IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Riap Indonesia atau disebut dengan Riapindo adalah Perseroan Terbatas yang mengkhususkan dirinya sebagai konsultan pada bidang manajemen dan pembangunan lingkungan. PT Riap Indonesia didirikan pada tanggal 5 Juni 2002 atas Akta Notaris Ina Rosaina, SH. No. 3, serta disyahkan atas Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM No. C HT Th pada tanggal 16 Juli Perusahaan ini didirikan untuk merespon transformasi hubungan antara sumberdaya alam dengan sumber daya manusia secara global yang seringkali berkonsekuensi terhadap degradasi lingkungan hidup. PT Riap Indonesia berkomitmen untuk mendampingi dan memfasilitasi setiap pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap lingkungan hidup, baik masyarakat, pemerintah, pengusaha maupun pihak terkait lainnya, dalam upaya mencapai kelestarian ekonomi, sosial budaya dan ekologi. PT Riap Indonesia dikelola oleh para pemerhati muda Indonesia terhadap lingkungan hidup dibawah pengawasan mekanisme kerja Rumah Manajemen Korporasi Riapindo. Secara operasional Riapindo diperkuat oleh 5 bidang analisis, yakni (1) analisis ekonomi dan investasi, (2) analisis sosial dan budaya, (3) analisis biofisik dan konservasi, (4) analisis legal formal dan kelembagaan, serta (5) analisis penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Kultur korporat pada kelima divisi analisis ini selanjutnya menjadi keharusan bagi setiap aktivitas program yang harus dilalui sebagai kontrol atas kualitas setiap perkembangan pekerjaannya. Secara institusional Riapindo didukung oleh 3 unit pelayanan, yakni (1) rumah tangga yang meliputi SDM dan pengembangan, teknologi informasi dan database, yang bertanggung jawab terhadap segala kepentingan manajemen organisasi, baik internal maupun eksternal, (2) keuangan dan verifikasi, (3) administrasi, legal dan kelembagaan.

2 26 Berdasarkan misi Riapindo dalam memberikan kesempatan bagi terbentuknya kelompok-kelompok usaha mandiri pada simpul-simpul manajemen dan pembangunan lingkungan secara terpadu, maka Riapindo secara internal membentuk kelompok konsultatif yang disebut dengan Consultative Group for the Integrated Management and Development of Environment. Jumlah staf Departemen Korporat adalah 17 orang dan jumlah staf Departemen Litbang dan Operasional adalah 19 orang pegawai tetap. Proses bisnis yang berjalan di PT Riap Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa, tepatnya adalah sebagai konsultan kehutanan. Bersifat seperti pengacara dengan kliennya, pengacara menggantikan posisi klien pada saat mempresentasikan masalah. Salah satu tugasnya adalah mengajukan permohonan izin areal untuk perusahaan, sampai dapat dikelola oleh perusahaan tersebut. Sistem dimulai dari proses konsultasi oleh klien, klien datang untuk menyatakan permasalahannya kepada bagian pemasaran. Permasalahan yang dihadapi oleh klien akan dipecahkan oleh bagian pemasaran. Bagian pemasaran akan mengusulkan rancangan yang dibuat untuk menyelesaikan masalah klien. Rancangan yang dibuat oleh bagian pemasaran akan diserahkan ke Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Selanjutnya Departemen Kehutanan akan menganalisis rancangan tersebut, kemudian memutuskan apakah rancangan tersebut diterima atau ditolak. Jika rancangan tersebut diterima, maka Departemen Kehutanan akan memberikan izin melalui bagian legal, formal dan kelembagaan untuk merealisasikan rancangan tersebut. Setelah mendapat izin dari Departemen Kehutanan, Departemen Korporat PT Riap Indonesia akan menghitung berapa banyak dana yang diperlukan untuk merealisasikan rancangan tersebut dan memberitahukan kepada klien jumlah dana tersebut. Kemudian klien akan memberikan dana yang diperlukan untuk menjalankan rancangan tersebut ke Departemen Korporat PT Riap Indonesia. Departemen Korporat akan mengalokasikan dana tersebut ke Departemen Litbang dan Operasional untuk menjalankan rancangan yang dibuat oleh bagian pemasaran.

