Lampiran 1 Daftar Indikator

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1 Daftar Indikator"

Transkripsi

1 Lampiran Daftar by on 02/07/7. For personal use only. o. Satuan STABILITAS EKOOMI MAKRO. Kedinamisan Ekonomi Regional..0 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Rupiah (juta), harga konstan..02 PDRB, non migas Rupiah (juta), harga konstan..03 Pertumbuhan PDRB % Perubahan per tahun, harga konstan..04 PDRB per kapita Rupiah, harga konstan..05 PDRB per kapita, nonmigas Rupiah, harga konstan..06 PDRB Industri Primer Rupiah (juta), harga konstan..07 PDRB Industri Sekunder Rupiah (juta), harga konstan..08 PDRB Industri Tersier Rupiah (juta), harga konstan..09 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Rupiah (juta), harga konstan..0 Inflasi % Perubahan per tahun R.2 Keterbukaan dalam Perdagangan dan Jasa.2.0 Ekspor Rupiah (juta), harga konstan.2.02 Ekspor, nonmigas Rupiah (juta), harga konstan.2.03 Impor Rupiah (juta), harga konstan.2.04 Impor, nonmigas Rupiah (juta), harga konstan.2.05 Keterbukaan dalam Perdagangan Rasio.3 Daya Tarik terhadap Investasi Asing.3.0 Rata-rata Penanaman Modal Asing dalam 3 tahun terakhir Dolar AS (juta), atas dasar harga berlaku.3.02 Rata-rata Penanaman Modal Domestik dalam 3 tahun terakhir Rupiah (miliar), atas dasar harga berlaku.3.03 Promosi dan Pengelolaan Investasi Indeks (Data Survei) 2 PERECAAA PEMERITAH DA ISTITUSI 2. Kebijakan Pemerintah dan Ketahanan Fiskal 2..0 Pendapatan Total Pemda Rupiah (ribu), harga konstan Pendapatan Pajak Pemda Rupiah (ribu), harga konstan Pendapatan Pajak per Pendapatan Total Pemda Rasio Pengeluaran Pemda Rupiah (ribu), harga konstan Keseimbangan Fiskal Rupiah (ribu), harga konstan 2.2 Institusi, Pemerintahan dan Kepemimpinan Indeks Persepsi Korupsi Indeks Tingkat Kebersihan dari Korupsi Indeks (Data Survei) Tingkat Kriminalitas Angka per penduduk R Tingkat Keamanan Indeks (Data Survei) Akuntabilitas dan Inklusivitas Pemda Indeks (Data Survei) Ekspektasi dan Perkembangan Pemda Indeks (Data Survei) Tingkat Efisiensi Pemda Indeks (Data Survei) Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota Indeks (Data Survei) (Continued) 75

2 76 Analisis Daya Saing Provinsi dan Wilayah: Menjaga Momentum Pertumbuhan Indonesia Edisi 204 by on 02/07/7. For personal use only. o. Satuan Kapasitas Kepemerintahan Provinsi Indeks (Data Survei) 2.3 Persaingan, Standar Regulasi dan Penegakan Hukum Kualitas Peraturan Daerah Indeks (Data Survei) Penegakan Hukum Indeks (Data Survei) Gairah Kompetisi dan Kolaborasi Indeks (Data Survei) 3 KODISI FIASIAL, BISIS DA TEAGA KERJA 3. Kemampuan Finansial dan Efisiensi Bisnis 3..0 Total Tabungan dan Deposito di Bank Rupiah (juta), harga konstan Total Pinjaman Bank Rupiah (juta), harga konstan Jumlah Kredit Bermasalah Rupiah (juta), harga konstan R Jumlah Kredit Bermasalah per Total Pinjaman Bank Rasio R Jumlah Cabang/Kantor Bank Angka Penduduk per Jumlah Cabang/Kantor Bank Rasio R Kemudahan Transaksi di Bank Indeks (Data Survei) Kinerja Perusahaan Indeks (Data Survei) Strategi Perusahaan Indeks (Data Survei) 3..0 Kapasitas Sumber Daya Manusia di Perusahaan Indeks (Data Survei) 3.. Kapasitas Peralatan Perusahaan Indeks (Data Survei) 3..2 Penerapan Teknologi Informasi di Perusahaan Indeks (Data Survei) 3..3 Inovasi Perusahaan Indeks (Data Survei) 3.2 Fleksibilitas Pasar Tenaga Kerja Jumlah Angkatan Kerja Angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Rasio Jumlah Penduduk Bekerja Angka Jumlah Pekerja di Sektor Primer Angka Jumlah Pekerja di Sektor Sekunder Angka Jumlah Pekerja di Sektor Tersier Angka Tingkat Pengangguran Persentase R Upah Minimum Pekerja per bulan Rupiah, atas dasar harga berlaku R Hubungan Tenaga Kerja (Indeks) Data Survei 3.3 Kinerja Produktivitas Produktivitas Keseluruhan Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan Produktivitas Keseluruhan, nonmigas Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan Produktivitas Industri Primer Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan Produktivitas Industri Sekunder Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan Produktivitas Industri Tersier Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan (Continued)

3 Daftar 77 by on 02/07/7. For personal use only. o. Satuan 4 KUALITAS HIDUP DA PEMBAGUA IFRASTRUKTUR 4. Infrastruktur Fisik 4..0 Jumlah Penduduk Orang Pertumbuhan Penduduk % Perubahan per tahun Penduduk Perkotaan Persentase terhadap total penduduk Panjang Jalan Beraspal (Total) Km Kendaraan Bermotor yang Terdaftar Angka Jumlah Kendaraan Bermotor per Panjang Jalan Beraspal Rasio R Bongkar Muat Kargo di Pelabuhan Domestik Ton Bongkar Muat Kargo di Pelabuhan Internasional Ton Jumlah Penumpang Penerbangan Domestik Angka 4..0 Jumlah Penumpang Penerbangan Internasional Angka 4.. Jumlah Rumah Tangga dengan Jaringan Pipa Air Persentase Rumah Tangga 4..2 Rumah Tangga dengan Sambungan Listrik Persentase Rumah Tangga 4..3 Kemudahan untuk Mendapatkan Properti Indeks (Data Survei) 4..4 Kualitas Infrastruktur Fisik Indeks (Data Survei) 4.2 Infrastruktur Teknologi Jumlah Sambungan Telepon Persentase Rumah Tangga Jumlah Kepemilikan Telepon Genggam Persentase Rumah Tangga Jumlah Kepemilikan Komputer Persentase Rumah Tangga Jumlah Kepemilikan Laptop Persentase Rumah Tangga Akses Internet di Rumah Persentase Rumah Tangga Akses Internet di Kantor Persentase Rumah Tangga Akses Internet di Sekolah Persentase Rumah Tangga Akses Internet dengan Telepon Genggam Persentase Rumah Tangga Kualitas Infrastruktur Teknologi Indeks (Data Survei) 4.3 Kualitas Hidup, Pendidikan dan Stabilitas Sosial Tingkat Buta Huruf (dewasa) Persentase dari Penduduk Dewasa R Rata-rata Lama Sekolah Tahun Angka Partisipasi Sekolah (Pendidikan Dasar) Persentase Angka Partisipasi Sekolah (Menengah Pertama) Persentase Angka Partisipasi Sekolah (Menengah Atas) Persentase Rasio Murid per Guru (Sekolah Dasar) Rasio R Rasio Murid per Guru (Sekolah Menengah Pertama) Rasio R Rasio Murid per Guru (Sekolah Menengah Atas) Rasio R Indeks Pembangunan Manusia Indeks Angka Harapan Hidup saat Lahir Tahun 4.3. Rasio Gini Rasio R Pertumbuhan Penduduk Perkotaan Persentase per Tahun Rasio Penduduk per Fasilitas Kesehatan Rasio R (Continued)

4 by on 02/07/7. For personal use only. 78 Analisis Daya Saing Provinsi dan Wilayah: Menjaga Momentum Pertumbuhan Indonesia Edisi 204 o. Satuan Rasio Penduduk per Pekerja Medis Rasio R Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks Fatalitas berkaitan dengan Bencana Alam Angka R Kualitas Pendidikan Indeks (Data Survei) Kualitas Kesehatan Indeks (Data Survei) Ketersediaan dan Keterjangkauan Sarana Umum Indeks (Data Survei) Sumber: Asia Competitiveness Institute

5 Lampiran 2 Penghitungan Peringkat: Algoritma Langkah-langkah proses penghitungan peringkat dipaparkan di bawah ini untuk sebagai wilayah (atau provinsi sesuai dengan konteksnya), M sebagai indikator, dan C sebagai lingkup dengan masing-masing sublingkupnya, S. Algoritma: Metodologi Peringkat () Hitung nilai rata-rata indikator j (j =,, M) by on 02/07/7. For personal use only. X j = Â X i = Di mana X ij merepresentasikan nilai dari wilayah i (i =,..., ) mengacu pada indikator j. (2) Untuk setiap indikator j (j =,..., M), hitung standar deviasi (SD), ij j = Â ij - j i = SD ( X X ) (3) Hitung nilai terstandardisasi dari indikator (SVI) tiap wilayah i (i =,..., ) yang berada pada tiap indikator j (j =,..., M), SVI X X = ij j ij SDj (4) Hitung peringkat nilai terstandardisasi indikator terkait (RSVI) yang mana tiap wilayah i (i =,..., ) berada pada masing-masing indikator j (j =,..., M): RSVI ij SVIij, jika semakin tinggi nilainya semakin baik = SVIij, jika semakin rendah nilainya semakin baik 2 (5) Untuk setiap indikator j (j =,..., M), peringkat dapat diperoleh untuk tiap wilayah: wilayah dengan nilai RSVI yang lebih tinggi untuk indikator j menempati posisi di atas wilayah yang memiliki nilai RSVI lebih rendah. (6) Untuk masing-masing wilayah i (i =,..., ), hitung RSVI dari tiap sub-lingkup k (k =,..., S) yang termasuk dalam lingkup l (l =,..., C), y lk Raw _ RSVI = RSVI i, lk i, jlk, p ylk p= Mean _ RSVIlk = Raw _ RSVI i= i, lk 79

6 80 Analisis Daya Saing Provinsi dan Wilayah: Menjaga Momentum Pertumbuhan Indonesia Edisi 204 SD _ RSVI = ( Raw _ RSVI Mean _ RSVI ) RSVI 2 lk i, lk lk i= ilk, Raw _ RSVIilk, Mean _ RSVI = SD _ RSVI lk lk Di mana y lk adalah jumlah total indikator di bawah sub-lingkup k dari lingkup l dan (RSVI i,jlk,,..., RSVI i,jlk,ylk ) adalah RSVI untuk wilayah i yang terdiri dari sub-lingkup k untuk lingkup l. (7) Untuk masing-masing wilayah i (i =,..., ), hitung RSVI untuk masing-masing lingkup l (l =,..., C), Raw _ RSVI = Â RSVI S i il, ilk, S i k = by on 02/07/7. For personal use only. Mean _ RSVIl = Â Raw _ RSVI i= SD _ RSVI = ( Raw _ RSVI - Mean _ RSVI ) RSVI i, l l i, l i i= il, Â Raw _ RSVIil, - Mean _ RSVI = SD _ RSVI Di mana (RSVI i,l,..., RSVI i,ls ) adalah RSVI untuk sub-lingkup S dibawah lingkup l. (8) ilai peringkat keseluruhan wilayah i (i =,..., ), Raw _ Ri = Â RSVI c C l = i= l i, l Mean _ R = Â Raw _ Ri SD _ R = Â( Raw _ Ri -Mean _ R) i= Raw _ Ri - Mean _ R Ri = SD _ R l 2 2 Wilayah dengan Ri lebih tinggi menempati posisi di atas wilayah lain dengan nilai Ri yang lebih rendah, dan wilayah dengan Ri tertinggi adalah wilayah yang paling kompetitif. Langkah (5) memberikan peringkat bagi setiap wilayah untuk masing-masing indikator. Untuk mendapatkan peringkat ini, langkah (4) menyesuaikan nilai SVI sehingga nilai yang lebih tinggi akan mendapatkan peringkat yang lebih baik dalam hal daya saing. Hal ini tergantung pada konteks setiap indikator, dimana nilai yang lebih tinggi atau rendah bisa saja mencerminkan wilayah yang lebih kompetitif. Sebagai contoh, PDRB yang lebih tinggi dan tingkat penggangguran yang lebih rendah akan mendorong daya saing suatu wilayah. Pada situasi dimana nilai yang lebih tinggi menandakan daya saing yang lebih tinggi (contohnya PDRB), nilai SVI wilayah

7 Penghitungan Peringkat: Algoritma 8 by on 02/07/7. For personal use only. akan digunakan dan wilayah dengan SVI yang lebih tinggi akan mendapatkan peringkat yang lebih baik. Sementara itu, dalam situasi sebaliknya (contohnya tingkat pengangguran), nilai negatif SVI itu akan dibandingkan dan wilayah dengan nilai SVI yang lebih rendah akan memiliki peringkat yang lebih baik. Langkah (4) ini akan memastikan semua nilai terstandardisasi konsisten dengan tujuan pemeringkatannya. Langkah (6) menentukan peringkat sub-lingkup untuk setiap wilayah. ilai rata-rata RSVI dari seluruh indikator di sub-lingkup tertentu lalu dihitung dan distandardisasikan kembali untuk semua wilayah dan kemudian dibandingkan dengan wilayah lainnya. Wilayah dengan nilai rata-rata RSVI yang lebih tinggi akan memiliki peringkat yang lebih baik di sub-lingkup ini. Walaupun terdapat jumlah indikator yang berbeda-beda dalam setiap sub-lingkup, untuk studi daya saing di Indonesia, terdapat tiga sub-lingkup untuk setiap lingkup dengan total empat lingkup. Skor agregat untuk setiap sub-lingkup memiliki bobot ekuivalen dengan 33.33% dari setiap skor lingkup masing-masing. Untuk sampai ke dalam peringkat tiap lingkup, RSVI dari setiap sub-lingkup dirata-rata dan distandardisasikan kembali untuk setiap wilayah seperti yang dijelaskan di langkah (7). Langkah (8) memerlukan setiap nilai RSVI dari masing-masing lingkup dirata-rata dan distandardisasikan kembali untuk seluruh wilayah dalam menentukan peringkat keseluruhan. Wilayah dengan RSVI lebih tinggi berada di atas wilayah dengan RSVI yang lebih rendah. Bobot yang sama diberikan untuk tiap lingkup karena keempat lingkup tersebut memberikan kontribusi yang sama terhadap penghitungan Indeks Daya Saing Keseluruhan untuk wilayah-wilayah dan provinsi-provinsi di Indonesia. Metode ini dipakai berulang kali dan diaplikasikan secara konsisten untuk seluruh wilayah agar penghitungan peringkat akurat. Secara matematika, metode ini dapat diilustrasikan sebagai berikut: Indeks Daya Saing Keseluruhan Wilayah/Provinsi di Indonesia: = 25% (Stabilitas Ekonomi Makro) +25% (Perencanaan Pemerintah dan Institusi) +25% (Kondisi Finansial, Bisnis dan Tenaga Kerja) +25% (Kualitas Hidup dan Pembangunan Infrastruktur)

