Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia"

Transkripsi

1 Yayasan HAK Jl. Gov. Serpa Rosa T-091, Farol Dili - Timor Lorosae Tel/Fax.: yhak@minihub.org Direito Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia Editorial Lolos dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya. Pemeo ini sering dipakai untuk orang yang mengalami kesialan beruntun. Mungkin tidak terlalu meleset jika nasib Timor Lorosae digambarkan dengan pemeo di atas. Baru lepas dari dua penjajah secara beruntut, kini harus bertarung dengan berbagai persoalan. Semuanya warisan kolonial. Masalah tanah dan perumahan belakangan merebak. Klaim baru bermunculan, rumah dan tanah dapat tuan baru. Berdasarkan pasal 7 Peraturan UNTAET 1999/, UNTAET berwenang mengurus kekayaan peninggalan pemerintah Indonesia, termasuk tanah dan perumahan. Masalahnya, bagaimana dengan peninggalan-peninggalan Portugis, yang melalui berbagai cara, sebagian sedang dalam penguasaan dan digunakan oleh orang Timor Lorosae? Siapakah pemilik yang sebenarnya? Nampaknya, baik pemerintah transisi maupun pemerintah Timor Lorosae nanti harus berurusan dengan hal ini. Yang pasti hak rakyat atas penghidupan yang layak, termasuk di dalamnya hak atas perumahan yang layak, harus dipenuhi. Dan hanya suatu kebijakan pemerintah yang ariflah yang dapat menjawabnya. Masalah Tanah di Timor Lorosae: Warisan Kolonial! Salah satu persoalan sosial yang muncul pasca referendum adalah masalah tanah, rumah, dan properti. Klaim masyarakat atas tanah, rumah, dan hak milik baik yang menjadi hak milik pribadi maupun milik pemerintah. Uma ne e nain iha ona, la bele tama atau uma ne e ema tama tiha ona, buka fatin seluk de it - dan masih banyak kalimat lain yang tertulis di perumahan milik anggota TNI atau pegawai negeri sipil non-pribumi. Terlepas dari siapa yang menulis, kalimat-kalimat seperti itu merupakan indikasi dari usaha mengklaim hak milik orang lain. Dan itu dilakukan ketika sebagian rakyat Timor turun dari hutan di sekitar Dili, setelah pasukan PBB memasuki wilayah yang usai diluluh-lantakkan oleh milisi dan TNI itu. Mereka yang tidak mengungsi ke wilayah Indonesia segera menempati rumah yang relatif masih utuh. Tindakan tersebut memang dibenarkan karena kondisi darurat pada saat itu. Alasan yang mereka ajukan pun Perumahan Peninggalan Portugis di Kawasan Palapaso. Mau diklaim kembali. macam-macam. Rumah saya sudah habis dibakar oleh milisi, karena itu saya menempati rumah ini, kata Ny. Rosa, yang ditemui Direito di rumahnya, di kawasan Fatuhada. Sementara Antoninho Gonsalves memberikan jawaban, Rumah yang kami tempati ini sudah lama kosong dan ketika kami kembali dari Dare ternyata tidak dibakar, lalu apa salahnya kami menempatinya? Persoalan rumit suatu saat pasti akan muncul. Bagaimana jika sang pemilik rumah itu kembali dan menuntut haknya? Yang jelas sampai saat ini mayoritas masyarakat masih tetap mempertahankan rumah-rumah yang semula kosong itu untuk ditempati, meskipun rumah miliknya telah diperbaiki. Persoalannya, bagaimana setelah situasi darurat usai? Bagaimana pula menyelesaikannya? Secara yuridis formal ada kesulitan untuk mendefinisikan penempatan rumah-rumah itu sebagai tindakan penyerobotan. Istilah yang tepat, menurut Manuel F. Exposto adalah penghuni sementara, untuk menghidari prasangka yang sematamata berdasarkan pendekatan yuridisformal belaka. Dari sisi yuridis formal, tindakan penempatan/ pendudukan rumah dan bangunan orang lain tanpa izin si pemilik adalah perbuatan yang bertentangan dengan hukum. Perbuatan itu dapat dikategorikan sebagai penyerobotan

2 Direito Utama atau penempatan bangunan/tanah orang lain tanpa izin dari pemilik yang sah. Kasus-kasus pendudukan rumah itu dapat dikatagorikan menjadi dua. Pertama, tindakan menduduki dengan iktikad baik, dan kedua, yang beritikat buruk menurut pasal 530 KUH Perdata. Yang pertama terjadi apabila si pemegang memperoleh kebendaan tersebut dengan cara memperoleh hak milik di mana ia tidak menyadari cacat-cela yang terkandung di dalamnya (pasal 531 KUH Perdata). Sementara Pasal 532 KUH Perdata menyebutkan, sebuah tindakan pendudukan bertitikat buruk apabila seseorang mengetahui bahwa dia bukanlah pemiliknya. Secara sederhana kasus-kasus yang tergolong kategori pendudukan berdasarkan pasal 532 KUH Perdata dapat dikategorikan sebagai tindakan pendudukan yang beritikad buruk. Dari sisi teknis hukum penyelesaiannya tampaknya bukan persoalan serius. Prosesnya sekadar mengacu pada pendekatan hukum positif untuk mengecek siapa pemegang yang sah berdasarkan bukti otentik yang diatur dalam hukum. Tapi, mengingat kondidisi riil saat ini pendekatan hukum semata pun banyak mengandung kelemahan. Kasus-kasus pendudukan rumah/tanah orang lain bisa diletakkan dalam dua kategori di atas. Namun, secara umum fenomena tersebut tidak berlangsung secara otomatis tapi harus diletakkan dalam konteks dampak dari bencana operasi pembumihangusan yang mengakibatkan kehancuran, kemiskinan dan lenyapnya harta benda milik sebagian rakyat Timor Lorosae. Bahkan lebih jauh, masalah ini merupakan dampak dari akumulasi persoalan selama penindasan yang sistematis di Timor Lorosae. Dari sisi ini pendekatan hukum perlu dibarengi dengan penyelesaian yang lebih komprehensif, yaitu kebijakan restitusi dan perumahan bagi anggota masyarakat yang harta bendanya hancur dalam peristiwa pasca referendum. Timor Lorosae memang mewarisi banyak persoalan tanah. Portugal dan pemerintah Indonesia yang pernah menjajah Timor Lorosae mempunyai sejarah sengketa tersendiri. Seperti klaim PT Batara Indra Group pimpinan Alex Sumampou terhadap aset-asetnya yang ditinggalkan di Timor Lorosae. Begitu juga dengan Portugal mengklaim asetnya yang ditinggalkan sebelum tahun Persoalan itu menjadi tambah rumit ketika mulai ada intervensi Pemerintah Indonesia. Misalnya, rumah milik Dr.Jose Gonsalves (alm.) yang terletak di Jln. Gov. Celestino da Silva No.1, Mandarin, Dili. Pada akhir Februari lalu, rumah tersebut diperbaiki oleh sebuah perusahaan kontraktor atas pesanan Banco Nacional Ultramarino (BNU) yang mengklaim bahwa rumah itu adalah milik mereka. Berdasarkan keterangan dari keluarga Jose Gonsalves yang dihimpun Direito, pada pertengahan 1983, pemerintah Indonesia (Pemerintah Daerah TK. I Timor Timur, red.) telah menghibahkan rumah tersebut lengkap dengan suratsurat tanah dan bangunan atas rumah tersebut kepada Dr.Jose Gonsalves, yang menjabat sebagai Kepala Biro Ekonomi di Pemda TK. I Timor Lorosae. Rumah tersebut kemudian diperluas dan dibangun atas biaya sendiri. Lalu, pada tahun 1999 ketika militer Indonesia mengobrak-abrik Bumi Timor Lorosae keluarga Jose mengungsi ke Kupang dan Jakarta, lalu terbang ke Portugal. Menurut Silverio Pinto, pengacara Yayasan HAK yang menjadi kuasa hukum keluarga Jose, Klaim pihak BNU atas rumah tersebut sebagai miliknya adalah tidak memiliki alasan yang mendasar. Pada saat pemerintah Portugal meninggalkan Timor Lorosae, mereka tidak pernah menuntut kepada Indonesia atau rakyat Timor Lorosae. Berdasarkan Regulamen No. 1/1999 yang dikeluarkan UNTAET, yang memberlakukan produk hukum Indonesia menjadi hukum Timor Lorosae, maka BNU tidak punya hak atas asetasetnya yang tidak bergerak yang ada di Timor Lorosae. Dari aspek administrasi hukum pun pihak keluarga Jose memiliki dokumendokumen resmi yang menjelaskan hak mereka atas rumah tersebut. Cara memperoleh rumah tersebut karena pemerintah Indonesia menghibahkan pada Jose atas jasanya selama ia mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia umumnya dan khususnya di Timor Lorosae, lanjut Pinto, sarjana hukum tamatan Universitas Indonesia itu. Pernyataan Ramos Horta lain. Wakil Presiden CNRT itu membenarkan klaim pihak BNU tersebut. Alasannya? Alasan historis dan politik di mana Portugal telah banyak membantu rakyat Timor Lorosae. Tapi, Silverio mengatakan, Dalam perkara pokok dari kasus itu bukan alasan politik tapi persoalan hukum, yakni mengakui hak-hak hukum keluarga Jose atas rumah tersebut. Ditambahkan oleh Pinto, bahwa pemerintah Portugal telah menjajah rakyat Timor selama 450 tahun dan mereka tak pernah berbuat banyak untuk rakyat. Bahkan membawa kesengsaraan bagi rakyat karena mereka lepas tangan atas konflik pada tahun Dalam pertemuan di Dili pada 29 Maret lalu dengan Ramos Horta itu Pinto mengatakan, sesungguhnya seluruh aset yang tidak bergerak, seperti tanah, rumah, dan bangunan pemerintah yang ditinggalkan, baik itu milik Indonesia maupun Portugal harus dinasionalisasikan demi kepentingan rakyat. Namun, Ramos Horta yang meninggalkan Bumi Lorosae pada 1975 itu menolak gagasan nasionalisasi itu. Menurut Horta, karena hubungan historis dan politik itulah Portugal harus diakui sebagai negara yang cukup banyak membantu rakyat Timor Lorosae untuk mencapai kebebasan dari pendudukan militer Indonesia. Untuk Timor Lorosae yang merdeka kita seharusnya memegang asas ukun rasik an. Artinya, kita mengenal pernah terjadinya hubungan sejarah dan politik dengan Portugal dan Indonesia, tapi rakyat Timor Lorosae yang dapat menentukan segala kebijakan baik politik, ekonomi, maupun sosial negaranya. 2

