BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hidayat (2007), menyatakan pembimbing klinik keperawatan adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hidayat (2007), menyatakan pembimbing klinik keperawatan adalah"

Transkripsi

1 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peran Pembimbing Klinik Keperawatan Pengertian Pembimbing Klinik Keperawatan Hidayat (2007), menyatakan pembimbing klinik keperawatan adalah pembimbing atau guru perawat (nurse teacher). Kegiatan pembelajaran klinik merupakan suatu bentuk kegiatan belajar mengajar dalam konteks pelayanan nyata. Maksudnya mahasiswa belajar memberikan pelayanan kepada pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan tersebut. Mahasiswa belajar bekerja sesuai dengan standar pelayanan profesi keperawatan. Selama proses pembelajaran klinik keperawatan terjadi proses interaksi antara pembimbing klinik, mahasiswa, dan pasien. Ketiga komponen ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran praktek klinik keperawatan. Pembimbing klinik merupakan tenaga perawat yang ditunjuk atau diangkat oleh instansi yang digunakan sebagai lahan praktek. Pembimbing klinik adalah seorang yang diangkat dan diberikan tugas oleh institusi pelayanan atau pendidikan kesehatan untuk memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran praktek klinik di rumah sakit (Akbar, 2006). Hal ini sesuai dengan pendapat. Membimbing adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian diri dalam pemahaman diri, 12

2 13 penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan (Asyahadi, 2004) Tugas Pembimbing Klinik Keperawatan Pusdiknakes (2004) dalam Martono (2009), menetapkan tugas yang dapat dikerjakan pembimbing klinik dalam rangka kegiatan pembelajaran praktek klinik yaitu : 1. Merumuskan tujuan pembelajaran praktek klinik 2. Menentukan indikator pencapaian target kompetensi praktek 3. Mengidentifikasi tempat praktek klinik 4. Mengidentifikasi dan menentukan peralatan atau sumber yang diperlukan selama pembelajaran praktek klinik 5. Memfasilitasi mahasiswa memperoleh target kompetensi dan alat-alat yang digunakan 6. Memecahkan masalah belajar praktek 7. Membangkitkan dan mendorong semangat mahasiswa selama mengikuti pembelajaran praktek klinik dan menghargai kerja mahasiswa 8. Memberikan contoh pelayanan keperawatan terhadap pasien secara nyata kepada mahasiswa 9. Melakukan penilaian kepada mahasiswa yang mengikuti pembelajaran praktek klinik

3 Membuat laporan pembelajaran praktek klinik Peran Pembimbing Klinik Keperawatan Berdasarkan Pedoman Bimbingan Mahasiswa Keperawatan/Kebidanan RSUP Sanglah Denpasar (2010), peran pembimbing klinik yaitu sebagai narasumber, perencana, fasilitator, motivator, role model, demonstrator, evaluator dan change agent. Peran dalam bidang dunia keperawatan merupakan cara untuk menyatakan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan, penelitian dan dapat mengembangkan asuhan keperawatan dalam membina kerjasama dari tenaga kesehatan lainnya serta dapat memenuhi kebutuhan pasien dalam melakukan tindakan. Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam kaitannya dengan statusnya dalam masyarakat (Asmadi, 2008). Secara umum Peran dan fungsi Pembimbing klinik menurut Asmadi (2008), yaitu : 1. Sebagai educator (guru/pendidik) Sebagai pendidik, perawat berperan dalam mendidik Memberi pendidikan dan pemahaman kepada mahasiswa dalam bentuk desiminasi ilmu kepada peserta didik keperawatan. Biasanya dalam ruang perawat dikenal dengan pembimbing klinik yang berperan dalam memberikan pendidikan kepada para mahasiswa keperawatan yang sedang menjalankan praktek keperawatannya di RS / Puskesmas.

4 15 2. Sebagai care giver (pemberi asuhan keperawatan) Sebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi: melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah/cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. 3. Sebagai Role Model Perawat sebagai pembimbing klinik harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat. Selain itu perawat juga dapat memberikan contoh yang baik kepada peserta didik atau mahasiswa tentang bagaimana cara bertingkah laku maupun dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar. Menurut Soeratri (2013), peran seorang pembimbing klinik keperawatan sebagai educator dalam praktek klinik keperawatan dibagi menjadi 4 yaitu:

5 16 1. Sumber informasi Sebagai sumber informasi seorang pembimbing klinik keperawatan harus memiliki pengetahuan/keterampilan/pengalaman lebih banyak dalam hal praktek klinik keperawatan dibandingkan mahasiswa. Selain itu pembimbing klinik keperawatan juga dapat dijadikan sumber informasi yang dapat dihandalkan yang diperkaya dengan modul-modul seperti SAK sebagai acuan membimbing mahasiswa. 2. Sebagai motivator Sebagai pembimbing klinik keperawatan sebaiknya dapat menjadi motivator bagi mahasiswanya dengan menggunakan pendeketan ARDS yaitu attention (memberikan perhatian kepada mahasiswa), relevance (memiliki keterkaitan antara ilmu dengan motivasi), convidence (memiliki rasa percaya diri), satisfaction (ilmu yang diberikan kepada mahasiswa dapat menimbulkan rasa puas bagi seorang clinical instructor). 3. Sebagai Fasilitator Sebagai seorang pembimbing klinik keperawatan diharapkan tidak hanya mengajar mahasiswa tetapi mampu memfasilitasi mahasiswa untuk mencapai target kompetensi yang ditetapkan. 4. Sebagai Evaluator Pembimbing klinik keperawatan diharapkan mampu mengevaluasi apakah yang dicapai mahasiswa telah sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

6 17 Pembimbing klinik keperawatan juga harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar mahasiswa dan mengevaluasi proses belajar mengajar Faktor yang Mempengaruhi Peran Pembimbing Klinik Keperawatan Peran dipengaruhi oleh berbagai faktor dibawah ini yang terkait dengan pengetahuan yang harus dimiliki sebagai sumber peran. Faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan eksternal, yaitu: 1. Faktor Internal a. Pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang memperoleh informasi pula mereka menerima informasi, dan pada akhimya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. b. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. c. Umur Umur dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada

7 18 empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. d. Minat Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. f. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 2. Faktor Eksternal a. Kebudayaan Lingkungan sekitar, kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan

8 19 lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukkan sikap pribadi atau sikap seseorang. b. Informasi Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru (Hannie, 2007) Tugas Pembimbing Klinik Keperawatan Berdasarkan Pedoman Bimbingan Mahasiswa Keperawatan/Kebidanan RSUP Sanglah Denpasar (2010), tugas seorang pembimbing klinik yaitu: 1. Melakukan orientasi ruangan, pasien, alat, tata tertib, SOP dan hal lain sesuai dengan kondisi ruangan 2. Membagi mahasiswa sesuai dengan target kompetensi dan situasi ruangan 3. Bersama CT membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan melakukan evaluasi 4. Menandatangani pencapaian target kompetensi mahasiswa Pengukuran Peran Menurut Azwar (2005), pengukuran peran dapat dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Cara untuk memberi interpretasi terhadap skor individual adalah membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata skor kelompok dimana responden tersebut termasuk. Menurut Riwidikdo (2009), ketentuan pembagian tersebut menggunakan aturan normatif yang menggunakan rata-rata (mean) dan

9 20 simpangan baku (standar deviasi). Apabila kita mengkategorikan dalam lima kategori, sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang, maka parameter yang digunakan yaitu: 1. Sangat baik, bila x > mean + 1,5 SD 2. Baik, bila mean + 0,5 SD < x < mean +1,5 SD 3. Cukup baik, bila mean 0,5 SD < x < mean + 0,5 SD 4. Kurang baik, bila mean 0,5 SD < x < mean + 0,5 SD 5. Sangat kurang Baik, bila x < mean 1,5 SD Mean adalah jumlah nilai seluruh responden dibagi jumlah responden SD= x 2 ( xi ) 2 Keterangan: n n-1 SD: Standar Deviasi xi: Jumlah seluruh nilai responden n: jumlah seluruh responden (Riwidikdo, 2009) Kompetensi Pembimbing Klinik Keperawatan Menurut Soeratri (2013), seorang pembimbing klinik keperawatan harus mempunyai 4 kompetensi, yaitu:

10 21 1. Kompetensi professional Seorang pembimbing klinik keperawatan harus ahli dibidangnya dengan kriteria, yaitu berpendidikan formal tertentu, pernah mengikuti pelatihan tertentu dalam jenis dan jumlah yang ditetapkan dan memiliki pengalaman dalam bidang tertentu (linier) dalam kurun waktu tertentu. Kompetensi yang harus dimiliki yaitu menguasasi materi keilmuan, merencanakan melaksanakan dan melakukan penelitian. 2. Kompetensi pedagogic Pembimbing klinik keperawatan harus mempunyai kemampuan merancang kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi kegiatan pembelajaran, mengelola kelas, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Kompetensi kepribadian Pembimbing klinik keperawatan harus memiliki nilai, komitmen, etika professional yang mempengaruhi perilaku terhadap sejawat, mahasiswa dan karyawan lainnya. Sub kompetensi yang harus dimiliki yaitu empati, berpandangan positif, genuine (bersikap wajar dan terbuka) serta berorientasi pada tujuan. 4. Kompetensi sosial Pembimbing klinik keperawatan memiliki kemampuan melakukan hubungan sosial dengan semua pihak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sub kompetensi yang harus dimiliki, yaitu menghargai keragaman budaya, menyajikan pendapat, menghargai pendapat orang lain dan membangun suasana kelas.

11 Kriteria Pembimbing Klinik Keperawatan Pembimbing klinik diharapkan memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut (Hidebrand, 1971 dalam Asyahadi, 2004): 1. Profesional dalam keterampilan yang diajarkan 2. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari keterampilan baru 3. Meningkatkan komunikasi yang terbuka (2 arah) 4. Memberikan umpan balik segera 5. Mengatur stress para mahasiswa 6. Memusatkan pada keberhasilan mahasiswa bukan pada kegagalan 7. Sabar dan mendukung 8. Memberi penghargaan dan dukungan positif 9. Memperbaiki kesalahan mahasiswa tapi tetap mempertahankan rasa harga diri 10. Mendengar aktif 11. Memberi kesempatan untuk istirahat 12. Mengamati respon peserta didik 13. Memberi pujian Sedangkan berdasarkan pedoman bimbingan mahasiswa keperawatan/ kebidanan RSUP Sanglah Denpasar (2010), kriteria seorang pembimbing klinik yaitu: 1. pembimbing klinik ditentukan oleh bidang keperawatan masing-masing rumah sakit

12 23 2. Latar belakang pendidikan D3 Keperawatan ditambah pengalaman kerja minimal 5 tahun dibidangnya atau S1/D4 Keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun 3. Memiliki sertifikat pembimbing klinik Karakteristik Pembimbing Klinik Keperawatan Menurut Ngalim (2007), karakteristik dari seorang pembimbing klinik yang efektif dapat dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu : 1. Pengetahuan dan kompetensi klinik Pengetahuan dan kompetensi klinik disini meliputi pengetahuan akan ilmu keperawatan yang dimiliki pengajar harus luas dan memahaminya secara mendalam. Disamping ilmu keperawatan yang diberikan kepada peserta didik, pengajar juga harus memiliki pengetahuan akan materi-materi yang berhubungan dengan hal itu. Kemampuan untuk menganalisa teori dan mengumpulkannya dari berbagai sumber, menitikberatkan pada pemahaman, kemauan untuk mendiskusikan dengan peserta didik mengenai pandangan atau pendapat yang berkaitan dengan bimbingan. Pengajar klinik yang efektif juga berperan sebagai perawat pelaksana (clinician). Mempertahankan kompetensi klinik sangat penting, diantaranya untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. 2. Hubungan interpersonal dengan peserta didik Kemampuan dalam berinteraksi dengan para peserta didik dan tenaga kesehatan lain juga merupakan perilaku dari pengajar yang efektif. Disamping itu

13 24 kemampuan untuk menyatukan kelompok-kelompok dari peserta didik ke dalam kesatuan dan membangun respek serta mengadakan hubungan yang baik antara pengajar dengan peserta didik. 3. Kemampuan membimbing Kemampuan dalam membimbing termasuk diantaranya kemampuan kebutuhan proses bimbingan bagi peserta didik, merencanakan bahan bimbingan (plan instruction) dalam tiap-tiap bagian atau pokok bahasan dan tujuan yang harus dicapai, dan mengevaluasi proses bimbingan. Seorang pengajar yang efektif juga memberikan informasi yang terstruktur, memberikan penjelasan yang lengkap dan langsung kepada peserta didik, menjawab pertanyaan secara jelas, mendemonstrasikan prosedur dan beberapa proses perawatan lainnya dengan efektif. Pembimbing klinik juga harus mampu mengkomunikasikan atau mentransfer pengetahuan ke peserta didik. 4. Karakteristik pribadi Karakteristik pribadi dapat mengasosiasikan antara dinamisasi dari program studi dengan semangat untuk pengajaran di area klinik. Pengamatan yang tajam atau kepandaian dalam memutuskan dan semangat tersebut bisa didapat jika merasa nyaman bekerja dengan para peserta didik dan memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan mengajarnya dan keterampilan kliniknya. Penelitian lain menyatakan karakteristik lainnya yaitu bersahabat, dapat memahami, mendukung, dan

14 25 bersemangat tinggi, kejujuran, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan keterbatasan serta kekurangan dalam pengetahuan. 2.2 Kepuasan Mahasiswa dalam Praktek Lapangan Klinik Keperawatan Pengertian Kepuasan Menurut Kotler dalam Supranto (2006), kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Kepuasan pelanggan adalah merupakan evaluasi purna beli dimana alternative yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan (Irawan, 2007). Menurut Oliver dalam Tjiptono (2007), kepuasan adalah perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Day dalam Azrul (2006), menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (norma atau kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Menurut Hidayat (2007), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar hal ini kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan klinik dalam proses pembelajaran yaitu:

15 26 1. Persepsi Mahasiswa Cara pandang mahasiswa terhadap materi yang diberikan, baik materi secara langsung dimeja kuliah maupun materi saat pelaksanaan bimbingan lapangan. Persepsi mahasiswa disini dipengaruhi oleh banyak hal antara lain: pengetahuan, kebudayaan, sikap dan motivasi 2. Profesionalisme Dosen/Pendidik Kemampuan pembimbing untuk memberikan bimbingan yang berkualitas, kemampuan atas pengetahuan, keramah-tamahan, kesopanan dan kemampuan komunikasi yang baik. 3. Akses Informasi Kemudahan dalam memperoleh akses informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa bepengaruh pada kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar. Informasi memegang peran yang penting dalam menyokonng kelancaran proses pembelajaran, sehingga apa yang menjadi tujuan dan target mahasiswa akan terpenuhi. 4. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar mahasiswa maupun yang mendukung proses bimbingan sangat mempengaruhi kepuasan mahasiswa. Sarana dan prasarana yang lengkap serta modern sangat diharapkan agar mehasiswa merasakan kenyamanan dalam proses bimbingan.

16 Tingkat Kepuasan Tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang dirasakan dan harapan. Ada tiga tingkat kepuasan yaitu bila penampilan kurang dari harapan maka pelanggan tidak puas, bila penampilan sebanding dengan harapan maka pelanggan puas, dan apabila penampilan melebihi harapan maka pelanggan merasa sangat puas atau senang (Wijono, 2009). Puas atau tidak puas tergantung pada sikap terhadap ketidaksesuaian (rasa senang atau tidak senang) dan tingkatan daripada evaluasi (baik atau tidak) untuk dirinya, melebihi atau di bawah standar (Wijono, 2009) Komponen Tingkat Kepuasan Kotler dalam Supranto (2006), menentukan lima komponen yang menentukan kualitas mutu pelayanan (dimensi kepuasan). Kelima dimensi ini dikenal sebagai SERQUAL (Irawan, 2002). Konsep ini paling banyak dipakai sekarang yaitu : 1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. Dalam bimbingangan klinik reliability dapat berupa kemampuan dosen atau pengajar dalam memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan. Dalam hal ini yaitu kemampuan pembimbing klinik keperawatan dalam memberikan pelayanan kepada mahasiwa yang dapat berupa bimbingan dalam pelaksanaan praktek klinik keperawatan 2. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap yang meliputi :

17 28 kesigapan petugas dalam melayani klien, kecepatan petugas dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan klien. Dalam bimbingangan klinik komponen responsiveness dapat berupa kemauan dari dosen membantu mahasiswa dan memberikan jasa dengan cepat dan berkualitas, termasuk dalam menanggapi keluhan yang dihadapi mahasiswa. Dalam hal ini peran pembimbing klinik diharapkan dapat memberikan pelayanan berupa bimbingan yang cepat dan berkualitas. 3. Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian, dan kesopanan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dalam bimbingangan klinik komponen assurance dapat berupa kemampuan pembimbing klinik untuk memberikan keyakinan kepada mahasiswa bahwa jasa yang diberikannya telah sesuai dengan ketentuan dan berkualitas, kemampuan atas pengetahuan, kualitas keramah-tamahan, perhatian, dan kesopanan dalam memberikan pelayanan 4. Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan kepada pelanggan yaitu meliputi kemudahan pelanggan memanfaatkan jasa, kemampuan komunikasi untuk menyampaikan informasi pada pelanggan dan pemahaman terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam bimbingangan klinik komponen emphaty dapat berupa kesediaan pembimbing klinik untuk lebih

18 29 peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada mahasiswa serta kemampuan CI dalam berkomunikasi 5. Tangibles, meliputi penampilan fisik seperti gedung dan ruangan, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan. Dalam bimbingangan klinik komponen tangibles dapat berupa persepsi mahasiswa terhadap penampilan fasilitas fisik, peralatan dan berbagai materi komunikasi yang diperoleh selama praktek klinik keperawatan Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengukuran kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang atau jasa). Produk dikatakan bermutu apabila produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Mengukur tingkat kualitas jasa berarti mengevaluasi/membandingkan kinerja suatu jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Metode yang sampai saat ini dianggap paling tepat untuk mengukur kualitas jasa adalah dengan menggunakan kuesioner kepuasan pelanggan (Supranto, 2006). Cara terbaik untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan yang sudah disusun dalam bentuk kuesioner adalah dengan menanyakan secara langsung kepada para pelanggan yang sudah berpengalaman menggunakan jasa tertentu. Dalam hal ini mutu produk dari jasa tersebut adalah mutu dari pelaksanaan praktek keperawatan, sehingga objek dari mutu tersebut adalah mahasiswa keperawatan. Untuk mengukur tingkat kepuasan mahasiswa tentang praktek klinik keperawatan dapat dilakukan menanyakan secara

19 30 langsung kepada mahasiswa yang praktek di tempat tersebut. Mahasiswa diwawancarai dari dua segi yaitu dari harapan mahasiswa dan dari kenyataan yang dia alami. Menurut Riwidikdo (2009), ketentuan pembagian kategori suatu skor penelitian menggunakan aturan normatif yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi). Apabila kita mengkategorikan dalam lima kategori, sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang, maka parameter yang digunakan yaitu: 1. Sangat puas, bila x > mean + 1,5 SD 2. Puas, bila mean + 0,5 SD < x < mean +1,5 SD 3. Cukup puas, bila mean 0,5 SD < x < mean + 0,5 SD 4. Kurang puas, bila mean 0,5 SD < x < mean + 0,5 SD 5. Sangat kurang puas, bila x < mean 1,5 SD Mean adalah jumlah nilai seluruh responden dibagi jumlah responden SD= x 2 ( xi ) 2 Keterangan: n n-1 SD: Standar Deviasi xi: Jumlah seluruh nilai responden n: jumlah seluruh responden (Riwidikdo, 2009).

20 Teknik Analisa Tingkat Kepuasan 1. Metode ServQual Menurut Irawan (2007), metode yang banyak digunakan untuk mendapatkan indeks kepuasan pelanggan dengan metode ServQual. Dengan metode ini, dilakukan pengukuran terhadap lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible, kemudian 5 dimensi ini dijabarkan dalam atribut yang total berjumlah 22 atribut. Tidak ada keharusan bagi perusahaan untuk selalu menggunakan 22 atribut tersebut. Atribut dapat ditambahkan atau dikurangi sesuai dengan kondisi dari industri masing-masing. Salah satu ciri khas dari indeks kepuasan pelanggan yang dihasilkan oleh ServQual ini adalah perhitungan berdasarkan gap. (Irawan, 2007). 2. Analisa kuadran/importance-performance Analysis Untuk menganalisis data Tingkat Kepuasan dipergunakan metode deskriptif kualitatif-kuantitatif, John A. Martila and John C, James, 1977 dalam Supranto (2006), dengan menggunakan Importance-Performance Analysis atau Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja/kepuasan pelanggan. Dalam hal ini digunakan skala likert. Untuk tingkat kepentingan/harapan pasien terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting. Sedangkan untuk kinerja/pengalaman diberikan lima penilaian yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik.

21 32 Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh rerata skor tingkat kinerja/ pengalaman, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh rerata skor tingkat harapan/kepentingan. Selanjutnya hasil perhitungan rata-rata skor tersebut diplot nilainya pada Diagram Kartesius yang merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y) dimana X merupakan rerata dari rerata skor tingkat kinerja/ pelaksanaan dan Y rerata dari rerata skor tingkat harapan kepentingan. Diagram Kartesius Kinerja/pengalaman (x) Harapan/kepentinga n (y) PRIORITAS UTAMA A PRIORITAS RENDAH C PERTAHANKAN B BERLEBIHAN D Sumber: John A. Martila and John C, James (1977) dalam Supranto (2006) Gambar 1. Diagram Kartesius Keterangan : A. Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi keputusan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan/tidak puas B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.

22 33 C. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. D. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan (Supranto, 2006) Pengertian Praktek Lapangan Klinik Keperawatan Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya (Nursalam, 2011). Menurut Poerwadarminta (2004), dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Klinik adalah rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat dan memperoleh advis medis serta tempat mahasiswa kedokteran melakukan pengamatan terhadap kasus penyakit yang diderita para pasien, sehingga parktek lapangan klinik keperawatan adalah tindakan mandiri yang dilakukan mahasiswa keperawatan di rumah sakit melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya. Lingkungan belajar klinik adalah suatu sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan dasar-dasar pengetahuan teori ke

23 34 dalam pembelajaran dengan menerapkan berbagai keterampilan intelektual dan psikomotor yang diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan (Hidayat, 2007). Menurut Akbar (2006), pembelajaran klinik adalah proses belajar mengajar di klinik atau rumah sakit pendidikan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang nyata dalam mengatasi masalah kesehatan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu lingkungan belajar klinik di rumah sakit sangat membantu dalam proses pembelajaran praktek Metode Bimbingan Praktek Klinik Keperawatan Metode bimbingan praktik klinik keperawatan yang sering digunakan adalah sebagai berikut (Ngalim, 2007): 1. Metode Observasi Metode yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dengan mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang. Metode ini meliputi : a. Observasi lapangan b. Field trip (studi lapangan) c. Ronde keperawatan d. Metode demonstrasi 2. Metode bedside teaching Merupakan metode bimbingan yang dilakukan di samping tempat tidur klien dengan mempelajari klien terhadap asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.

24 35 3. Metode nursing clinic Metode nursing clinic adalah metode penyajian pasien dengan menggunakan kehadiran seorang pasien yang dipilih sebagai fokus diskusi kelompok dengan tujuan dapat memberikan pengalaman langsung dalam pembahasan prinsip-prinsip dan prosedur perawatan dari pasien. 4. Metode penugasan membuat catatan dan laporan tertulis (eksperensial) Metode yang digunakan dengan memberikan penugasan untuk membuat catatan dan laporan secara tertulis di lahan praktik. 5. Metode studi asuhan keperawatan (Nursing care study) Studi asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah dimana peserta didik melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai masalah klinik yang mendasari pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan. 2.3 Hubungan Peran Pembimbing Klinik dengan Kepuasan Mahasiswa dalam Praktek Lapangan Klinik Keperawatan Peran seorang pembimbing klinik dalam praktek lapangan klinik keperawatan memegang peran penting dalam menciptakan proses pembelajaran mahasiswa keperawatan. Seorang pembimbing klinik adalah seorang perawat yang dipilih karena mempunyai pemahaman tentang konsep keperawatan baik teori maupun praktis, sehingga terampil sebagai pengajar dan mempunyai komitmen sebagai pembimbing klinik yang benar-benar memahami peran dan fungsinya dalam

25 36 membantu kegiatan mahasiswa. Peran pembimbing klinik dapat diukur melalui pandangan mahasiwa yang praktek di ruangan tersebut. Peran pembimbing klinik berkaitan dengan kepuasan mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan praktek klinik keperawatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2000) dalam Irawan (2007), yang menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Hasil dari membandingkan harapan dengan kenyataan tersebut dapat dinilai melalui pandangan seseorang. Kepuasan mahasiswa yang dalam hal ini sebagai customer yang berkaitan dengan peran pembimbing klinik adalah kepuasan terhadap pelaksanaan praktek klinik. Kepuasan tentang pelaksanaan praktek klinik dikaitkan dengan peran seorang pembimbing klinik yaitu, sebagai sumber informasi memiliki pengetahuan/ keterampilan/ pengalaman lebih banyak dalam hal praktek klinik keperawatan dibandingkan mahasiswa. Sebagai motivator dapat memberikan motivasi bagi mahasiswanya. Sebagai Fasilitator seorang pembimbing klinik keperawatan mampu memfasilitasi mahasiswa dan sebagai Evaluator mampu mengevaluasi apakah yang dicapai mahasiswa telah sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang lebih berorientasi pada Kurikulum Berbasis Kompetesi (KBK) tentu memberikan implikasi pada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten Gianyar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian untuk menguraikan sifat-sifat dari suatu keadaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di wifi corner area PT. Telkom Kotabaru milik PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Yogyakarta, dengan objek yang diteliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja layanan kesehatan yang diterima setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan.

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai. 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini digunakan sebagai pedoman peneliti agar tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dan mengupayakan penyelesaian masalah menjadi lebih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan. Sebuah perusahaan atau organisasi yang bergerak dibidang jasa dapat dikatakan berhasil apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan balai pengobatan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Hal ini, dapat dilihat dari ketatnya

Lebih terperinci

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 1~6 PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 1) AMIK BSI Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang sangat didambakan setiap orang. Setiap orang mempunyai hak kemana dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan terhadap dirinya.

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Rosliana Dewi roslianadewi@ymail.com ABSTRAK Kepuasan pasien menjadi bagian integral dan menyeluruh dari mutu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelanggan Pelanggan adalah orang yang menjadi pembeli produk yang telah dibuat dan dipasarkan oleh sebuah perusahaan, dimana orang ini bukan hanya sekali membeli produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga Negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Kerangka Pemikiran Blitz Megaplex Tingkat Kepuasan Pelanggan Tingkat Kepentingan Pelayanan Pengukuran Kesenjangan (GAP) terhadap metode ServQual (5 dimensi) IPA Framework

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan masyarakat akan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi. III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Azwar (2008 : 7) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN 71 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Skor rata-rata tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Kepuasan Penumpang Dalam Skripsi ini yang dibahas adalah tentang kepuasan penumpang terhadap pelayanan jasa angkutan umum antar kota dalam provinsi. Kepuasan adalah tingkat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA 41 BAB V HASIL DAN ANALISA Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang diperoleh dari pengumpulan dan pegujian data, yang berupa nilai kepuasan pelanggan.

Lebih terperinci

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * ** B-1-1 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL SEBAGAI DASAR PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus di P.T. Sumber Bahtera Motor, Yogyakarta) * Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK) ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK) Desi Fantri, Achmadi, M.Basri Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UNTAN Email : desifantri@gmail.com

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA Oleh : DIAN ASRI SHOFIYATUN B 100 070 057 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Riau e-mail: fenny_tr@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Pada penelitian kali ini dilakukan uji validasi dengan dilanjutkan uji realibilitas pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB 5 METODE PENELITIAN BAB 5 METODE PENELITIAN 5.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan jenis penelitian cross sectional dengan metode analisis secara deskriptif dan pengumpulan data primer dilakukan dengan survey

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy), BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mendalami tentang pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy), keandalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan pasien merupakan fungsi dari penilaian pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien menerima pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di era globalisasi ini, pendidikan merupakan kewajiban bagi masyarakat. Untuk memajukan bangsa, salah satu cara yang harus dilakukan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan 1. Pengertian mutu pelayanan keperawatan Menurut Azwar (1996) yang dikutip Purwanto (2009), mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Pada penelitian ini kuesioner disebarkan kepada pasien rawat jalan yang telah mendapatkan pelayanan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Anjar Rahmulyono (2008) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh tingkat kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan pasien dengan membagi variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Statistics. Kinerja Berwujud. N Valid Missing 0 0. Mean Std. Deviation

BAB IV HASIL PENELITIAN. Statistics. Kinerja Berwujud. N Valid Missing 0 0. Mean Std. Deviation BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Siswa Atas Kualitas Pelayanan di SMA Batik 1 Surakarta Tahun 2013 ini menggunakan data yang dikelompokkan menjadi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Semester Ganjil 2005/2006 Analisis Kepuasan Pelanggan Bengkel Paten Ban Oleh Glenn Kurniawan NIM : 0500586430 Abstrak Usaha yang bergerak dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa

Lebih terperinci

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62 Community Health VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62 Artikel Penelitian Analisis Harapan Dan Persepsi Pasien Kerjasama (PKS) Terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja Tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Program Profesi 1. Definisi Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena semakin kompleksnya permasalahan yang dialami oleh perusahaan pelayanan jasa khususnya perbankan, mengharuskan setiap unit perbankan untuk selalu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Brand image Konsumen merupakan pusat perhatian dalam dunia pemasaran. Maka dari itu perlu dipelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini. Dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data populasi responden dilakukan pada bulan Desember 2008 Mei 2009. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara, (1) Penyusunan kuesioner (2) Uji validasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan). BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian mutu Mutu merupakan keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen, baik berupa

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen 5 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2006), secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Pasien 2.1.1. Definisi Kepuasan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa senang; perihal (hal yang bersiap puas, kesenangan, kelegaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, pengaruh 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Menurut Sabarguna (2004), kepuasan pasien adalah merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, tapi walaupun subyektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Mutu Pelayanan 1. Pengertian mutu pelayanan Pengertian mutu pelayanan kesehatan bersifat multi dimensional yaitu mutu menurut pemakai pelayanan kesehatan dan menurut penyelenggara

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI Rosmawati 18209009 Latar Belakang Masalah Secara umum rumah sakit belum mampu memberikan sesuatu hal yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. sebagaimana adanya yang ditemui di lapangan.

BAB III METODE PENELITIAN. survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. sebagaimana adanya yang ditemui di lapangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada RS. Delima Asih Sisma Medika Karawang. Abstrak

Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada RS. Delima Asih Sisma Medika Karawang. Abstrak Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada RS. Delima Asih Sisma Medika Karawang Abstrak Kepuasan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang diterimanya apabila ia membeli atau

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI Rinawati Anwar Rudi Kusubagio ABSTRACT The purpose of this study is to seek service

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DALAM MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT JALAN RS ADENIN ADENAN MEDAN

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DALAM MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT JALAN RS ADENIN ADENAN MEDAN GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DALAM MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT JALAN RS ADENIN ADENAN MEDAN SKRIPSI Oleh: Azura Ikhlashiah 111121080 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Pada penelitian ini, untuk menjabarkan atau menjelaskan sifat-sifat pada suatu keadaan yang merupakan tujuan dari penelitian ini, maka digunakan riset deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Layanan Kesehatan 1. Pengertian Kualitas Layanan Kesehatan Kualitas layanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang ulang menunjukkan bahwa 60 70 persen pelanggan yang hilang dikarenakan masalah selain kualitas atau harga produk (Robert

Lebih terperinci

Analisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada PT. Rosalia Express. Oleh : Niken Pusporini NIM F BAB I PENDAHULUAN

Analisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada PT. Rosalia Express. Oleh : Niken Pusporini NIM F BAB I PENDAHULUAN Analisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada PT. Rosalia Express Oleh : Niken Pusporini NIM F3206133 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sektor jasa telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian, jenis penelitian, definisi konseptual, definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian, jenis penelitian, definisi konseptual, definisi operasional, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah sebuah proses yang terdiri dari rangkaian tata cara pengumpulan data, tahap ini diteruskan dengan merekam data di lapangan (Bungin, 2005). Metode penelitian

Lebih terperinci

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang 80 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditentukan faktor dan sub faktor yang memiliki prioritas tertinggi berdasarkan susunan hirarki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud (Panca, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud (Panca, 2005). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tentang Mutu Mutu merupakan kesesuaian antara produk layanan dengan persyaratan yang diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud (Panca, 2005).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

Lebih terperinci

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara Dewi, N. P. A. T. 1, Dewantara, I. G. N. A. 1, Setyawan, E. I. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I Oleh : NILA HIDAYATI K100040056 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan 62 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden Setelah dilakukan pengumpulan serta pengolahan data, langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan suatu bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang

Lebih terperinci

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi. PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA P.H. Saragi Abstrak Sekolah Tinggi Manajemen Industri telah membuka jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, maka. yang diberikan bagian Klinik Anak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, maka. yang diberikan bagian Klinik Anak. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pada pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, maka didapatkan kesimpulan bahwa: 1. Dari hasil kepuasan secara keseluruhan, sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Pelanggan Perasaan puas pelanggan timbul ketika konsumen membandingkan persepsi mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan mereka. Sementara itu kepuasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan diuraikan tahapan penelitian yang akan dilakukan sebagai pendekatan permasalahaan yang ada dalam menentukan tingkat kepuasan penumpang kereta-api

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang diperoleh yang berupa nilai kepuasan mahasiswa. Pada Tugas Akhir

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN INSTITUSI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PEDOMAN PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN INSTITUSI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM PEDOMAN PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN INSTITUSI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM VISI MISI Visi STIKES Mataram Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maraknya persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun di pasar nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian rumah sakit Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bab ini membahas hasil penelitian tentang hubungan mutu pembelajaran skills lab dengan hasil belajar mahasiswa diakper widya husada.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada jaman sekarang ini perkembangan dunia medis dan kedokteran di Indonesia sudah semakin berkembang, baik dari ilmu maupun teknologi /peralatan medis dipergunakan. Rumah sakit di tuntut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

Lebih terperinci