BAB IV ANALISIS TENTANG MANAJEMEN KELAS PAI DI SMA GITA BAHARI SEMARANG
|
|
- Iwan Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 50 BAB IV ANALISIS TENTANG MANAJEMEN KELAS PAI DI SMA GITA BAHARI SEMARANG A. Analisis Manajemen kelas PAI di SMA Gita Bahari Untuk mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas, ada banyak prasyarat yang harus dipenuhi untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Mastuhu menyebut ada 16 prasyarat yang harus dipenuhi agar pendidikan bisa masuk kategori bermutu. Keenam belas prasyarakt tersebut adalah Paradigma Akademik, Tata Among: Governance, Demokrasi Pendidikan, Otonom, Akuntabilitas, Evaluasi Diri, Akreditasi, Kompetensi, Kecerdasan, Kurikulum, Pembelajaran, Sumber Daya Manusia, Dan Perpustakaan (termasuk Laboratorium dan alat Pembelajaran), Lingkungan Akademik dan Kerja Jaringan. 1 Dari enam belas point tersebut kita menemukan ada satu tema yang berkaitan dengan pembahasan karya ini, yakni tentang metodologi pembelajaran. Tetapi perlu diingat cara atau metode yang baik jika tidak dibarengi dengan pengelolaan yang baik pula, maka kelas yang efektif sulit untuk diwujudkan. Dari sinilah diperlukan satu bentuk pengelolaan atau manajemen yang mendukung terciptanya proses kelas yang efektif, efisien dan tepat guna. Hal ini harus diwujudkan karena dalam kelas merupakan bagian integral dari pendidikan itu sendiri. Sementara dalam pendidikan, ada kaidah-kaidah yang harus dipenuhi oleh para pelaku pendidikan, baik guru, siswa dan elemen yang ada dalam satu institusi pendidikan termasuk orang tua. Secara filosofis, banyak norma yang harus diakui secara fundamental dalam pendidikan yaitu: 1. Perlu diusahakan agar cinta akan kebenaran, kebaikan kesederhanaan dan kerjasama, dapat tumbuh dalam jiwa seorang anak. Agar tendensi 1 Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21, (Jogjakarta: Safiria Insani Press bekerjasama dengan MSI UII, 2003),
2 51 tersebut mendapat pengaruh yang baik, pendidikan perlu dilaksanakan dengan iluminasi dan pemberian semangat mengenai segala kebaikan. 2. Pengaruh pendidikan hendaklah diusahakan agar meresap ke dalam pribadi anak. Cara-cara pelaksanaan untuk ini adalah sebagai berikut: 3. Mula-mula mengikuti adanya perhatian spontan dan kecenderungankecenderungan wajar yang ada pada anak. Dengan melatih akal dan ingatan sebaik-baiknya dengan ceritera-ceritera yang mengandung ajaran yang dalam. Pendidikan juga harus berusaha agar pribadi anak didik mampu mengadakan adesi dengan realita. Hendaklah diuasahakan agar pengetahuan yang diberikan kepada anak didik itu dipilih sedemikian agar adesi dapat berlangsung sebaik-baiknya. 4. Pendidikan dan pengajaran adalah sarana untuk mewujudkan kebulatan jiwa manusia dalam pribadi yang bulat dan seimbang pula. Pendidikan dan pengajaran perlu mempunyai implikasi terhadap pengalaman dengan menempatkan pendidikan intelek sebagai prioritas utama. Jadi, apa yang dilakukan ini tidak semata-mata bersendikan atas spontanitas anak-anak. 5. Tujuan pengajaran adalah agar anak didik dengan akalnya dapat menguasai apa yang ia pelajari. Dengan demikian, ia tidak berada di dalam ikatan pekerjaannya, tetapi justru di atasnya. 2 Kaidah-kaidah tersebut, tentu saja harus menjadi titik tolak semua proses-proses pembelajaran. Artinya, berhasil tidaknya sebuah kelas sangat terkait erat dengan bagaimana kelas itu dikelola. Dan pengelolaan itu akan berjalan dengan baik jika ada pemahaman yang komprehensif terhadap norma-norma ini. 3 Oleh pemerintah, konsep tersebut diterjemahkan dalam berbagai kurikulum tentang pendidikan, termasuk PAI. Untuk level SMA, kelas PAI 2 Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode, (Jogjakarta: Andi Offset, 1994), hlm Dalam konteks ini ada baiknya jika kita sedikit berbicara tentang fungsi negara dalam pengembangan pendidikan. Fungsi pemerintah dalam wilayah pendidikan adalah sebagai pendorong, dan pemberi fasilitas dimana warga bisa berperan aktif secara mandiri dalam kegiatan pendidikan. Abdul Munir Mulkhan, Nalar Spiritual Pendidikan: Solusi Problem Filosofis Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), hlm. 276.
3 52 memiliki beberapa fungsi antara lain (a) pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga. (b) penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. (c) penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama Islam. (d) perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. (e) pencegahan peserta didik dari hal-hal yang negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari. (f) pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya. (g) penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi. 4 Landasan teoritik ini bisa kita jadikan untuk menganalisis bagaimana manajemen kelas yang dikembangkan di SMA Gita Bahari. Dengan kata lain, apakah pengelolaan kelas sudah memenuhi hal-hal yang menjadi indikator keberhasilan manajemen kelas atau tidak. Kalau melihat kompleksitas indikator keberhasilan yang harus dipenuhi dalam sebuah interaksi belajar mengajar, maka model manajemen kelas PAI yang berlangsung di SMA Gita Bahari jelas belum dapat dikategorikan telah memenuhi standar keberhasilan sebuah manajemen kelas. Yang paling kentara dari semua proses kelas itu adalah tidak dijumpainya rumusan yang baku dalam kelas PAI. Dengan kata lain, penulis tidak melihat ada kerangka yang bisa dijadikan rujukan sebagai bahan kelas PAI. Guru PAI yang ada di SMA Gita Bahari tidak berusaha menerjemahkan kurikulum yang telah dibuat oleh pemerintah dalam satu pola pembelajaran yang efektif tentang PAI. 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Menengah Umum, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2002, hlm. 5.
4 53 Terlepas dari terbatasnya waktu yang dimiliki oleh SMA Gita Bahari, tetapi perlu digaris bawahi bahwa tema-tema tentang PAI yang harus dipenuhi oleh sekolah menengah umum, jika mengacu kepada aturan kurikulum diknas, memuat beberapa dimensi antara lain, al-quran, keimanan, akhlak, tarikh (sejarah) dan ibadah. Ini tentu membutuhkan sebuah manajemen kelas yang cukup rigid di tengah terbatasnya waktu yang tersedia. Dengan kata lain, bagaimana kelas dapat berlangsung dengan baik, dapat mengcover semua sub materi, meski dengan jam pelajaran yang sangat sedikit. Selain itu, penting pula untuk dipikirkan bagaimana membuat satu model pengelolaan kelas, termasuk diskusi di dalamnya, agar tidak membosankan dan membuat interaksi antar siswa berjalan dengan baik. Yang terpenting bagaimana agar siswa tersebut mampu menyerap, memahami dan mengamalkan apa yang ada dalam setiap materi PAI. B. Problematika Yang Dihadapi Dalam Merumuskan Dan Menjalankan Manajemen Pembelajaran SMA Gita Bahari Semarang Kondisi kelas PAI adalah semua faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran PAI. Karena itu, perhatian kita adalah berusaha mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor-faktor yang termasuk kondisi kelas, yaitu (1) Tujuan dan karakteristik bidang studi PAI, (2) Kendala dan karakteristik bidang studi PAI dan (3) Karakteristik peserta didik. Berbagai problematika pun muncul dalam manajemen kelas mata pelajaran PAI di SMA Gita Bahari, diantaranya adalah: 1. Kurangnya jatah jam pelajaran PAI Selama ini di SMA Gita Bahari melaksanakan kelas PAI dengan waktu 2 x 45 menit (2 jam pelajaran), seperti halnya sekolah menengah umum lainnya. Dengan alokasi waktu tersebut, tentunya sangat mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya siswa dalam menangkap mata pelajaran PAI. Sementara itu satu materi yang ada sebenarnya mendapatkan waktu yang lebih banyak dari jatah waktu
5 54 yang ada (2 x 45 menit). Dengan kurangnya waktu tersebut pembinaan-pembinaan dalam kelas PAI di SMA Gita Bahari berjalan kurang sesuai dengan harapan. Padahal dengan waktu yang dibutuhkan dengan semestinya mata pelajaran PAI akan mampu diterima siswa sebagai dasar pembinaan keimanan, moral da akhlak. Padahal dalam pembelajaran PAI tidak hanya sebatas penyampaian materi saja, akan tetapi membutuhkan waktu untuk praktek pelaksanaan-pelaksanaan ibadah. Sehingga dengan waktu tersebut (2 x 45 menit) pembelajaran PAI di SMA Gita Bahari memerlukan tambahan waktu kelas mata pelajaran PAI. 2. Bahan pembelajaran PAI Pada tahun 2005/2006 pembelajaran PAI di SMA Gita Bahari menggunakan kurikulum 2004 (KBK) bagi siswa kelas X dan XI dan kurikulum 1994 bagi kelas III. Selama ini untuk penyampaian materi mata pelajaran PAI dan untuk mengetahui hasil kemampuan para siswa guru PAI hanya menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai pegangan wajib bagi para siswa. Dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan yang ada LKS dianggap mampu mewakili penyampaian materi-materi PAI secara menyeluruh (jelas). Padahal pada dasarnya LKS merupakan salah satu alat dalam pembelajaran PAI. Sehingga disamping LKS harusnya ditunjang dengan buku-buku paket yang ada. Selain itu diperlukan buku-buku penudukung lainnya sebagai sarana pemahaman materi PAI secara jelas dan menyeluruh. Hal inilah yang belum dilakukan dalam kelas PAI di SMA Gita Bahari. 3. Sarana dan prasarana Dalam kelas PAI di SMA Gita Bahari memiliki sarana dan prasarana yang belum mencukupi. Seperti halnya tempat ibadah yang dimiliki kondisinya belum 100% sempurna karena masih dalam pembangunan. Walaupun dalam masjid tersebut dilengkapi dengan perlengkapan ibadah, al-qur an dan fasilitas lainnya akan tetapi
6 55 fasilitas tersebut kurang mecukupi apabila digunakan pembelajaran PAI di SMA Gita Bahari. Sementara ini pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut harus bergantian penggunaannya sehingga memunculkan berbagai masalah baru. Selain itu alat peraga yang tersedia belum sepenuhnya dimanfaatkan seperti halnya OHP dan LCD proyektor yang dimiliki masing-masing hanya satu buah dan digunakan pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran lain. Disisi lain pemanfaatan tersebut belum bisa optimal karena faktor-faktor lainnya. C. Upaya Pemecahan Problematika Manajemen Kelas di SMA Gita Bahari. Untuk mensiasati persoalan tersebut dapat dilakukan beberapa langkah yang dapat ditempuh, yaitu: 1. Kurangnya jam pelajaran Di SMA Gita Bahari alokasi waktu pembelajaran PAI dibagi dua kali tatap muka dalam seminggunya. Hal ini diharapkan adanya kontrol pembinaan agama yang lebih intensif, berpangkal tolak dari kurangnya jam pembelajaran tersebut guru dituntut untuk dapat mengelola proses belajar mengajar menurut Badawi bahwa mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya. Kelakuan guru tersebut diharapkan mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang berkualitas yang meliputi : 5 a) Kemampuan dalam mempersiapkan pengajaran. 1) Kemampuan merencanakan PBM, terdiri dari sub-sub bab kemampuan (a) Kemampuan merumuskan tujuan pengajaran (b) Kemampuan memilih metode alternatif (c) Kemampuan memilih metode yang sesuai dengan tujuan pengajaran. 5 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Disekolah, (Rineka Cipta, Jakarta :1997), hlm
7 56 (d) Kemampuan merencanakan langkah-langkah pengajaran. 2) Kemampuan mempersiapkan bahan pengajaran, terdiri dari : (a) Kemampuan menyiapkan bahan yang sesuai dengan tujuan. (b) Kemampuan mempersiapkan pengayaan bahan pengajaran. (c) Kemampuan menyiapkan bahan pengajaran remedial. 3) Kemampuan merencanakan media dan sumber, terdiri dari : (a) Kemampuan memilih media pengajaran yang tepat. (b) Kemampuan memilih sumber pengajaran yang tepat. 4) Kemampuan merencanakan penilaian terhadap prestasi siswa, terdiri dari sub-sub kemampuan : (a) Kemampuan menyusun alat penilaian hasil pengajaran (b) Kemampuan merencanakan penafsiran penggunaan hasil penilaian pengajaran. b). Kemampuan dalam melaksanankan pengajaran. 1) Kemampuan mengusai bahan yang direncanakan dan disesuaikannya terdiri dari sub-sub kemampuan : (a) Kemampuan mengusai bahan yang direncanakan. (b) Kemampuan menyampaikan bahan yang direncanakan (c) Kemampuan menyampaikan pengayaan bahan pengajaran. (d) Kemampuan memberikan pengajaran remedial.
8 57 2) Kemampuan dalam mengelola PBM terdiri dari : (a) Kemampuan untuk mengarahkan pengajaran untuk mencapai tujuan pengajaran. (b) Kemampuan menggunakan metode pengajaran yang direncankan. (c) Kemampuan menggunakan metode pengajaran alternatif. (d) Kemampuan menyesuaikan langkah-langkah mengajar dengan langkah-langkah yang direncanakan. 3) Kemampuan mengelola kelas, terdiri dari kemampuan : (a) Kemampuan menciptakan suasana kelas yang serasi. (b) Kemampuan memanfaatkan kelas untuk mencapai tujuan pengajaran. 4) Kemampuan menggunakan metode dan sumber terdiri dari : (a) Kemampuan menggunakan media pengajaran yang direncanakan. (b) Kemampuan menggunakan sumber pengajaran yang telah direncanakan. 5) Kemampuan melaksanakan interaksi belajar mengajar, terdiri dari sub-sub kemampuan : (a) Kemampuan melaksanakan PBM secara logis berurutan. (b) Kemampuan memberi pengertian dan contoh yang sederhana. (c) Kemampuan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. (d) Kemampuan bersikap sungguh-sungguh terhadap pengajaran. (e) Kemapuan bersikap terbuka terhadap pengajaran. (f) Kemampuan memacu aktifitas siswa. (g) Kemampuan mendorong siswa untuk berinisiatif.
9 58 (h) Kemampuan merangsang timbulnya respon siswa terhadap pengajaran. 6) Kemampuan melaksanakan penilaian terhadap hasil pengajaran, terdiri dari sub-sub kemampuan : (a) Kemampuan melaksanakan penilaian hasil pengajaran. (b) Kemampuan melaksanakan penilaian selama PBM berlangsung. 7) Kemampuan pengadministrasian kegiatan belajar mengajar, terdiri dari sub-sub kemampuan : (a) Kemampuan menulis di papan tulis. (b) Kemampuan mengadministrasikan peristiwa penting yang terjadi selama PBM. Selain itu sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai para siswa diwajibkan berdo a bersama yang dipimpin langsung lewat sentral speaker oleh guru yang ada. Adapun bacaan doa-doa tersebut meliputi bacaan Q.S. al-fatihah, Syahadat, Sholawat Nariyah, Istighfar dan do a belajar. Sedangkan kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan membaca Q.S. al-ashr. Selain itu para siswa dibudayakan bersalaman dengan guru yang mengajar jam pertama dan terakhir. Selain itu setiap jum at pagi diisi dengan jum at beriman yang bentuknya dengan ceramah-ceramah keagamaan dengan jadwal guru piket bergantian. Pada bulan Ramadhan para siswa dianjurkan memakai pakaian yang islami, bagi laki-laki memakai peci dan bagi perempuan memakai jilbab/kerudung. 2. Bahan Pembelajaran PAI Selama ini selain menggunakan LKS para siswa diberi penugasan dan penggunaan rangkuman tulisan yang bersumber dari LKS maupun buku-buku pendukung lainnya yang sesusai dengan materi yang ada. Pemilihan bahan pembelajaran PAI sekurangkurangnya dapat mempertimbengkan lima hal: (1) tingkat kecermatan representasi (2) tingkat interaktif yang dapat ditimbulkannya (3)
10 59 tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya (4) tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya, dan (5) tingkat biaya yang diperlukannya. Penugasan ini bersifat kelompok dan dipaparkan di depan kelas oleh kelompok masing-masing. Satu kelompoknya terdiri dari 7 siswa/siswi. Selain itu para siswa diwajibkan menulis kembali materi aspek al-qur an yang berisi ayat al-qur an dan terjemahannya saja. Kemudian dihafalkan atau dibaca di depan guru PAI bergantian satu persatu dalam waktu per semester. Selain itu para siswa diminta membaca al-qur an bersama-sama. 3. Sarana dan Prasarana Proses belajar mengajar disekolah akan berjalan lancar jika ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, baik jumlah, keadaan maupun kelengkapannya. Jumlah yang dimaksud keberadaan dan banyak sedikitnya sarana yang dimiliki. Yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar teratur, efektif dan efisien. Lebih luas fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang. Jadi dalam hal ini fasilitas disamakan dengan sarana. Fasilitas atau sarana menurut Suharsimi AK dikutip suryobroto dalam bukunya proses belajar mengajar disekolah, dibedakan menjadi dua jenis : 6 1. Fasilitas fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan suatu usaha. 2. Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang. 6 ibid., hlm. 292.
11 60 Dengan keterbatasan fasilitas yang ada para siswa dijadwalkan pemakaiannya, atau dengan membawa sendiri peralatan-peralatan yang dimiliki. Atau bisa juga direkomendasikan kepada pihak birokrasi terkait untuk menambah anggaran yang dialokasikan untuk pemenuhan sarana serta fasilitas yang menunjang proses pembelajaran. Upaya lain yang dapat diterapkan yaitu (1) Dengan penjadwalan kegiatan pembelajaran yang menunjukkan tahap-tahap kegiatan peserta didik yang harus ditempuh peserta didik dalam pembelajaran, (2) Pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik melalui penilaian yang komprehensif dan berkala selama proses pembelajaran berlangsung maupun sesudahnya, (3) Pengelolaan motivasi peserta didik dengan menciptakan cara-cara yang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (4) Kontrol belajar yang memberi kebebasan untuk memilih tindakan belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak hanya berbicara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,
I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG
BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang Perpindahan kurikulum
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap
Lebih terperinci1. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional didasarkan pada pandangan bahwa matematika sebagai strict body of knowledge yang
1. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional didasarkan pada pandangan bahwa matematika sebagai strict body of knowledge yang meletakkan pondasi bahwa siswa adalah objek pasif,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates Wonotunggal Batang 1. Perencanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang. Banyak hal
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI Agar kegiatan PPL yang dilaksanakan sejak 2 Juli sampai 17 September 2014 berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan maka diperlukan adanya persiapan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. vokasional, terlebih lagi di lembaga pendidikan yang berbasis agama. Sebab tanpa
151 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Umum Pembinaan akhlak mulia adalah suatu hal yang sangat penting dilakukan di setiap lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan umum maupun pendidikan
Lebih terperinciBAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan
BAB.I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin pesat perkembangannya sehingga menuntut perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting, karena pendidikan akan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga sumber daya alam di tanah air akan terolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari sejarah perkembangan manusia mulai zaman dahulu hingga sekarang, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
negara. 2 Sementara fungsi dan tujuan pendidikan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut the process of training and developing the knowledge,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat pentingnya peran pendidikan bagi suatu Negara, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menciptakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, sebagai pembimbing dalam memecahkan setiap persoalan yang ada. Sehingga dengan pendidikan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas, dan tidak mau mendayagunakan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya unutuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam UU Sisdiknas no 20 tahun 2003, bahwa pendidikan national
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang penting dalam menentukan arah suatu bangsa. Melalui pendidikan akan dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Untuk itu, masalah pendidikan sejak dahulu hingga sekarang mendapat perhatian sekaligus
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : TUGASKU SEHARI-HARI Nama Sekolah : Kelas / Semester : II / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka
BAB V PEMBAHASAN Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah Kurikulum. Perubahan Kurikulum sekolah dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan, Rajawali Pres, Jakarta, 2011, hlm. 266.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kata yang sudah umum didengar oleh karena itu, boleh dikatakan setiap orang mengenal istilah pendidikan. Masyarakat awam mempersiapkan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan pendidikan. Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan aset yang paling penting bagi bangsa ini. Itulah sebabnya proses pendidikan diharapkan dapat berjalan secara optimal dan berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia, yaitu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengusahakan untuk mencerdaskan kehidupan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pada rumusan masalah, paparan data, dan temuan hasil penelitian, maka di bawah ini akan disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. Pengembangan Kurikulum Diversifikasi Muatan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu kegiatan antara peserta didik dengan pendidik, antar peserta didik, ataupun peserta didik dengan berbagai sumber belajar guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta tindakan yang mampu mendukung gerak negara
Lebih terperinciDALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS V DI SDN 02 PONCOL PEKALONGAN. dianalisis bahwa Implementasi kecerdasan verbal-linguistik dalam pembelajaran PAI
BAB IV ANALISIS DATA IMPLEMENTASI KECERDASAN VERBAL-LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS V DI SDN 02 PONCOL PEKALONGAN Berdasarkan wawancara dengan guru PAI SDN 02 PONCOL, dapat dianalisis bahwa Implementasi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama
BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan maka kegiatan selanjutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing-masing temuan penelitian akan dibahas mengacu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Menurut E. Mulyasa dalam Abdul Majid (2005:77),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam suatu lembaga, maka diperlukan kerja yang sungguh-sungguh serta berdasarkan peraturan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran wajib muatan lokal (mulok) di Jawa Tengah sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai budaya Jawa masyarakat setempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama ibarat pakaian menyamakan agama dengan pakaian tentu tidak selalu tepat meskipun keduanya memiliki kemiripan. Orang bisa melakukannya dengan mudah saja ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonogi ini, pendidikan merupakan hal yang penting dalam upaya membentuk kualitas sumber daya manusia agar memiliki karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam keseharian hidup manusia di dunia. Tak ada satu halpun yang dilakukan oleh manusia yang tidak berhubungan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi ialah ilmu tentang makhluk hidup atau kajian saintifik tentang kehidupan (Campbell et al., 2010). Sebagai ilmu, biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan
Lebih terperinciBUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT MENGAJI Mengingat : a. bahwa Al-Qur an merupakan kitab suci yang diturunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan suatu bangsa erat kaitannya dengan tingkat pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekadar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciPERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: VINA RIAS TEGUH RAHAYU NIM: G000100098
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap implementasi pembelajaran pendidikan agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi di kalangan remaja dewasa ini adalah permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri, menghargai orang lain,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22
BAB IV ANALISIS A. Optimalisasi manajemen layanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Pendidikan merupakan aset yang tidak akan ternilai bagi individu dan masyarakat, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unutk mencapai tujuan pembangunan, yaitu suatu masyarakat yang sejahtera,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya adalah bagian integral dari sistem pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional diarahkan untuk pembangunan
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Lebih terperinciOleh: ROHAYATI
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI AJAR PETUNJUK MELAKUKAN SESUATU (Penelitian Tindakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG
BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG A. Analisis Penerapan Metode Pembelajaran BTQ Siswa Kelas III MI Al Futuhiyyah Sumurkidang
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa
Lebih terperinciBAB I PNDAHULUAN. mencapai pendidikan yang baik tersebut diperlukan beberapa aspek diantaranya kurikulum yang
BAB I PNDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu fakor terpenting dalam menentukan maju atau tidaknya suatu negara. Suatu Negara dikatakan maju jika memiliki kualitas pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PRA SIKLUS Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit, dengan materi ajar menggapi cerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dalam dunia pendidikan masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama metode pembelajaran. Pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia dalam kehidupannya. Dengan adanya pendidikan, diharapkan seorang manusia mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu ditunjang oleh kinerja pendidikan yang bermutu tinggi. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek kehidupan yang bersifat fungsional bagi setiap manusia dan memiliki kedudukan strategis untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciMenyanyi lagu Nasional sebelum memulai pembelajaran dikelas XI MIPA 5 Pukul WIB ( Jum at 26 Agustus 2016)
Menyanyi lagu Nasional sebelum memulai pembelajaran dikelas XI MIPA 5 Pukul 07.15 WIB ( Jum at 26 Agustus 2016) Proses pembelajaran dikelas Observasi pertama (Jum at 26 Agustus 2016) Siswa menjawab pertanyaan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Indonesia seutuhnya yang di idealisasikan menjadi titik puncak pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagai proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Agama secara umum adalah membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Program PPL adalah program kegiatan yang memadukan antara program kegiatan Kuliah Kerja Nyata dengan program kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan. Kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bentuk pemberdayaan potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain, pendidikan tidak hanya berlangsung
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tahap perencanaan di SMAN 1 Ngunut? Setiap kegiatan pasti memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung memberikan dampak pada perubahan sistem pendidikan, seperti halnya terjadinya perubahan kurikulum.
Lebih terperinci