KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA YANG HIDUP DI JALANAN DAN MENGALAMI KEKERASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA YANG HIDUP DI JALANAN DAN MENGALAMI KEKERASAN"

Transkripsi

1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA YANG HIDUP DI JALANAN DAN MENGALAMI KEKERASAN FIRDAUS RAMBE Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Remaja yang hidup di jalanan dan sulitnya memenuhi kebutuhan hidup bahkan kerap mendapatkan berbagai macam tindakan kekerasan. Pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana gambaran kekerasan pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan, Bagaimana gambaran kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan. Mengapa ia memiliki kebermaknaan hidup yang seperti itu, Bagaimana proses perkembangan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana gambaran kekerasan dan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan serta Mengapa ia memiliki kebermaknaan hidup yang seperti itu. Bagaimana proses perkembangan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk studi kasus. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi serta tujuan penelitian, karekteristik subjek didalam penelitian ini adalah anak jalanan yang mengalami kekerasan fisik dan seksual. Dalam penelitian ini, digunakan pedoman wawancara yang terstruktur dan observasi dilakukan terhadap subjek adalah observasi partisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memahami dirinya dengan pengalaman masa lalu, ia melupakan pengalaman tersebut dengan mendekatkan diri pada tuhan serta melakukan segala perintah dan menjauhi larangannya yang diajarkan oleh agama. Dengan ia mempunyai bakat ia terlihat mampu berhasil memenuhi kebutuhan hidup keluarganya maupun membahagiakan orangtua dan meraih kehidupan yang layak. Maka dari itu ia lakukan membawa perubahan terhadap diri kearah yang lebih baik. Saran yang diberikan untuk subjek adalah subjek perlu berhati-hati didalam pergaulan agar

2 menjalankan hidupnya penuh kedamaian dan kebahagiaan, subjek perlu melihat kembali dampak dari seorang yang mengalami tindakan kekerasan. Sehingga hal itu membawa manfaat bagi subjek dalam kelangsungan hidup subjek bagi masa depan diri sendiri, khususnya yang berkaitan dengan kebermaknaan hidup subjek. Sebuah kekuatan hidup manusia yang selalu terdorong seseorang untuk memiliki sebuah harapan dan tujuan dalam hidup. A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2008 krisis ekonomi telah melanda Amerika Serikat berimbas pada seluruh Negara terutama salah satunya adalah Indonesia. Nilai dolar Amerika Serikat yang melemah ditandai dengan anjloknya saham-saham di bursa efek Indonesia dan banyak investor yang menarik investasi yang ditanam di Indonesia, meningkatkan angka kemiskinan, sulit mendapatkan lapangan pekerjaan bahkan banyaknya orang menjadi pengangguran, angka kriminal semakin bertambah, muncul rentetan kerusuhan sosial, banyaknya anak ditelantarkan oleh orang tuanya, anak jalanan semakin bertambah, gangguan kesehatan, dan meningkatnya harga-harga (Ginadjar, 2006). Dampak yang paling nyata yang dirasakan oleh masyarakat adalah melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh penyesuaian harga yang ditimbulkan akibat kenaikan nilai tukar rupiah yang semakin melemah terhadap dolar (Indies, 2008) Situasi yang disebabkan krisis ekonomi ini, berdampak semakin rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia terlebih mereka yang berpenghasilan dibawah rata-rata akan semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika sulit untuk mengatasi biaya kebutuhan hidup yang mahal hingga berkepanjangan maka dikhawatirkan berbagai gejolak sosial akan terus meningkat (Nurcahyo, 2007). Sebanyak 60% anak putus sekolah dan anak yang masih sekolah sebanyak 40% kebanyakan dari orang tua mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan anak di bangku sekolah. Sehingga orang tua memperkerjakan anak bekerja di jalanan

3 untuk mencari nafkah (Ifdhal, 2005). Pada umumnya kehidupan anak jalanan dihabiskan di jalanan dan mencari nafkah dan membantu orang tua mereka di dalam kebutuhan hidup sehari-hari, anak mempunyai keterlibatan di dalam kehidupan ekonomi disadari atau tidak bahwa mereka telah bisa mencari uang hingga menimbulkan masalah bagi mereka seperti terjaring razia anak jalanan. Mereka berkerja sebagai menyemir sepatu, tukang koran, pengamen, pekerja seks komersial dan peminta minta (Huraerah, 2006). Meningkatnya jumlah kekerasan fisik dan seksual dapat dilihat dari data selama tahun 2004 jumlahnya terdapat 233 kasus perlakuan secara fisik dan 327 kasus perlakuan secara seksual hingga sekarang data kekerasan fisik dan seksual meningkat dengan tajam pada tahun 2007 jumlahnya terdapat 527 kasus perlakuan secara fisik dan 350 kasus perlakuan secara seksual dan 75 persen mendapatkan bentakan atau berteriak, seperempat orang tua menyumpahi atau memaki dan sekitar 6 persen bahkan mengancam untuk mengusir sang anak. Pelaku yang melakukan kekerasan fisik dan seksual terhadap anak jalanan merupakan orang yang tidakdikenal oleh korban atau lebih tua dari mereka (Sabirin, 2008). Anak jalanan sering kali mendapatkan bentuk kekerasan seperti tamparan, pemukulan, pencekikan, lemparan benda keras, disundutkan rokok ke salah satu anggota tubuh anak, diseret, dijewer, bahkan sampai diinjak injak. Bentuk kekerasan seksual seperti melakukan hubungan seksual secara paksa terhadap anak, meraba raba alat kelamin, memegang dada yang tidak dikehendaki oleh korban, dipeluk dan dicium secara paksa dan penganiayaan secara emosional seperti penggunaan kata-kata kasar yang di maksudkan untuk menjatuhkan harga diri anak. Faktor penyebab terjadinya kekerasan fisik seperti anak menolak untuk disuruh oleh orang tuanya hingga orang tuanya memukul. Dan terjadinya kekerasan seksual terhadap anak adalah pelaku sering menggunakan kekuatan, mengancam, menonton vcd porno dan melampiskannya ke anak ketika pelaku melihat anak berpakaian minim dan celana pendek sehingga terlihat beberapa bagian tubuh anak yang terbuka sehingga pelaku terdorong untuk melakukan tindak pemerkosaan, adanya dorongan seksual yang tidak dikendalikan dengan baik, tidak tersalurkan hubungan seks terhadap istri, menggunakan dengan cara

4 mengiming-imingkan uang atau berjanji akan membelikan sesuatu terhadap anak supaya pelaku lebih mudah melakukan tindak pelecehan seksual. Kekerasan fisik dan seksual dapat mengakibatkan cacat fisik, luka-luka, bahkan kematian terhadap korban (Wahyurini dalam Huraerah, 2006). Kekerasan pada remaja membawa dampak yaitu anak kehilangan haknya untuk menikmati masa kanak-kanaknya seperti bermain bersama teman sebayanya, anak menjadi korban ketidakberesan orang tuanya, sering menjadi korban perdagangan anak serta penindasan dari manusia dewasa. Jika kehidupan mereka tumbuh dari penyiksaan dan pelecehan seksual hingga anak meranjak dewasa kemungkinan membawa dampak psikologis berupa ketakutan, stress, kecemasan, hilang rasa percaya diri, kemampuan untuk bertindak pun kurang dan menunjukkan bahwa remaja yang memperoleh tindak kekerasan pada masa anakanak banyak mengalami berbagai hambatan dalam penyesuaian terhadap lawan jenis dan mengembangkan hubungan dengan lawan jenis diantaranya ketakutan untuk membina hubungan yang serius dengan lawan jenis, menarik diri dari pergaulan dengan lawan jenis, sulit berkomunikasi, canggung dan kaku dalam membina hubungan dengan lawan jenis,. Anak cenderung anti sosial dan mengatasi dampak dengan melakukan keinginan untuk sering memukul dan membalasnya dengan cara itu semua persoalan lebih mudah terselesaikan (Huraerah, 2006). Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti mempunyai harapan dalam hidup dan adanya alasan kenapa seseorang harus terus hidup. Jika seseorang tidak mempunyai alasan kenapa harus mempunyai harapan untuk hidup, maka manusia itu belum dapat menemukan makna hidup dalam kehidupannya. Bastaman (1996) kebermaknaan hidup adalah hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang sehingga layak dijadikan tujuan hidup. Permasalahan yang berhubungan dengan kekerasan sering dihadapi oleh remaja anak jalanan baik anak laki-laki maupun perempuan sehingga akan mempengaruhinya dalam menjalankan kehidupan selanjutnya, baik dalam menatap masa depan sebagai anak hingga upaya mencari makna hidup sebagai seorang manusia. Kekerasan juga menghilangkan rasa identitas diri anak,

5 mengurangi kontrol terhadap kemampuan fisik, serta menyebabkan depresi yang berkaitan dengan kehilangan harapan masa depan anak dan bahwa dirinya sanggup mengubah situasi dan kondisi kehidupan yang merusak. Maka dari itu remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan haruslah tangguh dalam menghadapi kesulitan hidup sebesar apapun di jalanan dalam mempunyai harapan dalam hidup bila itu berhasil dipenuhi maka akan menyebabkan seseorang anak merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya menimbulkan perasaan bahagia, gairah hidup pun meningkat hingga hidupnya lebih bermakna. B. PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka peneliti ingin mengetahui: 1. Bagaimana gambaran kekerasan yang dialami oleh remaja anak jalanan? 2. Bagaimana gambaran kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan? 3. Mengapa ia memiliki kebermaknaan hidup yang seperti itu? 4. Bagaimana proses perkembangan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kekerasan dan kebermaknaan hidup yang dialami oleh remaja anak jalanan serta mengapa ia memiliki kebermaknaan hidup yang seperti itu dan bagaimana proses perkembangan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian di harapkan memiliki dua manfaat yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi sosial dan menguatkan teori

6 yang ada dan dapat dijadikan penelitian selanjutnya terutama berkaitan dengan kebermaknaan hidup pada remaja yang mengalami kekerasan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat memberi pandangan kepada orangtua dan masyarakat mengenai kekerasan yang mengalami remaja anak jalanan sehingga orangtua dan masyarakat dapat membantu mengurangi tindakan kekerasan yang terjadi dilingkungannya. Sedangkan bagi peneliti remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan mampu untuk berusaha mengendalikan diri dalam mengatasi semua permasalahan yang terjadi sehingga dapat menjalankan hidupnya lebih baik. E. LANDASAN TEORI Bastaman (1996) mengemukakan bahwa terdapat komponen-komponen yang berguna yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi suatu masalah yang dihadapi dan mengembangkan kehidupan bermakna sejauh diaktualisasikan. Komponen ini ternyata cukup banyak ragamnya, tetapi semua itu dapat dikategorikan dalam tiga dimensi a. Dimensi personal unsur-unsur yang merupakan dimensi personal adalah : 1). Pemahaman diri (self insight) Yakni meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan arah kondisi lebih baik. 2). Pengubahan sikap (canging attitude) Dari semula tidak dapat tepat menjadi tepat dalam menghadapi masalah, mengubah sikap menghadapi masalah atau musibah yang tidak terelakkan. b. Dimensi sosial Unsur yang merupakan dimensi sosial adalah dukungan sosial (social support), yakni hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab dapat dipercaya dan selalu bersedia memberi bantuan pada saat yang diperlukan. c. Dimensi nilai-nilai Unsur-unsur dari dimensi nilai meliputi :

7 1). Makna hidup (the meaning of life) Yakni nilai-nilai penting dan sangat berarti bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi. 2). Keterikatan diri (self commitment) Terhadap makna hidup yang ditemukan dan tujuan hidup yang ditetapkan. 3). Kegiatan yang terarah (directed activities) Yakni upaya-upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja berupa pengembangan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, keterampilan) yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk menunjang tercapainya makna dan tujuan hidup. Durant (dalam Sundari, 2001) menyatakan bahwa kebermaknaan hidup adalah suatu penghayatan hidup bermakna yang secara sadar dipahami melalui pengalaman-pengalaman hidup yang penting, penciptaan hasil suatu karya tertentu yang berharga dan sikap yang tegar dalam menghadapi kesedihan dan penderitaan yang tidak dapat dielakkan. Menurut Yalom (dalam Sundari, 2001) makna hidup (meaning of life) adalah suatu pemeriksa mengenai makna alam dunia, mengenai hidup atau hidup manusia yang sesuai dengan pola-pola yang koheren. Ditambahkan bahwa pengertian tentang makna hidup mengandung tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Schultz (1991) juga menambahkan bahwa karakteristik individu yang mampu memaknai hidupnya sanggup bertindak positif dalam mengisi kehidupannya. Menurut Huraerah (2006) bentuk-bentuk kekerasan pada remaja anak jalanan sebagai dapat di jelaskan berikut : a. Kekerasan fisik Tindakan yang bertujuan melukai, menyiksa, mendorong, memukul, menampar, mencekik menendang, melempar barang atau menganiaya orang lain. Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh pelaku (tangan dan kaki) atau dengan alat-alat lainnya.

8 b. Kekerasan seksual Tindakan yang mengarah keajakan atau desakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium atau melakukan tindakan-tindakan lain yang tidak dikehendaki korban, memaksa korban menonton produk pornografi, gurauan-gurauan yang tidak dikehendaki korban, ucapan-ucapan yang merendahkan dan melecehkan dengan mengarah pada aspek jenis kelamin atau seks korban dengan keadaan fisik maupun tidak memaksa melakukan aktivitas-aktivitas seksual yang tidak sesuai, merendahkan, menyakiti dan melukai korban. c. Kekerasan psikologis dan verbal Tindakan kekerasan psikologis adalah tindakan yang bertujuan menggangu atau menekan emosi korban. Secara kejiwaan, korban menjadi tidak berani mengungkapkan pendapat, menjadi penurut, menjadi selalu bergantung pada orang dewasa atau orang lain didalam segala hal. Akibatnya korban menjadi sasaran dan selalu dalam keadaan tertekan bahkan penakut. (berteriak-teriak, melecehkan, merendahkan, mengatur, dan mengancam). Tindakan yang bertujuan penghinaan dan mencaci maki atau penilaian negatif dari orang lain (misalnya dasar bodoh ). Penghinaan itu mungkin tidak begitu menyakitkan. Tetapi jika penghinaan itu dianggap sangat menyakitan dan jika yang dihina merespon dengan tindakan yang membahayakan dialamatkan yang menghina, ini berarti penghinaan itu diinterpretasikan sebagai suatu tindakan yang agresif. Tindakan agresif ini memunculkan agresi pada orang yang dihina, dengan kata lain orang ini merespon dengan agresi balik. Dalam situasi umum dimana kita berusaha mempertahankan harga diri kita dimata orang lain, agresi balik untuk menghina adalah seperti mengintensifkan agresi asli, dan lingakaran setan dari reaksi ini akhirnya akan mengarah ke agresi fisik (Prabowo, 1998). Kaplan dan Sadock (1997) tindak kekerasan seksual pada anak jalanan adalah tindakan dibawah paksaan terhadap anak untuk melakukan aktivitas seksual, kekerasan seksual adalah perbuatan yang disengaja menimbulkan kerugian atau bahaya terhadap anak-anak secara fisik atau emosional. Istilah child abuse berbagai macam bentuk tingkah laku, dari tindakan ancaman fisik secara langsung oleh orangtua atau orang dewasa lainnya sampai kepada penelantaran kebutuhan-

9 kebutuhan dasar anak. Menurut Rahima (2005) kekerasan fisik yang dialami anak jalanan baik lakilaki maupun perempuan sangat banyak antara lain tamparan, pemukulan, pencekikkan, lemparan benda keras, penyiksaan menggunakan senjata, pengrusakan alat kelamin, penganiayaan dan pembunuhan. F. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini akan digunakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan wawancara struktur dan observasi partisipasi. G. SUBJEK PENELITIAN Satu orang remaja anak jalanan yang pernah atau masih mengalami kekerasan berusia 18 tahun, yang berjenis kelamin perempuan. H. HASIL PENELITIAN Penelitian dapat melihat kekerasan dari remaja anak jalanan yang bekerja di jalanan, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Huraerah dalam hal bentuk-bentuk kekerasan seperti ditendang, ditonjok, ditampar, subjek juga mengalami pemaksaan dari dicium paksa, dada subjek dipegang, memegang alat kelamin, sampai dengan membuka baju dan subjek diperkosa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Prabowo orang di lingkungan subjek memanggilnya dengan cara meneriakki subjek dengan sebutan item karena kulitnya hitam atau sebutan nama binatang. Subjek juga mendapatkan penghinaan dan ancaman seperti dikatakan orang tidak mempunyai harta benda, menjelekkan alat kelamin bau bahkan subjek mendapatkan ancaman subjek alami adalah akan dibunuh bila bertemu dengan teman yang bermasalah dengannya. setelah subjek mendapatkan penghinaan dan ancaman subjek mengalami ketakutan. Hal

10 ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kaplan dan Sadock pelaku yang melakukan kekerasan orang yang lebih tua dari subjek. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Durant dalam Sundari mengemukakan bahwa kebermaknaan hidup adalah suatu penghayatan hidup bermakna yang secara sadar dipahami melalui pengalaman-pengalaman hidup yang penting dan sikap yang tegar dalam kesedihan dan penderitaan yang tidak terelakkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bastaman makna hidup dalam kehidupannya disebabkan hubungan yang terjadi baik antara orangtua, teman dan lingkungan ia tetap berkomunikasi dengan baik bersama orangtua maupun teman-temannya di lingkungan tempat tinggal maupun di jalanan. Seringkali subjek menerima nasihat atas kesalahan maupun masalah dalam kehidupannya dari orangtua maupun orang-orang yang dekat dengan dirinya, Subjek melupakan masalah lalunya ia mempelajari ajaran agama dan rajin menunaikan ibadah. Ia dapatkan cara seperti itu dirinya patuh dan taat pada segala perintah dan menjauhi segala larangannya yang penuh rintangan dalam menjalankan hidup, maka dari itu hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Yalom dalam Sundari adanya perubahan dalam dirinya kearah yang lebih baik dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang positif. Ia bekerja keras maupun bermain alat musik dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, bila tujuan hidup subjek berhasil ia tidak lupa mengucapkan syukur kepada tuhan sampai ia timbul adanya rasa kesenangan maupun ketentraman dirinya menjalankan hidup. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bastaman bahwa individu yang memiliki kebermaknaan hidup adalah mereka yang memiliki hubungan yang terjadi baik orangtua, teman dan lingkungan dan hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Schultz Subjek juga terlihat sangat ingin untuk merubah kehidupannya agar menjadi lebih baik. Paling tidak ia berusaha untuk meraih kehidupannya yang layak serta ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bastaman dan Yalom dalam Sundari subjek dengan memahami dirinya tentang masa lalu ia pun terlihat berusaha menghilangkan masa lalunya dengan mendekatkan diri kepada tuhan ia juga memperbanyak pengetahuan agama agar ahlak perbuatan maupun sikap

11 subjek menjadi baik bahkan melakukan perbuatan yang positif. Dari masa lalunya ia meminta perlindungan serta pertobatan kepada tuhan agar tidak diberikan cobaan yang berat membuat ia terjerumus kedalam dosa dan menambahkan bahwa makna hidup subjek mengandung tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi subjek. Subjek melakukan perubahan dalam dirinya kearah yang lebih baik tanpa melihat kebelakang untuk meninggalkan semua masalah yang buruk bagi dirinya maupun keluarga subjek. Dengan ia berlatih menggali kemampuan bermain alat musik ia merasa mampu mencari uang serta membantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun ia juga berusaha mendapatkan kehidupan yang layak. I. KESIMPULAN Subjek merupakan remaja anak jalanan yang sering mendapatkan berbagai macam tindakan kekerasan terhadap dirinya, subjek mengalami pemukulan bentuk dari kekerasan diantaranya subjek ditendang, ditonjok, dan ditampar. Bentukbentuk dari kekerasan seksual yang subjek alami subjek ditampar sebelum diperkosa bahkan juga mengalami pelecehan seksual. memahami pribadinya yang buruk hingga melupakan masa lalu dengan ia melakukan tindakan positif dalam hal memandang masalah yang terjadi atas masalah kehidupannya. Ia memiliki hubungan yang terjalin baik antara orangtua, teman dan lingkungan dengan hal ini ia lakukan dirinya patuh dan taat pada segala perintah dan menjauhi segala larangannya yang diajarkan agama. Maka dari itu ia merasakan perubahan dalam dirinya kearah yang lebih baik dan mempunyai kesenangan tercapainya tujuan hidup. Dalam hal subjek memiliki kebermaknaan hidup adalah subjek melakukan perubahan nasib subjek kearah yang lebih baik dengan bekerja keras subjek mendapatkan penghasilan yang besar dari gaji yang subjek dapatkan. Karena subjek bekerja dapat memberikan kebahagiaan dan kesenangan bagi dirinya dan kedua orangtuanya. Selain itu subjek merupakan pribadi yang terbuka dimana subjek suka bercerita dan sharing masalah yang dialami dan juga mengenai dirinya pribadi subjek juga mendapatkan nasehat agar subjek tidak mengulangi masalah yang sudah subjek lakukan.

12 Proses perkembangan subjek memiliki kebermaknaan hidup diantaranya subjek melakukan tindakan positif dengan menggali kemampuan bermain alat musik merasa mampu mencari uang untuk membantu keluarga memenuhi kebutuhan hidup maupun ia juga berusaha mendapatkan kehidupan yang layak. Maka dari itu yang ia lakukan mendekatkan diri kepada tuhan bahkan juga memperbanyak ilmu pengetahuan agama agar ahlak perbuatan maupun sikap subjek menjadi baik serta ia menjalankan hidup ia meminta perlindungan dan pertobatan kepada tuhan agar tidak diberikan cobaan yang berat membuat ia terjerumus kedalam dosa. J. SARAN Karena adanya keterbatasan dalam penelitian ini pada interaksi bertemu antara peneliti dengan subjek sehingga penelitian ini belum sempurna dalam menggambarkan subjek secara jelas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka yang didapat peneliti berikan didalam penulisan skripsi ini yang berhubungan kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan yaitu 1. Saran untuk subjek Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyarankan perlu berhati-hati didalam pergaulan agar menjalankan hidupnya penuh kedamaian dan kebahagiaan, subjek perlu melihat kembali dampak dari seorang yang mengalami tindakan kekerasan. Sehingga hal itu membawa manfaat bagi subjek dalam kelangsungan hidup subjek bagi masa depan diri sendiri, khususnya yang berkaitan dengan kebermaknaan hidup subjek. Sebuah kekuatan hidup manusia yang selalu terdorong seseorang untuk memiliki sebuah harapan dan tujuan dalam hidup. 2. Saran untuk penelitian selanjutnya Peneliti menyarankan untuk peneliti yang akan meneliti anak jalanan yang mengalami kekerasan, diharapkan melakukan wawancara dan observasi yang mendalam tentang kebermaknaan hidup pada remaja anak jalanan yang mengalami kekerasan, sehingga hal-hal tersebut bisa mengungkap secara jelas dan

13 utuh mengenai gambaran kekerasan pada remaja anak jalanan dan kebermaknaan hidupnya.

MEANINGFULNESS OF LIFE IN ADOLESCENTS LIVING IN THE STREETS AND EXPERIENCE OF VIOLENCE

MEANINGFULNESS OF LIFE IN ADOLESCENTS LIVING IN THE STREETS AND EXPERIENCE OF VIOLENCE MEANINGFULNESS OF LIFE IN ADOLESCENTS LIVING IN THE STREETS AND EXPERIENCE OF VIOLENCE Firdaus Rambe, Intaglia Harsanti, SPsi, MPsi. Undergraduate Program, Faculty of Psychology, 2009 Gunadarma University

Lebih terperinci

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing tahap perkembangannya adalah pada masa kanak-kanak, masa

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing tahap perkembangannya adalah pada masa kanak-kanak, masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum gambaran dari manusia yang sehat adalah mereka yang mampu menyelesaikan tugas perkembangan dengan baik, teratur, dan tepat pada masing-masing tahap

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tipe-tipe Penganiayaan terhadap Anak Penganiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kekerasan pada anak telah menjadi perhatian dunia, begitu banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s Fund (UNICEF) (2012)

Lebih terperinci

QuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran?

QuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran? QuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran? Dear Nona, masihkah Nona ragu tentang kekerasan dalam pacaran yang mungkin tengah Nona alami? Jika iya, Nona bisa mengisi kolom di bawah ini untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Adolescence (remaja) merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia, karena masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar pelitian. Berikut adalah beberapa teori yang terkait sesuai dengan penelitian ini. 2.1 Anxiety (Kecemasan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Remaja adalah mereka yang berusia diantara 10-24 tahun dan merupakan salah satu kelompok populasi terbesar yang apabila dihitung jumlahnya berkisar 30% dari jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa ejekan atau cemoohan, persaingan tidak sehat, perebutan barang

BAB I PENDAHULUAN. berupa ejekan atau cemoohan, persaingan tidak sehat, perebutan barang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aksi-aksi kekerasan terhadap orang lain serta perusakan terhadap benda masih merupakan topik yang sering muncul baik di media massa maupun secara langsung kita temui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah kelompok umur 10-20 tahun. Masa remaja terdiri dari tiga subfase yang jelas, yaitu masa remaja awal (usia 11 sampai 14 tahun), masa remaja pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan pengertian sebagai tindakan atau serangan terhadap. menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan.

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan pengertian sebagai tindakan atau serangan terhadap. menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah kekerasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penilitian ini adalah keluarga yang tinggal di Wilayah

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penilitian ini adalah keluarga yang tinggal di Wilayah V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Responden dalam penilitian ini adalah keluarga yang tinggal di Wilayah Kelurahan Kaliawi Kecamatan Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung, yang melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak terhadap mereka dan perilaku mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia mencapai 243,8 juta jiwa dan sekitar 33,9 persen diantaranya adalah anakanak usia 0-17 tahun (Badan

Lebih terperinci

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017 ASPEK HUKUM KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA BERDASARKAN UU NO.23 TAHUN 2004 1 Oleh : Ollij A. Kereh 2 ; Friend H. Anis 3 Abstrak Perkembangan kehidupan sosial dewasa ini menunjukkan menurunnya nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun. Pada usia ini anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, dan mengabungkan diri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Palebon Semarang, ditampilkan pada tabel di bawah ini : 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 2.1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir : 103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014 KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014 I. Identitas Responden No.Responden : Jenis kelamin : Umur : Alamat rumah : Uang saku/bulan : II.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak merupakan harta yang tak ternilai bagi suatu keluarga, dan menjadi aset yang berharga bagi suatu bangsa. Tak dapat dipungkiri bahwa kondisi anak saat ini akan

Lebih terperinci

BAB 8. KEKERASAN DALAM RUMAHTANGGA DAN TRAFFICKING DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB 8. KEKERASAN DALAM RUMAHTANGGA DAN TRAFFICKING DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati BAB 8. KEKERASAN DALAM RUMAHTANGGA DAN TRAFFICKING DI INDONESIA Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati PERLINDUNGAN ANAK Anak UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak: Seseorang yang belum berusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana pada masa ini akan terjadi perubahan fisik, mental, dan psikososial yang cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki permasalahan dalam hidupnya, dan mereka memiliki caranya masing-masing untuk menangani masalah tersebut. Ada orang yang bisa menangani masalahnya,

Lebih terperinci

PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA. By : Basyariah Lubis, SST, MKes

PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA. By : Basyariah Lubis, SST, MKes PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA By : Basyariah Lubis, SST, MKes KEKERASAN Defenisi Kekerasan pada Wanita : Kata kekerasan terjemahan dari violence yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita. Setiap individu, baik pria maupun wanita memiliki peran masing-masing serta mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkanperubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perlindungan anak yang tertuang dalam Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpacaran Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) atau Dating Violence. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. berpacaran Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) atau Dating Violence. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan Reproduksi adalah termasuk salah satu dari sekian banyak problem remaja yang perlu mendapat perhatian bagi semua kalangan, baik orang tua, guru, dan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD adalah pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bullying. Prinsipnya fenomena ini merujuk pada perilaku agresi berulang yang

I. PENDAHULUAN. bullying. Prinsipnya fenomena ini merujuk pada perilaku agresi berulang yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya pemberitaan di media massa terkait dengan tindak kekerasan terhadap anak di sekolah, nampaknya semakin melegitimasi tuduhan miring soal gagalnya sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Ya / Bukan (Lingkari Salah Satu) Apakah Anda tinggal di rumah kos / kontrak? Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu) Apakah saat ini Anda memiliki pacar? Ya / Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekerasan adalah semua bentuk perilaku verbal maupun non verbal yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga menyebabkan efek negatif secara fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan ada akibat yang

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih banyak daripada anak yang tidak mengalaminya, tetapi mereka memiliki gejala yang lebih sedikit dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status dan kondisi anak Indonesia adalah paradoks. Secara ideal, anak adalah pewaris dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kuisioner ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari para buruh pabrik X yang akan

Kata Pengantar. Kuisioner ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari para buruh pabrik X yang akan Kata Pengantar Kuisioner ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari para buruh pabrik X yang akan digunakan dalam menyusun tugas akhir di Fakultas Psikologi Universitas Maranatha, Bandung. Pada kuisioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari ketidakpuasan seseorang terhadap kondisi hidupnya sehingga melihat anak yang tidak berdaya sebagai

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal HARGA DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL MENIKAH YANG BERSELINGKUH KARTIKA SARI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran dan fungsi ibu dalam kehidupan seorang anak sangat besar. Anak akan lebih merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media massa, dimana sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi saat ini telah banyak menimbulkan permasalahan sosial, terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas menggejala secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai pemberitaan publik, baik dalam media cetak, media elektronik dan media online, dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung es yang hanya nampak puncaknya saja di permukaan, namun sebagian besar badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Indonesia, saat ini sudah tidak mengenal kata usai dan terus bertambah setiap tahunnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, kasus tindak kekerasan semakin marak terjadi. Hal tersebut tidak hanya terjadi di tempat yang rawan kriminalitas saja tetapi juga banyak terjadi di berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Orang Tua 1. Pengertian Orang tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan, terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan guru dan contoh utama untuk anakanaknya karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja menaruh minat dan perhatian yang cukup besar terhadap relasi dengan teman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan

Lebih terperinci

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 13 Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id KEKERASAN TERHADAP ANAK Kekerasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah perilaku seksual pada remaja saat ini menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih menganggap tabu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka lupa bahwa orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai

Lebih terperinci

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Istilah kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) dalam tulisan ini merujuk pada segala bentuk kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam konteks kehidupan berkeluarga.

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP (FISIK DAN PSIKOLOGIS) PADA ANAK JALANAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP (FISIK DAN PSIKOLOGIS) PADA ANAK JALANAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP (FISIK DAN PSIKOLOGIS) PADA ANAK JALANAN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang selalu ingin dicapai oleh semua orang. Baik yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka ingin dirinya

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN I. Petunjuk Pengisian a. Sebelum mengisi pertanyaan, terlebih dahulu tulislah identitas Saudar/i pada tempat yang sudah disediakan. b. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi

I. PENDAHULUAN. pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga memegang peran penting dalam membentuk watak dan kepribadian anak. Karena pendidikan dikeluarga menjadi risalah awal sekaligus sebagai pelepah dasar terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada masa dewasa awal merupakan masa puncak dalam bersosialisasi. Individu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta dan seksual merupakan salah satu permasalahan yang terpenting yang dialami oleh remaja saat ini. Perasaan bersalah, depresi, marah pada gadis yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling indah dan masa yang penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004) masa remaja

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN A. Perbandingan Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilihat dari fisik, tetapi juga dilihat dari kelebihan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilihat dari fisik, tetapi juga dilihat dari kelebihan yang dimiliki. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan kesempurnaan yang berbeda. Kesempurnaan tidak hanya dilihat dari fisik, tetapi juga dilihat dari kelebihan yang dimiliki. Umumnya seseorang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.

BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga. BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP II. 1. Pendekatan Psikologi Setiap kejadian, apalagi yang menggoncangkan kehidupan akan secara spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja merupakan penerus generasi keluarga dan bangsa. Perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja merupakan penerus generasi keluarga dan bangsa. Perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan penerus generasi keluarga dan bangsa. Perlu mendapatkan pendidikan yang baik sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang pesat, sehingga akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying merupakan fenomena yang marak terjadi dewasa ini terutama di lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya baik di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk diskriminasi. Tindak kekerasan (violence)

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Kekerasan da1am Rumah Tangga merupakan suatu persoa1an yang serius.

BABI PENDAHULUAN. Kekerasan da1am Rumah Tangga merupakan suatu persoa1an yang serius. 1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar be1akang masa1ab Kekerasan da1am Rumah Tangga merupakan suatu persoa1an yang serius. Meningkatnya jum1ah kekerasan da1am rumah tangga yang terjadi menunjukkan bahwa persoa1an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Anak adalah sumber daya bagi bangsa juga sebagai penentu masa depan dan penerus bangsa, sehingga dianggap penting bagi suatu negara untuk mengatur hak-hak

Lebih terperinci

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita 133 134 Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita 135 136 Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita 137 138

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran (http://www.sekolahdasar.net). Sekolah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang ditandai dengan perubahan-perubahan didalam diri individu baik perubahan secara fisik, kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki buah hati tentunya merupakan dambaan bagi setiap orang yang telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah terbesar nan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor yang secara sengaja atau tidak sengaja penghambat keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor yang secara sengaja atau tidak sengaja penghambat keharmonisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah hubungan rumah tangga tentunya tidak selamanya berjalan baik sesuai dengan apa yang telah kita inginkan, namun ternyata ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

BAB XVIII. Kekerasan terhadap perempuan. Kisah Laura dan Luis. Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan

BAB XVIII. Kekerasan terhadap perempuan. Kisah Laura dan Luis. Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan BAB XVIII Kekerasan terhadap perempuan Kisah Laura dan Luis Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan Tanda-tanda yang harus diwaspadai Siklus kekerasan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Anak merupakan karunia dari Tuhan yang Maha Esa. Keberadaanya merupakan anugrah yang harus dijaga, dirawat dan lindungi.setiap anak secara kodrati memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (UU PKDRT)

BAB IV ANALISIS YURIDIS UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (UU PKDRT) BAB IV ANALISIS YURIDIS UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (UU PKDRT) A. Penafsiran dan Ruang Lingkup Rumah Tangga Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Aristoteles (dalam Bertens, 2004) menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan utama dari eksistensi manusia

Lebih terperinci

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya perilaku seksual pranikah di kalangan generasi muda mulai mengancam masa depan bangsa Indonesia. Banyaknya remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga

BAB II LANDASAN TEORI. Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga BAB II LANDASAN TEORI II.A. MAKNA HIDUP II.A.1. Definisi Makna Hidup Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. adalah bercintaan atau berkasih-kasihan sehingga dapat disimpulkan. perempuan, adanya komitmen dari kedua belah pihak biasanya

BAB II KAJIAN TEORI. adalah bercintaan atau berkasih-kasihan sehingga dapat disimpulkan. perempuan, adanya komitmen dari kedua belah pihak biasanya 2.1 Kekerasan dalam pacaran 2.1.1 Konsep Pacaran BAB II KAJIAN TEORI Menurut KBBI (1986) pacar adalah teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Sedangkan berpacaran adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang sah karena terbentuk sesuai dengan aturan hukum yang. berlaku, demi kelangsungan bangsa, perkembangan pribadi, dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang sah karena terbentuk sesuai dengan aturan hukum yang. berlaku, demi kelangsungan bangsa, perkembangan pribadi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang memiliki keyakinan bahwa perkawinan merupakan lembaga yang sah karena terbentuk sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, demi kelangsungan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kekerasan di lingkungan pendidikan atau sekolah ini telah menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan, 16% siswa kelas akhir mengatakan bahwa mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode untuk mendisiplinkan anak. Cara ini menjadi bagian penting karena terkadang menolak untuk

Lebih terperinci

Islam Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga Dr. La Jamaa

Islam Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga Dr. La Jamaa 1 Islam Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga Dr. La Jamaa Pengantar Pada dasarnya seorang isteri mendambakan perlindungan serta kasih sayang dari suaminya, dan bukan kekerasan fisik, psikologis, seksual dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya mereka dapat menggantikan generasi terdahulu dengan sumber daya manusia, kinerja dan moral

Lebih terperinci