SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN"

Transkripsi

1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat secara keseluruhan yang perkembangannya tidak bias dilepaskan dari sejarah perkembangan filsafat itu sendiri secara keseluruhan. Filsafat telah berhasil mengubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Berfikir filsafat dilakukan sejak manusia mempergunakan akal pikirannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kehidupannya. Ada saatnya periode manusia mulai mempergunakan akal pikirannya secara mendalam untuk menciptakan sesuatu dan untuk mengambil suatu kebijaksanaan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan manusia pada saat itu. Masa-masa peradaban manusia yang dimulai pada zaman Yunani Kuno telah mempergunakan filsafat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pandangan-pandangan tentang kehidupan pada saat itu dengan munculnya filsuf pada masa itu. Periodesasi perkembangan filsafat dapat terbagi menjadi beberapa periode yaitu filsafat zaman Yunani Kuno dimana pada zaman ini terdapat kemajuan manusia, filsafat zaman pertengahan yaitu zaman dimana alam pikiran didominasi oleh gereja, filsafat abad modern (modern philosophy) yakni zaman sesudah abad pertengahan berakhir hingga abad kesembilan belas, filsafat abad pasca modern (post modern philosophy)/filsafat posmo yang merupakan perkembangan mutakhir filsafat ilmu sejak awal abad keduapuluh sampai sekarang. Tidak mudah untuk membuat suatu batas yang tegas antara periode Renaissance dan periode modern. Sebagian orang menganggap bahwa periode modern hanyalah perluasan periode Renaissance. Namun, pemikiran ilmiah membawa manusia lebih maju. Periode zaman modern merupakan zaman yang tepat untuk menuangkan dengan bebas segala pemikirannya. Zaman modern ditandai dengan adanya perkembangan keilmuan dan berbagai bidang lainnya yang berdampak pada saat sekarang. Perkembangan filsafat ilmu pada zaman modern akan diuraikan dalam pembahasan ini dengan mengetahui perbedaan periode sebelum modern dan ciri khas fase tersebut yang membedakannya dari fase-fase sebelum dan atau sesudahnya. Di samping itu penulis juga akan mengungkap tentang peran filosof dalam perkembangan filsafat ilmu beserta pemikirannya. 2.1 Definisi/Karakteristik Pemikiran pada Masa Modern Zaman Modern Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance. Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh usaha besar dari Descartes untuk memberikan kepada filsafat suatu bangunan yang baru. Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance itu, melainkan kelak pada zaman sesudahnya (Zaman Modern). Adapun penemuan yang terdapat dalam zaman modern adalah: Setelah Galileo, Fermat, Pascal, dan Kepler berhasil mengembangkan penemuan dalan bidang ilmu, pengetahuan jatuh ke tangan Isaac Newton ( ) dan Leibniz ( ). Newton melahirkan Teori Gravitasi, perhitungan Calculus dan Optika. Teori Gravitasi Newton dimulai ketika muncul persangkaan penyebab planet tidak mengikuti pergerakan lintas lurus. Setelah Calculus ditemukan banyak sekali perhitungan dan pemeriksaan ilmiah dapat diselesaikan. Joseph Black ( ) dikenal sebagai pelopor dalam pemeriksaan kualitatif, ia menemukan CO 2. Hal ini berkaitan dengan perkembangan ilmu kimia yang melandasi Revolusi Industi terutama di Inggris yang kemudian meluas diseluruh benua Eropa. 1

2 Setelah Thomson menemukan electron, mulailah ilmu baru dalam kerangka kimia-fisika, yaitu fisika nuklir, yang dapat mengubah bermacam-macam atom. Secara singkat dapat ditarik ringkas ilmu-ilmu yang lahir saat itu. Perkembangan almu pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekologi, kalkulus, dan statistika. Pada zaman modern ini terjadi revolusi industri di Inggris, sebagai akibatperalihan masyarakat agraris dan perdagangan abad pertengahan ke masyarakat industri modern dan perdagangan maju Perkembangan Filsafat pada Zaman Modern Bertrand Russell (1979 : 479) yang dikutip dalam buku (79) menyatakan bahwa dalam sejarah, sebuah masa secara umum dapat dinyatakan sebagai masa modern, dapat dilihat dari berbagai sisi adanya perubahan mental yang menunjukkan perbedaan bila disbanding dengan masa pertengahan. Paling tidak, perbedaan itu tampak dalam dua hal yang penting, yaitu pertama, berkurangnya cengkeraman kekuasaan gereja dan kedua, bertambah kuatnya otoritas ilmu pengetahuan. Russell menyatakan bahwa penolakan terhadap kekuasaan gereja yang merupakan ciri negatif dunia modern dimulai lebih awal daripada menerima otoritas ilmu pengetahuan sebagai positifnya. Namun, sejak para pemikir (scientis) dapat berbicara dengan penuh kepastian tentang keilmuannya, sejak itu ilmu pengetahuan mulai berkembang dengan baik. Pada saat tersebut, susunan atom, virus, dan bakteri, karena penggunaan mikroskop elektron, dan metode-metode optikyang dapat membesarkan objek-objek yang diteliti mulai berkembang. Dengan berbagai penemuan termasuk manusia modern bepergian dengan pesawat supersonic dan sempitnya dunia akibat globalisasi, kini pemikiran ilmiah telah menjadikan manusia memperoleh kemewahan dan manusia ilmuwan telah melepas ambisinya untuk menjelajahi ruang angkasa. Jadi, ilmu pengetahuan telah membawa manusia dari periode batu ke periode perunggu, dari periode pengangkut ke periode uap, lalu ke periode listrik,periode atom,dan periode ruang angkasa. (Abdul Rozak dan Isep ZA, 2002 : 111) Founding Father filsafat modern adalah Michelde Montaigne ( ). Ia bukan seorang matematikawan atau ilmuwan, melainkan seorang moralis. Telah mengajukan pertanyaan mendasar, Apakah manusia akan mendapat kebenaran jika sudah menemukannya, atau mampukah manusia berbuat adil jika sudah menemukannya? Ia mewarisi skeptisisme pendahulunya dan meragukan indra maupun akal budi. Sebaliknya, ia menekankan idea alam yang melekat di dalam diri manusia sebagai karakter juga merupakan pemikir-pemikir kuno. Oleh karena itu, pikiran-pikiran intelektual skolastik tidak berarti baginya, sedangkan tujuan pendidikan dan filsafat, secara umum baginya adalah untuk menerangi dan mengilhami hakikat diri yang bersifat spontan. Dalam ilmu pengetahuan, pendapatmontaigne terangkum dalam perumusan bahwa ide manusia itu berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya, juga menurut zamannya. Beberapa ahli berpendapat lain, Rene Descartes dengan pikiran rasionalnya, John Locke dengan pikiran empirisnya, Immanuel Kant dengan kritis melihat ketidaksempurnaan, baik pada Descartes maupun John Locke. Kant mengatakan, Pengamatan tanpa konsep adalah buta, sedangkan tanggapan tanpa penglihatan adalah hampa. Ia berpendapat bahwa dasar pengetahuan itu adalah pengamatan dan pemikiran. Ilmu pengetahuan haruslah bersifat sintetis. Hal ini berarti, berdasarkan pengamatan secara nyata, atau bersifat apriori, yaitu menggunakan akal. Pemahaman terhadap filsafat modern berlangsung sampai kontemporer atau pasca modern karena tidak mudah untuk membuat penggolongan. Para filosof modern lebih individualitas dengan menampilkan individualitasnya masing-masing. Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance itu, melainkan kelak pada zaman sesudahnya (Zaman Modern). 2

3 Renaissance lebih dari sekedar kebangkitan dunia modern. Renaissance ialah periode penemuan manusia dan dunia, merupakan periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah Abad Kegelapan sampai muncul Abad Modern. Zaman ini juga disebut sebagai zaman Humanisme. Maksud ungkapan ini ialah manusia diangkat dari Abad Pertengahan yang mana manusia dianggap kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran Gereja (Kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan berpikir, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunia. Jadi, zaman Modern filsafat didahului oleh zaman Renaissance. Sebenarnya secara esensial zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari zaman modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern. Tokoh Pada filsafat modern, kita menemukan ciri-ciri Renaissance tersebut. Ciri itu antara lain ialah menghidupkan kembali Rasionalisme Yunani (Renaissance), Individualisme, Humanisme, lepas dari pengaruh agama dan lainlain. Filsafat modern ditandai dengan karakteristiknya dengan lahirnya aliran-aliran besar filsafat, yang diawali oleh Rasionalisme dan Empirisme. Selain kedua aliran itu, juga akan diketengahkan aliran-aliran besar lainnya yang ikut berperan mengisi lembaran filsafat modern, yaitu idealisme, materialisme, positivisme, fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme. Filsafat abad modern pada pokoknya ada 3 aliran: 1) Aliran Rasionalisme dengan tokohnya Rene Descartes ( M). 2) Aliran Empirisme dengan tokohnya Francis Bacon ( M). 3) Aliran Kriticisme dengan tokohnya Immanuel Kant ( M). Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Paham ini menyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului oleh pengalaman. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua pendapat berbeda itu. Pada abad XX, aliran filsafat banyak sekali sehingga sulit digolongkan, karena makin eratnya kerja sama internasional. Sifat-sifat filsafat pada abad ini lawannya abad XIX, yaitu anti positivis, tidak mau bersistem, realistis, menitikberatkan pada manusia, pluralistic, antroposentrisme, dan pembentukan subjektivitas modern. 2.2 Aliran-Aliran Beserta Tokoh/Filosof yang Hidup pada Masa Modern Pada masa modern filsafat dari berbagai aliran muncul. Pada dasarnya corak keseluruhan filsafat modern itu mengambil warna filsafat sufisme Yunani, sedikit pengecualian pada Kant. Paham-paham yang muncul dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok. Menurut Herman (2007:27) yang dikutip dalam buku Agoes Hendriyanto, M.pd (2012: 33) menyatakan bahwa ada tiga aliran filsafat modern yaitu Renaissance, rasionalisme, dan empirisme. Namun, terdapat pembagian yang mempermudah dalam mengenal dan mempelajarinya, filsafat modern dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: 1. Rasionalisme, empirisme, kritisme; 2. Dialektika, idealisme, dan dialektika materialisme; 3. Fenomonologi dan eksistensialisme; serta 4. Filsafat kontemporer dan pascamodernisme. 3

4 Dalam makalah ini dijabarkan mengenai beberapa aliran yang muncul dalam zaman modern beserta dengan tokoh/filosof yang hidup pada masa itu. 1. Rasionalisme Rasio merupakan sumber kebenaran. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa manusia pada kebenaran sehingga aliran ini disebut rasionalisme. Rasionalisme merupakan paham filsafat yang menyatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalis, suatu pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Rasionalisme memiliki dua aliran, yaitu dalam bidang agama dan filsafat. Dalam bidang agama, aliran rasionalisme adalah lawan dari otoritas dan biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama. Adapun dalam filsafat, rasionalisme adalah lawan dari empirisme dan sering berguna dalam menyusun teori pengetahuan. Rasionalisme menurut Frans Magnis Suseno (1990) dalam bukunya mempunyai cirri-ciri umum Agoes Hendriyanto, M.pd (2012: 34) mempunyai cirri-ciri umum sebagai berikut: a. Rasionalisme sangat mempercayai adanya kekuatan akal budi manusia dengan segala sesuatu itu dapat dan harus bias dimengerti atau diterima oleh akal pikiran manusia sehingga hal-hal yang abstrak sangat bertentangan dengan teori ini. b. Kebenaran yang hanya dilandasi oleh adanya tradisi, otoritas, tradisi, dan dogma yang tidak bisa diteima oleh paham rasionalisme ini. Rasionalisme membawa dampak dalam beberapa bidang antara lain politik, agama, dan ilmu pengetahuan. c. Rasionalisme mengembangkan suatu metode baru dalam pengambilan keputusan, yaitu menggunakan metode deduksi atau pengambilan keputusan dari hal-hal yang bersifat umum menjadi hal-hal yang bersifat khusus. d. Rasionalisme, karena mencampuradukkan antara agama dan ilmu, bersifat sekuler. Paham ini bersifat duniawi saja. Tokoh/filosof Rasionalisme Adapun tokoh-tokoh penganut Rasionalisme adalah Plato, Rene Descrates, Benedict Spinoza, G. W. Leibniz. 2. Idealisme Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dipahami dalam kaitannya dengan dengan jiwa dan roh. Istilah idealisme diambil dari kata idea, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Idealisme mempunyai argument epistimologi tersendiri. Oleh karena itu, tokohtokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi bergantung pada spirit tidak disebut idealisme karena mereka tidak menggunakan argumen epistimologi yang digunakan oleh idealisme. Mereka menggunakan argumen yang menyatakan bahwa objek-objek fisik pada akhirnya adalah ciptaan Tuhan; argumen orang-orang idealis mengatakan bahwa objek-objek fisik tidak dapat dipahami terlepas dari spirit. Idealisme secara umum selalu berhubungan dengan rasionalisme. Ini adalah mazhab epistimologi yang mengajakan bahwa pengetahuan apriori atau deduktif dapat diperoleh manusia dengan akalnya. Paham idealisme mengajarkan bahwa hakikat fisik adalah jiwa, spirit. Ide ini merupakan ide Plato yang memberikan jalan untuk mempelajari paham idealisme zaman modern. Tokoh/filosof Idealisme Adapun tokoh-tokoh penganut Idealisme adalah J.G. Fichte, F.W.U. Schelling, G.W.F. Hegel. 3. Idealisme Theist 4

5 Telah dijabarkan bahwa idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dipahami dalam kaitannya dengan dengan jiwa dan roh sedangkan idealisme theist merupakan aliran idealisme yang bertuhan. Pada zaman modern ternyata masih ada turunan langsung Anselmus dan Agustinus (filosof abad tengah), yaitu Pascal. Pemikiran Pascal tentang Tuhan dan manusia hampir merupakan fotokopi pemikiran Anselmus dan Agustinus. Kant juga mengakui Tuhan dalam filsafatnya. Tapi, Tuhan ia temukan dengan cara berbeda dari cara Pasal. Tokoh/filosof Idealisme Theist Adapun penganut aliran filsafat Idealisme Theist adalah Pascal dan Immanuel Kant. 4. Empirisme Empirisme adalah salah satu aliran dalam filosof yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. (Ahmad Syadali, 2004 : 116) yang dikutip dalam Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani (2008 : 265). Aliran empirisme mempergunakan penalaran induktif. Empirisme atau pengalaman merupakan sumber pengetahuan, sedangkan akal bukan merupakan sumber pengetahuan. Akal merupakan suatu alat yang digunakan untuk memproses bahan-bahan yang diperoleh lewat pengalaman. Metode yang diterapkan aliran ini adalah induksi, yaitu kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari kasus-kasus yang bersifat individual (khusus). Contoh sebagai berikut. Ayam berkaki dua. Burung berkaki dua. Angsa berkaki dua. Dapat disimpulkan bahwa unggas berkaki dua. Berdasarkan contoh diatas sangat jelas melalui indera penglihatan dapat dilihat bahwa hewan tersebut ternyata berkaki dua, kemudian akan disimpulkan dan proses penyimpulannya pasti akan melibatkan akal pikiran manusia untuk mencari kata unggas. Filsafat empirisme tentang teori dan makna amat berdekatan dengan aliran positivism logis (logical positivisme) dan filsafat Ludwig Wittegenstein. Akan tetapi, teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris, jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola (pattern) jumlah yang dapat diindra, dan hubungan kausalitas sebagai urutan peristiwa yang sama. (Ahmad Syadali, 2004 : 116 ) yang dikutip dalam Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani (2008 : 265). Penganut empirisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan bagi manusia, yang jelas-jelas mendahului rasio. Tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu. Tokoh/filosof Empirisme Adapun tokoh-tokoh penganut Empirisme adalah John Locke, George Barkeley, David Hume, Francis Bacon, Thomas Hobbes, dan Herbert Spencer. 5. Pragmatisme Pragmatisme berasal dari kata Pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa criteria kebenaran sesuatu ialah apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Pragmatisme berpandangan bahwa substansi kebenaran adalah jika segala sesuatu memiliki fungsi dan manfaat bagi kehidupan. Misalnya, beragama sebagai kebenaran, jika agama memberikan kebahagiaan; menjadi dosen adalah kebenaran jika memperoleh kenikmatan intelektual, mendapatkan gaji atau apapun yang bernilai kuntitatif dan kualitatif. 5

6 Sebaliknya jika memberikan kemadharatan, tindakan yang dimaksud bukan kebenaran. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Tokoh/filosof Pragmatisme Filosof yang terkenal sebagai tokoh filsafat Pragmatisme adalah William James dan John Dewey. 6. Eksistensialisme Istilah eksistensialisme berasal dari kata eksistensi dari kata dasar exist. Kata exist itu sendiri adalaha bahasa Latin yang artinya: ex; keluar dan sistare; berdiri. Jadi eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Secara umum eksistensialisme dimaksudkan sebagai aliran filsafat yang membicarakan keberadaan segala sesuatu, termasuk manusia. Permasalahannya ialah, siapakah yang benar-benar berada (bereksistensi); apakah manusia, atau Tuhan atau kedua-duanya. Sudut pandang humanisme adalah factual. Sebagaimana halnya dengan libreralisme Barat-borjuis yang mengklaim sebagai pewaris peradaban humanisme dalam sejarah, marxisme pun mengklaim diri sebagai metode untuk merealisasikan humanisme dalam bentuk manusia sempurna. Eksistensialisme, mengajukan klaim lebih dari dua aliran sebelumnya, seperti yang terlihat dalam ucapan, Eksistensialisme adalah humanisme itu sendiri. Dengan klaim seperti itu, eksistensialisme mempunyai hak yang lebih besar daripada dua yang disebut terdahulu. Eksistensialisme dalam justifikasi filosofinya tentang makhluk yang sepenuhnya asing, mengakui manusia sebagai makhluk yang wujud dengan sendirinya dialam semesta ini, yakni makhluk yang dalam dirinya tidak terdapat bagian atau karakteristik tertentu yang datang dari Tuhan atau alam. Akan tetapi, karena mempunyai kemampuan untuk memilih, dia merancang dan menciptakan dirinya sendiri. Asas-asas penting mengenai generasi manusia dalam humanisme yang telah disepakati bersama adalah sebagai berikut: 1. Manusia adalah makhluk asli. 2. Manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas, dan ini merupakan kekuatan paling besar yang luar biasa dan tidak dapat ditafsirkan. 3. Manusia adalah makhluk yang sadar (berpikir). 4. Manusia sebenarnya tidak pernah menjadi sesuatu yang lain. 5. Manusia adalah makhluk yang sadar akan dirinya sendiri. 6. Manusia adalah makhluk yang kreatif. 7. Manusia adalah makhluk yang mempunyai cita-cita dan merindukan sesuatu yang ideal. 8. Manusia adalah makhluk moral. Tokoh/filosof Eksistensialisme Filosof yang terkenal sebagai tokoh filsafat Eksistensialisme adalah Martin Heidegger, Soren Kierkegard. 2.3 Pemikiran Tokoh/Filosof yang Hidup pada Masa Modern. Aliran-aliran masa modern tidak terlepas dari pemikiran tokoh/filosof yang mendukung perkembangan pada masa modern. Berdasarkan aliran diatas, akan dijabarkan pemikiran tokoh-tokoh sesuai dengan alirannya sebagai berikut: Tokoh/filosof Rasionalisme dan Pemikirannya Adapun tokoh-tokoh penganut Rasionalisme adalah Plato, Rene Descrates, Benedict Spinoza, G. W. Leibniz. a. Plato ( SM) Metode yang digunakan adalah kritis dialektis dengan sepenuhnya percaya pada kemampuan berpikir dengan cara dialog secara terus menerus sehingga dicapai makna yang esoteris atau makna sesungguhnya. Cara berpikir ini didasarkan pada realitas 6

7 konkret yang dihadapi. Dengan metode dialektis Plato dapat mencapai pengetahuan murni yang disebut episteme atau neosis, yaitu pengetahuan yang benar. b. Rena Descrates ( ) Ia merupakan bapak rasionalisme yang memberikan dasar pemikiran rasionalisme. Kemampuan berpikir manusia sudah tertanam pada tiap-tiap manusia sejak manusia dilahirkan. Dia mengajukan patokan berpikir menjadi beberapa tingkatan. Pertama, seoran pemikir atau ilmuwan harus meragukan setiap apa saja yang muncul di pikirannya. Kedua, seorang pemikir harus menyederhanakan setiap kesulitan-kesulitan dengan membagi-bagi menjadi bagian yang banyak sekali. Ketiga, pemikir harus menurunkan pernyataan yang masih gelap dengan menguraikan langkah demi langkah menjadi pernyataan yang sederhana secara deduktif. Keempat, dia mulai menjalankan pikirannya secara teratur mulai dari unsure yang paling sederhana sampai pada hal yang rumit. c. Benedict Spinoza ( ) Filsuf ini sangat bertentangan dengan Descrates. Ia membagi pengetahuan menjadi tiga tahap. Pertama, pengetahuan inderawi, yaitu manusia mendapatkan pengetahuan ini setelah manusia berhubungan dengan objek di luar dirinya. Kedua, pengetahuan akal budi atau rasional diperoleh dari kemampuan akal budi manusia. Ketiga, pengetahuan yang tertinggi, yaitu pengetahuan intuitif atau pengetahuan murni. Pengetahuan akan memberikan penyesuaian dalam kehidupannya yang bermuara pada kebahagiaan dalam hidup. d. G. W. Leibniz Menurutnya, pengetahuan dikembangkan oleh pengalaman, tetapi pengalaman bukan sumber pengetahuan karena pengalaman tidak mempunyai sumber umum dan mutlak Tokoh/filosof Idealisme dan Pemikirannya Adapun tokoh-tokoh penganut Idealisme adalah J.G. Fichte, F.W.U. Schelling, G.W.F. Hegel. a. J.G. Fichte ( M) Dialektika Fichte dapat diterangkan sebagai berikut: manusia memandang objek bendabenda dengan inderanya. Dalam mengindra objek tersebut, manusia berusaha mengetahui yang dihadapinya maka berjalanlah proses intelektualnya untuk membentuk dan mengabstraksikan objek itu menjadi pengertian seperti yang dipikirkannya. Ia menganjurkan supaya kita memenuhi tugas, dan hanya demi tugas. Tugaslah yang menjadi pendorong moral. Isi hukum moral ialah berbuatlah menurut kata hati. Bagi seorang idealis, hukum moral ialah setiap tindakan harus berupa langkah menuju kesempurnaan spiritual. Itu hanya dapat dicapai dalam masyarakat yang anggotaanggotanya adalah pribadi yang bebas merealisasikan diri mereka dalam kerja untuk masyarakat. Pada tingkat yang lebih tinggi, keimanan dan harapan manusia muncul dalam kasih Tuhan. b. F.W.U. Schelling ( M) Pemikiran Schelling merupakan mata rantai antara Fichte dan Hegel. Ia menggambarkan jalan yang dilalui intelek dalam proses mengetahui, semacam epistimologi. Reese (1980 : 511) menyatakan bahwa filsafat Schelling berkembang melalui tahap: 1. Idealisme subjektif; pada tahap ini, ia mengikuti pemikiran Fichte. 2. Filsafat alam, menerapkan prinsip atraksi dan repulsi dalam berbagai problem filsafat dan sains. Alam dilihatnya sebagai vitalistis, self-creative, dan motivasi oleh suatu proses dialektif. 3. Idealisme transandental atau idealisme objektif. 4. Filsafat identitas. 7

8 5. Filsafat positif Secara ringkas, bahwa yang mutlak atau rasio mutlak adalah sebagai identitas murni atau indiferensi, dalam arti tidak mengenal pembedaan antara yang subjektif dan objektif. Yang mutlak menjelmakan diri dalam dua potensi, yaitu yang nyata (alam sebagai objek) dan ideal (gambaran alam yang subjektif dari subjek). Yang mutlak sebagai identitas mutlak menjadi sumber roh (subjek) dan alam (objek) yang subjektif dan yang objektif, yang sadar dan yang tidak sadar. Yang mutlak adalah identitas mutlak atau indiferensi mutlak. c. G.W.F. Hegel ( M) Idealisme di Jerman mencapai puncaknya pada masa Hegel. Ia termasuk salah satu filosof Barat yang menonjol. Inti filsafat Hegel adalah konsep Geists ( roh, spirit), suatu istilah yang diilhami oleh agamanya. Ia berusaha menghubungkan yang mutlak itu dengan yang tidak mutlak. Yang mutlak itu roh (jiwa), menjelma pada alam sehingga sadarlah ia akan dirinya. Roh itu dalam intinya idea, artinya berpikir. Dalam sejarah kemanusiaan, sadarlah roh ini akan dirinya. Demikian pula, kemanusiaan merupakan bagian pula dari idea mutlak, Tuhan sendiri. Idea yang berpikir itu sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Gerak ini menimbulkan tesis yang dengan sendirinya menimbulkan gerak yang bertentangan, antisintesis. Yang menjadi aksioma Hegel: apa yang masuk akal (rational) itu sungguh real, dan apa yang real itumasuk akal Tokoh/filosof Idealisme Theist dan Pemikirannya Adapun penganut aliran filsafat Idealisme Theist adalah Pascal dan Immanuel Kant. a. Pascal ( ) Filsafat kata Pascal, dapat melakukan apa saja, tetapi hasilnya tidak sempurna. Kesempurnaan itu ada pada iman, sehebat apapun manusia berpikir ia tidak akan memperoleh kepuasan karena memang manusia memiliki logika yang kemampuannya melampaui logika itu sendiri. Berkenaan dengan usaha mencari Tuhan, Pascal tidak menggunakan argumen metafisika, karena disamping tidak termasuk bidang geometri, juga tidak akan memiliki pengaruh apa-apa terhadap keimanan seseorang. Pascal menafikan metafisika dan solusinya ialah kembalikan persoalan ketuhanan kepada jiwa. Kesimpulan filsafat Pascal antara lain ialah sebagai berikut. 1. Pengetahuan diperoleh melalui dua jalan, yaitu akal (reason) dan hati (heart), 2. Hati memiliki logika tersendiri, 3. Unsur terpenting dalam manusia ia kontradiksi, satu-satunya jalan memahami manusia ialah jalan agama, pengetahuan-pengetahuan rasional tidak mampu menyingkap manusia, pengetahuan rasional itu hanya mampu menangkap objekobjek yang bebas dari kontradiksi, 4. Tuhan juga tidak dapat dipahami melalui argumen metafisika, Tuhan hanya dapat dipahami melalui hati. b. Immanuel Kant ( ) Pemikiran Kant berhasil menghentikan sofisme modern untuk mendudukan kembali akal dan iman pada kedudukan masing-masing. Dalam kerangka inilah, agaknya, Kant mendapat tempat yang lebih dari lumayan di dalam sejarah filsafat. Situasi pemikiran yang dihadapi oleh Kant, sekalipun sama dengan situasi pemikiran yang dihadapi oleh Socrates pada esensinya, benar-benar sudah mencapai titik kritis. Kritis artinya menentukan, menentukan eksistensi manusia dan kemanusiaan. Karena itulah, mungkin, argumen yang diajukan oleh Kant jauh lebih rumit dari pada argumen yang diajukan oleh Socrates kira-kira 2000 tahun sebelumnya. Argumen-argumennya itu dimuat di dalam bukunya, Critique of pure Reason dan Critique of Practical Reason. 8

9 Masih ada Critique satu lagi, teteapi kelihatannya tidak sehebat buku Critique pertama dan kedua. Sebelum tertarik pada metefisika, ia lebih dulu menyenangi pengetahuan yang bukan metafisika. Ia menulis tentang planet, gempa, api, angin, eter, gunung, bumi, etnologi, dan ratusan subjek lainnya yang tidak berhubungan dengan metafisika. Bukunya, Theory of Heavens (1755), mirip sekali dengan hipotesisi nebula dari laplace. Menurut Kant, semua planet sudah atau akan dihuni, dan planet-planet yang jauh dari matahari mempunyai masa berkembang lebih panjang, barangkali dihuni oleh species yang lebih cerdas dibandingkan dengan penghuni bumi kita ini. Bukunya, Antropology (1778, bahan yang pernah dikuliahkan), memperkirakan keberasalan manusia dari hewan Tokoh/filosof Empirisme dan Pemikirannya Adapun tokoh-tokoh penganut Empirisme adalah John Locke, George Barkeley, David Hume, Francis Bacon, Thomas Hobbes, dan Herbert Spencer. a. John Locke ( ) Merupakan bapak empirisme. Menurutnya, pengetahuan manusia didasarkan atas pengalaman yang kemudian diterima atau ditolak oleh akal budinya. Sensasi pengalaman dari luar manusia dan refleksi merupakan pengalaman batin. b. Geoge Barkeley ( ) Marupakan seorang filsuf dari Irlandia. Menurutnya, segala sesuatu yang diketahui oleh manusia bersumber dari pengalaman adanya objek karena diterimanya barang atau sesuatu oleh indera. Pada prinsipnya pengetahuan bersandar pada pengalaman yang terjadi karena hubungan antara pengamatan indera yang satu merupakan penguatan dari indera yang lain. c. David Hume ( ) Menurutnya, segala yang tidak dapat disusun oleh pengalaman tidak dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang benar. Dalam pikiran tidak ada satupun ide yang tidak sesuai dengan kesan yang berasal dari pengalaman indera. Ide merupakan hasil dari analisis pikiran dan kombinasi sari kesan yang diungkapkan oleh indera kembali sehingga jika kesan itu tidak ada, ide tidak akan muncul. d. Francis Bacon Menurutnya, pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan imdrawi dan dunia fakta. Pengetahuan merupakan sumber pengetahuan sejati. Pengetahuan haruslah dicapai dengan induksi. Kata bacon selanjutnya adalah kita sudah terlalu lama dipengaruhi oleh metode deduktif. Ilmu yang benar adalah yang telah terakumulasi antara pikiran dan kenyataan, kemudian diperkuat oleh sentuhan indrawi. (Ahmad Syadali dan Mudzakir, 2004 : 117) e. Thomas Hobbes Hobbes berpandangan bahwa pengalaman merupakan permulaan segala pengenalan. Pengenalan intelektual tidak lain dari semacam perhitungan, yaitu penggabungan datadata indrawi yang sama dengan cara berlain-lainan. Tentang dunia dan manusia, ia dapat dikatakan sebagai penganut materialistis. Oleh karena itu, ajaran Hobbes merupakan sistem materialistis yang pertama dalam sejarah modern.hobbes mengingkari bahwa manusia menurut kodratnya adalah makhluk sosial. Filsafat Hobbes mewujudkan suatu system yang lengkap mengenai keterangan tentang yang ada secara mekanis. Jadi, ia merupakan seorang materialis di bidang ajaran tentang antropologi serta seorang absolute di bidang ajaran tentang negara. a. Filsafat Materialisme; segala sesuatu yang ada bersifat bendawi b. Manusia; bagian dalam bendawi yang mengelilinginya yang dapat diterangkan seperti cara-cara yang terjadi pada kejadian ilmiah, yaitu secara mekanis. c. Jiwa; merupakan kompleks dari proses-proses mekanis di dalam tubuh. 9

10 d. Teori Pengenalan; pengenalan atau pengetahuan diperoleh karena pengalaman. f. Herbert Spencer Berpusat pada teori evolusi. Menurutnya, kita hanya dapat mengenali fenomenafenomena atau gejala-gejala. Memang benar di belakang gejala-gejala itu ada suatu dasar absolute, tetapi yang absolute itu tidak dapat kita kenal. Secara prinsip, pengenalan kita hanya menyangkut ralasi-relasi antara gejala-gejala. Dibelakang gejalagejala ada sesuatu yang oleh Spencer disebut yang tidak diketahui (the great unknownable). Metafisika menjadi tidak mungkin Tokoh/filosof Pragmatisme dan Pemikirannya Filosof yang terkenal sebagai tokoh filsafat Pragmatisme adalah William James dan John Dewey. a. William James Pandangan filsafatnya diantaranya menyatakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri lepas dari akal yang mengenal. Sebab, pengalaman kita berjalan terus dan segala yang kita anggap benar dalam perkembangan pengalaman itu senantiasa berubah, karena di dalam praktik, apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Ia mengatakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri lepas dari akal yang mengenal. Sebab, pengalaman kita berjalan terus dan segala yang kita anggap benar dalam perkembangan pengalaman itu senantiasa berubah, karena di dalam praktik, apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Menurutnya bahwa dunia tidak dapat diterangkan dengan berpangkal pada satu asas saja. b. John Dewey Ia mengatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata. Filsafat tidak boleh larut dalam pemikran-pemikiran metafisis yang kurang praktis, tidak ada faedahnya. Oleh karena itu, filsafat harus berpijak pada pengalaman dan mengolahnya secara kritis. Menurutnya tidak ada ssuatu yang sempurna. Satusatunya cara yang dapat dipercaya untuk mengatur pengalaman dan untuk mengetahui artinya yang sebenarnya adalah metode induktif. Metode ini tidak hanya berlaku bagi ilmu pengetahuan fisika, melainkan juga bagi persoalan-persoalan sosial dan moral Tokoh/filosof Eksistensialisme dan Pemikirannya Filosof yang terkenal sebagai tokoh filsafat Eksistensialisme adalah Martin Heidegger, Soren Kierkegard, Jean Paul Sartre, Gabriel Marcel. a. Soren Kierkegaard ( ) Menurut Kierkegaard, filsafat bukan merupakan suatu sistem tetapi suatu eksistensi individual. Keberatan utama yang dijukan oleh kierrkegaard kepada Hegel ialah karena Hegel meremehkan eksistensi yang kongkrit dengan mengutamakan idea secara umum. Ia memperkenalkan eksistensi dengan memandang manusia sebagai aku secara individual. Kedua, Ia juga mengkritik agama Kristen. Kierkegaard mengemukakan kritik tajam terhadap gereja Lutheran yang merupakan gereja Kristen resmi di Denmark ketika itu. Ia menganggap gereja ditanah airnya itu telah menyimpng dari inzil kritus. Pemikirannya mengemukakan bahwa kebenaran itu tidak berada pada suatu sistem yang umum tetapi berada dalam eksistensi yang individu, yang kongkrit karena, eksistensi manusia penuh dengan dosa, hanya iman kepada Tuhan itulah yang dapat menghapus dosa-dosa. b. Martin Heidegger (1905 M) Menurutnya bahwa keberadaan hanya akan dapat ijab melalui jalan ontologi, artinya jika persoalan ini dibubungkn dengan manusia dan dicari artinya dalm hubungan itu.metode untuk ini dlh metode fenomenologis. Jadi, yang terpenting adalah 10

11 menemukan arti dari kebenaran itu sendiri. Keberadaan manusia disebut Desein (berada disana, ditempat). Keberadan manusia yaitu berada didalam dunia maka ia dapat memberi tempat kepada benda-benda yang ada disekitrnya. c. Jean Paul Sarte ( ) Menurut Sartre eksistensi manusia mendahului esensinya. Menurutnya, filsafaf eksistensialisme membicarakan cara berada di dunia ini, terutama cara berada manusia. Filsafat ini menempatkan cara wujud-wujud manusia sebagai tema sentral pembahasannya. Hanya manusialah yang bereksistensi. Binatang, tumbuhan, bebatuan memang ada, tetapi mereka tidak dapat disebut bereksistensi. Menurut ajaran eksistensialisme, eksistensi manusia mendahului esensinya. Hal ini berbeda dari tumbuhan, hewan, dan bebatuan yang esensinya mendahului eksistensinya, sendinya mereka mempunyai ekistensi. d. Gabriel Marcel Dalam filsafatnya ia menyatakan bahwa manusia tidak hidup sendirian, tetapi bersamasama dengan orang lain. Manusia memiliki kebebasan yang bersifat otonom. Pada saat itu ia selalu dalam situasi yang ditentukan oleh jasmaninya. Dari luar ia dapat menguasai jasmaninya, tetapi dari dalam ia dikuasai oleh jasmaninya. Didalam pertemuannya dengan manusia lain, manusia mungkin bersikap dua macam. Kesetiaan yang menciptakan ini pada akhirnya berdasarkan atas partisipasi manusia pada Tuhan. Perjuangan manusia sebenarnya terjadi di daerah perbatasan antara tidak berada. Oleh karena itu manusia menjadi gelisah, menjadi putus asa dan takut kepada kematian namun sebenrnya kemenangan kematian itu hanyalah semu saja, sebab hanya cinta kasih dan kesetian itulah yang memberi harapan guna mengatasi kematian. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang berjudul Sejarah Perkembangan Ilmu pada Masa Modern dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan filsafat pada zaman modern secara umum dapat dinyatakan sebagai masa modern, dapat dilihat dari berbagai sisi adanya perubahan mental yang menunjukkan perbedaan bila disbanding dengan masa pertengahan. Paling tidak, perbedaan itu tampak dalam dua hal yang penting, yaitu pertama, berkurangnya cengkeraman kekuasaan gereja dan kedua, bertambah kuatnya otoritas ilmu pengetahuan. Russell menyatakan bahwa penolakan terhadap kekuasaan gereja yang merupakan ciri negatif dunia modern dimulai lebih awal daripada menerima otoritas ilmu pengetahuan sebagai positifnya. 2. Aliran-aliran beserta tokoh/filosof yang hidup pada masa modern yang dibahas di dalam makalah ini adalah: Rasionalisme Rasionalisme merupakan paham filsafat yang menyatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Adapun tokoh-tokoh penganut Rasionalisme adalah Plato, Rene Descrates, Benedict Spinoza, G. W. Leibniz. Idealisme Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dipahami dalam kaitannya dengan dengan jiwa dan roh. Adapun tokoh-tokoh penganut Idealisme adalah J.G. Fichte, F.W.U. Schelling, G.W.F. Hegel. Idealisme Theist Idealisme theist merupakan aliran idealisme yang bertuhan. Adapun penganut aliran filsafat Idealisme Theist adalah Pascal dan Immanuel Kant. Empirisme 11

12 Aliran dalam filosof yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal. Adapun tokoh-tokoh penganut Empirisme adalah John Locke, George Barkeley, David Hume, Francis Bacon, Thomas Hobbes, dan Herbert Spencer. Pragmatisme Aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa criteria kebenaran sesuatu ialah apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Filosof yang terkenal sebagai tokoh filsafat Pragmatisme adalah William James dan John Dewey. Eksistensialisme Aliran filsafat yang membicarakan keberadaan segala sesuatu, termasuk manusia Filosof yang terkenal sebagai tokoh filsafat Eksistensialisme adalah Martin Heidegger, Soren Kierkegard. 3. Pemikiran tokoh/filosof pada masa modern dapat disimpulkan bahwa setiap aliran memiliki tokoh/penganut sendiri-sendiri yang mendukung pengembangan alirannya dan bertujuan sebagai pedoman pengembangan ilmu pada saat itu yaitu masa modern. Ada kaitan antara aliran yang satu dengan yang lainnya, dimana ada kritik bukti ketidakpuasan pada aliran yang satu dan terciptanya aliran baru yang sangat banyak sesuai dengan pendapat filsafat masing-masing tokoh. Kini, pemikiran ilmiah telah menjadikan manusia memperoleh kemewahan dan manusia ilmuwan telah melepas ambisinya untuk menjelajahi ruang angkasa. Mengenai siapa founding father zaman modern, beberapa ahli berpendapat lain. Rena Descartes dengan pikiran rasionalisnya, John Locke dengan pikiran empirisnya, Immanuel kant dengan kritis melihat ketidaksempurnaan, baik pada Descrates maupun pada John Locke. Zaman ini sebagai zaman yang tepat untuk menuangkan dengan bebas segala pemikirannya. Ciri-ciri pemikiran filsafat modern, antara lain menghidupkan kembali rasionalisme keilmuwan subjektivisme (individualisme), humanism dan lepas dari pengaruh atau dominasi agama (gereja). Hal ini sangat berkebalikan dengan masa abad pertengahan. DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar, Amsal Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Faisal, Muhammad Eksistensialisme Sartre (online), di akses pada 10 April Hakim, Atang Abdul dan Beni Ahmad Saebani Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teofilosofi. Bandung: Pustaka Setia. Hendriyanto, Agoes Filsafat Ilmu. Surakarta: Cakrawala Media. Surajiyo Filsafat Ilmu dan perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Suriasumantri, Jujun S Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: yayasan PT Gramedia,Jakarta Okta Diyan Safitri (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.) 12

13 13

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan.

Lebih terperinci

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090) Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

FILSAFAT BARAT MODERN

FILSAFAT BARAT MODERN FILSAFAT BARAT MODERN Oleh : Firdaus M. Yunus 1 Pendahuluan Secara historis abad modern dimulai sejak adanya krisis abad pertengahan. Selama dua abad (abad 15 dan 16) di Eropa muncul sebuah gerakan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu, bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan

Lebih terperinci

Filsafat dan Teori Pendidikan. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B

Filsafat dan Teori Pendidikan. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B Filsafat dan Teori Pendidikan Oleh Fauzan AlghiFari / 15105241008 / TP-B http://fauzanfari.blogs.uny.ac.id Berikut aliran-aliran dalam filsafat pendidikan : A. Filsafat Pendidikan Progresivisme Progresivisme

Lebih terperinci

Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 03Fakultas Shely PSIKOLOGI Filsafat Manusia Sosialitas Manusia Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Membahas mengenai sosialitas manusia menurut pemikiran filsuf mengenai

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Perkembangan zaman berlangsung begitu cepat. Masyarakat berjalan secara dinamis mengiringi perkembangan zaman tersebut. Seiring dengan hal itu, filsafat sebagai suatu

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Filsafat modern lahir melalui proses panjang yang berkesinambungan, dimulai dengan munculnya abad Renaissance. Istilah ini diambil dari bahasa Perancis yang berarti

Lebih terperinci

Renaissance. Encep Supriatna

Renaissance. Encep Supriatna Renaissance Encep Supriatna Pengertian Lahir kembali budaya Yunani-Romawi kuno Enligtenment menjunjung tinggi reason, Metode Ilmiah,dan Kemampuan Manusia untuk menyempurnakan dirinya dan masyarakat sekitarnya.

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 04Fakultas Dr. PSIKOLOGI METODE FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Filsafat Metode Zeno: reduction ad absurdum Metode

Lebih terperinci

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia

Lebih terperinci

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi Modul ke: 12 Shely Fakultas PSIKOLOGI Materi Penutup Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Rangkuman Perkuliahan Filsafat Manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami mengenai manusia

Lebih terperinci

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

FILSAFAT ETIKA IMMANUEL KANT Oleh : Elan Sumarna. Kata Kunci: Sofisme, Socrates, etika, moral, teologia.

FILSAFAT ETIKA IMMANUEL KANT Oleh : Elan Sumarna. Kata Kunci: Sofisme, Socrates, etika, moral, teologia. FILSAFAT ETIKA IMMANUEL KANT Oleh : Elan Sumarna Abstrak Pembicaraan masalah etika merupakan pembicaraan yang tak kunjung selesai untuk diperbincangkan. Dalam kaitanya dengan tulisan ini, Hal tersebut

Lebih terperinci

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci

KEBANGKITAN PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

KEBANGKITAN PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 KEBANGKITAN PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Zaman Kegelapan dan Dominasi Gereja Dalam Kehidupan Masyarakat Zaman Renaisans, Pencerahan, dan Aufklarung

Lebih terperinci

RESUME ALIRAN ALIRAN FILSAFAT ABAD MODERN 1 Oleh : Achmad Syauqi 2

RESUME ALIRAN ALIRAN FILSAFAT ABAD MODERN 1 Oleh : Achmad Syauqi 2 RESUME ALIRAN ALIRAN FILSAFAT ABAD MODERN 1 Oleh : Achmad Syauqi 2 Filsafat Modern merupakan pembagian dalam sejarah filsafat barat pada abad ke-17 hingga awal abad ke-20, sekaligus menjadi tanda berakhirnya

Lebih terperinci

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Modul ke: Manusia mengakui diri dan yang-lain sebagai substansi dan subjek Fakultas Psikologi Firman Alamsyah Ario Buntaran Program Studi S1 - Psikologi http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Filsafat Modern adalah pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang menjadi tanda berakhirnya era skolastisisme. Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang

Lebih terperinci

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme NATURALISME (1) Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; IDEALISME Arti kata IDEALIS secara umum: 1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; 2. Seseorang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana

Lebih terperinci

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU KELOMPOK 8 A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU Logika berasal dari kata yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika sebagai ilmu merupakan elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Logika

Lebih terperinci

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( ) FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti Istilah filsafat berasal dari Bahasa Arab (falsafah), Inggris (philosophy), Latin (philosophia). Istilah-istilah tersebut bersumber dari Bahasa Yunani philosophia.

Lebih terperinci

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PRAGMATISME Dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui

Lebih terperinci

ONTOLOGI. Menurut bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu

ONTOLOGI. Menurut bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu ONTOLOGI Menurut bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu On/Ontos=ada, dan Logos=ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut islitah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA ZAMAN MODERN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA ZAMAN MODERN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA ZAMAN MODERN Filsafat merupakan induk dari segala ilmu, dengan demikian ranah dari filsafat sangatlah luas. Pembagian mengenai filsafat sangatlah beraneka ragam, ada yang

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Template Modul Membantu para mahasiswa agar semakin memiliki

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

Periode Renaissance. awal kebangkitan kembali aktivitas ilmiah dari belenggu agama.

Periode Renaissance. awal kebangkitan kembali aktivitas ilmiah dari belenggu agama. Periode Renaissance awal kebangkitan kembali aktivitas ilmiah dari belenggu agama. RENAISSANCE Tidak ada demarkasi tunggal yg memisahkan periode Pertengahan dan masa sesudahnya. Renaissance boleh jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak manusia menghidupi kehidupan palsu. Kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak manusia menghidupi kehidupan palsu. Kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini, banyak manusia menghidupi kehidupan palsu. Kehidupan yang ditampilkan di luar tidak ditopang dengan penghayatan hidup yang dipilihnya. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara historis zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15). Yang ditandai dengan munculnya gerakan renaissance.

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH: DEFI DESIANA ( ) MOHAMAD RISTYO NUGROHO ( ) NOVI TRISNA ANGGRAYNI ( ) YOSSY MAHALA CHRISNA S

DISUSUN OLEH: DEFI DESIANA ( ) MOHAMAD RISTYO NUGROHO ( ) NOVI TRISNA ANGGRAYNI ( ) YOSSY MAHALA CHRISNA S DISUSUN OLEH: DEFI DESIANA (14144600192) MOHAMAD RISTYO NUGROHO (14144600204) NOVI TRISNA ANGGRAYNI (14144600199) YOSSY MAHALA CHRISNA S (14144600262) ZAFITRIA SYAHADATIN (14144600195) Rekonstruksionalisme

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT MAKALAH TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Oleh : FEBI GELAR RAMADHAN UNIVERSITAS WIDYATAMA FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB 1. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN 84 BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN Keyakinan agama dewasa ini telah dipinggirkan dari kehidupan manusia, bahkan harus menghadapi kenyataan digantikan oleh ilmu pengetahuan. Manusia modern merasa tidak perlu

Lebih terperinci

Filsafat Pendidikan. Oleh Fiqi Kurnia Rachman TP-B

Filsafat Pendidikan. Oleh Fiqi Kurnia Rachman TP-B Filsafat Pendidikan Oleh Fiqi Kurnia Rachman 15105244011 TP-B 2015 http://fiqirachman.blogs.uny.ac.id/ Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang pendidikan sampai

Lebih terperinci

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,

Lebih terperinci

METODE RISET (TMK602)

METODE RISET (TMK602) METODE RISET (TMK602) MATERI MINGGU I ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN 1 MANUSIA MENCARI KEBENARAN Aspek Statis Pertanyaan Gejala Alam Ingin Tahu Penelitian Kebenaran Ilmiah Aspek Dinamis Jawaban 2 DASAR-DASAR

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi AKUNTANSI Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia

Lebih terperinci

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN Plotinus Endah Kusumawardani Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari

Lebih terperinci

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Dosen Pembimbing: Dr. Hasaruddin Hafid, M.Ed Oleh: A. Syarif Hidayatullah PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN SENI RUPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Permasalahan Jean Paul Sartre seorang filsuf eksistensialis dari Perancis mengatakan bahwa manusia dilahirkan begitu saja ke dalam dunia ini, dan ia harus segera menanggung

Lebih terperinci

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Modul ke: MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Pengertian Sistem Filsafat

Lebih terperinci

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah kebintang-bintang.

Lebih terperinci

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah, MA Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Jiwa dan Badan Manusia merupakan makhluk yang bisa disebut monodualis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filsafat periode Modern 1 melahirkan berbagai macam aliran pemikiran. Dua di antaranya adalah rasionalisme dan empirisme. Kedua aliran ini memiliki pengertian, ciri

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS

Lebih terperinci

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme: Idealis/Idealisme: IDEALISME (1) Orang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya; Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum

Lebih terperinci

John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono)

John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono) Bahan Bacaan Mahasiswa Kelas filsafat Barat John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono) JOHN LOCKE (1632-1704), baginya yang penting bukan memberi pandangan metafisis

Lebih terperinci

A. Definisi Pemikiran Ilmu pada Masa Modern

A. Definisi Pemikiran Ilmu pada Masa Modern SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Sejarah pemikiran para filosuf oleh dunia Barat telah dibagi menjadi tiga periode, yaitu pertama, zaman kuno yang terbagi dua periode, yaitu zaman pra-socrates

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU Sejarah Filsafat Ilmu

FILSAFAT ILMU Sejarah Filsafat Ilmu FILSAFAT ILMU Sejarah Filsafat Ilmu Disusun Oleh : Kelompok 3 (PAP 14 B) 1. Meida Sintia Devi (14080314054) 2. Kartika Dewi (14080314045) 3. Diah Bunga Utama (14080314061) 4. Ariana Swastika (14080314038)

Lebih terperinci

ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME

ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME Indah Wahyuni, Titsa Raky Andjani, Annisa Setyawati A. Definisi Ontologi Kata Ontologi berasal dari

Lebih terperinci

http://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id Mengapa Filsafat Eropa.? KEBUDAYAAN YUNANI (PLATO DAN ARISTOTELES) ==> ALEXANDER AGUNG (ROMAWI) PENYEBARAN HELLENISME PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN 1. ZAMAN YUNAN-_ROMAWI

Lebih terperinci

filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran

filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran ix Tinjauan Mata Kuliah F ilsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara filsafat, yakni mengkaji hukum hingga sampai inti (hakikat) dari hukum. Ilmu hukum dalam arti luas terdiri atas dogmatik hukum,

Lebih terperinci

Falsafah ialah satu disiplin ilmiah yang mengusahakan kebenaran yang bersifat umum dan mendasar.

Falsafah ialah satu disiplin ilmiah yang mengusahakan kebenaran yang bersifat umum dan mendasar. Falsafah ialah satu disiplin ilmiah yang mengusahakan kebenaran yang bersifat umum dan mendasar. Kata filsafat Berasal dari bahasa Yunani Φιλοσοφία philosophia, yang berarti love of wisdom atau mencintai

Lebih terperinci

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika A. MATEMATIKA Matematika Sebagai Bahasa Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling kepada

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id EKSISTENSIALISME Template Modul https://www.youtube.com/watch?v=3fvwtuojuso

Lebih terperinci

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat. Filsafat beraneka ragam alirannya, sehingga dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran,

Lebih terperinci

SEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN. Dra.Erika Revida. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

SEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN. Dra.Erika Revida. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara SEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN Dra.Erika Revida Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara SEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN I. IDEALISME Idealisme adalah

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 02 Pengantar ke Alam Filsafat 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Obyek Kajian Filsafat Obyek Materi: segala sesuatu yang ada atau yang mungkin

Lebih terperinci

FILSAFAT MANUSIA MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi

FILSAFAT MANUSIA MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi FILSAFAT MANUSIA Modul ke: MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK Fakultas Fakultas Psikologi OLEH; MASYHAR, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id FILSAFAT MANUSIA

Lebih terperinci

KAJIAN FILSAFAT TERHADAP KEBENARAN SAINS. Makalah. Matakuliah: Filsafat Ilmu. Oleh: Kelompok II. Anggota: Syahid Ismail ( )

KAJIAN FILSAFAT TERHADAP KEBENARAN SAINS. Makalah. Matakuliah: Filsafat Ilmu. Oleh: Kelompok II. Anggota: Syahid Ismail ( ) KAJIAN FILSAFAT TERHADAP KEBENARAN SAINS Makalah Matakuliah: Filsafat Ilmu Oleh: Kelompok II Anggota: Syahid Ismail (090901043) Widya K Marbun (09090103 ) Dede Adi Satria (0909010 ) Lilis Suryani (0909010

Lebih terperinci

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN JENIS MANUSIA BERDASARPENGETAHUAN ADA ORANG TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TAHU DI TIDAKTAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TIDAKTAHUNYA PENGETAHUAN DIMULAI

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3 342 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab demi bab di atas, maka dapat penulis simpulkan: 1. Metafisika merupakan proto philosophy atau filsafat utama yang membahas segala sesuatu yang

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Kegiatan dan Penyebaban manusia berkomunikasi Template Modul FILSAFAT

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PREVIEW PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

EPISTOMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN SAINS

EPISTOMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN SAINS EPISTOMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN SAINS Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran yang reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan

Lebih terperinci

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 11Fakultas PSIKOLOGI FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu

Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu Filsafat Sejarah Latar belakang Masalah Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu sejarah berbicara mengenai masa lalu,

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS Tugas Makalah pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen: Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Oleh: Wahyu

Lebih terperinci

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PENGERTIAN FILSAFAT (1) PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd FILSAFAT ILMU Irnin Agustina D.A.,M.Pd am_nien@yahoo.co.id Definisi Filsafat Ilmu Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA ABAD PERTENGAHAN

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA ABAD PERTENGAHAN PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA ABAD PERTENGAHAN Istilah Patristik barasal dari bahasa Latin, Peter yang berarti bapak. Adapun yang dimaksud dengan Bapak disini adalah para pemimpin gereja yang biasanya dipilih

Lebih terperinci

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme NATURALISME Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU

PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU Makalah PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU Oleh: FHASRA AKHMAD AKBAR PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belenggu yang teramat berat ketika pihak otoritas gereja memaksakan kebenaran

BAB I PENDAHULUAN. belenggu yang teramat berat ketika pihak otoritas gereja memaksakan kebenaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kelam kehidupan manusia pernah dialami di dunia barat hingga mendapat sebuatan dark age 1. Kebebasan di dunia barat pernah mendapat belenggu yang teramat

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA 1

DASAR-DASAR LOGIKA 1 DASAR-DASAR LOGIKA 1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya menyentuh

Lebih terperinci