BAB II LANDASAN TEORI. terdokumentasi untuk menemukan suatu bukti-bukti (audit evidence) dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. terdokumentasi untuk menemukan suatu bukti-bukti (audit evidence) dan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Audit Audit adalah proses atau aktivitas yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk menemukan suatu bukti-bukti (audit evidence) dan dievaluasi secara obyektif. ISACA dalam Sarno (2009) mendefinisikan tujuan dari audit adalah untuk memberikan gambaran kondisi tertentu yang berlangsung di perusahaan dan pelaporan mengenai pemenuhan terhadap sekumpulan standar yang terdefinisi. Audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian yang berujung pada penarikan kesimpulan) secara sistematis, obyektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada azas penggalian nilai atau manfaat (Susilo, 2003). Definisi secara umum tentang audit adalah bahwa Auditing is an independent investigation of some particular activity. Kata audit berasal dari Bahasa Latin Audire yang dalam Bahasa Inggris berarti to hear. Makna yang dimaksud adalah hearing about the account s balances oleh para pihak terkait terhadap pihak ketiga yang netral mengenai catatan keuangan perusahaan yang dikelola oleh orang-orang tertentu yang bukan sekaligus pemiliknya (Gondodiyoto, 2007). Audit yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan audit berbasis risiko. Risiko secara umum diartikan hambatan dalam pencapaian suatu tujuan. Audit berbasis risiko lebih mengutamakan pada tujuan yang akan dicapai oleh 8

2 9 perusahaan (Ramadhana, 2012). Perbedaan pendekatan audit berbasis risiko dengan audit konvensional adalah pada metodologi yang digunakan dimana auditor mengurangi perhatian pada pengujian transaksi individual dan lebih berfokus pada pengujian atas sistem dan proses bagaimana manajemen audit mengatasi hambatan pencapaian tujuan (Ramadhana, 2012). 2.2 Informasi Informasi adalah sekumpulan data/fakta yang diorganiasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2007). Data yang telah diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi penerima maksudnya yaitu dapat memberikan keterangan dan pengetahuan. Informasi adalah aset yang sangat penting bagi Bank, baik informasi yang terkait dengan nasabah, keuangan, laporan maupun informasi lainnya (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2007). Mengingat pentingnya informasi, maka informasi harus dilindungi atau diamankan oleh seluruh personil di Bank. Kebocoran, kerusakan, ketidakakuratan, ketidaktersediaan atau gangguan lain terhadap informasi tersebut dapat menimbulkan dampak yang merugikan baik secara finansial maupun non-finansial bagi Bank. Aset yang sangat penting ini oleh Bank Indonesia telah ditetapkan standar untuk menjaga keamanannya. Bank perlu adanya audit untuk mengecek kesesuaian antara standar yang ditetapkan dengan kenyataan dilapangan, dimana keamanan informasi yang terjaga akan memberikan jaminan keamanan pada nasabah.

3 Keamanan Informasi Keamanan Informasi adalah penjagaan informasi dari seluruh ancaman yang mungkin terjadi dalam upaya untuk memastikan atau menjamin kelangsungan bisnis (business continuity), meminimalisasi risiko bisnis (reduce business risk) dan memaksimalkan atau mempercepat pengembalian investasi dan peluang bisnis (Sarno dan Iffano, 2009). Prinsip prinsip pengamanan informasi yang harus diperhatikan (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2005) sebagai berikut : 1. Dilaksanakan untuk meyakini bahwa informasi yang dikelola terjaga kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity) dan ketersediaan (availability) secara efektif dan efisien dengan memperhatikan kepatuhan (compliance) terhadap ketentuan yang berlaku. 2. Memperhatikan aspek sumber daya manusia, proses dan teknologi. 3. Dilakukan berdasarkan hasil penilaian risiko (risk assessment) dengan memperhatikan strategi bisnis Bank dan ketentuan yang berlaku. 4. Menerapkan pengamanan informasi secara komprehensif dan berkesinambungan yaitu dengan menetapkan tujuan dan kebijakan pengamanan informasi, mengimplementasikan pengendalian pengamanan informasi, memantau dan mengevaluasi kinerja serta keefektifan kebijakan pengamanan informasi serta melakukan penyempurnaan. Keamanan informasi bergantung pada pengamanan terhadap semua aspek dan komponen teknologi informasi terkait, seperti perangkat lunak, perangkat keras, jaringan, peralatan pendukung dan sumber daya manusia (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2007). Informasi yang merupakan aset

4 11 harus dilindungi keamanannya. Keamanan secara umum diartikan sebagai quality or state of being secure-to be free from danger. Untuk menjadi aman adalah dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya. Contoh tinjauan keamanan informasi (Whitman dan Mattord, 2011) sebagai berikut, a. Keamanan fisik yang memfokuskan strategi untuk mengamankan pekerja atau anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja dari berbagai ancaman meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa otorisasi, dan bencana alam. b. Keamanan manusia yang overlap dengan keamanan fisik dalam melindungi orang-orang dalam organisasi. c. Keamanan operasi yang memfokuskan strategi untuk mengamankan kemampuan organisasi atau perusahaan untuk bekerja tanpa gangguan. d. Keamanan komunikasi yang bertujuan mengamankan media komunikasi, teknologi komunikasi dan isinya, serta kemampuan untuk memanfaatkan alat ini untuk mencapai tujuan organisasi. e. Keamanan jaringan yang memfokuskan pada pengamanan peraltan jaringan data organisasi, jaringan dan isinya, serta kemampuan untuk menggunkan jaringan tersebut dalam memenuhi fungsi komunikasi data organisasi. 2.4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/30/DPNP Tanggal 12 Desember 2007 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/30/DPNP tanggal 12 Desember 2007 berisi Peraturan Bank Indonesia untuk mengatur tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. Dalam surat edaran ini dilampiri Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam

5 12 Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. Pedoman ini merupakan pokok-pokok penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi infomasi yang harus diterapkan oleh Bank untuk memitigasi risiko yang berhubungan dengan penyelenggaraan teknologi informasi Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. Pedoman ini merupakan pokok-pokok penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi infomasi. Dalam pedoman ini terdapat sepuluh bab yang dibahas yaitu tentang manajemen, pengembangan dan pengadaan, aktivitas operasional teknologi informasi, jaringan komunikasi, pengamanan informasi, bussiness continuity plan, end user computing, electronic banking, audit intern teknologi informasi dan penggunaan penyedia jasa teknologi informasi. Penelitian ini menggunakan bagian dari bab V yaitu tentang pengamanan informasi. Bab V tentang pengamanan informasi berisi tentang pendahuluan, tugas dan tanggung jawab, prinsip, kebijakan dan prosedur pengamanan informasi, proses manajemen risiko dan pengendalian intern dan audit intern. Pada pendahuluan berisi tentang penjelasan pentingnya pengamanan informasi. Tugas dan tanggung jawab berisi tentang tugas dan tanggung jawab dari dewan komisaris, komite pengarahan teknologi informasi, direksi dan pejabat tertinggi pengamanan informasi. Prinsip, kebijakan dan prosedur pengamanan informasi berisi prinsip dari pengamanan informasi, kebijakan dari pengamanan informasi dan prosedur-prosedur dari pengamanan informasi. Proses manajemen risiko berisi tentang penilaian risiko, pengendalian dan mitigasi risiko. Pengendalian intern dan audit intern berisi kegiatan yang harus dilakukan oleh audit intern.

6 13 Penelitian audit ini menggunakan prosedur pengamanan informasi dan proses manajemen risiko. Prosedur pengamanan informasi terdiri dari enam sub bab yaitu prosedur pengelolaan aset, prosedur pengelolaan sumber daya manusia, prosedur pengamanan fisik dan lingkungan, prosedur pengamanan logic, prosedur pengamanan operasional teknologi informasi dan prosedur penanganan insiden dalam pengamanan informasi. Prosedur pengamanan informasi terlihat seperti pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Prosedur Pengamanan Informasi PBI: Prosedur Pengelolaan Aset Prosedur Pengelolaan Sumber Daya Manusia Prosedur Pengamanan Fisik dan lingkungan Prosedur Pengamanan logic Prosedur Pengamanan Operasional Teknologi Informasi Prosedur Penanganan Insiden dalam Pengamanan Informasi Proses manajemen risiko berisi tentang penilaian risiko, pengendalian dan mitigasi risiko. Penilaian risiko akan dibahas lebih jelas pada sub bab 2.7. Pengendalian dilakukan dua kali dalam manajemen risiko yaitu saat penilaian risiko dimana Bank mengidentifikasi pengendalian yang telah ada sebelumnya dan kedua setelah mendapat Nilai Risiko Akhir. Terdapat tiga prosedur yang digunakan dalam audit. Prosedur Pengelolaan Aset mengaudit tentang identifikasi aset, penentuan penanggung jawaban dan pengklasifikasian aset. Prosedur Pengamanan Fisik dan Lingkungan mengaudit tentang pengamanan fisik dan lingkungan terhadap fasilitas pemrosesan informasi, ketersediaan fasilitas pendukung,identifikasi aset milik penyedia jasa, dan prosedur pemeliharaan dan pemerksaan secara berkala. Prosedur Penanganan Insiden dalam Pengamanan Informasi mengaudit tentang penanganan insiden yang terjadi, penetapan prosedur penanganan insiden,

7 14 pembentukan tim khusus dalam menangani insiden dan pelaporan indikasi kelemahan sistem. 2.5 ISO ISO/IEC merupakan dokumen standar keamanan informasi atau Information Security Management Systems (ISMS) yang memberikan gambaran secara umum mengenai apa saja yang seharusnya dilakukan dalam usaha pengimplementasian konsep-konsep keamanan informasi di perusahaan. Standar ini dapat digunakan sebagai titik awal dalam penyusunan dan pengembangan ISMS. Standar ini memberikan panduan dalam perencanaan dan implementasi suatu program untuk melindungi aset-aset informasi. Dalam penelitian ini menggunakan ISO tahun ISO 27002:2013 merupakan pembaharuan dari ISO tahun Ruang lingkup ISO 27002:2013 yaitu standar internasional untuk memberi petunjuk standar keamanan informasi organisasi dan manajemen keamanan informasi meliputi seleksi, implementasi dan risiko lingkungan keamanan informasi (ISO/IEC 27002, 2013). ISO 27002:2013 terdiri dari 14 klausul kontrol keamanan di dalamnya terdapati 35 kategori keamanan utama dan 114 kontrol. Masing-masing klausul kontrol keamanan memiliki satu atau lebih kategori keamanan utama. Standard internasional ini disiapkan untuk memberikan persyaratan untuk pendirian, pengimplementasian, pemiliharaan, dan perbaikan yang terus menerus pada sistem manajemen keamanan informasi. Pengadopsian sistem manajemen keamanan informasi merupakan sebuah keputusan strategis bagi suatu organisasi. Pembentukan dan pengimplementasian sistem manajemen keamanan informasi sebuah organisasi dipengaruhi oleh kebutuhan dan tujuan organisasi, persyaratan keamanan, proses organisasional

8 15 yang digunakan, dan struktur dan ukuran organisasi. Semua hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi dan diharapkan berubah sepanjang waktu. Sistem manajemen keamanan informasi menjaga kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi dengan penerapan suatu proses manajemen risiko dan memberikan keyakinan kepada pihak yang memerlukannya bahwa semua risiko ditangani dengan baik. Sistem manajemen keamanan informasi merupakan bagian dari dan terintegrasi dengan proses-proses organisasi dan keseluruhan struktur manajemen dan keamanan informasi dipertimbangkan dalam proses-proses disain, sistem informasi, dan pengendalian. Diharapkan bahwa implementasi sistem manajemen keamanan informasi akan disesuaikan sejalan dengan kebutuhan organisasi. Standar internasional ini dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal untuk menguji kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan keamanan informasi yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Susunan Kontrol Keamanan dan Kategori Keamanan Utama dari ISO tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Susunan Kontrol Keamanan dan Kategori Keamananan Utama ISO 27002:2013 Klausul Kontrol Keamanan Kategori Keamanan Utama 5. Kebijakan Keamanan Informasi 5.1 Manajemen tujuan dari keamanan informasi 6. Keamanan Informasi Organisasi Organisasi internal Perangkat mobile dan teleworking 7. Sumber Daya Manusia Sebelum menjadi pegawai. Selama menjadi pegawai. Penghentian dan perubahan pegawai. 8. Aset Kontrol Akses Tanggung jawab untuk aset. Klasifikasi informasi. Penanganan media. Akses kontrol untuk persyaratan bisnis. Manajemen akses pengguna. Tanggung jawab pengguna. Kontrol akses sistem dan aplikasi

9 16 Tabel 2.2. Susunan Kontrol Keamanan dan 27002:2013 (Lanjutan) Klausul Kontrol Keamanan Kategori Keamananan Utama ISO Kategori Keamanan Utama 10. Cryptografi 10.1 Kontrol Kriptografi. 12. Keamanan Operasi Komunikasi Akusisi sistem, pengembangan dan 14.1 perawatan 14.2 Tanggung jawab dan prosedur operasional. Perlindungan dari malware Back up Logging dan monitoring Pengendalian operasional perangkat lunak. Manajemen kerentanan teknis Konsiderasi sistem informasi. Manajemen jaringan keamanan Pengiriman informasi Persyaratan keamanan sistem informasi Keamanan dalam pengembangan dan proses dukungan. 15. hubungan dengan distributor 15.1 Keamanan informasi hubungan distributor Manajemen pelayanan distributor. 16. manajemen insiden keamanan informasi 16.1 Pengelolaan insiden keamanan informasi dn perbaikan 17 aspek keamanan informasi manajemen kelangsungan bisnis Kelanjutan informasi Ketimpangan 18. Compliance Kepatuhan dengan hukum dan kontrak Pengulangan informasi 2.6 Manajemen Risiko Semua organisasi, pemerintahan maupun swasta, bermotifkan laba atau nirlaba yang dibangun dengan satu tujuan yaitu memberi nilai kepada semua pihak yang terkait. Dalam upaya mencapai tujuan menciptakan nilai tambah bagi stakeholder, setiap organisasi akan menghadapi ketidakpastian. Ketidakpastian ini yang mengandung risiko potensial, yang dapat menghilangkan peluang untuk menghasilkan nilai tambah. Tugas dari manajemen untuk mengelola risiko-risiko dimaksud agar menjadi peluang yang akan dapat meningkatkan nilai dari para stakeholder tersebut (Tampubolon, 2005). Dalam bidang manajemen dan penyusunan strategi, risiko didefinisikan sebagai sebuah rentang (continuum) yang dapat bergerak ke arah ancaman dengan dampak negaif, yaitu tidak

10 17 tercapainya tujuan atau kesempatan dengan dampak positif, yaitu tercapainya tujuan yang ditetapkan disertai berbagai tingkat kemungkinan terjadinya ancaman maupun peluang tersebut. Bank perlu memiliki fungsi penerapan manajemen risiko penggunaan TI dalam organisasi Bank yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki risiko dan yang memantau risiko serta yang melakukan test dan verifikasi (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2007). Bank wajib memiliki pendekatan manajemen risiko yang terintegrasi untuk dapat melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko secara efektif. Risiko yang terkait dengan penyelenggaraan TI utamanya terdapat lima yaitu risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum risiko reputasi dan risiko strategis (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2007). Risiko operasional dapat timbul disebabkan antara lain oleh ketidaksesuaian desain, implementasi, pemeliharaan, metode pengamanan, testing, standar internal audit dan penggunaan jasa pihak lain dalam penyelenggaraan teknologi informasi. Risiko kepatuhan dapat timbul disebabkan bila Bank tidak memiliki sistem yang dapat memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku. Risiko hukum dapat timbul disebabkan adanya tuntutan hukum, ketidakadaan peraturan perundangan yang mendukung dan kelemahan perikatan. Risiko reputasi dapat timbul karena kegagalan dalam memberikan dukungan layanan kepada nasabah. Risiko strategis dapat timbul karena ketidakcocokan teknologi informasi yang digunakan Bank dengan tujuan strategis Bank dan rencana strategis untuk mencapat tujuan tersebut.

11 Penilaian Risiko Bank harus melakukan evaluasi atas segala hal yang mengancam sumber daya teknologi informasi melalui proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko potensial baik kecenderungan atau probabilitas terjadinya maupun besarnya dampak (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2007). Penilaian risiko menggunakan cara dari Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum. Penilaian risiko ini menggunakan pendekatan aset. Aset yang digunakan aset terkait dengan informasi. Aset yang terkait dengan informasi dapat berupa data (baik hardcopy maupun softcopy), perangkat lunak, perangkat keras, jaringan, perangkat pendukung (misalnya sumber daya listrik, pendingin ruangan) dan sumber daya manusia (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2007). Hasil dari penilaian risiko ini berupa Risk register dapat dilihat pada Tabel 2.3. Ase t Desk ripsi Risik o Analisa Kerawa nan Kece nder unga n Tabel 2.3 Risk Register Inheren Da Kecen Kontrol mp derung Yang ak an ada Kecen derun gan Residual Dam pak Nilai risiko Akhi r Nilai Risiko dihara pkan Dalam risk register terdapat sebelas kolom yaitu kolom aset, deskripsi risiko, analisa kerawanan, inheren (kecenderungan, dampak dan nilai risiko dasar), kontrol yang ada, residual (kecenderungan, dampak dan nilai risiko akhir) dan nilai risiko diharapkan. Kolom aset berisi nama aset yang terkait informasi.

12 19 Tahap untuk mengisi kolom aset dilakukan identifikasi aset yang meliputi mendata aset yang terkait informasi dan menentukan tingkat pentingnya (kritikal) aset untuk Bank. Setelah tingkat kritikal telah ditentukan kolom aset diisi berdasarkan aset yang paling kritikal untuk perusahaan. Penentuan tingkat pentingnya (kritikal) aset untuk Bank menggunakan Tabel 2.4. Aspek Confidentia lity Tabel 2.4 Pedoman Penilaian Kritikal Aset Analisa Kriteria Penilaian Sensitivitas High Medium Low Berapa besar Jika kerugian yang Jika kerugian yang Jika kerugian kerugian yang ditimbulkan sangat ditimbulkan tidak yang ditimbulkan signifikan karena signifikan karena ditimbulkan apabila terjadi informasi yang informasi tidak sangat kecil hilangnya bocor sangat sensitif atau akses karena kerahasiaan atas sensitif atau hanya informasi oleh informasi suatu informasi bisa diakses oleh berbagai pihak di bersifat umum / dapat diakses personil tertentu organisasi. atau dapat oleh siapa saja? yang telah diberi diakses oleh otorisasi. siapa saja. Integrity Availability Berapa besar dampak/kerugia n terhadap jalannya proses bisnis apabila suatu aset tidak digunakan dengan benar, tidak lengkap, tidak akurat dan tidak dikinikan? Berapa besar dampak/kerugia n yang ditimbulkan apabila terjadi ketidaktersediaa n suatu aset? Jika dampak yang ditimbulkan sangat signifikan seperti mengakibatkan tidak berjalannya proses bisnis dan menimbulkan potensi dilakukannya penyimpangan yang mengarah pada nilai uang yang cukup signifikan. Jika dampak yang ditimbulkan sangat signifikan seperti mengakibatkan tidak berjalannya proses bisnis. Jika dampak yang ditimbulkan tidak signifikan seperti mengakibatkan tidak berjalannya proses bisnis yang tidak signifikan, kesalahan dalam pengambilan keputusan. Jika dampak yang ditimbulkan tidak signifikan karena aset dapat digantikan dengan biaya atau waktu yang memadai sehingga hanya mengakibatkan penurunan efisiensi dan efektifitas atas jalannya proses bisnis. Jika dampak yang ditimbulkan sangat kecil dan tidak mengganggu proses bisnis. Jika dampak yang ditimbulkan sangat kecil karena proses bisnis tetap berjalan tanpa aset tersebut atau aset tersebut bisa dengan cepat diganti.

13 20 Kolom deskripsi risiko berisi tentang potensi kegagalan dari proses keamanan yang ada atas aset yang ditetapkan. Satu aset dapat memiliki beberapa risiko. Kolom analisa kerawanan berisi faktor yang rawan dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pengaman teknologi informasi. Setiap deskripsi risiko dapat memiliki beberapa kerawanan. Kolom inheren berisi tentang hasil pengukuran sebelum pengendalian dilakukan terhadap aset. Kolom inheren kecenderungan berisi tentang hasil penilaian kecenderungan sebelum pengendalian dilakukan terhadap aset menggunakan kriteria pengukuran kecenderungan. Kriteria pengukuran kecenderungan dalam menentukan nilainya berdasarkan hasil kesepakatan dengan auditee. Kriteria pengukuran kecenderungan seperti pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Kriteria Pengukuran Kecenderungan Nilai Potensi Kejadian Frekuensi Kejadian 5. Potensi terjadi tinggi dalam jangka Sangat sering terjadi pendek 4. Potensi terjadi tinggi dalam jangka Lebih sering terjadi panjang 3. Potensi terjadi sedang Cukup sering terjadi 2. Potensi terjadi kecil Jarang terjadi 1. Kemungkinan terjadi kecil Hampir tidak pernah terjadi Kolom inheren dampak berisi tentang hasil penilaian dampak sebelum pengendalian dilakukan terhadap aset. Penilaian dampak dilakukan dengan cara menentukan seberapa besar akibat yang terjadi pada aset apabila tidak terdapat kontrol keamanan. Tabel klasifikasi dampak seperti terlihat pada Tabel 2.6. Tabel 2.6 Klasifikasi Dampak Nilai Potensi gangguan terhadap Potensi Penurunan Reputasi proses bisnis 5 Aset pemrosesan informasi mengalami kegagalan total sehingga keseluruhan Kerusakan reputasi yang mengakibatkan penurunan reputasi yang serius dan bisnis bank tidak tercapai. berkelanjutan dimata nasabah / stakeholder utama dan masyarakat.

14 21 Tabel 2.6 Klasifikasi Dampak (Lanjutan) Nilai Potensi gangguan terhadap proses bisnis 4 Aset pemrosesan informasi mengalami gangguan yang menyebabkan aktifitas bisnis bank mengalami penundaan sampai aset pemrosesan informasi yang terkait pulih 3 Aset pemrosesan informasi mengalami gangguan yang menyebabkan sebagian bisnis bank mengalami penundaan sampai aset pemrosesan informasi yang terkait pulih. 2 Aset pemrosesan informasi mengalami gangguan namun akifitas pokok Tim dapat dikerjakan secara normal karena aset pemrosesan informasi yang terkait dapat digantikan oleh Aset Pemrosesan Informasi lainnya. 1 Tidak menyebabkan gangguan terhadap operasional proses bisnis. Potensi Penurunan Reputasi Kerusakan reputasi yang tidak meyeluruh, hanya nasabah atau partner bisnis tertentu. Kerusakan reputasi hanya pada unit tersebut. Kerusakan reputasi yang tidak menyeluruh hanya satuan kerja tertentu. Tidak berpengaruh pada reputasi. Kolom Inheren Nilai Risiko Dasar berisi tingkatan risiko aset sebelum ada pengendalian terhadap aset. Matrik pengukuran risiko terdapat tiga nilai yaitu high, medium dan low. Nilai high menunjukkan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh terjadinya risiko cukup tinggi, sedang medium menunjukkan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh terjadinya risiko dalam tingkat sedang dan untuk low menunjukkan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh terjadinya risiko kecil atau malah tidak berpengaruh. Penilaian kecenderungan dan dampak berdasarkan kesepakatan dengan auditee dan penilaian auditor. Matrik pengukuran risiko seperti pada Tabel 2.7. Kecenderungan n Tabel 2.7 Matrik Pengukuran Risiko 5 Medium Medium High High High 4 Low Medium High High High 3 Low Low Medium High High 2 Low Low Medium Medium High 1 Low Low Medium Medium High Dampak

15 22 Setelah kolom inheren terisi semua maka selanjutnya mengisi kolom nilai risiko diharapkan. Kolom nilai risiko diharapkan berisi harapan dari Bank terhadap nilai risiko yang akan dicapai. Kolom ini pengisiannya berdasarkan kolom nilai risiko dasar. Setelah nilai risiko yang diharapkan telah diisi selanjutnya adalah mengisi kolom kontrol yang ada dan kolom residu. Kolom-kolom ini diisi setelah audit dilaksanakan. Kolom residu berisi tentang hasil pengukuran setelah pengendalian dilakukan terhadap aset. Pengisian kolom kecenderungan residu dan dampak residu dengan menggunakan tabel rincian penilaian risk register. Bentuk tabel rincian penilaian risk register dapat dilihat pada Tabel 2.8. No Aset Deskripsi Risiko Tabel 2.8 Rincian Penilaian Risk Register Residu 1 Analisa Pernyataan Kerawanan Kecender ungan Dam pak Residu 2 Kecender ungan Dam pak Pengisian rincian penilaian risk register pertama kali isi nomor dengan urutan aset sesuai dengan risk register awal. Kolom aset diisi dengan nama aset. Kolom analisa kerawanan diisi dengan analisa kerawanan yang telah ditentukan pada saat pembuatan risk register awal. Pernyataan berisi tentang pernyataan audit yang telah dibuat berdasarkan standar yang telah ditentukan. Kolom residu dua penilaiannya berdasarkan dari pernyataan tentang keamanan dari tiap analisa kerawanan. Kolom residu satu berisi nilai yang berdasar pada ada atau tidaknya pengendalian yang tercantum pada kolom pernyataan. Kolom residu dua berisi

16 23 kalkulasi nilai dari kolom residu satu. Pada kolom residu terdapat dua kolom yaitu kolom kecenderungan dan dampak. Kolom kecenderungan berisi nilai kecenderungan yang terjadi setelah adanya pengendalian yang dilakukan oleh auditee. Kolom dampak berisi nilai dampak yang dapat terjadi setelah adanya pengendalian. Kolom kecenderungan dan dampak berisi nilai antara satu hingga lima. Penilaian pada kolom kecenderungan menggunakan kriteria pengukuran kecenderungan seperti pada Tabel 2.5 Kolom residu dampak berisi tentang hasil penilaian dampak setelah pengendalian dilakukan terhadap aset. Penilaian dampak dengan menggunakan klasifikasi dampak seperti terlihat pada Tabel 2.6. Kolom residu satu berisi ratarata hasil penilaian dari kolom residu dua baik kolom kecenderungan maupun kolom dampak. Hasil kolom residu satu kecenderungan dan dampak menjadi dasar yang dimasukkan kedalam kolom residu di risk register. Pernyataan audit yang didapat dimasukkan ke dalam kolom kontrol yang ada pada risk register. Hasil dari kolom residu satu dari rincian penilaian risk register tentang kecenderungan dan dampak dimasukkan ke dalam kolom residu kecenderungan dan dampak dalam risk register. Pengisian selanjutnya dari risk register adalah pada kolom residu Nilai Risiko Akhir (NRA) yaitu tingkatan risiko aset setelah ada pengendalian terhadap aset. Pengukuran NRA dengan matrik pengukuran risiko seperti pada Tabel 2.7. Setelah terisi semua penilaian risiko dilakukan dengan membandingkan hasil dari NRA dengan Nilai Risiko Diharapkan. Dari perbandingan ini dapat dilihat apakah NRA sesuai dengan Nilai Risiko Diharapkan. Berdasarkan NRA tersebut dapat dibuat rekomendasi bagi NRA yang tidak tercapai.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tugas akhir, sehingga menghasilkan alur metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tugas akhir, sehingga menghasilkan alur metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III akan dibahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan mengaplikasikan antara langkah-langkah audit menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV akan membahas hasil dari audit yang dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Unit Sukomoro. Hasil dari audit meliputi tahap perencanaan audit, tahap

Lebih terperinci

PENERAPAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI STANDAR ISO PADA PT. BPR KARYABHAKTI UGAHARI, TANJUNG MORAWA

PENERAPAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI STANDAR ISO PADA PT. BPR KARYABHAKTI UGAHARI, TANJUNG MORAWA PENERAPAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI STANDAR ISO 27001 PADA PT. BPR KARYABHAKTI UGAHARI, TANJUNG MORAWA Oleh : Mahdianta Pandia, S.Kom., M.Kom. Dosen STMIK-Kristen, Neumann Indonesia, Medan Abstrak Penulisan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 4. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 4. Tahun 2016 ISSN X AUDIT KEAMANAN INFORMASI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. UNIT SUKOMORO Onky Prima Wibowo 1) Haryanto Tanuwijaya 2) Erwin Sutomo 3) Program Studi/JurusanSistemInformasi STMIK STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

2016, No.267.

2016, No.267. -2- dengan penggunaan teknologi informasi serta perkembangan standar nasional dan internasional, perlu dilakukan penyempurnaan ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

Standar Internasional ISO 27001

Standar Internasional ISO 27001 Standar Internasional ISO 27001 ISO 27001 merupakan standar internasional keamanan informasi yang memuat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam usaha menggunakan konsepkonsep keamanan informasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

- 1 - UMUM. Mengingat

- 1 - UMUM. Mengingat - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM UMUM Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rumah Sakit Rumah sakit merupakan sebuah institusi yang fungsi utamanya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran

Lebih terperinci

Matriks Ketentuan MRTI ( ) publish.docx

Matriks Ketentuan MRTI ( ) publish.docx NOMOR.../POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM Menimbang: a. bahwa perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan oleh bank untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keamanan Sistem Akuntansi Enterprise PT. Gresik Cipta Sejahtera Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Keamanan Sistem Akuntansi Enterprise PT. Gresik Cipta Sejahtera Berdasarkan BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III ini akan dilakukan pembahasan mengenai tahapan-tahapan Audit Keamanan Sistem Akuntansi Enterprise PT. Gresik Cipta Sejahtera Berdasarkan Standar ISO 27002:2005 yang

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PERANCANGAN AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI (SMKI) BERDASARKAN STANDAR ISO/IEC 27001:2005 DI PT. BPR KARYAJATNIKA SADAYA Nugroho Arif Widodo 1, Adian Fatchur

Lebih terperinci

AUDIT KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA INSTALASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RSUD BANGIL BERDASARKAN ISO Danastri Rasmona Windirya 1)

AUDIT KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA INSTALASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RSUD BANGIL BERDASARKAN ISO Danastri Rasmona Windirya 1) AUDIT KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA INSTALASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RSUD BANGIL BERDASARKAN ISO 27002 Danastri Rasmona Windirya 1) 1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Komputer

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.03/2017 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 2 - DAFTAR

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio Republik Indonesia adalah suatu studio siaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Radio Republik Indonesia adalah suatu studio siaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radio Republik Indonesia adalah suatu studio siaran yang menyelenggarakan penyiaran informasi maupun hiburan berupa musik, sandiwara dan sebagainya yang dikemas dalam

Lebih terperinci

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum ( )

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum ( ) NOMOR.../POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM Menimbang: a. bahwa perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan oleh bank untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; MANAJEMEN RISIKO Penerapan Manajemen Risiko yang dilaksanakan oleh Bank Bumi Arta berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5861 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu No.298, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Syariah. Unit Usaha. Bank Umum. Manajemen Risiko. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5988) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan Sistem Informasi (SI) di perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis semakin hari semakin meningkat. Saat ini SI digunakan untuk mencapai tujuan bisnis, memberikan

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dari klausul akuisisi pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi, manajemen insiden keamanan, manajemen keberlanjutan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21 /SEOJK.03/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21 /SEOJK.03/2017 Yth. 1. Direksi Bank Umum Konvensional; dan 2. Direksi Bank Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan dan kelengkapan pelayanan terhadap pelanggan. yang terintegrasi yang bernama Integrated Trading System (ITS).

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan dan kelengkapan pelayanan terhadap pelanggan. yang terintegrasi yang bernama Integrated Trading System (ITS). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perseroan Terbatas Aneka Jaya Baut Sejahtera (PT. AJBS) adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang berkonsentrasi pada pengadaan perlengkapan dan peralatan pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sekitarnya. PT Karya Karang Asem Indonesia khususnya pada daerah Sedati,

BAB I PENDAHULUAN. dan sekitarnya. PT Karya Karang Asem Indonesia khususnya pada daerah Sedati, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Karya Karang Asem Indonesia merupakan induk perusahaan dalam bidang usaha daur ulang. Sampai saat ini PT Karya Karang Asem Indonesia mempunyai beberapa anak cabang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11

Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11 Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11 Pendahuluan E-Business sistem alami memiliki risiko keamanan yang lebih besar daripada sistem bisnis tradisional, oleh karena itu penting

Lebih terperinci

Penerapan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi DCN & DCO GSIT BCA

Penerapan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi DCN & DCO GSIT BCA Penerapan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi DCN & DCO GSIT BCA 5 Desember 2017 Agenda Overview ISO 27001:2013 Latar Belakang Penerapan SMKI Penerapan & Strategi Implementasi SMKI Manfaat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. komponen yang terlibat dalam proses bisnis organisasi tersebut ) peranan sistem informasi dalam bisnis, antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. komponen yang terlibat dalam proses bisnis organisasi tersebut ) peranan sistem informasi dalam bisnis, antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas, yang menggunakan teknologi untuk mendukung kinerja, manajemen dan pembuatan keputusan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci

No. 14/37/DPNP Jakarta, 27 Desember 2012. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 14/37/DPNP Jakarta, 27 Desember 2012. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA No. 14/37/DPNP Jakarta, 27 Desember 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM. Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan PEDOMAN

PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM. Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan PEDOMAN Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 9/30/DPNP Tanggal 12 Desember 2007 PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN PEDOMAN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI Lampiran Lampiran 1 1 PENERAPAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc MAKALAH KEAMANAN INFORMASI Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar 2110155027 Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc Pendahuluan Informasi merupakan aset yang sangat penting bagi Instansi penyelenggara

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi, bisnis, dan pemerintah dan merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. pribadi, bisnis, dan pemerintah dan merupakan informasi yang strategis untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang terus mengubah semua proses bisnis dalam ekonomi global, Wardiana (2002) menyatakan teknologi informasi adalah

Lebih terperinci

Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum

Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum No. 9/30/DPNP Jakarta, 12 Desember 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum Sehubungan dengan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH Yth. Bank Umum Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian seperti profil, logo, visi dan misi instansi 1.1.1 Profil Instansi Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Varia Usaha Beton merupakan anak usaha dari PT. Semen Gersik

BAB I PENDAHULUAN. PT. Varia Usaha Beton merupakan anak usaha dari PT. Semen Gersik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Varia Usaha Beton merupakan anak usaha dari PT. Semen Gersik (persero) Tbk. Sampai saat ini PT. Varia Uasaha Beton mempunyai cabang (plant) di daerah Jawa Timur,

Lebih terperinci

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dari masing-masing pilar tersebut diuraikan sebagai berikut:

I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dari masing-masing pilar tersebut diuraikan sebagai berikut: I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. organisasi, tetapi juga digunakan untuk menggambarkan interaksi seluruh komponen

BAB II LANDASAN TEORI. organisasi, tetapi juga digunakan untuk menggambarkan interaksi seluruh komponen 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas, yang menggunakan teknologi untuk mendukung kinerja, manajemen dan pembuatan keputusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 7/59/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu -----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Manajemen Keamanan Informasi 2.1.1 Informasi Sebagai Aset Informasi adalah salah satu aset bagi sebuah organisasi, yang sebagaimana aset lainnya memiliki nilai tertentu

Lebih terperinci

MANFAAT PEREALISASIAN TATA KELOLA KEAMANAN INFORMASI BERBASIS SNI ISO/IEC 27001:2009 PADA PRODUKSI FILM ANIMASI (Kasus di PT. XX)

MANFAAT PEREALISASIAN TATA KELOLA KEAMANAN INFORMASI BERBASIS SNI ISO/IEC 27001:2009 PADA PRODUKSI FILM ANIMASI (Kasus di PT. XX) MANFAAT PEREALISASIAN TATA KELOLA KEAMANAN INFORMASI BERBASIS SNI ISO/IEC 27001:2009 PADA PRODUKSI FILM ANIMASI (Kasus di PT. XX) Ayu Candra Dewi 1, Eko Nugroho 2, Rudy Hartanto 3 Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM - 1 - I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM Sebagaimana diatur dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY)

LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. PERSYARATAN DOKUMEN PERIZINAN UANG ELEKTRONIK BAGI LEMBAGA SELAIN

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

KONSEP AUDIT SI. Pertemuan ke 5 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi. Diema Hernyka S, M.Kom

KONSEP AUDIT SI. Pertemuan ke 5 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi. Diema Hernyka S, M.Kom KONSEP AUDIT SI Pertemuan ke 5 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi Diema Hernyka S, M.Kom Konsep Audit SI/TI Outline : Definisi Sasaran Keuntungan Siapa Yang mengaudit Siapa ynag diaudit

Lebih terperinci

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12./PBI/2009 tanggal 13 April

Lebih terperinci

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi Audit Teknologi Sistem Informasi Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi CAPAIAN PEMBELAJARAN Sikap Ketrampilan Umum Pengetahuan Ketrampilan Khusus Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu

Lebih terperinci

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../ /POJK/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DEWAN KOMISIONER NOMOR../.../POJK/2015

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL EQUIVALENCY MAINTAINED ASSETS

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL EQUIVALENCY MAINTAINED ASSETS Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26 /SEOJK.03/2016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Dalam melakukan manajemen risiko pada PT Saga Machie, penulis mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

Lebih terperinci

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial

Lebih terperinci

AUDIT KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG MENGGUNAKAN STANDAR ISO/IEC 27001

AUDIT KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG MENGGUNAKAN STANDAR ISO/IEC 27001 AUDIT KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG MENGGUNAKAN STANDAR ISO/IEC 7001 Haryanto 1, Muhammad Izman Herdiansyah, Hutrianto 3 1 1 haryanto.90@yahoo.com m.herdiansyah@binadarma.ac.id,3

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 25 /PBI/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 25 /PBI/2011 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI BANK UMUM YANG MELAKUKAN PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan dunia bisnis juga mengalami perkembangan kearah pencapaian luar biasa yang diperoleh perusahaan seperti perusahaan

Lebih terperinci

FORMULIR PELAPORAN DAN PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

FORMULIR PELAPORAN DAN PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI Lampiran 2 FORMULIR PELAPORAN DAN PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI 1 DAFTAR ISI Lampiran 2.1 Laporan Penggunaan Teknologi Informasi Lampiran 2.1.1 Lampiran 2.1.2 Lampiran 2.1.3 Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. restrukturisasi internal, Kerjasama Operasi (KSO), dan Initial Public Offering

BAB I PENDAHULUAN. restrukturisasi internal, Kerjasama Operasi (KSO), dan Initial Public Offering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perseroan Terbatas Telekomunikasi (PT Telkom) merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan telah berdiri sejak

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko. LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE november 2015

Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko. LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE november 2015 Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE 2015 11 november 2015 Hasil Rakernas LPSE Provinsi 2015 di Banda Aceh Deklarasi Sabang Meningkatkan kesadaran

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

COSO ERM (Enterprise Risk Management) Audit Internal (Pertemuan ke-4) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition COSO ERM (Enterprise Risk Management) COSO Enterprise Risk Management adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. audit yang dilaksanakan pada PT. Karya Karang Asem Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. audit yang dilaksanakan pada PT. Karya Karang Asem Indonesia. BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III ini akan disajikan pembahasan tahapan-tahapan audit mulai perencanaan audit, persiapan audit, pelaksanaan audit, hingga tahap pelaporan audit yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014 PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014 PERINGKAT DEFINISI PERINGKAT INDIVIDUAL Peringkat Komposit 2 Penerapan good corporate governance di PT Bank Syariah Bukopin

Lebih terperinci

LAPORAN KONDISI TERKINI PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI

LAPORAN KONDISI TERKINI PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI LAPORAN KONDISI TERKINI PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI Nama BPR : PT. BPR Dana Rajabally Alamat Kantor : Raya Cangkir 239 Driyorejo-Gresik Nomor Telepon : (031) 7506107 Nama Penanggung Jawab : Dhudy

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH - 2 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO Kebijakan KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO Dalam menjalankan fungsi, Bank membentuk tata kelola manajemen risiko yang sehat, Satuan Kerja yang Independen, merumuskan tingkat risiko yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi berjudul Audit Keamanan Sistem Informasi Berdasarkan Standar ISO 27002 Pada PT Aneka Jaya Baut Sejahtera

Lebih terperinci