SKRIPSI PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN LABA TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA INITIAL PUBLIC OFFERING PRADIPTO TRI NUGROHOHADI
|
|
- Fanny Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SKRIPSI PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN LABA TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA INITIAL PUBLIC OFFERING PRADIPTO TRI NUGROHOHADI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
2 ABSTRAK Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Initial Public Offering Pradipto Tri Nugrohohadi Kastumuni Harto Haliah Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen laba terhadap praktik manajemen laba pada saat perusahaan melakukan IPO. Data dalam penelitian adalah laporan keuangan perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun yang telah diaudit oleh auditor independen. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis perjanjian hutang, ukuran auditor, dan auditor spesialisasi industri berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Hipotesis rencana bonus dan hipotesis biaya politik tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Kata kunci: Praktik manajemen laba, motivasi manajemen laba, kualitas audit, ukuran auditor, auditor spesialiasi industri
3 ABSTRACT The Effect of Audit Quality and Earnings Management s Motivation to the Practice of Earnings Management on Initial Public Offering Pradipto Tri Nugrohohadi Kastumuni Harto Haliah The aim of the study is to acquire empirical evidence on the effect of audit quality and earnings management s motivation to the practice of earnings management while the company conducts an initial public offering (IPO). In this study, the data comes from the financial statements of companies that conducted an IPO at the Indonesia Stock Exchange in the period, which has been audited by an independent auditor. This study uses the multiple linear regression analysis model. The result of this study shows that the debt covenant hypothesis, auditor size, and industryspecialist auditor affect the earnings management practices. The bonus plan hypothesis and the political cost hypothesis does not affect the earnings management practices. Keywords: Earnings management, earnings management s motivation, audit quality, auditor size, industry-specialist auditor
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan aktivitasnya, baik dalam segi mengembangkan pangsa pasar dan bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain dari pihak internal (pemilik modal), perusahaan juga bisa mendapatkan dana dari pihak eksternal (di luar perusahaan). Dana ini dapat diperoleh dari menjual saham di pasar bursa efek. Proses Go Publik suatu perusahaan akan dimulai dengan melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar perdana (primary market). Selanjutnya, saham yang telah beredar tersebut akan diperjual-belikan di pasar modal atau disebut dengan pasar sekunder (secondary market). Perusahaan sebagai emiten yang membutuhkan dana menginginkan harga perdana yang tinggi. Sebaliknya penjamin emisi (underwriter) berusaha untuk memiliki risiko yang minimal dalam menanggung saham tersebut. Disamping itu, perhatian investor dalam membeli saham akan terpusat pada laba. Dalam penjaminan komitmen penuh (full commitment), pihak underwriter akan membeli saham yang tidak laku di jual di pasar perdana. Tentu saja, keadaan tersebut akan menimbulkan risiko kepada underwriter, sehingga underwriter tidak akan membeli saham tersebut. Hal inilah yang mendorong manajemen untuk menampilkan laba yang maksimal. Manajer akan membuat laporan sebaik mungkin agar kinerjanya dapat dinilai bagus oleh investor. Manajer berharap akan mendapatkan dana untuk pengembangan dari investor dan mendapatkan bonus dari pemegang saham atas laba yang diperoleh perusahaan.
5 Manajemen laba dapat dilakukan karena terdapat asimetri informasi antara manajemen dan investor. Asimetri informasi ini dapat terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibanding pihak lain (pemilik atau pemegang saham) (Ujiyantho, 2006). Asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu memperoleh keuntungan pribadi. Sehingga, manajer dapat melakukan manajemen laba (earnings management) untuk menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agent dapat memengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba (Godfrey et al., 2010). Fenomena inilah yang memotivasi manajemen untuk bersikap oportunistik untuk melakukan manajemen laba baik sebelum dan pada saat penawaran (Gumanti, 2000). Motivasi manajemen melakukan menajemen laba dijelaskan dalam teori akuntasi positif oleh Watts dan Zimmerman. Dalam teori akuntansi positif Watts dan Zimmerman (1986) dalam Watts dan Zimmerman (1990) menjelaskan mengenai penelitian akuntansi dan perilaku pasar modal yang difokuskan pada alasan oportunistik perusahaan dalam hal memilih metode akuntansi tertentu, atau pada alasan efisiensi yaitu metode akuntansi dipilih untuk mengurangi biaya kontrak antara perusahaan dan stakeholder-nya. Teori ini menghasilkan tiga hipotesis teori akuntansi positif yaitu: hipotesis rencana bonus, hipotesis perjanjian hutang, dan hipotesis biaya politik. Pertama, hipotesis rencana bonus (bonus plan hypothesis) membicarakan tentang hubungan pemilihan metode akuntansi dengan rencana bonus manajer. Manajer akan memilih menggunakan prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan laba untuk periode mendatang ke periode sekarang atau dikenal dengan income smoothing. Hal ini juga akan dilakukan manajer jika besar bonus yang akan didapat manajer didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan. Manajer akan memilih
6 metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba sehingga meningkatkan pula bonus yang akan diperoleh. Kedua, hipotesis perjanjian hutang (debt covenant hypothesis) yakni persyaratan perjanjian hutang yang harus dipenuhi perusahaan mencakup kesediaan debitur untuk mempertahankan rasio-rasio akuntansi dan batasan-batasan lain yang dikaitkan dengan data akuntansi perusahaan. Jika persyaratan tersebut dilanggar, perusahaan akan dikenakan sanksi pembatasan atas pembayaran dividen atau pembatasan penambahan hutang. Laba yang tinggi diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat perjanjian hutang. Ketiga, hipotesis biaya politik (political cost hypothesis) yang menyatakan bahwa perusahaan yang berhadapan dengan biaya politik cenderung untuk menurunkan laba dengan tujuan meminimalkan biaya politik yang mereka tanggung. Manajemen laba cenderung digunakan untuk mengatasi persaingan dengan perusahaan asing. Untuk memperoleh proteksi tersebut, perusahaan akan memilih kebijakan akuntansi yang menurunkan laba, sehingga akan terlihat laba mereka menurun sebagai akibat dari persaingan dengan perusahaan asing. Sesuai dengan hipotesis teori akuntansi positif yang dikemukan oleh Watts dan Zimmerman (1986) dalam Watts dan Zimmerman (1990) manajer akan mengharapkan imbalan dari manajemen laba yang dilakukan. Mulford dan Comiskey (2010: 3) menyimpulkan seringkali imbalan yang diharapkan dalam manajemen laba adalah kenaikan harga saham. Bagi beberapa manajer lain, imbalan yang diharapkan adalah kenaikan pada peringkat utangnya dan pengurangan biaya bunga pinjaman atau menciptakan pengunduran jatuh tempo utang dan pengurangan pembatasan dari pihak pemberi utang. Manajer yang lain menginginkan imbalan berupa bonus yang dihitung berdasarkan laba yang tercapai. Dan akhirnya, bagi perusahaanperusahaan terkemuka, motivasi memainkan angka-angka keuangan adalah agar biaya politik rendah, termasuk didalamnya menghindari peraturan yang berlaku atau dari pengenaan tarif pajak yang tinggi. Dengan fleksibilitas yang ada dalam GAAP
7 memungkinkan manajer untuk melakukan kebijakan akuntansi akrual (Ghosh dan Olsen, 2009). Manipulasi yang dilakukan oleh manajer atau dikenal dengan istilah earning management ini akan mengakibatkan penurunan kinerja (underperformance) setelah penawaran. Kondisi ini terjadi karena laba yang diumumkan saat IPO tampak relatif baik sehingga respon pasar menjadi positif. Dengan menggunakan pengukuran berbasis akrual pada 254 perusahaan Malaysia yang melakukan IPO pada periode ditemukan bukti yang kuat mengenai penurunan kinerja perusahaan pada tahun IPO dan tiga tahun setelah periode IPO. Penurunan kinerja operasi setelah IPO terkait dengan keberadaan manipulasi laba oleh manajer pada saat IPO dilakukan (Ahmad-Zaluki, 2008). Amin (2011) mengemukakan bahwa kasus kecurangan pelaporan keuangan yang terjadi pada perusahaan publik di berbagai belahan dunia, menunjukkan kualitas audit yang semakin menurun. Kasus Enron dan KAP Arthur Andersen, WorldCom, Xerox dan sebagainya yang terjadi di Amerika Serikat (AS), dicatat oleh Brooks sebagai bukti kegagalan manajemen korporasi maupun auditor dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya (Amin, 2011). Sebagai konsekuensi, di satu sisi, perusahaan publik kehilangan kepercayaan dari masyarakat akibat kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen (Arens et al., 2008). Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada tahun 2002, menerbitkan undang-undang yang dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act, guna memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan publik maupun integritas profesi akuntan publik akibat kasus kecurangan keuangan. Section 404 dalam sarbanes-oxley Act adalah mewajibkan auditor perusahaan publik untuk menegaskan laporan manajemen mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan (Arens et al., 2008). Di Indonesia kasus manajemen laba terjadi pada perusahaan-perusahaan besar. Beberapa kasus besar yang terjadi terkait mengenai audit failure pada perusahaan
8 PT Kimia Farma, PT Bank Lippo, PT Perusahaan Gas Negara, PT Indofarma, dan PT Ades Alfindo (Sulistiawan et al., 2011). Kasus pada PT Kimia Farma terjadi pada tahun 2002 yakni overstate sebesar Rp32,7 miliar, dimana 2,3% berasal dari penjualan dan sebesar 24,7% berasal dari laba bersih milik PT Kimia Farma. Kesalahan tersebut berasal dari overstate penjualan pada unit industri bahan baku, pada persediaan barang pada unit logistik sentral, pada persediaan barang dagangan, dan pada penjualan. Tahun 2002 PT Bank Lippo melakukan penerbitan laporan keuangan ganda yang memuat informasi berbeda, dimana laporan keuangan per 30 September 2002 yang ditujukan ke publik (diiklankan melalui surat kabar) tanggal 28 November 2002 berbeda dengan laporan keuangan per 30 September 2002 yang disampaikan ke BEJ pada 27 Desember Akibat adanya dua laporan dengan informasi yang berbeda, tim pemeriksa Bapepam melakukan penelahaan atas data dan dokumen terkait dan mengambil kesimpulan bahwa perbedaan tersebut hanya disebabkan oleh: (1) adanya penyesuaian penilaian kembali atas AYDA dan penyisihan penghapusan aset produktif (PPAP); (2) kurangnya prinsip kehati-hatian Bank LIPPO dalam mencantumkan kata diaudit dan opini wajar tanpa pengecualian pada surat kabar; dan (3) adanya kelalaian akuntan publik dalam menyampaikan peristiwa penting dan material mengenai AYDA Bank LIPPO pada Bapepam. Akibat kasus ini baik Bank LIPPO maupun KAP bersangkutan dikenakan sanksi. Kasus PT Ades Alfindo terungkap pada tahun 2004 ketika manajemen baru PT Ades menemukan inkonsistensi pencatatan atas penjualan Periode Manajemen melaporkan angka penjualan riil lebih rendah daripada yang sebenarnya terjadi. Hal ini luput karena dalam laporan keuangan yang disajikan PT Ades tidak memasukkan volume penjualan dalam laporan keuangan yang telah diaudit. Pada tahun yang sama juga PT Indofarma melakukan overstated dari nilai yang seharusnya dilaporkan, akibatnya mengacu pada penyajian laba yang lebih tinggi.
9 Berbeda dengan kasus PT Perusahaan Gas Negara yang melakukan pelanggaran prinsip pengungkapan laporan keuangan. Pelanggaran tersebut adalah menunda publikasi informasi material atas penurunan volume gas yang sudah diketahui manajemen sejak 12 September 2006, tetapi baru dipublikasikan pada bulan Maret Penurunan volume gas yang tidak dilaporkan sejak September 2006 tersebut telah memberikan informasi yang menyesatkan kepada investor. Audit diharapkan dapat mengurangi praktik manajemen laba. Akan tetapi kemampuan untuk mendeteksi manajemen laba tergantung pada kualitas audit tersebut. Kualitas audit ini dapat dikendalikan dengan memastikan bahwa KAP memiliki independensi dan kompetensi dalam melaksanakan audit maupun jasa-jasa yang lain hingga menarik kesimpulan tentang laporan keuangan (Arens et al., 2008: 35). Zhou dan Elder (2004) menemukan bahwa KAP kelompok Big 5 dan KAP Spesialis Industri sangat membatasi teknik manajemen laba bagi Perusahaan yang IPO di Amerika Serikat (AS). Selanjutnya Chen et al. (2005) menemukan bahwa Auditor Big 5 dapat mengurangi manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Taiwan. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa kualitas auditor yang lebih tinggi mampu mengurangi manajemen laba pada saat perusahaan IPO. Lai (2009) menegaskan bahwa perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi akan melakukan discretionary accruals namun hal ini dapat dicegah dengan mempekerjakan Auditor Big 5. Dari bukti ini dapat disimpulkan bahwa kualitas audit yang lebih rendah berhubungan dengan fleksibilitas akuntansi yang lebih tinggi. Penelitian teoritis menunjukkan bahwa auditor memegang peranan yang penting dalam menekan pengaruh negatif dari asimetri informasi dalam proses IPO. Pada saat perusahaan melakukan IPO, BEI mewajibkan untuk melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit. Maka untuk meningkatkan kualitas informasi keuangan yang dapat meningkatkan harga saham pada saat IPO (Mulford dan Comiskey, 2010:
10 3) perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi akan mempekerjakan auditor Big 5 (Lai, 2009). DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Menurut Francis (2004) kualitas audit diartikan sebagai sikap objektif dan skeptisme auditor. Arens et al. (2008: 42-45) mendefinisikan kualitas pribadi auditor yakni kompetensi dan independensi sebagai kapasitas auditor eksternal untuk mendeteksi kesalahan. Dalam mekanisme corporate governance, kualitas audit berhubungan dengan konflik keagenan. Konflik keagenan merupakan pertentangan kepentingan yang terjadi di antara manajer, direktur, dan pemegang saham (shareholder). Pertentangan ini muncul karena adanya keinginan dari para manajer untuk memaksimalkan tingkat kepuasannya sendiri, sedangkan di pihak lain pemegang saham juga menginginkan hal yang sama. Dengan adanya kualitas audit yang baik, maka akan tercipta suatu pengendalian seperti preventive control, detective control, dan reporting control dalam perusahaan (Luhgiatno, 2008). Opini KAP menjadi sumber informasi bagi pihak di luar perusahaan dalam mengambil keputusan. KAP yang berkualitas dapat menjamin bahwa laporan yang dihasilkan dapat diandalkan. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran KAP dan spesialisasi KAP. Menurut Zhou dan Elder (2004), ukuran KAP yang diproksikan dengan KAP Big 5 memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non Big 5. Hal ini juga konsisten dengan penelitian sebelumnya (Chen et al., 2005; Johl et al., 2007; Guna dan Herawaty, 2010; dan Gerayli et al., 1993) yang menyatakan bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP menunjukkan bahwa KAP besar (Big N) memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan kualitas audit yang diberikan oleh KAP kecil (non Big N). Sedangkan terkait dengan spesialisasi auditor mengalami variasi dalam setiap penelitian yang dilakukan. Menurut Zhou dan Elder (2004) auditor spesialisasi industri dapat meminimalkan manajemen laba pada tahun perusahaan melakukan penawaran ekuitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan
11 oleh Johl et al. (2007) menemukan bahwa spesialisasi industri belum tentu dapat meminimalkan akrual diskresioner. Hasil penelitian yang terkait mengenai manajemen laba pada saat IPO oleh Zhou dan Elder (2004) menemukan Auditor Big 5 dan auditor spesialisasi industri dapat meminimalkan manajemen laba pada saat IPO. Di Indonesia, penelitian terkait IPO yang dilakukan oleh Wimboweni (2007) menemukan bahwa motivasi manajemen laba yang diproksikan dengan hipotesis teori akuntansi positif menunjukkan hanya biaya politik yang akan memengaruhi manajemen laba. Sedangkan kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP dan spesialisasi industri terbukti negatif dalam praktik manajemen laba. Dengan mengacu dari beberapa penelitian diatas, penelitian ini akan menggunakan data perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia pada tahun pada indeks papan utama. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa manfaat kualitas audit dapat mengurangi meminimalkan manajemen laba yang terjadi pada perusahaan yang melakukan IPO. Objek penelitian ini difokuskan pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia pada tahun Pemilihan perusahaan didasarkan pada perusahaan yang sudah Go Public, karena perusahaan-perusahaan tersebut diwajibkan melaporkan laporan keuangan yang berkualitas kepada publik. Oleh karena itu, permasalahan utama dalam penelitian ini akan terkait apakah motivasi manajemen laba dan kualitas audit berpengaruh pada praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan yang IPO di Indonesia pada tahun Berdasarkan permasalahan tersebut, ada lima pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini: 1. Apakah ukuran auditor berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO?
12 2. Apakah auditor spesialisasi industri berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO? 3. Apakah rencana bonus berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO? 4. Apakah perjanjian hutang berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO? 5. Apakah biaya politik berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO? 1.3 Tujuan Penelitan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran auditor terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. 2. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh auditor spesialisasi industri terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. 3. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh rencana bonus terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. 4. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh perjanjian hutang terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. 5. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh biaya politik terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyediakan bukti empiris tentang pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen laba terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. Selain itu hasil penelitian ini juga
13 diharapkan memberikan kontribusi pada pengembangan literatur di bidang auditing, khususnya dengan kebutuhan akan jasa auditing dengan kualitas tinggi yang diberikann oleh KAP Big 4 dan KAP spesialisasi industri pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia Kegunaan Praktis Bagi Auditor, Calon Auditor, dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara praktis terhadap auditor dan calon auditor dalam memahami kebutuhan jasa audit pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia mengenai kebutuhan jasa audit yang berkualitas. Bagi KAP dapat meningkatkan kualitas auditornya untuk menjadi auditor yang independen dan dapat menghasilkan audit yang berkualitas serta dapat mendeteksi dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan perusahaan Bagi Perusahaan Kualitas audit yang baik merupakan hal yang penting dan menjadi kebutuhan perusahaan, utamanya perusahaan yang akan melakukan IPO di Indonesia. Perusahaan dapat meningkatkan kualitas audit laporan keuangan dengan menggunakan KAP yang memberikan kualitas audit yang baik untuk mengaudit laporan keuangannya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel independen untuk dianalisis pengaruhnya terhadap praktik manajemen laba. Variabel independen tersebut yang pertama adalah kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP dan auditor spesialisasi industri. Variabel independen yang lain adalah motivasi manajemen laba yang diproksikan dengan rencana bonus, perjanjian hutang, dan biaya politik. Sedangkan variabel dependen praktik manajemen laba akan diproksikan dengan
14 tingkat discretionary accruals. Penentuan variabel ini berdasarkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wimboweni (2007). Analisis variabel tersebut dilakukan dengan mengambil sampel pada perusahaan yang melakukan IPO pada periode di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada indeks papan utama. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB I Berisi pendahuluan yang berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Berisi tinjauan pustaka yang menguraikan landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan hipotesis. BAB III Berisi metode penelitian yang menguraikan variabel penelitian dan definisi operasional variabel, jenis dan metode pengumpulan data, penentuan populasi dan sampel, dan alat analisis. BAB IV Berisi hasil dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan, yaitu terdiri dari deskripsi dari objek penelitian, analisis data dan pembahasan atas hasil analisis data. BAB V Berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan serta keterbatasan dan saran yang dapat dipertimbangkan terhadap hasil penelitian.
15 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipotesis rencana bonus, hipotesis perjanjian hutang, hipotesis biaya politik, ukuran auditor, dan auditor spesialisasi industri terhadap praktik manajemen laba pada saat IPO saham utama tahun Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh variabel ukuran auditor (DKAP) terhadap praktik manajemen laba (DA) pada perusahaan yang melakukan IPO pada saham utama tahun dengan nilai signifikansi sebesar 0,023 di mana nilai tersebut kurang dari α = 0,05 (0,023 < 0,05). Hipotesis ukuran auditor menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4 melaporkan discretionary accruals yang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big Terdapat pengaruh variabel auditor spesialisasi industri (DSPIND) terhadap praktik manajemen laba (DA) pada perusahaan yang melakukan IPO pada saham utama tahun dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 di mana nilai tersebut kurang dari α = 0,05 (0,000 < 0,05). Hipotesis auditor spesialisasi industri menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri melaporkan discretionary accruals yang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh auditor yang bukan spesialisasi industri. 3. Tidak terdapat pengaruh variabel rencana bonus (SALARY) terhadap praktik manajemen laba (DA) pada perusahaan yang melakukan IPO pada saham utama tahun dengan nilai signifikansi sebesar 0,960 di mana nilai tersebut lebih dari α = 0,05 (0,960 > 0,05). Hal ini terjadi karena hipotesis rencana bonus diukur menggunakan beban gaji total karyawan dan bukan dengan menggunakan kompensasi atau bonus manajemen.
16 4. Terdapat pengaruh variabel perjanjian hutang (LEV) terhadap praktik manajemen laba (DA) pada perusahaan yang melakukan IPO pada saham utama tahun dengan nilai signifikansi sebesar 0,034 di mana nilai tersebut kurang dari α = 0,05 (0,034 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus bergantung pada manajemen laba untuk keamanan perjanjian hutang. 5. Tidak terdapat pengaruh variabel biaya politik (SIZE) terhadap praktik manajemen laba (DA) pada perusahaan yang melakukan IPO pada saham utama tahun dengan nilai signifikansi sebesar 0,928 di mana nilai tersebut lebih dari α = 0,05 (0,928 > 0,05). Ukuran perusahaan yang besar tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran sebagai berikut. 1. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel-variabel yang mempengaruhi praktik manajemen laba pada perusahaan seperti, hubungannya dengan mekanisme Good Corporate Governance, dan profitabilitas. 2. Penelitian selanjutnya dapat meneliti kejadian perusahaan yang lain seperti, hubungan kualitas audit dengan manajemen laba pada saat pergantian CEO atau hubungan kualitas audit dengan manajemen laba pada saat terbit peraturan atau kebijakan baru (undang-undang atau standar akuntansi yang berubah). 3. Penelitian selanjutnya dapat meneliti periode sebelum ataupun sesudah IPO, sehingga dapat dibandingkan hubungan manajemen laba dan kualitas audit pada periode-periode tersebut. 4. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan ukuran kualitas audit menggunakan variabel yang lain seperti kesesuaian pemeriksaan dengan standar auditing,
17 keterlibatan pimpinan audit terhadap pemeriksaan audit, ataupun pelaksanaan pekerjaan lapangan dengan tepat. 5. Perhitungan auditor spesialisasi industri dapat menggunakan metode yang lainatau dengan cut off presentase yang berbeda. 6. Variabel rencana bonus (SALARY) sebaiknya diukur dengan menggunakan total bonus manajemen bukan total gaji karyawan sehingga lebih mewakili hipotesis rencana bonus. 5.3 Keterbatasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut. 1. Variabel yang mewakili hipotesis rencana bonus menggunakan beban gaji karyawan secara total hingga variabel rencana bonus (SALARY) tidak signifikan. 2. Penelitian ini hanya meneliti manajemen laba yang dilakukan perusahaan hanya pada periode IPO dan tidak meneliti periode sebelum ataupun setelah IPO sebagai perbandingan. 3. Penelitian ini hanya mengukur pengaruh kualitas audit dengan variabel ukuran auditor dan auditor spesialisasi industri, tanpa menggunakan ukuran kualitas audit yang lain. 4. Pengukuran spesialisasi industri pada auditor menggunakan rasio dan tidak dilakukan dengan metode yang lebih akurat.
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan. aktivitasnya, baik dalam segi mengembangkan pangsa pasar dan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan aktivitasnya, baik dalam segi mengembangkan pangsa pasar dan bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laba. Sehingga informasi yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sumber informasi dalam kegiatan ekonomi. Perusahaan membutuhkan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan dan strategi perusahaan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa pengungkapan informatif dalam laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit yang baik ditandai dengan adanya pelatihan serta keahlian industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas audit yang baik ditandai dengan adanya pelatihan serta keahlian industri yang dimiliki oleh para personel KAP (Geiger dan Rama, 2006). KAP dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai pengganti SFAC No. 1 menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha telah merambah ke berbagai negara termasuk Indonesia. Dampak dari persaingan tersebut memberikan konsekuensi yang positif maupun negatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang dilakukan pihak yang berwenang seperti manajer dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri informasi antara manajer dengan investor atau calon investor. Manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas yaitu untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas yaitu untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan go public. Laporan keuangan harus mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kantor akuntan publik juga untuk menjamin informasi yang diberikan. pihak pengguna laporan keuangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan modal sangat diperlukan oleh perusahaan untuk meningkatkan usahanya, terutama dalam menghadapi persaingan usaha sekarang ini. Perusahaan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. tambahan modal bagi perusahaan yang telah berada pada tahapan start up, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MENEJEMEN LABA STUDI PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA
ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MENEJEMEN LABA STUDI PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA Tesis Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi Diajukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan hasil kegiatan operasional pada satu periode tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Informasi mengenai laba rugi yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai media komunikasi, laporan keuangan harus dapat mempertemukan dua kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan keberadaan perusahaan go public. Maka dari itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi bagi pihak eksternal yang dapat membantu dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba adalah laporan keuangan. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi dipasar modal indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk keperluan modal usaha maupun untuk perluasan usahanya. Ekspansi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama setahun buku bersangkutan. Seluruh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent
11 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) merupakan suatu kontrak yang terjadi antara principal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan akhir-akhir ini mengalami suatu kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja seseoarang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegagalan auditor dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dalam mengaudit suatu perusahaan menyebabkan sikap skeptis pada masyarakat. Keberhasilan dan kinerja seseoarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan keuangan yang baik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (Agency Theory) Praktik manajemen laba tidak dapat dipisahkan dari adanya teori keagenan dan asimetri informasi. Teori keagenan adalah teori
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak luar korporasi. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bagi masyarakat sudah dikenal luas, penggunaannya, istilah yang dipakai, dan untuk sebagaian orang sudah menjadi kebutuhan, baik dalam dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen laba sebagai suatu proses pengambilan langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi berterima umum baik di dalam maupun luar batas General
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik income smoothing (perataan laba) bukanlah hal baru yang terjadi di tengah perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Indonesia menunjukkan peningkatan dengan semakin banyaknya perusahaan. Perusahaan ini dalam berkembangnya memerlukan permodalan, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan yaitu untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batas lagi, segala aspek kehidupan dapat saling terkait dan mempengaruhi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hubungan antar negara di dunia saat ini dapat dikatakan tidak memiliki batas lagi, segala aspek kehidupan dapat saling terkait dan mempengaruhi. Globalisasi telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen (Schipper dan Vincent,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena teori ini merupakan teori yang menjelaskan praktik manajemen laba dalam
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Akuntansi Positif Teori Akuntansi Positif sangat erat kaitannya dengan praktik manajemen laba, karena teori ini merupakan teori yang menjelaskan praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, seperti informasi mengenai likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan seharusnya dapat memberikan gambaran kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan yang sebenarnya kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang listing di bursa efek merupakan suatu hal yang wajib dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi terkait posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai informasi
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi berasumsi bahwa semua individu akan bertindak untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Agen diasumsikan akan menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan mengenai pencatatan transaksitransaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penilaian yang tepat terhadap perusahaan merupakan hal yang wajar bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian penilaian tersebut biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang baik akan menjadi informasi dalam pengambilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh perusahaan baik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maupun tidak. Perusahaan membutuhkan auditor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan diharuskan melakukan pencatatan dan pelaporan yang wajib dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi
Lebih terperinciBAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk memperluas usahanya, hal ini dilakukan dengan mengadakan ekspansi. Untuk melakukan ekspansi ini perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008)
Lebih terperinciBab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model
Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Agresivitas Pajak Perusahaan Perusahaan menganggap pajak sebagai sebuah tambahan beban biaya yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dunia usaha berkembang pesat. Seluruh perusahaan saling berpacu bersaing dengan yang lain, mereka berjuang untuk memperebutkan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan menyajikan secara terstruktur posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas atau perusahaan. Sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk menunjukkan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu, dibutuhkan kualitas laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen mempunyai kewajiban untuk membuat laporan keuangan karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang ditandai dengan masuknya dana-dana asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan pada periode tertentu dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
Lebih terperinciOleh: Doan Tegar Prastyawan, Dr. Erwin Saraswati, Ak.,CPMA.,CSRS.,CA.
PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAN DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011) Oleh: Doan Tegar Prastyawan, Dr. Erwin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penipuan dan skandal keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Toshiba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Penipuan dan skandal keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Toshiba, sebuah perusahaan berbasis elektronik tinggi yang bermarkas di Tokyo, Jepang menjadi pusat perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya, karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham
BAB 1 PENDAHULUAN Suatu perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya memerlukan tambahan modal. Salah satu cara perusahaan memperoleh tambahan modal adalah dengan menawarkan saham perusahaan pada publik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia pasar modal mengalami perkembangan yang pesat. Pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan memiliki suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Untuk mendapatkan modal yang besar, banyak perusahaan yang memilih untuk go publik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mempertahankan eksistensi dan mengembangkan usaha pada persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan pada umumnya membutuhkan dana yang besar, baik
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak membawa perubahan, kemajuan teknologi dan perkembangan dunia usaha dalam memasuki pasar bebas mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan suatu perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi, yaitu sebagai penyedia dana jangka panjang yang mempertemukan antara pihak penyedia
Lebih terperinciPENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah catatan informasi perusahaan yang berisi datadata keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah alat pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti pemegang saham, investor, kreditor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. mendapatkan manfaat privat manajer atau meningkatkan nilai perusahaan.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang melakukan go public. Salah satu alasan mengapa perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Para auditor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap investor pasti menginginkan investasi yang memberikan return yang
B A B I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap investor pasti menginginkan investasi yang memberikan return yang menjanjikan dengan risiko yang rendah. Sebelum melakukan investasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak eksternal untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Informasi laba ini dapat mempengaruhi investor,
Lebih terperinciakuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
14 keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan cerminan dari kondisi yang sebenarnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cerminan dari kondisi yang sebenarnya pada periode tertentu. Laporan keuangan berguna untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban yang dilakukan oleh manajemen perusahaan kepada para stakeholder. Laporan keuangan pada dasarnya menyajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Setiap tahun perusahaan menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pihakpihak eksternal seperti : investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada calon investor
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat di mana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah informasi laba dalam laporan laba rugi (Ningsaptiti,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang merupakan sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pelaporan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pelaporan keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal
Lebih terperinci