Jurnal Mangrove dan Pesisir IX (1), Februari 2009: ISSN: PENGARUH ARUS TERHADAP TEGANGAN DAN BENTUK KELENGKUNGAN MODEL TRAMMEL NET
|
|
- Yuliana Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Mangrove dan Pesisir IX (1), Februari 2009: ISSN: PENGARUH ARUS TERHADAP TEGANGAN DAN BENTUK KELENGKUNGAN MODEL TRAMMEL NET Gondo Puspito Lab. Teknologi Alat Penangkapan Ikan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK - IPB Diterima 17 Juli 2008 Disetujui 15 September 2008 ABSTRACT This study tried to find out the influence of current to tension and curve shape of a trammel net model. The tension of trammel net was mainly caused by tension of net and float line. The tension of net and float line were caused by hydrodynamic forces. Drag force F Dn of net was formulated by F Dn = - 0, V 1,64 ( -90) 2 + 2,11 V 1,63. Lift force F Ln of net was calculated by equation of F Ln = (0,243V 1,97 /45) for 0 o 45 o, F Ln = [(0,911V 1,79-0,243V 1,97 )/22,5 ]( - 45) + 0,243V 1,97 (45 o 67,5 o ) and F Ln = - (0,911V 1,79 /22,5)( - 67,5) + 0,911V 1,79 (67,5 o 90 o ). While the equations for determining hydrodynamic force of float line were F Df = F Df90 sin 2 + F Df0 cos 2 (F Df90 and F Df0 are drag force of float line with attack angles = 0 and 90 o to current direction), F Lf = F Lfmax (sin 90 / s - ) 2,5 for 0 s and F Lf = F Lfmax (cos 90 /(90 - s )( - s )) 1,5 ( s 90). Angles and s were attack angle and maximum angle. Mathematical calculation by using these equations gave satisfactory result. The tension and curve shape of trammel net model obtained from calculation were almost similar with those of experiment. Key words: Tension, sinker line, net, float line, towing, drag force, lift force, attack angle, maximum angle, and hydrodynamic force. PENDAHULUAN 1 Trammel net yang dioperasikan secara aktif sangat dipengaruhi oleh 2 macam gaya, yaitu gaya hidrodinamika dan gesek. Gaya hidrodinamika disebabkan oleh gerakan jaring dan tali pelampung terhadap arus, sedangkan gaya gesek disebabkan oleh gesekan antara tali pemberat dengan permukaan dasar perairan. Penelitian ini mencoba memecahkan hanya pengaruh arus terhadap tegangan dan bentuk kelengkungan model trammel net. Penentuan tegangan pada kedua ujung model trammel net diukur pada kedua ujung tali pelampung -- diperlukan untuk penyesuaian terhadap kekuatan perahu penarik, ukuran alat, jumlah jaring dan arah penarikan. Adapun penentuan bentuk kelengkungan model trammel net dapat digunakan untuk memperkirakan luas wilayah dasar perairan yang disapu jaring selama operasi penangkapan. Tegangan pada kedua ujung tali pelampung model trammel net akibat arus disebabkan oleh gaya hidrodinamika yang mengenai seluruh bagian alat, kecuali tali pemberat. Gaya hidrodinamika tersebut terdiri atas drag F D dan lift F L yang bekerja tegak lurus antara satu dengan lainnya. Telp: Besarnya tegangan pada ke-2 ujung tali pelampung sangat tergantung pada sudut hadang antara tali pelampung dengan arah arus, kecepatan arus V dan persentase penenggelaman Ps pelampung (Pode, 1951). Persentase penenggelaman merupakan perbandingan antara bagian pelampung yang berada di dalam air dengan badan pelampung secara keseluruhan. Peningkatan sudut hadang akan menyebabkan nilai drag F D dan lift F L meningkat. Penelitian untuk menentukan drag F D atau lift F L yang disebabkan oleh pergerakan sebuah bidang telah dilakukan oleh Tauti (1934), Miyazaki (1964a) dan Miyazaki and Takahashi (1964a) serta Miyazaki (1964b). Penentuan gaya drag F D atau gaya lift F L seutas tali yang diletakkan menghadang arus diteliti oleh Miyazaki dan Takahashi (1964b) dan Miyazaki (1964c dan 1964d). Namun demikian, tidak ada informasi mengenai gaya drag F D atau gaya lift F L ketika suatu alat terdiri atas banyak elemen -- membentuk berbagai sudut hadang terhadap arus. Penelitian ini bertujuan untuk: Menentukan persamaan-persamaan yang menerangkan tahanan jaring dan tali pelampung akibat arus untuk digunakan pada penentuan tegangan dan bentuk kelengkungan model trammel net secara
2 39 Pengaruh Arus Terhadap Tegangan dan Bentuk matematis, dan membuktikan apakah perhitungan matematis dapat menggambarkan tegangan dan bentuk kelengkungan model trammel net yang sebenarnya. PROSEDUR PENELITIAN Drag F Dn dan Lift F Ln Jaring. Gambar 1 menunjukkan jaring yang terpasang pada kerangka dan posisi pengukurannya terhadap arah arus. Kerangka atas terbuat dari papan berukuran ,5 (cm), sedangkan kerangka samping masing-masing terdiri atas papan berbentuk sayap pesawat model NACA 001 dengan panjang 91 cm, lebar 9 cm dan tebal terbesar 0,9 cm. 65 cm Arus Load cell Gambar 1: Posisi jaring pada Kerangka dan Posisinya Terhadap Arus Jaring yang diuji -- pembentuk model trammel net - - berukuran ,5 (cm) dihubungkan ke papan kerangka dengan 2 utas benang jahit. Jaring yang digunakan terbuat dari benang PA multifilament 210D/2 dengan diameter benang 0,385 mm, tipe simpul Weaver s knot, ukuran mata 16,4 cm, dan rasio penggantungan primer 29,3%. Jaring dialiri arus berbagai kecepatan dengan sudut hadang = 90; 67,5; 45; 22,5; dan 0 o. Selanjutnya kerangka tanpa jaring dengan sudut = 0 dan 90 o juga dialiri arus. Tegangan diukur dengan load cell. Drag F Df dan Lift F Lf Tali Pelampung. Tali pelampung tersusun atas 12 pelampung karet sintetis berbentuk elips. Panjang pelampung 7,60 cm, sisi 2,94 cm, tengah 3,65 cm dan lubang 0,6 cm. Ke-12 pelampung dihubungkan dengan benang jahit dan dihubungkan ke papan dengan batang besi (Gambar 2). Jarak antar pelampung 2,20 cm. Pada pengujian, pelampung ditenggelamkan pada kedalaman 1,33 cm (36%), 1,83 cm (50%), 2,33 cm (64%), dan 3,65 cm (100%). Pengukuran drag dan lift tali pelampung dilakukan pada sudut hadang = 0 o, 15 o, 30 o, 45 o, 60 o, 75 o, dan 90 o dengan kecepatan arus 30 cm/detik. Load cell Arus Gambar 2: Posisi Tali Pelampung Pada Kerangka dan Sudut Hadang Yang Dibentuk.
3 40 Jurnal Mangrove dan Pesisir, IX (1): Tegangan dan Bentuk Kelengkungan Model Trammel Net. Susunan peralatan di atas flume tank diilustrasikan pada Gambar 3. Adapun konstruksi model trammel net diterangkan pada Gambar 4. Pada bagian dalam kerangka dibentuk segititiga berukuran (cm) dengan benang karet. Sisi segitiga yang sejajar arus menjadi sumbu y dan lainnya sumbu x. Pada sisi miring segitiga diberi tanda pada setiap jarak 20 cm sebagai titik pengukuran. Posisi titik ukur 1 Puspito berada pada ujung sumbu y. Lorong flume tank yang menjadi tempat ujicoba berukuran ,20 (m) dengan ketinggian air 100 cm. Pada pengujian, ujung bergerak tali pelampung terkait ke load cell yang berada di atas lori ditempatkan pada setiap titik pengukuran dan dialiri dengan arus berkecepatan 19,5 cm/detik. Tegangan diukur dengan load cell dan bentuk kelengkungan model direkam dengan kamera. FLUME TANK Papan Titik ukur Lori + load cell Arus Rel flume tank Tali penarik Penampang atas model trammel net Rel Tali karet Gambar 3: Current meter Motor penarik Susunan Peralatan untuk Menentukan Tegangan dan Bentuk Kelengkungan Trammel Net 120 cm 46,5 cm Gambar 4: Konstruksi Model Trammel Net HASIL DAN PEMBAHASAN Drag F Dn dan Lift F Ln Jaring. Studi mengenai hubungan antara tahanan jaring terhadap arus telah dipelajari oleh Miyatake (1927), Miyamoto et. all, (1952), Miyamoto dan Nomura (1953), dan Tauti (1934). Nilai tahanan
4 41 Pengaruh Arus Terhadap Tegangan dan Bentuk sangat ditentukan oleh sudut antara jaring dengan arus. Persamaan yang menggambarkan hubungan antara kecepatan arus V dengan tahanan dituliskan pada Tabel 1. Tabel 1: Persamaan drag F Dn dan lift F Ln kerangka+jaring dan kerangka pada berbagai sudut hadang. No Kerangka + jarring Kerangka ( o ) Drag F Dn Lift F Ln Drag F Dn Lift F Ln ,61 V 1,55 0,082 V 1,95 0,071 V 1,66 0,0094 V 2, ,5 1,25 V 1,64 0,100 V 2, ,46 V 1,66 0,243 V 1, ,5 2,32 V 1,61 0,911 V 1, ,99 V 1,64 0,106 V 2,10 0,108 V 1,69 0,0184 V 2,51 Drag F Dn. Pada Gambar 5 berdasarkan Tabel 1 didapatkan persamaan drag hasil perhitungan, yaitu F Dn = -0,0089( - 90) ,0 (10 cm/detik), F Dn = -0,0279( - 90) ,7 (20 cm/detik), F Dn = -0,0543( - 90) ,2 (30 cm/detik), F Dn = -0,0870( - 90) ,7 (40 cm/detik), dan F Dn = -0,1260( - 90) ,2(50 cm/detik). Penyederhanaannya menjadi F Dn = - a ( -90) 2 +b. Hubungan antara kecepatan arus V dengan a dan b digambarkan dengan persamaan a = 0, V 1,64 dan b = 2,11 V 1,63. Oleh karena itu, persamaan untuk menghitung drag menjadi F Dn = - 0, V 1,64 ( -90) 2 + 2,11 V 1,63. Perhitungan Eksperimen V = 50 cm/det. V = 40 cm/det. V = 30 cm/det. V = 20 cm/det. V = 10 cm/det. Gambar 5: Perbandingan Antara Drag Jaring Hasil Perhitungan dan Eksperimen Lift F Ln. Cara penghitungan lift sama dengan drag. Nilai lift = 0 pada = 0 dan 90 o. Dari Gambar 6, ada 3 persamaan berdasarkan interval sudut. F Ln = (0,243V 1,97 /45) untuk 0 o 45 o, F Ln = (0,911V 1,79-0,243V 1,97 )/22,5 ]( - 45) + 0,243V 1,97 (45 o 67,5 o ) dan F Ln = - (0,911V 1,79 /22,5)( - 67,5) + 0,911V 1,79 (67,5 o 90 o ).
5 42 Jurnal Mangrove dan Pesisir, IX (1): Puspito Gambar 6: Perbandingan antara Lift Jaring Hasil Perhitungan dan Pengujian pada Kecepatan Arus V = 10, 20, 30, 40, dan 50 cm/detik. Drag F Df dan Lift F Lf Tali Pelampung. Gambar 7 memperlihatkan drag dan lift yang bekerja pada sebuah tali pelampung akibat dialiri oleh arus. Besarnya gaya-gaya ini tergantung pada sudut hadang, kecepatan arus V dan kedalaman pelampung. Dari hasil pengukuran didapatkan beberapa persamaan yang menerangkan hubungan antara kecepatan arus V dengan drag F Df dan lift F Lf (Tabel 2). Tabel 2: Persamaan Drag untuk Sudut = 0 o (f df0) dan 90 o (f df90) pada setiap Persentase Penenggelaman ps. No. Ps F Df0 F Df % 0,00214 V 2,20 0,0544 V 1, % 0,00278 V 2,20 0,1090 V 1, % 0,00380 V 2,20 0,1790 V 1, % 0,00495 V 2,20 0,2750V 1,88 36% 50% 64% 100% F Lf F Df Kisaran sudut s Gambar 7: Drag dan Lift yang Bekerja pada Tali Pelampung Drag F Df. Persamaan yang menjelaskan hubungan antara drag dan kecepatan arus adalah F Df = av b. Nilai a akan meningkat dengan bertambahnya persentase penenggelaman Ps dan sudut. Dari perhitungan didapatkan persamaan F Df0 = a D0 V 2,20 dan F Df90 = a Df90 V 1,88 (Tabel 2). Hubungan antara Ps dengan a D0 dan a D90 digambarkan dengan persamaan a D0 = 0, Ps + 0, dan a D90 = 0,00343 Ps - 0,0601. Miyazaki (1964d) menuliskan rumus untuk menentukan drag, yaitu F Df = F Df90 sin 2 + F Df0 cos 2. Lift F Lf. Persentase penenggelaman Ps 50% dijadikan acuan pada penentuan lift. Nilai a L dari ke-4 Ps harus dibagi dengan nilai a L pada Ps 50% (a L50 ). Rumusnya menjadi F Lf15 = 0,0039 V 2,05 untuk sudut = 15 o, F Lf30 = 0,0190 V 1,93 ( = 30 o ), F Lf45 = 0,0516 V 1,80 ( = 45 o ), F Lf60 = 0,0911 V 1,65 ( = 60 o ), dan F Lf75 = 0,1420 V 1,35 ( = 75 o ).
6 43 Pengaruh Arus Terhadap Tegangan dan Bentuk Adapun hubungan antara a L /a L50 dan Ps dijelaskan dengan persamaan a L /a L50 = 0,0341 Ps 0,686. Dari grafik yang menggambarkan hubungan antara sudut dan nilai lift hasil penelitian, selanjutnya ditentukan sudut maksimum s (Tabel 3). Perubahan nilai sudut s hanya disebabkan oleh kecepatan arus V dan bukan persentase penenggelaman Ps. Hubungan antara sudut s dan V dituliskan dalam bentuk s = 61,3-0,157 V. Sudut s dipakai untuk menghitung lift F L secara teoritis dengan persamaan F Lf = F Lfmax (sin 90/ s - ) 2,5 untuk 0 s dan F Lf = F Lfmax (cos 90 /(90 - s )( - s )) 1,5 ((s ( ( ( 90o). Penyederhanaan kedua rumus tersebut menjadi QUOTE. Hubungan antara a L dan sudut s dijelaskan pada Gambar 8. Persamaan yang didapatkan dari Ps 50% pada 45 o 60 o adalah a L = 0,00263 s 0,0667. Hubungan antara sudut dan b L pada Ps 50% dijelaskan dengan persamaan b L = 2,25 0,0100 s. Tabel 3: Nilai a L dan b L yang Baru Setelah Nilai b L Diseragamkan pada Kecepatan Arus 30 cm/detik. No. V arus s Rata- (cm/det) 36% 50% 64% 100% Rata , , , , , ,0 Gambar 8: Hubungan antara Sudut Maksimum s dengan a L. Tegangan dan Bentuk Kelengkungan Model Trammel Net. Gambar 9 menjelaskan bentuk model trammel net akibat pengaruh arus. Posisi awal model trammel net adalah sejajar dengan sumbu y dari suatu sistem koordinat empat persegi panjang. Sistem koordinat yang bergerak (X,Y) dengan titik pusat O (x a,y a ) terletak pada puncak kelengkungan. Elemen ds pada sembarang titik di sepanjang model trammel net dalam kondisi keseimbangan dibawah pengaruh 1. tegangan T dan T+dT, 2. drag F d, dan 3. lift F L. Tegangan sudut memiliki nilai negatif jika terletak pada sisi kiri kelengkungan dan positif di sisi kanan kelengkungan. Masing-masing sudut dinyatakan sebagai 1 dan 2.
7 44 Jurnal Mangrove dan Pesisir, IX (1): Puspito F DD y /2+ T A F LL (-) Y d d Sisi kiri T + dt F D O (x a,y a) /2- M X T S(+) S(+) 1(+) x F L 2(-) 45 o ds (+) Sisi kanan d 0 B T + Gambar 9: Bentuk Kelengkungan dan Gaya-gaya yang Bekerja pada Elemen ds pada Sisi Kiri dan Kanan Puncak Kelengkungan Model Trammel Net Akibat Dialiri Arus (1). Pemecahan sisi kiri puncak kelengkungan Keseimbangan gaya dan geometri elemen ds dijelaskan oleh persamaan berikut (Pode, 1951 dan Kawakami, 1981). Diketahui bahwa: dan 1. 2 dan 3 Mengingat d sangat kecil, maka persamaan 1 dan 2 menjadi:. 4 dan 5 Pembagian antara persamaan 5 dengan 6 akan menghasilkan persamaan berikut Integrasi persamaan 7 pada kondisi T = T o untuk = 0 o menghasilkan persamaan berikut. Substitusi persamaan 8 ke 6 menghasilkan persamaan berikut Selanjutnya, substitusi persamaan 9 kedalam persamaan 3 dan 4 menghasilkan:
8 45 Pengaruh Arus Terhadap Tegangan dan Bentuk dan Terakhir, 2 persamaan berikut didapatkan. dan (2). Pemecahan sisi kanan puncak kelengkungan Kondisi keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada elemen ds adalah: dan Mengingat T = T o untuk = 0, maka sebagai akibatnya: dan Pembagian antara persamaan 16 dengan 17 memberikan hasil berikut:. 19 Integrasi persamaan 19 akan menghasilkan persamaan:. 20 Substitusi persamaan 20 kedalam persamaan 17 mengakibatkan:. 21 Substitusi persamaan 21 kedalam persamaan 3 dan 4 akan menghasilkan dx dan dy. Selanjutnya, nilai x dan y dapat ditentukan dengan persamaan 12 dn 13. Koordinat kelengkungan dan tegangan pada kedua ujung tali pelampung model trammel net dapat dihitung secara numerik setiap = 0,1 o dengan persentase penenggelaman 50%. Perhitungan didasarkan atas persamaan 3 sampai dengan persamaan 21. Tegangan T 1 pada ujung bergerak model trammel net didapatkan dari rumus T 1 = T e / cos ( - 1 ). T e adalah tegangan yang diperoleh dari penelitian. Penentuan tegangan dan bentuk tali ris pelampung model trammel net ternyata hanya dapat dilakukan mulai dari titik ukur 4. Bentuk kelengkungan model trammel net ketika ujung bergeraknya berada pada titik 2 dan 3 sangat tidak stabil. Pelampung yang berada dekat dengan puncak kelengkungan selalu bergerak turun-naik. Akibatnya, perekaman data sangat sulit dilakukan. Gambar 10 menjelaskan tegangan T 1 trammel net yang didapat dari eksperimen dan perhitungan. Gambar 11 mengilustrasikan bentuk kelengkungan model trammel net. Tegangan dan bentuk kelengkungan yang didapat dari penelitian relatif sama dengan bentuk kelengkungan yang dihasilkan dari perhitungan. Dengan demikian, tegangan dan bentuk kelengkungan model trammel net yang dialiri arus dapat diperkirakan dengan perhitungan matematis.
9 46 Jurnal Mangrove dan Pesisir, IX (1): Puspito Perhitungan Eksperimen Gambar 10: Tegangan T 1 model trammel net pada setiap titik pengukuran akibat dialiri arus dengan kecepatan 19,5 cm/detik. Perhitungan Eksperimen Gambar 11: Bentuk kelengkungan model trammel net akibat dialiri arus dengan kecepatan 19,5 cm/detik. KESIMPULAN Tiga kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian adalah : 1. Persamaan untuk menghitung drag F Dn dan lift F Ln jaring dirumuskan dengan F Dn =- 0,000205V 1,64 ( -90) 2 + 2,11 V 1,63 dan F Ln = (0,243V 1,97 /45) (0 o 45 o ), F Ln = [(0,911V 1,79-0,243V 1,97 )/22,5 ]( - 45) + 0,243V 1,97 (45 o 67,5 o ) dan F Ln = - (0,911V 1,79 /22,5)( - 67,5) + 0,911V 1,79 (67,5 o 90 o ); 2. Persamaan yang dapat menggambarkan tahanan hidrodinamik tali pelampung adalah F Df = F Df90 sin 2 + F Df0 cos 2, F Lf = F Lfmax (sin 90/ s - ) 2,5 untuk 0 s dan F Lf = F Lfmax (cos 90 /(90 - s )( - s )) 1,5 untuk s 90; dan 3. Tegangan dan bentuk kelengkungan model trammel net yang didapat dari hasil perhitungan secara matematis hampir sama dengan hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA Kawakami, T An introduction to fishing analysis. Kouseisha Kouseikaku, Tokyo Miyatake On the plane nets I. Resistance of plane nets in water. J. Imp. Fis. Inst, 23(2), Tokyo, Japan. Miyamoto, H., M. Nomura, and Y. Shimozaki Resistance of plane net against the flow of water-ii. Effect of knot type on the resistance of net. Bull. Jp. Soc. Fish., 17(8,9), Tokyo, Japan Miyamoto, H. & M. Nomura Resistance of plane net against the flow of water-ii. Effect of different shape of the mesh upon the resistance of net against the flow. Bull. Jp. Soc. Fish., 18(7), Tokyo, Japan Miyazaki, Y Basic investigation on the resistance of fishing nets-(i). The resistance of wire gauges. J. Tokyo University of Fisheries, 50, Tokyo, Japan Miyazaki, Y Basic investigation on the resistance of fishing nets-(vi). The resistance of plane nets placed
10 47 Pengaruh Arus Terhadap Tegangan dan Bentuk obliquely to the stream. J. Tokyo University of Fisheries, 50, Tokyo, Japan Miyazaki, Y Basic investigation on the resistance of fishing nets-(iv). The resistance of ropes and plane nets in water. J. Tokyo University of Fisheries, 50, Tokyo, Japan Miyazaki, Y Basic investigation on the resistance of fishing nets-(v). The resistance of ropes placed obliquely to the stream. J. Tokyo University of Fisheries, 50, Tokyo, Japan Miyazaki, Y and T. Takahashi Basic investigation on the resistance of fishing nets-(iii). The Resistance of plane nets. J. Tokyo University of Fisheries, 50, Tokyo, Japan. pp Miyazaki, Y and T. Takahashi Basic investigation on the resistance of fishing nets-(ii). The resistance of ropes. J. Tokyo University of Fisheries, 50, Tokyo, Japan Pode Tables for computing the equilibrium configuration of a flexible cable in a uniform stream. Rep. David Taylor Model Basin 687, Washington Tauti,M The force acting onthe plane net ini motion trough the water. Bull. Jp. Soc. Fish., 3(1), Tokyo, Japan. 1-4.
PEMBAGIAN KEKENDURAN PADA TRAMMEL NET: PENGARUHNYA TERHADAP KOMPOSISI DAN KERAGAMAN HASIL TANGKAPAN SUGENG HARTONO
PEMBAGIAN KEKENDURAN PADA TRAMMEL NET: PENGARUHNYA TERHADAP KOMPOSISI DAN KERAGAMAN HASIL TANGKAPAN SUGENG HARTONO DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT
Lebih terperinciHASAN BASRI PROGRAM STUDI
PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP TAMPILAN GILLNET : UJI COBA DI FLUME TANK HASAN BASRI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance
HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance Oleh: Yopi Novita 1 *, Budhi H. Iskandar 1 Diterima: 14 Februari
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net) ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciB.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis
BAB II RESULTAN (JUMLAH) DAN URAIAN GAYA A. Pendahuluan Pada bab ini, anda akan mempelajari bagaimana kita bekerja dengan besaran vektor. Kita dapat menjumlah dua vektor atau lebih dengan beberapa cara,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon (Lampiran 1). Survey dan persiapan penelitian seperti pencarian jaring,
Lebih terperinci3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar
21 3METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada tanggal 15 September 11 Desember 2010 ini bertempat di TPI Palabuhanratu. Sukabumi Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi eksperimen langsung
Lebih terperinci1. Mendeskripsikan proses pelolosan ikan pada tiga jenis BRD yaitu TED super shooter, square mesh window dan fish eye
85 6 PROSES PELOLOSAN IKAN MELALUI BYCATCH REDUCTION DEVICE (BRD): PERCOBAAN LABORATORIUM 6. Pendahuluan Pemasangan bycatch reduction device pada trawl ditujukan untuk mengurangi ikan-ikan hasil tangkapan
Lebih terperinciBAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA
BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA Pada bab ini, kita akan mempelajari pengaruh gaya-gaya yang bekerja pada suatu partikel. Pemakaian kata partikel tidak berarti bahwa kita membatasi pelajaran
Lebih terperinciUji Kompetensi Semester 1
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi tiga lapis (trammel net ) induk udang ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Error! Bookmark not defined. Prakata...ii Pendahuluan...
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Pelaksanaan penelitian terbagi
Lebih terperinciBAB I GAYA PADA BIDANG DATAR
BAB I GAYA PADA BIDANG DATAR Pada bab ini, kita akan mempelajari pengaruh gaya gaya yang bekerja pada suatu partikel. Pemakaian kata partikel tidak berarti bahwa kita membatasi pelajaran kita pada benda
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Penamaan Benda Uji Variasi yang terdapat pada benda uji meliputi diameter lubang, sudut lubang, jarak antar lubang, dan panjang
Lebih terperinciAPLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2
Kurikulum 3/6 matematika K e l a s XI APLIKASI TURUNAN ALJABAR Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Dapat menerapkan aturan turunan aljabar untuk
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
ANALISIS AERODINAMIKA AIRFOIL NACA 2412 PADA SAYAP PESAWAT MODEL TIPE GLIDER DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS COMPUTIONAL FLUID DINAMIC UNTUK MEMPEROLEH GAYA ANGKAT MAKSIMUM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi jaring insang banyar
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang banyar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2. Istilah
Lebih terperinciBAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK
BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan
Lebih terperinciBAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG. Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang
BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG A. PENGERTIAN Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang yang dihubungkan satu dengan lainnya untuk menahan gaya luar secara bersama-sama.
Lebih terperinciBab 3 (3.1) Universitas Gadjah Mada
Bab 3 Sifat Penampang Datar 3.1. Umum Didalam mekanika bahan, diperlukan operasi-operasi yang melihatkan sifatsifat geometrik penampang batang yang berupa permukaan datar. Sebagai contoh, untuk mengetahui
Lebih terperinciABSTRAK Desty Maryam. Pengaruh kecepatan arus terhadap komponen desain jaring millenium (percobaan dengan prototipe dalam flume tank
PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP KOMPONEN DESAIN JARING MILLENIUM (Percobaan dengan Prototipe dalam Flume Tank) Desty Maryam SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciSAMBUTAN. Jakarta, Nopember 2011. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pengujian dilakukan di Laboratorium Keairan dan Lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Didapatkan hasil dari penelitian dengan aliran superkritik
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciDinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ARUS DAN MESH SIZE TERHADAP DRAG FORCE DAN TINGGI JARING GOYANG PADA PERCOBAAN DI FLUME TANK MUHAMMAD RIFKI SKRIPSI
PENGARUH KECEPATAN ARUS DAN MESH SIZE TERHADAP DRAG FORCE DAN TINGGI JARING GOYANG PADA PERCOBAAN DI FLUME TANK MUHAMMAD RIFKI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN
Lebih terperinciPengaruh Panjang Tali Pada Bandul Matematis Terhadap Hasil Perhitungan Percepatan Gravitasi Bumi ARTIKEL. Oleh: Yunus Erdamansyah NIM
Pengaruh Panjang Tali Pada Bandul Matematis Terhadap Hasil Perhitungan Percepatan Gravitasi Bumi ARTIKEL Oleh: Yunus Erdamansyah NIM 080210192055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih
TINJAUAN PUSTAKA Alat Tangkap Jaring Insang (Gill net) Jaring insang (gill net) yang umum berlaku di Indonesia adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciTegangan Dalam Balok
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS Tegangan Dalam Balok Pertemuan 9, 0, TIU : Mahasiswa dapat menghitung tegangan yang timbul pada elemen balok akibat momen lentur, gaya normal, gaya
Lebih terperinciMEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN
Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian penangkapan ikan dengan menggunakan jaring arad yang telah dilakukan di perairan pantai Cirebon, daerah Kecamatan Gebang, Jawa Barat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar
Lebih terperinciBAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA
BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum
Lebih terperinciV. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik
V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB IV INTERPRETASI KUANTITATIF ANOMALI SP MODEL LEMPENGAN. Bagian terpenting dalam eksplorasi yaitu pengidentifikasian atau
BAB IV INTERPRETASI KUANTITATIF ANOMALI SP MODEL LEMPENGAN Bagian terpenting dalam eksplorasi yaitu pengidentifikasian atau pengasumsian bentuk dan kedalaman benda yang tertimbun. Berbagai macam metode
Lebih terperinciBAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS
BAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS A. Pengertian Pesamaan Garis Lurus Persamaan garis lurus adalah suatu fungsi yang apabila digambarkan ke dalam bidang Cartesius akan berbentuk garis lurus. Garis lurus ini
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SUDUT PEMAKUAN DAN BEBAN TEKAN AKSIAL SEJAJAR SERAT PADA SAMBUNGAN BERHIMPIT PAPAN KAYU
POLITEKNOLOGI VOL.12 NO.1 JANUARI 2013 HUBUNGAN ANTARA SUDUT PEMAKUAN DAN BEBAN TEKAN AKSIAL SEJAJAR SERAT PADA SAMBUNGAN BERHIMPIT PAPAN KAYU MURSID 1, PUTERA AGUNG.M.AGUNG 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum
Lebih terperinciUkuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;
PRAKTEK MENGGAMAR DAN MEMACA DESAIN ALAT TANGKAP IKAN 1. Petunjuk Umum Menggambar Desain Alat tangkap a. Dibuatkan kotak pembatas gambar b. Terdapat Judul, Kode alat, hasil tangkapan, Ukuran Utama kapal
Lebih terperinciJika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol
HUKUM I NEWTON Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ΣF = 0 maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA
PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan
Lebih terperinciBAB II PELENGKUNG TIGA SENDI
BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI 2.1 UMUM Struktur balok yang ditumpu oleh dua tumpuan dapat menahan momen yang ditimbulkan oleh beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut, ini berarti sebagian dari penempangnya
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
17 BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal jurnal dan segala referensi yang mendukung guna kebutuhan penelitian. Sumber yang diambil adalah sumber yang berkaitan
Lebih terperinciMETODE FLOATING OBJECT UNTUK PENGUKURAN ARUS MENYUSUR PANTAI
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli - Desember 2012 METODE FLOATING OBJECT UNTUK PENGUKURAN ARUS MENYUSUR PANTAI Hasdinar Umar Jurusan Teknik Perkapalan - Fakultas Teknik
Lebih terperinciFISIKA XI SMA 3
FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,
Lebih terperinciBentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran
Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1
Lebih terperinciTINJAUAN TERHADAP SIKLOID TERBALIK TERKAIT MASALAH BRACHISTOCHRONE
TINJAUAN TERHADAP SIKLOID TERBALIK TERKAIT MASALAH BRACHISTOCHRONE Mohammad Lutfi Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan Email: lutfi_plhld@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini merupakan
Lebih terperinciRespect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Torsi. Pertemuan - 7
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Torsi Pertemuan - 7 TIU : Mahasiswa dapat menghitung besar tegangan dan regangan yang terjadi pada suatu penampang TIK : Mahasiswa dapat menghitung
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK
KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK Posisi titik materi dapat dinyatakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suatu bidang datar maupun dalam bidang ruang. Vektor yang dipergunakan untuk menentukan posisi disebut
Lebih terperinciMEKANIKA BESARAN. 06. EBTANAS Dimensi konstanta pegas adalah A. L T 1 B. M T 2 C. M L T 1 D. M L T 2 E. M L 2 T 1
MEKANIKA BESARAN 01. EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan
Lebih terperinciSelain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor
Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh :
Lebih terperinciKeep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1
VEKTOR 3/8/007 Fisika I 1 BAB I : VEKTOR Besaran vektor adalah besaran yang terdiri dari dua variabel, yaitu besar dan arah. Sebagai contoh dari besaran vektor adalah perpindahan. Sebuah besaran vektor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Stabilitas Lereng Pada permukaan tanah yang miring, komponen gravitasi cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciKODE SOAL A (NO ABSEN GANJIL) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...
KODE SOL (NO SEN GNJIL) SOL ULNGN FORMTIF II Nama : MT PELJRN : FISIK Kelas / No bsen :.../... KELS : X Pilihlah Jawaban yang benar dengan memberi tanda silang pada pilihan jawaban yang tersedia!!! (Cara
Lebih terperinciGambar solusi 28
Gambar solusi 27 Gambar solusi 28 Gambar solusi 29 Gambar solusi 30 Gambar solusi 31 Gambar solusi 32a Gambar solusi 32b Gambar solusi 32c Gambar solusi 40 Gambar soal no 27 Gambar soal no 28 Gambar soal
Lebih terperinciLampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 1. Ilustrasi Peta Lokasi Penelitian 42 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 3. Alat yang Digunakan GPS (Global Positioning System) Refraktometer Timbangan Digital
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Pengujian
Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak
Lebih terperinciBAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA
BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek Satuan Pendidikan E. Penerapan
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP DINAMIKA JARING KEJER PADA PERCOBAAN DI FLUME TANK
PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP DINAMIKA JARING KEJER PADA PERCOBAAN DI FLUME TANK SINGGIH PRIHADI AJI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT
Lebih terperinciPUSAT MASSA DAN TITIK BERAT
PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusat
Lebih terperinciKata kunci : Floating cage net, Elemen hingga, Beban arus, Respon tegangan, Deformasi.
STUDI RESPON FLOATING CAGE NET TERHADAP GAYA ARUS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Gunawan 1, Ahmad Fauzan Zakki 1, Berlian Arswendo A. 1 1) Jurusan S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciv adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =
v adalah kecepatan bola A: v = ωr. ω adalah kecepatan sudut bola A terhadap sumbunya (sebenarnya v dapat juga ditulis sebagai v = d θ dt ( + r), tetapi hubungan ini tidak akan kita gunakan). Hukum kekekalan
Lebih terperinciBAB II KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
BAB II KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah elemen kecil yang tidak mengalami perubahan bentuk apabila dikenai gaya. Struktur dua dimensi dapat diartikan sebuah struktur pipih yang mempunyai panjang
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciJawaban Soal OSK FISIKA 2014
Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam
Lebih terperinciBAB I TEGANGAN DAN REGANGAN
BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN.. Tegangan Mekanika bahan merupakan salah satu ilmu yang mempelajari/membahas tentang tahanan dalam dari sebuah benda, yang berupa gaya-gaya yang ada di dalam suatu benda yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan
31 BAB III PERANCANGAN ALAT Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan mekanik alat, perancanga elektronik dan perancangan perangkat lunak meliputi program yang digunakan,
Lebih terperinciBAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika
25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan
Lebih terperinciPENELITIAN MEKANISME STALL AKIBAT PERKEMBANGAN GELEMBUNG SEPARASI PADA SAYAP NACA 0017 SECARA EKSPERIMEN Dl TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK
= PENELITIAN MEKANISME STALL AKIBAT PERKEMBANGAN GELEMBUNG SEPARASI PADA SAYAP NACA 0017 SECARA EKSPERIMEN Dl TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK Agus Aribowo Penditi Unit Uji Aerodinamika, LAPAN ABSTRACT This paper
Lebih terperinciMENJUMLAH VEKTOR. No Besaran Skalar Besaran Vektor
MENJUMLAH VEKTOR Kompetensi Siswa 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN PANJANG BENANG JARING Polyamide (PA) YANG DIRENDAM DIDALAM AIR TAWAR DAN AIR LAUT OLEH TRI RAHMADHANI
STUDI PERUBAHAN PANJANG BENANG JARING Polyamide (PA) YANG DIRENDAM DIDALAM AIR TAWAR DAN AIR LAUT OLEH TRI RAHMADHANI FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 217 STUDI PERUBAHAN PANJANG
Lebih terperinciPERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 2016. ISSN.1412-2960 PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lab. Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung untuk mensimulasikan kemampuan tangki toroidal penampang
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Sifat Jaring. Raharjo (1978) yang diacu oleh Robinson (1981) menyebutkan bahwa selama
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Jaring Material yang digunakan untuk membentuk alat penangkapan ikan menghendaki persyaratan tertentu. Selwuh persyaratan ini sebaiknya diketahui, apalagi setiap material
Lebih terperinciBab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI
Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan
Lebih terperinciSOAL TRY OUT FISIKA 2
SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah
Lebih terperinci1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar
1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring katrol licin T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring N mg cos =0, (2) torka terhadap pusat silinder: TR fr=0. () Dari persamaan () didapat T=f.
Lebih terperinciHASAN BASRI PROGRAM STUDI
PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP TAMPILAN GILLNET : UJI COBA DI FLUME TANK HASAN BASRI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GERAK PADA BIDANG MIRING. (Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Fisika Dasar I) Dosen Pengampu : Drs.Suyoso, M.Si.
LAPORAN PRAKTIKUM GERAK PADA BIDANG MIRING (Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Fisika Dasar I) Dosen Pengampu : Drs.Suyoso, M.Si. DISUSUN OLEH : NAMA : SITI NUR ALFIASARAH NIM : 16306141004 KELAS :
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Pengaruh Geometri Lunas Berbentuk
Lebih terperinciSANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R
DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.
Lebih terperinciANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.
PEMBERIAN UKURAN ANGKA UKUR Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. ANGKA UKUR Jika angka ukur ditempatkan
Lebih terperinciPembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT
Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal
Lebih terperinciGeometri pada Bidang, Vektor
Jurusan Matematika FMIPA Unsyiah September 9, 2011 Sebuah kurva bidang (plane curve) ditentukan oleh pasangan persamaan parametrik x = f(t), y = g(t), t dalam I dengan f dan g kontinu pada selang I. I
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian penangkapan rajungan dengan menggunakan jaring kejer dilakukan di perairan Gebang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Penelitian
Lebih terperinciAWAL GERAK BUTIR SEDIMEN
AWAL GERAK BUTIR SEDIMEN April 14 Transpor Sedimen 2 Konsep Awal Gerak Awal gerak butir sedimen sangat penting dalam kaitannya dengan studi tentang transpor sedimen, degradasi dasar sungai, desain saluran
Lebih terperinci1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.
1. Translasi dan rotasi 1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 2. Alat dan ahan Kereta dinamika : 1. Kereta dinamika 1 buah 2. eban tambahan @ 200 gram
Lebih terperinciLENDUTAN (Deflection)
ENDUTAN (Deflection). Pendahuluan Dalam perancangan atau analisis balok, tegangan yang terjadi dapat ditentukan dari sifat penampang dan beban-beban luar. Pada prinsipnya tegangan pada balok akibat beban
Lebih terperincia menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1
1. Koordinat Cartesius Sistem koordinat Cartesius terdiri dari dua garis yang saling tegak lurus yang disebut sumbu Sumbu horizontal disebut sumbu X dan sumbu vertikal disebut sumbu Y Tiap sumbu mempunyai
Lebih terperinciSIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 200 mm
Simulasi dan Perhitungan Spin Roket... (Ahmad Jamaludin Fitroh et al.) SIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 00 mm Ahmad Jamaludin Fitroh *), Saeri **) *) Peneliti Aerodinamika, LAPAN
Lebih terperinciFUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.
FUNGSI Fungsi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel dibedakan :. Variabel bebas yaitu variabel yang besarannya dpt ditentukan sembarang, mis:,, 6, 0 dll.. Variabel terikat yaitu variabel
Lebih terperinci(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8
. Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +
Lebih terperinciPENGGUNAAN TURUNAN IKA ARFIANI, S.T.
PENGGUNAAN TURUNAN IKA ARFIANI, S.T. MASALAH MAKSIMUM DAN MINIMUM Misalkan f fungsi dua variable maka f dikatakan mencapai maksimum relatif di titik (a,b) jika terdapat kitaran dari (a,b) demikian sehingga
Lebih terperinciMENGETAHUI KOEFISIEN GESEK STATIK DAN KINETIS MELALUI KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN
MENGETAHUI KOEFISIEN GESEK STATIK DAN KINETIS MELALUI KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN Hernawati Dosen pada Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar e-mail: Hernawati@uin-alauddin.ac.id
Lebih terperinciTRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL
TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL 7 th International Junior Science Olympiad (IJSO) 11 th Initational World Youth Mathematics Intercity Competition (IWYMIC) MODUL FISIKA GERAK (Sumber: College Physics,
Lebih terperinciMENENTUKAN PERCEPATAN BENDA PADA SUDUT YANG BERBEDA
1 MENENTUKAN PERCEPATAN BENDA PADA SUDUT YANG BERBEDA Arif Rahman E-mail : ar_rachmman@yahoo.co.id Program S-1 Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Lebih terperinci