3 27 Departemen Litbang dan Operasional akan mengadakan rapat dengan semua kepala-kepala bagian dan manajer untuk membuat tim proyek. Tim proyek yang dibentuk, bertugas untuk membuat dokumen eksekusi proyek. Tim proyek mulai mengerjakan proyek sesuai dengan dokumen eksekusi proyek. Setelah proyek terselesaikan tim proyek tersebut harus membuat laporan berita acara sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pengerjaan proyek tersebut kepada Departemen Litbang dan Operasional. Bagian ini akan melakukan pengecekan kesesuaian laporan berita acara dengan dokumen eksekusi proyek. Laporan berita acara diberikan kepada bagian legal, formal dan kelembagaan, kemudian akan diserahkan kepada klien sebagai hasil proyek tersebut Deskripsi Pekerjaan Deskripsi pekerjaan pada setiap divisi sudah tersusun dengan jelas dan sudah ditentukan oleh perusahaan. Hal ini mengakibatkan setiap pegawai sudah mengetahui tugas dan tanggung jawabnya setiap hari kerja. Tanggung jawab setiap divisi pada umumnya sama yaitu menyelesaikan pekerjaan. Cakupan pekerjaan pada setiap divisi ada yang tidak begitu luas, cukup luas dan sangat luas. Pegawai pada umumnya belum tahu mengenai standar pekerjaan yang ditetapkan perusahaan. Kondisi/lingkungan kerja di PT Riap Indonesia cukup nyaman. Guna terselesaikannya pekerjaan, maka setiap pegawai perlu memiliki pengalaman dan pengetahuan sesuai dengan divisinya masing-masing. Deskripsi pekerjaan pada setiap divisi lebih jelasnya diuraikan dibawah ini Divisi Analisis Ekonomi dan Investasi Divisi Analisis Ekonomi dan Investasi secara umum mengerjakan pekerjaan antara lain menyusun dokumen rencana kegiatan dan secara khusus terkait metodologi pelaksanaan pengolahan dan analisis data, mengkoordinasikan tim teknis meliputi kegiatan perencanaan sampai dengan pengesahan terutama hal-hal yang berkaitan dengan masalah statistik dan pengolahan data, mengontrol dan memfasilitasi kebutuhan eksekusi pekerjaan dan perencanaan teknis pekerjaan, analisis dan penyusunan dokumen kelola ekologi, kelola sosial dan kelola produksi, serta

4 28 faktor-faktor pendukung pembangunan hutan tanaman, kajian kondisi pasar pembangunan hutan tanaman, penyusunan dokumen kondisi umum dan sosial ekonomi masyarakat, analisis bidang prospek pasar dan pemasaran hasil hutan, analisis finansial dan penyusunan kelayakan finansial hutan tanaman dan melakukan pelaporan hasil pekerjaan kepada pimpinan proyek. Setiap pegawai bertanggung jawab sebagai tenaga ahli bidang analisis ekonomi dan investasi yang menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Cakupan pekerjaan pada divisi ini cukup luas, namun pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan keahlian yang dimiliki masing-masing pegawai. Pekerjaan yang dilakukan pegawai sudah sesuai dengan standar perusahaan. Kondisi/lingkungan kerja pada divisi ini cukup kondusif sehingga pegawai dapat bekerja dengan nyaman. Pengalaman dan pengetahuan yang diperlukan pada divisi ini adalah pernah dan mengetahui cara menganalisis ekonomi dan investasi, termasuk menghitung besaran yang harus diinvestasikan pengusaha untuk mengelola suatu kawasan Divisi Analisis Sosial dan Budaya Divisi Analisis Sosial dan Budaya secara umum mengerjakan pekerjaan antara lain pembuatan rencana penataan areal kerja, tenaga ahli bidang sosial penyusun dokumen KA-ANDAL, RKL, RPL IUPHHK-HTI, melakukan kajian dibidang sosial dan bidang kesehatan masyarakat, pengadaan dan penyusunan bahan presentasi serta ikut serta dalam kegiatan rapat teknis, rapat komisi, melakukan pengamatan lapangan dan pengumpulan data primer, pengolahan dan analisis data hasil pengumpulan data primer, penyusunan dokumen, serta melakukan pelaporan hasil pekerjaan kepada pimpinan proyek. Setiap pegawai bertanggung jawab sebagai tenaga ahli bidang analisis sosial dan budaya yang menghasilkan pemaparan mengenai kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar kawasan pengusahaan hutan. Cakupan pekerjaan pada divisi ini cukup luas. Pegawai pada divisi ini belum mengetahui hasil pekerjaannya sudah sesuai dengan standar perusahaan atau belum. Kondisi/lingkungan kerja pada divisi ini cukup kondusif sehingga pegawai dapat bekerja dengan nyaman. Pengalaman dan pengetahuan yang diperlukan pada divisi ini adalah pernah

5 29 dan mengetahui cara bersosialisasi dengan masyarakat yang karakteristik masyarakat setiap daerah/kawasannya cukup beragam Divisi Analisis Biofisik dan Konservasi Divisi Analisis Biofisik dan Konservasi secara umum mengerjakan pekerjaan antara lain mengkoordinasikan tim teknis meliputi kegiatan perencanaan sampai dengan pengesahan terutama hal-hal yang berkaitan dengan masalah inventarisasi hutan, menyusun dokumen rencana kegiatan dan secara khusus terkait metodologi pelaksanaan inventarisasi hutan, memberikan masukan dalam perancangan sesuai keahlian, melakukan kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik dari tingkat Desa sampai Kabupaten, melakukan kajian dibidang hidrologi dan biota air, melakukan kajian dibidang biologi dan vegetasi, melakukan kajian dibidang fisika kimia tanah, penyusunan dokumen pekerjaan, pengadaan dan penyusunan bahan presentasi serta ikut serta dalam rapat teknis dan rapat komisi, melakukan pelaporan hasil pekerjaan kepada pimpinan proyek. Setiap pegawai bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menganalisis data biologi, fisika dan konservasi kawasan. Cakupan pekerjaan pada divisi ini cukup luas, mulai dari pengamatan lapang, menguji sampel di laboratorium dan menganalisisnya. Pegawai pada divisi ini sudah mengetahui bahwa pekerjaannya sudah sesuai dengan standar perusahaan. Kondisi/lingkungan kerja pada divisi ini cukup tenang sehingga pegawai dapat bekerja dengan nyaman. Pengalaman dan pengetahuan yang diperlukan pada divisi ini adalah pernah dan mengetahui cara mengadakan pengamatan lapang dan mengetahui berbagai jenis keanekaragaman hayati Divisi Analisis Legal Formal dan Kelembagaan Divisi Analisis Legal Formal dan Kelembagaan secara umum mengerjakan pekerjaan antara lain mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan penyusunan dokumen rencana kegiatan mulai dari tahap perencanaan dampai dengan tahap pengesahan, non-teknis pelaksanaan kegiatan, mengontrol dan memfasilitasi hubungan dengan pihak klien dan pihak Dirjen Planologi Kehutanan, penyusunan dan pengurusan dokumen administrasi, pengadaan data dan alat untuk kegiatan

6 30 lapangan, mengontrol dan memfasilitasi kebutuhan eksekusi pekerjaan, pengurusan dokumen administrasi dan perencanaan teknis pekerjaan, pendampingan audiensi dan presentasi rencana kegiatan dengan pihak Provinsi dan Departemen Kehutanan, menyususn kelengkapan, drafting dan perbanyakan dokumen rencana kegiatan serta melakukan pelaporan hasil pekerjaan kepada pimpinan proyek. Setiap pegawai bertanggung jawab untuk mengurus perizinan kawasan dan menyiapkan dokumen legal formal. Cakupan pekerjaan pada divisi ini cukup luas karena harus berhubungan baik dengan pihak pemerintahan maupun pihak pengusaha yang akan mengusahakan suatu kawasan tertentu. Pegawai pada divisi ini sudah mengetahui bahwa pekerjaannya sudah sesuai dengan standar perusahaan. Kondisi/lingkungan kerja pada divisi ini cukup nyaman. Pengalaman dan pengetahuan yang diperlukan pada divisi ini adalah pernah dan mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengurus perizinan pengusahaan kawasan Divisi Analisis Penginderaan Jauh dan Sistim Informasi Geografis Divisi Analisis Penginderaan Jauh dan Sistim Informasi Geografis secara umum mengerjakan pekerjaan antara lain pembentukan tim pelaksana kegiatan, pembangunan rencana kerja dan strategi teknis, pengadaan dan pengayaan bahan, data, informasi material esensial dan pendukung, baik berupa referensi untuk kegiatan penafsiran dan pemetaan lainnya, menyusun dokumen rencana kegiatan dan secara khusus melakukan pengadaan dan kajian data spasial, mengontrol dan memfasilitasi kebutuhan eksekusi pekerjaan, penyusunan, pengurusan dan perencanaan teknis pekerjaan, melakukan pengamatan lapangan dan pengumpulan data primer, pemetaan ulang (digitasi) peta areal kerja sesuai dengan lembar peta areal kerja, analisis citra satelit landsat yang meliputi areal pencadangan terkini dan ekstrapolasi penutupan lahan eksisting meliputi kegiatan, digitasi dan geoprosesing, analisis data spasial berdasarkan hasil data primer dan data sekunder, rekapitulasi hasil analisis, pendampingan uji kelayakan, identifikasi, entry, analisa, prosesing, desain, layout, drafting peta pendukung dokumen rencana kegiatan, mengajukan draft awal peta hasil

7 31 penafsiran citra kepada Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, revisi dan penyempurnaan peta hasil penafsiran citra setelah diperiksa dan diklarifikasi oleh Dirjen Planologi Kehutanan, pengadaan dan penyusunan bahan presentasi serta ikut serta dalam kegiatan rapat teknis, rapat komisi, perbanyakan peta hasil penafsiran citra landsat dalam bentuk softcopy dan hardcopy, pengesahan peta hasil penafsiran citra landsat dengan keluarnya surat keputusan dari Dirjen Planologi Kehutanan c.q. Direktur Inventarisasi dan pemantauan Sumberdaya Hutan, pelaporan hasil pekerjaan kepada pimpinan proyek. Setiap pegawai bertanggung jawab untuk menyediakan data siap pakai dan peta tematik. Cakupan pekerjaan pada divisi ini cukup luas karena setiap pekerjaan sudah pasti memerlukan peta kawasan. Pegawai pada divisi ini sudah mengetahui bahwa pekerjaannya sudah cukup sesuai dengan standar perusahaan. Kondisi/lingkungan kerja pada divisi ini cukup nyaman. Pengalaman dan pengetahuan yang diperlukan pada divisi ini adalah pernah dan mengetahui cara pengamatan lapang, termasuk cara menggunakan GPS dan melayout peta sesuai dengan kondisi kawasan Divisi Rumah Tangga Divisi Rumah Tangga secara umum mengerjakan pekerjaan antara lain melakukan inventarisasi peralatan dan barang, administrasi pengadaan barang, menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan, pemeliharaan dan penghapusan barang, memberikan pelayanan dan dukungan administrasi kepegawaian, peralatan, perlengkapan, pemeliharaan aset, persuratan dan kerumahtanggaan, menyusun rencana kegiatan pedoman dalam melaksanakan tugas, mendistribusikan tugas-tugas, mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya, melakukan pengklasifikasian surat menurut jenisnya, menata dan melakukan pengarsipan naskah dinas dan pengelolaan perpustakaan, mengelola sarana dan prasarana serta melakukan urusan rumah tangga, mengkoordinasikan dan melakukan pemeliharaan kebersihan dan pengelolaan keamanan lingkungan kantor. Setiap pegawai bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Cakupan pekerjaan pada divisi ini tidak begitu luas karena pekerjaan pada umumnya hanya terbatas pada lingkungan kantor saja. Adapun sewaktu-waktu pada

8 32 saat ada permintaan pembelian peralatan atau perlengkapan kantor barulah pegawai pada divisi ini berada di luar kantor. Pegawai pada divisi ini belum mengetahui adanya kesesuaian pekerjaannya dengan standar perusahaan. Kondisi/lingkungan kerja pada divisi ini cukup nyaman. Pengalaman dan pengetahuan yang diperlukan pada divisi ini adalah mengerti jaringan komputer dan terbiasa menata alat dengan rapih Divisi Keuangan dan Verifikasi Divisi Keuangan dan Verifikasi secara umum mengerjakan pekerjaan antara lain menyusun rencana kegiatan keuangan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas, mendistribusikan tugas-tugas, memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan, mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya, menyiapkan bahan dan menyusun dokumen pelaksanaan kegiatan dan anggaran, menyiapkan bahan atau data untuk perhitungan anggaran dan perubahan anggaran, melakukan verifikasi kelengkapan administrasi permintaan pembayaran, meneliti kelengkapan uang persediaan, ganti uang, tambahan uang, pembayaran gaji, tunjangan dan penghasilan lainnya, mengelola pembayaran gaji pegawai, melakukan verifikasi harian atas penerimaan keuangan, melakukan akuntansi pengeluaran dan penerimaan keuangan, melakukan verifikasi pertanggungjawaban keuangan, menyiapkan bahan dan menyusun laporan keuangan, menginventarisasi sumber-sumber penerimaan keuangan, mengumpulkan bahan, mengkoordinasikan dan menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan. Setiap pegawai bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dan mengatur transaksi keuangan. Cakupan pekerjaan pada divisi ini sangat luas karena pekerjaan pada umumnya berhubungan dengan berbagai pihak seperti klien dan pegawai yang bekerja pada setiap proyek yang berjalan. Pegawai pada divisi ini belum mengetahui adanya kesesuaian pekerjaannya dengan standar perusahaan. Kondisi/lingkungan kerja pada divisi ini kurang nyaman, karena setiap orang bebas keluar masuk ruangan bagian keuangan dan verifikasi. Pengalaman dan pengetahuan yang diperlukan pada divisi ini adalah

9 33 memegang uang perusahaan dan membuat laporan keuangan beserta pajaknya Divisi Administrasi, Legal dan Kelembagaan Divisi Administrasi, Legal dan Kelembagaan secara umum mengerjakan pekerjaan antara lain membuat dan mempersiapkan surat internal dan eksternal perusahaan termasuk pembuatan surat perjanjian kerjasama dan sejenisnya sesuai permintaan dari pegawai perusahaan, membuat dan mempersiapkan form-form yang diperlukan untuk keperluan administrasi secara keseluruhan, memeriksa dan mengurus keperluan legal formal perusahaan termasuk untuk urusan pembaruan jika diperlukan, melakukan pengarsipan administrasi secara tertib dan benar termasuk mengontrol penempatan arsip-arsip administrasi keuangan perusahaan dan sejenisnya yang bukan arsip yang ditangani pihak lain, melakukan pendataan buku dan dokumen umum yang dimiliki oleh perusahaan, melayani dan mencatat peminjaman buku ataupun penambahan buku dan dokumen lainnya, melayani pengadaan buku berdasarkan ajuan dari pihak perusahaan yang telah diautorisasi dan mengajukan permintaan dana, menyiapkan bahan, mengelola dan menghimpun daftar hadir pegawai, menyiapkan bahan dan mengelola adminstrasi surat tugas dan perjalanan dinas pegawai, menyiapkan bahan dan mengelola administrasi kepegawaian meliputi usul kenaikan pangkat, perpindahan, pensiun, penilaian pelaksanaan pekerjaan, cuti, izin, masa kerja, peralihan status dan layanan administrasi kepegawaian lainnya. Setiap pegawai bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Cakupan pekerjaan pada divisi ini tidak begitu luas karena pekerjaan pada umumnya berhubungan dengan pegawai di lingkungan perusahaan sendiri. Pegawai pada divisi ini belum mengetahui adanya kesesuaian pekerjaannya dengan standar perusahaan, oleh karena itu perlu adanya sosialisasi kepada seluruh pegawai. Kondisi/lingkungan kerja pada divisi ini sangat nyaman. Pengalaman dan pengetahuan yang diperlukan pada divisi ini adalah pernah dan mengetahui cara pengadministrasian yang benar.

10 Profil Pegawai Aspek demografi pegawai merupakan aspek penting yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kinerja pegawai. Faktor demografi pegawai akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam proses bekerja setiap harinya. Analisa demografi pegawai diperlukan untuk mengetahui sifat dan komposisi pegawai yang didasarkan pada jenis kelamin, umur, lama bekerja dan pendidikan terakhir. Melalui analisis demografi pegawai akan diketahui komposisi pegawai. Dengan mengetahui komposisi pegawai, pihak manajemen dapat menentukan kondisi kerja yang sesuai dengan keahlian pegawainya, sehingga positioning pegawai menjadi lebih tepat. Pegawai PT Riap Indonesia berjumlah 36 orang. Jumlah pegawai pada setiap divisi tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah pegawai berdasarkan divisi No. Departemen Divisi Pegawai (orang) 1. Litbang dan Operasional Persentase (%) Analisis Ekonomi dan Investasi 4 11 Analisis Sosial dan Budaya 6 17 Analisis Biofisik dan Konservasi 3 8 Analisis Legal Formal dan Kelembagaan 2 6 Analisis Penginderaan Jauh dan SIG 4 11 Rumah Tangga Korporat Keuangan dan Verifikasi 2 6 Administrasi, Legal dan Kelembagaan 8 22 Jumlah Jenis Kelamin Pegawai Kepentingan untuk mengetahui karakteristik pegawai berdasarkan jenis kelamin sangat bermanfaat dan berhubungan dengan detail informasi yang ingin diperoleh, serta sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja. Perempuan merupakan sosok yang lebih banyak berkomunikasi dengan orang lain dibandingkan laki-laki. Kecenderungan ini disebabkan perempuan cenderung memperhatikan informasi secara detail dan memvisualisasikannya dalam berbagai bentuk. Hasil analisis menunjukan bahwa pegawai perempuan yang bekerja dalam penelitian ini sebesar 17 persen, sedangkan laki-laki sebesar 83 persen. Dominasi jumlah pegawai laki-laki disebabkan karena pada setiap pekerjaan selalu ada kegiatan terjun ke lapangan, baik untuk mengumpulkan data primer maupun untuk mengetahui kondisi sosial dan budaya

11 35 masyarakat. Kondisi ini terkait dengan jenis kegiatan dari setiap proyek yang berkarakter tantangan, petualangan dan kekuatan fisik, sehingga cenderung lebih mudah dikerjakan oleh laki-laki. Kaum perempuan hanya bekerja pada bagian-bagian tertentu, misalnya pada Departemen Korporat. Departemen ini jarang sekali bahkan tidak pernah ditugaskan untuk pengamatan lapang, lain halnya dengan para pegawai yang bekerja pada Departemen Litbang dan Operasional. Departemen Korporat pada umumnya bertugas memberikan pelayanan bagi pegawai Departemen Operasional, misalkan dalam hal administrasi, keuangan dan rumah tangga. Kecenderungan kemampuan 83 persen pegawai laki-laki untuk bekerja sesuai pengalaman, keahlian dan pemahamannya setelah beberapa lama ini selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh PT Riap Indonesia dalam membangun kinerja yang terbaik. Persentase pegawai PT Riap Indonesia berdasarkan jenis kelamin tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi pegawai berdasarkan jenis kelamin No. Jenis Kelamin Pegawai (orang) Persentase (%) 1. Laki-laki Perempuan 6 17 Jumlah Umur Pegawai Faktor usia penting untuk dipahami karena pegawai yang berbeda usia memiliki kebutuhan terhadap bentuk pekerjaan yang berbeda. Selain itu, perbedaan usia dapat mengakibatkan perbedaan pada kinerja dan sikap pegawai. Pada penelitian ini, tingkat usia dibagi dalam lima rentang usia, yaitu (1) kurang dari 20 tahun, (2) tahun, (3) tahun, (4) tahun, (5) lebih dari 51 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah pegawai yang paling dominan dalam penelitian ini adalah pegawai yang berusia tahun yaitu sebesar 61 persen. Selanjutnya diikuti oleh kelompok usia tahun yaitu sebesar 36 persen dan kelompok usia yang kurang dari 20 tahun yaitu sebesar 3 persen. Umur pegawai tersaji pada Tabel 5.

12 36 Tabel 5. Umur pegawai PT Riap Indonesia, 2010 No. Umur (tahun) Pegawai (orang) Persentase (%) 1. < > Jumlah Besarnya persentase pengunjung dari kelompok usia tahun dan kelompok usia tahun, berkaitan dengan karakter setiap individu dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya. Khususnya pegawai pada Departemen Litbang dan Operasional yang seringkali terjun ke lapangan untuk mengadakan pengamatan lapang, pegawai yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat guna memperoleh data mengenai kondisi sosial budaya masyarakat. Kelompok umur ini dapat dikatakan sebagai kelompok umur produktif Lama Bekerja Pegawai Pegawai akan mampu bekerja dengan baik dan bertahan beberapa lama disuatu perusahaan apabila pekerjaan mereka sesuai dengan keahlian yang dimiliki setiap pegawai. Selain itu ada juga faktor lain seperti imbalan dan penghargaan yang diperoleh, serta adanya kenyamanan dalam bekerja. PT Riap Indonesia sampai sekarang sudah berumur delapan tahun. Persentase lama bekerja pegawai tertinggi yaitu pegawai yang sudah bekerja selama 1-2 tahun yakni sebanyak 33 persen. Selanjutnya sebanyak 28 persen pegawai yang sudah bekerja selama 3-4 tahun, diikuti sebanyak 25 persen pegawai sudah bekerja selama 5-6 tahun. Persentase sebesar 8 persen merupakan pegawai yang sudah bekerja selama < 1 tahun dan sisanya sebanyak 6 persen adalah pegawai yang sudah bekerja > 6 tahun. Dilihat dari persentase diatas maka dapat dikatakan dalam dua tahun terakhir ada pertambahan jumlah pegawai yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan semakin maju dan dapat dipercaya untuk mengerjakan proyekproyek baik proyek pemerintah maupun proyek swasta. Banyak proyek yang harus dikerjakan ini menimbulkan perlunya tambahan pegawai untuk

13 37 mengerjakan proyek tersebut. Persentase lama bekerja pegawai tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Lama bekerja pegawai PT Riap Indonesia, 2010 No. Lama Bekerja (tahun) Pegawai (orang) Persentase (%) 1. < > Jumlah Pendidikan Terakhir Pegawai Tingkat pendidikan seseorang pada prinsipnya akan mempengaruhi kebutuhan, nilai-nilai yang dianut, cara pandang dan persepsi terhadap suatu persoalan. Selanjutnya, pegawai dengan tingkat pendidikan lebih baik, sangat responsif terhadap informasi dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Pemahaman terhadap tingkat pendidikan pegawai selanjutnya dapat dijadikan landasan pertimbangan dalam menerapkan strategi analisis beban kerja pada PT Riap Indonesia. Hasil analisis menunjukan bahwa mayoritas pegawai adalah pegawai dengan tingkat pendidikan Sarjana sebesar 61persen. Pegawai dengan tingkat pendidikan SMU menempati urutan kedua sebesar 22 persen, selain itu tingkat pendidikan Diploma sebesar 11 persen, SMP sebesar 3persen, sisanya SD sebesar 3 persen juga. Berdasarkan data kuesioner, pada Departemen Litbang dan Operasional didominasi oleh pegawai yang berpendidikan Sarjana. Hal ini terjadi karena pekerjaan dari setiap proyek memang membutuhkan tenaga-tenaga terampil yang mampu menganalisis setiap pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Pendidikan terakhir pegawai tersaji pada Tabel 7. Tabel 7. Pendidikan terakhir pegawai PT Riap Indonesia, 2010 No. Tingkat Pendidikan Pegawai (orang) Persentase (%) 1. SD SLTP SMU Diploma Sarjana Jumlah

14 Persepsi Pegawai Terhadap Beban Kerja Penghitungan beban kerja diperlukan bagi perusahaan terutama pada perusahaan yang diidentifikasi memiliki masalah mengenai penempatan pegawai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas pegawai. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak atasan seperti direksi yang selama ini selalu memantau perkembangan dan kinerja dari setiap pegawai maupun dari sebagian pegawai yang memiliki informasi tersebut. Berita berupa permasalahan yang diperoleh dari pihak atasan maupun dari sebagian pegawai perlu diketahui melalui beberapa pertanyaan mengenai persepsi pegawai tentang beban kerja masing-masing pegawai. Hasil yang diperoleh nantinya adalah merupakan rataan dari jawaban setiap pegawai beserta penilaian atas skor rataan tersebut. Ada beberapa item pertanyaan yang diajukan kepada setiap pegawai dalam rangka mengetahui persepsi masing-masing pegawai terhadap beban kerjanya. Persepsi pegawai terhadap beban kerja tersaji pada Tabel 8. Tabel 8. Persepsi pegawai terhadap beban kerja No. Indikator Beban Kerja 1. Beban kerja sehari-hari sudah sesuai dengan standar pekerjaan Skor Rataan Penilaian 3,92 Setuju 2. Jumlah pegawai yang ada sudah cukup untuk menangani pekerjaan 3,67 Setuju 3. Target yang harus dicapai dalam pekerjaan sudah jelas 3,92 Setuju 4. Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan sudah cukup 3,53 Setuju 5. Harus bekerja dengan teliti untuk menyelesaikan pekerjaan 3,33 Cukup Setuju 6. Selalu mengerjakan pekerjaan yang sama tiap harinya 3,58 Setuju 7. Pada jam istirahat saya tidak pernah mengerjakan pekerjaan 2,92 Cukup Setuju 8. Dapat meninggalkan kantor ketika waktu kerja sudah selesai 3,75 Setuju 9. Pada saat-saat tertentu saya sibuk dengan pekerjaan 4,25 Sangat Setuju 10. Dapat menikmati pekerjaan yang dilakukan 3,69 Setuju Total Rataan Persepsi Pegawai Terhadap Beban Kerja 3,66 Setuju Tabel 8 menunjukan bahwa pada umumnya total rataan persepsi pegawai terhadap beban kerja adalah 3,66 dengan penilaian dianggap setuju,

15 39 namun data ini baru secara umum, secara khususnya dapat dihitung secara kuantitatif berapa beban kerja dari setiap pegawai. Selanjutnya dapat ditentukan kesesuaian persepsi pegawai dengan beban kerjanya yang nyata. Jumlah pegawai yang efektif dan efisien ini dapat ditentukan dengan cara membagi total beban kerja pegawai per tahun dengan waktu kerja produktif perusahaan per tahun Analisis dan Pengukuran Beban Kerja Waktu kerja efektif pada setiap perusahaan dapat berbeda-beda, tergantung acuan dari perusahaan tersebut dalam menentukan waktu kerja efektifnya. PT Riap Indonesia memiliki peraturan tersendiri dalam menentukan waktu kerja efektif. Hal ini disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Perhitungan waktu kerja efektif selama satu tahun di PT Riap Indonesia terdapat pada Lampiran 4. Waktu kerja produktif dalam satu tahun yang ditetapkan perusahaan adalah 1.286,4 jam. Pengaturan jam kerja yang berlaku ialah 40 jam setiap minggu. Perusahaan yang memberlakukan 40 jam kerja itu yang dibagi dalam 6 (enam) hari kerja dan ada pula yang memberlakukan 5 (lima) hari kerja. PT Riap Indonesia sendiri memberlakukan 40 jam kerjanya pada 5 (lima) hari kerja. Kesempatan untuk istirahat selalu ada setiap harinya, misalkan untuk istirahat itu sendiri, untuk shalat dan untuk makan. Salah satu perkembangan baru dalam hal kerja dewasa ini ialah diberlakukannya waktu yang fleksibel (flexitime) yang berarti bahwa para pegawai diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri waktu masuk kantor dan waktu pulang dengan 2 (dua) catatan, yaitu jam kerja dalam seminggu tetap harus mencapai 40 jam dan pada jam-jam puncak kesibukan setiap orang harus berada di kantor pada waktu yang bersamaan. Pengukuran beban kerja setiap divisi diuraikan di bawah ini Pengukuran Beban Kerja Divisi Analisis Ekonomi dan Investasi Tugas dan tanggung jawab Divisi Analisis Ekonomi dan Investasi ini cukup luas. Secara umum tugasnya adalah menganalisis ekonomi dan investasi suatu proyek dari perusahaan yang akan dibangun pada suatu kawasan. Pengukuran beban kerja Divisi Analisis Ekonomi dan Investasi terdapat pada Lampiran 5.

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 27, 2014 Menimbang : G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PARIAMAN DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN XI : PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR : 22 TAHUN 2008 TANGGAL : 21 Juli 2008 PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SUMATERA BARAT, JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR

Lebih terperinci

2016, No Kebudayaan Nomor 78 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2012 tentang O

2016, No Kebudayaan Nomor 78 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2012 tentang O No.1547, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Balai Bahasa. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS BALAI BAHASA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DAN AKADEMI KEBIDANAN KABANJAHE BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RASIDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BHINNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT, LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS BALAI BAHASA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS BALAI BAHASA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS BALAI BAHASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang :

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi. 13, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.653, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANAHAN KABUPATEN MALANG NOMOR: 188.4/ /KEP/ /2016 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANAHAN KABUPATEN MALANG NOMOR: 188.4/ /KEP/ /2016 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS PERTANAHAN Jl. Sarangan Nomor 9 Malang Telpon / Fax ( 0341) 409001 Email : dinaspertanahan.kabmalang@gmail.com Web : pertanahan@malangkab.go.id M A L A N G 6 5 1 4 1 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidik

2016, No Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidik No.1559, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. LPMP. Sulawesi Barat. Papua Barat. Kepulauan Riau. Rincian Tugas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 28/Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 28/Menhut-II/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 28/Menhut-II/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KONSULTASI DALAM RANGKA PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI KEHUTANAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Draft 19 April 2009 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 9 /Menhut-II/2011. /Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2011

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2011, No.68 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Ind

2011, No.68 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Ind No.68, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Bidang Kehutanan. 9PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 9/Menhut-II/2011. /Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG TATA CARA INVENTARISASI DAN PENETAPAN FUNGSI EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010

KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010 KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PENGAWAS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO Jl. Imam Bonjol 13 Telp/Fax (0342) 801833,812549 Email : diskopum@blitarkab.go.id B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PADA DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

TUGAS DAN KEWAJIBAN, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN-JABATAN PADA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN

TUGAS DAN KEWAJIBAN, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN-JABATAN PADA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN TUGAS DAN KEWAJIBAN, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN-JABATAN PADA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN Kepala Dinas Tugas dan Kewajiban melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung terletak di Jalan Drs. Warsito

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung terletak di Jalan Drs. Warsito 56 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung terletak di Jalan Drs. Warsito No.76, Provinsi Lampung, Lampung 35221(0721) 418519Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KARANGANYAR BUPATI KARANGANYAR, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN UKM KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN,

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN LUWU TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 18/MENLHK-II/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUARA ENIM NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUARA ENIM NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUARA ENIM NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM, Menimbang : a. b. Mengingat

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PAJAK DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SULAWESI BARAT, PAPUA BARAT,

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN No. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN 1 Kepala Dinas 2 Sekretaris Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan program/kegiatan di bidang sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG 1 SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, TATA RUANG DAN PENGAWASAN BANGUNAN KOTA BANJARBARU

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEKARDJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI A. Sejarah Singkat CV. Morawa Timber Industri merupakan perusahaan penanaman Modal dalam negeri yang bergerak di bidang industri kayu untuk mengolah kayu bulat menjadi

Lebih terperinci

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL RINCIAN TUGAS Kepala Badan Kepala Badan mempunyai tugas : a. memimpin penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan sesuai

Lebih terperinci

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H No.688, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Izin Usaha. Pemanfaatan. Hutan Kayu. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.31/Menhut-II/2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu perbaikan dan pemisahan dalam Peraturan tersendiri menyangkut Inventarisasi Hutan Berkala dan Rencana Kerja

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu perbaikan dan pemisahan dalam Peraturan tersendiri menyangkut Inventarisasi Hutan Berkala dan Rencana Kerja No. 1327, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Hutan Berkala. Rencana Kerja. Izin. Hasil Hutan. Restorasi Ekosistem. Inventarisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI

Lebih terperinci