MODEL PENGEMBANGAN USAHA PENDEDERAN IKAN NILA DI DESA SANDING, KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PENGEMBANGAN USAHA PENDEDERAN IKAN NILA DI DESA SANDING, KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR"

Transkripsi

1 1070 MODEL PENGEMBANGAN USAHA PENDEDERAN IKAN NILA DI DESA SANDING, KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR Dian Tariningsih, I Made Diarta, I Gusti Ary Suryawathy Universitas Mahasaraswati ABSTRAK Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua tahun. Adapun tujuan khusus penelitian tahun I adalah sebagai berikut. (1) Menganalisis cost dan return percobaan intensifikasi pendederan ikan nila dengan pemberian probiotik pada pakan komersial, (2) Menganalisis tingkat efisiensi teknis usaha pendederan ikan nila, (3) Menganalisis tingkat efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomis usaha pendederan ikan nila, dan (4) Menganalisis daya saing ikan nila. Penelitian ini merupakan kolaborasi penelitian survai dan eksperimen. Survai dilaksanakan terhadap 136 orang pelaku usaha pendederan ikan nila yang telah memproduksi benih ikan nila, sebagai sumber data untuk analisis fungsi produksi usaha pendederan ikan nila, efisiensi teknis dan ekonomis, analisis keuntungan finansial dan daya saing ikan nila. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) kali ulangan. Populasi penelitian ini adalah para pelaku usaha pendederan ikan nila yang berjumlah 136 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila dianalisis menggunakan analisis varians. Efisiensi pemanfaatan faktor produksi dianalisis menggunakan pendekatan fungsi keuntungan Cobb-Douglas, sedangkan daya saing ikan nila dianalisis dengan pendekatan matriks analisis kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian probiotik 10 ml/kg pakan komersial menghasilkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila tertinggi. (2)Efisiensi teknis pendederan ikan nila relatif rendah yang ditunjukkan oleh koefisien teknis fungsi produksi Cobb-Douglas sebesar 1,45; (3) pendederan ikan nila di Desa Sanding tidak efisien baik dari segi alokatif maupun ekonomis; dan (4) produksi pendederan ikan nila di Desa Sanding memiliki daya saing yang ditunjukkan oleh koefisien PCR sebesar 0,44 dan koefisien DRC sebesar 0,49. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan agar penggunaan faktor produksi benih ikan, pakan, dan luas kolam perlu dikurangi secara proporsional yakni, benih ikan menjadi 3 kg, pakan menjadi 60 kg, dan luas kolam menjadi 75 m 2 serta harga pakan disubsidi 25%. Kata kunci: pendederan, ikan nila, probiotik, efisiensi, daya saing ABSTRACT This study will be conducted over two years. As for particular goals first year are as follows. (1) to analyze cost and return experiments intensification nursery tilapia with probiotics in commercial feed, (2) to analyze the level of technical efficiency efforts nursery tilapia, (3) to analyze the level of allocative efficiency and the economic efficiency of enterprises nursery tilapia, and (4) analyze the competitiveness of tilapia. This study is a survey research collaboration and experimentation. Survey conducted with 136 businesses tilapia nursery has been producing tilapia fish, as the data source for the production function analysis tilapia nursery business, technical and economic efficiency, the analysis of the financial benefits and the competitiveness of tilapia. Experiments were performed to

2 1071 determine the effect of probiotics in feed to the growth and survival of tilapia fish. Experiments using a completely randomized design (CRD) with 5 (five) treatments and 3 (three) replications. The population of this research is the nursery of tilapia businesses totaling 136 people. Sampling using census method. The effect of probiotics in feed to the growth and survival of tilapia fish were analyzed using analysis of variance. The efficiency of utilization of production factors were analyzed using the approach of Cobb-Douglas function advantage, while the competitiveness of tilapia were analyzed by approach policy analysis matrix. The results showed that (1) the probiotik 10 ml / kg of feed to produce commercial growth and survival of tilapia fish highs. (2) Technical efficiency is relatively low tilapia nursery indicated by the technical coefficients Cobb-Douglas production function of 1.45; (3) the nursery of tilapia in the village Sanding is not efficient in terms of both allocative and economically; and (4) the production of tilapia in the village nursery Sanding competitiveness shown by PCR coefficient of 0.44 and DRC coefficient of Based on these results, it is suggested that the use of factors of production of fish seed, feed, and a spacious pool needs to be reduced proportionately namely, fish seed into 3 kg to 60 kg of feed, and a spacious pool to 75 m2 and feed prices subsidized by 25%. Keywords: nursery, tilapia, probiotics, efficiency, competitiveness I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi generasi muda untuk bekerja dan menjadikan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan layak diberikan apresiasi yang tinggi. Kondisi eksisting menunjukkan bahwa pelaku pemeliharaan (pembesaran) ikan nila sebagian besar dilakukan oleh generasi muda. Usaha pemeliharaan ikan nila dinilai sebagai usaha prodduktif yang sangat prospektif dikembangkan di masa depan. Setidaknya ada dua alasan kuat mengapa usaha pemeliharaan ikan nila menjadi primadona di kalangan anak muda. Pertama, usaha pemeliharaan ikan nila mampu melepaskan image bahwa pekerjaan petani identik dengan lumpur (kotor). Kedua, pekerjaan pemeliharaann ikan nila mampu memberikan insentif ekonomi berupa keuntungan finansial yang sangat signifikan. Ketertarikan generasi muda untuk mengembangkan usaha pemeliharaan (pembesaran) ikan nila merupakan pilihan tepat di tengah meningkatnya permintaan terhadap ikan nila. Peningkatan permintaan terhadap ikan nila dipicu oleh berkembangnya rumah makan yang menawarkan menu special ikan nila, di samping juga meningkatnya pembangunan kolam pancing ikan nila. Kedua sumber permintaan tersebut (rumah makan dan kolam pancing) merupakan sumber permintaan yang memberikan kontribusi besar terhadap berkembangnya usaha pemeliharaan ikan nila.. Permintaan ikan nila untuk konsumsi mengalami peningkatan signifikan, yang diakibatkan oleh adanya pergeseran preferensi masyarakat dalam mengkonsumsi daging, dari daging ternak ke ikan. Perubahan preferensi masyarakat ini telah memberikan kontribusi terhadap meningkatnya konsumsi ikan per kapita masyarakat Indonesia dari 33,86 kg per kapita per tahun di tahun 2012 menjadi 35 kg per kapita per tahun di tahun 2013 (finance.detik.com, 2014). Kondisi ini telah direspon dengan cermat oleh pengusaha kuliner, dengan mengembangkan rumah makan yang menawarkan menu special ikan nila. Wisata

3 1072 kulinerpun semakin berkembang dan menjadi trend di kalangan masyarakat, sehingga menjadi faktor penguat meningkatnya permintaan terhadap ikan nila. Permintaan ikan nila oleh pengusaha kolam pancing juga mengalami peningkatan pesat. Hal ini terjadi sebagai akibat meningkatnya animo masyarakat untuk melakukan aktivitas mancing di kolam air tawar. Banyak permintaan yang datang dari berbagai lapisan masyarakat untuk melakukan kegiatan mancing, baik untuk menyalurkan hobi maupun untuk mendapatkan ikan yang akan digunakan untuk lauk pauk bagi keluarganya. Bagi pemancing yang hanya menyalurkan hobi, targetnya bukan semata mata untuk mendapatkan ikan tetapi lebih pada senangnya suasana hati ketika pancingnya mengena. Berbeda halnya dengan para pemancing yang memang targetnya adalah untuk mendapatkan ikan yang sebanyak banyaknya, ikan yang diperoleh disamping untuk konsumsi sendiri, juga untuk kepentingan komersil. Apapun motivasinya, yang jelas bahwa aktivitas mancing tersebut telah memicu peningkatan permintaan terhadap ikan nila. Demam mancing juga dimanfaatkan sebagai media popular oleh para calon bupati, gubernur, dan legislative untuk mensosialisasikan programnya kepada masyarakat. Hal ini menyebabkan relative seringnya frekwensi lomba mancing terselenggara. Hampir tiada hari tanpa lomba mancing dalam suatu wilayah desa, yang pelaksanaannya dapat diadakan di saluran air atau di kolam. Berbagai hadiah prestisius disediakan bagi pemenang oleh penyelenggara untuk menggairahkan peserta melakukan aktivitas memancing. Masyarakat sangat antusias menyambut dan mengikuti lomba mancing tersebut. Banyak ikan nila yang terpancing, sehingga ivent ini memberikan kontribusi besar terhadap meningkatnya permintaan terhadap ikan nila hidup. Meningkatnya permintaan terhadap ikan nila, sangat menggairahkan para petani yang bergerak dalam usaha pembesaran ikan nila untuk menambah kapasitas produksinya. Namun usaha peningkatan produksi seringkali terkendala oleh ketersediaan benih ikan. Usaha pembesaran yang jadwalnya telah diatur sedemikian rupa untuk mampu memenuhi permintaan konsumen dari sisi jumlah dan waktu, seringkali dihadapkan pada kenyataan pahit karena tidak mendapatkan pasokan benih dari para pelaku pendeder ikan nila. Kondisi demikian sering berujung pada complain konsumen karena kontinuitas pasokan ikan nila terganggu. Pasokan benih dari para pendeder ikan nila sering terganggu karena para pendeder masih menghadapi permasalahan serius dalam manajemen pendederan ikan nilai. Adapun permasalahan serius yang dihadapi usaha pendederan ikan nila adalah tingginya tingkat kematian benih ikan selama pendederan yang mencapai rata-rata 57%. Di samping itu laju pertumbuhan benih ikan selama pendederan seringkali tidak optimal, yang ditunjukkan oleh lebih lamanya waktu yang dibutuhkan (dari 30 hari menjadi 40 hari) untuk mencapai berat rata-rata 10 gram dari berat awal rata-rata 3 gram. Petani pendeder ikan nila terus berupaya mencari terobosan untuk meningkatkan kapasitas produksinya, diantaranya melakukan ekstensifikasi yaitu dengan memperluas kolam untuk pendederan ikan nila. Namun perluasan kolam sesungguhnya bukan merupakan solusi tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, terlebih lagi perluasan kolam memerlukan investasi yang tidak sedikit, disamping terkendala oleh terbatasnya ketersediaan lahan.

4 1073 Untuk merespon permasalahan yang dihadapi oleh petani pendeder ikan nila dalam meningkatkan kapasitas produksinya, maka alternative solusi yang dapat ditawarkan adalah peningkatan kapasitas produksi melalui intensifikasi. Intensifikasi usaha pendederan ikan nila dapat dilakukan dengan pemberian probiotik pada pakan. Pemberian probiotik pada pakan dimaksudkan agar pakan dapat berfungsi secara maksimal dan menghasilkan bobot ikan yang lebih berkualitas. Menurut Fuller (1987), probiotik berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi pakan dalam saluran pencernaan, sehingga akan sangat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan. Fermentasi pakan mampu mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan. Anggriani, et al. (2012) menyatakan bahwa pemberian probiotik dengan dosis 100 ml/kg pakan mampu meningkatkan laju pertumbuhan benih ikan nila sebesar 2,92%, dengan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila mencapai 70%.. Secara factual para pendeder ikan nila di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar belum ada yang menambahkan probiotik pada pakan, sehingga intensifikasi melalui pemberian probiotik diharapkan mampu mengoptimalisasi pemanfaatan faktor produksi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat penggunaan faktor produksi yang optimal sehingga diperoleh keuntungan maksimum bagi usaha pendederan ikan nila, dan diharapkan dapat dijadikan model pengembangan usaha pendederan ikan nila. 1.2 Tujuan Khusus Penelitian 1) Menganalisis cost dan return percobaan intensifikasi pendederan ikan nila dengan pemberian probiotik pada pakan komersial. 2) Menganalisis tingkat efisiensi teknis usaha pendederan ikan nila. 3) Menganalisis tingkat efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomis usaha pendederan ikan nila 4) Menganalisis daya saing ikan nila 1.3 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut. 1) Meningkatkan produktivitas usaha pendederan ikan nila 2) Meningkatkan efisiensi teknis dan ekonomis usaha pendederan ikan nila 3) Meningkatkan keuntungan finansial usaha pendederan ikan nila 2. METODE PENELITIAN 2.1. Model Penelitian Penelitian ini merupakan kolaborasi penelitian survai dan eksperimen. Survai dilaksanakan terhadap 136 orang pelaku usaha pendederan ikan nila yang telah memproduksi benih ikan nila, sebagai sumber data untuk analisis fungsi produksi usaha pendederan ikan nila, efisiensi teknis dan ekonomis, analisis keuntungan finansial dan daya saing ikan nila. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) kali ulangan. Perlakuan I = perlakuan kontrol (tanpa pemberian probiotik pada pakan komersial). Perlakuan II = pemberian probiotik sebanyak 50 ml/kg pakan komersial Perlakuan III = pemberian probiotik sebanyak 100 ml/kg pakan komersial

5 1074 Perlakuan IV = pemberian probiotik sebanyak 150 ml/kg pakan komersial Perlakuan V = pemberian probiotik sebanyak 200 ml/kg pakan komersial 2.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan bahwa (1) Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring menjadi sentra usaha pendederan ikan nila di Kabupaten Gianyar, (2) usaha pendederan ikan nila telah dilakukan oleh petani ikan secara berkelanjutan sejak tahun 2009, dan (3) petani pelaku pendederan ikan nila telah membentuk kelembagaan sebagai wahana untuk memperluas jaringan kerjasama dengan stakeholders Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota kelompok usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar yang berjumlah 136 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 136 orang Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan menggunakan (1) metode survai yaitu wwancara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, dan (2) pengamatan dan pencatatan langsung (untuk eksperimen). Data primer diperoleh di lapangan dari sumber pertama, yaitu responden usaha pendederan ikan nila. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden, penggunaan input tetap dan variable dalam setiap siklus produksi, jumlah produksi benih setiap siklus, harga input, harga output (produksi). 2.5 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini berupa (1) jumlah pakan, (2) jumlah probiotik, (3) jumlah tenaga kerja, (4) jumlah benih, (5) luas kolam, dan (6) tingkat output Pengukuran Variabel Variabel yang terlibat dalam penelitian ini pengukurannya dilakukan sebagai berikut. 1) Jumlah pakan diukur dari banyaknya pakan yang dihabiskan dalam satu siklus produksi dinyatakan dalam kg. 2) Jumlah probiotik diukur dari banyaknya probiotik yang dihabiskan dalam satu siklus produksi dinyatakan dalam ml. 3) Jumlah tenaga kerja dihitung dari banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam satu kali siklus produksi dinyatakan dalam HOK. 4) Jumlah benih adalah jumlah benih yang ditebar dinyatakan dalam kg 5) Luas kolam adalah luas kolam yang digunakan untuk usaha pendederan dinyatakan dalam m 2. 6) Jumlah output (hasil dederan) adalah jumlah benih ikan nila yang dihasilkan dalam satu siklus produksi dinyatakan dalam kg.

6 Metode Analisis Data Cost dan return usaha pendederan ikan nila dianalisis secara deskriptif dengan analisis pendapatan usahatani. Pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila dianalisis menggunakan analisis varians. Untuk mengetahui efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomi dari pemanfaatan faktor produksi pada usaha pendederan ikan nila, maka dilakukan analisis fungsi produksi. Fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglass, karena fungsi produksi ini dapat memberikan angka penaksir yang baik dan dapat dipakai sebagai dasar perhitungan selanjutnya. Secara matematik fungsi produksi Cobb-Douglass adalah sebagai berikut (Debertin, 1986) : Y = βоx1 β1 X2 β2 X3 β3 X4 β4 Keterangan : Y = tingkat produksi (kg) X1 = jumlah benih (kg) X2 = Jumlah pakan (kg) X3 = jumlah tenaga kerja (HOK) X4 = luas kolam (m 2 ) βо = Intersep βi = Koefisien regresi Untuk mengetahui daya saing benih ikan nila dari usaha pendederan digunakan pendekatan matriks analisis kebijakan (Policy Analysis Matrix (PAM)). Daya saing basis informasinya diturunkan dari (1) keunggulan kompetitif dengan indikator Private Cost Ratio (PCR), dan (2) keunggulan komparatif dengan indikator Domestic Resources Cost (DRC). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Eksperimen Tentang Pengaruh Pemberian Probiotik Pada Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Eksperimen dilakukan dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Langkah awal eksperimen dilakukan dengan menyiapkan kolam pendederan, yakni kolam dikeringkan selama dua hari, kemudian dilanjutkan dengan memeriksa pematang kolam untuk memastikan bahwa kolam tidak ada yang bocor. Langkah berikutnya adalah membuat petak-petak pada kolam sesuai jumlah perlakuan dan ulangan (15 petak). Penempatan perlakuan dan ulangannya dilakukan melalui pengacakan secara lengkap. Setiap petak kolam ditebari 1000 ekor benih ikan nila ukuran 5-7 cm. Jadi pada eksperimen ini ditebar ekor benih ikan nila. Penebaran benih ikan nila telah dilaksanakan tanggal 3 Juni Setiap hari ikan nila diberikan 2 kali pakan dengan konsentrasi probiotik sesuai perlakuan yang ditetapkan. Lama pendederan ikan nila adalah dua bulan. Panen dilakukan 3 Agustus Hasil análisis varians menunjukkan bahwa ada pengaruh nyata pemberian probiotik terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (p<0,5). Pemberian probiotik dengan dosis 100 ml/kg pakan memberikan laju pertumbuhan dan kelangsungan

7 1076 hidup yang tertinggi. Peningkatan dosis probiotik dari 10 ml/kg pakan menjadi 15 ml/kg pakan dan 20 ml/kg pakan menghasilkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila semakin menurun. Dengan demikian pemberian probiotik dengan dosis 10 ml/kg pakan merupakan dosis yang paling ideal karena mampu memacu pertumbuhan paling baik dan menghasilkan kelangsungan hidup yang paling tinggi. Kelangsungan hidup benih ikan nila dari hasil penelitian ini mencapai 86% sehingga lebih tinggi dari hasil penelitian Anggriani, et al (2012) yang mencapai kelangsungan hidup ikan nila sebesar 70%. Pemberian probiotik selayaknya diadopsi oleh pelaku pendederan ikan nila sehingga mampu berproduksi lebih tinggi dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Sebagian besar pelaku pendederan ikan nila belum mengenal probiotik sehingga tidak mengetahui fungsi dan kegunaannya bagi pendederan benih ikan nila. Hasil penelitian ini sangat urgen untuk disosialisasikan kepada pelaku usaha pendederan benih ikan nila sehingga mereka memiliki literasi yang memadai terhadap probiotik yang sangat berguna memperlancar pencernaan benih ikan nila. Aksesibilitas pelaku usaha pendederan ikan nila terhadap probiotik juga perlu ditingkatkan sehingga mereka tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan probiotik menurut jumlah dan jenisnya. 3.2 Efisiensi Teknis Usaha Pendederan Ikan Nila Fungsi produksi pendederan ikan nila adalah sebagai berikut. Y = 1,48 X1 0,2242 X2 0,3606 X3 0,0736 X4 0,2763 Justifikasi terhadap fungsi produksi pendederan ikan nila adalah sebagai berikut. 1) Variabel benih ikan (X1) memiliki koefisien elastisitas sebesar 0,2242. Angka ini memberi makna bahwa setiap peningkatan penggunaan input benih ikan nila sebesar 1%, akan meningkatkan produksi sebesar 0,2242%. 2) Variabel jumlah pakan (X2) memiliki koefisien elastisitas sebesar 0,3606, Angka ini memberi makna bahwa setiap peningkatan penggunaan input jumlah pakan sebesar 1%, akan meningkatkan produksi sebesar 0,3606%. 3) Variabel luas kolam (X4) memiliki koefisien elastisitas sebesar 0,2763, Angka ini memberi makna bahwa setiap peningkatan luas kolam sebesar 1%, akan meningkatkan produksi sebesar 0,2763%. Indeks efisiensi atau koefisien teknis dari fungsi produksi pendederan ikan nila adalah 10 0,1703 atau sama dengan 1,48. Angka ini memberi makna bahwa tingkat teknologi yang diterapkan dalam usahatani pendederan ikan nila relative rendah. Hal ini wajar terjadi, karena usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring masih dilakukan secara konvensional. Tidak ditemui adanya pelaku usaha pendederan benih ikan nila yang telah menggunakan probiotik pada pakan. Oleh karena itu, diperlukan program intervensi untuk meningkatkan penerapan teknologi pada usaha pendederan ikan nila. 3.3 Efisiensi Alokatif dan Ekonomis Pendederan Ikan Nila 1) Input benih ikan nila yang digunakan pada usaha pendederan ikan nila memiliki rasio NPM/HI yang lebih kecil dari satu. Hal ini berarti penggunaan input benih ikan nila tidak efisien, sehingga perlu dikurangi penggunaannya dari 4,6 kg menjadi 3 kg.

8 1077 2) Input jumlah pakan yang digunakan pada usaha pendederan ikan nila memiliki rasio NPM/HI yang lebih kecil dari satu. Hal ini berarti penggunaan input jumlah pakan tidak efisien, sehingga perlu dikurangi penggunaannya dari 70,13 kg menjadi 60 kg. 3) Input luas kolam yang digunakan pada usaha pendederan ikan nila memiliki rasio NPM/HI yang lebih kecil dari 1. Hal ini berarti penggunaan input luas kolam perlu dikurangi penggunaannya dari 82,26 m 2 menjadi 75 m Daya Saing Ikan Nila Daya saing pendederan ikan nila dianalisis menggunakan pendekatan Policy Analysis Matrix (PAM). Melalui pendekatan ini dapat dihitung secara komprehensif dan sistematis tentang keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan beberapa indikator intervensi pemerintah (Monke dan Pearson, 1989). Untuk menganalisis keunggulan komparatif usahatani pendederan ikan nila digunakan Domestic Resource Cost (DRC), yaitu rasio antara biaya domestik dengan nilai tambah output dari biaya input yang dapat diperdagangkan pada harga sosial. Analisis keunggulan komparatif merupakan suatu analisis untuk menilai suatu aktivitas ekonomi ditinjau dari segi pemanfaatan sumberdaya domestik yang digunakan. Suatu usahatani komoditas tertentu dikatakan mempunyai daya saing secara internasional jika nilai DRC < 1, artinya komoditas tersebut lebih menguntungkan jika diusahakan di dalam negeri daripada diimpor. Jika DRC > 1, maka komoditas tersebut tidak memiliki daya saing internasional. Pada kondisi demikian, maka lebih menguntungkan jika komoditas tersebut diimpor daripada diusahakan di dalam negeri karena akan terjadi pemborosan sumberdaya domestik. Berdasarkan data pada Tabel 5.7, maka DRC usahatani pendederan ikan nila diperoleh sebesar 0,49. Angka ini memberi makna bahwa untuk menghasilkan satu satuan output pendederan ikan nila pada harga sosial diperlukan korbanan biaya sumberdaya domestik pada harga sosial sebesar 0,49. Terkait dengan perdagangan internasional, maka nilai DRC = 0,49 berarti untuk menghasilkan satu satuan devisa harus mengorbankan biaya imbangan sumberdaya domestik sebesar 0,49. Jadi usahatani pendederan ikan nila di Desa Sanding mempunyai daya saing secara internasional, karena efisien menggunakan sumberdaya domestik, sehingga layak diusahakan dalam rangka menghemat devisa. Rasio biaya privat (Private Cost Ratio = PCR) adalah perbandingan antara biaya faktor domestik dengan nilai tambah output dari biaya input tradable pada harga privat. Koefisien PCR merupakan ukuran daya saing atau efisiensi pada nilai finansial, yang sering disebut sebagai keunggulan kompetitif. Jika nilai PCR < 1 maka usahatani komoditas tertentu dikatakan mempunyai keunggulan kompetitif. Sebaliknya, jika nilai PCR > 1 maka usahatani tersebut tidak mempunyai keunggulan kempetitif. Hasil analisis dengan metode PAM diperoleh nilai PCR usahatani pendederan ikan nila di Desa Sanding sebesar 0,44. Angka ini memberi makna bahwa untuk menghasilkan Rp 1,00 nilai tambah diperlukan biaya domestik sebesar Rp 0,44. Dengan demikian usahatani pendederan ikan nila di Desa Sanding mempunyai keunggulan kompetitif sehingga sangat layak untuk diusahakan.

9 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Pemberian probiotik pada pakan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. 2) Usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding memiliki efisiensi teknis yang relatif rendah. 3) Efisiensi alokatif penggunaan input pendederan ikan nila di Desa Sanding tidak efisien. 4) Efisiensi ekonomis usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding tidak efisien. 5) Usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding memiliki daya saing. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka disarankan agar pelaku usaha pendederan ikan nila mengimplementasikan model efisien usaha pendederan ikan nila dengan menggunakan dosis probiotik 10 ml/kg pakan, benih ikan sebanyak 3 kg, pakan sebanyak 60 kg, dan luas kolam 75 m 2. DAFTAR PUSTAKA Anggriani, R., Iskandar, dan Taofiqurohman, A Efektivitas Penambahan Bacillus sp Hasil Isolasi dari Saluran Pencernaan Ikan Patin pada Paakan Komersial Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus). Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 3, No. 3 September ISSN Debertin, D. L Agricultural Production Economics. New York: Macmillan Publishing Company. Fuller, R A Review Probiotics in Man and Animal. Journal of Applied Bacteriology 66: Monke, E.A. dan Pearson, S.R The Policy Analysis Matrix for Agriculture Development. Ithaca and London: Cornel University Press.

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM 63

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM 63 AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM 63 AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM 64 AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM 65 EFISIENSI PEMANFAATAN

Lebih terperinci

DAYA SAING JAGUNG, KETELA POHON, DAN KETELA RAMBAT PRODUKSI LAHAN KERING DI KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM PROVINSI BALI

DAYA SAING JAGUNG, KETELA POHON, DAN KETELA RAMBAT PRODUKSI LAHAN KERING DI KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM PROVINSI BALI DAYA SAING JAGUNG, KETELA POHON, DAN KETELA RAMBAT PRODUKSI LAHAN KERING DI KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM PROVINSI BALI I Made Tamba Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRAK Jagung, ketela pohon

Lebih terperinci

MODEL OPTIMAL USAHA PEMBESARAN IKAN NILA SISTEM KERAMBA JARING APUNG DI DANAU BATUR KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI

MODEL OPTIMAL USAHA PEMBESARAN IKAN NILA SISTEM KERAMBA JARING APUNG DI DANAU BATUR KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI 1062 MODEL OPTIMAL USAHA PEMBESARAN IKAN NILA SISTEM KERAMBA JARING APUNG DI DANAU BATUR KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI I Made Diarta, Luh Komang Merawati, Putu Yusi Pramandari Universitas Mahasaraswati

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karangasem dengan lokasi sampel penelitian, di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini, RINGKASAN Kendati Jambu Mete tergolong dalam komoditas unggulan, namun dalam kenyataannya tidak bisa dihindari dan kerapkali mengalami guncangan pasar, yang akhirnya pelaku (masyarakat) yang terlibat dalam

Lebih terperinci

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI Daya saing usahatani jambu biji diukur melalui analisis keunggulan komparatif dan kompetitif dengan menggunakan Policy

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin 22 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Analisis Dewasa ini pengembangan sektor pertanian menghadapi tantangan dan tekanan yang semakin berat disebabkan adanya perubahan lingkungan strategis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Daya Saing Analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan komoditi susu sapi lokal dalam

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM Analisis keunggulan komparatif dan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2 email: mardianto.anto69@gmail.com ABSTRAK 9 Penelitian tentang Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif

Lebih terperinci

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya)

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya) Volume, Nomor 2, Hal. 09-6 ISSN 0852-8349 Juli - Desember 2009 DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya) Muhammad Farhan dan Anna

Lebih terperinci

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian PENDAHULUAN POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN Dr. Adang Agustian 1) Salah satu peran strategis sektor pertanian dalam perekonomian nasional

Lebih terperinci

PENENTUAN PRODUK UNGGULAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN GIANYAR

PENENTUAN PRODUK UNGGULAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN GIANYAR PENENTUAN PRODUK UNGGULAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN GIANYAR I Ketut Arnawa Program Studi Agribisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar E-mail: arnawa_62@yahoo.co.id ABSTRACT The main objective

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan 33 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Konsep Dasar Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2 KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT Yusuf 1 dan Rachmat Hendayana 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO Policy Impact of Import Restriction of Shallot on Farm in Probolinggo District Mohammad Wahyudin,

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 12 No. 2, Agustus 2007 Hal: namun sering harganya melambung tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh nelayan. Pe

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 12 No. 2, Agustus 2007 Hal: namun sering harganya melambung tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh nelayan. Pe Jurnal EKONOMI PEMBANGUNAN Kajian Ekonomi Negara Berkembang Hal: 141 147 EFISIENSI EKONOMI DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP USAHA PENANGKAPAN LEMURU DI MUNCAR, JAWA TIMUR Mira Balai Besar Riset

Lebih terperinci

VII. ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN Kerangka Skenario Perubahan Harga Input dan Output

VII. ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN Kerangka Skenario Perubahan Harga Input dan Output VII. ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN 7.1. Kerangka Skenario Perubahan Harga Input dan Output Perubahan-perubahan dalam faktor eksternal maupun kebijakan pemerintah

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Daya Saing Analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan komoditi gula lokal yang dihasilkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Daya Saing Perdagangan Internasional pada dasarnya merupakan perdagangan yang terjadi antara suatu negara tertentu dengan negara yang

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini diperoleh beberapa simpulan, implikasi kebijakan dan saran-saran seperti berikut. 7.1 Simpulan 1. Dari

Lebih terperinci

DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP

DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP PURWATI RATNA W, RIBUT SANTOSA, DIDIK WAHYUDI Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usaha Sapi Potong di Kabupaten Indrgiri Hulu 5.1.1. Profitabilitas Privat dan Sosial Usaha Sapi Potong Usaha peternakan sapi

Lebih terperinci

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT 83 VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT 8.1. Struktur Biaya, Penerimaan Privat dan Penerimaan Sosial Tingkat efesiensi dan kemampuan daya saing rumput laut di

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada petani tebu di wilayah kerja Pabrik Gula Sindang Laut Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN. Oleh: AHMAD YOUSUF KURNIAWAN

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN. Oleh: AHMAD YOUSUF KURNIAWAN ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Oleh: AHMAD YOUSUF KURNIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRACT

Lebih terperinci

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010 Volume 12, Nomor 1, Hal. 55-62 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2010 DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING DAN EFISIENSI SERTA KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN KOMPARATIF USAHA TERNAK SAPI RAKYAT DI KAWASAN

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS KEBIJAKAN ATAS PERUBAHAN HARGA OUTPUT/ INPUT, PENGELUARAN RISET JAGUNG DAN INFRASTRUKTUR JALAN

VIII. ANALISIS KEBIJAKAN ATAS PERUBAHAN HARGA OUTPUT/ INPUT, PENGELUARAN RISET JAGUNG DAN INFRASTRUKTUR JALAN VIII. ANALISIS KEBIJAKAN ATAS PERUBAHAN HARGA OUTPUT/ INPUT, PENGELUARAN RISET JAGUNG DAN INFRASTRUKTUR JALAN 8.1. Pengaruh Perubahan Harga Output dan Harga Input terhadap Penawaran Output dan Permintaan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI

MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI Pendahuluan Sebelum melakukan analisis, data yang dipakai harus dikelompokkan dahulu : 1. Data Parametrik : data yang terukur dan dapat dibagi, contoh; analisis menggunakan

Lebih terperinci

DAYA SAING KACANG TANAH PRODUKSI KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM

DAYA SAING KACANG TANAH PRODUKSI KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM 1043 DAYA SAING KACANG TANAH PRODUKSI KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM I Made Tamba, I Made Sukerta, I Ketut Widnyana Universitas Mahasaraswati made.tamba125@gmail.com ABSTRAK Pengembangan usahatani

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 45 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan daerah tersebut dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN INPUT PAKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis Sp)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN INPUT PAKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis Sp) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN INPUT PAKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis Sp) FACTORS AFFECTING DEMAND FEED INPUT AND IMPACT ON REVENUES NILA FISH

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR 350 PARTNER, TAHUN 21 NOMOR 2, HALAMAN 350-358 ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR Krisna Setiawan Program Studi Manajemen Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jalan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman 24 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahatani Tebu 2.1.1 Budidaya Tebu Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimum dan dicapai hasil yang diharapkan.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG 7.1. Profitabilitas Privat dan Sosial Analisis finansial dan ekonomi usahatani jagung memberikan gambaran umum dan sederhana mengenai tingkat kelayakan usahatani

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO COMPETITIVENESS ANALYSIS OF SHALLOTS AGRIBUSINESS IN PROBOLINGGO REGENCY Competitiveness analysis of shallot business in Probolinggo

Lebih terperinci

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG VI. 6.1 Analisis Dayasaing Hasil empiris dari penelitian ini mengukur dayasaing apakah kedua sistem usahatani memiliki keunggulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN RASIO KONVERSI PAKAN IKAN NILA. (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PERTUMBUHAN DAN RASIO KONVERSI PAKAN IKAN NILA. (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PERTUMBUHAN DAN RASIO KONVERSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh: Nita Ardita NIM.

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PLUS HERBAL PADA PAKAN KOMERSIL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI LEMAK IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) Oleh : DIATRA FARADIBA SURABAYA JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN KREDIT DAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHATANI PADI. I Made Tamba Ni Luh Pastini

DAMPAK KEBIJAKAN KREDIT DAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHATANI PADI. I Made Tamba Ni Luh Pastini DAMPAK KEBIJAKAN KREDIT DAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHATANI PADI I Made Tamba Ni Luh Pastini ABSTRACT Rice is high-valued commodities since pre-independence era. The paper aims to analyze impact

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS ( Domestic Resource Cost )

STUDI KELAYAKAN BISNIS ( Domestic Resource Cost ) STUDI KELAYAKAN BISNIS ( Domestic Resource Cost ) Oleh: Dr Rita Nurmalina Suryana INSTITUT PERTANIAN BOGOR Domestic Resource Cost Of Earning or Saving a Unit of Foreign Exchange (Biaya Sumberdaya Domestik

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING USAHA PEMBESARAN IKAN NILA PETANI PEMODAL KECIL DI KABUPATEN MUSI RAWAS

ANALISIS DAYA SAING USAHA PEMBESARAN IKAN NILA PETANI PEMODAL KECIL DI KABUPATEN MUSI RAWAS ANALISIS DAYA SAING USAHA PEMBESARAN IKAN NILA PETANI PEMODAL KECIL DI KABUPATEN MUSI RAWAS Competitiveness Analysis of Tilapia Grower Business of Small Farmers in Musi Rawas Regency Verry Yarda Ningsih,

Lebih terperinci

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani** PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,

Lebih terperinci

.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA. Kustiawati Ningsih

.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA. Kustiawati Ningsih 1.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA Kustiawati Ningsih Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Madura, Kompleks Ponpes Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan,

Lebih terperinci

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur

Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur Krisna Setiawan* Haryati M. Sengadji* Program Studi Manajemen Agribisnis, Politeknik Pertanian Negeri

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 51 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tiga tempat di Provinsi Bangka Belitung yaitu Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.a. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata/signifikan terhadap produksi usahatani jagung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Penting yang Memengaruhi Dayasaing Suatu Komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Penting yang Memengaruhi Dayasaing Suatu Komoditas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Penting yang Memengaruhi Dayasaing Suatu Komoditas Dayasaing sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu industri karena dayasaing merupakan kemampuan suatu

Lebih terperinci

ANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case Study: Bahal Batu III Village, Siborong-borong Subdistrict)

ANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case Study: Bahal Batu III Village, Siborong-borong Subdistrict) ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA ( Studi Kasus : Desa Bahal Batu III, Kecamatan Siborong-Borong) ANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI PADI SAWAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRACT

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI PADI SAWAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRACT ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI PADI SAWAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Denti Juli Irawati*), Luhut Sihombing **), Rahmanta Ginting***) *) Alumni

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Konsep Dasar Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang dipergunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Oleh: ISTIANA F0108156 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

IX. KESIMPULAN DAN SARAN IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa: 1. Penawaran output jagung baik di Jawa Timur maupun di Jawa Barat bersifat elastis

Lebih terperinci

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2): 1-5 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)

ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo) ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo) Novi Itsna Hidayati 1), Teguh Sarwo Aji 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan ABSTRAK Apel yang

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN. Juliana R. Mandei Christy P. Tuwongkesong

EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN. Juliana R. Mandei Christy P. Tuwongkesong Efisiensi Ekonomi Faktor Produksi pada Usahatani Brokoli...(JulianaMandei dan Christy Tuwongkesong) EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN Juliana R. Mandei Christy

Lebih terperinci

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com ABSTRAK Komoditas jagung (Zea mays)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Menurut penelitian Fery (2013) tentang analisis daya saing usahatani kopi Robusta di kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan metode Policy Analiysis

Lebih terperinci

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK 6.1 Analisis Keuntungan Sistem Komoditas Belimbing Dewa di Kota Depok Analisis keunggulan komparatif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya akan sumberdaya alam yang dapat di gali untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu sumberdaya alam yang berpotensi yaitu sektor perikanan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat

Lebih terperinci

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract Pengaruh Penambahan Probiotik EM-4 (Evective Mikroorganism-4) Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurame (Osprhronemus gouramy) Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya 2 1 Staf Pengajar

Lebih terperinci

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Dian Puspitasari Program studi Budidaya Perairan, Fakultas pertanian, Universitas Asahan Email: di_dianri@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Abstract PENDAHULUAN

PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Abstract PENDAHULUAN PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Muzalifah, Nana Danapriatna, Is Zunaini Nursinah Abstract This study aims to determine the factors that affect the amount of production

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN 1)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN 1) ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN 1) (Analysis of Economic Efficiency and Competitiveness of Dryland Maize at Kabupaten Tanah

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KEDELAI DI JAWA TIMUR

ANALISIS DAYA SAING KEDELAI DI JAWA TIMUR ANALISIS DAYA SAING KEDELAI DI JAWA TIMUR MUHAMMAD FIRDAUS *) *) Staf Pengajar pada STIE Mandala Jember Alamat. Jl Sumatera Jember 68121 ABSTRACT The objective of the study were (1) to know the trend of

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan

Lebih terperinci

DAYA SAING USAHATANI LADA DI LAMPUNG

DAYA SAING USAHATANI LADA DI LAMPUNG DAYA SAING USAHATANI LADA DI LAMPUNG Abdul Muis Hasibuan dan Bedy Sudjarmoko Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kelayakan dan daya

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA TEKNOLOGI PENDEDERAN IKAN LELE (Clarias sp) SANGKURIANG

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA TEKNOLOGI PENDEDERAN IKAN LELE (Clarias sp) SANGKURIANG Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 2 November 2016: 200-207 ISSN 2087-4871 EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA TEKNOLOGI PENDEDERAN IKAN LELE (Clarias sp SANGKURIANG EFFICIENCY

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS

ANALISIS SENSITIVITAS VII ANALISIS SENSITIVITAS 7.1. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perubahan kurs mata uang rupiah, harga jeruk siam dan harga pupuk bersubsidi

Lebih terperinci

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii ABSTRAK... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI

VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena analisis dalam metode

Lebih terperinci

PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor)

PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) SKRIPSI PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) Oleh : DAVID ABDIEL LIONO SURABAYA JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM VI ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM 6.1. Analisis Daya Saing Analisis keunggulan kompetitif dan komparatif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan kemampuan jeruk

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik Menurut Susila (2005), Indonesia merupakan negara kecil dalam perdagangan dunia dengan pangsa impor sebesar 3,57 persen dari impor gula dunia sehingga Indonesia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perikanan budidaya diyakini memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha guna mengurangi kemiskinan (pro-poor), menyerap tenaga kerja (pro-job) serta

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh

Lebih terperinci

Oleh: Tobari dan Budi Dharmawan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 11 September 2004, disetujui: 21 September 2004)

Oleh: Tobari dan Budi Dharmawan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 11 September 2004, disetujui: 21 September 2004) PROFIL PENGEMBANGAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Tinjauan pada Pengembangan Komoditas Jagung) PROFILE OF POLICY AND AGRICULTURE DEVELOPMENT IN PURBALINGGA

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih, dan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46 Penentuan komoditas unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan.

Lebih terperinci

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan 22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan KERAGAAN USAHA BUDIDAYA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) DALAM PEMANFATAAN LAHAN PEKARANGAN DI DESA JANTI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN PROVINSI

Lebih terperinci

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009) 58 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KAIN TENUN SUTERA PRODUKSI KABUPATEN GARUT Dewi Gustiani 1 dan Parulian Hutagaol 2 1 Alumni Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - IPB

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) Monika M.S.Hutagalung 1), Luhut Sihombing 2) dan Thomson Sebayang 3) 1) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menjadi produsen utama akuakultur dunia. Sampai tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat terbesar sebagai produsen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis terdiri dari dua hal. Pertama, kebijakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis terdiri dari dua hal. Pertama, kebijakan 3.1. Kerangka emikiran Teoritis III. KERNGK EMIKIRN Kerangka pemikiran teoritis terdiri dari dua hal. ertama, kebijakan pemerintah terhadap output dan input. Kedua, konsep keunggulan komparatif dan kompetitif

Lebih terperinci

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1 The Journal of Fisheries Development, Juli 2016 Volume 3, Nomor 1 Hal : 11 16 Available Online at: www.jurnal.uniyap.ac.id PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengekspor jagung (net exporter), namun situasi ini secara drastis berubah setelah

I. PENDAHULUAN. pengekspor jagung (net exporter), namun situasi ini secara drastis berubah setelah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai kurun waktu 1976 Indonesia masih termasuk salah satu negara pengekspor jagung (net exporter), namun situasi ini secara drastis berubah setelah kurun waktu tersebut,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen

III METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen III METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditas dengan mutu yang cukup baik dan

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Oleh : YULIANA PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

(The analysis of profitability, comparative advantage, competitive advantage and import policy impact on beef cattle fattening in west java)

(The analysis of profitability, comparative advantage, competitive advantage and import policy impact on beef cattle fattening in west java) Analisis Tingkat Keuntungan, Keunggulan Kompetitif, Keunggulan Komparatif, dan Dampak Kebijakan Impor Pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Provinsi Jawa Barat (The analysis of profitability, comparative

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG AGRISE Volume XII No. 3 Bulan Agustus 2012 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG (ANALYSIS OF TECHNICAL

Lebih terperinci