BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis. Tidak sedikit para orang tua yang mencemaskan anak remajanya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis. Tidak sedikit para orang tua yang mencemaskan anak remajanya"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok pada remaja yang masih berstatus siswa atau pelajar merupakan kebiasaan simbolisasi yaitu simbol kematangan dan daya tarik terhadap lawan jenis. Tidak sedikit para orang tua yang mencemaskan anak remajanya merokok karena perilaku mereka. Merokok menurut konsep kesehatan adalah kebiasaan yang mengandung resiko terhadap penyakit tertentu apalagi usia mereka masih muda. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja akan mengalami perubahan yaitu perubahan emosi, perubahan fisik, sosial dan psikis. Sikap remaja sangat dipengaruhi oleh konsep dirinya. Salah satu bentuk dari konsep diri yang positif adalah rasa percaya dirinya. Rasa percaya diri adalah percaya pada dirinya sendiri, percaya akan kemampuan yang dimilikinya, tanpa membanding-bandingkan dengan orang lain dan selalu berusaha untuk menjadi yang lebih baik. Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis disurat-surat kabar, majalah dan media lain yang menyatakan bahayanya merokok. Bagi pecandunya, mereka dengan bangga menghisap rokok di tempat umum, kantor, rumah, jalan, dan sebagainya. 1

2 2 Di tempat-tempat yang telah diberi tanda dilarang merokok sebagian orang ada yang masih terus merokok. Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan merokok. Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah-olah sudah menjadi lingkaran setan. Ditinjau dari segi kesehatan merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Di Indonesia kegiatan merokok sering kali dilakukan individu dimulai di Sekolah Menengah Atas, bahkan mungkin sebelumnya. Kita sering melihat di jalan atau tempat yang biasanya dijadikan sebagai tempat nongkrong anak-anak tingkat Sekolah Menengah banyak siswa yang merokok. Pada saat anak duduk di Sekolah Menengah, kebanyakan pada siswa laki-laki merokok merupakan kegiatan yang menjadi kegiatan sosialnya. Menurut mereka merokok merupakan lambang pergaulan bagi mereka. Siswa yang berada dalam masa remaja yang merasa dirinya harus lebih banyak menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok sebaya dari pada normanorma orang dewasa. Remaja menganggap merokok sebagai lambang pergaulannya, khususnya pada siswa laki-laki bahwa merokok sebagai suatu tuntutan pergaulan bagi mereka bahwa remaja rokok dan alkohol merupakan lambang kematangan 1. 1 Elizabeth, BHurlock. Psikologi Perkembangan. ( Jakarta: Gramedia, 1999), h. 223.

3 3 Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai cara agar terlihat dewasa. Pada masa remaja ada sesuatu hal lain yang sama pentingnya dengan kedewasaan, yakni solidaritas kelompok dan melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok. Apabila dalam suatu kelompok remaja telah melakukan kegiatan merokok maka individu remaja merasa harus melakukannya juga. Individu remaja tersebut mulai merokok karena individu dalam kelompok remaja tersebut tidak ingin dianggap sebagai orang asing, bukan karena individu tersebut menyukai rokok. Alasan utama menjadi perokok adalah karena ajakan teman-teman yang sukar ditolak, selain itu juga, ada juga pelajar pria mengatakan bahwa pria menjadi perokok setelah melihat iklan rokok. Ini berarti bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok 2. Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok merupkan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktorfaktor dari dalam diri, juga disebabkan dari factor lingkungan. Remaja mulai merokok dikatakan oleh Erikson (dalam Komalasari, 2002) berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Seperti yang dikatakan olehbahwa perilaku 2 Sitepoe, Kekhususan Rokok Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 20.

