BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 36 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA IV.1. Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan untuk membuat model HST BGN diambil dari dokumen kontrak pembangunan gedung baru milik pemerintah, yang diperoleh dari hasil survey ke owner dan kontraktor di beberapa wilayah di Propinsi Jawa Barat, antara lain Bandung, Bogor, Cirebon, Sukabumi dan Tasikmalaya. Untuk masing-masing wilayah, owner yang disurvey adalah Dinas Kimpraswil, dan untuk kontraktor adalah kontraktor spesialis bangunan gedung dari skala kecil, menengah dan atas. Dari rencana 5 wilayah, ternyata yang terealisasi dan dapat disurvey hanya 4 wilayah, yaitu Bandung, Bogor, Cirebon dan Sukabumi. Survey ke owner dan kontraktor dilakukan pertama kali di wilayah Bandung, Bogor, Sukabumi, dan Cirebon. Kesulitan yang umumnya terjadi saat melakukan survey adalah: - Ketidakakuratan data-data kontraktor yang diperoleh dari LPJKD Propinsi Jawa Barat, seperti nomor telepon yang salah atau tidak terdaftar. Rata-rata, di setiap wilayah survey ada 60 hingga 100 perusahan yang terdaftar di LPJKD Propinsi Jawa Barat, namun yang bisa dihubungi hanya 5 hingga 15 perusahaan. Klasifikasi kontraktor didominasi oleh kontraktor dari skala kecil dan sangat jarang menerima proyek pembangunan gedung baru dan lebih sering menerima proyek rehabilitasi gedung. - Banyak perusahaan kontraktor yang fiktif, terutama kontraktor berskala kecil. Dari 5 hingga 15 perusahaan yang dapat dihubungi, ternyata ada beberapa perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama. Karena kesulitan-kesulitan tersebut, maka diputuskan, pengumpulan data di wilayah Cirebon dan Tasikmalaya hanya dari owner, yaitu Dinas Kimpraswil setempat. Namun, Dinas Tarkim Tasikmalaya tidak bersedia untuk memberikan data yang diminta, karena memiliki kebijakan yang berbeda dengan Dinas Tarkim di wilayah lainnya.

2 37 Syarat-syarat suatu dokumen kontrak agar dapat dipergunakan dalam pengolahan data adalah memiliki: 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Bill of Quantity (BOQ) 2. Analisa Harga Satuan (AHS) Pekerjaan yang lengkap untuk setiap pekerjaan yang tertera dalam RAB, dan 3. Gambar Denah Bangunan, untuk mengetahui luas bangunan dan gambar tampak bangunan untuk mengetahui karakteristik bangunan. Dari 65 dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan dari 4 lokasi, hanya 48 dokumen yang memenuhi syarat tersebut. Syarat yang paling sulit untuk dipenuhi adalah syarat yang kedua. Banyak dokumen kontrak yang tidak memiliki AHS yang lengkap. Pada umumnya, semakin besar ukuran proyek, maka AHS Pekerjaan semakin tidak lengkap. Data dokumen kontrak ini dipisahkan berdasarkan lokasi yang disurvey. IV.1.1. Pengumpulan Data Daerah Sukabumi Hasil pengumpulan dokumen kontrak pada daerah Sukabumi dapat dilihat pada Tabel IV.1 berikut : Tabel IV.1. Hasil Pengumpulan Data Kontrak Sukabumi No. Nama Proyek Tahun Luas Bangunan (m 2 ) Jumlah lantai 1 Puskesmas Pembantu Sindang Palay Puskesmas Pembantu Cikundul Puskesmas Pembantu Sriwedari Puskesmas Pembantu Sudajaya Hilir SDN Baros (Paket I) Puskesmas Pembantu Subang Jaya Kantor Cabang Dinas P & K Regrouping SDN Baros Paket C Regrouping SDN Baros Paket B Gedung Kantor SLTPN 1 Nagrak Kantor Kelurahan Baros Kantor Kelurahan Cisarua Kantor Kelurahan Sindang Sari Kantor Kelurahan Sudajaya Hilir Kantor KPU Kantor Kelurahan Dayeuh Luhur Kantor Kelurahan Limus Nunggal SDN Losari

3 38 19 SDN Sukakarya SLTPN SMUN Kantor Kelurahan Cipanengah RKB SDN Banjarsari VI RKB SDN Sukaraja III SDN Cipanengah Kantor Kelurahan Jayaraksa Puskesmas Pembantu Baros Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan, perkantoran pemerintah dan layanan kesehatan. Data mengenai gedung pendidikan berhasil dikumpulkan sebanyak 11 buah, gedung perkantoran pemerintah sebanyak 10 buah, dan gedung layanan kesehatan sebanyak 6 buah, yang mana pembangunan bangunan gedung negara tersebut berlangsung dalam 7 tahun terakhir. Berikut gambaran statistik dari dokumen kontrak pada daerah Sukabumi: Data Kontrak Sukabumi Jumlah Perkantoran Pendidikan Kesehatan Jenis Gedung Negara Gambar IV.1. Statistik Data Kontrak Sukabumi IV.1.2. Pengumpulan Data Daerah Bogor Hasil pengumpulan dokumen kontrak pada daerah Bogor dapat dilihat pada Tabel IV.2 berikut : Tabel IV.2. Hasil Pengumpulan Data Kontrak Bogor No. Nama Proyek Tahun Luas Bangunan (m 2 ) Jumlah lantai 1 3 RKB SMP 18 Bogor RKB + WC SMP 18 Bogor Ruang Kantor dan Perpustakaan SMP 18 Bogor

4 39 4 Laboratorium SMP 18 Bogor UGB SMKN Gunung Putri Gedung KSPHP Ruang Kantor SMUN Gunung Sindur RKB + KM/WC SMUN Gunung Sindur RKB + Gudang SMUN Gunung Sindur Laboratorium SMUN Gunung Sindur Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan dan perkantoran pemerintah. Data mengenai gedung pendidikan berhasil dikumpulkan sebanyak 9 buah sedangkan gedung perkantoran pemerintah sebanyak 1 buah, yang mana pembangunan bangunan gedung negara tersebut berlangsung dalam 6 tahun terakhir. Berikut gambaran statistik dari dokumen kontrak pada daerah Bogor : Data Kontrak Bogor Jumlah Perkantoran Pendidikan Kesehatan Jenis Gedung Negara Gambar IV.2. Statistik Data Kontrak Bogor IV.1.3. Pengumpulan Data Daerah Bandung Hasil pengumpulan dokumen kontrak pada daerah Bandung dapat dilihat pada Tabel IV.3 berikut : Tabel IV.3. Hasil Pengumpulan Data Kontrak Bandung No. Nama Proyek Tahun Luas Bangunan (m 2 ) Jumlah Lantai 1 Gedung Kuliah Sunan Gunung Jati SMUN 24 Bandung Gedung Pendidikan PPPG IPA Gedung Perpustakaan PPPG IPA Gedung Mess Penatar PPPG IPA

5 40 6 SDN Pejagalan Kantor Imigrasi Bandung Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1, 2, dan 3 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan dan perkantoran pemerintah. Data mengenai gedung pendidikan berhasil dikumpulkan sebanyak 6 buah sedangkan gedung perkantoran pemerintah sebanyak 1 buah, yang mana pembangunan bangunan gedung negara tersebut berlangsung dalam 10 tahun terakhir. Berikut gambaran statistik dari dokumen kontrak pada daerah Bandung : Data Kontrak Bandung Jumlah Perkantoran Pendidikan Kesehatan Jenis Gedung Negara Gambar IV.3. Statistik Data Kontrak Bandung IV.1.4. Pengumpulan Data Daerah Cirebon Hasil pengumpulan dokumen kontrak pada daerah Cirebon dapat dilihat pada Tabel IV.4 berikut : Tabel IV.4. Hasil Pengumpulan Data Kontrak Cirebon No. Nama Proyek Tahun Luas Bangunan (m 2 ) Jumlah Lantai 1 SMKN II Cirebon Kantor Dinas Kimpraswil SDN Kalijaga Permai RKB SDN Mekarwangi I

6 41 Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan dan perkantoran pemerintah. Data mengenai gedung pendidikan berhasil dikumpulkan sebanyak 3 buah sedangkan gedung perkantoran pemerintah hanya 1 buah, yang mana pembangunan bangunan gedung negara tersebut berlangsung dalam 3 tahun terakhir. Berikut gambaran statistik dari dokumen kontrak pada daerah Cirebon : Data Kontrak Cirebon 3 Jumlah Perkantoran Pendidikan Kesehatan Jenis Gedung Negara Gambar IV.4. Statistik Data Kontrak Cirebon Dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan umumnya adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan, perkantoran pemerintah dan layanan kesehatan. Walaupun bangunan tersebut memiliki fungsi yang berbeda, namun dari segi fisik, bangunan tersebut tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Hal tersebut dapat dilihat dari jenis-jenis pekerjaan yang tertera pada Rencana Anggaran Biaya setiap bangunan, yang pada umumnya merupakan pekerjaan-pekerjaan standar. IV.2. Identifikasi Pekerjaan Dominan Identifikasi pekerjaan dominan untuk menggambarkan pekerjaan mana saja yang memiliki bobot paling besar dari pekerjaan Struktur, Arsitektur, dan Mekanikal Elektrikal. Tahapan pembagian pekerjaan Struktur, Arsitektur, dan Mekanikal Elektrikal tidak masuk dalam proses perhitungan model, tapi diidentifikasi pekerjaan mana yang termasuk kelompok pekerjaan dominan.

7 42 Identifikasi kelompok pekerjaan dominan diambil dari pekerjaan Struktur dan Arsitektur, karena pada umumnya kedua pekerjaan tersebut memiliki bobot ratarata minimal 90 % dari setiap pekerjaan bangunan gedung yang standar. Alasan pemilihan 90 % ini agar tercapai nilai maksimum pada model yang dikembangkan. Berikut identifikasi pekerjaan dominan berdasarkan lokasi yang telah disurvei. IV.2.1. Identifikasi Pekerjaan Dominan Daerah Sukabumi Kelompok pekerjaan dominan yang diidentifikasi diambil dari pekerjaan Struktur dan Arsitektur, karena pada umumnya kedua pekerjaan tersebut memiliki bobot rata-rata minimal 90 % dari setiap pekerjaan standar bangunan gedung. Tabel IV.5 berikut menunjukkan identifikasi pekerjaan dominan pada dokumen kontrak yang telah terkumpul pada daerah kota Sukabumi berdasarkan bobot biaya pekerjaan: Tabel IV.5. Prosentase Bobot Biaya Kelompok Pekerjaan Dominan Sukabumi No. Nama Proyek % Bobot Biaya Pekerjaan Struktur Arsitektur M & E 1 Puskesmas Pembantu Sindang Palay 42.79% 51.69% 5.52% 2 Puskesmas Pembantu Cikundul 43.99% 47.46% 8.55% 3 Puskesmas Pembantu Sriwedari 42.68% 47.84% 9.48% 4 Puskesmas Pembantu Sudajaya Hilir 37.47% 55.01% 7.52% 5 SDN Baros (Paket I) 36.71% 59.47% 3.82% 6 Puskesmas Pembantu Subang Jaya 44.08% 47.59% 8.33% 7 Kantor Cabang Dinas P & K 37.27% 58.09% 4.64% 8 Regrouping SDN Baros Paket C 42.42% 54.73% 2.85% 9 Regrouping SDN Baros Paket B 41.49% 51.34% 7.17% 10 Gedung Kantor SLTPN 1 Nagrak 51.21% 46.29% 2.50% 11 Kantor Kelurahan Baros 43.70% 54.69% 1.62% 12 Kantor Kelurahan Cisarua 38.85% 59.51% 1.64% 13 Kantor Kelurahan Sindang Sari 42.12% 56.28% 1.60% 14 Kantor Kelurahan Sudajaya Hilir 26.15% 67.75% 6.10% 15 Kantor KPU 42.09% 56.55% 1.36% 16 Kantor Kelurahan Dayeuh Luhur 41.45% 56.96% 1.59% 17 Kantor Kelurahan Limus Nunggal 41.87% 56.38% 1.75% 18 SDN Losari 41.77% 54.62% 3.61% 19 SDN Sukakarya % 53.67% 3.77% 20 SLTPN % 57.91% 2.70% 21 SMUN % 53.26% 5.59% 22 Kantor Kelurahan Cipanengah 40.85% 51.11% 8.04% 23 2 RKB SDN Banjarsari VI 57.51% 35.40% 7.09% 24 3 RKB SDN Sukaraja III 60.15% 39.85% 0.00% 25 SDN Cipanengah 44.10% 52.88% 3.02%

8 43 26 Kantor Kelurahan Jayaraksa 42.13% 51.79% 6.08% 27 Puskesmas Pembantu Baros 39.80% 51.55% 8.65% % Bobot Rata-rata Pekerjaan Dominan 42.44% 52.95% 4.61% Dari Tabel IV.5 di atas, diketahui bahwa dari data-data kontrak bangunan yang dikumpulkan di kota Sukabumi, komponen pekerjaan yang memiliki bobot paling besar adalah pekerjaan Struktur dan Arsitektur dengan bobot rata-rata 42,44 % dan 52,95% atau kumulatif bobot sebesar 95,39 %. Sedangkan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal memiliki bobot yang rendah, yaitu sekitar 4,61%. IV.2.2. Identifikasi Pekerjaan Dominan Daerah Bogor Tabel IV.6 berikut menunjukkan identifikasi pekerjaan dominan pada dokumen kontrak yang telah terkumpul pada daerah kota Bogor berdasarkan bobot biaya pekerjaan: Tabel IV.6. Prosentase Bobot Biaya Kelompok Pekerjaan Dominan Bogor No. Nama Proyek % Bobot Biaya Pekerjaan Struktur Arsitektur M & E 1 3 RKB SMP 18 Bogor 36.71% 59.47% 3.82% 2 3 RKB + WC SMP 18 Bogor 38.76% 57.70% 3.54% 3 Ruang Kantor dan Perpustakaan SMP 18 Bogor 37.85% 58.78% 3.37% 4 Laboratorium SMP 18 Bogor 36.71% 59.47% 3.82% 5 1 UGB SMKN Gunung Putri 42.36% 56.52% 1.12% 6 Gedung KSPHP 46.26% 45.10% 8.63% 7 Ruang Kantor SMUN Gunung Sindur 52.16% 38.61% 9.23% 8 3 RKB + KM/WC SMUN Gunung Sindur 52.03% 41.65% 6.32% 9 3 RKB + Gudang SMUN Gunung Sindur 52.21% 46.18% 1.60% 10 Laboratorium SMUN Gunung Sindur 53.08% 41.34% 5.58% % Bobot Rata-rata Pekerjaan Dominan 44.81% 50.48% 4.70% Dari Tabel IV.6 di atas, diketahui bahwa dari data-data kontrak bangunan yang dikumpulkan di kota Bogor, komponen pekerjaan yang memiliki bobot paling besar adalah pekerjaan Struktur dan Arsitektur dengan bobot rata-rata 44,81 % dan 50,48 % atau kumulatif bobot sebesar 95,30 %. Sedangkan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal memiliki bobot yang rendah, yaitu sekitar 4,70 %.

9 44 IV.2.3. Identifikasi Pekerjaan Dominan Daerah Bandung Tabel IV.7 berikut menunjukkan identifikasi pekerjaan dominan pada dokumen kontrak yang telah terkumpul pada daerah kota Bandung berdasarkan bobot biaya pekerjaan: Tabel IV.7. Prosentase Bobot Biaya Kelompok Pekerjaan Dominan Bandung No. Nama Proyek % Bobot Biaya Pekerjaan Struktur Arsitektur M & E 1 Gedung Kuliah Sunan Gunung Jati 49.78% 40.24% 9.98% 2 SMUN 24 Bandung 56.32% 40.59% 3.09% 3 SDN Pejagalan 45.09% 50.98% 3.93% 4 Kantor Imigrasi Bandung 65.00% 31.84% 3.16% 5 Gedung Pendidikan PPPG IPA 52.35% 41.47% 6.18% 6 Gedung Perpustakaan PPPG IPA 49.31% 47.25% 3.44% 7 Gedung Mess Penatar PPPG IPA 50.79% 40.66% 8.56% % Bobot Rata-rata Pekerjaan Dominan 52.66% 41.86% 5.48% Dari Tabel IV.7 di atas, diketahui bahwa dari data-data kontrak bangunan yang dikumpulkan di kota Bandung, komponen pekerjaan yang memiliki bobot paling besar adalah pekerjaan Struktur dan Arsitektur dengan bobot rata-rata 52,66 % dan 41,86 % atau kumulatif bobot sebesar 94,52 %. Sedangkan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal memiliki bobot yang rendah, yaitu sekitar 5,48 %. IV.2.4. Identifikasi Pekerjaan Dominan Daerah Cirebon Tabel IV.8 berikut menunjukkan identifikasi pekerjaan dominan pada dokumen kontrak yang telah terkumpul pada daerah kota Cirebon berdasarkan bobot biaya pekerjaan: Tabel IV.8. Prosentase Bobot Biaya Kelompok Pekerjaan Dominan Cirebon No. Nama Proyek % Bobot Biaya Pekerjaan Struktur Arsitektur M & E 1 SMKN II Cirebon 40.03% 56.91% 3.06% 2 Kantor Dinas Kimpraswil 39.32% 56.17% 4.51% 3 SDN Kalijaga Permai 78.43% 20.78% 0.79% 4 2 RKB SDN Mekarwangi I 48.44% 51.56% 0.00% % Bobot Rata-rata Pekerjaan Dominan 51.56% 46.35% 2.09% Dari Tabel IV.8 di atas, diketahui bahwa dari data-data kontrak bangunan yang dikumpulkan di kota Cirebon, komponen pekerjaan yang memiliki bobot paling

10 45 besar adalah pekerjaan Struktur dan Arsitektur dengan bobot rata-rata 51,56 % dan 46,35 % atau kumulatif bobot sebesar 97,91 %. Sedangkan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal memiliki bobot yang rendah, yaitu sekitar 2,09 %. Dari tahapan pembagian ke dalam pekerjaan Aritektur, Struktur, dan Mekanikal Elektrikal, tergambarkan bahwa pekerjaan Arsitektur dan Struktur bisa mewakili komponen pekerjaan bangunan gedung dalam mencari komponen dominan. Pekerjaan Mekanikal dan Eletrikal, seperti pekerjaan Sanitair, pekerjaan Plumbing, dan pekerjaan instalasi listrik tetap diperhitungkan dalam proses perhitungan model, walaupun bobot biayanya rendah.. Selain bobot biayanya yang rendah, pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal juga sulit untuk dianalisa ke dalam komponen material, upah dan alat, karena pada umumnya, dalam dokumen kontrak tidak mencantumkan AHS untuk pekerjaan tersebut dan tidak adanya panduan standar untuk Analisa Harga Satuan pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal. IV.3. Identifikasi Pekerjaan Ke Dalam Komponen Material, Upah dan Alat Pekerjaan-pekerjaan standar yang tertera pada RAB setiap bangunan kemudian diuraikan ke dalam komponen Material, Upah dan Alat dengan menggunakan AHS yang terdapat dalam dokumen kontrak. Untuk item pekerjaan yang tidak memiliki AHS, digunakan AHS Standar dari Departemen Pekerjaan Umum atau Pedoman SNI tentang Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan. Jika AHS dari suatu item pekerjaan tidak terdapat di dalam kedua pedoman tersebut, maka digunakan AHS dari dokumen kontrak lainnya dengan catatan bangunan tersebut berada pada lokasi yang sama. Dari hasil pengolahan data, prosentase bobot biaya komponen material, upah dan alat untuk masingmasing bangunan berdasarkan lokasi Sukabumi dapat dilihat pada Tabel IV.9 dibawah ini : Tabel IV.9. Prosentase Bobot Biaya Komponen Material, Upah, dan Alat di Kota Sukabumi No. Nama Proyek % Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 1 Puskesmas Pembantu Sindang Palay 67.37% 32.63% 0.00% 2 Puskesmas Pembantu Cikundul 70.84% 29.16% 0.00%

11 46 No. Nama Proyek % Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 3 Puskesmas Pembantu Sriwedari 68.21% 31.79% 0.00% 4 Puskesmas Pembantu Sudajaya Hilir 67.31% 32.69% 0.00% 5 SDN Baros (Paket I) 73.90% 26.10% 0.00% 6 Puskesmas Pembantu Subang Jaya 64.93% 35.07% 0.00% 7 Kantor Cabang Dinas P & K 65.44% 33.90% 0.66% 8 Regrouping SDN Baros Paket C 66.72% 32.34% 0.94% 9 Regrouping SDN Baros Paket B 67.51% 31.66% 0.83% 10 Gedung Kantor SLTPN 1 Nagrak 64.72% 34.56% 0.72% 11 Kantor Kelurahan Baros 66.74% 32.33% 0.93% 12 Kantor Kelurahan Cisarua 64.73% 34.27% 0.99% 13 Kantor Kelurahan Sindang Sari 66.77% 32.31% 0.93% 14 Kantor Kelurahan Sudajaya Hilir 64.06% 34.93% 1.01% 15 Kantor KPU 65.53% 33.53% 0.94% 16 Kantor Kelurahan Dayeuh Luhur 66.95% 32.09% 0.96% 17 Kantor Kelurahan Limus Nunggal 66.78% 32.28% 0.94% 18 SDN Losari 69.89% 29.19% 0.92% 19 SDN Sukakarya % 31.12% 0.95% 20 SLTPN % 29.69% 0.87% 21 SMUN % 29.57% 0.88% 22 Kantor Kelurahan Cipanengah 69.17% 29.97% 0.86% 23 2 RKB SDN Banjarsari VI 67.64% 31.76% 0.61% 24 3 RKB SDN Sukaraja III 67.72% 31.59% 0.68% 25 SDN Cipanengah 69.35% 29.65% 1.00% 26 Kantor Kelurahan Jayaraksa 68.05% 31.13% 0.82% 27 Puskesmas Pembantu Baros 68.78% 30.28% 0.93% % Bobot Rata-rata Komponen Dominan 67.63% 31.69% 0.68% Dari Tabel IV.9 diketahui bahwa, dari data-data bangunan yang dikumpulkan di daerah Sukabumi, komponen material dan upah memiliki bobot rata-rata paling besar, yaitu sebesar 67,63% dan 31,69% atau kumulatif bobot keduanya sebesar 99,32 % dari total biaya pelaksanaan konstruksi. Tabel IV.10. Prosentase Bobot Biaya Komponen Material, Upah, dan Alat di Kota Bogor No. Nama Proyek % Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 1 3 RKB SMP 18 Bogor 71.08% 27.71% 1.20% 2 3 RKB + WC SMP 18 Bogor 70.43% 28.66% 0.91% 3 Ruang Kantor dan Perpustakaan SMP 18 Bogor 70.84% 28.22% 0.94% 4 Laboratorium SMP 18 Bogor 70.69% 28.40% 0.91% 5 1 UGB SMKN Gunung Putri 71.90% 27.18% 0.92% 6 Gedung KSPHP 71.27% 25.16% 3.57% 7 Ruang Kantor SMUN Gunung Sindur 69.13% 28.55% 2.32% 8 3 RKB + KM/WC SMUN Gunung Sindur 69.77% 27.99% 2.24%

12 RKB + Gudang SMUN Gunung Sindur 68.95% 28.94% 2.11% 10 Laboratorium SMUN Gunung Sindur 69.02% 28.74% 2.24% % Bobot Rata-rata Komponen Dominan 70.31% 27.96% 1.74% Dari Tabel IV.10 diketahui bahwa, dari data-data bangunan yang dikumpulkan di daerah Bogor, komponen material dan upah memiliki bobot rata-rata paling besar, yaitu sebesar 70,31% dan 27,96% atau kumulatif bobot keduanya sebesar 98,26 % dari total biaya pelaksanaan konstruksi. Tabel IV.11. Prosentase Bobot Biaya Komponen Material, Upah, dan Alat di Kota Bandung No. Nama Proyek % Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 1 Gedung Kuliah Sunan Gunung Jati 72.35% 24.09% 3.56% 2 SMUN 24 Bandung 74.95% 22.26% 2.79% 3 SDN Pejagalan 64.51% 30.83% 4.66% 4 Kantor Imigrasi Bandung 70.13% 24.08% 5.79% 5 Gedung Pendidikan PPPG IPA 75.79% 22.82% 1.39% 6 Gedung Perpustakaan PPPG IPA 76.80% 21.65% 1.55% 7 Gedung Mess Penatar PPPG IPA 75.88% 22.93% 1.19% % Bobot Rata-rata Komponen Dominan 72.91% 24.09% 2.99% Dari Tabel IV.11 diketahui bahwa, dari data-data bangunan yang dikumpulkan di daerah Bandung, komponen material dan upah memiliki bobot rata-rata paling besar, yaitu sebesar 72,91% dan 24,09% atau kumulatif bobot keduanya sebesar 97,01 % dari total biaya pelaksanaan konstruksi. Tabel IV.12. Prosentase Bobot Biaya Komponen Material, Upah, dan Alat di Kota Cirebon No. Nama Proyek % Bobot Biaya Komponen Material Upah Alat 1 SMKN II Cirebon 71.14% 28.86% 0.00% 2 Kantor Dinas Kimpraswil 68.92% 31.08% 0.00% 3 SDN Kalijaga Permai 76.88% 23.12% 0.00% 4 2 RKB SDN Mekarwangi I 68.80% 30.55% 0.65% % Bobot Rata-rata Komponen Dominan 71.43% 28.40% 0.16% Dari Tabel IV.12 diketahui bahwa, dari data-data bangunan yang dikumpulkan di daerah Cirebon, komponen material dan upah memiliki bobot rata-rata paling besar, yaitu sebesar 71,43% dan 28,40% atau kumulatif bobot keduanya sebesar 99,84 % dari total biaya pelaksanaan konstruksi.

13 48 Dari data kontrak masing-masing lokasi, terlihat bahwa komponen material dan upah memiliki kumulatif bobot keduanya lebih besar dari 90% dari bobot biaya komponen pekerjaan standar dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, komponen material dan upah akan diolah lebih lanjut untuk mengetahui material apa dan upah siapa yang akan digunakan sebagai komponen dominan. IV.4. Identifikasi Komponen Material dan Upah Dominan Komponen material dan upah yang dominan adalah jenis material dan upah yang memiliki bobot biaya paling besar dalam pembangunan gedung. Banyaknya jenis material dan upah yang nantinya akan dipakai adalah dengan mengakumulasi bobot rata-rata komponen material dan upah secara berurutan dari yang terbesar hingga mencapai bobot kumulatif sebesar 80 %. Alasan memakai bobot kumulatif sebesar 80% ini sesuai dengan konsep Pareto, yang menyatakan bahwa bobot biaya sebesar 80% dari komponen dominan sudah mewakili 100% dari total biaya. Pada perhitungan model HST BGN ini, bobot kumulatif komponen bahan bangunan sebesar 80% ini akan dijadikan kembali ke 100%. IV.4.1. Identifikasi Komponen Material dan Upah Kota Sukabumi Dari hasil pengolahan data kontrak, diketahui bahwa setiap bangunan memiliki komponen material dan upah dominan yang berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung dari kuantitas dan kualitasnya. Semakin besar kuantitas dan semakin baik kualitasnya menyebabkan harga komponen tersebut semakin mahal, sehingga bobot biayanya menjadi lebih besar. Tabel IV.13 berikut menunjukkan komponen material dan upah dominan beserta kuantitasnya berdasarkan hasil perhitungan selang kepercayaan (level confidence) 90% dan 95% dari data-data dokumen kontrak kota Sukabumi :

14 49 No. Tabel IV.13. Komponen dominan dan Kuantitas Kota Sukabumi Komponen Satuan Bobot Confidence Level 95% Kuantitas (q) Confidence Level 90% 1 Kayu Balok Borneo m % Kayu Papan Borneo m % Besi Beton U-24 Kg 4.94% Semen Zak 9.30% Keramik Lantai 30x30 m % Batu bata Buah 4.70% Genteng Buah 2.81% Pasir Pasang m % Mandor Hari 1.77% Kepala Tukang Hari 2.60% Tukang Hari 14.80% Pekerja Hari 12.38% TOTAL 82.43% Dari Tabel IV.13 diatas, diketahui bahwa komponen material dan upah yang memiliki bobot paling besar untuk lokasi Sukabumi adalah Kayu Balok dan Tukang. Komponen kayu balok memiliki bobot sekitar 19,14 % dari bobot biaya total pekerjaan, sedangkan komponen upah tukang memiliki bobot sekitar 14,80 % dari bobot biaya total pekerjaan. Untuk kuantitas komponen material dan upah, dipakai metoda batas atas dengan selang kepercayaan 95 %, agar model tertinggi yang diharapkan dapat tercapai. IV.4.2. Identifikasi Komponen Material dan Upah Kota Bogor Tabel IV.14 berikut menunjukkan komponen material dan upah dominan beserta kuantitasnya berdasarkan hasil perhitungan selang kepercayaan 90% dan 95% dari data-data dokumen kontrak kota Bogor :

15 50 Tabel IV.14. Komponen dominan dan Kuantitas Kota Bogor No. Komponen Satuan Bobot Confidence Level 95% Kuantitas (q) Confidence Level 90% 1 Kayu Balok Borneo m % Kayu Papan Borneo m % Besi Beton U-24 Kg 6.63% Semen Zak 6.86% Keramik Lantai 30x30 m % Batu bata Buah 3.32% Genteng Buah 3.25% Pasir Pasang m % Mandor Hari 1.30% Kepala Tukang Hari 3.06% Tukang Hari 14.21% Pekerja Hari 9.69% TOTAL 81.78% Dari Tabel IV.14 diatas, diketahui bahwa komponen material dan upah yang memiliki bobot paling besar untuk lokasi Sukabumi adalah Kayu Balok dan Tukang. Komponen kayu balok memiliki bobot sekitar 19,94 % dari bobot biaya total pekerjaan, sedangkan komponen upah tukang memiliki bobot sekitar 14,21 % dari bobot biaya total pekerjaan. Komponen material dan upah dominan yaitu kayu balok dan tukang untuk lokasi Bogor sama dengan komponen material dan upah dominan di lokasi Sukabumi, hanya terdapat perbedaan pada bobotnya yang tidak terlalu signifikan. IV.4.3. Identifikasi Komponen Material dan Upah Kota Bandung Untuk dokumen-dokumen kontrak pada kota Bandung, data yang diolah hanya untuk bangunan gedung negara yang tidak bertingkat. Tabel IV.15 berikut menunjukkan komponen material dan upah dominan beserta kuantitasnya berdasarkan hasil perhitungan selang kepercayaan 90% dan 95% dari data-data dokumen kontrak kota Bandung untuk bangunan gedung yang tidak bertingkat :

16 51 Tabel IV.15. Komponen dominan dan Kuantitas Kota Bandung No. Komponen Satuan Bobot Confidence Level 95% K uantitas (q) Confidence Level 90% 1 Kayu Balok Borneo m % Kayu Papan Borneo m % Besi Beton U-24 Kg 16.18% Semen Zak 8.34% Keramik Lantai 30x30 m % Batu bata Buah 2.59% Genteng Buah 2.02% Pasir Pasang m % Mandor Hari 1.44% Kepala Tukang Hari 3.48% Tukang Hari 13.10% Pekerja Hari 6.25% TOTAL 81.56% Dari Tabel IV.15 diatas, diketahui bahwa komponen material dan upah yang memiliki bobot paling besar untuk bangunan gedung negara yang berlokasi di kota Bandung adalah Kayu Balok dan Tukang. Komponen kayu balok memiliki bobot sekitar 14,31 % dari bobot biaya total pekerjaan, sedangkan komponen upah tukang memiliki bobot sekitar 13,10 % dari bobot biaya total pekerjaan. IV.4.4. Identifikasi Komponen Material dan Upah Kota Cirebon Tabel IV.16 berikut menunjukkan komponen material dan upah dominan beserta kuantitasnya berdasarkan hasil perhitungan selang kepercayaan 90% dan 95% dari data-data dokumen kontrak kota Cirebon : Tabel IV.16. Komponen dominan dan Kuantitas Kota Cirebon No. Komponen Satuan Bobot Confidence Level 95% Kuantitas (q) Confidence Level 90% 1 Kayu Balok Borneo m % Kayu Papan Borneo m % Besi Beton U-24 Kg 7.56% Semen Zak 10.14% Keramik Lantai 30x30 m % Batu bata Buah 2.99% Genteng Buah 2.82% Pasir Pasang m % Mandor Hari 1.32% Kepala Tukang Hari 2.35% Tukang Hari 15.05% Pekerja Hari 10.77% TOTAL 82.58%

17 52 Dari Tabel IV.16 diatas, diketahui bahwa komponen material dan upah yang memiliki bobot paling besar untuk lokasi Cirebon adalah Kayu Balok dan Tukang. Komponen kayu balok memiliki bobot sekitar 20,77 % dari bobot biaya total pekerjaan, sedangkan komponen upah tukang memiliki bobot sekitar 15,05 % dari bobot biaya total pekerjaan. IV.5. Analisa Perbedaan Kuantitas Komponen Dominan Berdasarkan perhitungan batas atas dengan selang kepercayaan 90% dan 95%, terdapat perbedaan nilai kuantitas dominan pada masing-masing lokasi survey. Hal ini wajar terjadi karena data dokumen kontrak bangunan gedung negara yang dikumpulkan tidak sama fungsi bangunannya. Dari data dokumen kontrak yang berhasil dikumpulkan umumnya adalah dokumen kontrak bangunan gedung 1 lantai yang memiliki fungsi sebagai gedung pendidikan, gedung perkantoran pemerintah, dan gedung layanan kesehatan (puskesmas). Perbedaan fungsi gedung negara tersebut tentunya mempengaruhi terhadap kuantitas komponen dominan pada masing-masing lokasi. Selain itu, jumlah data dokumen kontrak yang dikumpulkan pada masing-masing lokasi tidak sama. Pada daerah Sukabumi, data dokumen kontrak yang dikumpulkan sebanyak 27 buah, daerah Bogor sebanyak 10 buah, Bandung sebanyak 7 buah, dan daerah Cirebon sebanyak 4 buah. Jumlah data dokumen kontrak ini berpengaruh pada perhitungan karena penyebaran nilai data yang tidak merata. Kuantitas suatu komponen juga tergantung pada desain bangunan dan fungsi komponen itu sendiri. Perbedaan pada desain bangunan, misalnya, bangunan yang satu memiliki lebih banyak jendela dibandingkan bangunanbangunan lainnya, sehingga menyebabkan volume kayu balok untuk pekerjaan kusen dan volume kayu papan atau kaca untuk pekerjaan daun jendela, akan lebih besar dibandingkan bangunan-bangunan lainnya. Sedangkan, perbedaan pada fungsi komponen, misalnya, keramik tidak hanya digunakan sebagai penutup lantai, namun juga digunakan sebagai komponen estetika pada dinding. Meskipun demikian, perbedaan nilai kuantitas pada masing-masing lokasi survey yang ada di propinsi Jawa Barat tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 17 berikut :

18 53 Tabel IV.17. Rekapitulasi Kuantitas Komponen Dominan di Propinsi Jabar No. Komponen Kuantitas dengan Confidence Level 95% Kuantitas dengan Confidence Level 90% Satuan Sukabumi Bogor Bandung Cirebon Sukabumi Bogor Bandung Cirebon 1 Kayu Balok Borneo m Kayu Papan Borneo m Besi Beton U-24 Kg Semen Zak Keramik Lantai 30x30 m Batu bata Buah Genteng Buah Pasir Pasang m Mandor Hari Kepala Tukang Hari Tukang Hari Pekerja Hari Faktor lokasi juga mempengaruhi desain bangunan. Gedung dengan fungsi yang sama dan harga yang terbatas pada masing-masing lokasi berpengaruh terhadap perbedaan desain bangunan yang akan dibangun. Perbedaan desain bangunan pada masing-masing lokasi bisa menyebabkan perubahan angka kuantitas komponen dominan. Misalnya pembangunan gedung di daerah Pontianak berbeda dengan pembangunan gedung di daerah Bengkulu. Daerah Pontianak bukan termasuk daerah yang rawan gempa, sedangkan daerah Bengkulu merupakan daerah yang sering terjadi gempa. Tentunya desain bangunan pada daerah Pontianak tidak harus didesain untuk bangunan yang tahan gempa. Berbeda halnya dengan desain bangunan pada daerah Bengkulu yang rawan gempa, yang umumnya didesain dengan memperbanyak jumlah kolom pada bangunan gedung. Perbedaan kuantitas juga berpengaruh kepada kualitas material. Misalnya kualitas kayu yang digunakan pada bangunan di suatu lokasi adalah kayu kelas I, sedangkan bangunan lain yang memiliki karakteristik serupa pada lokasi lain menggunakan kayu kelas II. Dalam hal ini, walaupun volume kayu yang digunakan hampir sama, namun bobot biaya kayu sangat jauh berbeda, karena perbedaan harga yang disebabkan oleh perbedaan kualitas dan perbedaan lokasi. Untuk mengatasi perbedaan kualitas pada material, diambil kualitas material yang paling umum digunakan dalam pembangunan gedung dari berbagai lokasi survey. Dalam hal ini kayu yang umum digunakan adalah kayu balok Borneo dan kayu papan Borneo berdasarkan data dokumen kontrak yang diperoleh.

19 54 IV.6. Survei Harga Pasar Komponen Dominan Setelah diidentifikasi komponen material dan upah dominan dari masing-masing lokasi beserta kuantitasnya, proses selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data harga dari masing-masing komponen dominan. Pengumpulan data ini dilakukan pada beberapa lokasi pasar dengan melibatkan supplier atau distributor pada lokasi tersebut. Informasi mengenai daftar supplier diperoleh dari kontraktor lokal dan dari Dinas Kimpraswil setempat. Lokasi yang disurvei meliputi kota Bandung, kota Sukabumi, kota Cirebon, dan kota Bogor. Survei harga pasar dari komponen dominan dilakukan dengan cara kunjungan langsung kepada responden atau dengan menanyakannya melalui sarana komunikasi telepon, yang berlangsung selama bulan Oktober dan bulan November Yang perlu diperhatikan pada tahapan survey ini adalah bagaimana menanyakan informasi tentang harga komponen dominan tersebut kepada responden, berupa harga per satuan komponen dominan tersebut untuk jumlah pembelian sesuai dengan volume komponen dominan yang telah dihitung pada langkah sebelumnya. Tabel IV.18 sampai Tabel IV.21 berikut menunjukkan harga komponen dominan dari beberapa lokasi yang telah disurvey :

20 55 No Toko Bangunan Kayu balok, m 3 Tabel IV.18. Harga Komponen Material Dominan Kota Sukabumi Kayu papan, m 3 PC, zak Besi beton, kg Keramik, m 2 Bata Merah, buah Genteng plentong, bh Pasir pasang, m 3 1 TB 1 2,600,000 3,500,000 40,000 5,800 37, ,000 2 TB 2 2,500,000 3,500,000 39,500 5,800 36, ,000 3 TB 3 2,600,000 3,450,000 40,000 5,800 37, ,000 4 TB 4 2,650,000 3,600,000 40,500 5,850 36, ,000 5 TB 5 2,650,000 3,600,000 40,500 5,900 38, ,000 6 TB 6 2,700,000 3,550,000 40,000 5,800 38, ,000 7 TB 7 2,650,000 3,500,000 40,000 5,850 38, ,000 8 TB 8 2,700,000 3,600,000 40,500 5,900 37, ,000 Tabel IV.19. Harga Komponen Material Dominan Kota Bogor No Toko Bangunan Kayu balok, m 3 Kayu papan, m 3 PC, zak Besi beton, kg Keramik, m 2 Bata Merah, buah Genteng plentong, bh Pasir pasang, m 3 1 TB 1 2,800,000 2,900,000 41,000 5,800 30, ,000 2 TB ,500-31, ,000 3 TB 3 2,800,000 2,900,000 41,000 5,800 31, ,000 4 TB 4 2,800,000 2,900,000 41,000 5,800 30, ,000 5 TB 5 2,850,000 2,950,000 41,000 5,800 30, ,000 6 TB 6 2,800,000 3,000,000 40,000 5,700 31, ,000 7 TB 7 2,750,000 2,950,000 40,000 5,750 30, ,000

21 56 8 TB 8 2,750,000 2,850,000 40,000 5,700 31, ,000 9 TB 9 2,800,000 2,900,000 40,000 5,800 30, , TB ,000 5,800 30, , TB 11 2,800,000 2,900,000 41,000 5,800 30, ,000 No Toko Bangunan Kayu balok, m 3 Tabel IV.20. Harga Komponen Material Dominan Kota Bandung Kayu papan, m 3 PC, zak Besi beton, kg Keramik, m 2 Bata Merah, buah Genteng plentong, bh Pasir pasang, m 3 1 TB 1 2,350,000 2,900,000 40,000 5,500 37, ,000 2 TB 2 2,400,000 2,950,000 41,000 5,600 37, ,000 3 TB 3 2,500,000 3,000,000 40,000 5,500 39, ,000 4 TB 4 2,490,000 2,900,000 40,500 5,600 37, ,000 5 TB 5 2,500,000 3,050,000 40,500 5,500 38, ,000 6 TB 6 2,550,000 2,900,000 40,000 5,600 38, ,000 7 TB 7 2,600,000 3,050,000 40,000 5,500 38, ,000 8 TB 8 2,550,000 3,000,000 40,500 5,500 37, ,000 9 TB 9 2,550,000 3,000,000 40,000 5,500 38, , TB 10 2,570,000 3,020,000 40,500 5,500 37, ,000

22 57 No Toko Bangunan Kayu balok, m 3 Tabel IV.21. Harga Komponen Material Dominan Kota Cirebon Kayu papan, m 3 PC, zak Besi beton, kg Keramik, m 2 Bata Merah, buah Genteng plentong, bh Pasir pasang, m 3 1 TB 1 3,000,000 3,100,000 38,000 5,700 34, ,000 2 TB 2 2,970,000 3,000,000 37,500 5,650 34, ,000 3 TB 3 2,980,000 3,000,000 38,000 5,700 35, ,000 4 TB 4 2,970,000 3,000,000 37,500 5,700 35, ,000 5 TB 5 3,000,000 3,100,000 37,500 5,700 33, ,000 6 TB 6 3,000,000 3,100,000 38,000 5,650 35, ,000 7 TB 7 2,980,000 3,000,000 38,000 5,700 33, ,000 8 TB 8 2,975,000 3,050,000 38,000 5,650 35, ,000 9 TB 9 2,970,000 3,100,000 38,000 5,700 34, , TB 10 2,970,000 3,050,000 38,000 5,700 36, ,000

23 58 Pada survei harga pasar ini terdapat beberapa perbedaan mengenai penentuan harga per satuan komponen dominan. Contohnya untuk material kayu balok dan kayu papan yang dijual per batang oleh beberapa toko bahan bangunan. Selain material kayu, material pasir pasang dijual per mobil colt atau per dump truk. Tentunya harus ada konversi terlebih dahulu untuk mengetahui harga per satuan komponen dominan mengenai kondisi tersebut. IV.7. Membuat Model Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara Model harga satuan tertinggi bangunan gedung merupakan suatu model untuk menunjukkan biaya bangunan gedung negara per satuan luas. Biaya yang digunakan merupakan hasil perkalian dari kuantitas komponen dominan dengan harga pasar sekarang yang diperoleh dari perhitungan statistik batas atas dengan selang kepercayaan 90 % dan 95 %. Harga pasar yang dipakai adalah harga pasar dari masing-masing lokasi survey pada bulan Oktober dan November tahun IV.7.1. Model HST BGN Kota Sukabumi Model harga satuan tertinggi bangunan gedung negara yang diteliti merupakan hasil perkalian dari kuantitas komponen dominan dengan harga pasar sekarang. Untuk kota Sukabumi, dilakukan survey kepada 8 toko bangunan pada dua daerah yang berbeda. Alasan mensurvey dua daerah agar mengetahui seberapa besar perbedaan harga material tersebut. Nilai yang dipakai untuk model HST BGN ini adalah nilai yang didapat dari batas atas dengan selang confidence 90 % dan 95 %. Berikut perhitungan nilai material yang nantinya akan dipakai di dalam model HST BGN :

24 59 Kayu_balok 3 Batas Keyakinan Atas 90% = Frequency Batas Keyakinan Atas 95% = Mean = Std. Dev. = N = Kayu_balok Gambar IV.5. Histogram Harga Kayu Balok di kota Sukabumi Kayu_Papan 3 2 Batas Keyakinan Atas 90% = Frequency 1 Batas Keyakinan Atas 95% = Mean = Std. Dev. = N = Kayu_Papan Gambar IV.6. Histogram Harga Kayu Papan di kota Sukabumi Semen 5 Frequency Batas Keyakinan Atas 90% = Batas Keyakinan Atas 95% = Semen Mean =40125 Std. Dev. = N =8 Gambar IV.7. Histogram Harga Semen di kota Sukabumi

25 60 Besi_beton 4 3 Batas Keyakinan Atas 90% = Frequency 2 Batas Keyakinan Atas 95% = Mean = Std. Dev. = N =8 Besi_beton Gambar IV.8. Histogram Harga Besi Beton di kota Sukabumi Keramik 4 Batas Keyakinan Atas 90% = Frequency 2 Batas Keyakinan Atas 95% = Keramik Mean =37125 Std. Dev. = N =8 Gambar IV.9. Histogram Harga Keramik di kota Sukabumi Batu_bata 6 Batas Keyakinan Atas 90% = 300,6 Frequency 4 Batas Keyakinan Atas 95% = 301,37 2 Mean =297.5 Std. Dev. = N =8 Batu_bata Gambar IV.10. Histogram Harga Batabata di kota Sukabumi

26 61 Genteng 6 Batas Keyakinan Atas 90% = 786 Frequency 4 2 Batas Keyakinan Atas 95% = 790 Mean = Std. Dev. = N = Genteng Gambar IV.11. Histogram Harga Genteng di kota Sukabumi Pasir 6 Batas Keyakinan Atas 90% = Frequency 4 2 Batas Keyakinan Atas 95% = Mean =79625 Std. Dev. = N = Pasir Gambar IV.12. Histogram Harga Pasir di kota Sukabumi

27 62 Tabel IV.22. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Sukabumi Tahun 2007 dengan Level Confidence 95% No. Komponen Satuan Quantity Harga Survey Total 1 Kayu Balok Borneo m Rp 2,685,695 Rp 351,760 2 Kayu Papan Borneo m Rp 3,586,197 Rp 109,946 3 Besi Beton U-24 Kg Rp 5,875 Rp 60,985 4 Semen Zak Rp 40,421 Rp 102,944 5 Keramik Lantai 30x30 m Rp 37,823 Rp 44,011 6 Batu bata Buah Rp 301 Rp 32,878 7 Genteng Buah Rp 790 Rp 33,174 8 Pasir Pasang m Rp 80,058 Rp 26,978 9 Mandor Hari Rp 52,000 Rp 21, Kepala Tukang Hari Rp 54,400 Rp 43, Tukang Hari Rp 41,100 Rp 205, Pekerja Hari Rp 34,233 Rp 162,570 Nilai HST (82,43%) Rp 1,195,577 HST BGN KOTA SUKABUMI Tahun 2007 Rp 1,450,415 Tabel IV.23. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Sukabumi Tahun 2007 dengan Level Confidence 90% No. Komponen Satuan Quantity Harga Survey Total 1 Kayu Balok Borneo m Rp 2,674,872 Rp 346,522 2 Kayu Papan Borneo m Rp 3,576,517 Rp 107,635 3 Besi Beton U-24 Kg Rp 5,867 Rp 60,360 4 Semen Zak Rp 40,362 Rp 101,235 5 Keramik Lantai 30x30 m Rp 37,684 Rp 43,077 6 Batu bata Buah Rp 301 Rp 32,064 7 Genteng Buah Rp 786 Rp 32,682 8 Pasir Pasang m Rp 79,972 Rp 26,591 9 Mandor Hari Rp 52,000 Rp 21, Kepala Tukang Hari Rp 54,400 Rp 43, Tukang Hari Rp 41,100 Rp 202, Pekerja Hari Rp 34,233 Rp 161,105 Nilai HST (82,43%) Rp 1,178,237 HST BGN KOTA SUKABUMI Tahun 2007 Rp 1,429,379 IV.7.2. Model HST BGN Kota Bogor Untuk kota Bogor, dilakukan survey kepada 11 toko bangunan pada dua daerah yang berbeda. Nilai yang dipakai untuk model HST BGN ini adalah nilai yang didapat dari batas atas dengan selang confidence 90 % dan 95 %. Berikut nilai material yang dipakai di dalam model HST BGN :

28 63 Tabel IV.24. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Bogor tahun 2007 dengan Level Confidence 95% No. Komponen Satuan Quantity Harga Survey Harga Total 1 Kayu Balok Borneo m Rp 2,817,540 Rp 379,646 2 Kayu Papan Borneo m Rp 2,949,951 Rp 113,045 3 Besi Beton U-24 Kg Rp 5,805 Rp 65,116 4 Semen Zak Rp 40,897 Rp 99,890 5 Keramik Lantai 30x30 m Rp 30,703 Rp 35,339 6 Batu bata Buah Rp 258 Rp 25,850 7 Genteng Buah Rp 749 Rp 33,938 8 Pasir Pasang m Rp 87,050 Rp 25,414 9 Mandor Hari Rp 52,000 Rp 20, Kepala Tukang Hari Rp 54,400 Rp 46, Tukang Hari Rp 45,000 Rp 226, Pekerja Hari Rp 34,233 Rp 152,927 Nilai HST (81,78%) Rp 1,224,273 HST BGN KOTA BOGOR Tahun 2007 Rp 1,497,033 Tabel IV.25. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Bogor tahun 2007 dengan Level Confidence 90% No. Komponen Satuan Quantity Harga Survey Harga Total 1 Kayu Balok Borneo m Rp 2,813,069 Rp 367,650 2 Kayu Papan Borneo m Rp 2,943,507 Rp 110,586 3 Besi Beton U-24 Kg Rp 5,800 Rp 63,780 4 Semen Zak Rp 40,823 Rp 97,675 5 Keramik Lantai 30x30 m Rp 30,639 Rp 34,731 6 Batu bata Buah Rp 257 Rp 25,495 7 Genteng Buah Rp 746 Rp 33,305 8 Pasir Pasang m Rp 86,820 Rp 24,954 9 Mandor Hari Rp 52,000 Rp 19, Kepala Tukang Hari Rp 54,400 Rp 45, Tukang Hari Rp 45,000 Rp 222, Pekerja Hari Rp 34,233 Rp 150,432 Nilai HST (81,78%) Rp 1,196,375 HST BGN KOTA BOGOR Tahun 2007 Rp 1,462,918 IV.7.3. Model HST BGN Kota Bandung Untuk kota Bandung, dilakukan survey kepada 10 toko bangunan pada beberapa daerah yang berbeda. Nilai yang dipakai untuk model HST BGN ini adalah nilai yang didapat dari batas atas dengan selang confidence 90% dan 95 %. Berikut nilai material yang dipakai di dalam model HST BGN :

29 64 Tabel IV.26. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Bandung Tahun 2007 dengan Level Confidence 95% No. Komponen Satuan Quantity Harga Survey Harga Total 1 Kayu Balok Borneo m Rp 2,991,046 Rp 387,632 2 Kayu Papan Borneo m Rp 3,020,060 Rp 106,419 3 Besi Beton U-24 Kg Rp 5,565 Rp 62,975 4 Semen Zak Rp 40,550 Rp 103,560 5 Keramik Lantai 30x30 m Rp 38,100 Rp 43,354 6 Batu bata Buah Rp 327 Rp 35,736 7 Genteng Buah Rp 779 Rp 36,839 8 Pasir Pasang m Rp 99,470 Rp 32,922 9 Mandor Hari Rp 52,000 Rp 20, Kepala Tukang Hari Rp 54,400 Rp 46, Tukang Hari Rp 45,000 Rp 231, Pekerja Hari Rp 34,233 Rp 159,724 Nilai HST (81,56%) Rp 1,267,781 HST BGN KOTA BANDUNG Tahun 2007 Rp 1,554,415 Tabel IV.27. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Bandung Tahun 2007 dengan Level Confidence 90% No. Komponen Satuan Quantity Harga Survey Harga Total 1 Kayu Balok Borneo m Rp 2,989,235 Rp 366,091 2 Kayu Papan Borneo m Rp 3,011,893 Rp 98,515 3 Besi Beton U-24 Kg Rp 5,558 Rp 61,809 4 Semen Zak Rp 40,503 Rp 97,370 5 Keramik Lantai 30x30 m Rp 38,005 Rp 42,085 6 Batu bata Buah Rp 326 Rp 35,002 7 Genteng Buah Rp 776 Rp 35,964 8 Pasir Pasang m Rp 99,191 Rp 31,378 9 Mandor Hari Rp 52,000 Rp 20, Kepala Tukang Hari Rp 54,400 Rp 45, Tukang Hari Rp 45,000 Rp 228, Pekerja Hari Rp 34,233 Rp 155,138 Nilai HST (81,56%) Rp 1,216,831 HST BGN KOTA BANDUNG Tahun 2007 Rp 1,491,946 IV.7.4. Model HST BGN Kota Cirebon Untuk kota Cirebon, dilakukan survey kepada 10 toko bangunan pada dua daerah yang berbeda. Nilai yang dipakai untuk model HST BGN ini adalah nilai yang didapat dari batas atas dengan selang confidence 90 % dan 95 %. Berikut nilai material yang dipakai di dalam model HST BGN kota Cirebon :

30 65 Tabel IV.28. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Cirebon Tahun 2007 dengan Level Confidence 95% No. Komponen Satuan Quantity Harga Survey Harga Total 1 Kayu Balok Borneo m Rp 2,991,046 Rp 396,322 2 Kayu Papan Borneo m Rp 3,083,722 Rp 112,245 3 Besi Beton U-24 Kg Rp 5,702 Rp 58,844 4 Semen Zak Rp 38,023 Rp 95,661 5 Keramik Lantai 30x30 m Rp 35,091 Rp 40,740 6 Batu bata Buah Rp 305 Rp 30,586 7 Genteng Buah Rp 739 Rp 34,477 8 Pasir Pasang m Rp 85,343 Rp 29,082 9 Mandor Hari Rp 50,000 Rp 21, Kepala Tukang Hari Rp 50,000 Rp 39, Tukang Hari Rp 45,000 Rp 233, Pekerja Hari Rp 28,000 Rp 131,092 Nilai HST (82,58%) Rp 1,223,071 HST BGN KOTA CIREBON Tahun 2007 Rp 1,481,074 Tabel IV.29. Harga Satuan Tertinggi BGN Kota Cirebon Tahun 2007 dengan Level Confidence 90% No. Komponen Satuan Quantity Harga Survey Harga Total 1 Kayu Balok Borneo m Rp 2,989,235 Rp 385,364 2 Kayu Papan Borneo m Rp 3,077,326 Rp 100,558 3 Besi Beton U-24 Kg Rp 5,699 Rp 57,817 4 Semen Zak Rp 37,990 Rp 93,075 5 Keramik Lantai 30x30 m Rp 34,960 Rp 39,580 6 Batu bata Buah Rp 304 Rp 29,911 7 Genteng Buah Rp 735 Rp 33,344 8 Pasir Pasang m Rp 85,183 Rp 27,737 9 Mandor Hari Rp 50,000 Rp 20, Kepala Tukang Hari Rp 50,000 Rp 39, Tukang Hari Rp 45,000 Rp 229, Pekerja Hari Rp 28,000 Rp 126,112 Nilai HST (82,58%) HST BGN KOTA CIREBON Tahun 2007 Rp 1,182,314 Rp 1,431,719 Model HST BGN dari masing-masing lokasi berdasarkan data harga pasar dari komponen bahan material pada bulan Oktober dan November tahun Sedangkan untuk komponen upah berdasarkan data Analisa Harga Satuan upah yang dikeluarkan oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Propinsi Jawa Barat untuk tahun anggaran 2007 triwulan I. Berikut rekapitulasi HST BGN dari masing-masing lokasi survey :

31 66 Tabel IV.30. Rekapitulasi Harga Satuan Tertinggi BGN Tahun 2007 No. HST BGN Level Confidence 95% 90% 1 Kota Sukabumi Rp 1,450,415 Rp 1,429,379 2 Kota Bogor Rp 1,497,033 Rp 1,462,918 3 Kota Bandung Rp 1,554,415 Rp 1,491,946 4 Kota Cirebon Rp 1,481,074 Rp 1,431,719 Selanjutnya model HST BGN tersebut akan diuji validitasnya berdasarkan bangunan-bangunan yang telah dibangun pada masing-masing lokasi dan dibandingkan dengan model HST yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Model HST BGN ini dalam mencari kuantitas komponen dominan menggunakan konsep Pareto, yaitu komponen bahan bangunan yang memiliki bobot biaya lebih besar dari 80% dari total biaya. Pada uji validitas nilai yang diuji adalah nilai kontrak keseluruhan dari 100% bahan bangunan. Untuk itulah pada perhitungan HST BGN, nilainya dijadikan kembali ke 100%. IV.8. Memprediksi HST BGN Periode Berikutnya HST BGN periode berikutnya dapat diprediksi dengan memplot model HST BGN harga komponen historis ke dalam grafik, kemudian mengikuti garis kecenderungan (trendline) terbaik yang dapat dibentuk dari masing-masing harga komponen dominan beberapa periode ke belakang. Garis kecenderungan yang terbaik adalah garis kecenderungan yang memiliki koefisien determinasi (R 2 ) mendekati 1. Semakin dekat garis kecenderungan terhadap data, maka nilai R 2 akan semakin mendekati 1, demikian pula sebaliknya. Garis kecenderungan tersebut dapat dibuat dengan menggunakan fasilitas yang sudah tersedia pada Microsoft Excel. Jenis-jenis garis kecenderungan yang tersedia adalah: 1. Linier, dengan bentuk persamaan y = ax + b 2. Logarithmic, dengan bentuk persamaan y = a ln x + b 3. Power, dengan bentuk persamaan y = a.x b 4. Eksponential, dengan bentuk persamaan y = a.e bx, dimana e = 2,718

32 67 Untuk HST BGN periode berikutnya didapatkan melalui hasil perkalian kuantitas komponen dominan dengan harga masing-masing komponen dominan yang diperoleh melalui trendline terbaik. Koefisien determinasi dengan menggunakan keempat jenis garis kecenderungan dapat dilihat pada Gambar IV.13 sebagai berikut : Kayu Balok Sukabumi 300 Harga (10^4) y = Ln(x) R 2 = y = 21.5x R 2 = y = e x R 2 = y = x R 2 = Kayu Balok Linear (Kayu Balok) Log. (Kayu Balok) Power (Kayu Balok) Expon. (Kayu Balok) Tahun Gambar IV.13. Memprediksi Harga Kayu Balok Dari keempat jenis garis kecenderungan yang memiliki koefisien determinasi terbesar adalah garis eksponential dengan R 2 = 0,9795. Jadi untuk menentukan prediksi harga komponen pada tahun berikutnya memakai persamaan Eksponential y = 64,827 e 0,1475x. Berikut nilai prediksi HST BGN untuk periode berikutnya berdasarkan metode garis kecenderungan untuk masing-masing wilayah :

BAB III PENGEMBANGAN MODEL HARGA SATUAN TERTINGGI BANGUNAN GEDUNG

BAB III PENGEMBANGAN MODEL HARGA SATUAN TERTINGGI BANGUNAN GEDUNG 28 BAB III PENGEMBANGAN MODEL HARGA SATUAN TERTINGGI BANGUNAN GEDUNG III.1. Umum Pengembangan model harga satuan tertinggi bangunan gedung negara (HST BGN) akan dilakukan terhadap sekumpulan data biaya

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN MODEL HST BGN. V.1. Harga Satuan Tertinggi yang dikeluarkan Pemda Tingkat II

BAB V PENGUJIAN MODEL HST BGN. V.1. Harga Satuan Tertinggi yang dikeluarkan Pemda Tingkat II 72 BAB V PENGUJIAN MODEL HST BGN V.1. Harga Satuan Tertinggi yang dikeluarkan Pemda Tingkat II Kepmen Kimpraswil No. 332/KPTS/M/2002 menetapkan adanya standar harga satuan tertinggi untuk bangunan gedung

Lebih terperinci

PERNYATAAN ANTI PLAGIAT..

PERNYATAAN ANTI PLAGIAT.. DAFTAR ISI ABSTRAK... PERNYATAAN ANTI PLAGIAT.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIGRAM... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya volume pembangunan bangunan gedung negara, serta terbatasnya sumber daya yang tersedia, semakin dirasakan perlu adanya standarisasi yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

13. Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, (1998), Harga Standar Bangunan Gedung Negara, Jakarta.

13. Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, (1998), Harga Standar Bangunan Gedung Negara, Jakarta. 92 DAFTAR PUSTAKA 1. Osgood, N. (2004). Award Method and Project Estimation. http://ocw.mit.edu/nr/rdonlyres/civil-and-environmental-engineering/1-040spring-2004/5127b219-7ddf-4ac7-9eed36ca8fa28fb8/0/l7estimationsp04.pdf.

Lebih terperinci

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan 46 BAB V Pembahasan Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi rumah sederhana, antara lain: value engineering, proses perancangan, jumlah unit yang dibangun, metoda membangun yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB V 5.1 Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan upah dan bahan di ambil dari Daftar

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Data Proyek 4.1.1 Data Umum Nama Proyek Lokasi Proyek : Pembangunan Hotel 2 Basement, 10 Lantai : Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat Peruntukan : Hotel Bintang 3 Luas Bangunan

Lebih terperinci

REKAPITULASI BIAYA. JUMLAH NO. U R A I A N P E K E R J A A N HARGA (Rupiah)

REKAPITULASI BIAYA. JUMLAH NO. U R A I A N P E K E R J A A N HARGA (Rupiah) REKAPITULASI BIAYA INSTANSI KEGIATAN PEKERJAAN LOKASI : MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA BATAM : PENINGKATAN AKSES DAN MUTU MADRASAH ALIYAH : REHABILITASI 4 RKB MAN BATAM : BATAM JUMLAH NO. U R A I A

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu pekerjaan dinding menggunakan pasangan bata merah dan bata ringan pada proyek bangunan gedung

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Data Proyek 4.1.1 Data Umum Nama Proyek Lokasi Proyek : Pembangunan Rumah Kost 3 Lantai : Taman Permata Blok A3 No 35, Lippo Village, Tangerang, Banten Peruntukan Luas Bangunan

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR VI.I. Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan

Lebih terperinci

Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan Sloof dari Beton Bertulang ukuran 30*40

Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan Sloof dari Beton Bertulang ukuran 30*40 Tujuan Instruksional Umum Mampu mengetahui berbagai metode AHS, yang selanjutnya mampu menggunakan analisis harga satuan sebagai dasar pengendalian sumber daya yang digunakan. Tujuan Instruksional khusus

Lebih terperinci

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan Koefisien analisa harga satuan adalah angka angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai bangunan terwujud. Upaya pengembangan ide rumah tempat tinggal berjalan terus sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA VIII.1 Umum Rencana anggaran biaya merupakan perkiraan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun sistem penyaluran dan pengolahan air buangan mulai dari perencanaan

Lebih terperinci

MODEL HARGA SATUAN TERTINGGI BANGUNAN GEDUNG UNTUK PENGANGGARAN PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA TESIS

MODEL HARGA SATUAN TERTINGGI BANGUNAN GEDUNG UNTUK PENGANGGARAN PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA TESIS MODEL HARGA SATUAN TERTINGGI BANGUNAN GEDUNG UNTUK PENGANGGARAN PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012 DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 202 Wilayah Jember NO. JENIS PEKERJAAN BAHAN UPAH JUMLAH BULAT 2 B. PEKERJAAN TANAH Analisa SNI Dinas PU. Cipta Karya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PENELITIAN

BAB III TINJAUAN UMUM PENELITIAN BAB III TINJAUAN UMUM PENELITIAN JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan langsung meninjau atau mengamati pekerjaan konstruksi tersebut ke lokasi proyek. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PEKERJAAN JUMLAH HARGA

PEKERJAAN JUMLAH HARGA REKAPITULASI KEGIATAN PEKERJAAN TAHUN ANGGARAN LOKASI : BANTUAN SOSIAL DEPUTI 5 KEMENTRIAN PDT : PEMBANGUNAN DERMAGA JETI : 2012 : DESA MOASI KECAMATAN TOWEA KABUPATEN MUNA No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN Nama : Handy Nrp : 0021123 Pembimbing : Maksum Tanubrata,Ir., MT. FAKULTAS

Lebih terperinci

Perubahan Aktivitas. Aktivitas 1. Pengukuran (Sama dengan aktivitas awal)

Perubahan Aktivitas. Aktivitas 1. Pengukuran (Sama dengan aktivitas awal) Perubahan Aktivitas Aktivitas 1. Pengukuran (Sama dengan aktivitas awal) (Rp) 1 1ls Pengukuran 1 Kepala Tukang Org 1,000 40000 40000 2 Pekerja Org 1,000 27500 27500 3 Perlengkapan ls 1,000 349200 349200

Lebih terperinci

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

PR 1 MANAJEMEN PROYEK PR 1 MANAJEMEN PROYEK Suatu bagian gedung 2 lantai menggunakan struktur beton bertulang seperti ditunjukkan pada lampiran. Data-data teknis struktur bangunan adalah sebagai berikut : Luas bangunan : 5

Lebih terperinci

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1 BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Daftar Kuantitas dan Harga - 1 DAFTAR RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) KEGIATAN : Pengelolaan Jaringan Irigasi Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane PEKERJAAN LOKASI : DI.

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR. II.1. Penganggaran Pembangunan melalui Pagu Anggaran.

BAB II STUDI LITERATUR. II.1. Penganggaran Pembangunan melalui Pagu Anggaran. 7 BAB II STUDI LITERATUR II.1. Penganggaran Pembangunan melalui Pagu Anggaran. Dalam GBHN disebutkan bahwa pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang mempunyai tujuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Deskripsi Umum Sampel yang diambil dalam penelitian ini, Sekolah Dasar penerima bantuan P2DT-DB dan P2DB-AK yang berlokasi di daerah Kabupaten Sleman. Sampel diambil gedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu. Hampir sebahagian dari kehidupan kita berada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam. penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam. penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Perkiraan Biaya Definisi perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N

PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N POKJA JASA KONSTRUKSI BERITA ACARA Addendum Dokumen Pengadaan Nomor: 02.D/ADD.DOC/POKJA-GEDUNG SEKOLAH/DISDIK/VI/2013

Lebih terperinci

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013 ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPDULP/POKJAPASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013 UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SMPN SATU ATAP (SATAP) SUNGAI LAUT KEC. TANAH MERAH KELOMPOK KERJA (POKJA)

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA. Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin ESTIMASI BIAYA DAN MANAJEMEN WAKTU

ESTIMASI BIAYA. Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin ESTIMASI BIAYA DAN MANAJEMEN WAKTU ESTIMASI BIAYA Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin DAFTAR HARGA SATUAN UPAH ESTIMASI BIAYA DAN MANAJEMEN WAKTU No. Macam Pekerja Upah Tenaga 1 Pekerja /hari 2

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PERSIAPAN

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PERSIAPAN BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pekerjaan Persiapan 1.1. Pembersihan Lapangan Pembersihan lapangan adalah membersihkan lapangan dan sekitamya, tempat bangunan akan didirikan, dengan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012 ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012 RANI RAHARDINI PUTRI (3107 100 007) LATAR BELAKANG Produktivitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Karya Mortar Pasangan Bata 50 Kg

BAB IV ANALISA DATA. Karya Mortar Pasangan Bata 50 Kg BAB IV ANALISA DATA IV. 1. ANALISA DATA Data data yang diperlukan untuk di analisa dalam pembahasan skripsi studi kasus pengaruh material material alternatif terhadap proyek konstruksi perumahan Taman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruko atau rumah toko adalah suatu proyek konstruksi yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Ruko atau rumah toko adalah suatu proyek konstruksi yang pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ruko atau rumah toko adalah suatu proyek konstruksi yang pada umumnya bertingkat antara dua lantai hingga lima lantai, dimana lantai-lantai bagian bawahnya

Lebih terperinci

RINCIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

RINCIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMERINTAH KOTA SUKABUMI UPT UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA Jl. Cikole Dalam No. 23/29 Tel (0266) 6250991 Pesawat 129, Fax (0266) 215349 - Kota Sukabumi Email : upt.pbj@sukabumikota.go.id BERITA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG Vicky Ramadhani, M. Hamzah Hasyim, Saifoe El Unas Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) REKAPITULASI AKHIR

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) REKAPITULASI AKHIR RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) REKAPITULASI AKHIR LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2010 NO A URAIAN PEKERJAAN B JUMLAH HARGA ( ) C I. PEKERJAAN PERSIAPAN II.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & ANALISIS. Pada proyek pembangunan rusunawa 4 lantai ini penulis memiliki beberapa. Bangunan berupa bangunan bertingkat 4 lantai

BAB IV HASIL & ANALISIS. Pada proyek pembangunan rusunawa 4 lantai ini penulis memiliki beberapa. Bangunan berupa bangunan bertingkat 4 lantai BAB IV HASIL & ANALISIS 4.1 Metode Konstruksi Pada proyek pembangunan rusunawa 4 lantai ini penulis memiliki beberapa kondisi kriteria proyek sebagai berikut : Bangunan berupa bangunan bertingkat 4 lantai

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 3434:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 3434:2008 Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, kita mengetahui banyak pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Pihak-pihak tersebut mulai dari pemimpin proyek sampai pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan penelitian yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini yang terdiri dari Kerangka Berpikir dan

Lebih terperinci

REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI

REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) PROGRAM : PENINGKATAN EFISIENSI PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEGIATAN : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PASAR PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PASAR LELANG KARET LOS 15 X

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI DAN MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP TERPADU UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Kartika Puspa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW Mahardika Rahmawan Putra 1), Nur Azizah Affandy 2) 1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan ²Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA No ANALIS URAIAN PEKERJAAN HARGA SAT. I. PEKERJAAN PENDAHULUAN/PERSIAPAN 1 SNI.01.1.6 1 M'

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI Jurnal Teknika Vol. 5 No.1 Maret 213 ISSN No. 285-859 ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI Ariful Bachtiyar, Zulkifli Lubis ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGUNAN RUKO DAERAH JAYAPURA-PAPUA TERHADAP DAERAH MANADO-SULAWESI UTARA

ANALISA PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGUNAN RUKO DAERAH JAYAPURA-PAPUA TERHADAP DAERAH MANADO-SULAWESI UTARA ANALISA PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGUNAN RUKO DAERAH JAYAPURA-PAPUA TERHADAP DAERAH MANADO-SULAWESI UTARA Agryanto P. Parinding J. Tjakra, J. P. Rantung, G. Y. Malingkas Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI 1 SNI 03-2835-2002 PEKERJAAN PERSIAPAN PA 6,8 1 m² Membersihkan lapangan dan perataan SNI 03-2835-2002 / 6.8 Upah Pekerja 0,100 Oh x Rp 0 = Rp 0,00 Mandor 0,005 Oh x Rp

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP TERPADU UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Revisi SNI T C. Daftar isi

Revisi SNI T C. Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan Lampiran A Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan Berikut ini koefisien tenaga kerja, koefisien bahan dan koefisien alat untuk menghitung HSP bidang ipta Karya, yang terdiri dari 6 kelompok pekerjaan:

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA KEGIATAN : PEKERJAAN : DESA : KECAMATAN : KABUPATEN : TA. : NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA 1 I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp. II PEKERJAAN SALURAN III PEKERJAAN LAIN-LAIN

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN DAFTAR SATUAN ANALISA PEKERJAAN No SATUAN UPAH BAHAN A PEKERJAAN PERSIAPAN 1 PEMASANGAN BOWPLANK/ 10 M' 0,01000 Kepala Tukang 0,10000 Tukang 0,10000 Pekerja 0,05000 Mandor 0,01200 M3 Balok Klas IV 0,02000

Lebih terperinci

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K) ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K) Farida Rahmawati 1 dan Diana Wahyu Hayati 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar

Lebih terperinci

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Lampiran A...15 Bibliografi...16 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan pekerja

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 1. Estimasi Biaya Proyek : Macam-macam estimasi biaya Jenis-jenis biaya proyek konstruksi 2. RAB Susunan RAB Tahap-tahap penyusunan RAB Contoh RAB ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA A. DATA PERENCANAAN Untuk menetukan besarnya jumlah tenaga kerja diperlukan input data: 1. Volume Pekerjaan Volume pekerjaan sering disebut juga Bill Of Quantity

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan perbandingan koefisien Material dan Evaluasi Indeks Produktifitas untuk bangunan Rumah Tinggal di Jln. Dago Pakar Permai III/ KAV.73, No.10 Bandung,

Lebih terperinci

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1 BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Daftar Kuantitas dan Harga - 1 DAFTAR RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) KEGIATAN PEKERJAAN LOKASI : Pengelolaan Jaringan Irigasi Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane : DAK

Lebih terperinci

BAB IV Analisis Data

BAB IV Analisis Data BAB IV Analisis Data IV.1. Studi Kasus Studi kasus penelitian ini dilakukan pada proyek pengembangan perumahan kelas menengah di wilayah Bandung. Pemilihan perumahan kelas menengah didasarkan pada pertimbangan

Lebih terperinci

REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI ( HPS )

REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI ( HPS ) REKAPITULASI PERKIRAAN SENDIRI ( HPS ) KEGIATAN : PENGADAAN DAN PERLENGKAPAN KANTOR PEKERJAAN LOKASI : PEMBUATAN ATAP TEMPAT PARKIR DEPAN GARASI DAN ATAP PARKIR HALAMAN SAMPING GEDUNG KANTOR : KANTOR DPRD

Lebih terperinci

Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN ARSITEKTUR, STRUKTUR & M/E BANGUNAN RUKO - Jl. Moh. Toha, Bandung Luas Konstruksi, A = 90 m 2 No Uraian Pekerjaan Volume Sat Harga Jumlah Sub Total

Lebih terperinci

REKAPITULASI NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA A PEKERJAAN PERSIAPAN - B PEKERJAAN TANAH - C PEKERJAAN PASANGAN - D PEKERJAAN BETON -

REKAPITULASI NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA A PEKERJAAN PERSIAPAN - B PEKERJAAN TANAH - C PEKERJAAN PASANGAN - D PEKERJAAN BETON - INTANSI REKAPITULASI : DINAS PU DAN PERUMAHAN KOTANJARBARU Tahun 2009 NO URAIAN JUMLAH HARGA A PERSIAPAN - B TANAH - PASANGAN - D BETON - E AT-ATAN - F LAIN-LAIN - JUMLAH - DIBULATKAN.. - RENANA ANGGARAN

Lebih terperinci

BILL Of QUANTITY ( B.Q )

BILL Of QUANTITY ( B.Q ) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENGKALIS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Jalan Antara Bengkalis RENCANA ANGGARAN BIAYA BILL Of QUANTITY ( B.Q ) KEGIATAN : Pembangunan Gedung Kantor TAHUN ANGGARAN 2013

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA

PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA Nama : Asep Dian Heryadiana Nrp : 0221109 Pembimbing : Maksum Tanubrata,Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

REKAPITULASI BOQ. JENIS PEKERJAAN ( Rp. ) Jumlah Konstruksi PPN 10 % Jumlah Semua Dibulatkan

REKAPITULASI BOQ. JENIS PEKERJAAN ( Rp. ) Jumlah Konstruksi PPN 10 % Jumlah Semua Dibulatkan REKAPITULASI BOQ KEGIATAN : PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE / GORONG-GORONG PEKERJAAN : PENINGKATAN SALURAN DRAINASE Jl. KUSUMA BANGSA LOKASI : KEL. PANJANG WETAN KEC. PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN TH.

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015. Tanggal : 22 Juli untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015. Tanggal : 22 Juli untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015 Tanggal : 22 Juli 2015 untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT Kelompok Kerja II Konstruksi Unit Layanan Pengadaan PEMERINTAH

Lebih terperinci

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia RSNI T-12-2002 RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia Analisa Biaya Konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan persiapan DEPATEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar Isi Daftar Isi...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dalam menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

Tatia Ardilla / Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST. MT.

Tatia Ardilla / Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST. MT. PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA X PROVINSI BALI (The Application of Value Engineering in The Project of X Dormitory Bali Province) Tatia Ardilla / 3109100091 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

Pemb. Instalasi Pengolah Limbah Pusk.. Blangkejeren

Pemb. Instalasi Pengolah Limbah Pusk.. Blangkejeren A D DENDUM D O K U M E N P E N GADA A N Nomor: Nomor : 36/PBJ/DINKES /PBJ/DINKES-ASEL/X/2013 Tanggal: 07 Oktober 2013 untuk Pemb. Instalasi Pengolah Limbah Pusk.. Blangkejeren Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan : 0 PEKERJAAN : PENGEMBANGAN PENETASAN LOKASI : BPTU KDI KEC. TAMBANG ULANG NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITY ( BOQ)

BILL OF QUANTITY ( BOQ) PEMERINTAH KOTA PEKANBARU DINAS PERUMAHAN PEMUKIMAN DAN CIPTA KARYA Jalan Datuk Setia Maharaja No. 2 Pekanbaru Telp (0761) 571524 571530 BILL OF QUANTITY ( BOQ) BELAKANG PERUM BUKIT BARISAN BLOK A MENUJU

Lebih terperinci

Analisa biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan langit-langit

Analisa biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan langit-langit Standar Nasional Indonesia Analisa biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan langit-langit ICS 91.060.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata... iii Pendahuluan...v

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas,

Lebih terperinci

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap BAB VI PEMBAHASAN Menyusun rencana anggaran biaya proyek merupakan langkah awal dalam proses pembangunan suatu proyek, sehingga harus diiakukan dengan teliti dan secermat mungkin agar diperoleh biaya bangunan

Lebih terperinci

Sri Indah Setiyaningsih, Penghitungan Struktur Beton Dan Perbandingan Perhitungan Biaya Menurut SNI

Sri Indah Setiyaningsih, Penghitungan Struktur Beton Dan Perbandingan Perhitungan Biaya Menurut SNI PERHITUNGAN STRUKTUR BETON DAN PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA MENURUT SNI DT 91-00008-2007 DAN SK SNI T-15-1991-03 (STUDI KASUS GEDUNG BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BESAR) SRI INDAH SETIYANINGSIH

Lebih terperinci

HARGA JUMLAH NO. URAIAN PEKERJAAN VOL. SAT. ( Rp ) ( Rp )

HARGA JUMLAH NO. URAIAN PEKERJAAN VOL. SAT. ( Rp ) ( Rp ) BILL OF QUANTITY (BQ) Pekerjaan : PERBAIKAN RUMAH KACA dan HEAD HOUSE CIMANGGU BOGOR Lokasi : BALAI BESAR PENELITIAN dan PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI dan SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN : CIMANGGU BOGOR Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN MOTTO...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN MOTTO...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN MOTTO....iii HALAMAN PERSEMBAHAN....iv KATA PENGANTAR.... v DAFTAR ISI.... vii DAFTAR TABEL.... xi DAFTAR GAMBAR... xiii ABSTRAK.... xv BAB

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I Pekerjaan : Pembangunan Gedung Perpustakaan SD Negeri 1 Gumanano Lokasi : Kecamatan Mawasangka Tahun Anggaran : 2016 NO JUMLAH (Rp.) 1 2 3 I PEKERJAAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BQ)

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BQ) REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BQ) Kegiatan Nama Paket Prop / Kec / Kota : Pembangunan / Peningkatan Infrastruktur : Semenisasi JL. Bumi Putra Uk. 381 x 3 M dan JL.Family Uk.305 x 3 M Kelurahan Bangsal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi perbandingan tingkat..., Firmansyah, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Studi perbandingan tingkat..., Firmansyah, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi yang berkembang cepat menuntut kita untuk dapat memahami dan menguasai aspek-aspek yang berhubungan dengan bidang konstruksi yang semakin berkembang

Lebih terperinci

dengan manajemen konstruksi. Dalam tahapan manajemen konstruksi tersebut, terdapat

dengan manajemen konstruksi. Dalam tahapan manajemen konstruksi tersebut, terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bclakang Salah satu tujuan dari perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang sering disebut sebagai perusahaan kontraktor adalah untuk mendapatkan hasil kcuntungan

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN UPAH BAHAN

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN UPAH BAHAN CIVIL. ENGINEERING Jalan Kabayan No. 50 Sumbawa Besar DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN UPAH BAHAN SNVT : PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PROV. NTB KEGIATAN : PELAKSANAANPENATAAN BANGUNANDAN LINGKUNGAN PROV.

Lebih terperinci

Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan

Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan (Studi Kasus: Student Center Itenas, Bandung) Staf Pengajar Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustofa

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 8. Pekerjaan Pintu Air ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR S

Lebih terperinci

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami tahapan biaya konstruksi yang dibuat oleh kontraktor, mampu mengintegrasikan komponen komponen biaya sehingga menjadi biaya penawaran dan menguraikan

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknik Bangunan Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Tahun : 2013 A 1. Sebuah konstruksi batang seperti gambar di atas, jenis tumpuan pada titik

Lebih terperinci

T m3 Galian Tanah pondasi OH Rp 45, , OH Rp 85, , ,875.00

T m3 Galian Tanah pondasi OH Rp 45, , OH Rp 85, , ,875.00 ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH IBU INDRI BREBES, JAWA TENGAH TAHUN 2014 PEKERJAAN PERSIAPAN PS. 1 1.0000 m' Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 0.0120 m3 kayu 5/7x4m kayu hutan @ Rp 4,375,000.00

Lebih terperinci

Analisa Antisipasi Keterlambatan Durasi Proyek Pembangunan Gedung 2 (dua) Lantai Bank CNB Pusat Surabaya BAB I PENDAHULUAN

Analisa Antisipasi Keterlambatan Durasi Proyek Pembangunan Gedung 2 (dua) Lantai Bank CNB Pusat Surabaya BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran utama suatu proyek. Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian, misalnya penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN DAFTAR ANALISA PEKERJAAN KEGIATAN : PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT INFORMASI PARIWISATA LOKASI : KANTOR PARIWISATA PANGKALPINANG VOLUME : 1 PAKET BIAYA : Rp. 375.000.000,00 TAHUN ANGGARAN : 2011 ANALISA URAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan bangunan atau konstruksi, yaitu suatu lingkungan buatan yang bermanfaat bagi manusia.

Lebih terperinci

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI Dani Pratama 1, Sentosa Limanto 2 ABSTRAK: Dalam sebuah proyek konstruksi bangunan, biaya memegang peranan penting. Dalam sebuah

Lebih terperinci