BAB II KAJIAN TEORI. Biologi merupakan ilmu yang mengkaji objek dan persolaan gejala

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Biologi merupakan ilmu yang mengkaji objek dan persolaan gejala"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pendidikan 1. Hakikat Pembelajaran Biologi Biologi merupakan ilmu yang mengkaji objek dan persolaan gejala alam. Semua benda dan gejala alam merupakan objek kajian dalam biologi. Menurut teori modern, proses pembelajaran tidak tergantung sekali kepada keberadaan guru (pendidik) sebagai pengelola proses pembelajaran. Hal ini didasarkan bahwa proses belajar pada hakikatnya merupakan interaksi antara peserta didik dengan objek yang dipelajari. Berdasarkan hal ini maka peranan sumber dan media belajar tidak dapat dikesampingkan dalam proses pembelajaran biologi. Proses belajar biologi menurut Djohar (Sutarsih, 20010: 9) merupakan perwujudan dari interaksi subjek (anak didik) dengan objek yang terdiri dari benda, kejadian, proses, dan produk. Pendidikan biologi harus diletakkan sebagai alat pendidikan, bukan sebagai tujuan pendidikan, sehingga konsekuensinya dalam pembelajaran hendaknya memberi pelajaran kepada subyek belajar untuk melakukan interaksi dengan obyek belajar secara mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep. Dengan demikian pembelajaran biologi menekankan adanya interaksi antara subyek dan objek yang dipelajari. Djohar (Suratsih, 2010: 9) menyatakan bahwa interaksi tersebut memberi peluang kepada siswa untuk berlatih belajar dan mengerti bagaimana belajar, mengembangkan potensi rasional pikir,

2 ketrampilan, dan kepribadian serta mengenal permasalahan biologi dan pengkajiannya. Lebih lanjut lagi, Nana Sudjana (1987: 60) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran akan berkembang tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan spikomotorik. Suhardi (2007: 4) mengungkapkan bahwa proses pembelajaran biologi sebagai suatu sistem, pada prisipnya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen raw input (peserta didik), instrumental input (masukan instrumental), lingkungan, dan outputnya (hasil keluaran). Keempat komponen tersebut mewujudkan sistem pembelajaran biologi dengan prosesnya berada di pusatnya. 2. Hakikat Sumber Belajar Suhardi (2007: 2) mendefinisikan sumber belajar biologi adalah sesuatu baik benda maupun gejalanya yang dapat dipergunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan biologi tertentu. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007: 77) menyatakan bahwa sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada sesorang dalam belajarnya. Abdul Majid (2008: 170) mengartikan sumber belajar sebagai tempat atau lingkungan sekitar, benda, atau orang yang mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku. Sumber belajar menurut Mulyasa (2002 : 48) dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan

3 keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian sumber belajar memungkinkan dan memudahkan terjadinya proses belajar. Sumber belajar biologi dalam proses pembelajaran biologi dapat diperoleh di sekolah ataupun di luar sekolah. Penggunaan sumber belajar sebagai bahan ajar tergantung dari macam sumber belajarnya. Pada prinsipnya sumber belajar dibedakan menjadi dua macam menurut Suhardi (2007: 5) yaitu: a. Sumber belajar yang siap digunakan dalam proses pembelajaran tanpa ada penyederhanaan dan atau modifikasi (by utilization). b. Sumber belajar yang disederhanakan dan atau dimodifikasi (dikembangkan/ by design). Abdul Majid (2008: 170) mengungkapkan bahwa sumber belajar yang ada, pada garis besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Manusia, yaitu orang menyampaikan pesan secara langsung, seperti guru, konselor,dan administrator, yang dirancang secara khusus dan disengaja untuk kepentingan belajar (by design). b. Bahan, yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang dirancang secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafik, buku, dan lain-lain yang disebut media pengajaran (instructional media), maupun bahan yang bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan belajar. c. Lingkungan, yaitu ruang dan tempat di mana sumber-sumber dapat berinteraksi dengan para peserta didik. Ruang dan tempat yang dirancang secara sengaja untuk kepentingan belajar, misalnya perpustakaan, laboratorium, kebun, dan lain-lain. d. Alat dan peralatan, yaitu sumber belajar untuk produksi dan atau memainkan sumber lain, misalnya: tape recorder, kamera, slide. e. Aktivitas, yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi antara teknik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar. Syarat-syarat sumber belajar menurut Djohar (Suratsih, 2010:11) yaitu:

4 a. Kejelasan potensi b. Kesesuaian dengan tujuan belajar c. Kejelasan sasaran d. Kejelasan informasi yang dapat diungkap e. Kejelasan pedoman eksplorasi f. Kejelasan perolehan yang diharapkan Penggunaan sumber belajar biologi yang sudah dikemas sebagai bentuk bahan ajar yang diwujudkan dalam kemasan media belajar dalam proses pembelajaran biologi memiliki kemampuan yang potensial untuk membangkitkan produktivitas pembelajaran dengan cara: a. Mempercepat laju belajar, dan menggunakan waktu secara lebih baik. b. Mengembangkan kegairahan belajar. c. Memberikan kegiatan lebih ke arah individual. d. Memberikan kesempatan berkembang sesuai dengan kemampuan. Pemilihan suatu sumber belajar perlu dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, sumber belajar dipilih dan digunakan dalam proses belajar apabila sesuai dan menunjang tercapainya tujuan belajar. Secara umum manfaat sumber belajar (Mulyasa, 2002: 50) adalah: a. Dapat memberi pengalaman belajar yang konkrit dan langsung kepada siswa. b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung. c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas. d. Dapat memberikan informasi akurat dan terbaru. e. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan.

5 f. Dapat memberikan motivasi positif bagi peserta didik. g. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut. 3. Hakikat Bahan ajar Menurut Abdul majid (2008: 173) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/istruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Ida Melati ( Nani Hartati, 2011: 15) mengartikan bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis dan digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar memiliki peran yang besar bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun peran bahan ajar bagi guru adalah sebagai berikut: a. Menghemat waktu dalam belajar. b. Mengubah perannya dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. c. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sedangkan peran bahan ajar bagi siswa adalah membantu hal-hal sebagai berikut: a. Belajar tanpa harus ada guru atau teman siswa yang lainya. b. Belajar sesuai dengan tempat dan waktu yang diinginkan. c. Belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing. d. Belajar sesuai dengan urutan materi yang ia dikehendaki sendiri.

6 Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup (Abdul majid, 2008: 174) antara lain: a. Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru) b. Kompetensi yang akan di capai c. Informasi pendukung d. Latihan-latihan e. Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK) f. Evaluasi 4. Pembelajaran Menggunakan Modul a. Pengertian modul Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution, 2005: 205). Abdul Majid (2008: 176) mendefinisikan modul sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. b. Karakteristik modul Vembriarto (1975: 35-40) mengemukakan bahwa modul sebagai dalam pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Bersifat self-instructional 2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual 3) Memuat rumusan tujuan pembelajaran secara eksplisit 4) Adanya asosiasi, struktur dan urutan pengetahuan 5) Partisipasi aktif dari siswa 6) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa

7 7) Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya Menurut Depdikbud dalam Chomsin S.Widodo dan Jasmadi (2008: 50) suatu modul harus memperhatikan karakteristik sebagi berikut: 1) Self Instructional Self Instructional yaitu melalui modul seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka modul harus memperhatikah hal-hal berikut: a) Rumusan tujuan harus jelas b) Materi pembelajaran dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik c) Memberikan contoh-contoh dan ilusrtasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran d) Memberikan kemungkinan bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik atau mengukur penguasaan terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya e) Kontekstual, artinya materi yang disajikan dekat dengan keseharian siswa f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif g) Memberikan rangkuman materi pembelajaran h) Terdapat instrumen penilaian/assesment, yang memungkinkan penggunaan melakukan self assesment

8 i) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi j) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud. 2) Selft Contained Self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuannya adalah memberikan kesempatan peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai. 3) Stand Alone Stand alone atau berdiri sendiri yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. Dengan menggunakan modul, pembelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut 4) Adaptif Suatu modul dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

9 Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu. 5) User Friendly User Friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Maksudya adalah setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk User Friendly. c. Tujuan pengajaran modul Nasution (2005: 205) menyebutkan bahwa tujuan pengajaran modul adalah: 1) Membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. 2) Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar dengan caranya masing-masing. 3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal kelebihan dan kekurangan dan memperbaiki kelemahannya melalui modul remedial, ulangan-ulangan atau variasi cara belajar. d. Keuntungan pengajaran modul bagi siswa Modul yang disusun dengan baik dapat memberikan banyak keuntungan bagi pelajar antara lain (Nasution, 2005: ): 1) Balikan/feedback Modul memberikan feedback sehingga siswa dapat mengetahui taraf hasil belajarnya.

10 2) Penguasaan tuntas/mastery Setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas agar memperoleh dasar yang lebih mantap untuk menghadapi pelajaran baru. 3) Tujuan Modul disusun sedemikian rupa sehingga tujuannya jelas, spesifik dan dapat dicapai oleh murid. 4) Motivasi Pengajaran yang membimbing siswa untuk mencapai sukses melalui langkah-langkah yang teratur tentu akan menimbulkan motivasi yang kuat untuk berusaha segiat-giatnya. 5) Fleksibelitas Pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa antara lain mengenai kecepatan belajar, cara belajar dan bahan belajar. 6) Kerjasama Pengajaran modul mengurangi/menghilangkan sedapat mungkin rasa persaingan dikalangan siswa oleh sebab semua dapat mencapai hasil tertinggi. Dengan sendirinya lebih terbuka kearah kerjasama. Kerjasama antar murid dan guru dikembangkan karena kedua belah pihak merasa saling bertanggung jawab atas keberhasilan pengajaran.

11 7) Pengajaran remedial Pengajaran modul dengan sengaja memberi kesempatan untuk pelajaran remedial yakni memperbaiki kelemahan, kesalahan atau kekurangan yang segera dapat ditemukan sendiri oleh murid berdasarkan evaluasi yang diberikan secara kontinu. Murid tidak perlu mengulangi pelajaran tersebut seluruhnya akan tetapi hanya akan berkenaan dengan kekurangan itu. e. Komponen-komponen modul Modul memiliki komponen-komponen utama yang yang paling tidak harus tersedia di dalamnya, yaitu sebagai berikut (Sungkono,dkk., 2003: 12-25): 1) Tinjauan mata pelajaran 2) Pendahuluan 3) Kegiatan Belajar a) Uraian b) Contoh dan non contoh 4) Latihan 5) Rambu-rambu jawaban latihan. 6) Rangkuman 7) Tes Formatif 8) Kunci jawaban tes Formatif dan tindak lanjut

12 f. Prinsip penyusunan modul 1) Persiapan Kegiatan ini meliputi: a) Penyiapan dan pengkajian kurikulum (SK dan KD) b) Pengadaan bahan bacaan/referensi yang diperlukan c) Penyediaan sarana lain yang diperlukan 2) Pelaksanaan penulisan a) Menentukan kriteria isi modul, yang antara lain meliputi: (1) Menentukan urutan materi (2) Menentukan ruang lingkup materi (3) Penyajian yang menarik (4) Format penulisan b) Teknik penulisan, yang meliputi: (1) Merinci topik menjadi sub-sub topik (2) Membuat rancangan penulisan modul sesuai komponen modul c) Penulisan bahan/materi, yang meliputi: (1) Menguraikan topik/sub topik secara sistematis (2) Untuk memperjelas uraian, hendaknya diberi ilustrasi/contoh-contoh (3) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan karakter/kemampuan peserta didik

13 (4) Memeriksa kembali apakah ada uraian yang telah ditulis sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan 3) Uji coba Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui dan meningkatkan kualitas isi modul yang telah disusun, serta dampaknya terhadap sasaran. Uji coba hendaknya melibatkan semua komponen terkait seperti pemakai, ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa. 4) Revisi Setelah dilakukan uji coba maka dapat diketahui bagian-bagian mana yang sudah baik dan bagian mana yang perlu disempurnakan. g. Modul pengayaan Sriyono, dkk. (Anonim, 2011) mengungkapakan bahwa modul dibagi menjadi tiga macam yaitu : 1) Modul inti Modul inti sering juga disebut modul dasar atau modul pokok. Modul inti merupakan paket studi atau pengajaran yang harus diikuti oleh semua siswa. Maka dari itu modul pokok ini disiapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan hampir semua siswa (85% atau lebih) dapat mengerjakan dengan baik dalam jangka waktu tertentu. Namun kenyataan menunjukkan, bahwa sebagian siswa dapat menyelesaikan beban studinya lebih cepat dari pada yang lain. Dan sebagian lagi lebih lambat, hal itu disebabkan antara lain perbedaan kemampuan intelektual, latar

14 belakang pendidikan, lingkungan keluarga, sosial, ekonomi dan lain- lain. 2) Modul pengayaan Modul pengayaan ini ditujukan kepada siswa yang dapat menyelesaikan modul inti lebih cepat dari pada lainnya dan diberikan program tambahan. 3) Modul remedial Modul remedial adalah modul yang diberikan untuk peserta didik yang mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan modul inti. Modul ini merupakan penyerderhanaan modul inti. Penyederhanaan ini dapat berarti mempermudah materi pada lembar kegiatan siswa, mempermudah pertanyaaan-pertanyaan pada lembar tes, mempergunakan denah, gambar, memberikan resume di dalamnya dan sebagainya. B. Kajian Keilmuan 1. Struktur Anatomi Daun Daun mempunyai helaian daun (lamina) umumnya menampilkan secara jelas spesialisasinya sebagai struktur fotosintesis pada laminanya. Seperti akar dan batang, daun terdiri atas sistem kulit, sistem vaskular, dan sistem jaringan dasar. Daun umumnya tidak mengalami pertumbuhan sekunder maka epidermis tetap sebagai penyusun sistem kulit. Daun umumnya terdiri dari dua tipe daun, yaitu daun dorsiventral atau bifasial (umumnya pada tumbuhan dikotil) dan daun isobilateral atau

