POTENSI DAN WILAYAH KERJA PANAS BUMI TAHUN 2008

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTENSI DAN WILAYAH KERJA PANAS BUMI TAHUN 2008"

Transkripsi

1 POTENSI DAN WILAYAH KERJA PANAS BUMI TAHUN 2008 Kasbani 1, Dahlan 1 1 Kelompok Kerja Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi ABSTRAK Sebagai upaya mempercepat pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia, Pemerintah melaksanakan inventarisasi, survei, dan eksplorasi panas bumi di seluruh wilayah Republik Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan prospek panas bumi di Indonesia. Kelengkapan informasi yang didapatkan, direpresentasikan dalam bentuk kelas potensi. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa potensi panas bumi Indonesia sampai dengan November 2008 adalah MW. Potensi tersebut berasal dari 257 lokasi daerah panas bumi yang telah teridentifikasi yang mana 61,3% daerah masih pada tahap penyelidikan pendahuluan, 33,20% pada tahap penyelidikan rinci, 3,13% pada tahap pemboran eksplorasi dan siap dikembangkan serta 2,73% daerah yang telah berproduksi. Data tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan status potensi dari kelas sumber daya menjadi cadangan terduga rata-rata sebesar 170 MW per tahun. Upaya lain yang dilakukan Pemerintah adalah menetapkan 12 WKP baru dengan total potensi mencapai 1056 MW. Dengan tambahan WKP baru tersebut, saat ini keseluruhan ada 30 WKP panas bumi dengan total potensi mencapai 8500 MW. Namun dengan target pemanfaatan energi panas bumi mencapai 9500 MW pada tahun 2025, Pemerintah harus berupaya lebih keras untuk menyiapkan daerah panas bumi lainnya menjadi WKP baru dan mendorong agar WKP yang telah ditetapkan segera dikembangkan. PENDAHULUAN Sampai saat ini, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan potensi yang ada. Berbagai upaya dalam rangka mempercepat pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia telah dilakukan oleh Pemerintah. Salah satunya adalah melalui penyediaan informasi mengenai keberadaan daerah prospek panas bumi di Indonesia yang merupakan hasil dari inventarisasi, survei, dan eksplorasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, ataupun Badan Usaha. Setiap tahunnya Pemerintah, melalui Badan Geologi, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melakukan inventarisasi, survei, dan eksplorasi panas bumi guna mengetahui prospek panas bumi di seluruh wilayah Indonesia. Hasil inventarisasi, survei, dan eksplorasi tersebut digunakan dalam penyusunan potensi panas bumi Indonesia. Data potensi tersebut diperbaharui setiap tahunnya guna memberikan informasi terkini mengenai potensi panas bumi Indonesia. Sampai saat ini total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 27 GW yang tersebar di 257 daerah prospek panas bumi. Selain menyediakan informasi terkini mengenai potensi panas bumi Indonesia, Pemerintah juga telah menetapkan 12 wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi yang tersebar di delapan Propinsi dengan total potensi mencapai 1056 MW. Penetapan WKP tersebut dimaksudkan agar daerah-daerah yang mengindikasikan adanya prospek panas bumi cukup bagus dapat segera dilelang untuk kemudian dikembangkan oleh pengembang panas bumi pemenang lelang. Dengan penetapan 12 WKP baru tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian target sebagaimana tertuang dalam road map pengembangan panas bumi. Dari sisi regulasi, Pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa produk hukum terkait dengan panas bumi. Selain UU No. 27 Tahun 2003, dan PP No. 59 Tahun 2007, Pemerintah juga telah mengeluarkan Permen ESDM No. 11 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penetapan WKP Panas Bumi, Permen ESDM No. 14 Tahun 2008 mengenai Harga Patokan Penjualan Tenaga Listrik dari PLTP, Peraturan Menteri Keuangan No. 177 dan 178 Tahun 2007 mengenai pembebasan bea masuk dan PPN atas impor

2 barang untuk kegiatan hulu migas dan panas bumi. Regulasi tersebut diharapkan dapat mendukung dan memberikan arah bagi pengembangan energi panas bumi di Indonesia. SEBARAN POTENSI PANAS BUMI INDONESIA Letak wilayah Indonesia dalam jalur busur gunung api (ring of fire) menjadikan Indonesia kaya akan potensi panas bumi. Hal ini dikarenakan panas bumi biasanya berasosiasi dengan vulkanisme. Daerah panas bumi yang terkait dengan vulkanisme Kuarter terdistribusi mulai dari pulau Weh, Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga ke kepulauan Maluku. Panas bumi di daerah-daerah tersebut umumnya mempunyai entalpi tinggi sehingga sangat baik untuk pembangkitan listrik. Selain daerah panas bumi yang berkaitan dengan vulkanisme, Indonesia juga memiliki daerah panas bumi yang tidak berasosiasi dengan vulkanisme, yaitu di Sulawesi bagian tengah dan selatan, Kalimantan bagian barat, dan Papua. Panas bumi pada daerahdaerah ini umumnya mempunyai entalpi rendah hingga menengah. Dari total 257 daerah panas bumi yang telah diinventarisasi, sekitar 203 lokasi (80%) berasosiasi dengan jalur gunung api Kuarter dan 54 lokasi (20%) lainya berada di luar jalur tersebut. STATUS POTENSI PANAS BUMI 2008 Hasil inventarisasi panas bumi yang dilakukan oleh Badan Geologi menunjukkan sampai saat ini tercatat ada 257 daerah panas bumi dengan total potensi mencapai 27 GW yang tersebar dari propinsi Nangroe Aceh Darussalam hingga Irian Jaya Barat. Data tersebut didapatkan dari berbagai sumber, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun Badan Usaha atau Pengembang. Dalam empat tahun terakhir, perkembangan potensi panas bumi Indonesia adalah MW pada tahun 2005, MW pada tahun 2006, pada tahun 2007 dan MW pada November Jumlah potensi tersebut terdiri dari potensi panas bumi pada kelas sumber daya dan cadangan. Kelas potensi menunjukkan tingkat kelengkapan data yang tersedia. Potensi pada kelas sumber daya didapatkan melalui perhitungan dengan menggunakan metode perbandingan, yaitu dengan membandingkan daya listrik di suatu daerah panas bumi dengan daerah panas bumi lain yang telah berproduksi dan mempunyai kemiripan karakteristik. Adapun untuk potensi pada kelas cadangan didapatkan melalui perhitungan dengan menggunakan metode volumetris dengan menggunakan beberapa asumsi, diantaranya asumsi ketebalan reservoir. Asumsi ketebalan yang digunakan untuk daerah panas bumi di pulau Sumatera dan Jawa adalah 2 km sedangkan untuk daerah di luar Sumatera dan Jawa adalah 1 km. Dari hasil perhitungan tersebut, peningkatan status kelas potensi selama tiga tahun berdasarkan hasil kegiatan survei yang telah dilakukan Badan Geologi adalah sebagai berikut. Pada tahun 2006 terdapat peningkatan potensi pada kelas cadangan terduga sebesar 232 MW, pada tahun 2007 sebesar 191 MW, dan pada tahun 2008 sebesar 94 MW. Peningkatan status cadangan terduga pada tahun 2008 tersebut berasal dari daerah panas bumi Massepe, Sulawesi Selatan, dan Tambu, Sulawesi Tengah. Daerah panas bumi Masepe semula mempunyai potensi pada kelas sumber daya spekulatif sebesar 25 MW dan kini menjadi kelas cadangan terduga 80 MW. Daerah panas bumi Tambu, yang merupakan daerah panas bumi yang baru teridentifikasi, mempunyai potensi pada kelas cadangan terduga sebesar 14 MW. Adapun untuk daerah panas bumi lainnya, seperti Cubadak, Pararra, dan Gunung Endut, yang pada tahun 2008 ini dilakukan penyelidikan pendahuluan, belum merubah jumlah dan kelas potensinya dikarenakan kegiatan masih berlangsung. Dari sisi penambahan lokasi daerah panas bumi baru, terjadi penambahan pada tahun 2005, 2006, dan Pada tahun 2005 terdapat penambahan satu lokasi yaitu daerah panas bumi Lompio di Sulawesi Tengah, pada tahun 2006 terdapat penambahan tiga lokasi yaitu daerah panas bumi Kepala Madan, Waeapo, dan Batabual dimana ketiganya berada di propinsi Maluku. Pada tahun 2007 tidak ada penambahan lokasi baru dan pada tahun 2008 terdapat penambahan satu lokasi baru, yaitu daerah panas bumi Tambu, Sulawesi Tengah. Dilihat dari status penyelidikannya, dari 257 daerah panas bumi yang ada, 157 lokasi (61,3%) daerah panas bumi masih pada tahap penyelidikan pendahuluan atau inventarisasi dengan potensi pada kelas sumber daya spekulatif atau hipotetis.

3 Daerah yang telah disurvei secara rinci melalui survei permukaan dengan atau tanpa pengeboran landaian suhu sebanyak 85 lokasi (33,20%). Daerah yang telah dilakukan pengeboran eksplorasi atau siap dikembangkan sebanyak 8 daerah (3,13%). Daerah panas bumi yang telah dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik saat ini baru 7 lokasi atau 2,73% dengan kapasitas total terpasang 1042 MW. Ketujuh daerah panas bumi yang telah berproduksi tersebut adalah Sibayak (2 MW), G. Salak (375 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW), Wayang Windu (110 MW), Dieng (60 MW), dan Lahendong (40 MW). WILAYAH KERJA PANAS BUMI Dalam rangka mempercepat pengembangan energi panas bumi terutama untuk pemanfaatan tidak langsung (pembangkitan listrik), Pemerintah telah menetapkan beberapa WKP baru untuk daerah-daerah panas bumi yang kelengkapan datanya telah mencukupi dan mempunyai prospe.k cukup bagus. Terdapat dua belas WKP baru yang telah ditetapkan Pemerintah dimana beberapa diantaranya telah dilelang dan sebagian lainnya akan segera dilelang. Keduabelas WKP tersebut adalah Seulawah Agam (160 MW, NAD), Jaboi (50 MW, NAD), Gunung Talang (36 MW, Sumatera Barat), Tampomas (20-50 MW, Jawa Barat), Cisolok-Cisukarame (30 MW, Jawa Barat), Tangkuban Parahu (100 MW, Jawa Barat), Ungaran (100 MW, Jawa Tengah), Ngebel Wilis (120 MW, Jawa Timur), Blawan-Ijen (270 MW, Jawa Timur), Huu Daha (65 MW, Nusa Tenggara Barat), Sokoria (30 MW, NTT), Jailolo (75 MW, Maluku Utara). Seulawah Agam (NAD) WKP Seulawah Agam ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No K/33/MEM/2007. Secara administratif WKP Seulawah Agam termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar dengan total potensi panas buminya adalah 160 MW pada kelas cadangan terduga. Daerah Seulawah Agam tersebut berada di kompleks Gunung Seulawah di tepi depresi Krueng Raya bagian timur laut, yaitu di sesar Lamteuba-Baro. Sampai akhir 2008 WKP ini belum dilelang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar. Jaboi (NAD) WKP Jaboi ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No K/30/MEM/2008. Secara administratif WKP ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sabang. Potensi Panas bumi di daerah Jaboi adalah 50 MW pada kelas cadangan terduga. Secara geologi, daerah panas bumi Jaboi terletak di P Weh yaitu pulau gunung api berupa kompleks kerucut vulkanik yang merupakan kelurusan dari kerucut lain di pulau Sumatera antara lain Seulawah Agam, Sibayak, dan Sorik Merapi. Status WKP Jaboi saat ini adalah dalam tahap pelelangan oleh Pemerintah Daerah. Gunung Talang (Sumatera Barat) WKP Gunung Talang ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Gunung Talang sebesar 65 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Status WKP saat ini masih belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Tampomas (Jawa Barat) WKP Tampomas ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No K/33/MEM/2007. Secara administratif WKP Tampomas termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sumedang dan Subang. Potensi Panas bumi di daerah Tampomas adalah MW pada kelas cadangan terduga. WKP ini telah dilelang oleh Pemerintah Daerah pada tahun Cisolok Cisukarame (Jawa Barat) WKP Cisolok Cisukarame ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No K/30/MEM/2007. Secara administratif WKP Cisolok Cisukarame termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi. Potensi Panas bumi di daerah Cisolok Cisukarame adalah MW pada kelas cadangan terduga. WKP ini telah dilelang oleh Pemerintah Daerah pada tahun Tangkuban Parahu (Jawa Barat) WKP Tangkuban Parahu ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No K/30/MEM/2007. Secara administratif WKP Tangkuban Parahu termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung, Subang, dan Purwakarta. Potensi Panas bumi di daerah Tangkuban Parahu adalah 100 MW pada kelas cadangan terduga. WKP ini telah dilelang oleh Pemerintah Daerah pada tahun Ungaran (Jawa Tengah) WKP Ungaran ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No K/33/MEM/2007. Potensi panas bumi di daerah Ungaran sebesar 100 MW, berada

4 WKP seluas ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Semarang dan Kendal. Secara geologi, sistem panas bumi G. Ungaran terletak di dalam sebuah depresi dimana kerucut-kerucut muda seperti G. Gugon dan G. Mergi tumbuh di ring depresi tersebut. Status WKP saat ini belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Telaga Ngebel (Jawa Timur) WKP Telaga Ngebel ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No K/33/MEM/2007. Potensi panas bumi di daerah Telaga Ngebel sebesar 120 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Ponorogo dan Madiun, Jawa Timur. Secara geologi, sistem panas bumi Ngebel-Wilis berada di dalam komplek vulkanik Kuarter Liman, Limas dan Ngebel yang berarah hampir timur-barat dengan titik erupsi termuda terletak di Telaga Ngebel. Status WKP saat ini masih masih belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah Blawan Ijen (Jawa Timur) WKP Blawan Ijen ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Blawan Ijen sebesar 270 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo, Jawa Timur. Status WKP saat ini masih belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Huu Daha (Nusa Tenggara Barat) WKP Huu Daha ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Huu Daha sebesar 65 MW berada WKP seluas ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Status WKP saat ini belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Sokoria (Nusa Tenggara Timur) WKP Sokoria ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Sokoria sebesar 30 MW, berada WKP seluas ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Status WKP saat ini masih dalam proses pelelangan oleh Pemerintah Daerah. Jailolo (Maluku Utara) WKP Jailolo ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No K/33/MEM/2007. Potensi panas bumi di daerah Jailolo sebesar 75 MW, berada WKP seluas ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Status WKP saat ini telah selesai dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Penetapan keduabelas WKP panas bumi tersebut diharapkan dapat mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Dengan ditetapkannya WKP tersebut berarti saat ini ada 31 WKP panas bumi dengan total potensi mencapai 8500 MW. Dengan asumsi setiap WKP panas bumi dapat dikembangkan sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas 80% dari cadangan yang ada, diharapkan dari WKP yang ada saat ini dapat berkontribusi sebesar 6800 MW. Sebagaimana tertuang dalam road map pengembangan panas bumi, pemanfaatan energi panas bumi ditargetkan mencapai 9500 MW pada tahun 2025 dan diharapkan dari WKP baru yang telah ditetapkan sudah ada yang berproduksi pada periode tahun Dengan asumsi dan target tersebut berarti Pemerintah harus berupaya lebih keras untuk menyiapkan daerah-daerah panas bumi lainnya menjadi WKP baru. Pelaksanaan survei pendahuluan panas bumi untuk menyiapkan data yang mendukung dalam penyiapan WKP menjadi sangat penting. PENUTUP Sampai dengan November 2008, total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai MW yang tersebar di 257 daerah prospek panas bumi. Dari sisi jumlah potensi yang ada, dari tahun 2005 sampai dengan 2008 tidak mengalami banyak perubahan, namun dari sisi peningkatan status kelas potensi terjadi peningkatan dari kelas sumber daya menjadi cadangan terduga rata-rata sebesar 170 MW per tahun. Dalam upayanya mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia, Pemerintah telah menetapkan 12 WKP baru dengan total potensi mencapai 1056 MW. Beberapa dari WKP tersebut telah dilelang oleh Pemerintah Daerah, sementara sebagian lainnya baru akan atau masih dalam proses pelelangan. Adanya tambahan 12 WKP panas bumi baru tersebut diperkirakan masih belum memadai untuk memenuhi target

5 sebagaimana tertuang dalam road map pengembangan panas bumi. Dengan demikian Pemerintah harus berupaya lebih keras untuk menyiapkan daerah-daerah panas bumi lainnya menjadi WKP baru. DAFTAR PUSTAKA Kasbani, Dahlan, Suhanto Edi, Kesiapan Data Potensi Panas Bumi Indonesia dalam Mendukung Penyiapan Wilayah Kerja, Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi, 2007 Status Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2005, Pusat Sumber Daya Geologi, 2006 (tidak dipublikasikan) Status Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2006, Pusat Sumber Daya Geologi, 2007 (tidak dipublikasikan) Status Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2007, Pusat Sumber Daya Geologi, 2008 (tidak dipublikasikan) Wahyuningsih Rina, Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi, Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan Lapangan Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, 2005

6 PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN Tabel 1. Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2008 Pulau Sumber Daya Cadangan Terpasang Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti (MWe) (MWe) (MWe) (MWe) (MWe) (MWe) Sumatra Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Jumlah Lokasi Total Tabel 2. Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi Baru No. Nama WKP Propinsi Potensi (MW) Ditetapkan Keterangan 1. Jaboi NAD Dalam proses lelang 2. Seulawah Agam NAD Siap dilelangkan 3. Gunung Talang Sumatra barat Siap dilelangkan 4. Tangkuban Parahu Jawa Barat Selesai dilelang 5. Tampomas Jawa Barat Selesai dilelang 6. Cisolok - Cisukarame Jawa Barat Selesai dilelang 7. Ungaran Jawa Tengah Siap dilelangkan 8. Ngebel - Wilis Jawa Timur Siap dilelangkan 9. Blawan - Ijen Jawa Timur Siap dilelangkan 10. Huu - Daha NTB Siap dilelangkan 11. Sokoria NTT Dalam proses lelang 12. Jailolo Maluku Utara Selesai dilelang

7 PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN JABOI G. TALANG TANGKUBAN IJEN SOKORIA HUU DAHA New Workin Area Gambar 1. Peta lokasi WKP Panas Bumi Indonesia

KESIAPAN DATA POTENSI PANAS BUMI INDONESIA DALAM MENDUKUNG PENYIAPAN WILAYAH KERJA

KESIAPAN DATA POTENSI PANAS BUMI INDONESIA DALAM MENDUKUNG PENYIAPAN WILAYAH KERJA KESIAPAN DATA POTENSI PANAS BUMI INDONESIA DALAM MENDUKUNG PENYIAPAN WILAYAH KERJA Kasbani, Edi Suhanto, Dahlan Kelompok Program Penelitian Panas Bumi Abstract Geothermal energy contribution on 2025 is

Lebih terperinci

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup Pendahuluan Distribusi dan Potensi Kebijakan Penutup STRUKTUR ORGANISASI DESDM MENTERI Lampiran PERMEN ESDM Nomor : 0030 Tahun 2005 Tanggal : 20 Juli 2005 INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL ITJEN

Lebih terperinci

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA Andi Utama Hadi Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta SARI Indonesia merupakan negara dengan potensi energi panas bumi

Lebih terperinci

WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI PERKEMBANGAN STATUS KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI PERKEMBANGAN STATUS KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA IN- PROGRESS STATUS OF GEOTHERMAL MINING WORKING AREA PERKEMBANGAN STATUS WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DIREKTUR JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI (Director

Lebih terperinci

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Peru

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Peru BERITA NEGARA No.1771, 2014 KEMEN ESDM. Daftar Proyek Pembangkit Tenaga Listrik. Energi Terbarukan. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI PASCA UU NOMOR 27 TAHUN 2003 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KEBIJAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI PASCA UU NOMOR 27 TAHUN 2003 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEBIJAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI PASCA UU NOMOR 27 TAHUN 2003 Dr. Ir. Simon Felix Sembiring DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH. No. 10, Jakarta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2030, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENESDM. Daftar Proyek Pembangkit Tenaga Listrik. Energi Terbarukan. Perubahan PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

1. PLTP Sungai Penuh Jambi 2 x PLTP Hululais Bengkulu 2 x PLTP Kotamobagu 1 dan 2 Sulawesi Utara 2 x 20

1. PLTP Sungai Penuh Jambi 2 x PLTP Hululais Bengkulu 2 x PLTP Kotamobagu 1 dan 2 Sulawesi Utara 2 x 20 2013, No.994 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 15

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2010 KEMENTERIAN ESDM. Proyek Percepatan Pembangunan. Energi Terbarukan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2010 KEMENTERIAN ESDM. Proyek Percepatan Pembangunan. Energi Terbarukan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2010 KEMENTERIAN ESDM. Proyek Percepatan Pembangunan. Energi Terbarukan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR PROYEK-PROYEK

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PANAS BUMI (GEOTHERMAL) DI INDONESIA 1 oleh: Mohammad Taufik Makarao 2

ASPEK HUKUM PANAS BUMI (GEOTHERMAL) DI INDONESIA 1 oleh: Mohammad Taufik Makarao 2 ASPEK HUKUM PANAS BUMI (GEOTHERMAL) DI INDONESIA 1 oleh: Mohammad Taufik Makarao 2 A. PENDAHULUAN Panas bumi (geothermal) merupakan salah satu aspek hukum yang sangat penting karena panas bumi adalah sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas

Lebih terperinci

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA. Oleh: Rina Wahyuningsih SUBDIT PANAS BUMI ABSTRACT

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA. Oleh: Rina Wahyuningsih SUBDIT PANAS BUMI ABSTRACT POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA Oleh: Rina Wahyuningsih SUBDIT PANAS BUMI ABSTRACT There are 252 geothermal locations have been identified that distributed along a volcanic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan sumber energy yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industry, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari hari

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR PROYEK-PROYEK PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN ENERGI TERBARUKAN, BATUBARA DAN GAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA : MENANTI PEMBUKTIAN

PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA : MENANTI PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA : MENANTI PEMBUKTIAN Oleh : DR. R. Sukhyar Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Bandung, ITB, 12 Februari 2011 SISTEMATIKA PRESENTASI 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena

Lebih terperinci

1. List of power plant projects using renewable energy, coal and gas implemented by PT PLN

1. List of power plant projects using renewable energy, coal and gas implemented by PT PLN 1. List of power plant projects using renewable energy, coal and gas implemented by PT PLN No Name of Power Plant Project Province Capacity (MW) 1. PLTP Sungai Penuh Jambi 2 x 55 2. PLTP Hululais Bengkulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Totok Gunawan (2004) geografi pada dasarnya merupakan kajian mengenai geosfera serta komponen-komponennya secara terpadu, holistik dan sistematis dalam konteks

Lebih terperinci

NOTA KESEPAHAMAN DENGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

NOTA KESEPAHAMAN DENGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor : Nomor : 7662/05/MENS/2011 1'JC16/Itnhut-II/2011 TENTANG PERCEPATAN PERIZINAN PENGUSAHAAN PANAS BUMI

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANASBUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANASBUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANASBUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK Oleh: Sukusen Soemarinda Direktur Hulu PT PERTAMINA (PERSERO) DISAMPAIKAN PADA SEMINAR PANASBUMI: SEBAGAI ENERGI ANDALAN MASA KINI

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2012 TANGGAL : 13 JANUARI 2012

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2012 TANGGAL : 13 JANUARI 2012 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2012 TANGGAL : 13 JANUARI 2012 DAFTAR PROYEK-PROYEK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN ENERGI TERBARUKAN,

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK Oleh: Sukusen Soemarinda Direktur Hulu PT PERTAMINA (PERSERO) DISAMPAIKAN PADA SEMINAR PANASBUMI: SEBAGAI ENERGI ANDALAN MASA KINI

Lebih terperinci

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan ''OTTO MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR:8000 K/80/MEM/2016 TENTANG PENETAPAN DAERAH PENGHASIL DAN DASAR

Lebih terperinci

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL OLEH : SUGIHARTO HARSOPRAYITNO, MSc DIREKTUR PEMBINAAN PENGUSAHAAN PANAS BUMI DAN PENGELOLAAN AIR TANAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-5012-1998 ICS 73.020 Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN LATAR BELAKANG Indonesia secara geologis terletak pada pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pemilik potensi energi panas bumi terbesar di dunia, mencapai 28.617 megawatt (MW) atau setara dengan 40% total potensi dunia yang tersebar

Lebih terperinci

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T No.713, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Tenaga Listrik. Uap Panas bumi. PLTP. Pembelian. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

Posisi geologi Indonesia yang berada di jalur vulkanik aktif dunia. membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang cukup

Posisi geologi Indonesia yang berada di jalur vulkanik aktif dunia. membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi geologi Indonesia yang berada di jalur vulkanik aktif dunia membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang cukup melimpah, salah satunya

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA VA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01 TAHUN 2012

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA VA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01 TAHUN 2012 C I j 1 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA VA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

POTENSI PANAS BUMI UNTUK KONTRIBUSI MW. Arif Munandar dan Mochamad Nur Hadi. Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi

POTENSI PANAS BUMI UNTUK KONTRIBUSI MW. Arif Munandar dan Mochamad Nur Hadi. Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi POTENSI PANAS BUMI UNTUK KONTRIBUSI 35.000 MW Arif Munandar dan Mochamad Nur Hadi Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi munandar16@yahoo.com S A R I Indonesia mempunyai potensi energi panas bumi yang

Lebih terperinci

SPONSOR AGREEMENT PT. PLN (PERSERO) DENGAN KONSORSIUM PLT BAYU SIDRAP. Kementerian ESDM Republik Indonesia

SPONSOR AGREEMENT PT. PLN (PERSERO) DENGAN KONSORSIUM PLT BAYU SIDRAP. Kementerian ESDM Republik Indonesia PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB) PPA/PJBL : PT. UPC SIDRAP BAYU ENERGI DAN PT. PLN (PERSERO) Kapasitas 70MW Lokasi di Sidrap Sulawesi Selatan Investasi US$ 180 juta (±Rp. 2.43T), Tenaga kerja 325

Lebih terperinci

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT Pagu 1 Biro Hukum dan Humas - Setjen - Jakarta 13 II 2 Biro Kepegawaian dan Organisasi - Setjen - Jakarta 22 II 3 Biro Keuangan - Setjen - Jakarta 222 IV 4 Biro Perencanaan dan Kerjasama - Setjen - Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posisi tektonik Indonesia terletak pada pertemuan Lempeng Eurasia, Australia dan Pasifik. Indonesia dilalui sabuk vulkanik yang membentang dari Pulau Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang

Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang Bab Satu Pendahuluan Latar Belakang Dalam tahapan Pembangunan, baik itu pembangunan tingkat nasional maupun daerah, diperlukan partisipasi masyarakat mulai dari perancangan pembangunan sampai pada tahapan

Lebih terperinci

REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT

REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT LATAR BELAKANG Jumlah penduduk di Jawa Barat 44,28 juta jiwa (2012) dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1,7% per tahun dan diprediksi akan mencapai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Tantangan masa depan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Tantangan masa depan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan energi listrik pertumbuhan permintaannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penyediaan kebutuhan energi listrik dengan mutu dan keandalan yang baik

Lebih terperinci

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 No.726, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Wilayah Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG WILAYAH KERJA PANAS

Lebih terperinci

Pemanfaatan Potensi Geotermal Sebagai Bentuk Ketahanan Energi di Indonesia

Pemanfaatan Potensi Geotermal Sebagai Bentuk Ketahanan Energi di Indonesia Pemanfaatan Potensi Geotermal Sebagai Bentuk Ketahanan Energi di Indonesia Lia Maryani Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang km.21 Jatinangor Sumedang PENDAHULUAN Ketahanan energi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas bumi terbesar (p otensi cadangan dan potensi diketahui), dimana paling tidak terdapat 62 lapangan

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PENGEMBANGAN PANAS BUMI Dalam PROGRAM PENINGKATAN ELEKTRIFIKASI NASIONAL MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PANAS BUMI INDONESIA

PT PLN (Persero) PENGEMBANGAN PANAS BUMI Dalam PROGRAM PENINGKATAN ELEKTRIFIKASI NASIONAL MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PANAS BUMI INDONESIA PT PLN (Persero) MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PANAS BUMI INDONESIA PENGEMBANGAN PANAS BUMI Dalam PROGRAM PENINGKATAN ELEKTRIFIKASI NASIONAL Dahlan Iskan Direktur Utama - PT PLN (Persero) Jakarta, 22 Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Panas bumi (Geothermal) adalah sumber daya alam berupa air panas atau uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah permukaan oleh batuan panas.

Lebih terperinci

GELIAT PANAS BUMI: TANTANGAN DALAM MENJAWAB KEMANDIRIAN ENERGI NASIONAL. Yunus Saefulhak dan Herlambang Setyawan

GELIAT PANAS BUMI: TANTANGAN DALAM MENJAWAB KEMANDIRIAN ENERGI NASIONAL. Yunus Saefulhak dan Herlambang Setyawan Topik o i Utama a GELIAT PANAS BUMI: TANTANGAN DALAM MENJAWAB KEMANDIRIAN ENERGI NASIONAL Yunus Saefulhak dan Herlambang Setyawan Direktorat Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA DALAM RAPBNP 2011

OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA DALAM RAPBNP 2011 OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA DALAM RAPBNP 2011 Pendahuluan Perkembangan pada perekonomian domestik dan eksternal menyebabkan perkembangan ekonomi makro tidak sesuai lagi dengan asumsi yang digunakan

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REFUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REFUBLIK INDONESIA MENTER ENERG DAN SUMBER DAYA MNERAL REFUBLK NDONESA PERATURAN MENTER ENERG DAN SUMBER DAYA MNERAL NOMOR : 15 TAHUN 10 TENTANG DAFTAR PROYEK-PROYEK PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKT TENAGA LlSTRlK YANG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia, antara lain Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Eurasia. Karena pertemuan ketiga

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Biodata

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Biodata Biodata Nama : Herlambang Setyawan Tempat/Tgl Lahir : Wonogiri, 12 Juli 1981 Pendidikan : S1, Teknik Geologi Fak. Teknik UGM Instansi : Direktorat Panas Bumi, Ditjen EBTKE Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 49,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2]. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan listrik sendiri didasari oleh keinginan manusia untuk melakukan aktivitas lebih mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang melimpah. Anugrah ini merupakan hal yang harus termanfaatkan secara baik demi kebaikan kehidupan

Lebih terperinci

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR Oleh: Asep Sugianto 1), Edi Suhanto 2), dan Harapan Marpaung 1) 1) Kelompok Penyelidikan Panas Bumi 2) Bidang Program dan Kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan salah satu faktor pendukung perkembangan kemajuan suatu negara, bilamana suatu negara kekurangan energi maka akan memperlambat perkembangan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia memiliki daerah vulkanik yang berlimpah. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia memiliki daerah vulkanik yang berlimpah. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem panas bumi umumnya berkembang pada daerah vulkanik dan non vulkanik. Seting tektonik Indonesia yang dilalui oleh jalur pegunungan aktif menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga lempeng besar (Eurasia, Hindia Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki tatanan tektonik

Lebih terperinci

Penyelidikan Head On di Daerah Panas Bumi Jaboi Wilayah Kota Sabang - Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Penyelidikan Head On di Daerah Panas Bumi Jaboi Wilayah Kota Sabang - Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Penyelidikan Head On di Daerah Panas Bumi Jaboi Wilayah Kota Sabang - Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Oleh : Sri Widodo, Edi Suhanto Subdit Panas Bumi - Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral Badan

Lebih terperinci

TIPE SISTEM PANAS BUMI DI INDONESIA DAN ESTIMASI POTENSI ENERGINYA. Oleh: Kasbani Kelompok Program Penelian Panas Bumi, PMG Badan Geologi

TIPE SISTEM PANAS BUMI DI INDONESIA DAN ESTIMASI POTENSI ENERGINYA. Oleh: Kasbani Kelompok Program Penelian Panas Bumi, PMG Badan Geologi TIPE SISTEM PANAS BUMI DI INDONESIA DAN ESTIMASI POTENSI ENERGINYA Oleh: Kasbani Kelompok Program Penelian Panas Bumi, PMG Badan Geologi SARI Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang sangat besar,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah..

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah.. No.427, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah.. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDQNESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDQNESIA MENTER ENERG DAN SUMBER DAYA MNERAL REPUBLK NDQNESA PERATURAN MENTER ENERG DAN SUMBER DAYA MNERAL NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR PROYEK-PROYEK PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKT TENAGA LlSTRlK YANG

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk ke dalam negara yang dilalui oleh Ring of Fire dan memiliki 129 gunungapi. Hal tersebut berhubungan dengan pembentukan sistem panasbumi,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN PRESIDEN NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA Y A MINERAL REPUBl.lK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 21 TAHUN 2013

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA Y A MINERAL REPUBl.lK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 21 TAHUN 2013 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA Y A MINERAL REPUBl.lK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 21 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan terus tumbuhnya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan konsumsi listrik juga mengalami pertumbuhan pesat. Pembangunan sistem kelistrikan saat ini sudah tidak

Lebih terperinci

OUTLINE. Pendahuluan Panas Bumi dalam bauran energi Nasional Potensi Panas Bumi Di Indonesia Tantangan Pengembagnan Panasbumi di Indoneisia

OUTLINE. Pendahuluan Panas Bumi dalam bauran energi Nasional Potensi Panas Bumi Di Indonesia Tantangan Pengembagnan Panasbumi di Indoneisia OUTLINE Pendahuluan Panas Bumi dalam bauran energi Nasional Potensi Panas Bumi Di Indonesia Tantangan Pengembagnan Panasbumi di Indoneisia Pendahuluan Energi pansa dari dalam bumi yang dapat diambil dalam

Lebih terperinci

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH Abstrak Dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, PLN telah melakukan banyak upaya untuk mencapai target yang

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Edisi 7 - Agustus Arah Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara

Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Edisi 7 - Agustus Arah Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara WARTA Mineral, Batubara dan Panas Bumi Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Edisi 7 - Agustus 2010 Arah Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara Artikel Peluang dan Tantangan Energi

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NoMoR : 1790 K/33/MEM/2007 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NoMoR : 1790 K/33/MEM/2007 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NoMoR : 1790 K/33/MEM/2007 TENTANG PENETAPAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUM1 Dl DAERAH GUNUNG

Lebih terperinci

Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah

Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah BAB II Potensi Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah Sejarah pengelolaan sumber energi ini di Indonesia sudah dimulai sejak awal abad ke-20. Panas Bumi merupakan salah satu sumber energi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI DOING BUSINESS IN GEOTHERMAL Jakarta, Agustus 2017 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat

Lebih terperinci

Penyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Penyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Penyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Oleh : Sri Widodo, Edi Suhanto Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral Sari Daerah penyelidikan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 211 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 DEPARTEMEN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 SEMULA SETELAH 1 IKHTISAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga lempeng yang besar, yaitu Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudra Hindia- Australia, dan Lempeng

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand No.30, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Panas Bumi. Tidak Langsung. Pemanfaatan. Pencabutan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6023). PERATURAN

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI

EXECUTIVE SUMMARY PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI EXECUTIVE SUMMARY PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor energi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional, terutama dalam mendukung

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia - 54 - BAB 3: KORIDOR EKONOMI INDONESIA A. Postur Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di

Lebih terperinci

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PANAS BUMI

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PANAS BUMI NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PANAS BUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kebutuhan Indonesia akan energi (energy demand) terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai

Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai Disusun oleh: Dian Emy Mastura NIM : 4001415005 Angkatan 2015 Energi panas bumi atau geothermal

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB Mochamad Nur Hadi, Anna Yushantarti, Edi Suhanto, Herry Sundhoro Kelompok Program Penelitian Panas Bumi SARI

Lebih terperinci

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT Muhammad Kholid, Harapan Marpaung KPP Bawah Permukaan Survei magnetotellurik (MT) telah dilakukan didaerah

Lebih terperinci

POTENSI SUMBER DAYA ENERGI PANAS BUMI DI DANAU RANAU, LAMPUNG DAN SUMATERA SELATAN

POTENSI SUMBER DAYA ENERGI PANAS BUMI DI DANAU RANAU, LAMPUNG DAN SUMATERA SELATAN Sumber Daya Bumi Dan Energi Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Edy Sutriyono, M.Sc POTENSI SUMBER DAYA ENERGI PANAS BUMI DI DANAU RANAU, LAMPUNG DAN SUMATERA SELATAN Program Pascasarjana Teknik Pertambangan Universitas

Lebih terperinci

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan. S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Energi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Energi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena pada dasarnya energi, terutama energi teknik atau energi komersial memegang peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi I.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Daerah Solok Selatan merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi sebagai penghasil sumber daya mineral terutama pada sektor bijih besi,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab V. GAMBARAN UMUM 5.1. Prospek Kakao Indonesia Indonesia telah mampu berkontribusi dan menempati posisi ketiga dalam perolehan devisa senilai 668 juta dolar AS dari ekspor kakao sebesar ± 480 272 ton pada

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi nasional yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional. Informasi mengenai

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah

Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadlini Pusat Aplikasi Teknologi Isotop

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kepulauan Indonesia merupakan salah satu daerah dengan kegiatan vulkanisme yang aktif. Suatu hubungan yang erat antara vulkanisme dan tektonik dicerminkan oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang (KGAW) merupakan bagian dari rangkaian gunung api aktif di Pulau Jawa yang berada di bagian selatan ibukota Surabaya, Jawa Timur.

Lebih terperinci

HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil

HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D. 2014 Prof. Dr. Rizal Djalil DEPOK, 30 MARET 2015 LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN UU 30/2007 (Energi)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI REGULASI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI ANGIN Disampaikan oleh Abdi Dharma Saragih Kasubdit

Lebih terperinci

Sejak awal pengelolaan panas bumi memang diberikan kepada Chevron. Proses tender yang dilakukan hanya dagelan biar terkesan transparan.

Sejak awal pengelolaan panas bumi memang diberikan kepada Chevron. Proses tender yang dilakukan hanya dagelan biar terkesan transparan. Sejak awal pengelolaan panas bumi memang diberikan kepada Chevron. Proses tender yang dilakukan hanya dagelan biar terkesan transparan. Gunung Ceremai dijual? Isu ini heboh melalui jejaringan sosial dan

Lebih terperinci

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 213 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 KEMENTERIAN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 1 IKHTISAR MENURUT SATKER

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci