PENGARUH ADANYA MANAGER TERHADAP PERKEMBANGAN UNIT USAHA KUD SANE DI KELURAHAN RANTEPAO KECAMATAN RANTEPAO KABUPATEN TANAH TORAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH ADANYA MANAGER TERHADAP PERKEMBANGAN UNIT USAHA KUD SANE DI KELURAHAN RANTEPAO KECAMATAN RANTEPAO KABUPATEN TANAH TORAJA"

Transkripsi

1 PENGARUH ADANYA MANAGER TERHADAP PERKEMBANGAN UNIT USAHA KUD SANE DI KELURAHAN RANTEPAO KECAMATAN RANTEPAO KABUPATEN TANAH TORAJA ELIESER LANDE Dosen Universitas Kristen Paulus Abstrak Penelitian ini berjudul pengaruh budaya manager terhadap perkembangan unit usaha. KUD Sane Kelurahan Rantepao Kecamatan Rantepao Kabupaten Tana Toraja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh adanya manager terhadap perkembangan usaha KUD Sane Rantepao. Dari hasil analisis dapat kami simpulkan bahwa perkembangan KUD Sane selama lima tahun terakhir di tinjau dari perkembangan jumlah anggota, modal dan sisa hasil usaha, rata - rata menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun di lihat dari segi volume usaha rata - rata mengalami penurunan setiap tahun. Ini disebabkan karena ada beberapa unit usaha yang mengalami gangguan, bahkan ada yang di hentikan. Kata Kunci: Budaya manager,kud PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai peningkatan lahir dan batin secara adil dan merata. Dalam rangka pembangunan nasional secara keseluruhan, maka demokrasi ekonomi harus diwujudkan. Karena demokrasi ekonomi itulah yang dikehendaki oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menegaskan bahwa : "Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan". Bangun perusahaan yang sesuai itu adalah koperasi. (UUD 1945, 1988;46). Koperasi itu sendiri didalam pembangunan dan pengembangannya memerlukan berbagai bentuk pengelolaan agar peranan koperasi dalam meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat menjadi semakin besar, karena kemakmuran masyarakat yang diutamakan. Pembangunan perkoperasian di Indonesia merupakan bagian dari usaha pembangunan nasional secara keseluruhan, oleh karena itu maka koperasi harus kita bangun untuk menciptakan usaha rakyat dengan azas kekeluargaan. Dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi, koperasi harus makin ditingkatkan dan dikembangkan kemampuannya serta dibinda dan dikelola secara efisien. Sejalan dengan itu didalam Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 4 tahun 1984 yang dinyatakan dalam Departemen Koperasi bahwa: a. Koperasi Unit Desa (KUD) dibentuk oleh warga desa dari suatu desa atau sekelompok desa-desa yang disebut unit desa, yang dapat merupakan satu kesatuan ekonomi masyarakat terkecil. b. Pembangunan KUD diarahkan agar KUD dapat menjadi pusat pelayanan kegiatan perekonomian di daerah pedesaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan dibina serta dikembangkan secara terpadu. (Departemen Koperasi, 1984;19). Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran pembangunan serta pengembangan koperasi/kud seperti tersebut di atas secara berhasil guna dan berdaya guna dalam mewujudkan demokrasi ekonomi yang dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi masyarakat yang mandiri dan pertumbuhannya berakar di dalam masyarakat, maka perlu JAM No. 1 Vol. 8 Mei

2 ISSN: adanya tenaga-tenaga yang terampil dan profesional untuk mengelola usaha-usaha koperasi tersebut. Dalam upaya mengelola dan mengembangkan koperasi, maka di dalam UU No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian pasal 23 a/at (2) ditegaskan bahwa : "Pengurus dapat mempekerjakan seorang atau, beberapa orang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari". (UU. No. 12 Tahun 1967 pasal 23 ayat (2) tentang Pokokpokok Perkoperasian, 1989;57). Sesuai dengan pernyataan di atas, maka untuk mengelola dan mengembangkan Koperasi Unit Desa di perlukan tenaga manajer yang profesional melaksanakan kegiatan yang sudah ada pada koperasi tersebut. Sedangkan pengurus koperasi hanya membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan yang kemudian di serahkan kepada manajer untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha. Manajer ini bekerja di bawah pengawasan pengurus. oleh karena itu seorang manajer adalah orang yang menerima tanggung jawab dan memberikan sumbangannya kearah hasil-hasil akhir koperasi. Tugas seorang manajer mencakup tanggung jawab yang maksimum dan memberikan sumbangan yang maksimum pula. Untuk itu maka peranan manajer lebih penting dalam menjalankan usaha, serta memerlukan kecakapan dan keahlian dibidang pengelolaan usaha. TINJAUAN PUSTAKA Dalam rangka memperkokoh, mengembangkan serta meningkatkan kemampuan koperasi/kud sehingga benarbenar dapat menjadi utama kegiatan ekonomi pedesaan oleh warga desa sendiri, maka manajemennya harus dijalankan dengan baik. Untuk mewujudkan demokrasi ekonomi agar koperasi tumbuh dan berkembang menjadi lembaga ekonomi masyarakat yang mandiri, maka diperlukan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam mengelola kegiatan koperasi. Karena berhasil tidaknya suatu koperasi bisa disebabkan oleh kemampuan dan ketrampilan tenaga-tenaga pengelolanya. Koperasi Unit Desa (KUD) adalah organisasi ekonomi yang berada di tangan masyarakat pedesaan serta diatur oleh mereka sendiri, dengan sendirinya harus mempunyai perlengkapan organisasi koperasi. Elieser, Pengaruh Adanya Manager Dengan melihat begitu besarnya peranan manajer dalam mengelola unit usaha pada KUD Sane Rantepao, maka sangat diperlukan adanya manajer yang cakap dan tangguh serta mempunyai wawasan yang luas dalam mengelola usaha yang ada pada KUD tersebut. Keahlian manajer sangat menentukan segala aktivitas organisasi koperasi terutama yang berkaitan dengan pengembangan usaha, sangat diperlukan seorang manajer yang cakap dan tanggap terhadap berbagai persoalan yang dijumpai di lapangan. Setiap manajer koperasi bertanggung jawab dalam mengatasi hal - hal yang berkaitan dengan pengelolaan unit usaha, maka dituntut kesungguhan manajer dalam menerapkan fungsi manajemen. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh adanya manajer terhadap perkembangan usaha KUD Sane Rantepao. Mengingat luasnya permasalahan yang dikemukakan diatas, berikut ini dirumuskan sub-sub masalah sebagai berikut: a. Seberapa jauh manajer berupaya mengembangkan KUD Sane Rantepao. b. Apakah dengan adanya manajer KUD Sane lebih mengalami perkembangan usaha. Sehubungan dengan itu menurut Arifinal Chaniago perlengkapan organisasi koperasi adalah: a. Anggota yang merupakan kekuasaan tertinggi. b. Pengurus, membuat keputusan rapat anggota. c. Badan Pemeriksa, mengawasi kegiatan Koperasi. d. Manajer dan karyawan yang berfungsi penuh melaksanakan tugas kegiatan sehari-hari. (Arifinal Chaniago, 1978:56) Pendapat lain mengatakan alat-alat perlengkapan organisasi koperasi terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus dan Badan Pemeriksa, (Departemen Koperasi, 1985 :161). Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa alat perlengkapan organisasi koperasi adalah: Rapat Anggota, 2 JAM No. 1 Vol. 8 Mei 2015

3 Elieser, Pengaruh Adanya Manager ISSN: Pengurus dan Badan Pemeriksa. Sebab menurut pendapat Arifinal Chaniago itu termasuk yang sudah mampu berkembang, tetapi bagi koperasi yang belum mampu membayar manajer profesional masih banyak mempergunakan sistem pengurus harian sebagai pengelola operasional koperasi. Bagi koperasi yang sudah mampu tumbuh dan berkembang untuk melaksanakan kegiatan usaha sehari-hari di lakukan oleh manajer yang dibantu oleh karyawankaryawan sesuai dengan unit usaha koperasi tersebut. Manajer itu diangkat oleh penguruspengurus koperasi, dalam gerak pelaksanaannya manajer bertanggungjawab kepada pengurus. Manajer juga harus mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapi oleh koperasi tersebut, agar koperasi itu dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan. Yang dimaksud dengan manajer adalah pegawai koperasi yang melaksanakan seluruh kegiatan usaha koperasi dengan jalan menggerakkan seluruh karyawan koperasi yang bersangkutan (Departemen koperasi, 1985:234). Sedangkan menurut Ima Suwandi manajer adalah orang yang bertanggungjawab atas jalannya koperasi sehari-hari.(ima Suwandi, 1982:21). Dari kedua pernyataan diatas dapatlah disimpulkan bahwa seorang manajer adalah pegawai koperasi yang diangkat oleh pengurus untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha koperasi dengan menggerakkan seluruh karyawan, dan bertanggungjawab kepada pengurus atas jalannya usaha koperasi seharihari. Tanggungjawab tersebut didasarkan pada tugas yang dibebankan dan wewenang yang dilimpahkan oleh pengurus, oleh karena itu maka peranan seorang manajer dalam management sangat menentukan. Seorang manajer dituntut kesungguhannya dalam menerapkan fungsifungsi management. Sejalan dengan itu menurut T. Gilarso fungsi managemen yang harus dilaksanakan oleh seorang manager koperasi/kud adalah: a. Perencanaan (planning) b. Pengorganisasian (organizing) c. Pengarahan (directing) d. Koordinasi (coordinating) e. Pengawasan (controlling)". (T. Gilarso, 1989;73) Dari kelima fungsi managemen tersebut diharapkan manajer dapat pengelola unit usaha secara berdaya guna dan berhasil guna, sehingga pengembangan usaha dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Selanjutnya pendapat T. Gilarso di atas didukung oleh Ima Suwandi bahwa fungsi manajer dapat dikatakan melaksanakan fungsi management secara utuh dan bulat yang meliputi: Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dimana menggerakkan personel dan staffing merupakan inti kegiatan, koordinasi dan pengawasan, baik di bidang usaha maupun organisasi pelaksanaan. (Ima Suwandi, 1982:21). Suatu hal yang perlu kita ketahui bahwa dalam usaha mengelola KUD, maka peranan manajer dapat dikatakan menjalankan fungsi manajer. Hal ini dapat kita lihat pada pendapat Direktorat Jenderal Koperasi (Ibnus Soejono) bahwa fungsi manajer adalah: a. Melakukan kegiatan usaha yang dipercayakan dan dikuasakan kepadanya oleh pengurus. b. Memimpin dan mengkoordinasikan pekerjaan para karyawan yang berada di bawah pimpinannya. c. Bertanggung jawab seluruh tugasnya kepada pengurus. Kalau kita telaah pendapat tersebut maka peranan manajer sangat menentukan dalam kegiatan usaha, dimana selain menjalankan fungsi management dan fungsi manajer itu sendiri yang dikemukakan di atas, berarti tugas seorang manajer dalam perusahaan khususnya koperasi itu sangat erat. Oleh sebab itu maka seorang manajer harus dipilih dari orang yang sudah profesional dan berpengalaman di bidangnya. Apabila seorang manajer dalam mengelola unit usaha pada koperasi dapat memberikan hasil sesuai dengan apa yang diinginkan koperasi, maka tidaklah diragukan lagi wewenang dan kuasa yang dilimpahkan pengurus kepadanya. Koperasi sebagai badan usaha yang mengelola usahanya sesuai dengan kekuatan koperasi tersebut. Unit usaha yang dijalankan berkaitan atau yang menunjang kebutuhan para anggotanya. Atas dasar ketentuan dan jenis usaha yang diwujudkan dalam berbagai unit yang dapat dilakukan oleh koperasi, maka JAM No. 1 Vol. 8 Mei

4 ISSN: pelayanan kepada anggota sangat penting sekali. Di mana kebutuhan para anggota sehari-hari seperti pangan, sandang dan berbagai kebutuhan hidup lainnya. Kalau kebutuhan itu berwujud barang maka koperasi membuka toko atau dinamakan pemenuhan kebutuhan konsumsi. Begitu juga pada kelompok lain ada yang kebutuhannya berupa uang maka pemenuhan kebutuhan dari koperasi memberikan usaha simpan pinjam dan sebagainya. Untuk dapat menjalankan usaha dengan baik, manajer mengajukan usul pengangkatan karyawan koperasi pada pengurus, sesuai dengan kebutuhan riel dan kemampuan koperasi untuk membayar/menggaji karyawan. Hal ini harus didasarkan pada anggaran dan pendapatan yang telah disetujui rapat anggota, Antara manajer dan karyawan terdapat adanya hubungan kerja, hubungan ini manajer harus memperhatikan persyaratan calon karyawan tersebut. Kemudian karyawan yang diangkat oleh pengurus diberikan petunjuk/ pendidikan Elieser, Pengaruh Adanya Manager dalam gerak pelaksanaan usaha, serta melakukan pembinaan pengawasan langsung terhadap karyawan-karyawan yang berada di bawah koordinasinya sehingga suasana tertib dan gairah kerja yang tinggi tetap terpelihara. Manajer juga harus membimbing para karyawan agar mampu melaksanakan tugasnya, maka seorang manajer selain harus terampil dan paham dalam dunia usaha dia harus pula memiliki kemampuan mendidik karyawan dan mencium usaha yang dapat membantu manfaat yang banyak kepada koperasi. Dengan adanya wewenang dan tanggung jawab yang diberikan oleh pengurus kepada manajer pada KUD Sane Rantepao di harapkan manajer mampu mengembangkan usahanya dengan baik. Salah satu syarat yang paling dominan dan merupakan paling prinsip dasar dalam pelaksanaan kegiatan usaha adalah melakukan kegiatan dengan sungguhsungguh dan kontinyu, sehingga apa yang diinginkan oleh koperasi dapat tercapai dengan hasil yang maksimal dan biaya yang minim. METODE PENELITIAN Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus, pengawas, manajer, karyawan serta seluruh anggota KUD Sane Rantepao yang berjumlah 1685 orang. Sampel Mengingat jumlah populasi yang terlalu besar yang meliputi seluruh anggota KUD Sane Rantepao yang berjumlah 1685 orang, pengurus yang berjumlah 3 orang, pengawas yang berjumlah 2 orang dan karyawan 13 orang, sehingga sulit untuk mengadakan penelitian. Menurut Winarno "untuk menentukan jumlah sampel, dapat digunakan pedoman umum yaitu bila populasi cukup homogen dan jumlahnya dibawah 100 dapat digunakan sampel sebesar 50% dan diatas 100 digunakan sampel sebesar 15%". (Winarno Surakhmad,1991:14). Berdasarkan pendapat tersebut di atas dengan memperhatikan populasi yang cukup besar, maka diambil sampel sebesar 48 orang, yang terdiri dari 3 orang pengurus, 2 orang pengawas, 11 orang karyawan dan 32 orang anggota KUD. Teknik Perhitungan Analisa Data Untuk menganalisa data yang terkumpul dilakukan dengan perhitungan statistik. Dengan perhitungan tersebut diharapkan dapat diketahui pengaruh variabel tersebut diatas, mungkin berpengaruh, atau mungkin tidak ada pengaruhnya. Data dalam penelitian yang semula bersifat kwalitatif kemudian ditransformasikan menjadi kwantitatif dalam bentuk angka. Setiap item mengandung empat alternatif jawaban. Untuk jawaban kategori a, b, c dan d dijumlahkan dalam tabel distribusi angket, kemudian : pindahkan dalam tabel perhitungan melalui analisa masing-masing item. Untuk mengetahui HO ditolak atau diterima, maka hasil perhitungan dibandingkan dengan tabel Chi Kuadrat sebagai berikut: 4 JAM No. 1 Vol. 8 Mei 2015

5 Elieser, Pengaruh Adanya Manager ISSN: Keterangan : HASIL PENELITIAN 1. Unit Usaha KUD Sane Rantepao KUD Sane Rantepao dalam mengelola usahanya bergerak dalam beberapa bidang usaha atau unit usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota dan masyarakat sekitarnya, antara lain: a. Unit Usaha Waserda/Sembako b. Unit Usaha Simpan Pinjam c. Unit Usaha Saprotan d. Unit Usaha Listrik e. Unit Usaha Processing Kopi 2. Perkembangan Usaha KUD Sane Rantepao a. Perkembangan Anggota Salah satu hal yang menentukan perkembangan dan pertumbuhan serta keberhasilan suatu koperasi adalah besarnya jumlah pertambahan anggota dari tahun ke = Nilai kuadrat = Sigma atau jumlah Fo = Frekuensi observasi Fh = Frekuensi yang diharapkan X 2 tahun, karena pertambahan anggota berarti menambah modal dan volume usaha, sekaligus sebagai cermin keberhasilan suatu koperasi dimata masyarakat. Untuk mengupayakan penambahan anggota, KUD Sane menempuh jalan dengan melaksanakan penyuluhan-penyuluhan, bimbingan-bimbingan dan pembinaan kepada anggota dan masyarakat tentang manfaat menjadi anggota koperasi. Hal tersebut dilakukan dengan maksud agar masyarakat dapat menyadari akan manfaat yang bisa diperoleh dengan menjadi anggota KUD Sane Rantepao. Untuk melihat gambaran perkembangan anggota KUD Sane Rantepao dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Perkembangan Jumlah Anggota KUD Sane Rantepao Dari Tahun No. Tahun Jumlah Anggota Perkembangan , Anggota Persentase - 1,22 2,05-6,20 6,17 Jumlah ,24 Rata-rata 11,75 0,81 Sumber : Laporan RAT Tahun Buku KUD Sane Rantepao (Data Diolah Kembali) Dari tabel 1 di atas memberi gambaran kepada kita bahwa perkembangan anggota KUD Sane dari tahun ke tahun rata-rata mengalami peningkatan sebesar 11,75 anggota atau sebesar 0,81%. Walaupun pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 105 anggota atau 6,20%, ini disebabkan karena ada anggota yang sudah meninggal disamping itu sudah banyak anggota yang tidak aktif dan sebagian sudah tidak jelas alamat tempat tinggalnya karena pindah tugas dan pindah tempat tinggal. Untuk mendapatkan anggota yang rill maka pengurus beserta pengelola akan mengadakan pendataan anggota tetap kembali melalui koordinator kelompok. b. Perkembangan Modal, Volume Usaha dan SHU Koperasi bukan perkumpulan modal, tetapi merupakan perkumpulan orang-orang. Batasan ini sering menimbulkan pendapat yang sempit di kalangan masyarakat, bahwa kedudukan modal dalam koperasi tidaklah penting. Orang-orang yang berpendapat demikian jelas memandang koperasi sebagai JAM No. 1 Vol. 8 Mei

6 ISSN: alat sosial tanpa mengingat koperasi sebagai alat ekonomi. Perlu diketahui bahwa alat sosial dan alat ekonomi haruslah bersama-sama menjalankan usaha, dengan demikian modal mempunyai kedudukan vital, tetapi dengan pengertian bahwa modal tersebut tidak diberi arti yang lebih penting dari pada kepentingan orang-orang yang menjadi anggota. Dalam dunia usaha modal merupakan salah satu faktor produksi yang sangat menentukan perkembangan usaha. Semakin besar usaha, semakin besar jumlah modal dibutuhkan. Elieser, Pengaruh Adanya Manager Perkembangan usaha suatu koperasi memungkinkan bertambahnya modal dan dengan bertambahnya modal memungkinkan volume usaha akan meningkat sehingga terdapat kemungkinan SHU juga akan bertambah. SHU koperasi merupakan pendapatan koperasi dalam satu tahun buku dikurangi beban-beban dan kewajiban lainnya. Untuk melihat gambaran perkembangan modal, volume usaha dan Sisa Hasil Usaha KUD Sane Rantepao dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2 Perkembangan Modal, Volume Usaha dan SHU KUD Sane Rantepao Dari Tahun Tahun Modal Usaha Volume Usaha Sisa Hasil Usaha Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sumber : Laporan RAT Tahun Buku KUD Sane Rantepao Mengenai SHU rata-rata mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana jika dipersentasekan akan terlihat perkembangannya seperti pada tabel 5 berikut: Tabel 3 Persentase Perkembangan SHU KUD Sane Rantepao Dari Tahun No. Tahun SHU Perkembangan SHU Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Persentase - 58,44-80,26 53,37 70,98 Jumlah Rp ,53 Rata-rata Rp ,25 25,63 Sumber: Laporan RAT Tahun Buku KUD Sane Rantepao (Data diolah kembali) Berdasarkan tabel 3 di atas ternyata bahwa dari tahun SHU menunjukkan kenaikan yang menggembirakan. Dimana kenaikan setiap tahun rata-rata Rp ,25 atau sebesar 25,63%. Hal ini PEMBAHASAN disebabkan karena harga pokok penjualan mengalami penurunan dari tahun ke tahun dimana jumlah pembelian mengalami penurunan dari tahun ke tahun karena stok akhir selalu meningkat. 6 JAM No. 1 Vol. 8 Mei 2015

7 Elieser, Pengaruh Adanya Manager ISSN: Perkembangan dan keberhasilan suatu organisasi koperasi ditentukan oleh jumlah pertambahan anggota yang ditunjang oleh adanya manfaat yang dapat diperoleh dari unit-unit usaha yang dikelola oleh koperasi tersebut. Dengan adanya pertambahan anggota berarti memungkinkan bertambahnya modal usaha dan dengan bertambahnya modal memungkinkan volume usaha akan bertambah besar sehingga terdapat kemungkinan sisa hasil usaha akan meningkat. Pada tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa perkembangan anggota di KUD Sane Rantepao rata-rata 11,75 anggota atau sebesar 0,81% setiap tahun (dari tahun ). Demikian juga mengenai perkembangan modal usaha juga mengalami perkembangan setiap tahun. Namun sebaliknya volume usaha rata-rata mengalami penurunan setiap tahun, ini disebabkan karena unit usaha waserda menghadapi kuatnya persaingan dengan munculnya toko-toko swalayan, juga jumlah pupuk yang disalurkan mengalami penurunan, penagihan cicilan PLTS mengalami ke tidak lancaran karena kurangnya kesadaran pemakai dan adanya kerusakan disamping itu penagihan rekening listrik PLN telah disalurkan kembali pada pihak PLN. Dengan bertambahnya anggota setiap tahun menyebabkan modal bertambah dan walaupun volume usaha rata-rata mengalami penurunan setiap tahun toh juga KUD Sane Rantepao mampu meraih kenaikan SHU rata-rata sebesar Rp. 1, ,25 atau sebesar 25,63% setiap tahun (dari tahun ). Hal ini disebabkan karena harga pokok penjualan selalu mengalami penurunan setiap tahun dimana jumlah pembelian mengalami penurunan akibat stok akhir selalu meningkat (mengenai perkembangan modal, volume usaha dan SHU dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 di atas). Dari hasil analisa data di atas tentang tanggapan responden mengenai upaya manajer dalam melaksanakan tugasnya untuk mengembangkan KUD Sane Rantepao, setiap item yang dihitung dengan perhitungan statistik dalam bentuk chi kuadrat menghasilkan nilai yang lebih besar dari nilai dalam tabel chi kuadrat dengan taraf signifikansi 95% atau alpha 0,05%. Berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan pada Bab H di atas, berarti penelitian ini signifikan atau dengan kata lain hipotesa kerja diterima keberadaannya. Dengan melihat perkembangan anggota, modal usaha dan khususnya perkembangan SHU beserta hasil analisis data di atas, maka dapat dikatakan bahwa hipotesa kerja diterima dengan kata lain dengan adanya manajer di KUD Sane Rantepao berpengaruh terhadap perkembangan usaha KUD Sane Rantepao. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Dengan kehadiran manajer di KUD Sane Rantepao dapat dikatakan sudah memberi kontribusi terhadap perkembangan usaha koperasi. 2. Perkembangan KUD Sane Rantepao (dari tahun ) ditinjau dari perkembangan jumlah anggota, modal dan sisa hasil usaha rata-rata menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, namun dilihat dari segi volume usaha rata-rata menunjukkan penurunan setiap tahun. Ini disebabkan karena ada beberapa unit usaha yang mengalami gangguan bahkan ada yang dihapuskan. SARAN 1. Diharapkan kepada pengurus KUD Sane Rantepao agar lebih meningkatkan pengawasan dan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas manajer agar manajer benar-benar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, 2. Untuk dapat mengembangkan KUD Sane Rantepao pengurus dan manajer harus mampu melakukan berbagai pendekatan baik kepada anggota masyarakat dan pihak yang terkait di luar koperasi agar dapat meningkatkan unit usaha dalam koperasi. 3. Kepada manajer beserta stafnya diharapkan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan selalu memperhatikan perkembangan koperasi. DAFTAR PUSTAKA Kartono, Kartini, 1984, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni Bandung, Bandung. JAM No. 1 Vol. 8 Mei

8 ISSN: Elieser, Pengaruh Adanya Manager Nasih, Moh, 1984, Metode Peneltiian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Sutrisno Hadi, 1981, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Chaniago Arifinal, 1984, Perkoperasian Indonesia, Edisi ke-2, Angkasa Bandung, Bandung. Pramono Nindyo, 1986, Beberapa Aspek Koperasi Pada Umumnya dan Koperasi di Dalam Perkembangannya, Gunung Mulia, Yogyakarta. Purwanto, U, 1989, Petunjuk Praktis Tentang Cara Mendirikan dan Mengelola Koperasi di Indonesia, Aneka llmu Semarang, Semarang. Pandji Anoraga, dan Ninik Widiyanti, 1994, Manajemen Koperasi, Teori dan Praktek, Pustaka Jaya, Jakarta. Hasibuan, 1988, Manajemen Koperasi, Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran, Jakarta. Harsoyono Subyakto, Bambang Tri Cahyono, 1983, Ekonomi Koperasi, Liberty, Yogyakarta. UU, No. 12 tahun 1967, Tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, Jakarta. UU. No. 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian. UUD 1945, P-4, GBHN, Tap-Tap MPR, 1988, Pidato Pertanggung Jawaban Presiden/Mandataris, Bahan Penataran. Departemen Koperasi Jakarta, 1985, Koperasi Sebuah Pengantar. 8 JAM No. 1 Vol. 8 Mei 2015

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK 1 ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH Oleh Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK Tujuan penelitian adalah sebagai bahan kajian dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Koperasi merupakan lembaga bisnis dan suatu wadah yang cocok bagi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Koperasi merupakan lembaga bisnis dan suatu wadah yang cocok bagi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Koperasi Koperasi merupakan lembaga bisnis dan suatu wadah yang cocok bagi masyarakat ekonomi golongan lemah dalam meningkatkan usaha mereka sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut: Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdiri KUD Marga Bhakti

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdiri KUD Marga Bhakti 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdiri KUD Marga Bhakti Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat didaerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan badan usaha yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang tujuan utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI 4.1 Sejarah Singkat Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsipkoperasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkembangkan potensi perekonomian rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan demokrasi, kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan ekonomi, karena bidang ekonomi merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam mendorong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi mempunyai peran penting dalam tercapainya kesejahteraan bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi dalam kegiatannya memiliki dua karakter yang

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1978 TENTANG BADAN USAHA UNIT DESA/KOPERASI UNIT DESA ( BUUD/KUD ) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1978 TENTANG BADAN USAHA UNIT DESA/KOPERASI UNIT DESA ( BUUD/KUD ) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1978 TENTANG BADAN USAHA UNIT DESA/KOPERASI UNIT DESA ( BUUD/KUD ) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Dalam pasal 33 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa perekonomian

I. PENDAHULUAN Dalam pasal 33 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa perekonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pasal 33 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Sedangkan pasal 3 bagian kedua, tujuan, pada

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB VIII MANAJEMEN Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan Sunindhia, 2008). Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan membuat pengaruh yang besar khususnya dalam kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut memaksa orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas, karena keberhasilan seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas, karena keberhasilan seorang pemimpin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua perusahaan yang ada, karyawan merupakan aset penting yang wajib mereka jaga. Oleh karena itu bagi perusahaan yang khususnya bergerak dibidang jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya beragama Islam. Untuk memperdalam ilmu agama maka banyak

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya beragama Islam. Untuk memperdalam ilmu agama maka banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Untuk memperdalam ilmu agama maka banyak didirikan pondok pesantren diberbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Koperasi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional, yang dimiliki oleh orang atau sekelompok orang demi memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti dengan perkembangan berbagai kegiatan usaha. Sebagai dampak dari perkembangan tersebut maka

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Surya Tegowanu

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Surya Tegowanu BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Surya Tegowanu Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Surya Tegowanu yang berkedudukan di Jln. Gatot Subroto No.99 Tegoawanu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah berdiri pada tahun 1995 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dituntut untuk selalu tetap dapat eksis menghadapi kemajuan. lebih dahulu agar resiko kegagalan relatif kecil.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dituntut untuk selalu tetap dapat eksis menghadapi kemajuan. lebih dahulu agar resiko kegagalan relatif kecil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut peningkatan kinerja dari setiap orang. Begitu juga dengan keberadaan suatu organisasi. Organisasi dituntut untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Secara konstitusional Undang-undang Dasar 1945 dalam Pasal 33 ayat

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Secara konstitusional Undang-undang Dasar 1945 dalam Pasal 33 ayat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi, air dan ruang angkasa demikian pula segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah merupakan suatu karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh rakyat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Koperasi Ttani Sari Ngaglik sebagai pusat pelayanan perekonomian untuk menyalurkan

Lebih terperinci

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko) PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu lembaga yang sesuai dengan pembangunan masyarakat dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi memiliki

Lebih terperinci

MANAJEMEN KOPERASI Oleh: Annisa Ratna Sari, M.S.Ed

MANAJEMEN KOPERASI Oleh: Annisa Ratna Sari, M.S.Ed MANAJEMEN KOPERASI Oleh: Annisa Ratna Sari, M.S.Ed a. Pengertian Koperasi Koperasi merupakan sebuah lembaga keuangan yang cukup populer di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat bawah dan menengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI PETANI SAWIT RAKYAT (KPSR) MANGKE JAYA. A. Sejarah Singkat Koperasi Petani Sawit Rakyat (KPSR) Mangke Jaya

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI PETANI SAWIT RAKYAT (KPSR) MANGKE JAYA. A. Sejarah Singkat Koperasi Petani Sawit Rakyat (KPSR) Mangke Jaya BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI PETANI SAWIT RAKYAT (KPSR) MANGKE JAYA A. Sejarah Singkat Koperasi Petani Sawit Rakyat (KPSR) Mangke Jaya Koperasi Petani Sawit Rakyat (KPSR) Mangke Jaya beralamat di Dusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat yang dinamakan gerakan koperasi. perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat yang dinamakan gerakan koperasi. perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pandji Anoraga & Ninik Widiyanti (2003 : 1) koperasi lahir pada permulaan abad ke-19, sebagai reaksi terhadap sistem liberalisme ekonomi, pada waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Salah satu ciri positif yang dimiliki demokrasi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Salah satu ciri positif yang dimiliki demokrasi ekonomi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang dilaksanakan haruslah ditujukan untuk membangun manusia seutuhnya, hal ini berarti ekonomi yang telah dicapai bukanlah semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu iklim. pengembangan dan pemberdayaan Koperasi yang memiliki peran strategis

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu iklim. pengembangan dan pemberdayaan Koperasi yang memiliki peran strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan. Pembangunan perekonomian nasional bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan politik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha, maka perlu di jelaskan melalui kajian pustaka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap bentuk usaha baik profit maupun nonprofit memerlukan seorang pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik. Kebijaksanaan dan keputusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang

Lebih terperinci

Pembentukan koperasi menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 padal 6 ayat (1) dan (2) adalah sebagai berikut : Koperasi Primer.

Pembentukan koperasi menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 padal 6 ayat (1) dan (2) adalah sebagai berikut : Koperasi Primer. Manajemen Koperasi 2 Organisasi Pembentukan koperasi menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 padal 6 ayat (1) dan (2) adalah sebagai berikut : 20 orang Koperasi Primer Koperasi Primer Koperasi Sekunder

Lebih terperinci

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Nokwanti (0612035) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Prestasi merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 10. KOPERASILatihan Soal , 2, dan 3. 1, 2, dan 4. 2, 3, dan 4. 2, 3, dan 5. 3, 4, dan 5.

SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 10. KOPERASILatihan Soal , 2, dan 3. 1, 2, dan 4. 2, 3, dan 4. 2, 3, dan 5. 3, 4, dan 5. 1. Berikut ini adalah bagian dari koperasi : 1. Rapat Anggota Tahunan 2. Pengurus 3. Pengawas 4. Pembina 5. Anggota SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 10. KOPERASILatihan Soal 10.2 Dari data diatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, dan mandiri yang berakar dalam masyarakat serta mampu memajukan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, dan mandiri yang berakar dalam masyarakat serta mampu memajukan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Salah satunya adalah kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Salah satunya adalah kesulitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perkembangan yang pesat dalam dunia usaha ditandai oleh adanya perkembangan dalam ruang lingkup akivitas perusahaan yang menyebabkan manajemen menghadapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan transmigrasi diarahkan pada pembangunan daerah, keseimbangan penyebaran penduduk dan peningkatan mutu kehidupan penduduk di lokasi transmigrasi dan sekitarnya

Lebih terperinci

Jurnal Administratie

Jurnal Administratie Jurnal Administratie Edisi 1. September 213 Vol. 1 Jurnal Administratie http://ojs.unsimar.ac.id/index.php/administratie PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENYELENGGARAN PEMERINTAHAN DI KANTOR CAMAT PAMONA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 21 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan pembangunan di Indonesia, partisipasi dari semua sektor sangat diperlukan termasuk sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya berupa kemiskinan, tidak meratanya pemilikan sumber dana, sumber daya dan sumber informasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation, yang berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 90 BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat.

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat. BAB l PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan dunia pendidikan semakin besar, sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat. Dalam perekrutan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri yang merupakan motivasi pendiriannya yang harus dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri yang merupakan motivasi pendiriannya yang harus dicapai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kemajuan zaman yang terjadi secara cepat dapat membawa perubahan dalam ilmu pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan politik. Berkaitan dengan hal itu

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan nasional pada saat ini dititikberatkan pada pembangunan ekonomi, karena bidang ekonomi merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam mendorong pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. IV.1. Sejarah Singkat KUD Muara Mahat Sejahtera. bedomisili dan berkantor di Desa Muara Mahat Baru Kecamatan Tapung

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. IV.1. Sejarah Singkat KUD Muara Mahat Sejahtera. bedomisili dan berkantor di Desa Muara Mahat Baru Kecamatan Tapung 44 BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI IV.1. Sejarah Singkat KUD Muara Mahat Sejahtera Koperasi Unit Desa (KUD) Muara Mahat Sejahtera merupakan suatu wadah bagi setiap masyarakat didesa Muara Mahat Baru. Koperasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1984 TENTANG DEWAN RISET NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1984 TENTANG DEWAN RISET NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1984 TENTANG DEWAN RISET NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang semakin meningkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia ditempatkan sebagai unsur penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Perekonomian adalah sistem yang digunakan suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang lalu pada awalnya dimaksudkan untuk memberi wadah bagi mahasiswa untuk belajar berkoperasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa Perekonomian Indonesia. mulai dari upaya menumbuhkan iklim yang kondusif sampai ke bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa Perekonomian Indonesia. mulai dari upaya menumbuhkan iklim yang kondusif sampai ke bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta dibentuk untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu berupa SDM, materiil,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul Keberadaan koperasi di Negara Indonesia mempunyai arti dan peran tersendiri dalam aspek perekonomian Negara Indonesia. Koperasi sebagai badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Koperasi Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata

Lebih terperinci

Pentingnya Koperasi bagi

Pentingnya Koperasi bagi Bab 8 Pentingnya Koperasi bagi Kesejahteraan Masyarakat Tahuka kamu apa koperasi itu? Apa tujuan didirikannya koperasi? Apa alasan dibuatnya koperasi? Koperasi merupakan organisasi dari anggota, oleh anggota

Lebih terperinci

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 4.1.15 URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 4.1.15.1 KONDISI UMUM Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disebut UMKM, merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi berkedudukan sebagai pilar perekonomian nasional dan sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan dan difungsikan

Lebih terperinci

Koperasi. By :

Koperasi. By : Koperasi By : dhoni.yusra@indonusa.ac.id Dasar Hukum Landasan Yuridis ada Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Pengaturan pertama diatur dalam UU

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. pedesaan yang beranggotakan orang-orang atau suatu badan hukum koperasi yang

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. pedesaan yang beranggotakan orang-orang atau suatu badan hukum koperasi yang BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI IV.1 Sejarah Singkat Koperasi KUD Wisma Tani merupakan suatu wadah kegiatan perekonomian pedesaan yang beranggotakan orang-orang atau suatu badan hukum koperasi yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadikan koperasi sebagai soko guru

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadikan koperasi sebagai soko guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya berlandaskan kekeluargaan. Hal ini disebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai sumber daya penggerak perusahaan, yaitu sebagai aspek penggerak dari sumber daya lainnya

Lebih terperinci

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVI/MPR/1998 TENTANG POLITIK EKONOMI DALAM RANGKA DEMOKRASI EKONOMI

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVI/MPR/1998 TENTANG POLITIK EKONOMI DALAM RANGKA DEMOKRASI EKONOMI K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVI/MPR/1998 TENTANG POLITIK EKONOMI DALAM RANGKA DEMOKRASI EKONOMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian merupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari, disamping alat pemuas kebutuhan (Pramono dalam

Lebih terperinci

Majalah Ilmiah DIAN ILMU Vol. 13 No. 1 Oktober

Majalah Ilmiah DIAN ILMU Vol. 13 No. 1 Oktober PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA BPD DALAM PENYUSUNAN PERATURAN DESA (Suatu studi kasus di desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember) Oleh : Kaskojo Adi Tujuan umum negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia sekarang ini sedang di perioritaskan pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat agar lebih maju dan merata. Kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dewasa ini banyak badan usaha yang berdiri di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi, misalnya perusahaan negara, perusahaan swasta lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi ekonomi telah memberikan kesempatan kepada setiap orang atau lembaga untuk berperan serta dalam membangun perekonomian. Sesuai dengan amanat pasal 33 UUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dahulu agar resiko kegagalan relatif kecil. Sebuah organisasi harus

BAB I PENDAHULUAN. lebih dahulu agar resiko kegagalan relatif kecil. Sebuah organisasi harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut peningkatan kinerja dari setiap orang. Begitu juga dengan keberadaan suatu organisasi. Organisasi dituntut untuk

Lebih terperinci

STUDI TENTANG HUBUNGAN ANTARA JUMLAH MODAL DENGAN JUMLAH SHU DI KPN KELUARGA SEHATI SMKN - 2 PALANGKARAYA TAHUN

STUDI TENTANG HUBUNGAN ANTARA JUMLAH MODAL DENGAN JUMLAH SHU DI KPN KELUARGA SEHATI SMKN - 2 PALANGKARAYA TAHUN STUDI TENTANG HUBUNGAN ANTARA JUMLAH MODAL DENGAN JUMLAH SHU DI KPN KELUARGA SEHATI SMKN - 2 PALANGKARAYA TAHUN 2008-2013 IIN NURBUDIYANI Dosen Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ORGANISASI KOPERASI. Evan Purnama Ramdan

ORGANISASI KOPERASI. Evan Purnama Ramdan ORGANISASI KOPERASI Evan Purnama Ramdan Universitas Gunadarma 2016 PENGERTIAN ORGANISASI Menurut Hanel bentuk organisasi koperasi adalah suatu system social ekonomi atau social teknik yang terbuka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profit ataupun sosial dituntut harus dapat melakukan peningkatan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. profit ataupun sosial dituntut harus dapat melakukan peningkatan kualitas dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era globalisasi ini, semua organisasi baik yang berorientasi profit ataupun sosial dituntut harus dapat melakukan peningkatan kualitas dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bukan saja kebutuhan material masyarakat, melainkan juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang membutuhkan penegasan berkesinambungan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU). Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Koperasi Karyawan (Kopkar) Cipta Sejahtera PDAM Tirta Moedal Kota

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Koperasi Karyawan (Kopkar) Cipta Sejahtera PDAM Tirta Moedal Kota BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1.Sejarah Singkat Koperasi Karyawan (Kopkar) Cipta Sejahtera PDAM Tirta Moedal Kota Semarang didirikan pada 10 Juli 2001 dan beranggotakan seluruh karyawan PDAM Tirta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura.

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura. BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN A. Sejarah Singkat Koperasi Serai Serumpun Koperasi Serai Serumpun didirikan pada tanggal 17 September 1989. Koperasi ini berdiri berdasarkan hasil dari kesepakatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1988 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI SEKOLAH TINGGI DAN AKADEMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1988 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI SEKOLAH TINGGI DAN AKADEMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1988 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI SEKOLAH TINGGI DAN AKADEMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan peranan tenaga ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin. meningkatnya aktifitas yang dijalankan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin. meningkatnya aktifitas yang dijalankan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktifitas yang dijalankan oleh perusahaan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan menuntut

Lebih terperinci