B u l l e t i n S t a t i s t i k

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "B u l l e t i n S t a t i s t i k"

Transkripsi

1

2 ANTI BULLETIN PENCUCIAN STATISTIK UANG ANTI PENCUCIAN DAN PENDANAAN UANG & PENDANAAN TERORISME TERORISME (DESEMBER 2013) B u l l e t i n S t a t i s t i k 1 R i n g k a s a n E k s e k u t i f Volume 46/Thn IV/2013 Desember 2013 D A F T AR I S I : Halaman Ringkasan Eksekutif 1 Ringkasan Statistik 2 Laporan Transaksi 3 A. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) 3 B. Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) 12 C. Laporan Pembawaan Uang Tunai (LPUT) 14 D. Laporan dari Penyedia Barang dan Jasa 16 Analisis 18 A. Hasil Analisis (HA) dan Pemeriksaan 18 B. Hasil Pemeriksaan dan Rekomendasi 23 C. Karakteristik Terlapor HA 26 D. Tindak Lanjut terhadap Hasil Analisis 29 E. Pendanaan Terorisme 30 Lain-lain 33 A. Putusan Pengadilan Terkait TPPU 33 B. Keterangan Ahli 36 C. Pertukaran Informasi 38 D. Permintaan Informasi Kepada PJK/PBJ Terkait Hasil Analisis 40 E. Audit 42 F. Nota Kesepahaman (MoU) 44 Bulletin Statistik disusun sebagai salah satu upaya PPATK untuk menyampaikan hasil pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam rangka mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (selanjutnya disebut UU TPPU) yang mulai berlaku pada tanggal 22 Oktober Dalam bulletin ini, statistik yang dihimpun mencakup: 1. Perkembangan aktivitas pelaporan oleh Pihak Pelapor (Penyedia Jasa Keuangan/PJK, Penyedia Barang dan/atau Jasa Lain/PBJ), serta Ditjen Bea Cukai; 2. Penyampaian hasil analisis dan hasil pemeriksaan kepada Apgakum dan/atau penyidik, serta 3. Informasi lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas PPATK. Hingga akhir Desember 2013, perkembangan jumlah pelaporan ke PPATK semakin meningkat. Peningkatan penerimaan pelaporan terutama terkait LTKM dan LPUT yang selama tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami peningkatan masingmasing sebesar 23,8 persen dan 70,7 persen. Dengan adanya peningkatan ini, jumlah keseluruhan laporan yang telah diterima PPATK sejak Januari 2003 telah mencapai laporan. Bila diamati perkembangan bulanannya (month-to-month, disingkat m-tom), penerimaan laporan Desember 2013 bila dibandingkan penerimaan pada bulan sebelumnya cenderung menurun, terutama jumlah LTPBJ yang mengalami penurunan sebanyak 85,8 persen. Terkait fungsi analisis, selama Desember 2013 PPATK telah menyampaikan Hasil Analisis (selanjutnya disebut HA) kepada penyidik sebanyak 35 HA, dengan 28 HA diantaranya merupakan HA inquiry (permintaan dari penyidik), dan selebihnya sebanyak 7 HA merupakan HA Proaktif (inisiatif dari PPATK). Bila diakumulasikan sejak Januari 2013, jumlah HA selama tahun 2013 telah sebanyak 301 HA, dengan 168 HA (55,8 persen) terkait tindak pidana korupsi. Bila dibandingkan tahun lalu, jumlah HA terindikasi korupsi ini meningkat sebanyak 6,3 persen. Sesuai amanat UU TPPU, selain melakukan fungsi analisis, PPATK juga memiliki fungsi pemeriksaan. Selama tahun 2013, sebanyak 26 Hasil Pemeriksaan (selanjutnya disebut HP) telah disampaikan ke penyidik, dengan 5 HP diantaranya disampaikan ke Penyidik Kepolisian saja, 9 HP ke Penyidik Kejaksaan saja, 11 HP ke Penyidik Kepolisian dan Kejaksaan, dan 1 HP ke Penyidik KPK. Sementara itu, terkait dengan putusan pengadilan, berdasarkan data terkini, telah terdapat 12 putusan pengadilan terkait TPPU selama tahun Bila diakumulasikan sejak Januari 2005, jumlah putusan pengadilan terkait TPPU tercatat sudah sebanyak 105 kasus dengan hukuman maksimal 17 tahun dan denda maksimal Rp15 Miliar. Semoga buku ini dapat bermanfaat. Jakarta, Januari 2014 MUHAMMAD YUSUF Kepala PPATK

3 2 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) R I N G K A S A N S T A T I S T I K L A P O R A N T R A N S A K S I Periode Januari 2003 s.d. Desember 2013: Jumlah Laporan yang diterima PPATK s.d. Desember 2013 sebanyak Laporan. A. LTKM = Laporan, bertambah 33,3 persen dibanding posisi Desember B. LTKT = Laporan. C. LTPBJ = Laporan. D. LPUT = Laporan yang diperoleh melalui 13 lokasi pelaporan. Tahun 2013: Jumlah Laporan yang diterima PPATK selama Januari s.d. Desember 2013 sebanyak Laporan. A. LTKM = Laporan, naik 23,8 persen (c-to-c). B. LTKT = Laporan. C. LTPBJ = Laporan. D. LPUT = Laporan, naik 70,7 persen (c-to-c). Desember 2013: Jumlah Laporan yang diterima PPATK selama Desember 2013 sebanyak Laporan, menurun 7,6 persen dibandingkan jumlah November 2013 (m-to-m). A. LTKM = Laporan, turun 12,8 persen (m-to-m), namun naik 0,8 persen (y-on-y). B. LTKT = Laporan, turun 1,9 persen (m-to-m). C. LTPBJ = Laporan, turun 85,8 persen (m-to-m). D. LPUT = Laporan, naik 409,5 persen (m-to-m), dan naik 778,4 persen (y-on-y). H A S I L A N A L I S I S D A N H A S I L P E M E R I K S A A N Periode Januari 2003 s.d. Desember 2013: Hasil Analisis (tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. Desember 2013 sebanyak HA yang terkait dengan LTKM. A. HA - Proaktif = HA yang terkait dengan LTKM. - Inquiry = 815 HA yang terkait dengan LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 725 IHA. C. HA terkait Pendanaan Terorisme = 56 HA yang terkait dengan 204 LTKM. D. Hasil Pemeriksaan (HP) yang disampaikan ke Penyidik = 26 Laporan. Tahun 2013: HA yang disampaikan ke Penyidik selama Tahun 2013 sebanyak 301 HA yang terkait dengan LTKM. A. HA - Proaktif = 70 HA yang terkait dengan 163 LTKM. - Inquiry = 231 HA yang terkait dengan LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 72 IHA. C. HA terkait Pendanaan Terorisme = 5 HA yang terkait dengan 13 LTKM. D. Hasil Pemeriksaan (HP) yang disampaikan ke penyidik = 8 Laporan.

4 3 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) LAPORAN TRANSAKSI UU TPPU Pasal 23 Ayat (1) : Penyedia jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi: a. Transaksi Keuangan Mencurigakan; b. Transaksi Keuangan Tunai dalam jumlah paling sedikit Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang nilainya setara, yang dilakukan baik dalam satu kali Transaksi maupun beberapa kali Transaksi dalam 1 (satu) hari kerja; dan/atau c. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri. Pasal 1 Angka 5 : Transaksi Keuangan Mencurigakan adalah: a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan; b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang- Undang ini; c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana; atau d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor karena melibatkan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. A. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) LTKM merupakan laporan yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (selanjutnya disebut PJK) berdasarkan UU TPPU Pasal 23 Ayat (1) huruf a, sesuai kriteria pada Pasal 1 Angka 5. Selama Desember 2013, jumlah LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK sebanyak LTKM, dengan rata-rata penerimaan sebanyak 147 laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Pelaporan LTKM selama bulan ini turun 12,8 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah pada bulan lalu, namun meningkat 0,9 persen (y-on-y) dibandingkan jumlah pada Desember Bila dibandingkan dengan jumlah LTKM selama tahun 2012, penerimaan LTKM selama tahun 2013 yang sebanyak LTKM meningkat 23,8 persen (c-to-c). Sehingga keseluruhan LTKM yang diterima oleh PPATK sejak Januari 2003 s.d. Desember 2013 menjadi sebanyak LTKM. Sejak diberlakukannya UU TPPU tanggal 22 November 2010, jumlah kumulatif LTKM tahun 2011 s.d. Desember 2013 mengalami penambahan sebanyak LTKM, atau secara rata-rata tahunan meningkat 274,0 persen dibandingkan periode sebelum diberlakukannya UU TPPU. Dilihat berdasarkan jenis industri PJK pelapor selama Tahun 2013 yang sebanyak 270 PJK, terdapat sebanyak 48,9 persen LTKM diantaranya disampaikan oleh PJK Bank dan 51,1 persen disampaikan oleh PJK Non Bank. Sebagian besar TKM terjadi di Jakarta (42,2 persen), dan Jawa Barat (14,5 persen). Berdasarkan profil terlapor dalam LTKM selama Tahun 2013, terdapat sebanyak 95,1 persen terlapor adalah perorangan, sedangkan 4,9 persen adalah korporasi. Mayoritas terlapor perseorangan adalah Laki-laki (65,1 persen), dengan pekerjaan utama sebagai Pengusaha/Wiraswasta 34,9 persen), serta sebagian besar berada pada usia produktif antara tahun (28,6 persen). Berdasarkan LTKM selama Tahun 2013, hanya sebanyak 34,2 persen LTKM mengindikasikan tindak pidana, dan sebanyak 65,8 persen LTKM tidak terisi/mengindikasikan tindak pidana. Indikasi Tindak Pidana Asal yang dominan adalah Penipuan (71,5 persen), (Korupsi 12,1 persen), dan Narkotika (4,7 persen).

5 4 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Tabel 1 Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Desember 2013 Jenis PJK Pelapor Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun Tahun 2009 Tahun 2010 Jumlah Tahun 2011 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun 2012 Tahun 2013 Des 2012 Nov-2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Bank Ø Bank Umum Bank Milik Negara Bank Swasta Bank Pembangunan Daerah Bank Asing Bank Campuran Ø Bank Perkreditan Rakyat Non Bank Ø Pasar Modal Ø Asuransi Ø Dana Pensiun Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Ø Pedagang Valuta Asing Ø Money Remittance/KUPU Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi Ø Pos dan Giro Ø Lainnya Total LTKM *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember **) Data Tahun 2012 s.d.desember 2013 menggunakan Database SIAPUPPT per 30 Desember Jumlah Jumlah Jan 2003 s.d. Jumlah PJK Pelapor Jan 2013 s.d. Des Grafik 1 Perbandingan Rata-rata LTKM per Tahun Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Tahun 2010 Berdasarkan Jenis PJK Pelapor Total Pos dan Giro Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi Money Remittance/KUPU Pedagang Valuta Asing Lembaga Pembiayaan/Leasing Dana Pensiun Asuransi Pasar Modal Bank Perkreditan Rakyat Bank Campuran Bank Asing Bank Pembangunan Daerah Bank Swasta Bank Milik Negara Sebelum berlakunya UU TPPU Sesudah berlakunya UU TPPU

6 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 100, 0 80, 0 60, 0 40, 0 20, 0 0, 0-20, 0-40, 0 5 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 2 Perkembangan dan Peningkatan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK per-bulan Januari 2013 s.d. Desember , ,7 93,3-4,9 58,1-28,0-22,5 27,1 9,4-12,7-12, LTKM per Bulan % Perkembangan Bulanan (month-to-month) *) Peningkatan month-to-month (disingkat m-to-m) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan sebelumnya. Grafik 3 Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Menurut Jenis PJK Pelapor Januari s.d. Desember 2013 Grafik 4 Jumlah dan Persentase Kumulatif PJK Pelapor yang Menyampaikan LTKM Januari s.d. Desember 2013 Non Bank % Bank % Non Bank % Bank %

7 6 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Grafik 5 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKM Januari 2009 s.d. Desember ,3% 36,9% 31,6% ,2% Jumlah Kumulatif Jumlah Per-tahun Perkembangan Kumulatif (%) Catatan : - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Desember 2013 Grafik 6 Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun dan Rata-rata Penerimaan per-bulan Januari 2009 s.d. Desember Jumlah Per-tahun Rata-rata per-bulan Catatan : - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Desember 2013

8 7 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 7 Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun Berdasarkan Jenis PJK Januari 2009 s.d. Desember Bank + Non Bank Bank Non Bank Catatan : - Jumlah LTKM per tahun dihitung berdasarkan penerimaan LTKM oleh PPATK pada tahun berjalan. - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Desember 2013 Grafik 8 Perkembangan Rata-rata Penerimaan LTKM per-bulan Januari 2009 s.d. Desember , , , , ,0 0,0 500, , , , , , ,0 Catatan : - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Desember 2013

9 8 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Tabel 2 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Propinsi Domisili Kantor Penyedia Jasa Keuangan Pelapor Kejadian Transaksi s.d. Desember 2013 Propinsi Kantor PJK Pelapor Kejadian Transaksi Jumlah LTKM Nov-2013 % Distribusi Perkembangan (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Nanggroe Aceh Darussalam ,5-43,8-43,8 35,0 Sumatera Utara ,1-16,7 42,9 116,4 Sumatera Barat ,5-53,8-87,8-21,2 Sumatera Selatan ,1-41,7-44,0 41,0 Bengkulu ,3-37,5-64,3 2,1 Jambi ,6-33,3-54,8-2,1 Riau ,2 72,7 0,0 0,9 Kepulauan Riau ,4-19,7 133,3 90,7 Lampung ,2-25,0-34,8 38,2 Kep Bangka Belitung ,2-66,7 0,0 40,0 Banten ,9-32,9 2,1 82,1 DKI Jakarta ,2-0,7 26,4 30,1 Jawa Barat ,5-16,4-32,9 17,3 Jawa Tengah ,9-39,8 23,0 56,0 Jawa Timur ,1-43,5-36,7 71,7 DI Yogyakarta ,9 11,6 37,1 163,6 Bali ,8-24,2-21,9-32,2 Nusa Tenggara Barat ,2-81,8-80,0-9,4 Nusa Tenggara Timur ,1 25,0 150,0 40,7 Maluku ,1 150,0 n.a. -44,8 Maluku Utara ,0 n.a. -100,0 87,5 Kalimantan Barat ,6-47,1-65,4 47,5 Kalimantan Timur ,1 40,9 29,2 24,2 Kalimantan Tengah ,1 0,0 100,0 19,6 Kalimantan Selatan ,7 31,3-48,8 18,0 Sulawesi Utara ,3 300,0-55,6-29,6 Sulawesi Selatan ,8 47,5 125,0 21,3 Sulawesi Tengah ,1-33,3-71,4 22,0 Sulawesi Tenggara ,1 200,0-75,0-49,3 Sulawesi Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Gorontalo ,1 n.a. -88,9-72,2 Papua ,3 0,0 n.a. 16,7 Papua Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Total LTKM ,0-12,8 0,9 36,6 Catatan: - Angka tidak mencerminkan kejadian tindak pidana pada wilayah pelaporan - Angka 0.0 mencerminkan tidak adanya PJK yang melaporkan adanya transaksi keuangan mencurigakan pada wilayah tersebut atau dalam pelaporan tidak disebutkan wilayah kejadian sehingga dihitung sebagai laporan dari kantor pusat (DKI Jakarta). - Peningkatan month-to-month (disingkat m-to-m) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan sebelumnya. - Peningkatan year-on-year (disingkat y-on-y) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan yang sama tahun sebelumnya. - Peningkatan cummulative-to-cummulative (disingkat c-to-c) merupakan perbandingan jumlah kumulatif tahunan hingga bulan tertentu terhadap jumlah kumulatif pada periode yang sama tahun sebelumnya.

10 Gambar 1. Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Kumulatif LTKM Januari 2013 s.d. Desember 2013 Catatan : Jumlah LTKM dihitung berdasarkan Lokasi Pelaporan. Jumlah LTKM tidak Mencerminkan Terjadinya Tindak Pidana. 9 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013))

11 10 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Tabel 3 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kategori Terlapor s.d. Desember 2013 Jenis Kategori Terlapor Jumlah LTKM Nov-2013 % Distribusi Perkembangan (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Perorangan ,1-14,4-5,4 23,4 Ø Laki-Laki ,1-13,6-9,0 21,5 Ø Perempuan ,9-15,8 1,6 26,9 Perusahaan/Korporasi ,9 7,6 200,0 33,0 Total LTKM ,0-12,8 0,9 23,8 Tabel 4 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Pekerjaan Terlapor Perseorangan s.d. Desember 2013 Jenis Pekerjaan Utama Terlapor Perseorangan Jumlah LTKM Nov-2013 % Distribusi Perkembangan (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Ø Pengusaha/Wiraswasta ,6-30,2-8,3 40,9 Ø Pegawai Swasta ,5-24,6-8,6 41,5 Ø Ibu Rumah Tangga ,1-18,8-12,3 49,6 Ø PNS (termasuk pensiunan) ,1 17,8 23,4-1,5 Ø Pedagang ,4 0,4-17,5-11,0 Ø TNI/Polri (termasuk pensiunan) ,2 39,4-57,6-49,7 Ø Pelajar/Mahasiswa ,0-12,4 93,2 60,1 Ø Profesional dan Konsultan ,6 36,0 3,0 26,3 Ø Pejabat Lembaga Legislatif dan Pemerintah ,6 42,1 25,6 53,2 Ø Pegawai BI/BUMN/BUMD (termasuk pensiunan) ,5 51,9 156,3 101,9 Ø Pengajar dan Dosen ,2 24,0 14,8 0,0 Ø Pengurus dan pegawai yayasan/lembaga berbadan hukum ,4 16, ,7 170,8 lainnya Ø Buruh, Pembantu Rumah Tangga dan Tenaga Keamanan ,3 20,0-50,0 14,6 Ø Pengurus Parpol ,2 0,0 0,0 172,7 Ø Petani dan Nelayan ,2 25,0-54,5-17,6 Ø Pegawai Bank ,1 80,0 n.a. n.a. Ø Ulama/Pendeta/Pimpinan organisasi dan kelompok ,1-100,0 n.a. 35,0 keagamaan Ø Pegawai Money Changer ,0-100,0 n.a. n.a. Ø Pengurus/Pegawai LSM/organisasi tidak berbadan ,0 100,0 n.a. 450,0 hukum lainnya Ø Pengrajin ,0 n.a. n.a. n.a. Ø Tidak Teridentifikasi dll ,9 5,3 6,5 7,6 Total Terlapor Perseorangan ,0-14,4-5,4 23,4

12 11 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Tabel 5 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kelompok Umur Terlapor Perseorangan s.d. Desember 2013 Kategori Umur Terlapor Perseorangan Jumlah LTKM Nov-2013 % Distribusi Perkembangan (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Ø Usia Dibawah 30 tahun ,1-2,8-18,2 1,0 Ø Usia tahun ,6-21,7-28,6 9,8 Ø Usia tahun ,1-19,1 1,4 26,9 Ø Usia tahun ,2-0,9 66,8 68,9 Ø Usia Diatas 60 tahun ,8-37,3 69,6 171,5 Ø Tidak Teridentifikasi ,1-11,1 336,4 97,6 Total Terlapor Perseorangan ,0-14,4-5,4 23,4 Tabel 6 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal s.d. Desember 2013 Dugaan Tindak Pidana Asal Jumlah LTKM Nov-2013 % Distribusi Perkembangan (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Terkait Tindak Pidana ,2 9,3-9,3 9,9 Ø Penipuan ,5 0,0-27,2-2,2 Ø Korupsi ,1 42,1 48,4 62,0 Ø Narkotika ,7 40,6-8,2 15,5 Ø Penyuapan ,9 220,0 220,0 197,7 Ø Perjudian ,9 33,3 500,0 100,0 Ø Di Bidang Perbankan ,5-25,0 114,3 52,3 Ø Penggelapan ,9 280,0-13,6-15,1 Ø Di Bidang Perpajakan ,7 966, ,0 158,8 Ø Penyelundupan Tenaga Kerja ,3-100,0-100,0 41,7 Ø Terorisme ,1 0,0 n.a. -59,6 Ø Di Bidang Pasar Modal ,1 n.a. n.a. 0,0 Ø Pencurian ,1 n.a. n.a. 233,3 Ø Pemalsuan Uang ,1-100,0 n.a. 0,0 Ø Di Bidang Kehutanan ,0-100,0 n.a. -16,7 Ø Psikotropika ,0 n.a. n.a. 0,0 Ø Penyelundupan Barang ,0 n.a. n.a. 50,0 Ø Di Bidang Lingkungan Hidup ,0 n.a. n.a. 100,0 Ø Di Bidang Asuransi ,0 n.a. n.a. -96,8 Ø Penyelundupan Imigran ,0 0,0 n.a. n.a. Ø Penculikan ,0 n.a. n.a. n.a. Ø Perdagangan Senjata Gelap ,0 n.a. n.a. n.a. Ø Di Bidang Kelautan ,0-100,0 n.a. n.a. Ø Perdagangan Manusia ,0 n.a. n.a. -66,7 Ø Prostitusi ,0 n.a. n.a. -100,0 Ø Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 tahun atau ,8 1, ,0 272,6 lebih Tidak Teridentifikasi Tindak Pidana/dll ,8-22,8 8,9 32,5 Total LTKM ,0-12,8 0,9 23,8

13 12 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 400, 0 350, 0 300, 0 250, 0 200, 0 150, 0 100, 0 50, 0 0, 0-50, 0-100, 0-150, 0 B. Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) UU TPPU Pasal 1 Angka 6 : Transaksi Keuangan Tunai adalah Transaksi Keuangan yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam. LTKT adalah laporan atas transaksi yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam yang dilaporkan oleh PJK. Kewajiban ini sesuai dengan UU TPPU, Pasal 23. Jumlah LTKT yang disampaikan PJK kepada PPATK selama Desember 2013 sebanyak LTKT, dengan rata-rata penerimaan sebanyak laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Dibandingkan jumlah LTKT pada bulan lalu, jumlah tersebut menurun 1,9 persen (m-to-m), sehingga jumlah LTKT selama tahun 2013 telah mencapai laporan. Bila diakumulasikan sejak Januari 2003, total LTKT yang telah diterima oleh PPATK s.d. Desember 2013 menjadi sebanyak 13,8 juta LTKT. Dilihat berdasarkan jenis industri PJK pelapor yang selama Tahun 2013 telah berjumlah 495 PJK, mayoritas LTKT dilaporkan oleh PJK Bank (99,5 persen), utamanya Bank Umum (99,3 persen). Sejak diberlakukannya UU TPPU pada bulan November 2010, jumlah LTKT telah mengalami penambahan sebesar 57,8 persen atau sebanyak 5,2 juta laporan dibandingkan dengan sebelum berlakunya UU TPPU Grafik 9 Perkembangan dan Peningkatan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK per-bulan Januari 2013 s.d. Desember ,8-4,0 35,1 5,6-28,7 5,2 31,6 14,0-79,1 363,5-1, LTKT per Bulan 2013 % Perkembangan Bulanan (month-to-month)

14 13 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Tabel 7 Perbandingan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Desember 2013 Jenis PJK Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun Tahun 2009 Tahun 2010 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun 2013 Jumlah Tahun 2011 Tahun 2012 Nov-2013 Jumlah Jan 2003 s.d. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Bank Ø Bank Umum Ø Bank Perkreditan Rakyat Non Bank Ø Pasar Modal Ø Asuransi Ø Dana Pensiun Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Ø Pedagang Valuta Asing Ø Money Remittance/KUPU Ø Pos dan Giro Ø Lainnya Total LTKT *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Jumlah Jumlah PJK Pelapor Jan 2013 s.d. Grafik 10 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT Januari 2009 s.d. Desember ,5% ,9% ,3% ,4% Kumulatif LTKT LTKT Per-Tahun Perkembangan Kumulatif (%) Catatan : - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari Perkembangan LTKT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Desember 2013.

15 14 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) C. Laporan Pembawaan Uang Tunai (LPUT) UU TPPU Pasal 34 Ayat (1) : Setiap orang yang membawa uang tunai dalam mata uang rupiah dan/atau mata uang asing, dan/atau instrumen pembayaran lain dalam bentuk cek, cek perjalanan, surat sanggup bayar, atau bilyet giro paling sedikit Rp ,00 (seratus juta rupiah) atau yang nilainya setara dengan itu ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia wajib memberitahukannya kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pasal 35 Ayat (1) : Setiap orang yang tidak memberitahukan pembawaan uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari seluruh jumlah uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain yang dibawa dengan jumlah paling banyak Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah). LPUT merupakan laporan atas pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar daerah kepabeanan Indonesia. Penyampaian LPUT dilakukan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai RI kepada PPATK, dan mulai efektif per Januari Jumlah LPUT selama Desember 2013 yang diperoleh dari 13 lokasi pelaporan sebanyak Laporan, atau meningkat 409,5 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah LPUT pada bulan lalu, atau naik 778,4 persen (y-on-y) dibandingkan jumlah pada Desember Jumlah LPUT selama tahun 2013 sebanyak laporan, dan 78,8 persen diantaranya berasal dari Jakarta (Soekarno Hatta). Bila dibandingkan dengan jumlah LPUT selama tahun 2012, jumlah LPUT ini meningkat sebesar 70,7 persen (c-to-c). Dengan demikian, total LPUT sejak Januari 2006 s.d. Desember 2013 telah mencapai laporan atau bertambah 38,6 persen bila dibandingkan jumlah kumulatif LPUT sampai dengan Desember Lokasi Pelaporan Tabel 8 Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Lokasi Pelaporan s.d. Desember 2013 Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun Tahun 2009 Tahun 2010 Jumlah Tahun 2011 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun 2012 Tahun 2013 Des 2012 Nov-2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Ø Batam Ø Soekarno Hatta Ø Bandung Ø Tanjung Balai Karimun Ø Tj. Pinang Ø Ngurah Rai Denpasar Ø Dumai Ø Teluk Bayur Ø Teluk Nibung Ø Medan Ø Balikpapan Ø Pontianak Ø Pekanbaru Jumlah Jan 2006 s.d. Total LPUT *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember Jumlah

16 15 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 11 Perbandingan Jumlah LPUT Berdasarkan Lokasi Pelaporan Januari 2013 s.d. Desember 2013 Pekanbaru Pontianak Balikpapan Medan Teluk Nibung Teluk Bayur Dumai Ngurah Rai Denpasar Tj. Pinang Tanjung Balai Karimun Bandung Soekarno Hatta Batam Grafik 12 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LPUT Januari 2009 s.d Desember ,6% ,2% ,6% ,5% Jumlah Kumulatif Jumlah per tahun Perkembangan Kumulatif (%) Catatan : - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari Perkembangan LPUT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2009 s.d. Desember 2013.

17 16 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) UU TPPU Pasal 17 Ayat (1) : Pihak Pelapor meliputi: a. penyedia jasa keuangan: 1. bank; 2. perusahaan pembiayaan; 3. perusahaan asuransi dan perusahaan pialang asuransi; 4. dana pensiun lembaga keuangan; 5. perusahaan efek; 6. manajer investasi; 7. kustodian; 8. wali amanat; 9. perposan sebagai penyedia jasa giro; 10. pedagang valuta asing; 11. penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu; 12. penyelenggara e-money dan/atau e- wallet; 13. koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam; 14. pegadaian; 15. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditi; atau 16. penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang. b. penyedia barang dan/atau jasa lain: 1. perusahaan properti/agen properti; 2. pedagang kendaraan bermotor; 3. pedagang permata dan perhiasan/logam mulia; 4. pedagang barang seni dan antik; atau 5. balai lelang. D. Laporan dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Laporan dari PBJ telah diatur dalam UU TPPU, Pasal 17 ayat (1). Laporan dari PBJ mulai efektif diterima PPATK sejak Mei Jumlah Laporan Transaksi dari PBJ (LTPBJ) yang disampaikan kepada PPATK selama Desember 2013 sebanyak Laporan, atau menurun sebesar 85,8 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah pada bulan sebelumnya, sehingga jumlah LTPBJ selama tahun 2013 yang diterima PPATK telah mencapai Laporan, dan bila diakumulasikan sejak Mei 2012, jumlah LTPBJ hingga Desember 2013 telah mencapai laporan yang berasal dari 168 PBJ. Selama tahun 2013, laporan transaksi terbanyak dilaporkan berasal dari PBJ di bidang Properti, yaitu sebanyak laporan atau 52,6 persen, diikuti oleh Pedagang Kendaraan Bermotor sebanyak laporan atau 46,0 persen, dan Pedagang Perhiasan/logam mulia sebanyak 233 laporan atau 0,8 persen. Sementara itu, selama Mei 2012 s.d. Desember 2013 masih belum ada laporan transaksi yang disampaikan oleh PBJ di bidang perdagangan barang seni/antik. Tabel 9 Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Juni 2012 s.d. Desember 2013 Jenis Perusahaan Penyedia Barang dan Jasa Lainnya (PBJ) Jumlah LT Laju m-to-m (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Ø Perusahaan Properti , Ø Pedagang Kendaraan Bermotor , Ø Pedagang Perhiasan/logam mulia Tahun 2012 Nov-2013 Tahun 2013 Jumlah LTPBJ Mei 2012 s.d. Jumlah PBJ Pelapor Mei 2012 s.d. Des , Ø Balai Lelang , Ø Barang Seni / Antik n.a Total LTPBJ , Catatan : Laporan dari PBJ diterima sejak Juni 2012, setelah diundangkannya UU TPPU (November 2010).

18 17 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 13 Perbandingan Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari PBJ dan Jumlah PBJ Pelapor Juni 2012 s.d. Desember 2013 Barang Seni / Antik 0 0 Balai Lelang Perhiasan / logam mulia Pedagang Kendaraan Bermotor Perusahaan Properti Jumlah Laporan Transaksi Jumlah PBJ Grafik 14 Jumlah dan Persentase Kumulatif Transaksi dari PBJ Juni 2012 s.d. Desember 2013 Balai Lelang 218 1% Pedagang Kendaraan Bermotor % Perhiasan / logam mulia 129 5% Perusahaan Properti %

19 18 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) A. Hasil Analisis (HA) ANALISIS & PEMERIKSAAN UU TPPU Pasal 44 Ayat (1) : Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat: a. meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor; b. meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait; c. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan pengembangan hasil analisis PPATK; d. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan permintaan dari instansi penegak hukum atau mitra kerja di luar negeri; e. meneruskan informasi dan/atau hasil analisis kepada instansi peminta, baik di dalam maupun di luar negeri; f. menerima laporan dan/atau informasi dari masyarakat mengenai adanya dugaan tindak pidana Pencucian Uang; g. meminta keterangan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana Pencucian Uang; h. merekomendasikan kepada instansi penegak hukum mengenai pentingnya melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; i. meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara seluruh atau sebagian Transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana; j. meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang; k. mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan l. meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik. Selama Desember 2013, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 35 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 318 laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif sebanyak 7 HA (20,0 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 27 laporan, dan o HA Inquiry sebanyak 28 HA (80,0 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 291 laporan. Selama tahun 2013, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 301 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif sebanyak 70 HA (23,3 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 163 laporan, dan o HA Inquiry sebanyak 231 HA (76,7 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak laporan. Sejak Januari 2003 s.d. Desember 2013, jumlah HA (tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan kepada Penyidik sudah mencapai HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif (66,7 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak laporan, dan o 815 HA Inquiry (33,3 persen) dengan Jumlah LTKM terkait sebanyak laporan. Berdasarkan HA selama tahun 2013, dugaan tindak pidana Korupsi masih menjadi tindak pidana yang paling dominan yaitu sebanyak 168 HA (55,8 persen). Dugaan tindak pidana Korupsi yang terindikasi dalam HA pada tahun 2013 ini mengalami peningkatan sebesar 6,3 persen dibandingkan jumlah pada tahun 2012, sedangkan jumlah HA dengan dugaan tindak pidana Penipuan yang merupakan tindak pidana dominan berikutnya mengalami kenaikan sebesar 2,4 persen. PPATK juga menyampaikan IHA kepada pihak-pihak yang telah menjalin kerjasama pertukaran informasi dengan PPATK. Selama tahun 2013, jumlah IHA yang disampaikan sebanyak 72 Informasi Hasil Analisis.

20 19 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) PROAKTIF Tabel 10 Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang menjadi Dasar Analisis (Terkait) Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Januari 2003 s.d. Desember 2013 Jenis Hasil Analisis (HA) Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun Tahun 2009 Tahun 2010 Jumlah Tahun 2011 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun 2012 Tahun 2013 Des 2012 Nov-2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Ø Hasil Analisis Ø LTKM Terkait Jumlah Jumlah Jan 2003 s.d. INQUIRY**) Ø Hasil Analisis Ø LTKM Terkait TOTAL Ø Hasil Analisis Ø LTKM Terkait Keterangan : - Proaktif adalah HA yang disampaikan atas insiatif PPATK. - Inquiry adalah HA yang disampaikan sebagai jawaban atas permintaan dari Apgakum. - Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember Angka dalam kotak kuning: HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan sebagai HA. Grafik 15 Perkembangan Jumlah HA per-tahun yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis HA Januari 2009 s.d. Desember HA per-tahun Proaktif Inquiry

21 20 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Tabel 11 Jumlah Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik Januari 2003 s.d. Desember 2013 Penyidik Tahun Tahun 2012 Tahun 2013 Des 2012 Nov-2013 Jumlah Jan 2003 s.d. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Ø KEPOLISIAN SAJA Ø KEJAKSAAN SAJA Ø KPK SAJA Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN KPK Ø KEPOLISIAN DAN KEJAKSAAN Ø KEPOLISIAN DAN KPK Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN BNN Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN DITJEN PAJAK Ø KEJAKSAAN DAN KPK Ø DITJEN PAJAK Ø BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) JUMLAH HA Catatan : Jumlah Inquiry belum memperhitungkan inquiry Januari 2004 s.d. Desember 2008, sebanyak 295 laporan. Tabel 12 Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2003 s.d. Desember 2013 Tindak Pidana Asal Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun Tahun 2009 Tahun 2010 Jumlah Tahun 2011 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun 2012 Tahun 2013 Des 2012 Nov-2013 Jumlah Jan 2003 s.d. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Ø Korupsi; Ø Penyuapan; Ø Narkotika; Ø Di bidang perbankan; Ø Di bidang Pasar Modal Ø Di bidang perasuransian; Ø Kepabeanan; Ø Terorisme; Ø Pencurian; Ø Penggelapan; Ø Penipuan; Ø Pemalsuan uang; Ø Perjudian; Ø Prostitusi; Ø Di bidang perpajakan; Ø Di bidang kehutanan; Ø Pidana lain yang diancam dengan penjara 4 tahun atau lebih Ø Tidak Teridentifikasi / dll Jumlah JUMLAH HA

22 21 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Tabel 13 Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Januari 2003 s.d. Desember 2013 (HA database) Tahun Hasil Analisis LTKM Terkait Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun Des Jumlah Des Jumlah Jumlah Tahun 2003 s.d. Des *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Catatan : HA dimasukan dalam database karena tidak terindikasi terkait dugaan tindak pidana, dianggap sesuai dengan profil dan memiliki underlying yang wajar serta keterbatasan data. Grafik 16 Perkembangan Jumlah HA per-tahun yang Tidak Terindikasi Tindak Pidana (HA database) dan Jumlah HA yang disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. Desember Jan Des HA Database HA ke Penyidik

23 22 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Tabel 14 Jumlah Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian Informasi sesuai dengan MoU dengan Lembaga/Instansi #) Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA Januari 2003 s.d. Desember 2013 Instansi Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun Tahun 2009 Tahun 2010 Jumlah Tahun 2011 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun 2012 Tahun 2013 Des 2012 Nov-2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Ø Komisi Pemberantasan Korupsi Ø Badan Pengawas Pemilu Ø Komisi Yudisial Ø Tim Tas TIPIKOR (Bubar Tgl 11/06/2007) Ø BAPEPAM-LK (Menjadi OJK Th ) Ø Bank Indonesia Ø Dirjen Pajak Ø Kementrian Luar Negeri Ø Kementrian Kehutanan Ø Badan Pemeriksa Keuangan Ø Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Ø Kementrian Keuangan Ø Lembaga Penjamin Simpanan Ø Ditjen Bea dan Cukai Ø Badan Narkotika Nasional Ø Kementrian Hukum dan HAM Ø Kementrian Dalam Negeri Ø Ombudsman Ø Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Ø Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Ø KPPU Ø Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ø Lainnya Jumlah Jumlah Jan 2003 s.d. JUMLAH IHA *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember #) Pada periode sebelum berlakunya UU TPPU No.8 Tahun 2010, Instansi KPK, Ditjen Pajak, BNN, Ditjen Bea dan Cukai belum dinyatakan sebagai instansi yang berwenang untuk menerima HA dari PPATK.

24 23 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) UU TPPU Pasal 1 Angka 8 : Hasil Pemeriksaan adalah penilaian akhir dari seluruh proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional yang disampaikan kepada penyidik. Pasal 90 Ayat (1) : Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun internasional, yang meliputi: a. instansi penegak hukum; b. lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan; c. lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; d. lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana Pencucian Uang; dan e. financial intelligence unit negara lain. Pasal 47 Ayat (1) dan Ayat (2) : PPATK membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenangnya secara berkala setiap 6 (enam) bulan. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat. B. Hasil Pemeriksaan (HP) dan Rekomendasi Selama Desember 2013, tidak ada penambahan Hasil Pemeriksaan (HP) yang disampaikan PPATK kepada Penyidik Kepolisian. Di sisi lain, juga tidak ada penambahan Informasi Hasil Pemeriksaan (IHP) yang disampaikan kepada Apgakum. Dengan demikian, selama tahun 2013, telah ada 8 HP dan 6 IHP yang telah disampaikan oleh PPATK. Sejak berlakunya UU TPPU, selama periode Januari 2011 s.d. Desember 2013, jumlah HP yang telah disampaikan ke Penyidik sebanyak 26 HP, dengan 6 HP diantaranya disampaikan ke Penyidik Kepolisian saja, 9 HP ke Penyidik Kejaksaan saja, 10 HP ke Penyidik Kepolisian dan Kejaksaan, dan 1 HP ke Penyidik KPK. Jumlah PJK yang dilakukan pemeriksaan sejak Januari 2011 s.d. Desember 2013 adalah sebanyak 191 PJK dengan jumlah rekening yang diperiksa sebanyak rekening. Tabel 15 Jumlah Hasil Pemeriksaan (HP) dan Informasi Hasil Pemeriksaan (IHP) yang disampaikan oleh PPATK per Bulan Januari 2011 s.d. Desember 2013 Bulan Jumlah HP Jumlah HP ke Penyidik Jumlah IHP ke Penyidik Lainnya IHP ke Lembaga Terkait sesuai MoU Jumlah IHP Kepolisian Kejaksaan KPK BNN Ditjen Pajak Gubernur BI Jaksa Agung Mei Juni Juli Agustus Februari Maret April Mei Juli Agustus Oktober Desember Maret April Mei Juli November Jumlah

25 24 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Tabel 16 Jumlah HP Berdasarkan Tahun Penyampaian Januari 2011 s.d. Desember 2013 Tahun Jumlah HP Jumlah PJK Jumlah Rekening Des Jumlah Kumulatif Grafik 17 Perkembangan Jumlah HP, Jumlah PJK, dan Jumlah Rekening yang Diperiksa Januari 2011 s.d. Desember Des 2013 Jumlah Kumulatif Jumlah HP Jumlah PJK Jumlah Rekening

26 25 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Tabel 17 Jumlah Kumulatif Informasi Hasil Pemeriksaan (IHP) Terkait dengan Pemberian Informasi berdasarkan MoU antara PPATK dengan Lembaga/Instansi Terkait Berdasarkan Penyampaian Informasi Januari 2011 s.d. Desember 2013 Instansi Informasi Hasil Pemeriksaan HA Terkait Gubernur BI 4 4 Bappepam LK 2 2 Jumlah 6 6 Tabel 18 Jumlah Rekomendasi Terkait Pejabat Negara dan BUMN per Bulan Januari 2012 s.d. Desember 2013 Bulan Jumlah Januari Februa ri Maret April Mei Agus tus September Oktober November Desember Jumlah 13 *) Sejak 2013, pemberian rekomendasi terkait pejabat Negara dan BUMN disampaikan dalam bentuk pemberian informasi ke instansi peminta informasi terkait dengan pengangkatan pejabat strategis di lingkungan instansi pemerintah sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor. 01 Tahun 2012 tentang Peningkatan Pengawasan Dalam Rangka Mewujudkan Aparatur Negara Yang Berintegritas, Akuntabel dan Transparan.

27 26 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) C. Karakteristik Terlapor Berdasarkan HA UU TPPU Pasal 1 Angka 9 : Setiap Orang adalah orang perseorangan atau Korporasi. Berdasarkan data sejak tahun 2013, sebagian besar terlapor HA proaktif adalah perorangan, yaitu sebesar 92,9 persen, sedangkan terlapor perusahaan atau korporasi sebesar 7,1 persen. Sebagian besar (sebesar 40,0 persen) transaksi HA proaktif bernominal di atas Rp 5 Miliar, sedangkan transaksi yang bernominal di bawah Rp 1 Miliar terdapat sebanyak 18,6 persen. Sebagian besar propinsi kejadian terlapor HA proaktif ada di DKI Jakarta, yaitu sebesar 52,9 persen, diikuti Propinsi Jawa Barat (11,4 persen). Tabel 19 Perkembangan HA Proaktif Berdasarkan Kategori Terlapor s.d. Desember 2013 Kategori Terlapor Jumlah HA Proaktif Nov-2013 % Distribusi Perkembangan (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Perorangan ,9-12,5 0,0-27,0 Ø Laki-Laki ,2-25,0-14,3-23,3 Ø Perempuan ,8 n.a. n.a. -43,8 Perusahaan/korporasi ,1 n.a. -100,0 0,0 Total HA Proaktif ,0-12,5-12,5-25,5 Grafik 18 Persentase HA Proaktif Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi HA Januari 2013 s.d. Desember 2013 Tidak Teridentifikasi dll 2,9 Dibawah Rp 1 Miliar 18,6 Di atas Rp 5 Miliar 40,0 Rp 1 Miliar - Rp 2 Miliar 11,4 4 Milyar - 5 Milyar 5,7 Rp 3 Miliar - 4 Miliar 5,7 Rp 2 Miliar - Rp 3 Miliar 15,7

28 27 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Tabel 20 Perkembangan HA Proaktif Menurut Locus (Tempat Kejadian) Indikasi Terjadinya Tindak Pidana s.d. Desember 2013 Propinsi Jumlah HA Proaktif Nov-2013 % Distribusi Perkembangan (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Nanggroe Aceh Darussalam ,4 n.a. n.a. n.a. Sumatera Utara ,0 n.a. n.a. -100,0 Sumatera Barat ,4 n.a. n.a. 0,0 Sumatera Selatan ,0 n.a. n.a. -100,0 Bengkulu ,0 n.a. -100,0-100,0 Jambi ,0 n.a. n.a. -100,0 Riau ,4 n.a. n.a. 0,0 Kepulauan Riau ,0 n.a. n.a. -100,0 Lampung ,0 n.a. n.a. n.a. Kep Bangka Belitung ,0 n.a. n.a. n.a. Banten ,1-66,7 n.a. n.a. DKI Jakarta ,9 0,0-40,0-32,7 Jawa Barat ,4 0,0 0,0 33,3 Jawa Tengah ,3-100,0 n.a. 0,0 Jawa Timur ,3 n.a. n.a. -40,0 DI Yogyakarta ,0 n.a. n.a. n.a. Bali ,4 n.a. n.a. n.a. Nusa Tenggara Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Nusa Tenggara Timur ,0 n.a. n.a. -100,0 Maluku ,9 n.a. n.a. n.a. Maluku Utara ,0 n.a. n.a. n.a. Kalimantan Barat ,0 n.a. n.a. -100,0 Kalimantan Timur ,9 n.a. n.a. -33,3 Kalimantan Tengah ,4 n.a. n.a. n.a. Kalimantan Selatan ,0 n.a. n.a. n.a. Sulawesi Utara ,4 n.a. n.a. 0,0 Sulawesi Selatan ,4 n.a. n.a. -50,0 Sulawesi Tengah ,0 n.a. n.a. -100,0 Sulawesi Tenggara ,0 n.a. -100,0-100,0 Sulawesi Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Gorontalo ,0 n.a. n.a. n.a. Papua ,3 n.a. n.a. n.a. Papua Barat ,0 n.a. n.a. n.a. Total HA Proaktif ,0-12,5-12,5-25,5 Catatan : Provinsi kejadian terlapor merupakan locus (tempat kejadian) dugaan tindak pidana yang berindikasi dalam HA terdiri dari seluruh dugaan tindak pidana, dan juga dari seluruh profil pekerjaan.

29 28 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Gambar 2. Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Locus (Tempat Kejadian) Dugaan Tindak Pidana yang Terindikasikan dalam HA Proaktif Januari 2013 s.d. Desember 2013 Catatan : Terkait dengan seluruh tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 UU No.8 tahun 2010, tanpa membedakan profile terlapor.

30 29 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) D. Tindak Lanjut Terhadap HA UU TPPU Pasal 44 Ayat (1) : Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat : j. meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang. Tindak lanjut terhadap HA yang disampaikan kepada penyidik dalam publikasi ini masih terbatas pada tindak lanjut HA yang telah disampaikan oleh Penyidik kepada PPATK, selama periode Januari 2010 s.d. Desember Jumlah tindak lanjut yang disajikan ini masih terus disempurnakan dan ditambahkan sesuai dengan pantauan terhadap HA yang dilakukan oleh PPATK maupun penyidik. Selama tahun 2013, ada sebanyak 24 tindak lanjut yang diterima PPATK terhadap HA yang telah disampaikan ke penyidik. Tabel 21 Feedback/Tindak Lanjut Terhadap HA Yang Disampaikan ke Penyidik*) Januari 2010 s.d. Desember 2013 Penyidik Jan 2013 s.d. Des s.d. Des 2013 % Distribusi Kepolisian ,7 Kejaksaan ,5 KPK ,9 BNN ,1 Ditjen Pajak ,8 Jumlah ,0 *) Jumlah Tindak lanjut masih terbatas pada keadaan sepanjang periode Januari 2010 s.d. Desember 2013, dan akan terus disesuaikan berdasarkan hasil pantauan PPATK dan penyidik. Tindak lanjut Hasil Analisis dapat berupa: masih dalam proses ataupun sudah selesai di proses oleh penyidik (dihentikan atau diteruskan).

31 30 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) E. Pendanaan Terorisme UU TPPU Pasal 2 Ayat (2) : Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan dan/atau digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris, atau teroris perseorangan disamakan sebagai hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n. Pasal 93: Dalam hal ada perkembangan konvensi internasional atau rekomendasi internasional di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang dan pendanaan terorisme, PPATK dan instansi terkait dapat melaksanakan ketentuan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Sepanjang tahun 2013, terdapat 5 HA yang terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme. Dari jumlah tersebut, terdapat 13 LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme. Sejak Januari 2003 s.d. Desember 2013, jumlah seluruh HA yang telah disampaikan kepada penyidik terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme sebanyak 56 HA, yang terdiri dari: o HA Proaktif : sebanyak 20 HA o HA Inquiry : sebanyak 36 HA (sudah termasuk Inquiry pada periode Januari tahun 2007 s.d. Desember 2008 dimana pada periode tersebut belum dicatat sebagai HA) Jumlah LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK terkait dengan HA dengan dugaan tindak pidana terorisme sejak Januari 2003 s.d. Desember 2013 sebanyak 204 LTKM. Tabel 22 Jumlah HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Januari 2003 s.d. Desember 2013 Tahun Proaktif Hasil Analisis Inquiry Jumlah HA Jumlah Kumulatif HA Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) Jumlah Des Jumlah Jumlah Jan 2003 Des *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010.

32 31 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 19 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif HA Terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Januari 2003 s.d. Desember Jumlah Kumulatif Jumlah Per-Tahun Catatan : Jumlah Kumulatif pada tahun 2008 dihitung sejak Januari Grafik 20 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKM Terkait dengan HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Januari 2003 s.d. Desember Jumlah Kumulatif Jumlah per Tahun Catatan : Jumlah Kumulatif pada tahun 2008 dihitung sejak Januari 2003

33 32 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Grafik 21 Jumlah dan Persentase Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik, Terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Januari 2003 s.d. Desember 2013 Inquiry 36 64% Proaktif 20 36% Tabel 23 Jumlah LTKM Yang Disampaikan PJK Kepada PPATK Terkait Dengan HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Januari 2003 s.d. Desember 2013 Tahun Jumlah LTKM Jumlah Kumulatif LTKM Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) Jumlah s.d. Des Jumlah Jumlah Jan 2003 s.d. Des *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010.

34 33 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) LAIN-LAIN UU TPPU Pasal 69: Untuk dapat dilakukan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tindak pidana Pencucian Uang tidak wajib dibuktikan terlebih dahulu tindak pidana asalnya. Pasal 77: Untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan, terdakwa wajib membuktikan bahwa Harta Kekayaannya bukan merupakan hasil tindak pidana. A. Putusan Pengadilan Terkait TPPU Berdasarkan data terakhir, selama tahun 2013, terdapat 12 putusan Pengadilan terkait TPPU. Dengan demikian, sejak Januari 2005 s.d. Desember 2013, tercatat sudah ada sebanyak 105 kasus tindak pidana pencucian uang yang telah diputus pengadilan. Putusan Pengadilan terkait TPPU sebagian besar adalah putusan pengadilan di wilayah DKI Jakarta, yaitu sebanyak 58 putusan atau 55,2 persen. Putusan yang telah diputus oleh Pengadilan terkait TPPU adalah hukuman maksimal selama 17 tahun dan denda maksimal sebesar Rp 15 Miliar. Total hukuman berupa denda secara keseluruhan mencapai Rp 93,5 Miliar. Tabel 24 Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan Terkait Tindak Pidana Pencucian Uang Menurut Propinsi Januari 2005 s.d. Desember 2013 Propinsi 2005 s.d. % Distribusi Banda Aceh 4 3,8 Sumatera Utara 4 3,8 Lampung 1 1,0 Riau 1 1,0 Kepri 1 1,0 Sumatera Selatan 1 1,0 DKI Jakarta 58 55,2 Banten 3 2,9 Jawa Barat 7 6,7 Jawa Tengah 15 14,3 Jawa Timur 2 1,9 Bali 3 2,9 Sulawesi Utara 1 1,0 Kalimantan Barat 2 1,9 Kalimantan Selatan 2 1,9 Jumlah ,0

35 34 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Grafik 22 Perbandingan Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan Terkait TPPU Menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2005 s.d. Desember 2013 Narkotika 30 Korupsi 22 Penipuan 16 Penggelapan 13 Perbankan 9 Pemalsuan Surat 6 Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan TPPU 3 Psikotrapika 2 Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Penyuapan Perjudian Pencurian Tabel 25 Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan Terkait TPPU Menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2005 s.d. Desember 2013 Tindak Pidana Asal 2005 s.d. % Distribusi Penggelapan 13 12,4 Penipuan 16 15,2 Narkotika 30 28,6 Psikotrapika 2 1,9 Pencurian 1 1,0 Korupsi 22 21,0 Pemalsuan Surat 6 5,7 Perbankan 9 8,6 Perjudian 1 1,0 Penyuapan 1 1,0 Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan TPPU Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai 3 2,9 1 1,0 Jumlah ,0

36 35 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Tabel 26 Putusan Pengadilan Terkait TPPU Menurut Tahun Putusan dan Hukuman Januari 2005 s.d. Desember 2013 Tahun Jumlah Putusan Hukuman Penjara (dalam Tahun) Hukuman Denda (dalam Rupiah) Minimal Maksimal Minimal Maksimal Total Denda (dalam rupiah) Jan Des Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010) * (bulan) Jumlah 38 5 (bulan) Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) Des Jumlah Jumlah *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember (bulan) Grafik 23 Perkembangan Jumlah Putusan Pengadilan Terkait TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2008 s.d. Desember Kumulatif Putusan Jumlah Putusan

37 36 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) B. Keterangan Ahli Selama tahun 2013 terdapat 110 permintaan Keterangan Ahli dari beberapa instansi yang telah dipenuhi PPATK. Mayoritas permintaan Keterangan Ahli selama tahun 2013 berasal dari Kejaksaan, yakni sebanyak 45 permintaan (40,9 persen). Dengan demikian, sejak Januari 2008 s.d. Desember 2013, permintaan Keterangan Ahli berkaitan dengan TPPU atas permintaan beberapa instansi telah dipenuhi sebanyak 348 permintaan. Instansi yang paling banyak meminta keterangan ahli dari PPATK adalah dari Kejaksaan, yaitu sebanyak 132 kali atau 37,9 persen dari seluruh permintaan yang telah dipenuhi oleh PPATK. Sejak berlakunya UU TPPU pada tanggal 22 November 2010, PPATK telah menerima permintaan keterangan ahli sebanyak 289 permintaan. Instansi Tabel 27 Jumlah Permintaan Keterangan Ahli Dari PPATK Berdasarkan Instansi Peminta Januari 2008 s.d. Desember 2013 Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Jumlah Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) Des 2013 Jumlah JumlahTahun 2008 Des 2013 BADAN RESERSE DAN KRIMINAL (BARESKRIM) KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) & RESOR (POLRES) KEJAKSAAN AGUNG RI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KOMISI INFORMASI PUSAT (KIP) PENGADILAN MILITER Jumlah *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010

38 37 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 24 Perbandingan Jumlah Permintaan Keterangan Ahli Kepada PPATK Berdasrkan Instansi Peminta Januari 2008 s.d. Desember BARESKRIM POLDA & POLRES KEJAKSAAN KPK BADAN KOMISI NARKOTIKA INFORMASI PUSAT NASIONAL (BNN) (KIP) PENGADILAN MILITER Grafik 25 Perkembangan Jumlah Permintaan Keterangan Ahli Kepada PPATK Januari 2008 s.d. Desember Jumlah Kumulatif Jumlah per Tahun

39 38 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) C. Pertukaran Informasi UU TPPU Pasal 88 Ayat (1) dan Ayat (2) : Kerja sama nasional yang dilakukan PPATK dengan pihak yang terkait dituangkan dengan atau tanpa bentuk kerja sama formal. Pihak yang terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pihak yang mempunyai keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang di Indonesia. Pasal 89 Ayat (1) dan Ayat (2) : Kerja sama internasional dilakukan oleh PPATK dengan lembaga sejenis yang ada di negara lain dan lembaga internasional yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang. Kerja sama internasional yang dilakukan PPATK dapat dilaksanakan dalam bentuk kerja sama formal atau berdasarkan bantuan timbal balik atau prinsip resiprositas. Pasal 90 Ayat (1): Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun internasional,. Sejak Januari 2003 s.d Desember 2013, pertukaran informasi yang melibatkan FIU lain sebanyak 664 pertukaran informasi. Jumlah pertukaran informasi selama tahun 2013 sebanyak 107 pertukaran informasi, dengan 52 kali (48,6 persen) diantaranya merupakan permintaan informasi dari FIU lain kepada PPATK dan PPATK memberikan informasi yang diminta (Incoming Mutual Request). Sejak berlakunya UU TPPU pada tanggal 22 November 2010, PPATK telah melakukan pertukaran informasi dengan FIU negara lain sebanyak 258 informasi. Sebagian besar pertukaran informasi, didominasi oleh informasi yang berasal Incoming Mutual Request (Outgoing Information), yaitu sebanyak 355 informasi atau sebesar 53,5 persen. No. Jenis Pertukaran Informasi Tabel 28 Jumlah Pertukaran Informasi per Tahun Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi Januari 2003 s.d. Desember Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Jumlah Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) Des 2013 Jumlah Jumlah Tahun 2003 s.d. Des 2013 % Distribusi 1 Outgoing Mutual Request (Incoming Information) ,1 2 Incoming Mutual Request (Outgoing Information) ,5 3 Spontaneous Incoming Information ,0 4 Spontaneous Outgoing Information ,4 Jumlah ,0 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Keterangan: 1. Outgoing Mutual Request (Incoming Information) : PPATK mengirimkan permintaan informasi kepada FIU lain, dan PPATK menerima informasi yang diminta. 2. Incoming Mutual Request (Outgoing Information) : PPATK menerima permintaan informasi dari FIU lain, dan PPATK memberikan informasi yang diminta. 3. Spontaneous Incoming Information : PPATK menerima informasi dari FIUs secara spontan (tanpa diminta). 4. Spontaneous Outgoing Information : PPATK memberikan informasi kepada FIU lain secara spontan (tanpa diminta). Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip berdasarkan EGMONT Group yang merupakan wadah perhimpunan FIU seluruh dunia.

40 39 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 26 Perkembangan Jumlah Pertukaran Informasi per-tahun Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi Januari 2008 s.d. Desember Outgoing Mutual Request (Incoming Information) Incoming Mutual Request (Outgoing Information) Spontaneous Incoming Information Spontaneous Outgoing Information Grafik 27 Jumlah dan Persentase Kumulatif Pertukaran Informasi Antara PPATK Dengan FIU Lain Berdasarkan Jenis Informasi Januari 2003 s.d. Desember 2013 Spontaneous Outgoing Information 9 1% Spontaneous Incoming Information 60 9% Outgoing Mutual Request (Incoming Information) % Incoming Mutual Request (Outgoing Information) %

41 40 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) D. Permintaan Informasi Kepada PJK/PBJ Terkait HA Jumlah permintaan informasi dalam rangka mendukung HA yang disampaikan kepada PJK/PBJ/instansi lainnya sejak Januari 2010 s.d. Desember 2013 adalah sebanyak permintaan. Selama tahun 2013, PPATK telah menyampaikan permintaan informasi kepada PJK dan instansi lainnya sebanyak permintaan. Sebagian besar permintaan informasi selama Januari 2010 s.d. Desember 2013 disampaikan kepada PJK Bank (82,7 persen), kepada PJK Non Bank sekitar 16,9 persen, serta kepada regulator/instansi lainnya sekitar 0,3 persen. Tabel 29 Jumlah Permintaan Informasi Kepada PJK /PBJ Berdasarkan Jenis PJK Januari 2010 s.d. Desember 2013 Tahun Bank Non Bank Regulator/ Instansi Lainnya Jumlah Des Jumlah % Distribusi 82,7 16,9 0,3 100,0

42 41 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 28 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif Permintaan Informasi Kepada PJK /PBJ Januari 2010 s.d. Desember ,6% ,6% ,1% Des 2013 Jumlah Kumulatif Jumlah per Tahun Grafik 29 Perkembangan Jumlah Permintaan Informasi Kepada PJK /PBJ per tahun Berdasarkan Jenis PJK/PBJ Januari 2010 s.d. Desember Des 2013 Bank Non Bank

43 42 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) E. Audit UU TPPU Pasal 43: Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf c, PPATK berwenang: c. melakukan audit kepatuhan atau audit khusus; d. menyampaikan informasi dari hasil audit kepada lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Pihak Pelapor; Selama Desember 2013, PPATK tidak melakukan kegiatan audit baik terhadap Pihak Pelapor PJK maupun PBJ. Dengan demikian, jumlah pelaksanaan audit yang telah dilakukan PPATK selama tahun 2013 adalah sebanyak 85 audit. Bila dilihat menurut jenis pihak Pelapor, sebagian besar audit yang dilakukan selama periode ini dilakukan terhadap Bank (24,7 persen), Perusahaan Properti (16,5 persen), dan Pedagang Valuta Asing (15,3 persen). Bila dibandingkan dengan jumlah pelaksanaan audit selama tahun 2012 yang sebanyak 86 audit, jumlah pelaksanaan audit selama tahun 2013 lebih rendah sebanyak 1,2 persen. Bila diakumulasi sejak Januari 2005 s.d. Desember 2013, jumlah keseluruhan pelaksanaan audit yang telah dilakukan oleh PPATK terhadap PJK/PBJ telah mencapai 658 audit, atau meningkat 14,8 persen dibandingkan jumlah akumulasi audit Januari 2005 s.d. Desember 2012 (573 audit). Jenis Pihak Pelapor Tabel 30 Jumlah Pihak Pelapor yang telah di Audit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor s.d. Desember 2013 Jumlah Audit Nov-2013 % Distribusi Perkembangan (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bank ,7 n.a. n.a. -12,5 Asuransi dan Pialang Asuransi ,7 n.a. n.a. n.a. Sekuritas dan Manajer Investasi ,2 n.a. n.a. 133,3 Perusahaan Pembiayaan ,0 n.a. n.a. -100,0 Pedagang Valuta Asing ,3 n.a. n.a. 116,7 Kupu ,5 n.a. n.a. -88,5 Perposan ,0 n.a. n.a. -100,0 Pegadaian ,0 n.a. n.a. -100,0 Perusahaan Properti/Agen Properti ,5-100,0 n.a. 40,0 Pedagang Kendaraan Bermotor ,6-100,0 n.a. -25,0 Pedagang Permata dan Perhiasan/Logam Mulia ,8-100,0 n.a. 400,0 Koperasi Simpan Pinjam ,7 n.a. n.a. n.a. Modal Ventura ,0 n.a. n.a. n.a. Total Audit ,0-100,0 n.a. -1,2

44 43 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 30 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif Audit Kepada Pihak Pelapor Januari 2009 s.d. Desember ,7% 14,8% ,3% ,1% Jumlah Kumulatif Perkembangan (%) Jumlah per-tahun Grafik 31 Perbandingan Jumlah Pihak Pelapor yang telah di Audit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Januari 2013 s.d. Desember 2013 Koperasi 4 Pedagang permata dan perhiasan/logam mulia 10 Kendaraan Bermotor 9 Properti 14 Kupu 3 Pedagang Valuta Asing 13 Sekuritas dan Manajer Investasi 7 Bank

45 44 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) F. Nota Kesepahaman (MoU) UU TPPU Pasal 88: (1) Kerja sama nasional yang dilakukan PPATK dengan pihak yang terkait dituangkan dengan atau tanpa bentuk kerja sama formal. (2) Pihak yang terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pihak yang mempunyai keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang d Indonesia. Pasal 90 ayat (1): Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun internasional, yang meliputi: a. instansi penegak hukum; b. lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan; c. lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; d. lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana Pencucian Uang; dan e. financial intelligence unit negara lain. Selama Desember 2013, tidak ada penambahan MoU baru yang ditandatangani oleh PPATK. Jumlah MoU selama tahun 2013 sebanyak 10 MoU, dan 8 diantaranya merupakan MoU dengan Lembaga/Instansi di dalam negeri. Dengan demikian, sejak Januari 2003 s.d. Desember 2013, telah ada sebanyak 115 Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani oleh PPATK, dengan 46 MoU diantaranya merupakan MoU dengan FIU luar negeri serta 69 MoU adalah MoU dengan Lembaga/Instansi di dalam negeri. Bila dilihat berdasarkan periode penandatanganannya, 37 MoU ditandatangani setelah berlakunya UU TPPU pada bulan November 2010, yang terdiri dari 9 MoU dengan FIU dan 28 MoU dengan Lembaga/Instansi dalam negeri. Sementara itu, 78 MoU ditandatangani sebelum berlakunya UU TPPU, dengan 37 MoU dengan FIU dan 41 MoU dengan Lembaga/Instansi dalam negeri. Secara khusus, masih ada 2 (dua) negara anggota ASEAN yang belum terikat MoU dengan PPATK, yaitu: Kamboja dan Laos. Tabel 31 Jumlah MoU Berdasarkan Tahun Penandatangan Antara PPATK dengan FIU Atau Instansi/Lembaga, Januari 2003 s.d. Desember 2013 Tahun Internasional (FIU) Nasional (Instansi/ Lembaga) Jumlah % Distribusi Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Jan Des , , ,7 Jumlah , , ,3 Des ,7 Jumlah ,2 Jumlah *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember ,0

46 45 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013)) Grafik 32 Perkembangan Jumlah MoU yang Telah Ditandatangani antara PPATK dengan FIU atau Instansi/Lembaga, Januari 2003 s.d. Desember FIU Dalam Negeri Grafik 33 Jumlah dan Persentase Kumulatif MoU yang Telah Ditandatangani antara PPATK dengan FIU atau Instansi/Lembaga, Januari 2003 s.d. Desember 2013 Nasional (Instansi/ Lembaga) 69 60% Internasional (FIU) 46 40% Tabel 32 FIU dari Negara ASEAN Yang Telah Dan Belum Memiliki MoU dengan PPATK No. Negara (FIU) Penandatangan Nota Kesepahaman Tempat Tanggal/Bulan/Tahun 1 Thailand Bangkok 24 Maret Malaysia Malaysia 31 Juli Philippines Brunei 5 Oktober Vietnam Jakarta 18 Agustus Myanmar Jakarta 14 November Brunei Darussalam Jakarta 17 Desember 2008 Singapore 17 September Singapura Jakarta 25 September Kamboja Belum 9 Laos Belum Ket

47 46 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Tabel 33 Lembaga/Organisasi Domestik Yang Telah Memiliki MoU dengan PPATK DALAM NEGERI No. Nama Lembaga / Organisasi Penandatanganan Nota Kesepahaman Tempat Tanggal Keterangan Tahun Bank Indonesia Jakarta 5 Februari 2003 Diperbaharui tgl. 18 Maret Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Jakarta 20 Oktober Ditjen Pajak Jakarta 28 Oktober 2003 Diperbaharui tgl. 19 Oktober 4 Ditjen Lembaga Keuangan (LK) Jakarta 28 Oktober Ditjen Bea & Cukai Jakarta 31 Oktober 2003 Tahun Center For International Forestry Research Jakarta 16 Januari Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta 29 April Kepolisian Negara RI Jakarta 16 Juni 2004 Diperbaharui tgl. 18 April 9 Kejaksaan Agung RI Jakarta 27 September 2004 Diperbaharui tgl. 18 April Tahun Departemen Kehutanan Jakarta 28 Maret 2005 Tahun Badan Pemeriksa Keuangan Jakarta 25 September 2006 Tahun Itjen Departemen Keuangan Jakarta 12 Januari Komisi Yudisial Jakarta 1 Februari Ditjen Administrasi Hukum Umum Jakarta 6 Maret Ditjen Imigrasi Jakarta 6 Maret Badan Pengawasan Keuangan dan Jakarta 19 April Badan Narkotika Nasional Jakarta 13 Juni 2007 Diperbaharui tgl. 14 Oktober 18 Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Banda Aceh 15 Agustus 2007 Tahun Universitas Surabaya Jakarta 17 April STIE Perbanas Surabaya Surabaya 31 Juli Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 17 September Badan Pengawas Pemilu Jakarta 6 November 2008 Diperbaharui tgl. 7 Juli Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Jakarta 7 November 2008 Tahun Universitas Soedirman Purwokerto 23 Januari Badan Pertanahan Nasional Jakarta 17 April Universitas Andalas Padang 18 Mei Ditjen Pos dan Telekomunikasi Jakarta 12 Juni Universitas Hasanuddin Makassar 23 Juni Institut Teknologi Bandung Bandung 25 Juni Universitas Diponogoro Semarang 12 Agustus Lembaga Penjamin Simpanan Jakarta 17 November Universitas Muhammadiyah Surakarta Solo 20 November Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan Jakarta 3 Desember Universitas Indonesia Jakarta 7 Desember Universitas Jember Jakarta 7 Desember 2009 Tahun Komisi Pengawas Persaingan Usaha Jakarta 14 April Universitas Padjajaran Bandung 22 Juni Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Jakarta 7 Juli Universitas Mataram Mataram 27 Juli Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 8 Oktober Setjen Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK) Jakarta 29 Desember 2010 Tahun Kementerian Perhubungan RI Jakarta 27 Januari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Jakarta 18 April Universitas Pattimura Ambon 5 Mei Universitas Indonesia & Bank Indonesia (terkait pendirian Pusat Kajian TPPU di UI) Jakarta 29 Juli Ombudsman RI Jakarta 11 Agustus Universitas Sriwijaya Palembang 12 September Universitas Udayana Denpasar 4 Oktober PT. Pertamina (Persero) Jakarta 19 Oktober Universitas Bina Nusantara Jakarta 19 Oktober 2011 Tahun Universitas Esa Unggul Jakarta 10 januari Universitas Sumatera Utara Jakarta 30 Januari Universitas Airlangga Surabaya 28 Februari Itjen Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta 11 April Itjen Kementerian Hukum dan HAM Jakarta 23 Oktober Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 5 November Universitas Cendrawasih Jayapura 29 November Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Surabaya 3 Desember Satgas REDD Jakarta 20 Desember NCB Interpol Indonesia Jakarta 21 Desember Itjen Kementerian Agama Jakarta 26 Desember 2012 Tahun Setjen Mahkamah Konstitusi Jakarta 7 Januari LPSE Kementerian Keuangan Jakarta 5 Februari Sisminbakum DJAHU Kementerian Hukum & Jakarta 15 Februari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jakarta 18 Juni Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Jakarta 21 Juni Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri RI Jakarta 30 Juli Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta 27 Agustus Itjen Kemendikbud Jakarta 30 September 2013

48 Gambar 3. Negara-negara yang Telah Memiliki MoU dengan PPATK 47 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013))

49 48 BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME (DESEMBER 2013) Tabel 34 FIU Yang Telah Memiliki MoU dengan PPATK LUAR NEGERI (FIU LAIN) No. Negara (FIU) Penandatangan Nota Kesepahaman Tempat Tanggal/Bulan/Tahun Tahun Thailand Bangkok 24 Maret Malaysia Malaysia 31 Juli Korea Jakarta 20 Oktober Australia Tahun 2004 Bali 4 Februari Philippines Brunei Darussalam 5 Oktober Romania Bucharest 12 Oktober 2004 Tahun Belgium Jakarta 1 Februari 2005 Brussels 26 Januari Italy Rome 17 Februari Poland Washington 29 Juni Spain Washington 29 Juni Peru Sofia 6 Oktober 2005 Jakarta 18 Oktober 2005 Tahun China Jakarta 29 Mei Mexico Limassol - Cyprus 14 Juni Canada Ottawa 12 Oktober 2006 Jakarta 16 Oktober Myanmar Jakarta 14 November South Africa Jakarta 24 November 2006 Pretoria 29 November Cayman Island Grand Cayman 27 November Japan Jakarta 18 Desember 2006 Tokyo 19 Desember 2006 Tahun Bermuda Bermuda 31 Mei Mauritius Bermuda 31 Mei New Zealand Jakarta 18 Juli Turkey Ankara 8 Agustus 2007 Jakarta 13 Agustus Finland Helsinki 27 September 2007 Tahun Georgia Georgia 10 Maret Croatia Jakarta 21 April Moldova Seoul 28 Mei United States of America Jakarta 19 September 2008 Washington 6 Oktober Brunei Darussalam Jakarta 17 Desember 2008 Tahun Bangladesh Jakarta 16 Maret Senegal Jakarta 17 April Sri Lanka Doha 27 Mei Macau Brisbane 10 Juli Fiji Island Brisbane 10 Juli Solomon Island Tahun 2010 Wollonggong 22 Februari Qatar Cartagena 30 Juni United Arab Emirate Cartagena 30 Juni Vietnam Jakarta 18 Agustus India Tahun 2011 New Delhi 25 Januari Netherlands Aruba 15 Maret Luxembourg Yerevan-Armenia 12 Juli Saudi Arabia Yerevan-Armenia 12 Juli Samoa Yerevan-Armenia 12 Juli 2011 Tahun Ukraine Saint Petersburg 10 Juli Russia Saint Petersburg 11 Juli 2012 Tahun Kazakhstan Astana 2 September Singapore Singapore 17 September 2013 Jakarta 25 September 2013

50

B u l e t i n S t a t i s t i k

B u l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JUNI 2013 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

BULLETIN JULI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BULLETIN JULI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JULI 2013 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME NOVEMBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME SEPTEMBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME OKTOBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME FEBRUARI 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME MEI 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JUNI 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME MARET 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME DESEMBER 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME OKTOBER 215 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

BULLETIN FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BULLETIN FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME FEBRUARI 216 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Keempat. Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia Tujuan Modul bagian keempat yaitu Pengaturan

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JUNI 2017 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME AGUSTUS Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME MARET 216 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME APRIL Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JANUARI 217 Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME JULI Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME MARET Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012)

Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012) Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME DESEMBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 112 Indonesia Telp.: +6221385455; +62213853922 Fax.: +6221385689; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k BULLETIN STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME NOVEMBER Jl. Ir H Juanda No. 35 Jakarta 10120 Indonesia Telp.: +62213850455; +62213853922 Fax.: +62213856809; +62213856826 e-mail: contact-us@ppatk.go.id

Lebih terperinci

STATISTIK FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997

STATISTIK FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997 BULLETIN ISSN : 89997 STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN STATISTIK TAHUN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Juanda No. 35 Jakar ta Pusat www.ppatk.go.id

Lebih terperinci

STATISTIK MARET ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997

STATISTIK MARET ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997 BULLETIN ISSN : 89997 STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN STATISTIK TAHUN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Juanda No. 35 Jakar ta Pusat www.ppatk.go.id

Lebih terperinci

BULLETIN STATISTIK ISSN : ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME EDISI JANUARI

BULLETIN STATISTIK ISSN : ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME EDISI JANUARI BULLETIN ISSN : 89997 STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME EDISI JANUARI 218 . B U L L E T I N S T A T I S T I K DAFTAR ISI: Halaman Ringkasan Eksekutif 1 Ringkasan Statistik

Lebih terperinci

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011)

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011) Volume 19 Thn II/2011 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan September 2011) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Jakarta, Oktober 2011

Lebih terperinci

2 dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Pengenaan Sa

2 dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Pengenaan Sa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1821, 2014 PPATK. Sanksi Administratif. Kewajiban Pelaporan. Pelanggaran. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER. 14 /1.02/PPATK/11/14

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Pasal 1 Dalam P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Pasal 1 Dalam P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.148, 2015 HUKUM. Pidana. Pencucian Uang. Pihak Pelapor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5709). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Volume 28 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juni 2012)

Volume 28 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juni 2012) Volume 28 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Juni 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

Lebih terperinci

Volume 25 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Maret 2012)

Volume 25 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Maret 2012) Volume 25 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Maret 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Volume 24 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Februari 2012)

Volume 24 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Februari 2012) Volume 24 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Februari 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA

REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA PENCUCIAN UANG? PENCUCIAN UANG Upaya untuk menyembunyikan/menyamarkan harta kekayaan dari hasil tindak pidana sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, No.960, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Identifikasi Transaksi. Jasa Keuangan. Mencurigakan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.928, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Kewajiban Pelaporan. Dikecualikan. Transaksi Keuangan Tunai. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Volume 23 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Januari 2012)

Volume 23 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Januari 2012) Volume 23 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Januari 2012) Direktorat Riset dan Analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Volume 22 Thn III/2012 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Desember 2011)

Volume 22 Thn III/2012 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Desember 2011) Volume 22 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Desember 2011) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Jakarta, Januari 2012

Lebih terperinci

Volume 20 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Oktober 2011)

Volume 20 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Oktober 2011) Volume 20 Thn II/2011 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULLETIN STATISTIK (Periode Sampai dengan Bulan Oktober 2011) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Jakarta, Nopember 2011

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 108, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4324) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENILIAN RISIKO SEKTORAL (SECTORAL RISK ASSESSMENT) PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA LAINNYA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENILIAN RISIKO SEKTORAL (SECTORAL RISK ASSESSMENT) PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA LAINNYA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PENILIAN RISIKO SEKTORAL (SECTORAL RISK ASSESSMENT) PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA LAINNYA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN MEI 2017 Daftar Isi SAMBUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1479, 2013 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI. Traksaksi. Tunai. Jasa Keuangan. Identifikasi PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim No.1872, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Penyedia Jasa Keuangan. Penghentian Sementara dan Penundaan Transaksi. Pencabutan. PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK Maupun Hasil 3.8 Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK Maupun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.926, 2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Laporan. Transaksi Keuangan. Penyedia Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.806, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Informasi. Permintaan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-08/1.02/PPATK/05/2013

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM. Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh orang perseorangan maupun oleh korporasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642) No.642, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642) PERATURANKEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.670, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Identifikasi. Transaksi Mencurigakan. Jasa Keuangan. Perubahan.(Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 7) PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi. No.549, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR: PER - 09/1.01/PPATK/11/2009

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta kekayaan dalam jumlah yang besar

Lebih terperinci

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kejahatan yang menghasilkan

Lebih terperinci

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5406 HUKUM. Pidana. Pendanaan. Terorisme. Pencegahan. Pemberantasan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 50) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, I.

Lebih terperinci

Perpustakaan LAFAI

Perpustakaan LAFAI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, I.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Daerah Pabean Indonesia. Uang Tunai. Instrumen Pembayaran Lain. Pembawaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut No.927, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Audit. Kepatuhan. Khusus. Tata Cara. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5932 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 194). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Pelaporan Transaksi. Penyedia Barang. Jasa

BERITA NEGARA. PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Pelaporan Transaksi. Penyedia Barang. Jasa No.929, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Pelaporan Transaksi. Penyedia Barang. Jasa PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Modul E-Learning 2 PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA DAN PELAPORAN BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa 2.2 Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna

Lebih terperinci

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

Trend Pemberantasan Korupsi 2013 Trend Pemberantasan Korupsi 20 Pembahasan. Sumber data dan periode pemantauan 2. Penindakan perkara korupsi 20. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan supervisi 4. Kesimpulan 5. Rekomendasi Waktu dan Metode

Lebih terperinci

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Oleh : Budi Santoso, SH, LL.M (Ombudsman RI Bid.Penyelesaian Laporan/Pengaduan) Jakarta, 24 Juli 2013 Rekapitulasi

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Pada umumnya pelaku tindak pidana berusaha menyembunyikan atau

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG No.283,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG PELAKSANAAN PENGHENTIAN SEMENTARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAWAAN UANG TUNAI DAN/ATAU INSTRUMEN PEMBAYARAN LAIN KE DALAM ATAU KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No lain ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; c. bahwa sesuai dengan Undang-Un

2017, No lain ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; c. bahwa sesuai dengan Undang-Un No.1563, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemberitahuan dan Pengawasan, Indikator yang Mencurigakan, Pembawaan Uang Tunai dan/atau Instrumen Pembayaran Lain, serta Pengenaan Sanksi Administratif

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 4 ~! SALINAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 3.1 Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010 3.1.1 Pemeriksaan oleh PPATK Pemeriksaan adalah proses identifikasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Penghentian Sementara. Penundaan. Transaksi. Perbankan. Pasar Modal. Asuransi. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

Pemberian Data dan Informasi Bank Indonesia ke PPATK. Disampaikan oleh: Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Pemberian Data dan Informasi Bank Indonesia ke PPATK. Disampaikan oleh: Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Pemberian Data dan Informasi Bank Indonesia ke PPATK Disampaikan oleh: Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Diseminasi Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2016 Jakarta,

Lebih terperinci

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Undang Undang RI Nomor 15 Tahun 2002 tanggal 17 April ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Undang Undang RI Nomor 15 Tahun 2002 tanggal 17 April ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Undang Undang RI Nomor 15 Tahun 2002 tanggal 17 April ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kejahatan yang menghasilkan harta

Lebih terperinci

2013, No.50 2 Mengingat c. bahwa Indonesia yang telah meratifikasi International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999 (K

2013, No.50 2 Mengingat c. bahwa Indonesia yang telah meratifikasi International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999 (K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.50, 2013 HUKUM. Pidana. Pendanaan. Terorisme. Pencegahan. Pemberantasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5406) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Semester I Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2014 PPATK. Sistem Informasi. Jasa Terpadu. Pengguna.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2014 PPATK. Sistem Informasi. Jasa Terpadu. Pengguna. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2014 PPATK. Sistem Informasi. Jasa Terpadu. Pengguna. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-02 /1.02/PPATK/02/2014 TENTANG

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN PERATURAN PUSAT PELAPORANDANANALISISTRANSAKSIKEUANGAN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAANPENGHENTIAN SEMENTARA DAN PENUNDAANTRANSAKSIOLEH PENYEDIAJASA

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, T No.1087, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Notaris. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) Jawablah pertanyaan dibawah ini!

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) Jawablah pertanyaan dibawah ini! Nama : Muhammad Nur Jamaluddin NPM : 151000126 Kelas : O Mata Kuliah : Money Laundering Crime Dosen : Maman Budiman, S.H.,M.H. Jawablah pertanyaan dibawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan pencucian uang?

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK I. UMUM Dengan semakin

Lebih terperinci