POTENSI PENGEMBANGAN AREN GENJAH KUTIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTENSI PENGEMBANGAN AREN GENJAH KUTIM"

Transkripsi

1 POTENSI PENGEMBANGAN AREN GENJAH KUTIM Elsje T. Tenda, Donata S.Pandin, Ismail Maskromo Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain ABSTRAK Tanaman aren adalah salah satu jenis palma yang penyebarannya sangat luas di Indonesia. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penyebaran tanaman aren yang meliputi Samarinda, Balikpapan, Bontang, Paser, TPU, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Nunukan, dengan luas total 1504 ha. Kabupaten Kutai Timur memiliki areal tanaman aren terluas kedua setelah kabupaten Kutai Kartanegara. Potensi tanaman aren di kabupaten Kutai Timur yaitu 312,50 ha, dengan produksi gula ton, produksi gula rata-rata 402,41 kg/ha, dan tenaga kerja yang terlibat sebanyak 559 kepala keluarga. Tanaman aren menyebar di 9 kecamatan, dan terbesar di kecamatan Sangkurilang seluas 200 ha dan Teluk Pandan dengan luas 60 ha. Pada tahun 2009 telah dilakukan eksplorasi dan karakterisasi tanaman aren di kabupaten Kutai Timur. Salah satu hasil penelitian adalah ditemukan adanya populasi aren tipe genjah yang ada di Kecamatan Teluk Pandan yang dinamakan Genjah Kutim. Populasi aren tipe genjah ini cukup potensial untuk di kembangkan, karena selain pohonnya pendek dan cepat menghasilkan, produksi nira tinggi sekitar 12 liter per hari dan periode penyadapan per mayang cukup lama yaitu > 2 bulan. Hasil observasi selama beberapa tahun menunjukkan varietas aren Genjah Kutim cukup potensial dan dapat dijadikan sumber benih untuk pengembangan aren di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya. Kata kunci: Palma, eksplorasi, karakterisasi, nira. PENDAHULUAN Tanaman aren adalah salah satu jenis palma yang penyebarannya sangat luas di Indonesia. Dalam kurun waktu 5 tahun ( ) areal tanaman aren mengalami fluktuasi, yaitu dari luas ha pada tahun 2001, terakhir menjadi ha pada tahun 2005 dengan produksi sebesar ton pada tahun 2001 dan ha pada tahun 2005 (Ditjenbun,2006). Walaupun saat ini sudah ada beberapa daerah yang mulai membudidayakan tanaman aren, tapi umumnya tanaman aren masih tumbuh secara liar. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penyebaran tanaman aren yang meliputi Samarinda, Balikpapan, Bontang, Paser, TPU, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Nunukan, dengan luas total 1504 ha. Kabupaten Kutai Timur memiliki areal tanaman aren terluas kedua setelah Kabupaten Kutai Kartanegara. Tanaman aren merupakan tanaman serba guna karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Aren telah lebih dari 200 tahun dibudidayakan khususnya di Indonesia, untuk dimanfaatkan tepung dan gulanya. Kegunaan lainnya antara lain: sebagai bahan baku untuk bermacam-macam kerajinan tangan, peralatan serta perlengkapan rumah tangga, dan untuk penghijauan. Potensi tumbuhan ini juga penting dalam bidang kehutanan dan sebagai sumber bahan baku kayu untuk peralatan dan bangunan di masa depan (Mogea, 1991). Banyak keluarga petani menggantungkan hidupnya pada tanaman aren, karena nira dapat disadap setiap hari untuk dibuat gula atau alkohol yang menjadi sumber pendapatan. Gula, yang dihasilkan dapat berupa gula cetak maupun gula semut. Gula aren merupakan sumber pendapatan utama petani yang ada di Desa Kandolo kecamatan Teluk PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

2 Pandan. Harga gula cetak pada tingkat petani sebesar Rp /buah (berat setengah kilogram) dan gula semut dengan harga Rp /kg. Rantai pemasaran gula aren dimulai dari penyadap nira sekaligus pembuat gula selanjutnya dijual ke pedagang pengumpul tingkat desa, kemudian dibawa ke pasar. Hasil lain dari tanaman aren seperti ijuk dan lidi dibuat sapu tapi umumnya masih terbatas untuk dipakai sendiri. Potensi tanaman aren di Kabupaten Kutai Timur yaitu 312,50 ha, dengan produksi gula ton, produksi gula rata-rata 402,41 kg/ha, dan tenaga kerja yang terlibat sebanyak 559 Kepala Keluarga. Tanaman aren menyebar di 9 kecamatan, dan terbesar di Kec. Sangkurilang seluas 200 ha dan Teluk Pandan dengan luas 67 ha (Anonim 2008). Pada Tahun 2009 telah dilakukan eksplorasi dan karakterisasi tanaman aren di Kabupaten Kutai Timur, salah satu hasil penelitian adalah ditemukan adanya populasi aren tipe genjah yang ada di kecamatan Teluk Pandan. Populasi aren tipe genjah ini cukup potensial untuk di kembangkan, karena selain pohonnya pendek dan cepat menghasilkan, produksi nira tinggi sekitar 12 liter per hari dan periode penyadapan per mayang cukup lama yaitu > 2 bulan. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah keberadaan tanaman aren umumnya belum dibudidayakan secara baik, dan banyak areal pertanaman aren yang sudah beralih fungsi dengan tanaman lain atau pemukiman. Kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah pelaksananaan budidaya tanaman aren. Terkait dengan hal tersebut penyediaan benih bermutu yang berasal dari pohon-pohon aren berproduksi tinggi sudah sangat diperlukan. Hasil observasi aren tipe genjah di Kutai Timur selama beberapa tahun, ternyata cukup potensial dan dapat dijadikan sumber benih untuk pengembangan aren di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya. Aren Genjah Kutim ini telah memenuhi syarat untuk diedarkan sebagai sumber benih bina dalam pengembangan tanaman aren, karena telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul pada bulan Juli BAHAN DAN METODE Karakter Morfologi dan Produksi Nira Pengumpulan data fenotipe aren Genjah Kutim meliputi karakter morfologi, produksi nira dan kualitas gula. Pengamatan awal morfologi tanaman meliputi karakter vegetatif dan generatif dilakukan pada semua pohon aren Genjah yang sementara disadap di lapang. Jumlah tanaman yang diamati sebanyak 26 tanaman. Data hasil pengamatan dihitung nilai rata-rata setiap karakter, kemudian dihitung nilai koefisien keragaman untuk mengetahui tingkat keragaman. Pengamatan data morfologi untuk karakter vegetatif dan generatif pada populasi aren Genjah Kutim berdasarkan Pedoman Teknik Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (2005), adalah sebagai berikut: 1. Survei areal tanaman aren dan penetapan populasi yang memenuhi syarat untuk seleksi calon pohon induk Kegiatan ini meliputi pengamatan secara menyeluruh terhadap populasi aren yang menyebar di wilayah penyebaran tanaman aren yaitu Desa Kandolo Kec. Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan luas areal sekitar 60 ha. 46 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

3 Pelaksanaaan kegiatan meliputi pengamatan jumlah tanaman produktif (sementara disadap), tanaman belum produktif (sudah berbunga tapi belum disadap), tanaman tidak produktif lagi (sudah selesai disadap) dan tanaman muda yang berumur + 3 tahun. 2. Pengamatan dan seleksi calon pohon induk aren Kegiatan ini meliputi seleksi tanaman aren yang memenuhi syarat untuk dijadikan pohon induk. Pelaksanaan kegiatan ini berupa pengamatan secara individu tanaman aren yang sedang berproduksi atau sementara disadap. Sifat tanaman yang diamati meliputi : a. Batang : terdiri atas lingkar batang pada 1 m dari permukaan tanah serta tinggi batang sampai daun hijau terbawah. b. Daun : panjang tangkai daun, lebar dan tebal tangkai daun, panjang rachis, panjang anak daun, lebar anak daun. c. Bunga : jumlah mayang jantan, panjang rangkaian mayang jantan, panjang tangkai dan lingkar mayang jantan; jumlah mayang betina, panjang rangkaian mayang betina, panjang dan lingkar tangkai mayang betina, jumlah buah pada mayang betina yang sudah matang fisiologis. d. Nira : meliputi produksi nira per mayang per hari, pengamatan dilakukan selama 3 tahun ( ), setiap tahun dipilih 10 pohon dan setiap pohon dipilih 1 mayang jantan yang baru mulai disadap sampai selesai (produksi nira dari mayang tersebut habis), lamanya waktu penyadapan per mayang, serta kadar gula nira. Pada tahun 2010 selain 10 pohon contoh, juga di amati 7 pohon yang memiliki mayang ke-1 sampai mayang ke-7, kemudian diamati produksi niranya dari awal sampai selesai. e. Komponen buah : berat buah utuh, panjang dan lebar buah, jumlah biji buah, panjang dan lebar biji. (jumlah sample 30 buah) Data yang diperoleh dihitung nilai rata-rata, standar deviasi dan koefisien keragaman dari calon varietas. Pengamatan karakter produksi nira dilakukan selama tiga tahun secara berurutan. Analisa terhadap kandungan hara tanaman dan tanah dilakukan di laboratorium fisiologi Balitka Manado. Pengamatan terhadap kualitas gula aren yang dihasilkan juga dilakukan untuk mengetahui apakah produk gula aren tersebut sudah memenuhi SNI atau belum. Sampel diambil pada 3 kali pengolahan, baik gula semut maupun gula cetak. Karakteristik gula yang diamati meliputi : kadar air, kadar sukrosa, gula pereduksi, kadar abu dan cemaran logam. Analisa karakteristik gula aren dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado. Pemilihan pohon induk Pohon induk dipilih dengan melakukan seleksi pada populasi tanaman aren Genjah Kutim di Desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan. Persyaratan Pohon induk Aren Genjah Kutim adalah : 1. Sifat genetis superior memiliki penampilan pohon yang kekar dan sehat. 2. Umur mulai berproduksi sekitar 5 tahun 3. Bebas serangan hama penyakit 4. Terletak di areal pertanaman aren dalam suatu populasi. 5. Lilit batang besar, rata-rata 100 cm diukur pada 1 m di atas permukaan tanah. PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

4 6. Jumlah daun minimal 12 pelepah. 7. Warna daun hijau gelap, mengkilap/berminyak. 8. Panjang pelepah daun > 5 meter. 9. Jumlah mayang betina lebih dari 5 tandan. 10. Memiliki produktivitas nira yang tinggi (> 11 l/hari), waktu sadap >2 bulan/mayang. 11. Kadar gula nira > 12 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Keberadaan tanaman aren di Kalimantan telah diketahui sejak lama. Mogea (1991) menemukan bahwa terdapat satu jenis genus Arenga yang merupakan tanaman endemik Kalimantan. Penyebaran tanaman aren meliputi seluruh wilayah Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Aren dalam bahasa Kutai disebut Bandah. Aren Genjah di Kutai Timur banyak terdapat di kecamatan Teluk Pandan, khususnya di desa Kandolo. Tanaman aren ini banyak tumbuh di Taman Nasional Kutai. Masyarakat mulai menyadap nira aren sejak sekitar 30 tahun lalu. Karena penampilan tanaman yang relatif pendek dan lebih cepat disadap, tanaman ini membuat tertarik masyarakat setempat dan mulai menanamnya, dengan memanfaatkan bibit yang tumbuh di sekitar pohon yang disadap. Dengan pola tersebut terjadi proses seleksi yang tidak disadari masyarakat setempat, dan terbentuk populasi Aren Genjah di desa Kandolo seperti saat ini. Penduduk di desa Kandolo pada umumnya menjadikan nira aren yang dibuat gula sebagai sumber pendapatan utamanya, sehingga saat ini mereka sudah mulai membudidayakannya. Perngembangan oleh petani setempat dengan cara mengambil benih yang berasal dari pohon-pohon aren yang menghasilkan nira tinggi, walaupun belum mengikuti teknik budidaya yang benar. Penampilan Tanaman Aren Genjah Kutim dan Aren Dalam Kutim (Morfologi dan Genetik) Hasil pengamatan karakter morfologi populasi aren Genjah Kutim dan aren Dalam Kutim yang berada di desa Kandolo kecamatan Teluk Pandan, kabupaten Kutai Timur disajikan pada Tabel 1. Nilai koefisien keragaman karakter vegetatif yang < 20% (keragaman rendah) adalah lilit batang, jumlah daun hijau, panjang tangkai daun, panjang rachis, panjang anak daun dan lebar anak daun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keragaman pada karakter-karakter tersebut cukup rendah. Jumlah daun hijau, panjang rachis, panjang anak daun dan lebar anak daun diketahui berfungsi dalam fotosintesa, sehingga hasil fotosintesa pada tanaman dalam bentuk nira diduga tidak terlalu beragam (pada mayang yang sama). Karakter vegetatif yang memiliki nilai koefisien keragaman > 20 % (keragaman tinggi) adalah tinggi batang. Karakter generatif yang memiliki keragaman < 20 % adalah lilit tangkai mayang jantan, kadar gula nira, panjang tangkai mayang betina dan panjang rangkaian mayang betina, sedangkan karakter generatif yang memiliki keragaman > 20 % adalah jumlah mayang betina, jumlah mayang jantan, panjang tangkai mayang jantan. Lilit tangkai mayang jantan dan panjang tangkai mayang jantan, berpengaruh pada jumlah nira yang dihasilkan dan lamanya waktu penyadapan. Makin besar dan makin panjang lilit tangkai mayang jantan, makin banyak produksi nira dan makin lama waktu penyadapan. Hal ini menunjukkan bahwa secara morfologi 48 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

5 karakter vegetatif umumnya sudah seragam, sedangkan karakter generatif umumnya memiliki keragaman tinggi. Tabel 1. Keragaman karakter vegetatif dan generatif aren genjah Kutim di Desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan Kutai Timur dan Populasi Aren Dalam di desa Paridan Kecamatan Sangkuliran, Kutai Timur No Karakter Aren Genjah Kutim Aren Dalam Kutim Rata-rata Sd KK (%) Rata-rata Sd KK (%) 1 Tinggi batang (m) 0,75 0,13 18,35 10,43 2,24 26,56 2 Lilit batang (cm) 139,2 8,9 15,6 156,4 21,29 13,61 3 Jumlah daun hijau 23,5 4,4 18,8 25,3 3,46 13,70 4 Panjang tangkai daun(cm) 178,4 31,7 17, ,90 5 Panjang rachis (cm) 547,9 86,6 15, ,2 14,75 6 Panjang anak daun (cm) 115,4 12,5 10, ,6 13,86 7 Lebar anak daun (cm) 6,5 0,7 10,8 7,2 0,9 12,5 8 Jumlah mayang betina 7,2 2,5 34,7 6,1 1,4 22,46 9 Jumlah mayang jantan 7,9 0,7 9,3 8,4 1,9 22,6 10 Lilit tangkai mayang betina(cm) 35,8 8,4 23,5 29,4 5,27 17,94 11 Lilit tangkai mayang jantan (cm) 29,0 4,3 14,7 29,4 5,27 17,94 12 Panjang rangkaian mayang betina(cm) 137,6 17,8 12, ,44 21,28 13 Panjang rangkaian mayang jantan(cm 101,8 31,1 30,6 196,5 30,16 15,35 14 Panjang rangkaian mayang betina(cm) 176,2 12,4 7, ,44 21,28 15 Panjang rangkaian mayang jantan (cm) 163,8 11,26 6,87 196,5 30,16 15,35 Aren Genjah Kutim yang berada di kecamatan Teluk Pandan sangat berbeda dengan Aren Dalam yang ada di kecamatan Sangkuliran Kutai Timur, perbedaan yang sangat mencolok terletak pada tinggi batang, pada aren Genjah Kutim tinggi batang ratarata 0,75m, sedangkan aren Dalam di Sangkuliran mempunyai tinggi batang rata-rata 10,43 m. Karakter tinggi batang diukur dari permukaan tanah sampai pada daun terbawah yang masih hijau. Umur mulai berproduksi juga sangat berbeda, yaitu Aren Genjah Kutim sudah mulai disadap sekitar 5 6 tahun, sedangkan Aren Dalam mulai disadap tahun. Aren tipe Dalam di Tomohon, Sulawesi Utara mempunyai tinggi batang berkisar 13,58 15,4 m dan umur mulai disadap berkisar tahun (Tenda, 2009). Aren tipe Genjah ditemukan pula di beberapa provinsi lainnya tetapi bercampur dengan aren tipe Dalam. Aren tipe Genjah di provinsi Bengkulu dikenal 2 jenis yaitu Kijang dan Kancil. Jenis Kijang rata-rata memiliki batang yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis Kancil. Penampilan karakter morfologi antara Aren Genjah Kutim dengan beberapa populasi aren Genjah di Provinsi Kalimantan Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara pada saat dilakukan observasi disajikan pada Tabel 2. PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

6 Tabel 2. Karakteristik aren genjah di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara No Karakter Genjah Kutim Genjah Kalsel Bengkulu Genjah Sumbar Genjah Sumut Kijang Kancil 1 Tinggi batang (m) 0, Lilit batang (cm) Jumlah daun hijau panjang tangkai daun(cm) Panjang rachis (cm) Panjang anak daun (cm) Lebar anak daun (cm) 6, Jumlah mayang betina 7, Jumlah mayang jantan 7, Lilit tangkai mayang jantan 29, (cm) 11 Panjang tangkai mayang jantan(cm 101, Lilit tangkai mayang betina(cm) 13 Panjang tangkai mayang betina(cm) 14 Panjang rangkaian mayang betina(cm) 15 Panjang rangkaian mayang jantan (cm) 35, , , , Umur mulai disadap (thn) Hasil nira (l/hari) Kadar Gula (%) Tempat tumbuh < 50 m < 50 m dpl 900 m dpl 900 m dpl 500 m dpl 500 m dpl dpl Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa Aren Genjah Kutim lebih pendek, dan lebih kecil tetapi memiliki jumlah daun, jumlah mayang jantan, dan rata-rata hasil nira per mayang lebih banyak dibandingkan kelima aren genjah lainnya yang diobservasi. Hasil penelitian Novarianto dkk (1994) menemukan bahwa aren genjah jenis Kijang memiliki letak mayang betina, letak mayang jantan, dan tinggi mayang jantan terpendek dibandingkan dengan aren Genjah jenis Gading di Sumatera Barat dan aren Genjah di Sumatera Utara. Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa aren tipe Genjah dari Kalimantan memiliki umur mulai disadap relatif lebih cepat dan tumbuh pada dataran rendah dibandingkan dengan aren Genjah di Sumatera yang rata-rata tumbuh pada daerah dataran tinggi. Produksi Nira Satu pohon Aren Genjah Kutim rata-rata memiliki mayang jantan 8 buah, tetapi umumnya yang disadap hanya sampai tandan ke-7. Setiap mayang rata-rata disadap 2,9 bulan. Hasil pengamatan produksi nira per mayang dan lama penyadapan per mayang (mayang 1 sampai dengan 7) menunjukkan bahwa produksi nira dan lamanya waktu penyadapan mulai menurun setelah tandan ke 3. Terlihat pada mayang ke-1 dan ke-2 produksi nira masing-masing 1402 dan 1430 liter, tapi pada mayang ke-3 produksi nira menurun menjadi 836 liter dan menurun terus sampai pada mayang ke-7 produksi nira hanya tinggal 148 liter. Secara keseluruhan berdasarkan hasil pengamatan dalam satu pohon aren Genjah Kutim rata-rata dapat disadap 7 mayang dengan produksi nira keseluruhan 5987 liter dan lama waktu penyadapan 478 hari (Tabel 3). 50 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

7 Tabel 3. Produksi nira mayang 1 7 Aren dan lamanya waktu penyadapan Aren Genjah Kutim di desa Kandolo kecamatan Teluk Pandan-Kutai Timur Mayang Ke : Produksi Nira/Mayang (liter) Lamanya Penyadapan/Mayang (hari) Jumlah Hasil pengamatan produksi nira per hari selama 3 tahun ( ) pada 10 pohon Aren Genjah ( tanaman contoh ditentukan secara acak setiap tahun) dan setiap pohon diamati satu mayang mulai awal berproduksi sampai selesai (tidak mengeluarkan nira lagi), menunjukkan bahwa rata-rata produksi nira pada tahun 2009 adalah 15,57 liter dengan kadar gula 12,14 %, dan lamanya waktu penyadapan rata-rata 87,7 hari ; pada tahun 2010 rata-rata produksi nira/mayang/hari 12,14 liter dengan kadar gula 12.6 %, dan lamanya waktu penyadapan rata-rata 74,4 hari; sedangkan pada tahun 2011 rata-rata produksi nira /mayang/hari adalah liter dengan kadar gula 12, 4 %, dan lamanya waktu penyadapan 66,4 hari (Tabel 4). Tabel 4. Rata-rata Produksi Nira Aren Genjah Kutim selama 3 Tahun ( ) di desa Kandolo kecamatan Teluk Pandan Kutai Timur Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Pohon Prod./hari (liter) Prod.mayang (liter) Prod./hari (liter) Prod.mayang (liter) Prod./hari (liter) Prod/hari (liter) 1 17, , , , , ,6 945,7 3 15, ,6 1430, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah 15, ,14 903,3 14,35 952,9 Sd 2,4 186,8 2,03 296,3 2,6 336,1 KK(%) 15,41 14,50 16,73 32,8 18,5 35,28 Rata-rata produksi nira Aren Genjah Kutim berkisar 12,14-15,57 l/hari, lebih tinggi dibandingkan dengan aren Genjah di Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Hasil observasi terhadap populasi aren yang ada di Curup dan Kecamatan P.U.Tanding, Bengkulu, serta Pasaman, Sumatera Barat dan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menunjukkan bahwa produksi nira aren Genjah permayang per hari (nama lokal: PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

8 aren pendek, kijang dan gading) berkisar 4 10 liter dengan lamanya waktu penyadapan per mayang sekitar 3 bulan (Novarianto et al, 1994). Produksi dan Kualitas Gula Aren Genjah Kutim Untuk mendukung data pelepasan telah dilakukan pengamatan terhadap produksi gula. Nira aren Genjah setelah disadap umumnya langsung dibuat gula, baik gula cetak maupun gula semut. Setiap petani mengolah rata-rata 50 liter nira aren/hari dan dapat menghasilkan sekitar 6 kg gula semut atau 12 buah gula cetak (berat 1/2 kg per buah) dengan harga gula cetak Rp /buah dan gula semut Rp /kg. Pada umumnya petani mengolah setengah bagian gula semut dan setengahnya lagi gula cetak. Dengan demikian pendapatan kotor petani berkisar Rp Rp /hari. Kualitas gula aren genjah yang dihasilkan setelah dianalisis, baik gula cetak maupun gula semut keduanya memenuhi standar SNI (Tabel 5). Hanya yang perlu diperbaiki adalah kemasan gula aren yang dihasilkan. Tabel 5. Kualitas gula cetak dan gula semut aren genjah Kutim di Desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan Kutai Timur. No Parameter Gula Cetak Gula Standar SNI Semut Gula Cetak Gula semut 1 A i r (%) 2,22 1,69 Maks. 2,0 Maks.2,0 2 A b u (%) 1,83 2,23 Maks. 2,0 Maks. 2,0 3 Sakarosa (%) 94,85 91,02 Min. 77 Min.90 4 Gula pereduksi (%) 1,04 1,21 Maks. 10 Maks. 6,0 5 Timbal (ppm) ttd ttd Maks. 2,0 Maks. 2,0 6 Tembaga (ppm) 1,76 2,16 Maks. 10 Maks Raksa (ppm) 0,01 0,01 Maks. 1,0 Maks.1,0 Keterangan : ttd = tidak terdeteksi Apabila aren genjah ini dibudidayakan secara baik, dengan populasi tanaman per hektar 160 tanaman, maka tanaman aren genjah akan mulai berproduksi umur 5 tahun. Misalkan dari 160 tanaman tersebut yang disadap 90 mayang dengan produksi nira per hari 12 liter maka setiap hari akan diperoleh hasil nira 1080 liter, apabila harga nira Rp.2.000/liter maka pendapatan kotor per hari Rp Karena tiap hari disadap maka pendapatan kotor perbulan untuk setiap hektar tanaman aren genjah adalah Rp Rata-rata setiap pohon aren genjah Kutim memiliki enam mayang betina dan setiap mayang memiliki 280 buah, setiap buah terdapat tiga biji aren, dengan demikian dalam satu mayang terdapat 840 biji aren dan yang berpotensi untuk menjadi benih sekitar 80 %, dengan demikian dalam satu mayang rata-rata dapat menghasilkan 672 benih aren genjah, jadi rata-rata dalam satu pohon aren genjah dapat diperoleh benih 4032 butir. Dalam pengembangan aren diperlukan 156 pohon/hektar. Hasil seleksi benih sampai bibit siap tanam sekitar 50 % dari jumlah benih, maka mayang betina dalam satu pohon aren Genjah dapat digunakan untuk pengembangan tanaman aren genjah sekitar hektar. 52 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

9 Nilai Ekonomi Nira aren selain dapat diolah menjadi gula aren, dapat pula diolah menjadi bioetanol. Kedua produk olahan tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan sangat layak secara finansial. Dengan asumsi produksi nira aren genjah selama masa produksi (hingga umur 7-8 tahun) sebanyak lt/tanaman atau sekitar lt/ha, biaya pemeliharaan Rp 3,8 juta/ha/tahun dan discount factor 12%, maka harga pokok produksi (HPP) nira sekitar Rp. 280/liter. Produksi nira aren sebanyak lt/ha tersebut dapat diolah menjadi gula aren sebanyak kg dengan memakai asumsi setiap 8 liter nira aren dapat diolah menjadi satu kg gula aren. Dengan memakai harga nira aren sebesar Rp 280/liter (HPP), maka HPP gula aren sekitar Rp 6.150/kg. Apabila harga jual gula aren sebesar Rp /kg, maka keuntungan yang akan didapat dengan memproduksi gula aren per ha tanaman sebesar Rp / 7 tahun masa produksi atau sekitar Rp /tahun. Produksi nira aren juga dapat di olah menjadi bio-etanol melalui proses fermentasi, destilasi dan dehidrasi. Melalui proses tersebut, setiap 14 liter nira aren akan dapat diolah menjadi satu liter bio-etanol berkadar 99%. Dengan demikian dari produksi nira aren sebannyak liter akan dapat diproduksi bio-etanol 99% sekitar liter. Dengan memakai harga nira aren sebesar Rp. 280/liter (HPP) maka HPP bio-etanol sekitar Rp /liter. Apabila harga jual bio-etanol sebesar Rp /kg, maka keuntungan yang akan didapat dengan memproduksi bio-etanol per ha tanaman sebesar Rp / 7 tahun masa produksi atau sekitar Rp /tahun. Penggunaan nira aren genjah sebagai bahan baku bio-etanol juga sangat ekonomis dibandingkan dengan sumber bahan baku bio-etanol utama lainnya yaitu singkong dan molasses tebu. HPP bio-etanol dari bahan baku nira aren genjah lebih rendah dibandingkan dari bahan baku singkong, sedangkan volume produksi bio-etanol yang dihasilkan dari setiap hektar pertanaman aren genjah lebih besar dibandingkan pertanaman singkong maupun tebu (Tabel. 6). Tabel. 6. Perbandingan produksi bio-etanol dari beberapa bahan baku Parameter Singkong Molases Nira Aren HPP (Rp/lt) Biaya Proses (Rp/lt) Biaya Bahan Baku (Rp/lt) Perbandingan (bio-etanol : bahan baku) 1 lt : 6 kg Singkong 1 lt : 4 kg Molases 1 lt : 14 lt Nira Aren Produksi Bahan Baku/ha 35 ton singkong/thn 3,2 ton molases/thn 957 ribu lt/7 thn Produksi Bio-etanol/ha lt/th 800 lt/th lt/7 thn PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

10 KESIMPULAN Aren genjah Kutim telah dibudidayakan sejak lama di kabupaten Kutai Timur, dengan penyebarannya yang luas di kecamatan Teluk Pandan, sehingga perlu dilindungi kepemilikannya sebagai salah satu kekayaan hayati khas kabupaten Kutai Timur. Sifat genjah dan pohon yang pendek serta umur mulai berproduksi sekitar 5-6 tahun, menjadi nilai tambah dan pembeda dengan aren tipe Dalam. Produktivitas aren genjah Kutim cukup tinggi dengan hasil nira > 12 liter/hari dan lamanya waktu penyadapan > 2,5 bulan/mayang. Potensi produksi benih pohon induk aren genjah Kutim sebanyak 4032 butir/pohon, yang dapat digunakan untuk pengembangan aren seluas ha. 54 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

11 DESKRIPSI AREN GENJAH KUTAI TIMUR Tanaman Asal : Desa Kandolo, kecamatan Teluk Pandan, kabupaten Kutai Timur, provinsi Kalimantan Timur Silsilah : Seleksi dari populasi alam aren Genjah di desa Kandolo, kecamatan Teluk pandan, Kutai Timur Tipe Tumbuh : Tegak Habitus : Tunggal, berkelompok Lingkungan Tumbuh : Lahan kering iklim basah, air tanah dangkal, dan ketinggian < 500 dpl Tinggi tanaman : 0,75 0,90 m Bentuk tanaman : tanaman tunggal Umur mulai berproduksi : 5 tahun (± 1,00) Batang : Lingkar batang : 139,2 cm (± 8,90) Produksi ijuk : 8,1 kg (± 1,34) Daun : Keadaan daun : hijau mengkilap Jumlah daun hijau : 23.5 cm (± 4.40) Panjang tangkai daun : 178,40 cm (±31,70) Panjang rachis : 547,90 cm (± 86,60) Panjang anak daun : 115,40 cm (± 12,50) Lebar anak daun : 6,50cm (± 0,70 Bunga : Jumlah mayang betina : 7,20 buah (± 2,50) Jumlah mayang jantan : 7,90 cm (± 0,70) Tinggi mayang jantan pertama : 3,5 m (± 0,74) Lingkar tangkai mayang jantan : 29, 00 cm (±4,30) Panjang tangkai mayang jantan : 101,80 cm (± 31,10) Lingkar tangkai mayang betuna : 35,80cm (± 8,40) Panjang tangai mayang betina : 137,6 buah (± 17,80) Panjang rangkaian mayang betina : 176,20 buah (± 7.00) Produksi Hasil nira/mayang/hari : 12,14 liter (± 2,03) Produksi nira/mayang : 903,3 (+ 296,3) Kadar gula : 12,74% (± 1,4 ) Lama berproduksi per mayang : 68,3 hari (± 22,9 ) Jumlah benih per mayang : butir Jumlah benih per pohon : butir Ketahanan terhadap hama dan pernyakit: Wilayah Pengembangan : Lahan kering iklim basah, air tanah dangkal, dan ketinggian < 500 dpl curah hujan mm tahun dengan bulan kering < 6 bulan kering. per PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

12 Gambar 1. Populasi Aren Genjah Kutim (kiri) dan Tanaman Aren Genjah Kutim (kanan) Gambar 2. Bunga Jantan (kiri) dan Bunga Betina (kanan) 56 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

13 DAFTAR PUSTAKA Akuba, Prospek pengembangan aren di Irian Jaya. Laporan Bulanan Balitka Manado. Akuba,1998. Dampak kekeringan dan kebakaran terhadap kelapa dan penanggulangannya. Prosiding Konperensi Nasional Kelapa IV. Bandar Lampung April hal Anonim, Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah Perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Anonim, Laporan Tahunan Dinas Perkebunan Kutai Timur. Anonim, Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman kelapa dan Palma Lain. Ditjenbun, Teknik Budidaya Tanaman Aren. Mogea, J.P Revisi Marga Arenga (Palmae). Disertasi S3Universitas Indonesia. Novarianto,H.,H.G.Lengkey, dan E.T.Tenda, Karakteristik dan kemiripan populasi Aren dari provinsi Bengkulu,Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Kelapa 7(2). Hal 1-7 Sartono.,H.Novarianto,E.T.Tenda dan R.B.Maliangkay, Pedoman teknis budidaya tanaman aren. Direktorat Jenderal Perkebunan, kerjasama dengan Balai penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain. 20 hal Tenda,E.T dan I.Maskromo, Karakteristik empat aksesi baru aren (Arenga pinnata Merr) dari Kalimantan Selatan. Buletin Palma No.35. hal Tenda,E.T., Eksplorasi aren (Arenga pinnata Merr) di Tomohon, Sulawesi Utara Buletin Palma No. 37. Hal PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

Karakteristik Morfologi dan Potensi Produksi Aren Genjah Kutim

Karakteristik Morfologi dan Potensi Produksi Aren Genjah Kutim Karakteristik Morfologi dan Potensi Produksi Aren Genjah Kutim ELSJE T. TENDA DAN ISMAIL MASKROMO Balai Penelitian Tanaman Palma Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004 Manado 95001 E-mail: elsjetineketenda@yahoo.com

Lebih terperinci

Eksplorasi Plasma Nutfah Aren ( Arenga pinnata Merr) di Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur

Eksplorasi Plasma Nutfah Aren ( Arenga pinnata Merr) di Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur Eksplorasi Plasma Nutfah Aren (Arenga pinnata Merr) di Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur ELSJE T. TENDA, ISMAIL MASKROMO DAN BAMBANG HELIYANTO Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Manado

Lebih terperinci

PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh Yeany M. Bara Mata, SP

PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh Yeany M. Bara Mata, SP PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh Yeany M. Bara Mata, SP (PBT Pertama - Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi NTT) Tanaman kelapa

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.) 2013, No.1178 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dapat tumbuh di daerah-daerah perbukitan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Awalnya aren merupakan

Lebih terperinci

Production Potency of Toddy and Seeds of Akel Toumuung Sugar Palm Variety

Production Potency of Toddy and Seeds of Akel Toumuung Sugar Palm Variety Potensi Produksi Nira dan Benih Aren Varietas Akel Toumuung Production Potency of Toddy and Seeds of Akel Toumuung Sugar Palm Variety ELSJE T. TENDA DAN WEDA M. MAHAYU Balai Penelitian Tanaman Palma Jalan

Lebih terperinci

AREN (Arenga pinnata MERR)

AREN (Arenga pinnata MERR) AREN (Arenga pinnata MERR) Aren (Arenga pinnata MERR) adalah tanaman perkebunan yang sangat potensial untuk mengatasi kekurangan pangan. Tanaman ini mudah beradaptasi pada berbagai agroklimat, mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau ahli bidang ilmu lainnya yang mungkin tidak setuju dengan statement

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau ahli bidang ilmu lainnya yang mungkin tidak setuju dengan statement BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara agraris, walau sekarang ini banyak para ahli ekonomi atau ahli bidang ilmu lainnya yang mungkin tidak setuju dengan statement

Lebih terperinci

AREN. Gambar 1. Pohon Industri Produk Turunan Aren Sumber : BPTP Banten (2005)

AREN. Gambar 1. Pohon Industri Produk Turunan Aren Sumber : BPTP Banten (2005) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) merupakan salah satu tanaman perkebunan jenis palma yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di wilayah

Lebih terperinci

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA 07112032 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK EKSPLORASI

Lebih terperinci

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah

Lebih terperinci

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya A. Pendahuluan MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya Kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat dekat

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN PENETAPAN CALON BLOK PENGHASIL TINGGI (BPT) KELAPA DALAM DI KABUPATEN TAMBRAUW PROVINSI PAPUA BARAT

PENILAIAN DAN PENETAPAN CALON BLOK PENGHASIL TINGGI (BPT) KELAPA DALAM DI KABUPATEN TAMBRAUW PROVINSI PAPUA BARAT PENILAIAN DAN PENETAPAN CALON BLOK PENGHASIL TINGGI (BPT) KELAPA DALAM DI KABUPATEN TAMBRAUW PROVINSI PAPUA BARAT Oleh Agung mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan

Lebih terperinci

Elsje T. Tenda dan Jeanette Kumaunang Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Indonesian Coconut and Other Palmae Research Institute RINGKASAN

Elsje T. Tenda dan Jeanette Kumaunang Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Indonesian Coconut and Other Palmae Research Institute RINGKASAN Keragaman Fenotipik Kelapa Dalam di Kabupaten Pacitan, Tulung Agung dan Lumajang, Jawa Timur Phenotipic Variation of Tall Coconut in Pacitan, Tulung Agung and Lumajang, East Java Elsje T. Tenda dan Jeanette

Lebih terperinci

Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam (Cocos Nucifera L.) Di Kabupaten Sarmi, Papua

Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam (Cocos Nucifera L.) Di Kabupaten Sarmi, Papua Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam (Cocos Nucifera L.) Di Kabupaten Sarmi, Papua Oleh : Septyan Adi Pramana, SP Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

Ismail Maskromo Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Indonesian Coconut and Other Palmae Research Institute RINGKASAN

Ismail Maskromo Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Indonesian Coconut and Other Palmae Research Institute RINGKASAN Identifikasi Blok Penghasil Tinggi dan Potensi Produksi Benih Kelapa Dalam di Provinsi Bali Identification of High Yielding Block and Seed Production Potency of Tall Coconut in Bali Province Ismail Maskromo

Lebih terperinci

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

KELAPA. (Cocos nucifera L.)

KELAPA. (Cocos nucifera L.) KELAPA (Cocos nucifera L.) Produksi tanaman kelapa selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, juga diekspor sebagai sumber devisa negara. Tenaga kerja yang diserap pada agribisnis kelapa tidak sedikit,

Lebih terperinci

MAKALAH. Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan. pendapatan masyarakat. Oleh:

MAKALAH. Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan. pendapatan masyarakat. Oleh: 3 MAKALAH Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Disampaikan pada Seminar Nasional Agroforestri ke 4 : Pengembangan Teknologi Agroforestri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. Sondakh 1), dan Andi Tenrirawe 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

BIOENERGI. Bioenergi : energi yang diperoleh dari biomasa (mahluk hidup) Biofuel : bahan bakar yang berbahan baku dari tanaman

BIOENERGI. Bioenergi : energi yang diperoleh dari biomasa (mahluk hidup) Biofuel : bahan bakar yang berbahan baku dari tanaman BIOENERGI Bioenergi : energi yang diperoleh dari biomasa (mahluk hidup) Biofuel : bahan bakar yang berbahan baku dari tanaman Dua tipe Biofuel / BBN (Bahan Bakar Nabati) Biodiesel (bahan campuran/pengganti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1) Persyaratan Tumbuh Aren (Arenga pinnata)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1) Persyaratan Tumbuh Aren (Arenga pinnata) 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Aren a. Budidaya 1) Persyaratan Tumbuh Aren (Arenga pinnata) Menurut peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 133 tahun 2013

Lebih terperinci

Kebijakan Sektor Pertanian Mendukung Pengembangan BBN

Kebijakan Sektor Pertanian Mendukung Pengembangan BBN PENGEMBANGAN TANAMAN DAN BIOENERGI BERBASIS EKOREGION Prof Dr. Risfaheri Kepala Balai Besar Litbang Pasca panen Pertanian Focus Group Discussion Sinergi Riset dan Inovasi Bio-Energi pada Era Industri 4.0

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO

PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO Zuchri Abdussamad Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo Email : zuchriabdussamad@yahoo.com ABSTRAK Masyarakat Desa Mongiilo

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN TEKNOLOGI PEMBUATAN GULA SEMUT AREN (STUDI KASUS : PADA USAHA PEMBUATAN KUE SKALA RUMAH TANGGA BOMIS JAYA) 1.

ANALISIS USAHA DAN TEKNOLOGI PEMBUATAN GULA SEMUT AREN (STUDI KASUS : PADA USAHA PEMBUATAN KUE SKALA RUMAH TANGGA BOMIS JAYA) 1. Prosiding SNaPP2016 Sains dan Teknologi ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 ANALISIS USAHA DAN TEKNOLOGI PEMBUATAN GULA SEMUT AREN SEBAGAI ALTERNATIVE PEMANIS ALAMI (STUDI KASUS : PADA USAHA PEMBUATAN KUE SKALA

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis) ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Idin Hadwa, 2 Soetoro, 3 Zulfikar Noormansyah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan PENDAHULUAN Latar Belakang Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan bunga jantan tanaman penghasil nira seperti aren, kelapa, tebu, bit, sagu, kurma, nipah, siwalan, mapel,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

POTENSI KELAPA GENJAH HIJAU MANIS UNTUK TENDER COCONUT

POTENSI KELAPA GENJAH HIJAU MANIS UNTUK TENDER COCONUT POTENSI KELAPA GENJAH HIJAU MANIS UNTUK TENDER COCONUT Meity A. Tulalo, Hengky Novarianto dan Chandra Indrawanto Balai Penelitian Tanaman Palma, Manado Jalan Raya Mapanget, PO Box 1004 Manado 95001 ABSTRAK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Berdasarkan SK Menhut No.742/Kpts-VI/1992 tanggal 21 Juli 1992, kawasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Berdasarkan SK Menhut No.742/Kpts-VI/1992 tanggal 21 Juli 1992, kawasan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Berdasarkan SK Menhut No.742/Kpts-VI/1992 tanggal 21 Juli 1992, kawasan hutan Register 19 Gunung Betung (hutan lindung) diubah fungsinya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman aren ( Arenga pinnata Merr) adalah salah satu jenis tumbuhan palma yang memproduksi buah, nira dan pati atau tepung di dalam batang. Hasil produksi aren ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam melimpah. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satunya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11). II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Peningkatan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

Stratifikasi III. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Waktu dan Tempat Penelitian

Stratifikasi III. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Waktu dan Tempat Penelitian DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Sentra Penanaman Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Indonesia Dendrobium merupakan salah satu genus dalam famili Orchidaceae yang dapat tumbuh di dataran rendah

Lebih terperinci

Peluang Investasi Agribisnis Jagung

Peluang Investasi Agribisnis Jagung Halaman1 Peluang Investasi Agribisnis Jagung Jagung termasuk tanaman yang Familiar bagi sebagian masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini banyak beredar jenis jagung. Untuk lebih mengenal

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa baik dari batang, daun dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa baik dari batang, daun dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa merupakan salah satu tanaman yang terpenting dalam perekonomian Indonesia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa baik dari batang, daun dan buah mempunyai

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian Blok I Blok II Blok III TS 1 K TS 2 J TS 3 K TS 2 TS 1 J K J TS 3 TS 3 TS 2 TS 1 Keterangan : J : Jagung monokultur K : Kacang tanah monokultur TS 1 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Hutan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN TANAH DATAR BERDASARKAN KARAKTER FENOTIPIK. Oleh :

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN TANAH DATAR BERDASARKAN KARAKTER FENOTIPIK. Oleh : 1 EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN TANAH DATAR BERDASARKAN KARAKTER FENOTIPIK Oleh : FAMELLA YUSWIL 07112002 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi (agroindustri) dapat menjadi salah satu pilihan strategis dalam menghadapi masalah dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan serta mampu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon dengan batang dan cabang berkayu serta tumbuh tinggi tegak. Manggis berasal dari hutan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine soya/ Glycine max L.) berasal dari Asia Tenggara dan telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah ditanam di negara tersebut dan

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 5 Oktober 2011 METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI I. UMUM. A. Latar belakang Dalam rangka pelepasan suatu varietas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang bekerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peranan pertanian antara lain adalah : (1) sektor pertanian masih menyumbang sekitar

Lebih terperinci

POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN

POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN Ismail Maskromo 1,2*, Sudarsono 2 dan Hengky Novarianto 1 1 Balai Penelitian Tanaman Palma (BalitPalma), PO. Box 1004, Manado.

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Talas (Colocasia sp) merupakan tanaman pangan dari umbi-umbian yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berwatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak bumi pun menurun. Krisis energi pun terjadi pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN. minyak bumi pun menurun. Krisis energi pun terjadi pada saat ini, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan sumber energi semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber energi yang ada. Manusia

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk,

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai

Lebih terperinci

Varietas Unggul Manggis Bebas Getah Kuning Ratu Tembilahan

Varietas Unggul Manggis Bebas Getah Kuning Ratu Tembilahan Varietas Unggul Manggis Bebas Getah Kuning Ratu Tembilahan Pendahuluan Ellina Mansyah Balai penelitian Tanaman Buah Tropika. Jl. Raya Solok-Aripan Km. 8 PO Box 5. Solok. Sumatera Barat E-mail: ellina_mansyah@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk

I. PENDAHULUAN. Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki potensi sumber daya

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH Yakob Bunga T, Saidah 1) dan Amran Muis 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 2)

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam tersebut salah satunya adalah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah

Lebih terperinci

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari I. A. Latar Belakang dan Masalah Perioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan sumber daya genetik (plasma nutfah) yang sangat besar. Oleh karena itu Indonesia termasuk negara dengan megabiodiversity terbesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja

Lebih terperinci

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Saat ini terjadi ketidak seimbangan antara produksi dan konsumsi gula. Kebutuhan konsumsi gula dalam negeri terjadi peningkatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi Lampung, desa Sekincau, Lampung Barat mulai dari bulan April 2012 sampai

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Spesies Phaseolus vulgaris L. atau common bean dikenal pula dengan sebutan French bean, kidney bean, haricot bean, salad bean, navy bean, snap bean, string bean, dry bean,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di Indonesia. Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2012), pada tahun 2011

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif

PENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif PENDAHULUAN Latar Belakang Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu komoditi buah buahan andalan Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif dengan kultivar atau varietas jeruk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karbon Biomassa Atas Permukaan Karbon di atas permukaan tanah, meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan bawah (semak belukar berdiameter < 5 cm, tumbuhan menjalar dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil No Jenis Analisis Nilai Metode 1. C-Organik (%) 1,53 Spectrophotometry 2. N-Total (%) 0,16 Kjeldahl 3. P-Bray I (ppm) 16,31 Spectrophotometry

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan devisa negara terhadap ekspor minyak dan gas bumi. Karet alam sebagai

Lebih terperinci

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh I. Latar Belakang Tanaman pala merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun. Tanaman pala tumbuh dengan baik di daerah tropis.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi Tanaman Aren. sampai 65 cm dan tinggi 15 m bahkan mencapai 20 m dengan tajuk daun yang

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi Tanaman Aren. sampai 65 cm dan tinggi 15 m bahkan mencapai 20 m dengan tajuk daun yang TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Aren Tanaman aren dapat tumbuh mencapai tinggi dengan diameter batang sampai 65 cm dan tinggi 15 m bahkan mencapai 20 m dengan tajuk daun yang menjulang di atas batang.

Lebih terperinci