PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA. Andaru Dwika Yanuar
|
|
- Hartanti Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Andaru Dwika Yanuar MI Mitha Dwi Restuti Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Abstrak Corporate governance adalah proses yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh corporate governance (berdasarkan indeks corporate governance) terhadap manajemen laba di Industri Perbankan Indonesia. Sebanyak 37 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki indeks corporate governance ( ) dipilih sebagai sampel dalam peneltian ini. Regresi sederhana digunakan untuk menganalisa data. Hasil analisa data menunjukkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Kata Kunci: Corporate governance, Industri Perbankan ABSTRACT Corporate governance is a process undertaken to improve corporate performance through supervision or monitoring management performance and ensure the accountability of management to stakeholders. This study aims to investigate the effect of corporate governance (corporate governance index based) on earnings management in Indonesia s banking industry. The total of 37 banks listed on Bursa Efek Indonesia that has a corporate governance index ( ) was chosen as the sample in this research. Simple regression was used to analyze the data. The results of the data analysis showed that corporate governance has no effect on earnings management. Keywords: Corporate governance, banking industry PENDAHULUAN Kebangkrutan perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Enron, Merck, dan World Com telah menarik perhatian dari berbagai pihak. Kebangkrutan yang diakibatkan 1
2 dengan adanya tindakan skandal manajemen laba tersebut memberikan pelajaran bagi industri-industri di seluruh dunia, termasuk pada industri perbankan. Hal tersebut mendorong dikeluarkannya peraturan-peraturan baru, salah satunya mengenai tata kelola perusahaan (corporate governance) Menurut Adrian dan Restuti (2011), corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Sedangkan menurut Darmawati et al. (2005), corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Dalam penyelenggaraan perusahaan perbankan di Indonesia, suatu bank harus memenuhi standar yang diperlukan, misalnya seperti tingkat CAR (Capital Adequeacy Ratio) dan GWM (Giro Wajib Minimum). Bank Indonesia menggunakan laporan keuangan tersebut sebagai dasar penentuan status suatu bank apakah bank tersebut merupakan bank yang sehat atau tidak. Oleh karena itu, manajer mempunyai insentif untuk melakukan manajemen laba supaya perusahaan mereka dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh Bank Indonesia (Adrian dan Restuti, 2011). Jika manajemen melakukan manajemen laba maka mengakibatkan adanya distorsi dalam alokasi dana dan hilangnya transparasi dalam melakukan transaksi yang akan berdampak langsung pada hilangnya kepercayaan masyarakat sebagai pemakai transaksi keuangan kepada pihak bank. Menurut Adrian dan Restuti (2011), industri perbankan merupakan industri kepercayaan, jika investor kurang percaya terhadap laporan keuangannya yang bias karena tindakan manajemen laba maka mereka akan melakukan penarikan uang secara besar-besaran (rush), akibatnya industri perbankan akan collapse dan berdampak serius bagi struktur ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, diperlukan suatu mekanisme untuk meminimalkan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan perbankan. Salah satu mekanisme yang dapat digunakan adalah praktik corporate governance. 2
3 Penelitian Nasution dan Setiawan (2007) mengindikasikan praktik corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba apabila dilihat dari beberapa sudut pandang seperti komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan. Penelitian lain yang mengindikasikan praktik corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba adalah penelitian Wilopo (2004) yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap praktek manajemen laba di perusahaan, penelitian Midiastuty dan Machfoedz (2003) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba perusahaan secara signifikan, dan penelitian Veronica dan Bachtiar (2004), serta Wilopo (2004), yang kesemuanya menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di perusahaan. Namun, penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adrian dan Restuti (2011) yang mengindikasikan bahwa komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Oleh karena adanya ketidakkonsistenan dari beberapa penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lagi terkait pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba pada perudahaan perbankan di Indonesia. Penelitian Nasution dan Setiawan (2007), Adrian dan Restuti (2011) menyarankan agar untuk penelitian selanjutnya, perlu menggunakan Indeks Corporate Governance. Maka dari itu, untuk penelitian ini penulis mencoba menggunakan Indeks Corporate Governance sebagai variabel dari corporate governance. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba perusahaan perbankan di Indonesia dengan menggunakan indeks corporate governance. Indeks Corporate Governance merupakan skor hasil penilaian penerapan Good Corporate Governance (GCG) dari suatu riset yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Indeks Corporate Governance menangkap informasi yang lebih komprehensif mengenai Corporate Governance dibandingkan hanya menggunakan mekanisme corporate governance. Dengan 3
4 menggunakan Indeks Corporate Governance sebagai variabel dari corporate governance, maka dalam penelitian ini tidak digunakan lagi beberapa variabel yang sama dari penelitian-penelitian sebelumnya, dimana variabel-variabel tersebut memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda. Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya yang berbeda-beda akan mengakibatkan ketidakyakinan para pembaca terhadap hasil penelitian tersebut. Tujuan dari penilitian ini, dengan menggunakan Indeks Corporate Governance, untuk memberikan keyakinan para pembaca dan menunjukkan apakah corporate governance berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. KAJIAN TEORI, KAJIAN EMPIRIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Corporate Governence Corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (FCGI, 2003). Menurut Nasution dan Setiawan (2007), corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Definisi lain mengenai corporate governance yang salah satunya dikemukakan oleh Darmawati et al. (2005) bahwa corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Teori Keagenan Menurut Jensen dan Meckling dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) terkait dengan teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang (principal) atau lebih memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan kepada agent 4
5 tersebut. Pihak agent (manajer) sebagai pengelola perusahaan mempunyai banyak informasi internal mengenai perusahaan dibandingkan pihak principal (pemilik). Sedangkan pihak pemilik sulit untuk mengawasi perusahaannya karena sedikitnya informasi yang dimiliki. Inti Agency Theory menurut Scott dalam Arifin (2005) adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan. Dari masalah theory tersebut, corporate governance diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan kepercayaan kepada para investor agar tidak terjadi kecurangan yang merugikan pemegang saham, manajer, kreditor, dan stakeholder. Corporate Governance Index Corporate Governance Index adalah pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) melalui riset yang dirancang untuk mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate governance melalui perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan patok banding. Pemeringkatan Corporate Governance Index tersebut mencakup 11 (sebelas) aspek penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang dinilai, diantaranya adalah aspek komitmen, transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan, kompetensi, kepemimpinan, strategi, etika, dan manajemen pengetahuan. Kesebelas aspek tersebut kemudian diwujudkan dalam satu kesatuan skor penilaian yang disebut Corporate Governance Index. Manajemen Laba Manajemen laba menurut Sulistiyanto (2008) dalam Adrian dan Restuti (2011) adalah campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses). Manajemen laba muncul ketika manajer sebagai agen menggunakan wewenang untuk mengambil keputusan tertentu terkait dengan pelaporan keuangan 5
6 dan mengubah transaksi laporan keuangan supaya terlihat kinerjanya baik dan untuk menguntungkan diri dari manajer itu sendiri. Antara pemilik dan manajer memiliki kepentingan yang berbeda, pemilik menginginkan nilai perusahaan terus meningkat sehingga investasinya juga meningkat, sedangkan pihak manajer berkepentingan untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Menurut Sulistiyanto (2008) dalam Adrian dan Restuti (2011) manajemen laba dilakukan dengan mempermainkan komponen-komponen akrual dalam laporan keuangan. Komponen akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara fisik sehingga upaya mempermainkan besar kecilnya komponen akrual tidak harus disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan perusahaan. Upaya awal untuk memahami manajemen laba adalah dengan memahami dasar akuntansi yang selama ini digunakan dan diakui secara luas, yaitu akuntansi berbasis akrual. Untuk mengidentifikasi manajemen laba adalah dengan mengeluarkan komponen kas dari model akuntansi untuk menghitung dan menentukan besarnya komponen akrual yang diperoleh perusahaan selama satu periode tertentu. Kemudian memisahkan komponen akrual tersebut menjadi dua komponen utama, yaitu: a. Discretionary accrual merupakan komponen akrual hasil rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam estimasi dan pemakaian standar akuntansi. b. Nondiscretionary accrual merupakan komponen akrual yang diperoleh secara alamiah dari dasar pencatatan akrual dengan mengikuti standar akuntansi yang berterima secara umum. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya tentang pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba hasilnya berbeda-beda, diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2007) mengenai pengaruh corporate governace terhadap manajemen laba di industri perbankan di Indonesia. Penelitian tersebut melihat corporate governance melalui komposisi dewan 6
7 komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Adrian dan Restuti (2011) melakukan penelitian yang sama dengan Nasution dan Setiawan (2007). Hasil penelitian yang dilakukan Adrian dan Restuti (2011) mengindikasikan bahwa komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis Corporate Governance dan Manajemen Laba Corporate governance merupakan suatu mekanisme yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi dan monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasar pada peraturan-peraturan yang berlaku. Mekanisme tersebut berfokus pada penerapan aturan-aturan yang harus ditaati sehingga suatu perusahaan perbankan memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Manajemen laba merupakan suatu upaya manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajer supaya kinerja perusahaan terlihat baik. Berdasarkan teori agensi, kepentingan pihak manajer tidak sama terhadap kepentingan pemilik. Pihak manajer berusaha untuk mengoptimalkan keuntungan pemilik supaya pihak manajer menerima kompensasi yang optimal. Sedangkan laporan keuangan dibuat dan dilaporkan oleh pihak manajer sebagai tanggung jawabnya kepada pemilik. Kurangnya pengawasan dalam pencatatan dan pelaporan keuangan akan berdampak pada transparasi pencatatan dan pelaporan keuangan tersebut. Dengan demikian pihak manajer dapat secara leluasa melakukan manajemen laba. Penerapan corporate governance yang baik akan mendorong terwujudnya transparasi dalam pencatatan dan pelaporan keuangan serta pengawasan secara efektif dan efisien. Adanya transparasi dalam pencatatan dan pelaporan laporan keuangan memungkinkan pemilik dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja 7
8 dari manajernya sehingga dapat menekan praktik manajemen laba. Dengan demikian semakin baik penerapan corporate governance diharapkan dapat mengurangi praktik manajemen laba di perusahaan perbankan. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Corporate Governance dapat mempengaruhi manajemen laba dengan menggunakan sudut pandang dari komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan sebagai variabel corporate governance. Hasil penelitian yang dilakukan Nasution dan Setiawan (2007) menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif akan terjadinya manajemen laba. Penelitian lain yang dilakukan oleh Xie et al. (2003), Yu (2006), Zhou dan Chen (2004), dan Chtourou et al. (2001) dalam Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di perusahaan. Hasil penelitian Veronica dan Bachtiar (2004) menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dirumuskan oleh penulis adalah: H1: Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap manajemen laba METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang memiliki Corporate Governance Index selama periode Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan, yaitu: 1. Perusahaan perbankan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki Corporate Governance Index selama periode Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 Desember , yang dinyatakan dalam rupiah (Rp). 3. Memiliki data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi periode 31 Desember ) baik data mengenai 8
9 corporate governance perusahaan dan data yang diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba. Sesuai dengan kriteria di atas, maka didapat sebanyak 12 Bank yang memiliki laporan keuangan dan indeks corporate governance pada tahun , sehingga jumlah sampel yang didapat diobservasi sebanyak 39 sampel, setelah dikurangi dengan sampel yang tidak mempunyai indeks corporate governance dan data lengkap pada tahun-tahun tertentu dalam rentang tahun Hasil perhitungan sampel dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah industri perbankan yang terdaftar di BEI dan memiliki indeks corporate governance Tahun : Jumlah sampel 40 Jumlah sampel yang tidak memiliki data lengkap (3) Jumlah akhir sampel yang digunakan 37 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional dan variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen a. Corporate Governance Corporate Governance diukur menggunakan Corporate Governance Index (CGI). Corporate Governance Index (CGI) adalah hasil penilaian dalam bentuk nominal angka terhadap praktik tata kelola perusahaan. Index tersebut dapat dilihat dari ranking yang dikeluarkan Corporate Governance Perception Index. 2. Variabel Dependen a. Manajemen Laba 9
10 Manajemen laba dalam industri perbankan diproksikan oleh akrual kelolaan yang dideteksi dengan model akrual khusus Beaver dan Engel dalam Nasution dan Setiawan (2007). Model tersebut dituliskan berikut: NDAit = β0 + β1 COit + β2 LOANit + β3 NPAit + β4 NPAit ε it (1) COit : loan charge offs (pinjaman yang dihapus bukukan) LOANit : loans outstanding (pinjaman yang beredar) NPAit : non performing assets (aktiva produktif yang bermasalah), terdiri dari aktiva produktif yang berdasarkan tingkat kolektibilitasnya, digolongkan menjadi (a) dalam perhatian khusus, (b) kurang lancar, (c) diragukan, dan (d) macet. NPAit + : selisih non performing assets t+1 dengan non performing assets t NDAit : akrual non kelolaan Sesuai dengan definisinya bahwa: TAit = NDAit + DAit (2) DAit adalah akrual kelolaan, TAit adalah total akrual, dan NDAit adalah akrual non kelolaan, maka TAit = β0 + β1 COit + β2 LOANit + β3 NPAit + β4 NPAit z it (3) z it = DAit + ε it (4) Untuk menentukan akrual total dengan menggunakan model Beaver dan Engel dalam Nasution dan Setiawan (2007) ini maka digunakan total saldo penyisihan penghapusan aktiva produktif (PAPP). Dalam penentuan koefisien manajemen laba tersebut semua variabel dideflasi terlebih dahulu dengan nilai buku ekuitas dan cadangan kerugian pinjaman Metode Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penilitian ini dilakukan setelah dilakukannya perhitungan atas data-data terkait manajemen laba perusahaan perbankan. Penelitian ini menggunakan metode regresi sederhana. Model persamaan berikut adalah sebagai berikut: DAit = α + β1 CGI + ε it (5) 10
11 Keterangan: DAit CGI ε : discretionary accruals : index corporate governance : koefisien error HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik data didalam suatu penelitian. Dibawah ini merupakan statistik deskriptif variabel yang digunakan: Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Nilai Nilai Rata- Jumlah Data Data Rata Data Terendah Tertinggi Data Discretionary accrual 37-2,05 2,38 0,0000 Indeks Corporate Governance 37 77,50 91,91 85,77 Uji Hipotesis Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independent mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Data telah lolos uji asumsi klasik. Tabel 3 Uji F F Sig. Hasil regresi 1,288 0,264 Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa F hitung sebesar 1,288 dengan probabilitas sebesar 0,264 > 0,05, yang berarti variabel independen yang terdiri dari index corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Untuk menguji hipotesis dilakukan uji t untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan variabel lain adalah konstan. 11
12 Tabel 4 Uji t Variabel Koefisien t Sig. Indeks corporate 1,135 0,264 0,039 governance Hipotesis 1 menyatakan bahwa corporate governance berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dari pengujian regresi sederhana didapat bahwa Indeks Corporate Governance mempunyai koefisien sebesar 0,039 terhadap manajemen laba. Probabilitas sebesar 0,264 lebih besar dari 0,05, maka H1 tidak didukung, yang berarti bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Pembahasan Corporate governance merupakan mekanisme penerapan aturan-aturan yang harus ditaati sehingga suatu perusahaan memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Salah satu fokus dari penerapan aturan-aturan tersebut adalah supervisi dan monitoring terhadap kinerja manajemen. Seharusnya, dengan supervisi dan monitoring kinerja manajemen, dapat mendorong terwujudnya transparasi dalam pencatatan dan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajer. Tidak berpengaruhnya corporate governance terhadap manajemen laba dapat dijelaskan bahwa konsep corporate governance diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini ditegaskan oleh Dhanis (2012) yang menyatakan adanya pengaruh dari penerapan corporate governance terhadap kinerja perusahaan, dimana adanya penerapan corporate governance yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan. Ada kemungkinan juga bahwa penerapan corporate governance diajukan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal. Dengan demikian, supervisi dan monitoring kinerja manajemen yang diterapkan dalam mekanisme corporate governance tidak mampu menelusuri dan menemukan indikasi yang mengarah ke praktik manajemen laba. Supervisi dan monitoring kinerja tersebut hanya terfokus pada tujuan peningkatan kinerja perusahaan, sehingga masih tidak efektif dalam mengawasi kinerja manajemen perusahaan. Dapat ditegaskan bahwa baik atau buruknya corporate governance bukanlah menjadi faktor penentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen 12
13 perusahaan. Akan tetapi, efektivitas mekanisme pengendalian tergantung pada nilai, norma, dan kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi (Jennings 2004; Oliver, 2004) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007). Di dalam penelitian ini, corporate governance diukur dengan indeks corporate governance. Indeks corporate governance menangkap informasi yang lebih komprehensif mengenai corporate governance dibandingkan hanya menggunakan mekanisme corporate governance. Indeks corporate governance mencakup 11 (sebelas) aspek penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang dinilai, diantaranya adalah aspek komitmen, transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan, kompetensi, kepemimpinan, strategi, etika, dan manajemen pengetahuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adrian dan Restuti (2011) yang menunjukkan tidak berpengaruhnya corporate governance terhadap manajemen laba apabila dilihat dari sudut pandang komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan. Dengan demikian, corporate governance tidak dapat dijadikan suatu acuan untuk melihat apakah suatu perusahan terbebas dari praktik manajemen laba atau tidak. Penelitian ini tidak mendukung penelitian Nasution dan Setiawan (2007), Midiastuty dan Machfoedz (2003), Wilopo (2004), dan Veronica dan Utama (2005) yang menunjukkan corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba apabila dilihat dari sudut pandang komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menguji apakah corporate governance berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semakin baik atau buruk penerapan corporate governance tidak menjamin perusahaaan terjauhkan dari praktik manajemen laba. 13
14 Implikasi penelitian bagi perusahaan adalah agar tetap mengedepankan dan lebih meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengendalian manajemen perusahaan sehingga dapat mencegah praktik manajemen laba. Implikasinya bagi investor adalah agar lebih berhati-hati dalam menilai sisi keuangan dan non-keuangan perusahaan yang digunakan untuk menanamkan dananya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menambahkan jumlah sampel yang digunakan. Jumlah sampel yang semakin banyak diharapkan akan meningkatkan kehandalan hasil dari penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Adrian, M Abrar dan M.I. Mitha Dwi Restuti Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan Volume I No. 1 November: Arifin Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). Artikel yang disampaikan pada Sidang Senat Guru Besar Universitas Diponegoro Dalam Rangka Pengusulan Jabatan Guru Besar, Semarang 21 Desember Darmawati, Deni, Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Volume 8 No. 1 Januari: Dhanis, R Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Skripsi. Sekolah S-1 UNY. Yogyakarta.Tidak Dipublikasikan. Forum For Corporate Governance in Indonesia (FCGI) Seri tata kelola perusahaan (Corporate Governance) Jilid III. Midiastuty, Pratana P., dan Mas ud Machfoedz Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya Oktober Nasution, Marihout dan Doddy Setiawan Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi X Makassar Juli
15 Ujiyantho, Arif dan Bambang Agus Pramuka Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi X Makassar Juli Veronica, Sylvia, dan Siddharta Utama Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VIII, September Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo. Halaman Wilopo The Analysis of Relationship of Independent Board of Directors, Audit Committee, Corporate Performance, and Discretionary Accruals. Ventura Volume 7 No. 1 April:
dan World Com telah menarik perhatian dari berbagai pihak. Kebangkrutan yang
Pendahuluan Kebangkrutan perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Enron, Merck, dan World Com telah menarik perhatian dari berbagai pihak. Kebangkrutan yang diakibatkan dengan adanya tindakan skandal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa perusahaan perbankan telah berdiri dan berkembang di Indonesia.Tujuan perusahaan itu berdiri adalah untuk menghasilkan laba.industri perbankan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan kondisi
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan), merupakan industri yang cukup berbeda dengan industri lainnya. Dari segi aktivitas, perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Setiap tahun perusahaan menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pihakpihak eksternal seperti : investor,
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama satu periode. Salah satu tujuan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dipandang sebagai sarana unjuk kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.salah satu kinerja perusahaan adalah laba perusahaan.pemilihan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sekunder. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan dan
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. JENIS DAN SUMBER DATA Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan dan laporan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Teknik pengambilan sampel dilkukan secara purposive sampling dengan
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari obyek penilitian yang akan diteliti adapun populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik menyiapkan laporan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2001 tercatat skandal keuangan di perusahaan publik yang melibatkan manipulasi laporan keuangan oleh PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk. Hal tersebut membuktikan
Lebih terperinciPENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA
0 PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA (Studi Kasus Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate Governance (CG) telah menjadi topik bahasan utama di bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan persaingan bisnis yang dihadapi
Lebih terperinciISNI WIYATMI B
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Hasil keputusan individual yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas
Lebih terperinciLaporan keuangan menjadi sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan. informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan menjadi sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan
BABl PENDAHULUAN 1.1 La tar Belakang Penelidan Laporan keuangan merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama para manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informas-informasi dalam laporan keuangan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat serta teknologi yang semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan informasi mengenai kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi mengenai kinerja perusahaan dapat diperoleh dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan dengan pihak eksternal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud transparasi dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Menurut Pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pemegang saham.good Corporate Governance (GCG) membantu menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Governance merupakan prinsip pengelolaan perusahaan yang bertujuan untuk mendorong kinerja perusahaan serta memberikan penilaian ekonomis bagi pemegang saham.good
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan, dan sebagainya. Industri perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Masalah keagenan terjadi ketika manajemen melakukan tindakan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Mekanisme Corporate Governance Mekanisme corporate governance memiliki kemampuan dalam kaitannya menghasilkan suatu laporan keuangan yang memiliki kandungan informasi laba (Boediono,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan (agency theory) telah menjadi basis penelitian yang kuat dalam disiplin keuangan dan akuntansi (Abdullah, 2001). Teori keagenan menjelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang dihasilkan perusahaan yang berguna untuk proses pengambilan keputusan, hal tersebut tidak terlepas dari proses penyusunannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan digunakan oleh pihak eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan metode dan prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dua komponen akrual yang utama yaitu discretionary accrual dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen. Dalam akuntansi terdapat dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak. Tanpa informasi banyak orang yang akan mengalami kebingungan dan ketidak tahuan terhadap suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang ditandai dengan masuknya dana-dana asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kegiatan operasinya, suatu perusahaan secara periodik menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi dominan. Konvensi seperti konservatisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi bagi pihak eksternal yang dapat membantu dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba adalah laporan keuangan. Laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari isi laporan keuangan perusahaan. Laba merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan kontrak di antara faktor-faktor produksi dan hubungan di antara prinsipal
Lebih terperinciTINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi saat ini, negara-negara berkembang dituntut untuk menerapkan sistem yang baru dan lebih baik dalam pengelolaan bisnis yang berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Belum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan persaingan bisnis yang di hadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun berdasarkan sumber-sumber informasi dalam perusahaan, salah satu informasi tersebut digunakan sebagai acuan mengenai laba perusahaan. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (fenomena) Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama menyatakan bahwa kualitas laba berhubungan dengan kinerja keseluruhan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dampak krisis ekonomi global yang terus berkelanjutan berdampak pada kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai berimbas pada Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keagenan (Agency Theory) Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Jansen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa sekarang ini, menjadikan peranan laporan keuangan semakin penting. Laporan keuangan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk menyediakan berbagai informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan mengenai kesatuan usaha
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS PERUSAHAAN TERHADAP PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT ) ( Ditinjau dari Perusahaan
Lebih terperinciJudul : Good Corporate Governance
Judul : Good Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Pengaruh Arus Kas Bebas pada Praktik Income Minimization Nama : Putu Krisnanda Ari Wicaksana NIM : 1415351177 Abstrak Salah satu tujuan utama didirikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pendirian korporasi modern sebagai suatu entitas legal dapat dilihat dari adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan. Menurut Lukviarman (2016, p.23)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010. Adapun berdasarkan sebaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan yaitu pihak pemilik dan pengelola, yang berkontribusi dalam modal, keahlian, serta tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai media komunikasi, laporan keuangan harus dapat mempertemukan dua kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan corporate governance didasarkan pada teori agensi. Teori agensi dapat dijelaskan dengan hubungan antara manajemen dengan pemilik. Manajemen sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen laba bisa diartikan sebagai metode yang dipilih oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya dimana usaha manajer untuk meningkatkan atau menurunkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pendanaan perusahaan dalam
Lebih terperinciGOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM PERSPEKTIF AGENCY THEORY
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM PERSPEKTIF AGENCY THEORY Mailani Hamdani Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka Pondok Cabe mailani@ecampus.ut.ac.id Abstrak Dalam mempertahankan bisnis perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dibuatnya laporan keuangan oleh perusahaan adalah untuk memberikan informasi secara lengkap mengenai aktifitas ekonomi suatu perusahaan. Bagi perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam laporan keuangan menjadi salah satu informasi yang digunakan oleh stakeholder untuk pengambilan keputusan. Hery (2008) menyatakan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dunia usaha berkembang pesat. Seluruh perusahaan saling berpacu bersaing dengan yang lain, mereka berjuang untuk memperebutkan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan konsumsi. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomi, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemisahan antara pemilik dengan pengelola perusahaan menjadi salah satu sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi) yang berdampak
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen laba (earnings mangement) merupakan fenomena yang sukar untuk dihindari karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan pada
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda maka dapat ditarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda di dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal mungkin disamping untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mengurangi risiko
Lebih terperinciPeran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan
Tugas S2 matrikulasi: Ekonomi Bisnis & Financial Dosen: Dr. Prihantoro, SE., MM Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya pelaporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan memiliki tujuan yaitu untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam membantu pengguna untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelimpahan kewenangan pengelolaan perusahaan di Indonesia termasuk juga pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari pemilik (shareholders)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang
Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dihadapkan dalam kondisi transparan dan akuntabel dalam. perusahaan adalah penyampaian laporan keuangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pembangunan di Indonesia berkembang dengan pesat termasuk perkembangan pasar modal. Terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara prinsipal dan agen dimana keduanya menjalankan sebuah perusahaan yang akan timbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, dikatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas laba adalah laba yang secara benar dan akurat menggambarkan profitabilitas operasional perusahaan. Menurut Penman dan Cohen (2003) dalam Wibowo (2009) diungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai
1 BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai
Lebih terperinci