3 Wawancara Mari Alkatiri: Reforma Agraria Halao Enquanto Hasae Economia Povo no Nacao Problema rai no uma nudar problema fundamental ida nebe agora akontese dadaun oin sa senhor Mari Alkatiri hare problemas hirak ne e? Ita tenke hahu husi 24 anos nebe liu tiha ona. Indonesia tama I ocupa ita nia rai, ocupacao ne e contra lei internasional ou ocupasaun illegal. Tamba ne e properidade hanesan direito atu iha rai iha Timor, sei ita hanoin hanesan Indonesia sira be mai iha ne e laiha direito atu hetan rai iha Timor. I ita hotu hatene katak Indonesia nia lei mos hanesan ne e. Ema estrangeiro labele iha direito atu iha rai iha Indonesia. Se aban bain rua Indonesio sira hakarak iha direito ba rai iha Timor sira tenke ser fo direito ba ema Timor atu mos iha direito ba rai iha Indonesio. Buat seluk, durante 24 anos Timor oan mak fa an ba Indonesio- fa an tamba presica moris, balun fa an tamba kontra lei Indonesio, balun Indonesio mak esforca sira atu fa an, sira ita hakarak trata caso hirak ne e ita tenke trata caso ida-ida, caso ida la hanesan caso sira seluk. Depois problema seluk, ema nebe agora la hela iha Timor sira iha direito ba rai iha Timor ka lae? Indonesio, estrangeiro no mos ema Timor nebe halai tamba autonomia sai hanesan ema Indonesia. Tuir hau nian hanoin, sei sira fila mai sira bele hetan fali sira nian direito. Indonesio sira, Suharto nia familia, generais, sira laiha direito propriedade. I privado nebe hola tiha rai sei sira hakarak hetan fali sira nia rai sira tenke fila fali mai iha Timor. Se sira hakarak fa an sira tenke fa an ba ema Timor labele fa an ba ema Povo Timor luta tamba nia rai. I agora ita tama ona iha processo ukun rasik an. Mais iha problemas barak nebe agora mosu tamba colonialismo Portuguesa ho Indonesia nebe sei husik hela problemas hirak ne e iha Timor Lorosae. Tamba ne e maka Direito halo intrevista ho Mari Alkatiri nudar membro Conselho Consultivo Nacional. Mari Alkatiri koalia kona ba nasionalizacao, reforma agraria no saida mak ukun rasik an atu hatene lolos hodi resolve problema nebe mosu. estrangeiro seluk. Aban bai rua, Lei Timor keta dehan estrangeiro sira laiha direito properiedade. Timor nudar rai ki ik lei sei dehan katak rai ne e, terreno propriedade estado nian. Sei ita dehan rai hotu estado nian ita tenke halo nasionalizacao ida. Ne sei iha consequencia barak. Mais ou menos consequencia saida deit? Ema balun dehan sira iha tiha ona properiedade perfeita. Rai ne e sira bele fa an I atu halo buat seluk tan ho sira rain. Estado quando dehan rai hotu estado nian, oinsa? Advez quando halo nasionalizacao tenke selu rai nain sira. Hanesan UNTAET dehan Indonesio sira sosa rai iha ne e sira sei iha properiedade sei enquanto estado Indonesio selu fali destukcao nebe sira halo. Mais tuir hau nia hanoin Indonesio sira ne e sei iha direito se sira fila fali mai iha Timor. Ema Indonesio tenke fa an sira nia rain ba ema Timor ne e laos limita ema nian direito ou discriminacao ida? Ne e laos diskriminasaun nebe mai husi realidade ida. Timor oan, Timor oan. Estrageiro-estrageiro. Ita labele halo confucao. Hau ba Australia, hau estrangeiro hau iha direito limitado. Tamba rai hotu-hotu tenke defende uluk rai nain. Se ita husik estrangeiro mai hola rai, aban bainrua Timor sei sai estrangeiro nian deit. Ema Timor sei hela esprestado fali. Funu ba independencia tamba atu defende Timor oan nia direito. I ida ne e laos discriminacao. Ohin koalia tiha ona rai no uma Indonesio nian oinsa ho Portuguese sira nian? Comunidade Internasional reconhese Portugal hanesan potencia colonial. Potencia colonial bele iha aset. Quando to o iha Indenpendencia estado foun sei simu aset sira husi potencia colonial. Tuir hau nia hatene Portugal sei entrega deit ba estado Timor. Iha acordo entre Portugal ho Timor katak saida mak uluk Portugal nian sei fo ba estado Timor. Oin sa ho rai no uma privado Indonesio nian? Sei sira hakarak fila mai sira tenke tuir processo iha Timor. Sira nebe fa an tiha iha liur ita labele reconhese. Se sira hakarak fa an, sira tenke fa an ba ema Timor. Agora ema Timor laiha osan I tenke hein. Oin sa ho Kompensasi nebe agora Indonesia husu? Kompensasi ba Indonesia. Indonesia hakarak atu fo compensasi. Quando compensasi, Timor oan tenke halo conta uluk. Tamba Timor nunca ba bolu Indonesia mai iha Timor. Diak liu lalika koalia kona ba compensasi. Tamba agora dadaun Indonesio sira mai atu koalia kona ba aset? Ami sei diskuti aset ho sira mais hau hateten lolos ba sira katak imi hein lai tamba ami sei halo uluk konta atu apresenta ba sira. 3

4 Wawancara Agora ne e ema balun nebe hela iha ema nian uma hanesan provisorio, klaim ba rai sira oin sa ho policy kona ba caso ida ne e tamba sira nian uma sunu hotu ona? Hau hanoin tenke defini politica nasional-realokasi. Ita tenke hari condicoes para hatene atu hela iha nebe. Se uma ema bandona, uma ne e estado ne e. Estado sei hare atu halo saida ho uma ne e. Kona ba kepemilikan/ownership rai no uma agora ne e nusa? Land and property ne e confusaun bo ot ida. Ema balun ho titulo Portuguesa, Indonesia no balun ho titulo rua ne e hotu- Indonesia ho Portuguesa. Balun ho titulo tradisional. Agora oinsa lei ne e bele hare titulo nebe maka sei vale. Agora balun fa an tiha ona nia rai maibe agora sira mai dehan ida ne e sira nian nafatin. Estado maka sei iha direito atu hare problemas hirak ne e. I reforma agraria/land reform ne e nusa? Land reform ne e iha nivel rua. Ita hare uluk rai nebe laiha nain. Ita tenke halo nusa para halo rendemento para ema bele halo servico. I depois maka ita avanca. Ema nebe iha rai boot maka la halo buat ne e labele. Terra que nao produz nao pode. Se hanesan ne e rai ne fo ba povo atu halo servico. Mais tenke gradual. Quando halo reforma para economia tenke sae diak ba povo no ba nacao. Reforma para economia tun fali. Reforma ne e halo a at. Tamba ne e ita tenke quidado. Mais hau hanoin Timor sei iha rai barak. Iha ona hanoin ruma atu cada ema Timor sei bele hetan deit rai nebe desidi tiha ona? Premeiro tenke consulta ba povo. Ita bele ofende propriedade tradisional. Ita tenke halo consulta ho estuda ho ema iha campo. Ita labele copia tuir deit ema husi liur. Tamba rai maka ita luta atu ukun rasik an oinsa para iha mecanismo ida para povo iha participacao maka as? Primeiro tenke iha mecanismo ida para povo rasik sente nia halo sacrificio I nia agora liberta duni nia rai rasik. Dala ruma independencia nasional ita hali hanesan tiha ho ukun rasik an. Ukun rasik an ne e liu independencia nasional. Independencia nasional ita iha bandeira deit no governo. Ukun rasik an katak cada ema ida sente katak nia bele ukun rasik nian an. Tamba nia iha nia rai pedasuk ida atu halo buat ida. Nia oan bele ba escola. Ukun rasik an liu independencia nacional. Iha draft regulamento foun ne e fo direito ba estrageiro sira atu bele hetan rai iha Timor tamba sira dehan katak ida ne e transizao maka buat hotu provisorio deit? Lei sobre rai labele provisorio demais. Se sira iha rai depois de independencia maka ita dehan sira laiha direito ba rai. Lei sobre rai labele aprova naran-naran deit. Ami nian hanoin tenke ser hodi ba distrito sira antes que Conselho Consultativo Nasional atu aprova. No mos sei diskuti ho Yayasan HAK no ONG barak-barak. Tamba rai ne e sensitivo. Agora iha situacao emergencia agora povo sira bele fa an deit tamba sira precisa osan. Estado tenke halo nafatin protecao ba interrese povo. Laos dehan ida ne e democracia be lei mercado be husik ema fa an deit. Durante iha colonialismo Se ita husik estrangeiro mai hola rai, aban bainrua Timor sei sai estrangeiro nian deit. Ema Timor sei hela emprestado fali. Portugues no Indonesia halo povo seidauk prerado atu halo negocio ho estrageiro sira egual para egual. Loron ruma Timor rico hanesan Brunei ne e oin seluk ona. Ita preciza investor sira atu mai iha I oinsa ho sira nia interrese atu hetan rai hodi bele haforsa liu sira nian interesse? Quando ita halo lista rai ba investor. Naturalmente ita hare nia investo hira. Hare nia presiza tinan hira atu osan ne fila fali. Uma ka hotel ne e ninian maibe rai sei sai estado nian nafatin. Ida ne e maka dupla propriedade. Persoalan tanah di Uatolari merupakan suatu kasus yang unik. Kasus ini terkait dengan persoalan politik. Menurut masyarakat di sana, kasus tanah seluas sekitar hektar itu melibatkan hampir semua warga di lima desa di Uatulari, termasuk pihak Gereja. Menurut informasi, kasus ini bermula dari adanya gerakan warga yang memprotes pemerintahan Portugis pada tahun Gerakan itu ternyata gagal dan para pelakunya ditangkap pemerintah Portugis lalu dibuang ke Kasus Tanah di Uatolari Persoalan yang Muncul 20 Tahun Sekali Angola. Mereka dianggap melawan pemerintah atau negara, sehingga kepemilikan atau kekayaannya diambil atau dirampas oleh pemerintah Portugis. Dua puluh tahun kemudian, muncul persoalan baru. Pada tahun 1979 rakyat Uatulari turun dari persembunyian di pegunungan Matebian. Saat itu terjadi klaim baru atas tanah tersebut. Beberapa orang yang menjadi korban pada tahun 1959 berbalik dan menyatakan mendukung integrasi dengan Indonesia dan kemudian menduduki tanah itu. Sementara si pemilik yang semula dituduh pro-kemerdekaan atau Fretilin, tak punya hak lagi atas tanah itu. Uniknya, setelah 20 tahun, tanah tersebut kembali menjadi persoalan. Sesudah kemenangan mutlak pro- Kemerdekaan dalam referendum 30 Agustus 1999, pihak yang dulunya pro-integrasi dituduh tidak berhak lagi atas tanah itu. Sebab sesungguhnya, menurut mereka, tanah itu adalah milik pihak pro-kemerdekaan. 4

5 Persoalan Tanah di Timor Lorosae oleh Nug Katjasungkana* Timor Lorosae mewarisi banyak persoalan tanah dan properti. Di masa kolonial banyak tanahtanah yang diambil secara tidak sah (menurut pengertian pribumi) oleh penguasa kolonial untuk keperluan membangun perkebunan. Pada masa itu terjadi penyerobotan tanah yang bersangkut-paut dengan persoalan politik. Kasus Uatolari, misalnya, dimulai ketika terjadi pemberontakan pada Para pemberontak ditangkap dan diasingkan oleh pemerintah kolonial. Orang lain kemudian menduduki tanah mereka dan memanfaatkannya, sampai pemerintah Indonesia datang. Mereka yang mendiami dan menggarap tanah tersebut kemudian mengungsi. Lalu, pada 1979, tanah tersebut diambil-alih oleh pemiliknya pra-1959 yang menggarapnya hingga Pemerintah pendudukan Indonesia banyak melakukan pengambil-alihan tanah secara tidak sah. Tanah-tanah perkebunan mereka ambil alih. Tanah milik rakyat mereka ambil alih untuk dibangun gedung-gedung pemerintah, perumahan pegawai, diberikan kepada para kolaborator ataupun dijual kepada para investor. Persoalan-persoalan tersebut diperparah oleh kekerasan dan pembakaran besar-besaran September Bahkan sebelumnya, sejak awal 1999 banyak orang terpaksa mengungsi karena tempat tinggalnya dibakari oleh gerombolan-gerombolan bandit bersenjata pro-indonesia. Setelah Indonesia pergi orang-orang pun mencari rumah untuk ditinggali, tidak peduli siapa pemiliknya. Ketika pemiliknya kembali, terjadilah sengketa. Bentuk sengketa jenis lain terjadi antara pemilik pada zaman Portugis dengan sekarang. Banco Nacional Ultramarino, yang beroperasi di Timor Lorosae dan pergi meninggalkan negeri ini begitu saja pada Agustus 1975, dan kembali lagi setelah INTERFET datang. Mereka kemudian mau mengambil kembali rumah-rumah yang dulunya mereka miliki. Penghuninya yang sekarang, yang meninggali rumah-rumah tersebut, karena rumah mereka sendiri telah menjadi sasaran pembakaran bandit-bandit bersenjata 1999 tidak mau menyerahkannya. Bagaimana mengatasi persoalan- 5 persoalan tanah dan properti tersebut? Siapa yang berkewajiban menyelesaikannya? Pertanyaanpertanyaan inilah yang harus dijawab sekarang oleh pemerintah transisi dan harus mulai dipikirkan dengan serius oleh siapa pun yang menginginkan Timor Lorosae yang merdeka, dengan rakyat yang menikmati kemerdekaannya. Persoalan-persoalan tersebut harus diselesaikan dengan prinsip, bahwa rakyat Timor berhak untuk hidup sejahtera di tanah airnya sendiri. Untuk itu pemerintah harus menetapkan bahwa setiap orang berhak atas tempat tinggal yang layak - hak semacam ini sudah diakui dalam ketentuan internasional tentang hak asasi manusia. Pemerintah berkewajiban menjamin bahwa tidak seorang pun warganegara Timor Lorosae hidup menjadi gelandangan atau penghuni liar yang banyak kita temui di negeri-negeri terbelakang, bahkan di negeri maju seperti Amerika Serikat. Selain itu, rakyat Timor Lorosae yang kebanyakan hidup dari kegiatan pertanian harus dijamin haknya untuk hidup dari kegiatan mengolah tanah. Pemerintah bisa menjaminnya dengan memberikan hak milik atas tanah secara individual maupun secara kolektif. Secara kolektif dengan memberikan pemilikan tanah kepada desa, yang akan mengerjakan tanah secara koperasi yang hasilnya untuk seluruh penduduk, dengan memperhatikan kebutuhan nyata masing-masing. Jika kedua prinsip tersebut diberlakukan, maka dalam setiap penyelesaian sengketa tanah dan properti di Timor Lorosae tidak boleh salah satu pihak kehilangan tempat tinggal ataupun sumber penghasilannya dari pertanian. Jadi jika dua pihak bersengketa dan salah satu pihak kehilangan haknya atas tempat tinggal ataupun sawah maka pemerintah harus mencarikan tempat tinggal dan sawah baru untuknya. Persoalan yang kemudian timbul adalah dari mana O p i n i pemerintah memperoleh tanah untuk keperluan itu. Hal ini langsung berhubungan dengan satu soal besar, yaitu tentang kebijakan tanah yang menyeluruh. Negara Timor Lorosae merdeka harus mempunyai kebijakan tanah yang menyeluruh yang melindungi hak rakyat Timor Lorosae atas tempat tinggal dan mata pencaharian. Pemerintah harus menjalankan kebijakan yang menjamin setiap warganegara punya sebidang tanah untuk tempat tinggal, dan setiap petani punya akses atas tanah yang menjadi sarana pencahariannya, baik itu berupa tanah pribadi ataupun tanah kolektif. Tentu saja, supaya bisa menjalankan kebijakan semacam ini nasionalisasi tanah merupakan kebutuhan mutlak. Seluruh tanah yang dulu dikuasai secara tidak sah oleh penguasa Portugis dan penguasa Indonesia harus menjadi milik negara. Setelah dinasionalisasi, negara Pemerintah Negara Timor Lorosae merdeka harus mempunyai kebijakan tanah yang menyeluruh yang melindungi hak rakyat Timor Lorosae atas tempat tinggal dan mata pencaharian.... nasionalisasi tanah merupakan kebutuhan mutlak. bisa menjalankan kebijakan pertanahan yang komprehensif yang harus memberikan penghidupan yang layak kepada rakyat. Kebijakan pertanahan harus terkait secara integral dengan kebijakan pertanian nasional. Dalam hal ini kita harus mempelajari apa yang dulu pernah digagas dan dijalankan oleh para pelopor perjuangan pembebasan nasional sejak 1974, yang pernah merumuskan kebijakan yang komprehensif tentang pertanahan (nasionalisasi dan landreform) dan pertanian nasional yang berbasis pemenuhan kebutuhan rakyat. * Penulis adalah anggota FORTILOS, relawan Yayasan HAK

6 Serba Serbi Lokakarya di Distrik Ermera Sebagai tindak lanjut dari lokakarya yang diselenggarakan Yayasan HAK bekerjasama dengan Yayasan USC Satunama Yogyakarta, pada April lalu, CNRT Distrik Ermera telah menyelenggarakan lokakarya tentang Mencari Alternatif Penyelesaian Masalah Secara Damai di Timor Lorosae. Acara yang berlangsung pada Juni itu membahas masalah rekonsiliasi, resolusi konflik, perempuan sebagai korban konflik, hak anak, hak asasi manusia, pembangunan yang berwawasan hak asasi manusia dan lingkungan hidup. Acara yang diikuti 44 orang dari 5 zona itu ternyata dirasakan bermanfaat oleh para peserta. Kami akan menyebarluaskan pengetahuan baru bagi kami itu ke masyarakat di tingkat zona maupun suco. Dialog Penyelesaian Masalah Tanah di Uatolari, Viqueque Masalah sengketa tanah (sawah), perebutan ternak pada 1979 oleh pihak pro-integrasi tak kunjung selesai sampai saat ini. Karena itu, untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, Komisi Perdamaian dan Keadilan Paroqui Uatu- Lari, Komisi Investigasi dan Konsultasi Posto Uatu-Lari, dan Rumah Rakyat Yayasan HAK wilayah Timur bersama USC Canada Dili telah menyelenggarakan dialog dengan warga yang tengah berkonflik. Acara tersebut dibagi dalam dua tahap, yaitu pada Juni 2000 di Aula sekolah St. Maria de Fatima Macadiqui untuk desa Macadiqui dan desa Matahoi. Sedangkan pada Juni dialog diselenggarakan di di Desa Afaloicai, Naedala untuk warga di Desa Afaloicai, Babulo, Uaitame dan Vesoru. Untuk menyelesaikan masalah tersebut telah dibentuk sebuah tim yang terdiri dari Yayasan HAK, UNTAET, Komisi Keadilan dan Perdamaian Paroqui Uatu- Lari, Komisi Invsetigasi dan Konsultasi yang dibentuk masyarakat CNRT Zona Uatu-Lari dan enam kepala Desa Zona Uatu-Lari. Pertemuan Kelompok Amor da Paz di Sub Distrik Alas Untuk membantu kelompok pertanian di Aldeia Raimutik Nurep Mahaquidan, Subdistrik Alas yang diserang hama tikus dan banjir, Divisi Emergency Aid Yayasan HAK mengadakan koordinasi dengan Pastor Paroki Alas, Pe. Kornelius Keyrans, OFM. Sebagai tindak lanjut dari koordinasi tersebut kemudian diselenggarakan pertemuan dengan kelompok kerja dari lima Nurep, yang tergabung dalam kelompok Amor da Paz, yaitu Mahaquidan, Taitudak, Umabereloik, Dotik, dan Aituha. Pertemuan yang diselenggarakan pada bulan lalu didukung oleh CNRT itu membahas masalah pertanian, pertukangan dan perikanan. Hadir dalam pertemuan itu antara lain, Suster Elverida, pimpinan susteran CIJ, sekretaris zona Alas, Agustu Fernandes, Julio da Costa, sekretaris visi Nurep Mahaquidan dan masing-masing ketua kelompok bersama 25 anggotanya. Selain itu, Divisi Emergency Aid membagikan bantuan berupa alat-alat pertanian di Nurep Mahaquidan, Tautudak dan Umabereloik bantuan dari CESVI dan PPRP Jepang. Upaya Penahanan Penangguhan Pengacara Yayasan HAK mengajukan permohonan penangguhan penahanan atas diri Aniceto Pereira Gomes [34]. Aniceto yang pernah bekerja sebagai penjaga keamanan di Kantor Seksi HAM UNTAET di Comoro itu ditahan karena dituduh ikut bertanggungjawab atas kematian diri Staff RR Wilayah Tengah. Mendistribusikan Gabriel Alves, milisi Besi Peralatan Dapur. Merah Putih yang kembali dari Dok. Y-HAK Atambua pada 27 Maret lalu. Tapi, selama dalam tahanan, Aniceto menderita sakit. Permohonan pengacara Aniceto pada District Court of Dili itu dikabulkan pada 12 Juni lalu. Aniceto diizinkan menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama satu bulan atas jaminan dari Teresa dos Santos, istri tersangka. Mendiskusikan Masalah Rekonsiliasi Sabtu, 24 Juni lalu di Kafe Ema Kiak, Yayasan HAK diselenggarakan diskusi tentang rekonsiliasi. Dua orang dari luar negeri, masing-masing Paul van Zyl, seorang pengacara yang terlibat dalam Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Afrika Selatan dan Priscilla Hayner, peneliti dari AS menjadi pembahas. Mereka menegaskan perlunya dilakukan pengungkapan kebenaran dalam rangka membuat rekonsilitasi. Dengan pengungkapan kebenaran akan diketaui siapa-siapa yang bertanggungjawab melakukan kekerasan dan seberapa berat tindak kejahatannya. Kejahatan yang berat seperti pembunuhan dan perkosaan harus ditindak-lanjuti dengan pengadilan, sedang kejahatan ringan bisa diselesaikan dengan pemberian hukuman berupa kerja untuk masyarakat setempat, misalnya membangun kembali gedung sekolah yang dibakar. Dalam hal ini, pengadilan adat bisa berperan. Pada diskusi yang dihadiri para aktivis NGO dan organisasi pemuda, serta tokoh gereja Padre Maubere ini, para peserta menyoroti sikap para pemimpin politik Timor yang cenderung menekankan rekonsiliasi, tanpa mengungkap masa lalu, atau bahkan dengan melupakan masa lalu. Ini tidak akan bisa mematahkan lingkaran kekerasan, karena banyak orang akan tidak puas dan akan bertindak sendiri-sendiri membalas dendam kepada pelaku. Jatah Beras untuk Para Guru Divisi Emergency pada Juni lalu mendistribusikan beras untuk para guru. Staf Rumah Rakyat (RR) divisi paling muda di Yayasan HAK tersebut membagikan beras pada guru-guru SD di Distrik Ainaro. Setiap guru mendapatkan jatah tiga sak (150 kg) untuk bulan April, Mei dan Juni. Di Sub-distrik Turiscai dibagikan untuk 42 guru, Hatubuilico Leten untuk 28 guru, Nunumoge beras dibagikan untuk 26 guru, Maubisse diperuntukkan untuk 97 guru. Sementara itu, di suco Mausige diberikan untuk 17 guru, di kampung Dare dan Aituto masing-masing untuk 10 dan 7 guru. 6

7 Serba Serbi Menghormati Hari Kemerdekaan Amerika... dengan Mengingat 24 Tahun Dukungan AS Kepada Indonesia di Timor Lorosae Tanggal 4 Juli rakyat Amerika merayakan ulang tahun deklarasi kemerdekaan ke- 224 tahun. Pada saat orang-orang penting dari CNRT, UNTAET, wakil dari berbagai negara, NGO lokal maupun internasional tengah menghadiri resepsi peringatan itu, puluhan laki-laki dan perempuan yang tergabung dalam Aliansi untuk Keadilan melakukan aksi damai di depan kantor Misi Amerika di Pantai Farol. Mereka mempersoalkan keterlibatan Amerika yang membuat rakyat Timor Lorosae menderita dan membagikan pamflet pada para tamu yang hadir. Banyak orang Amerika yang berniat baik, termasuk sejumlah pejabat pemerintah, memberikan sumbangan penting kepada perjuangan kemerdekaan Timor Lorosae. Dan hari ini, banyak orang Amerika membantu pembangunan kembali Timor Lorosae. Sementara menghargai solidaritas ini, kami tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa seluruh kebijakan politik AS terhadap Timor Lorosae sejak 1975 sampai September 1999 adalah politik persengkongkolan. Indonesia tidak akan bisa melancarkan invasi pada 7 Desember 1975 dan mengobarkan perang penaklukan yang brutal, mempertahankan pendudukan hampir 24 tahun terhadap Timor Lorosae, serta melancarkan teror dan penghancuran pada September tahun lalu tanpa dukungan militer, ekonomi, dan diplomatik yang besar dari pemerintah AS. Sejak 1975 AS menjual persenjataan berharga sekitar AS$ 1.2 milyar kepada Indonesia, melatih lebih dari tentara Indonesia di AS, termasuk pasukan Kopassus yang terkenal kejam - serta memberikan bantuan ekonomi lebih dari AS$ 2 milyar pada Jakarta. Berikut adalah beberapa garis besarnya. Desember Hanya beberapa jam setelah Presiden Gerald Ford dan Menlu Kissinger meninggalkan Jakarta, tentara Indonesia melancarkan invasi besarbesaran terhadap Timor Lorosae. Menurut kalangan diplomat dan pejabat CIA, Ford dan Kissinger memberikan lampu hijau untuk invasi kepada diktaktor Indonesia, Suharto. Dalam konferensi pers di Hawai sekembalinya dari Jakarta, Kissinger mengatakan, Kalau harus memilih antara Timor Lorosae dan Indonesia, AS pasti berada di pihak Indonesia. Departemen Luar Negeri belakangan melaporkan, bahwa 90% dari senjata yang digunakan untuk invasi tersebut berasal dari AS. 7 Desember AS menghalangi tindakan PBB untuk menghentikan invasi dan pendudukan Indonesia. Seperti ditulis oleh Duta Besar Ford di PBB, Daniel Patrick Moynihan mengenai Timor Lorosae, Departemen Luar [AS] menginginkan PBB terlihat nyata tidak efektif menjalankan tindakan apa pun. Tugas ini diberikan pada saya, dan saya menjalankannya dengan keberhasilan yang besar. Januari Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Dalam hubungan bilateral antara AS dan Indonesia, kami membiarkan [Indonesia] masuk ke Timor Lorosae... AS mau menjaga hubungannya dengan Indonesia tetap erat dan bersahabat. Negeri ini adalah tempat kita banyak melakukan bisnis Presiden Jimmy Carter meningkatkan bantuan militer ke Indonesia, mengesahkan penjualan senjata berharga AS$ 112 juta. Dimulai akhir 1977, militer Indonesia menggunakan pesawat terbang buatan AS yang baru diperoleh untuk membom dan menapalm rakyat Timor Lorosae yang mengungsi di gunung-gunung. Puluhan ribu orang mati karenanya. Sebuah laporan pemerintah Australia menyebutkan, periode ini sebagai suatu pembunuhan membabi-buta yang skalanya tidak ada bandingannya dalam sejarah setelah Perang Dunia II. November-Desember Pada 12 November, tentara Indonesia menembaki massa yang berarakan ke Kuburan Santa Cruz, Dili dan membunuh ratusan orang. Tanggal 12 Desember, utusan pemerintahan Bush yang menemui para pemimpin militer Indonesia di jawa yang sedang mendapat kritik keras, mengatakan kepada mereka, Kami tidak percaya bahwa teman harus meninggalkan temannya pada saat mengalami kesulitan Meskipun meningkat tekanan dari publik Amerika dan banyak anggota Kongres, Presiden Bill Clinton terus melanjutkan kebijakan para pendahulunya. Pemerintahannya mengesahkan penjualan senjata bernilai ratusan juta dolar, memberikan bantuan ekonomi lebih dari AS$ 500 juta, dan mengabaikan Kongres dengan memberikan latihan untuk militer Indonesia. Awal September Meskipun terjadi pembunuhan dan penghancuran besarbesaran oleh tentara Indonesia, pemerintahan Clinton menolak menghentikan dukungan militer dan ekonomi kepada Indonesia. Duta Besar AS untuk Indonesia, Stapleton Roy, kepada reporter mengatakan, Indonesia penting, Timor Lorosae tidak. 10 September Menghadapi semakin meningkatnya tekanan publik dan kegusaran anggota Kongres, Presiden Bill Clinton mengumumkan penundaan semua bantuan ekonomi dan hubungan militer AS dengan Indonesia. Karena itu, Aliansi untuk Keadilan meminta pemerintah Amerika Serikat melakukan: 1. Membuka semua dokumen pemerintah AS yang berhubungan dengan Timor Lorosae sejak , termasuk berkas-berkas intelijen, transkripsi rapat-rapat, dan transkripsi hasil sadapan komunikasikomunikasi antar dan di dalam berbagai sektor militer dan pemerintah Indonesia; 2. Membentuk sebuah komisi independen yang terdiri dari para pakar akademis tentang politik luar negeri AS, Timor Lorosae, dan Indonesia, pejuang hak asasi manusia, dan spesialis hukum internasional dengan wewenang hukum yang penuh untuk menyelidiki, menganalisis, dan melaporkan keterlibatan AS dalam invasi Indonesia terhadap Timor Lorosae 1975 dan pendudukan selanjutnya; 3. Meminta maaf secara terbuka kepada rakyat Timor Lorosae atas keterlibatan AS yang menyebabkan kematian lebih dari orang, penderitaan manusia yang massif, dan kehancuran yang berlangsung selama invasi dan pendudukan Indonesia, dan atas dasar ini, 4. Memulai pembicaraan dengan wakilwakil dari berbagai golongan masyarakat Timor Lorosae mengenai pemulihan dari pemerintah AS untuk rakyat Timor Lorosae, dan 5. Mendukung secara aktif pembentukan pengadilan kejahatan perang internasional untuk menyelidiki dan mengadili orang-orang yang bersalah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Timor Lorosae dari 1975 sampai dengan

8 Ami Lian Pembumihangusan Timor Lorosae oleh Milisi dan TNI merupakan alasan utama kenapa masyarakat menempati rumahrumah yang kosong. Ini diakui oleh Th [32], yang saat ini mendiami sebuah rumah di Delta Comoro. Mayoritas masyarakat di hampir semua tempat, rumahnya dibakar milisi. Mereka sangat kesulitan untuk mendapat tempat tinggal, akhirnya tempat-tempat kosong itu dimanfaatkan oleh mereka sepulang dari pengungsian, jelasnya. Karena kondisi saat itu adalah Leogildo da Costa Hornai [21], memandang kasus tanah merupakan persoalan yang amat berpotensi menimbulkan konflik. Untuk itu, langkahlangkah antisipatif harus segera diambil oleh UNTAET. Dengan memberikan pengertian dan membangun pemahaman yang baik dan benar kepada masyarakat tentang hak kepemilikan, maka seseorang dapat membedakan mana yang menjadi haknya dan mana yang bukan menjadi haknya. Pada waktu itu seseorang menggunakan milik orang Kasus pencaplokan hak atas tanah, menurut Mario da Conçeição do Rego, warga Fatuhada-Dili merupakan suatu tindakan yang tidak menghormati hak orang lain. Karena klaim itu seringkali tidak berdasarkan bukti formal yang kuat. Ita luta ba ukun an tan defende ita nia direito. Agora ukun an tiha ita la respeita fali ema seluk nia direito. Nune e labele. Menurut Mario, klaim atas milik orang lain itu tidak hanya dilakukan oleh sesama orang Timor Lorosae saja, namun sering klaim itu dilakukan pihak penjajah - pihak Portugis maupun Indo- Akibat Kondisi Darurat darurat, maka tindakan seperti itu mestinya hanya sementara. Artinya setelah para korban dapat membagun rumahnya kembali, rumah darurat yang dipakai sementara itu seharusnya diserahkan kepada pemiliknya, apabila pemiliknya telah kembali. Dan, apabila pemiliknya belum kembali, maka pada saat pemerintah mengeluarkan peraturan tentang penertiban tanah dan rumah, menurut Th, warga yang pada ketika itu hanya menempati untuk sementara, sebaiknya tidak rewel untuk segera Bisa Berbuntut Jadi Konflik lain, karena situasi dan kondisi yang waktu itu. Saat itu pemerintahan tidak berfungsi lagi. Hukum pun tidak berfungsi lagi. Menanggapi adanya usaha klaim dari UNTAET atas semua aset peninggalan Indonesia, pemuda dari Liquica itu menanggapi, bahwa dalam tataran tertentu hal itu bisa dibenarkan dalam kerangka untuk menetralisir persoalan. Bagaimana dengan orangorang Portugis yang juga mengklaim tanah-tanah mereka? Tindakan mereka Tidak Menghormati Hak Orang Lain nesia, dengan todongan senjata, seperti yang menimpa dirinya. Pada zaman penjajahan Portugis, tanah miliknya di Bedic Fatuhada, dibeli pemerintah Portugis. Namun, saat invasi Indonesia pembayarannya belum lunas. Meskipun ia memiliki bukti formal dari pemerintahan Portugis, tapi tanah miliknya diklaim pemerintah Indonesia. Tanahnya kemudian digunakan untuk lapangan terbang dan lapangan golf. Ketika Mario dan adiknya memprotes tindakan itu, mereka malah ditodong dengan pistol. Karena tidak berdaya, akhirnya Mario menyerahkannya. Kalau nanti diminta pemerintah atau pemiliknya, jangan protes toh, katanya. Sementara Th. menghimbau pada UNTAET, agar secepatnya menjawab secara konkret persoalan riil yang dihadapi masyarakat tentang sulitnya membangun kembali rumah milik pribadi yang terbakar dan semakin sulitnya hidup saat ini. Terutama dialami rakyat di daerah-daerah pedesaan yang jauh dari jangkauan transportasi dan sentuhan NGO Internasional. itu, menurut Leogildo, hanya bisa dibenarkan jika mereka mampu membuktikannya melalui proses hukum formal. Tapi, persoalannya sekarang mereka sering masuk melalui lobi-lobi dengan CNRT dan UNTAET, katanya. Untuk itu, UNTAET harus segera mengeluarkan regulamento yang mengatur tentang persoalan ini, sehingga ke depan tidak akan terjadi konflik berkepanjangan yang berbuntut pada gejolak yang lebih besar. mengurungkan niatnya untuk melanjutkan persoalan ini sampai ke tingkat pengadilan. Ketika UNTAET datang, tanah milik Mario itu diduduki Pasukan Keamanan PBB, asal Portugal. Ketika Mario memprotes dengan menunjukan bukti-bukti formal dari pemerintah Portugis semasa mereka menjajah Timor Lorosae, lagi-lagi Mario mendapatkan jawaban yang tidak bisa dipahaminya, Persoalan itu harus diselesaikan dengan UNTAET. Sampai saat ini Mario hanya menunggu entah sampai kapan. Sekalipun rumah dan tanah itu milik anggota milisi, tapi tak seorang pun yang berhak mencabut paksa hak kepemilikan terhadap kekayaan yang dimilikinya. Yang harus dituntut adalah pengadilan terhadap diri milisi itu atas perbuatan jahatnya, kata Manuel, seorang warga Comoro, Dili. Menurutnya, tindakan anggota milisi yang ikut membumihanguskan Timor Lorosae itu Milisi Juga Punyai Hak tidak ada hubungannya dengan hak milik milisi itu. Masyarakat seharusnya memahami persoalan-persoalan yang muncul secara bijaksana. Jangan hanya emosional dan ingin membalas dendam lalu tidak mengindahkan apa yang menjadi hak orang lain, katanya. Untuk mengantisipasi munculnya konflik antar masyarakat, ia mengusulkan agar pihak UNTAET yang memegang tampuk sebagai pemerintahan transisi harus melakukan pendataan atas semua bangunan yang ada di Timor Lorosae, yang saat ini diduduki orang lain. Sehingga pada saatnya nanti, jika pemiliknya datang, mereka bisa memintanya kembali. Paling tidak, UNTAET harus mencarikan solusi bagi mereka yang sampai saat ini belum memiliki rumah. 8 Redaksi Direito Pemimpin Redaksi: Rui Viana Editor: TI Lay Out: Quim Staff & Reporter: Neves, Rodrigues, Exposto, Silva, Borges, Julio, Bangbo Diterbitkan atas dukungan:

Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia

Direito. Dwi Mingguan Hak Azasi Manusia Yayasan HAK Jl. Gov. Serpa Rosa T-091, Farol Dili - Timor Lorosae Tel/Fax.: + 313323 e-mail: yhak@minihub.org Photo: Atoy AB Editorial Masa transisi sudah berjalan 8 bulan. Timor Lorosae masih penuh abu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. jenis kelamin (b) tingkat pendidikan (c) pekerjaan (d) masa kerja:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. jenis kelamin (b) tingkat pendidikan (c) pekerjaan (d) masa kerja: BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah sejumlah masyarakat Desa Costa yang diambil sebagai sampel yaitu sebanyak 100 orang secara

Lebih terperinci

Job Diagnostic Survey (JDS)

Job Diagnostic Survey (JDS) Job Diagnostic Survey (JDS) Bagian Satu Kuesioner bagian ini meminta Anda untuk menggambarkan pekerjaan Anda, secara seobjektif. Contoh pertanyaan dan cara menjawabnya sebagai berikut: Sejauh mana pekerjaan

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pelanggaran hak asasi manusia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pelanggaran hak asasi

Lebih terperinci

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini: LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

Dengan terbitan nomor ini, Bulletin La o Hamutuk memulai volume ketiganya. Sejak dua tahun yang lalu, kami

Dengan terbitan nomor ini, Bulletin La o Hamutuk memulai volume ketiganya. Sejak dua tahun yang lalu, kami Buletin La o Hamutuk Vol. 3, No. 1 Pebruari 2002 Dengan terbitan nomor ini, Bulletin La o Hamutuk memulai volume ketiganya. Sejak dua tahun yang lalu, kami meneliti dan menjelaskan beberapa institusi international

Lebih terperinci

Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi

Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi Patrick Walsh Austral Policy Forum 09-17B 27 Augustus 2009 Ringkasan: Patrick Walsh, Penasehat Senior untuk Sekretariat Teknik Paska-CAVR,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2014 BNPB.Bantuan. Duka. Cita.Besaran. Pemberian Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN DAN

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/14

REGULASI NO. 2000/14 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa- Bangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/14 10

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA I. UMUM Bahwa hak asasi manusia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Deklarasi Universal

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/11

REGULASI NO. 2000/11 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/11 6 Maret

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bantuan luar negeri (foreign aid) digunakan saat suatu kawasan sedang dilanda bencana alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PASAR PADA SALURAN PEMASARAN KOPI ORGANIK DI SUBDISTRITO AINARO VILA, DISTRITO AINARO, TIMOR-LESTE

ANALISIS KINERJA PASAR PADA SALURAN PEMASARAN KOPI ORGANIK DI SUBDISTRITO AINARO VILA, DISTRITO AINARO, TIMOR-LESTE LAMPIRAN Lampiran 1 : Panduan Kuesioner untuk Petani Kuesioner penelitian dengan judul : ANALISIS KINERJA PASAR PADA SALURAN PEMASARAN KOPI ORGANIK DI SUBDISTRITO AINARO VILA, DISTRITO AINARO, TIMOR-LESTE.

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL

LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL Studi ini bertujuan meneliti penyebab dan dampak konflik antara

Lebih terperinci

A-N-T-I Aliansi Nasionál Timor-Leste ba Tribunál Internasionál (THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL)

A-N-T-I Aliansi Nasionál Timor-Leste ba Tribunál Internasionál (THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL) A-N-T-I Aliansi Nasionál Timor-Leste ba Tribunál Internasionál (THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL) Tel: 77289241 or 77179655 / 77402231 e-mail: lanarra.del@gmail.com, atino@laohamutuk.org

Lebih terperinci

(THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL)

(THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL) A-N-T-I Aliansi Nasionál Timor-Leste ba Tribunál Internasionál (THE TIMOR-LESTE NATIONAL ALLIANCE FOR AN INTERNATIONAL TRIBUNAL) Tel: +670-77289241 ka +670-77179655 / +670-77402231 e-mail: lanarra.del@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak awal integrasi ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun 1976, Timor Timur selalu berhadapan dengan konflik, baik vertikal maupun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pengantar Pembahasan pada bab ini tentang sejarah singkat pemerintahan Timor Leste dan pra kondisi penyelenggaraan desentralisasi di Timor Leste. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PELAKSANAAN KONVERSI HAK ATAS TANAH DI PROPINSI DAERAH TINGKAT I TIMOR TIMUR DAN PENERBITAN SERTIPIKATNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebelum Timor Timur berintegarasi dengan Indonesia, Timor Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebelum Timor Timur berintegarasi dengan Indonesia, Timor Timur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum Timor Timur berintegarasi dengan Indonesia, Timor Timur telah terpecah belah akibat politik devide at impera. Pada 1910 terjadi pemberontakan yang dilakukan

Lebih terperinci

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

Lebih terperinci

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun 1967 1972 Oleh: Ida Fitrianingrum K4400026 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk terwujudnya tujuan nasional negara

Lebih terperinci

AMNESTY INTERNATIONAL SIARAN PERS

AMNESTY INTERNATIONAL SIARAN PERS AMNESTY INTERNATIONAL SIARAN PERS Tanggal Embargo: 13 April 2004 20:01 GMT Indonesia/Timor-Leste: Keadilan untuk Timor-Leste: PBB Berlambat-lambat sementara para pelaku kejahatan bebas berkeliaran Pernyataan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

2012, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Penang

2012, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Penang LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2012 SOSIAL. Stabilitas Nasional. Konflik. Penanganan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5315) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang Mengingat : : a. bahwa untuk meringankan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Lorosae REGULASI NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN KEJAKSAAN DI TIMOR TIMUR

UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Lorosae REGULASI NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN KEJAKSAAN DI TIMOR TIMUR UNITED NATIONS NATIONS UNIES United Nations Transitional Administration Administration Transitoire des Nations Unies in East Timor au Timor Oriental UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/13

REGULASI NO. 2000/13 PERSERIKATAN BANGSA -BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/13 10

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami

BAB VI KESIMPULAN. Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami BAB VI KESIMPULAN Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami perubahan. Pada awalnya strategi perlawanan yang dilakukan PPLP melalui tindakan kolektif tanpa kekerasan (nonviolent).

Lebih terperinci

FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF

FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF NO. REC. KASUS: 16 KASUS: SENGKETA TANAH PERHUTANI DESA NGEREANAK, KECAMATAN SINGOROJO, KABUPATEN KENDAL. DESKRIPSI: Sejarah Penguasaan Tanah Sebelum masuknya Belanda ke Indonesia Sejarah terbentuknya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a b c d e f bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia

Lebih terperinci

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H. TRAINING RULE OF LAW SEBAGAI BASIS PENEGAKAN HUKUM DAN KEADILAN Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk - Jakarta, 2 5 November 2015 MAKALAH Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM Oleh: Eko Riyadi,

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG PENANGANAN BENCANA DAN PENGEMBALIAN HAK-HAK MASYARAKAT ATAS ASET TANAH DI WILAYAH BENCANA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION Mitra Matraman, Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A2/18, Jakarta 13150. Telp. 85918064, Fax 85918065

Lebih terperinci

PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT CHINA MENGENAI BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT CHINA MENGENAI BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT CHINA MENGENAI BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA Republik Indonesia dan Republik Rakyat China (dalam hal ini disebut sebagai "Para

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Peran Pengacara

Prinsip Dasar Peran Pengacara Prinsip Dasar Peran Pengacara Telah disahkan oleh Kongres ke Delapan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) mengenai Pencegahan Kriminal dan Perlakuan Pelaku Pelanggaran, Havana, Kuba, 27 Agustus sampai 7

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT TERBATAS TERKAIT SURAT

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

Bab 1. Hak-hak Pasal 1 Setiap orang berhak atas penghidupan, kemerdekaan dan keselamatan pribadinya.

Bab 1. Hak-hak Pasal 1 Setiap orang berhak atas penghidupan, kemerdekaan dan keselamatan pribadinya. 1 Region Amerika Deklarasi Amerika tentang Hak dan Tanggung jawab Manusia (1948) Deklarasi Amerika tentang Hak dan Tanggung jawab Manusia Diadopsi oleh Konferensi Internasional Negara-negara Amerika Ke-9

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

Lebih terperinci

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Disajikan dalam kegiatan pembelajaran untuk Australian Defence Force Staff di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Indonesia 10 September 2007

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.293, 2014 POLHUKAM. Saksi. Korban. Perlindungan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

MASUKAN KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN ATAS PERUBAHAN UU NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

MASUKAN KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN ATAS PERUBAHAN UU NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN. MASUKAN KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN ATAS PERUBAHAN UU NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN 26 Juni 2014 No Rumusan RUU Komentar Rekomendasi Perubahan 1 Pasal 1 Dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi

Lebih terperinci

PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK

PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK MAKALAH PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK Disusun oleh RIZKY ARGAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, NOVEMBER 2006 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penghargaan, penghormatan,

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan upaya

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA Disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 9 Desember 1998 M U K A D I M A H MAJELIS Umum, Menegaskan kembalimakna penting dari ketaatan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konvensi-konvensi Den Haag tahun 1899 merupakan hasil Konferensi Perdamaian I di Den Haag pada tanggal 18 Mei-29 Juli 1899. Konvensi Den Haag merupakan peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1996 WILAYAH. KEPULAUAN. PERAIRAN. Wawasan Nusantara (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG JalanAmpera Raya. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, email: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG - UNDANG TENTANG PERAMPASAN ASET * Oleh : Dr. Ramelan, SH.MH

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG - UNDANG TENTANG PERAMPASAN ASET * Oleh : Dr. Ramelan, SH.MH 1 PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG - UNDANG TENTANG PERAMPASAN ASET * I. PENDAHULUAN Oleh : Dr. Ramelan, SH.MH Hukum itu akal, tetapi juga pengalaman. Tetapi pengalaman yang diperkembangkan oleh akal, dan akal

Lebih terperinci

Tentang Pendirian Kantor Catatan Sipil demi Timor Lorosae

Tentang Pendirian Kantor Catatan Sipil demi Timor Lorosae PERSERIKATAN BANGSA-BANGS Administrasi Transisi Perserikatan Bang bangsa di Timor Lorosae UNTAET NATIONS UNIES Administration Transitoire des Natio Unies in au Timor Oriental UNTAET/REG/2001/3 16 March

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

KEMERDEKAAN TIMOR LESTE TAHUN 1999

KEMERDEKAAN TIMOR LESTE TAHUN 1999 KEMERDEKAAN TIMOR LESTE TAHUN 1999 Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memnuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Sejarah (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sastra. SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA Mendorong Pengakuan, Penghormatan & Perlindungan Hak Masyarakat Adat di Indonesia Dosen : Mohammad Idris.P, Drs, MM Nama : Devi Anjarsari NIM : 11.12.5833 Kelompok : Nusa Jurusan : S1 SI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa Kedelapan Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap Pelaku Kejahatan Havana, Kuba, 27 Agustus sampai 7 September

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA 151060046 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN - 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PENGAMANAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, MANTAN PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN BESERTA KELUARGANYA SERTA TAMU NEGARA SETINGKAT KEPALA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam peneltian ini peneliti dapat melihat bahwa, Menteri Luar Negeri Ali Alatas melihat Timor Timur sebagai bagian

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN. TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 3 Perbedaan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia? Menurut hukum internasional, kejahatan

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Impunitas yaitu membiarkan para pemimpin politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 No.1459, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Status Gugur/Tewas. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUS GUGUR ATAU TEWAS BAGI PRAJURIT

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PRUSEDUR PENCEGAHAN KONFLIK, PENGHENTIAN KONFLIK DAN PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR- LESTE TENTANG AKTIFITAS KERJA SAMA DIBIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PENGAMANAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, MANTAN PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN BESERTA KELUARGANYA SERTA TAMU NEGARA SETINGKAT KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FASILITASI PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FASILITASI PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FASILITASI PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, :

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA I. UMUM Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan

Lebih terperinci