KOMISI PSE KWI Jl. Cut Meutia 10, Jakarta Telp ;

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMISI PSE KWI Jl. Cut Meutia 10, Jakarta Telp ;"

Transkripsi

1

2 Tim Penyusun: Mgr. Petrus Turang Rm. Fa. Teguh Santosa, Pr Ilyas Abad (dari Inkopdit) KOMISI PSE KWI Jl. Cut Meutia 10, Jakarta Telp ; Cetakan pertama: September 2013

3 Pengantar 1. Credit Union yang dipahami secara umum sebagai lembaga keuangan mikro yang ditumbuhkan dan dikembangkan dari, oleh, dan untuk anggota, harus terus digali dan dikembangkan keberadaannya supaya tidak terjebak dan jatuh pada penghimpunan dan pengumpulan modal. Modal utama Credit Union adalah kumpulan orang yang saling membangun kepercayaan satu sama lain demi terwujudnya bonum commune. 2. Modal dana (uang) yang dikelola dan dikembangkan di Credit Union hendaknya mengabdi dan melayani prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang ada dalam Credit Union. Modal dana yang 3

4 dikelola dan dikembangkan di Credit Union menjadi alat dan sarana untuk menjelmakan prinsip-prinsip dan nilainilai menjadi sikap dan tindakan hidup manusia dalam dimensi sosial-ekonomi. Dalam hal ini, Credit Union bisa dipahami sebagai Lembaga Nilai yang dijelmakan melalui tata kelola dan tata laksana keuangan mikro yang baik. 3. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Credit Union sebagai lembaga nilai mendapatkan jati diri dan identitasnya ketika manusia sebagai makhluk sosial saling membagi nilai dari dalam dirinya, ketika mereka melakukan kegiatan ekonomis (menabung meminjam) dengan saling menaruh kepercayaan satu sama lain. 4

5 4. Nilai-nilai kehidupan yang saling dibagikan dalam kegiatan ekonomisosial manusia di Credit Union akan mengarahkan dan membawa pada kesejah teraan dan kemakmuran ber sama. Kesejahteraan dan kemakmuran bersama (bonum commune) menjadi visi dan misi karya Kerasulan Sosial Gereja. Credit 5

6 Union bisa menjadi pilihan alternatif untuk menjadi alat dan sarana Kerasulan Gereja di bidang sosial-ekonomi dalam mewujudkan Kerajaan Allah. 5. Oleh karena itu, perlu satu panduan dan prinsip-prinsip dalam menumbuhkan dan mengembangkan Credit Union yang mampu menjadi alat dan sarana gerakan pembebasan manusia dari keterbeleng guan ekonomi-sosial, menjadi manusia yang bebas untuk melibatkan, mengembangkan, dan mencerdaskan dirinya sendiri dalam kebersaman dengan orang lain, menuju kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Komisi PSE KWI bersama INKOPDIT (Induk Koperasi Kredit) mencoba merumuskan hal tersebut untuk membantu para penggiat Kerasulan Sosial Gereja dalam mengembangkan kerasulannya di bidang keuangan mikro: Credit Union. 6

7 Daftar Isi PENGANTAR... 3 DAFTAR ISI... 7 MANUSIA: GAMBAR DAN CITRA ALLAH... 9 MANUSIA: MAKHLUK SOSIAL MANUSIA: PELAKU DAN PUSAT KEGIATAN EKONOMI GEREJA: MENJELMAKAN SABDA ASG: INJIL DALAM REALITAS SOSIAL SAAT INI CU: GERAKAN NILAI DALAM RENTANG MASA

8 CU: SARANA GERAKAN PENJELMAAN SABDA CU: GERAKAN KOMUNITAS NILAI CU: MENGHIDUPI POLA 3M CU: HAL-HAL TEORITIS DAN PRAKTIS YANG HARUS DIKETAHUI PENUTUP

9 Manusia: Gambar Dan Citra Allah 1. Allah menciptakan manusia menurut gambar-nya, menurut gambar Allah diciptakan-nya dia: Laki-laki dan perempuan diciptakan-nya mereka (Kej. 1,27). Manusia adalah mahkota ciptaan Allah. Oleh karena itu, Allah menyediakan dan memberikan hasil ciptaan lainnya untuk dikuasai, dikelola, dijaga dan dipelihara, untuk menjadi makanannya, supaya manusia hidup dan bisa melangsungkan kehidupannya (bdk. Kej. 1,31). Oleh Allah, manusia ditetapkan sebagai tuan atas semua semua makhluk di dunia ini, untuk menguasainya dan menggunakannya sambil meluhurkan Allah (Gaudium et Spes art. 12). 9

10 2. Manusia sebagai Gambar dan Citra Allah mempunyai potensi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah. Di lubuk hati nuraninya, manusia menemukan hukum yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, melainkan harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat. Sebab dalam hatinya, manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah (Gaudium et Spes art. 16). Atas dasar 10

11 hati nurani inilah, manusia melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah melalui tindakan dan pekerjaan duniawinya. 3. Keluhuran martabat manusia sebagai gambar dan citra Allah terungkap dan terwujd dalam keputusan bebasnya menjalankan pilihan dan tindakan sosialekonominya. Pencapaian martabat itu terwujud, apabila manusia dalam menjalankan pilihan dan tindakan sosialekonominya terbebaskan dari segala penawanan nafsu-nafsu, mengejar tujuan nya dengan secara bebas memilih apa yang baik serta tepat guna, dan jerih payah yang tekun mengusahakan sarana-sarananya yang memadai (bdk. Gaudium et Spes art. 17). 4. Pilihan dan tindakan manusia dalam dimensi sosial-ekonomi menjadi tempat dan medan untuk mewujudkan nilai- 11

12 nilai ilahi yang diterima dari Allah sendiri. Nilai-nilai ini menjadi dasar dan arah dari seluruh tindakan manusia, yang terinspirasi dari penjelmaan Sabda menjadi manusia. Dalam penjelmaan- Nya, dengan cara tertentu Sang Sabda telah menyatukan diri dengan setiap orang. Ia telah bekerja memakai tangan manusiawi, Ia berpikir memakai akal budi manusiawi, Ia bertindak atas kehendak manusiawi, Ia mengasihi dengan hati manusiawi (Gaudium et Spes art. 22). 12

13 Manusia: Makhluk Sosial 1. Dari kodratnya yang terdalam manusia bersifat sosial, dan tanpa berhubungan dengan sesama ia tidak dapat hidup atau mengembangkan bakat pembawaannya (Gaudium et Spes art. 12). Dalam dirinya, manusia membawa nilai-nilai hidup yang berasal dan bersumber dari Allah. Nilainilai ini menjadi berarti keti ka manusia bergaul dengan sesama, dengan saling berjasa. Melalui dialog dengan sesama saudara, manusia berkembang dalam segala bakat pembawaannya, dan mampu menanggapi panggilannya. 2. Manusia dipanggil untuk memuliakan dan mengabdi Allah. Bentuk panggilan 13

14 dan pengabdian manusia kepada Allah terungkap dan teruwujud dalam ikatanikatan sosial hidup bersama dengan orang lain. Ikatan-ikatan sosial inilah yang memungkinkan manusia bisa saling berbagi nilai-nilai kehidupan satu sama lain, dan mengarahkan hidup untuk secara lebih penuh dan lebih lancar mencapai kesempurnaan mereka sendiri sebagai makhluk yang bermartabat, 14

15 yang menekankan sikap kasih, hormat, adil kepada sesamanya, sehingga setiap orang dalam ikatan sosialnya wajib memandang sesamanya, tak seorang pun terkecualikan, sebagai dirinya yang lain (bdk. Gaudium et Spes art. 26). 3. Allah menciptakan manusia bukan untuk hidup sendiri-sendiri, melainkan untuk membentuk kesatuan sosial. Sebab, Sabda Yang Menjelma telah menghendaki menjadi anggota rukun hidup manusiawi. Ia menguduskan hubungan-hubungan antar manusia, terutama hubungan keluarga, sumber kehidupan sosial. Dalam pewartaan-nya, Ia memerintahkan dengan jelas kepada manusia supaya mereka bertingkah laku sebagai saudara satu terhadap lainnya. Bahkan Ia sendiri hingga wafat-nya, mengorbankan Diri bagi semua orang, Tidak ada kasih yang lebih besar dari 15

16 pada kasih seseorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabat-nya (Yoh. 15,13). 4. Dalam proses inkarnasi itu, Firman Allah menunjukkan solidaritas dengan manusia, dengan mengosongkan diri- Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia (Fil. 2:7), menunjukkan semangat belarasa kepada mereka yang menderita (Mat. 9:36), dan mengupayakan hidup baru dan berkelimpahan dengan membawa kabar baik bagi orang miskin, pembebasan bagi tawanan, penglihatan bagi orang buta, dan pembebasan bagi orang tertindas dan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (bdk. Luk. 4, 18). 16

17 Manusia: Pelaku dan Pusat Kegiatan Ekonomi 1. Konsili Vatikan II terutama Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, menegaskan bahwa manusia adalah dasar, sumber pembawa dan tujuan semua lembaga sosial (bdk. Gaudium et Spes, 25). Juga dikemukan distingsi antara tugas Gereja sebagai lembaga dan tugas para anggota Gereja. Peran Gereja dalam masyarakat adalah sebagai perantara dalam membangun dunia yang lebih baik. Tata masyarakat harus dikembangkan terus menerus, harus dilandasi kebenaran, dibangun atas keadilan dan harus dihayati dengan cinta kasih: namun 17

18 dalam kebebasan harus ditemukan keseimbangan yang makin hari makin manusiawi. Untuk mencapai tujuantujuan tersebut, harus dimulai dengan pembaharuan mental dan perubahanperubahan masyarakat yang luas (Gaudium et Spes, 26). 2. Ensiklik Rerum Novarum yang dikeluarkan oleh Paus Leo XIII sangat mendukung 18

19 ikatan-ikatan solidaritas dan tanggung jawab sosial dalam keseluruhan lembaga sosial. Ensiklik mengedepankan keunggulan pribadi manusia atas bendabenda, relativisasi harta benda serta kekayaan duniawi yang harus mengabdi manusia, dijamin oleh tanggung jawab serta otonomi pribadi untuk membangun masyarakat bercorakkan adil dan makmur. Hal ini semakin ditandas kan dalam Ensiklik Quadragesimo Anno dari Paus Pius XI, yang berpendapat bah wa kegiatan sosial-ekonomi harus diabadikan dan ditujukan demi kesejah - te raan seluruh umat manusia. Oleh ka rena itu, ditegaskan bahwa hak milik pri badi mempunyai fungsi sosial, perjuangan kelas harus diganti dengan kerja sama, dan bahwa prinsip dasar pengaturan masyarakat adalah prinsip subsidiaritas. 19

20 3. Kewajiban-kewajiban mereka berakar dalam persaudaraan manusiawi dan adikodrati manusia, dan mencakup tiga kewajiban, 1) solidaritas timbal balik bantuan yang oleh bangsa-bangsa yang lebih kaya harus diberikan kepada bangsa-bangsa yang sedang ber kembang, 2) keadilan sosial usaha membereskan hubunganhubungan niaga antara bangsa -bangsa yang kuat dan yang lemah, 3) cinta kasih yang meliputi semua orang usaha membangun persekutuan global yang lebih manusiawi, yang memungkinkan semua orang untuk memberi dan menerima, sehingga kemajuan pihak-pihak tertentu tidak diperoleh dengan merugikan pihak-pihak lain (Populorum Progressio, 44). 20

21 Gereja: Menjelmakan Sabda 1. Gereja adalah tubuh Kristus sendiri (1 Kor. 12, bdk. Yoh. 15). Sebagaimana Kristus melaksanakan rencana penyelamatan Bapa-Nya di dalam dan bagi dunia, demikian juga persekutuan orang yang percaya kepada-nya melaksanakan tugas satu dan sama itu di dalam dan bagi dunia. Oleh karena itu, pengabdian Gereja sebagai perwujudan panggilan serta perutusan Kristus dalam dunia ini menuntut keterlibatan dan tanggung jawab langsung demi utuhnya hidup manusia baik secara perorangan maupun secara bersama-sama. Pelayanan Gereja pertama-tama harus merupakan tanda kasih Allah bagi manusia. 21

22 2. Pelayanan Gereja berurusan dengan bidang iman. Selain itu, tugas pengutusan Gereja juga meluas ke segala sesuatu yang berhubungan dengan hukum moral (Quadragesimo Anno art. 41), sekaligus Gereja juga memiliki hak dan berkewajiban untuk bersuara dengan penuh wewenang atas masalah-masalah sosial-ekonomi (bdk. QA art. 41, 96: MM art. 15,220, GS art. 42). Gereja sebagai 22

23 lembaga harus hadir sebagai suatu kekuatan moral dalam proses animasi dan pendampingan serta pendorong bagi berkembangnya kemampuan swadaya masyarakat dalam menciptakan kekuatan sosial-ekonomi yang efektif dan berdaya guna. 3. Credit Union menjadi salah satu upaya pilihan Gereja untuk membantu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan swadaya masyarakat dalam menciptakan kekuatan sosialekonomi yang efektif dan berdaya guna. Oleh karena itu, Gereja membutuhkan pemahaman terkini akan pribadi Yesus beserta metodologi-nya dalam proses animasi dan pendampingan untuk menumbuhkan dan mengembangkan Credit Union demi kebaikan hidup manusia. Gereja harus terus menerus merenungkan dasar-dasar iman, dan 23

24 tidak terlampau percaya pada ajaran serta organisasinya sendiri. Bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hamba, karena kehendak Yesus (2 Kor. 4,5). 4. Dalam dan melalui Credit Union, Gereja dapat menjelmakan Sabda melalui karya-karya Gereja di bidang sosialekonomi. Golongan masyarakat yang menjadi fokus perhatian Gereja dalam kerasulannya adalah mereka yang mengalami ketidakadilan struktural dan melembaga, yang membuat mereka miskin dan tidak mempunyai daya untuk memperbaiki nasib sendiri. Kepada mereka Gereja mewartakan kabar gembira tentang Kerajaan Allah, seperti yang telah diperagakan Yesus sepanjang sejarah hidup-nya. Secara sadar Yesus memilih hidup bersama orang kecil untuk me- 24

25 layani Kerajaan Allah. Secara sadar pula, Yesus mau menanggung resiko akibatakibatnya (lih. Luk. 13, 31-35). Kepada orang yang mau mengikuti-nya, Yesus menawarkan suatu totalitas penyerahan diri (bdk. Luk.14,24-27). Untuk itu, orang diajak untuk sungguh-sungguh mempertimbangkan (bdk. Luk. 14,28-32). Dalam puncak ketakberdayaan-nya, sebagai orang kecil yang tidak dapat mengandalkan apa pun di dunia, Yesus menyerahkan diri-nya dengan penuh iman kepada kuasa dan kekuatan Kerajaan Allah (bdk. Luk. 23,46). Itulah puncak pelayanan Yesus kepada kuasa Kerajaan Allah. Di situ Yesus hanya membiarkan agar Kerajaan Allah menampakkan daya kekuatan yang membebaskan. Kuasa Kerajaan Allah sungguh menyatakan kekuatan yang membangkitkan (Luk. 24,6). Dalam Yesus yang miskin, kecil, dan lemah, Kerajaan Allah menampakkan dayanya. 25

26 ASG: Injil Dalam Realitas Sosial Saat Ini 1. Ajaran sosial Gereja lahir dari perjumpaan antara pesan Injil beserta tuntutantuntutan etisnya dan permasalahan yang muncul dalam realitas kehidupan masyarakat. Ajaran sosial dalam arti 26

27 ini bisa dipandang sebagai semacam model teoritis yang membantu kita untuk mewujudkan semangat Injil dalam kehidupan masyarakat. Ajaran sosial ini berdasarkan semangat injili, bersumber pada iman, dan merupakan bagian tugas pewartaan Injil dari Gereja bagi kaum miskin, karena dengan mengusahakan tatanan sosial yang adil, Gereja mewartakan kepada kaum miskin bahwa eksploitasi dan ketidakadilan akan leyap. 2. Ajaran sosial Gereja adalah pandangan Gereja mengenai masyarakat, yang oleh orang Katolik sendiri harus dibawa ke dalam masyarakat. Tetapi, ajaran sosial Gereja tidak memberikan resep-resep jadi untuk menyelesaikan semua masalah yang muncul dalam masyarakat. Gereja tidak memiliki pemecahan-pemecahan teknis yang dapat ditawarkan. oleh karena Gereja tidak menganjurkan sis - 27

28 tem-sistem atau program-program ekono mi dan politik, juga tidak memihak yang satu atau yang lain, asalkan martabat manusia diindahkan sepatutnya dan dimajukan, dan asalkan dia sendiri diberi peluang yang diperlukannya untuk menjalankan pelayanannya di dalam dunia (Sollicitudo Rei Socialis, alinea 41). 3. Gereja sama sekali tidak boleh melepaskan tugas yang oleh Allah dipercayakan kepadanya, untuk bercampur tangan atas kewenangannya, tentu saja tidak dalam soal-soal teknis, karena untuk itu Gereja dilengkapi bekal yang semestinya atau berdasarkan jabatan, melainkan dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum moral (Quadragesimo Anno, 41). 28

29 CU: Gerakan Nilai Dalam Rentang Masa 1. Revolusi industri yang terjadi menjelang pertengahan abad ke-19 mengakibatkan tenaga buruh mulai diganti dengan mesin, dan akibatnya pengangguran merajalela. Buruh semakin tak berdaya karena secara perorangan mereka lemah sekali. Friedrich Wilhelm Raffeisen, seo rang walikota di Flammersfield, Jerman Ba rat mencetuskan dan menyerukan gagasan kepada orang kaya bahwa kaum miskin itu harus segera ditolong. Pada akhirnya, derma yang terkumpul untuk menambah modal hidup tidak dapat mencu kupi kebutuhan si miskin. Karena derma yang dibagikan tidak dapat dikontrol dan tidak sedikit 29

30 penerima derma yang cepat-cepat menghabiskannya. 2. Kegagalan Raffeisen membawa kesimpulan bahwa derma tidak akan menolong manusia untuk mulai membantu dirinya sendiri, tetapi sebaliknya malah merendahkan martabat manusia yang menerimanya. Kesulitan si miskin hanya dapat diatasi dengan jalan mengumpulkan uang dari si miskin itu sendiri dan kemudian meminjamkan uang itu kepada sesama mereka. Tolong menolong dan kerja sama adalah satu-satunya pemecahan yang permanen un tuk memecahkan masalah yang sedang terjadi. Atas dasar hal ini, pada tahun 1849 Raiffeisen berhasil melahirkan gagasan koperasi kredit atau credit union dengan tiga prinsip utama koperasi kredit yaitu tabungan hanya diperoleh dari anggota-anggotanya, pinjaman hanya diberikan kepada 30

31 anggota-anggotanya saja, dan jaminan terbaik bagi pinjaman adalah watak si peminjam itu sendiri. Credit Union bukan sekedar lembaga yang memberi pinjaman. Tujuannya adalah untuk membantu anggota bersikap hemat, mampu mengendalikan uang mereka, dan meningkatkan martabat dan nilai-nilai moral dengan semangat keswadayaan. 31

32 3. Gerakan koperasi kredit (Credit Union) yang bermula di Jerman kemudian berkembang pesat ke pelbagai penjuru dunia. Di Kanada, gerakan ini dipelopori oleh seorang wartawan yang benama Alphonse Desjardin, dan Credit Union berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kanada dan bahkan menjadi gerakan koperasi kredit yang paling berkembang di dunia saat ini. Dari Kanada, gerakan koperasi kredit ini kemudian berkembang ke Amerika Serikat. Di Amerika Serikat ini, gerakan ini dipelopori oleh Edward Fillene, seorang pedagang kaya raya di kota Boston. Pada tahun 1934 semasa pemerintahan Presiden Franklin D. Roosevelt, Koperasi Kredit di Amerika mendapatkan Undang- Undang Koperasi Kredit, dan gabungan koperasi kredit di seluruh Amerika Serikat membentuk sebuah Biro Pengembangan Koperasi Kredit se-dunia yang berpusat 32

33 di Madison, Wisconsin USA. Pada tahun 1971 Biro Pengembangan Koperasi Kredit (credit union) sedunia ini diresmikan menjadi Dewan Koperasi Kredit Sedunia (World Council of Credit Union = WOCCU). 4. Credit Union mulai berkembang di Indonesia, sejak tahun 1967 dengan tokoh Rm. Karl Albrecht, SJ di Jakarta. Pernyataannya tentang Credit Union adalah Kita tidak perlu kuatir tentang hari depan Kopdit, asal kita usahakan agar Kopdit tetap milik anggota, tetap memberi service yang bermutu, serta mendidik anggota sehingga bangga dalam menjalankan dan mensukseskan Kopdit. Tahun 1970, di Indonesia membentuk wadah yang bernama Credit Union Counselling Office (CUCO) dengan K. Albrecth, dan Robby Tulus sebagai Managing Director. Fungsinya antara lain adalah memberikan konsultasi dan 33

34 bimbingan perihal koperasi kredit baik dalam hal teknis maupun non teknis (animasi-motivasi), menyusun bahanbahan dan program pendidikan koperasi kredit, membina para penggerak koperasi kredit, menyelenggarakan kursuskursus koperasi kredit seperti kursus dasar, kursus kepemimpinan, kursus manajemen, kursus auditing, kursus wirakop, kursus bagi calon pelatih dan merintis pembentukan Badan Koordinasi Koperasi Kredit di seluruh tanah air. 34

35 CU: Sarana Gerakan Penjelmaan Sabda 1. Sabda adalah terang kebenaran, yang akan mengarahkan dan membenarkan sikap dan tindakan hidup manusia. Manusia dipanggil untuk berjumpa sepenuhnya dengan semua ciptaan (manusia dan lingkungan) menurut model dari Sabda Yesus Kristus yang masuk ke dalam dunia dengan menjadi sama seperti kita, hanya tidak berbuat dosa (Ibr. 4.15). Kehadiran Sabda yang menjadi manusia mengarahkan manusia untuk cerdas dan kreatif mewujudkan nilai-nilai kemanusiaannya dalam tata kelola dan tata laksana kegiatan-kegiatan ekonomis manusia. 35

36 2. Credit Union adalah kumpulan orang. Oleh karena itu, dalam dirinya (identitas dan hakekat) merupakan kumpulan nilai-nilai kehidupan yang ada dalam diri setiap orang. Nilai-nilai itu berupa kemampuan untuk menolong diri sendiri, kemampuan untuk berswadaya, kemampuan untuk mengembangkan cara-cara pengorganisasian kehidupan bersama (demokrasi), mempunyai rasa tanggung jawab atas hidup pribadi 36

37 dan bersama, mempunyai rasa solider yang sering terungkap dalam semangat gotong-royong, mempunyai rasa keadilan, dan mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama antara laki-laki dan perempuan. 3. Credit Union sebagai kumpulan nilai (sabda) yang menjelma dalam sikap dan tindakan hidup manusia, akan memberikan kesejaheteraan dan kemakmuran hidup manusia, sebagaimana Sabda yang menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Gerak turun Sang Sabda (inkarnatoris) menjadi inspirasi bagi gerak Credit Union dalam menjelmakan nilai-nilai melalui kegiatan-kegiatan sosial-ekonomis manusia (menabung meminjam mengelola). Credit Union sebagai bagian dari gerakan tobat dan solidaritas untuk menghadirkan Sabda, menjadi daging di tengah-tengah umat dan masyarakat. 37

38 4. Gerak turun Sang Sabda (inkarnatoris) yang tinggal dan hadir di tengah-tengah pergumulan hidup manusia mewujud kan dan mencerminkan ungkapan solidari tas Allah bagi hidup manusia. Inilah wujud dan ungkapan keberpihakan Allah untuk melibatkan diri-nya dalam hidup manusia, supaya manusia berkembang dalam kebersamaan-nya dan cerdas dalam memilih dan menentukan arah hidupnya yang sesuai, bermakna dan bernilai. Credit Union membantu Gereja untuk menjadi sarana penggerak dan gerakan Penjelmaan Sabda bagi hidup manusia untuk semakin cerdas dan bijaksana dalam mengolah dan mengelola hidup menurut dimensi kehidupan sosial-ekonominya: kehidupan ekonomi sebagai suatu proses sosial, yaitu suatu interaksi yang dilakukan dan disebabkan oleh orang perorangan dalam semua cara, di mana orang-orang secara timbal balik saling mempengaruhi. 38

39 CU: Gerakan Komunitas Nilai 1. Credit Union merupakan himpunan orang-orang yang digerakkan untuk berkumpul oleh daya hidup (nilai), yakni berhimpun bersama untuk membentuk komunitas yang ditumbuhkembangkan melalui pendidikan, yang dalam kepercayaan dan kebersamaan terarah untuk membangun kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Daya hidup (nilai) menjadi daya dorong dan daya gerak komunitas untuk bergerak dalam kebersamaan membangun kekuatan ekonomi. 2. Komunitas menjadi wadah pergera kan nilai-nilai yang terungkap dari perwuju- 39

40 dan sikap dan tindakan masing-masing anggota komunitas dalam bentuk tata olah dan tata kelola keuangan. Kepercayaan menjadi dasar komunitas untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai yang ada dalam diri setiap pribadi: keterbukaan, tanggung jawab kepada diri sendiri dan sesama, swadaya, solidaritas/setia kawan (anda susah saya bantu, saya susah anda bantu), demokrasi, kesetaraan, dan keadilan. 40

41 3. Himpunan nilai-nilai yang saling bergerak dan berhubungan satu sama lain dalam kebersamaan dan persudaraan menjadikan Credit Union menjadi kekuatan ekonomi lokal. Kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh, dari, dan untuk komunitas. 41

42 CU: Menghidupi Pola 3M 1. Sebagaimana gerak turun dari Penjelmaan Sabda yang tinggal dan hadir dalam realitas pergumulan hidup manusia, Credit Union sebagai alat dan sarana pengembangan hidup manusia mengutamakan pola karya 3M: melibatkan, mengembangkan, dan mencerdaskan. Melibatkan berarti menjumpai, hadir bagi orang lain, dan mengajak untuk bergiat bersama dalam membangun kehidupan baru. Mengembangkan berarti meningkatkan kualitas hidup secara utuh dengan bertumpu pada nilai-nilai dan kearifan hidup masyarakat setempat. Mencerdaskan berarti memberdaya- 42

43 kan diri, secara pribadi dan bersamasama, sehingga mampu memilih dan menentukan arah kehidupan yang sesuai, bermakna dan bernilai secara berkelanjutan. 2. Credit Union bukan melulu lembaga yang bergerak di bidang keuangan. Melalui tata olah dan tata kelola keuangan Credit Union hadir bagi orang lain untuk bersama dan dalam kebersamaan untuk saling melibatkan diri membangun kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera dalam dimensi sosial-ekonomi. Mengolah dan mengelola Credit Union pertama-tama bukan dalam arti menumbuhkan dan mengembangkan aset modal keuangan. Aset modal keuangan hanya dampak dari mengolah dan mengelola daya hidup yang ada dalam diri manusia. Daya hidup itu berupa nilai-nilai kehidupan yang ada 43

44 dalam diri manusia yang berasal dari Allah sendiri. 3. Dalam dan melalui Credit Union: melalui perjumpaan dan berhubungan langsung satu sama lain, daya-daya hidup manusia (nilai-nilai ilahi) semakin didorong untuk dihidupi oleh manusia dalam mengembangkan kualitas hidupnya. Kualitas hidup yang didasarkan pada cinta kasih, kebenaran dan keadilan, dalam kebersamaan, untuk membangun tata dunia baru menurut dimensi sosialekonomi. 4. Kemandirian dalam tata olah dan tata kelola keuangan rumah tangga seturut dengan daya-daya hidup (nilai-nilai ilahi) yang semakin berkembang dalam diri setiap manusia: saling menghormati, saling menghargai, saling berkeadilan, saling bercinta kasih, menjadi tolak ukur 44

