Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized"

Transkripsi

1 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized

2

3 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Kembali Melaju? Desember 29

4 Pengantar Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia mengolah dan melaporkan perkembangan-perkembangan ekonomi utama Indonesia pada tiga bulan terakhir, menempatkan mereka dalam kaitannya dengan pandangan global dan jangka yang lebih panjang, serta menilai implikasinya pada gambaran ekonomi dan kesejahteraan sosial di Indonesia. Cakupannya berkisar dari makroekonomi hingga pasar uang dan indikator pembangunan dan kesejahteraan manusia. Triwulanan ini ditujukan bagi kalangan yang luas, termasuk penyusun kebijakan, pemimpin usaha, pelaku pasar keuangan dan kalangan analis dan profesional yang terlibat dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia ini disusun dan dihimpun oleh tim analis makroekonomi grup Manajemen Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan pada kantor Bank Dunia Jakarta. Shubham Chaudhuri, Ekonom Senior, memimpin Tim dan melakukan edit bersama Tim Bulman, Ekonom. Kontribusi diberikan oleh Andrew Blackman dan Fitria Fitrani (sektor eksternal, aliran perdagangan dan neraca pembayaran), Andrew Carter (penerimaan dan keseimbangan anggaran pemerintah), Andrew Ceber (akun nasional dan permintaan domestik), Diva Singh, Neni Lestari dan Telisa Falianty (pasar uang, sektor moneter, dan indikator perbankan), Ahya Ihsan (pengeluaran dan keseimbangan anggaran pemerintah), Tim Bulman (harga-harga dan pembiayaan pemerintah) dan Matt Wei-Poi (analisis kemiskinan dan ketenagakerjaan). Magda Adriani dan Fitria Fitrani memberikan dukungan data kepada tim. Edgar Janz dan Vivi Alatas menyiapkan gambaran perkembangan ketenaga kerjaan di Indonesia, Shubham Chaudhuri menggambarkan Indonesia sebagai Negara berpendapatan menengah, dan Claudia Rokx menyiapkan materi gambaran pembiayaan kesehatan di Indonesia. Dhauhari Sitorus, Nathan Dal Bon dan P. S. Srinivas memberikan saran-saran editorial. Secara keseluruhan, Tim ini dibawah kepemimpinan Kepala Ekonom di kantor Bank Dunia Jakarta William E. Wallace. Untuk disertakan ke dalam daftar penerima untuk rangkaian Triwulanan ini dan publikasi-publikasi lain yang berhubungan, silahkan hubungi Pertanyaan maupun penyampaian pendapat mengenai publikasi ini dapat disampaikan kepada Informasi mengenai Bank Dunia dan kegiatannya di Indonesia dapat dilihat pada i

5 Daftar isi Ringkasan Eksekutif: iv A. PERKEMBANGAN TERBARU EKONOMI 1 1. Ekonomi Indonesia, hanya sedikit terpengaruh oleh kelesuan ekonomi dunia, hampir kembali ke tingkat pertumbuhan pra-krisis 1 a. Pertumbuhan berpijak pada landasan yang luas... 1 a. Pemulihan ekonomi, dengan harga komoditas dunia yang lebih tinggi, telah menstabilkan inflasi lebih rendah selama satu dekade Indikator keuangan Indonesia tetap rentan, dengan peningkatan yang melebihi indikator lainnya5 a. Neraca pembayaran tetap surplus pada triwulan 3, dengan arus modal masuk ke dalam pasar keuangan Indonesia... 5 b. Pasar saham dan pendapatan tetap dan Rupiah cenderung terus menguat, pada laju yang lebih lambat... 6 c. Penguatan pasar keuangan dan kurs tukar valuta sebagian disebabkan oleh arus masuk modal lancar yang cukup besar... 8 d. Walaupun sektor perbankan kuat, pertumbuhan kredit hanya menunjukkan sedikit pemulihan Prospek ekonomi diharapkan sedikit lebih kuat dari proyeksi triwulan yang lalu, dengan pemulihan bertahap yang terus berlangsung Defisit anggaran pemerintah kemungkinan mendekati target 17 a. Pendapatan pemerintah yang lebih rendah daripada proyeksi diimbangi oleh rendahnya belanja B. BEBERAPA PERKEMBANGAN PENTING TERAKHIR DALAM EKONOMI INDONESIA Arus perdagangan Indonesia melewati krisis global: turun drastis kemudian naik kembali Nilai tukar rupiah sejak akhir 28: skala pergerakan dan faktor-faktor pendorong 25 a. Rupiah telah menguat secara berarti sejak bulan Maret, terutama terhadap dolar Amerika yang melemah b. Arus masuknya modal ke aktiva keuangan lancar menjelaskan sebagian besar penguatan 26 c. dengan pemulihan harga komoditas juga membaik C. INDONESIA 214 DAN SETERUSNYA: PANDANGAN PILIHAN Memandang Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah Indonesia memasuki dekade yang kritis secara demografi Menciptakan lapangan kerja yang lebih baik untuk angkatan kerja Indonesia yang terus berkembang Pendanaan layanan kesehatan untuk angkatan kerja dan populasi lanjut usia yang makin meningkat 37 DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Pertumbuhan PDB kembali ke rata-rata pra-krisis di triwulan Gambar 2: Pertumbuhan para mitra dagang Indonesia telah kembali meningkat... 1 Gambar 3: Sumbangan kepada pertumbuhan PDB... 2 Gambar 4: Sumbangan kepada PDB... 2 Gambar 5: Penjualan kendaraan bermotor dan sepeda motor... 2 Gambar 6: Penjualan eceran dan kepercayaan konsumen BI... 2 Gambar 7: Arus perdagangan membaik... 3 Gambar 8: bersama dengan harga komoditas, yang mendukung harga ekspor Indonesia... 3 Gambar 9: Peningkatan inflasi pada paruh tahun kedua tidak berlanjut, sehingga inflasi jatuh ke nilai terendah dalam dekade... 4 Gambar 1: dan konsumen tidak mengira harga-harga akan meningkat pada paruh pertama tahun Gambar 11: IHSG meningkat lebih tinggi dari kebanyakan index regional lainnya, sebelum mulai mendatar di penghujung bulan September... 7

6 Gambar 12: dan penguatan rupiah terhadap dolar Amerika adalah yang kedua terkuat secara regional... 7 Gambar 13: Yield obligasi pemerintah mata uang lokal, terus menurun lintas seluruh tenor sejak bulan Maret, telah kembali ke tingkat awal tahun Gambar 14: Obligasi negara Indonesia dalam dolar Amerika telah menetap pada tingkat yang sedikit di atas rata-rata historis jangka lebih panjang, tetapi telah menguat lebih dari sebagian besar pasar-pasar berkembang debt... 8 Gambar 15: Indonesia telah menyerap 6,5 miliar dolar Amerika dalam modal asing sejak bulan Maret, 2,6 miliar dolar Amerika pada bulan September dan awal Oktober... 9 Gambar 16: Sejak bulan Maret cadangan devisa telah menguat sementara pertumbuhan M2 telah melambat, menunjukkan BI telah melakukan pengamanan... 9 Gambar 17: Pertumbuhan kredit dan persetujuan pinjaman telah membaik pada bulan-bulan terakhir setelah merosot pada awal tahun ini... 1 Gambar 18: Sementara kebanyakan ekonomi mengalami perlambatan kredit, Indonesia menarik perhatian karena pertumbuhan kreditnya yang cepat dalam dua tahun sebelum Oktober Gambar 19: Walaupun bank sentral telah melakukan berbagai upaya, suku bunga kredit hanya turun 7 persen sejak puncaknya pada Januari sementara suku bunga simpanan telah turun sebesar 31 persen... 1 Gambar 2: Indonesia adalah satu-satunya negara dengan peningkatan tingkat pemberian kredit dan simpanan pada tahun sampai dengan Juni Gambar 21: Prospek pertumbuhan Indonesia meningkat Gambar 22:. bersamaan dengan sedikit membaiknya pertumbuhan mitra dagang Indonesia12 Gambar 23: Sementara tingkat perputaran hutang eksternal Indonesia juga tinggi pada Gambar 24: memiliki dampak terbesar pada pertumbahan Gambar 25, Gambar 26: Belanja program inti mengalami peningkatan dibandingkan tahuntahun terakhir, tapi penurunan belanja lainnya dan subsidi ikut menekan belanja secara keseluruhan Gambar 27: Pendapatan PPN menjadi lebih bergejolak dibandingkan belanja konsumsi akhirakhir ini Gambar 28: Pendapatan PPN dari industri yang memproduksi barang nonpokok Gambar 29: sangat lemah saat terjadi perlambatan di akhir tahun 29 dan Gambar 3: Nilai perdagangan memuncak di pertengahan 28, lalu turun di bulan Februari Gambar 31: Sejak Maret, rupiah telah menguat jauh terhadap dolar Amerika dan dolar Amerika telah melemah terhadap berbagai mata uang Gambar 32: Kurs tukar Indonesia telah meningkat secara berarti terhadap berbagai mata uang secara riil Gambar 33: Kurs tukar dolar Amerika telah bergerak ke arah yang berlawanan dengan indeks saham dunia sejak dimulainya gejolak pasar keuangan pada bulan September Gambar 34: Yield obligasi Indonesia dalam mata uang lokal telah jatuh sepertiganya sejak bulan Maret, tapi masih lebih tinggi dibanding yield yang lain Gambar 35: Adanya aliran masuk bersih modal yang berarti menuju Indonesia sejak bulan Maret Gambar 36: meningkatkan bagian modal di Indonesia oleh bukan penduduk sebesar 6,4 miliar dolar Amerika pada satu triwulan Gambar 37: Cadangan devisa asing Indonesia telah berkaitan dengan kurs tukar valuta sejak Oktober 28, mengesankan bahwa BI telah agak membatasi pergerakan liar kurs tukar valuta Gambar 38: Kepemilikan bukan penduduk akan aktiva keuangan Indonesia telah menurun ketika risiko negara meningkat, dan sebaliknya Gambar 39: Kebijakan moneter dan fiskal dapat membatasi dampak aliran masuk modal, tetapi kebanyakan pilihan membutukan dukungan dana yang kuat Gambar 4: Pergerakan harga komoditas berkaitan dengan pergerakan dalam rupiah, mencerminkan pentingnya komoditas dalam keranjang ekspor Indonesia... 3 Gambar 41: dan hubungannya cukup kuat menghadapi kurs tukar riil efektif... 3 Gambar 42: Celah kesempatan demografis Indonesia akan tertutup pada dekade berikut Gambar 43: Peningkatan lapangan kerja Gambar 44: Tingkat pegangguran yang stabil Gambar 45: Lambatnya pertumbuhan lapangan kerja sektor formal Gambar 46: Stagnasi lapangan kerja nonpertanian... 35

7 Gambar 47: Tingginya angkatan kerja informal Gambar 48: Pekerja sector formal menerima penghasilan lebih besar Gambar 49: Karyawan tanpa kontrak mendapat tunjangan nonupah yang lebih sedikit Gambar 5: Biaya PHK tertinggi Gambar 51: Pengeluaran disektor kesehatan di Indonesia relative rendah Gambar 52: Hanya sepertiga dari penduduk Indonesia menikmati layanan asuransi kesehatan 39 Gambar 53: Demografik saja akan meningkatkan belanja kesehatan Indonesia... 4 DAFTAR TABEL Tabel 1: Prospek masih tetap menunjukkan pemulihan pertumbuhan ekonomi bertahap... v Tabel 2: Peningkatan neraca keuangan meningkatkan surplus neraca pembayaran, menambah cadangan devisa... 5 Tabel 3: Indikator makroekonomi Indonesia Tabel 4: Surplus neraca pembayaran diperkirakan akan menyusut, dengan neraca berjalan bergerak menuju defisit Tabel 5: Kebutuhan pendanaan eksternal Indonesia terjadwal pada 12 bulan ke depan berjumlah 24 miliar dolar Amerika Tabel 6: Proyeksi sumber pendanaan memberikan surplus neraca pembayaran sekitar 5 miliar dolar Amerika Tabel 7: Beberapa alternative hasil untuk indikator kunci Tabel 8: Perkembangan penerimaan dan belanja Tabel 9: Penyesuaian kecil terhadap perkiraan kondisi makroekonomi mengindikasikan deficit anggaran yang lebih kecil di tahun 29 dan deficit yang lebih tinggi di tahun 212 Tabel 1: Kebutuhan pembiayaan Indonesia di tahun 21 tetap besar, walaupun pemerintah tampaknya memiliki surplus pembiayaan dari tahun Tabel 11: Impor Indonesia terus turun, dan pulih lebih cepat, daripada ekspor Tabel 12: Walaupun arus dagang mengalami penurunan di semua sisi, ekspor Indonesia ke negara berkembang di wilayahnya telah pulih dengan cepat Tabel 13: Pergerakan dalam kurs tukar dan harga aktiva sejak September Tabel 14: Analisa regresi kurs tukar rupiah dan beberapa dari keterkaitan utamanya... 3 Tabel 15: dan mengenai keterkaitan dengan kurs tukar efektif riil DAFTAR KOTAK Kotak 1: Perlambatan ekonomi di akhir 28 dan 29 memiliki dampak yang tidak seimbang terhadap pendapatan PPN... 22

8 Ringkasan Eksekutif: Perekonomian Indonesia tampaknya telah kembali melaju untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat dan standar hidup yang lebih baik, tapi risiko tetap ada Perekonomian Indonesia terus menguat perlahan sampai Kuartal 4, melanjutkan tren yang terjadi pada bulan September Setahun setelah terjadi penurunan ekonomi dan krisis keuangan global, perekonomian Indonesia secara umum tampaknya telah kembali melaju. Kegiatan ekonomi kembali meningkat, inflasi tetap moderat, pasar keuangan mengalami kenaikan, dan pemerintah yang baru terpilih kembali, setelah membangun dasar kuat yang menyokong Indonesia melewati krisis global, tampaknya sedang mempersiapkan diri untuk investasi baru dalam infrastruktur fisik, pelayanan kemanusiaan dan lembaga negara. Indonesia tampaknya memiliki posisi yang baik untuk kembali ke lintasan pertumbuhan sebelum krisis, dengan kemungkinan percepatan lebih lanjut dan pertumbuhan yang lebih inklusif. Namun, jalur ini belum pasti dan masih ada beberapa pertanyaan yang tersisa. Tetap ada risiko yang signifikan dalam perekonomian global. Kelanjutan pemulihan global masih belum sepenuhnya jelas. Dan portofolio yang mengalir masuk ke pasar negara berkembang yang telah meningkat dalam sembilan bulan terakhir dapat dengan mudah berbalik jika pembuat keputusan di tempat lain bergerak untuk menarik upaya stimulus moneter dan fiskal dalam jumlah besar yang telah dimulai tahun lalu. Di sisi domestik, perkembangan politik sejak Oktober lalu telah mulai menimbulkan beberapa pertanyaan mengenai waktu dan kedalaman reformasi masa depan. Sebagian besar tren ekonomi riil Indonesia yang terjadi di Perkembangan Triwulan September berlanjut ke kuartal ketiga dan keempat 29. Pergerakan ekonomi riil Indonesia tetap moderat. Indonesia tidak mengalami peningkatan tajam dalam pertumbuhan di Kuartal 2 dan 3 29 yang dialami sebagian besar negara tetangga, dan juga tidak terlalu terpengaruh penurunan di pergantian tahun 29. Di Kuartal 3, pertumbuhan Indonesia terus berakselerasi secara bertahap dan kenaikan tersebut terjadi secara luas pada permintaan publik dan swasta, serta sektor-sektor produksi. Indikator konsumen tetap relatif tinggi di pertengahan tahun, sementara kegiatan industri terus mengalami pemulihan. Arus ekspor dan impor, yang telah turun secara signifikan karena krisis, terus mengalami pemulihan, yang mendukung surplus transaksi berjalan saat ini. Di luar perkiraan, inflasi, yang meningkat pada kuartal ketiga, menjadi melemah pada bulan Oktober dan November. Tahun 29 akan menjadi tahun dengan inflasi terendah dalam hampir satu dasawarsa. Kondisi persediaan domestik yang baik dan apresiasi rupiah yang membatasi pertumbuhan harga barang yang tradable, membuat banyak pengecer dapat mengembalikan kenaikan harga akibat Ramadan dan Idul Fitri. Walaupun demikian, inflasi diperkirakan tetap lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat di awal tahun, dan inflasi kemungkinan meningkat pada bulan-bulan mendatang. Pasar keuangan tetap bergejolak,. masuknya arus dana asing yang siknifikan yang membantu memperkuat harga aset keuangan Walaupun ekonomi riil Indonesia tetap sangat stabil, terutama jika dibandingkan dengan negara tetangganya, gejolak di pasar keuangan Indonesia terus berlanjut. Rupiah terus mengalami apresiasi sampai awal Oktober, saat arus dana asing secara signifikan terus memasuki aset keuangan likuid - obligasi pemerintah, surat utang pasar uang jangka pendek, dan saham. Semua pasar ini menguat sepanjang akhir September sampai awal Oktober. Mulai pertengahan Oktober, arus masuk tampaknya melambat dan harga aset keuangan ini, dan juga obligasi pemerintah dalam dolar Amerika, secara umum bergerak diluar perkiraan sampai awal Desember, rupiah mulai stabil pada 9.4 sampai 9.5, sedikit lebih lemah dibandingkan pada awal krisis dan lebih kuat pada dasar nilai tukar efektif riil. Berbeda dengan negara lain di wilayahnya, kenaikan harga aset keuangan tampaknya tidak mengakibatkan kenaikan harga aset lain, misalnya properti di perkotaan. Arus modal lain pada umumnya telah kembali ke pola 'normal', walaupun arus masuk investasi asing langsung (FDI) tetap lemah, dan penduduk Indonesia telah mengalihkan lebih banyak dana mereka ke rekening bank luar negeri dibandingkan masa yang serupa seperti Kuartal 3 saat pasar keuangan mengalami kenaikan, Cadangan devisa terus meningkat, mencapai USD 65.8 milyar pada akhir Nopember. Prospek untuk pemulihan pertumbuhan tetap sama - dan inflasi, mendukung perbaikan pengentasan kemiskinan Prospek tetap sama, yaitu perekonomian terus mengalami pemulihan bertahap. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 21 diproyeksikan berkisar 5,6 persen, naik menjadi 6, persen pada tahun 211. Pertumbuhan konsumsi yang stabil saat ini dan pemulihan investasi mesin & peralatan akan mendukung perekonomian. Proyeksi ini mengasumsikan bahwa impor tumbuh lebih cepat daripada ekspor, karena perkiraan kinerja perekonomian Indonesia yang relatif lebih kuat dan peningkatan investasi, iv

9 walaupun proyeksi ini terbilang konservatif karena ekspor Indonesia relatif kuat sejak akhir 28. Inflasi diproyeksikan kembali meningkat bersamaan dengan percepatan ekonomi dan proyeksi kenaikan harga komoditas. Namun, apresiasi rupiah diperkirakan akan memperlambat kenaikan inflasi di paruh pertama 21. Reformasi penetapan harga energi memiliki risiko menaikan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (lebih sedikit terhadap kenaikan inflasi Inti), walaupun, jika reformasi ini dikelola dengan baik dan kenaikan perkiraan inflasi dibatasi, reformasi ini seharusnya hanya menghasilkan kenaikan harga dan tidak memberi kontribusi kepada kenaikan inflasi yang berkelanjutan. Perkembangan ini seharusnya dapat membuat tingkat kemiskinan terus menurun sekitar 2.5 sampai 3 persen dari awal 29 sampai awal 211, dengan asumsi pemerintah tidak mengeluarkan program pengentasan kemiskinan baru Defisit anggaran pemerintah kemungkinan sedikit lebih rendah dibandingkan proyeksi tahun 29, dan mungkin lebih besar di tahun 21 Defisit anggaran 29 pemerintah kemungkinan sedikit lebih kecil daripada proyeksi dalam anggaran perubahan, mendekati 2,3 persen PDB, karena pengeluaran yang lebih kecil daripada anggaran (terutama pada subsidi dan belanja 'lain-lain') mengimbangi penerimaan yang lebih rendah daripada proyeksi. Karena pembiayaan tingkat lanjut pemerintah dan penguatan nilai tukar, hal ini memungkinan umenghasilkan surplus pembiayaan, yang dapat mendukung kebutuhan pembiayaan 21. Peningkatan kinerja pencairan dana pemerintah serta perkembangan harga minyak dan nilai tukar baru-baru ini menunjukkan bahwa defisit anggaran 21 mungkin sedikit berada di atas proyeksi anggaran yang disetujui sebesar 1,6 persen. Tabel 1: Prospek masih tetap menunjukkan pemulihan pertumbuhan ekonomi bertahap (perubahan persentase tahuna) Gross Domestic Product (annual % change) Consumer price index (annual % change) Poverty rate (% population) Balance of payments (USD bn) Budget balance (% GDP) Major trading partner growth (annual % change) Sumber: Departemen Keuangan, BPS dan badan statistik nasional lainnya via CEIC dan Bank Dunia Risiko dalam prospek ini tetap signifikan, dan sedikit mengarah ke sisi negatif. Risiko terhadap lingkungan ekonomi global telah berkurang, walaupun risiko negatif yang signifikan tetap ada terutama saat pembuat kebijakan menghapus berbagai stimulus moneter dan fiskal. Sementara itu, risiko bersumber domestik meningkat karena perkembangan politik dalam negeri memperbesar risiko terhadap iklim investasi domestik dibandingkan di bulan September.

10 A. PERKEMBANGAN TERBARU EKONOMI 1. Ekonomi Indonesia, hanya sedikit terpengaruh oleh kelesuan ekonomi dunia, hampir kembali ke tingkat pertumbuhan pra-krisis Pertumbuhan PDB kembali ke pra-krisis pada Triwulan 3 Pertumbuhan PDB meningkat pada triwulan 3, hampir kembali pada rata-rata pra-krisis. Pertumbuhan tahun-ke-tahun meningkat tipis, menjadi 4,2 persen dari 4, persen pada triwulan 2. Ekonomi berkembang sekitar 1,5 persen pada triwulan itu 6, persen disetahunkan (setelah penyesuaian musiman) dibandingkan dengan 1,2 persen di triwulan 2 (Gambar 1). Peningkatan PDB ini selaras dengan kondisi dalam dan luar negeri yang mengalami peningkatan. Peningkatan kepercayaan konsumen dan melunaknya sebagian kondisi pengucuran kredit telah mendukung investasi dan konsumsi dalam negeri, sementara penyatuan harga komoditas, pemulihan hampir seluruh mitra perdagangan utama Indonesia dan makin tersedianya layanan pendanaan, juga telah mendukung permintaan ekspor, pendapatan dan investasi. Gambar 1: Pertumbuhan PDB kembali ke rata-rata pra-krisis di triwulan 3 (persen pertumbuhan) 4 Persen Tahun ke tahun (kanan) Persen 8 Gambar 2: Pertumbuhan para mitra dagang Indonesia telah kembali meningkat (rata-rata pertumbuhan PDB, ditimbangkan dengan proporsi ekspor Indonesia) 8 6 Per cent Year on year (RHS) Per cent Tr. ke tr. penyesuaian musiman (LHS). Average* QoQ growth (LHS) QoQ seas. adjust (LHS) -2-4 Sep-2 Jun-4 Mar-6 Dec-7 Sep-9-6 Sep-2 Jun-4 Mar-6 Dec-7 Sep-9-6 * rata-rata pertumbuhan antar triwulan antara triwulan 1- Sumber: Badan statistik nasional lewat CEIC dan Bank 24 dan triwulan Sumber: BPS lewat CEIC, Dunia penyesuaian musiman Bank Dunia Konsumsi tetap kuat sementara investasi kembali meningkat a. Pertumbuhan berpijak pada landasan yang luas Kontribusi terhadap pertumbuhan terjadi secara menyeluruh pada komponen pengeluaran PDB (Gambar 3). Seperti triwulan-triwulan sebelumnya di tahun ini, pertumbuhan didorong oleh konsumsi dan sektor eksternal. Secara tahun ke tahun menurunnya impor terus melebihi penurunan ekspor, walaupun keduanya memiliki laju pertumbuhan yang sama pada triwulan 3. Investasi telah bangkit, dengan meningkatnya investasi pada gedung, permesinan dan peralatan. Pertumbuhan juga secara umum didukung oleh sektor produksi (Gambar 4), dengan hasil bukan niaga yang lebih cepat dibanding hasil untuk kegiatan niaga. Transportasi & komunikasi memberikan sumbangan terbesar bagi pertumbuhan hasil produksi, sementara perdagangan retail dan eceran tetap lemah. 1

11 Gambar 3: Sumbangan kepada pertumbuhan PDB (persentase sumbangan triwulan ke triwulan kepada pertumbuhan PDB agregat, penyesuaian musiman) Percentage points 2. Q2 Q3 1.5 Percentage points 2. GDP 1.5 Gambar 4: Sumbangan kepada PDB (persentase sumbangan triwulan ke triwulan kepada pertumbuhan PDB agregat, penyesuaian musiman) Percentage points Percentage points Q2 Q3 GDP Domestic demand Discrepancy Industry Services Priv cons Govt cons Investment Net exports Agriculture.5. Catatan dan sumber-sumber: Sumbangan titik persentase dengan penyesuaian musiman mungkin tidak memberikan jumlah yang sama dengan pertumbahan PDB. BPS lewat CEIC dan Bank Dunia Permintaan dalam negeri yang kuat sejalan dengan sebagian indikator Indikator produksi tidak seragam Indikator konsumen lainnya mencerminkan konsumsi yang sehat: kepercayaan konsumen mencetak rekor tertinggi pada bulan Juli, sebelum turun lagi di triwulan itu; dan indeks penjualan eceran BI juga mencapai rekor tertinggi baru (Gambar 6). Penjualan kendaraan bermotor, terutama sepeda motor telah meningkat pesat sejak pembukaan tahun, walaupun masih cukup rendah dibanding triwulan 3 tahun 28 (penjualan sepeda motor 9 persen lebih rendah dan penjualan kendaraan 27 persen lebih rendah) (Gambar 5). Indikator sektor industri mencerminkan peningkatan kegiatan manufaktur sejak awal tahun, tetapi tetap lebih lemah dibandingkan satu tahun yang lalu. Tenaga listrik yang digunakan oleh industri dan produksi semen pada triwulan 3 masih sedikit lebih rendah dibandingkan tahun yang lalu, walaupun pergerakan di bulan September harus dibaca secara hati-hati karena hari raya Idul Fitri dirayakan pada bulan itu. Akan tetapi, keduanya telah meningkat secara berarti sejak awal tahun 29. Indeks produksi industri mencatat peningkatan yang cukup berarti dibanding angka pada triwulan 2 dan satu tahun yang lalu (sekitar 2 persen). Gambar 5: Penjualan kendaraan bermotor dan sepeda motor (pembelian bulanan) 8 6 ' Sepeda Motor (LHS) ' 8 6 Gambar 6: Penjualan eceran dan kepercayaan konsumen BI (indeks) 12 1 Index BI Retail sales BI Consumer Survey Index Index Kendaraan Bermotor (RHS) Okt-5 Okt -6 Okt -7 Okt -8 Okt-9 Sumber-sumber: GAI dan Astra melalui CEIC 6 Sep-5 Sep-6 Sep-7 Sep-8 Sep-9 11 Catatan dan sumber: Indeks kepercayaan konsumen BI adalah 1 ketika jumlah bersih responden dengan pandangan positif sama dengan jumlah dengan pandangan negatif. BI melalui CEIC. 2

12 Ekspor bersih terus menyokong pertumbuhan dengan terus membaiknya arus perdagangan barang Nilai ekspor bersih terus mendukung pertumbuhan ekonomi dalam triwulan 3 karena ekspor riil terus meningkat lebih cepat dibanding impor riil. Arus perdagangan bulanan terus meningkat dari nilai rendah di bulan Februari, Agustus sampai Oktober, dengan nilai ekspor dan impor meningkat sekitar dua per tiga selama periode ini. Peningkatan ini didukung oleh pemulihan permintaan sejalan dengan ekonomi dunia yang meninggalkan resesi, dan peningkatan dalam nilai-nilai pendukung harga-harga komoditas dunia, yang membuat lebih tingginya harga ekspor Indonesia (Gambar 8). Data bulanan terakhir cukup bergejolak karena liburan Idul Fitri yang jatuh pada bulan September, dan juga karena nilai ekspor nikel selama tiga bulan yang dicatat sekaligus pada bulan Oktober. Tetapi walaupun terdapat dampak-dampak hal tersebut, arus perdagangan terus pulih memasuki triwulan 4, dengan ekspor meningkat 6 persen di bulan Oktober, didukung oleh ekspor elektronik, bahan bakar mineral dan karet. Peningkatan impor lebih lambat, karena hambatan dalam pemulihan impor barang modal (terutama untuk kendaraan, elektronik dan bagian mesin) dan impor besi dan baja tetap tidak bergairah. Arus perdagangan jasa membaik pada triwulan kedua sejak mengalami penyusutan yang parah pada pergantian tahun. Impor melanjutkan pemulihan ini pada triwulan 3, meningkat sebesar 2,5 persen triwulan ke triwulan terutama karena pengeluaran yang lebih besar untuk pengiriman dengan meningkatnya arus barang Indonesia dan pemulihan harga pengiriman barang dunia. Akan tetapi ekspor jasa menyusut tipis (sebesar,8 persen pada triwulan ini), yang disebabkan oleh menurunnya ekspor usaha dan jasa pemerintah. Gambar 7: Arus perdagangan membaik (nilai dan neraca perdagangan, miliar dolar Amerika) USD milyar USD milyar 6 Neraca perdagangan (kiri) 15 Ekspor (kenan) Gambar 8: bersama dengan harga komoditas, yang mendukung harga ekspor Indonesia (di-indeks menjadi 1 pada bulan Juli 27) Indeks Non-tenaga Tenaga Ekspor Indeks Oct-7 Apr-8 Oct-8 Apr-9 Oct-9 Sumber: BPS dan Bank Dunia Impor (kenan Oct-7 Apr-8 Oct-8 Apr-9 Oct-9 Sumber: Harga komoditas global Bank Dunia. Harga ekspor Indonesia dihitung oleh Bank Dunia dari data perdagangan BPS 7 4 Setelah mengalami peningkatan pada triwulan ketiga, hargaharga tetap stabil di bulan Oktober dan November a. Pemulihan ekonomi, dengan harga komoditas dunia yang lebih tinggi, telah menstabilkan inflasi lebih rendah selama satu dekade Dari paruh tahun sampai hari raya Idul Fitri, harga-harga konsumen meningkat dari tingkat inflasi yang sangat rendah pada paruh pertama tahun berjalan. Walaupun demikian, bahkan pada puncaknya di bulan Ramadan, ketika pengecer meningkatkan sebagian besar harga dengan menguatnya permintaan akan berbagai barang konsumsi, inflasi bulanan tidaknya lebih tinggi dari periode yang serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Pada bulan Oktober, setelah minggu liburan Idul Fitri, ketika karyawan kembali bekerja dan permintaan kembali ke pola normal, banak dari kenaikan harga karena Ramadan, seperti banyak bahan pangan dan transportasi antar-kota, setidaknya menurun sebagian, menghasilkan laju inflasi bulanan yang rendah. Pasokan bahan pangan segar yang baik, dan menguatnya kurs tukar, menarik rata-rata harga konsumen untuk turun tipis antara bulan Oktober dan November. Pada bulan November, inflasi pokok tahun ke tahun telah turun hingga 2,4 persen, tingkat terendah sejak awal tahun 2. 3

13 dengan penurunan harga-harga yang rentan, menambah penurunan terhadap inflasi secara umum Menguatnya nilai rupiah telah menyeimbangkan kenaikan harga Sementara beberapa bahan pangan segar (telur dan produk susu, kacang-kacangan dan lemak & minyak) dan sebagian besar harga transportasi berada dalam keadaan lemah pada bulan September sampai November, laju inflasi untuk sebagian besar barang lain juga telah melambat. Inflasi inti, yang tidak termasuk harga yang cepat berubah dan yang diatur (termasuk bahan bakar yang diatur), tetap berada sekitar 2 titik persentase di atas tingkat pokok, walaupun nilainya pun telah turun ke kisaran rendah selama dekade, pada 4,3 persen pada tahun berjalan di bulan November. Masyarakat berpenghasilan rendah juga mereguk keuntungan dari deflasi umum ini, walaupun mereka terus menghadapi laju harga sekitar 1 persen lebih cepat dari rata-rata konsumen Indonesia. Biaya konsumsi rumah tangga berpenghasilan rendah meningkat sebesar 3,2 persen pada tahun berjalan di bulan November. Peningkatan nilai rupiah tampaknya telah menyeimbangkan peningkatan harga (terhadap dolar Amerika, rupiah telah meningkat 8,3 persen dalam enam bulan per bulan November). Penghitungan ekonomis memperkirakan penguatan rupiah telah memangkas inflasi dalam kisaran,3 sampai,6 titik persentase, dengan beberapa sepersepuluhan titik persentase tambahan disinflasi pada awal tahun 21. Hal ini terlihat pada hargaharga dari beberapa barang-barang yang lebih cepat diperdagangkan di dalam CPI. Enam bulan ke November, harga peralatan (untuk transportasi, pendidikan dan rumah tangga), obat-obatan, dan pakaian wanita dan anak-anak telah meningkat di bawah nilai CPI keseluruhan tetapi perbedaan pertumbuhan itu hanya tipis (lebih lemah,4 sampai 1,1 titik persentase dibanding keseluruhan CPI selama 6 bulan) dan inflasi lebih lemah untuk kebanyakan jasa yang berhubungan. Dampak penguatan itu lebih besar dirasakan oleh harga-harga hulu. Indeks keseluruhan harga perkulakan jatuh sebesar 3,5 persen pada tahun berjalan sampai bulan Oktober, yang sebagian disebabkan oleh harga-harge ekspor yang lebih rendah, yang kemudian mempengaruhi harga-harga industri, yang turun sebesar 8,2 persen pada tahun berjalan sampai bulan Oktober. Gambar 9: Peningkatan inflasi pada paruh tahun kedua tidak berlanjut, sehingga inflasi jatuh ke nilai terendah dalam dekade (tingkat inflasi tahun ke tahun dan bulan ke bulan) Per cent Inflation YoY (RHS) Poverty basket inflation RHS) Inflation MoM (LHS) Per cent Core inflation (RHS) Gambar 1: dan konsumen tidak mengira harga-harga akan meningkat pada paruh pertama tahun 21 (tingkat inflasi tahun ke tahun dan tingkat indeks perkiraan inflasi) Per cent Fresh food inflation (LHS) Expected inflation, 6 momths ahead (advanced 6 months, RHS) Index Jan 7 Jun 7 Nov 7 Apr 8 Sep 8 Feb 9 Jul 9 Dec 9 Sumber: Perkiraan BPS dan Bank Dunia atas inflasi keranjang kemiskinan -3 4 Inflation (LHS) Jan 7 Jul 7 Jan 8 Jul 8 Jan 9 Jul 9 Jan 1 Sumber: BPS dan BI Harga-harga keseluruhan ekonomi juga telah melambat, tetapi terus meningkat lebih cepat dari IHK Laju peningkatan harga-harga lain juga telah melambat. Deflator PDB implisit, yang mengukur harga-harga seluruh ekonomi, meningkat sebesar 4,6 persen pada tahun berjalan sampai triwulan 3, laju terlambat sejak awal tahun 24. Peningkatan harga triwulanan melambat pada triwulan 3 secara relatif terhadap triwulan 2, dengan menurunnya harga ekspor dan harga-harga barang investasi meningkat sebesar 1, persen dari triwulan 2 ke 3, laju triwulanan paling lambat sejak tahun 23. Deflator harga implisit neraca nasional memberikan pandangan yang lebih luas akan pergerakkan harga lintas ekonomi dibanding indeks harga konsumen. IHK melaporkan harga-harga dari berbagai barang-barang dan jasa-jasa yang dikonsumsi oleh rata-rata rumah tangga 4

14 perkotaan (dengan pembobotan pengeluaran), suatu pandangan yang penting tapi terbatas, karena konsumsi pribadi berjumlah sekitar 6 persen dari PDB dan setengah dari rumah tangga Indonesia terletak di luar daerah perkotaan. Ekspektasi inflasi meningkat lebih cepat dari inflasi aktual Perkiraan inflasi yang dimiliki oleh konsumen juga telah menjadi seimbang sejak Agustus (hampir 7 persen di atas triwulan 1). Konsumen memperkirakan harga-harga transportasi & komunikasi akan meningkat secara khusus pada enam bulan ke depan, walaupun harga-harga itu termasuk ke dalam kelompok yang memiliki harga paling lemah. Kalangan usaha terus menurunkan perkiraan inflasi masa depan yang mereka miliki, dengan hampir setengah responden survei BI memperkirakan inflasi di bawah 7 persen. 2. Indikator keuangan Indonesia tetap rentan, dengan peningkatan yang melebihi indikator lainnya Surplus neraca pembayaran meningkat pada triwulan 3, karena peningkatan pada neraca keuangan a. Neraca pembayaran tetap surplus pada triwulan 3, dengan arus modal masuk ke dalam pasar keuangan Indonesia Surplus neraca pembayaran meningkat menjadi 3,5 miliar dolar Amerika pada triwulan 3 karena peningkatan neraca keuangan menjadi surplus 3, miliar dolar Amerika, yang cukup mengimbangi penyusutan dalam surplus neraca berjalan, menjadi 1,7 miliar dolar Amerika (Tabel 2). Tambahan alokasi 1,74 miliar dari hak penarikan khusus (2,7 miliar dolar Amerika) bagi Indonesia oleh IMF pada tanggal 21 Agustus, menambah ke surplus ini, seperti juga pembelian SBI dalam jumlah besar oleh pihak asing. Hal ini cukup mengimbangi pemindahan besar oleh penduduk Indonesia ke rekening-rekening bank asing. Surplus neraca pembayaran dan khususnya penambahan penempatan hak penarikan khusus meningkatkan cadangan devisa Indonesia menjadi 65,8 miliar dolar Amerika pada akhir bulan November, melampaui nilai tertinggi sebelum krisis pada bulan Juli 28. Tabel 2: Peningkatan neraca keuangan meningkatkan surplus neraca pembayaran, menambah cadangan devisa (miliar dolar Amerika kecuali dinyatakan lain) Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Balance of Payments Per cent of GDP Current Account Per cent of GDP Trade Balance Net Income & Current Transfers Capital & Financial Accounts Per cent of GDP Direct Investment Portfolio Investment Other Investment Errors & Omissions Foreign Reserves* * Cadangan devisa pada akhir September. Cadangan devisa naik menjadi 65.8 miliar dolar Amerika pada akhir November. Sumber: BI, BPS melalui CEIC, dan Bank Dunia Peningkatan peringkat obligasi obligasi Indonesia telah mendukung arus masuk keuangan Peningkatan peringkat obligasi negara Indonesia telah mendukung arus masuk, walaupun pengaturan waktunya kemungkinan besar akan memberikan dampak yang lebih nyata pada triwulan 4.Moody s meningkatkan peringkat obligasi negara Indonesia dalam mata uang asing dan rupiah menjadi Ba2 dari Ba3 pada tanggal 16 September, dengan alasan ketahanan ekonomi negara yang kokoh selama krisis keuangan dunia. Sebulan kemudian, Standard & Poor s meningkatkan proyeksi ekonomi Indonesia dari stabil menjadi positif, dan menguatkan peringkat kredit obligasi negaranya, 'BB-' untuk obligasi 5

15 jangka panjang dalam mata uang asing dan 'BB+' untuk yang dalam rupiah, dengan alasan kebijakan makro yang berhati-hati dan kepemimpinan yang berkehendak melakukan reformasi. Arus modal terus menuju keseimbangan normal walaupun penanaman modal asing masih terus melemah, khususnya pada sektor minyak dan gas dan penduduk Indonesia memindahkan dana jumlah yang besar dari biasanya ke bank diluar generi Walaupun sifatnya cepat berubah, arus masuk neraca keuangan terus kembali ke pola yang lebih normal pada triwulan 3, setelah goncangan yang terjadi pada penggantian tahun. Investor portofolio asing kembali sebagai pembeli dalam jumlah yang berarti dalam pasar saham dan obligasi setelah sempat memangkas kepemilikan mereka pada beberapa triwulanan terakhir. Perusahaan telah masuk kembali ke pasar kredit luar negeri setelah absen cukup lama, sejalan dengan derasnya dana global yang mengalir ke penerbit obligasi korporasi pada pasar-pasar yang berkembang. Akhirnya, kredit perdagangan telah mendekati tingkat pra-krisis sejalan dengan meningkatnya kegiatan perdagangan dan membaiknya kondisi-kondisi keuangan. Satu pengecualian penting terhadap normalisasi ini adalah makin menurunnya penanaman modal asing (PMA), dimana investor pada sektor minyak dan gas mengurangi investasi mereka dan menarik dana, sementara investasi non-migas masih tetap lemah. Investasi masyarakat Indonesia diluar negeri turun menjadi.5 miliar dolar Amerika pada triwulan ini, sekitar sepertiga dari tingkat biasanya. Pengecualian lainnya adalah penduduk Indonesia masih terus memindahkan dana dalam jumlah besar ke deposito bank di luar negeri. Sejumlah 1 miliar dolar Amerika yang ditempatkan di luar negeri sampai triwulan 3, nilai terbesar yang pernah tercatat dari triwulanan 4 yang pernah terjadi. Besarnya transfer ini di triwulan 3, 3.5 miliar dolar Amerika, tidak biasanya karena penguatan kondisi pasar pada periode ini, dimana sebelumnya biasanya terjadi ketika kondisi pasar melemah. IHSG telah menguat 92 persen sejak bulan Maret, membuatnya menjadi yang terbaik secara regional, hanya di bawah Bursa Saham Bombay b. Pasar saham dan pendapatan tetap dan Rupiah cenderung terus menguat, pada laju yang lebih lambat Sementara kebanyakan indeks saham di Asia mencetak prestasi yang baik pada enam bulan terakhir, kenaikan 92 persen yang dicapai oleh IHSG sejak bulan Maret hanya dapat dilampaui oleh Bursa Saham Bombay, yang melejit hingga 19 persen pada jangka waktu yang sama (Gambar 11). Seperti kebanyakan pasar, laju pertumbuhan telah melambat sejak bulan September. Setelah melewati 2.5 poin pada pertengahan Oktober dengan tingkat transaksi yang terakhir tercatat pada awal bulan Maret 28, IHSG merosot tipis pada akhir bulan Oktober dengan adanya spekulasi bahwa pemulihan pada pasar keuangan global terlalu dibesar-besarkan, dan mengendurnya beberapa sentimen pasar positif sehubungan dengan perkembangan politik dalam negeri. Akan tetapi penurunan itu hanya berlangsung singkat dan pasar saham merambat naik lagi pada paruh kedua bulan November. Rupiah telah mengalami apresiasi secara berarti terhadap dolar Amerika dan valuta asing lain dalam enam bulan terakhir, walaupun masih berada di bawah tingkat kurs tukar sebelum bulan September 28 Sejalan dengan itu, Rupiah telah menguat secara berarti terhadap dolar Amerika dan valuta asing utama lainnya pada enam bulan terakhir, sebelum bergerak pada kisaran 4 rupiah pada sekitar 9.45 dari awal bulan Oktober ke awal bulan Desember. Sejak bulan Maret, rupiah telah menguat 22 persen terhadap dolar Amerika, lebih dari 13 persen terhadap Euro dan dolar Singapura, dan 8 persen terhadap poundsterling Inggris. Pergerakan IDR/USD secara khusus menarik perhatian dan kemudian menimbulkan beberapa keprihatinan kalangan otoritas Indonesia mengenai ketahanan penguatan itu dan juga dampaknya pada daya saing. Walaupun tingkat penguatan Rupiah terhadap dolar Amerika tidaklah aneh dengan cepat berubahnya ( beta ) pasar uang Indonesia, melemahnya dolar Amerika terhadap mata uang wilayah dan utama menunjukkan bahwa terdapat alasan lain di belakang cerita Rupiah itu (Gambar 12). Sebagai contoh, sejak bulan Maret, won Korea telah meningkat 26 persen relatif terhadap dolar Amerika, dan dolar Australia telah menguat sebesar 45 persen. Penguatan Rupiah membawanya ke kurs tukar dengan dolar Amerika yang terakhir tercatat pada bulan Januari 28, sementara rupee India dan won Korea masih cukup lemah. (Bagian B memberikan pengamatan yang lebih rinci atas penguatan Rupiah yang belakangan terjadi dan faktor pendorongnya.) 6

16 Gambar 11: IHSG meningkat lebih tinggi dari kebanyakan index regional lainnya, sebelum mulai mendatar di penghujung bulan September (Indeks saham di-indeks ke 1 pada 2 Jan 28) Index 2 Jan 8 = 1 Thailand SET Singapore SGX March 29 Index 2 Jan 8 = 1 Jakarta JCI Gambar 12: dan penguatan rupiah terhadap dolar Amerika adalah yang kedua terkuat secara regional (Pasangan valuta di-indeks ke 1 pada 2 Jan 8) Index 2 Jan 8 = 1 Index 2 Jan 8 = 1 March 29 USD Appreciation AUD/USD (RHS) EUR/USD (RHS) KRW/USD (LHS) IDR/USD (LHS) Shanghai Composite Bombay BSE INR/USD (LHS) SGD/USD (LHS) JPY/USD (LHS) Jan 8 Apr 8 Jul 8 Oct 8 Feb 9 May 9 Aug 9 Dec 9 Sumber: FRB, CEIC dan Bank Dunia Jan 8 Apr 8 Jul 8 Oct 8 Feb 9 May 9 Aug 9 Dec 9 Sumber: CEIC dan Bank Dunia Yield obligasi pemerintah dalam mata uang Rupiah dan dolar Amerika telah turun ke tingkat tahun 27 dengan kebijakan moneter yang lebih longgar, rendahnya inflasi dan kuatnya permintaan Memasuki bulan September obligasi negara dalam rupiah dan dolar Amerika secara umum meneruskan kecenderungan penguatan yang dimulai pada bulan Maret, sebelum diperdagangkan pada kisaran 5 basis poin sampai awal bulan Desember, dengan kebijakan moneter masih tetap longgar dan inflasi Indonesia di bulan Oktober dan November berada di bawah perkiraan analis pasar. Pada tiga bulan itu, yield lintas kurva jatuh tempo bergerak sejalan, dan pada awal bulan Desember keseluruhan kurva yield telah kembali ke tingkat yang dijumpai pada awal tahun 27 (Gambar 13). Yield obligasi negara 5 tahun dalam rupiah telah menyusut 33 persen sejak bulan Maret, dari hampir 14 persen menjadi sekitar 9,35 persen pada akhir bulan November. Walaupun terjadi penurunan ini, yield obligasi Indonesia dalam rupiah masih tetap lebih tinggi dibanding yang lain dalam wilayah yang sama. Tingkat spread EMBI obligasi Indonesia dalam dolar Amerika juga telah pulih ke tingkat akhir tahun 27, juga makin seimbang dari akhir bulan September (Gambar 14), dan tetap berada di bawah rata-rata tingkat spread pasar baru global terhadap obligasi Amerika Serikat. Karena spread EMBI suatu negara umumnya dianggap sebagai gambaran pengukuran risiko suatu negara", menyusutnya spread Indonesia dapat dianggap sebagai penunjuk berkurangnya risiko negara pada beberapa bulan terakhir sehingga membantu menarik penanam modal dan modal ke dalam pasar-pasar keuangan Indonesia. Reformasi subsidi bahan bakar dan kebutuhan pendanaan pemerintah yang lebih kecil pada tahun 21 akan terus mendukung harga obligasi Kuatnya harga-harga di pasar keuangan tidak tersalur ke harga-harga aktiva lainnya Menuju ke depan, agenda reformasi subsidi energi pemerintah yang mungkin ditetapkan di tahun 21 dapat menyusutkan yield obligasi dengan menghilangkan suatu sumber perubahan cepat dan ketidakpastian inflasi pada pembiayaan pemerintah, yang cenderung meningkatkan yield jangka panjang. Selain itu, defisit fiskal yang lebih rendah dari perkiraan pada tahun ini telah menurunkan kebutuhan pembiayaan pemerintah untuk tahun 21. Artinya diperlukan penerbitan lebih sedikit obligasi untuk tahun depan yang juga akan membantu mendukung harga-harga obligasi. Pemulihan yang kuat dalam harga-harga aktiva keuangan pada ekonomi-ekonomi yang lain juga mengangkat harga-harga aktiva non-keuangan, terutama bagi apartemen dan properti komersial. Tapi hal ini tidak terlihat di Indonesia. Pertumbuhan dalam harga jual apartemen, ruang kantor, eceran dan industri di wilayah Jabodebek semuanya melambat ke hampir nol pada triwulan 2 atau 3 di tahun 29, dari laju pertumbuhan sekitar 15 persen di tahun 28 bagi kantor-kantor dan apartemen. Perlambatan ini dapat mencerminkan keseimbangan pasar, dengan kenaikan tipis dalam tingkat tersedianya ruang dan menurunnya tingkat penjualan pada tiga triwulan pertama tahun 29. Di 7

17 tengah perkembangan ini, sewa terus bertumbuh cukup kuat (sebesar 11,6 persen di tahun sampai dengan triwulan 3 untuk apartemen, walaupun laju pertumbuhan sewa telah melambat sejak akhir tahun 28 untuk semua jenis properti). Gambar 13: Yield obligasi pemerintah mata uang lokal, terus menurun lintas seluruh tenor sejak bulan Maret, telah kembali ke tingkat awal tahun 27 (Yield obligasi negara rupiah 1 tahun hingga 15 tahun, persen) Percent 1 December 29 2March 29 1 May 29 1 September March 27 Percent Gambar 14: Obligasi negara Indonesia dalam dolar Amerika telah menetap pada tingkat yang sedikit di atas rata-rata historis jangka lebih panjang, tetapi telah menguat lebih dari sebagian besar pasar-pasar berkembang debt (Spread EMBI Indonesia terhadap obligasi Amerika Serikat dan perbedaan antara spread Indonesia and rata-rata pasar berkembang dunia, keduanya dalam basis poin) Basis points Indonesian Spreads Less Global EMBI Average (RHS) Indonesian EMBI USD Bond Spreads (LHS) Basis points Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 1Y 11Y 12Y 13Y 14Y 15Y 6.5 Jan 5 Oct 5 Aug 6 May 7 Mar 8 Dec 8 Oct 9 2 Sumber: CEIC dan Bank Dunia Sumber: JP Morgan, Datastream dan Bank Dunia c. Penguatan pasar keuangan dan kurs tukar valuta sebagian disebabkan oleh arus masuk modal lancar yang cukup besar Arus masuk modal asing yang besar memainkan peran yang penting dalam memperkuat harga-harga aktiva keuangan dan Rupiah Sebagian besar didorong oleh perdagangan, arus masuk ini membawa lebih banyak dana untuk investasi, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas jika pemilik modal tiba-tiba mengubah sentimen dan menarik kembali dananya Faktor penyumbang penting kepada penguatan Rupiah dan pasar modal dari bulan Maret ke Desember adalah arus masuk modal asing berukuran besar ke Indonesia. Investor asing telah menanamkan sekitar 6,5 miliar dolar nilai bersih dalam aktiva keuangan Indonesia sejak bulan Maret, sebagian besar dana itu masuk di bulan September dan minggu pertama bulan Oktober, sebelum membalik lagi menjelang akhir Oktober dan relatif stabil selama bulan November. Arus masuk ini telah meningkatkan keseluruhan kepemilikan asing atas saham, obligasi pemerintah dan instrumen-instrumen pasar uang jangka pendek sebesar 28 persen (Gambar 15). Karena bukan penduduk memiliki kepemilikan yang cukup berarti dalam pasar keuangan Indonesia yang relatif dangkal, pergerakkan modal asing seperti itu dapat membawa dampak yang besar pada hargaharga aktiva. Alasan dibelakang arus masuk ini tidaklah khusus terjadi di Indonesia tetapi terhubung dengan rendahnya suku bunga di Amerika Serikat dan melemahnya dolar Amerika, yang membawa penanam modal untuk membawa perdagangan ukuran besar untuk mengambil keuntungan dari aktiva-aktiva dengen yield yang lebih tinggi pada pasar-pasar berkembang. Sementara arus masuk itu baik sejauh ini karena mereka memicu majunya ekonomi dan pasar, mereka dapat mengganggu stabilisasi bila hanya didorong oleh pengambilan keuntungan karena perbedaan harga sehingga mengalir ke luar secepat mereka masuk. Pasar modal Indonesia yang terbuka dan perbedaan suku bunga yang tinggi membuatnya sangat menarik bagi arus masuk itu tetapi juga membiarkan Indonesia sangat rentan terhadap berbaliknya sentimen penanam modal secara tiba-tiba. 8

18 Gambar 15: Indonesia telah menyerap 6,5 miliar dolar Amerika dalam modal asing sejak bulan Maret, 2,6 miliar dolar Amerika pada bulan September dan awal Oktober (Arus masuk dan total bagian modal asing bersih dari saham, obligasi pemerintah dan instrumen pasar uang, miliar rupiah) IDR billion Total Foreign Capital Stock (LHS) IDR billion 8 4 Gambar 16: Sejak bulan Maret cadangan devisa telah menguat sementara pertumbuhan M2 telah melambat, menunjukkan BI telah melakukan pengamanan (M2 dalam miliar rupiah; cadangan internasional dalam miliar dolar Amerika) IDR trillion TotalReserves (RHS) March 29 USD billion Total Net Foreign Inflows (RHS) M2 Broad Monetary Aggregates (LHS) Oct 8 Dec 8 Feb 9 Apr 9 Jun 9 Aug 9 Oct Jan 6 Jun 6 Nov 6 Apr 7 Sep 7 Feb 8 Jul 8 Dec 8 May 9 Oct 9 25 Sumber: BI, CEIC dan Bank Dunia Sumber: BI, CEIC dan Bank Dunia Penumpukkan cadangan internasional dan tidak adanya pertumbuhan dalam pasokan uang sejak bulan Maret mencerminkan bahwa BI mencoba untuk mengimbangi dampak arus masuk modal pada kurs tukar dan uang beredar Untuk menetralkan dampak masuknya arus modal pada kurs tukar dan basis moneter, bank sentral dapat melakukan intervensi ke pasar kurs valuta asing dengan membeli valuta asing dengan menggunakan mata uang lokal, lalu menggunakan operasi pasar terbuka untuk menghilangkan likuiditas yang tercipta oleh penjualan mata uang lokal. BI tampaknya telah melakukan hal ini sampai ke suatu tingkatan. Cadangan internasional meningkat sebesar 23 persen dari awal bulan Maret (ketika Rupiah memulai penguatan berkesinambungan terhadap dolar Amerika) dari 53,7 miliar dolar Amerika menjadi 65,8 miliar dolar Amerika pada akhir bulan November (Gambar 16), setara dengan 6,3 persen jumlah uang dasar (M2) di bulan Maret. Perlambatan pasokan uang yang tidak biasa pada waktu pertumbuhan yang kuat dalam cadangan, yang tumbuh pada tingkat yang disetahunkan sebesar 8,3 persen sampai bulan September, bandingkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18,3 persen di tahun 26 dan 27. Pada saat yang sama persediaan SBI tumbuh setara 3,5 miliar dolar Amerika, sehingga simpanan SBI yang diterbitkan berada di kisaran 2,4 persen dari jumlah uang dasar. Persediaan SBI lebih dari empat kali lipat ini terjadi ketika BI melonggarkan kebijakan moneter sehingga diharapkan akan menyusutkan persediaan dari SBI yang ada. Sementara seringkali sulit bagi bank sentral dalam ekonomi berkembang untuk mengatur perubahan jangka pendek dalam basis moneter dengan baik melalui operasi pasar terbuka, BI tampaknya cukup berhasil dalam membatasi dampak meningkatnya dengan cepat cadangan pada pasokan uang. Keseluruhan sektor perbankan cukup sehat, menurut rasio keuangan dan laporan pendapatan tetapi pertumbuhan kredit hanya mencatat sedikit pemulihan pada bulan-bulan terakhir d. Walaupun sektor perbankan kuat, pertumbuhan kredit hanya menunjukkan sedikit pemulihan Pendapatan bank-bank utama dan berbagai penunjuk agregat seperti kecukupan modal dan pengembalian aktiva mencerminkan tingkat kesehatan yang menggembirakan untuk keseluruhan sektor perbankan. Pada bulan September, rasio kredit macet bank umum turun ke 3,8 persen, hanya sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata tahun 28 sebesar 3,6 persen, tetapi sudah cukup jauh di bawah rata-rata tahun 27 dan 26 sebesar 5,6 persen dan 8, persen. Walaupun cukup sehat, kredit baru bank-bank tetap bertumbuh lambat, walaupun sudah lebih tinggi dibanding triwulan 2. Kredit telah bertumbuh sebesar 6 persen sampai saat ini di tahun 29, dibandingkan dengan 32 persen di tahun 28. Percepatan lanjutan mungkin sekali terjadi, bila persetujuan kredit baru kembali ke tingkat seperti yang terjadi pada pertengahan tahun 28 pada triwulan 3 tahun 29. (Gambar 17) Sementara kredit telah terhambat pada kebanyakan ekonomi regional tahun ini (tidak termasuk India), perlambatan di Indonesia cukup menarik perhatian karena pertumbuhan pesatnya selama dua tahun, yang kemudian tiba-tiba berhenti pada bulan Oktober 28. (Gambar 18). 9

19 Gambar 17: Pertumbuhan kredit dan persetujuan pinjaman telah membaik pada bulan-bulan terakhir setelah merosot pada awal tahun ini (Total pinjaman dalam triliun rupiah; pertumbuhan kredit dalam persentase perubahan tahun ke tahun) Gambar 18: Sementara kebanyakan ekonomi mengalami perlambatan kredit, Indonesia menarik perhatian karena pertumbuhan kreditnya yang cepat dalam dua tahun sebelum Oktober 28 (Kredit bank umum di-indeks ke Jan 6=1) 2 IDR trillion Percent YoY Index Jan 6 =1 Index Jan 6 = New Loan Approvals (LHS) Credit Growth (RHS) India Indonesia Jan 7 May 7 Sep 7 Jan 8 May 8 Sep 8 Jan 9 May 9 Sep 9 Sumber: CEIC dan Bank Dunia 175 Malaysia Singapore 135 USA 135 Thailand 115 Philippines Jan 6 Dec 6 Nov 7 Oct 8 Sep 9 Sumber: FRB dan BI lewat CEIC dan Bank Dunia Tingkat bunga pinjaman tetap tinggi walaupun tingkat SBI telah dipotong sebesar 3 bps dan penetapan batasan suku bunga deposito untuk memangkas biaya Di antara faktor-faktor sisi penawaran dan permintaan yang menyebabkan perlambatan, tingginya biaya peminjaman terlihat mencolok. Suku bunga kredit telah berada di atas 14 persen sejak bulan Oktober 28, walaupun BI telah memotong 3 bps dari BI Rate-nya antara bulan Desember hingga Agustus tahun ini. (Gambar 19) Indonesia merupakan satu-satunya negara di wilayahnya dengan suku bunga kredit dan simpanan yang lebih tinggi pada bulan Juni 29 dibanding satu tahun sebelumnya, walaupun telah dilakukan pemotongan BI Rate. (Gambar 2) Gambar 19: Walaupun bank sentral telah melakukan Gambar 2: Indonesia adalah satu-satunya negara dengan berbagai upaya, suku bunga kredit hanya turun 7 persen peningkatan tingkat pemberian kredit dan simpanan pada sejak puncaknya pada Januari sementara suku bunga tahun sampai dengan Juni 29 simpanan telah turun sebesar 31 persen (perbedaan tingkat antara Juni 28 dan Juni 29, poin (net interest margin, suku bunga kredit dan simpanan, persen) persentase) Percent Net Interest Margin (LHS) Lending Rates (RHS) Deposit Rates (RHS) Percent Sep 7 Dec 7 Mar 8 Jun 8 Sep 8 Dec 8 Mar 9 Jun 9 Sep Percentage point Lending Rate Difference Indonesia Malaysia Deposit Rate Difference CB Policy Rate Difference United Singapore Philipines Kingdom Lending Deposit Spread United States Percentage point 6 Lending Policy Rate Spread 4 China India Thailand Sumber: CEIC dan Bank Dunia Sumber: FRB dan BI lewat CEIC dan Bank Dunia BI mencoba untuk menurunkan suku bunga kredit dengan penandatanganan perjanjian sukarela dengan 14 bank umum terbesar di bulan Agustus untuk membatasi suku bunga simpanan. Perjanjian ini dimaksudkan untuk menurunkan persaingan antar bank yang meningkatkan biaya dana bagi bank-bank. Dampaknya masih terbatas pada bulan Oktober, dengan suku bunga simpanan turun 1 basis poin dari bulan Juni, sementara suku bunga kredit hanya turun sebesar 35 basis poin. Sejak puncaknya pada pergantian 1

20 tahun, suku bunga kredit hanya turun sebanyak 16 basis poin, sementara suku bunga simpanan telah menurun lebih dari 33 basis poin. Kekakuan suku bunga kredit memungkinkan selisih tingkat suku bunga tetap relatif tinggi dibanding negara-negara lain di wilayah yang sama dan BI hendak menurunkannya pada pertengahan tahun 21 Bertahannya suku bunga kredit ini, sementara suku bunga simpanan telah turun, menjaga net interest margin (NIMs) pada atau di atas 5,5 persen sejak bulan Maret, dibandingkan ke negara-negara lain dalam wilayah yang sama dengan kisaran NIM pada 3-4 persen. Sementara net interest margin yang tinggi memberikan keuntungan tertinggi bagi bankbank Indonesia di wilayah yang sama, melebarnya perbedaan antara suku bunga kredit dan simpanan dan tabungan meningkatkan biaya investasi, pelandaian investasi dan dapat membatasi pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan hal ini, pada pertengahan bulan November BI menyatakan bahwa ia akan mengimbau sektor perbankan untuk menurunkan net interest margin pada bulan Juni 21. Sebelum menerbitkan kebijakan resmi, bank sentral akan melakukan penelitian mendalam atas bangunan biaya dari industri perbankan Indonesia. BI juga tidak yakin apakah penurunan net interest margin akan benar-benar menyebabkan dukungan kepada pengucuran kredit bank-bank. Dengan pengetatan standar kredit pasca krisis dan tekanan ke bawah pada suku bunga kredit pada tahun ini, bank-bank telah meningkatkan investasi dalam obligasi pemerintah dan instrumen pasar uang, yang memberikan yield yang relatif tinggi dan bebas risiko, dibanding mengucurkan kredit. Tekanan tambahan untuk menyusutkan net interest margin dan menurunkan suku bunga kredit akan membuat bank-bank makin enggan untuk mengucurkan kredit, dan hanya akan meningkatkan ketergantungan mereka kepada investasi dalam obligasi pemerintah dan pendapatan dari jasa giro. 3. Prospek ekonomi diharapkan sedikit lebih kuat dari proyeksi triwulan yang lalu, dengan pemulihan bertahap yang terus berlangsung Prospek pertumbuhan Indonesia sedikit membaik pada tiga bulan terakhir Prospek ekonomi Indonesia telah membaik pada tiga bulan terakhir (Gambar 21). Ekonomi diharapkan akan tumbuh sebesar 4,5 persen di tahun 29, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 4,3 persen, karena ekonomi negara-negara mitra dagang utama lebih baik dari perkiraan sebelumnya pada pertengahan tahun, konsolidasi dari meningkatnya harga-harga komoditi, dan menguatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 3 dari perkiraan awal. Pertumbuhan pada tahun 21 diperkirakan berada pada 5,6 persen, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 5,4 persen. Pertumbuhan diperkirakan akan cenderung kembali sekitar 6 persen mulai tahun 211. Peningkatan prospek ini mengikuti PDB triwulan 3 yang sedikit lebih kuat dari perkiraan dan meningkatnya prospek dan lingkungan eksternal. Pertumbuhan investasi diperkirakan akan kembali meningkat sementara belanja negara akan tetap kuat Pendorong utama pertumbuhan Indonesia di tahun 21 diperkirakan akan tetap datang dari permintaan dalam negeri, dengan dukungan pemulihan sektor eksternal (Tabel 3). Pengeluaran konsumsi swasta diperkirakan akan meningkat dari tahun 29, tumbuh sekitar 5,1 persen di tahun 21 dengan terus berlangsungnya dampak dari stimulus fiskal, pertumbuhan harga yang moderat dan peningkatan pendapatan. Pertumbuhan investasi juga diperkirakan akan meningkat di tahun 21, dengan meningkatnya hargaharga komoditas dan permintaan eksternal, dan lebih tersedianya layanan pendanaan, mendukung rencana-rencana penanam modal. Belanja pemerintah diperkirakan akan terus tumbuh dengan belanja yang lebih besar untuk program-program inti pemerintahan dan tingkat pencairan yang lebih baik. 11

21 Gambar 21: Prospek pertumbuhan Indonesia meningkat (pertumbuhan rata-rata tahunan PDB, persen) Gambar 22:. bersamaan dengan sedikit membaiknya pertumbuhan mitra dagang Indonesia (rata-rata persentase pertumbuhan tahunan tujuan ekspor Indonesia) 8 6 Persen September memperbarui Ramalan sekarang Persen Ramalan Persen September memperbarui Ramalan sekarang Persen Ramalan Sumber: BPS dan perkiraan Bank Dunia Sumber: CEIC, Consensus Forecasts Inc dan Bank Dunia Inflasi diharapkan akan meningkat secara perlahan, dimana penguatan Rupiah memberi dampak pengimbang terhadap prospek pertumbuhan dan harga komoditas Setelah sedikit lebih kuat dari perkiraan di bulan Agustus dan September dan lalu lebih lemah dari perkiraan pada bulan Oktober dan November, prospek inflasi IHK (indeks harga konsumen) di tahun 29 hanya sedikit berubah, dengan laju tahunan sebesar 4,8 persen. Mulai meningkatnya pertumbuhan PDB dan harga komoditas yang berlangsung sejak triwulan 2 dan diproyeksikan akan terus berlangsung akan mendorong peningkatan harga-harga secara bertahap, dengan laju inflasi tahunan meningkat menjadi 5,5 hingga 6 persen di tahun 21 dan 211. Tambahan penguatan rupiah pada beberapa bulan terakhir telah menurunkan prospek dengan perkiraan akhir menunjukkan bahwa penguatan 1 persen dari rupiah terhadap dolar Amerika menurunkan harga sebesar.6 hingga,9 persen selama sekitar 6 bulan, mengindikasikan bahwa depresiasi sampai Oktober akan membatasi peningkatan harga menuju triwulan 2 tahun 21. Tingkat inflasi yang dialami oleh rumah tangga berpenghasilan rendah, dan tingkat inflasi inti (tidak termasuk harga yang cepat berubah dan yang terkendali), diproyeksikan untuk secara bertahap bergabung dengan tingkat IHK dengan mengikuti tren yang sama, meningkat menuju 6 persen di tahun 21 dan bertahap pada kisaran itu memasuki tahun 211. Penguatan kurs tukar diperkirakan akan memiliki dampak yang lebih besar pada inflasi inti, dan dampak yang lebih kecil pada laju inflasi rumah tangga berpenghasilan rendah (karena sebagian besar belanja rumah tangga miskin membelanjakan barangbarang dengan harga yang ditentukan dari dalam negeri). Prakarsa kebijakan khusus untuk lebih baik menyasar energi dan subsidi lainnya dan untuk memungkinkan harga-harga yang diatur untuk bergerak lebih sejalan dengan biaya ekonomi belum diumumkan, di luar beberapa penyesuaian untuk membawa tarif listrik lebih dekat dengan biaya penawaran dan sebagian dalam harga LPG; kedua prakarsa ini memiliki dampak kecil pada keseluruhan IHK. Reformasi demikian memiliki risiko terhadap proyeksi inflasi, karena harga-harga mengalami kenaikan secara signifikan. 12

22 Tabel 3: Indikator makroekonomi Indonesia (Persen perubahan, kecuali dinyatakan lain) Annual Year to December quarter Revisions to Annual Main economic indicators Total Consumption expenditure Private consumption expenditure Government consumption Gross fixed capital formation Exports of goods and services Imports of goods and services Official poverty rate (%) n/a n/a n/a n/a n/a Gross Domestic Product External indicators Trade balance (USD bn) n/a n/a n/a n/a Balance of payments (USD bn) n/a n/a n/a n/a Financial account balance (USD bn) n/a n/a n/a n/a Other economic measures Consumer price index Poverty basket Index GDP Deflator Nominal GDP Economic assumptions Exchange rate (IDR/USD) Interest rate (SBI, 1 month) Indonesian crude price (USD/bl) Major trading partner growth Catatan: Proyeksi arus perdagangan berhubungan dengan neraca nasional, yang mungkin terlalu besar menyatakan pergerakan volume perdagangan dan terlalu kecil menyatakan pergerakan dalam harga-harga. Neraca nasional melaporkan nilai ekspor dalam Rupiah turun 15 persen di tahun sampai pertengahan 29 sejalan dengan data neraca perdagangan sementara volume ekspor turun hampir sebesar 16 persen, mencerminkan bahwa harga-harga ekspor Indonesia, dalam rupiah, meningkat 1,3 persen, di luar jatuhnya harga-harga komoditas pada periode ini dan melemahnya rupiah sebanyak 12 persen. Kemiskinan cenderung akan makin menurun, secara perlahan Prospek masih menunjukkan peningkatan arus perdagangan yang kuat di tahun 21 dan 211, setelah penurunan di tahun 29 Proyeksi ini menyarankan tingkat kebijakan resmi tampaknya akan terus menurun, dari 14,2 per Februari 29 ke sekitar 13,5 persen pada awal tahun 21 dan 11,4 persen pada awal tahun 211. Seperti kondisi makroekonomi yang lebih luas, proyeksi ini hanya sedikit berubah selama tiga bulan terakhir, walaupun data rumah tangga dari survey terakhir telah mengurangi proyeksi tingkat pengurangan kemiskinan karena alas an teknis. Pengurangan kemiskinan kemungkinan akan didukung oleh perluasan program PKH dan PNPM Mandiri, dimana kebijakan pengurangan kemiskinan lainnya masih dalam pengembangan; dalam jangka panjang rencana 1 hari pemerintah juga mengindikasikan adanya kebijakan yang dapat mempercepat pengurangan tingkat kemiskinan secara tidak langsung. Prospek arus perdagangan tahun 29 tetap penurunan impor yang lebih besar dibanding ekspor, karena penurunan yang lebih besar pada impor yang terjadi sebelumnya di tahun ini; pemulihan pada triwulan 3 sejalan dengan perkiraan sebelumnya. Pemulihan bertahap dalam ekonomi dunia dan harga-harga komoditas yang lebih tinggi diperkirakan akan mendukung pertumbuhan yang kuat dalam volume dan harga ekspor Indonesia di atas perkiraan (Tabel 3, Tabel 4), dengan volume mencapai tingkat pra-krisis pada awal tahun 211. Nilainya akan bertumbuh lebih cepat lagi dan bertambah cepat memasuki tahun 211 didukung oleh meningkatnya harga-harga komoditas. Impor diperkirakan akan 13

23 pulih lebih cepat dari ekspor, dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang lebih cepat dari negara-negara tujuan ekspor Indonesia dan pemulihan produksi barang-barang ekspor membutuhkan lebih banyak masukan dari barang impor. dengan pertumbuhan impor yang lebih kuat mengurangi surplus perdagangan Neraca pembayaran tampaknya akan surplus di tahun 29 sebelum menyusut di tahun 21 dan 211, dengan pemulihan harga komoditas dan impor membawa neraca berjalan menuju keseimbangan. Surplus perdagangan tahun 29 diperkirakan akan tetap sekitar 17,7 miliar dolar Amerika, akan turun di tahun 21 menjadi sekitar 1 miliar dolar Amerika dengan proyeksi pemulihan yang lebih cepat pada impor dibanding ekspor. Surplus diperkirakan akan stabil di tahun 211, dengan nilai nominal ekspor dan impor mencatat pertumbuhan tahunan sekitar 19 persen. Neraca pembayaran diperkirakan akan mencatat surplus yang sedikit lebih kecil pada triwulan 4 29, seiring dengan mengecilnya neraca perdagangan, pemerintah hanya menerbitkan sejumlah kecil hutang baru untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya, penduduk Indonesia memangkas pengiriman simpanannya ke luar negeri, dan sejalan dengan melambatnya portofolio arus masuk. Sebagai akibatnya, neraca permbayaran diperkirakan akan mencatat surplus sekitar 12 miliar dolar Amerika pada tahun 29. Sejalan dengan IEQ bulan September, surplus neraca pembayaran diperkirakan menyusut pada tahun 21 dan 211, dengan neraca berjalan mendekati keseimbangan. Surplus berjalan akan terus mendukung pengumpulan cadangan devisa. (Tabel 3) Neraca berjalan diperkirakan akan bergerak menuju keseimbangan, dengan terus menyusutnya neraca perdagangan dan defisit pendapatan terus melebar karena perkiraan tingkat pengembalian keuntungan yang lebih tinggi ke pemegang saham asing, dengan meningkatnya produksi minyak dan gas bumi dan pemulihan harga energi dunia. Pengiriman uang (remittance) oleh masyarakat Indonesia di luar negeri diperkirakan akan stabil. Investasi langsung bersih diperkirakan akan meningkat dengan bangkitnya pertumbuhan dalam negeri dan konsolidasi pemulihan ekonomi dunia. Faktor yang dapat mengurangi perbaikan ini adalah proyeksi surplus yang sedikit lebih tipis pada portofolio investasi, dengan penduduk dalam negeri masuk kembali ke pasar saham dan hutang luar negeri. Dilain pihak arus masuk portofolio investasi pada kelas aktiva jangka pendek dan panjang tetap kuat, dengan asumsi investor asing meneruskan pencarian mereka akan yield. Perbaikan peringkat kredit dan obligasi negara dalam mata uang asing dan lokal yang diterima Indonesia baru-baru ini oleh Standard & Poor s dan Moody s akan mendukung arus masuk ini. Tabel 4: Surplus neraca pembayaran diperkirakan akan menyusut, dengan neraca berjalan bergerak menuju defisit (miliar dolar Amerika) Balance of Payments Current Account Trade Balance Income Balance Transfers Balance Capital & Financial Accounts Capital Account Financial Account Direct Investment Portfolio Investment Other Investment Foreign Reserves (a) (a) 29 nilai cadangan devisa asing pada akhir bulan November. Sumber: BI dan Bank Dunia. Selama 12 bulan ke triwulan 3-21, kewajiban kredit eksternal Indonesia yang terjadwal berjumlah 24 miliar dolar Amerika, berdasarkan laporan BI atas hutang berjalan (Tabel 5). Pada periode yang sama, proyeksi arus perdagangan dan modal yang berhubungan dengan investasi, di tambah pembelian bersih aktiva keuangan lancar (berdasarkan asumsi konservatif), menghasilkan proyeksi arus masuk bersih sekitar 29 miliar dolar Amerika. Bersama-sama, mereka memberikan surplus neraca pembayaran sekitar 5 miliar dolar Amerika, sesuai dengan proyeksi yang disajikan pada Tabel 4. Asumsi yang mendasari proyeksi ini sejalan dengan kecenderungan yang terjadi. Tingkat perputaran hutang (roll-over) SBI 95 persen lebih rendah dari tingkat yang terjadi selama tahun 29. Tingkat perputaran 9 persen dari hutang swasta jangka pendek mencerminkan kondisi kredit dunia yang masih dalam pemulihan, di tambah pembatalan beberapa proyek karena kemunduran global dan rendahnya harga komoditas. Tingkat perpputaran hutang ini sebanding dengan tingkat perputaran keseluruhan hutang eksternal, dengan hutang yang diterbitkan lebih besar dari yang jatuh tempo selama 29 (Gambar 23). 14

24 Kerentanan arus modal eksternal dan pasar keuangan Indonesia tetap menjadi tantangan kebijakan Pada akhir tahun 28, setelah terjadinya arus modal keluar pada bulan September hingga November, pembuat kebijakan dan pengamat prihatin akan risiko keluarnya arus modal dalam skala besar dapat mengganggu stabilisasi makroekonomi Indonesia. Pada akhir tahun 29, keprihatinan itu berbalik, dari dampak gangguan stabilisasi dari cepat berubahnya pasar uang yang mengalir dari arus masuk berukuran besar menjadi aktiva keuangan yang lancar dengan yield yang besar. Dua negara emerging markets (Brasil dan Taiwan) menerapkan aturan untuk memperlambat pergerakan arus masuk modal jangka pendek, pada pertengahan bulan November, Bank Indonesia mengumumkan mempertimbangkan dengan serius penerapan kendali modal atas kepemilikan SBI satu bulan oleh pihak asing. Akan tetapi pada awal bulan Desember tidak ada tanda-tanda bahwa BI akan menempatkan kebijakan demikian, dimana pejabat BI mengatakan bahwa: BI masih nyaman dengan kebijakan yang berjalan; arus masuk dan keluar dana asing masih dapat ditangani; dan arus asing itu tidak menyebabkan fluktuasi tajam apapun dalam kurs tukar valuta. Wakil Presiden juga menyatakan bahwa pemerintah tidak mendukung penerapan kendali modal atas arus investasi asing. Akan tetapi debat publik itu menandakan bahwa pergeseran kebijakan akan lebih mungkin terjadi. Tabel 5: Kebutuhan pendanaan eksternal Indonesia terjadwal pada 12 bulan ke depan berjumlah 24 miliar dolar Amerika (miliar dolar Amerika) EXTERNAL FINANCING NEEDS 24. Maturing short-term FCU private debt 8.7 Amortization of medium and long-term FCU debt 9.4 Public 6.8 Private (a) 2.6 Short-term IDR liabilities to non-residents 5.3 Amortization of medium and long-term IDR debt to non-residents.5 Catatan dan sumber: (a) Tidak termasuk hutang macet 6,5 miliar dolar Amerika. BI dan Bank Dunia. Gambar 23: Sementara tingkat perputaran hutang eksternal Indonesia juga tinggi pada 29 (kembali nilai pokok dan penerbitan bulanan) USD billion Net Issuance Repayment Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Sumber: BI dan World Bank Issuance USD billion Tabel 6: Proyeksi sumber pendanaan memberikan surplus neraca pembayaran sekitar 5 miliar dolar Amerika (miliar dolar Amerika) PROJECTED EXTERNAL FINANCING SOURCES 28.7 Current account balance -.3 Trade balance 8.8 Net income and transfers balance -9.2 Net FDI Inflow s 2.7 Official Foreign Financing -.1 Draw ings 6.2 Repayments -6.3 New Debt Issuances 23.9 Short-Term Debt Instruments 12.5 Public (SBIs) (a) 4.2 Private (notes) 8.4 IDR debt (b).8 FCU debt 7.5 o/w loans 1.6 o/w trade credits (c) -4.3 Medium and Long-Term Bonds 11.4 Public (SUN) 4.9 Foreign investment in IDR bonds (d) 1.4 FCU bonds 3.5 Private (bonds) 6.5 Non-residents' net purchases of debt and equity on secondary markets (e) 6.1 Public (SUN and SBIs) 3. Private (debt and equity) 3.1 Net investment offshore by residents (f) -3.6 o/w outflow s on currency and deposits (f,g) -.1 (Catatan dan sumber: (a) asumsi tingkat perputaran 95 persen; (b) asumsi tingkat perputaran 9 persen; (c) diperkirakan meningkat dengan meningkatnya arus perdagangan; (d) asumsi 18 persen kepemilikan asing dari Surat Utang Negara baru; (e) mencerminkan pembelian bersih aktiva dalam negeri oleh pihak asing; (f) negatif mencerminkan arus keluar; dan (g) mencerminkan penduduk memindahkan aktiva kembali dari rekening bank asing. Bank Dunia. Sementara risiko eksternal terhadap prospek telah sedikit Masih terdapat ketidakpastian yang cukup besar terhadap prospek. Di satu sisi, risiko ekonomi global, walau masih cukup besar, tampaknya telah berkurang. Perkembangan terakhir memberi kejutan baik, beberapa ketidakseimbangan internasional bergerak 15

25 menurun, risiko dari dalam negeri telah meningkat menuju keseimbangan, dan banyak ekonom telah meningkatkan ramalan mereka, walaupun arus modal besar dan pergerakan kurs tukar yang baru terjadi menciptakan risiko-risiko baru, dan ketidakpastian yang melingkupi prospek bagi ekonomi global akan meningkat ketika stimulus fiskal dan moneter ditarik oleh negara-negara maju. Di sisi lain, risiko prospek dalam negeri telah meningkat. Peningkatan pemadaman listrik bergilir di daerah Jakarta dan tempat-tempat lain di Indonesia tampaknya akan menghambat pertumbuhan. Daerah Jakarta menghasilkan sekitar 15 persen hasil produksi nasional, sehingga dampak kecil kegiatan di Jakarta dapat berdampak pula pada data nasional. Tetapi dampak itu tampaknya hanyalah untuk jangka pendek, karena penyebab langsung dari meningkatnya pemadaman di Jakarta tampaknya akan diperbaiki sebelum akhir triwulan 4, sementara program pembangunan pembangkit nasional cepat tampaknya hampir sesuai jadwal. Pada triwulan-triwulan yang akan datang, kontroversi yang melingkupi bailout Bank Century di akhir tahun 28 menimbulkan risiko berkelanjutan yang mengalihkan penyusun kebijakan utama dari agenda reformasi dan pembangunan dan menambah risiko politik dan ketidakpastian iklim investasi, dengan kemungkinan risiko yang mengancam pertumbuhan. Sisi baiknya, kontroversi hukum pada triwulan 4 tahun 29 dapat berakhir pada kemajuan yang penting dalam penyusunan undang-undang dan meningkatkan iklim investasi. Analisa skenario menunjukkan beberapa kemungkinan pertumbuhan PDB Indonesia jika risiko-risiko baik dan buruk tersebut terjadi. (Tabel 7 dan Gambar 24) 'Skenario tinggi' menunjukkan pemulihan yang lebih cepat ekonomi global, mendukung harga ekspor yang makin cepat. Skenario ini juga memberikan kondisi dalam negeri yang lebih kuat, dengan peningkatan kepercayaan konsumen dan investor yang mempercepat pertumbuhan kredit, dan arus masuk modal memperkuat rupiah. Dalam skenario ini, pertumbuhan PDB adalah 1¼ poin persentase di atas skenario dasar yang disajikan di atas (Table 2). Skenario 'rendah' menilai dampak dari peningkatan yang baru terjadi dalam pertumbuhan mitra dagang dan harga komoditas yang hanya sepintas dengan iklim investasi dalam negeri yang lebih lemah dan pertumbuhan kredit yang lambatn. Skenario ini mengurangi sampai 1 poin persentase dari pertumbuhan PDB dari tahun 29 ke 211, relatif terhadap skenario dasar. Tabel 7: Beberapa alternative hasil untuk indikator kunci (pertumbuhan persen tahunan; tingkat nilai tukar) MTP* Credit Export prices Rupiah (USD/IDR) 29 Reference Low High Reference Low High Reference Low High * Rata-rata tertimbang negara tujuan ekspor. Sumber: CEIC, Consensus Forecasts Inc. dan Bank Dunia. Gambar 24: memiliki dampak terbesar pada pertumbahan 21 (perubahan persentase tahunan) Per cent High Low Reference Sumber: BPS via CEIC dan Bank Dunia Per cent

26 4. Defisit anggaran pemerintah kemungkinan mendekati target Pendapatan pemerintah turun sejalan dengan PDB nominal, pemotongan pajak serta harga komoditas dan laba yang lebih rendah a. Pendapatan pemerintah yang lebih rendah daripada proyeksi diimbangi oleh rendahnya belanja Pendapatan pemerintah terus melambat. Total pendapatan pemerintah pusat sampai akhir November 29 turun 18 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 28, dan juga mengalami penurunan 15 persen dari awal tahun sampai bulan Juli. Penurunan 3 poin persentase lebih lanjut menunjukkan dampak perlambatan kegiatan ekonomi menjelang pergantian tahun, pemotongan pajak yang telah direncanakan pemerintah sebagai stimulus, sekaligus penurunan harga komoditas dan laba perusahaan. Semua faktor ini mengakibatkan penurunan yang lebih tajam dalam pendapatan pemerintah daripada penurunan PDB nominal. Selama 29, pendapatan pemerintah kemungkinan 17 persen lebih rendah daripada 28. Hal ini berarti 4,1 poin persentase di bawah proyeksi bulan September, yang mencerminkan penurunan pertumbuhan PDB nominal (2,2 persen di bawah proyeksi sebelumnya) karena harga lebih rendah daripada perkiraan yang mengimbangi PDB riil yang sedikit lebih baik daripada perkiraan. Belanja program inti pemerintah terus menguat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sementara belanja subsidi akan lebih rendah. Pemerintah membelanjakan 67 persen anggaran pegawai, barang, dan modal pada akhir Oktober, naik dari 6 persen di sepuluh bulan pertama 28, walaupun ada peningkatan alokasi anggaran untuk ketiga jenis belanja ini. Peningkatan ini merupakan hasil upaya untuk mempercepat pencairan paket stimulus dan anggaran secara keseluruhan. Sebagai contoh, pengadaan dapat dimulai sebelum awal tahun fiscal, luncuran belanja tahun 28 dibawa ke 29 untuk pemilihan umum, program Bantuan Langsung Tunai (BLT), PNPM, dan proyek infrastruktur. Sebagai tambahan, pembayaran gaji bulan ketiga belas untuk pegawai negeri di bulan Juni juga memberi kontribusi kepada peningkatan tingkat belanja pemerintah. Namun, belanja secara keseluruhan relatif lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 28, karena penurunan belanja lainnya (yang sebagian besar merupakan ad hoc) dan subsidi jauh melampaui peningkatan dalam belanja inti. Secara total, pemerintah pusat hanya membelanjakan 68 persen anggaran perubahannya (APBN-P) sampai akhir Oktober, 6 persen lebih rendah daripada periode yang sama tahun 28. Penurunan harga energi internasional, penyesuaian tarif dan program konversi minyak tanah ke elpiji yang masih berjalan, serta penurunan belanja anggaran siaga (misalnya, dana cadangan yang dialokasikan untuk mengantisipasi jika asumsi makro menyimpang dari proyeksi) karena kondisi makroekonomi yang relatif mendukung merupakan alasan penurunan ini. Kurang dari separuh belanja stimulus telah dicairkan pada akhir Oktober, walaupun belanja mengalami peningkatan Kurang dari separuh (42 persen) belanja stimulus pemerintah senilai Rp.11,5 triliun telah dicairkan pada akhir Oktober, walaupun tingkat belanja telah mengalami akselerasi (25 persen telah dibelanjakan pada awal bulan). Bappenas telah mengawasi pencairan ini secara ketat. Departemen Pekerjaan Umum telah membelanjakan separuh alokasinya senilai 57 persen belanja stimulus, sementara departemen lain yang menerima bagian paket dalam jumlah besar (perhubungan, energi, dan perumahan rakyat) baru membelanjakan 35 persen. Pemerintah melaporkan bahwa program yang didanai belanja stimulus telah mempekerjakan 754. orang atau 75 persen dari target sebanyak 1 juta orang. 17

27 Gambar 25, Gambar 26: Belanja program inti mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun terakhir, tapi penurunan belanja lainnya dan subsidi ikut menekan belanja secara keseluruhan realisasi anggaran sebagai persentase anggaran perubahan (belanja stimulus aktual departemen tertentu pada akhir (APBN-P) pada akhir Oktober) Oktober)* 1% 8% % 8% 7 6 IDR trilyun Jatah anggaran IDR trilyun 7 Pembayaran 6 6% 6% 5 4 5% 5 4 4% 4% 3 3 2% % Person.Materials Capital Int. SubsidiesSocial ExpOthers Total CG Transf. Total payments 2% % *Keempat departemen ini mewakili 87 persen total belanja stimulus. Sumber: Departemen Keuangan dan estimasi staf Bank Dunia % 44% 24% Public Works Transportation Energy & Public Housing Nat.Resources 2 1 Belanja di tahun 29 cenderung lebih rendah dibandingkan anggaran, mengimbangi penurunan pendapatan untuk sedikit mengurangi defisit anggaran dibandingkan rencana. Pertumbuhan pendapatan tahun 21 diperkirakan akan pulih dengan PDB nominal yang lebih tinggi dan tanpa adanya rencana pemotongan pajak Sampai saat ini, belanja dan proyeksi lingkungan ekonomi untuk sisa tahun ini menunjukkan bahwa belanja secara keseluruhan di tahun 29 kemungkinan akan lebih rendah daripada anggaran perubahan, terutama karena penurunan subsidi dan belanja 'lainnya'. (Tabel 8) Penurunan ini 4 persen lebih besar daripada proyeksi bulan September, dan sebagian mengimbangi penurunan proyeksi pendapatan. Secara keseluruhan, proyeksi ini menunjukkan defisit anggaran sekitar 2,3 persen PDB,,1 poin persentase lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya, dan mendekati perkiraan perubahan pemerintah sebesar 2,4 persen. Di tahun 21, total pendapatan diperkirakan naik kembali, naik 15,9 persen, secara luas selaras dengan perkiraan pemulihan dalam PDB nominal. Pendapatan pajak, yang biasanya serupa dengan PDB nominal, diperkirakan tumbuh sebesar 16,2 persen. Pendapatan pajak penghasilan minyak dan gas diperkirakan tetap mengalami tekanan, walaupun ada asumsi kenaikan harga minyak, karena adanya perkiraan kecilnya pertumbuhan produksi dan kenaikan beban biaya pemulihan. Pajak penghasilan nonmigas yang terus naik di tahun 29 diperkirakan akan semakin kuat karena kenaikan laba perusahaan dan pendapatan pribadi. Pendapatan PPN diperkirakan naik kembali setelah mengalami penurunan yang tidak biasa tahun ini (Kotak 1), naik sekitar 16 persen mengikuti pemulihan dalam konsumsi penghasilan kena pajak. Asumsi kenaikan harga minyak diperkirakan akan memiliki dampak besar terhadap pendapatan minyak dan gas nonpajak (Tabel 8). 18

28 Tabel 8: Perkembangan penerimaan dan belanja (penerimaan dan belanja pemerintah pusat) To Nov 29* Annual percent change and YoY percentage percentage point contributions point contrib's Explanation Tax revenue Cuts in tax rates, low er profits and formal w ages w ith low er commodity prices and slow er activity grow th Non-oil and gas Low er profits w ith low er commodity prices & demand; cuts in tax rates Oil & Gas Around a 5% fall in the international oil price; slightly low er production VAT Less discretionary spending, partic. for goods subject to luxury tax rates Land and building tax Slow er investment Duties on land and building transfer Reduced economic activity Excise Slow ing in consumption, offsetting the increase in cigarette excise rate Other taxes Slow ing of economic activity Import duties Reduced import values w ith low er commodity prices and destocking Export duties Low er commodity prices and w eak export volumes Non-tax revenue Significant falls in oil prices Oil Around a 5 per cent fall in international oil prices Gas Gas production remains steady Mining Low er prices and some w eakening in volume demand reducing profits Forestry Slow ing demand for w oods and related products Fishery.... A small item w here contributions to grow th remain low SOE transfer Reduced domestic demand reducing activity Other Low er fee collection through the slow ing of domestic activity Central gov't expenditure Grow th in programmatic spending offset by a sharp decline in subsidies Salaries Grow th in line w ith previous years' and streamlined 13th month salary Goods and services Increase in government consumption and early procurement Capital Planned government investment being spent earlier in the year Social assistance Grow th in social expenditure and the BLT program Others Election spending and increased 'planned expenditure' Interest payments In line w ith projections, w ith appreciation in IDR offsetting higher interest costs on new debt Subsidies Refined fuel prices have halved and the government continues to encourage less consumption of higher cost-energy Catatan dan sumber: * Kontribusi tahun 29 terkait dengan 11 bulan pertama 29 relatif terhadap periode yang sama tahun 28. Data pengeluaran pemerintah pusat hanya sampai Oktober 29 sehingga terkait dengan 1 bulan pertama. Depkeu, Bank Dunia Target defisit 21 tetap 1,6 persen PDB, konsolidasi signifikan dari tahun 29 Pemerintah telah menyetujui anggaran 21 tanggal 3 September lalu. Defisit anggaran dipertahankan pada 1,6 PDB, konsolidasi signifikan dari defisit 29. Komposisi belanja tidak berubah banyak dari usulan pemerintah, dengan total anggaran belanja Rp1.46 triliun, 5 persen lebih besar dari anggaran 29. Subsidi energi dianggarkan sedikit lebih besar dari usulan anggaran karena harga minyak diasumsikan lebih tinggi di USD 65 per barel. Belanja pegawai mewakili 15 persen rencana belanja, sama besarnya dengan subsidi, sementara belanja modal hanya menerima 8 persen dari total anggaran. Proyeksi dan asumsi ekonomi yang disajikan di bagian 3 di atas menunjukkan defisit anggaran yang sedikit lebih besar sekitar 1,7 persen PDB. Hal ini sebagian mengikuti sedikit penurunan pendapatan yang sebagian besar dikarenakan proyeksi pertumbuhan PDB nominal di tahun 29 dibandingkan proyeksi pemerintah. Proyeksi kenaikan harga minyak dan berlanjutnya peningkatan belanja pemerintah akan berpotensi menghasilkan belanja yang lebih tinggi secara keseluruhan dibandingkan anggaran di tahun 21. Namun, lingkungan ekonomi saat ini membuat perkiraan besaran dan waktu pemulihan dalam pendapatan menjadi sangat sulit, dan sejumlah besar ketidakpastian menyelimuti proyeksi defisit. 19

29 Tabel 9: Penyesuaian kecil terhadap perkiraan kondisi makroekonomi mengindikasikan deficit anggaran yang lebih kecil di tahun 29 dan deficit yang lebih tinggi di tahun 21 (central dan belanja pemerintah pusat, triliun Rph) (f) (p) Actual Actual Revised WB estimate Budget WB estimate A. State Revenues and Grants Tax Revenues a. Domestic tax i. Income tax Oil & gas Non oil & gas ii. Other domestic tax b. International trade tax i. Import duties ii.export tax Non tax receipts o/w natural resources i. Oil and Gas ii. Non Oil & Gas B. Expenditures , ,47.7 1, Central government Personnel Material expenditure Capital expenditure Interest payments Subsidies Grants expenditure Social expenditure Other expenditures Transfers to the regions C. Primary Balance (21.3) (19.9) D. SURPLUS / DEFICIT (49.8) (4.1) (129.8) (128.5) (98.) (11.7) Deficit (per cent of GDP) (1.3) (.1) (2.4) (2.3) (1.6) (1.7) Economic assumptions/outcomes Gross domestic product 3, ,954. 5, , , ,43.7 Economic Growth (%) Inflation (%) Exchange Rate (Rp/US$) 9,419 9,691 1,5 1,362 1, 9,5 Crude-Oil Price (US$/Barrel) Oil Production (barrel per day) % of civil service wages increase Interest rate of SBI (average %) * Kontribusi 29 terkait dengan 11 bulan pertama tahun ini. Data belanja pemerintah pusat hanya sampai Oktober 29. Sumber: Departemen Keuangan, Bank Dunia Pemerintah tampaknya memiliki surplus pembiayaan di tahun 29 Seperti halnya 28, defisit yang sedikit lebih rendah daripada proyeksi dan strategi pembiayaan di muka pemerintah tampaknya akan menghasilkan surplus pembiayaan berikutnya di tahun 29. (Tabel 1) Apresiasi rupiah terus mengurangi kebutuhan pembiayaan. Walaupun demikian, kebutuhan pembiayaan pemerintah di tahun 29 masih tetap besar pada sekitar USD 22.5 miliar, dan di tahun 21 kemungkinan akan tetap besar, sekitar USD 2 miliar tergantung pada tingkat pertumbuhan ekonomi nominal, pergerakan defisit dan nilai tukar. Anggaran yang dikeluarkan pada akhir September berencana untuk memenuhi sekitar dua pertiga kebutuhan ini dari pasar, termasuk melalui penjualan sukuk yang ditujukan untuk mengembangkan pasar keuangan Syariah setempat. Pemerintah mengantisipasi pemenuhan sisa kebutuhannya dari sumber resmi, sekaligus terus mengurangi besar pinjaman dari sumber resmi dibandingkan pembayarannya setiap tahun. Rencana ini dapat berubah karena rencana 2

30 pembiayaan anggaran hanya sedikit menggunakan sumber pendanaan pemerintah sendiri yang lebih besar daripada perkiraan pada saat persiapan anggaran berdasarkan perkiraan surplus pembiayaan 29. Terlebih lagi, perbaikan kondisi pasar keuangan global berarti pemerintah belum perlu menggunakan Public Expenditure Support Facility, sehingga sumber daya fasilitas akan tetap ada untuk mendukung pembiayaan pemerintah jika kondisi pasar kembali memburuk di tahun 21. Tabel 1: Kebutuhan pembiayaan Indonesia di tahun 21 tetap besar, walaupun pemerintah tampaknya memiliki surplus pembiayaan dari tahun 29 (triliun Rupiah kecuali disebutkan lain) APBN-P WB APBN WB Net financing needs: A Primary deficit B Total interest payments of which:[1] Total commercial bonds: Variable interest rate USD-denominated Official external loans A+B Overall deficit: Amortizations: C Commercial bonds [4] D Official external loans C+D Total amortization: Gross financing needs: A+B+C+D Total gross financing needs: (in billions of USD) Financing sources: [2] Official borrow ing Total commercial bonds: IDR denominated 97.2 USD denominated 46.9 Domestic banking Total gross financing sources: (in billions of USD) Memo items: Variable interest rate (SBI-9 day rate) Share of bonds at variable interest rate IDR/USD exchange rate Share of USD bonds (at prevailing exchange rate) 9.16% 11.74% 8.4% 9.47% 7.5% 7.1% 6.5% 6.5% 31.9% 33.1% 28.6% 23.9% 21.6% 9,751 9,141 9,164 9,757 1,5 1,366 1, 9,5 3.7% 6.9% 8.% 11.8% 15.6% [1] Pembayaran bunga berdasarkan komponen mungkin tidak sesuai dengan total karena sumber daya yang berbeda, waktu dan masalah pembulatan. [2] Proyeksi sumber pembiayaan 29 yang dicetak miring diambil dari APBN-P. Sumber: Proyeksi CEIC, Departemen Keuangan, Bank Dunia 21

31 Kotak 1: Perlambatan ekonomi di akhir 28 dan 29 memiliki dampak yang tidak seimbang terhadap pendapatan PPN Setelah pajak pendapatan nonminyak, PPN merupakan sumber pendapatan pemerintah pusat kedua terbesar, yang mencakup hampir seperlima pendapatan pemerintah di tahun-tahun terakhir. Di tahun 29, pendapatan PPN telah turun sekitar 3,6 persen dari 28, penurunan terbesar dalam 4 tahun. Perlambatan dalam belanja riil dan stabilisasi harga, terutama dibandingkan dengan pertumbuhan nominal yang sangat cepat di tahun 28 tampaknya telah memiliki dampak yang tidak seimbang pada pendapatan PPN. Sebagai contoh, hubungan antara perkiraan konsumsi yang terkena PPN dengan penerimaan PPN telah melemah, PPN yang lebih besar daripada konsumsi di tahun 28 dan lebih kecil di tahun 29. (Gambar 27) (Konsumsi masyarakat miskin yang terkena PPN diasumsikan berupa konsumsi rumah tangga nonpangan, dan 2 persen konsumsi pangan, karena sebagian besar bahan pangan tidak terkena PPN; nilai aktual kemungkinan lebih kecil karena banyak kegiatan eceran merupakan kegiatan informal). Gambar 27: Pendapatan PPN menjadi lebih bergejolak dibandingkan belanja konsumsi akhir-akhir ini (Triliun Rupiah) 1 1 Harga yang stabil dan ekonomi yang melemah, terutama dalam manufaktur, perdagangan, hotel & restoran serta pertambangan, tampaknya dapat menjelaskan penurunan dalam PPN ini. Saat terjadi perlambatan ekonomi, konsumen Mar-4 Mar-5 Mar-6 Mar-7 Mar-8 Mar-9 biasanya mengubah konsumsi dari barang nonpokok, yang Sources: Departemen Keuangan, BPS dan Bank Dunia biasanya dikenai pajak, ke simpanan pribadi atau barang pokok seperti pangan yang biasanya tidak dikenai PPN, yang berarti bahwa penarikan PPN dapat melambat pada tingkat yang lebih besar daripada ekonomi secara keseluruhan; hal sebaliknya terjadi di tahun-tahun yang mengalami ledakan ekonomi. Konsumsi rumah tangga nominal yang dikenai PPN diperkirakan bertumbuh sekitar 9 persen di tahun 29, dibandingkan dengan 2 persen di tahun 28, karena penurunan inflasi mengimbangi percepatan dalam nilai riil belanja. Kategori PPN yang terkait kemungkinan turun 5,6 persen di tahun 29, setelah meningkat lebih dari sepertiga di tahun 28. Industri dan sumber pendapatan PPN yang paling terpengaruh perlambatan ekonomi tampaknya adalah yang bergantung pada belanja barang nonpokok. (Gambar 28, Gambar 29) PPN dari barang manufaktur, perdagangan, hotel & restoran melemah di kuartal akhir 28 dan awal 29, serta di akhir 25 dan awal 26, saat terjadi kenaikan harga minyak memberi dampak pada pendapatan yang siap dibelanjakan dan memperlambat belanja riil. PPN pada barang impor serta barang mewah domestik dan impor juga mengakibatkan penurunan pada masa-masa itu, dan mencapai puncaknya di paruh pertama 28. (Penerimaan PPN di Kuartal 3 29 terdistorsi pembayaran Pertamina yang direklasifikasi dari 'pertambangan minyak & gas' menjadi 'manufaktur'.) Di tahun-tahun mendatang pendapatan PPN seharusnya naik kembali sedikit lebih cepat daripada pemulihan dalam PDB nominal dan konsumsi rumah tangga, menutupi kesenjangan antara pembayaran PPN dan basis pajak dalam Gambar IDR triliun VAT revenue IDR triliun 1% of cons. that is subject to VAT Gambar 28: Pendapatan PPN dari industri yang memproduksi barang nonpokok (pertumbuhan persentase tahun-ke-tahun) Gambar 29: sangat lemah saat terjadi perlambatan di akhir tahun 29 dan 26 (pertumbuhan persentase tahun-ke-tahun) 4 Persen Per sen 4 4 Persen Persen Mar-5 Sep-5 Mar-6 Sep-6 Mar-7 Sep-7 Mar-8 Sep-8 Mar-9 Sep-9 Manufacturing Trade, hotel & restaurant Mining: Oil & gas Finance & business services Transport & communication Other* * Industri 'lain' mencakup pertanian, peternakan dan perikanan, pertambangan nonmigas, penggalian, listrik, pasokan gas & air, konstruksi, jasa, dan 'lainnya'. Sumber: Departemen Keuangan, Bank Dunia Mar-5 Sep-5 Mar-6 Sep-6 Mar-7 Sep-7 Mar-8 Sep-8 Mar-9 Sep-9 Domestic VAT Import VAT Domestic LST Import LST Other VAT Sumber: Departemen Keuangan, Bank Dunia 22

32 B. BEBERAPA PERKEMBANGAN PENTING TERAKHIR DALAM EKONOMI INDONESIA 1. Arus perdagangan Indonesia melewati krisis global: turun drastis kemudian naik kembali Arus perdagangan Indonesia turun sampai separuhnya saat terjadi krisis ekonomi global, sebagian besar karena penurunan harga komoditas Mulai dari Juli 28 sampai Februari 29, nilai ekspor barang Indonesia turun 43 persen, sementara impor barang turun sebesar 56 persen. (Gambar 3, Tabel 11) Penurunan ini, bersamaan dengan naiknya gejolak dalam pasar keuangan dan keluarnya modal, merupakan dampak terbesar penurunan ekonomi global atas perekonomian Indonesian. Arus dagang Indonesia bersama dengan semua mitra dagang utamanya mengalami penurunan pada masa itu, dengan penurunan ekspor terbesar terjadi di Jepang, Singapura, dan Cina. Nilai impor pun turun di semua mitra dagang saat perusahaan mengurangi persediaan dan terjadinya penurunan dalam ekspor mengurangi permintaan atas input yang diimpor. Jatuhnya harga komoditas curah dan minyak pada masa ini merupakan alasan utama penurunan, sementara volume dagang tetap stabil sepanjang akhir 28 dan awal 29. (Tabel 11) Pergeseran komposisi pun memberi kontribusi. Secara keseluruhan, sektor dagang Indonesia tidak kebal terhadap penurunan permintaan global - tapi harga komoditas yang rendah mungkin telah mendorong kenaikan permintaan atas beberapa barang di sebagian pasar, sehingga sedikit mengimbangi dampak negatif resesi global terhadap arus dagang Indonesia. Gambar 3: Nilai perdagangan memuncak di pertengahan 28, lalu turun di bulan Februari 29 (miliar USD, disesuaikan secara musiman) 14 USD bn USD bn July 8 Feb 9 14 Exports Oct-7 Apr-8 Oct-8 Apr-9 Oct-9 Sumber: BPS Imports Untuk ekspor, walaupun pengurangan permintaan mengakibatkan penurunan besar dalam volume pertambangan dan manufaktur - terutama ke Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat - volume ekspor migas ke Korea tampaknya meningkat, dan volume ekspor pertanian ke Cina juga naik (terutama minyak sayur dan minyak sawit). Kontraksi nilai ekspor ke Jepang merupakan yang terbesar, hampir sepertiga dari total penurunan nilai ekspor - hampir setara dengan bobot ekspor Jepang. Hal ini terutama dikarenakan penurunan harga ekspor migas, serta penurunan harga dan volume ekspor nikel. Kontraksi nilai ekspor ke Singapura, Cina dan Amerika Serikat pun menyebabkan pengurangan yang signifikan. Penurunan ekspor ke Amerika Serikat dan Singapura dikarenakan penurunan volume tekstil, pakaian dan alas kaki, serta bahan kimia, serta penurunan harga dan volume dalam ekspor migas dan karet, sementara penurunan nilai ekspor ke Cina disebabkan oleh penurunan harga produk karet dan minyak. Sama halnya dengan impor, walaupun modal terkait investasi dan volume transportasi turun - terutama dari Jepang, cina dan Korea - penurunan harga menunjukkan bahwa volume impor pelumas dari Cina serta bahan kimia, transportasi dan mesin dari Amerika Serikat meningkat. 23

33 Tabel 11: Impor Indonesia terus turun, dan pulih lebih cepat, daripada ekspor (persen kecuali disebutkan lain) July 28 to February 29 February 29 to July 29 Percentage point contribution due to prices Percentage point contribution due to volumes Proportion of total growth Percentage point contribution due to prices Percentage point contribution due to volumes Proportion of total growth Values Growth Values Growth Total Exports Oil & Gas Non-Oil & Gas Agriculture Mining & Minerals Forestry Manufactured Total Imports Consumer Goods Intermediate Fuels and Lubricants Transportation Goods Capital Goods Sumber: BPS dan Bank Dunia Kategori yang terkena dampak paling besar saat terjadi penurunan telah pulih paling cepat, walaupun mitra dagang Indonesia Pada bulan Juli, nilai ekspor dan impor Indonesia tumbuh sekitar 36 dan 46 persen, secara berurutan. Kenaikan ini terjadi di seluruh kategori perdagangan, tapi terutama dalam komoditas migas dan pertambangan. Pergerakan harga yang tersirat menunjukkan bahwa sebagian kenaikan terjadi dalam volume, bersama dengan pemulihan dalam permintaan, sejalan dengan peningkatan investasi dan pengisian kembali persediaan, secara global dan di Indonesia, yang memberi kontribusi signifikan kepada kenaikan nilai perdagangan. Hal ini juga menunjukkan bahwa hanya sebagian pemulihan harga komoditas global yang masuk ke harga ekspor dan impor Indonesia, dan harga perdagangan tetap lemah karena berlanjutnya penurunan dalam harga barang modal, elektronik dan mesin lebih besar daripada kenaikan dalam harga minyak dan komoditas curah. (Tabel 11) Bersama dengan perkembangan harga dan volume, pemulihan dalam nilai ekspor terdorong oleh peningkatan ekspor pertambangan & mineral serta migas ke Jepang, Cina dan Korea. Sampai Agustus 29, nilai ekspor ke Cina dan Korea kembali ke tingkat sebelum krisis, tapi ekspor ke Jepang tetap sekitar 4 persen di bawah tingkat bulan Juli 28. Tabel 12: Walaupun arus dagang mengalami penurunan di semua sisi, ekspor Indonesia ke negara berkembang di wilayahnya telah pulih dengan cepat (juta USD dan persen) Exports Imports July 28 Contribution Feb 29 Contribution Aug 29 July 28 Contribution Feb 29 Contribution Aug 29 Level to Fall Level to Rise Level Level to Fall Level to Rise Level Japan 2, , ,7 1, China 1, ,13 1, ,468 US 1, Singapore 1, , , Korea India Malaysia Australia Other 3, , ,793 4, , ,293 Total 12, , ,544 12,87 1 5, ,77 Sumber: BPS dan Bank Dunia 24

34 2. Nilai tukar rupiah sejak akhir 28: skala pergerakan dan faktor-faktor pendorong a. Rupiah telah menguat secara berarti sejak bulan Maret, terutama terhadap dolar Amerika yang melemah Sejak bulan Maret, Rupiah telah menguat secara berarti terhadap dolar Amerika, dan secara tipis terhadap mata uang lain Sejak bulan Maret 29, Rupiah Indonesia telah menguat sebesar 22 persen terhadap dolar Amerika (USD). (Tabel 13, Gambar 31) Rupiah juga menguat terhadap mata uang lainnya (Tabel 13), dengan kurs tukar efektif riil (REER, suatu indeks utama kurs tukar bilateral rupiah, dan abstraksi dari perbedaan dalam laju inflasi) lebih dari 16 persen selama periode ini (Gambar 32). Tetapi tingkat dan laju penguatan terhadap dolar Amerika telah meningkatkan keprihatinan akan kelangsungannya dan juga dampak pada ekonomi riil dan daya saing. Arus masuknya modal asing ke pasar uang Indonesia dan pemulihan harga komoditas tampaknya berperan besar dalam penguatan rupiah, dan hubungannya terbentuk di bawah. Secara singkat, peningkatan 1 persen dalam investasi bukan penduduk pada aktiva keuangan Indonesia berdampak pada penguatan,62 persen terhadap dolar Amerika, dengan harga komoditas tetap; peningkatan 1 persen dalam harga komoditas ekspor non-migas berbobot berdampak pada penguatan,49 persen, dengan arus masuk modal tetap dan faktor-faktor ini menyumbang sampai 73 persen dari variasi pada kurs tukar spot antara bulan Oktober 28 and November 29. Kedua faktor ini menjelaskan lebih banyak lagi (89 persen) dari pergerakan REER pada periode ini. (Tabel 14 dan 15) Gambar 31: Sejak Maret, rupiah telah menguat jauh terhadap dolar Amerika dan dolar Amerika telah melemah terhadap berbagai mata uang (USD (Indeks luas dolar Amerika, di-indeks ke 1 pada tanggal 21 Januari 1997) 12 Index IDR per USD 85 Gambar 32: Kurs tukar Indonesia telah meningkat secara berarti terhadap berbagai mata uang secara riil (kurs tukar efektif riil berdasar indeks berbobot perdagangan JP Morgan; rupiah per tingkat dolar Amerika) 19 Index IDR per USD IDR/USD (RHS) Dollar Index (LHS) IDR Appreciation IDR Real Effective Exchange Rate (LHS) Appreciation IDR/USD Spot (RHS) Jan 8 Apr 8 Jul 8 Oct 8 Feb 9 May 9 Aug 9 Dec 9 Sumber: Bank Sentral Amerika dan BI melalui CEIC Jan 7 Apr 7 Jul 7 Oct 7 Jan 8 Apr 8 Jul 8 Oct 8 Jan 9 Apr 9 Jul 9 Oct 9 Sumber: JP Morgan dan BI melalui CEIC Indeks umum Bank Sentral Amerika telah melemah 11,5 persen sejak bulan Maret, sementara saham dan aktiva pasar berkembang dan harga-haraga komoditas utama telah bangkit dengan kuat Rupiah bukanlah satu-satunya mata uang yang menguat terhadap dolar Amerika pada bulan-bulan terakhir. Indeks Umum Dolar Dewan Bank Sentral Amerika (yang menyertakan 26 mata uang yang mewakili mitra-mitra dagang utama Amerika) telah melemah sebesar 11,5 persen sejak bulan Maret, ketika pasar saham global dan hargaharga aktiva pada pasar negara berkembang pada khususnya mulai meningkat (Tabel 13). Dolar Amerika telah menunjukkan hubungan terbalik yang kuat dengan harga aktiva berisiko sejak dimulainya krisis bulan Oktober yang lalu. Pada puncak krisis, ketika harga saham dan aktiva jatuh di akhir tahun 28 dan sekali lagi pada bulan Februari-Maret 29, indeks dolar menguat ke tingkat tertingginya sejak tahun 25 karena penanam modal mengganti aktivanya yang penuh risiko ke uang tunai dolar Amerika. Ketika pasar aktiva mulai pulih pada triwulan kedua tahun 29 dan selera risiko investor kembali, dolar Amerika telah turun secara berarti. 25

35 Sejak bulan Maret, indeks-indeks saham utama Asia telah meningkat lebih dari rata-rata 8 persen. (Gambar 33, Tabel 13) Selain itu, kebijakan moneter yang longgar juga memungkinkan obligasi untuk beraksi baik pada ekonomi baru dan maju: di Indonesia, yield obligasi negara 5 tahun dalam mata uang lokal telah turun 33 persen sejak bulan Maret, sementara di negara maju seperti Amerika Serikat, program-program pelonggaran kuantitatif bank sentral telah menopang harga-harga obligasi. (Gambar 34) Selain itu, emas, yang dipandang oleh investor sebagai pembendung inflasi dan juga mata uang alternatif, dan sejarahnya memiliki hubungan terbalik dengan dolar Amerika, telah meningkat sebesar 2 persen sejak bulan Maret ke nilai tertinggi dalam nilai nominal. Gambar 33: Kurs tukar dolar Amerika telah bergerak ke arah yang berlawanan dengan indeks saham dunia sejak dimulainya gejolak pasar keuangan pada bulan September 28 (indeks pasar saham, di-indeks ke 1 pada 2 Januari 28) Gambar 34: Yield obligasi Indonesia dalam mata uang lokal telah jatuh sepertiganya sejak bulan Maret, tapi masih lebih tinggi dibanding yield yang lain (yield obligasi negara 5 tahun dalam mata uang lokal dalam persen) Equity Indices 2 Jan 8 = 1 Thailand SET Singapore SGX March 29 Dollar Index (RHS) Dollar Index Jakarta JCI Percent Indonesia Percent Shanghai Composite Bombay BSE Jan 8 Apr 8 Jul 8 Oct 8 Feb 9 May 9 Aug 9 Dec 9 Sumber: CEIC dan Bank Dunia Philippines Thailand 6 Malaysia 3 3 United States Jan 8 Apr 8 Jul 8 Oct 8 Feb 9 May 9 Aug 9 Dec 9 Sumber: CEIC Kurs tukar rupiah/dolar Amerika menjadi sangat berkaitan dengan indeks dolar Amerika sejak dimulainya gejolak keuangan dunia pada bulan September 28, dengan keseluruhan indeks dolar Amerika terhubung dengan pergerakan yang lebih besar pada kurs rupiah/dolar Amerika Kurs tukar rupiah/dolar Amerika telah bergerak erat dengan indeks dolar sejak dimulainya krisis pada penghujung tahun 28 (yaitu, Rupiah telah menguat dengan melemahnya Indeks Dolar, dan sebaliknya), dan pergerakan dalam Indeks Dolar cenderung berkaitan dengan pergerakan yang lebih besar dari proporsional dalam kurs tukar rupiah/dolar Amerika, terutama sejak dimulainya krisis di penghujung tahun 28. Kaitan antara pergerakan dalam rupiah/dolar Amerika dan Indeks Dolar berada pada 68 persen dari bulan Januari 27 ke November 29, menguat menjadi 92 persen jika kita hanya menghitung periode dari bulan September 28 hingga sekarang. Selain itu, analisa regresi periode Januari 27-November 29 menunjukkan bahwa peningkatan 1 persen pada Indeks Dolar berkaitan dengan penurunan 1,22 persen dalam rupiah/dolar Amerika. Memperkecil kerangka waktu ke September 28-November 29 memperkuat kaitan ini menjadi 2,1 persen penurunan Rupiah untuk setiap peningkatan 1 persen dalam Indeks Dolar. Kedua hasil itu signifikan secara statistika pada tingkat tinggi dan tampaknya kokoh (Tabel 14). b. Arus masuknya modal ke aktiva keuangan lancar menjelaskan sebagian besar penguatan Kelemahan dolar Amerika, bersama bersama dengan catatan rendahnya suku bunga di Amerika Serikat dan menguatnya pasar-pasar berkembang, telah mendorong arus masuknya modal ukuran besar kepada ekonomi berkembang Gabungan suku bunga yang rendah di Amerika Serikat, pelemahan dolar Amerika, dan menguatnya harga-harga aktiva di pasar-pasar berkembang telah mendorong arus masuk modal berukuran raksasa ke ekonomi-ekonomi berkembang dengan neraca modal terbuka pada enam bulan terakhir. Investor telah melakukan perdagangan, meminjam dalam dolar Amerika untuk membeli aktiva dengan yield yang lebih besar pada pasarpasar berkembang pada suku bunga yang sebetulnya negatif. Hal ini menambah tekanan pada harga aktiva dan mata uang pasar berkembang, mendorong beberapa pemberi komentar untuk menyarankan bahwa beberapa harga aktiva dapat meningkat dengan lebih dari yang dijustifikasi dengan meningkatkan asas pokok ekonomi. 26

36 Indonesia telah menarik arus masuk modal sebesar 6,5 miliar dolar Amerika sejak Maret, yang berkaitan erat dengan penguatan rupiah Indonesia, dengan selisih suku bunganya yang sangat menarik dan neraca permodalan yang terbuka, telah menarik arus masuk permodalan bukan penduduk yang cukup besar. (Gambar 35) Sejak bulan Maret 29, Indonesia telah menyerap 6,46 miliar dolar Amerika dalam arus masuk asing bersih, 4 persen dari nilai itu pada bulan September dan Oktober (Gambar 36). Tanpa sterilisasi penuh oleh bank sentral (membangun cadangan devisa asingnya dan mengimbangi dampaknya pada ekonomi dalam negeri), aliran masuk demikian sesuai sifatnya akan menyebabkan penguatan jangka pendek kurs tukar. Kaitan antara kurs rupiah/dolar Amerika dan keseluruhan kepemilikan bukan penduduk adalah 7 persen antara Oktober 28 dan November 29 (yaitu Rupiah menguat ketika bagian modal asing meningkat), dengan peningkatan 1 persen pada bagian modal asing berkaitan dengan penguatan,53 persen kurs rupiah/dolar Amerika. (Tabel 14, Gambar 36) Sejak jumlah bagian modal asing di Indonesia telah meningkat sekitar 28 persen sejak bulan Maret (dengan September dan Oktober menyumbang 9 poin persentase dari kenaikan itu), aliran masuk modal telah memberikan andil secara berarti kepada penguatan Rupiah pada periode ini. Gambar 35: Adanya aliran masuk bersih modal yang berarti menuju Indonesia sejak bulan Maret (arus bersih dalam miliar dolar Amerika; Indeks dolar Amerika dan rupiah/dolar Amerika di-indeks ke 1 pada Oktober 28) Gambar 36: meningkatkan bagian modal di Indonesia oleh bukan penduduk sebesar 6,4 miliar dolar Amerika pada satu triwulan (kepemilikan saham bukan penduduk, obligasi pemerintah dalam rupiah dan instrumen pasar uang jangka pendek) IDR billion Index Oct8=1 IDR billion IDR per USD Net Foriegn Flows (LHS) IDR/USD (RHS) IDR Appreciation Dollar Index (RHS) Total Foreign Capital Stock (LHS) IDR Appreciation IDR/USD spot (RHS) Oct 8 Dec 8 Mar 9 May 9 Jul 9 Sep 9 Sumber: Federal Reserve Board, CEIC, BI dan Bank Dunia Oct 8 6 Jan 9 6 Apr 9 6 Jul 9 6 Oct 9 Sumber: Federal Reserve Board, CEIC, BI dan Bank Dunia Investasi bukan penduduk dalam aktiva keuangan Indonesia berkaitan secara terbalik dengan kekuatan dolar Amerika, selisih suku bunga, dan spread EMBI Indonesia ketika risiko meningkat, pihak asing akan melepaskan kepemilikan aktiva Indonesia mereka Di antara faktor-faktor pendukung aliran masuk, bagian modal asing menunjukkan keterkaitan terbalik 8 persen dengan Indeks Dolar dan selisih suku bunga antara Indonesia dan Amerika Serikat. Analisa regresi menunjukkan bahwa kenaikan 1 persen Indeks Dolar berkaitan dengan penurunan -1,34 persen pada bagian modal asing, dengan suku bunga tetap. Seperti itu, kenaikan 1 persen dalam selisih suku bunga (antara SBI 3 bulanan dan T-Bills 3 bulanan Amerika Serikat) berkaitan dengan,62 persen penurunan dalam bagian modal asing, dengan Indeks Dolar tetap sama. (Tabel 14) Walaupun tampaknya tidak betul bahwa peningkatan dalam selisih suku bunga berkaitan dengan penurunan dan bukan peningkatan dalam bagian saham asing, hal ini dapat mencerminkan perbedaan mendasar antara suku bunga Indonesia dan Amerika Serikat yang sangat tinggi sehingga peningkatan lebih lanjut dari selisih biasanya disebabkan oleh suatu guncangan negatif atau naiknya risiko Indonesia yang disadari sehingga sejalan dengan penurunan pada penempatan modal bukan penduduk. Jumlah bagian modal asing di Indonesia memiliki keterkaitan terbalik sebesar 95 persen dengan spread EMBI Indonesia, yang biasanya digunakan sebagai nilai untuk mengukur risiko negara (Gambar 38): Peningkatan 1 persen dalam spread EMBI berkaitan dengan penurunan,23 persen dalam bagian modal asing. Jadi ketika spread dan risiko negara meningkat, dana mengalir keluar. (Spread ini juga memiliki keterkaitan positif tinggi dengan Indeks Dolar dan selisih suku bunga.) 27

37 Indonesia masih secara khusus rentan terhadap aliran masuk uang panas karena aliran itu cenderung cepat berubah arah dan dapat pergi secara tiba-tiba, mengganggu pasar uang dan ekonomi Walaupun kecepatan dan volume aliran masuk modal ke aktiva keuangan lancar Indonesia tidak berbeda dengan negara-negara pasar berkembang lainnya di Asia dan America Latin, nusantara tetap sangat rentan terhadap uang panas ini. Pertama, negara ini memiliki pasar-pasar modal terbuka, lebih dibanding negara tetangganya, dan selama ini tetap memegang komitmen untuk tidak menerapkan kendali modal. Kedua, warisan dari krisis tahun membuat investor di Indonesia mudah untuk memindahkan dana ukuran besar karena alasan yang sangat rapuh hubungannya dengan dasar-dasar (seperti ditunjukkan oleh keterkaitan negatif yang sangat kuat antara spread EMBI, yang menunjukkan kesadaran akan risiko negara, dan bagian dari kepemilikan bukan penduduk). Bila dananya keluar dari negara ini secepat dan biasanya lebih cepat dari pada waktu ia mulai mengalir, dan perdagangan pada pasar keuangan Indonesia relatif tipis, aliran-aliran ini akan dapat secara berarti menambah perubahan pasar yang cepat, dengan dampak yang lebih luas pada kepercayaan investor, kurs tukar, dan ekonomi riil. Intervensi oleh penyusun kebijakan dapat membatasi dampak aliran ini, tetapi sebagian besar pilihan kebijakan membutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit. (Gambar 39). Gambar 37: Cadangan devisa asing Indonesia telah berkaitan dengan kurs tukar valuta sejak Oktober 28, mengesankan bahwa BI telah agak membatasi pergerakan liar kurs tukar valuta (cadangan dalam juta dolar Amerika, tingkat kurs rupiah/dolar Amerika) 7 USD million IDR per USD 75 Gambar 38: Kepemilikan bukan penduduk akan aktiva keuangan Indonesia telah menurun ketika risiko negara meningkat, dan sebaliknya (bagian aktiva keuangan Indonesia milik asing dalam miliar rupiah; Indeks Dolar, spread EMBI dan selisih suku bunga di-indeks ke 1 pada 6 Oktober 28) 25 IDR billion Index 6 Oct 8= International Reserves (LHS) IDR/USD Spot (RHS) IDR Appreciation Total Foreign Capital Stock (LHS) Indonesia EMBI spread (RHS) Dollar Index (RHS) Indonesia US Interest Rate Differential (RHS) Jan 5 Oct 5 Aug 6 May 7 Mar 8 Dec 8 Oct 9 6 Oct 8 6 Jan 9 6 Apr 9 6 Jul 9 6 Oct 9 Sumber: BI via CEIC dan Bank Dunia Sumber: Federal Reserve Board, CEIC, BI dan Bank Dunia Gambar 39: Kebijakan moneter dan fiskal dapat membatasi dampak aliran masuk modal, tetapi kebanyakan pilihan membutukan dukungan dana yang kuat A : Allow inflow of money (shifts LM right ) Can be i inflationary B : Sterilize inflow by building reserves, OMO (stay at B ) Can prolong inflows by keeping interest rates high C : Allow appreciation (shifts IS and BP left ) Exports lose competitiveness C, E D : Impose capital controls (moves BP upward, steeper B slope) Lose efficiency; have to finance investment A through higher cost domestic funds rather than borrowing from abroad at lower cost IS' E : Fiscal contraction (shifts IS left ) Can be IS LM' recessionary; politically difficult Y Model IS-LM adalah kerangka Keynesian yang berfokus pada interaksi antara elemen ekonomi ril dan moneter. Kurva IS (investasi dan simpanan) menjelaskan hubungan antara output dan tingkat suku bunga yang memberikan keseimbangan di pasar barang, sedangkan kurva LM (preferensi likuiditas dan penawaran uang) menjelaskan hubungan antara pendapatan dan tingkat suku bunga yang memberikan keseimbangan di pasar uang. 28 BP ' D LM BP=

38 c. dengan pemulihan harga komoditas juga membaik Dengan komoditas merupakan sebagian besar ekspor Indonesia, rupiah cenderung menguat dengan harga komoditas Harga komoditas adalah jalur penting kedua tempat jalan kelemahan dolar Amerika berdampak pada kurs tukar rupiah/dolar Amerika. Indeks dolar Amerika memiliki keterkaitan terbalik yang kuat dengan harga komoditas: kenaikan 1 persen Indeks berkaitan dengan penurunan 4,2 persen dalam EWCPI non minyak Indonesia. (Tabel 14) Komoditas menyumbang lebih dari setengah jumlah ekspor Indonesia. Penelitian empiris oleh Rogoff dan Chen (23) telah menemukan keterkaitan yang berarti antara kurs tukar dan harga dunia dari komoditas ekspor dari Australia, Kanada dan Selandia Baru tiga negara yang komoditas utamanya merupakan komponen utama ekspor. Tabel 13: Pergerakan dalam kurs tukar dan harga aktiva sejak September 28 Level Sep 2 28 March 29 High Level Nov 9 29 % Change since March % Change since Sep 8 IDR Crosses IDR/USD IDR/EUR IDR/GBP IDR/SGD IDR/AUD USD Crosses INR/USD SGD/USD KRW/USD JPY/USD USD/AUD USD/EUR Dollar Index Stock Indices Jakarta Bombay Shanghai Singapore Thailand yr IDR Govt Bond Yield Gold Price ($/troy oz) Sumber: CEIC dan Bank Dunia Hubungan yang sama terdapat antara indeks harga komoditas berbobot ekspor (EWCPI) dalam dolar Amerika dan kurs tukar efektif yang riil dan nilai spotnya. (Gambar 4, Gambar 41) Kurs tukar spot menunjukkan keterkaitan terbalik sebesar 69 persen dengan EWCPI berminyak atau tanpa minyak. (seperti Rupiah menguat ketika harga komoditas meningkat). Peningkatan 1 persen dalam EWCPI non minyak terkait dengan,26 persen penguatan rupiah/dolar Amerika (penguatan itu.25 persen untuk minyak EWCPI). Keterkaitan dan hasil regresi bahkan lebih kuat dari REER. EWCPI non-minyak menunjukkan keterkaitan 88 persen dengan kurs tukar riil, dengan 1 persen kenaikan oleh indeks berkaitan dengan peningkatan,46 persen (hubungan ini serupa dengan EWCPI minyak). (Tabel 14, Tabel 15) Hasil-hasil tersebut mengesankan bahwa kelemahan yang baru terjadi atas Indeks Dolar telah merembes menjadi harga komoditas yang lebih tinggi, dan dengan adanya keterkaitan positif antara Rupiah dan harga-harga komoditas, hal ini merupakan saluran lain lagi tempat rupiah/dolar Amerika telah menguat. Dolar Australia, dengan karakteristik yang sama dengan rupiah, telah menguat lebih tinggi lagi sejak bulan Maret Banyak dari karakteristik yang tampaknya mendukung rupiah juga dimiliki oleh dolar Australia (AUD), walaupun kedua ekonomi itu memiliki perbedaan mendalam atas pendapatan dan pembangunan kelembagaan. Kedua ekonomi itu memiliki neraca modal terbuka, suku bunga dalam negeri cukup lebih tinggi dari suku bunga dunia, dan bagian komoditas yang besar dalam keranjang ekspor mereka. Keduanya telah menguat cukup tinggi terhadap dolar Amerika dan mata uang lainnya pada tahun ini: dolar Australia telah menguat sebanyak 47 persen terhadap dolar Amerika sejak bulan Maret, dua kali seperti rupiah. (Tabel 13) 29

39 Gambar 4: Pergerakan harga komoditas berkaitan dengan pergerakan dalam rupiah, mencerminkan pentingnya komoditas dalam keranjang ekspor Indonesia (Harga ekspor komoditas Indonesia di-indeks ke 1 di tahun 2) 5 4 Index 3 Jan 2 =1 Index 3 Jan 2 =1 Oil Export Weighted Commodity Price Index (LHS) Gambar 41: dan hubungannya cukup kuat menghadapi kurs tukar riil efektif (Dolar umum dolar Amerika di-indeks ke 1 pada 21 Januari 1997; harga emas dalam dolar Amerika per satuan troy oz) 35 3 Index Jan4=1 Oil Export Weighted Commodity Price Index (LHS) Index Jan4= Non Oil Export Weighted Commodity Price Index (LHS) IDR/USD spot (RHS) Non Oil Export Weighted Commodity Price Index (LHS) IDR Real Effective Exchange Rate (RHS) IDR Appreciation Jan 7 2 May 7 2 Sep 7 2 Jan 8 2 May 8 2 Sep 8 2 Jan 9 2 May 9 2 Sep Jan 7 May 7 Sep 7 Jan 8 May 8 Sep 8 Jan 9 May 9 Sep 9 Sumber: BI lewat CEIC dan Bank Dunia Sumber: Federal Reserve Board, CEIC, BI dan Bank Dunia Tabel 14: Analisa regresi kurs tukar rupiah dan beberapa dari keterkaitan utamanya (regresi atas data harian) Dependent Variable: Log IDR/USD spot Independent Variable Time Period Coefficient R Square T-Statistic (1) Log FRB Dollar Index Jan 7 - Nov (2) Log FRB Dollar Index Sep 8 - Nov (3) Log Foreign Capital Stock Oct 8 - Nov (4) Log Non-Oil Export Weighted CPI Jan 7 - Oct (5) Log Oil Export Weighted CPI Jan 7 - Oct (6) Log Indo EMBI Spread Oct 8 - Nov (7) Log Interest Rate Differential Oct 8 - Nov (8) Log Foreign Capital Stock Oct 8 - Nov Log Non-Oil Export Weighted CPI Oct 8 - Nov Dependent Variable: Log Foreign Capital Stock (1) Log FRB Dollar Index Oct 8 - Nov (2) Log Indo EMBI Spread Oct 8 - Nov (3) Log FRB Dollar Index Oct 8 - Nov Log Interest Rate Differential Oct 8 - Nov Dependent Variable: Log Indo EMBI Spread (1) Log FRB Dollar Index Oct 8 - Nov Dependent Variable: Log FRB Dollar Index (1) Log Non-Oil Export Weighted CPI Jan 7 - Oct Dependent Variable: Log Non-Oil Export Weighted Commodity Price Index (1) Log FRB Dollar Index Jan 7 - Oct Sumber: Bank Dunia 3

40 Tabel 15: dan mengenai keterkaitan dengan kurs tukar efektif riil (regresi atas data bulanan) Dependent Variable: Log REER Independent Variable Time Period Coefficient R Square T-Statistic (1) Log Non-Oil Export Weighted CPI Jan 4 - Oct (2) Log Oil Export Weighted CPI Jan 4 - Oct (3) Log Net Foreign Assets Jan 4 - Aug (4) Log Non-Oil Export Weighted CPI Jan 4 - Aug Log Net Foreign Assets Jan 4 - Aug Sumber: Bank Dunia 31

41 C. INDONESIA 214 DAN SETERUSNYA: PANDANGAN PILIHAN 1. Memandang Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah Satu dasawarsa krisis ganda berlalu, Indonesia bertransformasi menjadi negara berpendapatan menengah yang percaya diri Saat dasawarsa pertama abad ke-21 hampir berakhir, Indonesia muncul sebagai negara berpendapatan menengah, kuat secara ekonomi, stabil secara politik, serta semakin percaya diri dan mengemuka secara global. Hal ini sama sekali tidak terbayangkan di satu dasawarsa lalu, saat Indonesia mengalami krisis ekonomi besar yang mengakibatkan kerusakan ekonomi pada jutaan rumah tangga, peningkatan tajam dalam tingkat kemiskinan, penurunan PDB sebesar 13 persen, dan kenyarisan kebangkrutan dalam sektor keuangan. Krisis ekonomi mengakibatkan runtuhnya Orde Baru, menghasilkan masa pergolakan politik yang ditandai beberapa perubahan dalam pemerintahan dan memuncaknya ketegangan separatisme. dengan perubahan struktural mendasar di depan mata dan berpotensi terus naik dan masuk ke perekonomian berpendapatan menengah yang dinamis dan inklusif Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan ini......dan tugas ini tidak mudah dan akan memakan waktu Selama dasawarsa terakhir, sistem fiskal dan politik Indonesia telah mengalami transformasi. Walaupun jarang disebutkan, Indonesia ternyata juga tengah berada dalam pergeseran demografis dan geografis yang mendasar. Indonesia sekarang merupakan negara perkotaan karena lebih dari 5 persen penduduknya tinggal di daerah perkotaan. Dan dalam lima tahun ke depan, penduduk Indonesia akan mencapai 25 juta orang, di mana sekitar 6 persennya tinggal di perkotaan. Di saat yang sama, akan terjadi penurunan tingkat kesuburan dan peningkatan tajam dalam jumlah penduduk usia tua, yang akan menjadikan Indonesia terus menikmati "berkah demografis" dalam dasawarsa mendatang karena penduduk berusia kerja meningkat terhadap kelompok populasi lainnya. Karena prestasi Indonesia di masa lalu, sangatlah mungkin untuk membayangkan Indonesia baru di dasawarsa mendatang sebagai tempat bagi setiap anak mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas dan menyelesaikan pendidikan menengah; Indonesia yang jalan rayanya yang menghubungkan Surabaya dengan Jakarta dan Medan serta menyediakan akses pasar dan jalur ekonomi ke kota dan desa yang dilewatinya; Indonesia yang berdaya saing global bukan hanya di sektor berbasis komoditas yang merupakan keunggulan alaminya, tapi juga dalam beberapa industri jasa dan manufaktur; dan Indonesia adalah tempat di mana bangsanya dapat menikmati akses ke pelayanan kesehatan berkualitas yang terjangkau. Jika Indonesia dapat meneruskan mengembangkan fondasi makroekonomi dan stabilitas politik yang telah dibentuknya serta mempercepat pertumbuhan sekaligus memastikan pertumbuhan yang merata dan berkesinambungan, Indonesia berpotensi untuk menjadi negara berpendapatan menengah yang dinamis, kompetitif dan inklusif dalam dasawarsa mendatang. Namun, untuk mewujudkan visi dan potensi kebangkitan Indonesia, masih banyak hal yang harus dilakukan. Pertumbuhan telah kembali dimulai dan menguat, tapi infrastruktur tetap buruk dan iklim investasi tetap lemah. Tingkat pertumbuhan tinggi tidak mengurangi kemiskinan sebesar yang diharapkan, dan sejumlah besar penduduk tetap rentan terhadap kemiskinan. Di sisi lapangan kerja, terjadi tanda-tanda pemulihan yang positif dalam lima tahun terakhir, tapi Indonesia masih tertinggal jauh dari negara tetangganya yang lebih makmur dalam menciptakan pekerjaan di sektor non-pertanian dan bernilai tambah tinggi. Akibat kondisi geografis, kesenjangan pendapatan, kualitas kesehatan, air dan sanitasi serta penyampaian layanan pendidikan di tingkat daerah yang buruk, kinerja Indonesia dalam pemerataan hasil pembangunan belum memadai, walaupun sesungguhnya sudah terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam anggaran belanja untuk publik. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa kualitas lingkungan Indonesia menurun dan sumber daya alamnya menurun tanpa dapat dipulihkan. Dilatarbelakangi posisi fiskal yang kuat, peluang Indonesia di lima tahun mendatang sangatlah luas untuk mengatasi kelemahan struktural ini. Namun, tugas ini tidak mudah dan akan memakan waktu. Demokratisasi dan desentralisasi secara fundamental telah mengubah struktur pertanggungjawaban dan proses pengambilan keputusan pemerintah. Perubahan ini menggarisbawahi kelemahan sistemik dalam proses dan kapasitas untuk perumusan dan implementasi kebijakan serta membuat proses implementasi reformasi menjadi tugas yang lebih menantang dan memakan waktu. Efektivitas pemerintah terbatasi oleh tidak memadainya kapasitas dan pertanggungjawaban pegawai negeri dan masalah koordinasi dalam pemerintah. Karena pemilu yang sangat kompetitif telah 32

42 menghasilkan koalisi politik di tingkat pusat dan di banyak daerah, dan suara yang lebih besar di arena politik telah diberikan kepada serangkaian luas aktor non-pemerintah, tugas pencapaian konsensus kebijakan dan reformasi penting menjadi semakin menantang. Desentralisasi telah mengubah struktur pertanggungjawaban atau melemahkannya karena pembagian peran dan tanggung jawab antara berbagai tingkat pemerintah tetap tidak jelas di banyak area kegiatan pemerintah. Pada saat yang sama, tugas yang dihadapi Indonesia sebagai perekonomian berpendapatan menengah telah menjadi semakin sulit, sebagian karena keberhasilannya dan sebagian lagi karena lingkungan ekonomi global yang berubah cepat. Peluang baik untuk melakukan tugas ini, di ambang dasawarsa baru, bersama dengan pemerintah dan rencana pembangunan lima tahun yang baru Pandangan pilihan atas prioritas dan tantangan pembangunan Indonesia Namun, ada peluang baik bagi Indonesia untuk melakukan tugas ini. Setelah berhasil melalui tren pelemahan global dengan baik, Indonesia saat ini berada di posisi yang lebih baik daripada sebagian perekonomian berpendapatan menengah lainnya dalam berpikir lebih proaktif mengenai kebijakan pembangunan dan prioritas belanja untuk lima tahun mendatang dan seterusnya. Pemerintah yang baru terpilih kembali seharusnya memiliki peluang untuk mengimplementasikan program pembangunan yang ambisius. Secara khusus, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk , yang saat ini sedang dirampungkan dan akan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan DPR di awal 21, memberikan peluang penting bagi pemerintah untuk membentuk prospek pembangunan Indonesia dalam lima tahun mendatang dan membangun dasar untuk dasawarsa mendatang. Pemerintah akan menghadapi pilihan belanja publik dan kebijakan yang penting. Reformasi kebijakan dan kelembagaan yang diprioritaskan Indonesia, jumlah sumber daya yang akan dibelanjakan untuk pembangunan, tempat yang dipilih untuk membelanjakan sumber daya ini dan seberapa efektif pelaksanaan program pembangunannya akan sangat berpengaruh pada prospek ekonomi dan sosial jangka panjang Indonesia. Untuk memberi kontribusi dan informasi kepada diskusi publik mengenai pilihan-pilihan penting ini, edisi dari Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia memulainya dengan memberikan pandangan yang selektif terhadap prospek, prioritas dan tantangan pembangunan Indonesia dalam lima tahun mendatang dan seterusnya. Bank Dunia melakukan hal ini dengan menggunakan karya analitis dari sudut pandang bagian yang telah selesai, mendatang dan sedang berjalan, dalam menyajikan fakta dan analisis penting mengenai topik pilihan yang relevan; sehingga dapat dipertimbangkan mana prioritas dan tantangan dalam pembangunan jangka menengah Indonesia. Dalam edisi ini, fokus ada pada tren demografis yang akan dihadapi Indonesia dalam dasawarsa mendatang serta tantangan dan peluang yang dihasilkan tren tersebut sehubungan dengan penciptaan lapangan kerja dan pembiayaan perawatan kesehatan. 2. Indonesia memasuki dekade yang kritis secara demografi Indonesia telah menikmati keuntungan demografis selama empat puluh tahun terakhir Selama empat puluh tahun terakhir Indonesia telah menikmati buah manis demografis dengan berkurangnya kesuburan telah memangkas jumlah anak (umur hingga 14) pada populasi tanpa peningkatan jumlah manula (umur 65 ke atas). Dan sebagai akibatnya, rasio ketergantungan rasio anak dan manula (yang bergantung) kepada populasi usia kerja telah terus menyusut dari di atas,8 di tahun 197 menjadi sekitar,5 di tahun 29 (Gambar 42). tetapi celah kesempatan demografis ini akan menutup pada dekade berikut Tetapi celah kesempatan kependudukan ini akan menutup pada dekade berikut. Suatu waktu di antara tahun 22 dan 225 rasio ketergantungan Indonesia akan mulai meningkat lagi, karena jumlah manula di populasi akan mulai meningkat tajam, mengimbangi penurunan jumlah anak dan juga peningkatan populasi usia kerja. Pada dekade berikut jumlah penduduk berusia di atas 65 diperkirakan akan meningkat sebesar 4 juta jiwa, kira-kira sebesar peningkatannya pada dekade yang lalu. Tetapi antara tahun 22 dan 23, jumlah manula akan meningkat sebesar 8 juta, dan pada tahun 23 jumlah manula dalam populasi Indonesia diperkirakan akan mencapai 1 persen. Dari sudut pandang kependudukan, dekade berikut merupakan dekade penentu bagi Indonesia. 33

43 Gambar 42: Celah kesempatan demografis Indonesia akan tertutup pada dekade berikut % of population Working age (15 to 64) (LHS) Children ( to 14) (LHS) Elde rly (65 and over) (LHS) Dependency ratio (RHS) Dependency ratio (young and elderly to working age) Sumber: Proyeksi demografi dari BPS dan Statistik PBB. 3. Menciptakan lapangan kerja yang lebih baik untuk angkatan kerja Indonesia yang terus berkembang Celah kesempatan demografis Indonesia juga memunculkan tantangan untuk menciptakan lapangan kerja yang baru dan berkualitas Populasi usia kerja Indonesia akan meningkat sekitar 2 juta pada dekade berikut, atau sekitar 2 juta per tahun. Untuk penggunaan terbaik dari celah kesempatan demografis yang masih tersedia, Indonesia perlu membangun aliran pekerjaan baru yang baik dalam ukuran besar. Laporan Bank Dunia yang akan segera di publikasi Laporan Tenaga Kerja Indonesia, direncanakan untuk di publikasi pada awal 21, melihat tren utama terhadap pasar tenaga kerja Indonesia selama dua decade terakhir, akan memberikan usulan lebih lanjut tentang bagaimana kebijakan dan program tenaga kerja dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan lebih mempersiapkan tenaga kerja yang kurang beruntung untuk berhasil dipasar tenaga kerja. Paragraf selanjutnya merangkum beberapa tren dan perkembangan dasar di pasar tenaga kerja Indonesia dari laporan tersebut. Akselerasi pengentasan kemiskinan tergantung pada penciptaan lapangan kerja Tren lapangan kerja meningkat tapi penciptaan lapangan kerja tetap moderat Tenaga kerja adalah salah satu aset masyarakat miskin. Jika disediakan pekerjaan yang baik, mereka memiliki peluang untuk keluar dari kemiskinan. Indonesia pernah mengalami pertumbuhan tingkat pengangguran dari 1999 sampai 23 yang memperlambat tingkat pengentasan kemiskinan. Kinerja pasar tenaga kerja yang tidak merata di Indonesia terus menimbulkan kekhawatiran mengenai apakah Indonesia berisiko kembali mengalami pertumbuhan tingkat pengangguran. Untuk memastikan bahwa manfaat pertumbuhan dibagikan secara lebih merata, pertumbuhan ekonomi harus menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Tingkat lapangan kerja, setelah turun selama enam tahun, berbalik dan mengalami tren naik sejak 26. Baru-baru ini, tingkat lapangan kerja kembali naik dari 61,5 persen di bulan Agustus 28 menjadi 62,1 persen di bulan Agustus 29. Pekerja perempuan mencatatkan kenaikan tertinggi, selain pekerja pedesaan dan pekerja muda. Tingkat pengangguran inti menjadi stabil dalam tahun-tahun terakhir, bahkan turun dari 8,39 persen di bulan Agustus 28 menjadi 7,87 persen di Agustus 29. Walaupun tingkat pengangguran yang stabil dapat menutupi masalah di pasar tenaga kerja jika pekerja terdorong masuk ke pekerjaan yang kurang terjamin atau berkondisi buruk. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa beberapa indikator kualitas ketenagakerjaan. 34

44 Gambar 43: Peningkatan lapangan kerja (per sen dari populasi usia kerja) 65 % Sumber: Sakernas dan Bank Dunia Gambar 44: Tingkat pegangguran yang stabil (per sen dari populasi usia kerja) 8% Susenas unemployment Core unemployment Sumber: Sakernas dan Bank Dunia Penciptaan lapangan kerja yang 'lebih baik' mendatar Dua indikator utama kualitas lapangan kerja adalah bagian pekerja aktif yang dipekerjakan di sektor nonpertanian dan formal. Pekerjaan sektor formal dianggap 'lebih baik' karena gaji rutin memberikan jaminan pendapatan kepada pekerja dan mereka berhak mendapatkan tunjangan tambahan seperti yang diatur oleh Undang-Undang mengenai Ketenagakerjaan (No. 13/23). Sama halnya, pekerjaan nonpertanian lebih produktif dan memberikan upah yang lebih besar kepada pekerja. Walaupun terjadi pemulihan ekonomi Indonesia selama , lapangan kerja sektor formal mengalami penurunan dan pekerja terpaksa masuk ke pekerjaan pertanian. Namun, kualitas lapangan kerja secara bertahap telah pulih sejak 23. Penciptaan lapangan kerja formal dan nonpertanian mengalami stagnasi, meningkat,22 dan,63 poin persentase secara berurutan, dari Agustus 28 sampai Agustus 29. Gambar 45: Lambatnya pertumbuhan lapangan kerja sektor formal (per sen dari populasi usia kerja) 6 % Gambar 46: Stagnasi lapangan kerja nonpertanian (per sen dari populasi usia kerja) 5 % Formal old definition Formal new definition Sumber: Sakernas dan Bank Dunia Sumber: Sakernas dan Bank Dunia Mayoritas angkatan kerja mendapatkan pekerjaan di sektor informal Tren lapangan kerja di pasar tenaga kerja Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif walaupun bertahap sejak 23. Namun demikian, sebagian besar angkatan kerja tetap informal. Di tahun 27, 24,1 persen angkatan kerja aktif dipekerjakan secara informal di bidang jasa dan industri, sementara 37,2 persen bekerja secara informal di bidang pertanian. Sebagian pekerja memilih sektor informal. Sekitar seperempat pekerja informal mendapatkan upah lebih besar di sektor ini daripada yang bisa mereka dapatkan dari pekerjaan formal. Namun, sebagian besar akan mendapatkan akan mendapatkan kondisi yang lebih baik di sektor formal. Secara rata-rata, pekerja di sektor informal mendapatkan 3 persen lebih sedikit daripada pekerja di sektor formal atau pemberi kerja. Mereka tidak mendapatkan tunjangan nonupah yang diterima pekerja sektor formal, misalnya tunjangan medis atau transportasi dan akses ke kredit. Pekerja informal juga menyatakan menghadapi tekanan pekerjaan yang lebih besar daripada pekerja di sektor formal. Tanpa percepatan penciptaan lapangan kerja di sektor formal, sebagian besar pekerja ini akan tetap menjalankan pekerjaan informal yang kurang baik. Karena pekerja informal cenderung lebih miskin, pertumbuhan lapangan kerja formal yang stagnan juga akan memperlambat pengentasan kemiskinan di Indonesia. 35

45 Gambar 47: Tingginya angkatan kerja informal (proporsi thdp angkatan kerja) Informal nonagricultural 27% Employees with no contract 38% Informal agricultural 27% Employers 2% Permament contract employees 3% Fixed-term contract employees 3% Gambar 48: Pekerja sector formal menerima penghasilan lebih besar (rata-rata log gaji bulanan) Permanent Employees & Employers Fixed Term Contract Employees Employees with no Contract Informal workers Informal workers (non-agricultural) (agricultural) Sumber: Sakernas 27 dan Bank Dunia Sumber: IFLS 27 Bahkan di sektor formal, sebagian besar pekerja hanya sedikit lebih baik daripada pekerja informal Namun, pekerjaan di sektor formal tidak selalu lebih baik daripada pekerjaan di sektor informal. Sekitar 81 persen karyawan di sektor formal bekerja tanpa memiliki kontrak. Secara rata-rata, mereka mendapatkan jumlah yang sama dengan pekerja pertanian atau nonpertanian di sektor informal. Mereka cenderung tidak mendapatkan tunjangan nonupah yang biasanya terkait dengan pekerjaan sektor formal, termasuk pesangon, pensiun, kredit dan tunjangan transportasi. Sebagai contoh, dua pertiga karyawan yang memiliki kontrak permanen dan lebih dari separuh pekerja dengan kontrak temporer mendapatkan tunjangan medis. Hanya seperempat pekerja tanpa kontrak mendapatkan tunjangan ini. Saat terjadi perselisihan dengan pemberi kerja, karyawan tanpa kontrak pun mengalami kerugian. Tanpa dokumentasi pekerjaan yang dapat digunakan sebagai bukti, mereka menghadapi hambatan dalam mengakses pengadilan hubungan industrial. Gambar 49: Karyawan tanpa kontrak mendapat tunjangan nonupah yang lebih sedikit (share of workers receiving benefit) 7% 6% 5% 4% Permanent contract/employer Fixed-term contract No contract Gambar 5: Biaya PHK tertinggi (biaya PHK dalam minggu rata-rata pendapatan) % 2% 1% % Severance Pension Medical Credit Transport Meal 4 2 East Asia & Pacific Sumber: IFLS 27 Sumber: Doing Business 21 China Indonesia Malaysia Philippines Thailand Vietnam Debat tetap membahas apakah tingkat penciptaan lapangan kerja dapat dipercepat Undang-Undang Ketenagakerjaan memberi kontribusi terhadap peningkatan penciptaan pekerjaan yang 'lebih baik' dengan menetapkan sistem untuk meningkatkan upah minimum, yang antara 1999 sampai 23, meningkat cepat. Pada saat yang sama, undang-undang semakin memperketat aturan pemberian dan pemutusan kerja dengan melarang penggunaan kontrak temporer dan meningkatkan pesangon. Sejak itu, biaya pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia terus menjadi yang tertinggi di wilayahnya. Hal ini menimbulkan kontroversi mengenai sejauh mana aturan ini menghambat pemberi kerja dalam mempekerjakan staf, dan apakah kekakuan dalam pasar tenaga kerja memperlambat kecepatan penciptaan kerja di sektor formal dan nonpertanian. 36

46 Dalam angkatan kerja yang sangat beragam, kebijakan harus memperhitungkan kepentingan mayoritas yang tidak memiliki suara dengan tujuan mengembangkan peluang mendapatkan pekerjaan yang 'lebih baik' Dalam debat seputar reformasi tenaga kerja, kelompok pekerja berfokus pada peningkatan kesejahteraan pekerja melalui penegakan aturan pemberian dan pemutusan kerja. Pekerja dengan kontrak permanen atau temporer mengkhawatirkan peningkatan perlindungan pekerja. Namun, pekerja informal mendapatkan keuntungan dari kebijakan yang mendorong penciptaan pekerjaan di sektor formal dan nonpertanian yang dapat menyediakan lebih banyak peluang bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang memberikan jaminan pendapatan dan tunjangan yang lebih besar. Karyawan tanpa kontrak di sektor formal pun akan mendapatkan keuntungan dari kebijakan yang akan mendorong pemberi kerja untuk mempekerjakan lebih banyak pekerja dengan kontrak permanen. Pekerja ini, yang mewakili mayoritas angkatan kerja, tidak memiliki banyak suara dalam membentuk kebijakan pasar tenaga kerja yang dinegosiasikan dalam forum tripartit. Penciptaan lapangan kerja membantu memperluas pembagian manfaat pertumbuhan, menyediakan peluang bagi masyarakat miskin untuk keluar dari kemiskinan. Namun, dalam angkatan kerja yang beragam seperti Indonesia, penciptaan lapangan kerja harus berfokus pada penciptaan pekerjaan yang 'lebih baik' di sektor formal dan nonpertanian pilihan. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi pemerintah baru adalah mengidentifikasi dan mendukung kebijakan yang mendorong penciptaan lapangan kerja untuk dimanfaatkan oleh mayoritas pekerja yang mencari pekerjaan yang lebih baik, sambil terus memastikan perlindungan yang memadai untuk pekerja sektor formal. Laporan Dunia Kerja Indonesia keluaran Bank Dunia yang akan datang, diperkirakan akan diluncurkan di awal 21, akan menyajikan gagasan lebih lanjut mengenai bagaimana kebijakan dan program tenaga kerja dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan mempersiapkan pekerja yang kurang beruntung agar berhasil di pasar tenaga kerja. 4. Pendanaan layanan kesehatan untuk angkatan kerja dan populasi lanjut usia yang makin meningkat Komitmen untuk jaminan kesehatan menyeluruh tetapi masih banyak rincian penting yang harus diperjelas Dengan berlakunya UU No 4/24 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di tahun 24, Indonesia menjadi satu dari sedikit ekonomi berkembang yang meletakkan komitmen untuk memberikan layanan asuransi kesehatan universal untuk seluruh penduduknya melalui skema asuransi kesehatan masyarakat wajib. UU SJSN menetapkan terlaksananya cakupan universal pada tahun 22. Rincian dan jadwal penerapan dari langkah apapun menuju cakupan universal ini belum terlalu jelas. Yang jelas adalah, terutama dengan kecenderungan demografis yang disebut di atas, bahwa suatu langkah menuju cakupan universal kemungkinan besar akan berdampak pada peningkatan yang cukup besar pada belanja biaya kesehatan pada dekade berikut. Dan pilihan kebijakan mengenai bagaimana reformasi itu akan dibiayai, kelompok mana yang akan menerima subsidi dari pemerintah, manfaat kesehatan khusus apa yang harus tercakup, perubahan apa yang dibutuhkan dalam sistem penyampaian layanan dan bagaimana mengupah mereka yang memberikan layanan, dan berbagai masalah aturan dan pengelolaan akan menentukan keberlanjutan pendanaan dari upaya apapun dan juga kualitas dan sejauh mana layanan diberikan, dan pada akhirnya, peningkatan hasil kesehatan yang dinikmati oleh penduduk Indonesia. Laporan Bank Dunia yang baru diterbitkan Pendanaan Kesehatan di Indonesia: Peta Jalan Reformasi memberikan bukti dan analisa-analisa yang bertujuan untuk membantu dan memberi informasi kepada pemerintah untuk menyusun dan menerapkan langkah menuju asuransi kesehatan universal. Bagian ini memberikan ringkasan terpilih dari pesan-pesan utama laporan tersebut. Pada empat dekade terakhir, Indonesia telah membuat peningkatan besar dalam hasil kesehatan Pencapaian dalam bidang kesehatan telah meningkat pesat sejak tahun 198 ketika usia harapan hidup hanyalah 52 tahun, dibandingkan dengan hampir 7 tahun saat ini. Dahulu sekitar 1 bayi setiap 1. kelahiran tidak sempat merayakan ulang tahun pertama mereka, sementara sekarang angka kematian bayi tidak sampai 3 per 1. kelahiran. Tingkat kesuburan telah menurun dari 4,7 anak per ibu ke sedikit di atas 2. Walaupun menggembirakan, pencapaian itu tidak sebaik yang dicatat oleh beberapa negara tetangga, dan untuk beberapa hal, seperti angka kematian ibu melahirkan, Indonesia tidak seberhasil negara-negara lain dengan tingkat pendapatan dan belanja kesehatan yang setara. 37

47 Gambar 51: Pengeluaran disektor kesehatan di Indonesia relative rendah Health spending as % of GDP in Indonesia Thailand India Philippines Public Malaysia Private China Korea Viet Nam dan kapasitas penyampaian layanan kesehatan Indonesia telah meningkat cukup berarti Dari sudut pandang lintas negara, belanja kesehatan Indonesia relatif kecil Belanja kesehatan pemerintah memainkan peranan yang penting Sistem pelayanan kesehatan Indonesia telah meningkat secara berarti selama 4 tahun terakhir. Hampir semua penduduk Indonesia mendapatkan layanan kesehatan dasar melalui jaringan 8. Puskesmas dan 22.2 Puskesmas Pembantu, dan sekitar 5.8 pusat kesehatan berjalan. Di sisi lain, Indonesia memiliki jauh lebih sedikit ruang rawat rumah sakit per kapita dibandingkan negara-negara lain dengan pendapatan yang setara, dan penggunaan rawat inap itu sangat buruk dengan tingkat hunian sekitar 6 persen. Dalam hal sumber daya manusia untuk layanan kesehatan, sementara bidan persalinan banyak tersedia di seluruh pelosok, keseluruhan angkatan kerja kesehatan Indonesia relatif kecil dibanding negara-negara lain dengan pendapatan setara, dan keprihatinan akan kualitas dan efisiensi terus menghantui. Angkatan kerja dokternya relatif kecil, dan terdapat kelangkaan spesialis yang menyedihkan, yang akan menjadi batu sandungan dengan usulan perluasan cakupan asuransi kesehatan dan beban penyakit tidak menular yang akan dihadapi. Dari sudut pandang lintas negara, belanja kesehatan Indonesia relatif kecil, tetapi negara ini mendapatkan perbandingan yang baik atas biaya yang dikeluarkan dibanding hasil yang didapat untuk beberapa pencapaian kesehatan dan juga perlindungan pembiayaan yang relatif baik. Indonesia hanya membelanjakan sedikit di atas 2 persen PDB-nya untuk kesehatan, sekitar setengah dari yang dibelanjakan oleh negara-negara lain dengan pendapatan yang setara. Setengah dari seluruh belanja kesehatan adalah belanja negara. Sekitar sepertiga belanja kesehatan datang dari rumah tangga. Kesehatan hanya mendapat bagian kecil dari anggaran pemerintah, sekitar 5 persen, walaupun bagian itu telah meningkat sejak penerapan program Askeskin di tahun 24. Walaupun belanja negara kecil, pencapaian kesehatan dan perlindungan pendanaan relatif baik, walaupun pencapaian tentang pendanaan dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan penduduk Indonesia yang relatif tinggi dan struktur sosial kekeluargaan yang luas. Belanja kesehatan swasta, sejak dahulu, memainkan peranan yang lebih penting dibanding belanja kesehatan negara dalam hal keseluruhan pendanaan kesehatan di Indonesia. Akan tetapi, kecenderungan ini mulai berubah sejak tahun 24 ketika pemerintah memperkenalkan program-program asuransi kesehatan utama yang menekankan pada kaum miskin. Diperkirakan peran belanja kesehatan negara akan menjadi makin penting di kemudian hari dengan perluasan cakupan kesehatan universal ke seluruh penduduk Indonesia. Penerapan Jamkesmas/Askeskin di tahun 24 telah membawa dampak atas belanja kesehatan dan bagian belanja pemerintah. Pembayaran langsung dari penduduk masih merupakan bagian yang cukup besar dari belanja kesehatan, dan merupakan tantangan bagi pemerintah untuk menyalurkan belanja itu ke suatu mekanisme pemusatan risiko agar dapat memberikan perlindungan yang efektif terhadap belanja kesehatan yang tiba-tiba tak terkendali. 38

48 dan semua program asuransi kesehatan utama dimiliki oleh negara Asuransi kesehatan swasta atas kemauan sendiri tidak berkembang baik di Indonesia. Setiap program pembiayaan kesehatan utama (dari tiga program yang ada) dimiliki oleh negara dan sebelum sekarang, cakupannya terbatas: Pegawai negeri dan keluarganya dilindungi oleh program ASKES, yang dikelola oleh perusahaan bukan nirlaba, P.T Askes. Jamkesmas pada awalnya dirancang untuk melindungi kaum miskin tetapi kemudian diperluas untuk mencakup mereka yang di ambang batas kemiskinan. Awalnya dikelola oleh ASKES tetapi pada tahun 28 Departemen Kesehatan mengambil alih hampir seluruh fungsi pengelolaannya, termasuk pembayaran pemberi layanan. Jamsostek serupa dengan program asuransi sosial klasik untuk pegawai sektor swasta dalam perusahaan-perusahaan dengan 1 atau lebih pegawai dan juga dikelola oleh badan usaha milik negara yang bukan nirlaba. Perusahaan diperkenankan tidak menggunakan program ini, dengan menjalankan program asuransi sendiri atau dengan membeli asuransi swasta bagi pegawainya. P.T. Askes dan Jamsostek juga menjual polis umum swasta Gambar 52: Hanya sepertiga dari penduduk Indonesia menikmati layanan asuransi kesehatan 3. % of population under different health insurance programs ASKES Poor-targeted Jamsostek Self-insured JPKM Sumber: Perkiraan staf Bank Dunia dari penelitian SUSENAS. Terdapat dua pendekatan yang mungkin untuk memberikan cakupan universal Dengan program pendanaan kesehatan yang dimiliki Indonesia sekarang, debat kebijakan yang sedang berlangsung, dan UU Jaminan Sosial tahun 24, terdapat dua pendekatan utama yang mungkin untuk layanan universal. Kedua pilihan ini akan menghasilkan layanan universal, dan keduanya akan memiliki jumlah peserta yang cukup besar untuk mencapai pemusatan resiko yang efektif. Di luar pendekatan mana yang dipilih, keputusan penting mengenai paket manfaat, pembagian biaya, pengaturan pembayaran/kontrak dan modalitas untuk menangani hambatan sisi penawaran harus dibuat. Pendekatan itu adalah: Layanan kesehatan nasional yang sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah, seperti sistem nasional di Sri Lanka dan Malaysia. Layanan Jamkesmas untuk semua ini akan memperluas program Jamkesmas yang dibiayai pendapatan umum bagi kaum miskin dan hampir miskin untuk melingkupi seluruh penduduk. Suatu sistem asuransi kesehatan wajib nasional dengan pemerintah memberikan subsidi kaum miskin dan kelompok-kelompok lemah lainnya, mirip dengan sistem di Thailand dan Turki. Ini akan mencerminkan model Asuransi Kesehatan Sosial nasional yang baru (sekarang disebut Asuransi Kesehatan Wajib), yang didanai melalui sumbangan berdasar upah untuk pekerja pemerintah dan swasta (dan pensiunan) dan sumbangan pendapatan pemerintah bagi kaum papa dan kelompok lemah lainnya. 39

49 Pendekatan manapun yang dipilih, langkah menuju layanan universal akan membawa dampak yang besar pada belanja kesehatan Jelaslah, pilihan manapun yang dibuat, langkah menuju layanan universal akan membawa dampak yang besar terhadap belanja kesehatan Indonesia. Analisa mikro atas biaya program yang ada sekarang dan pola penggunaannya setelah Askeskin/Jamkesmas diperkenalkan memungkinkan proyeksi kasar mengenai biaya yang akan datang. Sebagai contoh, perkiraan kasar dari biaya Jamkesmas dikemudian hari berkisar dari 2 persen dari pengeluaran Jamkesmas sekarang hingga kenaikan enam kali lipat, tergantung pada skenario perluasan layanan dan asumsi inflasi kesehatan yang dipilih. Kependudukan saja tampaknya akan meningkatkan belanja kesehatan secara berarti pada dekade berikut karena meningkatnya jumlah penduduk manula dan rawat jalan dan rawat inap. Gambar 53: Demografik saja akan meningkatkan belanja kesehatan Indonesia O utpatient visits A g e c a te g o r y Sumber: Pembiayaan Kesehatan di Indonesia (Bank Dunia, 29) Inpatient bed-d ays A g e c a t e g o ry Keberhasilan penerapan langkah menuju layanan universal membutuhkan penerapan bertahap yang matang dari kebijakan-kebijakan dengan sasaran yang tepat, efektif dan layak secara fiskal. Dewan Jaminan Sosial dan Departemen Kesehatan telah mengambil langkah-langkah awal yang penting, tetapi diperlukan lebih banyak lagi. Penyusunan Rencana Jangka Menengah tahun , upaya perencanaan internal Departemen Kesehatan untuk membangun Renstra berikutnya, dan implikasi belanja yang besar dan mungkin tidak mampu dibayar dari perluasan asuransi kesehatan bagi 76 juta jiwa miskin dan hampir miskin, membuat sekarang sebagai waktu yang tepat untuk memusatkan kembali upaya kepada serangkaian kebijakan menyeluruh yang dibutuhkan untuk menerapkan perlindungan layanan kesehatan universal pada dekade berikut. 4

50

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA

LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA Gambar Lampiran : Pertumbuhan PDB (persen pertumbuhan) Year on year Gambar Lampiran : Kontribusi terhadap PDB (pengeluaran) (pertumbuhan trimulan-ke-triwulan), seasonally

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized

Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Terbitlah Terang September 9 Pengantar

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist Isi Presentasi Mengapa perlu kenaikan harga BBM? Beban Anggaran Kemiskinan dan BLSM Benarkah keputusan

Lebih terperinci

Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized

Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized PERKEMBANGAN TRIWULANAN PEREKONOMIAN INDONESIA September 21 Kata Pengantar Perkembangan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan

Lebih terperinci

Perkembangan Triwulan Ekonomi Indonesia Kesinambungan di tengah goncangan

Perkembangan Triwulan Ekonomi Indonesia Kesinambungan di tengah goncangan Perkembangan Triwulan Ekonomi Indonesia Kesinambungan di tengah goncangan World Bank Enrique Blanco Armas 9 June 1 Agenda pembahasan KESINAMBUNGAN: Ekonomi Indonesia tetap berjalan dengan baik Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Desember Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Desember Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Desember 212 Menyoroti kebijakan Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia 18 Desember 212 World Bank and The Habibie Center Joint

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Pada awal triwulan III/2001 perekonomian membaik seperti tercermin dari beberapa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Prospek pertumbuhan global masih tetap lemah dan pasar keuangan tetap bergejolak Akan tetapi, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak Neraca pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Melihat ke tahun 2014, Indonesia menghadapi perlambatan pertumbuhan dan risiko-risiko ekonomi yang signifikan yang membutuhkan fokus kebijakan tidak

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

B. BEBERAPA PERKEMBANGAN PENTING TERAKHIR DALAM EKONOMI INDONESIA

B. BEBERAPA PERKEMBANGAN PENTING TERAKHIR DALAM EKONOMI INDONESIA B. BEBERAPA PERKEMBANGAN PENTING TERAKHIR DALAM EKONOMI INDONESIA 1. Arus perdagangan Indonesia melewati krisis global: turun drastis kemudian naik kembali Arus perdagangan Indonesia turun sampai separuhnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM)

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) 12/14/2014 Pertanyaan 1: Benarkah selalu melemah selama Desember? 12/14/2014 M. Indra Maulana 2 Nilai tukar Rupiah saat ini

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh

Lebih terperinci

Market Review Macroeconomy Equity Fixed Income

Market Review Macroeconomy Equity Fixed Income Jan-15 May-16 Sep-17 Jun-14 Nov-14 Apr-15 Feb-16 Jul-16 Dec-16 Oct-17 Jan-15 May-16 Sep-17 Macroeconomic Review. Perekonomian Indonesia tahun 218 diiringi oleh 9 peristiwa penting, diantaranya : Trade

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Tantangan saat ini, peluang masa depan

Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Tantangan saat ini, peluang masa depan Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Tantangan saat ini, peluang masa depan Shubham Chaudhuri Ekonom Senior Indonesia Bank Dunia 28 Juni 211 BKPM, Jakarta Ikhtisar Agenda pembahasan Outlook ekonomi

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

A. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN FISKAL

A. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN FISKAL A. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN FISKAL 1. Beberapa Sumber ketidakpastian dalam perekonomian global Pembangunan selama kuartal terakhir menunjukkan ketidakpastian yang masih berlangsung dalam lingkungan ekonomi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Tinjauan Perekonomian Bulanan

Tinjauan Perekonomian Bulanan 9 September 2009 Tinjauan Perekonomian Bulanan EROPA MULAI PULIH, PEREKONOMIAN INDONESIA MAKIN MEMBAIK Ringkasan Eksekutif Pemulihan perekonomian global makin menunjukkan titik terang dan keraguan akan

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pasar modal yang mengalami pasang surut memberikan tanda bahwa kegiatan di pasar modal memiliki hubungan yang erat dengan keadaan ekonomi makro, maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pesat pasar keuangan global di masa sekarang semakin cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi direspon oleh pelaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a Ringkasan eksekutif: Menjaga ketahanan Tantangan dalam menjaga ketahanan di tengah melambatnya perekonomian dunia, yang mendorong pembaruan ekspansi moneter Di tengah lemahnya permintaan eksternal dan

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang hebat, yang berdampak pada semua aktivitas bisnis di sektor riil. Selama dua tiga tahun terakhir

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim yaitu sebesar 85 persen dari penduduk Indonesia, merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report 1 Februari 1 ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report RESEARCH Data Pasar Hari Kerja Sebelumnya Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Kurs Acuan BI Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Utama Dunia Keterangan Hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang 29-Jan-16 NAV: 1,145.077 4 3 2 1 37.15% Total Dana Kelolaan 42,795,065,335.11 - Pasar Uang 0-20% - Pasar Uang - Efek Ekuitas 80-100% - Ekuitas 19.04% 80.96% -1-2 -7.29% -16.92% Sejak pe- Deskripsi Jan-16

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun bisa dipastikan mengandung risiko.

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 20 January 2011 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Keluarnya Modal Asing Menekan Rupiah dan Obligasi Di AS, pertumbuhan ekonomi mulai memiliki momentum, namun inflasi kembali meningkat seiring dengan kenaikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 World Economic Report, September 2001, memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2001 hanya mencapai 2,6% antara lain

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara masih menjadi acuan dalam pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi perekonomian negara dimana pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Oktober 2012 Menjaga Ketahanan

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Oktober 2012 Menjaga Ketahanan Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Oktober 1 Menjaga Ketahanan Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia 15 Oktober 1 Paramadina Public Policy Institute www.worldbank.org/id

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Kuartal I 2012 Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan termasuk sebagai salah satu negara berkembang di dunia membutuhkan dana untuk mendukung pertumbuhan

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci