921) Ternate, Maluku Utara Jalan Melati, Kelurahan Bastiong Telp/ Faks: (0921) 3122094/(0921) 3110030 Ternate, Maluku Utara SAMBUTAN KEPALA BLKI TERNATE SEKILAS BLKI TERNATE VISI, MISI DAN FUNGSI BLKI TERNATE STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

MATERI SELAMAT MALAM KEBUMEN Selasa, 12 September 2017

MATERI SELAMAT MALAM KEBUMEN Selasa, 12 September 2017 MATERI SELAMAT MALAM KEBUMEN Selasa, 12 September 2017 TEMA : PENINGKATAN KOMPETENSI CALON TENAGA KERJA DI KEBUMEN MELALUI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI ( PBK ) DI BLK A. Dasar Hukum UPTD Unit Balai Latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang mencakup ruang lingkup makanan, mulai dari persiapan mengolah sampai dengan menghidangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vii viii BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

Jalan Melati, Kelurahan Bastiong Telp/ Faks: (0921) /(0921) Ternate, Maluku Utara

Jalan Melati, Kelurahan Bastiong Telp/ Faks: (0921) /(0921) Ternate, Maluku Utara \ Jalan Melati, Kelurahan Bastiong Telp/ Faks: (0921) 3122094/(0921) 3110030 Ternate, Maluku Utara 1. KATA PENGANTAR KEPALA BLKI TERNATE 2. SEKILAS BLKI TERNATE 3. VISI DAN MISI BLKI TERNATE 4. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di segala bidang, usaha ini tentu sangat dipengaruhi oleh manusia yang berkualitas, karenanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, fasilitas penunjang kepariwisataan juga meningkat seperti sarana akomodasi,

Lebih terperinci

Program dan Kegiatan UPTD Balai Latihan Kerja

Program dan Kegiatan UPTD Balai Latihan Kerja PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN Program dan Kegiatan UPTD Balai Latihan Kerja PAPAR A N K E PAL A U P T D B AL A I L AT I H A N K E R J A ( B L K ) D I N AS S O S I AL D AN T E N AG A K E R J A K AB U PAT

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT SAMBAL PADA MASAKAN INDONESIA KESIAPAN COOK HELPER PESERTA DIDIK SMKN 9 BANDUNG

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT SAMBAL PADA MASAKAN INDONESIA KESIAPAN COOK HELPER PESERTA DIDIK SMKN 9 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu upaya manusia dalam mengembangkan diri untuk menjadi sosok pribadi yang cerdas, mandiri, dan mulia yang dapat membantu membangun bangsa dan Negara.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sagan Resto Seafood & Lounge Yogyakarta berdiri tanggal 16 November

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sagan Resto Seafood & Lounge Yogyakarta berdiri tanggal 16 November BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Sagan Resto Seafood & Lounge Sagan Resto Seafood & Lounge Yogyakarta berdiri tanggal 16 November 2006, diresmikan oleh Hamengku Buwono X. Sagan Resto merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh : Eko Supriyadi Sumarjo H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mensukseskan pembangunan nasional dalam mengembangkan sumber daya manusia, karena pendidikan memegang

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN JASA USAHA MAKANAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN JASA USAHA MAKANAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN JASA USAHA MAKANAN DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia yang memiliki kreatifitas yang tinggi dan kemandirian yang tangguh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di propinsi DIY. SMK Negeri tempat melakukan penelitian ini adalah SMK Negeri 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di propinsi DIY. SMK Negeri tempat melakukan penelitian ini adalah SMK Negeri 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pada BAB ini akan dijelaskan tentang data hasil penelitian yang diperoleh dari guru SMK program boga yang mengajar mata diklat produktif dasar di

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga

Lebih terperinci

PROGRAM ALIH FUNGSI PEDOMAN. Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA

PROGRAM ALIH FUNGSI PEDOMAN. Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA PEDOMAN PROGRAM ALIH FUNGSI Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA Upaya Pemenuhan Guru Produktif Di SMK Tahun 2016-2017 Strategi Pemenuhan Guru SMK Produktif MASALAH Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada saat ini giat membangun segala sektor pembangunan khususnya sektor industri. Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS TENTANG PENERAPAN VARIASI MENU DINNER TERHADAP TINGKAT KUALITAS OPERASIONAL KERJA BAGI KITCHEN DI HOTEL HYATT REGENCY YOGYAKARTA.

STUDI ANALISIS TENTANG PENERAPAN VARIASI MENU DINNER TERHADAP TINGKAT KUALITAS OPERASIONAL KERJA BAGI KITCHEN DI HOTEL HYATT REGENCY YOGYAKARTA. STUDI ANALISIS TENTANG PENERAPAN VARIASI MENU DINNER TERHADAP TINGKAT KUALITAS OPERASIONAL KERJA BAGI KITCHEN DI HOTEL HYATT REGENCY YOGYAKARTA Oleh Gatot Teguh Arivianto Titik Akiriningsih Retnandyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan modal dasar dalam menunjang perkembangan pembangunan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan, menghindari kebodohan,

Lebih terperinci

NIP NIM

NIP NIM Kepada : Yth. Pengelola Katering Di Daerah Kabupaten Sleman Dengan hormat, Dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi, saya mengadakan penelitian mengenai Kebutuhan Kompetensi Kerja Mahasiswa Praktek

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : SENI,KERAJINAN DAN PARIWISATA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TATA BOGA KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. JASA BOGA (099)

Lebih terperinci

Efektifitas Metoda Mengajar Tata Boga oleh Guru SMK Pariwisata Bandung

Efektifitas Metoda Mengajar Tata Boga oleh Guru SMK Pariwisata Bandung Efektifitas Metoda Mengajar Tata Boga oleh Guru SMK Pariwisata Bandung Agnes Sri Warsitaningsih (Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi pada kenyataan bahwa output SMK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam industri pariwisata, hotel bukan satu-satunya bentuk akomodasi bagi wisatawan akan tetapi masih banyak jenis akomodasi tambahan seperti biro perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Pendidikan diharapkan mampu

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK

A. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga yang paling penting dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, handal dan memiliki moralitas yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut,

Lebih terperinci

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MENGOLAH HIDANGAN SATE ATAU JENIS MAKANAN YANG DIPANGGANG PADA KESIAPAN MEMBUKA USAHA FOOD COURT

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MENGOLAH HIDANGAN SATE ATAU JENIS MAKANAN YANG DIPANGGANG PADA KESIAPAN MEMBUKA USAHA FOOD COURT A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki nilai penting dalam kehidupan, membuka pintu pikiran dan membuat kita menerima gagasan dalam memperluas cakrawala dan belajar hal-hal baru.

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Halaman. 1.1 Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan.

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Halaman. 1.1 Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan. BUKU 1: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN HYGIENE SANITASI, MELAKUKAN KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN JASA DAN MELAKUKAN PERSIAPAN PENGOLAHAN STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Halaman 1. Menerapkan keselamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah mengupayakan pembangunan

Lebih terperinci

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang 1 A Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dapat mencangkup seluruh proses hidup dan segenap bentuk

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/IV/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM BALAI BESAR LATIHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Nomor KEP. 31/LATTAS/II/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Nomor KEP. 31/LATTAS/II/2014 TENTANG KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Lantai VI Blok A Telepon 52901142 Fax. 52900925 Jakarta Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketersediaan lapangan atau kesempatan kerja baru untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu target yang harus dicapai

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN ON THE JOB TRAINING PROGRAM STUDI PERHOTELAN DIPLOMA I MEDITERRANEAN BALI

PANDUAN PENULISAN LAPORAN ON THE JOB TRAINING PROGRAM STUDI PERHOTELAN DIPLOMA I MEDITERRANEAN BALI PANDUAN PENULISAN LAPORAN ON THE JOB TRAINING PROGRAM STUDI PERHOTELAN DIPLOMA I MEDITERRANEAN BALI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 28 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 28 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN PELATIHAN KERJA DI LEMBAGA PELATIHAN MILIK PEMERINTAH, SWASTA DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang menentukan keberlangsungan kehidupan bangsa yang beradap, berakhlak, dan berkarakter. Melalui pendidikan diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan memegang unsur penting untuk membentuk pola pikir, akhlak dan perilaku

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN ON THE JOB TRAINING PROGRAM STUDI PERHOTELAN DIPLOMA I MEDITERRANEAN BALI

PANDUAN PENULISAN LAPORAN ON THE JOB TRAINING PROGRAM STUDI PERHOTELAN DIPLOMA I MEDITERRANEAN BALI PANDUAN PENULISAN LAPORAN ON THE JOB TRAINING PROGRAM STUDI PERHOTELAN DIPLOMA I MEDITERRANEAN BALI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan. pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pendidikan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan. pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pendidikan bukan hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pendidikan bukan hanya merupakan warisan budaya dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN

LAMPIRAN 7 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN LAMPIRAN 7 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2011 73 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN (DIGIT 7, 8, DAN 9) A. Guru Mata Pelajaran Umum dan Kejuruan (Non Produktif)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi SMP Negeri 15 Yogyakarta ada sejak sebelum kemerdekaan atau lebih tepatnya masa Hindia Belanda,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELATIHAN KERJA SWADANA PADA BALAI LATIHAN KERJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELATIHAN KERJA SWADANA PADA BALAI LATIHAN KERJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELATIHAN KERJA SWADANA PADA BALAI LATIHAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa Balai Latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Setiap

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK 55 BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta diklat mampu: 1. menyebutkan tujuan kurikulum SMK program keahlian teknik audio video atau teknik transmisi; 2. menyebutkan/menjelaskan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN HASIL BELAJAR LAYANAN PRIMA PADA PRAKTIKUM TATA HIDANG

2014 PENERAPAN HASIL BELAJAR LAYANAN PRIMA PADA PRAKTIKUM TATA HIDANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Universitas pendidikan indonesia (UPI) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tinggi. UPI memiliki beberapa fakultas salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan potensi seseorang akan berkembang dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009

DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009 DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009 KELULUSAN TAHUN 2007-2008 KONVERSI NOMOR KODE DAN NAMA BIDANG STUDI SESUAI KODE TAHUN 2009-2011 NO. JENJANG/ MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang yang salah satunya di bidang pendidikan. Pembangunan Nasional di bidang pendidikan diselenggarakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk

BAB I PENDAHULUAN. perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan. Seiring dengan hal tersebut, perlu diimbangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pembangunan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang berorientasi pada bidang keahlian yang spesifik untuk memiliki pengetahuan, keterampilan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi dari variabel penelitian didasarkan pada jumlah skor rata-rata jawaban

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi dari variabel penelitian didasarkan pada jumlah skor rata-rata jawaban BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu dua variabel bebas. Variabel bebas meliputi proses pembelajaran (X 1 ) dan kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2006 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN FASILITAS LATIHAN KERJA PADA BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Universitas Indonesia (UI) secara internasional diakui sebagai salah satu universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.318/MEN /IX/2007 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.318/MEN /IX/2007 TENTANG LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.318/MEN /IX/2007 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR PENYEDIA MAKANAN DAN MINUMAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk bersenang-senang maupun melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk bersenang-senang maupun melakukan kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan untuk bersenang-senang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Berbicara tentang proses

Lebih terperinci

PROFIL BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN WONOGIRI PROFIL BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN WONOGIRI UPT. BALAI LATIHAN KERJA DISNAKERTRANS KABUPATEN WONOGIRI Merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Lebih terperinci

PROFIL LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI P-3 PARIWISATA DAN SPA INDONESIA (LSP PARSI)

PROFIL LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI P-3 PARIWISATA DAN SPA INDONESIA (LSP PARSI) PROFIL LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI P-3 PARIWISATA DAN SPA INDONESIA (LSP PARSI) LSP P3 Pariwisata dan SPA Indonesia (LSP PARSI) Graha Azarine Lt 3 Jalan Raya Candi Gebang, Krajan, Wedomartani Ngemplak,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang terutama program pembangunan sumber daya manusia yang sangat diperlukan dalam rangka memasuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negaranegara didunia menjadi satu kekuatan pasar. Indonesia sebagai negara yang menempati

Lebih terperinci

Perda No.30 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Nakertrans Kab. Magelang

Perda No.30 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Nakertrans Kab. Magelang PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI SERTA UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KERJA BAGI CALON TENAGA

Lebih terperinci

BAB III OBJEK LAPORAN KKL. Balai besar pengembangan latihan kerja dalam negeri (BBPLKDN)

BAB III OBJEK LAPORAN KKL. Balai besar pengembangan latihan kerja dalam negeri (BBPLKDN) BAB III OBJEK LAPORAN KKL 3.1 Gambaran Umum BBPLKDN Bandung 3.1.1 Sejarah BBPLKDN Bandung Balai besar pengembangan latihan kerja dalam negeri (BBPLKDN) bandung adalah lembaga pelatihan pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2000 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Program Vokasi Universitas Indonesia atau disingkat Vokasi UI dibentuk tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menarik untuk dikunjungi wisatawan mancanegara karena memiliki beragam budaya. Kedatangan wisatawan asing dari luar ke Indonesia

Lebih terperinci

BESARAN TARIF RETRIBUSI

BESARAN TARIF RETRIBUSI LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI LATIHAN KERJA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Kompetensi keahlian yang dipelajari dalam proses pendidikan Jenis pekerjaan yang diperolah lulusan SMK. Cara memperoleh pekerjaan

LAMPIRAN A. Kompetensi keahlian yang dipelajari dalam proses pendidikan Jenis pekerjaan yang diperolah lulusan SMK. Cara memperoleh pekerjaan LAMPIRAN A Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Relevansi Pekerjaan Lulusan SMK Keahlian Berdasarkan pengalaman Praktik Kerja Industri No Komponen Aspek Indikator 1 Kontek pengertia Relevansi Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penelitian payung yang berjudul Pengembangan Model Link And Match dengan Pendekatan Competency Based Training pada Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode Evaluasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode Evaluasi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Dari hasil pengumpulan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode Evaluasi Responsif

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

28) teknisi hardware PC; 29) dasar elektronika;

28) teknisi hardware PC; 29) dasar elektronika; LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/IV/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG I. JENIS PELAYANAN A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini pembangunan sumber daya manusia memiliki arti yang sangat penting. Dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang

Lebih terperinci

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, juga dapat menghasilkan SDM yang mampu menjadi ahli dan dapat bekerja dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3 dan motivasi menggunakan alat pelindung diri dengan sikap siswa dalam

Lebih terperinci