PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT Grafit Khusus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT Grafit Khusus"

Transkripsi

1 PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT (1) Perlengkapan pembuatan silikon kristal tunggal (2) Perlengkapan pengujian plasma penting (JT-6) * Foto diperoleh dari Badan Energi Atom Jepang (1) (2)

2 Fitur-Fitur Produk Selama bertahun-tahun industri selalu membutuhkan karbon dengan sifatnya yang makin rapat dan stabil. Dalam konteks ini, Toyo Tanso adalah pionir dalam industri pengembangan "grafit isotropik". Bahan ini merupakan materi grafit dengan partikel mikro dan struktur isotropik dan elemen yang diciptakan melalui Penekanan Isostatik Dingin (CIP). Produk grafit isotropik kami digunakan berbagai bidang industri. Bidang tersebut meliputi: industri semi-konduktor, dengan inovasi yang sangat cepat; industri energi terbarukan yang ramah lingkungan; industri pencetakan, dengan prioritas pada akurasi; dan industri daya atom, yang sangat mementingkan kehandalan yang tinggi. Keunggulan kami telah diakui para pelanggan kami, bersama mereka kami tumbuh. Efek sinergis antara teknologi pemurnian tingkat tinggi yang eksklusif dan beragam teknologi pelapisan akan menjamin bahwa hingga ke masa depan, kami akan tetap berada dalam posisi sebagai perusahaan terdepan untuk terus menemukan potensi yang tidak terbatas dari karbon. Isotropik konvensional bersifat anistropik, yang pemakaiannya terbatas dalam berbagai aplikasi. Namun, grafit isotropik dengan arah lintasan yang sama tidak berbeda unsur-unsurnya, menjadikannya mudah dibentuk dan digunakan. Isotropik dan Anisotropik Kerapatan Tinggi Isotropik 1 µm Kehandalan yang Tinggi isotropik lebih kuat dari grafit konvensional karena struktur mikro partikelnya. Sehingga menghasilkan material yang sangat handal dengan perubahan karakteristik yang kecil. Resistensi Panas Dalam atmosfer lembam, pemakaiannya akan tetap stabil dalam suhu yang sangat ektstrim sekalipun, hingga 2. C atau lebih. Bahan ini memiliki kerenggangan panas yang rendah sekaligus koefisien yang tinggi pada konduktivitas panas, menjadikannya sangat unggul dalam resistensi terhadap kejutan panas dan sifat penyebaran panas, dengan deformasi panas yang rendah. Bahan ini juga memiliki sifat khusus sehingga kekuatannya justru meningkat ketika suhu atmosfer memanas hingga 25 C. Konduktivitas Listrik yang Prima Resistensi panas yang tinggi dan prima menjadikan grafit sebagai materi yang handal untuk aplikasi-aplikasi seperti pemanas bersuhu tinggi. Resistensi Kimia yang Prima Selain terhadap beberapa oksidan yang kuat, grafit adalah bahan yang stabil secara kimia dapat digunakan dengan stabil bahkan dalam lingkungan-lingkungan yang menyebabkan beberapa logam keropos. Ringan dan Mudah Dibentuk Kerapatan curah rendah dibandingkan bahan-bahan logal lain, sehingga memungkinkan desain yang ringan. Selain itu, sifat bentukan mekanisnya yang prima juga memudahkan proses pembentukan yang akurat. Anisotropik 1 µm kerapatan tinggi isotropik berbeda dengan grafit yang biasanya karena grafit ini bersifat isotropik dan memiliki struktur partikel mikro, sehingga menjadikannya bahan yang sangat kuat dan handal dengan perubahan yang kecil. Materi grafit isotropik menjadi jawaban atas berbagai permasalahan yang ada pada grafit anisotropik konvensional. Silikon Aluminium Baja Tembaga Tungsten Kerapatan Curah [Mg/m 3 ] 5 Informasi dalam katalog dilarang untuk digunakan atau diproduksi ulang sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis dari pihak Toyo Tanso.

3 Proses Pembuatan Kokas/Ter tar Batubara Bahan Baku Penggilingan dan Pencampuran Pengadonan Penggilingan dan Penyaringan Penekanan Isostatik Pemanggangan Penyuntikan Ter Pembentukan Pembentukan Kasar Pemeriksaan Penggosok Pengiriman Bahan Pembentukan Akhir Gas Halogen Purifikasi Gas buang Pemrosesan Kimia Pengiriman Pemeriksaan Informasi dalam katalog tidak diperbolehkan digunakan atau diproduksi ulang sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis dari pihak Toyo Tanso. 6

4 Aplikasi Produk-produk grafit khusus Toyo Tanso sangat dikenal untuk kinerja dan kehandalannya yang prima dan digunakan dalam berbagai bidang yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam industri lingkungan dan energi, produk-produk kami digunakan untuk produksi sel surya, tenaga atom dan aplikasi-aplikasi luar angkasa. Dalam industri elektronik, kami menyediakan material untuk berbagai proses produksi seperti silikon polikristalin dan silikon kristal tunggal, LED putih, dan perangkat frekuensi-tinggi. Aplikasi-aplikasi dasar produk kami meliputi tanur industri, cetakan cor sambung seperti cetakan untuk logam campuran tembaga, serat optik, dan elektroda EDM untuk industri pembuatan cetak logam. Lingkungan dan Energi Pembuatan Sel dan Wafer Surya Tenaga Atom: Reaktor Dingin Gas Suhu Tinggi, Fusi Nuklir Elektrolisis Florin Sel-Sel Bahan Bakar Ruang Angkasa Pemanas Samping Komponen inti untuk Reaktor Gas- Dingin Bersuhu Tinggi * Foto diperoleh dari Badan Energi Atom Jepang Reaktor Fusi Nuklir Dinding Pertama Plasma * Foto diperoleh dari Badan Energi Atom Jepang Elektroda untuk penciptaan gas florin Elektronik Aplikasi pembuatan semikonduktor silikon Manufaktur Silikon polikristalin Perlengkapan manufaktur silikon kristal tunggal Susceptor untuk pertumbuhan epitaksial Elektroda CVD plasma Penanaman ion Jig segel hermetik Perlengkapan manufaktur silikon kristal tunggal Bejana Reflektor Pemanas Jig segel 7 Informasi dalam katalog dilarang untuk digunakan atau diproduksi ulang sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis dari pihak Toyo Tanso.

5 Elektronik Aplikasi Pembuatan Semi-konduktor Gabungan Suku Cadang Peralatan Produksi Kristal Susceptor MOCVD Aplikasi Produksi Panel LCD Panel-panel Pemanas Elektroda untuk Guratan Gambar Plasma Aplikasi Produksi Cakram Keras Target-Target Aktivitas Susceptor MOCVD Susceptor pancake Metalurgi Pengecoran Bersambung Cetakan Mandrel Cetak Panas Cetakan Pembuat lubang Lengan Pengatur jarak Cetakan Cetak Panas (Model Potongan) Tanur Industri Pemanas Talam Cetakan Pengecoran Bersambung Bejana Evaporasi Vakum Pemanas Bejana Analisis Gas Aplikasi Produksi Serat Optik Pemanas Tabung Peredam Bejana Evaporasi Vakum Elektroda EDM Elektroda EDM Informasi dalam katalog tidak diperbolehkan digunakan atau diproduksi ulang sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis dari pihak Toyo Tanso. 8

6 Data Properti Properti Umum Tingkat Kerapatan Curah Kekerasan Resistivitas Listrik Daya Lenturan Kompresibilitas Daya Regang Modulus Young Koefisien Muai Panas Konduktivitas Panas Ukuran Standar Mg/m 3 HSD μω m MPa MPa MPa GPa 1-6 /K W/(m K) (mm) IG-11 1, , ,8 4, x 62 x 1 41 x 41 x 24 D585 x 15 IG-12 1, , ,8 4, x 62 x 1 D585 x 15 IG-15 1,9 6 9, ,8 4, x 62 x 1 IG-19 1, , ,5 4,6 8 D585 x x 62 x 1 IG-43 1, , ,8 4, x 54 x 85 IG-45 1, , , 4, x 54 x 85 IG-56 1, , ,3 4, x 62 x 15 D115 x 56 IG-7 1, , ,8 4, x 62 x 1 D46 x 15 ISEM-1 1, , ,8 4, x 62 x 1 ISEM-2 1, , ,8 4, x 62 x 1 ISEM-3 1,85 6 1, ,8 5, x 62 x 1 ISEM-8 1, , ,1 5, x 62 x 15 hingga 12 ISO-63 1, , , 5, x 54 x 1 ISO-66 1, , ,6 7, x 45 x 85 ISO-68 1, , ,2 5, x 54 x 1 TTK-5 1,8 7 13, ,5 5, x 62 x 1 23 x 54 x 1 TTK-4 1, , ,9 5, 9 21 x 51 x 95 TTK-5 1, , ,6 5, x 51 x 95 TTK-8 1, , , 5, x 4 x 7 TTK-9 1, , , 5, x 4 x 7 SIC-6 1,85 6 1, ,8 5, x 62 x 1 SIC-12 1, , ,8 5, 8 35 x 62 x 1 HPG-51 1, , , 5, x 51 x 95 HPG-53 1, , ,8 5, x 51 x 95 HPG-59 1, , ,7 5, x 5 x 95 HPG-81 1, , ,2 5, x 4 x 7 HPG-83 1, , ,3 5, x 4 x 7 * Angka-angka di atas merupakan nilai normal, dan tidak dijamin selalu berlaku untuk semua produk. * Rentang suhu pengukuran untuk koefisien muai panas adalah 35 hingga 45 C. * Konversi unit: μω m=μω cm,1 MPa=kgf/cm 2,98 GPa=kgf/mm 2,98 W/(m K)=kcal/h m C 1,16 * Ada ukuran produk lain di samping ukuran-ukuran tersebut di atas. Hubungi Toyo Tanso untuk informasi lebih rinci. Contoh Analisis Cemaran Unsur Kemurnian Super Tinggi Isi Kemurnian Tinggi Reguler Metode Pengukuran Unsur Kemurnian Super Tinggi Isi Kemurnian Tinggi Reguler Unit: massa ppm Metode Pengukuran Li <,1 <,1 <,3 ICP-MS V <,1,18 4 ICP-MS B,1,15 3 ICP-MS Cr <,4,6 <,3 ICP-MS Na <,2 <,2 <,5 ICP-MS Mn <,1 <,1 <,2 ICP-MS Mg <,1,4,2 ICP-MS Fe <,2,6 26 ICP-MS Al <,1,12 14 ICP-MS Co <,1 <,1 <,3 ICP-MS Si <,1 <,1 2 UV Ni <,1,6 4 ICP-MS K <,3,4 2 FL-AAS Cu <,2 <,2 <1 ICP-MS Ca <,1,8 6 FL-AAS Zn <,2 <,2 <,6 ICP-MS Ti <,1 <,1 33 ICP-MS Pb <,1 <,1 <1 ICP-MS * Angka-angka di atas merupakan contoh pengukuran yang sebenarnya, tidak dijamin selalu berlaku untuk semua produk. * ICP-MS: Spektrometer Massa Plasma yang Dipasangkan secara Induktif, FL-AAS: Spektrometer Serapan Atom Tanpa Api, UV: Spektrofometer Serapan. * Kandungan cemaran grafit reguler kira-kira 4 massa ppm; namun, diperlukan kemurnian yang lebih tinggi untuk aplikasi pada misalnya industri semi konduktor. Di Toyo Tanso, kami menggunakan perlakuan halogen suhu tinggi untuk memurnikan grafit hingga tingkat masa ppm yang dibutuhkan oleh pengguna. 9 Informasi dalam katalog dilarang untuk digunakan atau diproduksi ulang sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis dari pihak Toyo Tanso.

7 Properti Kimia Suhu Reaksi Awal Dengan Berbagai Substansi * Disarikan dari publikasi lain Reaktan Suhu Reaksi Awal Senyawa Reaksi Aluminum 8 C Al4C3 Boron 16 C B4C Besi Natrium 6 hingga 8 C 4 hingga 45 C Fe3C C64Na Kobal 218 C CoC, Co3C Molibdenum 7 C Mo2C Senyawa interkalasi (ketika ada O2) Nikel 131 C Ni berkarbonasi dalam Ni Silikon 115 C SiC Tembaga Magnesium Timah Hitam Timah Putih Tungsten 14 C W2C, WC (dalam hidrogen) Potasium 3 C C8K Senyawa interkalasi lain Litium 5 C Li2C2 Berilium 9 C Be2C (dalam ruang hampa atau He) Boron oksida 12 C CO, B Vanadium oksida (V) 438 C CO, V Besi oksida (III) 485 C CO, Fe Titanium oksida (IV) 93 C CO, Ti, TiC Silikon dioksida 125 C CO, Si, SiC Alumina 128 C CO, Al, Al4C3 Berilium oksida 96 C CO, Be, Be2C Magneisum oksida 135 C CO, Fe Zirkonium oksida (IV) 13 C CO, Zr, ZrC Tekanan Uap * Disarikan dari publikasi lain Tekanan Uap [Pa] atm=1,1 1 5 Pa adalah materi yang sangat stabil pada suhu di bawah 2.2 C. Tetapi tekanan uapnya meningkat dalam suhu yang lebih tinggi dan vakum tinggi, sehingga kewaspadaan harus diperhatikan dalam pemakaian grafit dengan kecepatan tinggi. Spektrum Desorpsi Panas (TDS) Total Tekanan [Pa/g] Kecepatan Pemanasan: 1K/s Dimensi Bahan Uji: (mm) IG-11 IG-11 IG-11U memancarkan gas yang terserap dalam suhu yang tinggi. Aplikasi seperti industri yang memanfaatkan semi konduktor harus menggunakan grafit yang sangat murni atau super murni, yang hanya memancarkan gas lebih sedikit. Reaktivitas dengan Berbagai Spesies Atmosfer/Gas * Disarikan dari publikasi lain Spesies Atmosfer/Gas Suhu Reaksi Awal/ Suhu Reaksi Fenomena genesis atau Senyawa yang Dihasilkan Catatan Udara 42 hingga 46 C Oksidasi/CO, CO2 Kira-kira 1 C lebih tinggi pada grafit kemurnian tinggi Oksigen (O2) 42 hingga 46 C Oksidasi/CO, CO2 Bereaksi dengan oksigen atom pada suhu normal Uap air (H2O) Kira-kira 65 C Oksidasi/CO, CO2, H2 Karbon dioksida (CO2) Kira-kira 9 C Oksidasi/CO Hidrogen (H2) Kira-kira 7 C Metanasi/CH4 Nitrogen (N2) Klorin (Cl2) Lembam pada suhu lebih dari suhu kamar Lembam pada suhu lebih dari suhu kamar Sublimasi Menghasilkan C2H2, C2H4, C2H6 atau lebih pada suhu yang lebih tinggi Menghasilkan KyanogenC2N2 selama penembakan dan pada in 27 C tekanan tinggi atmosfer N2 Sublimasi Menghasilkan senyawa interkalasi pada suhu di bawah C Florin (F2) 42 hingga 19 C Florinasi /CF Menghasilkan CF4, C2F6 atau lebih tergantung suhunya Argon (Ar) Lembam pada suhu lebih berapapun Sublimasi Ruang Hampa Sublimasi Dalam suhu yang lebih tinggi dan atmosfer hampa, makin mudah menyublim Dalam atmosfer oksidasi, grafit bereaksi dengan oksigen pada suhu rendah. Namun, dalam atmosfer non-oksidasi, grafit merupakan bahan yang secara kimia, dan panas sangat stabil, memungkinkan berbagai macam aplikasi penggunaan. Informasi dalam katalog tidak diperbolehkan digunakan atau diproduksi ulang sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis dari pihak Toyo Tanso. 1

8 Data Properti Properti Suhu Tinggi Resistivitas Listrik 2 Kekuatan (IG-11) 12 Resistivitas Listrik [μω m] IG-19 IG-56 IG-11 Kekuatan [MPa] Kompresibilitas Daya Lenturan Daya Regang Karena sifat panasnya berbeda-beda dari satu kelas ke kelas lain, koefisien resistivitas listriknya harus diperhatikan dengan cermat ketika memilih kelas untuk elemen pemanas. Sifat unik grafit, yang menjadikannya selalu dibutuhkan dalam aplikasi suhu tinggi, adalah ketika suhunya meningkat (hingga 2.5 C), kekuatannya juga bertambah. Kekuatannya meningkat hingga mencapai dua kali dari kekuatan saat dalam suhu kamar. Muai Panas Linear.8.7 Muai Panas Linear [%] ISO-66 ISO-68 IG-11 Konduktivitas Panas 14 Koefisien Konduktivitas Panas [W/(m K)] IG-12 IG-15, IG-43 IG-11 Menggunakan pengukuran sinar laser Timah Hitam Aluminum Tembaga Anti karat Besi Kaca Tembaga Aluminum Besi Timah Hitam Anti Karat Koefisien Muai Panas [1-6 /K] Dibandingkan dengan logam lain, koefisien muai panas grafit sangatlah rendah. Hasilnya, saat digunakan dalam aplikasi suhu bersuhu tinggi, akurasi dimensinya sangat stabil. Rujukan: Koefisien (1-6 /K) Muai Panas = Muai Panas Linear (%) 1-2 Perbedaan Konduktivitas Panas [W/(m K)] Konduktivitas panas grafit sangat tinggi, sementara koefisien muai panasnya sangat rendah. Sifat ini menjadikannya sangat unggul pada resistensi kejut panasnya. Di bawah ini ditunjukkan hubungan antara konduktivitas panas dan resistivitas listrik grafit dalam suhu kamar. Konduktivitas Panas [W/(m K)] =, Resistivitas Listrik (μω m) 11 Informasi dalam katalog dilarang untuk digunakan atau diproduksi ulang sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis dari pihak Toyo Tanso.

9 Panas Spesifik Koefisien Difusivitas Panas Panas Spesifik [J/(g K)] 2,5 2, 1,5 1,, Koefisien Difusivitas Panas [m 2 /s 1-4 ] 1,4 1,2 1,,8,6,4, Karena sifat anistropik kristalnya, panas spesifik grafit pada suhu kamar tetap pada 1/3 dari panas spesifik zat padat lain. Nilai panas spesifik sangat penting dalam berbagai fungsi termodinamik. Pada suhu tinggi, nilai panas spesifiknya tidak berubah apapun kelas grafitnya. Emisivitas Bahan ini menunjukkan makin tinggi suhunya, makin cepat panas itu terpancar. Pancaran panas grafit lebih unggul dari bahanbahan lain. Rujukan: Koefisien Difusivitas Panas = Konduktivitas Panas Panas Spesifik Kerapatan 1 Emisivitas [%] IG-61U Properti Fisik Kurva Tegangan Tekanan (IG-12) Kurva Distribusi Pori Tegangan [MPa] Himpitan Regangan Volume Pori Kumulatif [mm 3 /g] ISO-63 IG Regangan [%],1,5,1,5 1 1,8 5 Radius Pori [μm] umumnya menunjukkan deformasi elastis-plastis. Perilaku retak berbeda antara dalam regangan dan dalam tegangan, jadi perlu menjadi perhatian. Kurva ini memperlihatkan distribusi pori melalui metode penetrasi merkuri. Distribusi pori memliki hubungan yang erat dengan permeabilitas gas dan sifat-sifat unik lain dari grafit. Posisi tengah volume pori kumulatif menunjukkan radius pori rata-rata. Contoh: Untuk IG-11 8/2 = 4 mm 3 /g 1,8 μm Informasi dalam katalog tidak diperbolehkan digunakan atau diproduksi ulang sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis dari pihak Toyo Tanso. 12

10 Ry12 Ry3 Pembentukan Standar Kekasaran Permukaan Karena produk-produk karbon berpori, sulit untuk memperoleh lapisan permukaan yang sepadan dengan logam. Tabel di sebelah kanan menunjukkan korespondensi antara "Simbol Lapisan Permukaan" dan standar kekasaran permukaan, Ry & Ra & Rz. Standar Kekasaran Permukaan Simbol Lapisan (Untuk rujukan) Pembentukan Kekasaran Permukaan untuk Karbon Metode Penghalusan Lapisan Pembentukan Kekasaran Permukaan untuk Logam Ry Ra Rz Ry Ra Rz,75 Rz3 3, Rz12 Pengasahan Penempaan Penggiling, Mesin Bubut Ry,8,2 Rz,8 Ry6,3 1,6 Rz6,3 Ry35 8,75 Rz35 Mesin Bubut Ry25 6,3 Rz25 Ry1 25 Rz1 Mesin Bubut Ry1 25 Rz1 Tidak Ada Standar Khusus * 3, artinya mikro miter Ra 3, adalah nilai maksimum. Mesin Gergaji Tidak Ada Standar Khusus Toleransi Dimensi Pembentukan Jika toleransinya tidak disebutkan secara khusus oleh pilihan konsumen, berlaku tingkat toleransi menengah JIS B 45. Standar-Standar Toleransi Dimensi Kategori Dimensi Nominal Toleransi,5 atau lebih 6 atau kurang ±,1 Lebih dari 6 3 atau kurang ±,2 Lebih dari 3 12 atau kurang ±,3 Lebih dari 12 4 atau kurang ±,5 Lebih dari 4 1 atau kurang ±,8 Lebih dari 1 2 atau kurang ±1,2 Unit: mm * Informasi di atas dapat diterapkan bila grafitnya dibentuk oleh Toyo Tanso di Jepang. Toyo Tanso memiliki rentang tingkat karbon dan grafit yang luas tersedia untuk memenuhi kebutuhan Anda. Sebelum benar-benar menggunakan salah satu produk kami, pastikan Anda menghubungi bagian penjualan untuk berkonsultasi tentang tingkat yang paling sesuai. 13 Informasi dalam katalog dilarang untuk digunakan atau diproduksi ulang sebagian atau seluruhnya tanpa izin tertulis dari pihak Toyo Tanso.

PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT PERMA-FOIL Lembaran Grafit

PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT PERMA-FOIL Lembaran Grafit PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT Lembaran Grafit (1) (2) (3) (1) Produk=produk gulung (2) Sampel Produk yang Diproses Pelubangan (3) Sampel Produk yang Diproses Pelubangan Fitur-Fitur adalah istilah umum untuk

Lebih terperinci

PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT Komposit C/C

PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT Komposit C/C PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT Gambar: diperoleh dari JAXA Digambar oleh Akihiro Ikeshita Fitur-Fitur Produk (Komposit Karbon Diperkuat Serat Karbon) adalah materi komposit karbon-karbon yang diperkaya dengan

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI I METALURGI SERBUK BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA

PROSES PRODUKSI I METALURGI SERBUK BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA PROSES PRODUKSI I BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA OBJECTIVE Mahasiswa dapat menerangkan konsep dasar teknologi dan proses metalurgi serbuk AGENDA Definisi Karakterisasi metalurgi serbuk Metode

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi dan Reduksi Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi

Lebih terperinci

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program

Lebih terperinci

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) 14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) Magnesium adalah logam ringan dan banyak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan massa jenis yang ringan. Karakteristik : - Memiliki struktur HCP (Hexagonal

Lebih terperinci

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor BESI COR Pendahuluan Besi cor adalah bahan yang sangat penting dan dipergunakan sebagai bahan coran lebih dari 80%. Besi cor merupakan paduan besi dan karbon dengan kadar 2 %s/d 4,1% dan sejumlah kecil

Lebih terperinci

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur 1. Identifikasi suatu unsur dapat dilakukan melalui pengamatan fisis maupun kimia. Berikut yang bukan merupakan pengamatan kimia adalah. A. perubahan warna B. perubahan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik 1 METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik Tool Steel (Baja Perkakas) 2 W Pengerasan dengan air (Water hardening) Pengerjaan Dingin (Cold Work) O Pengerasan dengan oli (Oil hardening) A Pengerasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab yang keempat ini mengulas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan beserta analisa pembahasannya. Hasil penelitian ini nantinya akan dipaparkan olahan data berupa grafik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 TIN107 Material Teknik Pembahasan 2 Tool Steel Sidat dan Jenis Stainless Steel Cast Iron Jenis, Sifat, dan Keterbatasan Non-Ferrous Alloys Logam Tahan Panas 1 Tool Steel (Baja Perkakas) 3 W Pengerasan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang

Lebih terperinci

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim KONDUKTOR Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim digunakan adalah aluminium dan tembaga. Aluminium

Lebih terperinci

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) KIMIA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA Departemen Kimia, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung E-mail: first-year@chem.itb.ac.id UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) http://courses.chem.itb.ac.id/ki1111/ 22 Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Permasalahan industri Kandungan unsur Pb yang tinggi dalam tembaga blister Studi literatur Perilaku unsur timbal dalam tanur anoda Perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian komposisi kimia Pengujian komposisi kimia dilakukan dengan mesin spektrum komposisi kimia Optical Emission Spectrometer dan memberikan hasil pembacaan secara

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa SMP VIIa Unsur, Senyawa, dan Campuran Devi Diyas Sari 08312244013 SMP VIIa PETA KONSEP Materi Zat murni Campuran Unsur Senyawa Homogen Heterogen Pendapat Jons Jacob Berzelius Lambang unsur yang sekarang

Lebih terperinci

PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT Produk-Produk Karbon untuk aplikasi Mekanis

PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT Produk-Produk Karbon untuk aplikasi Mekanis PRODUK-PRODUK KARBON-GRAFIT Produk-Produk (2) (1) (6) (5) (4) (3) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (1) Pengemasan Batang (2) Segel Labirin (3) Bearing Radial (4) Bearing Pendorong (5) Shoe (6) Peluncur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

BAB III TABEL PERIODIK

BAB III TABEL PERIODIK BAB III TABEL PERIODIK 1. Pengelompokan Unsur-Unsur dan Perkembangannya Pengetahuan berbagai sifat fisis dan kimia yang dimiliki oleh unsur dan senyawanya telah banyak dikumpulkan oleh para ahli sejak

Lebih terperinci

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. Teknologi proses produksi secara umum : - Serbuk dipadatkan (di compressed/

Lebih terperinci

Materi Pokok Bahasan :

Materi Pokok Bahasan : STOIKIOMETRI Kompetensi : Memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan serta menerapkan dalam perhitungan kimia. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa menggunakan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007) BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur LOGO STOIKIOMETRI Marselinus Laga Nur Materi Pokok Bahasan : A. Konsep Mol B. Penentuan Rumus Kimia C. Koefisien Reaksi D. Hukum-hukum Gas A. Konsep Mol Pengertian konsep mol Hubungan mol dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM BAB VI L O G A M Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau rangka bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat, atau pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

PROSES MANUFACTURING

PROSES MANUFACTURING PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03 PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Komposisi Bahan Hasil uji komposisi menunjukan bahwa material piston bekas mempunyai unsur paduan utama 81,60% Al dan 13,0910% Si. Adapun hasil lengkap pengujian

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 7 BAB VI IKATAN KIMIA Sebagian besar partikel materi adalah berupa molekul atau ion. Hanya beberapa partikel materi saja yang berupa atom. 1)

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA X SMA 103 S AL TES SEMESTER I I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Partikel penyusun inti atom terdiri dari... a. proton dan elektron b. proton dan netron c. elektron dan netron d. elektron

Lebih terperinci

LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS)

LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS) LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS) LOGAM BUKAN - BESI ( NONFERROUS ) Kurang lebih 20% dari logam yang diolah menjadi produk industri merupakan logam bukan besi. Indonesia merupakan negara penghasil bukan besi

Lebih terperinci

MODUL 10 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA

MODUL 10 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA MODUL 10 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA () TINGKAT : XII PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 0 Umum Logam Campuran atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada saat ini karena udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan makhluk hidup, terutama manusia.

Lebih terperinci

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA Aluminium adalah salah satu logam ringan (light metal) dan mempunyai sifat-sifat fisis dan mekanis yang baik, misal kekuatan tarik cukup tinggi, ringan, tahan korosi, formability

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL Pramuko I. Purboputro Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi BAB I MATERI 1.1 Pengertian Materi Dalam Ilmu Kimia kita mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan yang dialami materi, baik dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan.

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik Hasil pengujian berikut dilakukan sebagai pembanding bagaimana nilai pengembangan

Lebih terperinci

A. HUKUM PERBANDINGAN VOLUM DAN HIPOTESIS AVOGADRO*

A. HUKUM PERBANDINGAN VOLUM DAN HIPOTESIS AVOGADRO* Di muka kita telah membahas tentang jenis perubahan materi. Bagian dari Kimia yang membahas hubungan kuantitatif (jumlah) antara zat-zat yang terlibat dalam suatu perubahan kimia atau reaksi kimia dikenal

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS Pengaruh Penambahan Mg Terhadap Sifat Kekerasan dan... ( Mugiono) PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

BAB V PERHITUNGAN KIMIA BAB V PERHITUNGAN KIMIA KOMPETENSI DASAR 2.3 : Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro serta konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia (stoikiometri ) Indikator : 1. Siswa dapat menghitung

Lebih terperinci

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Bab V Perhitungan Kimia Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Jumlah permen dalam stoples dapat diketahui jika berat dari satu permen dan seluruh permen diketahui. Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dengan meningkatnya perkembangan industri otomotif dan manufaktur di Indonesia, dan terbatasnya sumber energi mendorong para rekayasawan berusaha menurunkan berat mesin,

Lebih terperinci

BENDA, MATERI DAN ZAT

BENDA, MATERI DAN ZAT Modul III Kimia Tanggal: 9/9/2015 Berdasakan pengetahuan tentang sususan materi yang telah ada, kita dapat memahami sifat-sifat materi dan melakukan pengelompokkan. Dalam bab ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 FENOMENA FADING PADA KOMPOSISI PADUAN AC4B Pengujian komposisi dilakukan pada paduan AC4B tanpa penambahan Ti, dengan penambahan Ti di awal, dan dengan penambahan

Lebih terperinci

KIMIA (2-1)

KIMIA (2-1) 03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra Kuliah ke-1 Sejarah Perkembangan Kimia, pengertian dasar tentang zat, komposisi, struktur zat, unsur dan senyawa Faperta UNMUL 2011 KONTRAK

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Untuk menentukan distribusi As dalam tanur anoda, dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap komposisi kimia dari tembaga hasil proses

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Material Amorf Salah satu jenis material ini adalah gelas atau kaca. Berbeda dengan jenis atau ragam material seperti keramik, yang juga dikelompokan dalam satu definisi

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.1

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.1 1. perhatikan data di bawah ini! 1. NaCl 2. Na 3. KOH 4. Fe 5. NH 3 Unsur ditunjukan oleh nomor... SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.1 1 dan 2 2 dan 3 3 dan 5 4 dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA Umen Rumendi, Hana Hermawan Dosen Teknik Material Jurusan Teknik Manufaktur, Politeknik Manufaktur

Lebih terperinci

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Spesimen Dalam melakukan penelitian uji dilaboratorium bahan teknik Universitas Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik pengerasan permukaan merupakan suatu proses untuk meningkatkan sifat kekerasan serta kinerja dari suatu komponen atau material. Kerusakan suatu material biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta. Menjelaskan pengertian tentang entalpi suatu zat dan perubahannya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan (swelling) tanah lempung tanpa elektrokinetik Hasil pengujian pengembangan tanah lempung tanpa elektrokinetik dapat dilihat pada Lampiran

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X STOKIOMETRI Kimia Kelas X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 SURABAYA 2015 STOKIOMETRI STOKIOMETRI Pada materi stokiometri, kita akan mempelajari beberapa hal seperti persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, sehingga manusia

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA

SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA Oleh kelompok 7 AYU ANDRIA SOLIHAT (20130110066) SEPTIYA WIDIYASTUTY (20130110077) BELLA LUTFIANI A.Z. (20130110080) M.R.ERNADI RAMADHANI (20130110100) Pengertian Baja Baja

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

kimia Kelas X TABEL PERIODIK K-13

kimia Kelas X TABEL PERIODIK K-13 K-13 Kelas X kimia TABEL PERIODIK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perkembangan sistem periodik unsur dan kelemahannya. 2. Menentukan

Lebih terperinci

PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA

PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA Pengelompokan bahan padat berdasarkan susunan kimia dan struktur atom: Logam Keramik Polimer. Komposit Lain-lain (semikonduktor,biomaterial,bahan

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengelasan logam tak sejenis antara baja tahan karat dan baja karbon banyak diterapkan di bidang teknik, diantaranya kereta api, otomotif, kapal dan industri lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kitab suci Al Quran sudah membahas tentang berbagai unsur kimia seperti besi, emas, tembaga dll. Disini akan membahas ayat kitab suci Al Quran tentang unsur tersebut.

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci