BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Budi Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebugaran fisik Definisi Kebugaran fisik secara umum adalah keadaan kemampuan untuk melakukan pekerjaan fisik berkelanjutan ditandai dengan integrasi yang efektif dari daya tahan kardiorespirasi, kekuatan, fleksibilitas, koordinasi, dan komposisi tubuh (Miller et al, 2002) Kebugaran fisik adalah kumpulan atribut yang seseorang miliki atau dapatkan. Kebugaran fisik diartikan sebagai kemampuan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan penuh semangat dan kesadaran, tanpa kelelahan dan dengan energi yang cukup (Casperseen, 1985). Kebugaran fisik adalah kemampuan dari jantung, darah, pembuluh darah, paru-paru, dan otot untuk tampil optimal (Getchell, 2008) Komponen Kebugaran Fisik Kebugaran fisik terbagi menjadi dua komponen yaitu kebugaran fisik terkait kesehatan (health related component) dan kebugaran fisik terkait kemampuan atletis (performance or skill related component). Kebugaran fisik terkait kesehatan mencakup kebugaran kardiorespirasi, komposisi tubuh, fleksibilitas, kekuatan otot, dan ketahanan otot. Kebugaran fisik terkait kemampuan atletis mencakup keseimbangan, waktu reaksi, koordinasi, ketangkasan, kecepatan, dan kekuatan (ACSM, 2008). Komponen-komponen kebugaran fisik antara lain : 1. Kekuatan otot (muscular strength): Kemampuan otot untuk menghasilkan tenaga selama kontraksi. Kekuatan otot penting untuk mengingkatkan kekuatan fisik secara keseluruhan. Kekuatan otot dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan suhu otot.
2 2. Daya tahan otot (muscular endurance): Kemampuan otot rangka untuk bertahan terhadap kontraksi terus menerus. 3. Daya tahan jantung paru (cardiorespiratory endurance): Kemampuan paru untuk proses pertukaran gas serta kemampuan jantung dan pembuluh darah untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. 4. Kelenturan (flexibility): Kemampuan untuk memaksimalkan jangkauan gerakan sendi. Pada usia lanjut kelenturan berkurang sebagai akibat menurunnya elastisitas otot akibat kurang melakukan latihan fisik. 5. Komposisi tubuh (body composition): Komposisi tubuh mengacu pada jumlah relatif atau presentase dari berbagai jenis jaringan tubuh (tulang, lamak dan otot) yang berhubungan dengan kesehatan. 6. Ketangkasan (agility): kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat saat bergerak. (Robergs, 2003) Kebugaran kardiorespirasi mencerminkan kemampuan fungsional dari jantung, pembuluh darah, darah, paru-paru, dan otot yang terkait selama berbagai jenis tuntutan latihan. Secara khusus, kebugaran kardiorespirasi mempengaruhi berbagai respon fisiologis yaitu saat istirahat, dalam menanggapi latihan submaksimal, dalam menanggapi latihan maksimal, dan selama kerja yang berkepanjangan (Lee et al., 2010; Martinez-Viscaino dan Sanchez-Lopez, 2008) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Fisik 1. Genetik Kapasitas aerobik maksimal 93,4% dipengaruhi oleh genetik yang berperan antara lain pada kapasitas jantung, sel darah merah (eritrosit), dan hemoglobin (Hb). Hal ini diduga terkait dengan jumlah mitokondria yang dimilikinya. Orang berkulit hitam dari suku Afrika memiliki jumlah mitokondria lebih banyak dibandingkan orang berkulit putih sehingga meningkatkan kemampuan sel dalam meningkatkan energi.
3 2. Jenis Kelamin Setelah usia pubertas laki-laki memiliki nilai kebugaran lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Pada pengukuran VO2 max lakilaki lebih tinggi dikarenakan konsentrasi Hemoglobin (Hb) yang lebih tinggi (Strijk, 2010). Laki-laki memilki 10 kali lipat hormon testosteron dibandingkan dengan perempuan. Hormon testosteron merupakan anabolic steroid yang dapat membuat otot menjadi lebih besar dan kuat. Rata-rata kekuatan otot perempuan hanya 2/3 dari kekuatan otot laki-laki. Perempuan biasanya memiliki flexibilitas yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan hormone relaxin, extrogen dan progesteron yang membuat ligament, sehingga menjadikan ruang rendi lebih luas (Afriwardi, 2002). 3. Usia Pada usia pertumbuhan, kebugaran fisik akan lebih baik dikarenakan fungsi organ tubuh tumbuh dengan optimal. Sedangkan pada orang tua akan terjadi penurunan dikarenakan banyak jaringan tubuh yang telah mengalami kerusakan (Muslichatun, 2005). Pada usia diatas 25 tahun VO2 max nilai Vo2 max akan menurun 1% setiap tahunnya. Pada seseorang yang rajin melakukan aktifitas fisik, penurunan terjadi 5% per dekade, sedangkan pada seseorang yang memiliki gaya hidup sedenter penurunan mencapai 10% per dekade (Srijk, 2010). Usia juga berpengaruh pada ketahanan kardiorespiratori dan kekuatan otot. Pada usia 20 tahun merupakan usia maksimal dan akan mulai menurun pada usia 60 tahun. 4. Status Gizi Daya tahan tubuh akan berada pada kondisi optimal bila mengonsumsi karhidrat sebanyak 60-70%. Dan diet tinggi protein terutama untuk membesarkan otot dan untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar (Karim, 2002). Seorang pegawai memerlukan gizi 3000 kalori per hari dengan perincian 1800 kalori dipenuhi oleh karyawan dirumah dengan makan 2 kali sehari dan kebutuhan kalori sebesar 1200 kalori akan dipenuhi oleh karyawan pada jam istirahat (Djojodibroto, 1999)
4 2.2 Fisiologi Olahraga Olahraga pada awalnya mengganggu homeostasis. Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai respons terhadap olahraga adalah upaya tubuh untuk memenuhi keharusan mempertahankan homestasis ketika tuntutan terhadap tubuh meningkat. Olahraga memerlukan koordinasi berkepanjangan diantara sistem tubuh, termasuk sistem otot, tulang, saraf, sirkulasi, pernapasan, kemih, integument (kulit), dan endokrin (pembentuk hormon) (Sherwood, 2011). Respon tubuh terhadap latihan memiliki dua aspek analog dengan respon tubuh terhadap stres. Respon jangka pendek yaitu serangan tunggal setelah oalahraga yang disebut dengan latihan akut. Respon jangka panjang yaitu setelah olahraga teratur yang mempermudah latihan berikutnya serta meningkatkan kinerjanya yang disebut dengan latihan kronik atau training. Respon jangka pendek dan jangka panjang membutuhkan energi. Kenaikan pesat dalam kebutuhan energi memerlukan penyesuaian dalam aliran darah untuk memenuhi kebutuhan osigen, nutrisi dan mengeliminasi hasil akhir metabolisme seperti karbon dioksida, asam laktat, dan membebaskan panas berlebihan. Pergeseran metabolisme tubuh terjadi melalui kegiatan terkoordinasi dari semua sistem yaitu, neuromuskuler, respiratori, kardiovaskular, metabolik, dan hormonal (Shetty, 2005). 2.3 Kebugaran Kardiorespiratori Kebugaran kardiorespirasi adalah kemampuan sistem peredaran darah dan pernapasan untuk memasok bahan bakar dan oksigen selama aktivitas fisik yang berkelanjutan. Penelitian menemukan bahwa dengan rendahnya kebugaran pada usia dewasa muda dikaitkan dengan perkembangan faktor risiko penyakit kardiovaskular pada usia pertengahan (Steele et al., 2008). Daya tahan jantung paru paru merupakan faktor utama dalam kebugaran. Kebugaran kardiorespiratori juga disebut sebagai kapasitas aerobik atau konsumsi oksigen maksimum yang dilambangkan dengan VO2 max. Hal ini merupakan komponen paling penting dari kebugaran fisik dan dasar dari
5 kebugaran. Contoh dari aktifitas aerobik adalah berjalan, jogging, berenang, bemain lompat tali, bersepeda, ataupun aerobik. Istilah aerobik pada olahraga mengacu pada kegiatan di mana kebutuhan oksigen dapat dipenuhi terus menerus selama melakukan olahraga. kinerja aerobik tergantung pada pasokan oksigen terus menerus yang cukup untuk membakar karbohidrat dan lemak yang dibutuhkan untuk bahan bakar aktivitas tersebut. Dengan kata lain, seseorang melakukan aerobik memiliki kapasitas untuk mempertahankan intensitas atau kebutuhan energi selama lebih dari beberapa menit (Powers et al, 2007). Konsumsi oksigen maksimal (VO2 max) dinyatakan dalam bentuk satuan unit per waktu, biasanya dalam satuan liter / menit. Karena oksigen digunakan oleh seluruh jaringan tubuh, individu yang memiliki massa tubuh lebih besar mempunyai konsumsi oksigen lebih banyak dibanding individu yang memiliki massa tubuh lebih kecil, baik ketika istirahat maupun melakukan kerja. Karena itu konsumsi oksigen juga dinyatakan berdasarkan berat badan seseorang, yaitu dalam ml / kgbb / menit Fisiologi Kardiorespiratori Kebugaran kardiorespiratori adalah pengukuran bagaimana paru-paru, kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), dan otot bekerja sama selama aktivitas aerobik. Dalam pernapasan, oksigen di udara diambil oleh alveoli di paru-paru. Saat darah melewati alveoli, oksigen ditangkap oleh hemoglobin dan dibawa darah menuju ke jantung. Jantung kemudian bertanggung jawab dalam memompa darah yang beroksigen melalu sistem sirkulasi menuju keseluruh organ dan jaringan tubuh. Pada tingkat sel, oksigen digunakan untuk mengubah substrat makanan terutama karbohidrat dan lemak, melalui metabolise aerobic menjadi adenosine triphosphate (ATP). Senyawa ini menghasilkan energy untuk melakukan aktifitas fisik, fungsi tubuh, dan memperbaiki keseimbangan internal. Dalam pelaksanaan aktifitas fisik, ATP dibutuhkan lebih banyak. Sebagai hasilnya, paru-paru jantung dan pembuluh darah menghantarkan lebih banyak oksigen ke sel otot sebagai persediaan energy yang dibutuhkan.
6 Selama aktifitas fisik yang lama, seseorang dengan level kebugaran kardiorespiratori yang tinggi dapat menghantarkan energi yang dibutuhkan dalam aktifitas fisik ke sel otot dengan mudah. Sedangkan pada orang yang tingkat kebugaran kardiorespiratorinya lebih rendah, harus bekerja lebih keras, jantung harus bekerja lebih keras, sedikit oksigen yang dihantarkan ke jaringan dan sebagai konsekuensinya, Ia akan lebih cepat lelah. (Hoeger, 2013) 2.4 Keuntungan aktifitas aerobik Semua yang berpartisipasi dalam kegiatan kardiorespiratori atau latihan aerobik akan mendapatkan sejumlah keuntungan dalam adaptasi fisiologis, diantaranya adalah : 1. Pengambilan oksigen yang lebih tinggi (VO2 max). Jumlah oksigen yang dapat digunakan tubuh selama latihan fisik meningkan secara signifikan. Ini memudahkan seseorang untuk dapat melakukan latihan fisik lebih lama dan lebih intensif sebelum merasa lelah. 2. Peningkatan kapasitas oksigen yang dibawa oleh darah. Sebagai hasil dari latihan, hitung sel darah merah meningkat. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang membawa oksigen dalam darah. 3. Penurunan Resting Heart Rate (RHR) dan peningkatan kekuatan otot jantung. Selama kondisi istirahat, jantung mengeluarkan sekitar 5 sampai 6 liter darah per menit. Jumlah darah ini disebut dengan cardiac output. Seperti otot lainnya, jantung merespon olahraga dengan meningkatkan kekuatan dan ukurannya. Saat jantung menjadi lebih kuat, otot akan berkontraksi dengan penuh yang akan membantu jantung mengeluarkan lebih banyak darah dengan irama, Stroke volume ini akan menurunkan detak jantung. 4. Detak jantung lebih rendah pada beban kerja yang diberikan. Orang yang terlatih mempunyai respon denyut jantung lebih rendah terhadap tugas yang diberikan karena memiliki efisiensi yang besar pada sistem kardiorespiratorinya. 5. Peningkatan jumlah, ukuran dan kapasitas mitokondria. Semua energi yang dibutuhkan oleh sel diproduksi di mitokondiria. Dengan meningkatnya jumlah dan ukuran dari mitokondria, akan
7 meningkatkan potensi dalam menghasilkan eneri untuk kerja otot. 6. Peningkatan jumlah pembuluh darah kapiler fungsional. Pembuluh darah kapiler memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen dan karbon dioksida diantara darah dan sel. Dengan bertambahnya pembuluh yang membuka, pertukaran gas lebih dapat berlangsung, yang akan menghambat serangan lelah selama latihan yang berkepanjangan. 7. Kemampuan untuk cepat pulih setelah melakukan olahraga. Orang yang terlatih akan pulih lebih cepat setelah berolahraga. Sistem yang sehat mampu mengembalikan keseimbangan internal dengan cepat selama berolahraga. 8. Tekanan darah dan lemak darah lebih rendah. Program latihan aerobik biasa menyebabkan penurunan tekanan darah (yang dapat menurunkan resiko stroke), dan penurunan jumlah lemak (kolesterol dan trigliserida), yang mempunyai hubungan dengan plak arterosklerosis. Hal ini menurunkan resiko penyakit jantung koroner. 9. Peningkatan enzim pembakar lemak. Enzim-enzim ini sangat penting karena lemak akan hilang dalam pembakaran di otot. Dengan meningkatnya konsentrasi enzim bersamaan dengan peningkatan jumlah dan ukuran dari mitokondria, hal yang sama juga terjadi dalam pembakaran lemak (trigliserida) sebagai lawan dari karhohidrat (glukosa/glukagon) selama beban kerja submaksimal. (Hoeger, 2013) 2.5 Cara mengukur tingkat kebugaran Pengukuran tingkat kebugaran dapat dinilai dengan berbagai teknik, baik secara langsung maupun tidak lansgung Kebugaran kardiorespiratori dapat diukur secara langsung pada laboraturium atau secara tidak langsung dengan beberapa metode.
8 yaitu: Ada tiga tes yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kebugaran, 1. Tes lapangan (field test). Subjek melakukan suatu latihan dengan jarak tertetu atau melakukan latihan menurut waktu yang ditetapkan. Tes ini umumnya menuntut upaya maksimal untuk memperoleh hasil terbaik dalam menentukan kebugaran kardiorespiratori. Tes ini meliputi berjalan, berjalan dan berlari, berlari, bersepeda dan berenang. 2. Tes kekuatan (submaximal exertion). Pada tes beban kerja submaksimal, dapat berupa tes langkah (step test) atau tes dengan tahapan tunggal ataupun multi protokol. Tes ini meliputi tes langkah (step test), treadmill, bersepeda, dan lain lain. Sebagian tes ini dilakukan di laboraturium. Tes 3. Tes beban maksimal (maximal exertion). Tes ini menggunakan olahraga yang berjenjang dan progresif untuk mengukur kelelahan. Tes ini menggunakan tenaga semaksimal mungkin karena tes ini menentukan kebugaran kardiorespiratori. Tes ini dilakukan di laboratorium. (ACSM, 2008) Tes Langkah (step test) Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tes langkah (step test) sebagai metode untuk menentukan kebugaran. Tes langkah sudah ada sejak 50 tahun dalam pengujian kebugaran. Diantaranya adalah, Harvard Step Test, Mc Ardle Step Test, atau Queen College Step Test. Tes-tes ini dilakukan untuk mengukur kebugaran kardiorespiratori yang diukur melalui VO2 max. 1. Harvard step test Step test membutuhkan waktu dan peralatan yang singkat serta dapat dilakukan kepada hampir semua orang. Tes ini dilakukan tidak lebih dari 5 menit. Peralatan yang dibutuhkan diantaranya, bangku setinggi
9 45 cm untuk laki-laki dan 43cm untuk perempuan, stopwatch, dan metronom. Cara pelaksanaan: 1. Sampel diminta untuk naik turun bangku setingi 45 cm 2. Setelah waktu dihentikan, stopwatch pertama mencatat lama naik turun bangku 3. Stopwatch kedua merupakan tanda awal masa pemulihan sekaligus digunakan untuk menghitung nadi. 4. Nadi sihitung pada arteri radialis pada 1-1,5 menit, 2,2,5 menit dan 3-3,5 menit 2. McArdle Step Test Tes ini membutuhkan peralatan yang cukup sederhana dan waktu yang relatif singkat. Peralatan yang dibutkan diantaranya adalah stopwatch, metronom bangku dengan tinggi 41,30cm. Waktu yang dibutuhkan adalah 3 menit. Cara pelaksanaan: 1. Sampel melangkah ke atas bangku selama 3 menit. 2. Sampel laki-laki melangkah sebanyak 24 kali permenit dan perempuan sebanyak 22 kali permenit. Langkah disesuaikan dengan irama metronom. 3. Setelah 3 menit, sampel diminta untuk tetap berdiri dan dilakukan penghitungan denyut nadi radialis pada detik ke-5 sampai detik ke-20 periode pemulihan. Denyut nadi selama 15 detik dikonversi menjadi denyut nadi permenit dengan dikalikan empat. Kemudian Besar VO2max ditentukan dari denyut nadi pada periode pemulihan melalui rumus : Untuk Laki-laki: VO2max (ml/kg/min) = (0.42 x DJ) Untuk Perempuan: VO2max (ml/kg/min) = ( x DJ) DJ= denyut jantung (kali/menit) di arteri radialis pada periode pemulihan
10 Tabel 2.1 klasifikasi nilai VO 2 max Jenis kelamin Sangat baik baik cukup kurang Sangat kurang Laki_laki > < Perempuan > < Produktifitas kerja Definisi dan pengukuran produktifitas kerja Produktivitas berarti kemampuan untuk menghasilkan sesuatu daya untuk berproduksi. Kata kerja atau bekerja secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu aktivitas kehidupan manusia ditandai oleh suatu aktivitas, yaitu bekerja untuk mempertahankan hidup. Pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Pengkajian masalah produktivitas dari dimensi individu tidak lain melihat produktivitas terutama dalam hubungannya dengan karakteristik- karakteristik kepribadian individu juga mengisyaratkan dua kelompok syarat bagi produktivitas perorangan yang tinggi: 1. Kelompok pertama a. Tingkat pendidikan dan keahlian b. Jenis teknologi dan hasil produksi c. Kondisi kerja d. Kesehatan, kemampuan fisik dan mental 2. Kelompok kedua a. Sikap mental (terhadap tugas), teman sejawat dan pengawas b. Keaneka ragam tugas c. Sistem insentif (sistem upah dan bonus) d. Kepuasan kerja
11 Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap pegawai maka perlu dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun) (Fitriyanto, 2012) Kehidupan bisnis modern menuntut stamina yang prima dari para pelakunya, karena mereka harus bekerja dengan ritme kerja yang cepat, jadwal ketat dan tidak teratur, perubahan rencana yang tidak terduga, dan jam kerja yang panjang. Situasi dan kondisi kerja semacam ini menimbulkan stres kerja yang mengakibatkan berbagai penyakit psikosomatis seperti tukak lambung, serta penyakit kardiovaskuler. Penyakit tersebut membutuhkan waktu penyembuhan yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu penderita juga terpaksa tidak masuk kerja, sehingga kerugian ganda akan diderita oleh pegawai maupun perusahaan yaitu pemasukan berkurang dan pengeluaran bertambah. 2.7 Manfaat Kebugaran terhadap produktifitas kerja Kebugaran jasmani mempunyai fungsi pengembang kesanggupan kerja bagi siapapun, sehingga dapat menyelesaikan kerjanya dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Program kebugaran jasmani selain akan meningkatkan status kebugaran, juga akan menambah semangat kerja, mencegah berbagai penyakit, menghilangkan ketegangan, menambah rasa percaya diri, membentuk jiwa sportif, mengajarkan sikap sabar, gembira dan melatih konsentrasi. Rajin berolahraga memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut: 1. Pada otak, myelin akan semakin tebal sehingga penghantaran impuls saraf menjadi lebih cepat. Disamping itu keluar neurotropin yang merangsang neurotransmiter di sinaps sehingga reaksi akan cepat dan tepat dalam menanggapi masalah. 2. Pada pembuluh darah, peningkatan elastisitas pembuluh darah karena berkurangnya timbunan lemak. Hal ini memperlancar aliran darah dan menurukan resiko hipertensi dan penyakit jantung koronoer. Kelancaran aliran darah juga mempercepat pembuangan zat-zat lelah sebagai sisa pembakaran, sehingga bisa diharapkan pemulihan cepat.
12 3. Pada paru-paru, elastisitas paru dan alveouli yang terbuka akan bertambah sehingga kapasitas oksigen akan bertambah yang dapat menunda kelelehan. 4. Pada jantung, efisiensi kerja jantung akan bertambah. Jantung akan semakin kuat dan besar sehingga akan menambah kapasitas jantung. Dengan efesiensi kerja yang tinggi, jantung tidak perlu berdenyut terlalu sering dengan demikian jantung akan awet dan produktif. 5. Manfaat bagi ekstremitas, akan meningkatkan enzim tulang yang akan meningkatkan kepadatan, kekuatan, dan mencegah pengeroposan tulang. Kekuatan ligamentum dan tendon akan bertambah sehingga dapat menahan beban berat dan tidak mudah cedera. Latihan secara teratur dapat menyebabkan bertambah tebalnya tulang rawan di persendian sehingga dapat menjadi peredam (shock absorber) yang melindungi tulang dan sendi dari bahaya cedera. 6. Pada keadaan psikologis dapat meningkatkan perasaan berprestasi, menghilangkan ketegangan, membentuk jiwa sportif, menambah kesabaran, meningkatkan konsentrasi kerja, dan membuat tidur lebih nyenyak sehingga bisa mengurangi masalah kejiwaan (Hoeger, 2013)
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi
Lebih terperinciMata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban
Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan gerak olahraga? Gerak yang dilakukan atas dasar fakta empiris dan secara deduktif menunjukkan aktifitas gerak yang mempunyai ciri-ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung
Lebih terperinciKEBUGARAN JASMANI DAN PRODUKTIVITAS KERJA
KEBUGARAN JASMANI DAN PRODUKTIVITAS KERJA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti, MS. AIFO Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENDAHULUAN Kebugaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.
ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan
Lebih terperinciKEBUGARAN JASMANI DAN PRODUKTIVITAS KERJA
KEBUGARAN JASMANI DAN PRODUKTIVITAS KERJA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti, MS. AIFO Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENDAHULUAN Kebugaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. aktifitas lainnya dan kegiatan rekreasi (Hoeger, 2014).
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kebugaran Fisik 2.1.1 Pengertian Kebugaran Fisik Ditinjau secara fisiologis, kebugaran fisik adalah kemampuan tubuh dalam melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran Jasmani Lutan (2001:7), mengatakan bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya pergeseran budaya dari budaya gerak menjadi budaya diam menyebabkan terjadinya permasalahan pada aspek kesegaran jasmani. Hal ini disebabkan oleh dampak teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernapasan 2.1.1 Definisi pernapasan Pernapasan atau respirasi adalah urutan peristiwa yang menyebabkan pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan luar dengan sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat
Lebih terperinciPENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI
PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN
Lebih terperinciProblem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY
Problem kebugaran dan kesehatan PENDAHULUAN Kebugaran jasmani berarti kesanggupan seseorang untuk menjalankan tugas sehari hari tanpa merasa lelah yang berlebihan sehat menunjuk pada kondisi seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.
Lebih terperinciAKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN
AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN Prof. Dr. Suharjana, M.Kes. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain mempermudah kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan seharihari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar seperlima dari
Lebih terperinci2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tubuh ideal dan sehat menjadi dambaan bagi semua orang karena hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dalam pergaulan serta tampil sehat dalam setiap kesempatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan aspek yang penting di dalam kehidupan sehari-hari dan banyak orang menjadikan olahraga sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan secara rutin. Menurut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran Fisik 2.1.1. Definisi dan Komponen Kebugaran Fisik Kebugaran fisik adalah suatu kondisi fungsional tubuh yang ditandai dengan kemampuan tubuh untuk toleransi beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup adalah cara hidup berdasarkan pola perilaku yang berhubungan dengan karakteristik individu, interaksi sosial, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi serta
Lebih terperinciPada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk
global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk BAB 1 PENDAHULUAN Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga dan Fisiologi Respirasi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga yang sangat membudaya dari zaman kuno sampai ke zaman modern sekarang ini, baik di Indonesia maupun dunia internasional mulai dari wanita atau laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani merupakan salah satu bagian terpenting dalam mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda
Lebih terperinciSuharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY
Latihan aerobik bertujuan untuk memperbaiki kinerja aerobik dan anaerobik. Kinerja aerobik dan anaerobik ini dapat dicapai melalui konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) Endurance training merupakan model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah VO 2 max adalah volume maksimal O 2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini adalah suatu tingkatan kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan
Lebih terperinciPERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol
PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol dan trigliceride tekanan darah, dan aklimatisasi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) memerlukan tingkat kebugaran jasmani lebih tinggi dibandingkan orang biasa karena beratnya tugas yang diemban. Kebugaran jasmani
Lebih terperinciPENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p
ROWING PHYSIOLOGY PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika pertandingan. Pada saat latihan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan
Lebih terperincitenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.
1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen kaleng lazim digunakan di dunia olahraga karena ada anggapan bahwa penggunaan oksigen kaleng mempercepat waktu istirahat menjadi pulih setelah tubuh lelah akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern dan praktis, masyarakat sekarang yang cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini yang hampir semua aktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Di perkotaan manusia menjalani kehidupannya dengan persaingan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesegaran Jasmani Rusli Lutan (2002: 7), mengatakan bahwa kesegaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik
Lebih terperinciNARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY
NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 FIK UNY Abstrak Dalam rangka menilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik merupakan setiap gerakan
Lebih terperinciPENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH
PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya, tubuh kita melakukan aktivitas fisik yang beragam, baik itu ringan maupun berat. Untuk dapat melakukan aktivitas fisik dengan baik, diperlukan pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara
Lebih terperinciSehat &Bugar. Sehat. Sakit
Budaya Hidup Aktif Melalui Aktifitas Fisik RUMPIS AGUS SUDARKO FIK UNY STATUS KESEHATAN Sehat &Bugar Sehat Sakit Gambar : Modifikasi Kondisi Sakit - Sehat - Bugar Pendahuluan Perkembangan IPTEKS mempermudah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta terletak di Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan keperluan dalam kehidupan kita, apalagi bagi orang yang ingin meningkatkan kesehatannya. Kebanyakan orang latihan untuk mendapatkan manfaat dari latihan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Indeks Massa Tubuh Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan jaringan bebas lemak dalam tubuh. Penilaian komposisi tubuh diperlukan untuk
Lebih terperinciDASAR DASAR OLAHRAGA
DASAR DASAR OLAHRAGA PENGERTIAN OLAHRAGA adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan (ensiklopedia Indonesia) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan dengan persaingan tingkat
Lebih terperinciMODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET
MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 meter sampai dengan 400 meter (Yoyo, 2000). Lari sprint 100 meter merupakan nomor lari jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang berhubungan dengan kemampuan atau kesanggupan tubuh yang berfungsi dalam menjalankan pekerjaan secara optimal dan efisien.
Lebih terperincidirencanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lari interval merupakan lari berdasarkan pada perubahan yang direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari yang diselingi oleh
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA Ahmad Syauqy 1 1 Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi email : asqyjbi30@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan oleh setiap umat manusia karena peranannya yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kesegaran Jasmani 2.1.1. Definisi Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani sering juga disebut kebugaran jasmani atau physical fitness. Kesegaran jasmani merupakan hal yang rumit
Lebih terperinciTI T PS K ESEHATA T N 1
TIPS KESEHATAN 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter per menit, atau sekitar 7.200
Lebih terperinciPERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu kesehatan saat ini, usaha-usaha di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi juga usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang tumbuh dan berkembang seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer
Lebih terperinciLATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Latihan endurance (endurance training) merupakan model latihan yang biasa digunakan
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN OLAH RAGA
FISIOLOGI DAN OLAH RAGA Penulis: : Giri Wiarto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam dunia olahraga kondisi fisik atlit memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya, Fisik seorang atlit juga salah satu syarat yang sangat diperlukan
Lebih terperinciHEALTH SECRET. Q & S Dept Travira Air
HEALTH SECRET Q & S Dept Travira Air 2009 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter
Lebih terperinciFISIOLOGI MANUSIA. Laporan Praktikum Daya Tahan Tubuh. Muhammad Reza Jaelani
FISIOLOGI MANUSIA Laporan Praktikum Daya Tahan Tubuh Muhammad Reza Jaelani 153112620120030 1 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI I I. Acara Latihan Kesanggupan/ Daya Tahan/Endurance Tubuh (Physical Fitness) II.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Bahkan menurut data WHO tahun 2011, jumlah perokok Indonesia mencapai 33% dari total jumlah penduduk
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL
HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL EKO ANDI SUSILO 096484002 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Aktifitas fisik dengan maksimal akan mengalami kelelahan. Kelelahan adalah menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga yang disebabkan (akibat dari)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan perilaku hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan unsur yang terdiri dari jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan karena masuk dalam satu kesatuan yang utuh sehingga dapat menunjang tercapainya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu fisioterapi, usaha-usaha di bidang kesehatan gerak dan fungsi tubuh telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi
Lebih terperinciMANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA mansur@uny.ac.id PENDAHULUAN A. DEMOGRAFI Populasi lansia terus meningkat Terutama di negara berkembang juga tendens meningkat B. PENURUNAN FUNGSI ORGAN Menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sehat jiwa raga sepanjang hidup adalah impian semua orang. Sejak kemerdekaan Indonesia berkembang menjadi Negara yang mempunyai visi menjadi Indonesia sehat tertuang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran fisik adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan seharihari dengan bertenaga dan penuh kesiagaan, tanpa kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup energi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun ini banyak sekali kita temukan air minum beroksigen yang dijual di pasaran. Air minum beroksigen ini diyakini mempunyai banyak manfaat dalam bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelebihan berat badan saat ini merupakan masalah yang banyak terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur lebih dari 30 tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Fleksibilitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga Prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.
Lebih terperinciGENERAL FITNESS TRAINING
GENERAL FITNESS TRAINING Fitness atau kebugaran didefinisikan sebagai keberhasilan seseorang dalam beradaptasi dengan tekanan fisik dan mental yang ditemui dalam hidupnya. Latihan fitness secara umum didefiniskan
Lebih terperinciKONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI
KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI 1. Definisi kebugaran jasmani 2. Komponen kebugaran jasmani 3. Permasalahan kebugaran jasmani 4. Kiat/cara mencapai keb. jasmani DEFINISI KEB. JASMANI Kebugaran jasmani (Physical
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,
Lebih terperinci