8 Lampiran 3 Catatan Agregasi Data Dari Tingkat Provinsi ke Tingkat Wilayah by on 02/07/7. For personal use only. o. Satuan STABILITAS EKOOMI MAKRO. Kedinamisan Ekonomi Regional Dikalkukasikan Dengan..0 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan..02 PDRB, non migas Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan..03 Pertumbuhan PDRB % Perubahan per tahun, harga konstan..04 PDRB per kapita Rupiah, harga konstan..05 PDRB per kapita, nonmigas Rupiah, harga konstan..06 PDRB Industri Primer Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan..07 PDRB Industri Sekunder Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan..08 PDRB Industri Tersier Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan..09 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan..0 Inflasi % Perubahan per tahun R Pendekatan 3.2 Keterbukaan dalam Perdagangan dan Jasa.2.0 Ekspor Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan.2.02 Ekspor, nonmigas Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan.2.03 Impor Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan.2.04 Impor, nonmigas Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan.2.05 Keterbukaan dalam Perdagangan Rasio.3 Daya Tarik terhadap Investasi Asing.3.0 Rata-rata Penanaman Modal Asing dalam 3 tahun Dolar AS (juta), atas dasar harga berlaku Pendekatan terakhir.3.02 Rata-rata Penanaman Modal Domestik dalam 3 Rupiah (miliar), atas dasar harga berlaku Pendekatan tahun terakhir.3.03 Promosi dan Pengelolaan Investasi Indeks (Data Survei) Pendekatan 3 2 PERECAAA PEMERITAH DA ISTITUSI 2. Kebijakan Pemerintah dan Ketahanan Fiskal 2..0 Pendapatan Total Pemda Rupiah (ribu), harga konstan Pendekatan Pendapatan Pajak Pemda Rupiah (ribu), harga konstan Pendekatan Pendapatan Pajak per Pendapatan Total Pemda Rasio Pengeluaran Pemda Rupiah (ribu), harga konstan Pendekatan Keseimbangan Fiskal Rupiah (ribu), harga konstan Pendekatan 82

9 Catatan Agregasi Data Dari Tingkat Provinsi ke Tingkat Wilayah 83 by on 02/07/7. For personal use only. o. Satuan 2.2 Institusi, Pemerintahan dan Kepemimpinan Dikalkukasikan Dengan Indeks Persepsi Korupsi Indeks Pendekatan Tingkat Kebersihan dari Korupsi Indeks (Data Survei) Pendekatan Tingkat Kriminalitas Angka per penduduk R Pendekatan Tingkat Keamanan Indeks (Data Survei) Pendekatan Akuntabilitas dan Inklusivitas Pemda Indeks (Data Survei) Pendekatan Ekspektasi dan Perkembangan Pemda Indeks (Data Survei) Pendekatan Tingkat Efisiensi Pemda Indeks (Data Survei) Pendekatan Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota Indeks (Data Survei) Pendekatan Kapasitas Kepemerintahan Provinsi Indeks (Data Survei) Pendekatan Persaingan, Standar Regulasi dan Penegakan Hukum Kualitas Peraturan Daerah Indeks (Data Survei) Pendekatan Penegakan Hukum Indeks (Data Survei) Pendekatan Gairah Kompetisi dan Kolaborasi Indeks (Data Survei) Pendekatan 3 3 KODISI FIASIAL, BISIS DA TEAGA KERJA 3. Kemampuan Finansial dan Efisiensi Bisnis 3..0 Total Tabungan dan Deposito di Bank Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan Total Pinjaman Bank Rupiah (juta), harga konstan Pendekatan Jumlah Kredit Bermasalah Rupiah (juta), harga konstan R Pendekatan Jumlah Kredit Bermasalah per Total Pinjaman Bank Rasio R Jumlah Cabang/Kantor Bank Angka Pendekatan Penduduk per Jumlah Cabang/Kantor Bank Rasio R Kemudahan Transaksi di Bank Indeks (Data Survei) Pendekatan Kinerja Perusahaan Indeks (Data Survei) Pendekatan Strategi Perusahaan Indeks (Data Survei) Pendekatan Kapasitas Sumber Daya Manusia di Perusahaan Indeks (Data Survei) Pendekatan Kapasitas Peralatan Perusahaan Indeks (Data Survei) Pendekatan Penerapan Teknologi Informasi di Perusahaan Indeks (Data Survei) Pendekatan Inovasi Perusahaan Indeks (Data Survei) Pendekatan Fleksibilitas Pasar Tenaga Kerja Jumlah Angkatan Kerja Angka Pendekatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Rasio Jumlah Penduduk Bekerja Angka Pendekatan Jumlah Pekerja di Sektor Primer Angka Pendekatan Jumlah Pekerja di Sektor Sekunder Angka Pendekatan Jumlah Pekerja di Sektor Tersier Angka Pendekatan

10 84 Analisis Daya Saing Provinsi dan Wilayah: Menjaga Momentum Pertumbuhan Indonesia Edisi 204 by on 02/07/7. For personal use only. o. Satuan Dikalkukasikan Dengan Tingkat Pengangguran Persentase R Upah Minimum Pekerja per bulan Rupiah, atas dasar harga berlaku R Pendekatan Hubungan Tenaga Kerja (Indeks) Data Survei Pendekatan Kinerja Produktivitas Produktivitas Keseluruhan Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan Produktivitas Keseluruhan, nonmigas Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan Produktivitas Industri Primer Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan Produktivitas Industri Sekunder Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan Produktivitas Industri Tersier Rupiah (juta per orang per tahun), harga konstan 4 KUALITAS HIDUP DA PEMBAGUA IFRASTRUKTUR 4. Infrastruktur Fisik 4..0 Jumlah Penduduk Orang Pendekatan Pertumbuhan Penduduk % Perubahan per tahun Pendekatan Penduduk Perkotaan Persentase terhadap total penduduk Pendekatan Panjang Jalan Beraspal (Total) Km Pendekatan Kendaraan Bermotor yang Terdaftar Angka Pendekatan Jumlah Kendaraan Bermotor per Panjang Jalan Rasio R Beraspal Bongkar Muat Kargo di Pelabuhan Domestik Ton Pendekatan Bongkar Muat Kargo di Pelabuhan Internasional Ton Pendekatan Jumlah Penumpang Penerbangan Domestik Angka Pendekatan 4..0 Jumlah Penumpang Penerbangan Internasional Angka Pendekatan 4.. Jumlah Rumah Tangga dengan Jaringan Pipa Air Persentase Rumah Tangga Pendekatan Rumah Tangga dengan Sambungan Listrik Persentase Rumah Tangga Pendekatan Kemudahan untuk Mendapatkan Properti Indeks (Data Survei) Pendekatan Kualitas Infrastruktur Fisik Indeks (Data Survei) Pendekatan Infrastruktur Teknologi Jumlah Sambungan Telepon Persentase Rumah Tangga Pendekatan Jumlah Kepemilikan Telepon Genggam Persentase Rumah Tangga Pendekatan Jumlah Kepemilikan Komputer Persentase Rumah Tangga Pendekatan Jumlah Kepemilikan Laptop Persentase Rumah Tangga Pendekatan Akses Internet di Rumah Persentase Rumah Tangga Pendekatan Akses Internet di Kantor Persentase Rumah Tangga Pendekatan Akses Internet di Sekolah Persentase Rumah Tangga Pendekatan 3

11 Catatan Agregasi Data Dari Tingkat Provinsi ke Tingkat Wilayah 85 by on 02/07/7. For personal use only. o. Satuan Dikalkukasikan Dengan Akses Internet dengan Telepon Genggam Persentase Rumah Tangga Pendekatan Kualitas Infrastruktur Teknologi Indeks (Data Survei) Pendekatan Kualitas Hidup, Pendidikan dan Stabilitas Sosial Tingkat Buta Huruf (dewasa) Persentase dari Penduduk Dewasa R Pendekatan Rata-rata Lama Sekolah Tahun Pendekatan Angka Partisipasi Sekolah (Pendidikan Dasar) Persentase Pendekatan Angka Partisipasi Sekolah (Menengah Pertama) Persentase Pendekatan Angka Partisipasi Sekolah (Menengah Atas) Persentase Pendekatan Rasio Murid per Guru (Sekolah Dasar) Rasio R Pendekatan Rasio Murid per Guru (Sekolah Menengah Pertama) Rasio R Pendekatan Rasio Murid per Guru (Sekolah Menengah Atas) Rasio R Pendekatan Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pendekatan Angka Harapan Hidup saat Lahir Tahun Pendekatan Rasio Gini Rasio R Pendekatan Pertumbuhan Penduduk Perkotaan Persentase per Tahun Pendekatan Rasio Penduduk per Fasilitas Kesehatan Rasio R Pendekatan Rasio Penduduk per Pekerja Medis Rasio R Pendekatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks Pendekatan Fatalitas berkaitan dengan Bencana Alam Angka R Pendekatan Kualitas Pendidikan Indeks (Data Survei) Pendekatan Kualitas Kesehatan Indeks (Data Survei) Pendekatan Ketersediaan dan Keterjangkauan Sarana Umum Indeks (Data Survei) Pendekatan 3 Sumber: Asia Competitiveness Institute

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perencanaan Wilayah Adanya otonomi daerah membuat pemerintah daerah berhak untuk membangun wilayahnya sendiri. Pembangunan yang baik tentunya adalah pembangunan yang terencana.

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015 DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal bukan konsep baru di Indonesia. Otonomi daerah sudah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 5 Tahun 1975 tentang Pokok-Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada konteks ekonomi makro, tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu daerah antara lain adalah Pendapatan daerah, tingkat kesempatan kerja dan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kegiatan perekonomian tercermin dari hasil pembangunan, dimana pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan mengurangi tingkat kemiskinan

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif (Gambar 4.1).

BAB IV GAMBARAN UMUM Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif (Gambar 4.1). BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) Nilai proyek Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif (Gambar

Lebih terperinci

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 4.1. Dinamika Disparitas Wilayah Pembangunan wilayah merupakan sub sistem dari pembangunan koridor ekonomi dan provinsi dan merupakan bagian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator penting dalam menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu negara adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Makro Ekonomi Disusun oleh: Nama : Nida Usanah Prodi : Pendidikan Akuntansi B NIM : 7101413170 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang harus dicapai dalam pembangunan. Adapun salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyokong penyelenggaraan pembangunan suatu bangsa. Dalam Anggaran

I. PENDAHULUAN. menyokong penyelenggaraan pembangunan suatu bangsa. Dalam Anggaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang cukup berpotensi untuk menyokong penyelenggaraan pembangunan suatu bangsa. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) melindungi segenap bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN KUBU RAYA. Macro Indicator of Economic Development Kubu Raya Regency

INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN KUBU RAYA. Macro Indicator of Economic Development Kubu Raya Regency Kerja Sama BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA dengan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUBU RAYA Tahun Anggaran 2017 INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN KUBU RAYA Macro Indicator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014 Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014 Akhir-akhir ini di berbagai media ramai dibicarakan bahwa â œindonesia sedang mengalami krisis energiâ atau â œindonesia sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Biaya Infrastruktur, dan Investasi Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Nama : Diah Pradnyadewi

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014* TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 I. Transaksi Berjalan -4,926-9,592-7,040-5,958-27,516-4,178-4,250-4,011 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,130 4,054 - Ekspor 43,937

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI a. Potensi Unggulan Daerah Sebagian besar pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di Priangan Timur berada di Kota Tasikmalaya. Wilayah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat diperlukan terutama untuk negara-negara yang memiliki bentuk perekonomian terbuka.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 No.11/02/63/Th XVII, 5 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2012 tumbuh sebesar 5,73 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...

Lebih terperinci

BAB X BEBERAPA ISTILAH (TERMINOLOGY) DAN PERANAN STATISTIK DALAM PENELITIAN.

BAB X BEBERAPA ISTILAH (TERMINOLOGY) DAN PERANAN STATISTIK DALAM PENELITIAN. BAB X BEBERAPA ISTILAH (TERMINOLOGY) DAN PERANAN STATISTIK DALAM PENELITIAN. ELEMEN (unit analysis atau unit sampling) ialah sesuatu yang menjadi obyek penelitian. Contoh : (i) ORANG (karyawan, pelanggan,

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) TABEL 1 RINGKASAN 2013 2014 I. Transaksi Berjalan -6,007-10,126-8,640-4,342-29,115-4,149-8,939-6,963-6,181-26,233 A. Barang 1) 1,602-556 85 4,703 5,833 3,350-375 1,560 2,368 6,902 - Ekspor 44,945 45,244

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014* TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 I. Transaksi Berjalan -4,927-9,585-7,035-5,953-27,499-4,159-4,296-4,190-5,115-17,761 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,125 4,141 1,953 13,281 - Ekspor 43,937

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG TON PERSEN BAB 1 Sementara itu tumbuhnya kegiatan impor luar negeri sedikit diredam oleh melambatnya kinerja impor antar pulau. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat terkait erat dengan pembangunan sosial masyarakatnya. Pada awalnya pembangunan ekonomi lebih diprioritaskan pada pertumbuhannya saja, sedangkan

Lebih terperinci

GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014

GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014 GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN 2013 Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014 Statistik Dasar UU NO. 16 TAHUN 1997 (TENTANG STATISTIK) Statistik yang pemanfaatannya

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai cita cita yang luhur sebagaimana tertuang dalam Pembukuan UUD Tahun 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum menuju masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai

Lebih terperinci

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan Kabupaten Sleman memuat tentang hasil-hasil analisis dan prediksi melalui metode analisis ekonomi

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMI REGIONAL. embangunan ekonomi yang digambarkan oleh pertumbuhan ekonomi

TINJAUAN EKONOMI REGIONAL. embangunan ekonomi yang digambarkan oleh pertumbuhan ekonomi BAB III TINJAUAN EKONOMI REGIONAL MENURUT PENGGUNAAN P embangunan ekonomi yang digambarkan oleh pertumbuhan ekonomi selalu dijadikan salah satu target rencana strategi pembangunan suatu wilayah. Oleh karena

Lebih terperinci

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA. Saktyanu K. Dermoredjo

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA. Saktyanu K. Dermoredjo 1 PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA Saktyanu K. Dermoredjo Pendahuluan 1. Dinamika perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini memberikan sinyal terhadap pentingnya peningkatan daya saing. Seiring

Lebih terperinci

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT 5.1 Analisis Model Regresi Data Panel Persamaan regresi data panel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya memenuhi kebutuhannya, seseorang akan melakukan sesuatu kegiatan yang disebut konsumsi. Konsumsi merupakan suatu kegiatan menikmati nilai daya guna dari

Lebih terperinci

Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan LAMPIRAN BAB II. Inflasi PERKEMBANGAN TINGKAT INFLASI Prov/Kab/Kota Tingkat Inflasi (%) Keterangan Prov Maret 0 (YoY) Kabupaten Maret 0 (bulanan)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia,

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia, KATA PENGANTAR Dengan niat yang tulus, segala bentuk kebijakan, program dan kegiatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan dengan harapan semoga gerak langkah kita selalu diberkahi

Lebih terperinci

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode 2010-2015, secara umum pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi, dimana pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010-2015, laju pertumbuhan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.

Lebih terperinci

Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan I. Transaksi Berjalan I. Transaksi Berjalan A. Barang 1) A. Barang 1) - Ekspor - Ekspor 1. Nonmigas 1. Barang Dagangan Umum a. Ekspor - Ekspor b. Impor 2.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun 1 1 PENDAHULUAN Daya saing merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki dalam persaingan pasar bebas. Perkembangan daya saing nasional di tingkat internasional juga tidak terlepas dari perkembangan daya saing

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci