HAND OUT MATA KULIAH HAMBATAN ATENSI, KONSENTRASI, PERSEPSI DAN MOTORIK ABK. Pertemuan : 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAND OUT MATA KULIAH HAMBATAN ATENSI, KONSENTRASI, PERSEPSI DAN MOTORIK ABK. Pertemuan : 1"

Transkripsi

1 Pertemuan : 1 Topik : Konsep Dasar Hambatan A. Tujuan Prkuliahan Mahasiswa memahami konsep dasar hambatan. Uraian Materi Perkuliahan Menjelaskan tentang: Konsep Dasar Hambatan : a. Perkembangan pada individu terdiri dari tiga aspek besar yaitu aspek fidik, kognisi dan emosi sosial. Perkembangan fisik yaitu perubahan pada fisik individu aik dalam proporsi tubuh, serta kematangan persyarafan, dan gerak (motorik). Perkembangan kognisi yaitu berkaitam dengan perubahan yang terjadi pada proses berfikir atau kecerdasan individu, ini teramasuk atensi, persepsi, daya ingat, imajinasi, kreativitas, pemecahan masalah, dan termasuk juga kemampuan dan keterampilan berbahasa. Perkembangan emosisosial yaitu perubahan yang ditunjukkan oleh individu dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, membaca pikiran orang lain, memahami kekurangan dan kelebihan serta keterbatasan yang dimiliki oleh individu serta pemahaman tentang nilai, etika dan oral. Ketiga perkembangan terjadi saling terkait satu sama lain. setiap aspek perkembangan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lain.. b. Perkembangan merupakan prasyarat individu untuk belajar, artinya bahwa seorang anak akan dapat belajar apabila sudah ada kesiapan atau kematangan, contohnya: dua orang anak memiliki umur yang sama salah satu sudah dapat membaca yang lain belum, hal ini mungkin anak yang belum bisa membaca belum memiliki kematangan 1

2 untuk membaca. Perkembangan juga dapat dikatakan merupakan hasil proses belajar, artinya bahwa perubahan yang terjadi pada diri seorang anak adalah hasil interaksi dengan lingkungannnya. Misalnya apabila seorang anak sudah memiliki kemampuan dan kematangan untuk membaca dan tetapi lingkungan tidak menstimulasinya, maka kemampuan itu tidak akan muncul pada diri anak. jadi dapat dilihat bahwa ada saling keterkaitan antara kematangan perkembangan, kemampuan belajar dan lingkungan. Apabila seorang anak memiliki nhambatan dalam perkembangan fisik, kognisi dan emosi-sosialnya maka dapat dipastikan bahwa anak ini akan mengalami hambatan proses belajar. c. Hambatan perkembangan ataupun hambatan belajar ada yang bersifat temporer dan hambatan yang bersifat permanent. Hambatan yang bersifat temporer yaitu hambatan yang sifatnya sementara, yang mana apabila hambatan ini sudah ditangani oleh ahlinya maka anak akan kembali seperti semula, contohnya anak-anak trauma pasca gempa. Hambatan yang sifatnya permanent yaitu hambatan yang sifatnya menetap, yang mana anak-anak ini memerlukan penanganan atau layanan pendidikan secara khusus supaya potensi mereka bisa berkembang secara optimal. Kedua hambatan ini akan mengahambat proses belajar anak. d. Selain hambatan permanent dan temporer hambatan belajar juga bisa terjadi karena faktor internal dan faktor eksternal atau gabungan antara faktor internal dengan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang terjadi di dalam diri anak yang akan mempengaruhi proses pembelajaran sehingga performance anak kurang atau tidak optimal. Misalnya anak yang mengalami kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, serta gangguan motorik serta anak yang mengalami hambatan perkembangan intelektual. Keadaan seperti itu akan mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan dan ketidakmampuan (disability) sesuai dengan penyebab keadaan impairment itu. Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang ada di luar 2

3 diri anak seperti faktor lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah. Seperti anak mendapat perlakuan kasar dari orang tuanya sehingga menyebabkan traumatis pada anak, sering diolok-olok teman, atau keadaan rumah yang tidak membuat anak nyaman karena sering terjadi pertengkaran antara orang tuanya, yang mana karena kondisi seperti disebutkan tadi itu anak mengalami kesulitan dalam belajar. Membaca referensi yang dianjurkan minimal satu referensi. D. Referensi 1. Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2. Makmun, Abin Syamsuddin, 2005, Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 3. Silabus Pendidikan Luar Biasa jurusan Pendidikan Anak Tunagrahita 4. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 5. Yusuf, Syamsu, 2007, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Remaja Rosdakarya. 6. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 3