4 4 merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis. 3 Rokok menjadi gaya hidup dan citra diri seseorang yang sehat. Rokok dapat membuat orang yang menghisapnya merasa tenang danpercaya diri, begitulah pengakuan dari sebagian perokok. 4 Banyak alasan orang merokok. Ada yang karena gengsi, gaya hidup, iseng, atau hanya ingin terlihat macho (keren) dan gaul. Efek yang dirasakan kebanyakan para perokok itu adalah efek sugesti yang bersifat psikologis. Efek secara psikologis memang dapat langsung dirasakan. Perasaan terlihat lebih macho (keren), lebih percaya diri, lebih tenang, dan efek-efek menyenangkan lainnya. Namun selain efek tersebut ada efek lain yang pelan-pelan menyusup di balik tubuh, yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan oleh rokok salah satunya adalah serangan jantung, batuk, dan kanker. Seringkali demi pergaulan orang yang tidak merokok ikut-ikutan menghisap rokok walau hanya satu batang. Selain itu sebagian remaja merokok disebabkan karena tekanan hidup. Mungkin karena tidak mendapat kasih sayang keluarga, gagal dalam pelajaran, dihina dan sebagainya. Jadi, untuk mendapatkan ketenangan, melepaskan segala ketegangan 3 Brigham, Social Psychology, ( Boston: Harper Collins Publisher, Inc, 1991), h ), h Setiono, Mangoenprasodjo, Hidup Sehat Tanpa Rokok. Yogyakarta: Pradipta Publishing

5 5 fikiran, mereka pun merokok atas dorongan teman-temannya atau akibat tekanan yang datang dari dalam diri mereka sendiri. Setelah di coba, rokok dapat memberi sedikit kelegaan sementara waktu tanpa memikirkan efek samping yang lebih buruk dan berkepanjangan dibanding dengan manfaatnya yang hampir tidak ada, secara perlahan-lahan remajapun menjadi perokok. pandangan Islam tentang rokok sebagian aliran menganggap perokok sebagai suatu perilaku yang buruk. Tembakau (tabacco) atau rokok mulai terlihat dan digunakan oleh sebagian penduduk dunia pada abad kesepuluh Hijriah. Berawal dari sinilah berbagai aliran berbicara dan menjelaskan hukumnya menurut Syar i, hasilnya terdapat berbagai macam pendapat, sebagian aliran mengharamkannya, sebagian mewajibkannya, sebagian memakruhkan, sebagian membolehkan, dan ada aliran modern yang mempunyai pendapat sendiri. Di antara pendapat para aliran tersebut antara lain: 5 1. Aliran yang mengatakan hukum rokok haram, diantaranya Syaikhul Islam Ahmad As Sanhuri, Syaikhul Al Malikiyah Ibrahim, Abdul Ghaits Al Qasyasyi, dan Najmuddin bin Badruddin, dengan alasan bahwa rokok dianggap berbahaya dan berdampak negatif (dampak terhadap tubuh dan keuangan). Firman Allah SWT dalam surah Qs. Al-Israa : 27 yang berbunyi: 5 Budi setiawan, Utomo, Fiqih Aktual. (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 210.

6 6 2. Hukum rokok dapat dikatakan wajib menurut sebagian ulama pengikut imam mazhab di antaranya Ibnu Taimiyah, jika dalam keadaan darurat di mana seseorang benar-benar membutuhkan rokok untuk kemaslahatannya yang dikhawatirkan jika tidak mengkonsumsi maka menimbulkan mudharat seperti mengkonsumsi rokok untuk pengobatan Aliran yang mengatakan hukum rokok menurut syar i adalah makruh yaitu Syaikh Abu Sahal Muhammad bin Al Wa idz Al Hanafi, dengan alasan: a. Perokok itu tidak akan terlepas dari bahaya yang ditimbulkan oleh rokok itu sendiri baik dalam jumlah yang sedikit maupun banyak. b. Menghamburkan harta dengan sia-sia. c. Dapat menggangu orang yang ada di sekitarnya karena baunya yang kurang enak. d. Rokok dapat membuat orang lalai dalam beribadah maupun kegiatan yang lainnya. 4. Aliran yang mengatakan hukum rokok menurut syar i adalah mubah (boleh) yaitu Al Alamah Asyeikh Abdul Ghani Annablisi dan Syeikh Mustafa 6 Abdullah, Fikih Darurat. (Jakarta: Pustaka Azzam, 1996), h. 42.

7 7 Assuyuti Arrahbani, dengan alasan bahwa asal dari segala sesuatu itu adalah Mubah (boleh) sebelum ada dalil Syar i yang sharih yang mengharamkannya. Rokok itu ibarat api, ia membakar nyawa dan jiwa kita. Walaupun hanya sekedar iseng atau sekedar coba-coba. Karena sekali mencoba seseorang akan merasa ketagihan. Perokok digambarkan dengan image bergaya, lambang status, pertanda kejantanan pada pria yang bergaya, begitu juga wanita. Semua iklan-iklan rokok memamerkan dan menggambarkan perokok hidup kaya-raya, jantan, sehat dan bergaya. Jadi, remaja yang mengidolakan gaya hidup mereka akan mudah terpengaruh serta meniru si perokok yang digambarkan hebat melalui iklan-iklan rokok. Observasi awal pada tanggal 26 November 2015 di sekolah SMK NU Pekauman Banjarmsin peneliti melihat sehabis pulang sekolah biasanya ada sekumpulan siswa yang duduk-duduk di pinggir jalan sambil merokok, baik dengan pasangannya maupun dengan teman-temannya. Bagi siswa yang perokok, merokok merupakan kebutuhan sehari-hari dan sulit untuk ditinggalkan karena dengan merokok mereka merasa lebih percaya diri. Ada kekhawatiran terhadap perilaku merokok pada remaja tersebut, yakni semakin muda seseorang mulai menjadi perokok, maka akan semakin besar kemungkinan yang bersangkutan menjadi perokok berat diusia dewasa. Sebagian siswa SMK NU Pekauman Banjarmsin yang merokok, mereka memiliki berbagai alasan tentang perilaku merokok diantaranya:

8 8 ada yang mengatakan hanya sekedar ingin mencoba, karena pengaruh teman, sebagai image diri dan sebagai penghilang stres. Merokok seakan-akan telah menjadi budaya. Hal ini ditambah dengan gencarnya iklan-iklan rokok yang mengidentikkan perokok dengan kejantanan, kesegaran dan keperkasaan. Bagi remaja, semakin muda usia mereka untuk menghisap rokok, maka semakin tumbuh rasa bangga pada diri remaja khususnya bagi para siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah. 7 Sejalan dengan itu, menambahkan bahwa dahulu rokok sinonim dengan menjadi gentleman, namun pada abad ke-20, akibat perkembangan teknologi telekomunikasi dan media, rokok ditampilkan makin sering dan luas ke masyarakat sebagai simbol kejantanan. Akibatnya jelas, merokok menjadi gaya tersendiri bagi banyak orang. Pengaruh perilaku merokok di kalangan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri remaja ketika mereka sedang mencari jati dirinya. b) Faktor eksternal yaitu berupa pengaruh dari orang tua, pengaruh lingkungan, pengaruh teman dan pengaruh iklan. Ketika seorang anak laki-laki memiliki hubungan yang baik dengan orang dewasa yang membuatnya merasa difahami, dihargai dan diinginkan; ketika ia merasa didukung sehingga ia berprestasi di sekolah, menjadi kompeten dan percaya diri; dan 2005), h Setiono, Mangoenprasodjo, Hidup Sehat Tanpa Rokok. Yogyakarta: Pradipta Publishing

9 9 melalui keterikatannya yang beraneka ragam, ia belajar bersosialisasi dan belajar menghadapi masa depan dengan rasa kepercayaan diri dan keberanian. Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan-nya yang memiliki derajat paling tinggi karena kelebihan akal yang dimiliki, sehingga sepatutnyalah ia percaya dengan kemampuan yang dimilikinya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Imron ayat 139, sebagai berikut: Remaja sering menyalah artikan pengertian percaya diri, dengan adanya penampilan dan gaya hidup maka tercipta suatu sikap yang disebut percaya diri. Remaja lebih percaya diri jika mereka telah berpenampilan mewah dan memiliki gaya hidup yang modern, di mana perilaku ini sudah menjadi suatu tuntutan di kalangan remaja. Misalnya berangkat sekolah dengan menggunakan kendaraan sendiri, penampilan serba mewah, membawa HP, merokok dan lain sebagainya. Tingkah laku semacam ini sudah menjadi trend di kalangan remaja. Perilaku merokok di kalangan siswa, sekilas dipandang memang hal yang sepele dan jarang sekali dibahas oleh sebagian orang tetapi sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut. Observasi lebih lanjut yang dilakukan peneliti di SMK NU Pekauman Banjarmasin pada bulan Desember 2015 dan Januari 2016, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa di sekolah ini memiliki gaya hidup yang

10 10 modern, diantaranya berpenampilan serba mewah, berangkat sekolah dengan membawa kendaraan sendiri, membawa Hp serta merokok. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru dinyatakan bahwa para guru sering mendapati lebih dari tiga puntung rokok di kamar mandi siswa, kemungkinan mereka melakukannya pada saat jam istirahat. Peneliti sendiri juga membuktikan dan melihat langsung di kamar mandi siswa terdapat beberapa puntung rokok. Bagi sebagian murid laki-laki yang perokok, mereka juga mengatakan bahwa jika mereka ingin merokok biasanya mereka melakukannya secara diam-diam di kamar mandi atau pada saat pulang sekolah karena peraturan sekolah melarang para siswa merokok pada saat jam pelajaran atau ketika di lingkungan sekolah. Diantara alasan mereka merokok adalah hanya sekedar ingin mencoba, meniru teman dan sebagai penghilang stres. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap Sikap Percaya Diri Siswa di Sekolah SMK NU Pekauman Banajarmasin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apakah Ada Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap Sikap Percaya Diri Pada Siswa di SMK NU Pekauman Banjarmasin Tahun Pelajaran 2015/2016? C. Alasan Memilih Judul Saat ini merokok menjadi kebiasaan yang sangat lumrah kita temui, tidak hanya bagi kaum dewasa tetapi juga bagi kaum remaja. Sebagai praktisi pendidikan, hal ini membuat saya prihatin khususnya pada generasi muda yang sangat lekat

11 11 terhadap kebiasaan merokok. Kita semua ketahui bahwa kebiasaan ini sangatlah buruk terutama bagi kesehatan. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui arah tujuan yang dicapai, maka dalam penelitian ini tujuannya adalah sebagai berikut: Untuk Mengetahui Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap Sikap Percaya Diri Pada Siswa di SMK NU Pekauman Banjarmasin. E. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi dikemukakan Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dalam melaksanakan penelitian 8. Sedangkan ahli lain mengemukakan Asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik 9. Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud dengan asumsi adalah anggapan dasar yang sudah diyakini kebenarannya tanpa memerlukan pembuktian lagi. 2. Hipotesis 8 Ahyar Yusuf, Sutrisno. Pedoman Penulisan Skripsi. ( Mataram: IKIP, 2003), h Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta,2006), h. 65.

12 12 Dalam buku Prosedur Penelitian dikemukakan Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul 10. Sedangkan ahli lain mengemukakan Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya 11. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti kenyataanya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini: Ada Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap Sikap Percaya Diri Siswa di sekolah. F. Siknifikasi Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau rujukan bagi peneliti yang memusatkan perhatian tentang pengaruh kebiasaan merokok terhadap sikap percaya diri pada remaja. 2. Kegunaan secara Praktis a. Bagi guru 10 Ibid. h Sutrisno Hadi. Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta,2000), h. 201.

13 13 Pembimbing dapat membantu memecahkan masalah yang dialami siswa dengan memberikan layanan bimbingan konseling khususnya yang berkaitan dengan masalah merokok. b. Bagi orang tua Sebagai bahan masukan bagi para orang tua untuk dapat memilih lingkungan yang baik untuk anak. c. Bagi siswa Sebagai bahan masukan agar mengetahui bahayanya kandungan rokok dan pentingnya menjaga kesehatan. d. Bagi peneliti Menambahkan wawasan dan pengetahuan penulisan sehingga dapat mengembangkannya dengan lebih luas baik secara teoritis maupun praktis. G. Asumsi Penelitian Dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi dikemukakan Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dalam melaksanakan penelitian. 12 Sedangkan ahli lain mengemukakan Asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. 13 Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud dengan asumsi adalah anggapan dasar yang sudah diyakini kebenarannya tanpa memerlukan pembuktian lagi. 12 Yusuf Ahyar, Sutrisno, Pedoman Penulisan Skripsi. (Mataram: IKIP 2003), h Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta,2006), h. 65.

14 14 H. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMK NU Pekauman Banjarmasin. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah terbatas pada siswa putra kelas X dan XI di SMK NU Pekauman Banjarmsin. 3. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perilaku merokok dan sikap percaya diri pada siswa putra yang meliputi kepercayaan diri siswa ketika berinteraksi dengan lingkungan sekolah, kepercayaan diri siswa ketika berinteraksi dengan lawan jenis, kepercayaan diri siswa ketika menghadapi masalah di sekolah. Ciri-cirinya siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri cenderung stress untuk menghilangkan stress tersebut mereka menghilangkannya dengan aktivitas merokok, siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri cenderung malu ketika berinteraksi dengan lingkungan atau lawan jenisnya. I. Definisi Operasional

15 15 Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang dianggap penting yaitu : 1. Perilaku merokok adalah kegiatan menghisap rokok, di mana rokok itu sendiri adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun kertas/rokok) yang jika dibakar akan mengahasilkan asap dan asap itu sendiri yang dinikmati dari aktivitas merokok. Kebiasaan merokok ini menggunakan teori Mu tadin yaitu : a. Pengaruh orang tua yang dideskripsikan dengan imitasi peran, kondisi ekonomi keluarga. b. Pengaruh teman, yang dideskripsikan dengan: konformitas dalam kelompok, penyesuain dalam kelompok. c. Faktor kepribadian, yang dideskripsikan dengan: minat, jati diri. d. Pengaruh iklan, yang dideskripsikan dengan: trend, persepsi iklan Sikap percaya diri Dalam buku Kewiraswastaan dikemukakan Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat sangat relatif, baik antara 14 Mar at. Sikap Manusia dan Pengukurannya. (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 1981), h. 13.

16 16 seseorang dengan orang lain ataupun pada seorang tetapi beda tugas atau pekerjaan yang dihadapinya 15. Sedangkan ahli lain mengemukakan Kepercayaan diri merupakan sikap mental seseorang dalam menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga orang tersebut mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu dengan kemampuannya 16. Dari pendapat ahli di atas, maka yang dimaksud dengan sikap percaya diri adalah sikap positif seorang individu dalam menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga orang tersebut mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. J. Sistematika Penulisan Dalam hal ini penulisan akan menggambarkan sedikit tentang materi yang akan penulis teliti: Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar atau asumsi penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional judul, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teori 15 Soesarsono, Wijayandi. Pengantar Kewiraswastaan. (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2004), h Ghufron dan Rini. Pikologi Pendidikan. ( Jakarta: PT Rineka Cipta Indonesia,2010), h.35.

17 17 Bab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang dipergunakan dalam pembahasan permasalahan, pengertian percaya diri, ciri-ciri individu yang memiliki sikap percaya diri, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap percaya diri, langkahlangkah membangun sikap percaya diri, manfaat sikap percaya diri, pengertian perilaku merokok, aspek-aspek dalam perilaku merokok, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, pandangan masyarakat tentang perilaku merokok, manfaat dan kerugian merokok. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini menguraikan tentang jenis dan pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik analisi data dan teknik pengumpulan data. Bab IV Hasil Penelitian Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum obyek penelitian, pembahasan dari penelitian, penyajian data dan analisi data. Bab V Kesimpulan Pada bab ini tentang kesimpulan dan saran yang mungkin bermanfaat bagi para pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi belum dapat disebut orang dewasa. Taraf perkembangan ini pada umumnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. tetapi belum dapat disebut orang dewasa. Taraf perkembangan ini pada umumnya disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa menuju kedewasaan. Masa ini merupakan tarap perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat disebut anak kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pra pubertas (pueral) dan masa. belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pra pubertas (pueral) dan masa. belum siap, termasuk kelompok orang dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehidupan manusia telah mengalami berbagai macam perkembangan dari zaman ke zaman, salah satunya yaitu masa remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa menuju kedewasaan. Masa ini merupakan tarap perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat disebut anak kecil lagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan bahkan sudah menjadi masalah nasional dan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena sudah menjadi masalah nasional dan bahkan internasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena sudah menjadi masalah nasional dan bahkan internasional. Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan, karena sudah menjadi masalah nasional dan bahkan internasional. Di Indonesia permasalahan rokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan rumah tangga sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok

BAB I PENDAHULUAN. kalangan rumah tangga sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui orang merokok di manamana, baik di kantor, di pasar ataupun tempat umum lainnya atau bahkan di kalangan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Gencarnya promosi rokok banyak menarik perhatian masyarakat. Namun bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa menuju kedewasaan. Masa ini merupakan tarap perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, dan rasa percaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu fenomena pada orang masa kini, saat ini sudah begitu meluas dan semakin meningkat dari tahun ke tahun disemua kalangan baik laki-laki atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks dimana individu baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah seperti perubahan fisik, perubahan emosi,

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001)

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Merokok 2.1.1 Pengertian Perilaku Merokok Chaplin (2001) memberikan pengertian perilaku terbagi menjadi 2: pengertian dalam arti luas dan pengertian sempit. Dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara berkembang maupun di negara maju. Menurut survey Badan Kesehatan Dunia (WHO) (Amalia, 2000) 75%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Remaja dalam perkembangannya sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Salah satu perilaku tidak sehat oleh remaja yang dipengaruhi oleh lingkungan adalah merokok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja disebut sebagai periode peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah dituliskan di surat-surat kabar, majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Merokok merupakan kebiasaan buruk yang menjadi masalah seluruh dunia baik Negara maju maupun Negara berkembang. Di negara-negara yang maju kebiasaan merokok telah jauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini ditambah dengan gencarnya iklan-iklan rokok yang mengidentikkan dengan kejantanan, kesegaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang pada tahun 2008, bila jumlah penduduk dunia pada tahun yang sama mencapai 6,7 milyar jiwa, maka berarti prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu fenomena gaya hidup pada orang masa kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki jawaban sendiri. Ada yang merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini merokok menjadi gaya hidup seseorang tidak hanya di perkotaan tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di masyarakat dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Oleh : MEICA AINUN CHASANAH F

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu ancaman yang cepat atau lambat dapat menghancurkan generasi muda. Negara Indonesia merupakan negara yang tidak lepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu penyumbang kematian terbesar di dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 juta kematian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan rumah tangga sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok

BAB I PENDAHULUAN. kalangan rumah tangga sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui orang merokok di manamana baik di kantor, di pasar ataupun tempat umum lainnya atau bahkan di kalangan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. internasional. Setiap individu dan masyarakat dunia tahun bahwa merokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. internasional. Setiap individu dan masyarakat dunia tahun bahwa merokok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional bahkan internasional. Setiap individu dan masyarakat dunia tahun bahwa merokok menganggu kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perilaku merokok bagi sebagian besar masyarakat di indonesia masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari kehidupan sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rokok dan perokok bukan suatu hal yang baru didunia ini, tetapi telah ada sejak lama. Di Indonesia, rokok sudah menjadi barang yang tidak asing dan sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Frekuensi Merokok 1. Definisi frekuensi Frekuensi berasal dari bahasa Inggris frequency berarti kekerapan, keseimbangan, keseringan, atau jarangkerap. Smet (1994) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional (Amelia, 2009). Merokok sudah menjadi kebiasaan yang umum dan meluas di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tepatnya berada di Jln KH.Ahmad Dahlan.Lokasi sekolah SMA Muhammadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tepatnya berada di Jln KH.Ahmad Dahlan.Lokasi sekolah SMA Muhammadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga yang tepatnya berada di Jln KH.Ahmad Dahlan.Lokasi sekolah SMA Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula perkembangan informasi di era global ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat begitu mudahnya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, dalam segi fisik, kognitif, sosial ataupun emosional. Masa remaja dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa tumbuh dan berkembang dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa tumbuh dan berkembang dimana terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa tumbuh dan berkembang dimana terjadi perubahan kualitatif secara fisik dan psikis. Masa remaja disebut sebagai masa kritis karena pada masa ini

Lebih terperinci

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. 1. merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. 1. merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu kehidupan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. 1 Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya. Bila telah mengalami ketergantungan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok remaja merupakan bentuk perilaku menghisap rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di berbagai tempat umum seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di seluruh dunia. Sebanyak 47% perokok didunia adalah pria, sedangkan 12% adalah wanita dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok sudah menjadi kebudayaan di masyarakat sehingga kegiatan merokok ini dapat kita jumpai di banyak tempat. Padahal sebagian besar masyarakat sudah mengatahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Rois Husnur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. WHO mencatat jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan bahaya merokok. Merokok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya berada pada tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Merokok adalah suatu budaya yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan

I. PENDAHULUAN. Merokok adalah suatu budaya yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok adalah suatu budaya yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Hampir seluruh lapisan masyarakat mengkonsumsi rokok, baik kaya, miskin, tua, muda, hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari beberapa sudut pandang perilaku merokok sangatlah negatif karena perilaku tersebut merugikan, baik untuk diri individu itu sendiri maupun bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan kegiatan membakar tembakau kemudian asapnya dihisap. Kecanduan rokok banyak terjadi pada usia remaja. Remaja adalah masa transisi antara masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kebiasaan buruk yang dilakukan manusia yang telah sejak dulu adalah merokok.merokok merupakan masalah yang utama bagi kesehatan masyarakat di dunia.karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak kandungan zat berbahaya di dalam rokok. Bahaya penyakit akibat rokok juga sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang yang ada disekitarnya. Merokok merupakan suatu hal yang tidak asing lagi, bahkan kita sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang. tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang. tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini. Aditama (2003) mengemukakan bahwa masalah merokok juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara mengkonsumsinya), karena produk ini memberikan kepuasan kepada konsumen melalui asap (hasil pembakaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah siswa remaja yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah siswa remaja yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah siswa remaja yang sedang mengalami masa transisi atau masa peralihan. Dapat dimengerti bahwa akibat yag luas dari masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan terjadi perubahan fisik yang cepat menyamai orang dewasa, tetapi emosinya belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa remaja ini mengalami berbagai konflik yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi caloncalon intelektual. Mahasiswa

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN I. Karakteristik Responden No responden : TAHUN 2012 Nama : Kelas : Umur : Uang saku : Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. kurang memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan, misalnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan orang tua khususnya ibu adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah angka perokok di dunia terbilang sangat besar. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di dunia hampir 1 miliar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen generasi muda akan mempunyai peran yang sangat besar dan

BAB I PENDAHULUAN. komponen generasi muda akan mempunyai peran yang sangat besar dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah masyarakat yang akan datang. Remaja sebagai salah satu komponen generasi muda akan mempunyai peran yang sangat besar dan menentukan masa depan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan saat ini, banyak terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Alberty (Syamsudin, 2004:130) mengemukakan masa remaja merupakan suatu periode dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Merokok Statsus adalah keadaan atau kedudukan (orang, badan, dan sebagainya) dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002), BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002), negara-negara industri menganggap merokok adalah hal umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang permasalahan Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain disekitarnya mulai dari hal yang sederhana maupun untuk hal-hal besar didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, individu akan mengalami fase-fase perkembangan selama masa hidupnya. Fase tersebut dimulai dari awal kelahiran hingga fase dewasa akhir yang

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh: WISNU TRI LAKSONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan menghargai hak-hak setiap individu tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai warga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku merokok tidak mengenal batasan usia mulai dari kalangan remaja,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku merokok tidak mengenal batasan usia mulai dari kalangan remaja, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku merokok bukanlah hal yang jarang ditemukan dewasa kini, hampir disemua tempat dapat ditemukan fenomena orang dengan perilaku merokok. Perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka mewujudkan kehidupan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan zaman. Pendidikan menjadi sarana utama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masa remaja adalah masa tumbuh dan berkembang dimana terjadi perubahan kualitatif secara fisik dan psikis. Masa remaja disebut sebagai masa kritis karena pada masa ini remaja

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal yang ditandai dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. World Health Organization

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PERILAKU MEROKOK 1. Pengertian Perilaku Merokok Menurut Peraturan Pemerintah tentang pengamanan rokok bagi kesehatan Pasal 1 rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian akibat rokok adalah 4 juta jiwa pertahun yang 500.000 diantaranya adalah perempuan. Data Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis, atau kebutuhan paling dasar atau paling bawah dari piramida kebutuhan dasar. Kesempatan untuk istirahat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan dan keinginan, misalnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka sampailah pada kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun manfaat dari segi medis adalah merokok mengurangi resiko

BAB V PENUTUP. maka sampailah pada kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun manfaat dari segi medis adalah merokok mengurangi resiko BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang telah dikemukakan penulis pada bab-bab sebelumnya, maka sampailah pada kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun manfaat dari segi medis adalah merokok mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan era yang tengah berkembang dengan pesat pada zaman ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah aktivitas 7 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Merokok II.1.1 Definisi Merokok Sari, dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Southeast Asia Tobacco Control Alliance, dan Komisi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Southeast Asia Tobacco Control Alliance, dan Komisi Nasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok adalah suatu kebiasaan yang setiap hari dapat kita jumpai di berbagai tempat, baik itu di tempat umum, perkantoran, pasar, bahkan lingkungan sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu mengganggu kesehatan, dan masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional bahkan internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum.

I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, rokok bukanlah ha lasing lagi. Bagi mereka yang hidup di kota maupun di desa umumnya mereka sudah mengenal benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyalahguna narkoba saat ini sudah mencapai 3.256.000 jiwa dengan estimasi 1,5 % penduduk Indonesia adalah penyalahguna narkoba. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 011 (695-705) HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI BOYOLALI Arina Uswatun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan, dan kesemimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral,

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan, dan kesemimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap bentuk aspek kehidupan manusia baik pribadi, keluarga, kelompok maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir di setiap kalangan masyarakat adalah perilaku merokok. Rokok tidaklah suatu hal yang baru dan asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah-masalah yang sederhana

Lebih terperinci