45 arah dan tujuan dari Credit Union dalam membantu mencerdaskan manusia. Dengan demikian, pola 3M: melibatkan, mengembangkan, dan mencerdaskan, menjadi pola dan cara kerja Credit Union dalam membantu manusia untuk hidup sejahtera (lahir dan batin). 45

46 CU: Hal-hal teoritis dan praktis yang harus diketahui 1. Misi Credit Union adalah menolong orang kecil mencapai kebebasan keua ng an, memampukan anggota untuk bertumbuh/berkembang (lebih berdaya) dan menolong anggota untuk mengontrol sendiri penggunaan keuangannya. 2. Peran CU adalah membentuk para anggota untuk menumbuhkan keterampilan yang sudah dimiliki dan mengajarkan cara baru untuk menghadapi pasang surut kehidupan, sehingga mereka siap dengan apapun yang terjadi dalam hidup mereka. 46

47 3. Fondasi/dasar-dasar Credit Union adalah visioner (berpikir jauh ke depan): menjunjung tinggi kualitas hidup jujur, berani, rela berkorban, saling percaya, dan utuh (integritas) sebagai pribadi, dengan terus membangun sikap proaktif, antusias, berpengharapan, kreatif, berani ambil resiko, teguh hati, hemat, kerja keras dan kerja cerdas. 47

48 4. Prinsip-prinsip yang ada dalam Credit Union adalah keanggotaan terbuka dan sukarela, kontrol secara demokratis oleh anggota, tidak diskriminatif, pelayanan kepada anggota, distribusi kepada anggota, membangun stabilitas keuangan, pendidikan yang terusmenerus, kerjasama antar Credit Union, dan tanggung jawab sosial. 5. Nilai-nilai yang ada dalam Credit Union adalah menolong diri sendiri, bertanggung jawab kepada diri sendiri, swadaya (dari anggota, oleh anggota, untuk anggota), solidaritas/setia kawan (anda susah saya bantu, saya susah anda bantu), demokrasi, kesetaraan, dan keadilan. 6. Ciri-ciri Credit Union yang kuat adalah memiliki kekuatan keuangan, efisiensi operasional, keunggulan kompetitif, 48

49 kepuasan anggota, kepuasan staf, pertumbuhan dan pembelajaran secara berkelanjutan. 7. Prinsip Tata Kelola Credit Union yang baik mencakup external governance (Tata Kelola Eksternal), internal governance (Tata kelola Internal) dan individual governance (Tata Kelola Individu). External Governance meliputi trans paransi (patuh pada peraturan, komunikasi yang hangat antara aktivis dengan anggota, pemerintah dan masyarakat umum (keterbukaan), laporan keuangan dibuat dan disampaikan kepada ang gota dan masyarakat), pemenuhan terhadap peraturan (menerapkan Standard CU Internasional untuk keamanan dan kesehatan keuangan sesuai standar industri, melakukan audit secara rutin, audit eksternal tahunan kurang lebih 90 hari setelah tahun buku berjalan), 49

50 dan akuntabilitas publik (secara tetap dipertanggungjawabkan kepada pemerintah maupun secara hukum, pengurus dan manajemen sensitif terhadap pemberitaan di media maupun penilaian terhadap CU oleh pihak luar). 8. Internal governance meliputi struktur (Rapat Anggota Tahunan dihadiri oleh anggota secara memadai, komposisi pengurus antara 5 sampai 9 orang, pengurus dapat dipilih dalam dua periode, tiap periode 2-5 tahun, pencalonan pengurus menggunakan standar yang jelas), kontinuitas pengurus (membuat perencanaan strategis CU, membuat rencana suksesi, dan menerapkan manajemen profesional dan membuat perencanaan), keseimbangan (komposisi pengurus merefleksikan demografi dan kebutuhan keuangan anggota, seimbang antara penabung saham dan non saham, mem- 50

51 perhatikan gender), dan akuntabilitas (pertanggung jawaban laporan secara transparan dan profesional, terdapat sistem monitoring dan evaluasi terpadu, terdapat Pengawasan dan Pemeriksaan rutin). 9. Individual Governance meliputi integri tas (adanya standar kode etik, pengurus dan manajer/staf tidak pernah terlibat kasus kriminal atau korupsi, pinjaman untuk pengurus harus melalui sidang pengurus tanpa dihadiri yang bersangkutan, tidak ada hubungan keluarga antar pengurus dan/atau manajemen, pengurus yang terkena kasus kriminal harus dikeluarkan), kompetensi (memiliki kemam puan tentang keuangan dan bisnis, mengembangkan diri), dan komitmen (aktif, bekerjasama, semua Anggota Keluarga sudah masuk CU). 51

52 10. Mengapa orang harus masuk menjadi anggota Credit Union: CU memberdayakan manusia, CU mendorong ekonomi rumah tangga yang kokoh, CU membangun gerakan ekonomi moral, CU adalah tempat orang-orang yang saling percaya berhimpun, CU membangun kearifan pengelolaan keuangan, CU menciptakan lapangan kerja, CU memperkuat keswadayaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik, yang meningkatkan daya tawar terhadap negara sekaligus mengurangi ketergantungan pada negara, CU memproteksi aset-aset kehidupan rakyat dari eksploitasi pasar dan negara, CU menciptakan pensiun mandiri dan jaminan sosial keluarga miskin, CU menciptakan sumber-sumber pembiayaan bersama (co-financing) yang memungkinkan kaum miskin menjadi investor (lokal). 52

53 11. Credit Union memberi arti kepada kesejahteraan. Kesejahteraan (kekayaan sejati) adalah keadaan pikiran yang dialami ketika semua aspek kehidupan kita (spiritual, emosional, fisik, sosial, politik, dan finansial) semuanya searah dengan nilai-nilai luhur yang dianut dan hati nurani kita. Hal-hal tersebut mencakup kesehatan emosional dan fisik, kekuatan spiritual dan keamanan keuangan, perasaan penuh, bermakna dan punya tujuan hidup yang jelas, waktu dan rasa damai untuk benar-benar menikmati hidup, hubungan dengan sesama benar-benar terjalin secara harmonis, membina dan memelihara kepedulian sosial dan kepuasan dalam bekerja. 12. Alur pembukuan yang ada di Credit Union yaitu slip uang masuk (SUM)/Slip uang keluar (SUK)/Slip Memo, Kartu 53

54 Simpanan dan Pinjaman Anggota, Buku Anggota, Buku Kas Harian, Daftar Uang Masuk/Daftar Uang Keluar, Ringkasan Daftar Uang Masuk/Ringkasan Daftar Uang Keluar, Jurnal, Buku Besar, Neraca Saldo, serta Laporan keuangan dan statistik bulanan. 54

55 Penutup Credit Union menjadi sarana dan alat (kendaraan) yang akan membawa manusia pada kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Sebagai kendaraan, Credit Union membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana (teknis dan non teknis) yang memadai. Semoga buku saku ini bisa digunakan untuk membantu dan berperan sebagai kompas moral yang akan mengarahkan dan menjalankan kendaraan Credit Union sampai pada tujuan yang diharapkan bersama: kesejahteraan dan kemakmuran bersama. 55

56 56

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

MENDENGARKAN HATI NURANI

MENDENGARKAN HATI NURANI Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor Kep-IX / Kongres XIX /2013 tentang Partisipasi Dalam Partai Politik dan Pemilu Wanita Katolik Republik Indonesia MENDENGARKAN HATI NURANI Ibu-ibu segenap Anggota

Lebih terperinci

PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA

PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran, saya dapat: 1. menjelaskan arti dunia; 2. menjelaskan pandangan Gereja tentang dunia; 3. menjelaskan arti dari Konstitusi

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KOPERASI KREDIT

DASAR-DASAR KOPERASI KREDIT DASAR-DASAR KOPERASI KREDIT Bab 2 dari Buku Dasar-Dasar Manajemen Koperasi Kredit (Credit Union) Disalin dan ditata letak oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan Pusat Koperasi Kredit Bali Artha Guna www.puskopditbag.org

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7 PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7 (oleh aendydasaint.wordpress.com) KURIKULUM 2013 (Kompetensi Inti:) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK 42. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

RANGKUMAN PERTEMUAN TIM CREDIT UNION MINAHASA dan BEBERAPA CATATAN PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION BAREROD GRATIA YOGYAKARTA

RANGKUMAN PERTEMUAN TIM CREDIT UNION MINAHASA dan BEBERAPA CATATAN PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION BAREROD GRATIA YOGYAKARTA 1 RANGKUMAN PERTEMUAN TIM CREDIT UNION MINAHASA dan BEBERAPA CATATAN PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION BAREROD GRATIA YOGYAKARTA Yogyakarta, 23-24 Oktober 2010 I. PENDIDIKAN DASAR CREDIT UNION Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini ix U Pengantar ndang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. Isi singkat 1. Semangat mistik 2. Semangat kenabian 3. Spiritualitas

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Editorial Merawat Iman

Editorial Merawat Iman Editorial Merawat Iman... kita percaya bahwa Allahlah Sang Penabur, yang menaburkan benih Injil dalam kehidupan kita. Melalui karya katekese, kita semua dipanggil untuk bersama Allah menumbuhkan dan memelihara

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA

ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA 2010-2019 1. HAKIKAT ARAH DASAR Arah Dasar Keuskupan Surabaya merupakan panduan hidup menggereja yang diterima, dihayati dan diperjuangkan bersama oleh segenap umat Keuskupan

Lebih terperinci

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian TAHN B - Hari Minggu Prapaskah I 22 Februari 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian Sesudah air

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS - 1927 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan

3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan 3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan legal? 6. Sebutkan sasaran yang dikritik Nabi Amos! 7.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjalankan usaha ataupun produksinya. Namun dengan suku

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjalankan usaha ataupun produksinya. Namun dengan suku BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam sejarahnya rentenir atau tengkulak adalah pemodal yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, atau dengan kata lain berada dalam lingkungan masyarakat. Kelompok

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI *HATI YANG BERSYUKUR TERARAH PADA ALLAH *BERSYUKURLAH SENANTIASA SEBAB ALLAH PEDULI *ROH ALLAH MENGUDUSKAN KITA DALAM KEBENARAN *ROH

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dewasa ini banyak badan usaha yang berdiri di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi, misalnya perusahaan negara, perusahaan swasta lainnya.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA 1. PENGANTAR Keluarga Kristiani dipanggil untuk menjadi rasul kehidupan Setiap pasangan suami-istri dipanggil oleh Tuhan untuk bertumbuh dan berkembang dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pertama, sebuah konsep etika dibangun berdasarkan konteks atau realita pada masa tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng ditinjau

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS : Pendidikan Agama Katolik : IX/2 : 2 x 40 menit A. Standar : Memahami dan melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa program kepemudaan

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat BAB IV HATI NURANI A. KOMPETENSI 1. STANDAR KOMPETENSI Memahami nilai nilai keteladanan Yesus Kristus sebagai landasan mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki laki yang memiliki rupa rupa kemampuan

Lebih terperinci

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH SOSIALISASI DALAM ARDAS KAJ UNTUK TIM PENGGERAK PAROKI KOMUNITAS DAN TAREKAT DIBAWAKAN OLEH TIM KERJA DKP GERAKAN ROHANI TAHUN KERAHIMAN DALAM ARDAS KAJ tantangan

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

Saudara-saudari yang dikasihi Yesus Kristus.

Saudara-saudari yang dikasihi Yesus Kristus. Introitus : Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak- anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan,

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

MATERI II PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA

MATERI II PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA 1. PENGANTAR ikut berperan serta dalam membangun Dalam tema ini akan dibicarakan peranan pria baik sebagai suami maupun ayah dalam keluarga. Sebagai suami jelas

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI Yoh 14:23-29 FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI 2016 (23) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

telah diungkapkan oleh nabi Yoel :

telah diungkapkan oleh nabi Yoel : Pembaharuan karismatik telah memberikan suatu fenomena baru dalam Gereja Katolik dewasa ini terutama bagi mereka yang terbuka terhadap karisma-karisma Roh Kudus. Hal ini memperlihatkan apa yang telah diungkapkan

Lebih terperinci

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO Membangun kembali fundamental ekonomi yang sehat dan mantap demi meningkatkan pertumbuhan, memperluas pemerataan,

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Serviana saat ini menjadi pimpinan suatu kongregasi. Ia termasuk pimpinan yang disenangi banyak

Lebih terperinci

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan fundamental manusia melekat pada setiap orang tanpa kecuali, tidak dapat

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5355 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 14 Agustus 2016

GPIB Immanuel Depok Minggu, 14 Agustus 2016 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. 1 NN, Badan Geologi Pastikan Penyebab Gempa di Yogyakarta, ANTARA News,

BAB 1 Pendahuluan.  1 NN, Badan Geologi Pastikan Penyebab Gempa di Yogyakarta, ANTARA News, 1 BAB 1 Pendahuluan 1. 1. Latar Belakang Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 berkekuatan 5,9 Skala Richter pada kedalaman 17,1 km dengan lokasi pusat gempa terletak di dekat pantai pada koordinat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG 1 2015 No.02,2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, organisasi, pemerintah, desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013)

(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013) (Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013) Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbela Rasa Melalui Pangan Sehat Para Ibu dan Bapak, Suster, Bruder, Frater,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2 1 Tesalonika 1 Salam 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010

sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010 sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN NATAL BERSAMA NASIONAL DI JAKARTA CONVENTION CENTER

Lebih terperinci

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN

Lebih terperinci

Beginilah Firman Tuhan, Allah semesta alam,

Beginilah Firman Tuhan, Allah semesta alam, 1 Tahun C Hari Minggu Biasa XXVI LITURGI SABDA Bacaan Pertama Ams. 6 : 1a. 4-7 Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan. Bacaan diambil dari Kitab Amsal: Beginilah Firman Tuhan,

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB III VISI, MISI DAN NILAI BAB III VISI, MISI DAN NILAI VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SIAK Dalam suatu institusi pemerintahan modern, perumusan visi dalam pelaksanaan pembangunan mempunyai arti yang sangat penting mengingat semakin

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA - 1075 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri Pasal 1 1 Salah. 1 Salah. 3 Salah. 4 Benar. 5 Benar. 6 Benar. 8 Salah. 9 Benar. 10 Benar. U Salah. 13 a 2) Maksud berbuah. b 3) Syarat-syarat berbuah. el) Cara untuk

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VII SMPK PERMATA BUNDA

PROGRAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VII SMPK PERMATA BUNDA PRGRAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 010/011 PENDIDIKAN AGAMA KATLIK KELAS VII SMPK PERMATA BUNDA N 1 KMPETENSI 6. Menyadari bahwa pertumbuhan dan perkembangan dirinya tidak dapat lepas dari peran serta

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL Lenda Dabora Sagala STT Simpson Ungaran Abstrak Menghadapi perubahan sosial, Pendidikan Agama Kristen berperan dengan meresponi perubahan

Lebih terperinci

BAB XII MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

BAB XII MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi. BAB XII Modul ke: 13 MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN Terima Kasih A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi. BAB XI Modul ke: MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA A. PENDAHULUAN MEMAKNAI? -Memberi

Lebih terperinci

di Surga dengan kemalangan dan keprihatinan hidup manusia di dunia memperhatikan yang lemah berkaitan dengan martabat manusia..

di Surga dengan kemalangan dan keprihatinan hidup manusia di dunia memperhatikan yang lemah berkaitan dengan martabat manusia.. Karya Sosial Paroki Visi, Misi dan Spiritualitas Visi, Misi dan Spiritualitas karya sosial Gereja adalah solidaritas Allah Bapa di Surga dengan kemalangan dan keprihatinan hidup manusia di dunia Visi Paroki

Lebih terperinci

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1 UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA Fabianus Selatang 1 Abstrak Konsep keselamatan dalam Katolik jelas berbeda dengan pengertian keselamatan dalam agama-agama

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 : 1 Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 40 : 1-5. 9-11 Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Beginilah

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam

Lebih terperinci

BAB III VISI MISI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III VISI MISI PEMBANGUNAN DAERAH BAB III VISI MISI PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Pembangunan B erdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Kolaka saat ini, permasalahan dan tantangan yang dihadapi kedepan serta dengan memperhitungkan faktor

Lebih terperinci

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Negeri Makassar Dokumen

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017 Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017 Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Lebih terperinci