PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGAMAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PEMADAMAN LISTRIK TOTAL DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGAMAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PEMADAMAN LISTRIK TOTAL DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK"

Transkripsi

1 PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGAMAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PEMADAMAN LISTRIK TOTAL DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK Fitri Puspitasari Putri ( ) Uhlil Mahdaniyah ( ) Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ABSTRAK Isu global yang sering diperbincangkan masyarakat Indonesia belakangan ini adalah mengenai pemadaman listrik bergilir akibat terjadinya krisis energi. Krisis energi yang dampaknya langsung bisa dirasakan adalah tingginya harga bahan bakar. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa kebutuhan (konsumen) terhadap bahan bakar semakin meningkat dengan pesat, sementara itu sumbernya makin berkurang. Sebagai konsekuensi logis, tanpa bahan baku energi kehidupan ini tidak ada. Selain itu, penggunaan bahan bakar juga berdampak bagi bumi kita. Penggunaan bahan bakar dari minyak dan batu bara disinyalir sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global. Pada project work ini dibuat serangkaian alat yang terdiri dari MBS, beban esensial maupun non esensial, serta rangkaian kontrol. Kata kunci: MBS, Rangkaian Kontrol, beban esensial dan non esensial. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang berkaitan dengan judul project work yang disajikan yaitu : latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, serta sistematis penulisan Latar belakang Isu global yang sering diperbincangkan masyarakat Indonesia dan dunia adalah mengenai krisis energi dan pemanasan global. Krisis energi yang dampaknya langsung bisa dirasakan adalah tingginya harga bahan bakar. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa kebutuhan (konsumen) terhadap bahan bakar semakin meningkat dengan pesat, sementara itu sumbernya makin berkurang. Sebagai konsekuensi logis, tanpa bahan baku energi kehidupan ini tidak ada. Selain itu, penggunaan bahan bakar juga berdampak bagi bumi kita. Penggunaan bahan bakar dari minyak dan batu bara disinyalir sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global. [3] Maka dalam rangka mengamankan pasokan daya serta energi khususnya di Laboratorium Reparasi Listrik PPNS, perlu dilaksanakan pengendalian daya dan energi. Menghadapi berbagai kendala tersebut, kami ingin berpartisipasi dengan membuat alat tersebut yang diharapkan dapat membantu mengendalikan daya pada Laboratorium Reparasi Listrik PPNS. 1

2 1.2 Permasalahan Dari permasalahan diatas, maka dalam project work ini kami akan merancang suatu alat yang dapat menunjang program pengendalian daya sebagai upaya solusi dari masalah krisis energy yang sedang terjadi di Indonesia dan dunia, dengan rumusan suatu permasalahan, yaitu: Bagaimana cara menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik khususnya yang terdapat di laboratorium Reparasi Listrik PPNS? 1.3.Tujuan Dan Manfaat Pengaturan pembagian daya dilakukan melalui sebuah mikrokontroller bermula pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas,maka tujuan dari pembuatan Project work ini antara lain : Untuk menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik khususnya yang terdapat di laboratorium Reparasi Listrik PPNS 1.4.Batasan Masalah Dalam Perancangan dan Pembuatan Alat Pengaman Untuk Menghindari Terjadinya pemadaman Listrik Total di Laboratorium Reparasi Listrik ini akan kami batasi sebagai berikut: 1. Pemadaman ini hanya digunakan pada perlatan yang tidak menimbulkan kerusakan bila terjadi pemutusan secara tiba-tiba. 2. Peralatan hanya menentukan pola atau alur pemadaman. 3. Alur atau pola pemadaman sesuai database beban esential dan beban non esential. 4. Tidak membahas Analisis Sistem Tenaga (AST). 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana maksud dan isi project work ini, maka disini akan dijelaskan sistematis dari pembahasan seperti yang diuraikan diatas. BAB I : PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang berkaitan dengan judul project work yang disajikan yaitu : latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, serta sistematis penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Membahas mengenai dasar-dasar rangkaian diantaranya adalah tentang Magnetic Contactor, MBS, MCB, daya listrik, beban essential dan beban non essential, Lampu indicator, push botton. BAB III : PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT Membahas tentang perencanaan perangkat keras serta menguraikan cara kerja alat dan juga dibahas perencanaan perangkat lunak untuk mengaktifkan alat ini dan mengeluarkan suara informasi. BAB IV : PENGUJIAN Merupakan pengujian terhadap alat yang dibuat apakah sesuai dengan yang di ingin kan. Pengujian dapat dilakukan dengan pengetesan setiap bagian dari alat yang dibuat. BAB V : PENUTUP Merupakan penutup dari project work yang terdiri kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran-saran yang sifatnya membangun untuk pengembangaan alat yang lebih lanjut. 2

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnetic Contactor Kontaktor adalah peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally Close) akan membuka. Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan untuk rangkaian kontrol. Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut: Prinsip Kerja Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontakkontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut : Gambar 2.2 Prinsip Kerja Kontaktor Gambar 2.4 dibawah adalah menunjukkan konstruksi penandaan /penomoran Relay pada kontakkontaknya. Gambar 2.1 Kontaktor Gambar 2.4 Konstruksi penomoran pada kontak-kontaknya 3

4 2.2 Relay Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan otak dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut : Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Relay merupakan saklar magnetis. Relay ini menghubungkan rangkaian beban on atau off dengan pemberian energi elektromagnetis. [2] Konstruksi relay terdiri dari kumparan inti besi stationar. Kontak relay dipasangkan pada batang besi bersendi. Jika kumparan dialiri arus listrik maka timbulah elektromagnetik pada inti besi sehingga batang besi dapat ditarik ke inti elektromagnetik dan menutup pada kotak relay yang lain. Jika arus listrik diputuskan maka kontak akan dilepaskan oleh pegas. Gambar 2.6 dibawah ini merupakan contoh bentuk relay. Gambar 2.6 Relay 2.3 MCB Mini Circuit Breaker (MCB) adalah pemutus hubungan listrik secara otomatis bilamana daya/tegangan melampaui standar yang ditentukan.gunanya untuk mencegah terjadinya korsleting/hubungan pendek ataupun kerusakan peralatan listrik akibat melonjaknya tegangan listrik. Pada rumah model lama, pemutus arus listrik ini berupa fuse (sekering) yang sudah tidak praktis lagi, karena bilamana putus, harus mengganti sekering tersebut. Dengan adanya MCB maka setiap kali arus listrik over sehingga circuit terputus, sesudah instalasi normal kembali maka untuk menghidupkan listrik cukup dengan menekan tuas/saklar pada mcb. Alat pengaman otomatis yang dipergunakan untuk membatasi arus listrik. Alat pengaman ini dapat juga berguna sebagai saklar. Dalam penggunaannya, pengaman ini harus disesuaikan dengan besar listrik yang terpasang. Hal ini adalah untuk menjaga agar listrik dapat berguna sesuai kebutuhan. Kepentingan melakukan suatu penelitian adalah agar kita mendapat jawaban yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam memilih suatu alat pengaman yang betul-betul baik dan handal. Adapun Fungsi dari pemasangan Mini Circuit Breaker (MCB) adalah sebagai alat pengaman ataupun sebagai pembatas arus yang lewat pada saluran yang dimaksud. Mini Circuit Breaker (MCB) dipergunakan dan dipasang pada saluran awal sebelum saluran diberikan beban. Untuk MCB dengan kapasitas tertentu, semestinya memiliki kemampuan lepas dengan beban maksimal tertentu pula, tetapi kenyataan setelah diadakan suatu penelitian sebagai 4

5 pembatas arus, MCB sering melepas arus melebihi kapasitas yang tertera pada alat tersebut. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap perencanaan dalam penentuan besar dan kecilnya diameter dari saluran (kabel) itu sendiri. [6] Adapun Gambar 2.12 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk fisis MCB. Gambar 2.12 MCB Prinsip kerja MCB Prinsip kerja MCB apabila terjadi arus lebih maka bimetal akan memuai untuk menggerakkan breaker pada posisi membuka/lepas. Sedangkan proses pemasukan di lakukan secara manual. Dalam rangkaian peralatan tersebut MCB 3phasa berfungsi sebagai pengendalian daya. [4] Adapun Gambar 2.13 berikut ini adalah menunjukkan konstruksi MCB. Keterangan gambar: 1. Pengungkit sambungan ON 2. Relai magnet sesaat 3. Penghubung magnet saklar 4. Sistem penghubung 5. Bimetal untuk beban lebih 6. Terminal penyambungan kabel luar 7. Penghubung/kontak 8. Kontak sambungan pemutusan 9. Klem penjepit 10. Lihat Kontak penghubung arus 12. Penekan kontak 13. Bimetal 14. Pengungkit 15. Isolator 16. Lubang ventilasi 18. Pengungkit 19. Per 20. Per 21. Terminal 22. Rumah 23. Kumparan 24. Engsel 25. Pemegang kontak 2.4 Daya Listrik Power atau daya adalah berapa besar gaya yang dapat dilakukan dalam setiap waktu. Daya secara mekanik yang biasa digunakan di amerika adalah menggunakan horsepower. Daya listrik biasanya diberi satuan watt, dan bisa dihitung dengan persamaan P = IE. Daya listrik dihasilkan oleh tegangan dan arus. Horsepower dan watt adalah dua hal yang berbeda namun menjelaskan hal yang sama dalam menjelaskan persamaan fisika, dengan 1 horsepower setara dengan 747,5 watt. Gambar 2.13 Konstruksi MCB 5

6 2.5 Beban Essensial dan Beban Non Essensial Secara keseluruhan, kebutuhan daya yang diperlukan proyek pembangunan kilang baru atau pengembangannya agar ditentukan sesuai dengan studi beban listrik kilang tersebut, termasuk daftar beban dari masingmasing fasilitas dan perhitungan harus dikonfirmasikan pada rancangan final (detail design). Daftar beban listrik dikembangkan dengan menggunakan daftar peralatan mekanis (Mechanical Equipment List) sebagai acuan utama untuk beban-beban mekanis. Beban pada kondisi operasi normal secara praktis tetap dengan perbedaan variasi harian dan musim. Namun demikian, beban paling tinggi yang akan terjadi pada musim panas menggambarkan kenaikan kerja pendingin dan beban-beban HVAC terhadap temperatur udara yang lebih tinggi. 2.6 MBS (Motor Break Starter) Pengamanan beban lebih memproteksi motor pada ketiga fasanya yang baik menggunakan sistem bimetal (LR2-K & LR-D) maupun yang menggunakan system elektronik tanpa supply terpisah (LR9-F) dan mempunyai sensitifitas terhadap hilang fasa yang bekerja dengan sistem differensial (tidak langsung trip pada kasus terjadinya hilang satu fasa) apabila dibutuhkan proteksi yang segera (Instantaneous) harus ditambahkan peralatan khusus untuk proteksi hilang fasa misalnya RM4, RCP. Pengaman beban lebih ini bisa dipasangkan langsung dengan kontaktornya maupun terpisah sehingga sangat fleksibel untuk pemasangannya di dalam panel. Pengaman beban lebih memproteksi motor dari kerusakan karena terjadinya beban lebih dengan memutuskan suplai ke koil kontaktor (melalui kontak NC nya), sehingga kontaktor terbuka dan motor berhenti (proteksi dilakukan dengan melalui fungsi kontrolnya,tidak ada pemutusan daya langsung pada pengaman beban lebihnya). Pemilihan jenis pengaman beban lebih ditentukan oleh rating/setting arus sesuai dengan arus nominal motor pada beban penuh dan kelas tripnya. Untuk pemakaian standar digunakan kelas trip 10 yaitu pengaman beban lebih akan trip pada 7.2 Ir dalam waktu 4 detik < Tp < 10 detik. Beban lebih dapat terjadi karena adanya beban yang berlebihan maupun kondisi dari plant yang tidak seharusnya. Sesuatu hal yang bisa digunakan untuk mengetahui suatu motor dalam kondisi beban lebih adalah arus yang mengalir pada motor. Adapun Gambar 2.16 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk MBS. Gambar 2.16 MBS 6

7 MBS digunakan untuk switching, perlindungan, dan isolasi sirkuit, terutama dengan beban motor. Accesories seperti kontak bantu, tegangan, dll, yang dapat dipasang, kemungkinan memperluas jangkauan aplikasi. [9] 2.7 Tombol Tekan Normally Open (NO) Tombol tekan normally open ialah tombol tekan yang dalam keadaan normalnya kontaknya terbuka sebelum ditekan atau dioperasikan.apabila tombol ini ditekan maka kontaknya akan menutup (dari NO menjadi NC) apabila tombol dilepas maka kontaknya akan kembali keposisi semula. Banyak dipakai pada start-stop semi otomatis dengan kontaktor dan otomatis. [10] Adapun Gambar 2.17 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk fisik tombol tekan normally open. 2.8 Tombol Tekan Normally Close (NC) Tombol tekan normally close ialah tombol tekan yang dalam keadaan normalnya kontaknya tertutup sebelum ditekan atau dioperasikan.apabila tombol ini ditekan maka kontaknya akan membuka (dari NC menjadi NO) apabila tombol dilepas maka kontaknya akan kembali keposisi semula. Banyak dipakai pada start-stop semi otomatis dengan kontaktor dan otomatis. Adapun Gambar 2.19 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk fisik tombol tekan normally close. [10] Gambar 2.19 Push Botton NC Dan berikut ini adalah gambar 2.20 kostruksi tombol tekan normally open. Gambar 2.17 Push Botton NO Dan berikut ini adalah gambar 2.18 kostruksi tombol tekan normally open. Gambar 2.20 Konstruksi Tombol Tekan NC Gambar 2.18 Kontsruksi Tombol Tekan NO 2.9 Lampu Indicator Lampu indicator(petunjuk) fungsinya sebagai tanda untuk mengetahui bahwa rangkaian sedang 7

8 berkerja apabila jarak antara operator dengan rangkain berjauhan. Lampu indicator merupakan lampu tanda (pilot) untuk menunjukkan ON atau OFF suatu rangkaian kontrol. Standar dari lampu-lampu indicator : - merah : menyatakan suatu peringatan yang berarti berbahaya. - Hijau : mesin siap untuk dijalankan - Putih : mesin keadaan berjalan normal Sekering digunakan untuk sebagai pengamannan terhadap over load. Lampu indikator dipasang secara pararel dengan rangkaian supaya jika lampu putus rangkaian dapat berputar. Sekering dipasang secara seri, supaya jika terjadi over load akan dan sekring putus maka rangkaian akan mati. Cahaya lampu dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik dalam suatu kawat penghantar. Dalam kawat ini energi listrik diubah menjadi panas dan cahaya. Bentuk umum dari lampu indikator dapat berbeda-beda tergantung dari kebutuhan. Sesuai fungsinya yaitu sebagai indikator maka kerja dari lampu tergantung dari sumber yang terhubung, dalam hal ini lampu dihubungkan secara seri dengan elemen pemanas. Apabila elemen pemanas terhubung dengan arus maka lampu indikator secara otomatis akan menyala, namun setelah selang beberapa waktu apabila panas telah melebihi setting pada termostat, maka arus akan terputus dan mengakibatkan lampu indikator mati beberapa saat seiring matinya elemen pemanas. Apabila panas pada elemen pemanas telah turun maka arus akan terhubung kembali dan lampu indikator akan menyala kembali. Mengingat konstruksi lampu yang relatif kecil dan arus yang mengalir adalah tegangan AC maka kemungkinan lampu mudah putus sangat besar. [11] Maka untuk mengatasinya pada salah satu bagian kutub lampu dipasang resistor. Adapun Gambar 2.21 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk fisik lampu indikator. Gambar 2.21 Lampu Indikator 2.10 LCD 16 X 2 Baris (M1632) M1632 adalah modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroller yang didisain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroller HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD ini mempunyai CGROM(Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). 8

9 2.11 Keypad 3X4 Keypad sering digunakan sebagi suatu input pada beberapa peralatan yang berbasis mikroprosessor atau mikrokontroller. Pada dasarnya keypad terdiri dari sejumlah saklar, yang terhubung sebagai baris dan kolom. Agar mikrokontroller dapat melakukan scan keypad, maka port mengeluarkan salah satu bit dari 4 bit yang terhubung pada kolom dengan logika low 0 dan selanjutnya membaca 4 bit pada baris untuk menguji jika ada tombol yang ditekan pada kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol yang ditekan, maka mikrokontroller akan melihat sebagai logika high 1 pada setiap pin yang terhubung ke baris. [12] Gambar 2.24 berikut ini menunjukkan 3x4 Keypad Module: Gambar 2.24 Keypad Module Gambar 2.25 berikut ini menunjukkan Rangkaian dasar keypad 4x4: Gambar 2.25 Rangkaian dasar keypad 4x4 BAB III METODOLOGI Dalam pengerjaan project work ini diperlukan suatu urutan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, hal tersebut dimaksudkan agar project work ini dapat tercapai tujuannya secara maksimal dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu merencanakan langkah-langkah yang sekiranya dapat memaksimalkan dalam pelaksanaan project work ini. Proses pelaksanaan kerja tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan Judul Dalam langkah ini merupakan suatu hal yang penting sebelum melangkah ke hal yang lainnya untuk pengerjaan proyek, unruk mendapatkan judul ini harus sesuaikan kemampuan penulis, apakah penulis mampu mengerjakan project work ini. 2. Studi Perpustakaan Studi perpustakaan merupakan suatu metode untuk mendapatkan datadata, literatur referensi yang sekiranya dapat dijadikan topik sebuah judul project work dan penunjang teori pembuatan 9

10 project work ini, serta untuk mendapatkan literatur tentang spesifikasi, cara kerja dan penanganan masalah dari peralatan yang akan digunakan dalam pengerjaan project work. 3. Akses Internet Akses internet merupakan suatu langkah pencarian data yang akurat terbaru untuk mencari data informasi terbaru yang berhubungan erat dengan pengerjaan project work. 4. Persiapan alat dan bahan Dalam tahap ini akan dipersiapkan alat-alat yang mendukung untuk pelaksanaan project work ini. Macam-macam alat yang dibutuhkan dalam pembuatan alat ini antara lain: 1. Box Panel 2. Relay Relai adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini dienergikan, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar. 3. MBS Pengamanan beban lebih memproteksi motor pada ketiga fasanya yang baik menggunakan sistem bimetal 4. MCB Mini Circuit Breaker (MCB) adalah pemutus hubungan listrik secara otomatis bilamana daya/tegangan melampaui standar yang ditentukan.gunanya untuk mencegah terjadinya korsleting/hubungan pendek ataupun kerusakan peralatan listrik akibat melonjaknya tegangan listrik. 5. Lampu indikator Lampu indicator(petunjuk) fungsinya sebagai tanda untuk mengetahui bahwa rangkaian sedang berkerja apabila jarak antara operator dengan rangkain berjauhan 6. Tombol tekan Normally Open Tombol tekan normally open ialah tombol tekan yang dalam keadaan normalnya kontaknya terbuka sebelum ditekan atau dioperasikan.apabila tombol ini ditekan maka kontaknya akan menutup (dari NO menjadi NC) apabila tombol dilepas maka kontaknya akan kembali keposisi semula. 7. Tombol tekan Normally Close Tombol tekan normally close ialah tombol tekan yang dalam keadaan normalnya kontaknya tertutup sebelum ditekan atau dioperasikan.apabila tombol ini ditekan maka kontaknya akan membuka (dari NC menjadi NO) apabila tombol dilepas maka kontaknya akan kembali keposisi semula. 8. Magnetic Contactor Magnetic contactor merupakan saklar yang digunakan oleh magnet listrik dan kontaktor magnet harus mampu mengalirkan serta memutuskan arus dalam keadaan kerja nominal. 5. Pembuatan alat Pembuatan alat sesuai dengan blok diagram yang ada serta mengambil data-data yang diperlukan untuk referensi 10

11 dan juga sebagai salah satu acuan dalam pengambilan kesimpulan. 6. Pengujian alat Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat di operasikan dengan baik atau gagal. Di dalam pengerjaan suatu project work, disamping dituntut untuk harus menguasai dasar-dasar dan masalahmasalah tentang alat tersebut yang berhubungan dengan project work, suatu hal yang juga dituntut adalah keharusan dalam melakukan pengujian alat dan rangkaian. Dengan dilakukannya pengujian alat dan rangkaian tersebut dimaksudkan agar dapat melihat secara langsung bagaimana cara kerja alat yang dibuat, apakah alat dan rangkaian tersebut telah memenuhi kriteria dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan diharapkan sebelumnya. Sehingga apabila hal tersebut belum tercapai atau masih terdapat kendala dan kekurangankekurangan terhadap alat dan rangkaian tersebut, maka perbaikan terhadap alat dan rangkaian tersebut dapat dilakukan sesegera mungkin. 7. Kesimpulan Kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan. Jika alat yang dibuat dapat dioperasikan dengan baik serta sesuai dengan rencana maka dapat diambil kesimpulan bahwa alat yang dibuat tersebut dinyatakan successful. 8. Pembuatan Laporan Laporan dibuat sesuai proses pelaksanaan project work sampai dengan mendapatkan hasil yang direncanakan Flowchart Metodologi Agar pelaksanaan project work ini berjalan sesuai dengan urutan yang benar, maka perlu disusun sebuah flow chart metodologi. Adapun flowchart diagram pengerjaan seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.26 berikut. Gambar 3.26 Flowchart Diagram Pengerjaan 3.2 Blok Diagram Perencanaan Alat Diagram blok adalah suatu pernyataan gambar yang ringkas, dari gabungan sebab dan akibat antara masukkan dan keluaran dari suatu system. Blok/Kotak Biasanya berisikan uraian dan nama elemennya, atau simbul untuk operasi matematis yang harus dilakukan pada masukkan untuk menghasilkan keluaran. Tanda anak panah : 11

12 Menyatakan arah informasi aliran isyarat atau unilateral. Blok diagram disusun untuk memudahkan kita membaca sistem kerja alat tersebut. Adapun Gambar 3.27 berikut ini adalah menunjukkan sebuah block diagram system. Gambar 3.27 blok diagram system ditunjukkan pada tabel berikut ini: AC Kipas Angin 4.2 Rangkaian LCD dan Keypad Data-data yang dihasilkan oleh penekanan Tombol keypad digunakan untuk setting setting arus maksimal yang diinginkan. Dengan ditampilkan ke LCD maka operator akan dapat mengetahui perintah arus maksimal dan besar arus yang lewat pada saat tersebut. Berikut ini menunjukkan Rangkaian LCD 16 * 2: Gambar 4.28 berikut ini menunjukkan Rangkaian dasar keypad 3x4: BAB IV PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT Pada bab ini membahas tentang perencanaan perangkat keras serta menguraikan cara kerja alat dari alat tersebut. Perencanaan alat yang akan dibuat dengan menggunakan teori-teori penunjang yang ada sesuai dengan permasalahannya, serta data-data yang akurat. 4.1 Perencanaan Beban Esensial dan Non Esensial Pada Laboraturium Reparasi Listrik a) Yang termasuk dalam kelompok beban esensial adalah seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini: Komputer Lampu b) Yang termasuk dalam kelompok beban non esensial adalah seperti Gambar 4.28 Rangkaian dasar keypad 3x4 Gambar 4.29 berikut ini menunjukkan Tampilan LCD dan keypad 3x4: 12

13 4.4 Blok Diagram Perencanaan Alat Gambar 4.29 Tampilan LCD dan keypad 3x4 4.3 Rangkaian Kontrol Panel Dalam pengujian alat ini digunakan sumber yan berasal dari PLN sebesar 220V. Dalam instalasi listrik harus mempunyai pengatur suplai daya yang masuk untuk dibagikan kesetiap pemakaian/beban dalam grup/kelompok yang berbeda-beda sehingga pemakaian dilengkapi dengan komponen pengatur dan komponen pengaman untuk menjaga keseimbangan suplai daya yang masuk dengan jumlah seluruh daya yang digunakan oleh pemakai.pembagian tersebutmemerlukan tempat yang disebut dengan Panel Distribusi Listrik. Gambar 4.30 berikut ini menunjukkan Tampilan Kontrol Panel: Di dalam pembuatan project work ini di dahului dengan perencanaan system yang akan digunakan dan juga perancangan alat yang juga akan mendukung dalam proses pembuatan project work ini, Sehingga dalam proses pembuatan project work akan berjalan secara sistematis dan terkoordinasi dengan baik Perancangan alat project work ini di dasari dengan pengetahuan yang di dapatkan dari beberapa sumber dan masalah dari kehidupan sehari hari yang menginspirasi untuk dapat diaplikasikan dalam bentuk alat. Perencanaan system pada project work ini akan digambarkan dalam bentuk blok diagram yang systematis dan prosesnya berjalan tahap demi tahap, sehingga system yang dibuat dalam project work ini dapat dipahami oleh semua kalangan masyarakat. Pada gambar 4.31 dibawah ini merupakan gambar blok diagram perancangan alat. Gambar 4.31 Blok diagram perancangan alat Gambar 4.30 Tampilan Kontrol Panel 13

14 4.5 Single Line Perencanaan Alat Dalam pengujian alat ini digunakan sumber yang berasal dari PLN sebesar 220V. Dalam instalasi listrik harus mempunyai pengatur suplai daya yang masuk untuk dibagikan kesetiap pemakaian/beban dalam grup/kelompok yang berbeda-beda sehingga pemakaian dilengkapi dengan komponen pengatur dan komponen pengaman untuk menjaga keseimbangan suplai daya yang masuk dengan jumlah seluruh daya yang digunakan oleh pemakai. Pembagian tersebut memerlukan tempat yang disebut dengan Panel Distribusi Listrik. Gambar 4.32, 4.33, dan 4.34 berikut ini menunjukkan Single Diagram perencanaan alat: Gambar 4.34 Dalam keadaan normal BAB VI PENUTUP Gambar 4.32 Single Line Diagram Perencanaan Alat Gambar 4.33 Dalam keadaan tidak normal (gangguan) Bab ini merupakan penutup dari Project Work yang terdiri kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran-saran yang sifatnya membangun untuk pengembangaan alat yang lebih lanjut 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan studi dan penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Dalam keadaan normal ( bekerja semua / tidak terjadi gangguan ), besar arus pada tang ampere = 2,5 A, besar arus setting pada MBS = 3,2 A, artinya beban-beban esensial maupun beban-beban non esensial masih tetap mendapatkan suplai tenaga listrik dari sumber utama. 14

15 2. Dalam keadaan tidak normal ( padam semua / terjadi gangguan ) karena ada penambahan beban, besar arus pada tang ampere = 2,5 A, besar arus setting pada MBS = 2,4 A, artinya MBS bekerja memutuskan suplai tenaga listrik beban esensial dan beban non esensial. 3. Dalam keadaan tidak normal ( salah satu padam / terjadi gangguan ) karena ada penambahan beban, besar arus pada tang ampere = 2,5 A, besar arus setting pada MBS = 2,4 A, artinya MBS bekerja memutuskan suplai tenaga listrik beban non esensial saja. 6.2 SARAN Didalam proses pengerjaan project work ini tentunya banyak sekali kekurangan-kekurangan dan kesulitan dalam proses pengerjaan alat maupun penyusunan laporan. Untuk itu diperoleh beberapa kekurangan agar dapat diperbaiki di kemudian hari maka didapatkan beberapa saran yaitu sebagai berikut : 1. Project work ini masih belum sempurna dalam pemasangan.diusahakan lebih menyempurnakan lagi dan mengukur tiap ukuran komponen. 2. Lebih mencari literatur yang berhubungan dengan pembuatan Project work. 3. Alat ini hanya dapat digunakan pada beban-beban kecil saja. 4. Alat ini menggunakan sumber 220V.Agar alat ini dapat diterapkan di beban-beban yang mempunyai daya besar,maka menambahkan sumber menjadi 380V dan melakukan langkah pada butir 3 di atas. DAFTAR PUSTAKA /Kontaktor-Adalah-Peralatan- Listrik-Yang-Bekerja- Berdasarkan 2. Fingerspot Ultimate SDK+U.are.U 4000B Sensor. Digital Persona. USA Petruzelle, Frank D Elektronik Industri.Penerbit ANDI :Yogyakarta 3. Realisasi pemakaian BBM dan kondisi cadangan daya.kompas, Prasetyo H. Edy Pelatihan Karyawan Laboratorium dan bengkel ITS materi Instalasi Listrik,Surabaya. Teknik Kelistrikan Kapal. Surabaya Klockner Moeller, Automation and Power Distribution Wiring Manual Zaki, M.H Cara Mudah belajar merangkai elektronika Dasar. Absolute. Yogyakarta. 15

1. Fitri Puspitasari Putri ( ) 2. Uhlil Mahdaniyah ( )

1. Fitri Puspitasari Putri ( ) 2. Uhlil Mahdaniyah ( ) PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGAMAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PEMADAMAN LISTRIK TOTAL DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK 1. Fitri Puspitasari Putri (6407030043) 2. Uhlil Mahdaniyah (6407030050) JURUSAN

Lebih terperinci

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL) Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis

Lebih terperinci

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah I. Capaian Pembelajaran *Peserta mampu memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tegangan rendah

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat memahami prinsip kerja dan penggunaan magnetic contactor untuk menjalankan motor induksi tiga fase

Lebih terperinci

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG I. TUJUAN 1. Praktikan dapat melakukan pengasutan serta membalik putaran motor tiga fase

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak

Lebih terperinci

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding) Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi

Lebih terperinci

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi : BAB I PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi : A. Tahapan pengendalian motor listrik pada sistem kendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal : Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Jurusan Pend. Teknik Elektro Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa Nim : 1224040001 Fakultas Teknik Sistem DOL (Direct elompok : VIII (Pagi) Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi BAB II PEMBAHASAN II.1. Gambaran Masalah Penggunaan proteksi dalam bidang kelistrikan mencakup segi yang luas. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi yang digunakan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan

Lebih terperinci

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu : Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR

Lebih terperinci

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT Desy Kristyawati [1], Rudi Saputra [2] Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pengasutan bintang-delta, serta mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN 33 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran ini merupakan tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian. Adapun garis besar dari metodologi penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC Disusun Oleh: DONY SETIYAWAN D 400 100 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan PLC Awalnya PLC dirancang untuk menggantikan rangkaian logic atau relay, dengan menambahkan fungsi aritmatika, timer, dan counter, yang banyak digunakan dan merupakan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin

Lebih terperinci

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay) MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Dasar Komponen-Komponen Panel Listrik dan Fungsinya 3.1.1 Saklar magnet/magnetic contactor Gambar 3.1 Kontaktor Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP) INSTALASI MOTOR LISTRIK (IML) BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK MA ARIF 1 WATES KULONPROGO, D.I. YOGYAKARTA Oleh : REZA OKTAFIANSYAH 12501241026

Lebih terperinci

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI Diagram Listrik Ladder Diagram Garis Tipis dan Garis Tebal Sirkit Daya dan Sirkit Kontrol Penamaan Komponen (Huruf dan Angka) Penomeran Kabel Garis terputus-putus :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang berkaitan dengan judul project work yang disajikan yaitu : latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, serta

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Memahami Cara Mengoperasikan Sistem Pengendali Berbasis Elektromagnetik B. Sub

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun Sebagai Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Program Studi

Lebih terperinci

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya PERINGATAN!! Apakah anda sudah tau peralatan instalasi listrik rumah tangga beserta fungsinya masing masing? AWASS... BAHAYA bila anda belum tau.

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

Lebih terperinci

Smart Lighting Berbasis Photocell pada Low Voltage Main Distibusion Panel (Lvmdp) untuk Penghematan Energi

Smart Lighting Berbasis Photocell pada Low Voltage Main Distibusion Panel (Lvmdp) untuk Penghematan Energi Smart Lighting Berbasis Photocell pada Low Voltage Main Distibusion Panel (Lvmdp) untuk Penghematan Energi Deni Hendarto #1, Padillah #2 #1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan Dengan perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini, maka kebutuhan tentang kelistrikan menjadi suatu keharusan, salah satunya unsur menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk, dalam hal ini sektor rumah tangga. Kebutuhan akan energi listrik antara satu

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK SMK Negeri 2 Kota Probolinggo TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK KELAS XI REVISI 5 BUKU PANDUAN SISWA IDENTITAS PEMILIK BUKU : NAMA KELAS No ABSEN Alamat No HP Motto :. : XI Listrik..

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan 31 BAB III PERANCANGAN ALAT Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan mekanik alat, perancanga elektronik dan perancangan perangkat lunak meliputi program yang digunakan,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM : RANCANG BANGUN SISTEM SUPLAI DAYA LISTRIK 900 WATT DAN INSTALASI PENERANGAN DARURAT PADA RUANG PERANCANGAN DENGAN MENGGUNAKAN BATERAI AKUMULATOR SECARA OTOMATIS LAPORAN TUGAS AKHIR Ditujukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil pengamatan dan analisa dari hasil pengukuran rangkaian reliability tes ini yaitu ON/OFF power switch dan ON/OFF remote control berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Transformator Tenaga Transformator tenaga adalah merupakan suatu peralatan listrik statis yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik arus bolak-balik dari tegangan

Lebih terperinci

ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AMIK GI MDP Program Studi Teknik Komputer Skripsi Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK

Lebih terperinci