DEPRESIASI / PENYUSUTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPRESIASI / PENYUSUTAN"

Transkripsi

1 DEPRESIASI / PENYUSUTAN

2 Depresiasi suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk mengalokasikan bagian dari harga perolehan dari suatu aktiva tetap berwujud sebagai beban dalam perhitungan laba-rugi selama masa manfaat yang ditetapkan secara sistematis dan rasional Tidak semua aktiva tetap berwujud dapat disusutkan, kecuali bila aktiva tetap tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut: Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi Memiliki masa manfaat yang terbatas, Ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi, memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau tujuan adminstrasi.

3 Terdapat 3 (tiga) unsur penting yang diperhitungkan dalam menentukan nilai dipresiasi suatu aktiva tetap berwujud, yaitu Masa manfaat Nilai sisa Jumlah yang dapat disusutkan Jumlah penyesuaian yang dibuat untuk mencatat beban depresiasi suatu aktiva tetap berwujud adalah: Beban depresiasi (aktiva tetap berwujud) Rp. XXX,- Akumulasi depresiasi (aktiva tetap berwujud) Rp. XXX,-

4 Masa Manfaat manfaat, yaitu suatu masa dimana aktiva tetap berwujud yang bersangkutan dapat memberikan keuntungan ekonomis pada perusahaan Faktor operasional (seperti intensitas penggunaan, program perbaikan dan pemeliharaan) suatu aktiva berwujud sangat berpengaruh pada tingkat keausan dan kerusakan fisik (physical wear and tear) aktiva tetap yang bersangkutan.masa manfaat suatu aktiva tetap dapat diukur berdasarkan salah satu dari: Periode suatu aktiva diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomis, atau Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan dapat diperoleh dari aktiva bersangkutan.

5 Nilai Sisa (residual value) Nilai sisa merupakan suatu nilai taksiran harga jual atau harga pasar suatu aktiva tetap berwujud yang telah habis masa manfaatnya atau telah habis disusutkan. Sebagian besar metode depresiasi memerlukan adanya estimasi nilai sisa ini, kecuali metode saldo menurun dobel.

6 Jumlah Yang Dapat Disusutkan (Disable amount) Harga perolehan suatu aktiva tetap berwujud dikurangi dengan nilai sisanya. Jumlah inilah yang nantinya digunakan untuk menentukan besarnya depresiasi suatu aktiva tetap berwujud. Selisih antara harga perolehan dengan nilai sisanya ini dapat juga disebut sebagai reproduksi aktiva tetap berwujud.

7 Metode Depresiasi Terdapat beberapa metode depresiasi yang secara umum dapat digunakan untuk menentukan beban depresiasi suatu aktiva terap berwujud. Berdasarkan Waktu: Metode Garis Lurus (Stright line method) Metode Pembebanan Menurun (declining balance method), terdiri dari: Metode Saldo Menurun (decline balance method) Metode Saldo Menurun Dobel (double declining balance method) Metode Jumlah Angka Tahun (sum of years digit method) Metode Tarip Menurun (decling rate on coast method) Berdasarkan Pemanfaatan/Hasil: Metode Jam Jasa (service hours method) Metode Jumlah Unit Produksi (productive output method) Metode Satuan Jarak (travelled distance method) Berdasarkan Kriteria Lain: Metode berdasarkan Jenis dan Kelompok (group and composite method) Metode anuitas (anuiti method) Sistem Persediaan (Inventory System)

8 Metode Garis Lurus (Stight Line Methode) Metode ini memberikan bebandepresiasi yang konstan pada setiap periode akuntansi selama masa manfaat dari aktiva tetap berwujud yan bersangkutan Besarnya beban depresiasi dihitung dengan cara seagai berikut: Tarip depresiasi = 100% : n, dimana n adalah masa manfaat aktiva Beban Depresiasi = Tarif depresiasi x(harga perolehan nilai residu) Misal, suatu gedung diperoleh dengan harga Rp ,00, rtaksiran masa manfaatnya 5 tahun dengan taksirannilai residu sebesar Rp ,00 maka depresiasi gedung setiap periode akuntansi dihitung sebagai berikut: Tarip depresias = 100% : 5 = 20% Depresiasi Mesin = 20% x Rp ( ,00 Rp ,00) = Rp ,00

9 Jika dibuat dalam bentuk table depresiasi, Nampak seperti di bawah ini Th. Ke Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku Rp ,00 1 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 2 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 3 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 4 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 5 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00

10 Metode Pembebanan Menurun (reducing cost method) Metode depresiasi ini memberikan beban depresiasi yang selalu berkurang dari periode ke periode berikutnya. metode depresiasi ini dimaksudkan: Terpenuhinya prinsip matching cost and revenue Menjaga stabilitas total pembebanan. Metode depresiasi ini memungkinkan total pembebanan aktiva tetap yang relatif stabil dari periode ke periode berikutnya.

11 Terdapat 4 (empat) metode perhitungan depresiasi yang termasuk dalam metode depresiasi ini, yaitu: Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method) Metode Saldo Menurun Dobel (Double Declining Balance Method) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Year digit method) Metode Tarip Menurun (declining rate on cost method)

12 Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method) Depresiasi menurut metode ini dihitung berdasarkan tarip yang tetap dari nilai buku aktiva yang didepresiasi.karena nilai buku aktiva setiap periode selalu menurun,maka besarnya beban depresiasi setiap periode secara otomatis juga selalu menurun. Tarif depresiasi = Beban depresiasi = Tarip depresiasi x Nilai Buku Aktiva

13 Ilustrasi. Pada awal periode dibeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp ,00 mesin tersebut diperkirakan mempunyai masa manfaat selama 5 tahun dengan taksiran nilai residu sebesar Rp ,00, maka besarnya tarif depresiasi setiap periode adalah: Tarif depresiasi 5 = 1 - ( ) = 0,2752 = 27,52%

14 Beban depresiasi mesin tersebut setiap periode nampak seperti pada tabel berikut Th. Ke Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku Rp , % x Rp ,00 = Rp , % x Rp ,00 = Rp , % x Rp ,00 = Rp , % x Rp ,00 = Rp , % x Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00

15 Keterangan: Untuk depresiasi tahun ke 5, hasil menurut perhitungan adalah sebesar Rp ,00 agar total akumulasi sebesar nilai reproduksinya dan nilai buku yang tersisa sebesar nilai residu yang telah ditetapkan, maka hanya dibebankan sebesar Rp ,00

16 Metode Saldo Menurun Dobel (Double Declining Balance Method) Metode depresiai ini tidak memerlukan penetapan nilai residu, nilai residu akan terbentuk dari sasa nilai buku setelah didepresiasikan selama masa manfaatnya. Depresiasi dihitung berdasarkan tarif yang tetap dari nilai bukunya. Tarip depresiasi = (2 x 100%): n Beban depresiasi = tarif depresiasi x Nilai buku aktiva Ilustrasi, lihat kasus pada metode saldo menurun, bila mesin tersebut didepresiasi dengan menggunakan metode saldo menurun dobel, maka besarnya tarif depresiasi adalah = (100% x 2) : 5 = 40%. tabel depresiasi nampak seperti berikut:

17 Th. Ke Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku Rp , % x Rp ,00 = Rp ,00 40% x Rp ,00 = Rp ,00 40% x Rp ,00 = Rp ,00 40 % x Rp ,00 = Rp ,00 40 % x Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00

18 Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Year digit method) Yang dimaksud dengan jumlah angka tahun merupakan jumlah angka dalam bilangan masa manfaatnya. Untuk menentukan besarnya jumlah angka tahun dapat juga digunakan rumus trapesium berikut: Jumlah Angka Tahun (JAT) = Disamping menentukan jumlah angka tahun, juga harus ditentukan bobot penyusutan, yaitu dengan cara mengurutkan secara terbalik urutan angka dalam bilangan masa manfaatnya. Tarip depresiasi untuk suatu periode akuntansi ditentukan denan cara membagi bobot depresiasi periode bersangkutan dengan jumlah angka tahunnya. Misalnya suatu aktiva tetap berwujud ditetapkan masa manfaatnya 4 tahun, maka

19 Th.Ke. Bobot Tarif Depresiasi Beban Depresiasi I 4 4/10 4/10 (HP NR) II 3 3/10 3/10 (HP NR) III 2 2/10 2/10 (HP NR) IV 1 1/10 1/10 (HP NR) 10 HP = Harga Perolehan NR = Nilai Residu

20 Pemahaman tentang penentuan tarip depresiasi tersebut menjadi lebih baik melalui pemahaman garis waktu berikut: Angka tahun Tahun ke I II III IV

21 Sedangkan bila aktiva tetap berwujud tersebut diperoleh tidak bertepan dengan awal atau akhir periode akuntansi, maka pada setiap periode depresiasi dihitung berdasarkan dua tarip, misal bila aktiva tetap tersebut diperoleh pada awal April, maka garis waktu depresiasi nampak seperti berikut: Th ke Masa Bobot Tarif Depresiasi Beban depresiasi I 9 bln 4 4/10 9/12 x 4/10x (HP NR) 3 bln 4 4/10 3/12 x 4/10x (HP NR) II 9 bln 3 3/10 9/12 x 3/10x (HP NR) 3 bln 3 3/10 3/12 x 3/10x (HP NR) III 9 bln 2 2/10 9/12 x 2/10x (HP NR) 3 bln 2 2/10 3/12 x 2/10x (HP NR) IV 9 bln 1 1/10 9/12 x 1/10x (HP NR) 3 bln 1 1/10 3/12 x 1/10x (HP NR)

22 Ilustrasi 1. Pada awal tahun 2008 dibeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp ,00 dengan taksiran masa manfaat 4 tahun dan taksiran nilai residu sebesar Rp ,00 maka tabel depresiasi mesin tersebut Nampak berikut: Th. Ke Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku Rp ,00 I II III IV 4/10 x Rp ,00 = Rp ,00 3/10 x Rp ,00 = Rp ,00 2/10 x Rp ,00 = Rp ,00 1/10 x Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00

23 Ilustrasi 2. Lihat ilustrasi 1. Bila mesin tersebut diperoleh pada awal April 2008, maka table depresiasi Nampak seperti berikut: Th. Ke Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi Nilai Buku Rp ,00 I 9/12 x 4/10 x Rp. 12 juta = Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 3/12 x 4/10 x Rp. 12 juta = Rp ,00 II 9/12 x 3/10 x Rp. 12 juta = Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 III IV 3/12 x 3/10 x Rp. 12 juta = Rp ,00 9/12 x 2/10 x Rp. 12 juta = Rp ,00 Rp ,00 3/12 x 2/10 x Rp. 12 juta = Rp ,00 9/12 x 1/10 x Rp. 12 juta = Rp ,00 Rp ,00 3/12 x 1/10 x Rp. 12 juta = Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00

24 Metode Tarip Menurun (declining rate on cost method) Metode depresiasi ini memungkinkan pimpinan untuk menetapkan tarip (%) yang selalu menurun dalam setiap periodenya. Penerapan tarip ini tidak diperlukan perhitungan tertentu hanya berdasarkan kebijakan pimpinan belaka. Besarnya beban depresiasi adalah hasil perkalian antara tarip depresiasi dengan harga perolehannya.

25 Depresiasi Berdasarkan Pemanfaatan atau Hasil (Benefit Method) Metode depresiasi ini memungkinkan terjadi pembebanan depresiasi yangselalu berubahubah untuk setiap periode tergantung pada manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan aktiva tetap yang bersangkutan selama satu periode tersebut. Tarif depresiasi per satuan hasil Harga perolehan Nilai Residu Total satuan manfaat

26 Beban depresiasi = Tarip depresiasi x satuan manfaat yang dihasilkan dalam periode bersangkutan. Teknik perhitungan beban depresi yang termasuk dalam metode satuan manfaat antara lain: Metode Jam Jasa (service hours method) Metode Jumlah Unit Produksi (productive output method) Metode Satuan Jarak (travelled distance method)

27 Metode Jam jasa (service hours method) Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur intensitas pemanfaatan alat-alat produksi (mesin-mesin) adalah berdasarkan satuan jam jasa. Semakin tinggi jam jaa pemanfaatan aktiva tetap yang tinggi mengakibatkan aktiva tetap yang bersangkutan akan mengalami keausan yang lebih cepat, dan sebaliknya. Misal suatu mesin yang harga perolehannya Rp ,00 yang selama masa manfaatnya diperkirakan dapat digunakan selama jam kerja, taksiran nilai residu Rp ,00 maka tarip depresiasi per jam kerja adalah: Tarif depresiasi mesin Rp Rp = Rp.1.000/jam kerja

28 Misal selama periode 2008 mesin tersebut telah memberikan kontribusi jam kerja, maka besarnya bebandepresiasi adalah sebesar (Rp ,00 x jam) = Rp ,00

29 Metode Jumlah Unit Produksi (Productive output method) Cara lain yang umum digunakan untuk mengukur intensitas pemanfaatan suatu aktiva produksi (mesin) adalah berdasarkan jumlah uni produk yang dihasilkan. Semakin banyak unit produk yang dihasilkan, semakin besar pula beban depresiasi yang selayaknya dibebankan, dan sebaliknya. Misal suatu mesin yang harga perolehannya Rp ,00 yang selama masa manfaatnya diperkirakan dapat menghasilkan produk sebanyak unit produk, taksiran nilai residu Rp ,00, maka tarip depresiasi per unit produk adalah: Tarif depresiasi mesin Rp Rp Misal selama periode 2008 mesin tersebut telah menghasilkan unit produk,maka besarnya beban depresiasi adalah sebesar Rp ,67 x = Rp ,00

30 Metode Jumlah Unit Produksi (Productive output method) Metode Satuan Jarak (travelled distance method) Metode perhitungan depresiasi ini sesuai digunakan untuk mendepresiasikan aktiva tetap yang berupa alat transportasi. Cara perhitungan beban depresiasi sama denban metode satuan manfaat sebelumnya. Misalnya, sebuah Bus yang harga perolehannya sebesar Rp ,00 yang diperkirakan selama masa manfaatnya dapat menempuh jarak km dengan taksiran nilai residu sebesar Rp ,00 maka depresiasi yang dibebankan untuk setiap km jarak tempuh adl Tarif depresiasi bus Rp Rp = Rp. 200 per km jarak Misalnya selama periode 2008 Bus tersebut telah menempuh jarak km, maka besar beban depresiasi adalah sebesar Rp. 200,00 x = Rp ,00

31 Depresiasi Berdasar Kriteria Lain Metode Tarip Kelompok dan Gabungan Terhadap beberapa aktiva tetap berwujud perlu untuk dikelompok dalam satu perkiraan berdasarkan fungsinya, misalnya beberapa macam aktiva tetap berwujud yang mempunyai kesamaan fungsi untuk menunjang kelancaran pekerjaan perkantoran dikumpulkan dalam perkiraan. Metode ini pada prinsipnya merupakan metode depresiasi garis lurus yang diperhitungkan secara kelompok atau gabungan. Langkah pertama dalam menentukan tarip depresiasi adalah menghitung beban depresiasi untuk masing-masing aktiva tetap yang terdapat pada kelompok/gabungan aktiva tetap yang bersangkutan.

32 Selanjutnya menghitung besarnya tarip depresiasi dengan cara sebagai berikut. Tarif depresiasi kelompok/gabungan Total depresiasi kelompok/gabungan Total harga perolehan kelompok/ gabungan 100% Besarnya persentasi tarip depresiasi akan tetap digunakan untuk menghitung besarnya beban depresiasi untuk periode periode berikutnya sepanjang tidak ada peruibahan karena penambahan atau pengurangan harga perolehan, masa manfaat atau nilai residu. Besarnya beban depresiasi dihitung dengan rumusan berikut: Beban depresiasi = Tarip Depresiasi x Harga Perolehan Kelompok

33 Ilustrasi. Di Neraca saldo PT. Uyent Garment Tbk terdapat perkiraan Perlatan kantor dengan saldo Rp ,00 yang terdiri dari: No. Jenis Aktiva Harga Perolehan Nilai Residu Umur 1 1 set computer , ,00 2 th 2 1 set mebeler , ,00 2 th 3 1 set almari cabinet , ,00 4 th 4 1 brankas , ,00 5 th jumlah , ,00

34 Penentuan tarip depresiasi kelompok aktiva tetap peralatan kantor tersebut adalah sebagai berikut: No. Jenis Aktiva Harga Perolehan Nilai Residu Nilai Reproduksi Umur Depresiasi / th 1 1 set computer , , ,00 2 th , set mebeler , , ,00 2 th , set almari cabinet , , ,00 4 th , brangkas , , ,00 5 th ,00 jumlah , , , ,00 Tarip depresiasi Peralatan kantor= ( ,00: ,00) x 100%= 30,52% per tahun dari harga perolehannya. Masa manfaat rata-rata peralatan kantor tersebut adalah ( : ) x 1 th = sekitar 2,97 tahun atau 36 bulan.

35 Metode Metode Anuitas dan Sinking Fund Metode Metode Anuitas dan Sinking Fund disebut juga compound Interest Method, merupakan metode depresiasi dengan beban yang semakin meningkt, sehingga ada pula yang menyebutnya increasing Charge Method. Metode depresiasi ini membebankan depresiasi yang lebih rendah pada tahun pertama dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Metode depresiasi ini menggunakan konsep pengembalian investasi sebagai pola dasar pemikirannya. Setiap investasi pada aktiva tetap harus memberikan trade off kepada perusahaan yang berupa pengembalian (return) injvestasi yang akan diterima secara berkala selama masa manfaat aktiva tetap berwujud yang bersangkutan.

36 Metode anuitas dan metode singking funs menggunakan teknik atau rumusan perhitungan yang sama dalam menentukan besarnya depresiasi, hanya saja pada metode anuistas ada pengakuan pendapatan bunga sedangkan metode singking fund tidak ada pengakuan pendapatan bunga. Unsure-unsur penting yang diperlukan dalam perhitungan depresiasi metode anuitas dan singking fund adalah: Harga perolehan aktiva tetap Taksran nilai residu Taksiran masa manfaat Presentasi tingkat pengembalian investasi yang diharap

37 Perhitungan depresiasi aktiva tetap menurut metode ini dilakukan melalui rumusan berikut: Dimana r adalah presentasi tingkat pengembalian investasi (rate of return)

38 Ilustasi. PT. Kharis Jaya Abadi Tbk membangun suatu apartemen dengan total biaya pembangunan sebesar Rp ,00 sedang besarnya tingkat pengembalian investgasi sebesar 8% per tahun. Berdasarkan data-data tersebut di atas maka besarnya beban depresiasi apartemen tersebut adalah: = ,00

39 Tabel depresiasi Apartemen mnurut metode anuitas dan Singking Fund napak seperti di bawah ini: No. Depresiasi Pendapatan Bunga Akumulasi Depresiasi Nilai Reproduksi , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,437, , ,00

40 Keterangan: Pendapatan bunga untuk tahun ke 5 berdasarkan perhiutungan sebesar Rp ,62 dari jumlah ini hanya diakui sebesar Rp ,76 atau dikurangi sebesar Rp 9.059,86 hal ini dilakukan agar bagian untuk akumulasi depresiasi menjadi Rp ,24 sehingga nilai buku apartemen pada akhir tahun ke 5 sebesar nilai residu yang telah ditetapkan, yaitu Rp ,00. Selisih tersebut lebih disebabkan karena adanya pembulatan pada faktor nilai tunai

41 Depresiasi Apartemen Akun. Depresiasi Apartemen Pendapatan bunga Depresiasi Apartemen Akun. Depresiasi Apartemen Pendapatan bunga Depresiasi Apartemen Akun. Depresiasi Apartemen Pendapatan bunga Metode Anuitas Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,64 Rp ,36 Rp ,00 Rp ,69 Rp ,31 Depresiasi Apartemen Rp ,00 Akun. Depresiasi Apartemen Rp ,43 Pendapatan bunga Rp ,57 Depresiasi Apartemen Akun. Depresiasi Apartemen Pendapatan bunga Rp ,00 Rp ,24 Rp ,76

42 1 Depresiasi Apartemen Akum. Depresiasi Apartemen Metode Singking Fund Rp ,00 Rp ,00 2 Depresiasi Apartemen Akum. Depresiasi Apartemen Rp ,64 Rp ,64 3 Depresiasi Apartemen Akum. Depresiasi Apartemen Rp ,69 Rp ,69 4 Depresiasi Apartemen Akun. Depresiasi Apartemen Rp ,43 Rp ,43 5 Depresiasi Apartemen Akun. Depresiasi Apartemen Rp ,24 Rp ,24

43 Depresiasi system Persediaan Depresiasi dengan system persediaan ini biasanya digunakan untuk mendepresiasikanmacamp-macam aktiva tetap yang secara satuan nilainya relative kecil tterapi dalam jumlah dan item yang banyak. Metode depresiasi ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang jasa umum (public utilities)

44 Missal, PT. Uyent Anta Boga yang bergerak dibidang jasa catering mempunyai perkiraan peralatanmakan yang mempunyai saldo buku per tanggal 31 Desmber 2008 sebesar Rp ,00 pada tanggal 31 Desember 2008 dilakukan inventarisasi dan penilaian terhadap peralatan makan, dalam penilaian tersebut nilai Akhir peralatan makan ditetapkan sebesar Rp ,00. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa besarnya beban depresiasi peralatan makan adalah sebesar Rp ,00, dan jurnal penyesuaian yang dibuat untuk membebankan depresiasi tersebut adalah: Bahan depresiasi peralatan makan Rp.7,5 juta Peralatan makan Rp.7.5 juta

45 Deplesi Istilah deplesi digunakan untuk menyusutkan nilai dari aktiva tetap berwujud yang mempunyai karakteristik sebagai berikut: Aktiva tetap tersebut tidak dapat diperbaharui atau tidak dapat diganti dengan aktiva tetap yang sama. Secara kuantitatif dapat berkurang karena penggunaan / eksploitasi. Secara kuantitatif nilai penggunaan/eksploitasi merupakan unsur pokok dalam penentuan harga pokok produksi.

46 Ilustrasi. PT. Kharis Jaya Abadi Tbk mempunyai konsesi tambang Kaolin. Tanah tambah tersebut semula dibeli dengan harga Rp ,00 dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengurus izin tersebut ditaksir mempunyai kandungan Kaolin sebanyak ton. Berdasarkan data tersebut, maka tarip delesi yang dibebankan untuk setiap ton Kaolin yang dieksploitasi adalah: Deplesi Tambang Kaolin = = Rp 1.400,00 per ton

47 Jika pada tahun pertama telah dieksploitasi sebanyak ton kaolin, maka besarnya beban deplesi untuk periode tersebut adalah : Rp 1.400,00 x Rp Jurnal penyesuaian: Deplesi tambang kaolin Rp ,- Akumulasi deplesi tambang kaolin Rp ,-

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia usaha telah mengalami perubahan dengan kecepatan yang luar biasa. Selain globalisasi dan perubahan teknologi, kita juga dapat menyaksikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD Metode Penghitungan Depresiasi (2) Metode Beban Berkurang (Reducing Charge Method) Dalam metode ini beban depresiasi tahun-tahun pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasional tersebut agar dapat berjalan secara maksimal

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995:3), pengertian akuntansi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN Segala sumber daya ekonomi suatu perusahaan yang berupa harta benda dan atau hak hak hukum yang dimiliki disebut dengan aktiva. Aktiva dibedakan menjadi 2 yaitu aktiva

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang seseorang, akan

Lebih terperinci

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya menjalankan kegiatan operasionalnya selain bertujuan mencari laba juga mempertahankan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Agar tujuan

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah barang fisik yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam operasi normalnya, memiliki unsur yang terbatas, pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD Suatu aktiva dapat diklasifikasikan ke dalam aktiva tetap apabila memenuhi keseluruhan dari kriteria-kriteria di bawah ini : Mempunyai masa guna lebih besar dari 1 periode akuntansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut kesiapan para pelaku ekonomi untuk tetap mengeksiskan dirinya dalam kancah persaingan. Hal ini diiringi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEPRESIASI ASET, PENURUNAN NILAI, REVALUASI ASET TETAP, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap PERTEMUAN KEENAM AKTIVA TETAP BERWUJUD (1) Pengertian Aktiva Tetap Definisi Aktiva Tetap Yaitu Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu, yang digunakan dalam operasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2009:4) Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengidentifikasi, merekam, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSAKA

BAB II TINJAUAN PUSAKA BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Dalam penyusunan laporan akhir ini, penulis akan menguraikan beberapa teori sebagai landasan bagi penulis

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur BAB II BAHAN RUJUKAN Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur sebagai landasan untuk melakukan pembahasan dalam permasalahan yang dijadikan topik tugas akhir ini. 2.1. Kebijakan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) KUWAT RIYANTO, SE. M.M. 081319434370 http://kuwatriy.wordpress.com Kuwat_riyanto@yahoo.com PENGERTIAN AKTIVA TETAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap akhir tahun perusahaan akan membuat laporan keuangan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak khususnya para pemakai laporan keuangan yang berguna

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method) PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN Aset tetap pada umumnya memiliki masa manfaat yang terbatas (kecuali tanah). Pada saat sebuah aset habis manfaatnya, aset tersebut tidak bisa digunakan lagi baik dengan nilai

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN Pelatihan Akuntansi Dasar Koperasi Simpan Pinjam & Unit Simpan Pinjam Jeneponto, Sulawesi Selatan 2011 Manado, Sulawesi Selatan 2010 Ari Widowati, Ola Anggitarini Effendy Aritonang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan yang cukup besar yang penting bagi negara untuk menjalankan pembangunan negaranya. Karena itu pemungutan pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, akuntansi memegang peranan yang sangat penting karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai keuangan dari suatu perusahaan. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS INVESTASI & AKTIVA TETAP PERTEMUAN 4 INSTRUKTUR : HENDRO SASONGKO ARIEF TRI HARYANTO INVESTASI ( INVESTMENT ) DEFINISI Harta (aset) yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk menambah kekayaan

Lebih terperinci

PENYUSUTAN (Depreciation)

PENYUSUTAN (Depreciation) PENYUSUTAN (Depreciation) A. PENYUSUTAN METODE ALOKASI BIAYA Menurut para Akuntan, penyusutan bukan merupakan masalah penilaian, namun merupakan alat untuk alokasi biaya. Penyusutan (depreciation), adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Analisis Pengertian Analisis Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: Menurut Kamus Bahasa Indonesia : Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah Republik Indonesia Nomor 13/Per/M.KUKM/IX/2015, koperasi adalah: Badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Listian Nurbaeni Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, listian.nurbaeni@gmail.com Abstrak Tujuan_Untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK 16 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Pengakuan, dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil

Lebih terperinci

Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Kewajiban Pajak pada PT Synergy Indonesia

Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Kewajiban Pajak pada PT Synergy Indonesia Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 167-174 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut : Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasardasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

EVALUASI PEMILIHAN METODE DEPRESIASI / PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PENGARUH PENINGKATAN LABA PADA PT. KOMPAS SIRKULASI SEMARANG SKRIPSI

EVALUASI PEMILIHAN METODE DEPRESIASI / PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PENGARUH PENINGKATAN LABA PADA PT. KOMPAS SIRKULASI SEMARANG SKRIPSI EVALUASI PEMILIHAN METODE DEPRESIASI / PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PENGARUH PENINGKATAN LABA PADA PT. KOMPAS SIRKULASI SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, serta merupakan komponen aset yang paling besar nilainya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Definisi Aktiva

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. BULETIN TEKNIS NO. 05 AKUNTANSI PENYUSUTAN PENDAHULUAN Ketentuan PSAP No. 05: Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Paragraf 53: Aset tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penyusunan laporan akhir ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan untuk membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya. 1. Pengertian Aktiva Tetap AKTIVA TETAP Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono Jusup,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Peranan aktiva tetap sangat penting dalam suatu bentuk badan usaha untuk menentukan bagaimana sederhana dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai aset tetap untuk mendukung kegiatan usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM DASAR MANAJEMEN KEUANGAN

MODUL PRAKTIKUM DASAR MANAJEMEN KEUANGAN MODUL PRAKTIKUM DASAR MANAJEMEN KEUANGAN Versi 3.1 Tahun Penyusunan 2012 1. Muhammad Yunanto, SE., MM. 2. Hadir Hudiyanto, SE., MM. Tim Penyusun 3. Darmadi, SE., MM. 4. Ridwan Zulfi Agha (Asisten) 5. Galih

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN

PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN HW Darmoko 1 1 adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun Abstract The company must generate financial statement, that provide information

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO Ayu Lestari, Masthad, Arief Rahman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2007:8 ) pengertian biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 AKUNTANSI PENYUSUTAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 AKUNTANSI PENYUSUTAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 AKUNTANSI PENYUSUTAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 tentang Akuntansi Penyusutan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

BIAYA PENYUSUTAN. Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya

BIAYA PENYUSUTAN. Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya BIAYA PENYUSUTAN Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya Faktor penyebab penyusutan: Penyusutan Fisik (Deterioration): penyusutan akibat berkurangnya kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Akuntansi Ada banyak pengertian akuntansi yang diartikan oleh para ahli akuntansi, sehingga memberikan pengetian yang berbeda sesuai pandangan

Lebih terperinci

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek LOGO LOGO Aspek Finansial & Pendanaan Proyek Pendahuluan Aspek finansial pada umumnya merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. Hal ini karena kajian dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

Lebih terperinci

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah suatu sarana yang menjembatani antar pihak pimpinan dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses akuntansi akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap A. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal,

Lebih terperinci

BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN

BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam keadaan siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dijual dalam

Lebih terperinci

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD A. UMUM 1. Definisi Menurut PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, penyusutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap atau disebut juga dengan plant assets atau fixed assets merupakan sumber daya potensial perusahaan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus pada PT. BATAM HILLS GOLF RESORT)

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus pada PT. BATAM HILLS GOLF RESORT) ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus pada PT. BATAM HILLS GOLF RESORT) Hendry Jaya Dosen Tetap Prodi Akuntansi Fak. Ekonomi Universitas Riau Kepulauan Batam I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

Oleh: TRI BAGUS BUDI SANTOSO

Oleh: TRI BAGUS BUDI SANTOSO ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN ASET TETAP MENURUT STANDART AKUNTANSI KEUANGAN DAN UNDANG UNDANG PERPAJAKAN SERTA PENGARUH DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK PADA PT. PENGADAIAN ( PERSERO ) UNIT WATES KEDIRI.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci