WALIKOTA MATARAM S A M B U T A N

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WALIKOTA MATARAM S A M B U T A N"

Transkripsi

1

2

3 WALIKOTA MATARAM S A M B U T A N Puji syukur kami panjatkan kehadapan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Mataram Tahun 2012 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam mewujudkan Good Governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat dan jelas, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). LAKIP Kota Mataram merupakan bentuk manifestasi pertanggungjawaban atas kinerja pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan oleh Pemerintah Kota Mataram selama Tahun 2012, dalam ikhtiar untuk mewujudkan Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya. Kerangka peningkatan kinerja adalah simpul utama perubahan pembangunan, sehingga kebijakan Pemerintah Kota Mataram difokuskan pada pencapaian tiga program unggulan, yaitu peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dalam rangka peningkatan daya saing Daerah, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat berbasis potensi ekonomi lokal, dan Peningkatan daya dukung Infrastruktur Perkotaan dalam rangka pencapaian peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. LAKIP Kota Mataram ini tidak terlepas dari kekurangan mengingat implementasi sistem akuntabilitas masih perlu penyempurnaan secara terus menerus. Terakhir, semoga penyajian LAKIP ini dapat mencerminkan evaluasi kinerja selama tahun 2012, guna peningkatan kinerja Pemerintah Kota Mataram pada tahun mendatang. Mataram, Februari 2013 WALIKOTA MATARAM, H. AHYAR ABDUH

4 IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam mewujudkan Good Governance,, akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan. Akuntabilitas yang diharapkan tidak hanya akuntabilitas pemerintah kepada masyarakat tetapi juga akuntabilitas kepada presiden. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Mataram menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk aplikasi dari penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel. LAKIP ini memberikan gambaran tentang kinerja penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2012, yang diformulasikan dari hasil kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). LAKIP tidak hanya sekedar alat akuntabilitas, as, tetapi juga sebagai sarana yang strategis untuk mengevaluasi hasil kinerja. LAKIP Kota Mataram Tahun 2012 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP ini mengungkapkan keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan serta hambatan-hambatan/kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan, selain itu juga mengungkapkan strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di masa mendatang agar sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai yang direncanakan. Tahun 2012 adalah tahun kedua pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota Mataram Tahun , 2015, secara umum pencapaian sasaran melalui indikatormenunjukkan keberhasilan untuk mewujudkan misi dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun Keputusan Walikota Mataram Nomor 675/IX/2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) RPJMD Kota Mataram Tahun , 2015, menetapkan 5 misi, 12 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA IKHTISAR EKSEKUTIF i

5 tujuan, 27 sasaran strategis, dan 108 Indikator Kinerja Utama (IKU), dengan uraian selengkapnya sebagai berikut: - Misi 1 dengan 1 Tujuan, 2 sasaran strategis, dan 8 Indikator Kinerja Utama. - Misi 2 dengan 1 Tujuan, 5 sasaran strategis, dan 29 Indikator Kinerja Utama. - Misi 3 dengan 3 Tujuan, 10 sasaran strategis, dan 29 Indikator Kinerja Utama. - Misi 4 dengan 3 Tujuan, 3 sasaran strategis, dan 28 Indikator Kinerja Utama. - Misi 5 dengan 4 Tujuan, 7 sasaran strategis, dan 14 Indikator Kinerja Utama. Uraian capaian kinerja masing-masing Misi, sebagai berikut: - Misi 1 Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya, dengan capaian rata-rata misi sebesar 91,06 persen, dengan kategori capaian kinerja Baik Sekali. - Misi 2 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah dengan capaian rata-rata misi sebesar 85,41 persen,, dengan kategori capaian kinerja Baik Sekali. - Misi 3 Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah dengan capaian ratarata misi sebesar 84,4141 persen,, dengan kategori capaian kinerja Baik. - Misi 4 Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance) dengan capaian rata-rata misi sebesar 86,16 kategori capaian kinerja Baik Sekali. persen dengan - Misi 5 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan dengan capaian rata-rata misi sebesar 92,89 persen dengan kategori capaian kinerja Baik Sekali. Dari 27 sasaran strategis dengan indikator kinerja sebanyak 108 indikator kinerja, pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kota Mataram secara keseluruhan sebesar 87,99 persen,, dengan rincian masing-masing indikator sasaran, adalah sebagai berikut : 1. Sebanyak 16 Indikator sasaran mencapai kategori Baik Sekali (85 sd. 100) 2. Sebanyak 8 Indikator sasaran mencapai kategori Baik. (70 sd 85) 3. Sebanyak 3 Indikator sasaran mencapai kategori Cukup. (55 sd. 70) LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA IKHTISAR EKSEKUTIF ii

6 4. Tidak ada Indikator sasaran yang mencapai kategori Kurang. (0 sd. 55) Capaian masing-masing sebagai berikut: MISI MISI 1: Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya MISI 2 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah SASARAN Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama Meningkatnya kualitas pendidikan Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal Meningkatnya kesetaraan gender Meningkatnya kualitas keluarga CAPAIAN KATEGORI 98,28 Baik Sekali 83,84 Baik 91,88 Baik Sekali 90,09 Baik Sekali 86,67 Baik Sekali 90,93 Baik Sekali 67,48 Cukup MISI 3 : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah. Meningkatnya pendapatan per kapita Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah 102,06 Baik Sekali 72,27 Baik 104,82 Baik Sekali 113,24 Baik Sekali 68,24 Cukup 83,04 Baik 81,66 Baik Meningkatnya efektivitas 80,64 Baik LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA IKHTISAR EKSEKUTIF iii

7 pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM MISI 4 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance). MISI 5 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha Meningkatnya kepastian berinvestasi Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik Meningkatnya fungsi saluran drainase Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh Meningkatnya ketersediaan media ekspresi dan ruang publik Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah 82,84 Baik 55,33 Cukup 89,36 Baik Sekali 75,00 Baik 94,12 Baik Sekali 112,46 Baik Sekali 91,44 Baik Sekali 76,11 Baik 88,05 Baik Sekali 99,00 Baik Sekali 85,09 Baik Sekali 98,06 Baik Sekali Rata-rata Capaian Kinerja Seluruh Sasaran 87,99 Baik Sekali Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata capaian 27 kinerja sasaran RPJMD Kota Mataram pada tahun 2012, sebesar 87,99 persen, dengan kategori keberhasilan BAIK SEKALI atau SANGAT BERHASIL. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA IKHTISAR EKSEKUTIF iv

8 DAFTAR ISI SAMBUTAN WALIKOTA MATARAM IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i v vi vii BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum 1.4. Bidang Kewenangan 1.5. Struktur Organisasi 1.6. Fakta Kota Mataram 1.7. Isu Strategis Pembangunan PERENCANAAN DAN PENETAPAN 2.1. Visi 2.2. Misi 2.3. Tujuan 2.4. Sasaran Strategis 2.5. Prioritas Pembangunan 2.6. Kebijakan dan Program Pembangunan 2.7. Target Indikator Makro Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja AKUNTABILITAS 3.1. Kerangka Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Indikator Makro 3.3. Pengukuran Capaian Kinerja 3.4. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja 3.5. Akuntabilitas Keuangan 3.6. Prestasi Daerah PENUTUP LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA DAFTAR ISI v

9 DAFTAR TABEL Tabel 1 Keterkaitan antara Visi, Misi dan Sasaran Strategis 17 Tabel 2 Target Indikator Makro Tahun Tabel 3 Tabel 4 Capaian Indikator Makro Pemerintah Kota Mataram Pengukuran Kinerja Pemerintah Kota Mataram Tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA DAFTAR TABEL vi

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Struktur Umur Penduduk Kota Mataram Jumlah Rumah sakit/klinik Bersalin, Puskesmas/Pustu/Puskel dan Dokter/Paramedis di Kota Mataram pada Tahun PDRB Kota Mataram ADH Berlaku & ADH Konstan Perkembangan Sektor-sektor Pembentuk PDRB Kota Mataram Tahun Kontribusi sektor-sektor Primer, Sekunder dan Tersier terhadap PDRB Kota Mataram Tahun 2011 Kontribusi sektor-sektor Primer, Sekunder dan Tersier terhadap PDRB Kota Mataram Tahun 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi Dengan dan Tanpa Angkutan Udara Kota Mataram Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB dan Kota Mataram Inflasi Provinsi NTB dan Kota Mataram Perkembangan APK SD/setara, SMP/setara, SMA/setara Kota Mataram Perkembangan APBD dan Pendapatan Daerah Tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA DAFTAR TABEL vii

11 BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang penyusunan LAKIP Kota Mataram 2012, maksud dan tujuan penyusunan, serta landasan hukum penyusunan. Bab ini berisikan informasi umum pengantar tentang keterkaitan antara pencapaian Good Governance dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) LATAR BELAKANG Penerapan Good Governance menuntut adanya perubahan yang ekstensif, terutama dalam optimalisasi peran pemerintah. Salah satu hal penting dalam proses perubahan adalah recognition stage,, yaitu tahapan mengenali dan menyadari bahwa perubahan memang sangat diperlukan. Kemampuan untuk mendiagnosis dan memilih strategi untuk mendorong perubahan adalah bagaimana melakukan perubahan secara efektif. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate,, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (Sedarmayanti, 2009). Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 1

12 Terkait dengan akuntabilitas, masyarakat kini sudah semakin menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Aspek kemudahan dan kecepatan layanan administratif menjadi tuntutan di tengah masyarakat yang kian dinamis. Kendati Pemerintah sudah banyak melakukan perbaikan dan pembenahan pada pelayanan publik, namun dalam prakteknya, masyarakat masih belum merasakan manfaatnya secara optimal. Belum tuntasnya reformasi birokrasi secara menyeluruh, terutama dalam hal penataan organisasi, dan pengembangan sumber daya manusia, kerap dituding sebagai masalah utamanya. Selain itu, Keterbukaan Informasi Publik (KIP) telah merupakan hak masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah. Beberapa masalah lain yang telah ditemukan adalah belum memadainya mekanisme e pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment) bagi pelayanan publik, minimnya integritas, pengembangan sistem karir dan penggajian yang belum sepenuhnya berbasis kinerja dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pemerintah Kota Mataram dalam upaya a mengembangkan strategi peningkatan pelayanan kepada masyarakat dihadapkan pada dinamisasi permasalahan Kota yang makin kompleks. Oleh karenanya, dengan ditetapkannya sasaran-sasaran strategis dalam mengatasi perkembangan isu pembangunan sebagaimana RPJMD Kota Mataram , dapat dijadikan sebagai arah atas target pencapaian kinerja pada setiap tahapan/tahun pencapaiannya. Disamping itu, bahwa simpul utama perubahan terletak pada kerangka peningkatan kinerja, maka kebijakan Pemerintah erintah Kota Mataram difokuskan pada peningkatan kualitas SDM, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PER) serta pemenuhan infrastruktur dan sarana prasarana Kota yang bermanfaat langsung kepada masyarakat. Dalam hal ini, diperlukan optimalisasi peran Pemerintah Daerah sebagai trigger (penggugah) dan mitra bagi sektor swasta dan stakeholders dalam mencapai sinergitas pembagunan daerah. Sebagai bentuk perwujudan kewajiban Pemerintah Kota Mataram dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sesuai dengan bidang kewenangan Pemerintah Kota Mataram sebagai LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 2

13 Daerah Otonom, maka unsur pertanggungjawaban dalam pelaksanaan misi RPJMD setidaknya harus memuat lima komponen penting yang menjadi satu kesatuan, sebagai berikut: a. Perencanaan Strategis,, yang dimuat dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram , dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). b. Perencanaan Kinerja,, yang dimuat dalam dokumen Rencana Kerja SKPD dan Penetapan Kinerja (PK). c. Pengukuran Kinerja, sebagai salah satu metode atau cara mengetahui tingkat kesesuaian antara perencanaan kinerja dengan pelaksanaan kinerja oleh SKPD. d. Pelaporan Kinerja,, yang dimuat dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menyajikan data dan informasi tentang hasil pengukuran dan evaluasi capaian kinerja. e. Capaian Kinerja, yang menggambarkan tingkat capaian kinerja masingmasing sasaran strategis dalam RPJMD Kota Mataram MAKSUD DAN TUJUAN Optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Mataram tidak lepas dari peran dan fungsi evaluasi sebagai media cross check dalam rangka perbaikan kinerja pada masa yang akan datang. LAKIP berperan sebagai alat pengendali, alat penilai dan alat pendorong terwujudnya Good Governance. Sebagai dokumen evaluasi, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menyelenggarakan dua fungsi, yaitu sebagai evaluasi yang bersifat vertikal (kepada Pemerintahan yang lebih tinggi) serta sebagai evaluasi yang bersifat horizontal (kepada masyarakat di Daerah). Laporan akuntabilitas kinerja dalam kerangka sinergitas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) bermanfaat untuk mendorong Pemerintahan Daerah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 3

14 pembangunan, untuk menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja LANDASAN HUKUM Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Mataram Tahun 2012, memperhatikan ketentuan dan materi pokok yang terdapat dalam beberapa peraturan perundang-undangan undangan dibawah ini: 1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram;` 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 6. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, n, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 4

15 12. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 13. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas tas Kinerja Instansi Pemerintah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Mataram; 18. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun ; 19. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor or 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram; 20. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012; 21. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun ; 22. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mataram ; 2031; 23. Peraturan Walikota Mataram Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram Tahun 2012; LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 5

16 24. Keputusan Walikota Mataram Nomor 675/IX/2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram BIDANG KEWENANGAN Pemerintah Kota Mataram menyelenggarakan fungsi kewenangan berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, antara lain terkait dengan: 1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang, 3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, 4. Penyediaan sarana dan prasarana umum, 5. Penanganan bidang kesehatan, 6. Penyelenggaraan bidang pendidikan; 7. Penanggulangan masalah sosial; 8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan; 9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah; 10. Pengendalian lingkungan hidup; 11. Pelayanan pertanahan; 12. Pelayanan Kependudukan, dan Catatan Sipil; 13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14. Pelayanan administrasi penanaman modal; 15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya. Sedangkan urusan wajib yang dilaksanakan pada tahun 2012 sebanyak 21 urusan wajib, sebagai berikut: 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Pekerjaan Umum 4. Perumahan 5. Penataan Ruang 6. Perencanaan Pembangunan 7. Perhubungan 8. Lingkungan Hidup LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 6

17 9. Kependudukan dan Catatan Sipil 10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 11. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 12. Sosial 13. Ketenagakerjaan 14. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 15. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 16. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian 17. Ketahanan Pangan 18. Pemberdayaan an Masyarakat dan Desa 19. Komunikasi dan Informatika 20. Kearsipan 21. Perpustakaan Enam urusan pilihan yang dilaksanakan pada tahun 2012, antara lain: 1. Pertanian 2. Pariwisata 3. Kelautan dan Perikanan 4. Perdagangan 5. Industri 6. Ketransmigrasian 1.5. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi Pemerintah Kota Mataram mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram. Adapun susunan organisasi dan perangkat daerah, adalah sebagai berikut: 1. Walikota Mataram dan Wakil Walikota Mataram 2. Sekretaris Daerah 3. Tiga Asisten, yang terdiri dari: LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 7

18 - Asisten Tata Praja yang membawahi dan mengkoordinasikan Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan, dan Bagian Pengolahan Data Elektronik dan Informatika. - Asisten Perekonomian Pembangunan, yang membawahi Bagian Perekonomian, Bagian Administrasi si dan Pengendalian Pembangunan, dan Bagian Kesra, serta - Asisten Administrasi Umum, yang membawahi Bagian Umum, Bagian Organisasi, Bagian Humas dan Protokol, dan Bagian Keuangan. 4. Sekretariat DPRD. 5. Tiga belas Dinas Dinas Daerah, terdiri dari: - Dinas Kesehatan - Dinas Pekerjaan Umum - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga - Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata - Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan - Dinas Tata Kota - Dinas Kebersihan - Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil - Dinas Tata Kota dan Pengawas Bangunan - Dinas Pendapatan - Dinas Pariwisata 6. Inspektorat. 7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 8. Dua belas Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik - Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana - Badan Pemberdayaan Masyarakat - Badan Kepegawaian Daerah - Badan Penanggulangan Bencana Daerah - Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan - Badan Lingkungan Hidup - Kantor Ketahanan Pangan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 8

19 - Kantor Perpusatakaan dan Arsip Daerah - Satuan Pemadan Kebakaran - Satuan Polisi Pamong Praja - Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 9. Rumah Sakit Umum Kota Mataram 10. Enam Kecamatan, terdiri dari: - Kecamatan Ampenan - Kecamatan Sekarbela - Kecamatan Mataram - Kecamatan Selaparang - Kecamatan Cakranegara - Kecamatan Sandubaya 11. Lima puluh Kelurahan. 12. Dua belas Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD),, yaitu: - UPTD Puskeswan - UPTD Perbekalan Farmasi - UPTD Pengelola Administrasi SD/TK Kec. Mataram & Selaparang - UPTD Pengelola Administrasi SD/TK Kec. Cakranegara & Sandubaya - UPTD Pengelola Administrasi SD/TK Kec. Ampenan & Sekarbela - UPTD SKB - UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor - UPTD Perparkiran - UPTD Terminal Mandalika - UPTD Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) - UPTD Pasar Wilayah Cakranegara dan Sandubaya - UPTD Pasar Wilayah Mataram, Selaparang, Ampenan dan Sekarbela 13. Sebelas Puskesmas, yaitu - Puskesmas Ampenan, - Puskesmas Cakranegara, - Puskesmas Dasan Cermen, - Puskesmas Karang Pule, - Puskesmas Karang Taliwang, - Puskesmas Mataram, - Puskesmas Dasan Agung - Puskesmas Pagesangan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 9

20 - Puskesmas Tanjung Karang - Puskesmas Selaparang - Puskesmas Pejarakan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 10

21 1.6. FAKTA KOTA MATARAM Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai pintu gerbang dan simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional. Dalam RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi, serta sebagai kawasan pariwisata dengan konsep MICE (Meetings Incentives Conferences and Exhibitions). Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro, pada tahun 2012 di Kota Mataram diselenggarakan beberapa event berskala provinsi, nasional dan internasional, sebagai berikut: 1. O2SN (Olympiade Olahraga Siswa Nasional) pada bulan Mei FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) pada tanggal Juni HARGANAS XIX (Hari Keluarga Nasional) Tahun 2012, pada tanggal 29 Juni LATSITARDANUS XXXIII (Latihan Integrasi Taruna Dewasa Nusantara) pada tanggal 18 November sd. 16 Desember ARUNG SEJARAH BAHARI VII Tahun 2012, pada tanggal 27 November KESATUAN GERAK PKK TINGKAT PROVINSI NTB Tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 11

22 Kota Mataram sebagai tuan rumah penyelenggaraan event nasional selama tahun 2012 telah mencapai tiga sukses yang diharapkan, yaitu: Sukses Penyelenggaraan (Event Succesfully) ) melalui terselesaikannya event sesuai dengan jadwal dan waktu yang direncanakan tanpa menghadapi kendala yang cukup berarti, Sukses Pencitraan Publik (Public Image Succesfully) ) dengan pemberitaan yang positif dan memberikan citra yang baik bagi Kota Mataram secara nasional maupun internasional, dan Sukses Ekonomi (Economic Succesfully) ) dengan adanya berbagai event, menjadi trigger (pemicu) meningkatkan pertumbuhan dan distribusi ekonomi terutama bagi pemberdayaan sektor informal, sektor industri kecil dan rumah tangga, termasuk juga sektor pariwisata dan budaya ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan atau keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah dan masyarakat) di masa yang akan datang. Dalam Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram sebagaimana Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011, ditetapkan isu-isu strategis yang didasarkan atas hasil identifikasi, analisis masalah, sinergitas antar masalah, serta dalam rangka lebih terfokusnya intervensi program pembangunan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 12

23 Beberapa isu strategis pembangunan , adalah sebagai berikut: 1. Lemahnya kualitas SDM dalam mendorong daya saing daerah. Hal ini dilihat dari kualitas tenaga kerja yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga berdampak pada lemahnya produktivitas pembangunan. 2. Rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat.. Hal ini terlihat dari masih belum optimalnya beberapa indikator kualitas kesehatan masyarakat yang berimplikasi pada rendahnya daya dukung pembangunan. 3. Terbatasnya media ekspresi dan ruang apresiasi bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari minimnya produksi kreatif, sehingga berdampak pada lemahnya daya dukung pembangunan. 4. Lemahnya kualitas pelayanan publik di bidang Pendidikan, Kesehatan, Perijinan, Kependudukan dan Catatan Sipil.. Hal ini terlihat dari masih belum optimalnya penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berdampak pada rendahnya kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan. 5. Tingginya angka kemiskinan.. Meskipun angka kemiskinan Kota Mataram jauh lebih rendah dari kabupaten lain di Nusa Tenggara Barat, namun angka nominal tersebut masih cukup besar.. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah penduduk miskin perkotaan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin perdesaan. 6. Rendahnya kemampuan daerah dan tingginya ketergantungan pada pemerintah pusat.. Hal ini tercermin dari masih rendahnya kemampuan PAD dan masih tingginya ketergantungan APBD Kota Mataram yang bersumber dari Dana Perimbangan dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). 7. Lemahnya akses pelayanan publik di bidang Pendidikan, Kesehatan, Perijinan, Kebersihan, Sanitasi, Air Bersih, Kependudukan dan Catatan Sipil. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 13 BAB I - PENDAHULUAN

24 8. Tingginya potensi bencana alam banjir/genangan dan abrasi di wilayah kota.. Hal ini dapat dilihat dari masih terdapatnya 12 titik rawan genangan yang tersebar di beberapa wilayah kota terutama pada saat musim penghujan. Sedangkan abrasi masih dirasakan oleh masyarakat kawasan pesisir pada musim angin barat. 9. Masih tingginya luas kawasan permukiman Padat, Kumuh, dan Miskin (PAKUMIS).. Hal ini dapat dilihat dari masih luasnya kawasan kumuh di Kota Mataram (18,65 Hektar) yang tersebar di 6 kecamatan dan meliputi 18 kelurahan. 10. Tingginya kemacetan lalu lintas (pada waktu dan lokasi tertentu). Hal ini tercermin pada saat masuk/pulang sekolah/kerja di beberapa ruas jalan utama Kota Mataram. 11. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung daya saing daerah. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya jumlah fasilitas expo, workshop bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta belum maksimalnya frekuensi MICE (Meeting Incentive Convention Exhibition). LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB I - PENDAHULUAN 14

25 BAB II PERENCANAAN & PENETAPAN Bab ini memuat Visi, Misi, dan Sasaran Strategis sebagai bagian kunci RPJMD Kota Mataram Tahun Visi dan Misi berfungsi sebagai penentu arah pencapaian sasaran & kinerja Kota Mataram yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dokumen perencanaan lima tahunan Kota Mataram telah ditetapkan Pemerintah Kota Mataram didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 sebagai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun Sebagai dokumen strategis perencanaan pembangunan, RPJMD memberikan gambaran utuh terhadap penanganan isu pembangunan di Kota Mataram dalam empat aspek yaitu aspek geografis dan demografis, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan, dan aspek daya saing. RPJMD Kota Mataram memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi dan Program indikatif pembangunan selama lima tahun kedepan VISI Visi pembangunan Kota Mataram Tahun adalah Terwujudnya Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya. Kota Mataram merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas- batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat kota menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 14

26 Makna yang terkandung dalam Visi Kota Mataram adalah : a. Maju mengandung makna bahwa dalam lima tahun kedepan terjadi peningkatan kualitas SDM Kota Mataram, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk didalamnya seni dan sosial budaya, sehingga kemajuan yang dicapai berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal untuk mewujudkan masyarakat Gumi Mentaram yang sejahtera. Kemajuan ini dapat diukur berdasarkan perbaikan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). b. Religius mengandung makna dalam lima tahun kedepan akan terjadi peningkatan kualitas masyarakat akat kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, mengedepankan kebersamaan serta toleransi yang tinggi antar umat beragama dalam suasana harmonis dalam kerangka penciptaan masyarakat madani. Nilai-nilai religius menjadi spirit dalam menentukan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. c. Berbudaya mengandung makna dalam lima tahun kedepan terjadi peningkatan kualitas masyarakat yang memiliki keseimbangan antara kemajuan dan religiusitas yang saling berterima dalam kemajemukan, menguatnya identitas dan karakter masyarakat yang mandiri, bermoral dan bermartabat. Masyarakat berbudaya tidak hanya dapat dilihat dari berkembangnya adat istiadat, melainkan juga pada berkembangnya infrastruktur yang berkarakter kearifan lokal MISI Untuk mencapai Visi Terwujudnya Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya, Pemerintah Kota Mataram telah menetapkan lima Misi yaitu : a. Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya. b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah. c. Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 15

27 d. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance). e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan TUJUAN Tujuan pembangunan Kota Mataram dalam pencapaian Visi, ditetapkan sebagai berikut: 1. Menciptakan suasana Kota Mataram yang kondusif, dinamis dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya. 2. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4. Meningkatkan kapasitas dan kemandirian ekonomi daerah. 5. Meningkatkan investasi. 6. Peningkatan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. 7. Peningkatan kualitas pelayanan anan publik berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance). 8. Perluasaan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, Kesehatan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transportasi, kependudukan dan catatan sipil. 9. Mengurangi luas wilayah genangan dan abrasi di wilayah kota. 10. Meningkatkan kualitas lingkungan Padat, Kumuh dan Miskin (PAKUMIS), 11. Meningkatkan media ekspresi dan ruang publik, 12. Mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan SASARAN STRATEGIS Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan kinerja dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Pemerintah Kota Mataram. Sasaran kinerja juga lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana kinerja program yang menyangkut keseluruhan Satuan Kerja Pemerintah Kota Mataram. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 16

28 Sasaran strategis dalam RPJMD Kota Mataram telah ditetapkan sejumlah 27 SASARAN STRATEGIS, sebagai dasar pengukuran kinerja dalam LAKIP Kota Mataram Tahun Tabel 1 Keterkaitan antara Visi, Misi dan Sasaran Strategis VISI Terwujudnya Kota Mataram yang Maju Religius dan Berbudaya MISI Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi ekonomi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah SASARAN STRATEGIS 1. Meningkatnya Kondusivitas wilayah Kota Mataram. 2. Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama. 1. Meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat. 3. Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal. 4. Meningkatnya kesetaraan gender. 5. Meningkatnya kualitas keluarga 1. Meningkatnya pendapatan per kapita. 2. Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat. 3. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja. 4. Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 17

29 daerah. 5. Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah. 6. Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal. 7. Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah. 8. Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM. 9. Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha. 10.Meningkatnya kepastian berinvestasi. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance). 1. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance 2. Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP. 3. Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan 1. Meningkatnya fungsi saluran drainase. 2. Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air. 3. Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai. 4. Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 18

30 5. Meningkatnya ketersediaan media ekpresi dan ruang publik. 6. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup. 7. Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2012 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram Tahun 2012 sebagai dokumen implementasi rencana tahunan (tahun ke-2) RPJMD Kota Mataram , 2015, menetapkan 14 prioritas pembangunan daerah yang ditargetkan akan dicapai pada tahun anggaran 2012, adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan akses dan mutu pendidikan dasar dan menengah. 2. Pelayanan Kesehatan berdasarkan Good Governance. 3. Penurunan Angka Kemiskinan sebesar 3 persen. 4. Penurunan Prevalensi Gizi Buruk. 5. Peningkatan Pelayanan Administrasi Kependudukan. 6. Penciptaan Wirausaha Baru. 7. Pemerataan Pendapatan. 8. Perluasan Lapangan Kerja. 9. Pengembangan Produk Unggulan Kawasan. 10. Peningkatan Kualitas Jalan dan Jembatan. 11. Optimalisasi Penanganan Genangan/Banjir. 12. Peningkatan Rumah Layak Huni. 13. Pengurangan Kawasan Permukiman Kumuh. 14. Optimalisasi Mitigasi Bencana Alam. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 19

31 2.6. KEBIJAKAN & PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2012 Untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi yang tepat agar sasaran tersebut dapat tercapai. Strategi Pemerintah Kota Mataram mencakup penentuan kebijakan dan program. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditentukan. Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian sasaran kinerja yang memberikan kontribusi bagi pencapaian tugas pokok dan fungsi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih dari satu tahun. Kegiatan merupakan aspek operasional/kegiatan nyata dari suatu rencana kinerja yang berturut-turut diarahkan untuk mencapai sasaran. Adapun penjelasan lebih rinci kebijakan dan program untuk pencapaian sasaran, adalah sebagai berikut: 1. Sasaran: Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram. Kebijakan : a. Menurunkan potensi gangguan terjadinya pelanggaran. b. Mengoptimalkan peran dan fungsi kelembagaan. c. Meningkatkan pelatihan peningkatan kompetensi. d. Menurunkan pelanggaran K3 di tengah masyarakat. e. Menurunkan angka pelanggaran Pemilu/Pemilukada. f. Mengoptimalkan peran dan fungsi pembinaan, pencegahan, pelanggaran hukum dan HAM. g. Mengoptimalkan pengawalan penerapan PERDA. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 20

32 Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,, dengan program utama sebagai berikut: 1. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. 2. Program peningkatan pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT). 3. Program pendidikan politik masyarakat. 4. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan. 5. Program pemeliharaan ketentraman ketertiban masyarakat, dan pencegahan tindakan kriminal. 2. Sasaran : Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama. Kebijakan : a. Memantapkan hasil kesepakatan forum umat beragama. b. Optimalisasi peran kelembagaan adat keagamaan. c. Memantapkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui dua urusan, yaitu: Urusan Wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, dan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, dengan program utama: 1. Program pemberdayaan kelembagaan sosial dan keagamaan. 2. program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan. 3. Sasaran : Meningkatnya kualitas pendidikan. Kebijakan : a. Memantapkan manajemen dan pelayanan pendidikan. b. Meningkatkan akses dan peluang guru untuk memenuhi kualifikasi. c. Meningkatkan daya dukung dan sosialisasi peran perpustakaan. d. Memantapkan peran dan fungsi perpusatakaan daerah. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Pendidikan dan Urusan Wajib Perpustakaan,, dengan program utama; 1. Program pendidikan dan usia dini. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 21

33 2. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. 3. Program pendidikan menengah. 4. Program pendidikan non formal. 5. Program pendidikan luar biasa. 6. Program manajemen pelayanan pendidikan 7. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. 4. Sasaran : Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat. Kebijakan : a. Meningkatkan penanganan dan layanan kesehatan ibu melahirkan. b. Meningkatkan usia harapan hidup masyarakat. c. Mengoptimalkan upaya kesehatan masyarakat. d. Mengoptimalkan upaya peningkatan kesehatan balita. e. Mengoptimalkan peran dan fungsi Bidan. f. Mengoptimalkan peran, fungsi dan layanan Puskesmas/Pustu. g. Mengoptimalkan pelayanan RSU Kota Mataram. h. Meningkatkan jumlah dan kualitas/kompetensi tenaga medis. i. Mengoptimalkan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin. j. Mengoptimalkan sosialisasi dan layanan HIV/AIDS. k. Mengoptimalkan sosialisasi dan layanan Gerakan Anti Narkoba. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Kesehatan,, dengan program utama; 1. Program upaya kesehatan masyarakat. 2. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. 3. Program perbaikan gizi masyarakat. 4. Program pengembangan lingkungan sehat. 5. Program pencegahan penyakit menular. 6. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya. 7. Program peningkatan mutu pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 22

34 5. Sasaran : Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal. Kebijakan : a. Meningkatkan frekuensi penyelenggaraan event budaya b. Meningkatkan keterbukaan akses pembentukan kelompok adat. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Pilihan Pariwisata,, dengan program utama: 1. Program pengelolaan keragaman budaya. 2. Program pengembangan nilai budaya. 3. Program pengelolaan kekayaan budaya. 6. Sasaran : Meningkatnya kesetaraan gender. Kebijakan : a. Optimalisasi kesetaraan gender. b. Meningkatkan upaya partisipasi perempuan dalam pendidikan, pemerintahan dan sektor swasta. c. Menurunkan jumlah KDRT. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dengan program utama: 1. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan. 2. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak. 3. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan. 7. Sasaran : Meningkatnya kualitas keluarga. Kebijakan : a. Meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. b. Meningkatkan sosialisasi guna pemahaman ber-kb Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui dua Urusan, yaitu: Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, dan Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat,, dengan program utama: 1. Program keluarga berencana. 2. Program pelayanan kontrasepsi. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 23

35 3. Program pembinaan peran-serta masyarakat dan kelompok usaha dalam pelayanan KB dan peningkatan kesejahteraan. 4. Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan. 8. Sasaran : Meningkatnya pendapatan per kapita. Kebijakan : Meningkatkan distribusi dan sirkulasi ekonomi daerah. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan,, dengan program utama: Perencanaan pembangunan ekonomi. 9. Sasaran : Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat. Kebijakan : a. Mengoptimalkan penanganan penduduk miskin. b. Pemberdayaan penduduk rentan miskin. c. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan kesejahteraan sosial dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui dua Urusan, yaitu: Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan, dan Urusan Wajib Sosial, dengan program utama: 1. Program perencanaan sosial dan budaya. 2. Program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya. 3. Program pembinaan anak terlantar. 4. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial. 5. Program pemberdayaan keluarga muda mandiri. 10. Sasaran : Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja. Kebijakan : a. Meningkatkan peluang lapangan kerja. b. Mengoptimalkan penanganan pengangguran terbuka. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Ketenagakerjaan, dengan program utama: LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 24

36 1. Program peningkatan kesempatan kerja dan berusaha. 2. Program peningkatan dan produktivitas tenaga kerja. 11. Sasaran : Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah. Kebijakan : Mengoptimalkan kebijakan ekonomi daerah. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan,, dengan program utama: Program perencanaan pembangunan ekonomi. 12. Sasaran : Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah. Kebijakan : a. Mengoptimalkan peran dan fungsi kelembagaan ketahanan pangan. b. Meningkatkan dampak penyuluhan terhadap pemenuhan pangan daerah. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Ketahanan Pangan,, dengan program utama: Program Peningkatan Ketahanan Pangan. 13. Sasaran : Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal. Kebijakan : a. Mengoptimalkan sektor industri dalam pengembangan peluang dan pemasaran. b. Meningkatkan daya saing kluster unggulan daerah. c. Mengoptimalkan peluang dan pemasaran IRT. d. Mengoptimalkan sosialisasi dan promosi destinasi pariwisata. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui tiga Urusan, yaitu: Urusan Wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta Urusan Pilihan Perindustrian,, dengan program utama: 1. Program pembinaan dan pemantauan pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 25

37 2. Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif. 3. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM. 4. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. 5. Program pengembangan industri kecil dan rumah tangga. 6. Program peningkatan kemampuan teknologi industri. 7. Program penataan struktur industri. 14. Sasaran : Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah. Kebijakan : Optimalisasi manajemen pendapatan daerah. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian,, dengan program utama: Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. 15. Sasaran : Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM. Kebijakan : a. Mengoptimalkan penanganan dan peningkatan pendapatan usaha kecil/mikro. b. Mengoptimalkan besaran dan pola distribusi bantuan usaha mikro/kecil. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian,, dengan program utama, yaitu: Program pembinaan, pemantauan pelaksanaan pemberdayaan ekonomi rakyat. 16. Sasaran : Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha. Kebijakan : a. Meningkatkan upaya promosi dan peluang usaha. b. Mengefektifkan peran lembaga UMKM. c. Mengoptimalkan manajemen koperasi. d. Mengoptimalkan peran koperasi untuk pelayanan kebutuhan masyarakat. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 26

38 Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui dua Urusan, yaitu: Urusan Wajib koperasi dan usaha kecil menengah, dan Urusan Wajib perdagangan,, dengan program utama: 1. Program penciptaan iklim usaha UKM yang kondusif. 2. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM. 3. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. 17. Sasaran : Meningkatnya kepastian berinvestasi.. Kebijakan : a. Meningkatkan intensitas promosi investasi. b. Meningkatkan daya saing investasi daerah. c. Memantapkan identifikasi potensi yang dapat dikerjasamakan. d. Mengoptimalkan fungsi dan peran kelembagaan investasi. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian,, dengan program utama sebagai berikut: 1. Peningkatan penanaman modal daerah. 2. Peningkatan kualitas pelayanan publik. 18. Sasaran : Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance. Kebijakan : a. Mengefektifkan keterbukaan informasi dan partisipasi stakeholders. b. Memantapkan sinkronisasi rencana pembangunan daerah. c. Memantapkan mekanisme fungsi pengawasan/pembinaan SKPD. d. Meningkatkan kualitas Pengawas (auditor). e. Mengoptimalkan sistem pengelolaan keuangan daerah. f. Meningkatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). g. Mengoptimalkan sistem pencatatan aset daerah. h. Mengoptimalkan peran arsip dalam rangka tertib administrasi. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 27

39 i. Optimalisasi mekanisme pelaporan, pengendalian pengadaan barang dan jasa. j. Memantapkan sistem dan mekanisme evaluasi. k. Meningkatkan koordinasi pelaporan kinerja. l. Memantapkan mekanisme fungsi pembinaan PNS. m. Meningkatkan cakupan pejabat yang mengikuti diklat jabatan. n. Menyesuaikan kelembagaan SKPD sesuai dengan kebutuhan dan aturan. o. Memantapkan penanganan bahaya kebakaran. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui empat urusan pemerintahan,, yaitu: Urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, Urusan Wajib pemberdayaan masyarakat at desa, Urusan Wajib perumahan,, serta Urusan Wajib komunikasi dan informasi, dengan program utama, sebagai berikut: 1. Program kerjasama informasi dengan mass media. 2. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa. 3. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kota. 4. Program peningkatan dan pengembangan manajemen partisipatif. 5. Program perencanaan pembangunan daerah. 6. Program pengembangan pengelolaan keuangan daerah. 7. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan anaan kebijakan KDH. 8. Program pembinaan dan pengembangan aparatur. 9. Program pengendalian pembangunan daerah. 10. Program peningkatan capaian kinerja. 11. Program penataan daerah, organisasi dan ketatalaksanaan serta PAN. 12. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. 13. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran. 19. Sasaran : Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP. Kebijakan : a. Mendorong penyusunan SPM SKPD. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 28

40 b. Mendorong penyusunan SOP SKPD. c. Mendorong penerapan SPM oleh SKPD. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian,, dengan program utama, yaitu: Program penataan daerah, organisasi dan ketatlaksanaan serta PAN. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 29

41 20. Sasaran : Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik. Kebijakan : a. Meningkatkan sarpras sekolah. b. Meningkatkan kuantitas sarpras kesehatan. c. Optimalisasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. d. Meningkatkan sarpras air bersih. e. Optimalisasi pelayanan administrasi kelurahan. f. Meningkatkan infrastruktur transportasi. g. Optimalisasi pelayanan dan administrasi kependudukan. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui enam Urusan Pemerintahan,, yaitu: : Urusan Wajib Pendidikan, Urusan Wajib Kesehatan, Urusan Wajib Pekerjaan Umum, Urusan Wajib Lingkungan Hidup, Urusan Wajib Perhubungan, serta Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil, dengan program utama, sebagai berikut: 1. Program wajib belajar pendidikan ikan dasar sembilan tahun. 2. Program pendidikan menengah. 3. Program obat dan perbekalan kesehatan. 4. Program upaya kesehatan masyarakat. 5. Program pengembangan lingkungan sehat. 6. Program pembangunan dan penataan lingkungan perumahan. 7. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah. 8. Program penataan daerah otonom baru. 9. Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan. 10. Program peningkatan pelayanan angkutan. 11. Program penataan administrasi kependudukan. 21. Sasaran : Meningkatnya fungsi saluran drainase. Kebijakan : Meningkatkan kuantitas dan pemeliharaan saluran drainase. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Pekerjaan Umum,, dengan program utama, sebagai berikut: 1. Program pembangunan talud/turap/bronjong. 2. Program pengendalian banjir. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 30

42 3. Program pemeliharaan saluran drainase. 22. Sasaran : Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air. Kebijakan : Meningkatkan jumlah kawasan resapan air. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui dua Urusan Wajib yaitu Pekerjaan Umum dan Lingkungan Hidup, dengan program utama, sebagai berikut: 1. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. 2. Program pembangunan dan penataan lingkungan perumahan. 23. Sasaran : Meningkatnya penataan sempadan sungai dan pantai. Kebijakan : Meningkatkan sosialisasi, pengawasan, dan pengendalian kawasan sempadan sungai dan pantai. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Pekerjaan Umum, Lingkungan Hidup, dan Penataan Ruang, dengan program utama, sebagai berikut: 1. Program pengendalian banjir. 2. Program pengembangan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya. 3. Program pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya. 4. Program pengendalian pemanfaatan ruang 24. Sasaran : Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh. Kebijakan : a. Meningkatkan upaya penanganan upaya penanganan rumah tidak layak huni. b. Meningkatkan upaya penanganan kawasan kumuh. c. Meningkatkan sarpras sanitasi. d. Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan pemeliharaan TPS. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Pekerjaan Umum, dan Lingkungan Hidup,, dengan program utama, sebagai berikut: 1. Program pembangunan dan penataan lingkungan perumahan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 31

43 2. Program pengembangan perumahan. 3. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan. 25. Sasaran : Meningkatnya ketersediaan media ekpresi dan ruang publik. Kebijakan : a. Meningkatkan jumlah ruang publik. b. Meningkatkan fasilitas media ekpresi. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup, dengan program utama, sebagai berikut: 1. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri. 2. Program perencanaan tata ruang. 3. Program penataan dan pemeliharaan ornamen kota dan reklame. 26. Sasaran : Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup. Kebijakan : a. Menambah ruang RTH. b. Mengoptimalkan pengawasan bangunan. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib, Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup, dengan program utama, sebagai berikut: 1. Program pengendalian pemanfaatan ruang. 2. Program pemeliharaan dan pengelolaan pemakaman. 27. Sasaran : Meningkatnya a efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah. Kebijakan : Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib, Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup, dengan program utama, yaitu: program pencegahan dini dan penanggulangan bencana daerah. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 32

44 2.7. TARGET INDIKATOR MAKRO TAHUN 2012 Seluruh kebijakan pembangunan yang tertuang dalam sasaran misi dan prioritas pembangunan Tahun 2012 diarahkan untuk mencapai sasaran indikator makro Kota Mataram Tahun 2012 yang terbagi dalam empat aspek, sebagai berikut: NO I Tabel 2 Target Indikator Makro Tahun 2012 INDIKATOR MAKRO Aspek Geografis & Demografis 1 Jumlah Penduduk jiwa 2 Laju Pertumbuhan Penduduk % 3 Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 4 Jumlah Penduduk Miskin jiwa 5 Persentase Penduduk Miskin % 6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - II Aspek Kesejahteraan Masyarakat SATUAN TARGET ,56 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi % Laju Inflasi % Tingkat Pengangguran Terbuka % Angka Partisipasi Angkatan Kerja % PDRB per Kapita (Rp/tahun) 12,960,256 6 Daya Beli Masyarakat (Rp/bulan) 650,000 III Aspek Pelayanan 1 Angka Melek Huruf (AMH) (%) 2 Rasio Lama Sekolah (RLS) tahun 3 Angka Partisipasi Murni (APM) - SD/MI/Paket A (%) - SMP/MTs/paket B (%) - SMA/MA/Paket C (%) 4 Angka Partisipasi Kasar (APK) - SD/MI/Paket A (%) - SMP/MTs/paket B (%) - SMA/MA/Paket C (%) IV Aspek Daya Saing APBD 2 PAD 3 Dana Perimbangan 4 Lain-lain PAD yang Sah Milyar Rp Milyar Rp Milyar Rp Milyar Rp 810,748 78, , ,484 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 33

45 Sumber: RPJMD Kota Mataram (Bab IX) *) penyesuaian 2.8. RENCANA & PENETAPAN Penetapan Kinerja adalah suatu pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama SKPD, beserta target kinerja dan anggaran (Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 29 Tahun 2010, Bab II, pasal 3 dan pasal 7). Dalam kaitan tersebut, Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Mataram merupakan penetapan kinerja yang disepakati oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Walikota Mataram selaku Atasan Langsung Kepala SKPD. Pemerintah Kota Mataram telah menetapkan Penetapan Kinerja Tahun 2012, dengan uraian sebagai berikut: MISI 1 : Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya. SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Kondusivitas wilayah Kota Mataram. Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan INDIKATOR UTAMA Cakupan penanganan Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban (K3) Indeks Demokrasi Cakupan Penanganan Konflik Penyelesaian Pelanggaran Hukum dan HAM Penegakan Peraturan Daerah Pertemuan antar umat beragama Jumlah konflik antar umat SATUAN TARGET % 90 % 98 kasus 23 kasus 290 % 17 % 90 kali 4 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 34

46 beragama MISI 2 beragama dalam satu tahun Jumlah kegiatan keagamaan dalam satu tahun kali 520 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah. SASARAN STRATEGIS Meningkatkan kualitas pendidikan. Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat INDIKATOR UTAMA Angka Melek Huruf Rasio Lama Sekolah Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Murni Guru yang memperoleh sertifikasi Rata-rata kunjungan perpustakaan Cakupan layanan perpustakaan Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / 1000 kelahiran hidup Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Angka Harapan Hidup Prevalensi Gizi Buruk Cakupan Kelurahan UCI Rasio Tenaga Medis per penduduk Cakupan Layanan Puskesmas Cakupan Layanan Puskesmas Pembantu SATUAN TARGET % 99,60 tahun 10,50 - SD/MI/Paket A 105,27 - SMP/MTs/Paket B 114,19 - SMA/SMK/Paket C 116,96 - SD/MI/Paket A 89,68 - SMP/MTs/Paket B 79,01 - SMA/SMK/Paket C 79,97 % 88 kali / tahun % 205 % 40,39 % 94 tahun 67,13 % 2,75 % 99-13,42 % 1,5 % 0,18 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 35

47 Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal. Rasio Rumah Sakit Jumlah Posyandu Aktif Cakupan JAMKESMAS Prevalensi HIV/AIDS Penanganan Narkoba Jumlah Event budaya daerah dalam satu tahun Jumlah pembinaan kelompok budaya RS 1: buah 400 jiwa % 0,01 % 0,1 kali 75 kelompok 45 Meningkatnya kesetaraan gender. Indeks Pemberdayaan Gender Angka Melek Huruf Perempuan Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan Partisipasi perempuan di sektor swasta Jumlah kasus KDRT % % 78 kasus 0,61 Meningkatnya kualitas keluarga Peningkatan jumlah Keluarga Sejahtera Cakupan layanan KB keluarga PUS MISI 3 Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah. SASARAN STRATEGIS Meningkatnya pendapatan per kapita. Meningkatnya upaya penanganan masalah INDIKATOR UTAMA PDRB per Kapita Paritas Daya Beli Penduduk miskin SATUAN TARGET rupiah rupiah % 18,59 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 36

48 sosial ekonomi masyarakat. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja. Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah. Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal. Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah. Meningkatnya efektivitas Cakupan penanangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Cakupan pembinaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Cakupan partisipasi angkatan kerja Penduduk tidak bekerja Pertumbuhan ekonomi daerah Tingkat cadangan pangan daerah Cakupan layanan penyuluhan Tingkat produktivitas ikan Kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Cakupan klaster unggulan daerah Kontribusi sektor industri Rumah Tangga terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Jumlah kelompok sadar wisata Angka kunjungan wisatawan Daya serap Pendapatan Daerah Daya serap PAD PAD terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) Usaha mikro dan kecil % 95,00 % 90,00 % 78,02 % 10,00 % 9,29 % 56 % 93 ton % 15,00 % 95,00 % 15,00 kelompok 160 orang % 100 % 100 % 35,00 % LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 37

49 pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM. Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha. Meningkatnya kepastian berinvestasi. UMKM yang mendapat bantuan permodalan Rasio Wirausaha Baru Cakupan bina kelompok pengrajin Koperasi Berkualitas Koperasi Aktif Laju pertumbuhan investasi Jumlah nilai investasi dalam satu tahun Jumlah kontrak kerjasama investasi Waktu penyelesaian ijin investasi % 500 WUB % 15,00 % 130 % 413 % 3,00 Milyar Rp. Buah 10 hari 20 MISI 4 Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance). SASARAN STRATEGIS Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance INDIKATOR UTAMA Peran serta masyarakat dalam MPBM/Musrenbang Penetapan Perwal RKPD tepat waktu Penetapan KUA-PPAS RAPBD tepat waktu Renstra SKPD yang mengacu RPJMD Renja SKPD mengacu RKPD Jumlah temuan SATUAN TARGET % 95 % 100 % 100 % 100 % 100 buah LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 38

50 pemeriksaan yang ditindaklanjuti Jumlah aparatur memiliki kualifikasi auditor Daya serap APBD Peningkatan kinerja keuangan daerah/opini BPK Tingkat pengelolaan aset daerah SKPD pengelola arsip yang baik SKPD yang menyampaikaan Laporan Realisasi Fisik & Keuangan tepat waktu orang 38 % 90 Opini BPK WTP % 100 SKPD 35 SKPD 35 Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP. Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan SKPD yang telah menyerahkan LPPD sesuai urusan pemerintahan tepat pada waktunya SKPD yang menyerahkan LAKIP tepat pada waktunya Tingkat Disiplin PNS Pejabat yang telah mengikuti diklat struktural SKPD yang kelembagaannya sesuai kebutuhan dan aturan SKPD yang mempunyai SPM SKPD yang mempunyai SOP SKPD yang menerapkan SPM dan SOP Rasio ketersediaan sekolah Rasio Puskesmas SKPD 35 SKPD 35 % 95 % 100 SKPD 35 SKPD 20 SKPD 20 SKPD 20 unit 0,1 unit 0,1 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 39

51 publik. Cakupan layanan kesehatan masyarakat miskin Cakupan layanan air bersih Cakupan sarpras kelurahan dalam kondisi baik % 90 % 40 % 100 Cakupan fasilitas keselamatan & perlengkapan jalan Cakupan layanan persampahan Rasio penduduk ber-ktp unit 47,5 % 95 % 50,00 MISI 5 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan. SASARAN STRATEGIS Meningkatnya fungsi saluran drainase. INDIKATOR UTAMA Cakupan drainase dalam kondisi baik SATUAN TARGET % 75,00 Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air Ketersediaan kawasan resapan air % 80 Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai. Rasio sempadan sungai dan pantai yang dipakai bangunan liar - 13,06 Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh. Rumah tidak layak huni Rasio kawasan permukiman kumuh Rumah tinggal ber-sanitasi % % 29,47 % 80,00 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 40

52 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) unit 6,00 Meningkatnya ketersediaan media ekpresi dan ruang publik. Rasio cakupan ruang publik Rasio cakupan fasilitas media ekpresi % 95,00 % 95,00 Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Rasio tempat pemakaman umum % 15,30 % 20,00 Bangunan ber-imb % 87,00 Alih fungsi lahan pertanian % 5,00 Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah. Cakupan jumlah bencana yang dapat ditangani dalam satu tahun % 85,00 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB II PENETAPAN & PERENCANAAN 41

53 BAB III AKUNTABILITAS Bab ini memuat evaluasi Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Mataram dalam upaya pencapaian Visi Kota Mataram yang Maju, Religius, dan Berbudaya. Penetapan IKU diperlukan guna memudahkan SKPD melaksanakan 5 Misi yang ada dalam RPJMD Kota Mataram KERANGKA PENGUKURAN Pengukuran kinerja (performance measurement) ) digunakan untuk mengukur keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis orgnasisasi. Setiap instansi Pemerintah wajib menetapkan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) ) secara formal untuk tujuan dan sasaran strategis pada masing-masing tingkatan (level) secara berjenjang. Dengan ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) secara formal diharapkan akan diperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik, serta diperolehnya ukuran keberhasilan dari suatu sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Perlunya ditetapkannya IKU adalah agar terdapat proses yang wajar yang digunakan baik oleh pelaksana dan pimpinan organisasi dalam mengelola usaha-usaha organisasi instansi agar mencapai hasil atau berkinerja tinggi (Peraturan Menteri PAN Nomor: PER/20/M.PAN/11/2008). Adapun Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) Pemerintah Kota Mataram sebagaimana aimana Keputusan Walikota Mataram Nomor 657/IX/2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram , 2015, diuraikan sebagai berikut: LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 41

54 1. Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram 2. Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama 3. Meningkatkan kualitas pendidikan. 4. Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat 5. Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal. 6. Meningkatnya kesetaraan gender. 7. Meningkatnya kualitas keluarga 8. Meningkatnya pendapatan per kapita. 9. Meningkatnya upaya penanganan maslaah sosial ekonomi masyarakat. 10. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja. 11. Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah. 12. Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah 13. Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal. 14. Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah. 15. Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM. 16. Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha 17. Meningkatnya kepastian berinvestasi. 18. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance. 19. Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP. 20. Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik. 21. Meningkatnya fungsi saluran drainase. 22. Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air. 23. Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai. 24. Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh. 25. Meningkatnya ketersediaan media expresi dan ruang publik. 26. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 42

55 27. Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah CAPAIAN INDIKATOR MAKRO Tabel 3 Capaian Indikator Makro Pemerintah Kota Mataram NO INDIKATOR MAKRO SATUAN REALISASI 2011 TARGET 2011 REALISASI 2012 I Aspek Demografis 1 Jumlah Penduduk jiwa **) 2 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,01 2,00 4,70 **) 3 Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 66,64 67,13 67,13 4 Jumlah Penduduk Miskin jiwa Persentase Penduduk Miskin (%) 14,44 18,59 13,18 6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - 72,26 73,56 72,83 II Aspek Kesejahteraan Masyarakat 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi - Dengan sub sektor angkutan udara - Tanpa sub sektor angkutan udara (%) (%) 7,67 *) 9,29 *) 7,95-4,04 **) 10,52 **) 2 Laju Inflasi (%) 6,38 *) 3,36 4,10 **) 3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) 6,7 *) 7,73 6,53 **) 4 Tingkat Angka Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 64,71 *) 78,02 61,98 **) 5 PDRB per Kapita (Rp/tahun) 13,533,732 *) 12,960, **) LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 43

56 6 Daya Beli Masyarakat (Rp/bulan) NO INDIKATOR MAKRO SATUAN REALISASI 2011 TARGET 2011 REALISASI 2012 III Aspek Pelayanan Angka Melek Huruf (AMH) Rasio Lama Sekolah (RLS) Angka Partisipasi Murni (APM) - SD/MI/Paket A (%) 91,81 99,6 91,85 tahun 9,21 10,5 9,22 (%) 91,58 89,68 97,42 - SMP/MTs/paket B (%) 79,46 79,01 76, SMA/MA/Paket C (%) 71,67 79,97 64,66 Angka Partisipasi Kasar (APK) - SD/MI/Paket A (%) 108,62 105,27 109,36 - SMP/MTs/paket B (%) 103,28 114,19 104,92 - SMA/MA/Paket C (%) 90,44 116,96 89,41 IV Aspek Daya Saing 1 APBD 2 PAD Milyar Rp 670,22 810,75 600,47 Milyar Rp 82,30 78,84 88,73 3 Dana Perimbangan Milyar Rp 441,59 530,57 534,53 4 Lain-lain PAD yang Sah Milyar Rp 155,15 112,48 112,22 Keterangan: *) angka sementara **) angka sangat sementara LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 44

57 Tujuan pembangunan daerah Kota Mataram telah ditetapkan dan dituangkan dalam visi dan misi Kota Mataram. Hal ini memberikan kejelasan bahwa arah pembangunan Kota Mataram telah disusun dalam suatu kebijakan yang bertahap, terstruktur dan berkesinambungan. Oleh karenanya, kebijakan yang telah ditetapkan dalam kerangka kinerja pembangunan daerah harus dapat menginformasikan sejauhmana kebijakan tersebut dalam mendukung tujuan pembangunan. Keberhasilan kinerja pembangunan daerah secara umum dapat diukur dengan indikator kinerja makro dan evaluasi kinerja pembangunan daerah dengan menggunakan n beberapa aspek sebagai tolak ukur. Aspek-aspek tersebut meliputi (1) Aspek Demografi, (2) Aspek Kesejahteraan Masyarakat, (3) Aspek Pelayanan, dan (4) Aspek daya Saing. I. Aspek Geografis dan Demografis Kota Mataram (61,30 km 2 ) memiliki luas wilayah sekitar 0,30 persen dari luas wilayah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat ( km 2 ). Namun dihuni oleh jumlah penduduk yang cukup besar. Pada tahun 2012, berdasarkan data sangat sementara yang diperoleh dari BPS Provinsi NTB, jumlah penduduk yang ada di Kota Mataram mencapai jiwa meningkat jiwa dari tahun Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011, penduduk Kota Mataram tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 4,70 persen, diatas target yang telah ditetapkan RPJMD Kota Mataram yaitu 2 persen. Peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2012 ini disebabkan karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi yang cukup tinggi. Sebagai dampak langsung dari pertambahan penduduk, kepadatan penduduk yang ada di Kota Mataram menjadi meningkat yaitu jiwa/km2 dari tahun sebelumnya yaitu jiwa/km2. Kepadatan penduduk yang cukup tinggi ini LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 45

58 diikuti dengan kondisi warga kota yang beraneka ragam, mengalami kerawanan akan munculnya konflik sosial, besarnya tuntutan perluasan kesempatan kerja, meningkatnya kemiskinan yang ditimbulkan oleh kesenjangan, serta berdampak langsung juga terhadap kerusakan lingkungan hidup. Dengan memperhatikan kondisi penduduk tersebut, maka pada tahun 2012 kebijakan-kebijakan APBD di Kota Mataram difokuskan pada program-program yang pro poor, pro job, pro growth dan pro environment. Gambar 1 Struktur Umur Penduduk Kota Mataram Tahun ,85% 0-14 thn 26,77% thn 69,38% Dengan melihat kondisi struktur umur penduduk Kota Mataram pada tahun 2012 yang telah dikelompokkan dalam kelompok umur lima tahunan, maka penduduk Kota Mataram tergolong penduduk intermediate (transisi), hal ini dapat disimpulkan dari gambar 1 diatas bahwa jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 69,38 persen. Tingginya jumlah penduduk usia produktif atau usia kerja ini di antisipasi dengan kebijakan pemerintah yang pro job. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal dasar pembangunan bila kualitas sumber daya manusianya tinggi, namun sebaliknya akan menjadi beban pembangunan yang cukup besar. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam skala luas disebut sebagai pembangunan manusia dan untuk mengukur kinerja pembangunan terhadap pemberdayaan manusia digunakan IPM (Indeks Pembangunan Manusia). IPM merupakan indeks komposit yang mencakup LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 46

59 tiga bidang pembangunan yang dianggap sangat mendasar yaitu bidang kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup, bidang pendidikan melalui angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah serta bidang ekonomi dengan paritas daya beli. Berdasarkan hasil perhitungan IPM oleh BPS Kota Mataram, terlihat bahwa status pembangunan warga kota di Kota Mataram pada tahun 2012 sebesar 72,83 meningkat 0,51 point bila dibandingkan dengan angka tahun 2011 yaitu 72,32. Namun IPM tahun 2012 kurang 0,73 point dari target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu 73,56. Berdasarkan IPM, wilayah yang baik adalah wilayah yang penduduknya sehat, pandai dan berdaya beli, nilai IPM 72,32 terletak pada range 51 sampai 79 yang berarti bahwa daerah tersebut mulai memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya. IPM Kota Mataram pada tahun 2012 menduduki peringkat-1 dari kabupaten/kota lain di Provinsi NTB. Pembangunan warga kota di bidang kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup merupakan suatu indikator yang merefleksikan usia hidup rata-rata penduduk suatu daerah. Pemerintah Kota Mataram selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan warga Kota Mataram sehingga menjadi sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Hal ini dilakukan dengan memberikan pelayanan maksimal dan membangun sarana prasarana kesehatan, dengan harapan dapat meringankan beban dan mempermudah akses warga ke fasilitas kesehatan. Pada awal tahun 2012 Pemerintah Kota Mataram menerbitkan Peraturan Walikota Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmaspuskesmas yang ada di wilayah Kota Mataram. Berdasarkan Perwal tersebut, seluruh warga Kota Mataram dapat menikmati pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas tanpa dipungut biaya. Pada a sisi lain untuk pelayanan kesehatan pada tahun 2012 Pemerintah Kota Mataram menambah jumlah Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling, untuk mencapai akses kesehatan bagi warga khususnya mayoritas lapisan menengah bawah yang sangat membutuhkan uluran pemerintah dalam penanganan kesehatan. Akan tetapi pada tahun 2012, jumlah dokter dan paramedis menurun dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena kebijakan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 47

60 Moratorium PNS oleh Pemerintah Pusat dan beberapa dokter dan juga paramedis telah memasuki masa pensiun. Gambar 2 Jumlah Rumah sakit/klinik Bersalin, Puskesmas/Pustu/Puskel dan Dokter/Paramedis di Kota Mataram pada Tahun Dokter/Paramedis Rumah Sakit/Klinik Bersalin Puskesmas/Pustu/Puskel Muara dari kualitas kesehatan masyarakat, akan tergambarkan dalam angka harapan hidup bagi bayi yang dilahirkan saat ini. Angka harapan hidup di Kota Mataram pada tahun 2012 berdasarkan perhitungan dari BPS Kota Mataram mencapai 67,13 tahun artinya bahwa apabila ada bayi yang dilahirkan pada saat ini, maka dia berpeluang untuk hidup selama 67,13 tahun yang akan datang. Angka harapan hidup penduduk di Kota Mataram yang dicapai di tahun 2012 ini sesuai dengan yang ditargetkan dalam RPJMD Kota Mataram yaitu 67,13 tahun. Suatu Kota dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi, umumnya disertai dengan kemiskinan. Menurut data BPS Kota Mataram jumlah penduduk miskin yang ada di Kota Mataram menurun 1,26 persen atau jiwa dari jiwa di tahun 2011 menjadi jiwa di tahun 2012 dan berada dibawah target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu jiwa. Penurunan nan jumlah penduduk miskin ini seiring dengan meningkatnya IPM Kota Mataram. Berkurangnya jumlah penduduk miskin Kota Mataram dapat juga diartikan bahwa pendapatan penduduk di Kota Mataram semakin meningkat. Karena secara konseptual, penduduk miskin adalah penduduk yang pendapatannya lebih kecil dari LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 48

61 pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya. II. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Keberadaan Kota Mataram sebagai Ibukota Provinsi NTB yang sudah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), tempat penyelenggaraan event MICE (Meeting, Incentive, Convention & Exhibition), dan destinasi pariwisata membutuhkan Kota ini dapat tampil setara dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Kota Mataram menjadi makin terbuka untuk mendorong geliat pertumbuhannya dalam kerangka mengangkat harkat dan martabat warga kota dalam posisi setara dan membanggakan dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kota Mataram dapat diukur dengan menggunakan an beberapa indikator, indikator yang lazim digunakan adalah laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, tingkat pengangguran terbuka, tingkat partisipasi angkatan kerja, PDRB per kapita dan daya beli masyarakat. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 49

62 Gambar 3 PDRB Kota Mataram ADH Berlaku dan ADH Konstan 2000 Tahun (Triliun) 8,00 6,00 5,51 6,22 4,00 2,00 2,36 2,45 0, PDRB Adh Berlaku PDRB Adh Konstan PDRB Kota Mataram tahun 2012 menurut data sangat sementara yang dikeluarkan oleh BPS Kota Mataram mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011, baik atas dasar harga (adh) berlaku maupun adh konstan Nilai PDRB Kota Mataram adh berlaku pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 6,22 triliun mengalami peningkatan Rp. 714 milyar dari tahun 2011 atau 12,97 persen. Gambar 3 diatas memperlihatkan peningkatan nilai PDRB baik adh berlaku maupun adh konstan tahun 2011 dan Gambar 4 Perkembangan Sektor-sektor Pembentuk PDRB Kota Mataram Tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 50

63 ,41 3,63 11,36 9,99 0,01 0,01 22,13 22,88 22,16 23,85 17,67 17,33 10,09 11,21 12,97 8,94 1,22 1,12 Kontribusi PDRB 2012 Kontribusi PDRB 2011 Kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Mataram tahun 2012 didominasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 22,88 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan terbesar kedua sebagai pembentuk PDRB Kota Mataram dengan kontribusi sebesar 22,13 persen. Kemudian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan kontribusi sebesar 17,67 persen dan selanjutnya adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 11,21 persen. Di posisi kelima adalah sektor industri pengolahan sebesar 11,36 persen, sektor bangunan 10,09 persen, sektor pertanian 3,41 persen, sektor listrik gas dan air bersih 1,22 persen dan terakhir sektor pertambangan dan penggalian 0,01 persen. Empat sektor terbesar penyumbang ekonomi Kota Mataram diatas masuk kedalam kelompok sektor tersier (sektor perdagangan hotel & restoran, sektor pengangkutan & komunikasi, sektor bank, usaha persewaan & jasa perusahaan dan sektor jasa- jasa),, dengan total peranannya sebesar 73,90 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Mataram. Hal ini menggambarkan struktur perekonomian Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service City), dimana Kota Mataram yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai fungsi-fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata. Sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 51

64 perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial. Juga sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Karena fungsinya sebagai pusat pelayanan pelayanan tersebut, maka kebutuhan akan jasa pendukungnya cukup tinggi. Jika dilihat gambar 5 dan 6, dimana sektor tersier mengalami penurunan akibat berpindahnya Bandara Udara Selaparang (sektor pengangkutan & komunikasi), maka distribusi barang/jasa menjadi kurang lancar yang berdampak pada sektor-sektor pembentuk sektor tersier lainnya seperti sektor perdagangan, hotel dan restaurant maupun sektor jasa-jasa. Gambar 5 Kontribusi sektor-sektor Primer, Sekunder dan Tersier terhadap PDRB Kota Mataram Tahun 2011 Gambar 6 Kontribusi sektor-sektor Primer, Sekunder dan Tersier terhadap PDRB Kota Mataram Tahun 2012 PRIMER 3,64% SEKUND ER 20,06% PRIMER 3,42% SEKUND ER 22,68% TERSIER 76,30% TERSIER 73,90% Kelompok sektor sekunder (sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; dan sektor bangunan) memberikan kontribusi terbesar kedua pada pembentukan PDRB Kota Mataram sebesar 22,68 persen, meningkat dari tahun Karena selama tahun 2012 Pemerintah Kota Mataram terus memacu pembangunan, seperti pembukaan dan pembangunan jalan di beberapa titik, hotmix di sejumlah jalan lingkungan, mendesain ulang Taman Sangkareang yang merupakan salah satu ikon Kota Mataram menjadi taman terbuka, merenovasi jembatan gantung, memperbaiki drainase maupun normalisasi sungai untuk mencegah genangan dan banjir yang datang setiap musim hujan. Cukup tingginya pembangunan yang terjadi di Kota Mataram pada tahun 2012 menyebabkan kontribusi dari sektor LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 52

65 bangunan menjadi meningkat sehingga sektor penunjangnya seperti penggunaan akan listrik maupun air juga menjadi meningkat. Sedangkan, sumbangan terakhir dari kelompok sektor primer (sektor pertanian dan sektor pertambangan & penggalian) hanya sebesar 3,42 persen yang mengalami penurunan 0,22 persen, hal ini disebabkan karena banyaknya lahan pertanian di Kota Mataram berubah fungsi menjadi lahan pemukiman dan bisnis. Gambar 7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram dengan dan tanpa angkutan Udara Tahun ,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0, ,29 7, Dengan Angkutan Udara Tanpa angkutan Udara 10,52 4,04 Gambar 8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB dan Kota Mataram Tahun ,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 9,29 Provinsi NTB 10,52 7,67 5,57 5,72 4, Kota Mataram dengan Angkutan Udara Kota Mataram dengan Angkutan Udara Pertumbuhan ekonomi Kota Mataram secara makro pada tahun 2012 menurut angka sangat sementara yang diperoleh dari BPS Kota Mataram turun 3,63 persen menjadi 4,04 persen, terjadinya penurunan ini disebabkan hilangnya kontribusi dari nilai tambah bruto sektor pengangkutan dan komunikasi, khususnya sub sektor angkutan udara. Sejak Oktober 2011 atau triwulan keempat tahun 2011 Bandara Selaparang di Kota Mataram telah berpindah ke Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya Lombok Tengah, jadi selama tahun 2012 kontribusi akan sektor pengangkutan dan komunikasi menjadi minus jika dibandingkan dengan kontribusi sektor tersebut di tahun Dengan mengabaikan sub sektor angkutan udara, pertumbuhan ekonomi Kota Mataram pada tahun 2011 adalah sebesar 9,29 persen lebih tinggi 1,62 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi dengan angkutan udara, 7,67 persen. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 53

66 Pada tahun 2012 tanpa angkutan udara pertumbuhan ekonomi Kota Mataram naik menjadi 10,52 persen dari 9,29 persen di tahun Tingginya laju pertumbuhan ekonomi tanpa sub sektor angkutan udara ini disebabkan karena hampir semua sektor kecuali sektor pertambangan dan penggalian mengalami peningkatan nilai tambah bruto yang cukup tinggi setiap tahunnya. Secara makro penurunan laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram dengan angkutan udara, dari 7,67 persen menjadi 4,04 persen bukan disebabkan karena kinerja Pemerintah Kota Mataram yang menurun, namun karena dampak dari kebijakan Pemerintah Pusat yang memindahkan bandara yang selama ini telah menggeliatkan aktivitas itas ekonomi di Kota Mataram. Hal ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi tanpa sub sektor angkutan udara yang meningkat dari 9,29 persen menjadi 10,52 persen pada tahun Dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB tahun 2012 yang sebesar 5,72 persen. Pertumbuhan ekonomi Kota Mataram dengan angkutan udara, 4,04 persen, berada dibawah laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB. Namun jika meniadakan efek angkutan udara, laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram jauh diatas laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB. Pada tahun 2012 target laju pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Mataram adalah sebesar 7,95 persen. Target laju pertumbuhan ekonomi ini masih mempertimbangkan sub sektor angkutan udara. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram dengan sub sektor angkutan udara sebesar 4,04 persen, angka ini berada dibawah target RPJMD tahun 2012 dan sebaliknya akan berada jauh diatas target akhir RPJMD di tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 54

67 Gambar 9 Inflasi Provinsi NTB dan Kota Mataram Tahun ,00 6,00 6,38 6,55 4,00 2,00 4,10 3,99 0, Provinsi NTB Kota Mataram Pertumbuhan ekonomi yang baik ditandai dengan semakin tertekannya laju inflasi, dimana pada tahun 2012 laju inflasi Kota Mataram turun menjadi 4,10 persen, lebih rendah dari laju inflasi tahun 2011 yang sebesar 6,38 persen. Kondisi tersebut sejalan dengan perkembangan inflasi Provinsi NTB tahun 2012 mencapai 3,99 persen turun dari 6,55 persen pada tahun Inflasi di Kota Mataram tahun 2012 berada di atas target yang telah ditetapkan RPJMD untuk tahun 2012 yaitu 3,36 persen. Tingkat kemakmuran penduduk yang diukur melalui indikator seperti PDRB per kapita atas harga berlaku untuk menunjukkan nilai PDRB per kepala atau satu orang penduduk, sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu daerah. Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan di Kota Mataram pada tahun 2012 masing-masing adalah Rp ,- dan Rp ,- dengan perkembangan masing-masing 7,90 persen dan minus 0,63 persen. Tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah sangat tergantung pada potensi sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Begitu pula dengan beragamnya kegiatan perekonomian yang ada, sangat tergantung pada sumber daya yang tersedia. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 55

68 angkatan kerja yang bekerja dan persentase tingkat pengangguran terbuka sangat berguna untuk melihat prospek ekonomi yang ada di Kota Mataram. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) didefinisikan sebagai proporsi jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam usia kerja, yakni penduduk usia 15 tahun ke atas. Indikator ini dapat menjelaskan sampai sejauh mana keterlibatan penduduk dalam kegiatan perekonomian. Pada tahun 2012 TPAK Kota Mataram mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 2,73 persen, kondisi ini menunjukkan telah terjadi penurunan partisipasi penduduk usia kerja di Kota Mataram. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,07 persen. Karena partisipasi penduduk usia kerja menurun dan pengangguran terbuka juga menurun, maka penurunan partisipasi kerja ini bisa disebabkan oleh warga kota berusia kerja yang banyak bekerja di luar daerah ataupun warga kota berusia kerja yang sedang sedang melanjutkan pendidikannya. Dilihat dari target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Mataram , target TPAK dan TPT tahun 2012 masingmasing adalah 78,02 dan 7,73, masih diatas realisasi tahun 2012 yaitu 61,98 untuk uk TPAK dan 6,53 untuk TPT. Jadi, target TPAK dan TPT di tahun 2012 ini belum tercapai. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti tingkat persentase angkatan kerja dan tingkat pengangguran terbuka sangat berguna untuk melihat prospek ekonomi Kota Mataram. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benarbenar digerakan oleh produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena faktor lain. Banyaknya penduduk yang bekerja dan rendahnya tingkat pengangguran terbuka akan berdampak pada peningkatan kemampuan daya beli warga kota. Peningkatan pendapatan atau kemampuan daya beli ini menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak. Pada tahun 2012 nilai konsumsi atau kemampuan daya beli warga Kota Mataram adalah sebesar Rp ,- kurang Rp ,- dari yang ditargetkan dalam RPJMD, Rp ,- dan meningkat Rp ,- dari tahun 2011, Rp ,- LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 56

69 III. Aspek Pelayanan Pembangunan bidang pendidikan di Kota Mataram merupakan proses panjang untuk meningkatkan daya saing warga Kota Mataram. Berbagai kebijakan dilakukan hingga tahun 2012 memberikan hasil yang memuaskan dengan meningkatnya IPM Kota Mataram. Masalah lain yang juga merupakan masalah spesifik Kota Mataram menurut data yang diperoleh dari BPS Kota Mataram adalah masih terdapat 8,15 persen warga kota usia 15 tahun keatas yang buta huruf. Tingkat Melek huruf ini mengindikasikan kemampuan penduduk untuk dapat membaca dan menulis. Angka melek huruf Kota Mataram yang mencapai 91,85 persen, artinya dari 100 penduduk usia 15 tahun keatas terdapat 92 orang yang dapat membaca dan menulis. Apabila ditelaah lebih jauh, kecenderungan penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis adalah pada penduduk yang berusia tua. Tidak dapat dipungkiri bahwa dahulu masih banyak masyarakat yang beranggapan sekolah bukan merupakan suatu kebutuhan. Sedangkan tingkat pendidikan yang ditamatkan tergambar pada angka rata- rata lama sekolah. Pada tahun 2012 menurut BPS Kota Mataram rata-rata lama sekolah (RLS) warga kota Kota Mataram adalah sebesar 9,22 tahun, Dengan kata lain rata-rata warga hanya berhasil menyelesaikan pendidikannya sampai dengan SMP atau memenuhi program wajib belajar sembilan tahun oleh pemerintah. Kondisi ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2011 walaupun perkembangannya amat sangat kecil. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 57

70 Daya serap penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu, dapat dilihat dengan menggunakan indikator yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Gambar 10 dibawah memperlihatkan perkembangan APK dan APM di Kota Mataram selama dua tahun terakhir. Gambar 10 Perkembangan APM dan APK untuk SD/Setara, SMP/Setara dan SMU/Setara Di Kota Mataram Tahun Axis Title 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 109,36 104,92 97,42 89,41 76,73 108,62 64,66 103,28 91,58 90,44 79,46 71, APM APM APM APK APK APK SD SMP SMA SD SMP SMA Angka Partisipasi Kasar adalah perbandingan antara jumlah murid pada setiap jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA), tanpa memperhitungkan umur, terhadap jumlah warga kota kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, 15, tahun) yang sesuai. Angka Partisipasi Kasar pada jenjang ng pendidikan SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/PAket B lebih dari 100 persen, hal ini berarti bahwa terdapat murid sekolah yang berusia di luar usia resmi sekolah atau terdapat murid sekolah yang berasal dari luar Kota Mataram. Angka APK untuk SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B mengalami peningkatan dari tahun Namun hanya APK untuk SD/MI/Paket A yang memenuhi target RPJMD untuk tahun Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, tahun) pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SMP, SMA) terhadap jumlah warga kota kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, tahun) yang sesuai. Dari gambar diatas terlihat bahwa pada tahun 2012 hanya APM SD/MI/Paket A yang mengalami peningkatan dari tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 58

71 2011 dan hanya APM SD/MI/Paket A yang memenuhi target RPJMD untuk tahun IV. Aspek Daya Saing Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mataram Tahun 2012 adalah sebesar Rp. 600 milyar atau 74 persen dari yang telah ditargetkan dan menurun 70 milyar dari tahun sebelumnya. Penerimaan pendapatan daerah Kota Mataram tahun 2012 di dominasi oleh oleh dana perimbangan dengan perbandingan terhadap PAD sebesar 70:30 kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap penerimaan masih relatif kecil dibanding dengan sumber penerimaan dari Dana Perimbangan. Pada tahun 2011 total penerimaan daerah Kota Mataram adalah Rp. 735 milyar, meningkat Rp. 56 milyar dari tahun lalu dan Rp. 13 milyar lebih banyak dari yang ditargetkan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 59

72 Gambar 11 Perkembangan APBD dan Penerimaan Pendapatan Daerah Kota Mataram Tahun ,22 600,47 441,59 534,53 155,15 112,22 82,3 88, PAD Lain-lain PAD yang Sah Dana Perimbangan APBD 3.3. PENGUKURAN CAPAIAN Pengukuran capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Kategori nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut: 85 s/d 100 : BAIK SEKALI 70 s/d < 85 : BAIK 55 s/d < 70 : CUKUP 0 s/d < 55 : KURANG Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil persentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 100. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 60

73 Angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai kurang dari 0% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 0. Dari 27 sasaran strategis dengan indikator kinerja sebanyak 108 indikator kinerja,, pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kota Mataram adalah sebagai berikut : NO KATEGORI CAPAIAN SASARAN 1 Baik Sekali 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang Jumlah JUMLAH INDIKATOR SASARAN 16 Indikator 8 Indikator 3 Indikator - Indikator 27 Indikator Adapun pencapaian SASARAN STRATEGIS dirinci dalam bentuk matrik, sebagai berikut: NO SASARAN STRATEGIS Jumlah Indikator Capaian Ratarata (%) <55 55 s/d <70 70 s/d < 85 MISI 1: Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya 85 s/d Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram 5 98,28-2 Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama Capaian Rata-rata Misi ,84 91, Baik Sekali - Baik - MISI 2 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah 1 Meningkatnya kualitas 7 91,88 - pendidikan - - Baik Sekali LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 61

74 2 Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat 13 90,09-3 Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal 2 86,67-4 Meningkatnya kesetaraan gender 5 90,93-5 Meningkatnya kualitas keluarga Capaian Rata-rata Misi ,48 85, Baik Sekali - - Baik Sekali - - Baik Sekali Cukup - - MISI 3 : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah. 1 Meningkatnya pendapatan per kapita 2 102,06-2 Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat 3 72,27-3 Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja 2 104,82-4 Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah 1 113,24-5 Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah 3 68,24-6 Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal 5 83,04-7 Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah 3 81,66-8 Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM 2 80,64-9 Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha 4 82,84-10 Meningkatnya kepastian berinvestasi Capaian Rata-rata Misi ,33 84, Baik Sekali - Baik Baik Sekali - - Baik Sekali Cukup Baik - - Baik - -- Baik - - Baik - Cukup - - LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 62

75 MISI 4 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance). 1 Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance 17 89,36-2 Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP 3 75,00-3 Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik Capaian Rata-rata Misi ,12 86, Baik Sekali - Baik Baik Sekali MISI 5 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan 1 Meningkatnya fungsi saluran drainase 1 112,46-2 Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air 1 91,44-3 Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai 1 76,11-4 Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh 4 88,05-5 Meningkatnya ketersediaan media ekspresi dan ruang publik 2 99,00-6 Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup 4 85,09-7 Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah Capaian Rata-rata Misi ,06 92,89 - Rata-Rata Seluruh Capaian Misi 87, Baik Sekali - - Baik Sekali - Baik Baik Sekali - - Baik Sekali - - Baik Sekali - - Baik Sekali LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 63

76 Dari 27 sasaran diatas capaian kinerja sasaran rata-ratanya ratanya mencapai 87,99 persen dengan kriteria Baik Sekali. Secara lebih rinci capaian masing-masing kinerja sasaran strategis adalah sebagai berikut: SASARAN 1 : Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO INDIKATOR CAPAIAN (%) <55 55 s/d <70 70 s/d < s/d Cakupan penanganan Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban (K3) 93, Baik Sekali 2 Indeks Demokrasi 99, Baik Sekali 3 Cakupan Penanganan Konflik 95, Baik Sekali 4 Penyelesaian Pelanggaran Hukum dan HAM 85, Baik Sekali 5 Penegakan Peraturan Daerah Pencapaian Sasaran 1 117,64 98, Baik Sekali SASARAN 2 : Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN < NO INDIKATOR s/d s/d < s/d (%) < Pertemuan antar umat beragama 90, Baik sekali 2 Jumlah konflik antar umat beragama dalam satu tahun 75, Baik 3 Jumlah kegiatan keagamaan dalam satu tahun Pencapaian Sasaran 2 86,53 83, Baik sekali LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 64

77 SASARAN 3 : Meningkatnya kualitas pendidikan Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN < NO INDIKATOR s/d s/d < s/d (%) < Angka Melek Huruf 92, Baik Sekali 2 Rasio Lama Sekolah 92, Baik Sekali 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) - SD/MI/Paket A - SMP/MTs/Paket B - SMA/SMK/Paket C 103,88 91,88 85, Baik Sekali 4 Angka Partisipasi Murni (APM) - SD/MI/Paket A - SMP/MTs/Paket B - SMA/SMK/Paket C 108,63 97,11 80, Baik Sekali 5 Guru yang memperoleh Sertifikasi (Kualifikasi S1/D4) 94, Baik Sekali 6 Rata-rata kunjungan perpustakaan 87, Baik Sekali 7 Cakupan Layanan Perpustakaan 77, Baik - SASARAN 4 : Pencapaian Sasaran 3 91,88 Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO INDIKATOR 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / 1000 kelahiran hidup 2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan CAPAIAN <55 (%) 99,80-103,43-55 s/d <70 70 s/d < s/d Baik Sekali - - Baik Sekali 3 Angka Harapan Hidup 100, Baik LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 65

78 4 Prevalensi Gizi Buruk 91,63-5 Cakupan Kelurahan UCI 97,97-6 Rasio Tenaga Medis per satuan penduduk 33,68 Kurang Sekali - - Baik Sekali - - Baik Sekali Cakupan Layanan Puskesmas 8 Cakupan Layanan Puskesmas Pembantu 113, Baik Sekali - - Baik Sekali 9 Rasio Rumah Sakit per penduduk 155,61-10 Jumlah Posyandu Aktif 85,75-11 Cakupan JAMKESMAS 100,00-12 Prevalensi HIV/AIDS 50,00 Kurang - - Baik Sekali - - Baik Sekali - - Baik Sekali Penanganan Narkoba/NAPZA 40,00 Kurang Pencapaian n Sasaran 4 90,09 SASARAN 5 : Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal. Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO INDIKATOR 1 Jumlah event budaya daerah dalam satu tahun 2 Jumlah pembinaan kelompok budaya CAPAIAN <55 (%) 80,00-93,33-55 s/d <70 70 s/d < s/d Baik Sekali - - Baik Sekali LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 66

79 Pencapaian n Sasaran 5 86,67 SASARAN 6 : Meningkatnya kesetaraan gender. Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 NO INDIKATOR (%) 1 Indeks Pemberdayaan Gender 115,54-55 s/d <70 70 s/d < s/d Baik Sekali 2 Angka Melek Huruf Perempuan 3 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan 4 Partisipasi perempuan di sektor swasta 90,03-82,25-115, Baik Sekali - Baik Baik Sekali 5 Jumlah kasus KDRT 51,64 Kurang Pencapaian n Sasaran 6 90,93 SASARAN 7 : Meningkatnya kualitas keluarga. Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO INDIKATOR 1 Peningkatan jumlah Keluarga Sejahtera 2 Cakupan layanan KB 64,02 - Cukup - - Pencapaian Sasaran 7 67,48 CAPAIAN (%) <55 55 s/d <70 70, s/d < s/d Baik - LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 67

80 SASARAN 8 : Meningkatnya pendapatan per kapita. Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN < NO INDIKATOR s/d s/d < s/d 100 (%) < PDRB per Kapita 104, Baik Sekali 2 Paritas Daya Beli 99, Baik Sekali Pencapaian Sasaran 8 102,06 SASARAN 9 : Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN < NO INDIKATOR s/d s/d < s/d (%) < Rasio penduduk miskin 70, Baik Cakupan penanangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 80, Baik - 3 Cakupan penanangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Pencapaian Sasaran 9 65,91 72,27 - Cukup - - SASARAN 10 : Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO INDIKATOR 1 Cakupan partisipasi angkatan kerja CAPAIAN (%) <55 55 s/d <70 70 s/d < s/d , Baik Sekali 2 Penduduk tidak bekerja 90, Baik Sekali LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 68

81 Pencapaian Sasaran ,82 SASARAN 11 : Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 NO INDIKATOR (%) 1 Pertumbuhan ekonomi daerah Pencapaian Sasaran ,24 113,24-55 s/d <70 70 s/d < s/d Baik Sekali SASARAN 12 : Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN < NO INDIKATOR s/d s/d s/d (%) <70 < Tingkat cadangan pangan daerah 69,64 - Cukup Cakupan layanan penyuluhan 73, Baik - 3 Tingkat Produksi perikanan 61,78 - Cukup - - Pencapaian n Sasaran 12 68,24 SASARAN 13 : Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO INDIKATOR 1 Kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi daerah CAPAIAN (%) <55 55 s/d <70 66,60 - Cukup 70 s/d < s/d 100 Cukup - - LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 69

82 2 Cakupan klaster unggulan 87, Baik daerah Sekali 3 Kontribusi sektor industri Rumah Tangga terhadap pertumbuhan ekonomi daerah 86, Baik Sekali 4 Jumlah kelompok sadar 88, Baik wisata Sekali 5 Angka kunjungan wisatawan 86, Baik Sekali Pencapaian Sasaran 13 83,04 SASARAN 14 : Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 NO INDIKATOR (%) 1 Daya serap Pendapatan Daerah 101,88-2 Daya serap PAD 107,81-3 PAD terhadap Dana 35,28 Kurang Alokasi Umum (DAU) Pencapaian Sasaran 14 81,66 55 s/d < s/d < s/d Baik Sekali - - Baik Sekali SASARAN 15 : Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 NO INDIKATOR (%) 1 Usaha mikro dan kecil 91,07-55 s/d < s/d < s/d Baik Sekali LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 70

83 2 UMKM yang mendapat bantuan permodalan 70, Baik - Pencapaian Sasaran 15 80,64 SASARAN 16 : Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 55 NO INDIKATOR s/d (%) <70 1 Rasio Wirausaha Baru 85,50-2 Cakupan bina kelompok 84,60 - pengrajin 3 Koperasi Berkualitas 85,34-4 Koperasi Aktif 75,90 - Pencapaian Sasaran 16 82,84 70 s/d < s/d Baik Sekali - - Baik Sekali - - Baik Sekali - Baik - SASARAN 17 : Meningkatnya kepastian berinvestasi Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 NO INDIKATOR (%) 1 Laju pertumbuhan investasi 36,00 Kurang 2 Jumlah nilai investasi dalam satu tahun 90,30-3 Jumlah kontrak kerjasama 20,00 Kurang investasi 4 Waktu penyelesaian ijin 75,00 - investasi 55 s/d <70 70 s/d < s/d Baik Sekali Baik - Pencapaian Sasaran 17 55,33 SASARAN 18 : LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 71

84 Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO INDIKATOR 1 Peran serta masyarakat dalam MPBM/Musrenbang CAPAIAN (%) <55 90,52-55 s/d <70 70 s/d < s/d Baik Sekali 2 Penetapan Perwal RKPD tepat waktu 3 Renstra SKPD yang mengacu RPJMD 100,00-100, Baik Sekali - - Baik Sekali 4 Renja SKPD mengacu RKPD 100,00-5 Penyampaian KUA-PPAS 100,00 - RAPBD tepat waktu - - Baik Sekali - - Baik Sekali 6 Temuan pemeriksaan yang ditindaklanjutiindaklanjuti 55,08 - Cukup Aparatur memiliki kualifikasi auditor 50,00 Kurang Daya serap APBD 84, Baik - 9 Kinerja keuangan daerah/opini BPK Baik - 10 Tingkat pengelolaan asset daerah 97,00-11 SKPD pengelola arsip yang baik 100, Baik Sekali - - Baik Sekali 12 SKPD yang menyampaikaan Laporan Realisasi Fisik & Keuangan tepat waktu 13 SKPD yang telah menyerahkan LPPD tepat waktu 14 SKPD yang menyerahkan LAKIP tepat pada waktunya 91,43-88,57-91, Baik Sekali - - Baik Sekali - Baik - LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 72

85 15 Persentase tingkat Disiplin 96,13 - PNS - - Baik Sekali 16 Pejabat yang telah mengikuti diklat struktural 17 SKPD yang kelembagaannya sesuai kebutuhan dan aturan 84,56-100, Baik Baik Sekali Pencapaian n Sasaran 18 89,36 SASARAN 19 : Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP. Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 INDIKATOR NO (%) 1 SKPD yang mempunyai SPM 75,00-55 s/d <70 70 s/d < s/d Baik - 2 SKPD yang mempunyai SOP 75, Baik - 3 SKPD yang menerapkan SPM dan SOP 75, Baik - Pencapaian n Sasaran 19 75,00 SASARAN 20 : Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 NO INDIKATOR (%) 1 Rasio ketersediaan sekolah 83,00-55 s/d <70 70 s/d < s/d Baik - LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 73

86 2 Rasio puskesmas 90,00-3 Cakupan layanan kesehatan masyarakat miskin 96,66-4 Cakupan layanan air bersih 103,85-5 Cakupan sarpras kelurahan dalam kondisi baik 90, Baik Sekali - - Baik Sekali - - Baik Sekali - - Baik Sekali 6 Rasio ketersediaan angkutan kota 7 Cakupan layanan persampahan 94,74-95, Baik Sekali - - Baik Sekali 8 Rasio penduduk ber-ktp 99,12 - Pencapaian n Sasaran 20 94, Baik Sekali SASARAN 21 : Meningkatnya fungsi saluran drainase Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO INDIKATOR 1 Cakupan drainase dalam kondisi baik Pencapaian Sasaran ,46 CAPAIAN (%) <55 55 s/d <70 70 s/d < s/d , Baik Sekali SASARAN 22 : Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA INDIKATOR CAPAIAN (%) <55 55 s/d <70 70 s/d < s/d

87 1 Rasio ketersediaan 91,44 - kawasan resapan air Pencapaian n Sasaran 22 91, Baik Sekali SASARAN 23 : Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 55 NO INDIKATOR s/d (%) <70 1 Rasio sempadan sungai dan pantai yang dipakai bangunan liar Pencapaian n Sasaran 23 76,11 76, s/d < s/d 100 Baik - SASARAN 24 : Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN < NO INDIKATOR s/d s/d < s/d (%) < Rumah tidak layak huni 82, Baik - 2 Rasio kawasan permukiman kumuh 94,91-3 Rumah tinggal ber-sanitasi 106,21-4 Rasio (TPS) Pencapaian n Sasaran 24 68,33 88,05 - SASARAN 25 : - - Baik Sekali - - Baik Sekali - - Baik Sekali Meningkatnya ketersediaan media ekpresi dan ruang publik Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: NO LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA INDIKATOR CAPAIAN (%) <55 55 s/d <70 70 s/d < s/d

88 1 Rasio cakupan ruang publik 98,42-2 Rasio cakupan fasilitas media ekpresi Pencapaian n Sasaran 25 99,58 99, Baik Sekali - - Baik Sekali SASARAN 26 : Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN < NO INDIKATOR s/d s/d < s/d (%) < Ruang Terbuka Hijau (RTH) 84, Baik - 2 Rasio TPU 96, Baik Sekali 3 Bangunan ber-imb 97, Baik Sekali 4 Alih fungsi lahan pertanian 60,82 - Cukup - - Pencapaian n Sasaran 26 85,09 SASARAN 27 : Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah Dengan capaian kinerja, sebagai berikut: CAPAIAN <55 NO INDIKATOR (%) 1 Bencana yang dapat ditangani dalam satu tahun Pencapaian n Sasaran 27 98,06 98,06-55 s/d <70 70 s/d < s/d Baik Sekali 3.4. EVALUASI PENCAPAIAN SASARAN DAN PENGUKURAN Secara umum berdasarkan RPJMD Kota Mataram , 2015, Pemerintah Kota Mataram dapat melaksanakan 5 misi yang telah ditetapkan dengan memiliki LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 76

89 27 indikator pencapaian sasaran RPJMD untuk masing-masing misi, sebagai berikut: MISI Misi 1 Misi 2 Misi 3 Misi 4 Misi 5 Jumlah JUMLAH INDIKATOR SASARAN 2 indikator 5 indikator 10 indikator 3 indikator 7 indikator 27 indikator JUMLAH IKU Dari 106 Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut, pencapaian indikator kinerja utama yang dicapai, adalah sebagai berikut: No Kategori Misi 1 (dengan 8 IKU) Jumlah IKU 1 Baik Sekali 7 2 Baik 1 3 Cukup 0 4 Kurang 0 Misi 2 (dengan 29 IKU) 1 Baik Sekali 21 2 Baik 3 3 Cukup 1 4 Kurang 4 Misi 3 (dengan 29 IKU) 1 Baik Sekali 16 2 Baik 6 3 Cukup 4 4 Kurang 3 Misi 4 (dengan 28 IKU) 1 Baik Sekali 18 2 Baik 8 3 Cukup 1 4 Kurang 1 Persentase 87,50 12, ,42 10,34 3,45 13,79 55,17 20,69 13,79 10,35 64,29 28,57 3,57 3,57 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 77

90 Misi 5 (dengan 14 IKU) 1 Baik Sekali 11 2 Baik 2 3 Cukup 1 4 Kurang 0 78,58 14,28 7,14 0 Berdasarkan Lampiran III/2-5 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, pengukuran kinerja Pemerintah Kota Mataram Tahun 2012, diuraikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4 PENGUKURAN PEMERINTAH KOTA SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Kondusivitas wilayah Kota Mataram. INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI % Cakupan penanganan Keamanan, Ketentaraman dan Ketertiban (K3) % 90 84,24 93,60 Indeks Demokrasi % 98 97,37 99,35 Cakupan penanganan konflik kasus ,65 Penyelesaian Pelanggaran Hukum/HAM kasus ,17 Penegakan Peraturan Daerah % ,64 Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama Pertemuan antar umat beragama Jumlah konflik antar umat beragama dalam satu tahun % kali , ,00 Jumlah kegiatan keagamaan dalam satu tahun kali ,53 Meningkatkan kualitas Angka Melek Huruf - 99,60 91,85 92,21 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 78

91 pendidikan. Rasio Lama Sekolah thn 10,50 9,22 92,20 Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Murni Guru yang memperoleh sertifikasi (S1/DIV) Rata-rata kunjungan perpustakaan Cakupan layanan perpustakaan SD: SMP : SMA : SD: SMP : SMA : org kali / tahun % 105,27 114,19 116,96 109,36 104,92 89,41 103,88 91,88 85,41 89,68 97,42 108,63 79,01 76,73 97,11 79,97 64,66 80, , , ,07 Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / 1000 kelahiran hidup Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan % 40,39 40,31 99,80 % 94 97,23 103,43 Angka Harapan Hidup thn 67,13 67, Prevalensi Gizi Buruk % Cakupan Kelurahan UCI % 2,75 2,52 91, ,97 Rasio Tenaga Medis per penduduk - 13,42 4,52 33,68 Cakupan Layanan Puskesmas Cakupan Layanan Puskesmas Pembantu % % 1,5 1,7 113,33 0,18 0, Rasio Rumah Sakit per penduduk RS 1: : ,61 Jumlah Posyandu Aktif buah ,75 Cakupan JAMKESMAS jiwa ,00 Prevalensi HIV/AIDS % 0,01 0,05 50,00 Penanganan Narkoba/NAPZA % 0,1 0,04 40,00 Meningkatnya Jumlah Event budaya kali ,00 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 79

92 internalisasi nilai seni & budaya ygmencerminkan kearifan lokal. daerah dalam satu tahun Jumlah pembinaan kelompok budaya kelompok ,33 Meningkatnya kesetaraan gender. Indeks Pemberdayaan Gender ,77 115,54 Angka Melek Huruf Perempuan ,03 90,03 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan % ,25 Partisipasi perempuan di sektor swasta Jumlah kasus KDRT % kasus 78 89,87 115,21 0,61 0,315 51,64 Meningkatnya kualitas keluarga Peningkatan jumlah Keluarga Sejahtera keluarga ,94 Cakupan layanan KB PUS ,02 Meningkatnya pendapatan per kapita. Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat. PDRB per Kapita Rp ,42 Paritas Daya Beli Rp ,69 Penduduk miskin jiwa 18,59 13,18 70,89 Cakupan penanangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial % 95,00 76,00 80,00 Cakupan pembinaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat % 90,00 59,32 65,91 Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja. Cakupan partisipasi angkatan kerja % 78,02 93,30 119,58 Penduduk tidak bekerja % 10,00 9,06 90,06 Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah % 9,29 10,52 113,24 Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan Tingkat cadangan pangan daerah Cakupan layanan % % 56 39,00 69, ,17 73,30 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 80

93 daerah penyuluhan Tingkat produksi perikanan ton ,33 61,78 Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal. Kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Cakupan klaster unggulan daerah Kontribusi sektor industri Rumah Tangga terhadap pertumbuhan ekonomi daerah % 15,00 9,99 66,60 % 95,00 83,00 87,37 % 15,00 13,00 86,66 Jumlah kelompok sadar wisata Kel ,13 Angka kunjungan wisatawan orang ,45 Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah. Daya serap Pendapatan Daerah Daya serap PAD % % ,88 101, ,81 107,81 PAD terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) % 35,00 12,35 35,28 Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem & akses permodalan UMKM. Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha. Usaha mikro dan kecil % ,07 UMKM yang mendapat bantuan permodalan % Rasio Wirausaha Baru WUB ,50 Cakupan bina kelompok pengrajin ,20 % 15,00 12,69 84,60 Koperasi Berkualitas % Koperasi Aktif % , ,90 Meningkatnya kepastian berinvestasi. Laju pertumbuhan investasi Jumlah nilai investasi dalam satu tahun % Milyar Rp. 3,00 1,08 36, ,30 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 81

94 Jumlah kontrak kerjasama investasi Waktu penyelesaian ijin investasi kontrak hari , ,00 Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance Peran serta masyarakat dalam MPBM Penetapan Perwal RKPD tepat waktu Renstra SKPD yang mengacu RPJMD % % % 95 86,00 90, ,00 100, ,00 100,00 Renja SKPD mengacu RKPD % ,00 100,00 Penyampaian KUA-PPAS RAPBD tepat waktu % ,00 100,00 Jumlah temuan pemeriksaan yang ditindaklanjuti temuan ,08 Jumlah aparatur yang memiliki kualifikasi auditor aparatur ,00 Daya serap APBD % 90 76,49 84,98 Peningkatan kinerja keuangan daerah/opini BPK Tingkat pengelolaan asset daerah SKPD pengelola arsip yang baik SKPD yang menyampaikaan Laporan Realisasi Fisik & Keuangan tepat waktu SKPD yang telah menyerahkan LPPD tepat pada waktunya SKPD yang menyerahkan LAKIP tepat pada waktunya opini % SKPD SKPD SKPD SKPD WTP WDP , , , , ,25 Tingkat disiplin PNS % 95 91,32 96,13 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 82

95 Pejabat yang telah mengikuti diklat struktural SKPD yang kelembagaannya sesuai kebutuhan dan aturan % % ,56 84, ,00 Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP. SKPD dengan SPM SKPD dengan SOP SKPD yang menerapkan SPM dan SOP SKPD SKPD SKPD , , ,00 Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik. Rasio ketersediaan sekolah Rasio puskesmas Cakupan layanan kesehatan masyarakat miskin unit unit % 0,1 0,83 83,00 0,1 0,09 90, ,00 96,66 Cakupan layanan air bersih % 40 41,54 103,85 Cakupan sarpras kelurahan kondisi baik % ,00 90,00 Rasio ketersediaan angkutan kota unit 47,5 45,00 94,74 Cakupan layanan persampahan % 95 91,00 95,59 Rasio penduduk ber-ktp % 50,00 49,56 99,12 Meningkatnya fungsi saluran drainase. Cakupan drainase dalam kondisi baik % 75,00 72,33 96,44 Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air Ketersediaan kawasan resapan air % 80 73,15 91,44 Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai. Rasio sempadan sungai dan pantai yang dipakai bangunan liar - 13,06 9,94 76,11 Meningkatnya Rumah tidak layak huni % ,73 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 83

96 penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh. Rasio kawasan permukiman kumuh Rumah tinggal bersanitasi hektar 29,47 27,97 94,91 unit 80,00 75,46 94,33 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) TPS 6,00 4,10 68,33 Meningkatnya ketersediaan media ekpresi dan ruang publik. Cakupan ketersediaan ruang publik cakupan ketersediaan fasilitas media ekpresi % % 95 93,50 98, ,60 99,58 Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Rasio tempat pemakaman umum % 15,30 13,00 84,97 hektar 20,00 19,35 96,75 Bangunan ber-imb % 87,00 85,12 97,83 Alih fungsi lahan pertanian % 5,00 8,22 60,82 Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah. Cakupan bencana yang dapat ditangani dalam satu tahun % 85 83,35 98,06 Jumlah APBD Kota Mataram 2012 : Rp ,61 Jumlah Realisasi APBD Kota Mataram 2012 : Rp ,06 Persentase Realisasi APBD 2012 : 76,84 persen LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 84

97 Rekapitulasi pengukuran capaian sasaran strategis masing-masing Misi RPJMD diuraikan dalam tabel berikut ini: KETERCAPAIAN INDIKATOR SASARAN MASING-MASING MISI RPJMD No SASARAN JUMLAH IKU RATA-RATA TINGKAT KETERCAPAIAN SASARAN KET MISI 1: Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya 1 Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram 2 Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama 5 98, ,84 - Rata-rata Capain Kinerja Misi 3 91,06 MISI 2 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah 1 Meningkatnya kualitas pendidikan 2 Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat 3 Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal 7 91, , ,67-4 Meningkatnya kesetaraan gender 5 90,93-5 Meningkatnya kualitas keluarga 2 67,48 - Rata-rata Capain Kinerja Misi 2 85,41 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 85

98 MISI 3 : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah. 1 Meningkatnya pendapatan per kapita 2 Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat 3 Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja 4 Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah 5 Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah 6 Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal 2 102, , , , , ,04-7 Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah 8 Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM 3 81, ,95-9 Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha 10 Meningkatnya kepastian berinvestasi 4 82, ,32 - LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 86

99 Rata-rata Capain Kinerja Misi 3 84,44 MISI 4 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance). 1 Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance 2 Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP 3 Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik 17 89, , ,12 - Rata-rata Capaian Misi 4 86,16 MISI 5 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan 1 Meningkatnya fungsi saluran drainase 1 96,44-2 Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air 3 Optimalisasi penataan sempadan sungai & pantai 4 Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh 5 Meningkatnya ketersediaan media ekspresi dan ruang publik 6 Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan LH 1 91, , , , ,09-7 Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah 1 98,06 - Rata-rata Capaian Misi 5 90,60 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 87

100 RATA-RATA CAPAIAN SELURUH MISI 87,99 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 88

101 I. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 1 Sasaran 1 terkait dengan pencapaian peningkatan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang dilandasi nilai agama dan budaya melalui peningkatan kondusivitas wilayah Kota Mataram, serta peningkatan toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama. Evaluasi capaian sasaran 1 berdasarkan IKU yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 1 Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram No INDIKATOR Tahun 2011 CAPAIAN SATU Tahun 2012 UTAMA AN (IKU) Target Realisasi 2011 Target Realisasi 1 Cakupan Penanganan Keamanan, Ketentraman & Ketertiban (K3) % 90 80,21 89, ,24 93,60 2 Indeks Demokrasi % 98 97,37 99, ,37 99,35 CAPAIAN Cakupan Penanganan Konflik kasus , ,65 4 Penyelesaian Pelanggaran Hukum dan HAM kasus , ,17 5 Penegakan Peraturan Daerah Dok , ,64 Rata-rata Capaian IKU 85,38 98,28 Kinerja Capaian Sasaran 1 85,38 98,28 Untuk cakupan penanganan K3 (IKU 1) dapat diketahui dari rata-rata pengukuran terhadap 5 indikator pendukung lainnya, antara lain: LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 86

102 No 1 Uraian Persentase potensi gangguan ketentraman dan ketertiban yang dapat diatasi % % 2 Jumlah patroli Satuan Polisi Pamong Praja dalam pencegahan pelanggaran tramtib dalam 24 jam. 3 Jumlah polisi pamong praja yang memiliki kompetensi melalui diklat kesamaptaan. 4 Angka kriminalitas kasus kasus 77,62% Menurun 5 Rata-rata kejadian gangguan keamanan per tahun per penduduk 2 kali 3 kali 83 orang 121 orang 68,59% Meningkat 10 kasus 5 kasus 50,00% Menurun Rata-rata persentase IKU 1 84,24% Sumber: : BPS Kota Mataram & Satuan Pol PP Kota Mataram, % Ket. 75,00% Menurun 150,00% Meningkat Kondusivitas wilayah dapat ditunjang oleh pengaruh mental spiritual, toleransi dan kerukunan umat beragama. Upaya dalam mencapai sasaran penurunan gangguan ketentraman dan ketertiban, Pemerintah Kota Mataram melakukan berbagai upaya yaitu: 1. Pengembangan nilai keimanan dan ketaqwaan dimulai dari penyelenggara Negara yaitu Aparatur Pemerintah Daerah. Setiap Jum at Pagi, Kantor Walikota Mataram menyelenggarakan Imtaq. Nilai-nilai IMTAQ menjadi perwujudan Visi Kota Mataram yang Religius. Kebijakan penyelenggaraan IMTAQ di tingkat Sekolah-sekolah setiap Jum at pagi juga diterapkan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 87

103 Gambar 1.. Suasana penyelenggaraan Imtaq di Kantor Walikota Mataram 2. Kemudahan pelayanan jamaah Calon Haji dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Mataram melalui implementasi SISKOHAT. Pendaftar Calon Haji sampai dengan akhir 2012 sebanyak orang. Gambar 3: : Keberangkatan CJH Kota Mataram Jumlah Calon Jamaah Haji (CJH) Kota Mataram pada 2011 sebanyak 660 CJH, meningkat menjadi 702 CJH pada 2012, sehingga terdapat peningkatan CJH sebanyak 42 CJH atau sebesar 6,36 persen, dengan 374 CJH Perempuan lebih banyak 53,27 persen dari CJH Laki-laki. 3. Sebagai ikon kota yang Religius, penanganan terhadap peredaran dan penggunaan Minuman Keras Berakhohol dilakukan dalam upaya mewujudkan kententaraman dan ketertiban di wilayah Kota Mataram. Pengendalian peredaran minuman keras dilakukan secara preventif dan refresif. Peningkatan sosialisasi dalam upaya menekan penggunaan Miras dilakukan bekerjasama dengan jajaran Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (FKPD) Kota Mataram, antara lain dengan Polres Mataram dan Kodim 1606 Lombok Barat. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 88

104 Gambar 4.. Pemusnahan Miras Gambar 5.. Pemusnahan Tuak (Miras Tradisional) Perwujudan peran Pemerintah Daerah dalam pengendalian dan pemberantasan peredaran Minuman Keras diupayakan melalui penetapan Peraturan Daerah Kota Mataram tentang Retribusi Perijinan Tertentu Nomor: 15 Tahun 2012 tanggal 8 Desember 2011, terutama pasal 38 sampai dengan pasal 47 yang berkaitan dengan pengendalian Miras di Kota Mataram. Peningkatan kondusivitas wilayah Kota Mataram juga mengakibatkan peningkatan kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun domestik. Peningkatan ini ditunjukkan dengan tingkat kunjungan wisatawan meningkat menjadi orang pada tahun 2012 dari orang pada tahun 2011, peningkatan ini sebesar 51,32 persen. Jumlah rata-rata lama menginap pada tahun 2011 selama 1,71 malam meningkat menjadi 2,27 malam pada tahun Penambahan jumlah hotel sebanyak 2 hotel baru pada tahun 2012 dari 8 hotel yang ada pada tahun 2011 menunjukkan adanya ketertarikan investor di bidang pariwisata untuk menanamkan investasi di Kota Mataram. Hal ini menjadikan peningkatan ketersediaan jumlah kamar dari 494 kamar menjadi 770 kamar. Data lain menunjukkan bahwa Tingkat Penghunian Tempat Tidur (TPTT) meningkat menjadi 37,02 persen pada tahun 2012 dari sebesar 30,26 pada tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 89

105 Faktor kondusivitas wilayah juga mempengaruhi tingkat investasi selama tahun Kinerja ini ditunjukkan hasil survey yang dilakukan oleh International Finance Corporation (IFC) dari United Nations (UN) yang menetapkan bahwa: KOTA MATARAM SEBAGAI 10 KOTA YANG TERBAIK DALAM KATEGORI KETERBUKAAN USAHA (DOING BUSSINESS). Pada tahun 2012, optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja dilakukan dengan telah ditingkatkan status kelembagaan Polisi Pamong Praja dari Kantor (Kepala Kantor setingkat Eselon III) menjadi Badan (Kepala Badan setingkat eselon II) sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram. Hal ini dilakukan dalam rangka memaksimalkan peran dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja dalam mendukung pencapaian visi Kota AMAN dan implementasi Misi 1 RPJMD. Dari data jumlah personil Polisi Pamong Praja terjadi peningkatan signifikan dari 83 personil pada tahun 2011 meningkat menjadi 121 personil pada tahun 2012, atau meningkat sebesar 68,59 persen. Dalam hal evaluasi kinerja partisipasi politik masyarakat, IKU yang digunakan adalah Indeks Demokrasi. Indeks diukur dari tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu/Pemilukada. Pada tahun 2010, Kota Mataram menyelenggarakan Pemilukada untuk memilih Walikota Mataram dan Wakil Walikota Mataram periode , 2015, terdapat pemilih dari total jiwa penduduk Kota Mataram. Pada Pemilukada terdapat suara sah dan suara tidak sah. Pasangan H. Ahyar Abduh dan H. Mohan Roliskana (AMAN) unggul dengan 52 persen ( suara). Sementara untuk Pemilu Anggota DPRD Kota Mataram yang diselenggarakan pada tahun 2009 terpilih sejumlah 35 orang dari 11 parpol. Pada 6 Desember 2012, Walikota Mataram menyerahkan Data Agregat Kependudukan Kecamatan (DAK2) dalam rangka LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 90

106 Pemilu 2014 kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan jumlah jiwa, sebagai dasar penentuan kursi anggota legislatif Untuk indikator terhadap penanganan kasus konflik vertikal dan horizontal memperlihatkan trend penurunan dalam kurun waktu Hal tersebut terjadinya setidaknya karena dua hal yang mendasar, yaitu pertama, adanya intervensi kebijakan Pemerintah Kota Mataram yang aktif mendorong harmonisasi dan mengantisipasi sedini mungkin potensi konflik, kedua, Pemerintah daerah aktif memfasilitasi dialog terbuka, menggelar rapat koordinasi, serta melakukan mediasi penanganan konflik. Tak ketinggalan keberadaan Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA) dan jejaringnya juga dioptimalkan, upaya lain adalah memfasilitasi dan mendukung program kerja sejumlah ormas yang merupakan wadah masyarakat untuk membangun pemahaman atas pluralisme dan keberagaman, seperti Forum Koordinasi Umat Beragama (FKUB). Dalam upaya penanganan masalah Hukum dan HAM dilakukan 4 kali Konsultasi Publik dan 6 kali publikasi produk hukum daerah selama tahun Guna peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kepatuhan aparatur dan masyarakat dalam menegakkan nilai-nilai HAM telah tersusun Rencana Aksi Hak Asasi Manusia (RAN-HAM) yang menjadi dasar pelaksanaan harmonisasi ilai-nilai HAM ke dalam program dan kegiatan Pemerintah Kota Mataram. Disamping itu, Penegakan Peraturan Daerah sebagai bagian penting pelaksanaan kebijakan daerah terus digalakkan, mulai dari tahapan sosialisasi yang intensif, uji coba, dan penerapan produk hukum daerah tersebut. Pada tahun 2012, jumlah produk hukum daerah yang telah ditetapkan antara lain berupa: 1. Peraturan Daerah Kota Mataram sebanyak 12 perda. 2. Peraturan Walikota Mataram sebanyak 20 perwal. 3. Keputusan Walikota Mataram sebanyak 500 keputusan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 91

107 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum tum dalam RPJMD sebagai berikut: LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 92

108 INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Cakupan Penanganan Keamanan, Ketentraman & Ketertiban (K3) SATUAN REALISASI AKUMULASI SD. TAHUN 2012 % 93,60 RENCANA PERSENTASE SESUAI CAPAIAN DENGAN SD. TARGET TAHUN 2012 AKHIR RPJMD (TAHUN 2015) 95 98,52 2 Indeks Demokrasi % 99,35 3 Cakupan Penanganan kasus 95,65 Konflik , ,65 4 Penyelesaian Pelanggaran Hukum dan HAM kasus 85, ,63 5 Penegakan Peraturan Daerah dok 117,64 Rata-rata Capaian IKU terhadap RPJMD 98, ,64 97,00 101,16 Dari hasil evaluasi pengukuran capaian kinerja sasaran sampai dengan tahun 2012 sebesar 98,28 persen meningkat menjadi sebesar 101,16 persen pada akhir tahun Dari target rata-rata RPJMD sebesar 97,00 persen, capaian 101,16 persen terhadap target 97,00 persen, melebihi target sampai dengan periode akhir RPJMD yaitu pada tahun Dari hasil pengukuran kinerja sasaran 1 dari target RPJMD, maka diperoleh angka capaian kinerja dalam Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram sebesar 101,16% atau dengan kategori Baik Sekali. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 93

109 II. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 2 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 2 Meningkatnya Toleransi Masyarakat dalam Kehidupan Beragama INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Pertemuan antar umat beragama 2 Jumlah konflik antar kasus ,00 umat beragama dalam satu tahun 3 Jumlah Kegiatan Keagamaan dalam satu tahun Visi pemerintahan Ahyar-Mohan (AMAN) untuk mewujudkan Kota Mataram yang Religius, salah satunya tergambar dalam berbagai kegiatan keagamaan yang secara rutin dilakukan setiap tahunnya oleh berbagai pemeluk agama di Kota Mataram. Beberapa kegiatan keagamaan tersebut antara lain: (1) Festival Maulid, (2) Festival Lebaran Topat, (3) MTQ/MFQ, (4) Pawai Ogoh-ogoh. ogoh. Nuansa religiusitas masyarakat tercermin dari meningkatnya toleransi antara umat beragama, dengan hanya terjadi satu kejadian konflik keagamaan di Kota Mataram selama tahun Tahun 2011 CAPAIAN SATU- Tahun 2012 CAPAIAN AN Target Realisasi 2011 Target Realisasi 2012 % , ,00 keg , ,53 Rata-rata Capaian IKU 76,53 Capaian Kinerja Sasaran 2 76,53 sebagai salah satu sasaran an yang harus dicapai pada tahun 2012, dengan berhasil menekan 75 persen potensi konflik di Kota Mataram ,00 83,84 83,84 Menurunkan potensi konflik umat beragama Penduduk Kota Mataram mayoritas adalah beragama Islam dengan jumlah jiwa atau 95,57 persen dari total penduduk Kota Mataram yang LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 94

110 berjumlah jiwa. Pemerintah Kota Mataram sendiri memastikan kemajemukan warga Kota Mataram harus dapat menjadi kekuatan untuk mendukung program pemerintah menjadikan tahun 2012 sebagai tahun percepatan pembangunan. Beredarnya isu-isu berpotensi konflik dan SARA yang terjadi pada akhir tahun 2012, telah dilakukan langkah antisipasi segera oleh Pemerintah Kota Mataram dengan bekerjasama dengan provider telekomunikasi (Telkomsel) untuk menyebarkan informasi menanggulangi ngi dampak negatif yang ditimbulkan dari beredarnya isu menyesatkan tersebut. Hanya faktor kesalahfahaman dan miskomunikasi yang biasanya menjadi sebab munculnya konflik. Guna mengatasi maka juga dilakukan pemantapan fungsi Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA), koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD). Upaya mengakibatkan menurunnya pesentase konflik dari 50 persen menjadi 25 persen di tahun Pertemuan antar umat beragama dikoordinasikan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Mataram yang dilakukan selama 5 kali dalam satu tahun dengan melibatkan seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan. Banyaknya lembaga kelembagaan mengalami peningkatan sebesar 0,44 persen dari tahun 2011 sebanyak 448 kegiatan menjadi 450 kegiatan di tahun Namun, terjadi penurunan realisasi akibat bertambahnya target capaian yang diinginkan di tahun 2012, yang menyebabkan capaian tercapai 86,53 persen. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan ngkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: No REALISASI INDIKATOR AKUMULASI UTAMA SATUAN SD. TAHUN (IKU) Pertemuan antar umat beragama % 81 2 Jumlah konflik antar umat beragama kasus 1 3 Jumlah Kegiatan keg 450 RENCANA sd PERSENTASE TARGET AKHIR CAPAIAN RPJMD SD. (TAHUN 2015) TAHUN , , ,90 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 95

111 Keagamaan Rata-rata Capaian IKU terhadap RPJMD 75,19 III. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 3 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 3 Meningkatkan Kualitas Pendidikan No INDIKATOR UTAMA (IKU) SATU -AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 (%) Tahun 2012 Target Realisasi CAPAIAN 2012 (%) 1 Angka Melek Huruf (AMH) % ,50 2 Rasio Lama Sekolah (RLS) thn 10 9,21 92,10 99,60 91,85 92,21 10,50 9,22 92,20 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) - SD/MI/Paket A - SMP/MTs/Paket B - SMA/SMK/Paket C % 105,27 114,19 116,96 103,96 106,88 99,90 98,75 93,59 85,41 105,27 114,19 116,96 109,36 104,92 89,41 103,88 91,88 85,41 4 Angka Partisipasi Murni (APM) - SD/MI/Paket A - SMP/MTs/Paket B - SMA/SMK/Paket C % 89,68 79,01 79,97 97,50 76,64 71, ,00 89,77 89,68 79,01 79,97 97,42 76,73 64,66 108,63 97,11 80,85 5 Guru yang memperoleh Sertifikasi (Kualifikasi S1/D4) 6 Rata-rata kunjungan perpustakaan % ,80 orang , , ,18 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 96

112 7 Cakupan Layanan Perpustakaan lokasi , ,07 Rata-rata Capaian IKU 89,93 91,88 Kinerja Capaian Sasaran 3 89,93 91,88 Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat capaian kinerja sasaran Meningkatnya kualitas pendidikan dicapai sebesar kategori Baik Sekali. 91,88 persen dengan Faktor keberhasilan pencapaian sasaran 3 dipengaruhi oleh: 1. Program beasiswa miskin dan dana BOS yang berujung pada kebijakan SD Negeri dan SMP Negeri semakin bertambahnya siswa pada masing-masing jenjang. Jumlah siswa yang tiap tahun bertambah juga menyebabkan meningkatnya pencapaian APK/APM. 2. Rata-rata lama sekolah sudah diatas standar Renstra Pendidikan Nasional sebesar 8,25 tahun. 3. APK pendidikan menengah sudah diatas target Renstra Pendidikan Nasional sebesar 85 persen. 4. Program pemberantasan buta aksara secara intensif menjadikan tingkat literasi Kota Mataram sudah diatas target literasi nasional sebesar 95,8 persen. 5. Pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa baik akademik maupun non akademik yang berkesinambungan menjadikan siswa/siswi Kota Mataram mempunyai prestasi dan menjadi juara baik di tingkat provinsi, nasional maupun internasional. 6. Demikian pula pelatihan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan berujung pada pencapaian prestasi pendidik dan tenaga kependidikan di tingkat provinsi NTB dan nasional. Optimalisasi manajemen pelayanan pendidikan n dasar dan menengah yang dilakukan Pemerintah Kota Mataram terus dilakukan. Pada tahun 2012, 3 sekolah menengah di Kota Mataram yaitu SMAN 2 Mataram, SMKN 5 Mataram, dan SMKN 6 Mataram mendapat SERTIFIKAT MUTU PENDIDIKAN QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) ISO 9001:2008. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 97

113 Di tahun 2012, Kota Mataram juga mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Nasional pada Juni 2012 serta penyelenggaraan Olympiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) pada bulan Juli Seperti pada tahun sebelumnya, di bidang pendidikan, Kota Mataram kembali menorehkan prestasi dengan berhasil meluluskan siswa dari 37 SMP/MTs Kota Mataram pada Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun 2012 sebesar 100 persen, serta menempati peringkat pertama se-provinsi NTB. Sedangkan untuk tingkat SMA/MA, dari sejumlah 24 SMA/MA Kota Mataram dengan berhasil meluluskan siswa sebesar 99,87 persen dan tingkat SMK dari sejumlah 20 SMK sebesar 99,75 persen dan berada di posisi ketiga diantara kabupaten/kota di Provinsi NTB. Siswa siswi Kota Mataram juga selalu mendominasi capaian 10 besar peraih Nilai Ebtanas Murni se-provinsi NTB. Dalam upaya meningkatkan layanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu, Pemerintah Kota Mataram menggratiskan biaya pendidikan dan tidak ada pungutan biaya pendaftaran saat Penerimaan Siswa Baru (PSB) terutama bagi siswa dari kalangan masyarakat miskin. Legitimasi ini dilakukan dengan menetapkan dan menerapkan Peraturan Walikota Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) system on line pada SMP, SMA, dan SMK Kota Mataram Tahun Penyediaan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) telah dialokasikan sebesar Rp. 3,8 Milyar, serta untuk Bantuan Siswa Miskin telah dialokasikan anggaran dalam APBD Kota Mataram sebesar Rp. 3 Milyar. Pembangunan SMPN 6 Mataram dengan nilai anggaran Rp. 1,6 Milyar telah selesai pengerjaannya dan mulai digunakan pada tahun ajaran Dalam meningkatkan layanan perpustakaan daerah untuk mendukung capaian kualitas pendidikan pada tahun 2012 difokuskan pada peningkatan rata-rata kunjungan perpustakaan, dari orang pengunjung yang ditargetkan, tercapai sebanyak orang pengunjung atau sebesar 87,18 persen, dengan 158 titik lokasi yang menjadi cakupan layanan. Efektivitas pengelolaan anggaran LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 98

114 SKPD guna mengalami peningkatan layanan perpustakaan yang dicapai sebesar 96,67 persen. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 99

115 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No INDIKATOR UTAMA (IKU) SATUAN REALISASI AKUMULASI SD. TAHUN 2012 RENCANA SESUAI DENGAN TARGET AKHIR RPJMD (TAHUN 2015) PERSENTASE CAPAIAN SD. TAHUN Angka Melek Huruf (AMH) % 91,85 2 Rasio Lama Sekolah (RLS) thn 9,22 99,80 92, ,83 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD SMP SMA 109,36 104,92 89,41 105,27 114,19 116,96 103,88 91,88 76,44 4 Angka Partisipasi Murni (APM) 5 Guru yang memperoleh Sertifikasi (kualifikasi S1/D4) 6 Rata-rata kunjungan perpustakaan 7 Cakupan layanan perpusatakaan SD SMP SMA 97,42 76,73 64,66 % 83 orang lokasi ,68 79,01 79,97 108,63 97,11 80, , , ,20 Rata-rata Capaian Sasaran sesuai target RPJMD 88,11 Dari tabel diatas diketahui bahwa Angka Melek Huruf (AMH) trend meningkat dari tahun ke tahun hingga sampai dengan tahun 2015 ditargetkan AMH Kota Mataram tercapai 98,03 persen. Upaya kearah peningkatan tersebut dilakukan dengan mengoptimalkan kebijakan bidang pendidikan di Kota Mataram. Hal yang sama juga terjadi pada Rasio Lama Sekolah (RLS) yang mengalami trend peningkatan dari tahun ke tahun sebagai dampak makin sadarnya masyarakat atas pentingnya pendidikan. Peningkatan minat baca masyarakat juga mengalami peningkatan sehingga dengan penetapan target 100 persen ( kunjungan) pada tahun 2015 optimis dapat tercapai. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 100

116 IV. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 4 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 4 Meningkatkan Kualitas dan Derajat Kesehatan Masyarakat No INDIKATOR UTAMA (IKU) 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / 1000 kelahiran hidup 2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 3 Angka Harapan Hidup 4 Prevalensi Gizi Buruk SATU- AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 (%) % 40,82 40,25 98,60 % 93 95,19 102,35 thn 66,64 66,60 99,93 % 3,00 4,21 140,33 Tahun 2012 Target Realisasi CAPAIAN 2012 (%) 40,39 40,31 99, ,23 103,43 67,13 67, ,75 2,52 91,63 5 Cakupan Kelurahan % ,95 UCI 6 Rasio Tenaga Medis - 13,40 4,17 31,12 per satuan penduduk 7 Cakupan Layanan % 1,5 1,4 93,33 Puskesmas 8 Cakupan Layanan % 0,18 0, Puskesmas Pembantu 9 Rasio Rumah Sakit RS 1: : ,11 per ,97 13,42 4,52 33,68 1,5 1,7 113,33 0,18 0, : : ,61 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 101

117 penduduk 10 Jumlah Posyandu buah ,00 Aktif ,75 11 Cakupan JAMKESMAS 12 Prevalensi HIV/AIDS 13 Penanganan Narkoba/NAPZA jiwa ,00 % 0,01 0,05 50,00 % 0,1 0,06 50,00 Rata-rata Capaian IKU 86,13 Kinerja Capaian Sasaran 4 86, ,00 0,01 0,05 50,00 0,1 0,04 40,00 90,09 90,09 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masih terdapat 0,08 persen penanganan bayi lahir hidup yang belum mencapai target penanganan. Faktor ketidaktercapaian indikator ini antara lain disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor internal (kesiapan kondisi kesehatan) ibu melahirkan yang menyebabkan 0,8 atau 1 kelahiran tidak tertolong dalam kelahiran hidup. Pada cakupan pertolongan kesehatan oleh tenaga kesehatan melampaui dari target sebesar 2,35 persen, angka ini lebih tinggi dari angka Provinsi NTB. Hasil ini dikarenakan oleh meningkatnya jumlah tenaga kesehatan di Kota Mataram sebanyak 168 tenaga medis pada tahun 2011 bertambah menjadi 184 tenaga medis pada tahun Disamping itu, menurunkan angka kematian bayi menunjukkan tingkat kesadaran penduduk di bidang kesehatan yang cukup tinggi dalam memahami pentingnya keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan. Data statistik provinsi NTB tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu Maternal sebanyak 9 kasus, dan angka kematian bayi sebanyak 25 kasus. Muara dari kualitas kesehatan masyarakat akan tergambarkan dalam Angka Harapan Hidup (AHH) bagi bayi yang baru dilahirkan saat itu. Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Mataram telah mencapai 67,13 tahun, artinya bahwa peluang bayi yang dilahirkan pada saat itu akan berpeluang hidup selama 67,13 tahun yang akan datang. Setiap tahunnya AHH Kota Mataram mengalami peningkatan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 102

118 Pada tahun 2009, AHH Kota Mataram pada posisi 66,15 tahun menjadi 67,13 di tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 103

119 Peningkatan signifikan terjadi pada rasio layanan infrastruktur kesehatan, dengan bertambahnya jumlah Puskesmas dari 10 pada tahun 2011 menjadi 11 puskesmas pada tahun 2012, beroperasinya Puskesmas Rawat Inap Pejarakan di Kecamatan Ampenan menambah jumlah Puskesmas Rawat Inap dari 4 unit menjadi 5 unit. Gambar 6 : Walikota Mataram saat Sidak Pelayanan Puskesmas. Penambahan unit Puskesmas Rawat Inap menjadikan rasio layanan Puskesmas dengan cakupan wilayah di tingkat Kecamatan capaiannya melampaui dari target sebesar 13,33 persen atau total menjadi sebesar 113,33 persen. Peningkatan kinerja bidang kesehatan di Kota Mataram mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat dengan diberikannya Penghargaan kepada Kota Mataram sebagai KOTA SEHAT SWASTI SABA WIWERDA. Sampai dengan tahun 2012, ketersediaan fasilitas kesehatan di Kota Mataram, yaitu 8 RSU, 7 RS Bersalin, 25 Puskesmas, dan 89 Apotik. Guna lebih mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Mataram, terobosan penting dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan diterbitkannya Peraturan Walikota Mataram Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas- LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 104

120 puskesmas Kota Mataram. Gambar 7 : RSUD Kota Mataram Sebagai pengganti (insentif) pelayanan, telah dialokasikan Rp. 250 juta dalam APBD Kota Mataram untuk 10 Puskesmas untuk biaya jasa medis atau tunjangan keselamatan tenaga kesehatan karena adanya resiko tertular penyakit dalam pelaksanaan tugas. Dengan adanya Perwal tersebut, ebut, seluruh warga Kota Mataram dapat menikmati layanan kesehatan dasar di Puskesmas tanpa dipungut biaya, disamping itu dengan dimilikinya Rumah Sakit sendiri, Pemerintah Kota Mataram berupaya meningkatkan mutu layanan menjadi RSUD type C terutama dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat penerima JAMKESMAS. Dalam mengatasi pengedaran dan penyalahgunaan Narkoba sebagai misi pencapaian KOTA MATARAM BEBAS NARKOBA 2015,, telah dilakukan beberapa upaya antara lain dengan pengukuhan Sahabat Teman Sebaya Pelajar terhadap siswa SMP dan SMA dari siswa dari masing-masing sekolah, dalam rangka P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, Peredaran Gelap Narkoba). Gambar 8: : Tes Urine PNS Kota Mataram Untuk memulai P4GN dilakukan Tes Urine kepada seluruh karyawan Pemerintah Kota Mataram. Pada tahun 2013 akan dilakukan kajian terhadap penerbitan Peraturan Walikota yang mengatur penyalahgunaan Narkoba terhadap siswa dan PNS untuk dilakukan rehabilitasi. Pada kasus prevalensi gizi buruk pada tahun 2011 tidak terjadi, terdapat satu kasus gizi buruk, namun sudah tertangani dengan baik. Pada tahun 2012, Pemerintah Kota Mataram menargetkan bahwa tidak ada lagi prevalensi gizi buruk. Langkah penurunan angka kejadian gizi buruk dengan mengefektifkan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 105

121 pendataan, kontrol kejadian, dan intervensi penanganannya. anannya. Pada beberapa kasus gizi buruk yang tinggi pada tahun-tahun sebelumnya disebabkan oleh ketidaktepatan data yang juga mendata masyarakat di luar wilayah Kota Mataram yang dirawat di Rumah Sakit Kota Mataram. Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTB menyebutkan bahwa Kota Mataram sangat rentan bagi penyebaran kasus HIV dan AIDS. Pada tahun 2012, sebanyak 87 jiwa terinfeksi HIV dan 77 jiwa terinfeksi AIDS sehingga total 164 jiwa penduduk yang terinfeksi HIV/AIDS atau sebesar 0,04 persen. Angka ini lebih rendah dari tahun 2011 sebanyak 0,06 persen penduduk yang terinfeksi. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana sampai dengan tahun 2015 sebagaimana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No INDIKATOR UTAMA (IKU) SATUAN REALISASI AKUMULASI SD. TAHUN 2012 RENCANA SESUAI TARGET AKHIR RPJMD (TAHUN 2015) PERSENTASE CAPAIAN SD. TAHUN Angka Kelangsungan Hidup Bayi per 1000 kelahiran hidup % 40, ,36 2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan % 97, ,21 3 Angka Harapan Hidup thn 67,13 68,60 97,85 4 Prevalensi Gizi Buruk % 2, ,00 5 Cakupan Kelurahan UCI % ,00 6 Rasio Tenaga Medis per penduduk - 4,52 12,48 36,22 7 Cakupan Layanan Puskesmas % 1,7 1,5 113,33 8 Cakupan Layanan Puskesmas Pembantu % 0,18 0,18 100,00 9 Rasio Rumah Sakit per penduduk RS 1: : ,72 10 Jumlah Posyandu Aktif buah ,22 11 Cakupan JAMKESMAS jiwa ,00 13 Prevalensi HIV/AIDS % 0,05 2 2,50 14 Penanganan Narkoba/NAPZA % 0,04 0,2 0,20 Rata-rata Pencapaian Sasaran 4 sesuai Target RPJMD 78,47 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 106

122 Angka Kelangsungan Hidup Bayi per 1000 kelahiran hidup dapat ditingkatkan menjadi 40,31 persen dan melampaui target RPJMD sebesar 39 persen. Keberhasilan capaian ini seiiring dengan peningkatan cakupan layanan UCI untuk setiap kelurahan sebesar 97 persen dan meningkatknya cakupan komplikasi kebidanan, serta cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga yang memiliki kompetensi kebidanan di Puskesmas dan jaringannya. Cakupan pertolongan Ibu Bersalin menunjukkan tingkat capaian Sangat Baik dicapai pada tahun 2012 dengan angka capaian mendekati target sebesar 100 persen (99,21 persen). Capaian ini menjadi dampak kebijakan Pemerintah Kota Mataram, atas implementasi program JAMPERSAL (Jaminan Persalinan) untuk semua penduduk yang menggunakan Fasilitas Perawatan Kelas 3, baik di RSU Kota Mataram maupun Puskesmas dan jaringannya. Faktor keberhasilan lainnya adalah meningkatnya Bidan yang telah dilatih PONED, adanya peningkatan sarana PONED di Puskesmas dan jaringannya, adanya pelayanan 24 Jam Persalinan di Puskesmas, serta meningkatkan komunikasi petugas kesehatan dengan sasaran ibu hamil (melalui kontak HP). Dari rasio Rumah Sakit per penduduk mengalami peningkatan melampaui target RPJMD sebesar rasio 1 RS untuk penduduk, menjadi rasio 1 RS terhadap penduduk. Capaian ini sebagai akibat bertambahnya infrastruktur Rumah Sakit baik milik Pemerintah Daerah serta terbangunnya beberapa Rumah Sakit Swasta. Cakupan Jamkesmas tidak mengalami perubahan data dari tahun 2008, jumlah penerima Jamkesmas Kota Mataram tetap sebanyak jiwa. Namun pada tahun 2013, berdasarkan data dari BPS (PPLS 2011) terdapat peningkatan jumlah penerima Jamkesmas menjadi jiwa atau terjadi peningkatan sebanyak jiwa atau sebesar 20,81 persen. Rasio tenaga medis masih jauh dari target yang diharapkan sebesar 12,48 persen. Upaya untuk meningkatkan rasio tenaga medis adalah mengoptimalkan pemerataan tenaga medis agar tidak hanya terpusat pada Puskesmas Dalam Kota LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 107

123 saja, namun beberapa Puskesmas dan Puskesmas Pembantu termasuk Polindes di pinggir kota mendapat cakupan medis yang sama dengan di dalam kota. Prevalensi Gizi Buruk mampu diturunkan sebesar 0,5 persen dari target 2 persen tercapai pada tahun Upaya pencapaian target dilakukan melalui penyuluhan, pemberian bantuan PMT-ASI, serta optimalisasi layanan kesehatan anak di Puskesmas. Untuk capaian penanganan HIV/AIDS masih dapat ditanggulangi penyebaran sampai sebesar 0,05 persen, jauh dari target yang diinginkan sebesar 2 persen. Kinerja ini menunjukkan perkembangan yang sangat baik, dikarenakan setiap tahun angka penduduk terinfeksi HIV/AIDS mengalami penurunan. Pemerintah Kota Mataram pada tahun 2010 telah membentuk Komisi Penanggulangan HIV/AIDS sehingga penanganan HIV/AIDS dapat lebih optimal. Hal yang sama juga terjadi pada Penanganan Narkoba/NAPZA, dimana capaian kinerja 0,04 persen masih jauh dari target sebesar 2 persen pada akhir periode RPJMD. Kinerja positif ini menjadi indikator meningkatnya upaya Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mataram dalam mengendalikan peredaran Narkoba terutama pada penduduk rentan terhadap penggunaan Narkoba. Upaya preventif dan refresif pengendalian n dan pencegahan peredaran Narkoba dilakukan sejak dibentuknya institusi BNN Kota Mataram. V. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 5 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 5 Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal Tahun 2011 CAPAIAN INDIKATOR SATU- No UTAMA (IKU) AN Target Realisasi Jumlah event seni Kali ,61 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,00 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 108

124 & budaya daerah dalam satu tahun 2 Jumlah pembinaan kelompok budaya Kali ,33 Rata-rata Capaian IKU 83,47 Kinerja Capaian Sasaran 5 83, ,33 86,67 86,67 Dalam mengimplemntasikan Mataram sebagai salah satu destinasi pariwisata di Indonesia, maka ciri kekhasan daerah harus diekplorasi guna memberikan nuansa karakteristik lokal. Dalam RPJMD Kota Mataram, pariwisata dan budaya adalah sektor unggulan daerah yang harus dikembangkan sebagai salah satu basis pendongrak pertumbuhan ekonomi daerah. Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah penyelenggaraan event-event kebudayaan meningkat dari tahun 2011 sebesar 53 menjadi 60 event di tahun Peningkatan ini untuk memberikan dampak bahwa Pemerintah Kota Mataram eksis dan perhatian terhadap berkembangnya budaya lokal yang dinamis. Upaya ini sebagai salah satu strategi mendukung konsep MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) dalam rangka perwujudan visi Mataram Berbudaya. Atas perhatian terhadap budaya lokal, H. Ahyar Abduh (Walikota Mataram) mendapat penghargaan kepada sebagai Tokoh Adat Pengerakse Utame Budaye Kota Mataram dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. Visi Mataram Berbudaya menggambarkan terjadinya peningkatan kualitas masyarakat yang memiliki keseimbangan antara kemajuan dan religiusitas yang saling berterima dalam LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 109

125 kemajemukan, menguatnya identitas dan karakter masyarakat yang mandiri, bermoral dan bermartabat. Masyarakat berbudaya tidak hanya dapat dilihat dari berkembangnya adat istiadat, melainkan juga pada berkembangnya infrastruktur yang berkarakter kearifan lokal. Pengembangan karakter lokal yang saling berterima dalam kemajemukan suku, agama dan ras menjadi upaya yang terus dilakukan. Gambar 9 : Event Budaya Lokal Mataram Internalisasi nilai seni dan budaya berbasis pada local genius yang dimiliki Kota Mataram dikembangkan dengan mengoptimalkan seni dan budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat Mentaram yang ada sejak dulu. Di tahun 2012, dilaksanakan event budaya sebanyak 50 kali. Pada tahun 2012, tercatat sebanyak 235 sanggar seni dan budaya. Pada tahun 2012, di Kota Tua Ampenan, telah diselenggarakan ARUNG SEJARAH BAHARI VII Tahun 2012, pada tanggal 27 November Kegiatan ini dalam rangka memanifestasikan posisi sejarah Kota Ampenan sebagai pusat bisnis dan perniagaan tempo dulu, terutama dalam melihat Pelabuhan Ampenan dahulunya merupakan pelabuhan utama pusat distribusi barang untuk wilayah Provinsi NTB. Gambar 10 : Kota Tua Ampenan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 110

126 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan 2012 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD, sebagai berikut No INDIKATOR UTAMA (IKU) 1 Jumlah event budaya daerah dalam satu tahun 2 Jumlah pembinaan kelompok budaya SATUAN REALISASI AKUMULASI SD. TAHUN 2012 Kali 60 Kali 42 RENCANA PERSENTASE SESUAI CAPAIAN DENGAN SD. TARGET AKHIR TAHUN 2012 RPJMD (2015) 75 80, ,00 Rata-rata Pencapaian Sasaran 5 terhadap Target RPJMD 82,00 Berdasarkan tabel diatas, peningkatan jumlah event seni dan budaya daerah semakin tahun semakin mengalami peningkatan, ditargetkan pada akhir periode RPJMD, target 75 event dapat tercapai. Hal yang sama juga terjadi pada jumlah pembinaan kelompok budaya, diharapkan akan terpenuhi 50 kali pembinaan kelompok budaya. Dalam upaya meningkatkan pencapaian sasaran Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melakukan: (1) Peningkatan pelestarian dan pengembangan budaya, dengan Gelar Budaya pada event nasional, seperti: Harganas, FL2SN, dan event lainnya di tingkat Provinsi NTB, (2) Menyiapkan seperangkat alat kesenian tradisional guna mendukung pagelaran-pagelaran n kesenaian dan budaya di dalam dan luar daerah, (3) Pelestarian dan aktualisasi Adat Budaya Daerah. VI. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 6 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 6 Meningkatnya Kesetaraan Gender LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 111

127 INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) 2 Angka Melek Huruf ,58 90,58 Perempuan 3 Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan 4 Partisipasi Perempuan di Sektor Swasta 5 Rasio KDRT SATU- AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN NA NA NA orang ,26 % 76 91,98 121,03 kasus 0,625 0,346 55,36 Rata-rata Capaian IKU 86,81 Kinerja Capaian Sasaran 6 86,81 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,77 115, ,03 90, , ,87 115,21 0,61 0,315 51,64 90,93 90,93 Data statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk perempuan Kota Mataram sebesar 50,49 persen ( jiwa) lebih tinggi dari populasi penduduk laki-laki sebesar 49,51 persen ( jiwa). Hasil Susenas menunjukkan pencapaian Angka Melek Huruf (AMH) di Kota Mataram mulai tahun 2010 mencapai diatas 90 persen, baik perempuan maupun laki-laki. laki. Sedangkan untuk penduduk yang masih buta huruf sebesar 9,97 persen yang didominasi inasi oleh penduduk usia lanjut. Tingkat buta huruf penduduk perempuan lebih besar dengan tingkat buta huruf penduduk laki-laki. Peran perempuan memberi warna pada kemajuan Kota. Dengan diberikannya ruang yang lebih besar bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, antara lain melalui organisasi perempuan, antara lain: (1) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), (2) Gerakan Organisasi Wanita (GOW), (3) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), (4) Forum Peduli Air Susu Ibu (FPASI), menorehkan beberapa prestasi yang diraih oleh Tim Penggerak PKK Kota Mataram, antara lain: 1. Dua orang kader mendapatkan PIN EMAS dari Kementerian Kesehatan RI. 2. Juara I Lomba Penyuluh KDRT Tingkat Provinsi NTB. 3. Juara II Lomba Lingkungan Bersih Sehat Tingkat Provinsi NTB. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 112

128 4. Juara II Lomba Poksus UP2K PKK Tingkat Provinsi NTB. 5. Juara III Lomba Administrasi PKK Tingkat Provinsi NTB. Pada tahun 2012, sebagai salah satu tokoh perempuan Kota Mataram, Hj. Suryani Ahyar Abduh, menerima penghargaan ANUGERAH WANITA UTAMA INDONESIA 2012, dari Lembaga Anugerah Prestasi Insani Indonesia sebagai salah satu perempuan yang berkomitmen dalam pemberdayaan perempuan Gambar : Hj. Suryani Ahyar Abduh saat menerima Anugerah Wanita Utama di Kota Mataram. Indonesia Pada tahun 2012, terjadi penurunan capaian Angka Melek Huruf (AMH) perempuan sebesar 0,55 persen dari tahun Dari jumlah tersebut didominasi oleh penduduk usia lanjut. Hal yang sama terjadi pada indikator partisipasi perempuan di sektor swasta mengalami penurunan sebesar 5,82 persen. Penurunan ini diakibatkan oleh menurunnya nya angkatan kerja perempuan di sektor swasta. Berdasarkan lapangan usaha 62,01 persen penduduk perempuan bekerja di sektor perdagangan, dengan status pekerjaan 45,35 persen ber-wirausaha, dan 38,46 persen sebagai buruh/karyawan. Gambar : PNS Kota Mataram saat Apel Pagi Dalam pencapaian proporsi jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Perempuan, di tahun 2012 telah menyentuh angka 41,12 persen, atau sebanyak PNS Perempuan dari total PNS. Pada tahun 2011, jumlah PNS Perempuan sebanyak orang, terjadi peningkatan jumlah di tahun 2012 sebesar 4,05 persen. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 113

129 Sementara jumlah proporsi Pejabat Struktural perempuan lingkup Pemerintah Kota Mataram sebanyak 1 pejabat eselon II dan 23 pejabat eselon III dengan proporsi masing-masing 0,04 persen untuk eselon II dari total 29 jabatan eselon II, dan 22,33 persen untuk eselon III dari total 126 jabatan eselon III. Untuk proporsi Guru Perempuan menyentuh angka lebih besar dari PNS Perempuan yaitu 65,35 persen (1.999 guru) dari seluruh guru sebanyak orang. Namun, proporsi ini menurun 1,24 persen dari tahun 2011 sebanyak guru perempuan. Salah satu pilar penting daya saing daerah terletak pada penguatan institusi rumah tangga. Menyadari hal tersebut Pemerintah Kota Mataram memprioritaskan penguatan institusi rumah tangga sebagai salah satu kekuatan basis dalam mendorong peningkatan daya saing daerah. Tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan memiliki korelasi dengan tingkat harmonisasi rumah tangga, sehingga Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) harus diminimalisir. Memperhatikan jumlah kasus KDRT yang cenderung meningkat, telah dilakukan langkah strategis dalam perlindungan dan pencegahan KDRT, antara lain melalui: (1) Penetapan Peraturan Walikota Mataram Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pembentukan Gugus PP-TPPO, (2) Penetapan Keputusan Walikota Mataram Nomor 276/IV/2010 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PP-TPPO), (3) Penetapan Peraturan Walikota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Anak. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : RENCANA No REALISASI SESUAI PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI DENGAN CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD. (IKU) 2012 RPJMD TAHUN 2012 (TAHUN 2015) 1 Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) - 57, ,54 2 Angka Melek Huruf Perempuan - 90, ,03 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 114

130 3 Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan % ,25 4 Partisipasi Perempuan di Sektor swasta % 89, ,34 5 Rasio Kasus KDRT kasus 0,315 0,5 63,00 Rata-rata Capaian Sasaran 6 terhadap Target RPJMD 92,63 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) telah melampaui target RPJMD, hal yang sama juga terjadi pada partisipasi perempuan di sektor swasta yang ditargetkan sebesar 80 persen di tahun 2015, dapat dilampaui capaiannya pada tahun Namun, beberapa indikator kinerja secara trend mengalami peningkatan seperti pada indikator partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan yang baru dapat dicapai sebesar 82,25 persen. Pada indikator yang lainnya seperti kasus KDRT, penanganannya dapat dicapai lebih baik dengan konsistensinya penurunan kasus KDRT mulai tahun 2011 sampai dengan tahun Ada beberapa klasifikasi kebijakan gender yang dapat membantu pengambil keputusan untuk menentukan sejauhmana relasi gender dilakukan, bahwa kebijakan gender di Kota Mataram, adalah Kebijakan yang Sadar Gender (Gender-aware Policies),, dengan mengakui bahwa perempuan adalah actor pembangunan yang sama dengan laki-laki, bahwa keterlibatan perempuan pada dasarnya ditentukan oleh relasi gendernya sehingga keterlibatannya berbeda dan seringkali tidak setara; hal ini untuk menjamin bahwa target dan manfaat dari program sama-sama dinikmati oleh perempuan dan laki-laki dalam menjawab kebutuhan praktis gender mereka, sehingga kedepan tercipta suatu relasi yang lebih setara antara perempuan dan laki-laki dan menyentuh kebutuhan strategis gender. Pencapaian target RPJMD sasaran ini pada tahun 2012 mencapai 92,63 persen, sehingga dibutuhkan upaya untuk meningkatkan capaian kinerja menjadi 100 persen. Dalam mewujudkan kesetaraan gender tersebut telah dilakukan upaya- upaya, antara lain: LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 115

131 1. Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pembangunan, terutama dalam aspek perencanaan pembangunan n dengan menargetkan proporsi peserta Musrenbang/MPBM sebesar 30 persen adalah peserta dari unsur perempuan. 2. Membuka seluas-luasnya luasnya informasi yang dapat diakses oleh Ibu, maupun Calon Ibu terhadap lesehatan reproduksi, keluarga berencana dan keluarga sejahtera. 3. Meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri perempuan dengan membuka kesempatan pembentukan lembaga-lembaga non formal pemerhati perempuan, ibu dan anak. 4. Penguatan kelembagaan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BBPKB) melalui optimalisasi perencanaan program dan anggaran yang sadar gender (gender-aware programme). 5. Meningkatkan ruang expresi perempuan, melalui peningkatan frekuensi event/acara berbasis gender bernilai kebangsaan, seperti Peringatan Hari Ibu, Hari Kartini, dan lain-lain. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 116

132 VII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 7 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 7 Meningkatnya Kualitas Keluarga No INDIKATOR Tahun 2011 CAPAIAN SATU Tahun 2012 CAPAIAN UTAMA -AN (IKU) Target Realisasi 2011 Target Realisasi Jumlah Keluarga Sejahtera % , ,94 2 Cakupan Peserta % , ,02 KB Aktif Rata-rata Capaian IKU Kinerja Capaian Sasaran ,48 67,48 Data target jumlah keluarga sejahtera adalah data seluruh keluarga atau rumah tangga yang ada di Kota Mataram, yaitu pada tahun 2011 sebanyak ,- meningkat sebanyak keluarga pada tahun 2012 menjadi keluarga/rumah tangga, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,01 persen maka tata-rata jumlah anggota keluarga berkisar antara 3,3 sampai dengan 3,7 jiwa. Pentahapan Keluarga Sejahtera terbagi menjadi 4 kategori, mulai dari Keluarga Sejahtera I, II, III, dan III Plus. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2011, masing kategori dicapai sebagai berikut: Kategori 2011 Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III Plus Jumlah LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 117

133 Keluarga Sejahtera Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah Keluarga Sejahtera (KS) dari KK pada tahun 2011 menjadi KK di tahun Cakupan layanan KB pun meningkat sebesar 101,04 persen. Untuk indikator cakupan peserta KB Aktif menunjukkan informasi tentang pencapaian partisipasi masyarakat Kota Mataram dalam ber-kb. Dari PUS Lapangan di Kota Mataram dibandingkan dengan metode kontrasepsi yang digunakan, maka target yang ingin diperoleh dalam partisipasi PUS sebesar persen. Pada tahun 2011, tercapai 61,34 persen meningkat sebesar 2,46 persen atau menjadi 64,02 persen di tahun Kinerja peningkatan ini berhasil dicapai sebagai dampak intensitas penyuluhan guna meningkatkan pemahaman masyarakat untuk ber-kb yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Mataram. Di tahun 2012, Kota Mataram menjadi tuan rumah untuk acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIX pada tanggal Juni Dalam kesempatan itu pula, Walikota Mataram atas nama Pemerintah Daerah menerima Penghargaan MANGGALA KARYA KENCANA dari Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), atas prestasi mengelola program Keluarga Berencana (KB) di Kota Mataram. Gambar: Walikota Mataram saat menerima penghargaan Manggala Karya Kencana Berdasarkan hasil Susenas 2010 yang menyebutkan bahwa total Fertility Rate Kota Mataram sebesar 1,9. Artinya setiap Pasangan Usia Subur (PUS) yang sudah berkeluarga mempunyai anak 1-2 orang. Data jumlah PUS tahun 2012, terbagi LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 118

134 dalam dua kelompok umur, yaitu PUS usia tahun sebanyak orang, dan PUS usia sebanyak orang. Sementara untuk uk capaian program peserta KB Baru dan peserta KB Aktif yang ditargetkan pada tahun 2011 sebesar peserta KB Baru dengan capaian sebesar 75 persen atau sebanyak peserta. Demikian juga dengan peserta KB Aktif yang ditargetkan tahun 2011 sebanyak telah tercapai sebesar 78,23 persen atau sebanyak peserta. Dalam menekan angka kelahiran dilakukan pembagian alat kontrasepsi gratis dan suntikan KB gratis di seluruh Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Polindes, selain itu dilakukan pendekatan an psikologis tentang manfaat ber-kb kepada masyarakat. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No INDIKATOR UTAMA (IKU) SATUAN REALISASI AKUMULASI SD. TAHUN 2012 RENCANA SESUAI DENGAN TARGET AKHIR RPJMD (TAHUN 2015) PERSENTASE CAPAIAN SD. TAHUN Peningkatan Jumlah Keluarga Sejahtera % ,94 2 Cakupan Layanan KB % ,02 Rata-rata Capaian Sasaran 7 terhadap Target RPJMD 67,48 Dari tabel diatas diketahui bahwa sampai dengan tahun kedua RPJMD (2012), capaian kinerja baru mencapai 70,94 persen dari target jumlah keluarga sejahtera sebanyak keluarga. Diharapkan pada akhir periode RPJMD, target yang diinginkan dapat dicapai diatas 80 persen. Upaya dalam mencapai target dilakukan antara lain melalui: 1. Intensitas temu kader dan optimalisasi peran penyuluh KB di lapangan. 2. Meningkatkan cakupan program kontrasepsi gratis di tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 119

135 3. Meningkatkan stimulasi dan pembinaan keluarga dalam rangka peningkatan peningkatan daya beli. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 120

136 VIII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 8 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 8 Meningkatnya Pendapatan per Kapita INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 PDRB per Kapita 2 Paritas Daya Beli Tahun 2011 CAPAIAN SATU- Tahun 2012 CAPAIAN AN Target Realisasi 2011 Target Realisasi 2012 Rp , ,42 Rp , , , , ,69 Rata-rata Capaian IKU 101,37 Kinerja Capaian Sasaran 8 101,37 102,05 102,05 Data PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah untuk mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki suatu daerah untuk menghasilkan suatu produk melalui proses produksi. PDRB Kota Mataram diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan ilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam wilayah hukum Kota Mataram setelah dikeluarkan biaya-biaya antaranya. Nilai PDRB yang dicapai Kota Mataram setiap tahun mengalami perkembangan baik yang dinilai atas dasar harga berlaku (currents) maupun penilaian dengan harga pada tahun dasar 2000 (harga konstan). Nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp. 5,51 trilyun mengalami perkembangan sebesar 14,03 persen dibanding tahun 2010 yang mencapai Rp. 4,83 trilyun. Sementara itu berdasarkan harga konstan nilai PDRB Kota Mataram pada tahun 2012 mencapai Rp. 2,35 trilyun atau mengalami pertumbuhan sebesar 7,67 persen dibanding tahun 2010 yang mencapai Rp. 2,19 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 121

137 trilyun. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun 2012 menunjukkan percepatan yang sedikit menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang tumbuh sebesar 7,95 persen. PDRB per kapita merupakan pembagian antara besaran PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB per kapita merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat. PDRB per kapita Kota Mataram untuk tahun 2012 telah mencapai Rp yakni meningkat sebesar 12,90 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp menurut PDRB atas dasar harga berlaku. Perkembangan kesejahteraan penduduk salah satunya juga dapat diukur melalui perkembangan tingkat pendapatan. Secara umum, selama periode tingkat kesejahteraan penduduk Kota Mataram mengalami peningkatan, seperti ditunjukan oleh semakin meningkatnya tingkat pengeluaran per kapita sebagai proxy pendapatan baik secara nominal maupun riil. Pengeluaran per kapita penduduk meningkat dari Rp pada tahun 2011 menjadi Rp ,- pada tahun Hasil Susenas 2010 menyebutkan bahwa Rasio Gini (Gini Ratio) pendapatan penduduk Kota Mataram dengan kategori Oshima masuk dalam kategori ketimpangan sedang dengan rasio 0,42 lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 0,47. Artinya telah terjadi peningkatan pemerataan pendapatan penduduk di Kota Mataram sebagai dampak dan intervensi pembangunan yang dilakukan. Sedangkan persentase penduduk Kota Mataram yang memiliki pengeluaran per kapita per bulan lebih dari Rp ,- hanya sebesar 13,86 persen. Rata-rata pengeluaran penduduk lain terdistribusi pada kelompok sebesar 13 persen dan hanya 1,73 persen penduduk memiliki pengeluaran sebulan kurang dari rupiah. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 122

138 RENCANA No REALISASI SESUAI PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI DENGAN CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD. (IKU) 2012 RPJMD (TAHUN TAHUN ) 1 PDRB per Kapita Rp ,46 2 Paritas Daya Beli Rp ,- 86,40 Rata-rata Capaian Sasaran 8 terhadap Target RPJMD 82,43 Dari tabel diatas diketahui bahwa target PDRB per kapita masih pada angka 78,46 persen, melihat trend peningkatan PDRB per kapita yang semakin tahun semakin meningkat, maka target Rp ,- dapat tercapai pada akhir periode RPJMD. Optimisme ini didasarkan pada beberapa perkembangan positif dampak pembangunan yang berpengaruh terhadap PDRB Kota Mataram. Sementara untuk indikator paritas daya beli masyarakat, sangat fluktuatif dan berbanding dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat harga barang. Tingkat daya beli sangat tergantung dengan tingkat inflasi maupun deflasi yang berkembang. Sehingga perkembangan harga barang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat membeli barang-barang kebutuhan hidup. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi i apabila tanpa diikuti oleh stabilnya hargaharga barang, dikatakan belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 123

139 Gambar : Gubernur NTB dan Walikota Mataram saat sidak di Pasar Kebon Roek Kota Mataram Terkait hal tersebut, dalam upaya menjaga stabilitas harga, Pemerintah Kota Mataram melakukan berbagai upaya, yaitu: pengaturan kebijakan di bidang perdagangan dan jasa, mengoptimalkan peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta pengendalian harga melalui Operasi Pasar. IX. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 9 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 9 Meningkatnya Upaya Penanganan Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat No INDIKATOR UTAMA (IKU) SATU -AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 Target Tahun 2012 Realisasi CAPAIAN Rasio Penduduk Miskin % 21,59 14,44 66,88 2 Cakupan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial % 95,00 76,00 80,00 3 Cakupan pembinaaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat % 90,00 63,12 70,13 Rata-rata Capaian IKU 72,34 Kinerja Capaian Sasaran 9 72,34 18,59 13,18 70,89 95,00 76,00 80,00 90,00 59,32 65,91 72,26 72,26 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 124

140 Rasio penduduk miskin di tahun 2012 mengalami progress kinerja yang positif, hal ini ditunjukkan oleh menurunnya angka kemiskinan, yang dapat ditekan sebesar 0,09 persen dari tahun Kinerja dalam menekan angka kemiskinan adalah diketahuinya karakteristik tik dan faktor permasalahan yang sebenarnya terjadi pada penduduk miskin di Kota Mataram. Faktor-faktor yang terkait dengan permasalahan kemiskinan di Kota Mataram, adalah : Formasi Keluarga, yang dilihat dari rata-rata anggota keluarga, struktur umur keluarga, jenis kelamin kepala keluarga, dan status perkawinan. Bahwa keluarga dengan jumlah tanggungan lebih dari 5 (lima), kepala keluarga yang berusia diatas 55 tahun, kepala keluarga yang berjenis kelamin perempuan dan kepala keluarga yang berstatus bercerai dan janda, cenderung terkatagorikan miskin. Tingkat Fertilitas, yang dilihat dari ratio jumlah balita dan ibu usia tahun (Child Woman Ratio/CWR),, semakin tinggi CWR semakin besar kecendrungan keluarga mengalami kemiskinan. Pola Pekerjaan, jika tidak ada anggota keluarga yang berpenghasilan tetap, maka kecendrungan keluarga tersebut masuk dalam katagori miskin semakin besar. Partisipasi Dalam Masyarakat, yang dilihat dari dua variabel yaitu keikutsertaan dalam kegiatan masyarakat dan aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat. Dalam hal ini faktor kemiskinan memiliki kecendrungan menjadikan keluarga miskin tidak memiliki cukup waktu untuk berpartisipasi, karena waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah. Tingkat Pendidikan, pada level agregat menunjukkan variabel yang sangat signifikan. Semakin tinggi angka melek huruf penduduk usia dewasa, semakin rendah angka kemiskinan masyarakat. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan ditetapkan dua strategi yaitu Strategi peningkatan pendapatan penduduk miskin, dan Strategi pengurangan beban LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 125

141 pengeluaran penduduk miskin, melalui: Penciptaan kesempatan kerja bagi penduduk miskin, Pemberdayaan masyarakat miskin, Pengembangan kapasitas penduduk miskin, Perlindungan sosial penduduk miskin, Pengembangan usaha ekonomi produktif, Pemberian subsidi, Pemberian beras murah bagi penduduk miskin (Raskin), Dukungan biaya pendidikan, Pembebasan biaya kesehatan, dan Bantuan rehabilitasi rumah lingkungan pemukiman penduduk miskin Pada tahun 2012, guna menurunkan angka kemiskinan sebesar 3 persen, Pemerintah Kota Mataram menetapkan program terobosan strategis, antara lain: Pemantapan koordinasi penanggulangan kemiskinan dengan pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan gan Kemiskinan (TKPK) Kota Mataram Tahun Santunan Kematian bagi masyarakat Kota Mataram yang meninggal dunia sebesar Rp. 500 ribu. Bantuan Beras bagi masyarakat JOMPO sebesar 10 Kg per Jiwa per Bulan. Pemberian Alat Kontrasepsi Gratis bagi masyarakat miskin dengan alokasi anggaran Rp. 965 juta. Pembentukan Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) yaitu pemberdayaan masyarakat dengan masjid sebagai basis pemberdayaannya. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: No RENCANA REALISASI PERSENTASE INDIKATOR SESUAI AKUMULASI CAPAIAN UTAMA SATUAN DENGAN SD. TAHUN SD. (IKU) TARGET AKHIR 2012 TAHUN 2012 RPJMD (2015) 1 Penduduk Miskin % 13,18 9,59 72,76 2 Cakupan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial % 76,00 85,00 89,41 3 Cakupan pembinaaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat % 59,32 67,25 88,21 Rata-rata Capaian Sasaran 9 terhadap Target RPJMD 83,46 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, secara keseluruhan capaian kinerja jika dibandingkan dengan target RPJMD sebesar 83,46 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA persen. Untuk kinerja 126

142 penurunan rasio penduduk miskin di Kota Mataram baru mencapai persen. Capaian menunjukkan kinerja baik dibandingkan tahun 2011, dengan mampu menekan sebesar 1,26 persen jumlah penduduk miskin pada tahun Artinya upaya penanganan dan pemberantasan kemiskinan di Kota Mataram telah mencapai peningkatan sebesar 3,59 persen dari tahun 2011 jika menggunakan target 9,59 persen yang ingin dicapai sampai dengan akhir periode RPJMD. Trend peningkatan ini akan diupayakan pada tahun 2013 untuk dapat mendekati target 9,59 persen dengan mengoptimalkan pengarahan kebijakan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 127

143 X. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 10 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 10 Meningkatnya Ketersediaan Lapangan Kerja INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Cakupan Partisipasi Angkatan Kerja SATU- AN Tahun 2011 CAPAIAN 2011 Target Realisasi % 76,27 91,04 119,37 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,02 93,30 119,58 2 Penduduk Tidak Bekerja % 9,00 8,96 99,55 Rata-rata Capaian IKU 109,46 Kinerja Capaian Sasaran ,46 10,00 9,06 90,06 104,82 104,82 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pencapaian target dua indikator telah melampaui target 100 persen. Namun pada tahun 2012, terjadi penurunan capaian dari tahun 2011 sebesar 4,64 persen di tahun Secara umum, cakupan ini meningkat sebagai akibat makin terbukanya peluang kerja akibat meningkatkan jumlah usaha sektor formal maupun informal di Kota Mataram. Kebijakan keterbukaan usaha melalui kemudahan pemberian ijin usaha (SITU), TDP, IMB di bidang perdagangan dan jasa, telah menyebabkan menurunnya penduduk tidak bekerja (menganggur) di Kota Mataram sebesar 9,49 persen di tahun Hal lain yang mempengaruhi adalah bertumbuhnya sektor tersier yang positif terkait berkembangnya pasar modern seperti Alfamart, Indomaret dan JB-Mart yang menggunakan tenaga kerja lokal. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 128

144 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 129

145 Pada tahun 2012, TPAK mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 0,83 persen, kondisi ini menunjukkan telah terjadi sedikit penurunan partisipasi penduduk usia kerja di Kota Mataram. Jika sebagian besar angkatan kerja dapat tertampung di lapangan usaha, maka taraf hidup penduduk akan meningkat sebaliknya jika sebagian besar angkatan kerja tersebut tidak dapat tertampung di lapangan usaha maka akan menjadi masalah pengangguran yang pada akhirnya berdampak pada ekonomi omi rumah tangga dan dampak selanjutnya akan menimbulkan kemiskinan. Perkembangan TPAK dan indikator ketenagakerjaan lainnya di Kota Mataram dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Indikator Ketenagakerjaan di Kota Mataram Tahun Indikator 2010 Bekerja (jiwa) Pengangguran/PENCARI KERJA (jiwa) Total Angkatan Kerja (jiwa) Bukan Angkatan Kerja (jiwa) Penduduk Usia Kerja (jiwa) TPAK (%) 65,54 Tingkat pengangguran Terbuka (TPT%) 8,96 UMR (Rp) Tingkat Kesempatan Kerja (TKK%) 91,04 Sumber : BPS Kota Mataram ,71 6, ,30 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No REALISASI RENCANA PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI SESUAI DENGAN CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD. (IKU) 2012 RPJMD (2015) TAHUN Cakupan Partisipasi Angkatan Kerja % 93,30 99,00 94,24 2 Penduduk Tidak Bekerja % 9,06 11,00 82,36 Rata-rata Capaian Sasaran 10 terhadap Target RPJMD 88,30 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 130

146 Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan angkatan kerja ditargetkan sebesar 99 persen dapat dicapai. Perbaikan capaian tahun 2013 dilakukan dengan mengoptimalkan sekolah-sekolah kejuruan (SMK) sehingga lulusannya dapat bekerja dan membuka usaha secara mandiri, disamping itu efektivitas pelaksanaan program terobosan Wirausaha Baru (WUB) dilakukan dengan memberikan pelatihan dan bimbingan usaha, monitoring, serta akses permodalan. Sehingga dengan capaian 88,30 persen,, optimis 100 persen target RPJMD dapat dicapai. Secara umum, capaian kinerja di tahun 2012 terkait sasaran untuk meningkatkan ketersediaan lapangan kerja telah mencapai 88,30 persen sehingga sisanya sebesar 11,7 persen direncanakan secara bertahap akan dicapai pada tahun 2013 dan 2014, sehingga pada akhir RPJMD tercapai 100 persen ketersediaan lapangan kerja sesuai dengan yang direncanakan pada awal periode RPJMD. XI. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 11 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 11 Meningkatnya Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi Daerah INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Pertumbuhan Ekonomi Daerah SATU- AN Tahun 2011 CAPAIAN 2011 Target Realisasi % 7,81 7,95 101,79 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,29 10,52 113,24 Rata-rata Capaian IKU 101,79 Kinerja Capaian Sasaran ,79 113,24 113,24 Sebagai bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram sedikit banyak pasti terpengaruh dengan situasi perekonomian provinsi dan perekonomian global. Perekonomian Kota Mataram pada tahun 2012 tumbuh sebesar 10,52 persen Udara). (dengan perhitungan tanpa Sub Sektor Perhubungan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 131

147 Dengan mengabaikan sub sektor angkutan udara, pertumbuhan ekonomi Kota Mataram pada tahun 2011 adalah sebesar 9,29 persen lebih tinggi 1,62 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi dengan angkutan udara, 7,67 persen. Pada tahun 2012 tanpa angkutan udara pertumbuhan ekonomi Kota Mataram naik menjadi 10,52 persen dari 9,29 persen di tahun Dari sembilan sektor yang tercakup dalam pembentukan PDRB Kota Mataram, empat diantaranya mengalami pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan PDRB. Sektor-sektor tersebut adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan tahun 2012, sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan yang paling tinggi yakni sebesar sar 13 persen dibandingkan dengan tahun Gambar : Pameran Produk Lokal Gambar: Pasar Kebon Roek, salah satu pusat distribusi barang Percepatan pertumbuhan sektor ekonomi daerah juga tidak lepas terlepas dari kontribusi sektor usaha kecil dan mikro. Pengembangan produk ekonomi produktif di Kota Mataram dapat menjadi salah satu pendongkrak pembentukan PDRB. Demikian pula dengan pembangunan infrastruktur ekonomi seperti pusat perdagangan, pusat pertokoan dan kawasan permukinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah maupun pihak swasta. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 132

148 Posisi Kota Mataram sebagai ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat sangat mendukung pertumbuhan sektor ini terutama sebagai penunjang kegiatan pariwisata. Bertambahnya jumlah penduduk, jumlah kawasan bisnis dan kawasan pemukiman akan berdampak pada kebutuhan akan listrik, dan air bersih. Hal ini mendorong sektor listrik, gas dan air bersih mampu menciptakan pertumbuhan nilai tambah bruto-nya sebesar sar 9,61 persen. Selain sektor bangunan dan listrik, pertumbuhan sektor sekunder juga didorong oleh pertumbuhan sektor industri pengolahan yang mencapai 7,22 persen pada tahun Keberadaan pasar-pasar modern yang berbentuk Super Market maupun Mini- Market di Kota Mataram merupakan konsekuensi bagi keterbukaan persaingan pasar dalam konteks pasar bebas (free trade). Kebijakan ekonomi global skala regional dengan kesepakatan AFTA (Asian( Free Trade Assosiation) mau tidak mau harus diterima oleh Pemerintah Daerah, namun sebagai bentuk filterisasi globalisasi pasar guna memberikan perlindungan terhadap pasar tradisional di Kota Mataram maka Kebijakan Pemerintah Kota Mataram adalah membatasi jumlah dan mengatur lokasi operasional pasar-pasar modern tersebut. Sebagai salah satu pendukung ketersediaan lapangan kerja, keberadaan toko modern dioptimalkan dalam aspek pengaturan titik dan lokasinya di wilayah Kota Mataram. Tabel Jumlah Titik Lokasi Toko Modern di Kota Mataram No Nama Perusahaan 1 Indomaret (PT. Indomarco Prismatama) 2 Alfamart (PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk 3 Jembatan Baru Mart (JB-Mart) (CV. JB Supply, Distribusi, Retail) 4 Toko Modern lainnya Jumlah Lokasi Toko 20 lokasi 15 lokasi 9 lokasi 22 lokasi Total 66 lokasi LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 133

149 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 134

150 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: No INDIKATOR UTAMA (IKU) 1 Pertumbuhan Ekonomi Daerah REALISASI RENCANA SESUAI PERSENTASE SATUAN AKUMULASI DENGAN CAPAIAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD RPJMD (TAHUN 2015) TAHUN 2012 % 7,67 7,83 97,96 Rata-rata Capaian Sasaran 11 terhadap Target RPJMD 97,96 Dari tabel diatas diketahui bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,83 persen di tahun 2015 dapt dicapai, jika melihat trend pertumbuhan PDRB Kota Mataram yang meningkat setiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2012 capaian tercapai sebesar esar 97,96 persen, mendekati capaian 100 persen sebagaimana target yang ditetapkan pada periode awal RPJMD. Pemerintah Kota Mataram dalam upaya mencapai target 7,83 persen melakukan optimalisasi peran pemerintah dalam pengaturan kebijakan ekonomi daerah, utamanya terhadap sektor-sektor PDRB yang memiliki peluang berkembang lebih pesat. Pemerintah Kota Mataram tidak bergerak sendiri untuk berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Penggerak utama pertumbuhan adalah sektor privat atau swasta, fungsi Pemerintah adalah mengarahkan, memberikan ruang dan mengatur kebijakan ekonomi daerah. Dalam meningkatkan perkembangan positif pertumbhan ekonomi sehingga target pertumbuhan ekonomi dicapai 7,83 persen, maka upaya yang dilakukan, diarahkan pada: mempertahankan kondusivitas wilayah. membuka peluang investasi, menjamin keterbukaan usaha, dan memberikan kemudahan perijinan usaha. meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur ekonomi, dan meningkatkan partisipasi angkatan kerja. menumbuhkan usaha mikro kecil dan industri rumah tangga, dan membuka akses permodalan usaha. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 135

151 XII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 12 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 12 Meningkatnya Efektivitas Pemenuhan Kebutuhan Pangan Daerah INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Tingkat Cadangan Pangan Daerah SATU- AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 % 56 45,00 80,36 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,00 69,64 2 Cakupan layanan % 93 67,23 72,29 penyuluhan 3 Produksi perikanan ton ,59 59,23 laut dan darat Rata-rata Capaian IKU 70,63 Kinerja Capaian Sasaran 12 70, ,17 73, ,33 61,78 68,24 68,24 Sebagai kota dan ibukota Provinsi NTB, Kota Mataram dihadapkan pada tantangan berkurangnya lahan pertanian dari tahun ke tahun, pada tahun 2012 kondisi lahan pertanian Kota Mataram mencapai hektar atau sekitar 36 persen dari luas Kota Mataram, beberapa faktor yang menyebabkan perubahan fungsi lahan, antara lain: 1. Belum adanya zona (zoning regulation) ) yang jelas mengenai perubahan lahan non terbangun di Kota Mataram. 2. Faktor psikologis pemilik lahan dalam mempertahankan ankan lahan pertanian dari tawaran an investor. 3. Lemahnya aspek hukum dalam perubahan pemanfaatan ruang. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 136

152 Tingkat kontribusi persentase PDRB dari sektor pertanian atas dasar harga berlaku (ADH) mengalami penurunan 0,24 persen dari sebesar 3,87 persen pada tahun 2011 menjadi 3,63 persen pada tahun Pertanian sebagai salah satu sektor primer pembentuk PDRB memiliki pertumbuhan lebih rendah dari sektor skunder dan tersier. Ini menunjukkan adanya pola pergeseran pola perekonomian masyarakat yang lebih maju. Kawasan pengembangan pertanian tanaman pangan Kota Mataram tersebar di masing-masing kecamatan, namun ketersediaan areal pengembangan pertanian yang ada jumlahnya berbeda dengan lainnya, perbedaan tersebut selain disebabkan oleh perubahan fungsi lahan juga perbedaan luasan kawasan. Saat ini kecamatan Sekarbela memiliki sebaran lahan pertanian tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya seluas 650 hektar, dan kecamatan Cakranegara dengan sebaran terendah seluas 178 hektar. Dari tabel diatas diketahui bahwa tingkat cadangan pangan daerah, mengalami penurunan sebesar 10,72 persen dari sebesar 45,00 persen di tahun 2011 menjadi 39,00 persen di tahun Dalam mengatasi keterbatasan lahan pertanian, arah produksi padi di Kota Mataram dilakukan dengan fokus pada pembenihan padi untuk menghasilkan varietas unggulan benih padi yang berkualitas. Pemerintah Kota Mataram bekerjasama dengan Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB) telah meluncurkan program penanaman duplikat Pohon Induk Tunggal (PIT) dalam upaya mengembangkan Varietas Unggulan Daerah. Saat ini terdapat dua varietas unggulan Kota Mataram, yaitu: Duku Ruslan telah dikembangkan sebanyak 400 pohon dan Mangga Mentaram telah dikembangkan sebanyak 900 pohon. Sebagai salah satu indikasi keberhasilan di bidang pertanian dan tanaman pangan, beberapa prestasi telah dicapai, antara lain: 1. Penghargaan dari Presiden RI sebagai Juara II Nasional Kelompok Tani Berprestasi Komoditas Kedelai kelompok tani asal Kota Mataram yaitu LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 137

153 Kelompok Tani Suka Maju Dasan Kreket Pagutan Kota Mataram, pada tanggal 3 Desember Juara II Komoditas Padi Tingkat Provinsi NTB kepada Kelompok Tani Saksari Kelurahan Cakra Utara. 3. Penghargaan dari Presiden RI dalam Mempertahankan 5 Persen Produktivitas Beras Nasional pada tanggal 20 Oktober Beberapa komponen pembentuk tingkat cadangan pangan daerah,antara lain dapat dilihat dari capaian komponen-komponen, sebagai berikut: No 1 Uraian Luas lahan sawah (%) ,40 2 Luas panen padi (Ha) Produksi padi (ton) Rata-rata produksi padi (Kw/Ha) 55,52 4 Rata-rata produksi jagung (Kw/Ha) , ,29 45 Efektivitas kinerja di bidang pertanian, perikanan, dan tanaman pangan didukung oleh meningkatnya jumlah penyuluh pertanian dan perikanan sebanyak 53 orang. Saat ini, jumlah kelompok tani (poktan) sebanyak 152 poktan, dengan 37 gabungan kelompok tani (Gapoktan). Pada tahun 2012, dilakukan berbagai upaya peningkatan kinerja pertanian dan ketahanan pangan,antara lain dengan mensosialisasikan Rumah Pangan, salah satu Rumah Pangan yang sudah dibentuk adalah Rumah Pangan Lestari. Disamping itu, peningkatan kinerja penyuluhan tanaman pangan sebagai dampak adanya peningkatan status kelembagaan bidang penyuluhan ketahanan pangan menjadi Kantor Ketahanan Pangan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 tentang Struktur Organisasi si Perangkat Daerah Kota Mataram.. Sebelumnya bidang penyuluhan ketahanan pangan berada dan bergabung dengan BKP5 (Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Perikanan). LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 138

154 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Tingkat Cadangan Pangan Daerah REALISASI RENCANA SESUAI PERSENTASE SATUAN AKUMULASI DENGAN CAPAIAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD RPJMD (TAHUN 2015) TAHUN 2012 % 39,00 45,00 86,60 2 Cakupan layanan % 68,17 75,00 90,80 penyuluhan 3 Produksi perikanan darat dan laut ton 1.946, ,8 Rata-rata Capaian Sasaran 12 terhadap Target RPJMD 80,73 Dari tabel diatas diketahui bahwa tingkat cadangan pangan daerah menunjukkan capaian yang positif jika capaian sebesar 45 persen di tahun Produktivitas pangan daerah dioptimalkan melalui program penerapan teknologi tepat guna maupun perkebunan tepat guna untuk menunjang produksi padi dan pangan daerah di tahun yang akan datang. Program lainnya adalah peningkatan produksi pertanian/perkebunan dengan mengembangkan bibit unggul pertanian lainnya. Upaya ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pencapaian 45,00 persen cadangan pangan daerah di akhir periode RPJMD. Terkait indikator cakupan layanan penyuluhan, dalam mencapai target 75,00 persen di tahun 2015, berangsur-angsur mulai tahun 2011 telah dilakukan optimalisasi layanan penyuluhan melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga penyuluh baik penyuluh pertanian maupun penyuluh perikanan. Akan dilakukan peningkatan jumlah penyuluh perikanan yang saat ini hanya berjumlah 6 orang menjadi 10 orang di tahun 2013, sehingga dengan upaya ini terjadi peningkatan pemahaman petani/peternak/nelayan dalam meningkatkan produksinya. Dengan telah meningkatnya kelembagaan penyuluhan menjadi lembaga daerah yang mandiri memberikan peluang dalam pengaturan kebijakan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 139

155 teknis di bidang pertanian, perikanan dan kelautan. Sehingga target capaian produksi perikanan dan kelautan dapat dicapai sebesar 75,00 persen di akhir periode RPJMD. XIII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 13 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 13 Meningkatnya Efektivitas Pengembangan Potensi Unggulan Daerah berbasis Sumber Daya Lokal INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah 2 Cakupan klaster unggulan daerah 3 Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap pertumbuhan ekonomi daerah SATU- AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 % 15,00 10,15 67,66 % 95,00 83,00 87,37 % 14,00 10,77 76,93 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,00 9,99 66,60 95,00 83,00 87,37 15,00 13,00 86,66 4 Jumlah kelompok sadar wisata klp ,33 5 Angka kunjungan wisatawan org , , ,45 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 140

156 Rata-rata Capaian IKU 81,86 Kinerja Capaian Sasaran 13 81,86 83,04 83,04 Pertumbuhan ekonomi secara sektoral juga memperlihatkan sektor-sektor unggulan (yang mempunyai peran dominan dalam perekonomian Kota Mataram) mengalami pertumbuhan yang relatif stabil, seperti: 1. sektor Industri pengolahan, 2. sektor bangunan, 3. sektor perdagangan, hotel & restoran serta 4. sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Sementara sektor bangunan dalam 5 tahun terakhir mengalami pertumbuhan relatif cepat dibandingkan sektor-sektor lainnya. Percepatan pertumbuhan sektor bangunan di dorong juga oleh pembangunan fisik yang dilakukan Pemerintah Kota Mataram seperti pembangunan rumah sakit dan sebagainya. Demikian pula dengan pembangunan pusat pusat pertokoan dan pemukiman elit yang dilaksanakan pihak swasta. Sektor industri di Kota Mataram belum memberikan sharing yang cukup dalam perekonomian Kota Mataram, karena peranannya hanya baru sekitar 5 persen. Kecilnya sharing sektor industri karena mayoritas industri yang ada di NTB adalah industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Untuk indikator kontribusi sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah terjadi penurunan capaian sebesar 1,06 persen, dari sebesar 67,66 pada tahun 2011 mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 66,6 persen. Salah satu pembentuk industri pengolahan adalah ketersediaan klaster unggulan daerah, seperti hasil produksi usaha rumah tangga. Beberapa industri pengolahan yang ada di Kota Mataram, antara lain: Industri Makanan dan Minuman, Industri Pakaian Jadi dan Tenun Industri Pengolahan Kayu dan Rotan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 141

157 Dari sembilan sektor yang tercakup dalam pembentukan PDRB Kota Mataram, empat diantaranya mengalami pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan PDRB. Sektor-sektor tersebut adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan. Tahun 2011, sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan yang paling tinggi yakni sebesar 13 persen dibandingkan dengan tahun Posisi Kota Mataram sebagai ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat sangat mendukung pertumbuhan sektor ini terutama sebagai penunjang kegiatan pariwisata. Kemudian sektor tersier lainnya yang juga mengalami pertumbuhan mencapai dua digit adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan laju pertumbuhan mencapai 12,85 persen. Sektor lainnya adalah jasajasa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,86 persen. bahwa sektor pengangutan dan komunikasi sebagai sektor dengan kontribusi terbesar hanya mengalami pertumbuhan sebesar 1,2 persen. Pertumbuhan sektor ini tahun 2012 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pertumbuhannya tahun Hal ini dikarenakan terjadinya perpindahan bandar udara yang sebelumnya berada di Kota Mataram ke Lombok Tengah. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan negatif khususnya sub sektor angkutan udara sebesar 13,02 persen. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi daerah REALISASI RENCANA SESUAI PERSENTASE SATUAN AKUMULASI DENGAN CAPAIAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD RPJMD (TAHUN TAHUN ) % 9,99 11,00 90,82 2 Cakupan klaster unggulan % 83,00 100,00 83,00 daerah 3 Kontribusi sektor industri % 13,00 17,00 76,47 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 142

158 rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi daerah 4 Jumlah kelompok sadar klp 141 wisata ,50 5 Angka kunjungan wisatawan org ,16 Rata-rata Capaian Sasaran 13 terhadap Target RPJMD 77,99 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata capaian kinerja sampai dengan tahun 2012 sebesar 77,99 dari target RPJMD. Diharapkan pada akhir periode RPJMD, target dapat dicapai sesuai dengan target RPJMD sebesar 100 persen. Untuk indikator kontribusi sektor industri rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi daerah masih relatif stabil dengan capaian di kisaran persen. Sementara untuk cakupan klaster unggulan daerah masih perlu ditingkatkan. Saat ini Kota Mataram memiliki empat klaster unggulan daerah, yaitu: 1. Klaster unggulan produksi emas, perak dan mutiara di Kelurahan Karang Pule, Pagutan, dan Karang Baru. 2. Klaster unggulan produksi tahu dan tempe di kelurahan Dasan Cermen dan Kekalik. 3. Klaster unggulan kerajinan tangan (Cukli) di kelurahan Sayang-sayang. 4. Klaster unggulan olahan makanan n ringan (roti, dsb) di kelurahan Babakan. Dalam mengembangkan potensi unggulan daerah, Pemerintah Kota Mataram di tahun 2012 melaksanakan berbagai upaya, antara lain: 1. Meningkatkan cakupan potensi unggulan daerah lainnya pada masing-masing kelurahan, dengan melakukan mapping potensi. 2. Meningkatkan penyelenggaraan event-event sebagai sarana pemasaran hasil produksi unggulan daerah. 3. Menjaga stabilitas ekonomi daerah, dengan mempertahankan kondusivitas wilayah. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 143

159 Dalam meningkatkan cakupan kelompok sadar budaya dan angka kunjugan wisatawan, dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Optimalisasi ijin bidang kepariwisataan dan budaya yang mudah dan cepat. 2. Pengembangan pembinaan kesenian dan budaya daerah melalui pagelaran dari 7 kali di tahun 2011 menjadi 10 kali di tahun Peningkatan promosi pariwisata. 4. Pengembangan 5 lokai destinasi pariwisata yang sudah ada. Dari berbagai upaya tersebut, diharapkan target capaian kinerja kontribusi sektor unggulan daerah terhadap PDRB maupun pertumbuhan ekonomi dapat dicapai sampai dengan akhir periode RPJMD. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 144

160 XIV. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 14 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 14 Meningkatnya Kemandirian Pembiayaan Daerah INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Daya serap Pendapatan Daerah SATU- AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 % ,67 104,67 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,88 101,88 2 Daya serap PAD % ,57 137, ,81 107,81 3 Perbandingan PAD terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) % 35,00 16,49 21,67 Rata-rata Capaian IKU 87,97 Kinerja Capaian Sasaran 14 87,97 35,00 12,35 35,28 81,66 81,66 Untuk mengetahui persentase masing-masing indikator, data pendukung yang dapat digunakan adalah: Uraian IKU 2011 (Milyar Rp.) 2012 (Milyar Rp.) % Peningkatan Jumlah Pendapatan Daerah Jumlah PAD Jumlah DAU Realisasi PAD 648,862 60, ,882 82, ,115 65, ,565 88,730 4,66 8,34 44,61 7,65 Sumber: APBD Kota Mataram Tahun Anggaran APBD Kota Mataram Tahun Anggaran LAKIP Kota Mataram LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 145

161 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dalam salah satu amanatnya menyatakan bahwa paling lambat tanggal 1 Januari 2014 Pajak Bumi dan Bangunan sudah harus dikelola oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Tujuan pengalihan pengelolaan PBB P2 menjadi pajak daerah adalah: 1. Memperkuat pendapatan asli daerah. 2. Mengoptimalkan pemungutan karena pada hakikatnya pemerintah daerah lebih memahami kondisi obyek/subyek pajak di wilayahnya. 3. Mendekatkan pelayanan kepada wajib Pajak. Mengimplementasi penerapan Undang-Undang tersebut, bahwa Administarsi PBB-P2 P2 dan Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Dengan UU 28/2009 terdapat 11 pajak yang dikelola pemerintah daerah, ditambah dengan pengelolaan PBB-P2 P2 (Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan) menjadi 12 pajak. Secara hukum, pengalihan PBB tersebut telah ditetapkan dengan 1 PERDA PBB (Perda Nomor 7 Tahun 2012) dan 8 PERWAL PBB sebagai petunjuk teknis Perda Nomor 7 Tahun Dari capaian PBB P2 di Kota Mataram sudah melampaui 100 persen, namun jika dilihat dari realisasi wajib pajak masih dibawah 50 persen. Untuk klasifikasi wajib pajak, diuraikan pada tabel dibawah ini: URAIAN Pajak Hiburan Pajak Parkir Pajak Sarang Burung Walet Pajak Air Bawah Tanah Pajak Pondokan Sumber: Dinas Pendapatan Kota Mataram, 2013 Jumlah Wajib Jumlah Wajib Pajak Tidak Pajak Aktif Jumlah yang berpartisipasi LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 146

162 Dalam rangka optimalisasi potensi PAD maka akurasi data wajib Pajak daerah dan retribusi daerah harus dioptimalkan, jumlah wajib pajak daerah yang dikelola Dispenda sebanyak 7 obyek pajak daerah, dan jumlah wajib retribusi daerah yang dikelola Dispenda sebanyak 1 obyek retribusi daerah. Pada tabel dibawah ini diuraikan mengenai target dan realisai pajak maupun retribusi daerah: TARGET & REALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TAHUN 2012 No Uraian Target Realisasi % Ket 1 Pajak Daerah ,22 Melampui Target 2 Pajak Daerah dikelola Dispenda ,41 Melampui Target 3 Retribusi Daerah ,97 Belum Melampaui 4 Retribusi Daerah yang dikelola Dispenda ,51 Melampui Target 4 PBB ,27 Melampui Target Sumber: Dinas Pendapatan Kota Mataram, Dari tabel diatas diketahui bahwa komponen Pajak Daerah, Retribusi Daerah yang dikelola Dispenda, serta PBB, capaian realisasi penerimaan telah melampaui target. PAD dari sumber pembiayaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, realisasi PAD sebesar Rp. 90 milyar meningkat tajam dari awal periode RPJMD sebesar Rp. 42 milyar. Dengan optimisme dan upaya-upaya strategis yang dilakukan maka pada akhir periode RPJMD akan dapat dicapai target PAD sebesar Rp. 100 milyar. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber PAD, besarnya kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah, dan baik atau tidaknya sistem perencanaan penerimaan serta tingkat responsif PAD terhadap PDRB, maka digunakan parameter sebagai berikut: LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 147

163 1. Efektifitas = Realisasi Sumber PAD x 100 % Potensi Sumber PAD = Rp ,- x 100 % Rp ,- = 118,47 % LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 148

164 2. Efisiensi 3. Rasio PAD 4. PAD Elasticity = Biaya Pemungutan Sumber PAD Realisasi Penerimaan Sumber PAD = Rp ,- Rp ,- = 4,93 % = Total Penerimaan PAD x 100 % Total Penerimaan Daerah = Rp ,41 x 100 % Rp ,78 = 12,07 % = Pertumbuhan Penerimaan PAD Pertumbuhan PDRB = 10,92 x 100 % 7,66 = 142,56 % x 100 % x 100 % x 100 % Dengan mengacu pada potensi maupun capaian PAD khususnya pajak daerah maupun retribusi daerah yang dikelola Dinas Pendapatan Kota Mataram, maka pada tahun 2012 tingkat efektifitas pengelolaan PAD menunjukkan hasil yang menggembirakan, yaitu 118, 47 persen. Dari sisi efisiensi pembiayaan pemungutan pun masih menunjukkan prosentase dibawah 5 persen, sehingga dapat dikatakan kinerja yang ditunjukkan sangat memuaskan. Adapun rasio PAD terhadap APBD menunjukkan prosentase 12,07 persen atau sudah melampaui target diatas 10 persen. Artinya terdapat peningkatan kontribusi PAD terhadap APBD, meskipun peningkatan tersebut masih perlu terus dioptimalkan. Sedangkan dari sisi PAD Elasticity diperoleh prosentase sebesar 142,56 %. Artinya pertumbuhan penerimaan PAD melampaui target sebesar 100 persen. Faktor yang mempengaruhi peningkatan PAD, antara lain telah dimantapkannya kebijakan intensifikasi dan diversifikasi, optimalisasi manajemen dan pelayanan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 149

165 PAD, utamanya dalam meningkatkan kemampuan SDM seperti SDM Penilai maupun Operator Console (OC). Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No INDIKATOR UTAMA (IKU) SATUAN REALISASI AKUMULASI SD. TAHUN Daya serap Pendapatan % 101,88 Daerah 2 Daya serap PAD % 107,81 RENCANA SESUAI PERSENTASE DENGAN CAPAIAN TARGET SD. AKHIR RPJMD TAHUN 2012 (TAHUN 2015) , ,81 3 Perbandingan PAD terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) % 35,28 45,00 78,40 Rata-rata Capaian Sasaran 14 terhadap Target RPJMD 92,80 Kinerja pengelolaan PAD maupun Pendapatan Daerah makin meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, faktor keberhasilan ini juga didukung oleh kesiapan sarana prasarana, dukungan masyarakat, serta dukungan SDM Aparatur. Masyarakat sebagai Wajib Pajak Daerah/Wajib Retribusi Daerah pada khususnya merupakan mitra kerja demi kelancaran pelaksanaan pembangunan. Dengan merujuk pada capaian hasil pemungutan pajak daerah, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta retribusi daerah yang cukup menggembirakan, maka peranan masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan telah berjalan seperti yang diharapkan dan seyogyanya terus dapat ditingkatkan. Indikator penting keberhasilan dalam pencapaian target RPJMD adalah tersedianya sumber daya aparatur yang kompeten dan profesional. Salah satu cerminan terwujudnya peningkatan kinerja aparatur dapat dilihat dari budaya kerja yang dikembangkan dalam suatu institusi. Budaya kerja merupakan nilai- nilai yang diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap cara aparatur LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 150

166 dalam bekerja, baik dalam sikap maupun perilaku, sebagai upaya mencipatakan iklim kerja yang berorientasi pada etos kerja dan produktivitas yang tinggi. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 151

167 XV. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 15 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 15 Meningkatnya Efektivitas Pengembangan Sistem dan Akses Permodalan UMKM No INDIKATOR Tahun 2011 CAPAIAN SATU- UTAMA AN (IKU) Target Realisasi Jumlah usaha mikro dan kecil UMK ,09 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,07 2 Jumlah UMK yang mendapat bantuan permodalan UMK ,80 Rata-rata Capaian IKU 58,95 Kinerja Capaian Sasaran 15 58, ,20 80,64 80,64 Dari tabel diatas diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah usaha mikro dan kecil sebesar 19,98 persen dari tahun Peningkatan ini disebabkan dengan diberikannya peluang keterbukaan usaha dan fasilitasi modal usaha oleh Pemerintah Kota Mataram. Rata-rata usaha mikro dan kecil adalah Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Industri Kecil skala Rumah Tangga (IKRT). Adanya pedagang mikro dan kecil baru selaras dengan pembentukan zona wirausaha baru di berbagai kawasan di Kota Mataram, yang disesuaikan dengan klaster industri yang berkembang di kawasan tersebut. Konsistensi dalam menerapkan kebijakan pengembangan usaha yang digalakkan oleh Pemerintah Provinsi NTB dengan mencanangkan nangkan Wirausaha Baru, yang diikuti oleh Pemerintah Kota Mataram dengan mencanangkan 500 wirausaha baru di tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 152

168 Dari sejumlah 500 UMK yang ditargetkan mendapatkan bantuan permodalan, sebanyak 351 UMK yang mendapat bantuan di tahun 2012, mengalami peningkatan sebesar 117 UMK dari tahun Jumlah ini cukup signifikan, disebabkan adanya kebijakan Pemerintah Kota Mataram untuk mengucurkan anggaran sebesar Rp. 5 Milyar, yang dialokasikan sebesar Rp. 100 juta untuk masing-masing Kelurahan. Jumlah Kelurahan penerima bantuan modal usaha sebanyak 50 kelurahan. Pihak kelurahan menginventarisir jenis dan jumlah usaha baru yang ada di kelurahannya masing-masing. masing. Dari progress tahun 2012, menunjukkan bahwa secara akumulatif berpengaruh untuk terjadinya peningkatan paritas daya beli masyarakat dari sebesar Rp ,- di tahun 2011 menjadi sebesar Rp ,- atau telah terjadi peningkatan sebesar Rp ,- Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: RENCANA No REALISASI SESUAI PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI DENGAN CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD. (IKU) 2012 RPJMD (TAHUN TAHUN ) 1 Jumlah usaha mikro dan kecil UMK 91,07 97,00 93,87 2 Jumlah UMK yang mendapat bantuan permodalan UMK 70,20 85,00 82,59 Rata-rata Capaian Sasaran 15 terhadap Target RPJMD 89,73 Tabel diatas menguraikan bahwa capaian kinerja terhadap peningkatan jumlah usaha kecil dan mikro mengalami perkembangan positif sebesar 89,73 persen dari target RPJMD sebesar 100 persen. Indikator yang harus ditingkatkan kinerjanya adalah pada UMK yang mendapatkan bantuan permodalan. Keterbatasan anggaran yang diprioritaskan pada beberapa bidang lain yang juga strategis menjadi kendala yang perlahan akan diatasi pada periode RPJMD mendatang. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 153

169 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 154

170 XVI. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 16 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 16 Meningkatnya Efektivitas Pengembangan Usaha No INDIKATOR Tahun 2011 CAPAIAN SATU- Tahun 2012 CAPAIAN UTAMA AN (IKU) Target Realisasi 2011 Target Realisasi Jumlah Wirausaha Baru WUB , ,50 2 Cakupan bina kelompok UMKM % 15,00 12,39 82,60 15,00 12,69 84,60 3 Koperasi Berkualitas Unit , ,34 4 Koperasi Aktif Unit ,75 Rata-rata Capaian IKU 80,38 Kinerja Capaian Sasaran 16 80, ,90 82,84 82,84 Sejalan dengan program nasional dan provinsi, pengembangan Enterprenuership di kalangan masyarakat terus digalakkan. Hal ini diwujudkan dengan memberikan peluang kepada masyarakat untuk berusaha dalam skala mikro, kecil, dan menengah. Sebagaimana target penciptaan wirausaha baru sampai dengan tahun 2015, pada tahun 2011 sudah terbentuk 500 wirausaha baru dengan masing-masing sejumlah 10 wirausaha baru setiap Kelurahan. Peran Pemerintah Kota Mataram dalam hal ini adalah dalam kerangka fasilitasi dan penyediaan bantuan modal usaha, serta pendampingan guna pemantapan manajemen en usaha secara bertahap sampai dengan tahun Data BPS menunjukkan bahwa jumlah koperasi di Kota Mataram sebanyak 552 unit dengan anggota, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebanyak 545 unit koperasi dengan anggota. Pada tahun 2012, dari 552 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 155

171 koperasi yang ada terdapat 502 yang aktif dan sisanya sebanyak 50 adalah koperasi tidak aktif. Persentase koperasi aktif mengalami peningkatan sebesar 0,6 persen. Gambar : Pameran Produksi UMKM Kota Mataram sebagai salah satu destinasi pariwisata, mempersiapkan sektor UMKM untuk turut mencari peluang peningkatan pendapatan melalui pemasaran di sektor pariwisata, utamanya dalam mengembangkan produk berkarakeristik lokal. Data Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan menunjukkan jumlah usaha perdagangan menurut skala usaha tercatat perusahaan meningkat dari perusahaan di tahun sebelumnya. Dari jumlah ini, sebanyak usaha kecil dan 402 usaha mikro. Jumlah usaha mikro meningkat positif sebanyak 265 usaha mikro dari total 137 usaha mikro pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, dilaksanakan beberapa program terobosan yang bersifat strategis dalam meningkatkan cakupan Wirausaha Baru (WUB), UMKM, dan Koperasi. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 156

172 Gambar: Penataan Lapak PKL di Jalan Presean Pengembangan wirausaha melalui Penataan Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) pada 34 titik yang ada di beberapa kawasan strategis, sehingga memberikan dampak positif bagi estetika dan keindahan Kota. Perkembangan jumlah Wirausaha Baru dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan yang positif. Atas keberhasilan dalam menata PKL tanpa melalui penggusuran, maka padatahun 2012, Pemerintah Kota Mataram mendapat Penghargaan berupa APKLI AWARD, dari pendiri Asosiasi Pedagang Kali Lima (APKLI), Bapak Adi Sasono, pada tanggal 15 Februari 2012 di Jakarta. Pada tahun 2010 jumlah WUB sebanyak WUB meningkat sebanyak WUB pada tahun 2011 menjadi WUB. Peningkatan juga terjadi pada tahun 2012 sebanyak WUB, mengalami pertumbuhan sebesar 4,08 persen Gambar: Walikota Mataram saat Launching Wirausaha Baru (WUB) pada tahun 2010 Di sisi lain, kebijakan anggaran yang pro poor dimantapkan dengan pengalihan pengelolaan Pasar yang sebelumnya ada di Dinas Pendapatan (Dispenda) dialihkan mekanisme pengelolaannya ke Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kota Mataram dengan Pembentukan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pasar. Penetapan kebijakan penambahan anggaran belanja langsung yang cukup siginifikan di Dinas Koperindag pada tahun 2011 sebesar Rp ,- LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 157

173 menjadi Rp pada tahun 2012 atau meningkat sebesar Rp (219,39 persen). Gambar : Penyediaan Lapak PKL di Taman Loang Baloq, 2012 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: RENCANA REALISASI PERSENTASE INDIKATOR SESUAI SATUA AKUMULASI CAPAIAN No UTAMA DENGAN N SD. TAHUN SD. (IKU) TARGET AKHIR 2012 TAHUN 2012 RPJMD (2015) 1 Jumlah Wirausaha Baru WUB ,75 2 Cakupan bina kelompok pengrajin UMK 12,69 20,00 63,45 3 Koperasi Berkualitas % ,00 4 Koperasi Aktif % ,00 Rata-rata Capaian Sasaran 16 terhadap Target RPJMD 62,55 Dari tabel diatas diketahui bahwa capaian sasaran 16 baru mencapai 62,55 persen. Dalam mencapai target RPJMD di tahun 2015, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mataram, sebagai berikut: 1. Meningkatkan kapasitas UMKM di bidang permodalan. 2. Mengembangkan manajemen perkoperasian. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 158

174 3. Meningkatkan cakupan pembinaan kelompok usaha melalui pelatihan dan sosialisasi yang intensif. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 159

175 XVII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 17 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 17 Meningkatnya Kepastian Berinvestasi No INDIKATOR Tahun 2011 CAPAIAN SATU- UTAMA AN (IKU) Target Realisasi Laju Pertumbuhan Investasi % 3,00 1,06 35,33 2 Jumlah Nilai Investasi 3 Jumlah Kontrak Kerjasama/Nota Kesepahaman 4 Rata-rata Waktu Penyelesaian Ijin Investasi M Rp ,85 Buah ,00 hari ,00 Rata-rata Capaian IKU 52,55 Kinerja Capaian Sasaran 17 52,55 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,00 1,08 36, , , ,00 55,33 55,33 Ukuran lain yang dapat menggambarkan perekonomian wilayah adalah besarnya investasi swasta yang masuk (PMA dan PMDN). Dalam era otonomi daerah, persaingan investor asing cenderung semakin ketat. Meskipun investasi asing sebagian besar merupakan industri padat modal, tetapi banyak daerah berkeinginan untuk meningkatkan investasi asing di daerahnya. Untuk mempercepat berkembangnya perekonomian daerah, pemerintah daerah harus mampu meningkatkan pertumbuhan investasi di daerahnya tidak hanya yang berskala besar seperti dilakukan oleh PMA atau PMDN namun investasi yang dilakukan kan masyarakat menengah ke bawah juga sangat penting karena dengan bertambahnya investasi diharapkan akan dapat menyerap tenaga kerja lebih sehingga nantinya masalah pengangguran dapat teratasi. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 160

176 Kerjasama investasi di segala bidang di Kota Mataram terbuka dalam rangka mempercepat kemajuan pembangunan daerah. Dalam mengupayakan iklim investasi yang kondusif baik yang merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) telah dilakukan penerapan perijinan satu atap dengan dibentuknya Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) pada tahun Hal ini sebagaimana amanat dalam Keputusan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri melalui Sistem Pelayanan Satu Atap. Beberapa ijin yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Mataram melalui Kantor Perijinan Pelayanan Terpadu (KPPT), adalah sebagai berikut: No Jenis Ijin Waktu Penyelesaian Maksimal SKPD Penanggungjawab 1 IMB 2 PIMB 3 ILOK 4 SITU IMB 5 HO 6 SIUP 7 TDP 8 TDG 9 TDI/IUI & Perluasan 10 IUJK 11 Ijin Hotel 12 Ijin Rumah Makan 13 Ijin Usaha Rekreasi/Hiburan Umum 14 Ijin Usaha Jasa Priwisata 15 Ijin Sewa Lahan Rata-rata waktu penyelesaian 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 7 hari 15 hari Dinas Tata kota Dinas Tata kota Dinas Tata kota Bagian Ekonomi Setda Bagian Ekonomi Setda Dinas Koperindag Dinas Koperindag Dinas Koperindag Dinas Koperindag Dinas PU Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Dinas Pertamanan Jumlah investor yang menanamkan modalnya di Kota Mataram adalah sebanyak 54 investor dengan rincian 16 Investor Asing, dan 38 Investor Dalam Negeri. Sementara jumlah investasi PMDN dan PMA di Kota Mataram pada tahun 2011 sebesar Rp. 58,.066 Milyar untuk PMDN, dan sebesar Rp. 2,217.Milyar untuk PMA. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 161

177 Bidang usaha investasi yang telah ada saat ini antara lain: 1. Jasa Telekomunikasi Seluler, 2. Perdagangan (ekport-import), 3. Jasa rekreasi wisata, 4. Jasa pelayanan usia lanjut, 5. Jasa konsultansi pengembangan bisnis dan manajemen, 6. Biro perjalanan wisata, dan, 7. Jasa penyediaan gedung perkantoran dan pusat bisnis. Tabel Perkembangan Nilai Investasi PMA dan PMDN Di Kota Mataram Tahun TAHUN NILAI INVESTASI (Milyar Rupiah) , , , , Sumber : Badan Penanaman Modal Provinsi NTB, 2012 Peningkatan nilai investasi yang cukup signifikan mengindikasikan iklim keamanan yang kondusif, serta peran aktif semua pihak dalam meningkatkan minat investor dalam menanamkan modalnya di Kota Mataram. Besarnya nilai investasi yang masuk juga memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan perekonomian Kota Mataram. Selama kurun waktu terjadi peningkatan nilai investasi yang ditanamkan di wilayah Kota Mataram. Jika dibandingkan dengan tahun 2010, peningkatan nilai investasi pada tahun mencapai 215,48 persen. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 162

178 Terkait dengan indikator Jumlah Kontrak Kerjasama/Nota Kesepahaman, bahwa pada tahun 2012, telah ditandatangani 2 (dua) Nota Kesepahaman Investasi, yaitu: 1. Pemerintah Kota Mataram dengan PT. Gunung Lawoe Mercubuana (GLM), tentang Pengembangan dan Pengelolaan Areal Kawasan Eks. Pelabuhan Ampenan sebagai Kawasan Pariwisata Terpadu, Nomor: 22.S/Bpd-Kt/I/2012 dan Nomor: 267/GLMB Ampn/I/2012, tanggal 27 Januari Pemerintah Kota Mataram dengan PT. Mas Murni Sejahtera (MMS), tentang Pengembangan dan Pengelolaan Taman Hiburan Rakyat (THR) Loang Baloq Ampenan, dengan Nomor: 57.S/Bpd-Kt/II/2012, dan Nomor: 01/MoU- PKM/MMS/II/2012, tanggal 22 Februari Sektor tertinggi PDRB Kota Mataram tahun 2012 adalah pada sektor pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar 23 persen, sementara lapangan usaha terbesar yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah perdagangan. Perkembangan nilai investasi didominasi pada sektor pariwisata, perdagangan dan jasa. Kebutuhan akan investasi di Kota Mataram pada sektorsektor tersebut disebabkan oleh masih minimnya Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dikelola. Luasan lahan Kota Mataram dari jumlah lahan tidak terbangun dan lahan pertanian saja, saat ini hanya menyisakan sekitar hektar, dengan 7,1 garis pantai dan 56,80 Km 2 wilayah laut, sehingga membutuhkan optimalisasi terhadap sektor investasi yang tidak berbasis pada sektor pertanian, kehutanan dan pertambangan. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : RENCANA No REALISASI SESUAI PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI DENGAN CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD. (IKU) 2012 RPJMD (TAHUN TAHUN ) 1 Laju Pertumbuhan Investasi % 1,08 3,00 36,00 2 Jumlah Nilai Investasi M Rp ,000 45,15 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 163

179 3 Jumlah Kontrak Kerjasama/Nota Kesepahaman Buah ,33 4 Waktu Penyelesaian Ijin Investasi hari ,33 Rata-rata Capaian Sasaran 17 terhadap Target RPJMD 31,95 Dari tabel diatas diketahui bahwa tingkat capaian kinerja sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar 31,95 persen dari target akhir RPJMD sebesar 100 persen. Dalam upaya meningkatkan capaian kinerja sehingga sesuai target, maka Pemerintah Kota Mataram melakukan beberapa upaya antara lain: 1. Mengoptimalkan fungsi pelayanan perijinan yang dilakukan oleh KPPT Kota Mataram dengan peningkatan kapasitas SDM dan sistem pelayanan yang transparan. 2. Mengembangkan promosi investasi melalui media website resmi Pemerintah Kota Mataram yaitu: 3. Fasilitas kemudahan perijinan investasi melalui kebijakan yang transparan dan akuntabel. XVIII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 18 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 18 Meningkatnya Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Peran serta masyarakat dalam MPBM/Musrenbang SATU- AN Tahun 2011 CAPAIAN 2011 Target Realisasi % 95 85,00 89,47 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,00 90,52 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 164

180 2 Penetapan jadwal RKPD tepat waktu % ,00 100,00 3 Penyampaian KUA- PPAS RAPBD tepat waktu % ,00 100,00 4 Renstra-SKPD yang mengacu RPJMD % ,00 100,00 5 Renja-SKPD yang mengacu RKPD % ,00 100,00 6 Jumlah hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti buah ,79 7 Jumlah Aparatur yang memiliki kualifikasi Auditor orang ,74 8 Daya serap APBD % 95 91,60 96,42 9 Peningkatan Kinerja Keuangan Daerah Opini BPK WTP WDP - 10 Tingkat pengelolaan aset daerah % ,00 11 SKPD pengelola arsip yang baik SKPD , ,00 100, ,00 100, ,00 100, ,00 100, , , ,49 84,98 WTP WDP , ,00 12 SKPD yang menyampaikan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan tepat waktu SKPD , ,43 13 SKPD yang menyampaikan LPPD SKPD tepat waktu SKPD ,86 14 SKPD yang menyampaikan LAKIP SKPD tepat waktu SKPD ,00 15 Tingkat Disiplin PNS selama satu tahun % 95 90,76 95,55 16 Pejabat yang telah mengikuti Diklat Struktural % ,33 82,33 17 SKPD yang kelembagaannya sesuai dengan kebutuhan dan aturan SKPD ,00 Rata-rata Capaian IKU 87,41 Kinerja Capaian Sasaran 18 87, , , ,32 96, ,56 84, ,00 89,36 89,36 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 165

181 Penyelenggaraan otonomi daerah memiliki korelasi positif terhadap peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Jika pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat tidak semakin baik, berarti ada kesalahan dalam menafsirkan dan menjalankan otonomi daerah. Otonomi daerah perlu dikawal oleh seluruh pihak untuk menjamin tercapainya pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Implementasi otonomi diselenggarakan dalam manajemen pelayanan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2001 diperlukan sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam memberikan usulan kebutuhan program/kegiatan untuk mengatasi permasalahan masyarakat. Perda tersebut menegaskan bahwa kehadiran masyarakat terwakili sebesar 80 persen dari total peserta MPBM. Melihat ketentuan tersebut, persentase kehadiran masyarakat ditargetkan hadir sebesar 80 persen atau sebanyak dari 280 orang dari total 350 peserta MPBM. Sehingga sisa kuota sebesar 20 persen diperuntukkan berasal dari peserta lainnya antara lain dari unsur SKPD yaitu sebanyak 70 peserta. Efektivitas perencanaan sangat ditentukan oleh faktor ketepatan jadwal penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Berdasarkan UU 25 tahun 2004 pasal 21 ditegaskan bahwa Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan RKPD. Efektivitas penetapan RKPD akan mempengaruhi perencanaan program dan penetapan kebijakan umum APBD, sehingga ketepatan waktu penetapan Peraturan Walikota Mataram tentang RKPD harus sesuai dengan UU 25/2004 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun RKPD Kota Mataram telah ditetapkan dengan Peraturan Walikota Mataram Nomor: 24/PERT/2012, pada tanggal 1 Juni 2012, sehingga RKPD tersebut penetapannya sesuai dengan ketentuan dalam Permendagri Nomor 54 tahun 2010 pasal 128 yang menegaskan bahwa Penyelesaian Rumusan Akhir Rancangan RKPD paling lambat pada akhir bulan Mei. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 166

182 Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, ditegaskan bahwa penyampaian Rancangan KUA dan PPAS kepada DPRD untuk dibahas bersama antara Pemerintah Daerah dengan Badan Anggaran DPRD dilakukan paling lambat bulan Juni tahun berkenaan. Sehingga disimpulkan bahwa KUA & PPAS disampaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. undangan. Dalam hal ini capaian kinerja mencapai 100 persen. Dalam meningkatkan kinerja di bidang perencanaan pembangunan daerah, ketepatan waktu penyampaian dan penetapan dokumen perencanaan menjadi fokus kinerja yang harus dipenuhi. Terkait hal tersebut, sinkronisasi dan integrasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan terus dioptimalkan. Untuk indikator pembinaan pengelolaan keuangan daerah pada tahun 2012, diketahui bahwa: 1. Hasil audit BPK menguraikan bahwa Jumlah Temuan sampai dengan Tahun 2012 sebanyak 351 Temuan, berhasil ditindaklanjuti sebanyak 227 temuan. 2. Hasil audit Inspektorat Kota Mataram dengan jumlah Temuan sampai dengan Tahun 2012 sebanyak Temuan, berhasil ditindaklanjuti sebanyak 630 temuan. Untuk lebih jelas dapat diuraikan pada tabel dibawah ini: Tahun 2011 Tahun 2012 Capaian Capaian No Uraian Jumlah Temuan yang (%) Jumlah (%) Temuan yang Temuan ditindaklanjuti Temuan ditindaklanjuti 1 Hasil Audit BPK , ,68 2 Hasil Audit Inspektorat Kota Mataram , ,28 Total , ,08 Sumber: : Inspektorat Kota Mataram, LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 167

183 Dibandingkan pada tahun 2011, maka Untuk Indikator mengenai jumlah aparatur pengawasan yang sudah memiliki kualifikasi sebagai auditor dan pengawas pemerintahan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No Uraian Tahun 2011 Tahun Jumlah PNS Inspektorat 38 2 Jumlah Auditor/P2UPD 17 Kekurangan 21 Sumber: : Inspektorat Kota Mataram, Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aparatur pengawasan yang sudah memiliki kualifikasi sebagai auditor dan pengawas pemerintahan yaitu peningkatan sebanyak 2 orang. Kualifikasi yang dimaksud disini adalah aparatur yang sudah mengikuti diklat dibidang pengawasan untuk auditor dan pengawas pemerintahan. Dalam meningkatkan pengelolaan ASET DAERAH sebagai komponen pendukung pencapaian opini WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP) harus dioptimalkan melalui administrasi data asset yang jelas dan transparan. Nilai asset daerah sampai dengan tahun 2012 berjumlah Rp ,85,- yang terbagi dalam 7 komponen asset sebagai berikut: NO 1 Tanah URAIAN NILAI (RP) ,50 2 Peralatan dan Mesin ,34 3 Gedung dan Bangunan ,02 4 Jalan, Irigasi dan Jaringan ,99 5 Aset Tetap Lainnya ,01 6 Konstruksi Dalam Pengerjaan ,00 7 Aset Lainnya ,00 Jumlah ,85 Sumber: : Bagian Umum Setda Kota Mataram, 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 168

184 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No RENCANA REALISASI PERSENTASE INDIKATOR SESUAI AKUMULASI CAPAIAN UTAMA SATUAN DENGAN SD. TAHUN SD. (IKU) TARGET AKHIR 2012 TAHUN 2012 RPJMD (2015) 1 Peran serta masyarakat dalam MPBM/Musrenbang % 86, ,52 2 Penetapan jadwal RKPD tepat waktu % 100, ,00 3 Penyampaian KUA-PPAS RAPBD tepat waktu % 100, ,00 4 Renstra-SKPD yang mengacu ke RPJMD % 100, ,00 5 Renja-SKPD yang mengacu RKPD % 100, ,00 6 Jumlah hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti buah ,22 7 Jumlah Aparatur yang memiliki kualifikasi Auditor orang ,50 8 Daya serap APBD % 84,98 95,00 89,45 9 Peningkatan Kinerja Keuangan Daerah Opini BPK WDP WTP - 10 Tingkat pengelolaan aset daerah SKPD ,00 11 SKPD pengelola arsip yang baik SKPD ,12 12 SKPD yang menyampaikan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan tepat waktu SKPD ,47 13 SKPD yang menyampaikan LPPD SKPD tepat waktu SKPD ,65 14 SKPD yang menyampaikan LAKIP SKPD tepat waktu SKPD ,47 15 Tingkat Disiplin PNS selama satu tahun % 98,00 96,13 98,09 16 Pejabat yang telah mengikuti Diklat Struktural % 84,56 100,00 84,56 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 169

185 17 SKPD yang kelembagaannya sesuai dengan kebutuhan dan aturan SKPD ,00 Rata-rata Capaian Sasaran 18 terhadap Target RPJMD 88,44 Dari tabel diatas diketahui bahwa kinerja di tahun 2012 mencapai 88,44 persen capaiannya jika dibandingkan dengan target RPJMD sebesar 100 persen, sehingga kekurangan capaian sebesar 11,56 persen akan dicapai pada sisa periode RPJMD mendatang, dengan mengoptimalkan program-program yang berhubungan dengan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis pada pelayanan publik dan good governance. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 170

186 XIX. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 19 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 19 Meningkatnya Efektivitas Penerapan SPM dan SOP INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 SKPD yang mempunyai SPM 2 SKPD yang mempunyai SOP 3 SKPD yang menerapkan SOP dan SPM SATU- AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 SKPD ,14 SKPD ,14 SKPD ,14 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi , , ,00 Rata-rata Capaian IKU 48,14 Kinerja Capaian Sasaran 19 48,14 75,00 75,00 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa IKU yang berkaitan dengan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) masih belum optimal. Beberapa SKPD teknis tekah menetapkan SPM (13 SPM) yang ditetapkan oleh Kementerian terkait di Pemerintah Pusat. Dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat, saat ini standar yang digunakan masih mengacu pada penetapan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang telah ditetapkan dengan Perda Nomor 5 Tahun Tupoksi yang sudah ada menjadi acuan pelaksanaan tugas kedinasan, serta tugas lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 171

187 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: No INDIKATOR UTAMA (IKU) SATUAN REALISASI AKUMULASI SD. TAHUN SKPD yang mempunyai % 15 SPM 2 SKPD yang mempunyai % 15 SOP RENCANA SESUAI PERSENTASE DENGAN CAPAIAN TARGET AKHIR SD. RPJMD (TAHUN TAHUN ) 32 46, ,86 3 SKPD yang menerapkan SOP dan SPM % ,86 Rata-rata Capaian Sasaran 19 terhadap Target RPJMD 46,86 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja capaian sampai dengan 2012 baru mencapai 46,16 persen masih agak jauh dari target yang ditetapka RPJMD, sehingga sisa target sebesar 53,84 harus dapat dicapai pada dua kali periode RPJMD pada tahun mendatang. Upaya yang dilakukan saat ini, yang difasilitasi oleh SKPD terkait, adalah: 1. Melaksanakan asistensi penyusunan SPM dan SOP yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Mataram. 2. Memantau pelaksanaan penerapan SPM dan SOP melalui mekanisme monitoring dan evaluasi yang tepat sasaran, yang dilaksanakan oleh Bagian APP Setda Kota Mataram dan Bagian Organisasi Setda Kota Mataram. 3. Menyusun draft Perwal tentang Penyusunan SOP dan SPM, termasuk pula urgensi dan kebutuhannya bagi kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan serta efektivitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance). LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 172

188 XX. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 20 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 20 Meningkatnya Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publik No INDIKATOR Tahun 2011 CAPAIAN SATU- UTAMA AN (IKU) Target Realisasi Rasio ketersediaan sekolah - 0,1 0,039 39,00 2 Rasio Puskesmas - 0,1 0,05 50,00 3 Cakupan layanan kesehatan masyarakat miskin 4 Cakupan layanan air % 40 38,58 96,45 bersih 5 Cakupan sarpras kelurahan dalam kondisi baik 6 Cakupan fasilitas keselamatan & perlengkapan jalan % 90 85,00 94,44 % ,00 85,00 % 45 43,00 95,56 7 Cakupan layanan % 95 87,00 91,58 persampahan 8 Rasio penduduk ber- - 50,00 47,04 94,08 KTP Rata-rata Capaian IKU 80,76 Kinerja Capaian Sasaran 20 80,76 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,1 0,83 83,00 0,1 0,09 90, ,00 96, ,54 103, ,00 90,00 47,5 45,00 94, ,00 95,59 50,00 49,56 99,12 94,12 94,12 Dari tabel diatas diketahui bahwa rata-rata capaian sasaran 20 mencapai 63,87 persen naik sebesar 3,64 persen dibandingkan tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 173

189 Pada tahun 2011, dengan penduduk jiwa dibandingkan dengan 156 sekolah, maka rasio ketersedian sekolah bagi seluruh penduduk Kota Mataram sebesar 0,39. Pada tahun 2012, jumlah penduduk sebanyak jiwa dengan ketersediaan 157 sekolah maka rasio ketersediaan sebesar 0,38 per penduduk. Dari data perbandingan tersebut, terdapat penurunan rasio ketersediaan sekolah akibat bertambahnya jumlah penduduk sebanyak jiwa di tahun Sementara untuk sarana kesehatan masyarakat (puskesmas) sampai dengan saat ini baru berjumlah 11 puskesmas, mengalami penambahan 1 puskesmas lagi di tahun 2012 dibandingkan pada tahun Jika dilakukan perhitungan rasio maka rasio puskesmas sebesar 0,2 per penduduk di tahun 2011, meningkat menjadi 0,3 per penduduk. Rasio mengartikan bahwa di tahun 2012, satu puskesmas melayani sekitar penduduk, dibandingkan tahun sebelumnya bahwa satu puskesmas melayani sekitar penduduk, terdapat penurunan rasio, hal ini diakibatkan cakupan puskesmas meningkat akibat bertambahnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Mataram sebesar 1,01 persen di tahun Cakupan layanan air bersih sebagai salah satu komponen layanan dasar masyarakat mengalami peningkatan jumlah pelanggan Dari jiwa penduduk, jumlah rumah tangga RT pada tahun 2011 menjadi RT pada tahun 2012, dengan jumlah pelanggan air minum pelanggan (38,58 persen dari total RT) menjadi pelanggan (41,54 persen), pelanggan terbanyak adalah rumah tinggal sebanyak pelanggan. Hingga saat ini kebutuhan air minum PDAM masih diakses dan disuplai dari mata air: Sarasuta, Ranget dan Saraswaka di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Untuk cakupan sarana kantor kelurahan dalam kondisi baik telah dipenuhi sebesar 90 persen sampai dengan tahun 2012, namun sebanyak 5 kantor Kelurahan masih berstatus sewa/kontrak dari total 50 kantor kelurahan. Kantor kelurahan yang dimaksud adalah: (1) Kelurahan Monjok Barat, (2) Kelurahan Monjok, (3) Kelurahan Cilinaya, (4) Kelurahan Mayura, dan (5) Kelurahan Taliwang. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 174

190 Untuk indikator cakupan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan, pada tahun 2012 telah terpasang 132 unit rambu lalu lintas, sehingga total rambu yang sudah terpasang sebanyak rambu dari kebutuhan rambu. Sementara untuk Rambu Pendahulu Penunjuk Jurusan dipasang pada ruas-ruas jalan sebanyak 102 buah dari kebutuhan sebanyak 288 buah. Kondisi ruas jalan di Kota Mataram saat ini masih belum seluruhnya terpasang marka jalan. Pada tahun 2012, telah terpasang 1.813,9 m 2 dengan total terpasang hingga tahun 2012 sebanyak 7.585,9 m 2 sehingga rasio terpasang berjumlah 59 persen dari kebutuhan sebesar m 2. Sementara untuk pagar pengaman jalan di tahunn 2012 terpasang sepanjang 83 meter. Pagar pengaman jalan telah terpasang pada kawasan Rungkang Jangkuk. Hingga tahun 2012, panjang pagar pengaman jalan yang terpasang sepanjang 767 meter dari kebutuhan 700 sehingga rasio terpasang sebesar 110 persen atau mampu melebihi target. Gambar: Walikota Mataram saat menerima Penghargaan Inovation Goverment Award (IGA) dari Sekjen Kemendagri RI Dalam pengembangan layanan persampahan, Pemerintah Kota Mataram mengembangkan INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH, dengan program LISAN (LINGKUNGAN DENGAN SAMPAH MENUJU NIHIL), yang mulai dikembangkan di Kecamatan Selaparang pada awal tahun Tim Pokja Sampah Kecamatan, yang telah ditunjuk akan menerima Sampah dari masyarakat dan menukarnya dengan RASKIN. Atas keberhasilan Inovasi tersebut, pada tahun 2012, Pemerintah Kota Mataram menjadi salah satu dari TIGA BESAR NOMINATOR INNOVATION GOVERNMENT ENT AWARD (IGA) yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 175

191 Terkait indikator rasio penduduk ber-ktp, bahwa telah dilaksankan program e- KTP. Program ini sejalan dengan prioritas nasional untuk mengembangkan One Identity (Identitas Tunggal) bagi seluruh Warga Negara Indonesia. Dalam optimalisasi e-ktp dalam kerangka SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) sasarannya diarahkan pada validitas data kependudukan. Data BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang memiliki KTP di Kota Mataram tahun 2011 sebanyak jiwa meningkat sebesar jiwa menjadi sebanyak jiwa di tahun Persentase peningkatan penduduk ber-ktp sebesar 17,39 persen. Sementara untuk rasio penduduk ber- KTP pada tahun 2011 sebesar 47,04 persen meningkat menjadi 68,34 persen di tahun 2012, sehingga terdapat peningkatan sebesar 21,30 persen. Gambar : Walikota saat photo e-ktpe Pada tahun 2012, program prioritas dalam pelayanan kependudukan ditetapkan dengan menerapkan electronic-ktp (e- KTP) yang secara bertahap di lakukan di enam Kecamatan dan telah rampung pada akhir tahun 2012 dan telah distribusikan kepada penduduk pada Januari Atas prestasi tersebut, Pemerintah Kota Mataram mendapat Penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri atas Kesuksesan Penerapan dan Pelaksanaan e- KTP di Kota Mataram. Gambar : Launching distribusi e-ktp LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 176

192 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: RENCANA No REALISASI SESUAI PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI DENGAN CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD. (IKU) 2012 RPJMD (TAHUN TAHUN ) 1 Rasio ketersediaan sekolah - 0,38 0,5 76,00 2 Rasio Puskesmas - 0,03 0,1 30,00 3 Cakupan layanan kesehatan masyarakat miskin % 87,00 95,00 91,58 4 Cakupan layanan air - 41,54 56,25 73,85 bersih 5 Cakupan sarpras kelurahan dalam kondisi baik 6 Rasio terpasangnya fasilitas keselamatan & perlengkapan jalan 7 Cakupan layanan persampahan % 90,00 100,00 90,00-45, ,00 % 91,00 98,00 92,86 8 Rasio penduduk ber- KTP - 54,67 78,50 69,64 Rata-rata Capaian Sasaran 20 terhadap Target RPJMD 72,99 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 target capaian kinerja pada sasaran 20 untuk Meningkatnya Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publik baru dicapai 72,99 persen. Dengan terus menerus melakukan terobosan pelayanan publik maka diharapkan an pada akhir periode RPJMD dalam 3 tahun kedepan, epan, target 100 persen capaiannya diupayakan dapat diperoleh. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 177

193 Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan sarana sekolah, puskesmas, puskesmas pembantu, serta sarpras perhubungan, dan gedung kantor lurah. Dengan diberlakukannya e-ktp secara tidak langsung akan memudahkan pendataan penduduk Kota Mataram, terutama yang terkait dengan validitas data. Pada tahun 2012, untuk memenuhi target RPJMD, pembuatan KTP sudah dapat dilakukan secara konvensional di masing-masing kecamatan. Untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat miskin telah dilakukan upayaupaya konkrit dibidang pendidikan dan kesehatan, termasuk upaya untuk meningkatkan cakupan layanan air bersih melalui optimalisasi pemberdayaan masyarakat setempat bekerjasama dengan PNPM Mandiri. Untuk mengoptimalkan penyediaan air bersih, pada tahun mendatang Kota Mataram dapat memanfaatkan sumber daya air yang dimiliki. Kota Mataram memiliki potensi air tanah (aquifer) yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat di beberapa bagian wilayah Kota Mataram, seperti Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang. Kedalaman air tanah di Kota Mataram antara 5 7 meter, kecuali di beberapa lokasi, seperti: Cakranegara, Monjok dan Dasan Agung bagian utara kedalaman air tanah mencapai 15 meter. Untuk indikator ketersediaan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan, pada tahun 2012, jumlah rambu-rambu lalu lintas yang terpasang sebanyak 340 buah sehingga total rambu yang terpasang sebanyak rambudari total kebutuhan sebanyak rambu. Sementara untuk rambu penghubung penunjuk jurusan dipasang pada ruas-ruas jalan penghubung antar kawasan wisata yang telah terpasang sebanyak 126 buah dari total kebutuhan 228 buah. Faktor keberhasilan capaian ini antara lain adanya dukungan anggaran yang memadai khususnya dalam pencapaian faskel jalan yaitu anggaran pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Keselamatan, mampu meningkatkan rasio terpasangnya fasilitas perlengkapan jalan di Kota Mataram. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 178

194 XXI. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 21 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 21 Meningkatnya Fungsi Saluran Drainase INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Cakupan drainase dalam kondisi baik SATU- AN Tahun 2011 CAPAIAN 2011 Target Realisasi % Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,5 88,28 112,46 Rata-rata Capaian IKU 95,09 Kinerja Capaian Sasaran 21 95,09 112,46 112,46 Klimatologi Kota Mataram umumnya merupakan daerah yang beriklim tropis, musim hujan antara bulan Oktober sampai dengan bulan April dengan curah hujan rata-rata sebesar 1.256,66 mm/tahun, dan jumlah hari hujan relatif yakni 110 hari/tahun, curah hujan tertinggi tercatat pada bulan Desember sebesar 302 mm dan jumlah hari hujan terbanyak juga terjadi pada bulan Desember sebanyak 29 hari. Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datarlandai dan dilalui oleh empat sungai besar, menyebabkan tiap daerah aliran sungai tersebut menjadi daerah rawan longsor terutama di musim penghujan. Selain bencana longsor, beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Cakranegara kerap terjadi genangan dan banjir. Genangan air ini, selain disebabkan oleh kondisi topografi yang cenderung datar, juga disebabkan oleh banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi secara optimal. Beralihnya fungsi dari saluran irigasi menjadi drainase/air buangan. Namun hal ini tidak berarti bahwa Kota Mataram terbebas dari genangan. Genangan yang kerap terjadi saat ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1. Banjir kiriman yang berasal dari daerah hulu yang mengalir melalui sungaisungai yang ada di Kota Mataram sehingga sering kali sungai-sungai tersebut meluap (over toping) dan mengakibatkan genangan di wilayah sekitarnya, 2. Terjadinya penyempitan mulut-mulut/muara mulut/muara sungai dan sering berpindah- pindah. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 179

195 3. Penutupan saluran yang tidak mengikuti petunjuk teknis dari instansi terkait. 4. Perubahan fungsi lahan dari daerah persawahan/peresapan menjadi kawasan hunian/ekonomi. 5. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya saluran drainase serta pemeliharaanya. Seringkali genangan terjadi karena saluran tidak dapat menampung air hujan karena dipenuhi oleh sampah. Kota Mataram memiliki 12 titik rawan genangan dengan air tergenang kurang dari 6 jam. Faktor penyebab terjadinya genangan selain alih fungsi lahan juga karena akses jalan kurang memadai, idealnya setiap per 10 meter jalan harus tersedia lubang drainase jalan. Untuk mencapai target 2012, Kota Mataram bebas genangan di 12 lokasi rawan genangan n tersebut, mulai tahun 2011 telah dilakukan pembuatan dan perbaikan saluran drainase sepanjang 18,6 Km dari Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) sebesar 9,7 milyar rupiah, dan sepanjang 4,7 Km berasal dari APBD Kota Mataram sebesar 2,3 milyar rupiah. Pada tahun 2011, drainase dalam kondisi baik terealisasi sebesar 71,32 persen dari target 75,00 persen, dengan panjang drainase dalam kondisi baik sepanjang meter, dan drainase dalam kondisi kurang baik atau tersumbat sepanjang meter. Gambar : Walikota Mataram saat mengecek kemajuan pekerjaan normalisasi Drainase di Jalan Utama - Rembiga Efektivitas penanganan genangan dan banjir dilakukan melalui normalisasi saluran drainase baik di jalan utama, juga drainase di permukiman dan perumahan penduduk. Titik-titik genangan pada tahun 2012 mulai berkurang. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 180

196 Dengan meningkatnya cakupan drainase dalam kondisi baik akan memberikan dampak berkurangnya jumlah titik genangan di Kota Mataram. Pada tahun 2011 terdapat 16 titik genangan dan dengan pelaksanaan program Pemeliharaan Saluran Drainase terutama dengan diperolehnya anggaran Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) pada tahun 2011 titik-titik genangan tersebut dapat terselesaikan. Sedangkan untuk tahun anggaran 2012 jumlah titik genangan yang dapat diselesaikan sebanyak 9 titik. Gambar: Pemeliharaan saluran oleh pasukan biru Beberapa kendala capaian kinerja penanganan drainase antara lain masih kurangnya kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam memelihara infrastruktur yang sudah dibangun. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya masyarakat yang memanfaatkan sungai dan drainase yang ada sebagai tempat pembuangan sampah. Dalam mengatasi hal ini, SKPD terkait meningkatkan sosialisasi, serta mengembangkan Bank Sampah di tingkat Kecamatan. Pada tahun 2012, ditetapkan kebijakan kepada Pemilik Toko/Ruko untuk tidak menutup secara permanen saluran drainase di depan toko/ruko miliknya, hal ini untuk memudahkan upaya normalisasi jika terjadi penyumbatan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 181

197 Gambar: Gotong royong pembukaan muara sungai Gambar: Pembersihan saluran (sebelum/sesudah) Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No INDIKATOR UTAMA (IKU) SATUAN REALISASI AKUMULASI SD. TAHUN 2012 RENCANA SESUAI DENGAN TARGET AKHIR RPJMD (TAHUN 2015) PERSENTASE CAPAIAN SD. TAHUN Cakupan drainase dalam kondisi baik % 112,46 100,00 92,46 Rata-rata Capaian Sasaran 21 terhadap Target RPJMD 92,46 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 182

198 Dari tabel diatas diketahui bahwa capaian kinerja telah mencapai 92,46 persen dari target 100 persen seluruh drainase Kota Mataram dalam kondisi baik atau berfungsi. Capaian ini mengartikan bahwa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertamanan, serta satuan kerja terkait lainnya telah menunjukkan kinerja yang positif untuk mengatasi permasalahan genangan dan banjir yang terjadi di Kota Mataram. Dalam meningkatkan capaian kinerja pada indikator cakupan drainase dalam kondisi baik, melalui Program Pengendalian Banjir, dan Program Pemeliharaan Saluran Drainase, target yang diinginkan adalah: Menurunkan persentase luas genangan menjadi 4,45 persen, dan meningkatnya fungsi drainase sebesar 70 persen. Pencapaian Indikator kinerja dilakukan melalui: 1. Meningkatkan cakupan drainase yang masih belum optimal fungsinya, dengan melakukan normalisasi alur sungai dan pembanguan jetty, memperbesar dimensi dan levelling pada saluran pembuang, melalui Pemeliharaan Saluran Drainase Perkotaan secara rutin (Penggalian, Pengurasan, Pengangkutan sampah dan pengangkutan sediment) sepanjang 7419 meter dengan saluran drainase perkotaan yang dibuat dan diperbaiki sepajang 798 meter 2. Pengadaan n Penutup Manhole yang diadakan sejumlah 50 unit, selanjutnya melakukan pemeliharaan Saluran Drainase Lingkungan dengan output Saluran drainase lingkungan yang dibuat dan diperbaiki sepanjang 2966 meter dan saluran drainase yang dinormalisasi sepanjang 700 meter. 3. Pemantapan peran tenaga lapangan (pasukan biru Dinas PU) untuk normalisasi drainase dan mengatasi saluran yang tidak berfungsi, dan Pelaksanaan gotong-royong membersihkan saluran yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah dan masyarakat. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 183

199 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 184

200 XXII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 22 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 22 Meningkatnya Ketersediaan Kawasan Resapan Air INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Rasio Ketersediaan kawasan resapan air SATU- AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 % 80 72,50 90,63 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,15 91,44 Rata-rata Capaian IKU 90,63 Kinerja Capaian Sasaran 22 90,63 91,44 91,44 Posisi Kota Mataram sebagai hilir aliran sungai di Pulau Lombok menjadi peluang terjadinya genangan atau banjir. Terdapat 4 sungai besar yang melintasi wilayah Kota Mataram, yang kesemuanya bermuara di sepanjang pantai Ampenan Selat Lombok. Dalam upaya preventif mengatasi permasalahn genangan, maka dibutuhkan ketersediaan kawasan resapan air. Kawasan resapan air didukung oleh ketersediaan sumur-sumur resapan. Pada tahun 2011, kawasan sumur resapan dibandingkan dengan luas kota Mataram hanya 0,03 persen atau seluas meter persegi, persentase luasan ini menurun pada tahun 2012 menjadi seluas hanya 0,01 persen atau meter persegi. Sumur resapan yang dibangun di empat lingkungan, antara lain: Lingkungan Kebon Bawak Barat, Lingkungan Sukaraja Timur Perluasan, Lingkungan Pejarakan, dan Lingkungan Rembiga. Masing dengan diameter 1,2 meter dan kedalaman 3 meter. Disamping sumur resapan juga dibangun BIOPORI sebanyak unit dan alat pengebor 100 unit. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 185

201 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi asi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : RENCANA No REALISASI SESUAI PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI DENGAN CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD. (IKU) 2012 RPJMD (TAHUN TAHUN ) 1 Ketersediaan kawasan resapan air % 10,00 15,00 50,00 Rata-rata Capaian Sasaran 22 terhadap Target RPJMD 66,67 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar 66,67 persen, jika sampai dengan tahun 2015 maka terdapat kekurangan capaian sebesar 33,33 persen. Guna meningkatkan ketersediaan kawasan resapan air, Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram melalui Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, akan menambah cakupan BIOPORI atau SUMUR RESAPAN pada titik strategis yang rawan genangan ataupun banjir di 50 kelurahan. Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) juga dengan mengoptimalkan ruang terbuka hijau yang ada di Kota Mataram. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan ketersediaan kawasan resapan air, adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah Kota Mataram melakukan pengendalian dalam pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam pengalihan fungsi lahan terutama pada zona atau kawasan yang menjadi kawasan resapan air. 2. Meningkatkan fungsi kelestarian dan konservasi lingkungan hidup, dengan penyediaan Pohon Pelindung sebanyak 1 paket, dan 1 paket Taman KEHATI di Kelurahan Selagalas. 3. Mengimplementasikan dokumen SLHD dalam pengkajian Dampak Lingkungan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 186

202 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 187

203 XXIII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 23 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 23 Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Rasio sempadan sungai dan pantai yang dipakai bangunan liar SATU- AN Tahun 2011 CAPAIAN 2011 Target Realisasi - 13,06 7,03 53,83 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,06 9,94 76,11 Rata-rata Capaian IKU 53,83 Kinerja Capaian Sasaran 23 53,83 76,11 76,11 Abrasi pantai terjadi karena tergerusnya pantai oleh gelombang atau ombak tinggi pada waktu tertentu yang terus menerus. Hal ini dikarenakan pantai tidak memiliki penahan gelombang, sehingga mempercepat proses terjadinya abrasi pantai. Kawasan yang rawan abrasi pantai di Kota Mataram adalah wilayah pesisir yang telah disebutkan di atas. Salah satu dampak abrasi pantai adalah terjadinya intrusi air laut yang dapat mempengaruhi kondisi air tanah di wilayah Kota Mataram. Dengan panjang pantai 9,1 kilometer mengharuskan Kota Mataram melakukan upaya menjaga pantai dari abrasi maupun bangunan liar. Aktivitas pantai harus mengarah pada pelestarian sumber daya alam pantai yang ada, yang dilakukan melalui pembinaan kelompok nelayan dan relokasi perumahan nelayan. Pada tahun 2012, Pemerintah Kota Mataram sudah merelokasi perumahan nelayan dan menyiapkan rumah sebanyak 50 unit. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 188

204 Gambar: : Lokasi relokasi rumah nelayan Dari gambar diatas diketahui bahwa telah dilakukan relokasi perumahan nelayan sebanyak 80 unit, dan dengan rumah yang belum ditempati sebanyak 8 unit. Nelayan yang direlokasi berasal dari Lingkungan Gatep yang berada dekat dengan pantai Ampenan. Terkait sungai dan sempadannya, Kota Mataram dialiri empat sungai utama dan potensial sebagai sumber daya air, yaitu: Sungai Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Brenyok, dan Sungai Midang, yang hulunya berada di sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di Pantai Ampenan (Selat Lombok) yakni batas bagian barat wilayah Kota Mataram. Gambar : Walikota Mataram saat gotong royong pembersihan Pantai Tanjung Karang LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 189

205 Pada tahun 2012, sebagai pilot project Restorasi Sungai, maka disepanjang Sungai Jangkok dibangun jalan inspeksi. Saat ini panjang bantaran sungai di Kota Mataram +350 meter, yang didiami oleh penduduk. Gambar : Walikota Mataram saat mencanangkan Program Restorasi Kali Jangkuk Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Rasio sempadan sungai dan pantai yang dipakai bangunan liar REALISASI RENCANA SESUAI PERSENTASE SATUAN AKUMULASI DENGAN CAPAIAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD RPJMD (TAHUN 2015) TAHUN ,11 40,00 52,55 Rata-rata Capaian Sasaran 23 terhadap Target RPJMD 52,55 Dalam RKPD Kota Mataram tahun 2013, arah strategis daya dukung infrastruktur perkotaan dalam pencapaian Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Pengembangan Ekonomi Rakyat, maka dibutuhkan perhatian pada tiga komponen penting yaitu Jalan, Drainase, dan Permukiman. Mengingat kebutuhan akan perbaikan kualitas hidup masyarakat ada pada komponen permukiman, maka upaya penanganan oleh Pemerintah dilakukan melalui penataaan kawasan sempadan sungai. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 190

206 XXIV. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 24 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 24 Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh No INDIKATOR Tahun 2011 CAPAIAN SATU- UTAMA AN (IKU) Target Realisasi Rumah tidak layak unit ,73 huni 2 Rasio kawasan permukiman kumuh Ha 29,47 30,42 96,87 3 Rumah tinggal bersanitasi % Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) TPS 5,00 3,02 60,40 Rata-rata Capaian IKU 88,23 Kinerja Capaian Sasaran 24 88,23 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,73 29,47 27,97 94,91 74,50 79,13 106,21 6,00 4,10 68,33 88,05 88,05 Pada akhir tahun 2012 terdapat unit rumah layak huni dari jumlah seluruh rumah Kota Mataram yaitu unit. Dari 2836 unit rumah tidak layak huni, pada tahun 2012 dapat diintervensi sejumlah 693 unit rumah yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram melalui Program Pembangunan dan Penataan Lingkungan Perumahan dengan kegiatannya Perbaikan Perumahan Permukiman yaitu sejumlah 72 unit, BPM Kota Mataram sejumlah 53 unit, BPM Provinsi NTB 107 unit, BAZDA Kota Mataram 53 unit, PNPM-MP MP (dana BLM-APBN) 355 unit, Dinas Sosial Kota Mataram 53 unit. Diluar intervensi terhadap rumah-rumah tidak layak huni berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram, pada tahun 2012 terdapat 319 unit rumah yang diperbaiki berdasarkan usulan masyarakat dengan melalui Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram pada Program Pembangunan dan Penataan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 191

207 Lingkungan Perumahan dengan kegiatannya Perbaikan Perumahan Permukiman yaitu sejumlah 1 unit, BPM Kota Mataram sejumlah 30 unit, BPM Prov. NTB 125 unit, BAZDA Kota Mataram 8 unit, PNPM-MP (dana BLM-APBN) 103 unit, Dinas Sosial Kota Mataram 52 unit. Disamping itu terdapat 229 unit rumah telah diperbaiki melalui PNPM-MP (dana BLM-APBD) dan Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) yang belum teridentifikasi apakah penanganannya berdasarkan data PU atau usulan masyarakat. Sehingga secara keseluruhan jumlah rumah tidak layak huni yang telah ditangani sebanyak unit. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: RENCANA No REALISASI SESUAI PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI DENGAN CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD. (IKU) 2012 RPJMD (TAHUN TAHUN ) 1 Rumah tidak layak huni rumah 82,73 99,00 83,57 2 Rasio kawasan permukiman kumuh Ha 94,91 99,00 95,87 3 Rumah tinggal bersanitasi rumah 106,21 97,00 91,33 4 Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) TPS 68,33 93,00 73,47 Rata-rata Capaian Sasaran 24 terhadap Target RPJMD 86,13 Dalam RPJMD Kota Mataram , 2015, pada tahun 2015 diharapkan terjadi pengurangan Back Log Perumahan sebesar unit, dari total rumah tidal layak huni pada tahun 2010 sebanyak unit maka setiap tahunnya harus menyelesaikan pengurangan back log rumah sekitar 250 unit rumah setiap tahun. Dari tabel diatas diketahui bahwa: Program yang dilakukan oleh SKPD terkait (Dinas PU, BPM, dan lainnya) telah mampu menurunkan rasio rumah layak huni, dengan kinerja capaian sebesar 30,75 persen, dimana sampai dengan tahun 2015 ditargetkan menurun dengan capaian kinerja sampai dengan 85 persen. Telah mampu mpu mendekati target capain menurunkan n rasio kawasan kumuh sebesar 95,87 persen dari target 99,00 persen. Artinya program pembangunan di bidang perumahan di Kota Mataram telah cukup optimal keberhasilannya dalam LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 192

208 menata permukiman kumuh kearah yang sesuai dengan kelayakan sebuah permukiman penduduk. XXV. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 25 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 25 Meningkatnya ketersediaan media ekspresi dan ruang publik INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Cakupan ketersediaan ruang publik 2 Cakupan ketersediaan fasilitas media ekspresi SATU- AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 % 95 87,00 91,58 % 95 89,00 93,64 Rata-rata Capaian IKU 92,61 Kinerja Capaian Sasaran 25 92,61 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,50 98, ,60 99,58 99,00 99,00 Penggunaan lahan untuk ruang publik seperti taman, terjadi penurunan dari 6,10 hektar pada tahun 2011 menjadi 6,07 hektar. Hal ini menggambarkan bahwa terjadi pengurangan luas taman yang dimiliki Kota Mataram. Saat ini terdapat 30 lokasi taman didukung dengan m 2 hutan kota. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 193

209 Gambar : Salah satu sudut Taman Loang Baloq sebagai sarana ekpresi masyarakat LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 194

210 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut: RENCANA No REALISASI SESUAI PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI DENGAN CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN TARGET AKHIR SD. (IKU) 2012 RPJMD (TAHUN TAHUN ) 1 Cakupan ruang publik buah ,00 2 Cakupan fasilitas media ekspresi buah ,00 Rata-rata Capaian Sasaran 25 terhadap Target RPJMD 30,00 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa capaian kinerja sampai dengan tahun 2012 sebesar 30,00 persen, masih dibutuhkan beberapa tambahan titik ruang ekpresi sehingga dapat mencukupi rasio penduduk dengan jumlah ruang ekpresi dan ruang publik. Dalam rangka meningkatkan cakupan ruang publik dan fasilitas media ekpresi maka Pemerintah Kota Mataram melakukan upaya dengan mengeluarkan kebijakan kepada para pengembang (developer) perumahan untuk menyediakan fasilitas ruang publik atau ruang ekspresi bagi penghuni perumahan. Kebijakan ini setidaknya mengingatkan bahwa kebutuhan ruang publik dan media ekspresi telah menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan. Disamping itu, untuk beberapa fasilitas media ekpresi yang sudah ada, dioptimalkan fungsinya melalui penanganan langsung oleh SKPD Dinas Pertamanan Kota Mataram selaku leading sector dalam dekorasi dan penataan ruang kota. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 195

211 XXVI. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 26 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 26 Meningkatnya Efektivitas Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang yang Berwawasan Lingkungan Hidup No INDIKATOR Tahun 2011 CAPAIAN SATU- UTAMA AN (IKU) Target Realisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) % 16,80 12,48 74,29 2 Rasio Tempat Pemakaman Umum (TPU) - 20,00 18,15 90,75 3 Bangunan yang memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) % 85,00 76,15 89,58 4 Alih fungsi lahan pertanian % 5,00 7,83 63,86 Rata-rata Capaian IKU 79,62 Kinerja Capaian Sasaran 26 85,09 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,30 13,00 84,97 20,00 19,35 96,75 87,00 85,12 97,83 5,00 8,22 60,82 85,09 85,09 Isu pemanasan global menjadi poros sentral dalam upaya kembali merestorasi alam sebagai sahabat bagi semua makhluk hidup termasuk manusia. Menjawab isu tersebut, Pemerintah Kota Mataram memulainya dengan penetapan Car Free Day setiap minggu pagi di kawasan Udayana. Pada tahun 2012, kampanye Gerakan Mataram Bersepeda dilakukan guna menekan angka polusi udara. Saat ini Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Mataram mencapai 12 persen sehingga dibutuhkan upaya guna meningkatkan persentase RTH Kota Mataram yang ditargetkan sebesar 20 persen atau setara dengan kebutuhan 41 titik RTH. Kota Mataram memiliki luas hektar, sehingga kebutuhan 20 persen RTH setara dengan luas 460,86 hektar, saat ini kebutuhan RTH dipenuhi baru 12 persen sehingga 8 persen RTH harus dipenuhi. Pada tahun 2011, luas RTH Publik yang ada di Kota Mataram seluas 765,07 hektar dari luas wilayah Kota Mataram sebesar Km 2 2. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 196

212 Sesuai dengan amanat Undang-Undang Penataan Ruang yang mewajibkan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30 persen, maka Pemerintah Kota Mataram melakukan penambahan luasan RTH pada areal tanah pecatu, penataan kembali taman-taman kota yang ada, seperti Taman Sangkareang. Dari hasil analisa RTRW Kota Mataram , 2013, Luasan RTH dikalikan Koefisien Dasar Hijau (KDH) diperoleh luasan sebesar 1.646,51 hektar atau setara dengan 26,86 persen. Dalam menghitung RTH terbagi menjadi dua kategori, yaitu: 1. RTH Publik, terdiri dari: Taman Kota, Hutan Kota, Pemakaman, Lapangan Olahraga, RTH Jalan, RTH Sempadan Sungai, RTH Sempadan Pantai seluas 2.958,45 hektar. 2. RTH Privat, terdiri dari RTH perumahan dan kawasan Permukiman dan Bangunan Lainnya seluas hektar. Di tahun 2012, dilakukan Gerakan Cinta Kota Hijau dengan penyediaan bibit pohon pelindung per tahunnya, serta optimalisasi Program Pembangunan Kota Hijau (P2KH) dengan menggandeng BUMD, komunitas sekolah, dan masyarakat. Pada Oktober 2012, telah disepakati Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) bersama antara Kementerian PU dengan Pemerintah Kota Mataram tentang Kesiapan dan Kesanggupan Kota Mataram sebagai KOTA HIJAU (GREEN( CITY). LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 197

213 Arah menuju hal tersebut antara lain dengan penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di pekarangan rumah penduduk serta kewajiban Pihak Swasta atau Pengembang Perumahan (developer) untuk menyediakan RTH di setiap wilayah perumahannya. Atas Kinerja di bidang lingkungan hidup, Pemerintah Kota Mataram mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat, berupa Anugerah Langit Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup. Terkait indikator alih fungsi lahan dari lahan pertanian, bahwa alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian cukup tinggi di Kota Mataram. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya lahan pertanian seluas 4,8 Ha atau 480 meter persegi per tahun sejak tahun Jika dibandingkan dengan luas Kota Mataram 6,130 Km 2, maka terjadi alih fungsi lahan sebesar 7,83 persen per tahunnya. Jika dihitung secara keseluruhan maka luas yang tersisa pada kondisi pada tahun 2011 adalah 5,170 Km 2. Tingginya pengalihan fungsi lahan disebabkan oleh tingginya permintaan pemanfaatan lahan pertanian menjadi non pertanian. Pada tahun 2012 kondisi lahan pertanian Kota Mataram mencapai hektar atau sekitar 36,39 persen dari luas Kota Mataram. Saat ini, jumlah areal pemakaman yang ada di wilayah Kota Mataram sebanyak 51 areal pemakaman dengan luas sebesar meter persegi, jumlah dan areal pemakaman yang ada saat ini, sudah cukup memadai. Hal lain yang penting dalam mewujudkan MATARAM KOTA HIJAU terutama dalam upaya pengendalian dan pencemaran polusi, adalah dibutuhkan perangkat hukum pengendalian penggunaan ROKOK. Pada tahun 2012, sudah terbentuk Draft PERATURAN DAERAH KAWASAN BEBAS ASAP ROKOK. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 198

214 Terkait dengan indikator Bangunan yang memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), berdasarkan data yang tercatat per Desember 2012, bangunan yang belum memiliki IMB diperkirakan sebanyak 50 persen dari jumlah bangunan yang ada di Kota Mataram. Sehingga dengan persentase tersebut, jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Mataram masih belum diperoleh dari penarikan Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Sebagai salah satu sumber PAD, realisasi Retribusi IMB pada tahun 2012 melebihi target sebesar 154,36 persen, sementara untuk jenis Retribusi Daerah lainnya belum ada realisasi, sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini: Jenis Retribusi Target (Rp.) Realisasi % Retribusi IMB Cetak Peta Kekayaan Daerah/Sewa Lahan Leges Jasa atas Pekerjaan Sumbangan Pihak Ketiga/ILOK Sumber: : Dinas Tata Kota, , Pada tahun 2012, dilakukan PEMUTIHAN IMB (PIMB),, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang belum memiliki IMB terhadap bangunan-bangunan yang telah terbangun untuk dapat memperoleh IMB dengan biaya 50 persen dari IMB Reguler dan dibebaskan dari kewajiban membayar Retribusi Galian C. Pada tahun 2011, kegiatan Pemutihan IMB dilakukan di 6 Kecamatan yang ada di Kota Mataram, yaitu Kecamatan Ampenan, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Sandubaya, dengan target sasaran unit bangunan sebanyak 200 unit dan realisasinya sebanyak 302 unit, mengalami pelampuan dari target, atau realisasi sebesar 151 persen. Sedangkan untuk tahun 2012, kegiatan Pemutihan IMB dengan sasaran unit bangunan sebanyak 250 unit dengan realisasi sebanyak 255 unit. Dari data tersebut, dilihat penurunan realisasi i kegiatan pemutihan IMB antar tahun 2011 dan 2012 sebanyak 47 unit bangunan atau sebesar 18,43 persen. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 199

215 Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No RENCANA REALISASI PERSENTASE INDIKATOR SESUAI AKUMULASI CAPAIAN UTAMA SATUAN DENGAN SD. TAHUN SD. (IKU) TARGET AKHIR 2012 TAHUN 2012 RPJMD (2015) 1 Ruang Terbuka Hijau (RTH) % 63,83 80,00 79,79 2 Rasio Tempat Pemakaman Umum (TPU) - 68,38 73,50 93,03 3 Bangunan yang memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) % 89,79 94,50 95,02 4 Alih fungsi lahan pertanian % 60,82 30,00 49,32 Rata-rata Capaian Sasaran 26 terhadap Target RPJMD 79,29 Dari tabel diatas dapat diketahui bahawa tingkat capaian sesuai target RPJMD baru mencapai 79,29 persen, sisa persentase capaian sebesar 20,71 persen akan diupayakan untuk dicapai melalui optimalisasi pelaksanaan program dan kegiatan yang terkait dengan perijinan (IMB) yang dikelola oleh KPPT dan Dinas Tata Kota, penataan RTH (Dinas Pertamanan), Pengendalian Alih Fungsi Lahan (Bappeda dan Dinas Tata Kota). Beberapa program yang berkaitan dengan pencapaian kinerja tersebut, adalah: 1. Program Pemeliharaan/Pengelolaan Pemakaman. 2. Program Perencanaan Pembangunan Daerah. 3. Program Perencanaan Tata Ruang. 4. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Dalam rangka meningkatkan sinergitas program, koordinasi antar masingmasing SKPD ditingkatkan, pembentukan FORUM PERENCANA yang beranggota seluruh Kasubbag Perencanaan SKPD dapat dijadikan sebagai wahana menyatukan pemikiran sebagai bahan referensi arah program dan masukan dalam penetapan kebijakan pembangunan daerah. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 200

216 XXVII. EVALUASI CAPAIAN SASARAN 27 Tabel EVALUASI CAPAIAN SASARAN 27 Meningkatnya Efektivitas Layanan Penanggulangan Bencana Daerah INDIKATOR No UTAMA (IKU) 1 Cakupan bencana yang dapat ditangani dalam satu tahun SATU- AN Tahun 2011 Target Realisasi CAPAIAN 2011 % 85 82,50 97,06 Rata-rata Capaian IKU 97,06 Kinerja Capaian Sasaran 27 97,06 Tahun 2012 CAPAIAN Target Realisasi ,35 98,06 98,06 98,06 Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) merupakan arahan dari pemerintah pusat, sehingga Pemerintah Kota Mataram menetapkan Perda Nomor 5 Tahun 2008 yang diubah dengan Perda Nomor 18 Tahun 2011, membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD). Kondisi topografi dan posisi geografis Kota Mataram, menyebabkan sering terjadinya bencana alam seperti angin puting beliung, abrasi pantai, serta intensitas hujan yang tinggi sebagai penyebab adanya genangan dan banjir. Dalam mengatasi masalah tersebut, BPPD menyiapkan TAGANA (Taruna Siaga Bencana) dan Piket 24 Jam untuk meminimalisasi dampak akibat bencana. Pada tabel dibawah ini diuraikan tentang realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No REALISASI RENCANA SESUAI PERSENTASE INDIKATOR AKUMULASI DENGAN TARGET CAPAIAN UTAMA SATUAN SD. TAHUN AKHIR RPJMD SD. (IKU) 2012 (TAHUN 2015) TAHUN Jumlah bencana yang dapat ditangani dalam satu tahun kali 98,06 98,50 99,53 Rata-rata Capaian Sasaran 27 terhadap Target RPJMD 99,53 LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 201

217 Dari tabel diatas diketahui bahwa capaian kinerja penanganan bencana dapat diatasi telah mencapai peningkatan yang positif dan mendekati target yang diharapkan. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 202

218 3.5. AKUNTABILITAS KEUANGAN KEBIJAKAN APBD KEBIJAKAN PENDAPATAN Kebijakan pendapatan diarahkan dalam rangka menambah ekuitas dana sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, sebagai berikut: 1. Upaya peningkatan target pendapatan daerah yang dilakukan secara terencana sesuai kondisi perekonomian dengan memperhatikan kendala dan potensi yang ada. 2. Mengembangkan kebijakan pendapatan daerah yang dapat diterima masyarakat, partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan. 3. Mengoptimalkan dan mendayagunakan kekayaan daerah. 4. Perluasan sumber-sumber penerimaan daerah berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pendapatan Asli Daerah adalah komponen pendapatan daerah yang dapat menggambarkan kemampuan Daerah dalam mengelola sumber pembiayaan daerahnya sendiri. Dalam meningkatkan PAD dibutuhkan beberapa strategi, antara lain: 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur untuk lebih profesional dalam manajemen pengelolaan Pendapatan Daerah; 2. Inventarisasi dan penyusunan produk hukum daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam pelayanan publik. 4. Inventarisasi potensi PAD termasuk potensi wajib pajak yang belum terdaftar sehingga data potensi menjadi akurat dalam rangka intensifikasi pungutan; 5. Pengawasan semakin diintensifkan untuk menghindari adanya kebocoran dan keterlambatan penyetoran ke kas daerah. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 203

219 6. Dalam Penerimaan Bagi Hasil Pajak terutama Pajak Bumi dan Bangunan untuk mencapai target yang ditetapkan, salah satunya melalui Gebyar PBB KEBIJAKAN BELANJA Kebijakan Umum Belanja Daerah Tahun 2012 disusun dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1. Pengembangan kebijakan belanja/pengeluaran yang diarahkan untuk menciptakan peningkatan perekonomian masyarakat yang berimplikasi pada peningkatan penerimaan daerah yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai modal belanja pembangunan. 2. Peningkatan kemampuan manajemen pengelolaan keuangan dan penyempurnaan struktur organisasi pengelolaan keuangan, serta peningkatan sistem informasi keuangan daerah dan pengendalian pembangunan daerah. 3. Kebijaksanaan untuk mendorong keikutsertaan swasta dalam pelayanan publik baik sebagai penanam modal maupun sebagai pengelola jasa pelayanan masyarakat. Adapun arah kebijakan Belanja Daerah tahun 2012, antara lain: 1. Memenuhi kebutuhan Belanja Tidak Langsung yang meliputi belanja pegawai, hibah, bantuan sosial dan belanja tidak terduga sesuai dengan pedoman peraturan perundang-undangan undangan yang berlaku. 2. Efisiensi Belanja Langsung Rutin yang meliputi belanja pemanfaatan listrik, air, telepon, pemeliharan gedung/kendaraan dinas/sarana dan prasarana kantor dan perjalanan dinas serta efisiensi pengadaan sarana dan prasarana kantor. 3. Diarahkan pada belanja-belanja kegiatan yang mendukung prioritas pembangunan Kota Mataram Tahun 2012 serta kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan ran perundang-undangan yang berlaku. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 204

220 4. Mengoptimalkan pemanfaatan Belanja Langsung untuk penyelenggaraan urusan kewenangan Pemerintah Pusat dan Provinsi sesuai kemampuan dan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Belanja Langsung program dan kegiatan pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diprioritaskan untuk menunjang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintah daerah yang menjadi tanggung jawabnya. 6. Kebijakan belanja diarahkan untuk mendanai program dan kegiatan dalam rangka mendukung dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan umum serta mengembangkan sistem jaminan sosial dan penanggulangan kemiskinan KEBIJAKAN PEMBIAYAAN Pembiayaan Daerah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 adalah semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Kebijakan pembiayaan diarahkan pada pembiayaan daerah yang mengacu pada akurasi, efisiensi dan profitabilitas dengan strategi sebagai berikut: 1. Apabila APBD surplus maka perlu dilakukan transfer ke persediaan kas dalam bentuk penyertaan modal maupun sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan. 2. Apabila APBD defisit maka perlu memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu dan melakukan rasionalisasi belanja. 3. Apabila sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tidak mencukupi untuk menutup defisit APBD maka ditutup dengan dana pinjaman. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 205

221 Kebijakan penerimaan pembiayaan daerah yang akan dilakukan pada Tahun 2012 diutamakan untuk tidak sampai melakukan Pinjaman Daerah baik kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah lainnya, Lembaga Keuangan Bank maupun Lembaga Keuangan bukan Bank. Penerimaan pembiayaan daerah lebih diarahkan untuk mengoptimalkan dan mendayagunakan Sisa lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA), khususnya dari pos pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan yang sah. Untuk kebijakan pengeluaran pembiayaan pada tahun 2012 lebih diarahkan untuk tidak melakukan transaksi pengeluaran pembiayaan untuk tidak membebani pembiayaan netto, sehingga lebih dapat didayagunakan untuk mengantisipasi defisit belanja daerah PERHITUNGAN APBD TARGET & REALISASI PENDAPATAN DAERAH Pada tahun anggaran 2012, terdapat peningkatan daya serap pendapatan daerah sebesar 112,45 persen, sebagai hasil yang diperoleh atas penetapan strategi dan kebijakan pendapatan daerah sebagaimana ditegaskan dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD Kota Mataram Kemandirian Daerah dalam hal pembiayaan dapat dilihat dari peningkatan realisasi PAD sebesar 11,14 persen melebihi target. Untuk lebih jelasnya, target dan realisasi pendapatan daerah, diuraikan pada tabel dibawah ini: LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 206

222 Tabel 4 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Mataram TA No Target Realisasi (+/-) Uraian (Milyar Rp) (Milyar Rp) (Rp) % 1 Pendapatan Asli Daerah 78,842 88,730 9,889 11,14 2 Dana Perimbangan 530, ,525 3,952 0,74 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 112, ,219-0,266-0,24 Jumlah 721, ,474 13,575 1,85 Sumber: Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA), Bagian Keuangan Setda Kota Mataram, Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka terdapat peningkatan target dan realisasi Pendapatan Daerah, seperti diuraikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 5 Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Mataram TA No Realisasi Uraian Pendapatan Asli Daerah 82,300 2 Dana Perimbangan 441, ,525 92,931 17,39 3 Lain-lain Pendapatan 155, ,219 96,448 85,95 Daerah yang Sah Jumlah 539, , ,808 26,62 Sumber: Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA), Bagian Keuangan Setda Kota Mataram, Realisasi (+/-) 2012 (Rp) % 88,730 6,430 7, TARGET & REALISASI BELANJA DAERAH Pada tahun anggaran 2012, implementasi strategi belanja daerah diarahkan pada pemenuhan kebutuhan strategis daerah di bidang LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 207

223 ekonomi, sosial, dan infrastruktur kota, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. Target belanja sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang APBD Kota Mataram Tahun Anggaran 2012 porsi dan kebutuhannya disesuaikan dengan kekuatan finansial daerah yang dimiliki (fiscal capacity). Sebagaimana arah kebijakan belanja daerah sesuai dengan dokumen Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD 2012, maka target dan realisasi belanja daerah diuraikan sebagai berikut: No Uraian Tabel 6 Target & Realisasi Belanja Daerah Kota Mataram TA Target (Milyar Rp) Realisasi (Milyar Rp.) 1 Belanja Tidak Langsung 473, ,579 2 Belanja Langsung 336, ,889 3 Pembiayaan 2,750 2,750 4 Surplus/Defisit 88,850 88,850 Jumlah 902, , ,281-30,38 Sumber: : Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA), Bagian Keuangan Setda Kota Mataram, (+/-) % 409,579-64,266-15,69 190, ,015-76,49 2,750 0,000 0,00 88,850 0,000 0,00 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa daya serap APBD pada dua komponen belanja daerah menunjukkan persentase dicapai sebesar persen. Upaya-upaya efisiensi dalam kerangka optimalisasi anggaran berbasis kinerja (performance budgeting) dilakukan melalui mekanisme akuntansi dan verifikasi rencana belanja SKPD yang cukup ketat terkait dengan implementasi ketetapan Standar Harga Satuan Barang/jasa berdasarkan prinsip value for money. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 208

224 Hal ini dimaksudkan agar anggaran belanja sesuai dengan kebutuhannya (tepat biaya). Sehingga dalam hal ini dilakukan optimalisasi peran dan fungsi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Mataram TARGET & REALISASI PEMBIAYAAN DAERAH Komponen pembiayaan daerah terdiri dari dua komponen, yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayan. Penerimaan pembiayaan terdiri dari SiLPA (Sisa lebih Perhitungan Anggaran) tahun sebelumnya, dan Piutang Daerah, sementara pengeluaran pembiayaan terdiri dari Penyertaan Modal Daerah dan Pembayaran Pokok Hutang. Pada tahun anggaran 2012, realisasi penerimaan pembiayaan sebesar 0 %. sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini: Tabel 9 Target & Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Mataram TA No Uraian Target (Milyar Rp) Realisasi (Milyar Rp.) (+/-) % 1 Penerimaan pembiayaan 91,600 91, Pengeluaran pembiayaan 2,750 2, (+/-) 88,850 88, Sumber: : Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA), Bagian Keuangan Setda Kota Mataram, Pada tahun 2012, efisiensi belanja daerah telah dilakukan SKPD sehingga memunculkan sisa anggaran. SiLPA APBD tahun 2012 sebesar Rp. 88,8850 Milyar. SiLPA tersebut digunakan untuk menutup defisit anggaran pada RAPBD Kota Mataram tahun LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 209

225 AKUNTABILITAS KEUANGAN Akuntabilitas mensyaratkan bahwa pengambil keputusan berperilaku sesuai dengan mandat yang diterimanya. Untuk itu, perumusan kebijakan bersama-sama dengan cara dan hasil kebijakan tersebut harus dapat diakses dan dikomunikasikan secara vertikal maupun horizontal dengan baik (Mardiasmo, 2002). Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas publik adalah melalui penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang komprehensif dan berdasar pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Untuk mewujudkan hal tersebut, aplikasi SIMDA (Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah) telah diterapkan di Kota Mataram. SIMDA mengintegrasikan tiga komponen anggaran yaitu aspek penganggaran, perbendaharaan, dan pembukuan APBD. SIMDA telah memberikan manfaat yang positif dalam penyelenggaraan tertib administrasi keuangan daerah, akurasi data, serta transparansi dan akuntabilitas kinerja keuangan daerah. Dari sisi optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBBB) Kota Mataram pada tahun 2012 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebesar Rp ,- dengan jumlah Wajib Pajak sebanyak WP, pada akhir tahun 2012, realisasi PBB mencapai Rp ,- atau meningkat sebesar 116,21 persen dengan Tingkat Partisipasi Wajib Pajak masih dibawah 50 persen. Dalam upaya mengintegrasikan prinsip e-procurement, serta dalam rangka optimalisasi pengelolaan pengadaan barang dan jasa secara lebih transparan dan akuntabel, maka Pemerintah Kota Mataram pada tahun 2012, telah menerapkan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Pada tahun 2012, sebanyak 79 paket pengadaan barang/jasa, dengan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 210

226 nilai pagu sebesar Rp ,- telah dilelang menggunakan LPSE Kota Mataram dengan alamat Dalam upaya meningkatkan Opini Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah, dari opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) tahun 2011 menuju opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), maka fokus perbaikan terutama terhadap pengelolaan aset daerah. Mulai tahun anggaran 2012, seluruh pencatatan, pemindahan, dan penghapusan aset daerah dilakukan menggunakan Sistem Informasi Barang Daerah (SIBD), yang secara operasional terintegrasi (linked) dengan SIMDA. SIBD ini telah menjadi media informasi anggaran dan dapat sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai kebutuhan pengadaan barang serta estimasi belanja modal dalam penyusunan RAPBD. Dalam hal tertib pelaporan dan pengendalian administrasi pembangunan setiap bulannya, serta guna memberikan akuntabilitas pelaporan keuangan SKPD, diterapkan Program Pengendalian Pelaporan Keuangan SKPD secara on line (web base) melalui Upaya ini memiliki manfaat dalam hal publikasi laporan capaian keuangan SKPD maupun Pemerintah Kota Mataram. Sebagai salah satu faktor pendukung pencapaian WTP, maka jadwal penetapan Peraturan Daerah tentang APBD menjadi prioritas. Pada tahun anggaran 2012, APBD Kota Mataram ditetapkan pada tanggal 2 Januari 2012, sehingga tidak terdapat keterlambatan penetapan Perda-APBD. Hasil ini dapat dicapai juga didukung oleh ketepatan jadwal penyusunan dokumen perencanaan sebelumnya sebagai dasar penyusunan RAPBD, sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Masing-masing dokumen perencanaan ditetapkan sebagai berikut: LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 211

227 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram 2012 (ditetapkan dengan Peraturan Walikota Mataram pada bulan Juni 2011); Kebijakan Umum - APBD 2012 (Nota Kesepakatan ditandatangani dan ditetapkan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD pada bulan Agustus 2011; dan PPAS-APBD APBD 2012 (Nota Kesepakatan ditandatangani dan ditetapkan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD pada bulan September 2011) PRESTASI DAERAH No URAIAN 1 Keberhasilan mempertahankan produksi Beras diatas Rata-Rata Nasional 5% (Hari Pangan se-dunia XXX) 2 Anugerah Brevet Kehormatan kepada Walikota Mataram dalam bidang Kedokteran Kepolisian 3 Penghargaan di bidang PU, Juara II Nasional bidang Cipta Karya dalam Penanganan Rumah Kumuh, Sanitasi, dan Air Bersih 4 Peringkat II Nasional Kelompok Tani Berprestasi Komoditas Kedelai 5 Piagam Adipura 6 Penghargaan Peningkatan Produksi Beras Nasional 7 Penghargaan sebagai KOTA SEHAT Swasti Saba Wiwerda Keterangan Prestasi Tingkat Nasional dari Presiden Republik Indonesia Penghargaan Tingkat Nasional dari Kepolisian RI Penghargaan Tingkat Nasional dari Kementerian Pekerjaan Umum Prestasi Tingkat Nasional dari Presiden Penghargaan Tingkat Nasional dari Menteri LH Penghargaan Tingkat Nasional dari Menteri Pertanian Penghargaan Tingkat Nasional dari Menteri Kesehatan LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 212

228 8 Kota Mataram sebagai 10 besar Doing Business dalam kemudahan pelayanan perijinan usaha/investasi 9 Penghargaan APKLI Award 10 Penganugerahan Pemerintah Daerah Inovatif (Innovative Government Award-IGA) Tahun 2012, terhadap inovasi program GERAKAN menuju LISAN (Lingkungan dengan Sampah Nol/Nihil) 11 Penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri atas kesuksesan penerapan dan pelaksanaan e-ktp 12 Penghargaan Manggala Karya Kencana kepada Walikota Mataram, di bidang Keluarga Berencana yang telah sukses meningkatkan total Fertility Rate sebesar 1,9 (setiap PUS mempunyai anak 1-2). 13 Anugerah Utama Wanita Indonesia 2012 kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kota Mataram 14 ISO 9001:2008 yang diterima SMAN 2, SMKN 5 dan SMKN 6 15 Peringkat 31 Indeks Integritas Nasional (IIN) dari 87 kabupaten/kota di Indonesia yang disurvey KPK. IIN mensurvey pengguna langsung layanan perijinan. IIN tidak lepas dari dibentuknya ZONA INTEGRITAS 16 Penetapan Kota Mataram sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) oleh KPK, dengan penantanganan Pakta Integritas oleh seluruh PNS Kota Mataram 17 Kinerja terbaik (Juara I) tingkat Provinsi NTB terhadap Laporan Penyelenggaranan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Mataram 2011 Hasil Survey Nasional International Finance Corporation (IFC)-United Nations Penghargaan Lembaga Non Pemerintah Prestasi Tingkat Nasional dari Menteri Dalam Negeri Penghargaan Tingkat Nasional dari Menteri Dalam Negeri Penghargaan Tingkat Nasional dari Kepala BKKBN Penghargaan dari Lembaga Non Pemerintah Penghargaan Mutu Pendidikan Prestasi Tingkat Nasional dari KPK Penetapan Nasional oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Prestasi Tingkat Provinsi dari Gubernur NTB LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 213

229 18 Kelulusan 100% tingkat SMP di tahun 2011 dan 2012 dan siswa SMP/SMA Kota Mataram termasuk 10 besar raihan UN tertinggi Prestasi Tingkat Provinsi NTB LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA 214

230 BAB IV PENUTUP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Mataram Tahun 2012 disusun sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Mataram sebagai wujud pertanggung jawaban dalam pencapaian sasaran strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun , serta dalam rangka perwujudan Good Governance yang berbasis pada optimalisasi pelayanan publik. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah sebagai jabaran dari visi, misi dan sasaran strategis Pemerintah Kota Mataram yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan- kegiatan sesuai dengan kebijakan dan program yang ditetapkan. Laporan akuntabilitas ini disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2012, serta Penetapan Kinerja Tahun Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dari sasaran dan kegiatan secara umum telah dapat dicapai dengan baik. Dari hasil pengukuran kinerja terhadap 27 sasaran,, disimpulkan bahwa 16 sasaran tercapai dengan kategori Baik Sekali, 8 sasaran tercapai dengan kategori Baik, 3 sasaran tercapai dengan kategori Cukup dan tidak ada sasaran tercapai dengan kategori Kurang. Hasil analisis 27 sasaran yang ada, pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kota Mataram Tahun 2012 rata-rata sebesar 87,99 persen terkategori Baik Sekali. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB IV PENUTUP 196

231 Berdasarkan pada pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa program pembangunan Pemerintah Kota Mataram secara umum dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik yang mana capaian kinerja dapat direalisasikan 87,99 persen dan realisasi anggaran 76,84 persen dengan kategori Baik Sekali. Keberhasilan yang dicapai Pemerintah Kota Mataram ini tidak terlepas dari hambatan dan kendala baik bersifat internal maupun eksternal. Kondisi tersebut diantisipasi dengan cara melakukan evaluasi dan meningkatkan koordinasi secara intern, sektoral, maupun lintas sektor secara berkala. Dengan demikian dapat diketahui penyebab timbulnya hambatan dan kendala dalam pencapaian kinerja sehingga ga dapat diambil langkah dan strategi untuk meminimalisir dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KOTA BAB IV PENUTUP 197

232 Menuju Yang Maju, Religius dan Berbudaya Bappeda Kota Mataram 2013

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KOTA MATARAM TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KOTA MATARAM TAHUN 2014 LAPORAN PEMERINTAH KOTA MATARAM PEMERINTAH KOTA MATARAM Jalan Pejanggik Nomor 16 Mataram Telp. 0370-634320 Fax 0370 633575 WALIKOTA MATARAM SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadapan Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KOTA MATARAM TAHUN PEMERINTAH KOTA MATARAM Jalan Pejanggik Nomor 16 Mataram Telp Fax

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KOTA MATARAM TAHUN PEMERINTAH KOTA MATARAM Jalan Pejanggik Nomor 16 Mataram Telp Fax LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA MATARAM Jalan Pejanggik Nomor 16 Mataram Telp. 0370-634320 Fax 0370 633575 WALIKOTA MATARAM SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadapan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM S A M B U T A N

WALIKOTA MATARAM S A M B U T A N WALIKOTA MATARAM S A M B U T A N Puji syukur kami panjatkan kehadapan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Mataram Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MATARAM

PEMERINTAH KOTA MATARAM LKIP Laporan Kinerja Pemerintah Kota Mataram Tahun 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM Jalan Pejanggik Nomor 16 Mataram Telp. 0370-634320 Fax 0370 633575 PEMERINTAH KOTA MARAM IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I.5. : PERATURAN DAERAH BANYUWANGI NOMOR : 04 Tahun 2015 TANGGAL : 22 JULI 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI

Lebih terperinci

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Misi 1 163 358,829,768,129 302,555,469,461 84.32% Urusan Pendidikan 79 233,617,961,655 200,628,537,308 85.88% 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5 1,300,000,000 1,275,743,850 98.13% 2 Program Wajib Belajar

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 VISI Visi Kabupaten Bintan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya A. Bintan Yang Maju : Bahwa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan 1 Menanggulangi kemiskinan secara 1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan terpadu dan berkelanjutan Sembilan Tahun 2 Program pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, RSUD Dr. Soeroto 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, tiap individu selalu dihadapkan pada aturan, norma, standar, ukuran yang harus dipenuhi. Aturan, norma, standar, maupun ukuran tersebut

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan merupakan upaya pemerintah daerah secara keseluruhan mengenai cara untuk mencapai visi dan melaksanakan misi, melalui penetapan kebijakan dan program

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 - PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KaT A BLITAR KOTABUTAR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan akuntabel serta berorientasi pada

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Sesuai dengan amanat Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Agus Bastian,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

VISI : TERWUJUDNYA BANGKALAN YANG MAKMUR, MANDIRI DAN AGAMIS

VISI : TERWUJUDNYA BANGKALAN YANG MAKMUR, MANDIRI DAN AGAMIS Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan 1 Mewujudkan sumber daya manusia Bangkalan yang agamis, produktif, berkualitas dan berdaya saing kualitas sumber daya manusia agar berdaya saing,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 BULAN : NOPEMBER 2014 NO 1 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA OLAHRAGA, PARIWISATA DAN 46.877.699.625,00 82,74 20.845.634.092,00

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2 Penyampaian LKPJ Walikota Bandung Tahun 2012, merupakan wujud akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 A. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 34 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 34 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 34 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 :

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 : Tabel 6.1 Strategi, dan Arah Kebijakan Kabupaten Klaten Tahun 016-01 Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Cerdas, Sehat, dan Berbudaya 1 Mewujudkan pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi Terwujudnya pemenuhan.1

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BLITAR NOMOR : 188/ 955 / HK / 410.010.2 / 2015 TENTANG PENYEMPURNAAN UKURAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BLITAR TAHUN 2011 2015 WALIKOTA BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci