Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
|
|
- Dewi Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
2 Definisi Pajak yang dikenakan atas penghasilan berasal dari Indonesia yang diterima atau diperoleh WP luar negeri selain BUT. Subjek PPh 26 dapat merupakan WP luar negeri orang pribadi atau WP organisasi internasional. Cara Pemenuhan Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui pemenuhan sendiri oleh WP atau pemotongan oleh pemberi penghasilan. 2
3 Pemotong, Penyetor, dan Pelapor 3 Badan Pemerintah. Subjek pajak dalam negeri. Penyelenggara kegiatan. Bentuk Usaha Tetap. Perwakilan perusahaan luar negeri.
4 Tarif, Dasar dan Sifat Pengenaan (1) 4 20% dari jumlah bruto, dan bersifat final, atas: (20% X Penghasilan bruto/tax treaty) Dividen Bunga, premium, diskonto, dan imbalan lain terkait pengembalian utang. Royalti, sewa, dan penghasilan lain terkait penggunaan harta. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, atau kegiatan. Hadiah dan penghargaan. Pensiun dan pembayaran berkala lain. Premi swap dan transaksi lindung nilai lain. Keuntungan atas pembebasan utang.
5 Ilustrasi 5 Friedrich merupakan seorang seorang pengusaha yang memiliki kegiatan bisnis di Asia Timur melalui pemberian dana pinjaman berbunga rendah. Selama 2012, Friedrich telah meminjamkan dana dengan rata rata pokok pinjaman tertimbang sebesar $ dan tingkat bunga rata rata 6,5% p.a. Kurs KMK ditetapkan konstan sepanjang tahun pada tingkat Rp 9.100,00/ $. Berapakah total beban PPh 26 yang seharusnya dipotong oleh para debitur Friedrich? Bagaimana penjurnalan oleh debitur? Jawaban : Pajak terutang = 20% x (6,5% x x 9.100) = 20% x = Rp ,00 Jurnal Beban bunga Utang PPh Kas
6 Ilustrasi 6 Barbarossa merupakan seorang dokter berkewarganegaraan asing yang selama periode Januari Maret 2012 tinggal di Indonesia untuk memberikan jasa pendampingan riset bagi suatu rumah sakit yang baru berdiri. Barbarossa menerima pembayaran senilai $ yang dibayarkan sekaligus di muka kontrak. Kurs KMK yang berlaku di awal januari adalah Rp 9.350,00/ $. Berapakah total beban PPh 26 yang seharusnya dikenakan atas penghasilan Barbarossa? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja? Jawaban : Pajak terutang = 20% x ( x 9.350) = 20% x = Rp ,00 Jurnal Beban gaji Utang PPh Kas
7 Tarif, Dasar, dan Sifat Pengenaan (2) 7 20% dari perkiraan penghasilan netto, dan bersifat final, atas: (20% X penghasilan Netto/tax treaty) Penghasilan atas penjualan harta, selain yang diatur oleh Pasal 4 Ayat (2). Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan asuransi luar negeri. Penghasilan atas penjualan saham perusahaan antara di tax haven country yang berhubungan istimewa dengan badan atau BUT di Indonesia. 20% dari PKP setelah pajak, dan bersifat final, atas: (20% X laba stlh pajak yg ditransfer ke LN) Penghasilan atas Bentuk Usaha Tetap. Dikecualikan dari pengenaan, jika penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia.
8 Perkiraan Penghasilan Netto 8 Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan asuransi luar negeri. Atas premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi luar negeri Perkiraan Penghasilan Netto = 50% x Premi Atas premi yang dibayar perusahaan asuransi dalam negeri kepada perusahaan asuransi luar negeri Perkiraan Penghasilan Netto = 10% x Premi Atas premi yang dibayar perusahaan reasuransi dalam negerikepada perusahaan asuransi luar negeri Perkiraan Penghasilan Netto = 5% x Premi Atas penghasilan penjualan saham perusahaan antara di tax haven country yang berhubungan istimewa dengan badan atau BUT di Indonesia. Perkiraan Penghasilan Netto = 25% x Harga Jual
9 Ilustrasi 9 Von Bleucher merupakan seorang direktur pemasaran WNA bagi perusahaan leasing internasional yang didirikan dan bertempatkedudukan di Indonesia. Atas rencananya untuk menetap permanen di Indonesia, Von Bleucher merasa perlu mengasuransikan kesehatan keluarganya selama masa adaptasi terhadap iklim tropis. Atas keperluan tersebut, Von Bleucher mengikuti program asuransi yang diselenggarakan perusahaan asuransi di negara asalnya dengan nilai premi $ 650 per tahun. Kurs KMK yang berlaku saat pembayaran premi adalah senilai Rp 9.300,00/ $. Berapakah besar PPh 26 yang seharusnya dipotong terhadap perusahaan asuransi luar negeri tersebut jika: a. Premi tersebut dibayarkan oleh Von Bleucher sendiri. b. Premi dibayarkan melalui suatu perusahaan asuransi di Indonesia yang melakukan pembayaran kepada perusahaan asuransi luar negeri.
10 Ilustrasi 10 Jawaban : a. Pajak terutang = 20% x (50% x 650 x 9.300) = 20% x = Rp ,00 b. Pajak terutang = 20% x (10% x 650 x 9.300) = 20% x = Rp ,00
11 Tarif 20% x Penghasilan Bruto 11 Mr. Felix adalah warga negara spanyol memperoleh penghasilan deviden Rp dari PT. Berdikari Pph pasal 26 X = 20% X Penghasilan bruto = 20% X Rp = Rp dan bersifat final PT. Berdikari harus memungut pajak sebesar Rp dari Mr. Felix sebagai penerima penghasilan Saat terutangnya Pph 26 diatur dalam PP 138 tahun 2000 mana terlebih dahulu saat pembebanan atau saat pembayaran
12 Tarif 20% x Penghasilan Netto 12 PT. Anugerah menjual saham kepada PT. Cilenx Ltd (Prancis) dengan nilai keseluruhan Rp maka besar Pph pasal 26 yang dipungut oleh PT. Anugerah adalah: 20% x 25% x Rp = Rp
13 13 PT. Indah jaya mengasuransikan gedungnya kepada perusahaan asuransi luar negeri dengan membayar premi asuransi selama tahun 2012 sebesar Rp , maka besar Pph Pasal 26 yang dipungut PT. Indah Jaya adalah: 20% x 50% x Rp = Rp
14 14 Jika dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri yang berkedudukan di Indonesia maka tarif Pph Pasal 26 adalah: 20% x 10% x Rp = Rp Jika premi yang dibayarkan reasuransi berkedudukan di Indonesia maka tarif Pph Pasal 26 adalah: 20% x 5% x Rp = Rp
15 15 PT. Indah jaya mengasuransikan gedungnya kepada perusahaan asuransi luar negeri dengan membayar premi asuransi selama tahun 2012 sebesar Rp , maka besar Pph Pasal 26 yang dipungut PT. Indah Jaya adalah: 20% x 50% x Rp = Rp
16 20% x PKP 16 Sebuah BUT mempunyai laba Rp dan telah dikenakan Pph pasal 17 sebesar Rp sehingga laba setelah pajak adalah Rp jika sebagian IAT sebesar Rp dikirim keluar negeri maka, akan dikenakan Pph 26 sebesar: 20% x Rp = Rp Jika sisanya diinvestasikan kembali, maka tidak dikenakan Pph 26
17 Objek PPh 26 Bersifat Tidak Final 17 Penghasilan kantor pusat dari usaha, kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa yang serupa dengan kegiatan BUT. Penghasilan kantor pusat selama terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan sumber penghasilan. Penghasilan WP LN orang pribadi atau badan yang berubah menjadi WP DN orang pribadi atau BUT.
18 18 Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) WP luar negeri dapat dikenai pajak di Indonesia sekaligus di negara asal. P3B mengatur tarif dan hak pemajakan, sehingga pengenaan pajak hanya satu kali. Tarif PPh 26 menjadi tidak berlaku ketika terdapat P3B.
19 Ilustrasi 19 Zheng He merupakan warga negara China yang memiliki HAKI yang diakui di dunia. Sebuah perusahaan di Indonesia memanfaatkan HAKI Zheng He dan membayarkan royalti sebesar Rp ,00 setiap tahunnya. Pemerintah Indonesia dan China terikat P3B dengan ketentuan atas royalti dipungut pajaknya oleh Pemerintah Indonesia dengan tarif 10%. Bagaimanakah perusahaan tersebut melakukan penjurnalan? Jawaban : Pajak terutang = 10% x = Jurnal oleh perusahaan Beban royalti Utang pajak Kas
20 PAJAK PENGHASILAN PASAL Pajak Penghasilan Pasal Merupakan besarnya pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap penghasilan WPDN - Pajak terhutang WPDN bersumber dari seluruh penghasilan ( penghasilan DN dan LN) Penggabungan Penghasilan luar negeri. - Penghasilan usaha : diakui pada saat diperolehnya penghasilan tersebut (acrrual basis) - Penghasilan diluar usaha : diakui pada saat diterimanya penghasilan tersebut (Cash Basis) - Penghasilan dividen yang diperjualbelikan di Bursa Efek diakui pada saat ditetapkannya oleh Keputusan Menteri Keuangan
21 21 PT.Serba Usaha menerima dan memperoleh penghasilan neto dari luar negeri dalam tahun 2009 sebagai berikut : 1. Hasil usaha di negeri Jerman dalam tahun 2009 sebesar Rp sebagai penghasilan tahun 2009 (accrual basis) 2. Dividen dari Belanda untuk kepemilikan saham di ABX Corp sebesar Rp yaitu berasal dari keuntungan tahun 2007 yang ditetetapkan RUPS tahun 2008 dan dibayarkan tahun 2009 sebagai penghasilan tahun 2009 (cash basis) 3. Penghasilan Bunga semester II tahun 2009 sebesar Rp dari Bankok Bank di Thailand, bunga tersebut baru akan dibayar awal Januari 2010 sebagai penghasilan tahun 2010 (cash basis) 4. Dividen dari Inggris atas kepemilikan saham di DEF Corp yang diperjual belikan di Bursa Efek sebesar Rp yaitu berasal dari keuntungan tahun 2007 berdasarkan keputusan Menteri Keuangan tahun 2009 sebagai penghasilan tahun 2009 (Kep. Menkeu)
22 22 Batas Maksimum Kredit Pajak adalah nilai yang terendah dari unsur 3 perhitungan berikut : 1. Jumlah pajak yang terhutang/dibayar diluar negeri 2. Jumlah pajak yang terhutang untuk seluruh penghasilan 3. (Penghasilan luar negeri : Seluruh Penghasilan Kena Pajak) X PPh terhutang atas seluruh penghasilan (tarif pasal 17 UU PPh) Ilustrasi-1 PT.Cemara memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2009 sebagai berikut : 1. Penghasilan luar negeri Rp dengan tarif pajak 40% 2. Penghasilan usaha di Indonesia Rp ,- Besarnya Penghasilan Kena Pajak adalah Rp ,--
23 23 Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 ) 1. PPh dibayar diluar negeri : 40% X Rp = Rp ,- 2. PPh terhutang sesuai tarif psl 17 : 28% X Rp = Rp ,- 3. PPh berdasarkan perbandingan : : X Rp ,- = Rp Besarnya kredit pajak (psl 24) adalah Rp ,--
24 24 Dalam hal penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara, maka besarnya batas maksimum kredit pajak dihitung untuk masing-masing negara (per country limitation). Ilustrasi-2 PT.Dianawati memperoleh penghasilan dalam tahun 2009 sbb : 1. Negara A, memperoleh penghasilan Rp ,-- dengan tarif pajak 20%. 2. Negara B, memperoleh penghasilan Rp ,-- dengan tarif pajak 15% 3. Penghasilan usaha di Indonesia Rp ,-- Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 ) : a. Penghasilan kena pajakrp ,-- b. PPh terhutang (sesuai tarif pasal 17) 28% X Rp Rp ,--
25 25 c. Batas maksimum kredit pajak (pph psal 24) masing-masing negara : - Negara A : - PPh terhutang di negara A : 20% X Rp = Rp ,- - ( / X Rp ) = Rp ,- Besarnya PPh pasal 24 di negara A adalah Rp ,-- - Negara B : - PPh terhutang di negara B : 15% X Rp = Rp ,- - ( / X Rp ) = Rp ,- Besarnya PPh pasal 24 di negara B adalah Rp ,-- Total PPh pasal 24 adalah sebesar Rp ,-
26 26 Dalam hal usha di luar negeri menderita kerugian, maka kerugian tersebut tidak dapat diperhitungkan dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. Ilustrasi-3 PT.Faisal memperoleh penghasilan dalam tahun 2009 sbb : 1. Negara A, memperoleh penghasilan Rp ,-- dengan tarif pajak 20% 2. Negara B, memperoleh penghasilan Rp ,-- dengan tarif pajak 15% 3. Negara C, merugi sebesar Rp ,- 4. Penghasilan usaha di Indonesia Rp ,- Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 ) : a. Penghasilan kena pajakrp ,-- b. PPh terhutang (sesuai tarif pasal 17) 28% X Rp =Rp ,--
27 27 c. Batas maksimum kredit pajak (pph psal 24) masing-masing negara : - Negara A : - PPh terhutang di negara A : 20% X Rp = Rp ,- - ( / X Rp ) = Rp ,- Besarnya PPh pasal 24 di negara A adalah Rp ,-- - Negara B : - PPh terhutang di negara B : 15% X Rp = Rp ,- - ( / X Rp ) = Rp ,- Besarnya PPh pasal 24 di negara B adalah Rp ,-- - Negara C : Nihil Total PPh pasal 24 adalah sebesar Rp ,-
28 28 Dalam hal usaha didalam negeri merugi, maka kerugian dapat diperhitungkan dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. Ilustrasi-4 PT.Findia memperoleh penghasilan dalam tahun 2009 sbb : 1. Negara A, memperoleh penghasilan Rp ,-- dengan tarif pajak 30% 2. Negara B, memperoleh penghasilan Rp ,-- dengan tarif pajak 30% 3. Negara C, merugi sebesar Rp ,- tarif pajak 25% 4. Kerugian usaha di Indonesia Rp ,- Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 ) : a. Penghasilan kena pajakrp ,-- b. PPh terhutang (sesuai tarif pasal 17) 28% X Rp =Rp ,--
29 29 c. Batas maksimum kredit pajak (pph psal 24) masing-masing negara : - Negara A : - PPh terhutang di negara A : 30% X Rp = Rp ,- - ( / X Rp ) = Rp ,- Besarnya PPh pasal 24 di negara A adalah Rp ,-- - Negara B : - PPh terhutang di negara B : 30% X Rp = Rp ,- - ( / X Rp ) = Rp ,- Besarnya PPh pasal 24 di negara B adalah Rp ,-- - Negara C : Nihil Total PPh pasal 24 adalah sebesar Rp ,-
30 30 Dalam hal penghasilan dalam negeri merupakan pendapatan yang pajaknya bersifat final, maka penghasilan tersebut tidak dapat diperhitungkan dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. Ilustrasi-5 PT.Findia memperoleh penghasilan dalam tahun 2009 sbb : 1. Negara A, memperoleh penghasilan Rp ,-- dengan tarif pajak 30% 2. Negara B, memperoleh penghasilan Rp ,-- dengan tarif pajak 30% 3. Negara C, merugi sebesar Rp ,- tarif pajak 25% 4. Keuntungan usaha di Indonesia Rp ,-(termasuk pendapatan bunga deposito Rp ) Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 ) : a. Penghasilan kena pajakrp ,-- b. PPh terhutang (sesuai tarif pasal 17) 28% X Rp =Rp ,--
31 31 c. Batas maksimum kredit pajak (pph psal 24) masing-masing negara : - Negara A : - PPh terhutang di negara A : 30% X Rp = Rp ,- - ( / X Rp ) = Rp ,- Besarnya PPh pasal 24 di negara A adalah Rp ,-- - Negara B : - PPh terhutang di negara B : 30% X Rp = Rp ,- - ( / X Rp ) = Rp ,- Besarnya PPh pasal 24 di negara B adalah Rp ,-- - Negara C : Nihil Total PPh pasal 24 adalah sebesar Rp ,-
32 32 Cara melaksanakan kredit pajak luar negeri adalah WP menyampaikan permohonan kepada Direktur Jendral Pajak bersamaan dengan penyampaian SPT tahunan PPh dengan melampirkan : 1. Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri 2. Foto copy Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan diluar negeri 3. Dokumen pembayaran pajak diluar negeri
33 TERIMA KASIH
PPh Pasal 24. Pengertian. Andi Wijayanto, S.Sos., M.Si
PPh Pasal 24 Andi Wijayanto, S.Sos., M.Si Pengertian Pajak penghasilan pasal 24 mengatur tentang perhitungan besarnya Pajak atas penghasilan yang terutang atau dibayarkan di luar negeri yang dapat dikreditkan
Lebih terperinciModul ke: PERPAJAKAN I. PPh PASAL Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.
Modul ke: 14Fakultas Deden Ekonomi dan Bisnis PERPAJAKAN I PPh PASAL 24 Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Pajak Penghasilan (PPh) mengatur tentang perhitungan
Lebih terperinciPERTEMUAN 12: PPh Pasal 24 (Umum /Perhitungan)
PERTEMUAN 12: PPh Pasal 24 (Umum /Perhitungan) A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penerapan perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 24 (Umum dan Perhitungannya), Anda harus mampu:
Lebih terperinciLandasan Hukum: Pasal 24 UU PPh, KMK No. 164/ KMK.03/ 2002
Landasan Hukum: Pasal 24 UU PPh, KMK No. 164/ KMK.03/ 2002 DEFINISI Pajak yang terutang atau dibayarkan di Luar Negeri (LN). Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri yang boleh dikreditkan
Lebih terperinciPPh Pasal 26. Pengantar
PPh Pasal 26 Pengantar PPh Pasal 26 mengatur tentang pemotongan atas penghasilan yang bersumber di Indonesia yang diterima atau diperoleh wajib pajak LN (baik orang pribadi maupun badan) selain bentuk
Lebih terperinciMINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 A. Pengertian PPh Pasal 23 Pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari deviden, bunga, royalty, sewa dan penghasilan lain atas
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN PASAL 25
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 pembayaran pajak dalam tahun berjalan dapat dilakukan dengan 1. Wajib pajak membayar sendiri (pph pasal 25) 2. Melalui pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga (PPh pasal
Lebih terperinciTata Cara Penghitungan
Bagian 3 1 Tata Cara Penghitungan Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Kerja Lepas Bukan Pegawai Peserta Kegiatan Penghasilan di Akhir Masa Kerja Penerima Lain Pegawai Tetap Tata Cara Penghitung an Penerima
Lebih terperinciJumlah pajak yang harus diangsur tahun ini. PPh Pasal 25 = Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini dibagi dua belas.
PERTEMUAN KE-14 PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 DAN 26 1. PPh pasal 25 a. Pengertian Mengatur tentang besarnya angsuran PPh Badan dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN PASAL 26. Disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah : Perpajakan Dosen Pengampu : Agus Arwani, M. Ag
PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 Disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah : Perpajakan Dosen Pengampu : Agus Arwani, M. Ag Disusun oleh : Kelompok 9 1) Nurul Laili Hidayah 2013113183 2) M. Mucholada Lion A
Lebih terperinciKewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan Surat
Lebih terperinciPertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26
Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26 Pertemuan 5 41 P5.1 Teori Pajak Penghasilan 23, 25, 26 & Pasal 4 ayat 2 A. Pengertian PPh Pasal 23 Pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari
Lebih terperinciPajak Penghasilan. Pasal 24
Pajak Penghasilan Pasal 24 PENGERTIAN PPh pasal 24 Pajak Terutang yang dibayarkan di Luar Negeri atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari Luar Negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan
Lebih terperinciKelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan
Kelompok 3 Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan Pajak penghasilan, subjek, objek pajak dan objek pajak BUT Tata cara dasar pengenaan pajak Kompensasi Kerugian PTKP, Tarif pajak dan cara
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah
Lebih terperinciPERTEMUAN 7 By Ely Suhayati SE MSi Ak PENGKREDITAN PPH PASAL 24 DAN ANGSURAN PPH PASAL 25
PERTEMUAN 7 By Ely Suhayati SE MSi Ak PENGKREDITAN PPH PASAL 24 DAN ANGSURAN PPH PASAL 25 3.1 PPH PASAL 24 Dalam kondisi bisnis internasional semakin meningkat, WP Dalam Negeri dan WP BUT mungkin saja
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN (PPh)
PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pengaturan PPh UU No. 7/1983 UU No. 7/1991 UU No. 10/1994 UU No. 17/2000 UU No. 36/2008 tentang PPh Subjek Pajak Orang pribadi atau badan yang memenuhi syarat subjektif (berdomisili
Lebih terperinciModul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dipotong atas penghasilan penghasilan yang berasal dari modal penyerahan jasa hadiah dan penghargaan SIAPA PEMOTONG PPH Wajib Pajak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998
BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Aturan Perbankan II.1.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah: Bank adalah bidang
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
Pertemuan 1 PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN Pertemuan 1 6 P1.1 Teori Pajak Penghasilan Umum Dan Norma Perhitungan Pajak Penghasilan A. UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN Undang-Undang
Lebih terperinciRekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal
Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal Penghitungan PPh diakhir tahun bagi WP Badan didasarkan atas LK Fiskal (Laba Rugi Fiskal) Laba rugi fiskal disusun berdasarkan Laba Rugi Komersial yang telah disesuaikan
Lebih terperinciBeneficial Owner Certificate of Domicile Limitation on Benefit Article YOHANES DWIKI R. D. FIDIRA MAHARANI YUH MELIALA
Beneficial Owner Certificate of Domicile Limitation on Benefit Article YOHANES DWIKI R. D. FIDIRA MAHARANI YUH MELIALA Beneficial Owner Pengertian Umum Beneficial Owner Pemilik manfaat dari penghasilan
Lebih terperinciAmir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan
Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan Yang termasuk subjek pajak Orang pribadi Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
Lebih terperincia. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.
SOAL PAJAK SMK 1.Penghasilan yang termasuk obyek PPh Pasal 21 (Pajak Penghasilan Pasal 21) adalah. a. bunga b. deviden c. Gaji d. royalty e. sewa 2. Berdasarkan data laporan keuangan atas usaha tahun pajak
Lebih terperinciMINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan diatur dalam Undang - Undang No.28 tahun 2007 yaitu perubahan ketiga atas Undang-Undang No.16 tahun 2000 A.
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB
PAJAK PENGHASILAN Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB 1 PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 1 A D A L A H PAJAK YANG DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK ATAS PENGHASILAN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA DALAM TAHUN
Lebih terperinciSurat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
Surat Ketetapan Pajak Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat ketetapan pajak UU Nomor 28 tahun 2007 Surat ketetapan meliputi Surat ketetapan pajak kurang bayar Surat ketetapan pajak
Lebih terperinciBENTUK USAHA TETAP BUT. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
BENTUK USAHA TETAP BUT Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com BENTUK USAHA TETAP Definisi : (pasal 2 UU Pph) bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
1 PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN A. UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh) yang telah diubah dengan Undang-Undang
Lebih terperinciCONTOH PEMANFAATAN TAX TREATY
CONTOH PEMANFAATAN TAX TREATY 1. TAX TREATY INDONESIA-SINGAPURA Perjanjian pajak Indonesia dan Singapura yang ditandatangani pada tanggal 8 Mei 1990 ini mengatur tentang penghindaran pajak berganda dan
Lebih terperincidasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
per-25/pj/2017 PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL PERUSAHAAN UNTUK KEPERLUAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN DAN TATA CARA PELAPORAN UTANG SWASTA LUAR NEGERI dasar hukum
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pajak Pajak merupakan salah satu wujud nyata serta partisipasi masyarakat dalam rangka ikut membiayai pembangunan nasional.
Lebih terperinciPERPAJAKAN LANJUTAN. by Ely Suhayati SE MSi Ak
PERPAJAKAN LANJUTAN by Ely Suhayati SE MSi Ak PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 Dalam kondisi bisnis internasional semakin meningkat, WP Dalam Negeri dan WP BUT mungkin saja memperoleh penghasilan dari luar negeri,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPPh Pasal 23 Penghasilan dari Modal, Jasa dan Kegiatan
PPh Pasal 23 Penghasilan dari Modal, Jasa dan Kegiatan Andi Wijayanto, S.Sos., M.Si PENGERTIAN Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima WP dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal,
Lebih terperinciPPh Pasal 23 Penghasilan dari Modal, Jasa dan Kegiatan Andi Wijayanto, S.Sos., M.Si PENGERTIAN Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima WP dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor
Lebih terperinciObjek PPh. Penghasilan. Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia
Objek PPh Penghasilan Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia Dapat dipakai untuk konsumsi Dapat menambah kekayaan WP, dengan nama dan dalam bentuk apapun Pasal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Rochmat Soemitro, dalam buku Mardiasmo, (2011:1) Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) Kita telah memasuki masa milenium dan akan memasuki perdagangan bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya
Lebih terperinciOLEH: Yulazri M.Ak. CPA
OLEH: Yulazri M.Ak. CPA Pajak Penghasilan (PPh) Dasar Hukum : No. Tahun Undang-Undang 7 1983 Perubahan 7 1991 10 1994 17 2000 36 2008 SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK PENGHASILAN 1. a. Orang Pribadi b. Warisan
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN PASAL 23
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PENGERTIAN Ketentuan dalam Pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh WP DN dan BUT yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau
Lebih terperinciPajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26. Disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah : Perpajakan Dosen Pengampu : Agus Arwani, M.
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 Disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah : Perpajakan Dosen Pengampu : Agus Arwani, M.Ag Disusun Oleh : Kelompok 7 1. M. Habiburrohman Sanjaya (2013115129)
Lebih terperinci(WITHHOLDING) TAX DAN KREDIT PAJAK (TAX CREDIT)
Bab 7 PEMOTONGAN PAJAK (WITHHOLDING) TAX DAN KREDIT PAJAK (TAX CREDIT) WITHHOLDING TAX PPH PASAL 26 Penghasilan yang diterima oleh Subjek Pajak Luar Negeri yang memperoleh penghasilan dari Indonesia, harus
Lebih terperinciNOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :
D. PPh KURANG/LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771/$ SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,
Lebih terperinciMATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO
MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO Oleh: I s r o a h, M.Si. isroah@uny.ac.id PRODI/JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 PAJAK PENGHASILAN UMUM
Lebih terperinciFAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10
Lembar ke-2 : Untuk Penjual BKP/Pemberi JKP sebagai bukti Pajak Keluaran FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10 Pengusaha Kena Pajak Nama : PT. Jive Entertainment Alamat : Jl. Patra Kuningan
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN UMUM. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
PAJAK PENGHASILAN UMUM Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com 1 PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 1 A D A L A H PAJAK YANG DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK ATAS PENGHASILAN YANG DITERIMA ATAU
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Penghasilan 1) Pengertian Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak orang pribadi, badan, Bentuk Usaha
Lebih terperinciKONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK
KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG Pajak Terutang = Tarif PPh X Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak ====> Penghasilan Netto Penghasilan Netto = Penghasilan - Biaya Perhitungan
Lebih terperinciNur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wprdpress.com
Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wprdpress.com » Dikelompokkan Sbb: Subjek pajak, jenis pajak, istilah umum dan penduduk Jenis-jenis penghasilan Hal-hal yang terkait pekerjaan Hubungan istimewa
Lebih terperinciPENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24
PENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24 PPh 21 Ilustrasi; (Gaji Bulanan) Kudungga adalah pegawai yang menikah dengan dua anak dan memperoleh gaji sebulan Rp 5.000.000. Perusahaan mengikuti program Jamsostek, premi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang KUP No. 16 Tahun 2009 Pasal 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pendapatan dan Beban Menurut Akuntansi 1. Pendapatan Menurut Akuntansi Suatu perusahaan didirikan untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
D. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771 SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK
Lebih terperinciPajak Penghasilan. Pasal 25
Pajak Penghasilan Pasal 25 PENGERTIAN PPh pasal 25 MERUPAKAN ANGSURAN PAJAK YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI OLEH WP SETIAP BULAN DALAM TAHUN BERJALAN ANGSURAN INI DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI KREDIT PAJAK (PENGURANG)
Lebih terperinciPA JAK PENGHASILAN F INAL
PAJAK PENGHASILAN FINAL DEFINISI Pajak yang terutang dan dibayarkan seketika penghasilan diperoleh atau diterima. Pemotongan dilakukan oleh pemberi penghasilan, atau pihak lain yang ditentukan. Ketika
Lebih terperinciDAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)
2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD
Lebih terperinci4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.
77 DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN h SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN h ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN
Lebih terperinciSUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAB I KETENTUAN UMUM
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771
SPT TAHUNAN 1771 DEPARTEMEN KEUANGAN RI ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK BERI TANDA "X" DALAM (KOTAK) YANG SESUAI ISI DENGAN BENAR, LENGKAP DAN JELAS 2 0 0 6 SESUAI DENGAN PETUNJUK PENGISIAN BL TH BL TH
Lebih terperinciPenghitungan PPh Akhir Tahun
PPh Orang Pribadi disampaikan Oleh: Bubun Sehabudin Penghitungan PPh Akhir Tahun Lanjut A Lanjut B Lanjut C Lanjut D A. Penghasilan Neto Fiskal B. Zakat C. Kompensasi Kerugian D. Pengh Tdk Kena Pajak (PTKP)
Lebih terperinciGRAHA ILMU Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :
PAJAK PENGHASILAN JILID I Oleh : Mohammad Yamin Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Perpajakan 1. Pengertian pajak Menurut Rochmat Soemitro seperti dikutip oleh Waluyo ( 2007 : 3 ) mengemukakan bahwa : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang
Lebih terperinciDATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK
DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK A. NPWP : 0 7 4 5 6 1 2 3 0 0 1 3 0 0 0 B. C. JENIS USAHA : SPESIFIKASI USAHA : D. ALAMAT : Pegawai Swasta JL. BATU TULIS NO. 33 E. KELURAHAN / : KECAMATAN F. KOTA / KODE POS
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ.
PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ./2009) Tahun Pajak : 2009 Formulir 1770 S ini merupakan formulir SPT Tahunan
Lebih terperinciTahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:
Putusan Nomor : Put- 87938/PP/M.XVIB/25/2017 Jenis Pajak : PPh Final Pasal 4 ayat (2) Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap perlakuan perpajakan dan perhitungan Pajak Penghasilan atas penghasilan
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0 S SPT AN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MEMPUNYAI PENGHASILAN : DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA DALAM NEGERI LAINNYA YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL PERHATIAN SEBELUM
Lebih terperinciPenghasilan Lainnya Bulan... Tahun... Biaya (Rp) Jumlah Bruto (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6)
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-4/PJ/2009 Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Yang Diterima Dari Luar Kegiatan Usaha dan/atau Pekerjaan Bebas Yang Merupakan Objek Pajak Yang Tidak Dikenai
Lebih terperinciUU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991
Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)
Lebih terperinciPENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.
PENGHASILAN Oleh Iwan Sidharta, MM. Penghasilan Penghasilan Dari Kegiatan Usaha Penghasilan Sebagai Karyawan Gaji Upah Tunjangan Honor Komisi, bonus Hadiah Penghasilan Yang Merupakan Objek Pajak Penghasilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,
Lebih terperinciIII/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.
1771 - III/$ LAMPIRAN - III KREDIT PAJAK DALAM NEGERI NO. NAMA DAN NPWP OBJEK PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PEMOTONG / PEMUNGUT PAJAK JENIS PENGHASILAN / TRANSAKSI PAJAK PENGHASILAN BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NONOR 46 TAHUN 1996 (46/1996) TENTANG TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA ATAU DISKONTO OBLIGASI YANG DIJUAL DI BURSA EFEK. PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak 2.1.1 Menurut Para Ahli a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang
Lebih terperinci2
2 3 4 5 6 7 8 JAWABAN SOAL 1: a. Pajak final adalah pajak yang terutang dan dibayarkan seketika saat penghasilan diperoleh atau diterima, serta pemotongan dilakukan oleh pemberi penghasilan, atau pihak
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue) Maupun keuntungan ( gain ). Definisi penghasilan
Lebih terperinciI. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KOMPENSASI OPSI SAHAM UNTUK KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN
BAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KOMPENSASI OPSI SAHAM UNTUK KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN A. Pajak Penghasilan atas Kompensasi Opsi Saham untuk Karyawan dari Pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga negara dalam membiayai keperluan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan negara kita terhadap hutang luar negeri.sektor pajak
Lebih terperinciSPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA
1771/$ PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
10 S SPT AN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MEMPUNYAI PENGHASILAN : DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA DALAM NEGERI LAINNYA YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL PERHATIAN SEBELUM
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,
Lebih terperinciOleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011
Pajak Penghasilan Pasal 23 Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011 http://elearning.pnb.ac.id www.nyomandarmayasa.com Sub Topik 1. UU No. 36 Tahun 2008-Pasal 23 2. Pemotong
Lebih terperinciPenghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Misalnya: a. Usaha apotek; b. Rumah makan; c. Toko *) dapat bersifat final apabila memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013) Penghasilan
Lebih terperincia. Peredaran kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu.
LAMPIRAN I Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Yang Diterima Dari Kegiatan Usaha dan/atau Pekerjaan Bebas Yang Merupakan Objek Pajak Yang Tidak Dikenai Pajak Bersifat Final a. Peredaran kegiatan usaha dan/atau
Lebih terperinciBAB III PAJAK PENGHASILAN
BAB III PAJAK PENGHASILAN A. Nomor Topik : 03 B. Judul : Pajak Penghasilan C. Jam/Minggu : 4 jam D. Tujuan : Memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar mahasiswa mengetahui subyek, obyek pajak, jenis pajak
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS
BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN. Oleh Emmawati, S.Pd
PAJAK PENGHASILAN Oleh Emmawati, S.Pd 1 SEJARAH PPh Undang-Undang PPh menggantikan: Ordonansi Pajak Perseroan 1925 (PPs 1925). Sistem Official Assesment; hukum pajak formil dan materiil. Tarif 2 macam
Lebih terperinciTABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38 /PJ/2009, TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PAJAK TABEL AKUN PAJAK DAN 1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21 100 Masa PPh Pasal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan pelaksanaan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM
PERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM PPh adalah : Pajak dikenakan karena ada subyeknya yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan perpajakan. 1. Subjek Pajak PPh umum a. Orang
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B.PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR TAHUN PAJAK KEMENTERIAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.161, 2010 KEUANGAN NEGARA. Pajak Penghasilan. Penghitungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciNur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Kas : Uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah : o o Uang
Lebih terperinci