BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat yang positif dan berkelanjutan, dimana untuk menciptakan
|
|
- Utami Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk yang sempurna yang di bekali akal dan pikiran oleh Tuhan YME yang mana dengan akalnya tersebut manusia mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan suatu proses pengembangan pembelajaran pada masyarakat yang positif dan berkelanjutan, dimana untuk menciptakan suatu informasi ilmu pengetahuan yang bermanfaat yang memiliki wawasan pada masalah lingkungan hidup, dimana sangat berperan untuk kemanfaatan yang cukup besar bagi kelangsungan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup sebagai upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan dan mutu kehidupan yang sempurna, guna menciptakanya perlu dijaga keserasian antar berbagai usaha dan atau kegiatan. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya jenis usaha dan atau kegiatan dimana yang berkaitan langsung dengan lingkungan hidup. Perkembangan yang muncul meliputi semakin bertambahnya jumlah penduduk, keragaman kemajuan teknologi namun perkembangan tersebut tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai untuk 1
2 2 mengelolanya, maka perlu aturan yang jelas mengenai pengelolaan dan pemantauan lingkungan agar dampak yang ditimbulkan dari jenis usaha dan atau kegiatan yang dilaksanakan tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, maka diperlukan adanya mekanisme pengelolaan yang baik dan analisis mengenai dampak lingkungan yang baku guna menciptakan pengembangan dampak yang positif. Rumah sakit sebagai jenis usaha atau kegiatan yang bergerak pada bidang kesehatan yang mempunyai kaitan erat dengan kumpulan manusia atau masyarakat, dimana otomatis menimbulkan dampak secara langsung terhadap lingkungan hidup, baik terhadap pemukiman penduduk atau lingkungan alam di sekitarnya, hal ini tentu saja perlu penanganan yang serius mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan dari usaha dan atau kegiatan yang dilakukan rumah sakit cukup besar, dimana jenis limbah yang ditimbulkan dari hasil usaha dan atau kegiatannya dimungkinkan mempunyai pengaruh negatif yang cukup besar, dalam hal ini limbah yang dihasilkan yang meliputi limbah domestik cair misalnya air buangan kamar mandi, dapur dan air bekas cucian pakaian pasien; limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dan air limbah laboratorium 1. Sebagai salah satu jenis usaha dan atau kegiatan di bidang kesehatan, Rumah sakit memiliki kewajiban dalam pengelolaan limbah yang memenuhi standar baku mutu yang baik agar tercapainya tujuan pembangunan nasional , Pusat Teknologi Kedai Iptek-BPPT, Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit.
3 3 berwawasan lingkungan dan tetap lestarinya lingkungan. Hal ini tertuang di Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 mengenai pengelolaan lingkungan hidup sebagai kesiapan sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan. Setiap pembangunan harus selalu menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup 2 Lingkungan sebagai sumber daya merupakan aset yang dapat diperlukan untuk mensejahterakan masyarakat. Hal ini sesuai perintah Pasal 33 ayat (3 ) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa, bumi air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 3 Dengan demikian lingkungan memiliki regenerasi dan bisa dimanfaatkan secara lestari, namun apabila dalam pemanfaatanya tidak sesuai dengan mestinya lingkungan akan mengalami kerusakan dan tidak dapat di manfaatkan secara berkelanjutan di masa-masa yang akan datang. Maka dalam mendukung kelestarian lingkungan hidup, diperlukan suatu mekanisme aturan yang baku dimana mengatur mengenai pengelolaan lingkungan. Dengan demikian setiap usaha dan atau kegiatan yang pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup perlu adanya suatu analisis sejak awal sehingga kelayakan suatu usaha dan atau kegiatan yang akan dilakukan dapat dipersiapkan sedini mungkin. Agar pelaksanaan analisis lingkungan berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, 2 Undang-undang Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997, Temtang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Supriadi, Hukum Lingkungan Di Indonesia Sebuah Pengantar, Cetakan Pertama, Sinar Grafika,Jakarta, 2006 hlm 4.
4 4 diperlukan pengawasan yang dikaitkan dengan mekanisme perizinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi Analisis dampak lingkungan sebelum memberikan izin usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Berkaitan dengan jenis usaha dan atau kegiatan di bidang kesehatan yang dilakukan oleh Rumah sakit sudah selayaknya melalui mekanisme perizinan lingkungan, hal ini dilakukan sebagai instrumen pengelolaan limbah usaha dan atau kegiatan yang ditimbulkan sebab aktifitas kegiatan medis yang dilaksanakan oleh sebuah rumah sakit harus sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, hingga dapat dijadikan sebagai instumen hukum yuridis. Dalam sebuah pengelolaan lingkungan hidup wajib memperhatikan baku mutu lingkungan hidup, yang berfungsi untuk mengetahui dampak positif dan negatif atas suatu jenis kegiatan yang dilakukan, sebab sering ditemui bahwa berbagai kegiatan atau usaha yang telah dilengkapi dengan izin lingkungan maka dapat jaminan tidak akan timbul permasalahan. Sebuah pengelolaan lingkungan hidup membutuhkan sebuah kesadaran dari berbagai pihak, baik penanggung jawab usaha dan atau kegiatan, masyarakat serta pemrakarsa izin hal ini untuk mengimbangi perkembangan pembagunan yang semakin cepat, sehingga untuk bisa terlibat dalam proses pengelolaan lingkungan hidup semua pihak dapat berperan secara aktif, hal ini membuat jenis usaha dan atau kegiaatan yang berdiri mendapatkan pengawasan dari pihak terkait, sehingga kegiatan tersebut tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Sebab pada dasarnya
5 5 lingkungan hidup merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki peran yang sangat strategis terhadap keberadaan makhluk ciptaan Tuhan, termasuk manusia. Oleh karena itu, manusia sebagai subyek lingkungan hidup memiliki pula peran yang sangat penting atas kelangsungan lingkungan hidup. Undang-undang Pengelolaan lingkungan hidup telah memberikan peran kepada manusia untuk memberikan peranya dalam pengelolaan lingkungan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1 ) UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dinyatakan setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat Sebagai ketentuan yang wajib dipenuhi oleh sebuah rumah sakit dimana pada dasarnya adalah mengatur hubungan timbal balik antara manusia dan makhluk hidup lainnya di dalam lingkungan, apabila pihak rumah sakit dalam hal ini sebagai usaha dan atau kegiatan melanggar konsekuensinya tersebut dapat dikenai sanksi. Adapun sanksi yang sebagaimana diatur dalam hukum Lingkungan merupakan sanksi-sanksi yang teleh diatur sebelumnya dalam hukum perdata, hukum pidana, serta hukum administrasi 4. Berdasarkan kenyataanya yang ada timbul permasalahan mengenai pembuangan limbah cair di Rumah sakit umum muhammadiyah yang terletak di wonogiri, dimana proses pengolahan limbah usahanya kurang berjalan sebagaimana mestinya, yang mana keberadaan saluran pembuangan hasil pengolahan limbah yang nantinya menuju media lingkungan, mendapat keluhan warga masyarakat yang bermukim di sekitar lingkungan rumah sakit khususnya yang bertempat 4 Pasal 5 Ayat (1), Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997,Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pusat Penelitian Lingkungan, Universitas Sebelas Maret,, Surakarta, 2006.
6 6 tinggal di dekat saluran pembuangan akhir limbah cair, mereka mengeluhkan dengan adanya bau yang tidak sedab yang bersumber dari buangan air limbah rumah sakit yang mengalir di saluran air pembuangan yang jalurnya melalui pemukiman warga, dimana pada akhirnya aliran tersebut akan mengalir ke hulu sungai sekitar, hal lain juga terjadi pada sumber mata air masyarakat dimana rata-rata masyarakat sekitar memanfaatkan sumur sebagai media untuk memenuhi akan kebutuhan konsumsi sehari-hari, dimana wujud air tidak seperti wujud air seperti pada mestinya, sehingga dinilai kurang layak konsumsi, hal ini dimungkinkan adanya rembesan air limbah yang berasal aliran saluran pembuangan yang kurang sempurna sehingga aliran limbah usaha dan atau kegiatan yang berasal dari rumah sakit bercampur dengan air sumur warga setempat sehingga wujud air menjadi tdak seperti semestinya sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 dimana di dalamnya mengatur mengenai pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air 5. Meskipun dalam hal ini belum ada penelitian resmi yan dilakukan oleh laboratorium yang menyatakan adanya pencemaran lingkungan namun permasalahan ini cukup mengganggu kenyamanan masyarakat yang bermukim di sekitarnya Hal ini menuntut agar instansi yang berwenang mengeluarkan perijinan dapat menjalankan prosedur yang berlaku, sebab di dalam pengelolaan lingkungan yang menggunakan instrumen Pengelolaan limbah usaha dan atau kegiatan di media lingkungan memerlukan pemantauan dan 5 Pasal 1 Ayat (3), Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air, Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2006.
7 7 pengawasan yang aktif. Sehingga instansi tersebut dapat cepat dan tepat dalam merespon setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan pencemaran dan kerusakan dan memperhatikan instalasi pengolahan limbahnya dan tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan lingkungan. Masalah lingkungan hidup pada dasarnya timbul karena: 1. dinamika pertumbuhan penduduk yang cepat; 2. persebaran penduduk tidak proporsional dan tidak adanya keseimbangan struktur penduduk; 3. pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang kurang bijaksana; 4. kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi maju; 5. dampak kemajuan ekonomi yang tidak merata. Masalah lingkungan hidup memang sebuah permaslahan yang sangat sulit dicari jalan pemecahanya, hal ini dapat dlihat di kehidupan masyarakat kelurahan nambangan kecamatan wonogiri, kabupaten wonogiri, dimana masyarakat yang bermukim di sekitar berdirinya Rumah sakit umum muhammadiyah sangat rentan dan peka terhadap dampak pembangunan dan aktivitas yang ada. Namun mereka rata-rata tidak mengetahui akan ancaman itu, semua ini disebabkan karena berbagai segi diantaranya faktor kemampuan dana, ilmu pengetahuan untuk membentengi kehidupanya dari kerusakan lingkungan, sehingga saat ini diperlukan suatu paradigma baru dalam menciptakan masyarakat yang memiliki wawasan lingkungan yang baik, untuk itu diperlukan tanggung jawab dari semua pihak dalam hal penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, sekaligus pengawasan
8 8 lingkungan hidup yang baik sehingga menciptakan lingkungan yang lestari baik untuk generasi sekarang dan generasi-generasi mendatang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi dokumen UKL dan UPL dalam pengelolaan limbah cair di RSU Muhammadiyah Wonogiri? 2. Apakah implementasi dokumen UKL dan UPL yang disusun RSU Muhammaddiyah Wonogiri telah sesuai dengan peraturan Perundangundangan yang berlaku? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penerapan dokumen UKL dan UPL dalam pengelolaan limbah cair di RSU Muhammadiyah Wonogiri. 2. Untuk mengetahui implementasi dokumen UKL dan UPL yang disusun RSU muhammaddiyah telah sesuai dengan perturan Perundang-undangan yang berlaku. D. Tinjauan Pustaka Lingkungan Hidup sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan dalam segala aspek dan matranya sesuai dengan wawasan Nusantara.
9 9 Mencermati secara seksama mengenai unsur yang termasuk dalam lingkungan yang mencakup semua makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, baik yang bernyawa dan tidak bernyawa, besar dan kecil, bergerak dan tidak bergerak, maka dapatlah dikatakan bahwa lingkungan merupakan sumber daya, mengapa lingkungan merupakan sumber daya, karena sesuai dengan karakter dan sifatnya yang sangat kompleks tersebut dan memenuhi semua unsur yang terdapat dalam isi alam ini. Lingkungan sebagai sumber daya merupakan aset yang dapat diperlukan untuk menyejahterakan masyarakat. Hal ini sesuai perintah Pasal 33 ayat (3 ) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa, bumi air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 6 Dengan demikian lingkungan memiliki regenerasi dan bisa dimanfaatkan secara lestari, namun apabila dalam pemanfaatanya tidak sesuai dengan mestinya lingkungan akan mengalami kerusakan dan tidak dapat di manfaatkan secara berkelanjutan di masa-masa yang akan datang. Maka dalam mendukung kelestarian lingkungan hidup, diperlukan suatu mekanisme aturan yang baku dimana mengatur mengenai pengelolaan lingkungan Dalam hal ini dimuat dalam ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, dalam ketentuan tersebut dinyatakan bahwa hukum lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk 6 Supriadi, op. cit hlm. 34.
10 10 manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainya 7. Bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup rumah sakit sebagai upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup, perlu dijaga keserasian antar berbagai usaha dan atau kegiatan. Oleh sebab itu rumah sakit dimana melaksanakan usaha dan atau kegiatan yang memiliki pengaruh secara langsung terhadap lingkungan hidup sehingga memerlukan analisis sejak awal perencanaanya sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembagan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Analisi mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sangat diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana usaha dan atau kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan, sedangkan apabila tidak menimbulkan dampak penting cukup dengan penyusunan dokumen upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL), hal ini merupakan pelaksanaan dan ketentuan yan tersurat dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12/MENLH/III/1994 tentang Pedoman Umum UKL dan UPL serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 928/Menkes/Per/IX/1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan UKL dan UPL di Bidang Kesehatan. 1994, hlm Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta
11 11 Dengan demikian tersedianya sebuah ketentuan-ketentuan yang pokok berkaitan dengan masalah lingkungan hidup, ini dapat menciptakan tujuan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, tentunya pihakpihak yang secara langsung terlibat dalam menyusun dokumen upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL) harus benar-benar serius dalam merumuskanya, hal ini bertujuan agar sebuah analisis yang ditujukan kepada pihak yang melakukan usaha dan atau kegiatan yang berkaitan erat terhadap masalah lingkungan benar-benar berjalan secara efektif dan sesuai dengan fungsinya. Dalam hal ini rumah Sakit memiliki kewajiban untuk memperhatikan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, sebab penyusunan dokumen upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL) merupakan bagian dari kegiatan studi kelayakan suatu rencana yang akan dilaksanakan oleh Rumah Sakit, yang mana upaya tersebut dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan pembangunan wilayah yang terbebas dari pencemaran dan kerusakan lingkungan. Penyusunan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL) dilakukan melalui pendekatan studi terhadap usaha dan atau kegiatan yang bersifat tunggal, terpadu atau kegiatan dalam suatu wilayah. Sehingga perijinan lingkungan yang dimiliki oleh sebuah Rumah Sakit bisa dijadikan acuan, dimana usaha dan atau kegiatan yang dilakukan tidak memiliki dampak yang negatif terhadap lingkungan di sekitar wilayahnya. Ini didasarkan pada kegiatan yang dilakukan oleh sebuah Rumah Sakit dimana sangat berpotensi terciptanya pencemaran dan kerusakan
12 12 lingkungan, ini sangat beresiko besar bagi kelangsungan kehidupan baik masyarakat di sekitarnya maupun bagi kelangsungan kehidupanan makhluk hidup yang lain. Jenis usaha dan atau kegiatan yang memiliki kewajiban untuk dilengkapi dengan Amdal telah ditetapkan oleh menteri, ini merupakan salah satu syarat agar usaha dan atau kegiatan yang akan dilakukan mendapatkan izin sebab hal ini telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan terhadap lingkungan antara lain: 1. jumlah manusia yang terkena dampak; 2. luas wilayah penyebaran dampak; 3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung; 4. banyaknya komponen lingkungan lainya yang terkena dampak; 5. sifat kumulatif dampak; 6. berbalik atau tidak berbaliknya dampak. Dalam peningkatan kesadaran bagi usaha dan atau kegiatan, pemerintah mendorong para penanggung jawab usaha dan atau kegiatan untuk melakukan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL) secara mandiri dan tanggung jawab, apabila yang bersangkutan menunjukkan ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini, dan tidak bertanggung jawab atas perintah yang dimaksud maka pihak yang berwenang dalam hal ini menteri lingkungan hidup dapat melaksanakan atau memberi wewenang kepada pihak ketiga yang tentu saja menguasai mengenai pemantauan lingkungan agar melaksanakan audit lingkungan hidup, atas beban biaya sepenuhnya ditanggung oleh pihak
13 13 yang bertanggung jawab atas usaha dan atau kegiatan yang dilakukan, adapun hasil dari pemantauan tersebut harus diumumkan kepada masyarakat. Hal tersebut merupakan suatu upaya untuk meningkatkan efisiensi bagi usaha dan atau kegiatan yang dilakukan agar upaya dalam menaati persyaratan lingkungan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dan sebagai sarana pengendalian kerusakan lingkungan di masa mendatang serta menciptakan keseimbangan lingkungan yang sehat 8. Dilihat dalam segi penerapanya hasil dari proses audit lingkungan memiliki sifat terbuka dimana masyarakat mendapatkan perlindungan yang mana hasil dari audit tersebut secara langsung diumumkan kepada masyaratakat, sehingga menciptakan transparansi suatu informasi juga sejalan dengan asas penyelenggaraan pemerintah yang baik. Peryataan tersebut menunjukan bahwa kepentingan analisis dampak lingkungan adalah sebagai sarana untuk membuat keputusan oleh instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan hidup, produk suatu keputusan dari pejabat yang berwenang untuk mengeluarkan izin usaha dan atau kegiatan merupakan obyek hukum dari Tata Usaha Negara (TUN) 9. Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 18 mengatur mengenai perizinan 10. Setiap usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup harus memiliki izin, dalam izin yang dikeluarkan 8 Koenadi Harjosoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Edisi VIII, Cetakan, Kesembilan Belas, Gajah Mada University Press, Ygyakarta, 2006, Hlm Syahrul Machmud, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Cetakan. Pertama, Mandar Maju, Bandung, 2007, Hlm Pasal 18, Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2006
14 14 oleh pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundang- undangan tercantum persyaratan dan kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan hidup 11. Sehingga dalam hal ini sebuah rumah sakit yang melakukan usaha dan atau kegiatan di bidan kesehatan wajib melaksanakan pengelolaan limbah usahanya secara baik dan benar dan memiliki kewajiban melakukan swapantau dan memberikan hasil laporanya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan hidup. Hal ini mewajibkan rumah sakit melaksanakan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan, maka persetujuan atas upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL) tersebut harus diajukan bersama dengan permohonan izin melakukan usaha dan atau kegiatan. Dalam menerbitkan izin melakukan usaha dan atau kegiatan wajib memperhatikan hal sebagai berikut: 1. rencana tata ruang; 2. pendapat masyarakat; 3. pertimbangan dan rekomendasi pejabat yang berwenang yang berkaitan dengan usaha dan atau kegiatan tersebut. Setiap izin yang diberikan harus diumumkan, sebab pengumuman izin melakukan usaha dan atau kegiatan merupakan pelaksanaan asas keterbukaan pemerintah. Pengumuman izin melakukan usaha dan atau kegiatan tersebut memungkinkan peranserta masyarakat khususnya yang belum menggunakan kesempatan dalam prosedur keberatan, dengar pendapat dalam proses 11 Siti Sundari Ranguti, Hukum Lingkungan Dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Cetakan Ketiga, Airlangga University Press, 2005, hlm 119.
15 15 pengambilan keputusan izin, pejelasan mengenai perizinan ini menyatakan bahwa setiap usaha dan atau kegiatan yang menghasilkan limbah harus melalui pengolahan terlehih dahulu sebelum dibuang ke media lingkungan hidup. Dalam hal ini limbah usaha dan atau kegiatan sebuah rumah sakit memiliki pengaruh sangat besar terhadap lingkungan harus melalui pengolahan yang sesuai dengan baku mutu yang sesuai dengan peratruran yang ditetapkan. Masalah dampak lingkungan merupakan konsekuensi yang secara otomatis akan timbul karena adanya usaha dan atau kegiatan, hal ini memberikan suatu permasalahan yang harus membutuhkan penanganan yang serius, mengingat lingkungan hidup merupakan media dimana makhluk hidup baik manusia maupun makhluk hidup lainya untuk berinteraksi dan menggantungkan hidupnya. Sudah barang tentu penanggung jawab usaha dan atau kegiatan wajib memiliki kesadaran untuk bisa menciptakan usaha yang sehat dan baik berdasarkan baku mutu yang sesuai dengan mestinya, disini jelas bahwa penerapan pengelolaan lingkungan membutuhkan kerjasama dan hubungan antara penanggung jawab usaha dan atau kegiatan, masyarakat dan pemrakarsa perizinan. Setiap usaha dan atau kegiatan berpeluang besar menimbulkan limbah, maka mekanisme perizinan lingkungan merupakan suatu kewajiban bagi rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan sebab tujuan analisis lingkungan semata-mata untuk proses mengidentifikasi, mengevaluasi atas semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan hal ini sangat didasari karena lingkungan merupakan media
16 16 interaksi sosial masyarakat secara langsung yang didalamnya membutuhkan pola aturan serta ketentua yang mendasari terciptanya kelestarian lingkungan hidup, karena kerusakan dan pencemaran lingkungan pada umumnya disebabkan oleh ulah manusia hal ini telah ditetapkan Allah SWT melalui firman-nya dalam Al-Quran surah ar-rum ayat 41 yang berbunyi Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merusakan kepada mereka sebagian dari (akibat ) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar ).Atas kutipan tersebut maka manusia dan pihak-pihak yang memiliki kaitan langsung dalam kehidupan ini wajib menjaga lingkungan sebagai aset yang mendasar dalam kehidupan di dunia, hal ini disebabkan karena masalah linkungan bukan masalah yang mudah untuk dicari pemecahanya, semua pihak wajib memikul tanggung jawab dan berkewajib an menciptakan lingkungan yang sehat dan lestari. Peran pengeloaan lingkungan yang wajib dilakukan oleh Rumah sakit sebagai usaha dan atau kegiatan dalam bidang kesehatan dimana didalamnya bersentuhan langsung dengan masyarakat secara umum merupakan bukti nyata dalam pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup. Maka dengan keadaan lingkungan hidup yang baik, dapat menciptakan kehidupan yang berkelanjutan yang aman dan nyaman bagi kelangsungan generasi masa mendatang, karena pada hakekatnya pembangunan harus menciptakan perubahan yang baik sehingga generasi-generasi mendatang dapat menikmati dampak dari pembangunan yang memiliki wawasan lingkungan yang lestari.
17 17 E. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Implementasi dokumen UKL dan UPL dalam pengelolaan limbah cair di RSU Muhammadiyah Wonogiri. 2. Subyek Penelitian Rumah Sakit Umum muhammadiyah Wonogiri. 3. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian merupakan data primer dan sekunder berupa: a. Data primer, yang terdiri dari: Yaitu data yang diperoleh dari Dinas Lingkungan hidup dan Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Wonogiri. b. Data Sekunder 1) Bahan primer yang terdiri dari: a) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. c) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. KEP.12/MENLH/3/1994 tentang Pedoman Umum UKL dan UPL. d) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 875/Menkes/SK/VIII/2001, tentang penyusunan UKL dan UPL bidang Kesehatan.
18 18 2) Bahan sekunder yang terdiri dari: a) Literatur b) Jurnal hukum c) Hasil penelitian 3) Bahan hukum tersier, yang terdiri dari: a) Kamus hukum b) Kamus besar Bahasa Indonesia dan c) Berita majalah dan surat kabar, termasuk bahan dari internet 4. Teknik pengumpulan Data a. Wawancara Yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian guna memperoleh kejelasan data. b. Studi Kepustakaan. Yaitu Dengan mengkaji literatur-literatur, peraturan perundangundangan dan sebagainya yang berkaitan dengan obyek penelitian. 5. Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualifatif dengan pendekaan yuridis empiris. 6. Analisis data Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif. Artinya data yang disajikan secara deskriptif kemudian dianalisis secara kualitatif.
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
- 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
2 Desember 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Nomor 1 Seri E
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa air permukaan mempunyai peran
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG
1 BUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN DAN PENANDA TANGANAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DAN IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA DAN
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
LAMPIRAN 392 LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 393 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup Indonesia
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO
PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa Lingkungan
Lebih terperinciBUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan ketentuan umum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pengelolaan hidup adalah upaya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendayagunakan Sumber Daya Alam,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 45 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 3
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 45 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699)
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH
BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,
Lebih terperinciBentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA)
Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Sumber: LN 1997/68; TLN NO.3699 Tentang: PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN
Lebih terperinciDengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.
UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA
- 1 - BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,
Lebih terperinciBUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
` BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dilingkungan hidup adalah merupakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 20, 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 LINGKUNGAN HIDUP. WAWASAN NUSANTARA. Bahan Berbahaya. Limbah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699). UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 05 TAHUN 2009 T E N T A N G PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN LUMAJANG BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) KABUPATEN BULUNGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA,
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN STATUS KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa air merupakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NO. 82/2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NO. 82/2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 3/2017 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan lebih lanjut
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO
PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 30 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 30 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH CAIR BAGI USAHA MIKRO BATIK DENGAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH KOMUNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa air merupakan salah satu sumber
Lebih terperinciUNDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 1997 TENTANG : PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 1997 TENTANG : PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 128 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 128 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 8/2015 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa kelestarian fungsi Lingkungan Hidup
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciNOMOR 4 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa lingkungan
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI PELANGGARAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa lingkungan laut beserta sumber
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I M A G E L A N G Menimbang : a. bahwa lingkungan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa pengelolaan limbah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN, PENGENDALIAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN, PENGENDALIAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA BANJAR, : a. bahwa setiap usaha dan atau
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berintegrasi dengan lingkungan dimana tempat mereka hidup. Dengan demikian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungan sekitarnya. Manusia dalam hidupnya baik secara pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat selalu berintegrasi dengan
Lebih terperinci-1- BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG
-1- BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG JENIS USAHA/KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DI
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 5 TAHUN 2003
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 5 TAHUN 2003 TENTANG TINDAKAN ADMINISTRATIF BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG MELAKUKAN PELANGGARAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR
LAMPIRAN (I) KEPUTUSAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAM RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2010 TANGGAL : APRIL 2010 TENTANG : PENYESUAIAN HASIL EVALUASI GUBERNUR TERHADAP 2 (DUA) BUAH RAPERDA KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DI BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi lingkungan hidup sudah mulai memprihatinkan serta kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI
GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF
2013, No.314 8 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF DI BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup Indonesia
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa beberapa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan populasi manusia yang semakin tinggi menyebabkan aktifitas ekonomi juga
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
p PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciBUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGAJUAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah pada saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah pada saat ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat yang dilaksanakan melalui rencana jangka
Lebih terperinciPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tanggal 19 September 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tanggal 19 September 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
LAMPIRAN (II) KEPUTUSAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAM RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 06 TAHUN 2010 TANGGAL : APRIL 2010 TENTANG : PENYESUAIAN HASIL EVALUASI GUBERNUR TERHADAP 2 (DUA) BUAH RAPERDA
Lebih terperinciPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA KEGIATAN USAHA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 79 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA KEGIATAN USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 45 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 45 TAHUN 2005 T E N T A N G
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 45 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 45 TAHUN 2005 T E N T A N G DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN ATAU UPAYA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) KABUPATEN
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya alamnya berdasarkan
Lebih terperinciUndang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal : 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Sumber : LN 1997/68; TLN
Lebih terperinciPENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UMUM (1) Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup Indonesia
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27 PERATURAN WALI KOTA CILEGON NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PEMBUANGAN DAN/ATAU PEMANFAATAN AIR LIMBAH WALI KOTA CILEGON, Menimbang : a. bahwa air merupakan
Lebih terperinciIZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH MUARA ENIM NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG Menimbang : Mengingat : IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM, a. bahwa dalam rangka upaya
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PERAN MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengendalian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tanah sebagai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,
PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 40 Peraturan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HlDUP
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HlDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup lndonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup Indonesia
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang a. bahwa untuk
Lebih terperinci