4 Pertemuan : 2 Topik : Proses Kognisi dan kaitannya dengan Sensasi, Persepsi dan Memori A. Tujuan Perkuliahan a. Mahasiswa memahami Proses sensasi, persepsi dan memori dalam kaitannya dengan proses kognisi. Uraian singkat materi perkuliahan Kaitan sensasi, persepsi dan memori. Dalam teori pemrosesan informasi Individu selalu berhadapan dengan stimulus yang datang dari lingkungan. Stimulus masuk ke dalam diri individu melalui modalitas pengindraan, kemudian ditafsirkan atau dimaknai kemudian masuk ke dalam memori jangka pendek. pada proses ini peranan perhatian (attention) menjadi sangat penting. Perhatian adalah pemusatan pikiran terhadap suatu obyek atau tugas tertentu dan pada saat yang sama mengabaikan obyek atau tugas yang lain. Jadi dalam memaknai obyek yang masuk melalui indera seseorang harus ada perhatian karena apabila tidak ada usaha untuk memfokuskan perhatian informasi tidak akan masuk kedalam memori jangka pendek. (diabaikan). Proses selanjutnya informasi yang telah berada pada memori jangka pendek akan masuk ke memori jangka panjang. Memori adalah penyimpanan pengetahuan dalam pikiran manusia mulai dari beberapa detik sampai dengan sepanjang hidup. Memori juga dapat dimaknai sebagai rekontruksi pengalaman yang pernah dialami baik melalui persepsi penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman yang tersimpan dalam struktur kognitif untuk dimunculkan kembali 4

5 pada saat diperlukan (merespon stimulus yang relevan). Ada dua jenis ingatan yang sudah banyak dikenak orang yaitu ingatan jangka pendek (short-term memory) dan ingatan jangka panjang (long-term memory). Membaca referensi yang dianjurkan minimal satu referensi D. Referensi; 1. Dahar, Ratna Wilis, (1989), Teori-teori Belajar, Jakarta: Penerbit Erlangga 2. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 3. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 5

6 Pertemuan : 3 Topik : Proses Sensasi: Auditif, Visual, Kinestetik dan Taktual secara Fisiologis A. Tujuan Perkuliahan Mahasiswa mampu memahami tentang proses sensasi auditif, visual, kinestetik dan tactual secara fisiologis. Uraian singkat materi perkuliahan Sensasi Visual: Stimulus yang datang dari lingkungan, diakses oleh indera penglihatan (mata) melalui kornea, dan jumlah cahaya yang masuk oleh diameter pupil kemudian lensa mata memfokuskan cahaya pada permukaan retina. Penyempitan dan pelebaran biji mata dikendalikan oleh system saraf otonomik (autonomic nervous system), bagian parasimpatetik mengontrol perubahan ukuran biji mata dan berfungsi mengatur perubahan cahaya. Sensasi Pendengaran: Stimulus yang datang dari lingkungan diakses oleh indera pendengaran (telinga bagian luar) berhubungan langsung dengan auditory canal yang berhubungan dengan gendang telinga. Membaca referensi yang dianjurkan minimal satu referensi D. Referensi 1. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 2. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 6

7 3. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 7

8 Pertemuan : 4 Topik : Proses Persepsi Visual dan Hambatannya A. Tujuan Perkuliahan Mahasiswa memahami konsep tentang proses persepsi visual dan hambatan serta akibat dari hambatan fungsi visual. Uraian singkat materi perkuliahan Persepsi: suatu proses penggunaan pengetahuan yangtelah dimiliki (disimpan di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung (Matlin,1989; Solso, 1988; dalam Suharman:2005). Persepsi merupakan suatu proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diakses indera manusia. Persepsi visual dapat dimaknai sebagai pengintepretasian atau penafsiran informasi dari stimulus dari lingkungan yang diakses melalui indera penglihatan. Stimulus diterima oleh indera penglihatan kemudian dipersepsi, dalam proses mempersepsi ada proses atensi atau pemusatan pikiran dan proses mengingat kembali serta mencocokkan informasi yang diterima dengan imajeri yang ada dalam ingatan individu. Secara hambatan visual dapat menyebabkan individu kehilangan sejumlah informasi dari lingkungannya. Tidak hanya kehilangan bagian besar informasi tetapi juga kehilangan detil dari informasi itu. Mereka memiliki keterbatasan dalam imageri informasi yang diakses indera penglihatan, terutama yang berkaitan dengan kata-kata sifat; seperti warna, bagi mereka yang pernah melihat mungkin masih ada sensasi penglihatan tetapi bagi mereka yang tunanetra sejak lahir mungkin 8

9 tidak terbayang sama sekali. Ketika mereka masuk sekolah, hambatan visual ini harus dikompensasikan dengan alat lain yang dapat membantu mereka dalam belajar, seperti huruf-huruf braile untuk membaca dan menulis. Membaca referensi yang dianjurkan minimal satu referensi D. Referensi 1. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 2. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 3. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 9

10 Pertemuan : 5 Topik : Proses Persepsi Auditif dan Hambatannya A. Tujuan Perkuliahan Mahasiswa memahami konsep proses auditif dan hambatannya serta akibat yang ditimbulkan hambatan fungsi auditif. Uraian singkat materi perkuliahan Proses persepsi auditif terjadi ketika stimulus pendengaran seperti gelombang suara yang ditimbulkan oleh getaran molekul diterima oleh telinga bagian luar yang berhubungan langsung dengan gendang telinga, gendang telinga merupakan diafragma yang akan aktif bila gelombang suara memasuki telinga Pada bagian dalam gendang telinga terdapat sebuah rongga yang di dalamnya terdapat transmitter bertulang dan telingan bagian tengah (tiga tulang kecil yaitu: tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi), tulang martil berkaitan erat dengan dengan gendang pendengaran dan tulang sanggurdi dengan selaput jendela oval yang menyalurkan suara pada rumah siput, bagian pendengaran telinga bagian dalam. Tekanan dalam jendela oval menggerakan cairan yang ada di dalam rumah siput. Perubahan tekanan dalam cairan menggeser selaput basiler (basiler membrance) di dalam rumah siput dimana terdapat alat korti. Pergeseran ini menstimulasi setiap reseptor dalam sel-sel rambut organ korti. Sel rambut ini dihuubungkan dengan saraf pendengaran. Jalur saraf pendengaran meneruskannya ke kedua belahan otak, dan berakhir di kedua cuping (temporal/lobes). 10

11 Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok ditugaskan ke lapangan untuk mengamati dampak hambatan visual, auditif,atensi dan persepsi serta motorik pada anak-anak berkebutuhan khusus, sesuai dengan tugas masing-masing, hasilnya dilaporkandan dipresentasikan pada waktu proses perkuliahan. D. Referensi 1. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 2. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 3. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 11

12 Pertemuan : 6 Topik : Proses Persepsi Auditif dan Hambatannya A. Tujuan Perkuliahan Mahasiswa memahami konsep proses auditif dan hambatannya serta akibat yang ditimbulkan hambatan fungsi auditif. Uraian singkat materi perkuliahan: Mempersepsi informasi yang diakses indera pendengaran akan dapat diamati dari apa yang didengar oleh individu. Individu dapat membedakan warna bunyi atau arah bunyi yang datang dari lingkungan, misalnya apabila ada bunyi terompet dan gitar, individu menyebutkan suara yang didengarnya. Hambatan pada fungsi indera pendengaran dapat menyebabkan individu kehilangan sejumlah informasi dari lingkungan. Tidak hanya kehilangan bagian besar informasi tetapi juga kehilangan detil dari informasi itu. Mereka juga kesulitan dalam menerima input suara dari lingkungan, keterbatasan ini menyebabkan mereka memiliki kesulitan dalam memperoleh bahasa terutama ketika harus mendengarkan dan meniru suara. Dampak hambatan pada fungsi indera pendengaran salah satunya adalah dalam bahasa. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok ditugaskan ke lapangan untuk mengamati dampak hambatan visual, auditif,atensi dan persepsi serta motorik pada anak-anak berkebutuhan khusus, sesuai dengan tugas masing-masing, hasilnya dilaporkandan dipresentasikan pada waktu proses perkuliahan. 12

13 D. Referensi 1. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 2. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 3. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 13

14 Pertemuan : 7 Topik : Proses Kinestetik, Taktil dan Hambatannya A. Tujuan Perkuliahan : 1. Mahasiswa dapat menjelskan tentang proses persepsi kinestetik dan taktil 2. Mahasiswa dapat menjelaskan hambatan persepsi kinestetik dan taktil. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan dampak yang terjadi pada perkembangan anak. Uraian singkat materi perkuliahan Sensasi indera perabaan: indera perabaan bukanlah indera yang tunggal, sekurang-kurangnya terdiri dari empat yaitu: tekanan, sakit, panas, dingin, masing-masing dirasakan melalui jenis-jenis titik-titik tertentu yang ada pada permukaan kulit. Sensasi kulit yang dirasakan biasanya kita ungkapkan adalah rasa gatal, nyeri karena tusukan atau kebal, geli, rasa sakit yang lama, merupakan variasi dari keempat sensasi tadi. Sensasi kinestesi: kinestesi (penginderaan otot, urat, dan persendian) adalah system sensorik yang memberi informasi pada kita kedudukan (posisi) dan gerakan berbagai bagian tubuh. Posisi dan gerakan diditeksi oleh alat-alat indera dalam persendian; alat-alat indera pada otot dan urat mengatur pengerutan atau peragaan otot (contractionor expansion) secara otomatis yang hampir-hampir tidak kita sadari. Tidak semua sensasi yang datang diterima oleh manusia, supaya seseorang dapat belajar dengan baik dan memiliki perilaku yang normal, maka otaknya harus dapat memilih, menyimpan dan mengatur berbagai 14

15 sensasi yang datang. Apabila otak dapat mengatur agar beragam sensasi yang datang dapat dialirkan dan terintegrasi dengan baik maka otak dapat mempergunakan sensasi-sensasi tersebut untuk membentuk persepsi-persepsi, untuk belajar dan berperilaku. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok ditugaskan ke lapangan untuk mengamati dampak hambatan visual, auditif,atensi dan persepsi serta motorik pada anak-anak berkebutuhan khusus, sesuai dengan tugas masing-masing, hasilnya dilaporkan dan dipresentasikan pada waktu proses perkuliahan. D. Referensi 1. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 2. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 3. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 15

16 Pertemuan : 8 Topik A. Tujuan Perkuliahan : Atensi dan Konsentrasi dan Aspekapek Psikologis yang Terkait: Motivasi, lingkungan dan emosi Mahasiswa konsep atensi dan aspek-aspek yang terkait dengan atensi dan konsentrasi Uraian singkat materi perkuliahan: Atensi dan konsentrasi seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Perhatian atau atensi adalah proses konsentrasi atau pemusatan aktivitas mental. Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran pada tugas-tugas tertentu, sambilberusaaha mengabaikan stimulus yang lain yang mengganggu. Perhatian juga menunjuk pada proses pengamatan beberapa pesan sekaligus, kemudian mengabaikannya kecuali hanya satu pesan. Perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian selektif dabn perhatian terbagi. Perhatian selektif terjadi ketika individu dihadapkan pada beberapa tugas dalam waktu yang bersamaan, tetapi individu harus memilih satu tugas saja dan mengabaikanyang lainnya. Perhatian terbagi terjadi ketika individu menghadapi lebihdari satu sumber pesan yangsaling berkompetisi sehingga individu itu harus membagi perhatian. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok ditugaskan ke lapangan untuk mengamati dampak hambatan visual, auditif,atensi dan persepsi serta motorik pada anak-anak berkebutuhan khusus, sesuai dengan tugas masing-masing, hasilnya dilaporkandan dipresentasikan pada waktu proses perkuliahan. 16

17 D. Referensi 1. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 2. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 3. Makmun Syamsuddin, A, 2005, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. 4. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 17

18 Pertemuan : 9 Topik A. Tujuan Perkuliahan : Atensi dan Konsentrasi dan Aspekapek Psikologis yang Terkait: Motivasi, lingkungan dan emosi Mahasiswa konsep atensi dan aspek-aspek yang terkait dengan atensi dan konsentrasi Uraian materi perkuliahan Menjelaskan tentang: Motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arahtujuan tertentu baik disadari maupun tidak disadari. Lingkungan: keadaan tempat di mana individu berada yang dapat mempengaruhi perkembangandan proses belajar individu. Emosi dapat didefinisikan sebagai suatu suasana yang kompleks dan getaran jiewa yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadi perilaku. Aspek-aspek emosional suatu perilaku pada umumnya melibatkan tiga variable yaitu rangsangan yang melibatkan emosi,perubahan-perubahan fisologis yang terjadi bila mengalami emosi dan pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman emosional. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok ditugaskan ke lapangan untuk mengamati dampak hambatan visual, auditif,atensi dan persepsi serta motorik pada anak-anak berkebutuhan khusus, sesuai dengan tugas masing-masing, hasilnya dilaporkan dan dipresentasikan pada waktu proses perkuliahan. 18

19 D. Referensi 1. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 2. Makmun Syamsuddin, A, 2005, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. 3. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi 4. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 19

20 Pertemuan : 10 Topik : Motorik: Aspek-aspek Motorik Kasar, halus, keseimbangan, lokomosi A. Tujuan Perkuliahan Mahasiswa memahami tentang aspek-aspek yang termasuk motorik kasar, motorik halus, keseimbangan, lokomosi/mobilitas Uraian singkat materi perkuliahan Motorik atau gerak terbagi menjadi beberapa aspek diantaranya motorik kasar, motorik halus, keseimbangan,lokomosi. Motorik kasar berkaitan dengan aktivitas gerak dalam kehidupan sehari-hari seperti: berjalan, berlari, melompat, loncat, menggenggam. Motorik halus berkaitan dengan aktivitas gerak yang memerlukan gerakan-gerakan halus seperti: mengambil benda dengan dua jari, menulis dan lain sebagainya. Lokomosi berkaitan dengan merangkak, skipping, bergulir dari telentang menjadi telungkup, berjalan atau berlari secara zig-zag dan lain sebagainya. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok ditugaskan ke lapangan untuk mengamati dampak hambatan visual, auditif,atensi dan persepsi serta motorik pada anak-anak berkebutuhan khusus, sesuai dengan tugas masing-masing, hasilnya dilaporkan dan dipresentasikan pada waktu proses perkuliahan. D. Referensi 1. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 20

21 2. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 3. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 21

22 Pertemuan : 11 Topik A. Tujuan Perkuliahan : Motorik: Aspek-aspek Motorik Kasar, halus,keseimbangan, lokomosi/mobilitas Hambatan: Perkembangan Motorik Mahasiswa memahami tentang hambatan motorik berkaitan dengan anak berkebutuhan klhusus Uraian singkat materi perkuliahan Hambatan perkembangan motorik diantaranya cerebral palsy (CP), CP merupakan gangguan gerakan dan postur yang permanent sebagai akibat dari kerusakan atau luka pada otak. Hambatan ini sering diringi dengan kerusakan (defect) pada penglihatan atau pendengaran, bicara dan intelektual, juga sering lidah dan bibir kurang control, gangguan persepsi visual, kehilangan diskriminasi taktil. Spastis dan athetosis merupakan bagian dari CP. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok ditugaskan ke lapangan untuk mengamati dampak hambatan visual, auditif,atensi dan persepsi serta motorik pada anak-anak berkebutuhan khusus, sesuai dengan tugas masing-masing, hasilnya dilaporkandan dipresentasikan pada waktu proses perkuliahan. D. Referensi 1. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 2. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 22

23 3. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 23

24 A. Tujuan Perkuliahan Pertemuan : 12 Topik : Presentasi Kasus: Anak dengan Hambatan Atensi, Persepsi dan Motorik 1. Mahasiswa memahami konsep hambatan atensi, konsentrasi,persepsi dan motorik abk yang didukung oleh hasil observasi di lapangan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan hasil observasi di lapangan. Uraian singkat materi perkuliahan Presentasi kelompok, diskusi tentang hasil pembahasan kelompok dan pembahan secara umum. D. Referensi 1. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 2. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 3. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 24

25 Pertemuan : 13 Topik : Presentasi Kasus: Anak dengan Hambatan Atensi, Persepsi dan Motorik A. Tujuan Prkuliahan 1. Mahasiswa memahami konsep hambatan atensi, konsentrasi,persepsi dan motorik abk yang didukung oleh hasil observasi di lapangan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan hasil observasi di lapangan. Uraian materi singkat perkuliahan Presentasi kelompok, diskusi tentang hasil pembahasan kelompok dan pembahan secara umum D. Referensi 1. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 2. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 3. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 25

26 Pertemuan : 14 Topik : Presentasi Kasus: Anak dengan Hambatan Atensi, Persepsi dan Motorik A. Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memahami konsep hambatan atensi, konsentrasi,persepsi dan motorik abk yang didukung oleh hasil observasi di lapangan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan hasil observasi di lapangan. Uraian singkat materi perkuliahan Presentasi kelompok, diskusi tentang hasil pembahasan kelompok dan pembahan secara umum D. Referensi 1. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 2. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 3. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 26

27 Pertemuan : 15 Topik : Presentasi Kasus: Anak dengan Hambatan Atensi, Persepsi dan Motorik A. Tujuan Prkuliahan 1. Mahasiswa memahami konsep hambatan atensi, konsentrasi,persepsi dan motorik abk yang didukung oleh hasil observasi di lapangan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan hasil observasi di lapangan. Uraian singkat materi perkuliahan Presentasi kelompok, diskusi tentang hasil pembahasan kelompok dan pembahan secara umum D. Referensi 1. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 2. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 3. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 27

28 Pertemuan : 16 Topik : Presentasi Kasus: Anak dengan Hambatan Atensi, Persepsi dan Motorik A. Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memahami konsep hambatan atensi, konsentrasi,persepsi dan motorik abk yang didukung oleh hasil observasi di lapangan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan hasil observasi di lapangan. Uraian singkat materi perkuliahan Presentasi kelompok, diskusi tentang hasil pembahasan kelompok dan pembahan secara umum D. Referensi 1. Atkinson, Rita L; Atkinson, Richard C, Hilgard, Ernest R., (1991), Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga. 2. Suharman, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi. 3. Zaenal Alimin, Memahami Perkembangan, Hambatan 28

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi BAB IX Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi A. PENGINDERAAN Penginderaan adalah proses penerimaan stimulus oleh individu melalui alat penerima, yaitu alat indera yang terdiri dari indera penglihatan

Lebih terperinci

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/ SENSASI dan PERSEPSI 4/2/2015 1 SENSASI =PENGAMATAN (PENGINDERAAN) 4/2/2015 2 A. PENGERTIAN PENGAMATAN MANUSIA PENGAMATAN REALITAS (DUNIA OBJEKTIF) 4/2/2015 3 PENGAMATAN Pengamatan / penginderaan : proses

Lebih terperinci

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara Fisiologi pendengaran Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk

Lebih terperinci

PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK

PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK Asep Ardiyanto, S. Pd, M. Or Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Gerak merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 01FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

HAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK. Mohamad Sugiarmin

HAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK. Mohamad Sugiarmin HAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK Mohamad Sugiarmin PERSEPSI Proses mental yg menginterpretasikan dan memberi arti pd obyek yg ditangkap atau diamati oleh indera. Ketepatan persepsi

Lebih terperinci

Sensasi dan Persepsi

Sensasi dan Persepsi SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses

Lebih terperinci

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR Oleh : dr. Euis Heryati Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR FUNGSI YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI SESUAI DENGAN NILAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki persepsi terhadap stimulus-stimulus yang ada di sekitarnya. Persepsi tersebut terdiri dari persepsi visual, persepsi auditif, persepsi

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 2 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Apakah sensasi = persepsi? Apakah sensasi = persepsi? Sensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah suatu titipan Tuhan yang sangat berharga. Saat diberikan kepercayaan untuk mempunyai anak, maka para calon orang tua akan menjaga sebaik-baiknya dari mulai

Lebih terperinci

Interaksi Manusia dan Komputer. Aspek Manusia dalam IMK

Interaksi Manusia dan Komputer. Aspek Manusia dalam IMK Interaksi Manusia dan Komputer Tujuan Perkuliahan Menjelaskan aspek-aspek manusia yang terkait dengan IMK Mengetahui pentingnya aspek manusia dalam merancang IMK Coba Diskusikan Hal Berikut ini: 1. Bagaimana

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna SENSASI PERSEPSI Dita Rachmayani., S.Psi., M.A PROSES Sensasi Transduksi Persepsi Tanggapan Proses pendeteksian hadirnya stimuli Sederhana/perasaan/- kesan yg timbul sebagai akibat Perangsangan suatu reseptor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ingatan adalah salah satu bagian dalam kognisi. Kata ingatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ingatan adalah salah satu bagian dalam kognisi. Kata ingatan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ingatan adalah salah satu bagian dalam kognisi. Kata ingatan merupakan alih bahasa dari memori meskipun tidak sedikit yang menggunakan kata memori ini sebagai

Lebih terperinci

Ellen Prima, S.Psi., M.A.

Ellen Prima, S.Psi., M.A. Modul ke: Mekanisme - Mekanisme Persepsi Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengantar Menurut kamus besar kata mekanisme dapat diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Proses Komunikasi Intra Personal I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Markom & 85006 Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si. Komunikasi

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Mengapa Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction)?

PENDAHULUAN. Mengapa Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction)? PENDAHULUAN Mengapa Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction)? Human Computer Interaction (HCI = IMK) merupakan studi tentang interaksi antara manusia, komputer dan tugas/ task. Bagaimana

Lebih terperinci

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI REFERENSI 1. Tumbuh Kembang Anak Soetjiningsih EGC Jakarta, 1995 2. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan ---- Herawati Mansur, Salemba Medika 2009 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi SENSASI PERSEPSI Biopsikologi UNITA WERDI RAHAJENG www.unita.lecture.ub.ac.id Sensasi: Sensasi dan Persepsi Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh bendabenda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Persepsi Objek-objek sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga

Lebih terperinci

II. Deskripsi Kondisi Anak

II. Deskripsi Kondisi Anak I. Kondisi Anak 1. Apakah Anak Ibu/ Bapak termasuk mengalami kelainan : a. Tunanetra b. Tunarungu c. Tunagrahita d. Tunadaksa e. Tunalaras f. Tunaganda g. Kesulitan belajar h. Autisme i. Gangguan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian layanan agar anak dapat tumbuh

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi, Lanjutan Modul 2 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Istilah persepsi sering disamakan

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra

Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra I. Pendahuluan Benarkah?: 1) Bila orang kehilangan penglihatannya, maka hilang pulalah semua persepsinya. 2) Secara

Lebih terperinci

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja Wanita 1. Tumbuh rambut pubik atau bulu kapok di sekitar kemaluan dan ketiak. 2. Bertambah besar buah dada. 3. Bertambah besarnya pinggul. Pria 1. Tumbuh rambut

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 1. Perhatikan gambar mata berikut! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/alat%20indrpng SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 Bagian

Lebih terperinci

Special Educational Needs

Special Educational Needs HAMBATAN SENSORI DAN PERSEPSI Oleh : DR. Zaenal Alimin M.Ed dr. Euis Heryati MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK; PERTEMUAN 1-3 KONSEP DASAR HAMBATAN HAMBATAN HAMBATAN INTERNAL (Faktor

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP ASESMEN PERKEMBANGAN

RUANG LINGKUP ASESMEN PERKEMBANGAN RUANG LINGKUP ASESMEN PERKEMBANGAN Makalah Disampaikan dalam Kegiatan Pendampingan Guru-guru SLB Negeri Se-Kabupaten Garut pada Tanggal 20-21 Pebruari 2009 Kerjasama antara Direktorat PLSB dan Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning adalah belajar, disability artinya ketidak mampuan sehingga terjemahannya menjadi ketidak

Lebih terperinci

PENGINDERAAN & PERSEPSI

PENGINDERAAN & PERSEPSI P S I K O L O G I K O G N I T I F PENGINDERAAN & PERSEPSI Ursa Majorsy 2 nd meeting 1 Menjelaskan bagaimana manusia memperoleh informasi dari lingkungan Menjelaskan tahap-tahap pemrosesan informasi Persepsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MASA BAYI

PERKEMBANGAN MASA BAYI PERKEMBANGAN MASA BAYI Tahap Masa Bayi Neonatal (0 atau baru Lahir-2 minggu Bayi (2 minggu- 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan Belajar bicara Belajar menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi dengan orang lain, yaitu ibu dan ayahnya. Menangis di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pendidikan luar biasa atau pendidikan khusus anak berkelainan, istilah penyimpangan secara eksplisit ditunjukan kepada anak yang dianggap memiliki kelainan

Lebih terperinci

Perilaku dan Proses Mental

Perilaku dan Proses Mental MODUL PERKULIAHAN Perilaku dan Proses Mental Modul Sensasi dan Persepsi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 02 61093 (A21616AA) Abstract Penjelasan tentang Sensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis

Lebih terperinci

Telinga. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. 1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. menegakkan tubuh 2. Tulang anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah disebut.

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi PERSEPSI Fakultas 06FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM PERSEPSI? Kata persepsi seringkali diucapkan dalam proses komunikasi sehari-hari. Ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Komunikasi Intra Personal Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Definisi: Komunikasi Intrapersonal Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis

Lebih terperinci

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran Pert 3 Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran 2. Informasi disimpan dalam ingatan (memory) 3. Informasi diproses, diinterpretasi, dan diaplikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Aktivitas kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan tangan, hal itu menunjukkan betapa pentingnya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya karena diberikan akal dan pikiran. Manusia sebagai makhluk hidup tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

Interaksi Manusia Komputer. Manusia

Interaksi Manusia Komputer. Manusia Interaksi Manusia Komputer Manusia PENDENGARAN (TELINGA) Kebanyakan manusia dapat mendeteksi suara dalam kisaran frekuensi 20 Hertz s/d 20 KHeartz Selain frekuensi, suara juga dapat bervariasi dalam hal

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, dihadapkan pada banyak tantangan baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya juga pendidikan. Semakin hari persaingan sumber

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH HAMBATAN PERHATIAN, PERSEPSI, DAN MOTORIK

MODUL MATA KULIAH HAMBATAN PERHATIAN, PERSEPSI, DAN MOTORIK MODUL MATA KULIAH HAMBATAN PERHATIAN, PERSEPSI, DAN MOTORIK Oleh : Drs. Mohamad Sugiarmin, M. Pd dr. Euis Heryati, M.Kes JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKPP16002 Psikologi Umum Disusun oleh: Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari bahasa yang digunakan individu dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan fisik tidak lepas dari otot-otot yang mempengaruhi kemampuan motorik. Namun tidak cukup hanya otot yang dapat mempengaruhi kemampuan motorik. Kematangan

Lebih terperinci

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 5: Perkembangan Perilaku Gerak Perkembangan Perilaku Gerak Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar atau

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI-UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 1 KODE MATA KULIAH / SKS = IT / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI-UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 1 KODE MATA KULIAH / SKS = IT / 3 SKS TIU : mahasiswa mampu memahami pengertian psikologi sebagai sebuah ilmu yang mempelajari hidupan manusia beserta fakr-fakr yang mempengaruhi perilakunya 1 Pengertian A. sebagai suatu ilmu : memahami dan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis.

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis. PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Pemerolehan Bahasa,kesiapan Bicara DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Persyaratan Perolehan Bahasa Pada Anak 1. Anak perlu memperoleh akses bahasa informasi kebahasaan dalam jumlah yang sangat besar. 2. Anak selalu

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 5 dan 6

PERTEMUAN KE 5 dan 6 PERTEMUAN KE 5 dan 6 Aprilia_tinalidyasari@uny.ac.id PERSEPSI Dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, Dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimanan

Lebih terperinci

Persepsi dan Komunikasi Visual Pada Manusia

Persepsi dan Komunikasi Visual Pada Manusia Persepsi dan Komunikasi Visual Pada Manusia Sistem Indera Visual Manusia Psikologi Persepsi Sistem Indera Visual Sistem visual adalah suatu rangkaian komponen visual yang saling berkaitan satu sama lain

Lebih terperinci

Aspek Manusia dalam IMK

Aspek Manusia dalam IMK Minggu 3 Rima Dias Ramadhani, S.Kom., M.Kom Coba Diskusikan Hal Berikut ini: 1. Bagaimana membuat sebuah desain antarmuka yang efektif? 2. Aspek apa saja yang mempengaruhi manusia dalam IMK? Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang berbeda-beda, sifat yang berbeda-beda dan tingkah laku yang

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang berbeda-beda, sifat yang berbeda-beda dan tingkah laku yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang diciptakan ke dunia ini mempunyai keadaan fisik yang berbeda-beda, sifat yang berbeda-beda dan tingkah laku yang berbeda-beda pula. Kesempurnaan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 2 KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 2 KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 3 SKS TIU : Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses persepsi, motivasi, dan emosi, belajar, ingatan, berpikir, tidur dan mimpi Sub dan Sasaran Belajar 1 Persepsi A. Pengertian Sensasi dan Persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 % BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari angka harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, memiliki

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Nama Lengkap. Kecamatan.. Kab/Kota. : Belum Sekolah/Pernah Sekolah (DO) / Sekolah.

INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Nama Lengkap. Kecamatan.. Kab/Kota. : Belum Sekolah/Pernah Sekolah (DO) / Sekolah. A. Identitas Anak INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Nama Lengkap Jenis Kelamin Anak ke Umur Agama Tempat Tgl Lahir Alamat Rumah Pendidikan :.. : Laki-laki / Perempuan. : dari.. bersaudara.

Lebih terperinci

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

KESEHATAN MATA DAN TELINGA KESEHATAN MATA DAN TELINGA Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MATA DAN TELINGA INDERA PENGLIHAT ( MATA ) Mata adalah indera penglihatan,

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia mendapatkan pengetahuan salah satunya dari indera pendengaran. Melalui pendengaran manusia meniru apa yang dikatakan oleh manusia lain. Dari hasil

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak memiliki potensi kemampuan serta kecerdasan yang luar biasa, baik dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang dimiliki tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut Paud merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak di kemudian

Lebih terperinci

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik. Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 9: Peseptual Motorik HAKIKAT PERSEPTUAL MOTORIK Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

SILABUS PSIKOLOGI KOGNITIF 2014

SILABUS PSIKOLOGI KOGNITIF 2014 SILABUS PSIKOLOGI KOGNITIF 2014 I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Psikologi Kognitif Jumlah SKS : 2 SKS Semester : III Program Studi : Psikologi/S1 Status Mata Kuliah : Mata Kuliah Dasar Prasyarat

Lebih terperinci

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Bicara Pemerolehan Bahasa,kesiapan Bicara DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Pengertian Bicara suatu proses pengucapan bunyi-bunyi bahasa dengan alat ucap manusia. merupakan produksi suara secara

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN BAB I : KONSEP DASAR PSIKOLOGI FAAL 1

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN BAB I : KONSEP DASAR PSIKOLOGI FAAL 1 Daftar Isi Hal. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN i iii iv ix xi xii BAB I : KONSEP DASAR PSIKOLOGI FAAL 1 A. Pemahaman tentang Biopsikologi 1 B. Area Kajian

Lebih terperinci

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepribadian seorang anak merupakan gabungan dari fungsi secara nyata maupun fungsi potensial pola organisme yang ditentukan oleh faktor keturunan dan penguatan

Lebih terperinci

BIMBINGAN PADA SISWA DENGAN HAMBATAN. Sosialisasi KTSP

BIMBINGAN PADA SISWA DENGAN HAMBATAN. Sosialisasi KTSP BIMBINGAN PADA SISWA DENGAN HAMBATAN 1 DEFINISI HEARING IMPAIRMENT (TUNARUNGU) TERKANDUNG DUA KATEGORI YAITU: DEAF (KONDISI KEHILANGAN PENDENGARAN YANG BERAT) DAN HARD OF HEARING (KEADAAN MASIH MEMILIKI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA Oleh: Sekar Purbarini Kawuryan PPSD FIP UNY Pendahuluan Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses belajar yang ditempuhnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi Siswa 1. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor

Lebih terperinci

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan

Lebih terperinci

Faktor Manusia. Aspek2 Penting IMK. Aspek Manusia Aspek Komputer Aspek Lingkungan Kerja (ergonomik)

Faktor Manusia. Aspek2 Penting IMK. Aspek Manusia Aspek Komputer Aspek Lingkungan Kerja (ergonomik) Faktor Manusia 1 Aspek2 Penting IMK Aspek Manusia Aspek Komputer Aspek Lingkungan Kerja (ergonomik) 2 1 Tujuan Pemahaman Aspek IMK agar dicapai suatu kondisi yang senyaman mungkin ketika seseorang harus

Lebih terperinci

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK Oleh: Hj. Endang Rini Sukamti, MS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007 PENULISAN DIKTAT INI DIBIAYAI DENGAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh (Putri, 2009).

Lebih terperinci