BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab II ini berisi tentang pembahasan teori-teori tentang kriptografi, algoritma Vigenere dan Data Encrytpion Standard.
|
|
- Ridwan Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II ini berisi tentang pembahasan teori-teori tentang kriptografi, algoritma Vigenere dan Data Encrytpion Standard Kriptografi Kata Cryptography berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu kryptos yang berarti rahasia dan graphein yang berarti tulisan (Mollin,2007). Kriptografi adalah ilmu mengenai tekhnik enkripsi dimana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi (Kromodimoeljo, 2010) Terminologi Ketika seorang pengirim ingin mengirimkan suatu pesan kepada si penerima, dimana si pengirim ingin pesan yang disampaikannya tidak dapat dibaca oleh orang lain yang ingin melakukan penyadapan. Dalam kriptografi pesan asli biasa disebut plaintext dan pesan yang disamarkan disebut ciphertext. Proses menyamarkan pesan sedemikian rupa untuk menyembunyikan substansinya disebut enkripsi. Sebuah pesan yang dienkripsi disebut ciphertext. Proses untuk mengubah ciphertext kembali ke plaintext adalah dekripsi (Mollin,2007). Pada standar ISO menggunakan istilah encipher untuk proses enkripsi dan decipher untuk proses dekripsi. Skema rangkaian proses enkripsi dan dekripsi ditunjukkan secara umum pada Gambar 2.1. Seni dan ilmu untuk menjaga keamanan pesan disebut kriptografi dan pelakunya adalah kriptografer. Kriptanalis adalah yang melakukan kriptanalisis, yaitu seni dan ilmu untuk memecahkan pesan tersembunyi (ciphertext). Cabang
2 8 matematika yang meliputi kriptografi dan kriptanalisis adalah kriptologi dan praktisinya disebut kriptologis (Munir, 2006). Plaintext Ciphertext Plaintext Enkripsi Dekripsi Gambar 2.1. Skema Proses enkripsi dan dekripsi (Schneier, 1996) Komponen Kriptografi Dalam kriptografi terdapat beberapa istilah penting antara lain : 1. Pesan, Plaintext, dan Ciphertext Pesan merupakan data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan adalah plaintext. Pesan dapat berupa data atau informasi yang dikirim atau yang disimpan dalam media penyimpanan. Pesan yang tersimpan bisa berbentuk teks, citra (image), suara/bunyi (audio) dan video. Agar pesan tidak dapat dimengerti maknanya oleh pihak lain maka, pesan dapat disandikan ke bentuk lain yang tidak dapat dipahami. Bentuk pesan yang tersandi disebut ciphertext. 2. Pengirim dan Penerima Komunikasi data melibatkan pertukaran pesan antara dua entitas. Pengirim (sender) adalah entitas yang mengirim pesan kepada entitasnya yang lain. Penerima (receiver) adalah entitas yang menerima pesan. Entitas di sini dapat berupa orang, mesin (komputer), kartu kredit, dan sebagainya. 3. Enkripsi dan Dekripsi Proses menyandikan pesan asli (plaintext) menjadi pesan tersandi (ciphertext) disebut enkripsi (encryption) sedangkan proses untuk mengembalikan pesan tersandi (ciphertext) menjadi plaintext semula dinamakan dekripsi (decryption). 4. Cipher dan Kunci Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enchipering dan dechipering, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi.
3 9 Keamanan algoritma kriptografi sering diukur dari banyaknya kerja (work) yang dibutuhkan untuk memecahkan ciphertext menjadi plaintext tanpa mengetahui kunci yang digunakan. Kunci (key) merupakan parameter yang digunakan untuk transformasi enciphering dan deciphering. Kunci biasanya berupa string atau deretan bilangan. 5. Sistem kriptografi Kriptografi membentuk sebuah sistem yang dinamakan sistem kriptografi. Sistem kriptografi (cryptosystem) terdiri dari algoritma kriptografi, semua plaintext dan ciphertext yang mungkin dan kunci. 6. Penyadap (eavesdropper) Penyadap merupakan orang yang mencoba menangkap pesan selama ditransmisikan. Tujuan penyadap adalah untuk mendapatkan informasi sebanyakbanyaknya mengenai sistem kriptogafi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan maksud untuk memecahkan ciphertext. Nama lain penyadap : enemy, adversary, intruder, interceptor, bad guy. 7. Kriptanalisis Kriptografi berkembang sedemikian rupa sehingga melahirkan bidang yang berlawanan yaitu kriptanalisis (Munir, 2006). kriptanalisis (cryptanalysis) adalah ilmu dan seni untuk memecahkan ciphertext menjadi plaintext tanpa mengetahui kunci yang digunakan. Pelakunya disebut kriptanalis Tujuan Kriptografi Kriptografi bertujuan untuk memberikan layanan keamanan (Paar & Pelzl, 2010) sebagai berikut: 1. Kerahasian (Confidentiality) Informasi dirahasiakan dari semua pihak yang tidak berwenang. 2. Keutuhan Data (Integrity) Pesan tidak berubah dalam proses pengiriman hingga pesan diterima oleh penerima.
4 10 3. Autentikasi (Anthentication) Kepastian terhadap identitas setiap entitas yang terlibat dan keaslian sumber data. 4. Nirpenyangkalan Setiap entitas yang berkomunikasi tidak dapat menolak atau menyangkal atas data yang telah dikirim atau diterima Jenis-Jenis Algoritma Kriptografi Algoritma Kriptografi dibagi tiga berdasarkan kunci yang dipakai, yaitu algoritma simetri (menggunakan satu kunci untuk proses enkripsi dan dekripsi), algoritma asimetri (menggunakan kunci yang berbeda untuk proses enkripsi dan dekripsi), dan fungsi hash (Ariyus, 2008). Karakteristik kriptografi dibagi dua berdasarkan tipe operasi yang dipakai untuk enkripsi dan dekripsi (teknik substitusi dan teknik permutasi) serta berdasarkan tipe pengolahan pesan (block cipher dan stream cipher) (Sadikin, 2012) Algoritma Simetris Algoritma simetris adalah algoritma yang menggunakan kunci enkripsi yang sama dengan kunci dekripsinya (Wandani, 2012). Bila mengirim pesan dengan algoritma ini, si penerima pesan harus diberitahu kunci dari pesan tersebut agar bisa mendekripsikan pesan yang dikirim. Keamanan dari pesan yang menggunakan algoritma ini tergantung pada kunci. Jika kunci tersebut diketahui oleh orang lain maka orang tersebut dapat melakukan enkripsi dan dekripsi pada pesan (Sadikin, 2012). Yang termasuk algoritma kunci simetris adalah OTP, DES, RC2, RC4, RC5, IDEA, Twofish, Magenta, FEAL, SAFER, LOKI, CAST, Rijndael (AES), Blowfish, GOST, A5, Kasumi dan lain-lainnya. Skema kriptografi simetris dapat dilihat pada Gambar 2.2.
5 11 TeksAsli Algoritma Enkripsi Ciphertext Algoritma Dekripsi Teks Asli Kunci Rahasia Gambar 2.2. Skema kriptografi simetris Algoritma Asimetris Algoritma asimetris disebut juga dengan kriptografi kunci publik karena algortima ini memiliki kunci yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi, dimana enkripsi menggunakan public key dan untuk dekripsinya menggunakan private key. Public key dan private key harus saling berpasangan secara matematis. Dengan memberikan public key, pembuat kunci berhak memberikan dan mendapatkan public key agar pesan aman dan hanya bisa dibaca oleh si pembuat kunci. Dalam kriptografi kunci asimetri, hampir semua algoritma kriptografinya menggunakan konsep kunci publik, seperti Rivest-Shamir-Adleman (RSA), El-Gamal, Rabin dan sebagainya (Harahap, 2014). Kecuali algoritma Pohlig Hellman karena kunci enkripsi maupun kunci dekripsinya bersifat rahasia. Skema kriptografi asimetris dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3. Kriptografi asimetris (Wandani, 2012) 2.3. Sandi Vigenere Sandi vigenere merupakan bagian dari kriptografi. kriptografi adalah kajian mengenai teknik matematika yang digunakan untuk keamanan informasi. Sandi vigenere menurut Bruen & Forcinito (2011) adalah sebuah sandi klasik yang memiliki konsep yang relatif sederhana dan banyak digunakan sampai sekarang. Ide dari sandi vigenere ini adalah sandi caesar yang dimodifikasi. Jika sandi caesar menggunakan kata kunci sandi tunggal, sedangkan sandi vigenere menggunakan kata kunci yang diulang sebanyak yang diperlukan dengan panjang pesan. Huruf yang akan disandikan di
6 12 sesuaikan dengan angka, a = 0, b = 1, c = 2,, z = 25. Kemudian tambahkan angka kata kunci dan angka pesan. Lalu hasilnya dimodulukan dengan 26, dan hasilnya yang berupa angka tersebut dirubah ke dalam huruf untuk mendapatkan huruf yang tersandi. Sandi vigenere merupakan sebuah algoritma kriptografi klasik, algoritma ini tergolong algoritma dasar karena menggunakan algoritma berbasis karakter (Mushlih, 2012) Cara Kerja Sandi Vigenere Gambar 2.4 digunakan untuk menyandikan sebuah pesan. Setiap huruf yang disandikan dengan menggunakan baris yang berbeda, sesuai dengan kata kunci yang diulang-ulang. Contoh : Pesan = S E R A T U S R I B U Kata kunci = J A L A N Kata kunci harus diulang sampai jumlah huruf sama dekan pesan. Jumlah huruf pada pesan ada 11 huruf sedangkan kata kunci ada 5 huruf. Kata kunci menjadi J A L A N J A L A N J sesuai dengan banyaknya huruf pesan. Huruf pertama pada pesan di sandikan dengan huruf pertama kata kunci, dan begitu seterusnya. Huruf pertama pada contoh adalah S dan huruf pertama pada kata kunci J disandikan/enkripsi menjadi huruf B. (Lihat Gambar 2.4.) Pesan = S E R A T U S R I B U Kata kunci = J A L A N J A L A N J Pesan tersandi = B E C A G D S C I O D
7 13 Gambar 2.4. Contoh gambar tabel vigenere Untuk proses deskripsi atau mengembalikan sama seperti di atas. Huruf pertama pesan tersandi, disandikan dengan huruf pertama kata kunci, dan begitu seterusnya. Pesan tersandi = B E C A G D S C I O D Kata kunci = J A L A N J A L A N J Pesan = S E R A T U S R I B U Sandi vigenere dapat ditulis secara matematis, seperti dengan penjelasan vigenere di atas yang menggunakan penjumlahan dan modulus yaitu:
8 14 rumus enkripsi Ci = ( Pi + Ki ) mod (2.1) rumus deskripsi Pi = ( Ci Ki ) mod (2.2) Keterangan Ci = nilai desimal (a=0) karakter tersandi ke-i Pi = nilai desimal karakter pesan ke-i Ki = nilai desimal karakter kata kunci ke-i Contoh : menggunakan kasus di atas dengan menggunakan Rumus Enkripsi dimana Pi = S dan Ki = J Ci = ( Pi + Ki ) mod 26 Ci = ( S + J ) mod 26 Ci = ( ) mod 26 Ci = 27 mod 26 Ci = 1 = B Sedangkan Rumus Dekripsi Pi = ( Ci Ki ) mod 26 Pi = ( B J ) mod 26 Pi = ( 1 9 ) mod 26 Pi = -8 mod 26 Pi = 18 = S Sandi Vigenere Dengan 95 Karakter Sandi vigenere dengan 95 karakter merupakan pengembangan dari kriptografi vigenere yang asli dengan menambahkan beberapa karakter yang terdapat pada tabel ASCII sehingga berjumlah 95 karakter yang sebelumnya berjumlah 26 karakter. Penambahan karakter ini, berguna untuk mempersulit pemecahan sandi dan untuk memudahkan di aplikasi ke bahasa pemrograman komputer (Prasetyo, 2014). Pada Tabel 2.1 dapat dilihat karakter ASCII yang digunakan pada sistem.
9 15 Tabel 2.1. Karakter ASCII yang digunakan Desimal Karakter Desimal Karakter Desimal Karakter 32 Spasi 96 ` 33! 65 A 97 a B 98 b 35 # 67 C 99 c 36 $ 68 D 100 d 37 % 69 E 101 e 38 & 70 F 102 f G 103 g 40 ( 72 H 104 h 41 ) 73 I 105 i 42 * 74 J 106 j K 107 k 44, 76 L 108 l M 109 m N 110 n 47 / 79 O 111 o P 112 p Q 113 q R 114 r S 115 s T 116 t U 117 u V 118 v W 119 w X 120 x Y 121 y 58 : 90 Z 122 z 59 ; 91 [ 123 { 60 < 92 \ = 93 ] 125 } 62 > 94 ^ 126 ~ 63? 95 _ 2.4. Data Encryption Standard (DES) Data Encryption Standard dikembangkan pada awal 1970an. Pada tahun 1972, NBS (National Bureau of Standard) yang merupakan badan pemberian standart Amerika Serikat mengidentifikasikan sebuah kebutuhan untuk memberikan standart pemerintah tentang pengenkripsian informasi sensitive yang belum terklasifikasi. Pada 15 Mei 1973, setelah NBS berkonsultasi dengan NSA, NBS mengajukan proposal untuk sebuah cipher yang memenuhi kriteria yang diinginkan. Pada pengajuan proposal yang pertama ini, NBS tidak menemukan cipher yang memenuhi kriteria. Pada 27
10 16 Agustus 1974 pengajuan yang ke dua diserahkan. Kali ini, IBM mencalonkan cipher Lucifer yang dikembangkan oleh Horst Feistel, Walter Tuchman, Don Coppersmith, Alam Konheim, Carl Meyer, Mike Matyas, Roy Adler, Edna Grossman, Bill Notz, Lynn Smith dan Bryan Tuckerman. Penamaan Lucifer diambil berdasarkan nama Lucifer yang merupakan salah satu Demon. Demon pada hal ini berarti Demonstration (Ariyus, 2006). Metode DES termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan tergolong jenis cipher block. DES dirancang untuk melakukan encipher dan decipher data yang berisi 56-bit di bawah kendali 56-bit kunci internal atau upa-kunci. Dalam melakukan decipher harus dilakukan dengan menggunakan kunci yang sama dengan saat proses encipher tetapi saat melakukan decipher pemberian alaman berubah sehingga proses decipher merupakan kebalikan dari proses encipher. Sejumlah data yang akan di encipher disebut sebagai permutasi awal atau initial permutation (IP). Komputasi keydependent didefenisikan sebagai fungsi f cipher dan fungsi KS sebagai key schedule. Dekripsi dari komputasi diberikan pertama bersama dengan detail bagaimana algoritma digunakan dalan proses encipher. Selanjutnya penggunaan algoritma untuk proses decipher dideskripsikan. Pada akhirnya, sebuah defenisi cipher fungsi f diberikan dalam bentuk fungsi primitif yang disebut fungsi seleksi S i dan fungsi permutasi P (Alvi, 2011) Skema Global DES Pada awalnya, blok plaintext dipermutasikan dengan matriks permutasi awal (initial permutation atau IP). Hasil dari permutasi awal tersebut kemudian di encipher sebanyak 16 kali atau 16 putaran. Setiap putarannya menggunakan kunci internal yang berbeda. Hasil dari proses encipher kembali dipermutasi dengan matriks permutasi balikan (invers initial permutation atau IP -1 ) menjadi block ciphertext. Skema global dari DES dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan skema enkripsi dari DES dapat dilihat pada Gambar 2.6.
11 17 Gambar 2.5. Skema global data encryption standard Dalam proses encipher, blok plaintext terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kiri (L) dan bagian kanan (R), yang masing-masing memiliki panjang 32-bit. Pada setiap putaran i, blok R merupakan masukan untuk fungsi tranformasi f. Pada fungsi f, blok R dikombinasikan dengan kunci internal K i. Keluaran dari fungsi ini di XOR kan dengan blok L yang langsung diambil dari blok R sebelumnya. Ini merupakan 1 putaran DES. Secara matematis, satu putaran DES dinyatakan sebagai berikut: L i = R i (2.3) R i = L i - 1 XOR f (R i 1, K i )... (2.4) Gambar 2.6. Algoritma enkripsi dengan DES
12 Permutasi Awal (Initial Permutation) Sebelum putaran pertama, terhadap blok plaintext dilakukan permutasi awal (initial permutation atau IP). Tujuan permutasi awal adalah mengacak plaintext sehingga urutan bit-bit didalamnya berubah. Pengacakan dilakukan dengan menggunakan matriks permutasi seperti pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Permutasi awal (initial pemutation) Cara membaca Tabel 2.2. dua entry ujung kiri atas (29 dan 21) berarti: pindahkan bit ke-29 ke posisi bit 1 pindahkan bit ke-21 ke posisi bit Pembangkit Kunci Internal Kunci internal dibutuhkan sebanyak 16 buah karena ada 16 putaran. Kunci tersebut yaitu K 1, K 2,..., K 16. Kunci-kunci internal ini dapat dibangkitkan dari kunci eksternal yang diberikan oleh pengguna. Kunci ekternal panjangnya 64-bit atau 8 karakter. Misalkan kunci ekternal yang disusun dari 64-bit adalah K. Kunci eksternal ini menjadi masukkan untuk permutasi dengan menggunakan matrik permutasi kompresi PC-1 seperti pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Matrik permutasi kompresi Dalam permutasi ini, tiap bit ke delapan (parity bit) dari delapan byte kunci diabaikan. Hasil permutasinya adalah sepanjang 56-bit, sehingga dapat dikatakan panjang kunci DES adalah 56-bit. Selanjutnya, 56-bit ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian, kiri dan kanan, yang masing-masing disimpan di dalam C 0 dan D 0 :
13 19 C 0 : berisi bit-bit dari K pada posisi 57, 49, 41, 33, 25, 17, 9, 1, 58, 50, 42, 34, 26, 18, 10, 2, 59, 51, 43, 35, 27, 19, 11, 3, 60, 52, 44, 36 D 0 : berisi bit-bit dari K pada posisi 63, 55, 47, 39, 31, 23, 15, 7, 62, 54, 46, 38, 30, 22, 14, 6, 61, 53, 45, 37, 29, 21, 13, 5, 28, 20, 12, 4 Selanjutnya, ke dua bagian digeser ke kiri (left shift) sepanjang 1 (satu) atau 2(dua) bit tergantung pada setiap putaran. Operasi bergeser bersifat wripping atau round shift. Misalkan (C i, D i ) menyatakan penggabungan C i dan D i. (C i+1, D i+1 ) diperoleh dengan menggeser Ci dan Di satu atau dua bit. Setelah pergeseran bit, (C i, D i ) mengalami permutasi kompresi dengan menggunakan matriks PC-2, seperti pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Permutasi kompresi Dengan permutasi ini, kunci internal K i diturunkan dari (C i, D i ) yang dalam hal ini K i merupakan penggabungan bit-bit C i pada posisi: 14, 17, 11, 24, 1, 5, 3, 28, 15, 6, 21, 10, 23, 19, 12, 4, 26, 8, 16, 7, 27, 20, 13, 2 Dengan bit-bit D i pada posisi: 41, 52, 31, 37, 47, 55, 30, 40, 51, 45, 33, 48, 44, 49, 39, 56, 34, 53, 46, 42, 50, 36, 29, 32 Jadi, setiap kunci internal Ki mempunyai panjang 48-bit. Proses pembangkitan Ki tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7.
14 20 Gambar 2.7. Proses pembangkitan kunci-kunci internal DES Proses Enkripsi Proses enciphering terhadap blok plaintext dilakukan setelah permutasi awal. Setiap blok plaintext mengalami 16 kali putaran enciphering. Setiap putaran enciphering merupakan jaringan Feistel yang secara matematis dinyatakan seperti rumus 2.3 dan rumus 2.4. Diagram komputasi fungsi f diperlihatkan pada Gambar 2.8.
15 21 Gambar 2.8. Rincian komputasi fungsi? E adalah fungsi ekspansi yang memperluas blok R i-1 yang panjangnya 32 bit menjadi blok 48 bit. Fungsi ekspansi direalisasikan dengan matriks permutasi ekspansi seperti pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Fungsi ekspansi Selanjutnya, hasil ekspansi, yaitu E(R i-1 ), yang panjangnya 48 bit di-xor-kan dengan K i yang panjangnya 48 bit menghasilkan vektor A yang panjangnya 48 bit: E(R i - 1 ) XOR K i = A... (2.5) Vektor A dikelompokan menjadi 8 kelompok, masing-masing 6 bit dan menjadi masukkan bagi proses subtitution. Proses subtitution dilakukan dengan menggunakan 8 (delapan) buah kotak-s (S-box), S1 sampai S8. Setiap S-box menerima masukkan 6 bit dan menghasilkan keluaran 4 bit. Kelompok 6 bit pertama
16 22 menggunakan S 1, kelompok 6 bit ke dua menggunakan S 2, dan seterusnya. Keluaran proses subtitution adalah vektor B yang panjangnya 48 bit. Vektor B menjadi masukan untuk proses permutasi. Tujuan permutasi adalah untuk mengacak hasil proses subtitution S-box. Permutasi dilakukan dengan menggunakan matriks permutasi P (P-box) seperti pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Matriks permutasi P Bit-bit P(B) merupakan keluaran dari fungsi f. Akhirnya, bit-bit P(B) di-xor kan dengan L i 1 untuk mendapatkan R i. R i = L i 1 XOR P(B)... (2.6) Jadi, keluaran dari putaran ke-i adalah (L i, R i ) =(R i 1, L i 1 XOR P(B))... (2.7) Skema perolehan Ri dapat dilihat pada Gambar 2.9. Gambar 2.9. Skema perolehan Ri Permutasi Akhir (Invers Initial Permutation) Permutasi akhir dilakukan setelah 16 kali putaran terhadap gabungan blok kiri dan blok kanan. Proses permutasi menggunakan matriks permutasi awal balikan (invers initial permutation atau IP 1 ) seperti pada Tabel 2.7.
17 23 Tabel 2.7. Matrik Permutasi Akhir Proses Dekripsi Proses dekripsi terhadap ciphertext merupakan kebalikan dari proses enkripsi. DES menggunakan algoritma yang sama untuk proses enkripsi dan dekripsi. Jika pada proses enkripsi urutan kunci internal yang digunakan adalah K 1, K 2,..., K 16, maka pada proses dekripsi urutan kunci yang digunakan adalah K 16, K 15,..., K 1. Untuk tiap putaran 16, 15,..., 1, keluaran pada setiap putaran deciphering seperti rumus 2.3 dan rumus 2.4. Dalam hal ini, (R 16, L 16 ) adalah blok masukkan awal untuk deciphering. Blok (R 16, L 16 ) diperoleh dengan mempermutasikan ciphertext dengan matriks permutasi IP -1. Pra-keluaran dari deciphering adalah (L 0, R 0 ). Dengan permutasi awal IP akan didapatkan kembali blok plaintext semula. Selama deciphering, K 16 dihasilkan dari (C 16, D 16 ) dengan permutasi PC-2. Tentu saja (C 16, D 16 ) tidak dapat diperoleh langsung pada permulaan deciphering. Tetapi karena (C 16, D 16 ) = (D 0, C 0 ), K 16 dapat dihasilkan dari (C 0, D 0 ) tanpa perlu lagi melakukan pergeseran bit. Catatlah bahwa (C 0, D 0 ) yang merupakan bit-bit dari kunci eksternal K yang diberikan pengguna pada waktu dekripsi. Selanjutnya, K 15 dihasilkan dari (C 15, D 15 ) yang mana (C 15, D 15 ) diperoleh dengan menggeser C 16 ( yang sama dengan C 0 ) dan D 16 ( yang sama dengan C 0 ) satu bit ke kanan. Sisanya, K 14 sampai K 1 dihasilkan dari (C 14, D 14 ) sampai (D 1,C 1 ) Windows Phone Windows phone merupakan sistem operasi yang dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, untuk tampilan windows phone dan desktop sama atau identik, karena windows phone berjalan di mobile sehingga skala ruang lingkupnya lebih kecil. Windows phone di kembangkan oleh salah satu perusahaan sistem operasi yaitu Microsoft, windows phone merupakan perkembangan dari windows mobile, Windows phone pertama kali muncul pada awal oktober 2010 dengan versi pertamanya yaitu
18 24 windows phone 7, sebelumnya Microsoft terlah memulai sistem operasi mobile ini pada tahun 2007, yang awal mulanya windows mobile dengan versi 5.0. Windows phone bekerja sama dengan smartphone asal Finlandia yaitu Nokia, Pada Februari 2011, CEO Microsoft Steven Ballmer dan CEO Nokia Stephen Elop mengumumkan kerjasama di antara kedua perusahaan, dimana windows phone akan menjadi sistem operasi utama pada Smartphone Nokia tersebut, sebelumnya nokia memiliki sistem operasi Symbian dan megoo. Pembuatan aplikasi dalam keluarga windows sama dengan yang satu dengan yang lainnya, bahasa yang digunakan juga sama dengan pembuatan aplikasi di keluarga windows, seperti Visual Basic, C++, C#, HTML5 (Putra, 2013) Penelitian yang Relevan Berikut ini beberapa penelitian tentang kriptografi yang berkaitan dengan algoritma vigenere dan algoritma des: 1. Bayu Kristian Nugroho (2010) dalam skripsi yang berjudul Aplikasi Enkripsi SMS pada Telepon Selular Berbasis j2me dengan Metode Vigenere Cipher. Menyatakan bahwa metode enkripsi vigenere adalah metode enkripsi substitusi klasik yang telah ketinggalan zaman dan mudah dipecahkan oleh cryptanalysis. Kelemahan ini ditutup dengan cara merubah pesan ke kode ASCII lalu dienkripsi dengan metode enkripsi vigenere cipher. dengan cara ini ciphertext akan lebih sulit dipecahkan oleh cryptanalysis. 2. Ario Yudo Husodo (2010) dalam skripsi yang berjudul Penerapan Metode Enkripsi Vigenere Cipher dalam Pengamanan Transaksi Mobile Banking. Menyatakan bahwa kekuatan keamanan metode vigenere terdapat pada panjang kunci vigenere dan pola karakter penyusun kunci vigenere yang tidak beraturan. 3. Rifkie Primartha (2011) dalam jurnal yang berjudul Penerapan Enkripsi dan Dekripsi File Menggunakan Algoritma Data Encryption Standard (DES). Menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan enkripsi maupun dekripsi file / teks sederhana adalah relatif sama.
ANALISA PROSES ENKRIPSI DAN DESKRIPSI DENGAN METODE DES
INFOKAM Nomor I / Th. VII/ Maret / 11 39.. ANALISA PROSES ENKRIPSI DAN DESKRIPSI DENGAN METODE DES Muhamad Danuri Dosen Jurusan Manajemen Informatika, AMIK JTC Semarang ABSTRAKSI Makalah ini membahas tentang
Lebih terperinciData Encryption Standard (DES)
Data Encryption Standard (DES) achmat Ariin Teknik Inormatika Sekolah Teknologi Elektro dan Inormatika Institut Teknologi Bandung Jln Cijawura GIrang II / I No I@students.i.itb.ac.id ABSTAK Dalam dunia
Lebih terperinciModul Praktikum Keamanan Sistem
2017 Modul Praktikum Keamanan Sistem LABORATORIUM SECURITY SYSTEM Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Teknik Elektro KK KEAMANAN SISTEM FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS TELKOM DAFTAR PENYUSUN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Definisi Kriptografi Ditinjau dari terminologinya, kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaitu cryptos yang berarti menyembunyikan, dan graphein yang artinya
Lebih terperinciData Encryption Standard (DES)
Bahan Kuliah ke-12 IF5054 Kriptografi Data Encryption Standard (DES) Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 12. Data Encryption Standard (DES)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab II ini berisi tentang pembahasan teori-teori tentang kriptografi, Algoritma Enigma dan Rabin Williams.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II ini berisi tentang pembahasan teori-teori tentang kriptografi, Algoritma Enigma dan Rabin Williams. 2.1. Kriptografi Kata Cryptography berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analis Sistem Analisis sistem merupakan uraian dari sebuah sistem kedalam bentuk yang lebih sederhana dengan maksud untuk mengidentifikas dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi adalah ilmu atau metode yang memungkinkan informasi yang akan dikirim aman sehingga dengan cara ini orang yang dapat memperoleh
Lebih terperinciPengenalan Kriptografi
Pengenalan Kriptografi (Week 1) Aisyatul Karima www.themegallery.com Standar kompetensi Pada akhir semester, mahasiswa menguasai pengetahuan, pengertian, & pemahaman tentang teknik-teknik kriptografi.
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Masalah Dalam melakukan pengamanan data SMS kita harus mengerti tentang masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
Lebih terperinciDATA ENCRYPTION STANDARD (DES) STANDAR ENKRIPSI DATA. Algoritma Kriptografi Modern
DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) STANDAR ENKRIPSI DATA Algoritma Kriptografi Modern SEJARAH DES 1960-1971; Proyek Lucifer IBM dipimpin Horst Feistel untuk kriptografi modern. Lucifer dikenal sbg blok kode
Lebih terperinciReference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014)
KRIPTOGRAFI Reference William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014) Bruce Schneier Applied Cryptography 2 nd Edition (2006) Mengapa Belajar Kriptografi
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI DES DENGAN ICE
Abstrak PERBANDINGAN ALGORITA KRIPTOGRAFI DES DENGAN ICE Nama: Ricky Gilbert Fernando NI: 13505077 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail: if15077@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani criptos yang artinya adalah rahasia, sedangkan graphein artinya tulisan. Jadi kriptografi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Data Keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Masalah keamanan sering kurang mendapat perhatian dari para perancang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada proses pengiriman data (pesan) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi. Oleh karenanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang implementasi Kriptografi dengan algoritma one time pad pernah dilakukan dan memuat teori-teori dari penelitian sejenis. Di bawah ini adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. 2.1.1. Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
Lebih terperinciPenerapan Enkripsi Dan Dekripsi File Menggunakan Algoritma Data Encryption Standard (DES) ABSTRAK
Penerapan Enkripsi Dan Dekripsi File Menggunakan Algoritma Data Encryption Standard (DES) Rifkie Primartha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Sriwijaya e-mail: rifkie_p@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). Kata cryptography berasal dari kata Yunani yaitu kryptos yang artinya tersembunyi
Lebih terperinciKriptografi Kunci Rahasia & Kunci Publik
Kriptografi Kunci Rahasia & Kunci Publik Transposition Cipher Substitution Cipher For internal use 1 Universitas Diponegoro Presentation/Author/Date Overview Kriptografi : Seni menulis pesan rahasia Teks
Lebih terperinciStudi dan Analisis Dua Jenis Algoritma Block Cipher: DES dan RC5
Studi dan Analisis Dua Jenis Algoritma Block Cipher: DES dan RC5 Zakiy Firdaus Alfikri - 13508042 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Bilangan 2.1.1 Keterbagian Jika a dan b Z (Z = himpunan bilangan bulat) dimana b 0, maka dapat dikatakan b habis dibagi dengan a atau b mod a = 0 dan dinotasikan dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Kriptografi 2.. Definisi Kriptografi Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi di mana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Syaukani, (2003) yang berjudul Implementasi Sistem Kriptografi
Lebih terperinciOutline. Sejarah DES Enkripsi DES Implementasi Hardware dan Software DES Keamanan DES
Aisyatul Karima, 2012 Outline Sejarah DES Enkripsi DES Implementasi Hardware dan Software DES Keamanan DES Sejarah DES Algoritma DES dikembangkan di IBM dibawah kepemimpinan W.L. Tuchman pada tahun 1972.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek penting dari suatu sistem informasi. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya informasi
Lebih terperinciAPLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract
APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE Muhammad Fikry Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh e-mail: muh.fikry@unimal.ac.id Abstract Data merupakan aset yang paling berharga untuk
Lebih terperinciKOMBINASI ALGORITMA DES DAN ALGORITMA RSA PADA SISTEM LISTRIK PRABAYAR
KOMBINASI ALGORITMA DES DAN ALGORITMA RSA PADA SISTEM LISTRIK PRABAYAR ISBN: 978-602-71798-1-3 Yulia Kusmiati 1), Alfensi Faruk 2), Novi Rustiana Dewi 3) Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya; 1 email:
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian kriptografi Kriptografi (Cryptography) berasal dari Bahasa Yunani. Menurut bahasanya, istilah tersebut terdiri dari kata kripto dan graphia. Kripto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perancangan aplikasi keamanan pesan teks dengan algoritma kriptografi vigenere cipher pernah dilakukan dan memuat teori-teori
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu cryto dan graphia. Crypto berarti rahasia dan graphia berarti
Lebih terperinciSTUDI, IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN ALGORITMA KUNCI SIMETRI TRIPLE DATA ENCRYPTION STANDARD DAN TWOFISH
STUDI, IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN ALGORITMA KUNCI SIMETRI TRIPLE DATA ENCRYPTION STANDARD DAN TWOFISH Abstraksi Revi Fajar Marta NIM : 3503005 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi
Bab 2: Kriptografi Landasan Matematika Fungsi Misalkan A dan B adalah himpunan. Relasi f dari A ke B adalah sebuah fungsi apabila tiap elemen di A dihubungkan dengan tepat satu elemen di B. Fungsi juga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kryptos yang berarti tersembunyi dan graphein yang berarti menulis. Kriptografi adalah bidang ilmu yang mempelajari teknik
Lebih terperinciVol. 3, No. 2, Juli 2007 ISSN PERANAN KRIPTOGRAFI DALAM KEAMANAN DATA PADA JARINGAN KOMPUTER
Vol. 3, No. 2, Juli 2007 ISSN 0216-0544 PERANAN KRIPTOGRAFI DALAM KEAMANAN DATA PADA JARINGAN KOMPUTER ABSTRAK Sigit Susanto Putro Sigitida_79@yahoo.com Jurusan Teknik Informatika Universitas Trunojoyo
Lebih terperinciImplementasi Algoritma DES Menggunakan MATLAB
Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Implementasi Algoritma DES Menggunakan MATLAB The implementations of DES Algorithms Using MATLAB 1 Andi Priatmoko, 2 Erwin Harahap 1,2 Prodi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori Kriptografi Kriptografi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara menjaga agar data atau pesan tetap aman saat dikirimkan, dari pengirim ke penerima tanpa mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengenalan Kriptografi II.1.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat di temukan di dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II ini berisi tentang pembahasan teori-teori tentang Kriptografi algoritma Affine Cipher dan Advanced Encrytpion Standard 2.1. Kriptografi Kata Cryptography berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan
Lebih terperinciPenggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan
Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan Andreas Dwi Nugroho (13511051) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciJurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : X
APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI UNTUK KEAMANAN DOKUMEN MENGGUNAKAN TRIPLE DES DENGAN MEMANFAATKAN USB FLASH DRIVE [1] Joko Susanto, [2] Ilhamsyah, [3] Tedy Rismawan [1] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD
STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD Mohammad Riftadi NIM : 13505029 Program Studi Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No. 10, Bandung E-mail :
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menjalankan intruksi-intruksi dari user atau pengguna. Aplikasi banyak
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi dapat dikatakan suatu prangkat lunak yang siap pakai dengan menjalankan intruksi-intruksi dari user atau pengguna. Aplikasi banyak diciptakan guna membatu berbagai
Lebih terperinciBAB Kriptografi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata kriptos dan graphia. Kriptos berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan). Kriptografi merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan program beserta pembahasan tentang program. Dimana di dalam program ini terdapat tampilan
Lebih terperinciAPLIKASI KRIPTOGRAFI ENKRIPSI DEKRIPSI FILE TEKS MENGGUNAKAN METODE MCRYPT BLOWFISH
APLIKASI KRIPTOGRAFI ENKRIPSI DEKRIPSI FILE TEKS MENGGUNAKAN METODE MCRYPT BLOWFISH Achmad Shoim 1), Ahmad Ali Irfan 2), Debby Virgiawan Eko Pranoto 3) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kriptografi Kriptografi (cryprography) berasal dari bahasa Yunani : cryptos artinya secret (rahasia), sedangkan graphein artinya writing (tulisan). Jadi, kriptografi berarti
Lebih terperinciPERANGKAT APLIKASI KEAMANAN DATA TEXT MENGGUNAKAN ELECTRONIC CODEBOOK DENGAN ALGORITMA DES
PERANGKAT APLIKASI KEAMANAN DATA TEXT MENGGUNAKAN ELECTRONIC CODEBOOK DENGAN ALGORITMA DES (1011544) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Sp. Limun
Lebih terperinci+ Basic Cryptography
+ Basic Cryptography + Terminologi n Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphy berarti writing (tulisan). n Para pelaku
Lebih terperinciANALISA ALGORITMA BLOCK CIPHER DALAM PENYANDIAN DES DAN PENGEMBANGANNYA
ANALISA ALGORITMA BLOCK CIPHER DALAM PENYANDIAN DES DAN PENGEMBANGANNYA Stefanus Astrianto N NIM : 13504107 Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail
Lebih terperinciKriptografi, Enkripsi dan Dekripsi. Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati
Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati Terminologi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphy
Lebih terperinciDASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom
DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi Gentisya Tri Mardiani, S.Kom KRIPTOGRAFI Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Para pelaku atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II ini berisi tentang pembahasan teori-teori tentang Kriptografi algoritma One Time Pad dan Rabin Cryptosystem 2.1. Kriptografi Kata Cryptography berasal dari bahasa Yunani
Lebih terperinciSKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI
SKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI Isram Rasal S.T., M.M.S.I, M.Sc. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 1 Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat memahami: Mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Kriptografi (cryptographi) berasal dari Bahasa Yunani: cryptos artinya secret
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Definisi dan Terminologi 2.1.1. Kriptografi Kriptografi (cryptographi) berasal dari Bahasa Yunani: cryptos artinya secret (rahasia), sedangkan graphein artinya writing (tulisan).
Lebih terperinciImplementasi Algoritma DES Menggunakan MATLAB
Jurnal Matematika Vol. 16, No. 1, Mei 2017 ISSN: 1412-5056 http://ejournal.unisba.ac.id/ Diterima: 05/01/2017 Disetujui: 30/04/2017 Publikasi: 20/05/2017 Implementasi Algoritma DES Menggunakan MATLAB Andi
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Rot Dan Subtitusional Block Cipher Dalam Mengamankan Data
Implementasi Algoritma Rot Dan Subtitusional Block Cipher Dalam Mengamankan Data Ayu Pratiwi STMIK Budi Darma Medan, Sumatera Utara, Indonesia Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan http://stmik-budidarma.ac.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991), keamanan adalah bebas dari bahaya dengan demikian keamanan adalah suatu kondisi yang sangat sulit dicapai, dan dapat kita
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Folder Sebuah directory (folder) adalah seperti ruangan-ruangan (kamar-kamar) pada sebuah komputer yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dari berkas-berkas (file).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN ABSTRAK MEMBANGUN APLIKASI KEAMANAN TRANSMISI DATA MULTIMEDIA MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD (DES)
ABSTRAK MEMBANGUN APLIKASI KEAMANAN TRANSMISI DATA MULTIMEDIA MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) Tarbudi 0007 Dengan perkembangan di bidang teknologi informasi, teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasa sandi (ciphertext) disebut sebagai enkripsi (encryption). Sedangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia semakin canggih dan teknologi informasi semakin berkembang. Perkembangan tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sistem informasi. Terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk bidang komunikasi. Pada saat yang sama keuntungan
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 165~171 165 PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD Cahyani Budihartanti 1, Egi Bagus Wijoyo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. andil yang besar dalam perkembangan komunikasi jarak jauh. Berbagai macam model alat komunikasi dapat dijumpai, baik yang berupa
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi di dunia berkembang pesat seiring dengan semakin banyaknya penggunaan fasilitas internet di hampir seluruh lapisan masyarakat dunia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Secara Umum Menurut Richard Mollin (2003), Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan graphia. Kripto artinya
Lebih terperinciDASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom
DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom KRIPTOGRAFI Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Para pelaku
Lebih terperinciRANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI
RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI Ozzi Oriza Sardjito NIM 13503050 Program Studi Teknik Informatika, STEI Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciPengantar Kriptografi
Bahan Kuliah ke-1 IF5054 Kriptografi Pengantar Kriptografi Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 1. Pengantar Kriptografi 1.1 Terminologi (a)
Lebih terperinciRekayasa Internet. Susmini I. Lestariningati, M.T. Cryptography
Rekayasa Internet Susmini I. Lestariningati, M.T Cryptography Pengantar Kriptografi Message (Pesan) adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain : Plainteks (plaintext)
Lebih terperinciSTUDI ALGORITMA CIPHER BLOK KUNCI SIMETRI BLOWFISH CIPHER
STUDI ALGORITMA CIPHER BLOK KUNCI SIMETRI BLOWFISH CIPHER Yoseph Suryadharma NIM. 13504037 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha
Lebih terperinciAda 4 mode operasi cipher blok: 1. Electronic Code Book (ECB) 2. Cipher Block Chaining (CBC) 3. Cipher Feedback (CFB) 4. Output Feedback (OFB)
1 Ada 4 mode operasi cipher blok: 1. Electronic Code Book (ECB) 2. Cipher Block Chaining (CBC) 3. Cipher Feedback (CFB) 4. Output Feedback (OFB) 2 Setiap blok plainteks P i dienkripsi secara individual
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam bentuknya yang konvensional di atas kertas. Dokumen-dokumen kini sudah disimpan sebagai
Lebih terperinciTUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali:
TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali: arismsv@ymail.com Abstrak Makalah ini membahas tentang algoritma kriptografi sederhana
Lebih terperinciMenggunakan Algoritma Kriptografi Blowfish
MEANS (Media Informasi Analisaa dan Sistem) Analisa Perancangan Aplikasi Penyandian Pesan Pada Email Menggunakan Algoritma Kriptografi Blowfish Achmad Fauzi STMIK KAPUTAMA, Jl. Veteran No. 4A-9A, Binjai,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Salah satu sarana komunikasi manusia adalah tulisan. Sebuah tulisan berfungsi untuk menyampaikan pesan kepada pembacanya. Pesan itu sendiri merupakan suatu informasi
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI KEAMANAN DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA ENKRIPSI RC6 BERBASIS ANDROID
PERANCANGAN APLIKASI KEAMANAN DATA EMAIL MENGGUNAKAN ALGORITMA ENKRIPSI RC6 BERBASIS ANDROID Muhammad Zulham 1, Helmi Kurniawan 2, Iwan Fitrianto Rahmad 3 Jurusan Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dibahas landasan teori mengenai teori-teori yang digunakan dan konsep yang mendukung pembahasan, serta penjelasan mengenai metode yang digunakan. 2.1. Pengenalan
Lebih terperinciPenerapan Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher
Penerapan Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher Micky Yudi Utama/514011 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha Bandung 402, Indonesia micky.yu@students.itb.ac.id
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi
2 2 Penelitian ini berfokus pada poin a, yaitu pengembangan sistem mobile serta melakukan perlindungan komunikasi data. 3 Spesifikasi sistem dibuat berdasarkan pada alur proses penilangan yang berlaku
Lebih terperinciPERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman)
Media Informatika Vol. 9 No. 2 (2010) PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman) Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Algoritma Monoalphabetic Cipher Dengan Algoritma One Time Pad Sebagai Pengamanan Pesan Teks
Analisa Perbandingan Algoritma Monoalphabetic Cipher Dengan Algoritma One Time Pad Sebagai Pengamanan Pesan Teks Romindo Politeknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 194 Pasar VI Manunggal romindo4@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal
BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan akan menjabarkan mengenai garis besar skripsi melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal yang akan dijabarkan adalah latar belakang,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara mengamankan informasi rahasia dari suatu tempat ke tempat lain [4]. Caranya adalah dengan menyandikan informasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Definisi Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani cprytos artinya secret atau hidden (rahasia), dan graphein artinya writing (tulisan).
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA CAESAR CIPHER TERHADAP BLOWFISH 128 BIT UNTUK ENKRIPSI SMS BERBASIS JAVA
PERBANDINGAN ALGORITMA CAESAR CIPHER TERHADAP BLOWFISH 128 BIT UNTUK ENKRIPSI SMS BERBASIS JAVA YOYON TARYONO 41515110188 PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ENKRIPSI DATA BERBASIS ALGORITMA DES
1 IMPLEMENTASI ENKRIPSI DATA BERBASIS ALGORITMA DES Materi : 1. Menjelaskan tentang algoritma DES yang terdiri dari pemrosesan kunci, enkripsi data 64 bit, dan dekripsi data 64 bit. 2. Menjelaskan tentang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi merupakan metode untuk mengirimkan pesan rahasia sehingga hanya penerima pesan yang dimaksud dapat menghapus, menyamarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khususnya internet sangatlah cepat dan telah menjadi salah satu kebutuhan dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan jaringan komputer, khususnya internet sangatlah cepat dan telah menjadi salah satu kebutuhan dari sebagian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu cryptos yang berarti rahasia dan graphein yang berarti tulisan. Jadi, kriptografi adalah tulisan rahasia. Namun, menurut
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima
Implementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima Muslim Ramli Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara muslimramli@students.usu.ac.id Rahmadi Asri Magister Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertiaan Kriptografi Kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata kryptos, yang berarti rahasia dan kata graphein yang berarti menulis. Schineir (1996) mendefinisikan
Lebih terperinciKriptografi Modern Part -1
Kriptografi Modern Part -1 Diagram Blok Kriptografi Modern Convidentiality Yaitu memberikan kerahasiaan pesan dn menyimpan data dengan menyembunyikan informasi lewat teknik-teknik enripsi. Data Integrity
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dibahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis yang mendasari penyelesaian permasalahan pengamanan data file dengan kombinasi algoritma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi internet sebagai media penghantar informasi telah diadopsi oleh hampir semua orang dewasa ini. Dimana informasi telah menjadi sesuatu yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keamanan data dipasang untuk mencegah pencurian, kerusakan dan penyalahgunaan data yang disimpan melalui smartphone. Dalam praktek, pencurian data berwujud pembacaan
Lebih terperinci2.1 Keamanan Informasi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis yang mendasari penyelesaian permasalahan dalan pengamanan pesan teks dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keamanan informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kerahasiaan informasi terutama yang berisi informasi sensitif yang hanya boleh diketahui
Lebih terperinci