BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap kerentanan penghidupan rumah tangga petani dan sektor pertanian di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap kerentanan penghidupan rumah tangga petani dan sektor pertanian di"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan iklim terhadap kerentanan penghidupan rumah tangga petani dan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini akan menggunakan alat analisis berupa Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk mengidentifikasi wilayah dengan lahan sawah rawan banjir di Kabupaten Sukoharjo. Setelah teridentifikasi, maka akan dilakukan perhitungan kerentanan penghidupan pada wilayah tersebut. Selanjutnya, akan diteliti dampak dari perubahan iklim terhadap sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo, yang akan difokuskan pada subsektor tanaman bahan pangan saja. Tahun penelitian ditentukan menyesuaikan dengan ketersediaan data yang ada, yaitu dalam data World Bank Tahun 2016, emisi CO 2 per kapita Indonesia hanya tersedia hingga tahun 2011, sehingga agar dapat diperoleh hasil yang relevan maka seluruh data yang digunakan untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian menggunakan data tahun Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan hasil pemetaan Sistem Informasi Geografis (SIG). Alasan lainnya adalah karena Kelurahan Sonorejo memiliki luas sawah terbesar dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan lain di Kecamatan Sukoharjo (Tabel 1.3), namun lahan sawahnya merupakan yang paling rawan mengalami bencana banjir. 32

2 B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai suatu keadaan secara objektif. Penelitian deskriptif menurut Nazir (2003), adalah penelitian yang digunakan untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif diartikan sebagai nilai-nilai dari perubahan yang dapat dinyatakan dalam angka. Pada penelitian ini, penelitian kuantitatif digunakan untuk menggambarkan tingkat kerentanan petani terhadap perubahan iklim dan juga dampak dari perubahan iklim terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo. C. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil survei lapangan dalam bentuk wawancara yang dibantu dengan daftar pertanyaan dengan para responden langsung serta pengamatan langsung di lapangan. Responden dalam penelitian ini adalah petani padi sawah di Kelurahan Sonorejo yang dijadikan sampel. Data digunakan untuk mengukur indeks kerentanan dengan menggunakan pendekatan Livelihood Vulnerability Indeks (LVI). 33

3 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini sebagai data pendukung. Data sekunder juga berfungsi sebagai penguat dari data primer, dengan melakukan studi pustaka, dan laporan berbagai instansi yang berhubungan dengan penelitian seperti Kantor Kelurahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian, serta data yang diperoleh secara online dari Germanwatch dan World Bank. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara, yaitu salah satu cara untuk mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada responden peneliti yaitu petani di Kelurahan Sonorejo yang lahan sawahnya rawan terhadap banjir/genangan. 2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis di daerah penelitian. 3. Kajian Pustaka, yaitu dengan megambil data-data dari buku, jurnal ilmiah dan laporan dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani di Kelurahan Sonorejo dengan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti sebagai objek penelitian dan kemudian 34

4 ditarik kesimpulannya, yaitu petani yang lahan sawahnya rawan terhadap banjir/genangan. Berdasarkan pemetaan dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) diketahui bahwa Dusun yang lahan sawahnya rentan terhadap banjir/genangan di Kelurahan Sonorejo ini adalah Dusun Langsur dan Dusun Ngiser. Kelurahan Sonorejo sendiri memiliki 9 kelompok tani yang disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Kelompok Tani Wilayah Binaan Sonorejo, tahun 2016 No Nama Kelompok Tani Tani Makmur Kridho Tani Sri Makmur Karya Makmur Karya Mukti Karya Tani Ngudi Rahayu Dewi Sri Agung Rejeki Dusun Langsur Ngiser Langsur Sayemrejo Cebukan Kayen Gedong Jomblang Gabahan Jumlah Anggota Jumlah 440 Sumber: Ketua Gapoktan dan Ketua Poktan Kelurahan Sonorejo Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat jumlah dari anggota kelompok tani yang berada di kampung langsur dan ngiser adalah sebanyak 155 orang petani yang terdiri dari anggota kelompok tani Kridho Tani, Tani Makmur, dan Sri Makmur. Sehingga, populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 155 orang. Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang akan diteliti dan dianggap mampu mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 2003). Sampel dalam penelitian ini yaitu petani yang bekerja pada lahan sawah yang terdapat di Dusun Langsur dan Ngiser. 35

5 Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin sebagai berikut: Dengan, n: Jumlah sampel N: Jumlah populasi e : Batas kesalahan yang dapat ditolerir (10%) Untuk menentukan jumlah petani yang diambil sebagai sampel penelitian dapat dihitung dengan menggunakan rumus slovin (Marmi, 2008) sebagai berikut: dibulatkan menjadi 61 sampel. Dengan demikian 61 sampel tersebut diambil dari 2 dusun dan 3 kelompok tani yang terpilih sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling secara purposive, yaitu hanya petani yang beraktivitas di lahan sawah yang rawan banjir di Kelurahan Sonorejo. 36

6 F. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: a. Kerentanan (Vulnerability) Adalah fungsi dari karakter, besaran, dan tingkat variasi iklim dimana suatu sistem terpapar (exposed), pada kepekaan dan kapasitas adaptasinya. b. Sosial-demografi (Social-demography) Adalah suatu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah yang perubahan struktur penduduknya dipengaruhi oleh proses-proses sosial dan perubahan sosial masyarakat. c. Strategi penghidupan (Livelihood Strategy) Adalah adalah berbagai kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. d. Kesehatan (Health) Adalah situasi sejahtera dari keadaan fisik, mental, dan sosial bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. e. Makanan Adalah segala bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses tubuh. 37

7 f. Air Adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hydrogen dan oksigen. g. Jaringan Sosial Adalah hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok atau antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. h. Bencana Alam dan variabilitas iklim Bencana alam dalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh alam. Variabilitas iklim adalah suatu fenomena terkait kondisi cuaca ekstrem yang terjadi dalam rentang waktu tertentu. i. Keterpaparan (Exposure) Adalah potensi kerugian akibat dampak bencana. j. Kapasitas adaptasi (Adaptive Capacity) Adalah potensi atau kemampuan dari sistem untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim termasuk variabilitas iklim dan ekstrem. k. Kepekaan (Sensitivity) Adalah sejauh mana sistem akan terpengaruh atau merespon rangsangan dari perubahan iklim. l. Tingkat pertumbuhan sektor pertanian Adalah proses kenaikan output sektor pertanian 38

8 m. Emisi CO 2 Adalah buangan atau hasil dari gas-gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon khususnya karbon dioksida dibobot dengan jumlah penduduk n. Indeks produksi pertanian Adalah suatu angka yang digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada produksi pertanian. o. Perubahan iklim Adalah keadaan terjadinya perubahan cuaca yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. p. Skor perubahan iklim Adalah skor dari perubahan iklim yang diperoleh dari Climate Risk Index (CRI). G. Metode dan Analisis Data Untuk mengetahui wilayah dengan lahan sawah yang rawan terhadap banjir/genangan digunakan alat analisis yaitu Sistem informasi Geografi (SIG). Setelah itu, akan dilakukan analisis tingkat kerentanan rumah tangga petani akibat dari kejadian banjir/genangan tersebut dengan menggunakan Livelihood Vulnerability Index (LVI). Perhitungan LVI ini menggunakan aplikasi microsoft excel berdasarkan data primer yang didapat. Selanjutnya hasil tersebut dijelaskan secara deskriptif. 39

9 Untuk analisis dampak perubahan iklim terhadap pertumbuhan sektor pertanian dilakukan dengan mengidentifikasi hubungan antara indeks perubahan iklim dan pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Dengan Sumber data yang digunakan adalah kompilasi data dari Badan Pusat Statistik, Germanwatch, dan Worldbank. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft excel dan dijelaskan secara deskriptif. Tabel 3.2 Ringkasan Metode Penelitian Tujuan Penelitian Pemetaan wilayah lahan sawah rawan banjir di Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo Indeks Kerentanan penghidupan petani di Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo Dampak perubahan iklim terhadap pertumbuhan sektor pertanian Alat Analisis SIG Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif Data Data Primer Data Sekunder Data Primer Data sekunder Hasil Peta kerawanan dan kerentanan Indeks Kerentanan (Livelihood Vulnerability Index) Hubungan antara perubahan iklim dan pertumbuhan sektor pertanian. 1. Analisis dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) Penggunaan SIG telah banyak dilakukan untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah potensi bencana, seperti yang dilakukan oleh: Wood dan Good (2004) menggunakan SIG untuk mengidentifikasi kerawanan pada 40

10 bandara dan pelabuhan akibat bencana bumi dan tsunami, dan Rashed (2003), mengukur konteks lingkungan pada kerawanan sosial akibat bencana bumi. Dalam penelitian ini Sistem Informasi Geografi (SIG) akan digunakan untuk memetakan wilayah yang lahan sawahnya rawan terhadap banjir/genangan di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Dengan mempertimbangkan beberapa variabel, yaitu data kejadian banjir, daerah lengkungan sungai, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. 2. Indeks Kerentanan a. Pendekatan Livelihood Vulnerability Index Indeks Kerentanan atau Livelihood Vulnerability Index (LVI) telah dikembangkan oleh Hahn et al. (2009), Lohani (2007), Etwire et al. (2013), Razafindrabe (2007), Eriksen dan Kelly (2006), dan Madhuri (2014). Namun dalam penelitian ini menggunakan LVI yang dikembangkan oleh Hahn et al. (2009) yang terdiri dari tujuh komponen utama, yaitu : 1. Profil sosial-demografi (SDP) 2. Strategi penghidupan (LS) 3. Kesehatan (H) 4. Makanan (F) 5. Air (W) 6. Jaringan sosial (SN) 7. Bencana alam (ND) dan Variabilitas Iklim 41

11 Komponen LVI yang di kembangkan oleh Hahn et al. (2009) diatas, terdiri dari beberapa indikator atau sub-komponen. Sub-komponen ini dikembangkan berdasarkan hasil tinjauan kepustakaan dari masing-masing komponen utamanya. Pada Tabel 3.3 terdapat penjelasan mengenai bagaimana masing-masing sub-komponen diperhitungkan, dan batas kemampuan atau potensi bias. Dalam penelitian ini LVI dihitung dengan menggunakan pendekatan balanced weighted average (Sullivan et al. 2002) dimana masing-masing dari sub-komponen memiliki kontribusi yang sama pada keseluruhan indeks, meskipun masing-masing komponen utama terdiri dari jumlah sub-komponen yang berbeda-beda. Masing-masing sub-komponen dihitung dengan skala yang berbedabeda, sehingga diperlukan standarisasi menjadi suatu indeks agar dapat diperhitungkan secara keseluruhan. Oleh karena itu, digunakan pendekatan indeks komposit untuk mengkonversi skala dari masing-masing subkomponen yang diperoleh dari the life expectancy index (UNDP, 2007) dengan perhitungan sebagai berikut: Dengan S b adalah nilai dari sub-komponen wilayah b, S min dan S max adalah nilai minimum dan maksimum dari setiap sub-komponen yang ditentukan berdasarkan data wilayah studi. Setelah distandarisasi, sub- 42

12 komponen dirata-rata dengan menggunakan rumus berikut, untuk kemudian menghitung nilai komponen utamanya. Dengan nilai M b sama dengan satu dari komponen utama pada wilayah b (SDP, LS, H, F, W, SN dan ND). Indeks b i mencerminkan nilai dari subkomponen yang diindeks oleh i. Berdasarkan persamaan tersebut maka dapat diperoleh nilai LVI: Persamaan tersebut dapat ditulis ke dalam persamaan berikut: LVI b = W SDP SDP b +W LS LS b + W H H b +W F F b + W W W b + W SN SN b + W ND ND b W SDP + W LS + W H + W F + W W + W SN +W ND Sumber: Hahn et al. (2009) Dengan LVI b adalah nilai indeks kerentanan untuk suatu wilayah b yang dibobot oleh tujuh komponen utama, W Mi ditentukan oleh jumlah subkomponen yang mencerminkan setiap komponen utama, yang memiliki kontribusi sama untuk keseluruhan LVI (Sullivan et al. 2002). Skala dari nilai LVI berkisar antara: ,2 = tidak rentan 2. 0,21 0,4 = rentan/sedang 3. 0,41 0,5 = sangat rentan 43

13 Tabel 3.3 Komponen utama dan sub-komponen Livelihood Vulnerability Index (LVI) Komponen Sub-komponen Penjelasan Batas kemampuan Utama Sub-komponen Profil sosialdemografi Rasio ketergantungan Rasio dari populasi yang berumur dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun Penambahan keluarga besar, tidak tahu siapa saja yang tinggal dirumah, ketiadaan akta kelahiran Strategi penghidupan Persen perempuan sebagai kepala keluarga Persen kepala keluarga yang tidak bersekolah Persen dari anggota rumah yang membutuhkan bantuan Persen dari rumah tangga dengan anggota yang bekerja di luar kota Persen dari rumah tangga yang sumber tangga yang orang dewasa utamanya adalah perempuan. Jika kepala keluarga lakilakinya sudah tidak ada dirumah >6 bulan setahun Persentase dari kepala keluarga yang tidak mendapatkan pendidikan di sekolah Persentase dari anggota rumah paling sedikit satu orang yang membutuhkan bantuan sehari-hari misalnya karena umur, kondisi fisik atau mental, atau sakit atau berketerbatasan tangga yang anggotanya paling sedikit 1 orang bekerja di luar kota untuk memenuhi kebutuhan pokok tangga yang tercatat Tidak dapat menentukan siapa kepala keluarga dirumah karena terdapat lebih dari 1 keluarga yang tinggal bersama atau suaminya tidak ada. Tidak mengetahui siapa saja anggota keluarganya, tidak menghitung berapa anggota keluarga yang sebelumnya sudah bekerja ke luar kota, Survei ini hanya menanyakan 44

14 Kesehatan Makanan pendapatan utamanya bergantung pada sektor pertanian Rata-rata indeks penggolongan penghidupan sektor pertanian (range: ) Rata-rata waktu yang dibutuhkan (menit) Persen dari rumah tangga yang anggota keluarganya memiliki penyakit kronis Persen dari rumah tangga yang sumber makanannya paling banyak berasal dari lahan pertaniannya sendiri Rata-rata jumlah dalam sebulan rumah tangga kesulitan untuk makan (range: 0-12) Persen dari rumah tangga yang tidak sumber pendapatan utamanya hanya dari bertani/berkebun/beterna k kebalikan dari (jumlah dari aktivitas pertanian +1) misalnya rumah tangga yang bertani, berkebun, beternak akan memiliki indeks penggolongan livelihood = 1 / (3 + 1) = 0.25 Rata-rata waktu yang dibutuhkan anggota rumah untuk mencapai fasilitas kesehatan terdekat tangga yang dilaporkan memiliki paling tidak 1 orang anggota keluarga yang memiliki penyakit kronis tangga yang mendapatkan sumber makanan utamanya paling banyak dari hasil pertaniannya sendiri Rata-rata jumlah dalam sebulan rumah tangga kesulitan/tidak berkecukupan makanan untuk keluarga mereka tangga yang tidak tentang 3 sumber utama pendapatan keluarga di daerah penelitian. Survei ini hanya menanyakan tentang 3 sumber utama pendapatan keluarga di daerah penelitian. Diluar sektor pertanian tidak termasuk. Estimasi subjektif dari waktu perjalanan Penyakit kronis yang di definisikan secara subjektif oleh responden Definisi subjektif dari paling banyak Definisi subjektif dari berkecukupan, mungkin tidak akan memperlihatkan keseluruhan tren dari kelangkaan makanan (biasanya responden paling ingat tahun sekarang) Tidak memperhitungkan 45

15 Air Jaringan Sosial menyimpan hasil panen Persen dari rumah tangga yang memanfaatkan sumber air alami Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk ke sumber air (menit) Persen dari rumah tangga yang tidak mempunyai persediaan air yang konsisten Kebalikan dari ratarata jumlah air dalam liter yang disimpan per rumah tangga (range: >0-1) Rata-rata menerima: rasio memberi (range: 0-15) Rata-rata meminjam: rasio memberi pinjaman uang (range: 0.5-2) menyimpan hasil panen untuk cadangan tangga yang mendapatkan sumber airnya utamanya dari kali, sungai, danau, atau sumur Rata-rata waktu yang dibutuhkan anggota rumah tangga untuk menuju ke sumber air utama mereka tangga yang tidak memiliki air pada sumber air utamanya sehari-hari Kebalikan dari (rata-rata jumlah air dalam liter yang disimpan oleh masing-masing rumah tangga +1) Rasio dari (jumlah dari jenis bantuan yang diterima oleh rumah tangga dalam satu bulan terakhir +1) dengan (jumlah dari jenis bantuan yang diberikan oleh rumah tangga kepada orang lain dalam satu bulan terakhir +1) Rasio dari rumah tangga yang meminjam uang dalam sebulan terakhir dengan rumah tangga yang memberi pinjaman uang dalam sebulan keluarga yang menjual hasil panen dan menyimpan uangnya Membingungkan ketika keluarga responden memiliki lebih dari satu sumber air Estimasi subjektif dari waktu perjalanan, anggota keluarga lain yang mengambil air Disebut bias (biasanya yang suka diingat hanya beberapa hari berturut-turut saja berkekurangan air) Kekurangan informasi tentang ukuran dari bak penampungnya Kebingungan tentang siapa keluarga dan siapa sanak/saudara, kepercayaan pada jenis bantuan yang dilaporkan sendiri Kepercayaan pada yang dilaporkan sendiri bertukaran uang, tidak mempertimbangka n pertukaran dari 46

16 Bencana alam dan variabilitas iklim Persen dari rumah tangga yang tidak pernah pergi ke pemerintahan daerah/lokal untuk meminta bantuan dalam 1 tahun terakhir Rata-rata dari jumlah bencana banjir/kekeringan/ang in ribut dalam 5 tahun terakhir (0-7) Persen dari rumah tangga yang tidak menerima peringatan tentang kedatangan bencana alam Persen dari rumah tangga yang menjadi korban dari bencana alam paling besar dalam 5 tahun terakhir terakhir. Misalnya jika suatu rumah tangga meminjam uang tetapi tidak meminjamkan uang, rasionya = 2:1 atau 2 dan jika mereka meminjamkan tetapi tidak meminjam uang, rasionya = 1:2 atau 0.5 tangga yang tidak pernah meminta bantuan dari pemerintah daerah/lokal dalam 1 tahun terakhir Total jumlah dari banjir/kekeringan/angin ribut yang dilaporkan oleh rumah tangga dalam 5 tahun terakhir tangga yang tidak menerima peringatan mengenai kejadian paling besar seperti banjir, kekeringan, dan angin ribut dalam 5 tahun terakhir tangga yang salah satu anggota keluarganya menjadi korban dari kejadian banjir, kekeringan dan angin ribut dalam 5 tahun terakhir barang yang tidak dapat dihitung secara nilai uang Kepercayaan pada yang dilaporkan sendiri mengenai kunjungan ke pemerintahan, disebut bias (biasanya yang diingat adalah pergi ke pemerintahan untuk persoalan yang menakutkan ) Disebut bias (yang paling sering terjadi yang biasanya diingat ) Definisi subjektif dari peringatan Disebut bias (luka besar biasanya yang diingat) Nilai rata-rata standar Standar deviasi dari Periode waktu 47

17 deviasi dari rata-rata suhu udara maksimum per bulan Nilai rata-rata standar deviasi dari rata-rata suhu udara minimum per bulan Nilai rata-rata standar deviasi dari rata-rata hujan per bulan rata-rata suhu udara maksimum per bulan antara adalah rata-rata dari masing-masing provinsi Standar deviasi dari rata-rata suhu udara minimum per bulan antara adalah rata-rata dari masing-masing provinsi Standar deviasi dari rata-rata hujan per bulan antara adalah rata-rata dari masing-masing provinsi Sumber: Desain LVI dikembangkan oleh Hahn et al. (2009) yang singkat Periode waktu yang singkat Periode waktu yang singkat b. Pendekatan LVI IPCC (Livelihood Vulnerability Index Intergovernmental Panel of Climate Change) Indeks LVI-IPCC adalah metode alternatif yang digunakan untuk menghitung LVI yang digabungkan dengan definisi kerentanan menurut IPCC. Dalam tabel 3.4 diperlihatkan susunan dari tujuh komponen utama pada pendekatan LVI-IPCC. Keterpaparan (exposure) dari populasi penelitian ini diukur berdasarkan jumlah dari bencana banjir yang terjadi selama 5 tahun terakhir. Dengan variabilitas iklim diukur berdasarkan rata-rata standar deviasi dari suhu maksimum dan minimum bulanan dan curah hujan bulanan selama periode 5 tahun. Kapasitas adaptasi (adaptive capcity) adalah diukur dengan profil demografi dari wilayah (kepala keluarga perempuan), jenis pekerjaan dari strategi penghidupan, dan jaringan sosial (persentase dari rumah tangga yang membantu 48

18 tetangganya). Kemudian kepekaan (sensitivity) diukur dengan menentukan status pangan sekarang, jaminan air, dan status kesehatan dari suatu wilayah. Tabel 3.3 juga digunakan untuk menghitung LVI-IPCC. LVI- IPCC berbeda dari LVI ketika komponen utamanya digabungkan. Dibandingkan dengan pemisahan komponen utama menjadi LVI dalam satu langkah, pertama-tama akan digabungkan dahulu berdasarkan kategori rencana pada Tabel 3.4 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Dengan CF d adalah definisi faktor kontribusi IPCC (exposure, kepekaan, atau kapasitas adaptasi) untuk wilayah d (Kelurahan Sonorejo), M di adalah komponen utama untuk wilayah d yang di indeks dengan i, W Mi adalah bobot komponen utama, dan n adalah jumlah dari komponen utama masing-masing faktor kontribusi. Kombinasi dari ke tiga faktor kontribusi tersebut dihitung dengan menggunakan persamaan: Dengan LVI-IPCC d adalah indeks LVI wilayah d yang dinyatakan menggunakan kerangka kerentanan dari IPCC, e adalah skor wilayah d (sama dengan komponen utama bencana alam dan variabilitas iklim), a adalah skor kapasitas adaptasi untuk wilayah d 49

19 (dibobot dari rata-rata komponen utama sosial-demografi, strategi penghidupan, dan jaringan sosial) dan s adalah skor kepekaan untuk wilayah d (dibobot dari rata-rata komponen utama kesehatan, makanan, dan air). Skala dari LVI-IPCC ini berkisar antara -1 (- 0,4) yaitu tidak rentan, -0,41 0,3 adalah sedang, dan 0,31-1 sangat rentan. Tabel 3.4 Faktor kontribusi Kerentanan IPCC Faktor kontribusi terhadap kerentanan Keterpaparan (Exposure) Kapasitas adaptasi (Adaptive Capacity) Kepekaan (Sensitivity) Sumber: Hahn et al. (2009) Komponen utama Bencana alam dan variabilitas iklim Profil sosial demografi Strategi penghidupan Jaringan sosial Kesehatan Makanan Air 3. Analisis Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertumbuhan Sektor Pertanian Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perubahan iklim dan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Sumber data yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Germanwatch dan World Bank. 50

20 Tabel 3.5 Variabel dampak perubahan iklim terhadap pertumbuhan sektor pertanian Variabel 1 Variabel 2 Hipotesis Model 1 Model 2 Model 3 Tingkat Pertumbuhan Sektor Pertanian Emisi CO 2 per kapita Indeks Produksi Pertanian perkapita Skor Perubahan Iklim Indeks Produksi Pertanian Emisi CO 2 per kapita Negatif Negatif Negatif 51

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global yang diindikasikan sebagai penyebab perubahan iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah kondisi dimana terdapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kerentanan Penghidupan Petani dan Pertumbuhan Sektor Pertanian Di Kabupaten Sukoharjo. Aulia Rahman F

ABSTRAK. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kerentanan Penghidupan Petani dan Pertumbuhan Sektor Pertanian Di Kabupaten Sukoharjo. Aulia Rahman F ABSTRAK Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kerentanan Penghidupan Petani dan Pertumbuhan Sektor Pertanian Di Kabupaten Sukoharjo Aulia Rahman F0112019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanipulasi dan menganalisis informasi geografis (Paryono, 1994).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanipulasi dan menganalisis informasi geografis (Paryono, 1994). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi (Geographic Information System) merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan,

Lebih terperinci

ANALISIS KERENTANAN PENGHIDUPAN RUMAH TANGGA TANI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

ANALISIS KERENTANAN PENGHIDUPAN RUMAH TANGGA TANI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL ANALISIS KERENTANAN PENGHIDUPAN RUMAH TANGGA TANI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Livelihood Vulnerability Analysis of Farmer Household to Climate Change In Gunungkidul Regency Arif Wahyu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian deskriptif, prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN. LEMBARPERNYATAAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL. DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN. LEMBARPERNYATAAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL. DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PENGESAHAN. LEMBARPERNYATAAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN.. INTISARI.. ABSTRACT. Hal I Ii Iii V Vii Ix Xiii Xiv Xvi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Disampaikan pada Rapat Koordinasi ProKlim Manggala Wanabakti, 26 April

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian ini dirumuskan dengan menentukan tingkat bahaya banjir kemudian menentukan kerentanan wilayah terhadap bencana banjir. Penentuan kelas kerentanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya

Lebih terperinci

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan... 4 D. Manfaat...

Lebih terperinci

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan halaman Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan Iklim (2011) menyebutkan bahwa dampak perubahan iklim

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

3 METODE Rancangan Penelitian

3 METODE Rancangan Penelitian Peningkatan kesadaran perusahaan terhadap perlunya perilaku tanggung jawab sosial terjadi secara global. Para pengambil kebijakan di perusahaan semakin menyadari bahwa tujuan tanggung jawab sosial adalah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR Oleh: NUR HIDAYAH L2D 005 387 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan minimal manusia yang mutlak harus dipenuhi untuk menjamin kelangsungan hidup. Kebutuhan pokok manusia terdiri atas, kebutuhan pangan,

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Daftar Gambar... 4 Bab 1. Pendahuluan... 5 Bab 2. Metode Prediksi Iklim, Pola Tanam dan... 6 2.1 Pemodelan Prediksi Iklim... 6 2.2 Pengembangan Peta Prediksi Curah Hujan... 8

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekeringan merupakan fenomena alam yang kompleks dengan prosesnya berjalan lambat, tidak diketahui pasti awal dan kapan bencana ini akan berakhir, namun semua baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR LAMPIRAN... iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v viii xii xiii BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BENY HARJADI-BPTKPDAS-SOLO Peneliti bidang Pedologi dan Inderaja

BENY HARJADI-BPTKPDAS-SOLO Peneliti bidang Pedologi dan Inderaja 1 PENDAHULUAN BENY HARJADI-BPTKPDAS-SOLO Perubahan iklim dapat diartikan sebagai perbedaan yang nyata secara statistik pada nilai rata-rata iklim maupun variabilitas yang terjadi secara luas pada periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan ekologi. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan ekologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk menggali fakta- fakta di lapangan kemudian dianalisis dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN Oleh : Sumaryanto Muhammad H. Sawit Bambang Irawan Adi Setiyanto Jefferson Situmorang Muhammad Suryadi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di gabungan gelompok tani (Gapoktan) Desa Hasang, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE KAJIAN RISIKO IKLIM FOKUS ANAK

PENGEMBANGAN METODE KAJIAN RISIKO IKLIM FOKUS ANAK PENGEMBANGAN METODE KAJIAN RISIKO IKLIM FOKUS ANAK Temuan Kunci 1. Perubahan iklim dapat berdampak terhadap capaian Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak 2. Diperlukan sebuah metode untuk menilai tingkat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Konsep Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Konsep Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian ini dirumuskan dengan menentukan tingkat bahaya banjir kemudian menentukan kerentanan wilayah terhadap banjir. Penentuan kelas kerentanan maupun

Lebih terperinci

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi Outline Perubahan Iklim dan resikonya Dampak terhadap lingkungan dan manusia Kebijakan Iptek Penutup

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto (2006:26) Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto (2006:26) Metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Taman Nasional Gunung Halimun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi iklim di bumi tidak pernah statis, tapi berbeda-beda dan berfluktuasi dalam jangka waktu yang lama. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v vii viii x I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 6 1.3.

Lebih terperinci

Pasal 3 Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

Pasal 3 Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam tampak semakin meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh proses alam maupun manusia itu sendiri. Kerugian langsung berupa korban jiwa, harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global (global warming) merupakan isu lingkungan yang hangat diperbincangkan saat ini. Secara umum pemanasan global didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya

Lebih terperinci

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN Rommy Andhika Laksono Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamis dan sulit dikendalikan. iklim dan cuaca sangat sulit dimodifikasi atau dikendalikan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui potensi terjadinya banjir di suatu wilayah dengan memanfaatkan sistem informasi geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian bencana mewarnai penelitian geografi sejak tsunami Aceh 2004. Sejak itu, terjadi booming penelitian geografi, baik terkait bencana gempabumi, banjir,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini difokuskan pada lahan sagu yang ada di sekitar Danau Sentani dengan lokasi penelitian mencakup 5 distrik dan 16 kampung di Kabupaten Jayapura.

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rancangan tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surabaya merupakan kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat dan menyumbang pendapatan Negara yang sangat besar. Surabaya juga merupakan kota terbesar kedua

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29 Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling penting peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia dikenal sebagai sebuah negara kepulauan. Secara geografis letak Indonesia terletak pada 06 04' 30"LU - 11 00' 36"LS, yang dikelilingi oleh lautan, sehingga

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode 30 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah metode yang lebih mengarah

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 0 30 0 0 54 Lintang Utara dan 122 0 07 123 0 44 Bujur Timur. Pada tahun 2010 kabupaten ini terbagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tinggi : memiliki kartu ASKES, berobat di puskesmas atau mempuyai dokter pribadi. 2. Rendah : tidak memiliki ASKES, berobat di dukun. 14. Tingkat Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: ERNA MARDLIYANA RAHMAWATI NIM A610090107 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o 40 30 LS-6 o 46 30 LS dan 106

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Daftar Gambar... 4 Bab 1. Pendahuluan... 5 Bab 2. Metode Prediksi Iklim, Pola Tanam dan... 6 2.1 Pemodelan Prediksi Iklim... 6 2.2 Pengembangan Peta Prediksi Curah Hujan... 8

Lebih terperinci

BAB III DESAIN RISET III.1. Pengumpulan data

BAB III DESAIN RISET III.1. Pengumpulan data BAB III DESAIN RISET Desain penelitian merupakan kerangka atau rancangan penelitian yang meliputi segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam memecahkan atau menjawab rumusan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3 1. Data spasial merupakan data grafis yang mengidentifikasi kenampakan

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan iklim adalah salah satu isu lingkungan global yang paling penting dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini. Rata-rata temperatur global tahunan di daratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim merupakan isu global yang menjadi sorotan dunia saat ini. Perubahan iklim ditandai dengan meningkatnya suhu rata-rata bumi secara global. Peningkatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh 24 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data dalam satu titik dan waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sidamulih, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Desember 2011 dan Bulan

Lebih terperinci

Buku 1 EXECUTIVE SUMMARY

Buku 1 EXECUTIVE SUMMARY Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River Flowing Through Bogor, Depok, and North Jakarta Buku 1 Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, maupun faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sebelum seorang peneliti memulai kegiatannya meneliti, mereka harus memulai membuat rancangan terlebih dahulu. Rancangan tersebut diberi nama desain penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini yang berjudul Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti menggunakan jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output 34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan

Lebih terperinci

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia Haneda Sri Mulyanto Bidang Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Negara Lingkungan Hidup Bogor, 16 Januari 2010 Keterkaitan antara Pembangunan dan Perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Baleendah. : Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Soreang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Baleendah. : Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Soreang 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Katapang yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung yang menjadi lokasi salah satu

Lebih terperinci

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita 16 KERANGKA PEMIKIRAN Karakteristik sebuah rumah tangga akan mempengaruhi strategi dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Karakteristik rumah tangga itu antara lain besar rumah tangga, usia kepala rumah tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana tentang perubahan iklim merupakan isu global yang dianggap penting untuk dikaji. Kemajuan pesat pembangunan ekonomi memberi dampak yang serius terhadap iklim

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pagerharjo a. Keadaan fisik wilayah Desa Pagerharjo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2001 mengenai perubahan iklim, yaitu perubahan nilai dari unsur-unsur iklim dunia sejak tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Tambora yang merupakan salah satu dari dari 8 kecamatan yang berada di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat. Dengan luas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN KAWASAN RAWAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS TAMALATE

KAJIAN KAWASAN RAWAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS TAMALATE KAJIAN KAWASAN RAWAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS TAMALATE 1 Cindy Tsasil Lasulika, Nawir Sune, Nurfaika Jurusan Pendidikan Fisika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia diramaikan oleh isu perubahan iklim bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian Untuk memperoleh data dari sebuah penelitian, diperlukan suatu metode penelitian. Menurut Arikunto (2006, hlm. 26) Metode Penelitian adalah cara yang

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. memperoleh

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya Oleh : Prof. Dr., Ir. Moch. Sodiq Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Skala Kecil Di Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang. B.

Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Skala Kecil Di Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang. B. A. PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan ini Indonesia menghadapi masalah pangan yang serius. Kondisi ini diperkirakan masih akan kita hadapi beberapa tahun ke depan. Stok pangan masih terbatas dan sangat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.33/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN AKSI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci