Bab IV Pengujian dan Analisis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab IV Pengujian dan Analisis"

Transkripsi

1 Bab IV Pengujian dan Analisis Pada penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui unjuk kerja dari perangkat lunak yang telah dikembangkan. Data hasil pengujian tersebut nantinya akan dibandingkan dengan data hasil pengujian menggunakan perangkat akuisisi data serempak multi kanal MSA HP3566A, sebagai peragkat akuisisi acuan. Pengujian yang dilakukan meliputi tiga jenis pengujian, yaitu: pengujian kemampuan perangkat lunak mengakuisisi dan mengolah data sinyal masukan, pengukuran Fungsi Respon Frekuensi (FRF) pada struktur pelat T, dan terakhir pengukuran FRF pada batang tumpuan sederhana. Selanjutnya, akan dibahas secara lebih mendalam mengenai masing-masing pengujian yang dilakukan. 4.1 Validasi Perangkat Lunak Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan kedua perangkat lunak yang dikembangkan dalam mengontrol perangkat keras akuisisi data PCI Pada pengujian ini, sinyal yang diakuisisi adalah sinyal luaran yang dihasilkan oleh MSA HP3566A. Sinyal yang dibangkitkan adalah sinyal sinus 30 Hz dengan amplitudo sebesar 500mV. Gambar 4.1 merupakan skema dari pengujian yang dilakukan, baik pengujian terhadap perangkat lunak M-DAQ_FRF maupun perangkat lunak M-DAQ_Swept Sine. Gambar 4.1 Skema pegujian validasi perangkat lunak 35

2 Sinyal sinus yang dibangkitkan oleh luaran analog MSA HP3566A akan diakuisisi oleh perangkat akuisisi data PCI-6281 dan MSA HP 3566 secara bersamaan karena keduanya terhubung paralel. Pada perangkat akuisisi data PCI-6281, sinyal diakuisisi oleh kanal masukan 0 dan 1. Kemudian, hasil akuisisi data oleh PCI-6281 tersebut akan diolah oleh masing perangkat lunak M-DAQ_FRF dan M-DAQ_Swept Sine. Tabel 4.1 berisi parameter pengukuran yang diatur pada pengujian validasi ini. Tabel 4.1 Parameter pengukuran untuk pengujian validasi perangkat lunak No. Parameter Pengukuran MSA HP3566A M-DAQ_FRF M-DAQ_Swept Sine 1. Span Frequency Frequency Lines Kanal aktif Rentang Masukan [Volt] - Kanal 0 1V 1V 1V - Kanal 1 1V 1V 1V 5. Sensitivitas - Kanal 0 1V/EU 1V/EU 1V/EU - Kanal 1 1V/EU 1V/EU 1V/EU 6. Engineering Unit [EU] - Kanal 0 V V V - Kanal 1 V V V Dari Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa semua parameter pengukuran antar kedua perangkat keras akuisisi data diatur tetap sama untuk memastikan perbandingan yang dilakukan adalah benar sesuai adanya. Pada M-DAQ_Swept Sine tidak dilakukan pengaturan Span Frequency dan Frequency Lines pengukuran karena tidak tersedia fitur tersebut pada perangkat lunak ini. Sehingga, yang dilakukan pada saat pengujian adalah menjalankan program M-DAQ_Swept Sine tersebut dan langsung melihat hasil pengolahan data pada tabulasi Time Domain yang berisi data domain waktu dan hasil FFT dari data tersebut. Hasil pengujian validasi ini, dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar

3 (a) (b) (c) Gambar 4.2 Perbandingan data hasil pengolahan antara: (a) MSA HP3566A, (b) Kanal 0 M-DAQ_FRF, dan (c) Kanal 1 M-DAQ_FRF 37

4 (a) (b) (c) Gambar 4.3 Perbandingan data hasil pengolahan antara: (a) MSA HP3566A, (b) Kanal 0 M-DAQ_Swept Sine, dan (c) Kanal 1 M-DAQ_Swept Sine 38

5 Data hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2. Hasil pengukuran magnitude dengan M-DAQ_FRF memiliki besar selisih sebesar 0,4% jika dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan MSA HP3566A. Pembacaan frekuensi yang dilakukan oleh M- DAQ_FRF tidaklah memiliki perbedaan dengan pembacaan pada MSA HP3566A. Sementara itu, M-DAQ_Swept Sine menunjukkan selisih sebesar 2,02% dengan MSA HP3566A untuk pembacaan magnitude dan frekuensi. Berdasarkan nilai selisih yang kecil tersebut, perangkat lunak M-DAQ_FRF dan M-DAQ_Swept Sine dapat melakukan pengolahan data dengan hasil yang memuaskan. Tabel 4.2 Perbandingan hasil pengujian validasi perangkat lunak Frekuensi [Hz] Magnitude [V] Selisih [%] Frekuensi Magnitude MSA HP3566A 30 0, M-DAQ_FRF 30 0, ,4 M-DAQ_Swept Sine , Pengujian FRF pada Pelat T Pada penelitian ini, pengukuran FRF dilakukan dengan menggunakan metode eksitasi kejut dimana akan dilakukan perbandingan hasil pengukuran FRF antara MSA HP3566A dan M-DAQ_FRF. Skema dan foto dari pengujian FRF tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5. Pengujian dilakukan degan menggunakan struktur Pelat T yang ditumpu oleh busa penumpu yang berfungsi sebagai soft suspension, sehingga tercipta kondisi tumpuan freefree. Pada pengukuran ini, posisi kondisi accelerometer yang digunakan adalah tetap seperti yang terlihat pada Gambar 4.6. Sedangkan pemberian gaya eksitasi dilakukan pada titik 8 dan titik 26, sehingga dilakukan dua kali pengukuran FRF. Penentuan titik posisi pengukuran ini adalah berdasarkan hasil analisis pada penelitian yang dilakukan oleh Fikri [10], dimana tujuh frekuensi pribadi pertama dari struktur pelat T dapat ditentukan melalui pengukuran FRF di kedua posisi tersebut. Mengenai penomoran titik-titik posisi pengukuran, dapat dilihat pada Gambar

6 Gambar 4.4 Skema pengujian FRF pada pelat T MSA PC + PCI-6281 Pelat T Impact Hammer Gambar 4.5 Foto pengujian FRF pada pelat T 40

7 Pelat T Dudukan Accelerometer Busa Penumpu Gambar 4.6 Struktur pelat T Gambar 4.7 Penomoran 28 titik ukur pada pelat T [10] 41

8 Pada pengujian ini, MSA HP3566A dan M-DAQ_FRF diatur pada parameter pegukuran yang relatif sama. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat parameter-parameter pengukuran tersebut. Pengukuran FRF dilakukan pada span frequency yang berbeda-beda mulai dari 200 Hz, 400 Hz, 800 Hz, 1600 Hz. Pengaturan frequency lines diatur berdasarkan span frequency pengukuran, dimana resolusi pengukuran tetap dijaga sebesar 0,5 Hz. Selain itu, proses perata-rataan yang dilakukan adalah sebanyak 5 kali. Perlu diketahui, pada pengukuran ini M-DAQ_FRF mengatur kecepatan frekuensi cuplik per kanal dari kartu akuisisi data PCI sebesar 2,56 kali dari span frequency. Tabel 4.3 Parameter pengukuran pada pengujian FRF Pelat T No. Parameter Pengukuran MSA HP3566A M-DAQ_FRF 1. Span Frequency Frequency Lines Kanal aktif Rentang Tegangan Sinyal Masukan - Kanal 0 2V 2V - Kanal 1 1V 1V 5. Sensitivitas - Kanal 0 100mV/EU 100mV/EU - Kanal mV/EU 10.55mV/EU 6. Engineering Unit [EU] - Kanal 0 kgf kgf - Kanal 1 m/s 2 m/s 2 7 Fungsi Jendela Force-Exponential Force-Exponential - Force Width 0,4 sec 20% - Exp. Constant 0,1 sec 5% 8. Perata-rataan - Tipe Stable RMS - Jumlah

9 Beberapa hasil pengolahan data yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4.8, 4.9, 4.10, Kurva FRF selengkapnya dapat dilihat pada bagian Lampiran B laporan tugas sarjana ini. Gambar 4.8 Salah satu data stimulus dan respon pada domain waktu, MSA HP3566A dan M-DAQ_FRF 43

10 Gambar 4.9 Hasil pengukuran FRF A28_8 pada span frequency 200 Hz, MSA HP3566A dan M-DAQ_FRF 44

11 Gambar 4.10 Hasil pengukuran FRF A28_26 pada span frequency 800 Hz, MSA HP3566A dan M-DAQ_FRF 45

12 Gambar 4.11 Hasil pengukuran FRF A28_26 pada span frequency 1600 Hz, MSA HP3566A dan M-DAQ_FRF 46

13 Gambar 4.9 menunjukkan adanya perbedaan hasil kurva FRF antara MSA HP3566A dengan M-DAQ_FRF. Pada MSA HP 3566A, hanya ditunjukkan bahwa frekuensi pribadi yang terkait dengan rentang pengukuran tersebut adalah hanya satu buah frekuensi pribadi pelat T. Pada M-DAQ_FRF ditunjukkan adanya puncak-puncak yang lain selain puncak pada frekuensi pribadi 187 Hz. Kesalahan pembacaan pada M-DAQ_FRF yang mengakibatkan munculnya puncak-puncak frekuensi lainya adalah dikarenakan tidak adanya perangkat anti-aliasing filter pada kartu akuisisi data PCI Kartu akuisisi data PCI-6281 memang dilengkapi perangkat lowpass filter, namun besar frekuensi cut-off dari filter tersebut tidaklah dapat diubah-ubah sesuai keperluan. Akibatnya, terjadi kesalahan aliasing karena frekuensi pencuplikan ditetapkan 2,56 kali span frequency pengukuran sedangkan kandungan frekuensi sinyal masukan ada yang lebih besar daripada frekuensi pencuplikan. Kesalahan pembacaan saat pencuplikan ini mengakibatkan kesalahan presentasi kurva FRF oleh pengolah data pada M-DAQ_FRF. Jika dilakukan ekstraksi parameter modus getar dengan menggunakan data kurva FRF M-DAQ_FRF, tentu saja dapat terjadi kesalahan interpretasi akan karakteristik dinamik dari struktur pelat T. Kesalahan aliasing yang serupa juga terjadi pada saat pengukuran dilakukan pada span frequency yang berbeda. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.10, terdapat kesalahan presentasi data pada kurva FRF M-DAQ_FRF akibat adanya sinyal yang memiliki frekuensi di atas span frequency. Kurva FRF M-DAQ_FRF yang ditunjukkan pada Gambar 4.11 tidak menunjukkan adanya kesalahan aliasing. Frekuensi-frekuensi pribadi yang ditunjukkan oleh kurva tersebut hampir sama persis dengan hasil kurva FRF MSA HP3566A. Hal ini mungkin terjadi karena tidak terdapat frekuensi dominan di atas 1,28 kali span frequency pengukuran yang dapat mempengaruhi hasil pencuplikan data. Sehingga, presentasi data kurva FRF tampak terlihat benar meskipun masih terdapat kesalahan aliasing pada data hasil pengukuran. Selanjutnya, dilakukan pengujian FRF kembali pada pelat T menggunakan M-DAQ_FRF dengan menaikkan kecepatan pencuplikan perangkat akuisisi data. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan aliasing yang muncul pada saat proses akuisisi data. Jika kecepatan pencuplikan dinaikkan, secara otomatis rentang frekuensi yang dapat 47

14 dicuplik dengan benar akan menjadi semakin lebar. Hal ini dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.12 Kurva FRF A28_8 M-DAQ_FRF pada span frequency 200 Hz; saat frekuensi pencuplikan 4X 2,56 span frequency (atas) dan 8X 2,56 span frequency (bawah) 48

15 Pada Gambar 4.12, dapat dilihat kurva FRF A28_8 hasil pengukuran menggunakan M- DAQ_FRF pada span frequency 200 Hz. Saat frekuensi pencuplikan sebesar 4 kali 2,56 span frequency, kesalahan aliasing masih terlihat jelas dengan munculnya dua buah puncak frekuensi yang bukan merupakan frekuensi pribadi dari struktur pelat T. Saat frekuensi pencuplikan dinaikkan hingga mencapai 8 kali 2,56 span frequency, kurva FRF yang dihasilkan menjadi semakin baik dan bahkan hampir serupa dengan kurva FRF A28_8 yang dihasilkan oleh MSA HP3566A. Disini dapat dibuktikan bahwa peningkatan kecepatan pencuplikan yang dilakukan dapat mengurangi kesalahan aliasing yang muncul. Pada penelitian ini, frekuensi pencuplikan maksimum yang digunakan hanya mencapai 4096 Hz untuk setiap pengukuran FRF Pelat T yang dilakukan. Data hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada Lampiran B dari laporan tugas sarjana ini. Saat dilakukan perbandingan besaran FRF yang didapat dari hasil pengukuran menggunakan MSA HP3566A dan M-DAQ_FRF dengan frekuensi pencuplikan 4096 Hz, diperoleh besar kesalahan minimum hanya terdapat pada data frekuensi yaitu di bawah 1%. Pada besaran lainnya (magnitude, fasa, real, dan imajiner) didapatkan besar kesalahan yang sangat besar, dimana kesalahan minimum adalah 12,28% dan kesalahan maksimum dapat mencapai 1136%. Tabel rekapitulasi perhitungan data ini dapat diperoleh pada Lampiran B dari tugas sarjana ini. 4.2 Pengujian FRF pada Batang Tumpuan Sederhana Pada batang tumpuan sederhana dilakukan dua jenis pengukuran FRF, yaitu: pengukuran FRF menggunakan metode eksitasi kejut dan pengukuran FRF menggunakan metode swept sine. Gambar 4.13 dan 4.14 menunjukkan skema dan foto pengukuran FRF menggunakan metode eksitasi kejut. Pada pengujian ini dilakukan pengukuran FRF dengan MSA HP3566A dan M-DAQ_FRF secara bersamaan dan kembali dilakukan perbandingan terhadap data hasil FRF kedua perangkat ini. Parameter pengukuran dari pengujian ini dapat dilihat pada Tabel

16 Tabel 4.4 Parameter pengukuran pada pengujian FRF batang tumpuan sederhana No. Parameter Pengukuran MSA HP3566A M-DAQ_FRF 1. Span Frequency Frequency Lines Kanal aktif Rentang Tegangan Sinyal Masukan - Kanal 0 2V 2V - Kanal 1 2V 2V 5. Sensitifitas - Kanal 0 100mV/EU 100mV/EU - Kanal 1 10,55mV/EU 10,55mV/EU 6. Engineering Unit [EU] - Kanal 0 kgf kgf - Kanal 1 m/s 2 m/s 2 7 Fungsi Jendela Force-Exponential Force-Exponential - Force Width 0,4 sec 20% - Exp. Constant 0,1 sec 5% 8. Perata-rataan - Tipe Stable RMS - Jumlah 5 5 Gambar 4.13 Skema pengujian FRF pada batang tumpuan sederhana 50

17 Batang tumpuan sederhana PC + PCI-6281 MSA Impact Hammer Gambar 4.14 Foto pengujian FRF pada batang tumpuan sederhana Pada pengujian ini kembali diperoleh data yang mengalami kesalahan aliasing saat menggunakan M-DAQ_FRF. Gambar 4.15 menunjukkan kurva FRF M-DAQ_FRF, saat frekuensi pencuplikan sebesar 1024 Hz per kanal. Kurva yang diperoleh mengalami distorsi yang cukup besar, sehingga analisis tidak dapat dilakukan terhadap data kurva FRF tersebut. Kurva FRF mulai tampak lebih halus dan menunjukkan data yang serupa dengan MSA saat frekuensi pencuplikan di atur menjadi 4096 Hz per kanal, seperti yang ditunjukkan gambar Sama halnya dengan kurva FRF pelat T hasil pengujian menggunakan M-DAQ_FRF, besar kesalahan minimum adalah pada besaran frekuensi. Tabel rekapitulasi perhitungan data ini dapat diperoleh pada Lampiran B tugas sarjana ini. Pengujian terakhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian FRF menggunakan metode swept sine pada batang tumpuan sederhana. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak M-DAQ_Swept Sine dan kartu akuisisi data PCI Perlu diketahui, bahwa perangkat akuisisi data yang mampu melakukan pengukuran swept sine di Laboratorium Dinamika hanyalah perangkat akuisisi data PCI-4451 dan PCI Namun, perangkat lunak yang dikembangkan secara mandiri oleh Laboratorium Dinamika untuk kepentingan mengontrol kerja PCI-4451, belumlah dapat mengontrol perangkat 51

18 tersebut hingga dapat melakukan pengukuran swept sine. Oleh karena itu, perbandingan hasil pengukuran swept sine menggunakan M-DAQ_Swept Sine dilakukan dengan hasil pengujian FRF metode eksitasi kejut dengan MSA HP3566A. Gambar 4.15 Kurva FRF M-DAQ_FRF pada batang tumpuan sederhana dengan frekuensi cuplik sebesar 1024 Hz Gambar 4.16 Kurva FRF M-DAQ_FRF pada batang tumpuan sederhana dengan frekuensi cuplik sebesar 4096 Hz 52

19 Skema dan foto pengujian FRF pada batang tumpuan sederhana dengan menggunakan metode swept sine, dapat dilihat pada Gambar 4.17 dan Gambar 4.17 Skema pengujian FRF pada batang tumpuan sederhana dengan menggunakan metode swept sine Load Cell dan Accelerometer PC + PCI-6281 Shaker Conditioning Amplifier Gambar 4.18 Foto pengujian FRF pada batang tumpuan sederhana dengan menggunakan metode swept sine 53

20 Pengukuran FRF dengan metode swept sine ini menggunakan perangkat shaker untuk memberikan gaya sinusoidal pada frekuensi swept sine. Besar dan frekuensi gaya sinusoidal yang diberikan oleh shaker tersebut dikendalikan oleh perangkat lunak M- DAQ_Swept Sine melalui luaran analog yang dimiliki kartu akuisisi data PCI Dengan demikian, pengaturan parameter pengukuran yang menyangkut gaya eksitasi sinusoidal tersebut dilakukan pada panel Sweep Settings pada M-DAQ_Swept Sine. Melalui panel tersebut, dapat ditentukan rentang frekuensi eksitasi, jumlah kenaikan, jenis kenaikan, dan amplitudo gaya eksitas yang diberikan. Tabel 4.5 berikut ini menyajikan parameter pengukuran yang ditentukan untuk pengujian FRF tersebut. Tabel 4.5 Parameter pengukuran pada pengujian FRF swept sine batang tumpuan sederhana No. Parameter Pengukuran M-DAQ_FRF 1. Kanal masukan aktif 2 Kanal luaran aktif 1 2. Rentang Tegangan Sinyal - Kanal masukan 0 2V - Kanal masukan 1 2V - Kanal luaran 0 3. Sensitivitas - Kanal 0 100mV/EU - Kanal 1 10,55mV/EU 4. Engineering Unit - Kanal 0 kgf - Kanal 1 m/s 2 5. Sweep Settings - Tipe Sweep Linear - Frekuensi Start 1 - Frekuensi Stop Jumlah kenaikan 800 Pemilihan parameter pengukuran pada pengujian FRF swept sine ini, disesuaikan dengan parameter pengukuran FRF eksitasi kejut pada MSA HP3566A. Oleh karena itu, rentang 54

21 frekuensi eksitasi dimulai dari frekuensi 1 Hz sampai dengan frekuensi 400 Hz. Jumlah kenaikan ditentukan sebesar 800 buah kenaikan, dengan harapan resolusi pengukuran dapat mendekati 0,5 Hz. Saat pengujian dilakukan dengan frekuensi pencuplikan sebesar 1024 Hz, hasil kurva FRF yang didapat menunjukkan adanya data yang terdistorsi pada frekuensi di atas 300 Hz. Distorsi tersebut terus berkurang seiring dengan ditingkatkannya frekuensi pencuplikan, sehingga dapat ditarik kesimpulan penyebab distorsi tersebut adalah kesalahan aliasing, yakni kesalahan pembacaan akibat frekuensi pencuplikan yang tidak memadai. Gambar 4.19 menunjukkan kurva FRF swept sine pada batang tumpuan sederhana saat frekuensi pencuplikan sebesar 4096 Hz. Gambar 4.19 Kurva FRF swept sine batang tumpuan sederhana Berdasarkan hasil perhitungan, terdapat kesalahan yang beda pembacaan frekuensi sebesar maksimum 2%, yang lebih besar jika dibandingkan data yang dihasilkan saat pengujian menggunakan M-DAQ_FRF. Hal ini dapat terjadi karena saat melakukan pengaturan frekuensi cuplik, M-DAQ_Swept Sine secara otomatis akan langsung juga mengatur nilai yang sama untuk frekuensi update luaran analog PCI Kemudian, frekuensi pencuplikan masukan analog per kanal diatur sebesar frekuensi cuplik yang ditentukan. 55

22 Mengingat kartu akuisisi data PCI-6281 adalah kartu akuisisi data multiplexing, maka dengan beda frekuensi cuplik antara masukan dan luaran analog yang mencapai dua kalinya, pembacaan data FRF swept sine akan menjadi lebih salah dibandingkan dengan data FRF eksitasi kejut. 56

Bab III Pengembangan Perangkat Lunak

Bab III Pengembangan Perangkat Lunak Bab III Pengembangan Perangkat Lunak 3.1 Pendahuluan [5, 8, 9] Dalam penelitian ini, pengembangan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman berikut, yaitu: LabVIEW 7.1 Professional

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2] Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

William TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh

William TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh KAJI BANDING HASIL PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI MENGGUNAKAN PERANGKAT AKUISISI DATA MULTIPLEXING PCI-6281 DAN PERANGKAT AKUISISI DATA SEREMPAK MULTI KANAL MSA HP3566A TUGAS SARJANA Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR 4.1 Perangkat Uji Sistem Poros-rotor Perangkat uji sistem poros-rotor yang digunakan tersusun atas lima belas komponen utama, antara lain: landasan (base),

Lebih terperinci

PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR

PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR Erinofiardi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu E-mail : riyuno.vandi@yahoo.com Abstract Frequency response function (FRF)

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV.1 Deskripsi Perangkat Perangkat yang dirancang dalam tugas akhir ini merupakan sistem instrumentasi pengukuran yang bertujuan untuk merekam data sinyal dari

Lebih terperinci

BAB IV Pengujian. Gambar 4.1 Skema pengujian perangkat keras

BAB IV Pengujian. Gambar 4.1 Skema pengujian perangkat keras BAB IV Pengujian 4.1 Pendahuluan Untuk mengetahui kinerja perangkat filter anti-gempa yang telah dibuat, dalam tahap akhir penelitian ini dilakukan beberapa pengujian. Pengujian yang dilakukan terdiri

Lebih terperinci

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI Sebagian besar sinyal-sinyal di alam adalah sinyal analog. Untuk memproses sinyal analog dengan sistem digital, perlu dilakukan proses pengubahan sinyal analog menjadi

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN Sebagaimana yang telah dibahas pada Bab IV, ada beberapa tahap pengujian yang dilakukan pada kaji eksperimental ini. Tahap pertama diawali dengan pengukuran FRF

Lebih terperinci

Kajian Eksperimental Parameter Modal Bangunan Dua Lantai dengan Metode Modal Analisis

Kajian Eksperimental Parameter Modal Bangunan Dua Lantai dengan Metode Modal Analisis Jurnal Energi dan Manufaktur Vol. 9 No. 1, April 2016 (91-97) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem ISSN: 2302-5255 (p) Kajian Eksperimental Parameter Modal Bangunan Dua Lantai dengan Metode Modal Analisis

Lebih terperinci

BAB. Kinerja Pengujian

BAB. Kinerja Pengujian BAB IV PENGUJIAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC Bab ini akan menjelaskan pengujian dari penguat kelas D tanpa tapis LC yang dibuat.pengujian ini terdiri dari dua utama yaitupengujian untuk mengetahui kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material dan Laboratorium Getaran Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2 Diagram Alir Penelitian

Lebih terperinci

Pemodelan, Pengujian, dan Analisis Getaran Torsional dari Perangkat Uji Sistem Poros-Rotor

Pemodelan, Pengujian, dan Analisis Getaran Torsional dari Perangkat Uji Sistem Poros-Rotor Pemodelan, Pengujian, dan Analisis Getaran Torsional dari Perangkat Uji Sistem Poros-Rotor Zainal Abidin dan Haleyna Arstianti Laboratorium Dinamika PAU-IR, Institut Teknologi Bandung Email: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Perhitungan Frekuensi Cacat Bantalan Spesimen Uji Perhitungan frekuensi cacat spesimen bantalan uji dilakukan dengan memanfaatkan fitur GUIDE yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini akan membahas tentang pengujian dan analisa system yang telah dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui respon kerja dan system secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL 5.1 Respon Sensor Arus Pengujian terhadap sensor arus terbagi menjadi dua, yaitu pengujian tanpa rangkaian pengkodisisan sinyal (transformator arus dan sensor

Lebih terperinci

TERMINOLOGI PADA SENSOR

TERMINOLOGI PADA SENSOR TERMINOLOGI PADA SENSOR Tutorial ini merupakan bagian dari Seri Pengukuran Fundamental Instrumen Nasional. Setiap tutorial dalam seri ini, akan mengajarkan anda tentang topik spesifik aplikasi pengukuran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan elektronika daya telah membuat inverter menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mesin-mesin listrik AC. Penggunaan inverter sebagai sumber untuk mesin-mesin

Lebih terperinci

Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu

Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu Khuschandra dan Zainal Abidin Laboratorium Dinamika PPAU-IR, Institut Tteknologi

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Integrasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Euler dan Trapesium

Kesalahan Akibat Integrasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Euler dan Trapesium Kesalahan Akibat Integrasi pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Euler dan Trapesium Zainal Abidin dan Fandi Purnama Laboratorium Dinamika, Pusat Rekayasa Industri (PAU), ITB, Bandung Email: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS Bab ini membahas tentang prosedur ujicoba, hasil-hasil ujicoba, dan analisis hasil ujicoba alat stimulasi OpenMCS dan program sinyal terapi µstims. Pembahasan ujicoba dan analisis

Lebih terperinci

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu 1. Osiloskop Osiloskop dapat digunakan untuk mengamati tingkah tegangan bolak balik. Dengan cara-cara sederhana piranti itu akan dapat cepat mengukur empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu perangkat yang menghilangkan bagian dari sinyal yang tidak di inginkan. Filter digunakan untuk menglewatkan atau meredam sinyal yang di inginkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMENTASI VIRTUAL UNTUK TUJUAN AKUISISI SINYAL GETARAN PADA MESIN BUBUT CNC EMCO TU 2A

PENGEMBANGAN INSTRUMENTASI VIRTUAL UNTUK TUJUAN AKUISISI SINYAL GETARAN PADA MESIN BUBUT CNC EMCO TU 2A LAPORAN TUGAS SARJANA PENGEMBANGAN INSTRUMENTASI VIRTUAL UNTUK TUJUAN AKUISISI SINYAL GETARAN PADA MESIN BUBUT CNC EMCO TU 2A Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 (S-1) Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Data Pengambilan data dilakukan dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebagai berikut: Pengujian : Sembilan kecepatan motor (1000 RPM, 1200 RPM, 1400 RPM,

Lebih terperinci

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT ii PRAKATA Buku ini menyajikan pembahasan dasar mengenai getaran mekanik dan ditulis untuk mereka yang baru belajar getaran. Getaran yang dibahas di sini adalah getaran linier, yaitu getaran yang persamaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil dan pembahasan dari perangkat yang telah dirancang dan dibuat. Sebelum dibahas mengenai hasil dan pembahasan dilakukan terlebih dahulu pengujian dari

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa

Abstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERAT RODA PADA PROSENTASE UNJUK KERJA BALANCING RODA MOBIL Harie Satiyadi Jaya *, Suhardjono ** Laboratorium Mesin Perkakas, Jurusan Teknik Mesin FTI ITS, Surabaya. E-mail:

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari

Lebih terperinci

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl PERANCANGAN ANTI-ALIASING FILTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN BUTTERWORTH 1 Muhammad Aditya Sajwa 2 Dr. Hamzah Afandi 3 M. Karyadi, ST., MT 1 Email : muhammadaditya8776@yahoo.co.id 2 Email : hamzah@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG IMPLEMENTASI METODA PEAKVUE DALAM MIKROKONTROLER ATMEGA32 TUGAS SARJANA Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung Oleh YUDHI SOMALI 13103010

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Vol: 4, No.1, Maret 2015 ISSN: ANALISA PERFORMANSI TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER

Vol: 4, No.1, Maret 2015 ISSN: ANALISA PERFORMANSI TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER Vol: 4, No.1, Maret 215 ISSN: 232-2949 ANALISA PERFORMANSI TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER Heru Dibyo Laksono 1, Adry Febrianda 2 1 Staff Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris OSILOSKOP POKOK BAHASAN OSILOSKOP ANALOG OSILOSKOP DIGITAL Pengertian Osiloskop Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA 4.1 Amplitude Modulation and Demodulation 4.1.1 Hasil Percobaan Tabel 4.1. Hasil percobaan dengan f m = 1 KHz, f c = 4 KHz, A c = 15 Vpp No V m (Volt) E max (mvolt) E

Lebih terperinci

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver

Lebih terperinci

PENGUKURAN SINYAL GETARAN PADA MESIN BUBUT GALLIC 16N DENGAN MENGGUNAKAN MULTYCHANNEL SPECTRUM ANALYZER

PENGUKURAN SINYAL GETARAN PADA MESIN BUBUT GALLIC 16N DENGAN MENGGUNAKAN MULTYCHANNEL SPECTRUM ANALYZER PENUKURAN SINYAL ETARAN PADA MESIN BUBUT ALLIC 6N DENAN MENUNAKAN MULTYCANNEL SPECTRUM ANALYZER endra () () Staf Pengajar Universitas Bengkulu ABSTRACT Design of machine tools is the high stiffness. Stiffness

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan 34 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan April 2015. Perancangan sistem, identifikasi kadar air pada kayu jati dan akasia daun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya: Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai dengan perubahan

Lebih terperinci

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi (1300199)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA PADA ALAT UJI SUSPENSI MODEL SEPEREMPAT KENDARAAN

PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA PADA ALAT UJI SUSPENSI MODEL SEPEREMPAT KENDARAAN Sidang Tugas Akhir PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA PADA ALAT UJI SUSPENSI MODEL SEPEREMPAT KENDARAAN Pembimbing: Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. M.Eng. Bagaimana merancang blok diagram untuk dapat

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

ANALISA AKUSTIK UJI STATIS MOTOR ROKET MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT

ANALISA AKUSTIK UJI STATIS MOTOR ROKET MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT ANALISA AKUSTIK UJI STATIS MOTOR ROKET MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT Sri Kliwati Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Pusat Teknologi Roket Jalan Raya LAPAN Rumpin Bogor Indonesia email: sri_kliwatii@yahoo.com

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH PENGGUNAAN FILTER BUTTERWORTH PADA MASUKAN SINYAL GETARAN ACAK TERHADAP NILAI RATA-RATA MAGNITUDO

SIMULASI PENGARUH PENGGUNAAN FILTER BUTTERWORTH PADA MASUKAN SINYAL GETARAN ACAK TERHADAP NILAI RATA-RATA MAGNITUDO SIMULASI PENGARUH PENGGUNAAN FILTER BUTTERWORTH PADA MASUKAN SINYAL GETARAN ACAK TERHADAP NILAI RATA-RATA MAGNITUDO Orlando Farcend Ficdy Tumbelaka 1), Jotje Rantung 2), Michael Rembet 3) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. Salah satunya adalah alat untuk mengukur intensitas bunyi dan gain dari sinyal

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN PROGRAM PENGOLAH SINYAL

BAB V PENGUJIAN PROGRAM PENGOLAH SINYAL BAB V PENGUJIAN PROGRAM PENGOLAH SINYAL 5.1. Pendahuluan Untuk mengetahui kinerja alat pengolah sinyal yang dibuat, maka dilakukan beberapa pengujian. Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Spektrum dan Domain Sinyal

Spektrum dan Domain Sinyal Spektrum dan Domain Sinyal 1 Sinyal dan Spektrum Sinyal Komunikasi merupakan besaran yang selalu berubah terhadap besaran waktu Setiap sinyal dapat dinyatakan di dalam domain waktu maupun di dalam domain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat

Lebih terperinci

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO Norma Hermawan 1), Muh. Farid Retistianto 2), Achmad Arifin 3) 1),3 ) Teknik Biomedik, Institut

Lebih terperinci

Vacuum Fluorescent Display 9 Digit VFD Frequency Counter

Vacuum Fluorescent Display 9 Digit VFD Frequency Counter Vacuum Fluorescent Display 9 Digit VFD Frequency Counter 9 Digit VFD Frequency Counter adalah sembilan digit display fluorescent VFD (Vacuum Fluorescent Display) display biaya tinggi komponen frekuensi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak pada perancangan skripsi ini. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Generator merupakan peralatan utama dalam proses pembangkitan tenaga listrik. Poin penting dalam menyuplai daya ke suatu sistem (beban). Proses pembangkitan tenaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Amplifier Suatu rangkaian elektronik yang menggunakan komponen aktif, dimana suatu input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat digunakan disebut

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini dunia telekomunikasi berkembang sangat pesat. Banyak transmisi yang sebelumnya menggunakan analog kini beralih ke digital. Salah satu alasan bahwa sistem

Lebih terperinci

Experimental Modal Analysis (EMA) untuk Mengetahui Modal Parameter pada Analisis Dinamik Balok Kayu yang Dijepit di Satu Ujung

Experimental Modal Analysis (EMA) untuk Mengetahui Modal Parameter pada Analisis Dinamik Balok Kayu yang Dijepit di Satu Ujung Jurnal Teknik Mesin, Vol. 1, No. 1, April 214, 1-7 ISSN 141-9867 DOI: 1.9744/jtm.1.1.1-7 Experimental Modal Analysis (EMA) untuk Mengetahui Modal Parameter pada Analisis Dinamik Balok Kayu yang Dijepit

Lebih terperinci

Pada saat pertama kali penggunaan atau ketika alat pemutus daya siaga digunakan pada perangkat elektronik yang berbeda maka dibutuhkan kalibrasi

Pada saat pertama kali penggunaan atau ketika alat pemutus daya siaga digunakan pada perangkat elektronik yang berbeda maka dibutuhkan kalibrasi 48 BAB 4 HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Prinsip Kerja Alat Hasil yang diperoleh dari perancangan ini yaitu sebuah prototip alat Pemutus Daya Siaga Otomatis. Alat ini berfungsi untuk memutus peralatan

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca Percobaan 1 Pengenalan Instrumentasi Laboratorium Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak dikehendaki serta untuk memperkecil

Lebih terperinci

CRO (Cathode Ray Oscilloscope)

CRO (Cathode Ray Oscilloscope) CRO (Cathode Ray Oscilloscope) CRO (Cathode Ray Oscilloscope) merupakan salah satu piranti pengukuran yang mampu: - memvisualisasikan bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dari suatu rangkaian elektronik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penalitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 yang dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth Gambar 4. 1 Rangkaian keseluruhan EMG dilengkapi bluetooth Perancangan EMG dilengkapi bluetooth dengan tampilan personal computer

Lebih terperinci

MODUL. Nyquist dan Efek Aliasing, dan Transformasi Fourier Diskrit

MODUL. Nyquist dan Efek Aliasing, dan Transformasi Fourier Diskrit MODUL Nyquist dan Efek Aliasing, dan Transformasi Fourier Diskrit PENDAHULUAN Pada awalnya kita hanya mengenal sinyal atau isyarat analog dan kontinyu (terus menerus tanpa ada jeda sedikitpun, misalnya

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Peta lintasan akuisisi data seismik Perairan Alor

Gambar 3.1 Peta lintasan akuisisi data seismik Perairan Alor BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas mengenai proses pengolahan data seismik dengan menggunakan perangkat lunak ProMAX 2D sehingga diperoleh penampang seismik yang merepresentasikan penampang

Lebih terperinci

Sistem Pengukuran Data Akuisisi

Sistem Pengukuran Data Akuisisi Sistem Pengukuran Data Akuisisi Missa Lamsani Hal 1 Perkembangan Sistem Akuisisi Data Pada mulanya proses pengolahan data lebih banyak dilakukan secara manual oleh manusia, sehingga pada saat itu perubahan

Lebih terperinci

BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA 3.1 Alat Uji Kerusakan Bantalan Pada penelitian tugas akhir ini, alat uji yang digunakan adalah alat uji test rig yang digerakkan menggunakan sebuah motor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangkit tenaga listrik, kestabilan tegangan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi sistem tegangan. Ketidakstabilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Penggunaan program PLAXIS untuk simulasi Low Strain Integrity Testing pada dinding penahan tanah akan dijelaskan pada bab ini, tentunya dengan acuan tahap

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab IV Pengujian dan Analisis 47 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Dalam melakukan pengujian menggunakan BOCLE, diperlukan perangkat data akuisisi. Perangkat ini akan mengambil data dan memindahkannya ke komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya peradaban manusia yang saat ini tidak lepas dari penggunaan peralatan listrik. Pasokan listrik

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam metode penelitian ini dijelaskan bagaimana proses pendeteksian kebohongan menggunakan metode SVM untuk sinyal EEG. Metode penelitian dapat dilihat

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen

Lebih terperinci

Blok Diagram Sebuah Osiloskop

Blok Diagram Sebuah Osiloskop OSILOSKOP BAB VI Kegunaan Osiloskop Untuk mengamati secara visual tingkah tegangan bolak balik dan tegangan searah. Sebagai alat ukur: tegangan searah dan tegangan bolak balik. : tegangan (Vpp) berbagai

Lebih terperinci

DIAGNOSA KETIDAKLURUSAN (MISALIGNMENT) POROS MENGGUNAKAN METODE MULTICLASS SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

DIAGNOSA KETIDAKLURUSAN (MISALIGNMENT) POROS MENGGUNAKAN METODE MULTICLASS SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DIAGNOSA KETIDAKLURUSAN (MISALIGNMENT) POROS MENGGUNAKAN METODE MULTICLASS SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: WANTO NIM.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, permasalahan kualitas daya pada sistem tegangan rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya sistem disebabkan

Lebih terperinci

Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC

Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 2(B) 12205 Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC Assa idah dan Yulinar Adnan Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia Intisari:

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan pengujian tersebut adalah untuk mengetahui apakah alat yang telah dirancang berfungsi dan mengahasilkan keluaran

Lebih terperinci

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua Filter Orde Satu & Filter Orde Dua Asep Najmurrokhman Jurusan eknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani 8 November 3 EI333 Perancangan Filter Analog Pendahuluan Filter orde satu dan dua adalah bentuk

Lebih terperinci

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA A. TUJUAN PERCOBAAN : Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengetahui konstruksi dasar dan karakteristik dari sebuah microphone dynamic

Lebih terperinci