Laporan Akhir Kegiatan Demonstrasi Teknologi Tindak Lanjut Farming System Analisis (FSA) di Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Akhir Kegiatan Demonstrasi Teknologi Tindak Lanjut Farming System Analisis (FSA) di Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur"

Transkripsi

1 Laporan Akhir Kegiatan Demonstrasi Teknologi Tindak Lanjut Farming System Analisis (FSA) di Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur Oleh : Don Bosco Meke Ujang Ahyar Andreas Ila BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NTT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 8

2 Laporan Akhir Kegiatan Demonstrasi Teknologi Tindak Lanjut Farming System Analisis (FSA) di Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur Don Bosco Meke, Ujang Ahyar, Andreas Ila I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Ende memiliki karakteristik usahatani yang spesifik lahan kering, ciri usahatani yang dijalankan petani adalah : usahataninya membentuk suatu sistem yang khas memadukan berbagai komoditas yang diintegrasikan dalam satu kesatuan usaha. Pola umum yang dibentuk dalam sistem usahatani adalah tanaman pangan + ternak + tanaman tahunan dan atau kombinasi dari dua atau tiga komoditas utama tersebut, yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan disekitarnya (fisik, biologi, sosial budaya). Dari beberapa komoditas yang diusahakan petani ada komoditas yang diunggulkan atau diandalkan dalam perekonomian keluarga, sehingga muncul penciri usahatani berbasis komoditas. Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang diunggulkan di Kabupaten Ende memiliki luas areal tanaman perkebunan kakao.1 ha yang tersebar di 1 kecamatan total produksi 1.01 ton. Dengan produktivitas kg/ha. (Disbun Ende, ), dan masih tergolong rendah. Rendahnya produksi dan produktivitas ini disebabkan petani masih menjalankan usahatani kakao secara tradicional seperti tanpa pemberian pupuk, pengendalian OPT yang belum optimal dan juga pemeliharaan dan pemangkasan belum dilaksanakan bahkan tanamannyapun sudah berumur tua. Di lain pihak teknologi usahatani kakao sudah banyak dihasilkan namun penyebaran ditingkat petani belum optimal (Yusuf, dkk ) (Yusuf, dkk ). Hal ini disebabkan adanya kesenjangan antara sumber penghasil teknologi dengan pengguna oleh karenanya diperlukan penyederhanaan penyampaian hasil penelitian yang antara

3 lain melakukan demonstrasi teknologi budidaya kakao. Berdasarkan hasil survey oleh Tim Farming System Analisis (FSA) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kabupaten Ende tahun 8 (Yusuf dkk 8), juga berdasarkan kondisi biofisik, sosial ekonomi dan análisis masalah tanaman kakao, maka alternatif intervensi paket teknologi yang akan didemonstrasikan adalah sebagai berikut : (i) peremajaan tanaman kakao dengan metode sambung samping dan pucuk menggunakan klonklon kakao unggul, (ii) pemangkasan, pemupukan, panen sering, dan sanitasi (PS), (iii) perangsang bunga dan buah. II. II.1. TUJUAN DAN LUARAN Tujuan 1. Mendorong percepatan penerapan teknologi budidaya kakao dan petani berkesempatan untuk menilai keunggulan dan kelemahan teknologi tersebut dengan teknologi exsisting.. Memperbaiki sikap, pengetahuan dan ketetrampilan petani dalam penerapan teknologi budidaya kakao. II.. Luaran Luaran yang diharapkan : 1. dapat menerapkan teknologi budidaya dan berkesempatan menilai keunggulan dan kelemahan teknologi tersebut dengan teknologi exsisting.. Terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi budidaya kakao. II.. Dasar Pertimbangan Masalah yang ada oleh petani kakao di Kabupaten Ende adalah petani masih menjalankan usahatani kakao secara tradicional sehingga terjadi produksinya rendah. Hal ini disebabkan tanaman kakao sudah berumur tua, pemangkasan tidak tepat sesuai waktu yang ditentukan, pemupukan dan pengendalian H/P tidak dilakukan juga pasca panen tidak tepat waktu. Untuk itu diperlukan demonstrasi teknologi usahatani lahan kering berbasis tanaman kakao di tempat petani, dimana petani diberi kesempatan untuk menilai

4 keunggulan dan kelemahanan teknologi tersebut dibandingkan dengan teknologi eksistingnya. III. III.1. PROSES PERENCANAAN DAN KOORDINASI KEGIATAN (METODA) Peserta Kelompok tani sebagai peserta terpilih melakukan demonstrasi adalah di Desa Ndetu Zea Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende. III.. Prosedur Pelaksanaan a. Koordinasi dan Indentifikasi Masalah : Sasaran kegiatan ini adalah lembaga pemerintah tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan kelompok tani serta toko masyarakat, data yang dikumpulkan meliputi : i) data usahatani, ii) karakteristik petani, iii) tanggapan petani kooperator dan non kooperator, iv) kesesuaian teknologi dengan kondisi biofisik dan sosial ekonomi setempat. b. Lokasi dan Waktu : Lokasi pelaksanaan demonstrasi teknologi tindak lanjut Farming System Analisis (FSA) dilaksanakan di Desa Ndetu Zea Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende dengan luas areal 0, ha. Penentuan desa dengan pertimbangan : i) berdasarkan hasil survey oleh tim FSA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT, ii) memiliki kelompok tani yang dapat diajak kerjasama, mengikuti aturan pelaksanaan serta berpartisipasi bersama penyuluh dan peneliti menerapkan teknologi. Waktu pelaksanaan pada TA.8 c. Kelompok Tani Kooperator : Kelompok tani yang dipilih adalah : i) kelompok tani yang eksis di desa, ii) masingmasing anggota memiliki lahan usaha, iii) mau dan mampu bekerja sama dalam menerapkan teknologi. d. Pendampingan pelaksanaan demonstrasi teknologi : Pendampingan dalam pelaksanaan demonstrasi dilakukan bersamasama antara penyuluh, peneliti dan teknisi BPTP NTT ditambah petugas lapangan (PPL) dan petugas Dinas.

5 Dalam proses pendampingan teknologi yang didemonstrasikan disampaikan secara bertahap, sehingga petani dapat memahami dan memiliki pengetahuan, kemampuan/ketrampilan untuk menjalankan teknologi tersebut. Untuk memudahkan pemahaman petani terhadap teknologi yang didemonstrasikan dibuat petunjuk teknis pelaksanaan demonstrasi teknologi tersebut. e. Penerapan Paket Teknologi : Berdasarkan hasil survey Tim FSA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT, sesuai dengan kondisi biofisik, sosial ekonomi dan análisis masalah, alternatif intervensi teknologi sistem usahatani kakao di Desa Ndetu Zea Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende maka perbaikan paket teknologi yang disarankan adalah : tanaman kakao dengan metode sambung samping klon i) peremajaan dan pucuk menggunakan kakao unggul, ii) pemangkasan, pemupukan, panen sering dan sanitasi (PS), iii) pasca panen secara tepat, juga dilakukan perangsang bunga dan buah dengan menggunakan senyawa organik. f. Penyebarluasan Kegiatan : Penyebarluasan kegiatan dilaksanakan melalui beberapa metode penyuluhan antara lain penyuluhan ke petani kooperator, kunjungan petani kooperator ke lokasi petani kakao lain yang telah menerapkan metode sambung samping dan pucuk serta PS, memasang papan nama kegiatan di lokasi demonstrasi dan diharapkan petanipetani non kooperator akan mengunjungi dan melihat langsung tentang penerapan teknologi yang dilakukan. g. Pengumpulan dan Analisis Data : Data yang dikumpulkan meliputi : tingkat penerapan teknologi data usahatani dan pendapatan usahatani, tanggapan petani kooperator dan non kooperator, perubahan sikap, pengetahuan dan ketrampilan petani, serta membandingkan hasil demonstrasi dengan petani disekitarnya. IV. KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH IV.1. Paket Teknologi yang diterapkan Kakao telah dikenal oleh ptani di Kabupaten Ende, pola usahatani yang dilakukan adalah ditanam bersama dengan tanaman lain, teknologi yang digunakan masih

6 sederhana, tanpa pemupukan, pengendalian hama/penyakit dan pemeliharaan lain yang diperlukan tidak pernah dilakukan juga kondisi tanamannya pun sudah berumur (tua) + 0 tahun sehingga produk dari tanaman kakaonya rendah. Kegiatan demonstrasi ini ingin memperbaiki manajemen produksi tanaman kakao petani sehingga dapat meningkat. Kegiatan tersebut meliputi : i) sambung samping dan pucuk pada kakao tua dengan menggunakan klonklon unggul, ii) pemangkasan, iii) pemupukan, iv) panen sering dan sanitasi juga, iv) merangsang pembentukan bunga/ buah. A. Penyambungan Kakao a.1. Sambung Samping Sambung samping merupakan teknik rehabilitasi tanaman kakao yang dilakukan dengan cara menyisipkan batang atas klonklon unggul yang dikehendaki sifat baiknya pada sisi batang bawah (A. Adi prawoto, ). Teknik sambung samping bertujuan untuk mengatasi dan meningkatkan produktivitas kakao dengan cara merehabilitasi tanaman tanpa harus memusnakan tanaman pokok melalui perbanyak secara vegetatif dengan keuntungan adalah dapat meningkatkan tanaman kakao dengan percabangan rendah dan dapat dibuat lebih dari satu sambungan pada setiap batang bawah, juga biaya operasionalnya cukup murah, mudah dilaksanakan dan lebih cepat menghasilkan (Liptan BPTP Papua,. Teknik Sambung Samping Hal yang perlu diperhatikan dalam peraktek sambung samping adalah : 1) Harus tersedia entres tanaman unggul yang berasal dari kebun entres atau kebun petani yang telah terseleksi, ) Entres yang diperoleh sebaiknya dari cabang samping atau cabang primer berwarna hijau atau hijau kecoklatan, ukuran cabang sebesar pensil dan panjang sekitar 0 cm, ) Pengambilan entres sebaiknya dilakukan awal musim hujan,karena pada saat itu tanaman sedang bertunas dan cambium tumbuh aktif hingga kulit batang mudah terkelupas, ) Alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan sambung samping yaitu:gunting pangkas, pisau okulasi,pelastik.tali rafiah dan batang bawah. a. Perlakuan batang bawah

7 Pilih batang bawah yang sehat,batang bawah yang akan disayat setinggi 00 cm dari permukaan tanah, panjang sayatan cm dan diameter disesuaikan dengan besar entres,dari keratan dibuat dua torehan vertical sepanjang cm dengan jarak antara torehan 1 cm setelah itu keratan kulit diungkit agar ter bentuk lidah untuk menyisipkan entres. b. Pelakuan pada batang entres Entres diambil dari cabang samping yang terseleksi berupa cabang plagiotroph berwarna hijau keco klatan atau coklat,pengambilan batang entres sebesar pensil dengan panjang 0 cm terdiri dari 1 mata tunas dimana mata tunas dibagian pangkal dan mata tunas bagian ujung dibuang, batang entres dipotong 1 cm (terdapat tunas) dan entres yang digunakan harus dalam keadaan segar. c. Cara penyungkupan dan pengikatan Entres yang sudah disayat disisipkan pada batang bawah dimana sisi yang runcing menghadap batang bawah lalu lidah kulit ditutup setelah itu sambungan ditutup dengan pelastik kemudian diikat tali rafiah,penutupan entres harus sempurna karena keberhasilan sambungan ditentukan oleh sejauh mana entres terhindar dari penguapan. d. Cara pembukaan tutup entres Pembukaan tutup entres dilakukan setelah sambungan tumbuh baik,entres dibuka secara bertahap dan tali pertautan dibiarkan tidak terlepas, sambungan dianggap berhasil bila entres tetap segar setelah minggu sesudah penyabungan. e. Perawatan hasil sambungan Dua minggu setelah penyambungan tanaman diamati perkembangannya jika panjang tunas men capai cm,tutup entres dibuka agar tunas tidak terhambat dan busuk, perlu juga diperhatikan tunastunas air yang tumbuh disekitar batang atas agar dipangkas seperlunya sedangkan waktu pemangkasan tajuk batang bawah dipangkas bulan setelah penyambungan.batang pokok dapat dipot ong pada saat batang atas sudah tumbuh kuat dan berbuah dengan arah potongan miring pada ketinggian 0 90 cm diatas pertautan,luka bekas potongan dioles dengan parafin,cat atau ter,jika perlu sebagian tajuk batang bawah dipangkas bulan setelah penyambungan. a.. Sambung pucuk

8 Sambung pucuk umumnya dilakukan pada kebun pembibitan kakao, sambungan ini merupakan salah satu alternatif perbanyakan disamping okulasi dan stek,keberhasilan usaha penyambungan bibit kakao dipengaruhi oleh banyak factor misalnya, kondisi tanaman dan lingkungan,kandungan nutrisi batang bawah,keadaan hormon, kelembapan udara dan intensitas penyinaran. Teknik sambung pucuk Persaratan teknik sambung pucuk hampir sama dengan teknik sambung samping kakao,perbedaannya hanya pada cara penyambungan dimana penyambungan dilakukan pada pucuk batang, sedangkan untuk batang bawah pada umur pertumbuhannya bulan sudah dapat dilakukan penyambungan dengan cara memotong pucuk batang dan disayat menjadi dua belahan,kemudian entres atau mata tunas yang sudah disayat pada sisi disisipkan pada belahan pucuk batang tadi lalu diikat dan kemudian diberi kerodong kantong pelastik yang berukuran 1x cm.untuk keberhasilan sambungan juga dipenngaruhi oleh daun pada batang bawah yang mampu mengadakan foto sintesis sehingga dihasilkan karbohidrat yang menunjang keberhasilan sambungan. B. Teknologi Pemangkasan Tanaman belum menghasilkan ( TBM ) Kondisi tanaman ini dilakukan pemangkasan dengan rumus n yakni dengan memelihara cabang pertama dan masingmasing cabang ke dua, selanjutnya cabangcabang yang rusak tumbuh kearah dalam dan cabang air lainnya dihilangkan. Tanaman yang telah menghasilkan ( TM ) Tanaman ini dilakukan pangkasan yaitu pangkasan pemendekan tajuk dan pangkasan pemeliharaan, pangkasan pemendekan tajuk adalah dengan memotong tajuk yang tinggi sehingga ketinggian tajuk maksmal m,pangkasan pemeliharaan berfungsi untuk membuat air asi lngkungan mikro dalam tajuk kakao cukup baik untuk mendukung pembungaan serta mengurangi kelembapan serta kegelapan sehingga tidak cocok untuk perkembangan hama dan penyakit, pangkasan pemeliharaan dilakukan dengan cara memangkas tunastunas air, cabang yang mengarah kedalam tajuk, cabangcabang rusak dan cabang yang tertutup tajuk. 8

9 Bahan dan alat yang digunakan : Gunting Gala Gergaji pangkas Gunting pangkas Tangga. Cara kerja : Pada awal semua tanaman kakao diharapkan memiliki tajuk tertinggi meter,tajuk tanaman yang lebih dari meter dipangkas. Pada TM lakukan pangkas pemeliharaan dengan memotong semua tunas air,cabangcabang yang mengrah kedalam tajuk,cabangcabang rusak dan cabang cabang yang tertutup tajuk Pada TBM lakukan pangkas bentuk. C. Teknologi Pemupukan Pemupukan bagi tanaman kakao yang belum berproduksi adalah untuk menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan vegetative, dengan pertumbuhan vegetatif yang baik dapat diharapkan bahwa pada fase prtumbuhan generative terjadi pembungaan dan pembuahan yang baik. Tujuan pemupukan pada lahan tanaman kakao yang sudah produksi adalah untuk menambah unsur hara di dalam tanah juga supaya produktivitas kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit dan diharapkan agar produksi lebih lama. Pemupukan N (urea) dan P (SP) dilakukan pada semua tananaman kakao pada areal terpilih. Bahan dan alat : Pupuk urea dan TSP Cangkul dan sekop Ember Timbangan kue Cara kerja : 9

10 Pemupukan dilakukan dengan cara mengintari tanaman kakao sejauh tajuk ter luar tanaman dengan cara membuat lubang / larikan sedalam 1 0 cm; urea dan TSP diberikan terpisah. Dosis pupuk urea dan TSP tergantung umur tanaman,dapat dlihat dibawah ini: 01 tahun : gr /phn/tahun 1 tahun : gr /phn/tahun tahun : 90 gr /phn/tahan tahun : 180 gr/phn/tahun > tahun : 80 gr/phn/tahun. Aplikasi pemupukan dilakukan kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan dengan masingmasing setengah dosis diatas. D. Panen sering dan sanitasi Pekerjaan ini merupakan pencegahan dan pengendalian penyakit. Beberapa usaha dapat dilakukan untuk mencegah atau memberantas timbulnya penyakit pada tanaman kakao, adalah sebagai berikut : i) buah kakao yang terserang diambil secara teratur tiap hari sekali dan dibakar atau dipendam, ii) kulit atau daging buah yang terserang setelah diambil bijinya harus segera dibakar atau dipendam. Selain itu mengurangi kelembaban kebun dapat dilakukan antara lain : memperbaiki drainase, melakukan pemangkasan rantingranting, pemengkasan pohonpohon pelindung, pemberantasan gulma dan lain sebagainya. E. Perangsang bunga/buah Perlakuan perangsang bunga/buah dilakukan dengan cara menyemprot seluruh daun dan batang tanaman. Alat dan bahan : Super bionik Air Ember Pompa spreyer Cara kerja : Dilakukan pada tanaman kakao yang siap berbuah

11 Siapkan sprayer dan perangsang bunga / buah Dosis pemberian disesuaikan dengan label pada kemasan Semprot pada daun Perhatikan arah angin pada saat penyemprotan dan kebersihan tangan danpakean setelah penyemprotan IV.. Keadaan Kelompok Tani Kelompok tani yang dijadikan sebagai kelompok kooperator dalam kegiatan demonstrasi adalah kelompok tani yang telah eksis di desa dan di dalam kegiatan Demonstrasi ini diikuti oleh orang petani sebagai perwakilan dari kelompok tani masingmasing. Di Desa Ndetu Zea memiliki 1 Gapoktan yaitu Gapoktan Impala (Ingin Merobah Pandangan Lama) yang terdiri dari kelompok tani yaitu : (1) kelompok Tau Tei, ) Poto Utu, ) Su u Sama, ) Kema Ngena, ) Watu Ripo 1, ) Watu Ripo, ) Sa ate dengan jumlah anggota 1 orang. Kegiatan yang dilakukan kelompok tani dalam kesehariannya adalah bersamasama secara gotong royong menyelesaikan pekerjaan usahatani tanaman pangan dengan dikoordinasi oleh ketua Gapoktan misalnya persiapan lahan, penanaman, penyiangan dan panen, kegiatan pada usahatani perkebunan adalah pembersihan tanaman. IV.. Karakteristik Kooperator Karakteristik petani kooperator Desa Ndetu Zea terukur dari beberapa ítem pengukuran baik bersifat ekonomi maupun sosial, Data ekonomi berupa pendapatan dan sumber pendapatan, kepemilikan lahan pertanaian dan komoditas usahatani yang diusahakan, data sosial berupa umur kepala keluarga dan tingkat pendidikan serta usaha sampingan. Tabel.1. Karakteristik petani kooperator Desa Ndetu Zea Kecamatan Nandapenda Kabupaten Ende No. Nama Umur (Tahun) Pendidikan 1 Jenis Pekerjaan Pokok Sampingan 1 Abu Gedu SLA Adnan Karim SMP Rusli A. Rai Ismail Kebi 8 Dhlan Ibrahim Pedagang 11

12 A. Rasyid 0 Dhlan M. 8 Dhlan Juma 8 9 Maknun Wasa 1 Umar Ibrahim 11 Sulama Ismail 0 1 Amir Pase 1 Ibrahim Penda 1 Maktarum M. Taher 1 Mintari 9 1 Pita Dila 1 Muhamad Ali Papu 1 18 Syti Syarah Yusuf 19 Elias Wake 0 Wahyudin 1 Kadir Hamid 8 Feta Yunus 9 Ali Papa 9 Usman Arba a Ramdan 8 Soeleman Ismail 9 Jainudin Juda Tamrin 9 1 Ruslin Amir Ali Usna Kasim 8 Ahmadu 9 Mikael Ma Sharil Gani 8 Usman Ga 9 Yusuf Ngasi 0 Said Karo 1

13 1 Rasid Toma 8 Husni SMA Rerata Sumber : Data Primer 8 Rerata umur petani kooperator tahun, berkisar antara 9 tahun sampai 8 tahun, tingkat pendidikan tergolong renda hada sekitar 91% adalah yang tamat,,% tamat SMP dan,% lainnya tamat SMA. Pekerjaan pokoknya adalah bertani dan ada beberapa orang memiliki pekerjaan lainnya yakni sebagai pedagang. Untuk mengukur tingkat ekonomi keluarga dapat dilelaah dari kepemilikan aset pertanin dan produktivitas disajikan pada tabel berikut ini. kooperator memiliki kebun campuran dengan rerata luas 1 are dengan kisaran are sampai paling luas 0 are kebun campuran ini biasanya ditanami berbagai macam tanaman baik tanaman tahunan maupun hortikultura. Ladang hampir semua dimiliki oleh petani kooperator dengan luas yang lebih kecil dengan rerata hanya memiliki 1 are pada ladang biasa ditanami tanaman pangan seperti jagung, kacangkacangan dan ubi kayu sedangkan sawah tidak ada yang memiliki. Tabel.. Luas kepemilikan dan penguasaan lahan pertanian dan ternak Luas Lahan (Are) No. Nama 1 Jenis Ternak Kabun Ladang Sawah Pekarangan Sapi Kambing Ayam Abu Gedu Adnan Karim 0, Rusli A. Rai Ismail Kebi 0 1, 8 Dhlan Ibrahim 1,8 A. Rasyid 1 Dhlan M. 1 8 Dhlan Juma Maknun Wasa 1 Umar Ibrahim 0 11 Sulama Ismail 1 1 Amir Pase 1 Ibrahim Penda 0 1 Maktarum M. Taher

14 1 Mintari Pita Dila 1 1 Muhamad Ali Papu 1 18 Syti Syarah Yusuf 19 Elias Wake 0 Wahyudin 1 1 Kadir Hamid 1 Feta 1 Yunus Ali Papa 1 Usman 80 Arba a 1 Ramdan 8 Soeleman Ismail Jainudin Juda Tamrin 1 1 Ruslin Amir Ali Usna Kasim Ahmadu 8 Mikael Ma 1 Sharil Gani 8 Usman Ga 1 9 Yusuf Ngasi 1 0 Said Karo 1 Rasid Toma 1 Husni 1 1 0, 0, Rerata 1 Sumber : Data Primer 8 Produktivitas pendapatan dari berbagai sumber pendapatan keluarga terhadap pembentukan ekonomi rumah tangga petani sebagai berikut. Tabel.. Produktivitas dan pendapatan setahun dari beberapa sumber pendapatan keluarga petani kooperator Desa Ndetu Zea Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende Produktivitas (kg/tahun) No. Nama 1 1 Abu Gedu Kebun Ladang Jagung : Sawah Pendapatan (Rp.) Non Pertanian Total Pertanian Keterangan (Harga komoditi/rp/kg) 11 kakao : 0 1

15 Adnan Karim Rusli A. Rai Ismail Kebi Dh. Ibrahim A. Rasyid Dhlan M. Dhlan Juma Maknun W. Umar Ibrahim S. Ismail Amir Pase 1 Ibrahim Penda Maktarum M. Taher Kopra : 00 0 Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : 00 Ubikayu : 1 Jagung : 00 Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : 1 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : 1 Ubikayu : 0 Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : 1 00 Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : 1 Jagung : 1

16 1 Mintari 1 Pita Dila 1 M. Ali Papu 18 Syti Y. Yusuf 19 Elias Wake 0 Wahyudin 1 Kadir Hamid Feta Yunus Ali Papa Usman Arba a Ramdan 8 S. Ismail 9 Jainudin Juda Tamrin 1 00 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : 1 Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : 80 Jagung : 1 Ubikayu : 1 Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : 0 Jagung : Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung :

17 1 Ruslin 1 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Amir Ali Usna Kasim Ahmadu 1 Mikael Ma Sharil Gani Jagung : Ubikayu : \ Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : 0 1 Ubikayu : Usman Ga 0 Yusuf Ngasi Said Karo 1 Rasid Toma Husni Jagung : Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : Jagung : Ubikayu : Jagung : 1 Ubikayu : 8 Jagung : 0 Ubikayu : 0 80 Jagung : Ubikayu : Jagung : 0 Ubikayu : 0 Sumber : Data Primer 8 IV.. Kondisi Exsisting Pertanaman Kakao IV..1. Desa Ndetu Zea Desa Ndetu Zea berada di wilayah Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende dengan batas administrasi sebagai berikut : 1

18 Sebelah Utara dengan Desa Kerirea Sebelah Selatan dengan Kelurahan Ndorurea Sebelah Timur dengan Desa Pengga Jawa Sebelah Barat dengan Kelurahan Ndorurea Jarak ke ibukota kecamatan km dengan lama tempu menit, sedangkan jarak ke ibukota Kabupaten Ende km dengan waktu tempu 90 menit Pemilihan Lahan Pertanian Jumlah keluarga yang memiliki lahan pertanian sebanyak 1 keluarga dan yang tidak memiliki lahan keluarga. Sedangkan yang memiliki 1 ha sebanyak keluarga, memiliki 1,0,0 ha keluarga dan yang memiliki.0.0 ha ada 1 keluarga Keadaan Tanaman Kakao Penciri umum dari usaha tanaman perkebunan di Desa Ndetu Zea, sama hal dengan desadesa lainnya, yakni mengusahakan lebih dari satu jenis tanaman perkebunan dalam satu lahan, di Desa Ndetu Zea umumnya Kakao ditanam diantara tanaman kelapa, pisang, mangga dan nenas dimana jarak antara tanaman tidak beraturan berkisar antara meter untuk tanaman kakao dan tanaman lainnya disisipkan diantaranya. Tabel.. Luas Lahan dan Jumlah tanaman kakao petani Kooperator Desa Ndetu Zea, Kecamatan Nangapenda Kabupaten Ende Jumlah Tanaman No. Nama Luas Lahan (are) TBM TM Total Keterangan Umur TM (thn) 1 1 Abu Gedu 1 1 Adnan Karim 0 0 Rusli A. Rai Ismail Kebi Dhlan Ibrahim A. Rasyid Dhlan M Dhlan Juma Maknun Wasa 91 0 Umar Ibrahim Sulama Ismail Amir Pase

19 1 Ibrahim Penda Maktarum M. Taher Mintari Pita Dila Muhamad Ali Papu 0 18 Syti Syarah Yusuf Elias Wake Wahyudin Kadir Hamid 10 Feta 0 Yunus Ali Papa Usman Arba a Ramdan 10 8 Soeleman Ismail Jainudin Juda 1 10 Tamrin Ruslin 0 1 Amir Ali Usna Kasim Ahmadu Mikael Ma Sharil Gani Usman Ga Yusuf Ngasi Said Karo Rasid Toma Husni Jumlah Sumber : Data Primer, 8 Total lahan kakao yang dimiliki oleh petani kooperator Desa Ndetu Zea.80 are atau ha dengan ratarata pemilikan 1 are setiap petani luas lahan terkecil yang dimiliki adalah are dan lahan terluas 0 are dan umumnya petani mimiliki lahan kakao lebih dari satu persil rerata memiliki persil. Jumlah tanaman kakao pada petani kooperator adalah 8. pohon terdiri atas 1.8 tanaman yang belum menghasilkan (TBM) atau sekitar 1%. Dari keseluruhan 19

20 tanaman kakao yang ada, sekitar.0 tanaman yang telah menghasilkan (TM) atau sekitar 8% dengan umur tamaman kakao tahun. Rerata produksi kakao 1 buah perpohon setiap kali panen. Jenis hama dan penyakit tanaman yang menyerang buah kakao adalah kepik penghisap buah kakao (Helopeltis,sp), kutu putih serta penyakit busuk buah diplodia... Demonstrasi Teknologi Teknologi yang didemonstrasi dalam kegiatan ini adalah teknologi sambung samping dan pucuk, pemangkasan, pemupukan, panen sering dan sanitasi (PS) serta perangsang bunga dan buah. Kegiatan demonstrasi ini dilakukan disalah satu kebun kakao milik anggota kelompok...1. Sambung Samping dan Pucuk Tanaman kakao di Desa Ndetu Zea pada umumnya sudah berumur tua yaitu 1 tahun, dengan produktivitas menurun serta kurang perawatan dan untuk itu perlu adanya rehabilitasi tanaman kakao dengan metode sambung samping yang adalah teknik rehabilitasi tanaman kakao dilakukan dengan cara menyisipkan batang atas klonklon unggul yang dikehendaki sifat baiknya pada sisi batng bawah. Klonklon unggul yang digunakan adalah ICCRI 0, ICCRI 0, KW 1, KW 1, KW 1 diambil dari Desa Hobatua Kecamatan Lio Timur Kabupaten Ende (Hasil sambung samping). Faktor penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil sambung yang tinggi adalah pelaksanaan sambung samping yang benar, tenaga trampil, pemeliharaan tanaman setelah sambung samping terutama siwingan tajuk batang bawah dan pemotongan batang bawah, sedangkan untuk metode sambung pucuk juga dilakukan pada lokasi demonstrasi sebanyak tanaman dari tunas air (sebagai batang bawah) ini disebabkan tidak banyak tunas air yang tumbuh dan memenuhi syarat untuk sambung pucuk, keberhasilan usaha penyambungan bibit kakao di pengaruihi oleh banyak faktor misalnya : kondisi tanaman dan lingkungan, kandungan nutrisi batang bawah, keadaan hormon, kelembapan udara dan intensitas penyinaran (Fx. Susanto, 199), juga kondisi kesehatan entres. Tabel.. Jumlah Tanaman yang dilakukan sambung samping dan pucuk serta berhasil tumbuh pada lokasi demonstrasi dan lokasi kebun kakao petani lainnya Sambung Sambung Berhasil Tumbuh (phn) Prosentasi (%) samping Pucuk Sambung Sambung SS SP (phn) (phn) samping Pucuk No. Lokasi 1. Demplot Demonstrasi 0. Kebun

21 Jumlah Sumber : Data Primer, Keterangan : Sambung Samping (SS) Sambung Pucuk (SP) Dari tabel diatas pada lokasi demplot demonstrasi dari pohon yang dilakukan sambung samping yang berhasil tumbuh pohon atau % tumbuh,sedangkan untuk sambung pucuk dari pohon dilakukan sambung yang berhasil tumbuh atau 0% tumbuh.kegiatan Ini dilakukan oleh petani sendiri setelah diberikan arahan dan contoh oleh Tim pendamping pelaksanaan demonstrasi. Sedangkan pada lokasi kebun kakao petani, dimana petani diberikan 9 batang entres untuk mencobah melakukan penyambungan sendiri di kebun masingmasing sesuai dengan petunjuk yang sudah disampaikan pada kegiatan demontrasi dan hasilnya dapat dilihat pada tabel diatas dimana dari 8 pohon kakao yang dilakukan sambung samping yang berhasil tumbuh 8 pohon atau % sedangkan untuk sambung pucuk dari 11 pohon disambung yang berhasil tumbuh pohon atau %.Dari hasil sambung samping dan pucuk kakao yang sudah dilakukan oleh petani diatas maka tim telah memberikan motifasi kepada para petani untuk tetap mencobah terusmenerus melakukan kegiatan ini terlebih pada perlakuan batang bawah, batang entres, cara penyungkupan dan pengikatan.... Pemangkasan Pada demplot lokasi demonstrasi pemangkasan dilakukan pada tanaman yang telah menghasilkan (TM), dilakukan pemangkasan pemeliharaan dan produksi pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan pemendekan tajuk yang tinggi sehingga tinggi tanaman maksimal yang diperlihara setinggi meter, pemangkasan pemeliharaan yaitu menciptakan aerasi lingkungan mikro tanaman menjadi lebih baik, tidak melembab untuk menekan serangan hama/penyakit yakni dengan menghilangkan tunastunas air, cabang yang mengarah kedalam dan cabang rusak/mati, sedangkan pemangkasan produksi bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal, pemangkasan ini dilakukan dengan mengurangi kelebatan, yaitu dengan membuang daundaun yang terlindung oleh sinar matahari dengan tujuan adalah sinar matahari dapat ke tajuk yang lebih dalam sehingga sumber makanan dari daun dapat meningkat pada tanaman yang belum menghasilkan (TBM) adalah pemangkasan bentuk yakni dengan memelihara cabang pertama dan cabang kedua kemudian cabangcabang yang rusak atau yang tumbuh kearah dalam dan cabang air dihilangkan. 1

22 Tabel.. Jumlah Tanaman kakao yang dipangkas pada lokasi demplot demonstrasi dan lokasi kebun petani No. Lokasi Pemangkasan/ Pemeliharaan (TM) / (Pohon) Pemangkasan Bentuk (TBM) / (Pohon) Total (Pohon) 1. Demplot Demonstrasi. Kebun 1 1 Jumlah Sumber : Data Primer, 8 Dari tabel diatas selain pemangkasan dilakukan pada demplot demonstrasi juga diikuti orang petani telah melakukan pemangkasan pemeliharaan pada kebun kakao mereka sejumlah pohon yang telah berumur 1 tahun sesuai dengan petunjuk yang disampaikan.... Pemupukan Pada lokasi demplot demonstrasi pemupukan dilakukan pada awal musim hujan yaitu pada tanggal 11 Oktober 8. Kegiatan ini dilakukan oleh petani sendiri setelah mendapat arahan/contoh dari Tim pendamping. Dosis pemupukan disesuaikan dengan umur tanaman, tanaman yang berumur <1 tahun dosis yang dianjurkan gr/ph/tahun, pada tanaman yang berumur 1 tahun dianjurkan gr/ph/tahun, tanaman yang berumur tahun dosis yang dianjurkan 90 gr/ phn/thn, tanaman yang berumur tahun dosis yang dianjurkan 180 gr/phn/thn tanaman yang lebih dari tahun dosis yang dianjurkan 80 gr/phn/thn. Tabel.. Jumlah Tanaman kakao yang dipupuk pada lokasi demonstrasi dan lokasi kebun petani No. Lokasi 1. Demplot Demonstrasi. Kebun Jumlah Waktu Pemupukan (pohon) 11 Oktober Desember Total (Pohon) Sumber : Data Primer, 8 Dari tabel. diatas dapat dilihat bahwa pada kebun petani tanaman kakao tidak pernah diberi pupuk.... Panen Sering dan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN

Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN Tanaman kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman perkebunan yang cukup luas diusahakan di Provinsi Sumatera Barat. Areal tanaman kelapa

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

SELAI DAN JELI BUAH 1. PENDAHULUAN

SELAI DAN JELI BUAH 1. PENDAHULUAN SELAI DAN JELI BUAH 1. PENDAHULUAN Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas KOPI Panduan teknis budidaya kopi Kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Pusat-pusat budidaya kopi ada di Amerika Latin, Amerika Tengah, Asia-pasifik dan Afrika. Sedangkan

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat A. Penggunaan Siapa yang tidak kenal dengan selai? Bahan pelengkap dalam menyantap roti atau singkong rebus ini memiliki rasa yang manis dan terbuat dari buah segar. Tak hanya itu, variasi rasa dari selai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) Perbanyakan anggur yang banyak dilakukan adalah dengan stek batang/cabang Cabang/ranting yang digunakan adalah hasil dari pangkasan lanjutan/produksi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK TEKNIS NOMOR : 26/1801.013/011/B/JUKNIS/2013

Lebih terperinci

PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK

PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK Media Litbang Sulteng IV (1) : 01 07, Juni 2011 ISSN : 1979-5971 PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO Oleh : Nyoman Mertade 1) dan Zainuddin Basri 2) ABSTRAK

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

Ketersediaan klon kakao tahan VSD Alternatif Pengendalian Penyakit VSD (vascular-streak dieback) Melalui Penggantian Tajuk Tanaman Teguh Iman Santoso 1), Sudarsianto 1), dan A. Adi Prawoto 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B. III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

I B M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT

I B M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT I B M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT Mochamat Bintoro 1 dan Yuslaili Ningsih 2 1 Produksi Pertanian, 2 Jurusan Bahasa, Komunikasi dan Pariwisata, Politeknik Negeri Jember 1 mochamatb17@gmail.com, 2 yuslaili74@gmail.com

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis sejalan dengan perkembangan teknologi pengolahan, a.l.

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanaman kakao lindak di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

KAJIAN METODE PERBANYAKAN KLONAL PADA TANAMAN KAKAO ABSTRAK

KAJIAN METODE PERBANYAKAN KLONAL PADA TANAMAN KAKAO ABSTRAK Media Litbang Sulteng 2 (1) : 07 14, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 KAJIAN METODE PERBANYAKAN KLONAL PADA TANAMAN KAKAO Oleh : Zainuddin Basri 1) ABSTRAK Kemampuan produksi dan kualitas hasil tanaman sangat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut MINYAK KELAPA 1. PENDAHULUAN Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA ODIH SETIAWAN DAN RUSKANDI Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan, Jln. Raya Pakuwon km 2. Parungkuda Sukabumi 43357 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Secara geografis Kota Sepang Jaya terletak pada koordinat antara 105 15 23 dan

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus: 108 4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen Tujuan Intruksional Khusus: Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan kriteria, komponen dan cara panen tanaman semusim dan tahunan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TEMPE MENDOAN BERBAGAI RASA DISUSUN OLEH : NAMA : REENATO GILANG NIM : 11.11.5583 KELAS : 11-S1 TI-14 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013 ABSTRAK Pada saat ini,sedang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Lebih terperinci

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh Yeany M. Bara Mata, SP

PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh Yeany M. Bara Mata, SP PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh Yeany M. Bara Mata, SP (PBT Pertama - Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi NTT) Tanaman kelapa

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENDAHULUAN Petani pakai pupuk kimia Tekstur & struktur tanah ( sulit diolah & asam) Mobilisasi unsur hara Suplai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER ) PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER ) Oleh : PH Padang,SP PBT. BBPPTP Surabaya PENDAHULUAN Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman perkebunan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH Oleh: Gusti Setiavani, STP Cabe merah (Capsicum annum, L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memepunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Cabe merah tersebut banyak

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,

Lebih terperinci