KETIDAKSANGGUPAN SUAMI DALAM MELUNASI HUTANG ISTRI SEBAGAI SEBAB PENGAJUAN PERCERAIAN
|
|
- Hartanti Hardja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KETIDAKSANGGUPAN SUAMI DALAM MELUNASI HUTANG ISTRI SEBAGAI SEBAB PENGAJUAN PERCERAIAN (Analisis Putusan Pengadilan Agama Depok Nomor.826/Pd.G/2009/Pa Dpk dan Jakarta Timur Nomor.154/Pdt.G/2009/Pa.JT) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syari ah dan Hukum untuk memenuhi salah satu syarat Mencapai gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: NAILATUL HIDAYAH K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGAM STUDI AHWAL AL SAKHSIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H /2010 M
2 KETIDAKSANGGUPAN SUAMI DALAM MELUNASI HUTANG ISTRI SEBAGAI SEBAB PENGAJUAN PERCERAIAN (Analisis Putusan Pengadilan Agama Depok Nomor.826/Pd.G/2009/Pa Dpk dan Jakarta Timur Nomor.154/Pdt.G/2009/Pa.JT) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: NAILATUL HIDAYAH Pembimbing Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA NIP K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431H/2010M
3 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berada di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif hidayatullah Jakarta Jakarta, 09 Juli 2010 Nailatul hidayah
4 KATA PENGANTAR بسم االله الرحمن الرحيم Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala taufiq dan hidayah-nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga sekripsi ini bisa terselesaikan sebagai syarat melengkapi gelar sarjana S1 pada Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul ketidak sanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab pengajuan perceraian. Studi analisis di pengadilan Agama Depok dan pengadilan Agama Jakarta Timur. Shalawat seta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Penulis menyadari skripsi ini terselesaikan berkat dan dorongan bagi semua pihak. Oleh Karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama Bapak. 1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH. MA. MM, Dekan Fakultas Syari ah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH. MA, Ketua Prodi Akhwal Al-Syahsiyyah, sekaligus pembimbing dalam penulisan sekripsi ini. Yang telah meluangkan waktu dan tenaganya serta dengan sabar memberikan petunjuak dan bimbingan kepada penulis. 3. Kamarusdiana, S. Ag. MH, Sekretaris Prodi Akhwal Al-Syahsiyyah. 4. Ibunda tercinta Hj. Salamah, Ayahanda H. Khusnan (Alm), Kaka-kaka ku Hadi Lutfi dan Fauzan Arief. Saudara-saudara ku Bi Eungkus, Mang Didi, Wa Endjah, Teh IIm, Ust. Djajuly, Dinda Aisy, K Ipeh, K Iyan, yang tercinta serta i
5 kakanda Bachtyar Rifa i yang semunya selalu mendoakan dan memberikan motivasinya kepada penulis agar tercapai cita-citanya. 5. Teman-teman seperjuangan, konsentrasi Peradilan Agama (B) angkatan 2006, khusus buat Nur aida, Jamilah, Imam Hanafie, Qisty, Luqman, Wahyu Pa (A), Mustafidz, Pipih, K Yani, Rika, Milqi, Wawad, Cahya, Teh A I, silvie, Zumi yang selalu berbagi cerita suka dan duka bersama-sama serta semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Rekan-rekan dekat ananda di Kosan.Murni, Tika Lina, Ifah, semoga persahabatan kita langgeng selamanya. 7. Dosen-dosen yang memberikan sumbangsih ilmu dan pengalamannya. Akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati, berharap semoga kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa sekripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dikemudian hari dan memberikan manfaat bagi semua pihak serta rekan-rekan yang membacanya, dan semoga yang telah penulis lakukan mendapat ridha Allah SWT. amin Jakarta, Juni 2010 M Jumadil Akhir 1431 H Penulis ii
6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7 D. Metode Penelitian... 8 E. Studi Review F. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN A. Pengertian dan Dasar Hukum perceraian B. Sebab-Sebab Terjadinya Perceraian C. Perbedaan Cerai Talak dan Cerai Gugat D. Prosedur Perceraian BAB III POTRET PENGADILAN AGAMA A. Sejarah Singkat Pengadilan Agama Depok Dan Pengadilan Agama Jakarta Timur B. Yurisdiksi Pengadilan Agama Depok Dan Jakarta Timur C. Struktur Organisasi iii
7 BAB IV PUTUSAN PENGADILN AGAMA DEPOK DAN JAKARTA TIMUR A. Duduk Perkara Putusan Pengadilan Agama Depok B. Duduk Perkara Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur C. Analisis Penulis BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Surat Permohonan Data/Wawancara Surat Keterangan Observasi Pedoman Wawancara Hasil Wawancara Putusan Perkara Nomor 826/Pdt.G/2009/PA.Dpk Putusan Perkara Nomor 154/Pdt.G/2009/PA.JT iv
8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia, karena manusia adalah makhluk sosial yang mana satu dengan yang lainnya saling membutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri, tentunya dengan cara yang telah disahkan menurut Undang-Undang atau aturan yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan, sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Al-Quran menyatakan perkawinan sangat dianjurkan kepada hamba-nya yang beriman dan telah memenuhi syarat untuk melaksanakan perkawinan, dalam rangka untuk mencapai kesempurnaan ibadahnya. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah membutuhkan pendamping hidup sebagai makhluk yang terhormat dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Allah telah menjanjikan kepada hamba-nya yang melaksanakan perkawinan akan diberikan anugerah yang berlipat ganda. Perkawinan juga merupakan jalan untuk menyalurkan naluri manusia untuk memenuhi nafsu syahwatnya yang telah mendesak agar terjaga kemaluan 1 Tim Redaksi Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Perkawinan (Bandung: Fokusmedia,2005),Cet.Ke-1,h.1. 1
9 2 dan kehormatannya, jadi perkawinan adalah kebutuhan fitrah manusia yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Begitu pentingnya perkawinan dalam Islam, Rasulullah SAW pun sangat menekankan kepada umatnya untuk melaksanakan perkawinan seperti yang terkandung dalam hadis Rasulullah. Pada hakikatnya, seseorang melakukan akad pernikahan adalah saling berjanji serta berkomitmen untuk saling membantu, menghargai dan menghormati satu dengan yang lainnya. Sehingga tercapailah kebahagiaan dan cita-cita yang diinginkan. Tujuan perkawinan itu tertulis pada Kompilasi Hukum Islam atau yang biasa disebut dengan KHI, pada Pasal 3. 2 Islam sendiri menghendaki di capainya suatu makna yang mulia dari suatu perkawinan atau kehidupan berumah tangga. Di sini lembaga perkawinan harus dipandang sebagai sesuatu yang bernilai luhur dan harus mencari makna dan esensinya, seperti ketenangan dan ketenteraman hidup. Tujuan lain dari perkawinan adalah untuk memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga, sejahtera artinya tercipta ketenangan karena terpenuhinya keperluan hidup lahir dan batin, sehingga timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antara anggota keluarga. Selain untuk membangun suatu kehidupan (berumah tangga) yang penuh rasa kasih sayang, tenggang rasa, toleransi, solidaritas dan kesempurnaan akhlak 2 Direktorat Pembinaan Badan Peradialan Agama Deprteman Agama, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia. (Jakarta : Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Departeman Agama, 1992).
10 3 yang kesemuanya akan membawa seseorang pada keimanan dan ketakwaan yang sempurna. 3 Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kenyataan hidup yang terdapat di masyarakat roda kehidupan berjalan dinamis, tidak lepas dari perselisihan antara anggota keluarga tersebut terlebih antara suami dengan istri. Kenyataan hidup seperti itu membuktikan bahwa memelihara kelestarian dan kesinambungan hidup bersama suami istri bukanlah perkara yang mudah untuk dilaksanakan, bahkan dalam banyak kasih sayang dan kehidupan yang harmonis antara suami istri tidak dapat diwujudkan. Seringkali pasangan suami istri mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan atau cita-cita dari perkawinannya, di mana masalah yang menyebabkan rasa ketidakcocokan antara suami istri pun sangat komplek. Secara umum masalah yang ada itu berkaitan dengan banyak faktor, salah satunya adalah ekonomi. Nafkah yang harus dipenuhi oleh seorang suami kepada istrinya. 4 Agama mewajibkan suami memberi nafkah kepada istrinya, oleh karena dengan adanya ikatan perkawinan yang sah itu seorang istri menjadi terikat semata-mata kepada suaminya, dan tertahan sebagai miliknya, karena ia berhak menikmatinya secara terus menerus. memelihara dan mendidik anak-anaknya, sebaliknya bagi suami ia berkewajiban memenuhi kebutuhannya, dan memberi belanja kepadanya, selama 3 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Fikih. (Jakarta : Departeman Agama,1985), h.62 4 Zubair Ahmad, Relasi Suami Istri Dalam Islam, PSW UIN Syahid Jakarta,hal 61.
11 4 ikatan suami istri masih berjalan, dan istri tidak durhaka atau karena ada hal-hal lain yang menghalangi penerimaan belanja. 5 Nafkah merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan rumah tangga. Mewujudkan keseimbangan hak dan kewajiban suami istri harus dilandasi dengan komitmen bersama. Islam mewajibkan laki-laki sebagai seorang suami untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya, namun hal itu tidak menggugurkan kewajiban perempuan sebagai seorang istri yang secara moral adalah untuk membantu suaminya mencari nafkah, sebagai nafkah tambahan. Karena secara realitas banyak laki-laki (suami) yang penghasilannya tidak memenuhi tuntutan kebutuhan pokok yang menjadi standar hidup layak di tengah-tengah masyarakat. Perselisihan yang terjadi antara suami istri karena faktor ekonomi secara langsung sangat berpengaruh dengan jalannya bahtera rumah tangga tersebut. Namun terkadang dalam mencari nafkah tidak serta-merta mulus terus dalam perjalanannya, terkadang untung ataupun rugi, itu hal yang biasa dalam mencari nafkah (bekerja). seperti yang terjadi pada kasus di Pengadilan Agama Depok. Si istri membantu suaminya mencari nafkah tambahan dengan bekerja di Show Room. karena ingin mendapatkan untung banyak maka si istri yang berniat membantu suaminya mencari nafkah, dia mencoba melisingkan BPKB di tempat ia bekerja. Berniat mencari keuntungan malah mendapat kebuntungan (rugi). 5 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah. Penerjemah: Muhammad Thalib, (Alma arif), hal 80
12 5 karena usahanya merugi maka si istri mempunyai hutang yang banyak. Awalnya suami tidak tahu masalah ini ternyata si istri memiliki hutang yang sangat besar dan untuk menutupi hutang tersebut, si suami telah menjual seluruh hartanya yang si suami miliki dan juga meminjam uang ke saudara dan teman-teman si suami, sampai akhirnya si suami tidak punya tempat tinggal lagi dan masih memiliki hutang. Pada bulan Mei 2009 merupakan puncak perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga mereka, si suami sudah tidak sanggup lagi membayar hutang si istri tersebut, malah si suami sering didatangi oleh orang-orang yang menagih hutang si istri tersebut ke rumah kontrakannya. Suami sudah tidak sanggup lagi membayar hutang si istri yang begitu besar. Perceraian tersebut telah dimusyawarahkan keluarga, akan tetapi hal tersebut tidak berhasil. Keunikan dari Perkara Nomor. 826/Pdt.G/2009/PA Dpk. Yaitu alasan tergugat karena indikasi perbedaan pendapat (cekcok) akibat si istri terlilit hutang yang sangat besar, sampai-sampai si suami tidak mampu lagi membayarnya. Dari penjelasan di atas penulis tergugah untuk meneliti kasus perkara dengan alasan suami tidak mampu membayar hutang istri sebagai penyebab terjadinya perceraian. Maka dari itu penulis mengambil objek penelitian di Pengadilan Agama yang notabenenya merupakan lembaga Peradilan yang menangani kasus bagi orang yang beragama Islam. Khususnya dibatasi di Pengadilan Agama kota Depok. karena latar belakang di atas penulis mengambil skripsi dengan ketidak sanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai
13 6 sebab pengajuan perceraian (Analisis Putusan Pengadilan Agama Depok Nomor 826/Pdt.G/2009/PA Dpk dan Jakarta Timur Nomor. 154/Pdt.G/2009/PA.JT) B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian skripsi ini lebih terarah. Maka penulis membatasi lingkup permasalahan yang terjadi dalam hal-hal yang berkenaan dengan masalah tanggung jawab suami, khususnya kewajiban membayar hutang. Karena dalam Kompilasi Hukum Islam ( KHI ) Pasal 80 seharusnya suami melakukan tanggung jawabnya namun pada kasus ini suami tidak melakukan tanggungjawabnya. Penulis melakukan penelitian Dengan objek penelitian di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur. 2. Perumusan Masalah Kewajiban suami tehadap istri telah dijelaskan dalam al-qur an, Hadis Undang-Undag dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), kenyataan nya dilapangan banyak suami yang tidak melaksanakan kewajiban nya. Oleh karena itu penulis dalam penulisan skripsi ini terfokus untuk mengetahui halhal yang menyakut kewajiaban suami terutama dalam ketidak sanggupan seorang suami dalam melunasi hutang istri. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat merinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
14 7 a. Apakah suami tidak sanggup melunasi hutang istri dapat menjadi suatu alasan perceraian? b. Bagaimanakah prosedur penyelesaian perceraian karena suami tidak sanggup melunasi hutang istri? c. Mengapa hakim memberikan putusan dalam bentuk thalak satu raj i? Dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas, diharapkan skripsi ini dapat menjelaskan sesuai dengan tema yang penulis ambil dalam judul skripsi ketidak sanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab pengajuan perceraian di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan sebagi berikut : a. Untuk mengetahui perspektif Hukum Positif tentang Perkawinan dan Perceraian. b. Dapat memahami hak dan kewajiban suami kepada istri menurut Hukum Positif c. Mengetahui masalah perceraian menurut Hukum Acara Peradilan Agama. d. Dapat mengetahui cerai talak akibat ketidaksanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab pengajuan perceraian khususnya di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur.
15 8 2. Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Untuk penulis: memberikan wawasan kepada penulis, dalam rangka meningkatkan disiplin ilmu, yang akan dikembangkan menjadi profesi penulis sebagai mahasiswa, sesuai dengan bidang studi yang merupakan mata kuliah pokok dan sebagai ilmu yang dimiliki penulis yang akan diperdalam lebih lanjut melalui studi-studi lain yang serupa dengan disiplin ilmu tersebut. b. Untuk kalangan akademis: seperti mahasiswa dan para pengamat akademis dengan adanya skripsi ini yang menyajikan wacana pemikiran, dan juga biasa dijadikan informasi untuk dibahas lebih lanjut dan bahan untuk didiskusikan. c. Untuk Ilmu pengetahuan: memberikan sumbangan khususnya bidang Ilmu Fikih Munakahat sehingga mengetahui tantang pandangan Hukum Islam mengenai ketidaksanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab pengajuan perceraian di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur. D. Metode Penelitian Metode yang penulis tempuh dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Jenis Pendekatan Pendekatan Kualitatif yaitu dengan melakukan analisa isi, menguraikan dengan cara mendeskripsikan isi dari putusan yurisprudensi, yang penulis
16 9 dapatkan di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur. Kemudian menghubungkan dan menganalisis fakta-fakta sebuah putusan yang disebabkan karena ketidaksanggupan suami dalam melunasi hutang istri yang berakibat perceraian. Sehingga ditemukan kesimpulan objektif, sistematis sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dalam penulisan ini. a. Sumber data penelitian Untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya, diperlukan sumber penelitian. Sumbersumber hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. 6 1) Sumber data primer: merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Sumber Data Primer di sini adalah putusan Nomor 826/pdt/2009/PA Dpk. Dari Pengadilan Agama Kota Depok Jawa Barat dan Putusan Nomor. 154/Pdt.G/2009/Pa.JT dari Pengadilan Jakarta Timur. 2) Sumber Data Sekunder: Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan jalan mengadakan studi kepustakaan atas dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diajukan. Dokumen yang dimaksud adalah al-qur an, Hadis buku-buku Karangan Ilmiah, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam (KHI), Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 6 Peter Marzuki Mahmud, Penelitian Hukum, ( Jakarta: Kencana, 2005 ),Cet. Ke-4.h. 141
17 Hukum Acara Peradilan Agama dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan judul penelitian serta data arsip di Pengadilan Agama Kota Depok yakni tentang ketidak sanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagi sebab terjadinya perceraian. b. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: 1) Menganalisa, dan menafsirkan khususnya Putusan Nomor 826/pdt/2009/PA Dpk dan Putusan Nomor 154/Pdt.G/2009/Pa.JT dalam rangka memahami proses mencari bukti-bukti data otentik yang berkaitan dengan ketidaksanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab terjadinya perceraian di Pengadilan Agama. Sebelum analisis dilakukan, data tersebut disusun terlebih dahulu untuk mempermudah analisis. Penyusunan data dapat dalam bentuk table atau membuat coding untuk analisis dengan menggunakan bantuan komputer. Sesudah data dianalisis, maka dilakukan interpretasi atau penafsiran terhadap data tersebut. 7 2) Wawancara adalah percakapan dengan tujuan untuk menganalisis data kebenaran dari dua pihak 8, yaitu pewawancara membenarkan 7 Bambang Sunggono. Metodologi Penelitian Hukum, ( Jakarta; Raja Grafindo Persada,2005) Cet. Ke-7, h Lexy J Meoleong, Metodologi Penelitian, (Bandung; Remaja Rosdakarya,2004) hal.135
18 11 pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya dengan kejadian yang sebenarnya agar data tersebut dapat diterima lalu diolah dengan menggunakan metode pendekatan statistik kuantitatif dan hasilnya dapat disimpulkan dan diinformasikan kepada khalayak yang membutuhkan dari data yang sudah diolah tersebut. c. Teknik Analisis Data Dalam melakukan teknik analisis data ini peneliti menggunakan cara mengumpulkan data data yang sudah ada di Pengadilan Agama, adapun tahap yang dilakukan pertama kalinya adalah dengan cara mengambil data yang sudah ada contohnya berupa putusan dan hasil dari hasil putusan itu dianalisis, diolah datanya dengan metode tertentu dan ditarik kesimpulannya. Dan hasil laporan yang sudah di dapat bisa diinterpretasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian yang berguna untuk khalayak orang banyak yang membutuhkan dari data penelitian tersebut. Membandingkan antara perbandingan hukum yang bersifat deskriftif komparatif yang tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan informasi dan perbandingan hukum terapan yang mempunyai sasaran tertentu. 9 dalam kasus ini peneliti menganalisa putusan, yaitu putusan yang di peroleh dari pengadilan Agama depok dan pengadilan Agama 9 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, ( Jakarta; Raja Grafindo Persada,2005), Cet.ke-7,h.70.
19 12 Jakarta Utara dengan dilihat dari Hukum Islam dan Hukum Positifnya. Kemudian menghubungkan dan menganalisis fakta-fakta sebuah putusan, sehingga di temukan kesimpulan yang objektif dan sistematis. d. Teknik Penulisan Data Sesuai dengan buku PPS (Pedoman Penulisan Skripsi) yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2007 dan UIN Jakarta Press. Dengan pengecualian: penulisan terjemah al-qur an dan Hadis ditulis satu spasi, dalam daftar pustaka al-qur an ditulis di awal. E. Studi Review 1. Disebabkan oleh gangguan pihak ketiga, gangguan pihak ketiga merupakan Judul skripsi : Faktor Pemicu Terjadinya Perceraian di Pengadilan Agama Singaraja, BALI. Disusun oleh : Muhammad Ridwan Tahun : 2003 Skripsi ini berisi bahwa latar belakang pemicu terjadinya perceraian salah satu penyebab terjadinya percekcokan dan pertengkaran yang kalau tidak segera diselesaikan akan menyebabkan semakin runtuhnya rumah tangga. Karena dalam hal ini pihak ketiga lah yang mempengaruhi ekonomi rumah tangga, karena dengan datangnya pihak ketiga pastinya pendapatan yang akan diterima oleh pihak istri akan berkurang sedangkan kebutuhan dari waktu sewaktu terus merangkak naik. Adapun perceraian karena pihak ketiga
20 13 ini maksudnya ada pihak luar selain suami istri yang berperan dalam menyebabkan perceraian adalah: Perselingkuhan ditemukan bahwa ada orang ketiga, seperti Pria Idaman lain, dan Wanita Idaman lain yang hadir dalam kehidupan rumah tangga yang akan sangat berpotensi terjadinya percekcokan dan pertengkaran yang akhirnya istri atau suami merasa terlecehkan dan mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama. a. Mengenai kekurangan dari isi penulisan skripsi ini, sayangnya penulis tidak melakukan penelitian lapangan ( metode wawancara atau interview ) kepada objek atau orang yang terkait penulis hanya berpedoman terhadap teks dari buku-buku yang ada. Karena kalau kita tinjau lagi fungsi dari kita menginterview objek atau orangnya langsung maka kita dapat memperoleh informasi yang lebih akurat. Tanpa kita harus atau bermaksud menyinggung perasaan orang yang sedang mengalami permasalahan tersebut. 2. Judul skripsi : Ketidak Harmonisan yang terjadi di Kehidupan Rumah Tangga Sebagai Pemicu perceraian di Wilayah Pengadilan Agama, Jakarta Selatan. Disusun oleh : Ety F Tahun : 2005 Dalam tulisannya menjelaskan bahwa: Faktor terjadinya perceraian salah satu penyebab adalah faktor ekonomi, faktor perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ), dll. Adapun ketidakharmonisan yang terjadi
21 14 dalam rumah tangga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya percekcokan dan pertengkaran yang berakhir dengan pelaporan gugatan cerai di Pengadilan Agama Jaksel. Dan ketidakharmonisan bisa disebabkan karena adanya sikap-sikap dan prilaku yang tidak baik di antara mereka berdua, salah satunya adalah: a. Ketidaktaatan, adapun salah satu kewajiban istri terhadap suaminya ialah taat terhadap perintah suaminya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW, karena dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 83 ayat 1 disebutkan: kewajiban utama bagi suami istri ialah berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam garis-garis yang dibenarkan oleh hukum Islam b. Penyebab yang kedua adalah penganiayaan. suami telah melakukan penganiayaan dan pemukulan kepada pasangannya atau istrinya. Dan istri tersebut merasa tidak diperlakukan dengan baik sebagaimana perintah agama, dan dari point ini atau penganiayaan dapat dianalisiskan sebagai kategori tindakan KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga ) yang berupa kekerasan fisik, psikis, ekonomi, maupun dalam kekerasan SEX. Yang pada akhirnya kedua belah pihak sepakat mengakhiri hubungan suami istri di hadapan muka persidangan Pengadilan Agama Jaksel. 3. Dari beberapa penganalisaan beberapa skripsi yang saling ada hubungannya dengan faktor pemicu perceraian.
22 15 Pertama : Awalnya karena disebabkan ketidak jujuran di antara pasangan suami istri tersebut dalam memahami sikap kejelekan yang dimiliki keduanya pada saat pacaran, dan sang istri pun tidak mengetahui lebih jauh pekerjaan tetap yang dilakoni oleh calon suaminya, dan apabila calon istri pun tahu latar belakang pekerjaan dan bisa menerima secara ikhlas calon suaminya dengan permasalahan ekonomi, maka dapat hal-hal yang menyebabkan perceraian yang di karenakan faktor ekonomi dapat dihindari. Kedua ; Adanya tindakan kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) yang berupa kekerasan fisik, psikis, ekonomi, maupun kekerasan Sex. Yang dilakukan oleh pihak suami ke pihak istri. Dan bisa dilihat dari pihak wanita dengan cepatnya pengambilan keputusan dalam mengambil waktu berlangsungnya pernikahan karena tanpa dipikirkan secara lebih mendalam lagi, bagaimana dan seperti apa karakteristik calon suaminya kelak. Yang pada akhirnya pada awalawal pernikahan kedua pasangan tersebut timbul konflik-konflik yang diakhiri dengan pelaporan gugatan cerai dan diselesaikan dalam putusan Cerai di depan muka persidangan Pengadilan Agama Jaksel. Dari dua Tinjauan Review atau Kajian Terdahulu yang sudah dibahas di atas maka penulis ingin lebih mengkhususkan judul skripsi penulis yakni: Ketidak Sanggupan Suami Dalam Melunasi Hutang Istri Sebagai Sebab Pengajuan
23 16 Perceraian ( Analisis Studi di Pengadilan Agam Kota Depok Jawa Barat Nomor Putusan 826/pdt.g/2009/PA Dpk dan Jakarta Timur Nomor 154/Pdt.G/2009/Pa.JT). Oleh karena itu kita dapat lebih terkonsentrasi lebih mendalam mengenai latar belakang dari permasalahan yang terjadi oleh kedua pasangan yang disebabkan oleh karena dari faktor finansial atau faktor ekonomi. Maka di sini terlihatlah perbedaan dalam pembahasan judul yang sudah dibahas dan ditulis oleh para kakak kelas penulis yakni Muhammad Ridwan, dan Etty F. karena di dalam karyanya para kedua penulis itu membahas judul yang tidak spesifik, maka untuk menspesifikkan kembali maka penulis mengajukan judul yang sudah tertera. Dan mohon izinkan penulis diberikan kesempatan untuk membahas dan meneliti kembali dari judul yang sudah penulis tetapkan. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang meliputi sebagai berikut: BAB KESATU PENDAHULUAN; Membahas tentang masalah yang melatarbelakangi skripsi ini yang meliputi; Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Studi Review serta Sistematika Penulisan. BAB KEDUA KAJIAN TEORITIS TENTANG PERCERAIAN; membahas tantang pengertian dan dasar hukum perceraian, Sebab-sebab
24 17 terjadinya perceraian, perbedaan cerai thalak dan cerai gugat, prosedur perceraian. BAB KETIGA POTRET PENGADILAN AGAMA ; Membahas tentang sejarah singkat Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur,Yurisprudensi pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur, Struktur pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur BAB KEEMPAT PUTUSAN PENGADILN AGAMA DEPOK DAN JAKARTA TIMUR; Membahas Tentang Duduk Perkara Pengadilan Agama Depok, dan Duduk Perkara Pengadilan Agama Jakarta Timur, Analisa Penulis. BAB KELIMA PENUTUP; yang berisikan tentang kesimpulan dan saransaran, penulis juga melampirkan daftar pustaka dan lampiranlampiran yang dianggap penting DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
25 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN A. Pengertian dan Dasar Hukum perceraian 1. Pengertian Perceraian Kata perceraian atau talak dalam bahasa Arab berasal dari tholaqoyathluqu-tollaqo yang bermakna melepaskan atau menguraikan tali pengikat, baik tali pengikat itu bersifat konkret seperti tali pengikat kuda atau unta maupun bersifat abstrak seperti tali pengikat perkawinan. 1 Dalam Al-munawir kamus Arab Indonesia, cerai adalah terjemahan dari bahasa arab Thalaqa yang secara bahasa artinya melepaskan ikatan. 2 Dalam kamus Ensiklopedia Islam dijelaskan bahwa kata talak adalah melepaskan ikatan, meninggalkan, dan memisahkan. Di Zaman jahiliah istilah talak digunakan untuk memisahkan hubungan suami istri. 3 Pada Ensiklopedi Islam Indonesia diartikan sebagai pemutusan ikatan perkawinan yang dilakukan oleh suami istri secara sepihak dengan menggunakan kata Talak atau seumpamanya. 4 Dalam kamus istilah agama, talak adalah melepaskan ikatan dengan kata-kata 1 Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Di Jakarta, Ilmu Fikih, ( Jakarta : Departemen Agama, 1985 ), Cet.ke-2, h Ahmad Warsan Munawir, Al-Munawir : Kamus Arab Indonesia, ( Surabaya : Pustaka Progresif, 1997 ) Cet Ke-14, h Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, ( Jakarta : PT.Ikhtiar baru Van Hoeve,1997 ), Cet.Ke-4,h.53 4 Departemen Agama, Ensiklopedi Islam Indonesia, ( Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam/Proyek Peningkatan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi IAIN, 1987) Jilid 3, h
26 19 jelas atau sarih, atau dengan kata-kata sindiran atau kinayah. 5 Selanjutnya mazhab Syafi I mendefinisikan talak sebagai pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau yang semakna dengan lafal itu. Sedangkan Mazhab maliki mendefinisikan talak sebagai suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri. 6 Kata talak menurut Prof. Subekti, SH mengatakan bahwa perceraian atau talak adalah penghapusan perkawinan dengan putusan atau tuntutan salah satu pihak dari dalam perkawinan itu. Dalam istilah agama talak berarti melepaskan ikatan perkawinan atau bubarnya hubungan perkawinan. 7 Sedangkan menurut istilah, thalak adalah melepas ikatan pernikahan, atau menghilangkan ikatan pernikahan pada saat itu juga (melalui thalak ba in) atau pada masa mendatang setelah iddah (melalui thalak raj i ) dengan ucapan tertentu. 8 Pada Pasal 117 Kompilasi Hukum Islam (KHI), talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang terjadi salah satu sebab putusnya ikatan perkawinan dengan cara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 129,130, dan 131 Ayat (1) dan (2). 9 Dan dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, talak adalah seorang suami yang 5 Salahuddin Khairi Sadiq, Kamus Istilah Agama, ( Jakarta : CV.Sient Tarama,1983 ),h Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Talak Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT.Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1997 ), Cet. Ke-4,h.53 7 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah jilid3, Pena Pundi Aksara : 2007, h Abu Malik bin Sayyid Salim, Fikih Sunnah Untuk Wanita, Al-I Tisham, Jakarta : Lihat Kompilasi Hukum Islam
BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan Pengadilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, merupakan salah satu badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun arti dari pada talak adalah membuka ikatan membatalkan perjanjian. Sedangkan furqah artinya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan
BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Syariat Islam telah menjadikan pernikahan menjadi salah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI A. Pertimbangan Hakim Mengabulkan Cerai Gugat dengan Sebab Pengurangan Nafkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua pribadi antara laki-laki dan perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam, yakni separuh nyawa antara
Lebih terperinciRELEVANSI KONSEP RUJUK ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PANDANGAN IMAM EMPAT MADZHAB SKRIPSI. Oleh : MUNAWWAR KHALIL NIM : 06210009
RELEVANSI KONSEP RUJUK ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PANDANGAN IMAM EMPAT MADZHAB SKRIPSI Oleh : MUNAWWAR KHALIL NIM : 06210009 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0087/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN
P U T U S A N Nomor: 0087/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciBAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 2.1 Pengertian Perkawinan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Lebih terperinciMENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki
MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAHREPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
PERATURAN PEMERINTAHREPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi utuh. Dalam syariat Islam ikatan perkawinan dapat putus bahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam perkawinan merupakan suatu ikatan yang harus diupayakan terjalin keutuhannya, namun secara manusiawi ikatan ini mustahil untuk selalu menjadi utuh.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan. Banyuwangi) perspektif UU No.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. HASIL PENELITIAN 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan Perkara Nomor 1061/Pdt.G/2016/PA.Bwi di Pengadilan Agama Banyuwangi) perspektif UU No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan tanggung jawab. Sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Tebo yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan dalam Islam disebut nikah, arti nikah menurut bahasa Arab adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu akad yang memperbolehkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di muka bumi ini Tuhan telah menciptakan segala sesuatu saling berpasangan, ada laki-laki dan perempuan agar merasa tenteram saling memberi kasih sayang dari suatu ikatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI PERKARA PUTUSAN NOMOR 1708/pdt.G/2014/PA.bjn. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri M dalam Putusan Nomor:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara suami, istri dan anak akan tetapi antara dua keluarga. Dalam UU
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkawinan merupakan salah satu asas pokok yang paling utama dalam kehidupan rumah tangga yang sempurna. Perkawinan bukan hanya merupakan satu jalan yang amat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciTENTANG DUDUK PERKARA
1 P U T U S A N Nomor : 1598/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara perdata Cerai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian tentang perkawinan di Indonesia tercantum dalam Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, disana dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0072/Pdt.G/2010/PA.Spn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor: 0072/Pdt.G/2010/PA.Spn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih
Lebih terperinciPANDUAN MENGAJUKAN GUATAN CERAI
PANDUAN MENGAJUKAN GUATAN CERAI A. KATA-KATA HUKUM YANG DIGUNAKAN DALAM PENGADILAN Gugatan Cerai, adalah tuntutan hak ke pengadilan (bisa dalam bentuk tulisan atau lisan) yang diajukan oleh seorang istri
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 1710/Pdt.G/2011/PA.Kbm Bismillahirahmanirrahim, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
1 P U T U S A N Nomor : 1710/Pdt.G/2011/PA.Kbm Bismillahirahmanirrahim, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak pada
Lebih terperinciP U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
P U T U S A N Nomor 1777/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti melakukan akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang lakilaki dengan seorang perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim baik laki-laki maupun perempuan yang telah memenuhi syarat. Tidak jarang pernikahan yang
Lebih terperinciPermohonan diajukan ditempat kediaman istri atau tempat tinggal terakhir dimana suami istri bertempat tinnggal
A. Kata-kata Hukum Yang Digunakan Dalam Pengadilan 1. Cerai Talak, adalah tuntutan hak ke pengadilan (bisa dalam bentuk tulisan atau lisan) yang diajukan oleh seorang suami untuk bercerai dari Istrinya.
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 80/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 80/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan Agama adalah salah satu dari peradilan Negara Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan
PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor 017/Pdt.G/2014/PA.Mtk
PUTUSAN Nomor 017/Pdt.G/2014/PA.Mtk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Mentok yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu dalam persidangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena mempunyai asas yaitu perkawinan untuk selama-lamanya yang diliputi oleh rasa kasih sayang
Lebih terperinciSetiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian.
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PUTUSAN PERCERAIAN ATAS NAFKAH ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA DAN PENYELESAIANYA JIKA PUTUSAN TERSEBUT TIDAK DILAKSANAKAN A. Pelaksanaan Putusan
Lebih terperinciBISMILLAHIRAHMANNIRAHIM
P U T U S A N Nomor 1530/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciBAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD
BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD A. Analisis Persamaan antara Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Status Perkawinan Karena Murtad Dalam
Lebih terperinciBISMILLAHIRAHMANNIRAHIM
P U T U S A N Nomor 0907/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperincibismillahirrahmanirrahim
P U T U S A N Nomor 0344/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciبسم اهلل الرحمن الرحيم
P U T U S A N NOMOR /Pdt.G/2015/PA.Sgr. بسم اهلل الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 90/Pdt.G/2014/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 90/Pdt.G/2014/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa cinta dan kasih sayang, dan masing-masing suami-istri memainkan peran pentingnya untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA
BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA KECAMATAN SUKODONO MENURUT KHI DAN FIQIH MADZHAB SYAFI I 1. Analisis Implikasi Hukum perkawinan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 0804/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 0804/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memungkinkan lagi untuk mewujudkan perdamaian, maka hukum Islam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan rumah tangga suatu permasalahan terkadang dapat diatasi, sehingga antara kedua belah pihak dapat berbaikan kembali, tetapi adakalanya perselisihan
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor: 174/Pdt.G/2012/PA.Pkc.
PUTUSAN Nomor: 174/Pdt.G/2012/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciSKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)
SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciSALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia diatas permukaan bumi ini pada umumnya selalu menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi miliknya. Sesuatu kebahagiaan itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah mempunyai daya tarik antara satu dengan yang lainnya untuk membina suatu hubungan. Sebagai realisasi manusia dalam membina hubungan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 0142/Pdt.G/2011/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 0142/Pdt.G/2011/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu Kelas I A yang mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat
Lebih terperinciBAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGAKUAN SEBAGAI UPAYA PEMBUKTIAN DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NO. 0758/PDT.G/2013 TENTANG PERKARA CERAI TALAK A. Analisis Yuridis Terhadap Pengakuan Sebagai
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 2132/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
1 P U T U S A N Nomor : 2132/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harta Bersama dan Perceraian 1. Harta Bersama Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami atau isteri mempunyai harta yang dibawa dan diperoleh
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 0198/Pdt.G/2010/PA.Spn.
P U T U S A N Nomor : 0198/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciSewaktu-waktu saya:
1 P U T U S A N Nomor : 0633/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor: 111/Pdt.G/2010/PA JP.
PUTUSAN Nomor: 111/Pdt.G/2010/PA JP. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam persidangan
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama
Lebih terperinciNomor: 150/Pdt.G/2007/PA. Slk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor: 150/Pdt.G/2007/PA. Slk. SALINAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Solok yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 0432/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 0432/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu Kelas I A yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam, bahwa dua orang manusia dengan jenis kelamin yang berlainan seorang wanita dan seorang laki-laki, ada rasa saling tertarik antara satu sama
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 311/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN P U T U S A N Nomor 311/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalpinang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor :----/Pdt.G/2010/PA.Slw. BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Permohonan Cerai Talak Pemohon dibebani Nafkah Iddah, Mut ah dan Nafkah Anak P U T U S A N Nomor :----/Pdt.G/2010/PA.Slw. BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI
AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI Oleh : DODI HARTANTO No. Mhs : 04410456 Program studi : Ilmu Hukum FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
Lebih terperincibismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 0495/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciP U T U S A N. NOMOR : 54/Pdt.G/2011/PA.Pts DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N NOMOR : 54/Pdt.G/2011/PA.Pts بسم الله الرحمن الرحیم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Putussibau yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 0015/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN PUTUSAN Nomor : 0015/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 0255/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 0255/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat
Lebih terperincibismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 0728/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 0630/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 0630/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN
P U T U S A N Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 0827/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 0827/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperincibismillahirrahmanirrahim
P U T U S A N Nomor 0105/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI
AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH NAFIDHATUL LAILIYA NIM. 3222113012 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN
Lebih terperincibismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 0904/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciBISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARA
P U T U S A N Nomor:0015/Pdt.G/2010/PA.Slk BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Solok yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk akad nikah.nikah menurut syarak ialah akad yang membolehkan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nikah dalam bahasa arab ialah bergabung dan berkumpul, dipergunakan juga dengan arti kata wata atau akad nikah, tetapi kebanyakan pemakaiannya untuk akad nikah.nikah
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 330/Pdt.G/2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 330/Pdt.G/2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara tertentu
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor 975/Pdt.G/2014/PA.Pas
SALINAN PUTUSAN Nomor 975/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada
Lebih terperincibismillahirrahmanirrahim
P U T U S A N Nomor 0374/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah
1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 1519/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN
PUTUSAN Nomor : 1519/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia karena dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan kelangsungan generasinya. Pengertian Perkawinan
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 1965/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 1965/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperincibismillahirrahmanirrahim
P U T U S A N Nomor 0131/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciCerai Talak: Pemohon dibebani untuk membayar Nafkah Iddah dan Mut ah
Cerai Talak: Pemohon dibebani untuk membayar Nafkah Iddah dan Mut ah P U T U S A N Nomor XX34/Pdt.G/2010/PA.Slw. BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama
Lebih terperinciBISMILLAHIRAHAMANNIRAHIM
P U T U S A N Nomor 1044/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHAMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak mampu. Walaupun telah jelas janji-janji Allah swt bagi mereka yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan sangat dianjurkan dalam Islam, terutama bagi mereka yang secara lahir dan batin telah siap menjalankannya. Tidak perlu ada rasa takut dalam diri setiap muslim
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor : 52/Pdt.G/2012/PTA. Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
S A L I N AN P U T U S A N Nomor : 52/Pdt.G/2012/PTA. Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974. Pengertian perkawinan menurut Pasal
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 0736/Pdt.G/2012/PA.Kbm Bismillaahirrahmaanirrahiim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
1 P U T U S A N Nomor 0736/Pdt.G/2012/PA.Kbm Bismillaahirrahmaanirrahiim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak pada
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 0485/Pdt.G/2015/PA.Pkp. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 0485/Pdt.G/2015/PA.Pkp. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalpinang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama, dalam sidang
Lebih terperinci