Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot
|
|
- Liani Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot TUGAS AKHIR Oleh: ISMAIL IBNU HARIS ALHAJ NIM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK pada Program Studi Teknik Perminyakan PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010
2 Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot TUGAS AKHIR Oleh: ISMAIL IBNU HARIS ALHAJ NIM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK pada Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung Disetujui oleh: Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Tanggal. Dr. Ir. Leksono Mucharam NIP
3 Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot Ismail Ibnu Haris Alhaj* Dr. Ir. Leksono Mucharam** Abstrak Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode peningkatan perolehan minyak adalah faktor perolehan. Faktor perolehan ini harus kita perkirakan untuk mengetahui seberapa banyak sisa minyak yang bisa kita ambil dengan penerapan salah satu metode tersebut. Sehingga, kita bisa melakukan perhitungan ekonomi terhadap penerapan metode tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan suatu estimasi faktor perolehan pada salah satu metode peningkatan perolehan minyak, yaitu dengan menginjeksikan surfaktan ke dalam reservoir, atau yang biasa disebut dengan surfactant flooding. Model reservoir dengan pola injeksi five-spot dibangun dengan menggunakan simulator komersial (Eclipse). Selanjutnya, dilakukan simulasi pada beberapa reservoir dengan ukuran volume dan saturasi minyak residu yang berbeda-beda. Kata kunci : faktor perolehan, surfaktan, five-spot, saturasi minyak residu Abstract One of the things that need to be considered in the selection method of improving oil recovery is the recovery factor. We should estimate this factor to determine how much residual oil that we can take with the application of one such method. Thus, we can perform the economic calculations regarding the application of these methods. In this study, will be performed an estimation of recovery factor with one method of improving oil recovery, which is by injecting surfactant into the reservoir, or commonly referred as surfactant flooding. Reservoir model with a five-spot injection pattern is built using a commercial simulator (Eclipse). Furthermore, it will be simulated on some reservoir with a different volume and size of the residual oil saturation. Keywords : recovery factor, surfactant, five-spot, residual oil saturation *) Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan ITB **) Dosen Pembimbing Program Studi Teknik Perminyakan ITB I. PENDAHULUAN Semakin meningkatnya kebutuhan dunia terhadap minyak sebagai sumber daya energi, maka peningkatan produksi minyak merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh setiap perusahaan yang berkecimpung dibidang industri minyak. Seperti yang kita ketahui bahwa produksi minyak pada lapangan-lapangan Indonesia sebagian besar telah mengalami penurunan. Faktor perolehan minyaknya masih berada di kisaran 30% sampai dengan 40%. Jadi, kita bisa memperkirakan bahwa sebenarnya masih banyak kandungan minyak yang bisa kita ambil dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap minyak. Dalam meningkatkan produksi minyak yang masih tersisa didalam reservoir, kita harus meningkatkan faktor perolehan minyak dari reservoir tersebut. Salah satu cara dalam meningkatkan perolehan minyak setelah produksi primer, yaitu dengan menggunakan metode EOR (Enhanced Oil Recovery). Salah satu metode EOR yang ada, yaitu dengan menginjeksikan surfaktan ke dalam reservoir, atau yang biasa disebut dengan surfactant flooding. Tetapi, bukan hal yang mudah dalam menerapkan injeksi surfaktan ini karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Selain pertimbangan teknis, kita juga harus mempertimbangkan keekonomiannya. Salah satu hal yang diperhitungkan dalam pertimbangan keekonomian tersebut, yaitu faktor perolehan minyak. Jadi, disini kita harus mengetahui faktor perolehan minyak yang bisa kita dapatkan dari penerapan surfactant flooding ini. Bukan hal yang mudah dalam menghitung faktor perolehan minyak yang nanti akan kita dapatkan dari penerapan suatu metode EOR. Tetapi, hal yang bisa kita lakukan adalah memperkirakan faktor perolehan tersebut. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai estimasi faktor perolehan minyak dengan menggunakan metode surfactant flooding. Estimasi ini dilakukan dengan membuat beberapa model reservoir dengan volume dan saturasi minyak residu yang berbeda-beda. Ismail Ibnu Haris Alhaj
4 II. STUDI PUSTAKA Surfactant flooding merupakan salah satu metode EOR yang digunakan untuk meningkatkan perolehan minyak dengan cara menurunkan tegangan antar muka (interfacial tension) minyak-air di dalam reservoir. Penurunan tegangan permukaan ini akan berpengaruh terhadap tekanan kapiler dari reservoir dimana tekanan kapiler tersebut akan semakin menurun. Semakin menurunnya tekanan kapiler ini akan membuat sifat kebasahan batuan (wettability) reservoir tersebut menjadi semakin water-wet sehingga minyak akan lebih mudah untuk mengalir. Jadi, hal ini akan membuat kurva permeablitas minyak pada kurva permeabilitas fluida terhadap saturasi air (Kr vs Sw) bergerak ke sebelah kanan. Dengan kata lain nilai dari saturasi minyak residunya akan semakin berkurang. Hal tersebut merupakan suatu hal yang diinginkan karena berkurangnya saturasi minyak residu akan membuat jumlah minyak yang dapat kita ambil dari reservoir akan semakin banyak. Ada empat kriteria yang utama dalam memilih surfaktan yang akan digunakan pada surfactant flooding ini, yaitu: 1) tegangan antar muka minyak-air yang rendah, 2) adsorpsi rendah, 3) kesesuaian dengan fluida reservoir, dan 4) biaya rendah. Biasanya surfactant flooding dilakukan setelah kita melakukan water flooding. Surfaktan yang biasa digunakan, yaitu Petroleum Sulfonate karena beragamnya sifat-sifat yang didapat dalam suatu tipe surfaktan yang umum, harga relatif murah dan persediannya yang banyak. Adapun, parameter-parameter penting yang menentukan kinerja injeksi surfaktan yang diidentifikasikan oleh Ojeda et al (1954), yaitu: 1) geometri pori, 2) tegangan antar muka, 3) kebasahan atau sudut kontak, 4) ΔP atau ΔP/L, 5) karakteristik perpindahan kromatografis surfaktan pada sistem tertentu, dan 6) CDC (Capillary Desaturation Curve) Seperti yang sudah kita ketahui, ada batasan-batasan penting yang harus kita perhatikan sebelum kita melakukan surfactant flooding ini, yaitu: 1) formasi yang relatif homogen, 2) reservoirnya bukan lapisan karbonat (anhydrite, gypsum) dan clay yanga besar, 3) API minyaknya sekitar 25 o 30 o API, 4) areal sweep efficiency pada water flooding > 50%, dan 5) air klorida formasi < 20,000 ppm dan ion divalen (Ca 2+ dan Mg 2+ ) < 500 ppm dalam penggunaan chemical. III. PEMBANGUNAN MODEL DAN DATA Pada makalah ini terdapat dua model reservoir yang di bangun untuk membahas topik mengenai estimasi faktor perolehan dari surfactant flooding. Masingmasing model yang dibangun ini bersifat homogen, dimana porositas dan permeabilitasnya sama di setiap grid-nya. Jumlah grid yang dipakai, yaitu 40x40 ke arah X dan Y, sedangkan 10 grid untuk arah Z. Model yang pertama memiliki luas 15 acre dengan tebal 30 ft sedangkan model yang kedua memliki luas 8 acre dengan tebal 20 ft. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada tabel 1 mengenai data-data yang digunakan untuk kedua model reservoir ini. Tabel 1. Data model reservoir MODEL MODEL Data I II Grid X Grid Y Grid Z Luas (acre) 15 8 Tebal (ft) Kedalaman Porositas 0,22 0,22 Permeabilitas X, Y (md) Permeabilitas Z (md) P reservoir (psi) WOC depth (ft) Pada kedua model reservoir ini dibangun suatu sistem pola injeksi yang sama, yaitu pola injeksi 5 titik dengan 1 sumur produksi dan 4 sumur injeksi di setiap sudut reservoirnya. Pada simulator yang digunakan, model fluida yang dipilih, yaitu black oil dengan karakteristik fluida yang digunakanya seperti yang tertera pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Data karakteristik fluida pada model reservoir Data MODEL I MODEL II Bw (rb/stb) 1 1 Bo (rb/stb) 1,08 1,08 Co (1/psi) 8x10-6 8x10-6 Cw (1/psi) 4x10-5 4x10-5 µ o (cp) 3 3 SG minyak ( o API) Gambar 1 memperlihatkan salah satu model reservoir secara tiga dimensi yang telah dibangun untuk digunakan pada penelitian ini. I-2 Ismail Ibnu Haris Alhaj
5 Kr I-2 I-1 P I-3 SF WF I-4 ND Gambar 1. Model Reservoir Jadi, pertama kali penulis melakukan simulasi pada model reservoir I dengan luas 15 acre dan tebal 30 ft. Untuk skenario awal, dilakukan proses produksi alami dari awal waktu produksi sampai akhir waktu produksi dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor perolehan minyak yang dapat diberikan oleh reservoir tanpa bantuan adanya energi dari luar reservoir. Pada skenario ini, didapatkan faktor perolehan yang sangat kecil sekali, yaitu 1.7%. Hal ini tidak mengherankan, karena model reservoir yang dibuat ini bersifat oil wet dengan Sor = 5. Gambar 2 menunjukkan kurva permeabilitas terhadap saturasi air untuk model I dimana pada grafik tersebut terlihat bahwa reservoir ini bersifat oil wet. Selanjutnya, dilakukan waterflooding sejak awal waktu produksi hingga akhir waktu produksi, yaitu selama 17 tahun. Setelah dilakukan waterflooding hingga akhir waktu produksi, total faktor perolehan yang didapatkan, yaitu 63%. Kemudian, dicoba dilakukan surfactant flooding sepanjang waktu produksi dan didapatkan faktor perolehan total sekitar 70%. Dengan kata lain faktor perolehan dengan melakukan surfactant flooding hingga akhir waktu produksi lebih besar sekitar 7% dibandingkan dengan water flooding. Untuk melihat perbandingan faktor perolehannya bisa dilihat pada gambar Kro Sw vs Kr (I) Krw Sw Gambar 2. Kurva K r vs S w untuk model reservoir I Gambar 3. Perbandingan faktor perolehan minyak pada produksi alami, water flooding dan surfactant flooding Setelah itu, dilakukan kombinasi water flooding dan surfactant flooding. Pertama kali reservoir ini akan dilakukan water flooding sampai waktu yang berbedabeda (mulai dari 4, 6, 12, 18 s/d 60 bulan). Kemudian, dilakukan surfactant flooding sampai akhir waktu produksi dengan konsentrasi 500 lb/stb dan laju alir injeksi sebesar 400 bbl/day disetiap sumur injeksinya. Untuk skenario ini, penulis tidak memperhitungkan nilai keekonomisan dari lama waktu surfactant flooding, tetapi yang dicari adalah performa dari surfactant flooding dalam meningkatkan faktor perolehan. Jadi, reservoir tersebut dilakukan proses water flooding kemudian surfactant flooding hingga akhir waktu produksi. Untuk saturasi minyak pada akhir produksi bisa dilihat pada gambar 5. Untuk perbandingan faktor perolehan minyak pada water flooding dan surfactant flooding pada skenario ini, bisa dilihat pada gambar 6. Gambar ini memperlihatkan bahwa semakin cepat kita melakukan surfactant flooding (setelah water flooding) maka semakin cepat pula kita bisa memproduksikan sisa minyak yang tertinggal di reservoir. Sehingga, suatu perusahaan bisa mengondisikan ketika permintaan masyarakat terhadap minyak meningkat dengan tajam. Bahwa waktu yang dini untuk memulai surfactant flooding akan mempercepat faktor perolehan minyak yang maksimal ini dikarenakan surfaktan bisa menurunkan tegangan antar muka (interfacial tension) minyak-air di dalam reservoir. Gambar 4. Saturasi minyak pada reservoir setelah surfactant flooding Ismail Ibnu Haris Alhaj
6 RF-SF WF + SF SF WF ND Gambar 5. perbandingan faktor perolehan minyak pada model reservoir I dengan water flooding dan surfactant flooding untuk waktu injeksi yang berbeda-beda Penurunan tegangan permukaan ini akan berpengaruh terhadap tekanan kapiler dari reservoir tersebut yang akan semakin menurun. Semakin menurunnya tekanan kapiler ini akan membuat sifat kebasahan batuan (wettability) reservoir tersebut menjadi semakin waterwet sehingga minyak akan lebih mudah untuk mengalir. Apalagi dengan saturasi minyak yang masih besar, maka akan semakin banyak pula minyak yang kita produksikan. Jadi, faktor perolehan minyak yang maksimal akan semakin cepat kita dapatkan. Untuk melihat pengaruh masing-masing injeksi terhadap faktor perolehan pada waktu yang berbeda bisa dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Faktor perolehan minyak pada dari water flooding dan surfactant flooding WF (MONTH) SF (MONTH) RF WF (%) RF SF (%) ,8 24, ,5 36, ,4 39, ,5 52, ,5 58, , ,9 22, ,7 20, ,1 19, ,4 17, ,5 16,9 Dari hasil simulasi tersebut, kita bisa membuat suatu grafik antara faktor perolehan dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding seperti pada gambar RF-WF vs RF-SF RF-WF Gambar 6. Grafik antara faktor perolehan minyak dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding pada model I Jadi, dari grafik diatas kita bisa melakukan estimasi faktor perolehan minyak dari surfactant flooding setelah dilakukan water flooding. Selanjutnya, penulis membuat model reservoir yang lain dimana volume dari reservoir yang kedua ini lebih kecil dari reservoir yang pertama. Sedangkan untuk sifat fisik batuan maupun karakteristik fluidanya tetap sama (lihat tabel 1). Hal ini dilakukan untuk melihat pengaruh ukuran volume reservoir terhadap trendline faktor perolehan minyaknya. Pada model kedua ini dilakukan skenario yang sama seperti yang dilakukan terhadap model reservoir sebelumnya. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan simulasi ini ternyata nilai trendline faktor perolehan dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding jatuh pada trendline yang sama dengan model yang pertama seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. Jadi, disini kita bisa simpulkan bahwa ukuran reservoir tidak mempengaruhi perbedaan dari grafik antara faktor perolehan minyak dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding ini. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan kedua model yang dibuat itu homogen. Jadi, efisiensi water flooding dan surfactant flooding pada kedua model tersebut sama sehingga trendline pada faktor perolehan minyak tersebut jatuh pada garis yang sama. Kemudian, dicoba dilakukan sensitivitas terhadap residual oil saturation atau S or. Jadi, disini penulis akan merubah S or dengan cara melakukan perubahan pada grafik K r vs S w (grafik Kr vs Sw bisa dilihat pada halaman lampiran). Untuk mempercepat proses running, perubahan ini dilakukan terhadap model II dimana ukuran volumenya lebih kecil (seperti yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa ukuran volume tidak mempengaruhi trendline faktor perolehan dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding). Ismail Ibnu Haris Alhaj
7 RF-SF RF-SF RF-SF RF-SF RF-SF RF-WF vs RF-SF RF-WF Model I Model II Gambar 7. Perbandingan grafik model I dan model II mengenai faktor perolehan dari water flooding dan surfactant flooding RF-WF vs RF-SF (II-2) y = x R² = RF-WF Gambar 9. Grafik antara faktor perolehan minyak dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding pada model II-2 Nilai S or yang digunakan pada model-model di makalah ini bisa dilihat pada tabel 4. Selanjutnya, model II-1, II-2, II-3 dan II-4 dilakukan skenario simulasi yang sama terhadap model-model sebelumnya. Semua skenario ini bertujuan akhir untuk mencari nilai-nilai dari trendline faktor perolehan dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding (lihat gambar 9, 10, 11 dan 12). 0.3 RF-WF vs RF-SF (II-3) Tabel 4. Daftar nilai S or MODEL Sor I 0,25 II 0,25 II-1 0,4 II-2 0,6 II-3 0,5 II-4 0,15 RF-WF vs RF-SF (II-1) y = x R² = RF-WF Gambar 8. Grafik antara faktor perolehan minyak dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding pada model II y = x R² = RF-WF Gambar 10. Grafik antara faktor perolehan minyak dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding pada model II RF-WF vs RF-SF (II-4) y = x R² = RF-WF Gambar 11. Grafik antara faktor perolehan minyak dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding pada model II-4 Ismail Ibnu Haris Alhaj
8 RF-SF b Kr Jika kita membuat trendline faktor perolehan dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding dari semua model ( I s/d II-4) dalam satu grafik yang sama maka akan terlihat perbedaannya seperti yang terlihat pada gambar 13. Dari gambar tersebut, kita melihat S or yang semakin membesar justu faktor perolehannya malah semakin mengecil. Seperti yang kita ketahui, surfaktan akan menurunkan tegangan permukaan dari minyak-air dan memperbaiki wettabilitas reservoir (lihat gambar 14). Sehingga, minyak akan semakin mudah mengalir dan saturasi minyak residu akan semakin berkurang. Jadi, faktor perolehan minyak akan bertambah. Tetapi, pada penelitian ini hanya digunakan satu harga konsentrasi surfaktan saja, dimana pada harga satu surfaktan ini memberikan pengurangan S or yang berbeda-beda dari setiap model reservoir. Pengurangan yang berbedabeda tersebut disebabkan oleh wettabilitas dari setiap model yang berbeda-beda. Semakin oil-wet (dimana nilai S or -nya semakin besar), maka pengurangan S or - nya akan semakin kecil pula. Sehingga, dengan nilai Sor yang besar dan pengurangan Sor yang kecil, maka faktor perolehan yang didapat menjadi sedikit. Oleh karena itu, penulis memberikan saran untuk peneltian selanjutnya untuk dilakukan sensitivitas yang lain, yaitu salah satunya terhadap konsentrasi surfaktan II II-3 RF-WF vs RF-SF II-2 I II-1 II RF-WF Gambar 12. Perbandingan grafik model I s/d model II- 4 mengenai faktor perolehan dari water flooding terhadap faktor perolehan dari surfactant flooding Dengan melihat grafik pada gambar 13, kita bisa mengetahui bahwa masing-masing grafik memiliki kemiringan yang relatif sama, yaitu sekitar Jadi, rata-rata grafik diatas memiliki persamaan, yaitu :.( persamaan 1) Maka, selanjutnya yang kita cari adalah nilai b ini. Nilai b ini merupakan fungsi dari S or. Jadi, disini kita bisa membuat grafik baru untuk S or yang berbeda-beda Kr vs Sw Sw Gambar 13. Pengaruh surfakatan terhadap wettabilitas pada grafik Kr vs Sw Pertama yang dilakukan adalah mencari nilai masingmasing grafik dari intercept terhadap sumbu Y (RF Surfactant). Nilai intercept ini merupakan nilai dari (RF-Surfactant) max. Setelah itu kita bisa plot nilai intercept Y atau RF Surfactant ini terhadap S or (lihat gambar 14) Kro setelah SF Kro Sor vs b y = x R² = Krw 0 Sor Gambar 14. Grafik antara S or terhadap faktor perolehan maksimal dari surfactant flooding Grafik diatas menghasilkan suatu persamaan, yaitu :.(persamaan 2) Persamaan 2 ini merupakan nilai dari b yang merupakan fungsi dari S or. Selanjutnya kita substitusikan persamaan 1 dengan persamaan 2, yaitu:..(persamaan 3) Berdasarkan persamaan tersebut, nilai faktor perolehan dari surfactant flooding dipengaruhi oleh nilai faktor perolehan minyak dari water flooding dan juga nilai residual oil saturation-nya. Dengan persamaan 3 ini, kita bisa gunakan untuk mengestimasi faktor perolehan dari surfactant flooding pada nilai faktor perolehan dari water flooding dan S or yang berbeda-beda. Sehinga kita bisa menentukan secara cepat nilai faktor perolehan dari surfactant flooding tanpa harus melakukan simulasi kembali. Ismail Ibnu Haris Alhaj
9 IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Semakin besar nilai faktor perolehan minyak dari water flooding maka akan semakin kecil nilai faktor perolehan minyak dari surfactant flooding dan begitupun sebaliknya. 2. Semakin awal waktu kita melakukan surfactant flooding maka akan semakin cepat kita mendapatkan nilai dari faktor perolehan minyak yang maksimal. 3. Nilai faktor perolehan dari surfactant flooding dipengaruhi oleh nilai faktor perolehan dari water flooding dan juga nilai residual oil saturationnya. 4. Estimasi perolehan dari surfactant flooding bisa kita lakukan secara cepat dengan menggunakan persamaan 3, tanpa harus melakukan simulasi terlebih dahulu. Saran 1. Untuk mencerminkan kondisi lapangan yang sebenarnya, model reservoir dibuat heterogen ataupun dibuat pula model reservoir yang miring. 2. Selain sensitivitas berdasarkan ukuran volume reservoir dan residual oil saturation, diperlukan sensitivitas lain terhadap fluid properties, rock properties maupun surfactant properties. Hal ini untuk membuat persamaan yang dihasilkan tersebut bisa mengakomodir perbedaan parameterparameter tersebut. 3. Sebaiknya, reaksi-reaksi yang terjadi pada proses surfactant flooding ini diperhitungkan untuk menambah ketelitian hasil simulasi. 4. Lakukan simulasi surfactant flooding secara tidak kontinu untuk bisa menilai ketelitian keekonomisan dari lama waktu injeksinya. 5. Lakukan studi mengenai analisis faktor perolehan water flooding yang ekonomis sebelum dilakukan surfactant flooding. V. DAFTAR PUSTAKA 1. Adrianto.: Pengaruh Sifat Surfaktan terhadap Perolehan Minyak pada Teknik Surfactant Flooding dengan 5 Spot Pattern. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Perminyakan ITB Bailey, R.E., Curtis, L. B.: Enhanced Oil Recovery. National Petroleum Council. USA Errany, R.: Studi Analisis Perbandingan Performa Produksi dan Injeksi Surfaktan pada Reservoir Horizontal dan Miring dengan 5-spot Menggunakan Model Konseptual. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Perminyakan ITB Siregar, S : Teknik Peningkatan Perolehan. Teknik Perminyakan ITB. Bandung Taber, J.J., Martin, F.D., Seright, R.S.: EOR Screening Criteria Revisited - part 1 Introduction to Screening Criteria and Enhanced Recovery Field Projects. SPE Ismail Ibnu Haris Alhaj
10 Ismail Ibnu Haris Alhaj
11 LAMPIRAN TABEL : Tabel 5. Nilai permeabilitas relatif dan saturasi air pada model I S w K rw K ro Tabel 6. Nilai permeabilitas relatif dan saturasi air pada model II S w K rw K ro Ismail Ibnu Haris Alhaj
12 Tabel 7. Nilai permeabilitas relatif dan saturasi air pada model II-1 S w K rw K ro Tabel 8. Nilai permeabilitas relatif dan saturasi air pada model II-2 S w K rw K ro Ismail Ibnu Haris Alhaj
13 Tabel 9. Nilai permeabilitas relatif dan saturasi air pada model II-3 S w K rw K ro Tabel 10. Nilai permeabilitas relatif dan saturasi air pada model II-4 S w K rw K ro Ismail Ibnu Haris Alhaj
14 Tabel 11. Water/Oil Surface Tension vs Surfactant Concentration STwo Cs (lb/stb) (lbf/in) E E-06 Tabel 12. Surfactant Adsorption Functions Ssl (lb/stb) Ssc (lb/lb) Tabel 13. Surfactant Capillary Desaturation Functions Log (CAPN) Fm Ismail Ibnu Haris Alhaj
15 GAMBAR: Gambar 15. perbandingan faktor perolehan minyak pada model reservoir II dengan water flooding dan surfactant flooding untuk waktu injeksi yang berbeda-beda Gambar 16. perbandingan faktor perolehan minyak pada model reservoir II-1 dengan water flooding dan surfactant flooding untuk waktu injeksi yang berbeda-beda Ismail Ibnu Haris Alhaj
16 Gambar 17. perbandingan faktor perolehan minyak pada model reservoir II-2 dengan water flooding dan surfactant flooding untuk waktu injeksi yang berbeda-beda Gambar 18. perbandingan faktor perolehan minyak pada model reservoir II-3 dengan water flooding dan surfactant flooding untuk waktu injeksi yang berbeda-beda Ismail Ibnu Haris Alhaj
17 Gambar 19. perbandingan faktor perolehan minyak pada model reservoir II-4 dengan water flooding dan surfactant flooding untuk waktu injeksi yang berbeda-beda Ismail Ibnu Haris Alhaj
Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.
Pengembangan Persamaan untuk Mengestimasi Recovery Factor dari Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Seven-Spot Gerdhy Ferdian* Dr. Ir. Leksono Mucharam** Abstrak Pemilihan metode peningkatan perolehan
Lebih terperinciSTRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR
STRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR Oleh: ZUL FADLI NIM 122553 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciKata kunci : Surfaktan, dipping Reservoir, Injeksi Berpola Lima Titik, oil wet, Tegangan Antar Muka
Studi Analisa Perbandingan Performa Produksi dan Surfactant Flooding pada Reservoir Horizontal dan Reservoir Miring yang Berpola Lima Titik dengan Konseptual Model Oleh Reffi Erany* Sari Sebagian besar
Lebih terperinciPEMODELAN ENHANCED OIL RECOVERY LAPANGAN S DENGAN INJEKSI KOMBINASI SURFACTANT DAN POLYMER. Tugas Akhir. Oleh: ELDIAS ANJAR PERDANA PUTRA NIM
PEMODELAN ENHANCED OIL RECOVERY LAPANGAN S DENGAN INJEKSI KOMBINASI SURFACTANT DAN POLYMER Tugas Akhir Oleh: ELDIAS ANJAR PERDANA PUTRA NIM 12206070 Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar SARJANA
Lebih terperinciBab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer
Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Pada bab ini akan dijelaskan tentang model yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari model tersebut akan dioptimalisasi
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR
STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : RADEN
Lebih terperinciMetodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Diagram pada Gambar III.1 berikut ini merupakan diagram alir yang menunjukkan tahapan proses yang dilakukan pada penelitian studi simulasi injeksi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: Ekasih Pardomuan NIM
ANALISA KINERJA INJEKSI SURFAKTAN PADA KOMBINASI LAJU INJEKSI DAN KONSENTRASI SURFAKTAN DALAM MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN SIMULATOR TUGAS AKHIR Oleh: Ekasih Pardomuan NIM 12206088
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :
STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciTESIS. satu syarat. Oleh NIM
METODE PEMILIHAN POLA INJEKSI-PRODUKSI UNTUK OPTIMASI INJEKSI AIR DI LAPANGAN X TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ZIAD TOURIK
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR) Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :
PENGEMBANGAN KORELASI KUMULATIF PRODUKSI MINYAK SUMURAN BERDASARKAN DATA PRODUKSI DAN SIFAT FISIK BATUAN LAPANGAN DALAM KONDISI WATER CONING DENGAN BANTUAN SIMULASI RESERVOIR TUGAS AKHIR Oleh: LUSY MARYANTI
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciSTUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS
STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS Ricky 1), Sugiatmo Kasmungin 2), M.Taufiq Fathaddin 3) 1) Mahasiswa Magister Perminyakan, Fakultas
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN MINYAK PADA PROSES INJEKSI SURFAKTAN
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN
Lebih terperinciPoso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1
OPTIMASI TEKNIK PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK PADA STASIUN PENGUMPUL DI LAPANGAN X Poso Nugraha Pulungan * Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc, ph.d. ** Sari Seiring penurunan produksi dari sumur minyak, diperlukan
Lebih terperinciPerencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada
3.1.2. Perencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada perkiraan hasil dari proses waterflood itu sendiri. Perkiraan
Lebih terperinciBAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI
BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI Simulasi menggunakan model sistem reservoir seperti yang dijelaskan dan divalidasi dengan data lapangan pada Bab IV terdahulu, selanjutnya akan dilakukan analisa
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 29 Bandung, 2- Desember 29 Makalah Profesional IATMI 9-16 ANALISIS DATA WATER OIL RATIO UNTUK MEMPREDIKSI NILAI PERMEABILITAS VERTIKAL
Lebih terperinciKAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X
KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X Abstrak Margaretha Marissa Thomas, Siti Nuraeni, Rini Setiati Jurusan Teknik Perminyakan Universitas
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR Raden Himawan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan minyak, maka berbagai cara dilakukan untuk dapat menaikkan produksi minyak, adapun beberapa cara yang dapat dilakukan
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM MENGENAI KETERBASAHAN BATUAN PADA RESERVOIR YANG MENGANDUNG MINYAK PARAFIN PADA PROSES IMBIBISI
KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI KETERBASAHAN BATUAN PADA RESERVOIR YANG MENGANDUNG MINYAK PARAFIN PADA PROSES IMBIBISI Siti Kartika, Sugiatmo Kasmungin Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SUMUR TERHADAP FAKTOR PEROLEHAN PADA MODEL RESERVOIR 3D DENGAN METODE INJEKSI SURFAKTAN BERPOLA 5-TITIK TUGAS AKHIR
PENGARUH PENAMBAHAN SUMUR TERHADAP FAKTOR PEROLEHAN PADA MODEL RESERVOIR 3D DENGAN METODE INJEKSI SURFAKTAN BERPOLA 5-TITIK TUGAS AKHIR Oleh: DEDE BACHTIAR NIM 12205047 Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iv
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
STUDI LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK PADA INJEKSI SURFAKTAN DENGAN KADAR SALINITAS AIR FORMASI YANG BERVARIASI Tommy Viriya dan Lestari
Lebih terperinciPENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE
PENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE Oleh : Muhamad Aji Pembimbing : Dr. Ir. Utjok W.R Siagian Sari Pengukuran
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISA EFEKTIFITAS POLA INJEKSI AIR ANTARA NORMAL DAN INVERTED FIVE SPOT SIMULASI RESERVOIR LAPANGAN DNT Dicgorry NT, M. Taufik Fathaddin, Samsol Huda Abstract Pada lapangan DNT akan dilakukan penginjeksian
Lebih terperinciNOVIA RITA Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru Abstrak.
Jurnal of Eart, Energy, Engineering ISSN: 2301 8097 Jurusan Teknik perminyakan - UIR Studi Mekanisme Injeksi Surfaktan-Polimer pada Reservoir Berlapis Lapangan NR Menggunakan Simulasi Reservoir A Study
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PEMILIHAN METODE ENHANCED OIL RECOVERY
IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PEMILIHAN METODE ENHANCED OIL RECOVERY Oleh : Malunlana Alamsah, Anas Puji Santoso, Boni Swadesi Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT
JTM Vol. XVII No. 2 /2 PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, Tutuka Ariadji Sari Lapangan minyak tua
Lebih terperinciMETODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER POROSITAS, PERMEABILITAS DAN SATURASI MINYAK SECARA SEMI-ANALITIK TUGAS AKHIR Oleh: YOGA PRATAMA
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Injeksi Air Injeksi air merupakan salah satu metode Enhanced Oil Recovery (aterflood) untuk meningkatkan perolehan minyak yang tergolong injeksi tak tercampur. Air injeksi
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN INJEKSI AIR DENGAN PENEMBAHAN POLIMER KONSENTRASI RENDAH SKALA LABORATORIUM Havidh Pramadika, Sugiatmo Kasmungin, Kartika Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas
Lebih terperinciSTUDI SIMULASI INJEKSI LEAN GAS KE DALAM RESERVOIR X UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN MINYAK TESIS
STUDI SIMULASI INJEKSI LEAN GAS KE DALAM RESERVOIR X UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN MINYAK TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh
Lebih terperinciANALYSIS OF CEMENT QUANTITY IN RESERVOIR ROCK TO OIL RECOVERY THROUGH IMBIBITION PROCESS WITH NON-IONIC SURFACTANT (LABORATORY STUDY)
ANALISA PENGARUH KUANTITAS SEMEN PADA BATUAN RESERVOIR TERHADAP PEROLEHAN MINYAK MELALUI PROSES IMBIBISI DENGAN SURFACTANT NON-IONIK (STUDI LABORATORIUM) ANALYSIS OF CEMENT QUANTITY IN RESERVOIR ROCK TO
Lebih terperinciKata Kunci : Faktor Perolehan, simulasi reservoir, sumur berarah, analisa keekonomian.
PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN SUMUR BERARAH MELALUI SIMULASI RESERVOIR DAN ANALISA KEEKONOMIAN Jesta* Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc., Ph.D.** Sari Lapangan X merupakan lapangan minyak dengan jenis reservoir
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
PENGARUH PENENTUAN PILOT DESIGN TERHADAP EFISIENSI PENYAPUAN PADA KEGIATAN WATERFLOODING DI LAPANGAN AA LAPISAN M-31 Annisa Arisyi M., Syamsul Irham, Suryo Prakoso Jurusan Teknik Perminyakan Universitas
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI
BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI V. Kurva Fractional flow History matching dilakukan terhadap data produksi aktual dibandingkan dengan data produksi hasil perhitungan. History matching ini menggunakan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak ribuan tahun yang lalu, minyak bumi telah digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Usaha pencarian sumber minyak di dalam bumi mulai dilakukan pada tahun
Lebih terperinciPERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT
PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT PADA RESERVOIR MULTI LAPISAN BERTENAGA DORONG AIR TUGAS AKHIR Oleh: SANDI RIZMAN H NIM
Lebih terperinciOleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**
IDENTIFIKASI PENGARUH KEDALAMAN PENGUKURAN TEKANAN, SIFAT MINYAK, DAN BATUAN RESERVOIR TERHADAP PENENTUAN JUMLAH MINYAK AWAL di RESERVOIR DENGAN METODE MATERIAL BALANCE Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir.
Lebih terperinciKesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil
BAB V PEMBAHASAN Simulasi reservoar merupakan usaha untuk menirukan/memodelkan suatu reservoar yang sesungguhnya dengan model matematis sehingga perilaku reservoar di masa yang akan datang dapat diprediksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, metode pengurasan minyak tahap lanjut
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, metode pengurasan minyak tahap lanjut atau EOR (Enhanced Oil Recovery) menjadi pokok bahasan yang ramai diperbincangkan. Metode EOR
Lebih terperinciPERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2
PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2 Jannisto Harrison Mongan Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan
Lebih terperinciRekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X
JEEE Vol. 4 No. 2 Rita, Putra, Erfando Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X Novia Rita 1, Andre Pratama Putra
Lebih terperinciLONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir
LONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir Oleh : Sakti Tanripada* SARI Rencana pengembangan lapangan merupakan hal
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) :
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, JENIS SURFAKTAN DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP RECOVERY
Lebih terperinciStudy Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer Pada Batuan Karbonat
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti Vol. 3, No. 1, Januari 2018, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275 Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE CHEMICAL FLOODING DI LAPANGAN LIMAU
UPAYA PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE CHEMICAL FLOODING DI LAPANGAN LIMAU Oleh : Eko Bagus Wibowo - UPN Veteran Yogyakarta Aris Buntoro - UPN Veteran Yogyakarta M. Natsir - Unit Bisnis
Lebih terperinciPerencanaan Injeksi Kimia Untuk Meningkatkan Perolehan Minyak Menggunakan Surfactant-Polymer Flooding
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 26 Januari 2010 Perencanaan Injeksi Kimia Untuk Meningkatkan
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERAMALAN PRODUKSI SUMUR X DILAPISAN RESERVOIR Y DENGAN SIMULASI RESERVOIR
PERAMALAN PRODUKSI SUMUR X DILAPISAN RESERVOIR Y DENGAN SIMULASI RESERVOIR Deddy Phitra Akbar, Mumin Priyono Tamsil, Sri Feni M Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Dalam industri
Lebih terperinciStudi Injeksi Kimia Melalui Simulasi Reservoir: Kasus Pada Reservoir DI, Lapangan Rantau
6 Studi Injeksi Kimia Melalui Simulasi Reservoir: Kasus Pada Reservoir DI, Lapangan Rantau Prodi Teknik Perminyakan, FTM, UPN Veteran Yogyakarta Abstrak Reservoir DI terletak di Lapangan Rantau yang telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kali muncul pada tahun 1858 ketika minyak mentah ditemukan oleh Edwin L. Drake di Titusville (IATMI SM STT MIGAS
Lebih terperinciBAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN
BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN Untuk memperoleh keyakinan terhadap model yang akan digunakan dalam simulasi untuk menggunakan metode metode analisa uji sumur injeksi seperti
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity.
BAB IV PEMBAHASAN Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity. Model porositas tunggal digunakan pada primary recovery yang hanya memerlukan nilai porositas dari pori-pori atau
Lebih terperinciIKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009
IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 09 027 OPTIMASI RANCANGAN INJEKSI KIMIA
Lebih terperinciPengaruh Konsentrasi Surfaktan dan Permeabilitas pada Batuan Sandstone terhadap Perolehan Minyak dalam Proses Imbibisi (Laboratorium Study)
Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics Submitted : 2017-08-09 ISSN: 2527-6212, Vol. 2 No. 1, pp. 17-22 Accepted : 2017-09-06 2017 Pres Univ Press Publication, Indonesia Pengaruh Konsentrasi
Lebih terperinciGambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)
4.2. Injeksi Air (Waterflooding) Waterflooding merupakan metode perolehan tahap kedua dengan menginjeksikan air ke dalam reservoir untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak yang bergerak dari reservoir
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN...vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR
Lebih terperinciPenentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well
Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well NOVRIANTI Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKUANTIFIKASI KETIDAKPASTIAN DAN PENENTUAN PERSAMAAN UNTUK MEMPERKIRAKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK PADA RESERVOIR MINYAK LAPANGAN X
JTM Vol. XVII No. 1/2010 KUANTIFIKASI KETIDAKPASTIAN DAN PENENTUAN PERSAMAAN UNTUK MEMPERKIRAKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK PADA RESERVOIR MINYAK LAPANGAN X Zakki Sabiq Purwaka 1, Tutuka Ariadji 1 Sari Studi
Lebih terperinciTHERMAL FLOODING. DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D
THERMAL FLOODING DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D Outline : Pengenalan Injeksi Thermal Beberapa Cara Injeksi Thermal Penerapan Injeksi Thermal Pada Lapangan Pengenalan Injeksi Thermal Injeksi thermal adalah
Lebih terperinciPengaruh Penurunan Permeabilitas Terhadap Laju Injeksi Polimer Pada Lapangan Y
Pengaruh Penurunan Permeabilitas Terhadap Laju Injeksi Polimer Pada Lapangan Y Effect of Permeability Degradation to Polymer Injection Rate At Y Field Adi Novriansyah Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas
Lebih terperinciDISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT
JTM Vol. XVI No.4/2009 DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT Deddy Surya Wibowo 1, Tutuka Ariadji 1 Sari Metode
Lebih terperinciINJEKSI POLIMER DENGAN PENGARUH JENIS POLIMER,KONSENTRASI DAN SALINITAS BRINE PADA RECOVERY FACTOR MINYAK (Laboratorium Study)
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 INJEKSI POLIMER DENGAN PENGARUH JENIS POLIMER,KONSENTRASI DAN SALINITAS BRINE PADA RECOVERY FACTOR MINYAK (Laboratorium
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Metode EOR
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Metode EOR Metode peningkatan perolehan minyak tingkat lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah suatu teknik peningkatan produksi minyak setelah tahapan produksi
Lebih terperinciPENGGUNAAN SIMULASI RESERVOIR UNTUK MENGOPTIMALKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK PADA FORMASI LOWER SIHAPAS, LAPANGAN X
PENGGUNAAN SIMULASI RESERVOIR UNTUK MENGOPTIMALKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK PADA FORMASI LOWER SIHAPAS, LAPANGAN X Oleh: Jupiter Midian Nababan* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana** SARI Dalam rencana pengembangan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua
Lebih terperinciMETODE EVALUASI DAN PERAMALAN KELAKUAN PRODUKSI UNTUK APLIKASI DI LAPANGAN-LAPANGAN TUA (BROWNFIELDS) TESIS
METODE EVALUASI DAN PERAMALAN KELAKUAN PRODUKSI UNTUK APLIKASI DI LAPANGAN-LAPANGAN TUA (BROWNFIELDS) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi
Lebih terperinciOleh Mochamad Fajar Sany * Ir. Leksono Mucharam M.sc., Ph.D. **
Analisa Pengaruh Konsentrasi dan Stabilitas Surfactant Non Ionic Terhadap Temperature Duration Resistant Test Melalui Proses Imbibisi Spontanius ( Studi laboratorium ) Analysis of Concentration Effect
Lebih terperinciKARAKTERISASI SURFAKTAN POLIMER PADA SALINITAS PPM DAN SUHU 85 C
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 KARAKTERISASI SURFAKTAN POLIMER PADA SALINITAS 15.000 PPM DAN SUHU 85 C Radityo Danisworo 1, Sugiatmo Kasmungin
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS SIFAT PATAHAN (SEALING-LEAKING) BERDASARKAN DATA TEKANAN, DECLINE CURVE, DAN CONNECTIVITY INJECTION PADA LAPANGAN DIMA Alfredo, Djoko Sulistyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Lebih terperinciANALISIS BOTTLENECK PADA SISTEM PRODUKSI DI SUATU LAPANGAN MINYAK YANG TERDIRI TIGA RESERVOIR BERBEDA TESIS
ANALISIS BOTTLENECK PADA SISTEM PRODUKSI DI SUATU LAPANGAN MINYAK YANG TERDIRI TIGA RESERVOIR BERBEDA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK
STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK Widya Pratama Kesuma, Sugiatmo Kasmungin Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Salah satu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR.
PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR Oleh: ESTRI ANDROMEDA NIM : 12206038 Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL
BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL Simulasi reservoir pada reservoir rekah alam dilakukan pada studi ini untuk mengetahui performance dari reservoir dan memprediksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak bumi telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap ekonomi dunia hingga saat ini. Persediaan akan panas, cahaya, dan transportasi bergantung terhadap
Lebih terperinciKAJIAN AWAL LABORATORIUM MENGENAI VISKOSITAS POLIMER TERHADAP PENGARUH SALINITAS, TEMPERATUR DAN KONSENTRASI POLIMER (Laboratorium Study)
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 2 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN AWAL LABORATORIUM MENGENAI VISKOSITAS POLIMER TERHADAP PENGARUH SALINITAS, TEMPERATUR DAN KONSENTRASI
Lebih terperinciPROBLEM OPEN-ENDED OSN PERTAMINA 2014 BIDANG KIMIA
PROBLEM OPEN-ENDED OSN PERTAMINA 2014 BIDANG KIMIA TOPIK 1 BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGI Biomasa merupakan bahan organik yang tersedia secara terbarukan, umumnya berasal dari tumbuhan yang digunakan sebagai
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN PADA PIPA MINYAK BERSIFAT PARAFFINIC WAX DARI LAPANGAN X (STUDI LABORATURIUM DAN SIMULASI)
ANALISIS PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN PADA PIPA MINYAK BERSIFAT PARAFFINIC WAX DARI LAPANGAN X (STUDI LABORATURIUM DAN SIMULASI) TUGAS AKHIR Oleh: YVAN CHRISTIAN NIM 12205010 Diajukan sebagai
Lebih terperinciEoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said ABSTRAK
PENENTUAN ISI AWAL MINYAK DI TEMPAT DENGAN METODE VOLUMETRIK DAN MATERIAL BALANCE GARIS LURUS HAVLENA-ODEH DAN PERKIRAAN PRODUKSI ZONA ENH PADA LAPANGAN X Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said 1 Program
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. memperbesar jari-jari pengurasan sumur sehingga seakan-akan lubang
BAB VI KESIMPULAN 1. Operasi Radial Jet Drilling merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan rate produksi suatu sumur yang mempunyai prinsip membuat lubang yang berfungsi untuk mengurangi
Lebih terperinciOPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR DAN ANALISIS KEEKONOMIAN TUGAS AKHIR. Oleh: IKHWANUSHAFA DJAILANI NIM
OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR DAN ANALISIS KEEKONOMIAN TUGAS AKHIR Oleh: IKHWANUSHAFA DJAILANI NIM 122417 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Lebih terperinciAnalisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin
Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin Yosua Sions Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian dan Energi Universitas Trisakti
Lebih terperinciSTUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 STUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK
Lebih terperinciKELAKUAN FASA CAMPURAN ANTARA RESERVOAR-INJEKSI-SURFAKTAN UNTUK IMPLEMENTASI ENHANCED WATER FLOODING
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001 KELAKUAN FASA CAMPURAN ANTARA RESERVOAR-INJEKSI-SURFAKTAN UNTUK IMPLEMENTASI ENHANCED WATER FLOODING Sugihardjo 1, Edward Tobing 1,
Lebih terperinciMETODE EVALUASI RENCANA PENGEMBANGAN LAPANGAN PADA BROWNFIELD DENGAN SIMULASI RESERVOIR: KASUS LAPANGAN X
JTM Vol. XVII No. 1/2010 METODE EVALUASI RENCANA PENGEMBANGAN LAPANGAN PADA BROWNFIELD DENGAN SIMULASI RESERVOIR: KASUS LAPANGAN X Tutuka Ariadji 1, Ni Made Ayu Kusuma Putri 2 Sari Rencana pengembangan
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
Seminar Nasional Cendekiaan 205 ISSN: 60-8696 Studi Laboratorium Pengaruh Penggunaan Fluida omplesi CaBr 2 Terhadap Sifat Fisik Batuan Sandstone Sintetik Amry Nisfi Febrian, M. G. Sri Wahyuni, Listiana
Lebih terperinciEVALUASI METODE METODE ANALISA TRANSIEN TEKANAN PADA SUMUR INJEKSI. Thesis DODI SETIAWAN NIM :
EVALUASI METODE METODE ANALISA TRANSIEN TEKANAN PADA SUMUR INJEKSI Thesis Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : DODI SETIAWAN NIM
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING
PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING Maria Irmina Widyastuti, 1 I Putu Suarsana, 1 Maman Djumantara 1 )Program
Lebih terperinciRenaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1
OPTIMASI DESAIN REKAHAN HIDRAULIK PADA FORMASI BATUAN PASIR TERHADAP GEOMETRI REKAH DENGAN MENGUNAKAN SIMULASI NUMERIK Sari Renaldy Nurdwinanto* Sudjati Rachmat** Dalam proses hydraulic fracturing perencanaan
Lebih terperinciPENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN INJEKSI GAS CO 2 DAN SURFAKTAN SECARA SEREMPAK
IATMI 2005-56 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. SARI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RESERVOIR DENGAN INJEKSI AIR PADA PATTERN 8 LAPANGAN TQL
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 EVALUASI KINERJA RESERVOIR DENGAN INJEKSI AIR PADA PATTERN 8 LAPANGAN TQL Amarullah Iqbal 1) Ir. Sugiatmo Kasmungin,
Lebih terperinciaintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 22-28
Jurnal aintis Volume 1 Nomor 1, April 011, -8 ISSN: 1410-7783 Perhitungan Laju Alir Minyak Setiap Lapisan pada Sumur Commingle Distribution Of Calculated Rate Oil Flow To Commingle Well Ali Musnal Jurusan
Lebih terperinciRizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1
SUATU ANALISA KINERJA GAS LIFT PADA SUMUR MIRING DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR Gas lift Performance Analysis In Inclined Well Using Simulator Oleh: Rizal Fakhri* Sari Adanya kemiringan pada suatu sumur
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN RANCANGAN FLUIDA INJEKSI KIMIA
STUDI PENENTUAN RANCANGAN FLUIDA INJEKSI KIMIA Oleh : Hestuti Eni, Suwartiningsih, Sugihardjo PPPTMGB LEMIGAS Jl. Ciledug Raya, Kav. 109, Cipulir - Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230 Telp. (021)7394422-Ext.1431,
Lebih terperinciOptimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi
Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi Oleh : Riska Milza Khalida* Dr.Ir. Pudjo Sukarno, M.Sc** Sari Dalam penelitian ini, simulasi dan analisa performa
Lebih terperinciOptimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau
ISSN 2540-9352 JEEE Vol. 6 No. 2 Tomi Erfando, Novia Rita, Toety Marliaty Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y Tomi Erfando 1, Novia Rita 2, Toety Marliaty
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR
Lebih terperinci