15 ekuifasial (umumnya pada tumbuhan monokotil). Daun Dorsiventral biasanya tumbuh dalam arah horizon dengan permukaan atas dan bawah yang berbeda, permukaan atas memperoleh penyinaran yang lebih kuat dibanding permukaan bawah. Perbedaan struktur dalam antara permukaan atas dan bawah daun dorsiventral dikarenakan penyinaran yang tidak seimbang tersebut. Sebagian besar daun dikotil dorsiventral. Daun isobilateral menggantung vertikal sehingga kedua permukaan daun menerima sinar matahari langsung dengan jumlah yang seimbang. Daun isobilateral mempunyai struktur yang seragam pada permukaan atas dan bawah. Sangat sedikit tumbuhan dikotil dan sebagian besar tumbuhan monokotil mempunyai daun isobilateral (Setjo, dkk., 2004: 325). Pada umumnya Jaringan yang menyusun daun terdiri atas : a. Epidermis Permukaan atas dan bawah daun umumnya tertutup oleh satu lapis epidermis. Sifat terpenting epidermis adalah susunan sel-sel kompak, rapat, terdapat kutikula, dan stomata. Hal tersebut berhubungan dengan fungsi daun sebagai organ transpirasi dan fotosintesis. Dinding luar epidermis biasanya tebal, dan dilapisi substansi berlilin yang disebut kutin. Permukaan luar epidermis sering dilapisi kutikula tipis atau tebal. Lapisan kutikula ini tersusun dari kutin. Akibat dinding luar epidermis tebal dan berkutin, air tidak dapat melewatinya dengan cepat dan transpirasi dari permukaan epidermis sangat berkurang, hanya sedikit saja air yang menguap melalui transpirasi. Epidermis juga mencegah

16 masuknya patogen ke dalam daun. Fungsi lain epidermis adalah sebagai pelindung jaringan internal yang lunak (Setjo, dkk., 2004: 345). Epidermis Gambar 1. Struktur Anatomi Epidermis Daun Zea mays (Budiwati, 2009) Stomata pada daun bisa terdapat pada kedua permukaan maupun salah satu permukaan saja, namun yang paling umum adalah pada permukaan bawah. Pada daun dorsiventral, stomata paling banyak terdapat pada epidermis bawah, sedangkan pada epidermis atas stomata sedikit atau bahkan tidak ditemukan. Pada daun yang mengapung, stomata terbatas pada epidermis atas saja, sedangkan pada daun yang tenggelam tidak mempunyai stomata. Pada daun serofititik, stomata mungkin tenggelam atau terletak di dalam suatu lekukan.

17 Stomata Epidermis Gambar 2. Epidermis beserta Stomata pada Daun (Budiwati, 2009) Setiap stomata dikelilingi dua sel penutup. Sel penutup merupakan sel yang masih hidup dan mengandung kloroplas, sel penutup mengatur membuka dan menutupnya stomata. Stomata berperan dalam pertukaran gas antara tumbuhan dan udara luar. Berdasarkan keberadaan stomata daun dibedakan menjadi: 1) Daun amfistomatik jika stomata terdapat pada kedua permukaan daun. 2) Daun epistomatik jika stomata hanya terdapat di permukaan bagian atas. 3) Daun hipostomatik jika stomata terdapat pada permukaan bagian bawah. Letak stomata terhadap epidermis daun berbeda-beda yaitu: 1) Stomata paneropor yaitu stomata sejajar dengan sel epidermis. Stomata menonjol yaitu stomata terletak diatas permukaan epidermis. 2) Stomata kriptopor yaitu stomata terletak lebih rendah dibanding sel epidermis.

18 Posisi stomata erat kaitannya dengan adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan. Stomata menonjol dikaitkan dengan habitat dengan ketersediaan air melimpah (hidrofitik), sedangkan stomata tenggelam dikaitkan dengan habitat yang ketersedian airnya rendah (serofitik). Beberapa bentuk khusus sel epidermis telah berubah struktur dan fungsinya antara lain: stomata (mulut daun) yang berperan sebagai tempat pertukaran gas dan uap air, trikomata yang merupakan tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan sekunder. Bentuk modifikasi lainnnya dapat berupa sel kipas, sel silika, sel seperti rambut dan sebagainya. Dengan demikian epidermis pada daun dapat tersusun atas berbagai tipe sel, yaitu: 1) Sel epidermis yang menyusun massa pokok jaringan epidermis. 2) Sel penutup stomata (umumnya didampingi sel pengiring). 3) Trikomata. 4) Sel silika dan sel gabus (pada Graminae). 5) Sel kipas/sel buliform (pada Graminae). 6) Sel seperti serabut. Namun bukan berarti setiap daun memiliki semua sel yang disebutkan.

19 2 1 5 Keterangan 1. Kutikula Epidermis atas 3. Epidermis ganda 4. Sistolit 5. Litokist Stomata 7. Sarung sklerenkim 8. Palisade 3 9. Jar.spons 10. Berkas 6 6 Pengangkut Gambar 3. Struktur Anatomi Daun Ficus sp.( Budiwati, 2009) Setjo, dkk (2004, 169) mengungkapakan bahwa hipodermis adalah jaringan pelindung yang terletak di bawah epidermis. Tumbuhan berbiji sebagian besar memiliki epidermis yang terdiri dari satu lapis sel, namun pada tumbuhan tertentu satu atau beberapa lapis sel yang secara morfologis dan fisiologis berbeda dengan jaringan yang terdapat lebih dalam. Lapisan ini dapat berkembang secara ontogenis dari dua jaringan meristematis yang berbeda, yaitu meristem jaringan dasaratau protoderm. Lapisan yang berkembang dari jarungan dasar disebut hipodermis, sedangkan yang berasadal dari protoderm disebut epidermis berlapis (epidermis ganda). Sel epidermis berlapis dapat

20 ditemukan pada berbagai tumbuhan, sel-sel bawah pada epidermis berlapis berukuran besar, berdinding tipis, tidak berwarna dan berfungsi sebagai sel penyimpan air (Setjo, dkk., 2004: 326). b. Mesofil Mesofil merupakan jaringan dasar yang dikelilingi epidermis, atau terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah (Yunani: mesos, tengah, phyllor, daun). Mesofil merupakan jaringan utama daun. Mesofil banyak mengandung kloroplas dan ruang antarsel. Mesofil dapat bersifat homogen dan terbagi menjadi dua tipe yaitu : 1) Jaringan tiang (palisade) Parenkim palisade umumnya tersusun atas sel- sel yang berbentuk silindris dan memanjang yang berhimpitan antara yang satu dengan yang lainnya dengan sumbu panjangnya tegak lurus dengan epidermis. Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan spons yang memiliki ruang antar sel yang luas. Meskipun jaringan tiang nampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antar sel tetap mencapai sisi panjang. Jaringan palisade terdiri atas satu atau lebih dari lapisan sel. Sel-sel palisade tertata dekat dengan permukaan atas daun, tempat menerima sinar matahari dan melangsungkan fungsi fotosintesis. Kloroplas di dalam jaringan palisade lebih banyak daripada jaringan spons, karena itu warna daun sebelah atas hijau gelap dan lebih gelap dibandingkan sebelah bawah daun. Kerapatan parenkim

21 palisade tergantung intensitas cahaya matahari, daun yang menerima sinara matahari langsung mengembangkan parenkim yang lebih rapat dibandingkan daun yang berkembang di tempat teduh. Pada tumbuhan daerah sedang yang hidup di tanah yang berkadar air tinggi, jaringan tiang biasanya terdapat dibagian sebelah atas (adaksial), dan jaringan spons berada di bagian bawah. Daun seperti itu disebut dorsiventral atau bifasial (bermuka dua). Jika jaringan tiang terdapat di kedua muka, contohnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), disebut isobilateral (isolateral) atau unifasial. Jaringan tiang telah terspesialisasi untuk peningkatan fotosintesis (Estiti B. Hidayat, 1995: 196) 2) Jaringan bunga karang (spons). Jaringan spons tersusun atas sel-sel berdinding tipis, tidak teratur, dan longgar yang memiliki ruang antar sel yang luas. Sel parenkim spons mengandung kloroplas dan melakukan fotosintesis, namun jika dibandingkan dengan jaringan tiang kloroplas pada jaringan spons lebih sedikit. Ruang udara yang luas pada jaringan spons menyebabkan jaringan tersebut lebih sesuai untuk pertukaran gas antara sel dengan udara luar. Ruang udara yang luas mengitari sel-sel parenkim spons dekat dengan stomata dan berhubungan langsung dengan stomata. Karena itu sirkulasi udara di sekitar sel-

22 sel ini jauh lebih bebas dibandingkan dengan sel yang berada disekitar parenkim palisade, sehingga parenkim spons lebih tepat untuk pertukaran gas antara sel-sel dengan atmosfer luas (Setjo,dkk., 2004: ). c. Jaringan Penyokong Ibu tulang daun dan tulang cabang berfungsi untuk memperkuat daun. Jaringan yang memberikan kekuatan mekanik terhadap daun adalah kolenkim dan skelenkim. 1) Kolenkim Kolenkim tersusun dari sel-sel hidup dengan dinding yang menebal di sudut-sudutnya. Tempat-tempat tebal pada dinding menambah kekuatan sel, sedangkan tempat yang tipis berguna untuk transfer bahan lebih cepat dari sel ke sel dari pada saat dinding sel telah menebal seluruhnya (Setjo,dkk., 2004: 347). Sel-sel kolenkim membantu menyokong bagian tubuh yang muda. Hal ini nampak jelas pada batang- batang muda yang memiliki silinder kolenkim yang tepat berada di permukaannya (misalnya pada batang seledri dan tanaman yang digunakan untuk membuat tali). Keadaan ini disebabkan karena tidak adanya dinding sekunder dan lignin yang merupakan agen pengerasan pada dinding primer, sel-sel kolenkim memberikan dukungan tanpa menghambat pertumbuhan ( Campbell, dkk., 2000: 300)

23 parenkim Parenkim Kolenkim Gambar 4. Penampang Melintang Tangkai Daun Apium graveolus (Budiwati, 2009) Kolenkim bersifat turgid sehingga memberi kekuatan pada daun. Berat daun menyebabkan daun cenderung melengkung ke bawah, hal ini menimbulkan kecenderungan bagian atas daun tertarik dan bagian bawah daun termampatkan. Karena itu, kolenkim terdapat di bagian ibu tulang daun tempat yang paling memerlukan bahan penguat (Setjo,dkk., 2004: 347). 2) Sklerenkim Umumnya sel sklerenkim atau serabut menyatu dengan jaringan vaskular daun. Serabut biasanya berupa tudung berkas pengangkut dekat dengan floem. Kadang, sklerenkim terdapat pada kedua sisi berkas vaskular yang besar. Sel-sel sklerenkim berdinding tebal, mati, dan berlignin. Posisi sklerenkim yang berada di luar floem yang berdinding tipis berfungsi untuk melindungi floem (Setjo, dkk.,2004: 347).

24 Sel sklerenkim yang dindingnya telah menebal Gambar 5. Penampang Melintang Batang Hibiscus sabdariffa (Budiwati, 2009) d. Jaringan Pengangkut Jaringan yang membagun sistem pengangkut terletak di dekat atau di pusat ibu tulang daun. Sistem pengangkut memiliki berbagai bangun, misalnya berbentuk lingkaran, lingkaran bentuk bulan sabit atau totoltotol tersebar. Pada yang berbentuk lingkaran, sel-sel parenkim sistem pengangkut biasanya terdapat di pusat lingkaran. Bagian dalam lingkaran tersusun dari xilem (ke arah permukaan atas) dan floem (ke arah permukaan bawah daun). Xilem tersusun atas trakea, trakeid, serabut kayu, dan parenkim xilem. Xilem berfungsi menyalurkan air, bahan baku (bahan makanan mentah) dan juga memberi kekuatan mekanik pada daun. Floem tersusun atas sel tapis, sel pengiring, dan parenkim floem. Floem

25 berfungsi dalam translokasi bahan makanan (hasil fotosintesis) dari mesofil daun (Setjo, dkk., 2004: 348). 2. Adaptasi Tumbuhan terhadap Lingkungan Tumbuhan yang tumbuh di dua macam habitat (lingkungan) yang berbeda sering menunjukkan struktur yang berbeda pula. Para ahli menganggap bahwa dalam evolusinya, struktur yang berbeda merupakan adaptasi terhadap lingkungan. Namun, tumbuhan dengan struktur berbedabeda, nampak menghuni habitat yang sama, mungkin memiliki cara yang berbeda dalam menanggulangi kondisi yang mungkin tak menguntungkan dari kondisi lingkungannya tersebut. Berdasarkan ketersedian air di lingkungannya dapat dibedakan tumbuhan xerofit, mesofit, dan hidrofit (higrofit). Xerofit berdaptasi pada habitat kering, mesofit memerlukan air tanah dalam jumlah banyak dan atmosfer yang lembab, hidrofit bergantung pada lingkungan yang sangat lembab atau tumbuh sebagian atau seluruhnya dalam air. Sifat tumbuhan yang terkait dengan habitat tersebut masing-masing disebut xeromorfi, mesomorfi, dan hidromorfi (Estiti B. Hidayat, 1995: 214). a. Xeromorfi Salah satu sifat xeromorfi terpenting adalah rasio permukaan luas eksternal terhadap volumenya, yang bernilai kecil. Berkurangnya luas permukaaan luar diiringi oleh mengecilnya ukuran sel, bertambah tebal dindingnya, bertambah rapat sistem jaringan pembuluh dan

26 stomata, bertambahnya jumlah jaringan tiang, sementara jaringan spons berkurang. Daun sering ditutupi oleh rambut. Mengecilnya ukuran daun dianggap sebagai sifat yang berkaitan dengan menurunnya kecepatan transpirasi. Tumbuhan berdaun kecil lebih umum di habitat kering. Rambutpun amat umum ditemukan pada xerofit. Air pada daun diangkut tidak hanya melalui berkas pembuluh dan perluasannya, melainkan juga oleh sel mesofil dan epidermis. Angkutan air menuju epidermis berlangsung lebih sering dalam jaringan tiang daripada lewat jaringan spons. Akan tetapi, adanya ruang antarsel, terutama di antara sel tiang, membatasi angkutan air. Volume ruang antarsel pada daun xerofit lebih kecil daripada volume pada daun mesofit, yakni daun tumbuhan yang tumbuh di tempat yang cukup air. Akan tetapi, rasio antara permukaan interna bebas terhadap permukaan eksterna bagi tumbuhan lingkungan teduh menunjukkan nilai kecil (6,8-9,9), sedangkan untuk daun xeromorf nilai itu tinggi (17,2-31,3). Penambahan permukaan interna mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah jaringan tiang (Estiti B. Hidayat, 1995: 215). Pada beberapa xerofit, dan secara umum pada halofit (tumbuhan di habitat berair asin), terdapat jaringan khusus penyimpan air. Jaringan ini terdiri atas sel dengan vakuola besar yang mengandung cairan vakuola encer atau kental dan berlendir (Estiti B. Hidayat, 1995: 215). Pada sel-sel itu, sitoplasma tipis melapisi dinding sel, dan

27 dinding sel itu terdapat kloroplas yang tersebar. Tekanan osmosis dalam sel yang berfotosintesis lebih tinggi daripada di dalam jaringan nonfotosintesis, dan jika kekurangan air, sel akan memperolehnya dari jaringan penyimpan air. Akibatnya, sel berdinding tipis penyimpan air tersebut mengkerut, namun bila keadaan menguntungkan, sel akan segera kembali ke stadium semula. Sejumlah tanaman kita kenal sebagai tanaman halofit tumbuh pada lingkungan bergaram/payau contohnya adalah bakau. Bakau dapat dikatakan juga sebagai xerofit, karena pada tumbuhan xerofit, penyebab keringnya kondisi lingkungan disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya kelembaban yang rendah baik di dalam tanah maupun udara, intensitas cahaya yang tinggi, angin yang kencang serta kadar garam yang tinggi (Ratnawati, 1996: 37). Pada tanaman bakau (halofit) meskipun tanaman tersebut tumbuh pada habitat yang berair tapi tanaman tersebut mengembangkan struktur yang rumit yang mencegah hilangnya air (James & McDaniel, 1951: 381). Tumbuhan halofit contonya mangrove (Avicennia sp.) memiliki adaptasi anatomi dalam merespon kondisi ekstrim tempat tumbuhnya, seperti adanya kelanjar garam pada tumbuhan secreter, dan kulit yang selalu mengelupas pada tumbuhan non-secreter sebagai tanggapan lingkungan yang salin, sistem perakaran yang khas dan lentisel sebagai tanggapan tanah yang jenuh air, struktur dan posisi daun yang

28 khas sebagai tanggapan terhadap radiasi sinar matahari dan suhu tinggi. Halofit merupakan tumbuhan yang mekanisme pengeluaran garamnya kurang aktif pada sistem akar, seringkali mengalami proses desalinasi pada perenkim daun melalui pengeluaran yang aktif. Tumbuhan mangrove dibedakan menjadi dua (Onrizal, 2005: 2) golongan yaitu: 1) Secreter : jenis-jenis mangrove yang memiliki struktur kelenjar garam seperti Avicennia sp., Aegeceras sp., dan Aegialitis sp. 2) No- Secreter : jenis-jenis mangrove yang tidak memiliki struktur kelenjar seperti Rhizophora sp., Bruguiera sp., Sonneratia sp. b. Hidromorfi Berbeda dengan berbagai jenis xerofit yang memenuhi habitat kering, struktur yang khas bagi hidrofit tidak terlalu beragam. Hal itu mungkin karena air merupakan habitat yang lebih homogen. Faktor yang terutama mempengaruhi tanaman air adalah suhu, udara, dan konsentrasi serta susunan garam dalam air. Sifat struktural yang paling menonjol pada daun tanaman air adalah berkurangnya jaringan pengokoh dan pelindung, berkurangnya jumlah jaringan angkut, terutama xilem, dan terdapatnya banyak rongga udara.

29 Epidermis pada tanaman air tidak memiliki tugas melindungi, tetapi berperan dalam memperoleh zat hara dari air dan dalam pertukaran gas. Kutikulanya amat tipis seperti juga dinding selnya, dan sel epidermisnya sering berkloroplas. Stomata biasanya tak terdapat, tetapi pada daun yang mengapung, di bagian atas (Estiti B. Hidayat, 1995: ).

30 C. KERANGKA BERFIKIR Perbandingan Struktur Anatomi Daun Tumbuhan Halofit, Xerofit dan Hidrofit Persyaratan sumber belajar: 1. Kejelasan potensi 2. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 3. Sasaran materi dan peruntukannya 4. Informasi yang diungkap 5. Pedoman eksplorasi 6. Perolehan yang dicapai dilihat sebag ai memenuhi syarat dapat disusun Sumber Belajar Biologi disusun Prototype Modul Pengayaan Keragaman Struktur Anatomi Daun uji 2 Dosen Ahli Materi, 2 Ahli Media, 4 guru Biologi, 4 Peer Reviewer direvisi, hasilnya Layak diujicoba di lapangan dengan revisi dari reviewer Prototype Modul Keragaman Struktur Anatomi Daun Layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran direvisi, hasilnya uji coba terbatas 13 Siswa SMA N 9 Yogyakarta yang lulus KKM materi Jaringan pada Tumbuhan Gambar 6. Alur kerangka Berfikir Pembuatan Modul

BAGAN DUDUK DAUN DAN ANATOMI DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 ACICE (H ) HASTUTI (H411122) ANDI SITTI RAHMA (H411122)

BAGAN DUDUK DAUN DAN ANATOMI DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 ACICE (H ) HASTUTI (H411122) ANDI SITTI RAHMA (H411122) STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN BAGAN DUDUK DAUN DAN ANATOMI DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 ACICE (H41112012) HASTUTI (H411122) ANDI SITTI RAHMA (H411122) ABDI KHALIK DJ (H41112252)

Lebih terperinci

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga.

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan cadangan makanan Susunan anatomis akar dikotil

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4 Jaringan Daun dan Sifat Totipotensi Tumbuhan

Kegiatan Belajar 4 Jaringan Daun dan Sifat Totipotensi Tumbuhan Kegiatan Belajar 4 Jaringan Daun dan Sifat Totipotensi Tumbuhan Dikembangkan oleh: Wiwit Febriani Dr. Hadi Suwono, M.Si Dra. Sunarmi, M.Pd Jurusan Biologi FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG April 2013 Modul

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN

POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN Daun merupakan organ yang berfungsi sebagai pusat fotosintesis. Secara morfologi bentuk, ukuran serta struktur daun sangat bervariasi. Daun dapat berbentuk tunggal atau majemuk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan, demikian juga halnya dengan pembelajaran biologi yang dapat dilukiskan dalam suatu sistem. Artinya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN. DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN. DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI Jl. Ki AgengGiring 3 Telp / Fax (0274) 391158 Wonosari Gunungkidul

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN JARINGAN MERISTEM STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. CIRI-CIRI : 1.Dinding

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil DISUSUN OLEH : Irwin Septian F05110003 Kelompok VII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS

Lebih terperinci

Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! Yang berlabel nomor 3 dan 5 berturut-turut adalah.

Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! Yang berlabel nomor 3 dan 5 berturut-turut adalah. 1. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.2 Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/ddpng

Lebih terperinci

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI KELAS: VIII E KELOMPOK TIKUS NAMA ANGGOTA : I KADEK ANGGA PRIMANTARA PUTRA ( 1 ) NI PUTU BELDA KUSUMANING SRI DEWI ( 2

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN L/O/G/O STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Oleh : Syubbanul Wathon, S.Si., M.S.i PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2016) Struktur & Perkembangan STRUKTUR BANGUNAN/ SUSUNAN PERKEMBANGAN BERUBAH

Lebih terperinci

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Air mempunyai peranan sangat penting karena air merupakan bahan pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh makhluk

Lebih terperinci

Gambar : Struktur Tubuh Tumbuhan Dikotil

Gambar : Struktur Tubuh Tumbuhan Dikotil JARINGAN TUMBUHAN Gambar : Struktur Tubuh Tumbuhan Dikotil TUMBUHAN Organ Vegetatif : Akar, Batang, Daun Organ Generatif : Bunga, Buah, Biji Tersusun atas jaringan Sistem Jaringan Atas dasar tingkat perkembangan

Lebih terperinci

BIOLOGI UMUM (MIP612112)

BIOLOGI UMUM (MIP612112) BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. overview 1. Pengertian jaringan 2. Jenis jaringan tumbuhan a. Berdasarkan penyusunnya Jaringan sederhana Jaringan kompleks b. Berdasarkan tingkat perkembangannya

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB VIII STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB VIII STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB VIII STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TIPE STOMATA PADA DAUN TUMBUHAN XEROFIT (Euphorbia splendens), HIDROFIT (Ipomoea aquatica), DAN MESOFIT (Hibiscus rosa-sinensis)

IDENTIFIKASI TIPE STOMATA PADA DAUN TUMBUHAN XEROFIT (Euphorbia splendens), HIDROFIT (Ipomoea aquatica), DAN MESOFIT (Hibiscus rosa-sinensis) Florea Volume 2 No. 2, Nopember 2015 (28-32) IDENTIFIKASI TIPE STOMATA PADA DAUN TUMBUHAN XEROFIT (Euphorbia splendens), HIDROFIT (Ipomoea aquatica), DAN MESOFIT (Hibiscus rosa-sinensis) Raras Setyo Retno

Lebih terperinci

3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN. Jenis sekolah. Kurikulum : 2013

3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN. Jenis sekolah. Kurikulum : 2013 3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN Jenis sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA : Biologi : XI / 2 (dua) Kurikulum : 2013 Kompetensi Dasar : 3.3 Menerapkan konsep tentang keterkaitan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 7. ORGAN BATANG. Organ yang paling penting pada tumbuhan adalah batang, akar, daun, buga dan buah yang di dalamnya terdapat biji.

POKOK BAHASAN 7. ORGAN BATANG. Organ yang paling penting pada tumbuhan adalah batang, akar, daun, buga dan buah yang di dalamnya terdapat biji. POKOK BAHASAN 7. ORGAN BATANG Organ yang paling penting pada tumbuhan adalah batang, akar, daun, buga dan buah yang di dalamnya terdapat biji. 7.1 Struktur Umum Batang Batang merupakan bagian tumbuhan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLATIHAN SOAL BAB 10

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLATIHAN SOAL BAB 10 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLATIHAN SOAL BAB 10 1. Urutan organisasi kehidupan dari yang paling rendah ke yang paling tinggi adalah A. B. C. D. Sel-jaringan-organ-sistem organ-

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 6.1 Tumbuhan di taman. Jaringan meristem. Jaringan pada tumbuhan. Jaringan dewasa. terdiri dari. menyusun.

Bab. Peta Konsep. Gambar 6.1 Tumbuhan di taman. Jaringan meristem. Jaringan pada tumbuhan. Jaringan dewasa. terdiri dari. menyusun. Bab 6 Struktur Tumbuhan Sumber: Encarta 2005 Gambar 6.1 Tumbuhan di taman Coba kamu perhatikan tumbuhan yang ada di sekitarmu! Tentunya keadaan tumbuhan tersebut berbedabeda, seperti ada yang batangnya

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran Sat. Pendidikan Kelas / Program : BIOLOGI : SMA : XI IPA PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

Jaringan Tumbuhan. SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny. August

Jaringan Tumbuhan. SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny. August Jaringan Tumbuhan SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny August 2014 1 Jaringan Meristem Jaringan embryonal Jaringan meristematik Jaringan inisial Ciri-ciri : 1. Ukuran kecil 2. Dinding sel tipis 4.

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN Di susun oleh ; SYAYID NURROFIK 1404020003 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2015 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

sumber : Encarta Encyclopedia Photo.Inc/Walker/Science Source

sumber : Encarta Encyclopedia Photo.Inc/Walker/Science Source 1. Jaringan Meristem MACAM MACAM JARINGAN TUMBUHAN Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus membelah. Berdasarkan asal usulnya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi 2, yaitu : a. Jaringan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.1 1. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.1 Perhatikan gambar jaringan tumbuhan berikut http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.png

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal Jaringan darah. Jaringan limfa. Jaringan saraf.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal Jaringan darah. Jaringan limfa. Jaringan saraf. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.3 1. Jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls adalah... Jaringan darah Jaringan limfa Jaringan saraf Jaringan epitel Kunci

Lebih terperinci

JARINGAN. Kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama Jaringan pada tumbuhan : Meristem Non meristem

JARINGAN. Kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama Jaringan pada tumbuhan : Meristem Non meristem JARINGAN Kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama Jaringan pada tumbuhan : Meristem Non meristem Jaringan dasar Jaringan dermal Jaringan pembuluh Meristem Meristem Primer ditemukan pada

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus PERTEMUAN 1 Tujuan Instruksional Umum Memahami Konsep Biologi dan Asal Mula Kehidupan Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu men jelaskan : 1. Pengertian biologi 2. Ruang lingkup biologi 3. Hubungan

Lebih terperinci

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang Anatomi Batang Patah Tulang Pengamatan anatomi secara mikroskopis pada tanaman patah tulang dilakukan untuk melihat susunan sel penyusun organ tanaman.

Lebih terperinci

TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 2

TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 2 TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 2 1. Praktikan wajib hadir tepat waktu dan bila berhalangan wajib ijin secara tertulis 2. Praktikan wajib mengikuti seluruh topik kegiatan praktikum 3. Selama melakukan

Lebih terperinci

JARINGAN PADA TUMBUHAN (JARINGAN MERISTEM, JARINGAN PARENKIM, JARINGAN KOLENKIM, JARINGAN SKLERENKIM)

JARINGAN PADA TUMBUHAN (JARINGAN MERISTEM, JARINGAN PARENKIM, JARINGAN KOLENKIM, JARINGAN SKLERENKIM) LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN JARINGAN PADA TUMBUHAN (JARINGAN MERISTEM, JARINGAN PARENKIM, JARINGAN KOLENKIM, JARINGAN SKLERENKIM) Nama Dosen : Muhammad Efendi, M. Si Nama Asisten

Lebih terperinci

I. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan

I. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan I. JARINGAN A.Pengertian Jaringan Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA

POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA 3.1 Pendahuluan Sel-sel yang menyusun jaringan dewasa merupakan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel meristem. Set-sel meristem setelah membelah mengalami pendewasaan yaitu

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 Jaringan Pada Akar

Kegiatan Belajar 2 Jaringan Pada Akar Kegiatan Belajar 2 Jaringan Pada Akar Dikembangkan oleh: Wiwit Febriani Dr. Hadi Suwono, M.Si Dra. Sunarmi, M.Pd Jurusan Biologi FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG April 2013 Modul Jaringan Tumbuhan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas pemikiran yang matang (Dwi Siswoyo. 2007: 28). dengan berubahnya kurikulum dari tahun pelajaran ke tahun pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas pemikiran yang matang (Dwi Siswoyo. 2007: 28). dengan berubahnya kurikulum dari tahun pelajaran ke tahun pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Driyarkara menyatakan pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau azasi dalam kehidupan manusia. Kita dapat mengatakan bahwa dimana ada kehidupan manusia,

Lebih terperinci

STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN

STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN Pokok bahasan : Struktur anatomi organ, pertumbuhan primer & sekunder tumbuhan tinggi. Beberapa proses fisiologi tumbuhan : 1. Transpor air 2. Translokasi fotosintat 3. Pertumbuhan

Lebih terperinci

JARINGAN TUMBUHAN. Delayota Science Club Maret 2011

JARINGAN TUMBUHAN. Delayota Science Club Maret 2011 JARINGAN TUMBUHAN Delayota Science Club Maret 2011 Jaringan Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki asal, struktur, dan fungsi yang sama. Jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua macam: Jaringan embrional:

Lebih terperinci

Panduan Praktikum. Botani. Tahun Akademik 2015/2016. Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc

Panduan Praktikum. Botani. Tahun Akademik 2015/2016. Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc Panduan Praktikum Botani Tahun Akademik 2015/2016 Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG KARAWANG 2016 PENGAMATAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI Oleh: Ayu Agustini Juhari 1210702007 Tanggal Praktikum : 16 April 2012 Tanggal Pengumpulan : 23 April 2012

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.2

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.2 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.2 1. Jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls adalah... Jaringan limfa Jaringan darah Jaringan saraf Jaringan epitel Kunci Jawaban

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN. Hubungan Antara Jumlah Stomata Dengan Kecepatan Transpirasi. Nama : Bani Nugraha.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN. Hubungan Antara Jumlah Stomata Dengan Kecepatan Transpirasi. Nama : Bani Nugraha. LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Hubungan Antara Jumlah Stomata Dengan Kecepatan Transpirasi Nama : Bani Nugraha Nim : 1210702008 Tanggal Praktikum : 16 April 2012 Tanggal Pengumpulan : 23 April 2012

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Stomata

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Stomata LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Stomata DISUSUN OLEH : Irwin Septian F05110003 Kelompok VII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen-komponen raw

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen-komponen raw BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pembelajaran biologi sebagai suatu sistem, pada prinsipnya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen-komponen raw input (peserta didik), instrumental

Lebih terperinci

JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN

JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN Jaringan pembuluh pada tumbuhan terdiri dari xilem yang merupakan jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan penangkut bahan organik (bahan makanan). Xilem dan floem

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi : SMP N I Kota Mungkid : IPA Biologi : Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan Kelas/ Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

Mayoritas daun tipis & datar & merup adaptasi yg membantu menangkap sinar mthr utk fotosintesis.

Mayoritas daun tipis & datar & merup adaptasi yg membantu menangkap sinar mthr utk fotosintesis. DAUN 1 Daun Mayoritas daun tipis & datar & merup adaptasi yg membantu menangkap sinar mthr utk fotosintesis. Fgs daun utk fotosintesis : pembuatan KH dr CO2 & H2O Fgs lain : penyimpanan makanan & air Tiga

Lebih terperinci

PRAKTIKUM VI I. ALAT DAN BAHAN II. CARA KERJA

PRAKTIKUM VI I. ALAT DAN BAHAN II. CARA KERJA PRAKTIKUM VI Topik : Epidermis dan Derivatnya Tujuan : Untuk mengamati bentuk-bentuk epidermis, trikoma dan stoma Hari/Tanggal : Kamis, 16 April 2011 Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

Lebih terperinci

Mayoritas daun tipis & datar & merup adaptasi yg membantu menangkap sinar mthr utk fotosintesis.

Mayoritas daun tipis & datar & merup adaptasi yg membantu menangkap sinar mthr utk fotosintesis. DAUN 1 Daun Mayoritas daun tipis & datar & merup adaptasi yg membantu menangkap sinar mthr utk fotosintesis. Fgs daun utk fotosintesis : pembuatan KH dr CO2 & H2O Fgs lain : penyimpanan makanan & air Tiga

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN (AKAR, BATANG, DAUN, BUNGA, BUAH, DAN BIJI) I. A K A R Berdasarkan asalnya, akar ada 2 macam : 1. Akar Primer : Akar pertama yang tumbuh dari lembaga yang terkandung

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 7. ORGANOLOGI

POKOK BAHASAN 7. ORGANOLOGI POKOK BAHASAN 7. ORGANOLOGI Dalam pokok bahasan organologi ini akan dibahas organ akar, batang dan daun, sedangkan organ bunga, buah dan biji akan dibahas dalam bagian III (Struktur dan Perkembangan Mikroskopik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Meristem interkalar (meristem antara) : terdapat di jaringan dewasa (diantara meristem primer). Cth : pangkal ruas batang Jaringan Tumbuhan 1. Jaringan Meristem (Embrional)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim yang disertai peningkatan temperatur dunia yang mengakibatkan

Lebih terperinci

9/19/2011 KONSEP JARINGAN -*ALGAE (GANGGANG) KOLONI - FUNGI (JAMUR) PLECTENCHYM, PROSENCHYM, PSEUDOPARENCHYM

9/19/2011 KONSEP JARINGAN -*ALGAE (GANGGANG) KOLONI - FUNGI (JAMUR) PLECTENCHYM, PROSENCHYM, PSEUDOPARENCHYM JARINGAN DALAM TUMBUHAN KONSEP JARINGAN JARINGAN : SUATU RANGKAIAN KESATUAN (KUMPULAN) SEL-SEL YANG MEMPUNYAI BENTUK, UKURAN DAN FUNGSI YANG SAMA SEL-SEL DALAM SUATU JARINGAN TERTENTU MEMPUNYAI BENTUK,

Lebih terperinci

REVISI DAN PROPOSISI MIKRO TEKS DASAR

REVISI DAN PROPOSISI MIKRO TEKS DASAR REVISI DAN PROPOSISI MIKRO TEKS DASAR Ria mahardika 109016100072 No Teks Dasar Revisi Proposisi Mikro 1. Pertumbuhan Sekunder Batang Kambium Pembuluh dan Pembentukan Jaringan Pembuluh Sekunder. Kambium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Piaget Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, opersional

Lebih terperinci

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031 PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR Laporan Praktikum Mikroteknik Nama NIM Kelompok Asisten OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031 : II (dua) : Ana Fatmasari PROGRAM

Lebih terperinci

PERTEMUAN X: STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN X: STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN X: STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN Topik Bahasan: Sel, Jaringan, dan Organ Transport Air dan Nutrisi Pertumbuhan dan Perkembangan

Lebih terperinci

Keanekaragaman Organisme Kehidupan

Keanekaragaman Organisme Kehidupan Keanekaragaman Organisme Kehidupan Salah satu ciri makhluk hidup adalah tubuhnya tersusun atas sel. Sel merupakan satuan atau unit terkecil dari makhluk hidup, seperti pencernaan makanan, bernafas, ekskresi,

Lebih terperinci

PENGAMATAN JARINGAN TANAMAN

PENGAMATAN JARINGAN TANAMAN Nama Anis Lucky Sistiyani NIM 135100107121011 Jurusa THP n Kelas D Kelom O9 pok 4 PRE-LAB PENGAMATAN JARINGAN TANAMAN 1. Apa yang dimaksud dengan sel eukariotik? Eukariotik berasal dari kata eu yang artinya

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek 5. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pengaruh waktu pemberian Giberelin (GA 3 ) terhadap induksi pembungaan dan pertumbuhan tanaman leek (Allium ampeloprasum L.) meliputi umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi. Di lingkungan sekitar kita tersedia sumber belajar yang murah

Lebih terperinci

Bagian aerial tumbuhan terdiri atas batang dengan organ-organ lateral. Pada umumnya tegak, tetapi bisa juga horizontal atau plagiotrop.

Bagian aerial tumbuhan terdiri atas batang dengan organ-organ lateral. Pada umumnya tegak, tetapi bisa juga horizontal atau plagiotrop. Bagian aerial tumbuhan terdiri atas batang dengan organ-organ lateral. Pada umumnya tegak, tetapi bisa juga horizontal atau plagiotrop. Fase vegetatif organ lateral adalah daun (dengan sifat pertumbuhan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR

POKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR POKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR 8.1 Struktur Umum Akar Akar merupakan bagian organ tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar tumbuh dan berkembang di bawah permukaan tanah. Bentuk dan ukuran akar sangat

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd.

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd. BAHAN AJAR MODUL Irnin Agustina D.A., M.Pd. 1. definisi modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru (depdiknas)

Lebih terperinci

JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN OLEH : Kelompok : 2 Desi Nur Indah Sari (F05109021) Saptiansyah Syafrizal (F05109018) Wari Ismanuddin (F05109032)

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan

Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan Bab 3 Tujuan Pembelajaran Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan; mendeskripsikan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1 1. Makhluk hidup yang dapat berfotosintesis adalah makhluk hidup... Autotrof Heterotrof Parasit Saprofit Kunci Jawaban : A Makhluk hidup autotrof

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR ANATOMI DAUN TUMBUHAN HALOFIT, XEROFIT DAN HIDROFIT SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA UNTUK PENYUSUNAN PROTOTYPE

PERBANDINGAN STRUKTUR ANATOMI DAUN TUMBUHAN HALOFIT, XEROFIT DAN HIDROFIT SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA UNTUK PENYUSUNAN PROTOTYPE PERBANDINGAN STRUKTUR ANATOMI DAUN TUMBUHAN HALOFIT, XEROFIT DAN HIDROFIT SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA UNTUK PENYUSUNAN PROTOTYPE MODUL PENGAYAAN MATERI STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGHALUSAN TEKS DASAR

PENGHALUSAN TEKS DASAR PENGHALUSAN TEKS DASAR Ria Mahardika 109016100072 Unit Enam Bab: Bentuk dan fungsi tumbuhan Sub Bab: Struktur dan pertumbuhan tumbuhan Sub Sub Bab: Pertumbuhan tumbuhan Sub Sub Sub Bab: Pertumbuhan sekunder:

Lebih terperinci

mustofa Tujuan Pembelajaran :

mustofa Tujuan Pembelajaran : Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan dapat mendiskribsikan keragaman dan system organisme kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme Struktur organisasi kehidupan dimulai

Lebih terperinci

F. MATERI PEMBELAJARAN 1. Organ-organ tumbuhan 2. Proses pengangkutan pada tumbuhan

F. MATERI PEMBELAJARAN 1. Organ-organ tumbuhan 2. Proses pengangkutan pada tumbuhan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 03 Sekolah : SMP N 1 KOTA MUNGKID Mata Pelajaran : IPA/ Biologi Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Materi : Struktur Dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Alokasi Waktu : 5 Jam

Lebih terperinci

MODUL BIOLOGI SMP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

MODUL BIOLOGI SMP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MODUL BIOLOGI SMP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Oleh : Palupi Asti Utami Universitas Negeri Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta 1 Jaringan pada tumbuhan a. Jaringan kolenkim Kolenkim merupakan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1 1. Berikut ini merupakan beberapa fungsi daun pada tumbuhan, kecuali Tempat

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. xilem korteks floem parenkim epidermis hama dan penyakit. 100 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Struktur akar. Struktur dan fungsi akar

Peta Konsep. Kata Kunci. xilem korteks floem parenkim epidermis hama dan penyakit. 100 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Struktur akar. Struktur dan fungsi akar Peta Konsep Struktur dan fungsi akar Struktur akar Jalannya air pada tumbuhan Fungsi akar Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan Struktur dan fungsi batang Struktur batang Fungsi batang Peranan pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dilihat dari beberapa bentuk dan karakteristik jenis tanamanya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dilihat dari beberapa bentuk dan karakteristik jenis tanamanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mawar adalah salah satu tanaman bunga yang memiliki ciri khusus yaitu dilihat dari beberapa bentuk dan karakteristik jenis tanamanya. Tanaman bunga Mawar merupakan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Jaringan pada Tumbuhan

Jaringan pada Tumbuhan JARINGAN TUMBUHAN Jaringan pada Tumbuhan Tunas apikal terdiri dari meristem apikal Kambium vaskuler Kambium (meristem lateral) Meristem yang akan membentuk akar lateral Akar lateral Meristem apikal akar

Lebih terperinci

ADAPTASI TUMBUHAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN SALIN DAN JENUH AIR. berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang

ADAPTASI TUMBUHAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN SALIN DAN JENUH AIR. berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang PENDAHULUAN ADAPTASI TUMBUHAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN SALIN DAN JENUH AIR Hutan mangrove merupakan formasi tumbuhan yang tumbuh dan berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang

Lebih terperinci

LAPORAN PENGAMATAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

LAPORAN PENGAMATAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL LAPORAN PENGAMATAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL Nama Kelompok : 1. Andaria (05) 2. Angelita Kusuma Bkis (07) 3. Dava Athallah V (12) 4. Dimas Pratama (13) 5. Nico Natanael (23) 6. Tri Indah R (32) TAHUN

Lebih terperinci

STEREOM ( KOLENKIM DAN SKLERENKIM)

STEREOM ( KOLENKIM DAN SKLERENKIM) STEREOM ( KOLENKIM DAN SKLERENKIM) Judul praktikum : Stereom ( kolenkim dan sklerenkim ) Tanggal praktikum : 26 Februari 2014 Tujuan praktikum : 1. Mengidentifikasi jaringan kolenkim (kolenkim angular,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.3 1. Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... A. Air cahaya CO 2 O 2 Kunci Jawaban : D Bahan-bahan yang

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 1 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 38 Jl. Raya Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta Selatan 12610 Telepon: 7270865, Fax: 7872056 ULANGAN TENGAH

Lebih terperinci

: Struktur dan Perkembangan Tumbuhan/ BlO 2061

: Struktur dan Perkembangan Tumbuhan/ BlO 2061 Nama Matakuliah Kode/SKS Prasyarat Status Matakuliah : Anatomi Tumbuhan : B10327/ 3SKS : Struktur dan Perkembangan Tumbuhan/ BlO 2061 : Pilihan Deskripsi Singkat Matakuliah : Anatomi tumbuhan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies

BAB I PENDAHULUAN. Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies tanaman yang berbeda dari bentuk morfologi daunnya ataupun buahnya. Tanaman dari genus Cucumis ini

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

Struktur Anatomi Biji

Struktur Anatomi Biji Struktur Anatomi Biji BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Mempunyai biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan

Lebih terperinci

Gambar 16 Pohon angsana di Kota Yogyakarta (a) dan di Kota Solo (b).

Gambar 16 Pohon angsana di Kota Yogyakarta (a) dan di Kota Solo (b). BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Gunung Merapi meletus pada tanggal 26 Oktober 2010. Letusan gunung ini mengeluarkan gas dan materi vulkanik. P2PL (2010) melaporkan bahwa letusan Gunung Merapi mengeluarkan berbagai

Lebih terperinci

DUNIA TUMBUHAN. - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik

DUNIA TUMBUHAN. - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik DUNIA TUMBUHAN Ciri-ciri tumbuhan : - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik - Beradaptasi terhadap lingkungan darat - Mempunyai pergiliran keturunan : - Generasi saprofit

Lebih terperinci